Roro Yodita Fitri 123020360 -...

44
KAJIAN PERBANDINGAN SARI KACANG KORO DAN SUSU SAPI DALAM PEMBUATAN KEJU COTTAGE Roro Yodita Fitri 123020360

Transcript of Roro Yodita Fitri 123020360 -...

KAJIAN PERBANDINGAN SARI KACANG KORO DAN SUSU SAPI DALAM PEMBUATAN KEJU

COTTAGE

Roro Yodita Fitri

123020360

LATAR BELAKANG

IDENTIFIKASI MASALAH

Adalah bagaimana korelasi penggunaan sari kacang koro pedang dan

susu sapi dengan perbandingan yang bervariasi dalam pembuatan keju

cottage.

MAKSUD DAN TUJUAN

Untuk mengetahui perbandingan

sari kacang koro pedang dan

susu sapi yang tepat dalam

pembuatan keju cottage dengan

mengetahui kolerasi

perbandingan terpilih terhadap

kadar protein, kadar air pada

keju cottage.

Untuk mempelajari

perbandingan sari kacang koro

pedang dan susu sapi dalam

pembuatan keju cottage dan

untuk menjadikan kacang koro

pedang sebagai alternatif

bahan campuran dalam

pembuatan keju cottage.

Maksud Tujuan

MANFAAT PENELITIAN Memberikan

informasi tentang

pembuatan keju

cottage dengan

metode pengasaman

langsung dengan

ekstrak buah nenas.

Memberikan

informasi untuk

meningkatkan

produk olahan

kacang koro

pedang.

.

Meningkatkan

nilai tambah

terhadap kacang

koro pedang.

Memberikan informasi

tentang kajian variasi

perbandingan sari

kacang koro pedang

dan susu sapi dalam

pembuatan keju

cottage dengan

penambahan ekstrak

bonggol dan mata

nenas.

KERANGKA PEMIKIRAN Menurut Badan POM RI (2006), keju tanpa pemeraman (keju

mentah) adalah keju yang tidak diperam (dimatangkan) yang siap

santap, termasuk diantaranya adalah keju cottage. Keju cottage ini

dapat dibuat dari susu segar, susu segar yang dihilangkan lemaknya,

susu rekombinasi atau susu rekonstitusi.

Menurut Carvalho (2007), Chandan (1996), Razig & Babiker (2009),

teknik pembuatan keju dengan direct acidification atau pengasaman

langsung dapat menghasilkan keju lunak dan berwarna putih (white soft

cheese) dan dikonsumsi tanpa melalui proses pematangan (ripening).

Eksplorasi terhadap teknik direct acidification, utamanya yang

menggunakan ekstrak buah, masih sangat terbatas.

Menurut Sardjoko (1991), enzim bromelin dapat digunakan untuk

menggumpalkan kasein dalam produk olahan susu, meskipun menurut Rosyidah

(2003), koagulan yang berasal dari tumbuhan mempunyai aktivitas proteolitik

yang tinggi. Untuk itu perlu dikaji lebih lanjut mengenai analisis fisik, analisis

kimiawi, besarnya konsentrasi penambahan ekstrak buah nanas dan organoleptik

agar disukai oleh konsumen.

Penelitian yang dilakukan oleh Firman Jaya (2009), menyatakan bahwa keju cottage

yang dibuat dari subtisusi dari susu sapi dan susu kacang kedelai dengan menggunakan

bahan penggumpal ekstrak nenas menghasilkan kadar protein keju karena perlakuan

proporsi susu dan ekstrak nanas berkisar 10,338-12,773%. Kadar air keju akibat

perlakuan penambahan ekstrak nenas berkisar antara 70,5 85,775%. Kadar pH keju

karena perlakuan proporsi susu dan ekstrak nanas berkisar antara 4,358-4,748.

Penelitian yang dilakukan oleh Wisnu Cahyadi (2007), menyatakan bahwa hasil analisis

terhadap respon yang diamati, menunjukkan bahwa sampel keju cottage (perbandingan

susu sapi dengan susu kedelai 50%:50% dan jenis asam sitrat 1%) adalah sampel

terpilih dengan kadar air 66,424%, kadar protein 13,399%, kadar abu 1,167% dan

kekentalan 150,000 dpa-s. Perlakuan terbaik ini kemudian dilakukan analisis kimia

terhadap kadar lemak dan dihasilkan kadar lemak sebesar 7,517%.

Penelitian yang dilakukan oleh Chandra (2014) menyatakan bahwa kadar air, lemak,

protein pada selai yang dihasilkan adalah sebesar 5,42%, 5,36%, 24,23% dan hasil uji

sensori didapatkan hasil bahwa penambahan tepung koro pedang hingga 50% pada

selai kacang akan menghasilkan karakteristik sensori yang dapat diterima oleh panelis.

Diduga adanya kolerasi perbandingan sari kacang koro dan susu

sapi dalam pembuatan keju cottage yang bervariasi.

HIPOTESIS

TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

Tempat penelitian dilakukan di

Laboratorium Teknologi Pangan

Universitas Pasundan Bandung.

Waktu penelitian dilakukan mulai dari

bulan April 2016 sampai selesai.

BAHAN DAN ALAT PENELITIAN

BAHAN

Kacang koro pedang putih (Canavalia ensiformis L) sebanyak 7 kg yang diperoleh dari Pasar Gede Bage Bandung, susu sapi sebanyak 8 liter, buah nenas yang berumur 3 bulan sebanyak 3 buah yang diperoleh dari Pasar

Gede Bage Bandung, garam sebanyak 62,5 mg, natrium bikarnobat sebanyak 5 mg dan air sebanyak 9 liter.

NaOH 2,5%, NH4OH 6 N, larutan KI 5%, AgNO3 0,02 N,

garam Kjeldahl, larutan bromocresol green 0,1%, larutan

merah metil 0,1% dalam alcohol 95%, larutan asam borat

2%, H2SO4 pekat, HCl 0,01 N NaOH 30%, HCl 0,1 N,

indikator phenopthalein, batu didih, dan aquadest.

ALAT

Refrigator, blender, baskom, gelas ukur pyrex 250 ml, gelas kimia, pH meter, termometer,

stopwatch, kompor, panci, kain saring, alumunium foil, batang pengaduk dan sendok.

Statif, neraca analitik, tangkrus, labu Kjedhal,

pipet 5,10,15 ml HBG, Erlenmeyer pyrex 250

ml, buret pyrex, labu takar herma, batu didih,

labu bundar, tanur, kawat kasa.

METODE PENELITIAN

(1) Pembuatan sari

kacang koro pedang.

Analisis biji dan sari

kacang koro terhadap

kandungan asam

sianida.

(2) Pembuatan ekstrak

buah nenas yang akan

digunakan sebagai

media penggumpal

protein.

Pengujian pH terhadap

ekstrak bonggol dan

mata nenas, sari

kacang koro dan susu

sapi.

Untuk penentuan konsentrasi

ekstrak bonggol dan mata

nenas, dan waktu koagulasi

yang baik dalam

menggumpalkan protein

pada pembuatan keju

cottage dari campuran sari

kacang koro pedang

dengan susu sapi.

Konsentrasi yang dipakai

sebesar 0%, 2%, 4%, dan

6% (v/v) dengan dengan

waktu koagulasi selama 3

jam, 4 jam, dan 5 jam.

Analisis kadar protein dari

keju cottage tersebut.

Perbandingan yang

digunakan dalam

pembuatan keju cottage

campuran sari kacang koro

dan susu sapi yaitu 1:1

Penelitian Tahap 1

Penelitian Tahap 2

Untuk penentuan

perbandingan sari kacang

koro pedang dan susu

sapi pada keju cottage

dengan penambahan

ekstrak bonggol dan mata

nenas, dan waktu

koagulasi terpilih dari

tahap dua.

Perbandingan yang

digunakan yaitu 1:3, 1:2,

1:1, 2:1, dan 3:1.

Analisis kadar protein,

kadar air dan serta uji

organolpetik dengan

respon rasa, warna, dan

aroma.

Penelitian Tahap 3

RANCANGAN PERLAKUAN

Perbandingan sari kacang koro dan susu sapi 2:1.

Perbandingan sari kacang koro dan susu sapi 3:1.

Terdiri dari 1 faktor:

Perbandingan susu kacang koro dan susu sapi pada pembuatan keju cottage

Perbandingan sari kacang koro dan susu sapi 1:3.

Perbandingan sari kacang koro dan susu sapi 1:2.

Perbandingan sari kacang koro dan susu sapi 1:1.

p1

p2

p3

p4

p5

RANCANGAN PERCOBAAN

Regresi linier sederhana:

𝑌 = 𝑎𝑋 + 𝑏

Dimana:

Y = Variabel tidak bebas sebagai kadar protein dan kadar air.

X = Variabel bebas sebagai konsentrasi ekstrak buah nenas.

a = Intersep/ perpotongan garis regresi dengan sumbu y

b = Koefisien regresi / kemiringan dari garis regresi

𝑎 =(∑Yi) (∑Xi2) – (∑Xi) (∑XiYi)

n∑𝑋𝑖2

– (∑Xi)2

𝑏 =n∑XiYi – (∑Xi) (∑Yi)

n∑Xi2 – (∑Xi)2

TABEL PENDATAAN NILAI VARIABEL BEBAS DAN TIDAK BEBAS

Varibel Tidak Bebas (Y) Variabel Bebas (X)

Y1 X1

Y2 X2

Yn Xn

DENAH (LAY OUT) PENELITIAN

Ulangan I

Ulangan II

Ulangan III

Ulangan IV

Ulangan V

p1 p4 p3 p5 P2

p4 p5 p2 p1 p3

p3 p2 p5 p4 p1

p1 p4 p5 p3 p2

p1 p4 p5 p2 p3

RANCANGAN ANALISIS

Nilai r berlaku 0 > r2 < 1 sehingga,

untuk koefisien kolerasi didapat hubungan -1 < r < +1.

Sehingga apabila:

1. Harga r = -1, menyatakan adanya hubungan linier sempurna tak langsung antara X

dan Y. Disebut juga adanya kolerasi tak langsung atau kolerasi negatif.

2. Harga r = +1, menyatakan adanya hubungan linier yang sempurna langsung antara

X dan Y. Disebut juga kolerasi langsung atau kolerasi positif.

3.Khusus untuk r = 0, maka hendaknya ini ditafsirkan bahwa tidak terdapat hubungan

linier antara variabel-variavel X dan Y.

Untuk mencari atau menentukan hubungan antara variabel bebas terhadap variabel tidak bebas akan dilakukan dengan menghitung kolerasi antara

kedua variabel tersebut terhadap respon yang diukur.

𝑟 = n∑XY – (∑X) (∑Y)𝑛(∑X

2

)– (∑X)2 . n(∑Y)2 − (∑Y)2

Respon Organoleptik

Uji Analisis Kadar Protein

Uji Analisis Kadar

Air

Uji Duo

Trio

Respon Kimia

Uji Analisis Kadar Lemak

RANCANGAN RESPON

DIAGRAM ALIR PEMBUATAN SARI KACANG KORO

Kacang Koro

Pedang

Penimbangan

Perebusan

T = 100oC, t = 180’

Air dan

NaHCO3

0,5%

Penirisan Air Sisa

Perendam

Perendaman 1

t = 3x24 jam

Pengupasan Air Kotor dan

Kulit

Air Bersih

Penghancuran

Air 1 : 3

Sari Kacang

Koro Pedang

Analisis:

Kadar Asam Sianida

Sortasi Kotoran

Air dan

NaHCO3

0,5% Uap

Uap Perebusan

T = 100oC, t = 60’

Penyaringan Ampas

Pasterisasi

T= 75oC

DIAGRAM ALIR PEMBUATAN EKSTRAK BONGGOL DAN MATA NENAS

Buah Nenas

Muda

Trimming Kulit dan

Daging Nenas

Bonggol dan

Mata Nenas

Penghancuran Air 1:1

Penyaringan Ampas

Ekstrak

Bonggol dan

Mata Nenas

Pengujian pH

DIAGRAM ALIR PENELITIAN TAHAP 2

Sari Kacang Koro Pedang

dan Susu Sapi

(1:1)

Pasteurisasi

T = 70-75oC , t = 15’ Uap

Ekstrak Bonggol

dan Mata Nenas

0%,2%, 4% dan

6% (v/v)

Koagulasi

T = 40-45oC

t =3,4,5 jam

Penyaringan Whey

Curd

Penggaraman Garam 1% (g/v)

Pengemasan

Alumunium Foil

Keju Cottage

Analisis:

Kadar Protein

Pengujian pH

DIAGRAM ALIR PENELITIAN TAHAP 3

Sari Kacang Koro Pedang

dan Susu Sapi

(1:3, 1:2, 1:1, 2:1, 3:1)

Pasterisasi

T = 70-75oC , t = 15’ Uap

Ekstrak

Bonggol dan

Mata Nenas

(Konsentrasi

Terpilih) (v/v)

Koagulasi

T = 40-45oC

(Waktu Terpilih)

Penyaringan Whey

Curd

Penggaraman Garam 1% (g/v)

Pengemasan

Alumunium Foil

Keju Cottage

Pengamatan

Respon Kimia:

Kadar Air,

Kadar Protein

Kadar Lemak

Pengamatan

Respon Organoleptik:

Uji Hedonik

HASIL PENELITIAN TAHAP 1

Sampel Kadar HCN (mg/Kg)

Biji Kacang Koro 83,80

Sari Kacang Koro 17,96

Tabel 10. Hasil Analisis Kadar HCN

Sampel pH

Ektrak Bonggol dan Mata Nenas 4

Sari Kacang Koro 7

Susu Sapi 7

Tabel 11. Hasil Analisis Pengujian pH

HASIL PENELITIAN TAHAP 2

Perlakuan pH Kadar

Protein (%) Konsentrasi

Ekstrak Bonggol dan

Mata Nenas (v/v)

Waktu

Koagulasi

(Jam)

Sebelum

Koagulasi

Sesudah

Koagulasi

0 %

3 7 6 23,81

4 7 6 23,81

5 7 6 22,52

2 %

3 5 6 12,86

4 5 6 12,86

5 5 6 12,23

4 %

3 5 6 13,51

4 5 6 14,56

5 5 6 14,80

6 %

3 5 6 16,73

4 5 6 16,08

5 5 6 16,08

Tabel 12. Pelakuan Terpilih Pada Penelitian Tahap 2

HASIL PENELITIAN TAHAP 3

Keju Cottage Dengan Perbandingan

Sari Kacang Koro dan Susu Sapi

Rata-rata

Kadar Protein (%)

3:1 16,86

2:1 15,57

1:1 14,41

1:2 13,38

1:3 12,99

Tabel 13. Kadar Protein (%) Keju Cottage dengan Perbandingan Sari Kacang Koro

dan Susu Sapi yang Berbeda.

y = -0,993x + 17,62

R² = 0,970

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

(3:1) (2:1) (1:1) (1:2) (1:3)

Kad

ar P

rote

in (

%)

Perbandingan Sari Kacang Koro dan Susu Sapi

Kajian perbandingan sari kacang koro dan susu sapi terhadap kadar protein keju cottage

koro menghasilkan persamaan regresi linier adalah y = - 0,993x + 17,62 dengan nilai

koefisien korelasi (r) adalah 0,984 dan nilai koefisien determinasi (R2) adalah 0,970

menunjukan bahwa antara perbandingan sari kacang koro dan susu sapi dengan kadar

protein keju cottage mempunyai korelasi yang sangat kuat sehingga besar perbandingan

sari kacang koro dan susu sapi sebagai bahan baku pada pembuatan keju cottage

berpengaruh terhadap kadar protein yang dihasilkan.

Keju Cottage Dengan Perbandingan Sari Kacang

Koro dan Susu Sapi

Rata-rata

Kadar Air (%)

3:1 73,28

2:1 69,12

1:1 65,92

1:2 61,44

1:3 57,92

Tabel 14. Kadar Air (%) Keju Cottage dengan Perbandingan Sari Kacang Koro

dan Susu Sapi yang Berbeda.

y = -3,84x + 77,05

R² = 0,998

0

10

20

30

40

50

60

70

80

(3:1) (2:1) (1:1) (1:2) (1:3)

Kad

ar A

ir (

%)

Perbandingan Sari Kacang Koro dan Susu Sapi

Kajian perbandingan sari kacang koro dan susu sapi terhadap kadar air keju cottage

menghasilkan persamaan regresi linier adalah y = -3,84x + 77,05 dengan nilai koefisien

korelasi (r) adalah 0,998 dan nilai koefisien determinasi (R2) adalah 0,998 menunjukan

bahwa antara perbandingan sari kacang koro dan susu sapi dengan kadar air keju

cottage mempunyai korelasi yang sangat kuat sehingga besar perbandingan sari kacang

koro dan susu sapi sebagai bahan baku pada pembuatan keju cottage berpengaruh

terhadap kadar air yang dihasilkan.

Sample Kadar Lemak (%)

Keju Cottage dengan Perbandingan

Sari Kacang Koro dan Susu Sapi 3:1

2 %

Tabel 15. Hasil Kadar Lemak (%) Keju Cottage

Tabel 16. Hasil Pengamatan Uji Duo Trio 3 Sample Terbaik Atribut Warna Perbandingan

Sari Kacang Koro dan Susu Sapi

∑ Tanggapan Yang Benar

3:1 11

2:1 7

1:1 6

Hasil pengamatan pada keju cottage dengan perbandingan sari kacang koro dan susu

sapi 3:1, 2:1, dan 1:1 didapat ∑ tanggapan yang benar untuk atribut warna adalah 11,

7, dan 6 sedangkan berdasarkan hasil tabel “two sample test” diperoleh ∑ minimum

tanggapan yang benar pada taraf 5% adalah 12 dan pada taraf 1% adalah 13,

sehingga dapat disimpulkan bahwa keju cottage dengan perbandingan sari kacang koro

dan susu sapi 3:1, 2:1, dan 1:1 tidak berbeda nyata dalam hal warna bila dibandingkan

dengan keju cottage kontrol.

Tabel 17. Hasil Pengamatan Uji Duo Trio 3 Sample Terbaik Atribut Aroma

Perbandingan

Sari Kacang Koro dan Susu Sapi

∑ Tanggapan Yang Benar

3:1 10

2:1 9

1:1 6

Hasil pengamatan pada keju cottage dengan perbandingan sari kacang koro dan susu

sapi 3:1, 2:1, dan 1:1 didapat ∑ tanggapan yang benar untuk atribut warna adalah 10,

9, dan 6 sedangkan berdasarkan hasil tabel “two sample test” diperoleh ∑ minimum

tanggapan yang bernar pada taraf 5% adalah 12 dan pada taraf 1% adalah 13,

sehingga dapat disimpulkan bahwa keju cottage dengan perbandingan sari kacang koro

dan susu sapi 3:1, 2:1, dan 1:1 tidak berbeda nyata dalam hal warna bila dibandingkan

dengan keju cottage kontrol.

Tabel 18. Hasil Pengamatan Uji Duo Trio 3 Sample Terbaik Atribut Rasa

Perbandingan

Sari Kacang Koro dan Susu Sapi

∑ TanggapanYang Benar

3:1 10

2:1 9

1:1 8

Hasil pengamatan pada keju cottage dengan perbandingan sari kacang koro dan susu

sapi 3:1, 2:1, dan 1:1didapat ∑ tanggapan yang benar untuk atribut warna adalah 10,

9, dan 8 sedangkan berdasarkan hasil tabel “two sample test” diperoleh ∑ minimum

tanggapan yang bernar pada taraf 5% adalah 12 dan pada taraf 1% adalah 13,

sehingga dapat disimpulkan bahwa keju cottage dengan perbandingan sari kacang koro

dan susu sapi 3:1, 2:1, dan 1:1 tidak berbeda nyata dalam hal warna bila dibandingkan

dengan keju cottage kontrol.

KESIMPULAN

1.Hasil penelitian tahap satu menunjukkan bahwa kadar HCN biji kacang koro sebesar 83,80 mg/Kg

dan sari kacang koro sebesar 17,96 mg/Kg. Hal ini menunjukkan bahwa kadar HCN mengalami

penurunan sebesar 78,56% sehingga sari kacang koro telah memasuki batas aman konsumsi. Selain itu

dalam penelitian tahap satu ini didapatkan pula pH ekstrak bonggol dan mata nenas, susu sapi, dan

sari kacang koro masing-masing memiliki pH 4,7, dan 7.

2. Hasil penelitian tahap dua menunjukkan bahwa penambahan konsentrasi ekstrak bonggol dan mata

nenas yang baik yaitu sebesar 6% (v/v) dan waktu koagulasi yang baik yaitu selama 3 jam ditinjau dari

kadar proetin tertinggi yang dihasilkan pada keju cottage.

3. Hasil penelitian tahap tiga menunjukkan bahwa antara perbandingan sari kacang koro dan susu sapi

dengan kadar protein dan kadar air dalam pembuatan keju cottage mempunyai korelasi yang sangat

kuat sehingga besar perbandingan sari kacang koro dan susu sapi sebagai bahan baku pada

pembuatan keju cottage berpengaruh terhadap kadar protein dan kadar air yang dihasilkan. Keju

cottage yang dihasilkan memiliki rata-rata kadar protein tertinggi yaitu sebesar 16,86% dan rata-rata

kadar air tertinggi sebesar 73,28% serta kadar lemak sebesar 2% pada keju cottage terbaik. Hasil

pengamatan uji duo trio pada tiga sampel terbaik menunjukkan bahwa keju cottage dengan

perbandingan sari kacang koro dan susu sapi 3:1, 2:1, dan 1:1 tidak berbeda nyata dalam hal warna,

aroma dan rasa bila dibandingkan dengan keju cottage kontrol.

SARAN

1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai koagulan yang dipakai dalam pembuatan keju

cottage.

2. Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk menghilangkan rasa pahit dan bau langu terhadap keju

cottage yang dihasilkan.

3. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai pemanfaatan whey yang terbuang untuk dijadikan suatu

produk.

TERIMA KASIH

1. Kebutuhan Bahan BakuPenelitian Tahap 1

Pembuatan Sari Kacang Koro Pedang @ ± 10 liter

Kacang Koro Pedang 5 kg

Air 15 liter

Pembuatan Ekstrak Buah Nenas @ ± 1liter

Buah Nenas 3 buah @ 100 gram/bonggol

Air 900 ml

1. Kebutuhan Bahan Baku Penelitian Tahap 2

Pembuatan Keju Cottage@ 500 ml

Penambahana Ekstrak Bonggol dan Mata Nenas

(v/v)

Perbandingan

Sari Kacang Koro dan Susu Sapi

% ml (1:1)

0% 0 ml 250 ml 250 ml

2% 10 ml 250 ml 250 ml

4% 20 ml 250 ml 250 ml

6% 30 ml 250 ml 250 ml

Total 60 ml 1000 ml 1000 ml

3 Perlakuan 180 ml 3000 ml 3000 ml

1. Kebutuhan Bahan Baku Penelitian Tahap 3

Pembuatan Keju Cottage @ 500 ml

Perbandingan Sari Kacang Koro Pedang

dan Susu Sapi

Penambahan Ekstrak Bonggol dan Mata Nenas (v/v)

Perbandingan Sari Kacang Koro Susu Sapi 6% (Terpilih)

1:3 125 ml 375 ml 30 ml

1:2 166,67 ml 333,33 ml 30 ml

1:1 250 ml 250 ml 30 ml

2:1 333,33 ml 166,67 ml 30 ml

3:1 375 ml 125 ml 30 ml

Total 1250 ml 1250 ml 150 ml

Total 5x Ulangan 6250ml 6250 ml 750 ml

1. Kebutuhan Keseluruhan

No Bahan Ml

1 Sari Kacang Koro Pedang 9250 ml

2 Susu Sapi 9250 ml

3 Ekstrak Bonggol dan Mata

Nenas

930 ml

TABEL 23. HASIL PENGAMATAN UJI DUO-TRIO KODE SAMPLE 696 (KEJU COTTAGE DENGAN PERBANDINGAN SARI KACANG KORO DAN SUSU SAPI 3:1). Panelis Criteria Penilaian

Warna Aroma Rasa

695 901 695 901 695 901

1 0 1 0 1 0 1

2 1 0 1 0 1 0

3 0 1 0 1 0 1

4 1 0 1 0 1 0

5 1 0 1 0 1 0

6 1 0 1 0 1 0

7 1 0 1 0 1 0

8 1 0 0 1 0 1

9 1 0 1 0 1 0

10 0 1 0 1 0 1

11 1 0 1 0 1 0

12 1 0 1 0 1 0

13 1 0 1 0 1 0

14 0 1 0 1 0 1

15 1 0 1 0 1 0

∑ 11 4 10 5 10 5

Kesimpulan:

Berdasarkan tabel hasil pengamatan pada kode sampel 695 (keju cottage dengan perbandingan sari

kacang koro dan susu sapi 3:1) didapat ∑ tanggapan yang benar untuk warna, aroma, dan rasa adalah 11

10, dan 10, sedangkan berdasarkan hasil tabel “two sample test” diperoleh ∑ minimum tanggapan yang

bernar pada taraf 5% adalah 12 dan pada taraf 1% adalah 13, sehingga dapat disimpulkan bahwa

sampel kode 695 (keju cottage dengan perbandingan sari kacang koro dan susu sapi 3:1) tidak berbeda

nyata dalam hal warna, aroma, rasa, bila dibandingkan dengan kode baku R (keju cottage control) dan

kode sampel 901 (keju cottage control).

TABEL 24. HASIL PENGAMATAN UJI DUO-TRIO KODE SAMPLE 22 (KEJU COTTAGE DENGAN PERBANDINGAN SARI KACANG KORO DAN SUSU SAPI 2:1).

Panelis Criteria Penilaian

Warna Aroma Rasa

221 144 221 144 221 144

1 0 1 0 1 0 1

2 1 0 1 0 1 0

3 0 1 0 1 0 1

4 0 1 1 0 1 0

5 0 1 0 1 0 1

6 1 0 0 1 0 1

7 1 0 1 0 1 0

8 0 1 1 0 1 0

9 0 1 0 1 0 1

10 1 0 1 0 1 0

11 1 0 1 0 1 0

12 0 1 1 0 1 0

13 0 1 0 1 0 1

14 1 0 1 0 1 0

15 1 0 1 0 1 0

∑ 7 8 9 6 9 6

Kesimpulan:

Berdasarkan tabel hasil pengamatan pada kode sampel 221 (keju cottage dengan perbandingan sari

kacang koro dan susu sapi 2:1) didapat ∑ tanggapan yang benar untuk warna, aroma, dan rasa adalah 7,

9, dan 9, sedangkan berdasarkan hasil tabel “two sample test” diperoleh ∑ minimum tanggapan yang

bernar pada taraf 5% adalah 12 dan pada taraf 1% adalah 13, sehingga dapat disimpulkan bahwa

sampel kode 221 (keju cottage dengan perbandingan sari kacang koro dan susu sapi 3:1) tidak berbeda

nyata dalam hal warna, aroma, rasa, bila dibandingkan dengan kode baku R (keju cottage control) dan

kode sampel 144 (keju cottage control).

TABEL 25. HASIL PENGAMATAN UJI DUO-TRIO KODE SAMPLE 541 (KEJU COTTAGE DENGAN PERBANDINGAN SARI KACANG KORO DAN SUSU SAPI 1:1).

Panelis Criteria Penilaian

Warna Aroma Rasa

541 721 541 721 541 721

1 0 1 0 1 0 1

2 1 0 1 0 1 0

3 0 1 0 1 0 1

4 0 1 0 1 1 0

5 0 1 0 1 0 1

6 0 1 0 1 0 1

7 1 0 1 0 1 0

8 0 1 0 1 1 0

9 0 1 0 1 0 1

10 1 0 1 0 1 0

11 0 1 0 1 0 1

12 1 0 1 0 1 0

13 1 0 1 0 1 0

14 0 1 0 1 0 1

15 1 0 1 0 1 0

∑ 6 9 6 9 8 7

Kesimpulan:

Berdasarkan tabel hasil pengamatan pada kode sampel 541 (keju cottage dengan perbandingan sari

kacang koro dan susu sapi 1:1) didapat ∑ tanggapan yang benar untuk warna, aroma, dan rasa adalah 6,

6, dan 8, sedangkan berdasarkan hasil tabel “two sample test” diperoleh ∑ minimum tanggapan yang bernar

pada taraf 5% adalah 12 dan pada taraf 1% adalah 13, sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel kode

541 (keju cottage dengan perbandingan sari kacang koro dan susu sapi 3:1) tidak berbeda nyata dalam hal

warna, aroma, rasa, bila dibandingkan dengan kode baku R (keju cottage control) dan kode sampel 721

(keju cottage control).

TABEL 28. SUMMARY DAN ANOVA SINGLE FACTOR PERBANDINGAN SARI KACANG KORO DAN SUSU SAPI TERHADAP KADAR PROTEIN PADA KEJU COTTAGE.

Groups Count Sum Average Variance

P1 5 84,28 16,856 0,70983

P2 5 78,48 15,696 0,54213

P3 5 71,41 14,282 0,28547

P4 5 66,27 13,254 0,53893

P5 5 64,97 12,994 0,28803

Source of

Variation SS df MS F P-value F crit

Between

Groups

53,9074

4

13,4768

28,49964* 0,64858 2,86608

Within

Groups

9,45756

20

0,472878

Total 63,3649 24

TABEL 29. SUMMARY DAN ANOVA SINGLE FACTOR PERBANDINGAN SARI KACANG KORO DAN SUSU SAPI TERHADAP KADAR AIR PADA KEJU COTTAGE.

Groups Count Sum Average Variance

P1 5 366,4 73,28 0,512

P2 5 350,4 70,08 6,912

P3 5 329,6 65,92 27,392

P4 5 307 61,4 20,84

P5 5 276,8 55,36 50,688

Source of

Variation SS df MS F P-value F crit

Between

Groups

1004,42 4

251,1056

11,80628* 0,64858 2,86608

Within

Groups

425,376 20

21,2688

Total 1429,79 24