Rom

3
Pinggul Pinggul mempunyai kemampuan untuk melakukan pergerakan fleksi maksimal, ekstensi, abduksi, adduksi, dan rotasi. Pengetahuan dalam menilai kemampuan gerak pinggul dapat membantu perawat dalam melakuakan pengkajian fisik pinggul pada kondisi klinis klien yang mengalami kelainan. Kemampuan rentang gerak pinggul normal secara berurutan (a) pada posisi berbaring kemampuan fleksi maksimal mencapai 140 derajat pada saat paha menyentuh dinding perut, (b) posisi tengkurap dengan ekstensi maksima 10 derajat, (c) posisi berbaring kemampuan abduksi 45 derajat dan adduksi 30 derajat, (d) posisi paha fleksi kemampuan rotasi interna 50 derajat dan rotasi eksterna 40 derajat, dan (e) posisi paha ekstensi kemampuan rotasi interna dan eksterna 40 derajat. Bahu Anatomi bahu disesuaikan untuk memungkinkan gerakan yang bebas dan jangkauan maksimum bagi tangan. Secara anatomi, bahu terdiri atas tulang (humerus, skapula, dan klavikula), sendi bahu (sendi gleno humerus), ligamen-ligamen, tendon, bursa, dan oto-otot. Untuk melakukan fungsinya secara optimal, bahu melibatkan berbagai macam sendi, tendon, ligamen, dan otot untuk menggerakkan tulang humerus, tulang klavikula, dan tulang skapula. Pada kondisi optimal sendi bahu, maka dapat menghasilkan rentang gerak normal. Rentang gerak normal aktif dapat terlihat seperti gambar di bawah ini. Rentang gerakan yang normal (a) abduksi berkisar dari 0 sampai 160 (bahkan 180) derajat, tetapi hanya 90 derajat yang terjadi pada sendi glenohumerus (dalam bidang skapula, 20 derajat didepan bidang korona), sisanya merupakan gerakan skapula; (b) rotasi luar biasanya hampir 90 derajat, tetapi rotasi dalam kurang dari itu terjadi karena tubuh menghalanginya; (c)

Transcript of Rom

Page 1: Rom

Pinggul

Pinggul mempunyai kemampuan untuk melakukan pergerakan fleksi maksimal, ekstensi, abduksi, adduksi, dan rotasi. Pengetahuan dalam menilai kemampuan gerak pinggul dapat membantu perawat dalam melakuakan pengkajian fisik pinggul pada kondisi klinis klien yang mengalami kelainan.

Kemampuan rentang gerak pinggul normal secara berurutan (a) pada posisi berbaring kemampuan fleksi maksimal mencapai 140 derajat pada saat paha menyentuh dinding perut, (b) posisi tengkurap dengan ekstensi maksima 10 derajat, (c) posisi berbaring kemampuan abduksi 45 derajat dan adduksi 30 derajat, (d) posisi paha fleksi kemampuan rotasi interna 50 derajat dan rotasi eksterna 40 derajat, dan (e) posisi paha ekstensi kemampuan rotasi interna dan eksterna 40 derajat.

Bahu

Anatomi bahu disesuaikan untuk memungkinkan gerakan yang bebas dan jangkauan maksimum bagi tangan. Secara anatomi, bahu terdiri atas tulang (humerus, skapula, dan klavikula), sendi bahu (sendi gleno humerus), ligamen-ligamen, tendon, bursa, dan oto-otot.

Untuk melakukan fungsinya secara optimal, bahu melibatkan berbagai macam sendi, tendon, ligamen, dan otot untuk menggerakkan tulang humerus, tulang klavikula, dan tulang skapula.

Pada kondisi optimal sendi bahu, maka dapat menghasilkan rentang gerak normal. Rentang gerak normal aktif dapat terlihat seperti gambar di bawah ini.

Rentang gerakan yang normal (a) abduksi berkisar dari 0 sampai 160 (bahkan 180) derajat, tetapi hanya 90 derajat yang terjadi pada sendi glenohumerus (dalam bidang skapula, 20 derajat didepan bidang korona), sisanya merupakan gerakan skapula; (b) rotasi luar biasanya hampir 90 derajat, tetapi rotasi dalam kurang dari itu terjadi karena tubuh menghalanginya; (c) dengan lengan di abduksi pada sudut sikiu-siku, rotasi dalam dapat dinilai tanpa halangan tubuh.

Siku

Siku secara fisiologis membantu membawa tangan ke atas, ke kepala, dan mulut; kebawah, ke perineum dan kaki, dan juga ke berbagai macam posisi untuk melakukan kegiatan motorik halus, seperti menyisir, menulis, dan sebagainya. Untuk melaksanakan fungsi tersebut di perlukan kondisi yang optimal pada tulang bawah humerus, radius-ulna, serta seluruh jaringan lunak (sendi, ligamen, tendon, otot, jaringan saraf, dan pembuluh darah). Adanya kontraksi otot dan inervasi saraf pada bahu dan lengan bawah membawa siku untuk melakukan pergerakan.

Pada kondisi optimal, sendi siku dapat menghasilkan rentang gerak normal. Rentang gerak normal siku aktif dapat terlihat pada gambar di bawah ini.

Page 2: Rom

Rentang gerak siku normal (a) posisi ekstensi merupakan 0 derajat dan hiperekstensi berarti minus derajat. Fleksi penuh bila lengan bawah dan lengan atas bersentuhan; (b) sendi radio ulna pronasi sendi 90 derajat dan supinasi 90 derajat.

ROM ( Range Of Motion) merupakan istilah baku untuk menyatakan batas/besarnya gerakan sendi baik yang normal dan sebagai dasar untuk menetapkan adanya kelainan atau untuk menyatakan batas gerakan sendi yang abnormal. Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, dikenal gerakan sendi aktif dan pasif sehingga penilaian ROM terbagi menjadi 2 yaitu ROM pada gerakan sendi aktif dan ROM pada gerakan sendi pasif.

Abduksi dan Adduksi

Gerakan abduksi dan adduksi dapat di temukan pada sendi bahu, panggul, serta sendi metakarpofalangeal dan metatarso-falangeal. Abduksi adalah gerakan yang menjauhi garis tengah tubuh. Adduksi adalah gerakan yang mendekati garis tengah tubuh. Pada tangan dan kaki, garis tengah terleta pada jari tengah dan kaki.

Dorsofleksi dan Plantar/Palmar-fleksi

Dorsofleksi adalah gerakan dari jari-jari kaki atau ibu jari kaki dengan arah permukaan ke dorsal, sedangkan gerakan dorsofleksi pada jari-jari tangan dan pergelanagan tangan juga terhadap permukaan dorsal. Plantar-fleksi adalah gerakan pada jari kaki dan ibu jari kaki ke arah permukaan plantar kaki. Palmar-fleksi adalah gerakan pada jari tangan ke arah permukaan palmar.

Kiri : gambar skematis secara dorsofleksi dan palmar-fleksi. Kanan : gambar skematis sevara inversi dan eversi untuk melihat sejauh mana pergerakan sendi.

Gambar skemati cara (a) rotasi interna dan rotasi eksterna; serta (b) pronasi dan supinasi untuk melihat sejauh mana kemampuan gerakan sendi.