Rom Sendi Lansia

8
PENGARUH KOMBINASI SENAM PIVOT LANSIA DAN JALAN KAKI TERHADAP PENINGKATAN RANGE OF MOTION (ROM) SENDI EKSTREMITAS SUPERIOR LANSIA DI DESA JUNREJO, KOTA BATU, MALANG Priyo Prasantoso Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang E-mail: [email protected] ABSTRAK: Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari kombinasi senam pivot lansia dan jalan kaki terhadap peningkatan rentang gerak sendi/ range of motion (ROM) sendi ekstremitas superior yang diberikan pada kelompok lansia sebanyak 15 lansia di Desa Junrejo, Kota Ba- tu, Malang. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian pra tes dan pasca tes eksperimental. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode eksperimental, tepatnya metode eksperimental semu yaitu dengan metode yang memberikan atau menggunakan suatu treatment (perlakuan), dengan tujuan ingin mengetahui dan membandingkan pengaruh sua- tu kondisi terhadap gejala yang timbul. Pengumpulan data dil- akukan dengan menggunakan teknik tes dan pengukuran rentang gerak sendi, untuk memperoleh data yang objektif tentang hasil latihan kelompok lansia. Kegiatan analisis data menggunakan ana- lisis statistik yang telah dihitung menggunakan uji t paired samples t-test dengan tingkat kepercayaan =95%(α=0,05). Kata kunci: lansia, senam pivot, jalan kaki, rentang gerak sendi/ range of motion (ROM), sendi ekstremitas superior.

Transcript of Rom Sendi Lansia

Page 1: Rom Sendi Lansia

PENGARUH KOMBINASI SENAM PIVOT LANSIA DAN JALAN KAKI

TERHADAP PENINGKATAN RANGE OF MOTION (ROM)

SENDI EKSTREMITAS SUPERIOR LANSIA

DI DESA JUNREJO, KOTA BATU, MALANG

Priyo Prasantoso

Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Malang

E-mail: [email protected]

ABSTRAK: Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh dari kombinasi senam pivot

lansia dan jalan kaki terhadap peningkatan rentang gerak sendi/

range of motion (ROM) sendi ekstremitas superior yang diberikan

pada kelompok lansia sebanyak 15 lansia di Desa Junrejo, Kota Ba-

tu, Malang. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian pra

tes dan pasca tes eksperimental. Metode penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah menggunakan metode eksperimental,

tepatnya metode eksperimental semu yaitu dengan metode yang

memberikan atau menggunakan suatu treatment (perlakuan),

dengan tujuan ingin mengetahui dan membandingkan pengaruh sua-

tu kondisi terhadap gejala yang timbul. Pengumpulan data dil-

akukan dengan menggunakan teknik tes dan pengukuran rentang

gerak sendi, untuk memperoleh data yang objektif tentang hasil

latihan kelompok lansia. Kegiatan analisis data menggunakan ana-

lisis statistik yang telah dihitung menggunakan uji t paired samples

t-test dengan tingkat kepercayaan =95%(α=0,05).

Kata kunci: lansia, senam pivot, jalan kaki, rentang gerak sendi/

range of motion (ROM), sendi ekstremitas superior.

Page 2: Rom Sendi Lansia

THE INFLUENCE OF COMBINATION ELDERLY PIVOT GYMNAS-

TICS AND WALKING TOWARDS INCREASE RANGE OF MOTION

(ROM) SUPERIOR EXTREMITY JOINT IN ELDERLY OF JUNREJO

VILLAGE, BATU TOWN, MALANG

Priyo Prasantoso

Sport Science Faculty

State University Of Malang

E-mail: [email protected]

ABSTRACT: This research doing for how far how far the influ-

ence of combination elderly pivot gymnastics and walking towards

increase range of motion extremity superior joint elderly in 15 el-

derly in Junrejo village, Batu town, Malang by means of time up

and go test (TUGT). In this research use eksperimental plan re-

search, exactly semu eksperimental methods where is this methods

purpose to know and compare the influence of an condition towards

appear indication in pre test and post test. The data collection use

range of motion test and meauring technique, to get an objective da-

ta result of elderly exercise program. The data analysis use statistic

analysis with paired t test formula in significant of 95 %( α=0,05)

parametic statistic in SPSS 15. Based on the result of data analysis

with paired samples t test formula, with the significant of data 95%

show that the result of t test hypotesis was accepted, and there are

the significant different of before treatment with the result of after

treatment.

KEYWORD: elderly, pivot gymnastics, walking, range of motion

(ROM), superior extremity joint.

Mengisi masa lansia dengan berbagai aktivitas yang sesuai merupakan

cara untuk menekan rasa ketidakberdayaan seorang lansia itu. Salah satu bentuk

aktifitas fisik yang dapat diberikan adalah senam (Astuti dkk., 2008:105). Senam

pivot lansia merupakan salah satu senam lansia, karena sebagian gerak yang

diberikan merupakan modifikasi dari gerakan senam SKJ lansia yang telah ada.

Selain itu, gerak senam pivot lansia ini juga di kombinasi dengan jalan kaki untuk

memperoleh hasil kualitas peningkatan rentang gerak sendi/ ROM sendi

ekstremitas superior yang lebih baik.

Kekuatan otot lansia tidak terlatih dapat ditingkatkan dengan senam bugar

lansia (Astuti, 2008). Ada beberapa indikator fisik yang berhubungan dengan

fungsi pergerakan, yaitu endurance (daya tahan), muscle strength (kekuatan otot),

gait speed (kecepatan jalan) dan Range Of Motion (ROM) (Easton, 1999). ROM

dapat diartikan sebagai pergerakan maksimal yang dimungkinkan pada sebuah

persendian (Kozier et all., 2004).

Page 3: Rom Sendi Lansia

Berdasarkan observasi awal, pada kelompok lansia di Desa Junrejo

menunjukkan bahwa dalam kelompok lansia tersebut memiliki potensi yang baik

untuk diberikan perlakuan kombinasi senam pivot lansia dan jalan kaki, yaitu

karena dalam kelompok lansia memiliki anggota aktif yang cukup sebagai subjek

penelitian yaitu sejumlah 40 anggota lansia, kelompok lansia tersebut belum

pernah melakukan kombinasi gerak senam pivot lansia dan jalan kaki dengan

program latihan yang telah dibuat secara teratur, belum pernah diadakannya

pengukuran mengenai rentang gerak sendi/ ROM sendi. Oleh karena itu, peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian dan berharap adanya pengaruh dari pemberian

senam pivot lansia dan jalan kaki terhadap peningkatan ROM sendi esktremitas

superior lansia.

METODE

Penelitian ini berlangsung selama 6 minggu di kelompok lansia Desa

Junrejo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

metode eksperimental, tepatnya metode eksperimental semu yaitu dengan metode

yang memberikan atau menggunakan suatu treatment (perlakuan), dengan tujuan

ingin mengetahui dan membandingkan pengaruh suatu kondisi terhadap gejala

yang timbul. Rancangan penelitian yang digunakan adalah dengan rancangan

prates dan pascates eksperimental.

Populasi penelitian ini adalah anggota kelompok lansia di Desa Junrejo,

Kota Batu, Malang sebanyak 40 orang. Selanjutnya dari populasi tersebut

mengambil 15 sampel dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu seperti pada

penentuan sampel. Sampel lansia sebanyak 15 sampel dari anggota kelompok

lansia di Desa Junrejo. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah

dengan tujuan tertentu, maka disebut teknik pengambilan sampel bertujuan atau

purposive sample. Adapun karakteristik sampel dalam penelitian ini yaitu

kelompok lansia dengan kriteria sebagai berikut: 1) anggota aktif dalam kelompok

lansia di desa Junrejo, 2) lansia yang berumur antara 60 – 80 tahun, 3) lansia yang

mampu berjalan sendiri tanpa membutuhkan bantuan orang lain.

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

penelitian dalam mengumpulkan data. Penelitian ini menggunakan instrumen tes

yaitu: tes pengukuran Range Of Motion (ROM) sendi ekstremitas superior, yaitu

terdiri dari bahu, lengan dan tangan menggunakan alat ukur sudut sendi yang

disebut goniometer dengan satuan sudut. Tes tersebut terdiri dari tes awal (Pre-

test) dan tes akhir (Post-test) yang dicatat hasilnya kemudian dianalisis untuk

pengetesan signifikansi menggunakan analisis data rumus t-test. Data yang

diperoleh diolah dengan teknik statisitik menggunakan rumus t-test untuk sampel-

sampel yang berkorelasi, untuk pengujian hipotesa menggunakan taraf

kepercayaan 95 %(α= 0,05) dan derajat kebebasan N –1 = 14. Yaitu penghitungan

menggunakan SPSS dengan rumus analisis data paired samples t-test.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Subjek Penelitian

Adapun karakteristik subjek penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini

antara lain, berdasarkan usia, jenis kelamin, dan jenjang pendidikan. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut

Page 4: Rom Sendi Lansia

Tabel 4.1 Sebaran Karakteristik Subjek Penelitian Karakteristik N=15

Jenis Kelamin

Usia Rata-rata

Usia Min

Usia Maks

SD

Laki-laki

Perempuan

0

15

69,93

60

80

7,096

Berdasarkan data pada tabel 4.1 mengenai sebaran karakteristik subjek

penelitian, menunjukkan bahwa subjek penelitian yang ada di desa Junrejo

mayoritas adalah perempuan daripada laki-laki, yaitu 100% dari jumlah subjek

penelitian yang ada. Hal ini dikarenakan minat dan kemauan untuk mengikuti

program latihan kombinasi senam pivot lansia dan jalan kaki pada lansia laki-laki

masih kurang serta mereka para lansia laki-laki lebih memilih beraktivitas di ru-

mah dan bekerja di kebun ataupun sawah. Salah satu masalah ini merupakan

keterbatasan penelitian yang diharapkan nantinya dapat diperbaiki dan ditindak

lanjuti oleh peneliti lain yang akan melakukan penelitian serupa guna mencapai

tingkat keberhasilan yang lebih baik lagi.

Hasil Pengukuran ROM (Range Of Motion) Sendi Ekstremitas Superior Lan-

sia.

Adapun hasil pengukuran ROM sendi ekstremitas superior pada tes awal

(pre test) dan tes akhir (post test) dalam satuan sudut (derajat) pada tabel 4.2 beri-

kut:

Tabel 4.2 Rerata Hasil Pengukuran ROM Sendi Ekstremitas Superior Lansia

pada Tes Awal (pretest) dan Tes Akhir (post test)

No Persendian

Tes Awal Tes Akhir Rerata

Nilai

Min

Nilai

Maks

Nilai

Maks

Nilai

Min

Tes Awal Tes Akhir

1. Shuolder (Sendi Bahu)

- Fleksi 145 180 155 180

163,33

172,33

- Hiperekstensi 30 60 35 70 45,67 48,33

2 Elbow (Sendi Siku)

- Fleksi 125 140 135 145

135

139,67

- Hiperekstensi 0 10 0 10 0,67 1,33

3. Wrist (Sendi Perge-langan Tangan)

- Fleksi 25 75 50 75

49,67

61,67

- Hiperekstensi 35 65 50 70 49,67 58,67

- Radial fleksi 15 55 15 50 27,33 30,67

- Ulnar fleksi 10 45 20 45 27 30,33

Pada tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa terdapat peningkatan rerata hasil

pengukuran ROM sendi ekstremitas superior lansia setelah pemberian perlakuan

senam pivot lansia (pada minggu ke-6/ post test). Peningkatan yang terjadi pada

persendian bahu/ shoulder saat fleksi dan hiperekstensi, sendi siku/elbow saat

Page 5: Rom Sendi Lansia

fleksi dan hiperekstensi, sendi pergelangan tangan/wrist saat fleksi, hiperek-

stensi,radial fleksi dan pada saat ulnar fleksi.

Uji Beda

Sesuai dengan tujuan penelitian yang dirumuskan pada bab sebelumnya,

maka dilakukan uji beda dengan menggunakan teknik Paired Samples T-Test.

Hasil dari pengukuran uji beda tersebut dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.5 Deskripsi Uji Beda Paired Samples T-Test Paired Samples Test

Paired Differences

T

Mean Std. Devia-tion

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Differ-ence

Lower Upper df Sig. (2-tailed)

Pair 1 BahuFPra - Ba-huFPost

-9.000 8.494 2.193 -13.704 -4.296 -4.104 14 .001

Pair 2 BahuHePra - BahuHePost -2.667 3.200 .826 -4.439 -.895 -3.228 14 .006

Pair 3 SikuFPra - SikuFPost -4.667 4.806 1.241 -7.328 -2.005 -3.761 14 .002

Pair 4 Perg.T.FPra - Perg.T.FPost -12.000 10.316 2.664 -17.713 -6.287 -4.505 14 .000

Pair 5 Perg.T.HePra - Perg.T.HePost -9.000 8.904 2.299 -13.931 -4.069 -3.915 14 .002

Pair 6 Perg.T.RfPra - Perg.T.RfPost -3.333 11.286 2.914 -9.583 2.917 -1.144 14 .272

Pair 7 Perg.T.UfPra - Perg.T.UfPost -3.333 12.630 3.261 -10.328 3.661 -1.022 14 .324

Dari hasil analisis uji beda menggunakan Paired Samples T- Test dari

SPSS di atas didapatkan hasil uji t, mean, dan standar deviasi dari masing-masing

variabel penelitian, yaitu:

Sendi bahu ketika fleksi pra test- post test, nilai mean= -9, SD = 8,494, t hitung =

-4,104 dan nilai Sig (2- tailed)= 0,001.

Sendi bahu ketika hiperekstensi pra test- post test, nilai mean= -2,667, SD= 3,200,

t hitung= -3,228 dan nilai Sig (2- tailed)= 0,006.

Sendi siku ketika fleksi pra test- post test, nilai mean= -4,667, SD = 4,806, t hi-

tung = -3,761 dan nilai Sig (2- tailed)= 0,002.

Sendi pergelangan tangan ketika fleksi pra test- post test, nilai mean= -12, SD =

10,316, t hitung = -4,505 dan nilai Sig (2- tailed)= 0,000.

Sendi pergelangan tangan ketika hiperekstensi pra test- post test, nilai mean= -9,

SD = 8,904, t hitung = -3,915 dan nilai Sig (2- tailed)= 0,002.

Sendi pergelangan tangan ketika radial fleksi pra test- post test, nilai mean=-3,33,

SD = 11,286, t hitung = -1,144 dan nilai Sig (2- tailed)= 0,272.

Sendi pergelangan tangan ketika ulnar fleksi pra test- post test, nilai mean=-3,33,

SD = 12,630, t hitung = -1,022 dan nilai Sig (2- tailed)= 0,324.

Sehingga, ada perbedaan yang signifikan antara tes awal dan tes akhir, yaitu pada

sendi bahu ketika fleksi, sendi siku ketika fleksi, sendi pergelangan tangan ketika

Page 6: Rom Sendi Lansia

fleksi dan hiperekstensi dengan nilai simp(2-tailed)< taraf nyata α= 0,05 (tingkat

kepercayaan 95%). Sehingga, hipotesis nol ditolak dan hipotesis awal diterima.

Pengaruh Senam Pivot Lansia dan Jalan Kaki terhadap Peningkatan ROM

Sendi Ekstremitas Superior Lansia.

Faktor yang mempengaruhi ROM sendi adalah usia dan jenis kelamin, yai-

tu ROM pada usia tua lebih rendah daripada usia muda dan wanita lebih baik da-

ripada laki-laki (Clark, 2006). Namun menurut Woljcik, et al., (dalam Ulliya, S,

2007:76)., tidak ada perbedaan yang bermakna antara usia dan jenis kelamin pada

ROM sendi. Pada usia 50 tahun keatas yang mengikuti senam Tai-Chi, memiliki

fleksibilitas sendi yang lebih baik, daripada kelompok yang tidak mengikuti se-

nam Susanto (dalam Ulliya, S, 2007:76).

Dengan diberikan latihan kombinasi senam pivot lansia dan jalan kaki ini,

maka secara signifikan dapat meningkatkan ROM sendi ekstremitas superior lan-

sia. Hal ini dibuktikan dengan deskripsi hasil analisis data uji beda, sebagai beri-

kut: (1) Sendi bahu ketika fleksi pra test- post test, nilai mean= -9, SD = 8,494, t

hitung = -4,104 dan nilai Sig (2- tailed)= 0,001. Berdasarkan hasil analisis diatas,

menyatakan bahwa nilai sig (2-tailed)= 0,001< 0,05. Artinya terdapat perbedaan

tes ROM sendi bahu ketika fleksi antara sebelum dan sesudah perlakuan kombina-

si senam pivot lansia dan jalan kaki. (2) Sendi bahu ketika hiperekstensi pra test-

post test, nilai mean= -2,667, SD= 3,200, t hitung= -3,228 dan nilai Sig (2-

tailed)= 0,006. Berdasarkan hasil analisis tersebut, menyatakan bahwa nilai sig (2-

tailed)= 0,006< 0,05. Artinya terdapat perbedaan tes ROM sendi bahu ketika

hiperekstensi antara sebelum dan sesudah perlakuan kombinasi senam pivot lansia

dan jalan kaki. (3) Sendi siku ketika fleksi pra test- post test, nilai mean= -4,667,

SD = 4,806, t hitung = -3,761 dan nilai Sig (2- tailed)= 0,002. Berdasarkan hasil

analisis tersebut, menyatakan bahwa nilai sig(2-tailed)= 0,002< 0,05. Artinya ter-

dapat perbedaan tes ROM sendi siku ketika fleksi antara sebelum dan sesudah per-

lakuan kombinasi senam pivot lansia dan jalan kaki. (4) Sendi pergelangan tangan

ketika fleksi pra test- post test, nilai mean= -12, SD = 10,316, t hitung = -4,505

dan nilai Sig (2- tailed)= 0,000. Berdasarkan hasil analisis tersebut, menyatakan

bahwa nilai sig(2-tailed)= 0,000< 0,05. Artinya terdapat perbedaan tes ROM sendi

pergelangan tangan ketika fleksi antara sebelum dan sesudah perlakuan kombinasi

senam pivot lansia dan jalan kaki. (5) Sendi pergelangan tangan ketika hiperek-

stensi pra test- post test, nilai mean= -9, SD = 8,904, t hitung = -3,915 dan nilai

Sig (2- tailed)= 0,002. Berdasarkan hasil analisis tersebut, menyatakan bahwa

nilai sig(2-tailed)= 0,002< 0,05. Artinya terdapat perbedaan tes ROM sendi perge-

langan tangan ketika hiperekstensi antara sebelum dan sesudah perlakuan kom-

binasi senam pivot lansia dan jalan kaki. (6) Sendi pergelangan tangan ketika ra-

dial fleksi pra test- post test, nilai mean=-3,33, SD = 11,286, t hitung = -1,144 dan

nilai Sig (2- tailed)= 0,272. Berdasarkan hasil analisis tersebut, menyatakan bah-

wa nilai sig(2-tailed)= 0,272> 0,05. Artinya tidak terdapat perbedaan tes ROM

sendi pergelangan tangan ketika radial fleksi antara sebelum dan sesudah perla-

kuan kombinasi senam pivot lansia dan jalan kaki. Hal ini disebabkan gerakan

sendi pergelangan tangan ketika radial fleksi merupakan gerakan yang kurang

banyak diterapkan dalam gerakan senam pivot lansia, serta gerakan sendi bahu ini

jarang dan sulit mengalami peningkatan dikarenakan keterbatasan gerak sendi ini

pada lansia dalam kehidupan sehari-hari daripada ketika fleksi dan hiperekstensi.

Page 7: Rom Sendi Lansia

(7) Sendi pergelangan tangan ketika ulnar fleksi pra test- post test, nilai mean=-

3,33, SD = 12,630, t hitung = -1,022 dan nilai Sig (2- tailed)= 0,324. Berdasarkan

hasil analisis tersebut, menyatakan bahwa nilai sig(2-tailed)= 0,324> 0,05.

Artinya tidak terdapat perbedaan tes ROM sendi pergelangan tangan ketika ulnar

fleksi antara sebelum dan sesudah perlakuan kombinasi senam pivot lansia dan

jalan kaki. Hal ini disebabkan gerakan sendi pergelangan tangan ketika ulnar

fleksi merupakan gerakan yang kurang banyak diterapkan dalam gerakan senam

pivot lansia, serta gerakan sendi ini memiliki keterbatasan gerak sendi ini pada

lansia dalam kehidupan sehari-hari daripada ketika fleksi dan hiperekstensi.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang diberikan kepada kelompok lansia sebanyak

15 orang lansia dengan rentang umur antara 60- 70 tahun. Subyek penelitian ter-

sebut kemudian di tes awal, lalu diberi perlakuan kombinasi senam pivot lansia

dan jalan kaki selama 6 minggu dan dilakukan tes akhir setelah itu menunjukkan

bahwa pada tes awal dan tes akhir yang dibandingkan hasil analisisnya

menggunakan paired sample t-test ada perbedaan yang signifikan antara tes awal

dan tes akhir. Yaitu pada sendi bahu ketika fleksi, sendi siku ketika fleksi, sendi

pergelangan tangan ketika fleksi dan hiperekstensi dengan nilai simp(2-tailed)<

0,05 taraf signifikansi 5% (tingkat kepercayaan 95%). Sehingga, ada pengaruh

pemberian perlakuan kombinasi senam pivot lansia dan jalan kaki terhadap pen-

ingkatan Range Of Motion sendi ekstremitas superior lanjut usia di Desa Junrejo,

Kota Batu, Malang.

Saran

Dari hasil penelitian ini saran yang dapat diberikan oleh peneliti, antara

lain: (1) Bagi Peneliti selanjutnya. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik lagi

nantinya, bagi peneliti lain yang akan meneliti penelitian serupa, maka harus

dengan teliti dan mempertimbangkan kemampuan individu masing-masing lansia.

Sehingga subyek yang diteliti akan lebih mudah dalam pemberian perlakuan. (2)

Bagi Kelompok Lansia. Pemberian aktifitas fisik yang menyenangkan serta tidak

membebani bagi kondisi fisik lansia sangat perlu diberikan, seperti senam, ber-

jalan dan sebagainya. Karena hal itu merupakan tolok ukur seorang lansia dapat

menjaga kebugaran fisiknya. Salah satu caranya, dengan pemberian aktifitas fisik

dalam kelompok-kelompok lansia yang telah ada dan memang perlu ada. (3) Bagi

Pemerintah. Bagi pemerintah pusat dan pemerintah setempat, agar lebih mem-

berikan sarana serta prasarana bagi lansia maupun kelompok lansia tersebut untuk

secara rutin dan teratur melakukan kegiatan aktifitas fisik, seperti senam lansia

ini. Sehingga tingkat kebugaran dan kesejahteraan lansia itu dapat ditingkatkan

dan diperhatikan.

DAFTAR RUJUKAN

Page 8: Rom Sendi Lansia

Astuti, E., Winarni, S. & Sunarso, I. 2008. Pengaruh Senam Lansia terhadap

Penurunan Keluhan Sakit. Jurnal Kesehatan, (Online), 6 (2): 105-112,

diakses 10 Oktober 2011.

Easton, K., 1999, Gerontology rehabilitation nursing, W.B. Saunders Company,

Philadelphia. Kozier, Barbara, et al. 2004 Assessing, Fundamentals of Nursing: Concepts, Pro-

cess and Practice, 2nd Ed. Pearson Education, Inc.

Ulliya S., dkk. 2007. Pengaruh Latihan Range Of Motion (ROM) terhadap

Fleksibilitas Sendi Lutut pada Lansia di Panti Wreda Wening Wardoyo

Ungaran.. Yogyakarta: Media Ners, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2007.

(Online),

(http://www.ejournal.undip.ac.id/index.php/medianers/article/download/71

8pdf), diakses 22 September 2011.

Sihjayadi, Ika. 2009. Pengaruh Free Active Exersice Terhadap Peningkatan

Range of Motion Sendi Lutut Wanita Lanjut Usia Di Posyandu Lansia

Srikandi Desa Sampang Gedang Sari Gunung Kidul. Skripsi tidak

diterbitkan. Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan UNMUH Surakarta.