Roborantia

16
“PENAMBAH DAYA TAHAN (ROBORANTIA)” Disusun oleh Kelompok 5 Anggota: 1. Agus Triwahyudi P27220011 160 2. Budi Sari Dewi P27220011 166 3. Fithria Hayu Ambar sari P27220011 173 4. Hasnan Pradana Al Hakim P27220011 179 5. Meylina Luzyany P27220011 183 6. Rian Arif Nur Aziz P27220011 193 7. Riska Destriana P P27220011 195 8. Wungu Mustika Jingga P27220011 204

description

masa inkubasi roborantiA

Transcript of Roborantia

“PENAMBAH DAYA TAHAN

(ROBORANTIA)”Disusun oleh Kelompok 5Anggota:

1. Agus Triwahyudi P27220011 1602. Budi Sari Dewi P27220011 1663. Fithria Hayu Ambar sari P27220011 1734. Hasnan Pradana Al HakimP27220011 1795. Meylina Luzyany P27220011 1836. Rian Arif Nur Aziz P27220011 1937. Riska Destriana P P27220011 1958. Wungu Mustika Jingga P27220011 204

PEMBAHASAN

1. Pengertian dari Roborantia atau penambah daya tahan tubuh

Sistem pertahanan tubuh merupakan gabungan sel , molekul ,dan jaringan yang berperan dalam resistensi terhadap bahan atau zat yang masuk kedalam tubuh.reaksi yang dikoordinasikan sel-sel dan molekul-molekul terhadap benda asing yang masuk kedalam tubuh di sebut respon imun. sistem imun ini sangat di perlukan tubuh untuk mempertahankan keutuhannya terhadap bahaya yang dapat di timbulkan oleh berbagai bahan atau zat dari lingkungan hidup.

1) Macam-macam sistem pertahanan tubuh

Sistem kekebalan atau imun terdiri atas sistem pertahanan alamiah atau non spesifik dan sistem pertahanan di dapat atau spesifik. Diantara kedua sistem imun ini terjadi kerja sama yang erat, yang satu tidak dapat di pisahkan dengan yang lainnya.

A. Sistem pertahanan non spesifik

Sistem pertahanan non spesifik merupakan sistem imun yang tidak ditujukan terhadap microba yang telah ada dan siap berfungsi sejak lahir sistem ini berfungsi untuk menghadapi serangan berbagai microba. Mekanisme fisiologi imunitas non spesifik berupa komponen normal tubuh yang selalu di temukan pada individu sehat dan siap mencegah microba masuk tubuh dan dengan cepat menyingkirkan microba tersebut. Sistem imun non spesifik meliputi pertahanan fisik atau mekanik, pertahanan biokimia, pertahanan humoral dan pertahanan seluler.

a). Pertahanan fisikKulit dan membran mukosa yang melapisi saluran

pernafasan, pencernaan, dan genitouriner (kelamin dan ekskresi urin) merupakan pertahanan terdepan terhadap infeksi dalam pertahanan fisik. b). Pertahanan biokimia

Selain peranannya sebagai rintangan fisik, kulit dan membran mukosa juga menghadapi patogen dengan pertahanan kimiawi. c). Pertahanan Seluler

Mikroba yang menembus garis pertahan pertama seperti mikroba yang masuk luka dikulit, akan menghadapi garis pertahanan kedua. d). Pertahanan humoralPertahanan humoral adalah pertahanan tubuh oleh bahan bahan yang terdapat dalam sirkulasi darah.

B. Sistem Pertahanan Spesifik

Sistem pertahanan spesifik merupakan sistem pertahanan tubuh yang memiliki kemampuan untuk mengenali benda yang di anggap asing oleh tubuh. Sistem pertahanan spesifik mengenali benda asing yang masuk ke dalam tubuh dengan respon sensitasi sel-sel imun. Sistem pertahanan tubuh di bagi menjadi dua yaitu sistem pertahanan humoral dan selular.

 (1). Sistem Pertahanan HumoralSistem pertahanan humoral melibatkan sel B yang berasal dari sel asal multipoten di sunsum tulang. Bila sel B bertemu dengan benda asing, maka sel ini akan berproliferasi, berdiferensiasi, dan berkembang menjadi sel plasma yang membentuk antibodi pada aliran darah dan limfa.

(2). Sistem Pertahanan SelulerSistem pertahanan seluler berfungsi untuk

pertahanan terhadap mikroba interseluler (bakteri, virus, dan jamur). Dalam sistem peredaran seluler, yang berperan adalah sel T.

Ketika sel terinfeksi mikroba asing (antigen) maka makrofag akan menelan dan menghancurkan mikroba. MHC akan membawanya ke permukaan sel sehingga protein asing tersebut di kenali oleh sel T helper dengan perantara CD4 (protein permukaan sel T helper). Sel T helper teraktivasi akan mensekresikan sitokin yang berfungsi untuk mengaktifkan limfosit lain.

2. Penerapan sistem pertahanan tubuh● Anti bodi monoklonal

Anti bodi monoklonal adalah usaha manusia dengan teknik hybridoma atau rekayasa genetika untuk mendapatkan jenis anti body satu macam atau satu klon..

● Produksi interferon secara rekayasa genetikSeperti antibody monoklonal, interferon dapat dibuat secara invitro, sehingga dapat digunakan sebagai obat anti virus.

● Proses pembuatan vaksinProses pembuatan vaksin dapat dilakukan dengan mengambil bagian tubuh atau produk dari patogen yang biasa kita jadikan antigen bagi seseorang, sehingga dapat merangsang sistem kekebalan seseorang.

3. Kegagalan sistem pertahanan tubuh

1) Penyakit autoimun

Sistem imun atau sistem pertahanan tubuh seperti benteng yang mempertahankan tubuh dari serangan kuman penyakit. Akan tetapi, ada kalanya sistem imun justru menyerang dan merusak tubuh. Kondisi ini disebut penyakit autoimun.. Penyakit autoimun dapat dipicu oleh beberapa hal, antara lain sebagai berikut.

a. Makrofag dan neutrofil bersirkulasi dalam darah untuk memantau adanya zat asing dalam tubuh. Begitu bertemu antigen asing, mereka mengepung dan merusaknya dengan molekul beracun.

b. Sel T mengeluarkan sitokinin dan kemokin. Kelebihan produksi kemokin, misalnya dipersendian, menyebabkan rongga sendi diserbu sel perusak dari sistem kekebalan tubuh seperti marofag, neutrofil, dan sel T.c. Sel B membuat kesalahan dengan tidak memproduksi antibody terhadap antigen asing, melainkan antibody yang menyarang jaringan tubuh. d. Saat antibody berikatan dengan antigen dialiran darah. Ikatan tersebut akan membentuk jaringan besar berkisi-kisi disebut kompleks imun. Kumpulan kompleks imun ini berbahaya karena bisa memicu peradangan dalam pembuluh darah

2) AlergiAlergi merupakan kegagalan sistem

pertahanan tubuh dimana tubuh seseorang menjadi hypersensitif dalam bereaksi secara imunologi terhadap bahan-bahan yang umumya nonimunogenik.

Alergi dapat diturunkan dari orang tua atau kakek-nenek penderita. Bila ada salah satu dari kedua orang tua yang menderita gejala alergi, maka risiko yang mungkin diturunkan pada anak sekitar 25 – 30 persen. Sementara bila kedua orang tua alergi, maka risiko alergi menurunn keanak meningkat menjadi 60 – 70 persen

3) Penyakit imunodefisiensiPenyakit imunodefisiensi adalah kehilangan kekebalan tubuh. Imunodefisiensi dapat digolongkan kedalam dua kategori berdasarkan etiologinya. Pertama, imunosupresi sebagai akibat proses komplikasi penyakit lain dalam tubuh kita, misalnya malnutrisi, kanker, dan penyakit infeksi. Kedua, akibat komplikasi terapi untuk penyakit lain atau disebut imunodefisiensiiatrogenik, misalnya imunosupresi iatrogenic .

KESIMPULAN

Setelah kami mendiskusikan makalah tentang “Roborantia atau meningkatkan daya tahan” dapat kami menyimpulkan bahwa daya tahan tubuh berperan dalam resistensi terhadap bahan atau zat yang masuk kedalam tubuh. Daya tahan tubuh dapat dipengaruhi dari faktor hereditas, jenis kelamin, aktivitas fisik, dan umur. Daya tahan tubuh juga dapat ditingkatkan dengan cara makan makanan yang bergizi dan teratur.

SEKIAN AND MATUR THANK

YOU