RMK Laporan Keuangan Konsolidasi

15
PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LKK) 1. Pengertian Laporan keuangan konsolidasi adalah laporan keuangan gabungan dari seluruh laporan keuangan PPKD dan laporan keuangan SKPD menjadi satu laporan keuangan entitas tunggal, dalam hal ini adalah laporan keuangan pemda sebagai entitas pelaporan. Laporan keuangan konsolidasi ini disusun oleh PPKD yang dalam hal ini bertindak mewakili pemda sebagai konsolidator. Laporan konsolidasi ini dibuat karena Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) dibangun dengan arsitektur pusat dan cabang (Home Office – Branch Office). PPKD bertindak sebagai kantor pusat, sedangkan SKPD bertindak sebagai kantor cabang. Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah menggabungkan/ mengkonsolidasikan laporan keuangan dari seluruh SKPD dengan PPKD. Proses penyusunan laporan keuangan konsolidasi ini terdiri atas 2 tahap utama, yakni tahap penyusunan kertas kerja (worksheet) konsolidasi dan tahap penyusunan laporan keuangan gabungan pemerintah daerah sebagai entitas pelaporan. 2. Tahapan Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian Adapun tahapan penyusunan laporan keuangan konsolidasian berdasarkan Permendagri 64 tahun 2013 adalah sbb: a) Menyiapkan kertas kerja (worksheet) dengan lajur sesuai dengan banyaknya SKPD dan PPKD sebagai alat untuk menyusun Neraca Saldo Gabungan SKPD dan PPKD. Format kertas kerja untuk penyusunan neraca saldo Pemda adalah sebagai berikut: KODE REK NAMA REKENING NS.S.PENY-SKPD A NS.S.PENY-SKPD B NS.S.PENY-PPKD PENYESUAIAN (ELIMINASI ) NS.S.PENY - PEMDA DEBET KREDIT DEBET KREDIT DEBET KREDIT DEBET KREDIT DEBIT KREDIT 1... Akun Asset XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX 2... Akun Kewajiban XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX FRANSISKUS X SINAGA TAUFIK AKBAR ZULKIFLI FACHRI

description

RMK

Transcript of RMK Laporan Keuangan Konsolidasi

PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (LKK)FRANSISKUS X SINAGATAUFIK AKBARZULKIFLI FACHRI

1. PengertianLaporan keuangan konsolidasi adalah laporan keuangan gabungan dari seluruh laporan keuangan PPKD dan laporan keuangan SKPD menjadi satu laporan keuangan entitas tunggal, dalam hal ini adalah laporan keuangan pemda sebagai entitas pelaporan. Laporan keuangan konsolidasi ini disusun oleh PPKD yang dalam hal ini bertindak mewakili pemda sebagai konsolidator. Laporan konsolidasi ini dibuat karena Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) dibangun dengan arsitektur pusat dan cabang (Home Office Branch Office). PPKD bertindak sebagai kantor pusat, sedangkan SKPD bertindak sebagai kantor cabang.Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah menggabungkan/ mengkonsolidasikan laporan keuangan dari seluruh SKPD dengan PPKD. Proses penyusunan laporan keuangan konsolidasi ini terdiri atas 2 tahap utama, yakni tahap penyusunan kertas kerja (worksheet) konsolidasi dan tahap penyusunan laporan keuangan gabungan pemerintah daerah sebagai entitas pelaporan.2. Tahapan Penyusunan Laporan Keuangan KonsolidasianAdapun tahapan penyusunan laporan keuangan konsolidasian berdasarkan Permendagri 64 tahun 2013 adalah sbb:a) Menyiapkan kertas kerja (worksheet) dengan lajur sesuai dengan banyaknya SKPD dan PPKD sebagai alat untuk menyusun Neraca Saldo Gabungan SKPD dan PPKD. Format kertas kerja untuk penyusunan neraca saldo Pemda adalah sebagai berikut:KODE REKNAMA REKENINGNS.S.PENY-SKPD ANS.S.PENY-SKPD BNS.S.PENY-PPKDPENYESUAIAN (ELIMINASI)NS.S.PENY- PEMDA

DEBETKREDITDEBETKREDITDEBETKREDITDEBETKREDITDEBITKREDIT

1...Akun AssetXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

2...Akun KewajibanXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

3...Akun EkuitasXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

4...Akun Pendapatan- LRAXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

5...Akun BelanjaXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

6...Akun TransferXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

7...Akun PembiayaanXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

8...Akun Pendapatan- LOXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

9...Akun BebanXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

Neraca Saldo SKPD dan Neraca Saldo SKPD yang dimasukkan dalam kertas kerja konsolidasi adalah Neraca Saldo yang sudah disesuaikan. Setelah memasukkan neraca saldo kedalam kertas kerja konsolidasi, fungsi akuntansi PPKD membuat jurnal eliminasi untuk menghapus akun transitoris yaitu akun RK-PPKD lawan RK- SKPD.b) Menyusun Laporan Keuangan KonsolidasiBerdasarkan Neraca saldo setelah eliminasi, fungsi Akuntansi Pemda kemudian mengidentifikasi akun-akun yang termasuk dalam komponen Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Operasional (LO) dan Neraca. Berikut adalah ilustrasi kertas kerja penyusunan LKK, dengan asumsi bahwa di dalam setiap kertas kerja yang disajikan hanya terdiri dari dua entitas akuntansi yaitu, entitas akuntansi PPKD dan entitas akuntansi gabungan seluruh SKPD.Ilustrasi akan disajikan dengan sistematika sebagai berikut: Kertas Kerja Penyusunan LRA Konsolidasian Kertas Kerja Penyusunan LO Konsolidasian Kertas Kerja Penyusunan LPE Konsolidasian Kertas Kerja Penyusunan Neraca KonsolidasianPEMERINTAH KABUPATEN ABC Kertas KerjaPenyusunan Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Untuk TA yang Berakhir 31 Desember 20X1 (dalam ribuan Rupiah)

PEMERINTAH KABUPATEN ABC Kertas KerjaPenyusunan Laporan Operasional Konsolidasian Untuk TA yang Berakhir 31 Desember 20X1 (dalam ribuan Rupiah)

Keterangan LO:1) Pendapatan pajak daerah tahun berjalan yang telah diterima sebesar Rp23.659.500.000. Jumlah tersebut seluruhnya berasal dari pajak daerah yang diakui tahun berjalan, dalam arti tidak ada yang berasal dari pembayaran piutang pajak daerah tahun lalu.Untuk pengakuan pendapatan-LO yg berbasis akrual, jumlah pajak daerah yang diterima tersebut ditambah dengan piutang pendapatan pajak daerah tahun berjalan yang belum diterima pembayarannya sebesar Rp 40.500.000, sehingga jumlah pendapatan pajak daerah yang dilaporkan di LO seluruhnya berjumlah Rp 23.700.000.0002) Pendapatan retribusi daerah tahun berjalan yang ditelah diterima sebesar Rp7.674.400.000. Jumlah tsb seluruhnya berasal dari retribusi daerah yang diakui tahun berjalan, dalam arti tidak ada yang berasal dari pembayaran piutang retriubsi tahun lalu. Untuk pengakuan pendapatan-LO yg berbasis akrual, jumlah retribusi yang diterima tersebut ditambah dengan piutang retribusi tahun berjalan yang belum diterima pembayarannya sebesar Rp12.500.000, sehingga jumlah pendapatan retribusi yang dilaporkan di LO seluruhnya berjumlah Rp7.686.900.000.3) Jumlah pendapatan DAU yang dilaporkan di LRA adalah jumlah yang telah diterima (basis kas). Sementara di dalam LO, jumlah pendapatan DAU yang diakui adalah jumlah yang seharusnya diterima tahun berjalan yaitu sebesar Rp255.000.000.000,- (basis akrual).4) Belanja barang dan jasa yang dilaporkan di LRA sebesar Rp12.064.280.000,- merupakan belanja yang telah dibayar (dipertanggungjawabkan) pada tahun berjalan. Jumlah tsb seluruhnya merupakan beban tahun berjalan, dalam arti tidak ada pembayaran untuk membayar utang belanja barang dan jasa tahun lalu. Oleh karena itu, jumlah beban barang dan jasa yg dilaporkan di LO (basis akrual) berasal dari jumlah belanja barang dan jasa yang telah dilaporkan di LRA ditambah dengan belanja barang dan jasa tahun berjalan yang sudah terjadi tetapi belum dibayar (utang belanja) yaitu sebesar Rp110.410.000, dan dikurangi dengan kenaikan saldo persediaan akhir sebesar Rp35.000.000,-, sehingga total beban barang dan jasa di LO sebesar Rp12.139.690.000,- (Rp12.064.280.000 + Rp110.410.000 Rp35.000.000).5) Di LRA tidak terdapat belanja bunga, karena belum ada belanja bunga yang sudah dibayar. Namun bunga yang terutang pada tahun berjalan atas pinjaman jangka panjang kepada pemerintah pusat sebesar Rp250.000.000 sudah dapat diakui di LO sebagai beban bunga tahun berjalan.6) Di dalam LO tidak ada belanja modal, karena belanja modal merupakan belanja untuk memperoleh aset tetap dan aset lain-lain yang memiliki manfaat lebih dari satu tahun, sehingga di dalam entitas akuntansi keuangan pengaruh dari transaksi belanja modal langsung dicatat dengan mendebit akun aset yang bersangkutan (bukan dengan jurnal korolari). Namun di sisi lain, harus ada pengakuan penyusutan atas aset yang dikapitalisasi tersebut sebagai beban penyusutan yang harus dilaporkan di LO. Di sisi lain, akumulasi penyusutan dilaporkan di Neraca sebagai contra account atas akun aset tetap. Beban penyusutan hanya ada di LO SKPD, karena di Neraca PPKD tidak pernah ada akun aset tetap.7) Dalam ilustrasi ini diasumsikan tidak ada transaksi surplus/defisit dari kegiatan non operasional dan juga tidak ada transaksi luar biasa. Di samping itu di LO tidak akan pernah disajikan akun transaksi pembiayaan, karena pemibiayaan itu bukan pendapatan maupun beban. Sehingga LO dalam ilustrasi di atas hanya disajikan sampai Surplus/Defisit dari Kegiatan Operasional.

PEMERINTAH KABUPATEN ABC Kertas Kerja KonsolidasiPenyusunan Neraca Daerah KonsolidasianPer 31 Desember 20X1 (dalam ribuan rupiah)

Keterangan:1) RK-SKPD = RK-PPKD = Total SP2D LS SKPD (+) Total SP2D UP/GU/TU SKPD (-) Pengembalian Sisa UP/GU/TU dari SKPD (-) Pendapatan SKPD yang telah disetor ke Kasda.2) Penyusutan aset tetap di asumsikan baru diakui tahun ini, sehingga jumlah akumulasi penyusutan sama dengan jumlah beban penyusutan yang diakui tahun ini.3) Utang PFK adalah uang potongan PPh/PPN yang belum disetor ke Kas Negara.

PEMERINTAH KABUPATEN ABCKertas Kerja Konsolidasi Penyusunan LPE KonsolidasianPer 31 Desember 20XX (dalam ribuan rupiah)3. Penyusunan Laporan Perubahan SALLaporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih menyajikan informasi kenaikan atau penurunan Saldo Anggaran Lebih tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Laporan tersebut terdiri dari Saldo anggaran lebih, dikurangi Penggunaan Saldo Anggaran Lebih sebagai Penerimaan Pembiayaan Tahun Berjalan dijumlahkan dengan Sisa Lebih atau Kurang Pembiayaan Anggaran, Koreksi Kesalahan Pembukuan Tahun Sebelumnya, dan Lain-lain.Contoh Format LPSAL

4. Penyusunan Laporan Arus KasEntitas pelaporan yang wajib menyusun dan menyajikan laporan arus kas adalah unit organisasi yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum. Unit organisasi yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum adalah unit yang ditetapkan sebagai bendaharawan umum negara/daerah dan/atau kuasabendaharawan umum negara/ daerah.Laporan arus kas adalah bagian dari laporan finansial yang menyajikan informasi penerimaan dan pengeluaran kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitorisPEMERINTAH KABUPATEN ABC Kertas KerjaLaporan Arus Kas KonsolidasianUntuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 20X1 (dalam ribuan rupiah)

5. Penyusunan Catatan Atas Laporan KeuanganLaporan keuangan merupakan informasi yang kompleks dan disusun berdasarkan standar tertentu yang dapat berpotensi menimbulkan kesalahpahaman antara penyusun dan pengguna laporan keuangan. Kesalahpahaman yang terjadi di kalangan pengguna laporan keuangan dapat disebabkan oleh persepsi dari pembaca laporan keuangan yang berbeda denganpenyusun laporan keuangan. Untuk menghindari kesalahpahaman tersebut, laporan keuangan harus disertai dengan Catatan atas Laporan Keuangan yang berisi informasi untuk memudahkan pengguna dalam memahami Laporan Keuangan.CaLK pada dasarnya harus mengungkapkan hal-hal sebagai berikut: Menyajikan informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan, ekonomi makro, pencapaian target Perda APBD, berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target Menyajikan ikhtisar pencapaian kinerja keuangan selama tahun pelaporan Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya Mengungkapkan informasi yang diharuskan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan yang belum disajikan pada lembar muka (on the face) laporan keuangan Mengungkapkan informasi untuk akun-akun aset dan kewajiban yang timbul sehubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja dan rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas Menyediakan informasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang tidak disajikan pada lembar muka (on the face) laporan keuangan.Format CaLKCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN..Bab IPendahuluan1.1Maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan1.2Landasan hukum penyusunan laporan keuangan1.3Sistematika penulisan catatan atas laporan keuanganBab IIEkonomi makro, kebijakan keuangan dan pencapaian target kinerja APBD2.1Ekonomi makro2.2Kebijakan Keuangan2.3Indikator pencapaian target Kinerja APBD Bab IIIIkhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan3.1 Ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja keuangan3.2 Hambatan dan Kendala yang ada dalam pencapaian target yang telah ditetapkanBab IVKebijakan Akuntansi4.1 Entitas pelaporan keuangan daerah4.2 Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan Pemda4.3 Basis pengukuran yang mendasri penyusunan laporan keuangan Pemda4.4 Penerapan kebijakan akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang ada dalam standar akuntansi pemerintahan daerahBab VPenjelasan Pos-pos Laporan Keuangan Pemerintah Daerah5.1 Rincian dan penjelasan masing-masing pos-pos pelaporan keuangan pemda5.1.1Pendapatan-LRA5.1.2Belanja5.1.3Transfer5.1.4Pembiayaan5.1.5Pendapatan-LO5.1.6Beban5.1.7Aset5.1.8Kewajiban5.1.9Ekuitas5.2 Pengungkapan atas pos-pos aset dan kewajiban yang timbul sehubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja dan rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas, untuk entitas pelaporan yang menggunakan basis akrual pada pemdaBab VIPenjelasan atas informasi-informasi nonkeuangan pemdaBab VIIPenutup