RMK bab 1 Advanced accounting

12
PERBANDINGAN PENJUALAN ANGSURAN DAN KONSINYASI DARI BERBAGAI PANDANGAN STANDAR AKUNTANSI Disusun oleh Kelompok 1: Andrian Pramudinata (F0311015) Radityo Bayu W (F0311094) Rizzky Pradana P (F0311103) Imam Nur Haryanto (F0312063) M. Romandhon Rizky Putra Tara (F0312074) JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Transcript of RMK bab 1 Advanced accounting

Page 1: RMK bab 1 Advanced accounting

PERBANDINGAN PENJUALAN ANGSURAN DAN KONSINYASI DARI BERBAGAI PANDANGAN

STANDAR AKUNTANSI

Disusun oleh

Kelompok 1:

Andrian Pramudinata (F0311015)

Radityo Bayu W (F0311094)

Rizzky Pradana P (F0311103)

Imam Nur Haryanto (F0312063)

M. Romandhon Rizky Putra Tara (F0312074)

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2014

Page 2: RMK bab 1 Advanced accounting

PENJUALAN ANGSURAN

PSAKDalam hubungannya dengan SAK, penjualan angsuran dapat dikatakan berhubungan dengan :

a) PSAK No.16 tentang Aktiva Tetap dan Aktiva lain-lain

Hal ini dikarenakan, kebanyakan penjualan angsuran adalah aktiva tetap sebuah perusahaan,

seperti: gedung, tanah, peralatan. Dalam penjualan aktiva tetap ini akan muncul piutang dan

bunga.

b) PSAK No. 44 tentang Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat

Hal ini dikarenakan, penjualan angsuran pada mulanya adalah penjualan real estat, ditambah lagi

penjualan real estat sampai sekarang masih merupakan cicilan, jarang sekali yang membayar

langsung karena begitu besar biaya yang harus dikeluarkan sehingga lebih baik di cicil.

c) PSAK No. 46 tetang Akuntasi Pajak Penghasilan

Hal ini dikerenakan, dalam perhitungan pajak penghasilan dari sebuah perusahaan, kadang kala

terdapat selisih pajak dan juga pengaturan atas selisih pajak ini harus disesuaikan sehingga tidak

menimbulkan suatu kerancuan.

d) PSAK No. 47 tentang Akuntansi Tanah

Hal ini dikarenakan, dalam prakteknya tanah adalah suatu aktiva yang banyak diperjualbelikan

dengan angsuran, karena mahalnya harga tanah terlebih lagi dikota besar.

e) PSAK No. 48 tentang Penurunan Nilai Aktiva

Hal ini dikarenakan, dalam penjualan angsuran bila si pembeli tidak mampu membayar maka

akan terdapat pemilikan kembali akan aktiva tersebut dan biasanya harganya cenderung menurun

dari harga sewaktu menjual aktiva tersebut secara angsuran.

Adapun ketentuan akuntansi untuk penjualan angsuran barang dagangan adalah sebagai berikut:

a) Laba diakui sebesar persentase laba kotor dikalikan kas yang direalisasi dari penjualan

angsuran.

Page 3: RMK bab 1 Advanced accounting

b) Piutang penjualan dan LKBD untuk penjualan angsuran diberi tanda tahun terjadinya

agar dapat diidentifikasi dengan jelas hubungannya dengan laba kotor yang direalisasi

pada tahun yang bersangkutan dengan piutang tersebut.

c) Pencatatan persediaan barang dagangan dapat menggunakan metode periodic maupun

perpetual.

GAAPMetode penjualan angsuran adalah salah satu dari beberapa pendekatan yang digunakan

untuk mengakui pendapatan di bawah US GAAP, khususnya ketika pendapatan dan beban diakui

pada saat pengumpulan uang tunai daripada pada saat penjualan. Berdasarkan US GAAP, itu

adalah metode utama pengakuan pendapatan pada saat pengakuan terjadi selanjutnya untuk

penjualan.

Metode penjualan angsuran, digunakan untuk mengakui pendapatan setelah penjualan

terjadi dan ketika penjualan ditetapkan di bawah sangat panjang istilah cash collection. Secara

umum, ketika risiko tidak mampu mengumpulkan cukup tinggi dan bila tidak ada dasar memadai

untuk memperkirakan proporsi rekening angsuran, pengakuan pendapatan ditangguhkan, dan

metode penjualan angsuran digunakan. Metode penjualan angsuran biasanya digunakan untuk

memperhitungkan penjualan barang-barang konsumen, penjualan tanah ritel, dan property

pensiun. Berdasarkan metode pemulihan biaya, metode lain untuk mengakui pendapatan setelah

penjualan dibuat, tidak ada keuntungan diakui sampai semua biaya pulih.

IASMetode penjualan angsuran menurut IAS, terdapat di IAS 18 yang berisi tentang pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan pendapatan. Untuk penjualan angsuran dengan jangka koleksi kas diperpanjang dan di mana risiko tidak tertagihnya tinggi, penerimaan jumlah karena mungkin kejadian penting.

Page 4: RMK bab 1 Advanced accounting

PENJUALAN KONSINYASI

PSAKMenurut kriteria pengakuan pendapatan yang terdapat dalam PSAK 23, suatu entitas dapat

mengakui pendapatan jika memenuhi kriteria di bawah ini:

a) Entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan barang secara signifikan

kepada pembeli.

b) Entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan kepemilikan atas

barang ataupun melakukan pengendalian efektifatas barang yang dijual.

c) Jumlah pendapatan dapat diukur secara handal.

d) Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi tersebut mengalir ke

entitas dan,

e) Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan dengan transaksi penjualan tersebut

dapat diukur secara handal.

Terkait dengan pengakuan pendapatan, paendapatan atas penjualan konsinyasi belum bisa

bisa kita akui sebagai pendapatan sesuai dengan PSAK 23. Karena pada penjualan konsinyasi,

tidak terdapat perpindahan risiko baik secara keseluruhan atau secara signifikan dibuktikan

dengan masih diakuinya penjualan konsinyasi tersebut sebagai persediaan penjual, kemudian

penjual juga belum bisa memastikan berapakah jumlah barang yang terjual.

Penentuan kapan entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan secara

signifikan kepada pembeli memerlukan pengujian. Pada umumnya, pemindahan risiko dan

manfaat kepemilikan terjadi pada saat yang bersamaan dengan pemindahan hak milik atau

penguasaan atas barang tersebut kepada pembeli. Seperti misalnya pada transaksi penjualan

secara ecer, dalam kasus lain pemindahan risiko dan manfaat kepemilikan terjadi pada saat yang

berbeda dengan pemindahan hak milik atau penguasaan atas barang tersebut. Jika entitas

menahan risiko signifikan dari kepemilikan, maka transaksi tersebut bukanlah penjualan dan

pendapatan tidak diakui.

FASBDi SAB 101, pertanyaan 2, SEC ditetapkan contoh di mana Perusahaan Z memasuki

perjanjian dengan Pelanggan A. Berdasarkan perjanjian tersebut, Z memberikan produk ke A

Page 5: RMK bab 1 Advanced accounting

yang kemudian digunakan dan dikonsumsi dalam proses produksi. Produk ini dikirimkan secara

konsinyasi, sehingga hak atas produk tersebut disimpan oleh Z sampai A benar-benar

mengkonsumsi produk. Pandangan SEC adalah bahwa pendapatan tidak bisa tepat diakui sampai

produk tersebut dikonsumsi dan ditransfer.

SEC juga mencatat bahwa, dalam beberapa kasus, transfer sebenarnya judul tidak dapat

membenarkan pengakuan pendapatan. Menurut staf SEC, kehadiran satu atau lebih fitur

mungkin memerlukan penundaan pengakuan pendapatan. Fitur diidentifikasi adalah:

a) Pembeli memiliki hak untuk mengembalikan produk, dan pembayaran tertunda atau

berbeda dari perjanjian penjualan yang khas.

b) Penjual diperlukan untuk membeli kembali produk dengan harga substansial dikenal

dengan penyesuaian yang mencakup biaya pembeli memegang produk, termasuk

pembiayaan.

c) Penjual menjamin nilai jual kembali minimal.

d) Produk ini disampaikan untuk tujuan demonstrasi.

SEC memperingatkan bahwa daftar ini tidak dimaksudkan untuk menjadi lengkap. Pembuat

laporan keuangan harus menerapkan pertimbangan professional untuk menentukan apakah

substansi transaksi penjualan, atau konsinyasi (atau transaksi serupa) yang pengakuan langsung

dari pendapatan tidak tepat.

IASIAS 2 mendefinisikan persediaan barang-barang yang:

"Dimiliki untuk dijual dalam kegiatan usaha normal; dalam proses produksi untuk penjualan tersebut; atau dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk dikonsumsi dalam proses produksi atau dalam pemberian jasa. "

Secara umum, perusahaan harus mencatat pembelian dan penjualan persediaan ketika judul hukum lewat. Untuk tujuan akuntansi, maka perlu untuk menentukan kapan hak kepemilikan berpindah-sehingga Anda dapat memperoleh pengukuran yang akurat kuantitas persediaan dan sesuai representasi moneter persediaan dan harga pokok penjualan pada laporan keuangan.

"Konsinyasi" didefinisikan sebagai metode pemasaran di mana kapal-kapal pengirim barang ke

penerima, yang bertindak sebagai agen untuk pengirim dalam menjual barang. Persediaan tetap

menjadi milik pengirim sampai dijual oleh penerima barang.

Page 6: RMK bab 1 Advanced accounting

Dalam pengiriman, yang pengirim (penjual) kapal barang ke penerima (pembeli), yang bertindak

sebagai agen pengirim dalam mencoba untuk menjual barang, dan mendapatkan pembayaran

untuk setiap merchandizes (persediaan) dijual. Di sisi lain, penerima menerima komisi. Dalam

kata lain, penerima "pembelian" barang bersamaan dengan penjualan barang ke konsumen akhir.

Barang keluar konsinyasi termasuk dalam inventarisasi pengirim dan dikeluarkan dari

inventarisasi penerima-dengan demikian, sampai mereka benar-benar dijual ke konsumen akhir.

Pengungkapan mungkin diperlukan dari penerima barang, namun, karena kesimpulan analisis

umum keuangan, seperti hari penjualan dalam persediaan atau persediaan omset, mungkin

muncul terdistorsi kecuali pengguna laporan keuangan diinformasikan.

Dalam pengakuan pendapatan penjualan konsinyasi setelah consignee menjual barang ke

pelanggan akhir.

IFRSPenjualan Konsinyasi didefinisikan oleh IFRS (IAS 2) sebagai situasi yang pihak

pemegang barang persediaan bertindak sebagai agen bagi pemilik sebenarnya (Wiley, 2007:179). Penjualan konsinyasi dalam pengertian sehari-hari dikenal dengan sebutan penjualan dengan cara penitipan. “Consgnment (Konsinyasi) adalah barang-barang yang dikirim untuk dititipkan kepada pihak lain dalam rangka penjualan dimasa mendatang atau untuk tujuan lain, hak atas barang tersebut tetap melekat pada pihak pengirim (Consignor). Penerimaan titipan barang tersebut (Consignee) selanjutnya bertanggung jawab terhadap penanganan barang sesuai dengan kesepakatan”.

Di Indonesia perdagangan konsinyasi dikenal sebagai suatu bentuk perdagangan komisi. Di sini ada dua pihak yang terlibat yaitu pemilik barang sebagai konsinyor atau faktor dan penerima barang sebagai konsinyi atau pedagang komisi. Selama barang konsinyasi belum terjual, hak milik tetap ditangan pemilik. Persediaan barang konsinyasi di gudang konsinyi adalah persediaan milik konsinyor sampai barang terjual kepihak lain.

Penjualan yang dilakukan secara konsinyasi merupakan alternatif lain selain penjualan reguler, karena keberadaan penjualan konsinyasi yang berbeda dengan penjualan reguler, maka diperlukan akuntansi yang berbeda untuk penjualan konsinyasi dengan penjualan reguler, sehingga informasi yang disajikan dapat menggambarkan keadaan yang sebernarnya dan tidak menimbulkan informasi yang menyesatkan.

Didalam penjualan konsinyasi hubungan antara pihak konsinyor dan pihak konsinyi menyangkut hubungan antara pihak pemilik dan agen penjual. Dari segi pengamanat transaksi pengiriman barang-barang kepada konsinyi, biasa disebut “barang-barang konsinyasi”. Sedangkan dari pihak komisioner untuk mencatat transaksi yang behubungan dengan barang-

Page 7: RMK bab 1 Advanced accounting

barang milik pengamanat yang dititipkan kepadanya biasa disebut “barang-barang komisi”. Terhadap penyerahan barang atas transaksi konsinyasi, pada umumnya disusun suatu kontrak atau perjanjian tertulis yang menunjukkan sifat hubungan pihak yang menerima barang-barang.

Transaksi dengan cara penjualan konsinyasi mempunyai keuntungan-keuntungan tertentu dibandingkan dengan penjualan secara langsung barang-barang kepada perusahaan pengecer atau kepada pedagang.

Adapun keuntungan dengan penjualan konsinyasi bagi konsinyor, antara lain :1.      Konsinyasi merupakan suatu cara untuk lebih memperluas pasaran yang dapat dijamin oleh

seorang produsen, pabrikan atau distributor, terutama apabila:a.       Barang-barang yang bersangkutan baru diperkenalkan, permintaan produk tidak

menentu dan belum terkenal.b.      Penjualan pada masa-masa yang lalu dengan melalui dealer tidak menguntungkan.c.       Harga barang menjadi mahal dan membutuhkan investasi yang cukup besar bagi

pihak dealer apabial ia harus membeli barang-barang yang bersangkutan.2.      Resiko-resiko tertentu dapat dihindarkan pengamanat. Barang-barang konsinyasi tidak ikut

disita apabila terjadi kebangkrutan pada diri   komisioner sehingga resiko kerugian dapat ditekan.

3.      Harga barang yang bersangkutan tetap dapat dikontrol oleh pengamanat. Hal ini disebabkan kepemilikan atas barang tersebut masih ditangan pengamanat sehingga harga masih dapat dijangkau oleh konsumen.

4.      Jumlah barang yang dijual dan persediaan barang yang ada digudangkan mudah dikontrol sehingga resiko kekurangan atau kelebihan barang dapat ditekan dan memudahkan untuk rencana produksi.

Sedangkan bagi komisioner lebih menguntungkan dengan cara penjualan konsinyasi karena alasan-alasan sebagai berikut :1.      Komisioner tidak dibebani resiko menanggung kerugian bila gagal dalam penjualan barang-

barang konsinyasi.2.      Komisioner tidak mengeluarkan biaya operasi penjualan konsinyasi karena semua biaya

akan diganti /ditanggung oleh pengamanat.3.      Kebutuhan akan modal kerja dapat dikurangi, sebab komisioner hanya berfungsi sebagai

penerima dan penjual barang konsinyasi untuk pengamanat.4.      Komisioner berhak mendapatkan komisi dari hasil penjualan barang konsinyasi.

Dengan tetap mengendalikan harga eceran produk, konsinyor mengharapkan penjualannya dapat meningkat karena konsinyi ahli di bidang perdagangan barang yang bersangkutan. Pihak konsinyi, tanpa risiko kerusakan barang, fluktuasi harga dan biaya modal kerja, dapat meningkatkan penghasilannya dari hasil komisi penjualan barang konsinyasi.

2.2.            METODE PENJUALANMetode pencatatan atas transaksi penjualan konsinayasi terdapat prosedur-prosedur

pembukuan tersendiri yang biasanya diikuti oleh pihak konsinyor. Pada prinsipnya pendapatan

Page 8: RMK bab 1 Advanced accounting

dalam konsinyasi diakui pada saat penjualan terhadap barang-barang konsinyasi dilakukan oleh konsinyi kepada pihak ketiga. Jika konsinyor membutuhkan laporan penjualan dan untuk mengetahui laba atau rugi penjualan barang-barang konsinyasi, maka pencatatannyaharus diselenggarakan terpisah dari transaksi penjualan reguler.

Ada dua metode penentuan laba rugi barang konsinyasi, yaitu :1.       Laba Ditentukan Tersediri

Di sini pencatatan konsinyasi dilakukan dengan buku-buku tersendiri, terpisah dari pencatatan pembelian dan penjualan lainnya. Konsinyi mengakui laba penjualan konsinyasi sebelum menyusun laporan keuangan pada akhir periode dengan mendebet konsinyasi-masuk dan mengkredit pendapatan komisi atau laba penjualan konsinyasi. Tagihan dan kewajiban kepada konsinyor dicatat dengan menggunakan akun ‘konsinyi-masuk’. Konsinyor harus menerima akun penjualan pada akhir tahun buku untuk mencatat laba atau rugi penjualan barang konsinyasi. Tagihan dan kewajiban kepada konsinyi dicatat dengan menggunakan akun ‘konsinyi-keluar’.

2.      Laba Tidak Ditentukan TersendiriDi sini pencatatn konsinyasi tidak dipisahkan dari pembelian dan penjualan lainnya. Jika

jurnal pada saat barang konsinyasi dijual mengakui pembelian atau harga pokok barang yag dijual dan kewajiban kepada konsinyor, konsinyi tidak perlu menjurnal diakhir periode. Konsinyor mencatat potongan hasil penjualan oleh konsinyi ke akun beban yang bersangkutan. Jika barang konsinyi tidak semua terjual sampai akhir periode maka beban juga ditangguhkan pada barang konsinyasi yang belum terjual. Kas di debet atas kiriman uang dari konsinyi atau piutang di debet untuk jumlah yang tunai dari konsinyi, akun beban di debet untuk pembebanan oleh konsinyi atas barang yang telah terjual, barang dalam konsinyasi di debet untuk pembebanan konsinyi atas barang yang belum terjual, dan penjualan di kredit untuk total penjualan konsinyasi.

2.3.         OPERASI KONSINYASIHak Pihak Konsinyia)    Pihak konsinyi berhak memperoleh penggantian atas pengeluaran yang dibutuhkan berkaitan

dengan barang konsinyasi dan juga berhak memperoleh imbalan atas penjualan barang konsinyasi.

b)   Pihak konsinyi berhak menawarkan garansi biasa atas barang konsinyasi yang dijual, dan sementara itu pihak konsinyor terikat pada syarat pemberian garansi.

Kewajiban Pihak Konsinyi                                                                         a)    Pihak Konsinyi harus melindungi barang-barang pihak pemilik dengan cara yang baik dan

sesuai dengan sifat barang dan kondisi konsinyasi.b)   Pihak Konsinyi harus menjual barang konsinyasi dengan harga yang telah ditentukan.c)    Pihak Konsinyi harus memisahkan barang konsinyasi dari barang dagangan lainnya.

Page 9: RMK bab 1 Advanced accounting

d)   Pihak Konsinyi harus mengirimkan laporan berkala mengenai kemajuan penjualan barang

konsinyasi.