rleni.files. Web viewPenjumlahan, Pengurangan, dan Perkalian Vektor dengan Skalar___Hal. 7. Hasil...
Transcript of rleni.files. Web viewPenjumlahan, Pengurangan, dan Perkalian Vektor dengan Skalar___Hal. 7. Hasil...
DAFTAR ISI
A. Pendahuluan___Hal. 3
B. Vektor di Ruang Dimensi Dua (R2)___Hal. 3
C. Vektor di Ruang Dimensi Tiga (R3)___Hal. 5
D. Penjumlahan, Pengurangan, dan Perkalian Vektor dengan Skalar___Hal. 7
E. Hasil Kali Titik Dua Vektor___Hal. 9
F. Proyeksi Ortogonal suatu Vektor___Hal. 10
G. Hasil Kali Silang Dua Vektor___Hal. 12
DAFTAR PUSTAKA___Hal. 15
*): oleh erlenza, http://rleni.wordpress.com/ 1
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Vektor posisi titik A di R2___Hal. 4
Gambar 2 : Vektor posisi titik A di R3 ___Hal. 6
Gambar 3 : u + v ___Hal. 7
Gambar 4 : u + v = v + u ___Hal. 7
Gambar 5 : ___Hal. 8
Gambar 6 : ___Hal. 8
Gambar 7 : Sudut antara vektor dan ___Hal. 9
Gambar 8 : Vektor dan vektor ___Hal. 10
Gambar 9 : Proyeksi ortogonal vektor pada vektor ___Hal. 11
*): oleh erlenza, http://rleni.wordpress.com/ 2
VEKTOR*)
Dalam materi ini akan dibahas mengenai vektor dalam ruang dimensi dua
(R2); vektor dalam ruang dimensi tiga (R3); penjumlahan, pengurangan, dan
perkalian scalar dengan vektor; hasil kali titik (dot product) dua vektor; proyeksi
ortogonal suatu vektor; dan hasil kali silang (cross product) dua vektor.
A. Pendahuluan
Vektor merupakan ruas garis berarah yang dinyatakan sebagai pasangan
terurut yang disebut vektor kolom. Notasi-notasi vektor diantaranya adalah a, b, u
, , OA, atau .
Mengingat bahwa vektor memiliki arah, maka jika suatu vektor
dinyatakan dalam dua huruf kapital, maka urutan huruf-huruf tersebut harus
diperhatikan, .
Vektor nol dinotasikan dengan 0 adalah suatu vektor khusus karena
memiliki ukuran 0 dan akibatnya vektor tersebut tidak memiliki arah. Vektor
khusus lainnya adalah vektor satuan yaitu suatu vektor yang memiliki ukuran 1.
Ukuran suatu vektor lebih umum disebut sebagai panjang vektor (norm
of a vector). Dua vektor dikatakan sama (equivalent vectors) jika memiliki
panjang dan arah yang sama.
B. Vektor dalam Ruang Dimensi Dua (R2)
Vektor dalam R2 diwakili oleh dua besaran yang disebut komponen x dan
komponen y. Vektor dalam dalam R2 dapat digambarkan dalam suatu sistem
koordinat Cartesius (bidang).
Bentuk umum sebarang vektor a
di R2 adalah , a=( x1 , y1 )
, atau
, dengan x1 adalah komponen x dan y1 adalah komponen y dari
vektor a.
*): oleh erlenza, http://rleni.wordpress.com/ 3
Vektor-vektor dan berturut-turut merupakan vektor
satuan di R2 dan adalah vektor nol di R2.
Vektor posisi titik A ( x1, y1 ) dinotasikan dengan adalah suatu vektor
yang dimulai dari titik O(0,0)
dan berakhir di titik A ( x1, y1 )
, ditulis .
Titik O(0,0) disebut titik pangkal dan titik A ( x1 , y1 ) disebut titik ujung dari
vektor .
Sebagai contoh, vektor posisi titik A(6,4) adalah suatu vektor yang
memiliki titik pangkal O(0,0)
dan titik ujung A(6,4)
ditulis . Perhatikan
Gambar 1 di bawah ini.
Gambar 1 : Vektor posisi titik A (6, 4)
Sedangkan vektor adalah suatu vektor yang memiliki titik pangkal
A(6,4) dan titik ujung
O(0,0), ditulis .
Perhatikan bahwa , dikatakan bahwa vektor
merupakan lawan dari vektor . Vektor dapat juga dinotasikan
dengan , dengan demikian vektor dinotasikan dengan – a .
*): oleh erlenza, http://rleni.wordpress.com/ 4
Panjang vektor dinotasikan dengan atau , dan
didefinisikan bahwa .
Contoh 1:
Panjang vektor adalah
Jika diketahui titik A(x1 , y1) dan titik B(x2 , y2) maka vektor dapat dinyatakan sebagai
C. Vektor dalam Ruang Dimensi Tiga (R3)
Vektor dalam R3 diwakili oleh tiga besaran yang disebut komponen x,
komponen y, dan komponen z.
Bentuk umum sebarang vektor
a
di R3 dinotasikan dengan ,
a=( x1 , y1 , z1 ), atau , dengan x1 adalah komponen x, y1 adalah
komponen y, dan z1 adalah komponen z dari vektor a,
Vektor-vektor , dan berturut-turut merupakan
vektor satuan di R3 dan adalah vektor nol di R3.
Vektor posisi titik A ( x1 , y1 , z1 ) dinotasikan dengan adalah suatu
vektor yang dimulai dari titik O(0,0,0) dan berakhir di titik A ( x1, y1 , z1 ), ditulis
*): oleh erlenza, http://rleni.wordpress.com/ 5
. Titik
O(0,0,0)
disebut titik pangkal dan titik
A ( x1 , y1 , z1 ) disebut
titik ujung dari vektor .
Sebagai contoh, vektor posisi titik A(4,6,2) adalah suatu vektor yang
memiliki titik pangkal
O(0,0,0)
dan titik ujung
A(4,6,2)
, ditulis .
Perhatikan Gambar 2 di berikut ini.
Gambar 2 : Vektor posisi titik A (4, 6, 2)
Sedangkan vektor adalah suatu vektor memiliki titik pangkal
A(4,6,2)
dan titik ujung
O(0,0,0)
, ditulis .
Perhatikan bahwa , dikatakan bahwa vektor
merupakan lawan dari vektor . Vektor dapat juga dinotasikan
dengan , dengan demikian vektor dinotasikan dengan – a .
*): oleh erlenza, http://rleni.wordpress.com/ 6
Panjang vektor dinotasikan dengan atau , dan
didefinisikan bahwa .
Contoh 2:
Panjang vektor adalah
Jika diketahui titik A(x1 , y1 , z1) dan titik B(x2 , y2 , z2) maka vektor
dapat dinyatakan sebagai
D. Penjumlahan, Pengurangan, dan Perkalian Skalar dengan Vektor
Misalkan diketahui sebarang vektor-vektor tak nol , , dan skalar tak
nol k . Operasi yang dapat dilakukan atas vektor , vektor v, dan suatu skalar k
diantaranya adalah operasi penjumlahan vektor, pengurangan vektor, dan
perkalian vektor dengan skalar.
Berikut ini adalah definisi-definisi dan teorema yang berlaku pada
operasi tersebut.
Definisi 1:
u + v adalah suatu vektor yang ditentukan dengan cara: meletakkan vektor v
sedemikian sehingga titik pangkal vektor v berimpit dengan titik ujung vektor u .
Perhatikan gambar 3 berikut ini.
*): oleh erlenza, http://rleni.wordpress.com/ 7
Gambar 3: u + v
Selain itu, u + v dapat juga ditentukan dengan cara: meletakkan vektor u dan
meletakkan vaktor v sedemikian sehingga titik pangkal vektor u berimpit dengan
titik ujung vektor . Perhatikan gambar 4 di bawah ini.
Gambar 4: u + v = v + u
Definisi 2:
Selisih vektor dan didefinisikan sebagai
Gambar 5 berikut ini adalah sketsa selisih vektor dan .
Gambar 5:
Definisi 3:
Hasil kali didefinisikan sebagai vektor yang panjangnya kali panjang .
Jika maka searah dengan , jika maka berlawanan arah
dengan . Perhatikan gambar 6 di bawah ini.
Gambar 6 :
*): oleh erlenza, http://rleni.wordpress.com/ 8
Didefinisikan pula jika atau .
Teorema 1:
Jika diketahui sebarang vektor-vektor tak nol , , dan ; sebarang skalar-skalar
tak nol k dan l, maka berlaku:
1. u + v = v + u
2. u + 0 = 0 + u = u
3.
4.
5.
6.
7.
8.
E. Hasil Kali Titik Dua Vektor
Misalkan diketahui vektor-vektor tak nol dan , yang telah
diposisikan sedemikian sehingga titik-titik pangkal kedua vektor tersebut
berimpit. Sudut antara vektor dan , sebut , memenuhi 0≤ α ≤ π , seperti pada
gambar 7 berikut.
Gambar 7 : Sudut antara vektor dan
Definisi 4:
Misalkan diketahui sebarang vektor-vektor dan , dan adalah sudut antara
vektor dan . Hasil kali titik (dot product) vektor dengan vektor
dinotasikan dengan , didefinisikan sebagai
*): oleh erlenza, http://rleni.wordpress.com/ 9
Perhatikan bahwa hasil kali titik dua vektor menghasilkan suatu skalar.
Contoh 3:
Jika diketahui vektor-vektor , di R3 dan sudut antara
vektor dan adalah 60o, maka tentukan .
Penyelesaian:
Diketahui , , dan = 60o.
Teorema 2:
Jika diketahui sebarang vektor-vektor dan di R3, maka
Contoh 4:
Jika diketahui vektor-vektor dan maka
.
Teorema 3:
Jika diketahui sebarang vektor-vektor tak nol ; dan suatu skalar tak
nol k maka berlaku:
1.
2.
3.
*): oleh erlenza, http://rleni.wordpress.com/ 10
4. dan
F. Proyeksi Ortogonal suatu Vektor
Dalam banyak penerapan vektor, seringkali suatu vektor akan diuraikan
menjadi penjumlahan dua vektor, dimana vektor pertama sepanjang/sejajar
dengan vektor yang diketahui, dan vektor kedua tegak lurus/ortogonal dengan
vektor yang diketahui. Hal ini dikenal sebagai proyeksi ortogonal suatu vektor.
Sebagai contoh, pada gambar 8, vektor akan diuraikan
sepanjang/sejajar vektor .
Gambar 8: Vektor dan vektor
Proyeksi ortogonal vektor pada vektor , dilakukan dengan cara
memindahkan vektor sedemikian sehingga titik pangkalnya berimpit dengan
titik pangkal vektor . Tarik garis melalui titik ujung vektor tegak lurus vektor
, sebut garis g. Sebut vektor adalah vektor yang memiliki titik pangkal yang
sama dan memiliki titik ujung di titik potong garis g dengan vektor . Sebut
vektor adalah suatu vektor yang memiliki titik pangkal yang sama dan sejajar
garis g, seperti gambar 9 di bawah ini.
Gambar 9 : Proyeksi ortogonal vektor pada vektor
Pada gambar 9 berdasarkan definisi selisih dua vektor, , dengan
demikian .
Vektor disebut proyeksi ortogonal vektor pada vektor ,
dinotasikan dengan Proya .
*): oleh erlenza, http://rleni.wordpress.com/ 11
Teorema 4:
Jika diketahui sebarang vektor-vektor tak nol dan , maka
(i) proyeksi ortogonal vektor pada vektor adalah
Proya =
(ii) komponen vektor yang ortogonal dengan vektor adalah
– Proya = –
Contoh 5:
Jika diketahui vektor-vektor dan maka tentukan:
a. proyeksi ortogonal vektor pada vektor
b. komponen vektor yang ortogonal dengan vektor
Penyelesaian:
Diketahui vektor-vektor dan
a. proyeksi ortogonal vektor pada vektor
Proya =
b. komponen vektor yang ortogonal dengan vektor
– Proya =
*): oleh erlenza, http://rleni.wordpress.com/ 12
G. Hasil Kali Silang Dua Vektor
Selain menentukan proyeksi ortogonal suatu vektor, dapat pula dibentuk
suatu vektor baru yang tegak lurus dengan dua vektor yang diketahui. Pada bagian
ini akan dibahas mengenai suatu operasi perkalian vektor yang akan menghasilkan
vektor baru. Operasi ini dikenal dengan nama hasil kali silang (cross product) dua
vektor. Perhatikan bahwa hasil kali silang dua vektor menghasilkan suatu
vektor.
Definisi 5:
Misalkan diketahui vektor-vektor tak nol dan di R3.
Hasil kali silang vektor dengan vektor , dinotasikan dengan ,
didefinisikan sebagai
Dalam menentukan hasil kali silang vektor dengan
dapat dilakukan dengan cara membentuk matriks ordo 2 3
dengan vektor sebagai baris pertama dan vektor
sebagai baris kedua, matriks ordo 2 3 yang dimaksud adalah
(1)
(i) Untuk menentukan komponen pertama , hilangkan kolom pertama
matriks (1) kemudian tentukan determinan .
(ii) Untuk menentukan komponen kedua , hilangkan kolom kedua matriks
(1) kemudian tentukan determinan – .
*): oleh erlenza, http://rleni.wordpress.com/ 13
(iii) Untuk menentukan komponen ketiga , hilangkan kolom ketiga matriks
(1) kemudian tentukan determinan .
Contoh 6:
Jika diketahui vektor-vektor dan maka tentukan .
Penyelesaian:
Diketahui vektor-vektor dan .
Bentuk matriks ordo 2 3 dengan vektor sebagai baris pertama dan
vektor sebagai baris kedua. Matriks yang dimaksud adalah
(i) Komponen pertama adalah = (2)(1) – (–2)(0) = 2;
(ii) komponen kedua adalah = – [(1)(3) – (–2)(3)] = – 7;
(iii) komponen ketiga adalah = (1)(0) – (2)(3) = – 6.
Jadi .
Teorema 5:
Jika diketahui sebarang vektor-vektor tak nol , maka berlaku:
1. ( ortogonal terhadap )
2. ( ortogonal terhadap )
3. (Identitas Lagrange)
4.
5.
*): oleh erlenza, http://rleni.wordpress.com/ 14
Teorema 6:
Jika diketahui sebarang vektor-vektor tak nol , dan sebarang skalar tak
nol k maka berlaku:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
*): oleh erlenza, http://rleni.wordpress.com/ 15
DAFTAR PUSTAKA
Anton H., (2000). Elementary Linear Algebra 7th Edition. Drexel University
Press.
Clapham, C. (1996). The Concise Oxford Dictionary of Mathematics 2nd Edition.
Oxford University Press.
Neill, H. & Quadling, D. (2007). Advanced Level Mathematics Pure Mathematics
2 & 3. Cambridge University Press.
Smedley R. & Wiseman G. (2001). Introducing Pure Mathematics 2nd Edition.
Oxford University Press.
*): oleh erlenza, http://rleni.wordpress.com/ 16