Rks Dermaga 3

8
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat BAB III SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN URUGAN/REKLAMASI PASAL 1 U M U M (1) Pekerjaan penimbunan atau pembuangan lumpur, tanah, batu- batu atau material lain dari atau ke tempat proyek untuk pelaksanaan pengembangan lahan, konstruksi, pembuangan material yang tidak digunakan, lapisan tanah atas kesemuanya disesuaikan dengan spesifikasi dan mengikuti gambar rencana menurut kedudukan, kemiringan dan bentuk penampang. (2) Sebelum dimulainya pekerjaan, kontraktor bersama-sama dengan Konsultan Pengawas melakukan survei dan mengadakan pengukuran selisih tinggi pada areal dimana pekerjaan tanah akan dilaksanakan dan menyepakati terhadap elevasi permukaan tanah asli (belum terganggu). Prosedur yang sama harus diikuti bila penimbunan selesai. (3) Setiap pekerjaan tambahan yang disebabkan karena kelebihan pengurugan atau disebabkan oleh keadaan tanah urugan yang kelihatan kurang baik harus diperbaiki oleh kontraktor tanpa mengklaim biaya tambahan kepada Pemberi Tugas. (4) Apabila tercantum dalam gambar-gambar atau telah diatur di dalam spesifikasi atau disetujui oleh Konsultan Pengawas bahan-bahan bekas galian harus ditimbun pada suatu tempat di dalam proyek. PASAL 2 TEMPAT PEMBUANGAN Bekas galian yang tidak memenuhi persyaratan untuk digunakan dalam konstruksi harus dibuang dan ditempatkan di luar areal proyek atau ditempat-tempat yang lain sebagaimana yang telah tercantum dalam spesifikasi/syarat khusus pada gambar rencana atau yang diperintahkan Konsultan Pengawas. Areal untuk penimbunan bekas galian harus disediakan oleh Kontraktor seizin Pemberi Tugas. III-1

Transcript of Rks Dermaga 3

Page 1: Rks Dermaga 3

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

BAB IIISYARAT-SYARAT TEKNIS

PEKERJAAN URUGAN/REKLAMASI

PASAL 1U M U M

(1) Pekerjaan penimbunan atau pembuangan lumpur, tanah, batu-batu atau material lain dari atau ke tempat proyek untuk pelaksanaan pengembangan lahan, konstruksi, pembuangan material yang tidak digunakan, lapisan tanah atas kesemuanya disesuaikan dengan spesifikasi dan mengikuti gambar rencana menurut kedudukan, kemiringan dan bentuk penampang.

(2) Sebelum dimulainya pekerjaan, kontraktor bersama-sama dengan Konsultan Pengawas melakukan survei dan mengadakan pengukuran selisih tinggi pada areal dimana pekerjaan tanah akan dilaksanakan dan menyepakati terhadap elevasi permukaan tanah asli (belum terganggu). Prosedur yang sama harus diikuti bila penimbunan selesai.

(3) Setiap pekerjaan tambahan yang disebabkan karena kelebihan pengurugan atau disebabkan oleh keadaan tanah urugan yang kelihatan kurang baik harus diperbaiki oleh kontraktor tanpa mengklaim biaya tambahan kepada Pemberi Tugas.

(4) Apabila tercantum dalam gambar-gambar atau telah diatur di dalam spesifikasi atau disetujui oleh Konsultan Pengawas bahan-bahan bekas galian harus ditimbun pada suatu tempat di dalam proyek.

PASAL 2TEMPAT PEMBUANGAN

Bekas galian yang tidak memenuhi persyaratan untuk digunakan dalam konstruksi harus dibuang dan ditempatkan di luar areal proyek atau ditempat-tempat yang lain sebagaimana yang telah tercantum dalam spesifikasi/syarat khusus pada gambar rencana atau yang diperintahkan Konsultan Pengawas. Areal untuk penimbunan bekas galian harus disediakan oleh Kontraktor seizin Pemberi Tugas.

PASAL 3KLASIFIKASI GALIAN

(1) Galian lumpurLumpur umumnya dapat dengan mudah dipindahkan dengan metode penggalian tangan dengan menggunakan alat-alat misal : kapak, sekop, cangkul atau linggis, pahat dan palu.

(2) Galian Tanah Galian tanah mencakup semua galian batu, galian untuk konstruksi atau galian untuk material/bahan baku.

PASAL 4

III-1

Page 2: Rks Dermaga 3

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

PEKERJAAN URUGAN DAN PEMADATAN

(1) Pelaksanaan PenguruganPelaksanaan pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis, tebal tiap lapis adalah 20 cm tanah lepas dan dipadatkan sampai mencapai kepadatan maksimum, demikian seterusnya hingga mencapai peil permukaan tanah yang direncanakan.Pengurugan di sekeliling atau di atas beton hanya boleh dilakukan setelah beton mencapai kekuatan cukup untuk menerima beban.

(2) Bahan Urugana. Bahan untuk urugan, untuk pekerjaan urugan kembali bekas galian, urugan untuk

perbaikan kualitas tanah maupun reklamasi laut menggunakan material yang didatangkan dari lokasi lain, lokasi sumber material ini harus diberitahukan kepada Konsultan Pengawas.

b. Karakteristik fisik dan mekanik tanah urugan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : Kekuatan geser yang tinggi Kompresibilitas dan elastisitas yang rendah Indek elastisitas < 12 Sensitifitas rendah Batas cair < 35 % Koefisien keseragaman > 6 Ukuran butir tanah dasar tidak boleh lebih besar dari 7,5 mm maksimum 40%

dari butiran harus lewat saringan standar No. 4 dan sekurang-kurangnya 2% harus lewat saringan standar No. 300.

c. Bahan urugan harus bebas dari akar tumbuhan, kotoran sampah, bahan-bahan organik dan kotoran-kotoran lain.

d. Terlebih dahulu dilakukan tes di laboratorium independen yang ditentukan atau disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Hasil tes secara tertulis diserahkan kepada Direksi/Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan sebelum pelaksanaan pengurugan.

e. Bila dalam pelaksanaannya, Kontraktor menggunakan bahan urugan yang tidak memenuhi persyaratan, Direksi/Konsultan Pengawas berhak untuk menghentikan pekerjaan pengurugan dan mewajibkan Kontraktor untuk menggali kembali urugan dengan bahan yang tidak memenuhi syarat tersebut diatas dan Kontraktor harus menggantinya dengan bahan urugan yang memenuhi syarat atas biaya sendiri.

(3) Test di LaboratoriumTest terhadap material urugan tersebut antara lain meliputi :a. Berat jenisb. Kadar airc. Analisis pembagian butird. Hidrometere. Batas plastisf. Batas cairg. Pemadatan (Standard Proctor)h. Tes-tes lain yang dianggap perlu.Biaya tes ditanggung oleh Rekanan. Direksi/Konsultan Pengawas berhak menolak material yang tidak memenuhi persyaratan.

III-2

Page 3: Rks Dermaga 3

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

(4) Persyaratan Bagi Lokasi yang akan diurugLokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur, kotoran-kotoran dan air. Bila ada genangan air, maka Rekanan harus mengeringkannya terlebih dahulu, misalnya dengan bantuan pompa air agar pengurugan bisa dilakukan dalam keadaan kering.

(5) PemadatanPekerjaan pemadatan tiap lapis urugan dilakukan dengan kadar air yang diusahakan selalu mendekati kadar air optimum. Kadar air optimum ditetapkan melalui percobaan laboratorium.

(6) Test Kepadatan Setelah urugan tanah selesai dipadatkan, dilakukan tes kepadatan di lapangan (yang

disaksikan oleh Direksi/Konsultan Pengawas) maupun di laboratorium. Untuk tes di lapangan, dapat digunakan sand cone method atau cara lain yang

disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Alat yang digunakan telah ditera dan disediakan oleh Rekanan.

Lokasi dan jumlah titik yang dites ditentukan oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Hasil tes harus tertulis dan diserahkan kepada Direksi/Konsultan Pengawas untuk

memperoleh persetujuan. Bila hasil tes menunjukkan tingkat kepadatan yang belum memuaskan, maka

dengan atau tanpa perintah Direksi, Rekanan harus melakukan langkah-langkah perbaikan atas biaya Rekanan sendiri.

(7) Tingkat KepadatanTingkat kepadatan lapangan yang disyaratkan adalah :

a. 95 % dari kepadatan kering maksimum menurut ketentuan ASTM D-698 atau Peraturan Bina Marga BPB-0111-76 yang berlaku untuk semua urugan umum, urugan di bawah pondasi, di belakang pangkal jembatan, pembuatan badan jalan dan lain-lain.

b. 100 % kepadatan kering maksimum untuk lapisan tanah setebal 15 cm dari subgrade/dasar balas pada pembuatan jalan/dasar bangunan.

(8) Urugan Khusus untuk Perbaikan TanahApabila terjadi perbaikan keadaan tanah dengan maksud memperbaiki daya dukung tanah maka sebagian dari tanah semula akan digali sedemikian hingga tebalnya tanah pengganti memenuhi syarat dalam gambar rencana dan mengusahakan seminimum mungkin terjadinya gangguan terhadap tanah asli yang diakibatkan oleh penggalian tersebut. Tanah ini dipadatkan dengan baik sesuai dengan ketentuan-ketentuan tentang pemadatan tanah urugan seperti yang disebutkan dalam (sub) pasal-pasal terdahulu.

PASAL 5PENGURUGAN DI SEKITAR BANGUNAN

III-3

Page 4: Rks Dermaga 3

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

Pengurugan bahan disekitar bangunan harus dilaksanakan dan pemadatannya sedemikian rupa sehingga tak menimbulkan kerusakan terhadap bangunan. Pengurugan kembali di belakang struktur beton atau dari pasangan batu tidak diijinkan, apabila pengecoran struktur yang bersangkutan kurang dari 14 hari.Pemadatan urugan dekat struktur yang tertanam tidak dapat dilakukan dengan alat mesin gilas bergetar di dalam jarak 3 m vertikal 2 m horisontal dari tiap struktur atau dalam hal mesin gilas roda ganda yang digerakkan sendiri harus sejauh 1 m dari tiap struktur.Perbedaan ketinggian permukaan urugan antara sisi yang satu (dalam) dengan sisi yang lain (Luar) daripada struktur tidak boleh melebihi 1 m.

PASAL 6MATRAS/CERUCUK DOLKEN

Pekerjaan matras/cerucuk ini meliputi penyediaan semau peralatan, tenaga kerja, perlengkapan dan bahan, serta pelaksanaan seluruh pengoperasian yang berhubungan dengan pemancangan cerucuk dolken.(1) Peraturan

Standar yang dipakai sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia(2) Material / Bahan

Cerucuk berfungsi untuk memperbaiki daya dukung tanah harus dari dolken yang sudah tua dan lurus, dengan mempunyai diameter 8 - 10 cm. Kontraktor wajib menyerahkan contoh bahan yang akan dipakai kepada Konsultan Pengawas, dan apabila bahan yang didatangkan tidak sesuai mutu maka Kontraktor wajib untuk mengeluarkan dari lokasi proyek. Segala akibat dari pekerjaan tersebut tidak ada penggantian.

(3) Pemancangana. Persetujuan

Sebelum masuk pekerjaan, Kontraktor harus minta persetujuan Konsultan Pengawas mengenai deskripsi, spesifikasi, gambar-gambar dan program pekerjaan secara detail atas metoda yang diusulkan dalam hal pemancangan termasuk peralatan yang akan digunakan.

b. Alat PancangMartil untuk pemancangan harus bisa digunakan dalam pemancangan tiang dolken. Martil harus cukup berat untuk memancang cerucuk dolken dalam satu operasi yang berkesinambungan dan harus beroperasi dalam kecepatan penuh dan pukulan yang penuh. Kontraktor harus menyerahkan rencana dan tipe martil yang akan digunakan untuk pemancangan alat lain untuk merancang harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.

c. Kedalaman PemancanganCerucuk dolken yang harus dipancang sampai dengan ujung cerucuk yang ditentukan pada gambar rencana yaitu sampai kedalaman 2 m, apabila tanah keras telah dicapai sebelum tercapainya ujung cerucuk yang ditentukan, pemancangan boleh dihentikan atas persetujuan Konsultan Pengawas.

PASAL 7GEOTEXTILE

III-4

Page 5: Rks Dermaga 3

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

Geotextile harus dari serat monofilamen buatan yang terbuat dari polimer lembam yang tidak ditenun atau seperti yang disetujui Direksi. Geotextile harus mempunyai sifat isotropis dan benar-benar lembam untuk penggunaan dibawah air secara terus menerus. Geotextile harus dilengkapi dengan bahan tambahan sehingga tidak terpengaruh oleh sinar Ultra Ungu.Kontraktor harus menyerahkan usulan rinci yang dilengkapi dengan sertifikat pengujian dan 8 lembar contoh geotextile yang diusulkan berukuran 400 x 400 mm2 kepada Direksi. Penyerahan ini tidak boleh kurang dari 1 (satu) bulan sebelum pemasangan dilakukan. Tidak ada geotextile yang dipasang sebelum ada persetujuan dari Direksi.Geotextile harus mempunyai sifat dan spesifikasi sebagai berikut :

Karakteristik Struktural :* Diameter Serat (mikron) 35* Ketebalan dibanding diameter 20* Porositas pada 250 kg/m2 (%) 79* Porositas pada 2 x 10000 kg/m2 (%) 74Sifat-sifat Mekanis untuk Uji Plane Strain 200 mm (kekuatan regang)* Beban maksimum (N/200 mm) 1700* Pemanjangan pada beban maksimum (%) 45* Beban pada 5 % pemanjangan (N) 500* Energi putus (Joule) 100

Sifat-sifat Mekanis untuk Uji Tarik 25 mm* Beban maksimum (N) 850* Pemanjangan pada beban maksimum (%) 80* Pemanjangan pada saat sobek (%) 90* Kekuatan sobek (N) 250* Beban mendadak (N/cm2) 110

Sifat-sifat Hidraulis* Permeabilitas (Liter/m2/det 100 mm head) 40* Diameter pori 90 mikron 100* Diameter pori 50 mikron 70* Koefisien Darcy 0,5 x 0,001 m/det

Geotextile harus disimpan sedemikian rupa sehingga tidak terkena sinar matahari langsung. Kontraktor harus menyerahkan usulan rinci cara pemasangan geotextile kepada Direksi untuk mendapat persetujuannya. Sambungan harus dijahit atau disambung dengan cara lain yang disetujui Direksi.Kontraktor harus memperbaiki geotextile yang rusak. Metoda perbaikan harus mendapat persetujuan Direksi. Apabila Direksi merasa bahwa perbaikan itu tidak memuaskan, maka Kontraktor harus menggantinya dengan yang baru.

III-5