RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

127
RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR NOMOR : 18 TAHUN 2015 TANGGAL : 29 MEI 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2016 merupakan kesinambungan upaya pembangunan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan daerah yang diamanatkan dalam RPJMD. Tahun 2016 adalah tahun terakhir dari periode RPJMD Kabupaten Flores Timur Tahun 2012-2016. RKPD memuat arah kebijakan pembangunan Flores Timur yang merupakan komitmen Pemerintah Daerah Kabupaten Flores Timur untuk memberikan kepastian kebijakan dalam melaksanakan pembangunan daerah yang berkesinambungan. RKPD tersebut merupakan dokumen perencanaan pembangunan Kabupaten Flores Timur untuk periode 1 (satu) tahun yaitu tahun 2016 yang dimulai tanggal 1 Januari 2016 dan berakhir pada tanggal 31 Desember 2016. Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) merupakan pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Ketentuan Undang-undang tersebut antara lain menyebutkan bahwa RKPD merupakan penjabaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan akan digunakan sebagai acuan untuk menyempurnakan Renja SKPD; sebagai pedoman penyusunan Kebijakan Umum APBD serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara; sebagai Pedoman penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran SKPD dan acuan dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) sebagaimana diamanatkan dalam pasal 17 ayat (2) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Dengan demikian RKPD mempunyai fungsi pokok sebagai acuan bagi seluruh pelaku pembangunan, karena memuat seluruh kebijakan publik; sebagai pedoman dalam penyusunan APBD, karena memuat arah kebijakan pembangunan daerah satu tahun; dan untuk menciptakan kepastian kebijakan, karena merupakan komitmen Pemerintah. 1.2 Landasan Hukum Peraturan perundangan-undangan yang menjadi landasan penyusunan RKPD Kabupaten Flores Timur Tahun 2016 adalah sebagai berikut: 1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; 4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2015 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2016; 6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; Hal 1 dari 127 Hal 1 dari 127

Transcript of RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

Page 1: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | I-1

LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR

NOMOR : 18 TAHUN 2015

TANGGAL : 29 MEI 2015

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2016 merupakan

kesinambungan upaya pembangunan dalam rangka mencapai tujuan

pembangunan daerah yang diamanatkan dalam RPJMD. Tahun 2016 adalah tahun

terakhir dari periode RPJMD Kabupaten Flores Timur Tahun 2012-2016. RKPD

memuat arah kebijakan pembangunan Flores Timur yang merupakan komitmen

Pemerintah Daerah Kabupaten Flores Timur untuk memberikan kepastian

kebijakan dalam melaksanakan pembangunan daerah yang berkesinambungan.

RKPD tersebut merupakan dokumen perencanaan pembangunan Kabupaten

Flores Timur untuk periode 1 (satu) tahun yaitu tahun 2016 yang dimulai tanggal

1 Januari 2016 dan berakhir pada tanggal 31 Desember 2016.

Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) merupakan

pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional dan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah. Ketentuan Undang-undang tersebut antara lain

menyebutkan bahwa RKPD merupakan penjabaran Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan akan digunakan sebagai acuan untuk

menyempurnakan Renja SKPD; sebagai pedoman penyusunan Kebijakan Umum

APBD serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara; sebagai Pedoman

penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran SKPD dan acuan dalam penyusunan

Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) sebagaimana

diamanatkan dalam pasal 17 ayat (2) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

tentang Keuangan Negara.

Dengan demikian RKPD mempunyai fungsi pokok sebagai acuan bagi seluruh

pelaku pembangunan, karena memuat seluruh kebijakan publik; sebagai pedoman

dalam penyusunan APBD, karena memuat arah kebijakan pembangunan daerah

satu tahun; dan untuk menciptakan kepastian kebijakan, karena merupakan

komitmen Pemerintah.

1.2 Landasan Hukum

Peraturan perundangan-undangan yang menjadi landasan penyusunan RKPD

Kabupaten Flores Timur Tahun 2016 adalah sebagai berikut:

1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional;

3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan

Rencana Pembangunan Daerah;

5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2015 tentang

Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2016;

6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah;

Hal 1 dari 127

Hal 1 dari 127

Page 2: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | I-2

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan

Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Tahapan,Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan

Rencana Pembangunan Daerah;

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2013 tentang Pedoman

Pembangunan Wilayah Terpadu;

10. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Daerah Propinsi Nusa Tenggara Timur;

11. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 1 Tahun 2014

tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Nusa

Tenggara Timur Tahun 2013-2018;

12. Peraturan Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 13 Tahun 2008 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Flores Timur Tahun 2007-2027;

13. Peraturan Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 17 Tahun 2011 tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 14 Tahun

2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Flores Timur

Tahun 2005-2025;

14. Peraturan Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 1 Tahun 2012 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Flores Timur

Tahun 2012-2016;

15. Peraturan Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 1 Tahun 2013 tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Flores Timur;

16. Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Timur Nomor 16 Tahun 2016 tentang

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Provinsi Nusa Tengggara Timur Tahun

2016;

17. Peratuan Bupati Flores Timur Nomor 9 Tahun 2014 tentang Penyelarasan

Indikator Kinerja Program pada RPJMD Kabupaten Flores Timur Tahun

2012-2016;

18. Peraturan Bupati Flores Timur Nomor 10 Tahun 2015 tentang Penentuan

Variabel Lain, Penghitungan Alokasi dan Tata Cara Penggunaan Pagu

Wilayah Kecamatan Tahun Anggaran 2016.

1.3 Hubungan antarDokumen

Prinsip-prinsip perencanaan pembangunan daerah antara lain merupakan

satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional dan

mengintegrasikan rencana tata ruang dengan rencana pembangunan daerah. Oleh

karena itu perumusan RKPD Kabupaten Flores Timur Tahun 2015 dirumuskan

berdasarkan tinjauan berbagai kebijakan perencanaan pembangunan baik di

tingkat nasional maupun tingkat daerah.

RKPD Tahun 2016 merupakan penjabaran dari tahun ke lima RPJMD

Kabupaten Flores Timur Tahun 2012-2016. Penyusunan RKPD Kabupaten

mengacu pada RKP dan RKPD Provinsi. Selain itu menggunakan Renja SKPD

sebagai bahan penyempurnaan Rancangan Awal RKPD. RKPD merupakan

perencanaan tahunan untuk mencapai visi misi kepala daerah yang tertuang

dalam RPJMD. Penyusunan RPJMD Kabupaten Flores Timur Tahun 2012-2016

berpedoman pada RPJP Kabupaten Flores Timur Tahun 2005-2025, RPJMD

Provinsi dan RPJMN serta mengintegrasikan RTRW Kabupaten Flores Timur

Tahun 2007-2027. Selain itu Renstra SKPD juga digunakan sebagai bahan

penyempurnaan rancangan awal RPJMD. Selain sebagai dokumen perencanaan

Hal 2 dari 127

Hal 2 dari 127

Page 3: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | I-3

tahunan, penyusunan RAPBD pada tahapan penganggaran, RKPD dijadikan

sebagai pedoman utama penyusunan RAPBD. Dengan demikian RKPD

merupakan dokumen perencanaan yang strategis dan mempunyai simpul

keterkaitan yang kuat antara proses perencanaan dan penganggaran di daerah.

Keterkaitan antara RKPD dengan dokumen perencanaan lainnya yakni

RPJPD, RPJMD, RENSTRA SKPD, RENJA SKPD dan dokumen penganggaran

yakni APBD sebagaimana Gambar 1.1.

Gambar 1.1 Hubungan antara RKPD Kabupaten dengan Dokumen Perencanaan lain

.1.4 Sistematika Dokumen RKPD

Sistematika dokumen RKPD sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang, landasan hukum, hubungan antardokumen,

sistimatika RKPD serta maksud dan tujuan.

BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN

KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

Bab ini menguraikan tentang gambaran umum kondisi daerah, evaluasi pelaksanaan

RKPD tahun berjalan dan realisasi RPJMD serta memuat penjelasan tentang

permasalahan pembangugnan daerah.

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN

KEUANGAN DAERAH

Bab ini menjelaskan tentang arah kebijakan ekonomi daerah dan arah kebijakan

keuangan daerah.

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN

FLORES TIMUR TAHUN 2016

Bab ini menguraikan tentang tujuan dan sasaran pembangunan serta menguraikan secara

eksplisit perumusan prioritas dan sasaran pembangunan daerah serta arah pembangunan

kewilayahan, identifikasi isu strategis dan masalah mendesak pembangunan daerah dan

nasional, rancangan kerangka ekonomi daerah beserta kerangka pendanaan.

Sumber : Dirangkum dari Permendagri No. 54/2010 dan Permendagi No.72/2013

RPJM Nasional

RKP

PWT

RPJM

Daerah

RKP Daerah

Renstra SKPD

Renja SKPD

RAPBD APBD

RKA DPA

Diacu Diperhatikan Diacu

Pedoman

Pedoman Pedoman Dijabarkan

Pedoman

Pedoman

Bahan

Bahan

Diacu

RTRWN

RPJPN

RTRWD

RPJPD

Hal 3 dari 127

Hal 3 dari 127

Page 4: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | I-4

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

KABUPATEN FLORES TIMUR TAHUN 2016

Pada Bab ini dijelaskan mengenai perencanaan program dan kegiatan, indikator kinerja,

target, satuan, pagu indikatif, lokasi, SKPD penanggungjawab dan keterkaitannya

dengan prioritas dan sasaran pembangunan serta arah pembangunan kewilayahan yang

ditetapkan.

BAB VI PENUTUP

Bab ini menguraikan tentang arahan Kepala Daerah, penegasan dalam menerapkan

RKPD, serta arahan bagi SKPD dalam mepedomani RKPD sebagai acuan untuk

penyusunan dokumen Rencana Kerja (Renja) SKPD.

1.5 Maksud dan Tujuan

1.5.1 Maksud

Maksud penyusunan RKPD Kabupaten Flores Timur Tahun 2016 adalah tersedianya

dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 1 (satu) tahun sebagai acuan

dan pedoman pembangunan daerah Kabupaten Flores Timur Tahun 2016 baik yang

bersumber dari dana APBN, APBD I Provinsi NTT dan APBD II Kabupaten Flores

Timur.

1.5.2 Tujuan

Tujuan penyusunan RKPD Kabupaten Flores Timur Tahun 2016 adalah

a. menetapkan pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja (Renja) SKPD, dan

perencanaan penganggaran Kabupaten Flores Timur;

b. menetapkan pedoman dalam penyusunan APBD Kabupaten Flores Timur Tahun

2016;

c. mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang sinergis dan terpadu baik

antara perencanaan pembangunan Nasional, Provinsi NTT dan Kabupaten Flores

Timur maupun antar wilayah.

d. menyediakan satu acuan resmi bagi seluruh jajaran pemerintah daerah dan DPRD

dalam menentukan prioritas program dan kegiatan tahunan yang akan dibiayai dari

APBD Kabupaten Flores Timur, APBD Provinsi dan APBN;

e. menyediakan satu tolok ukur untuk mengukur dan melakukan evaluasi kinerja

tahunan setiap SKPD;

f. memudahkan seluruh pemangku kepentingan baik jajaran aparatur pemerintah

daerah serta DPRD maupun lembaga-lembaga swasta dan kelompok masyarakat

lainnya dalam mencapai tujuan pembangunan dengan cara menyusun program dan

kegiatan secara terpadu, terarah dan terukur; dan

g. memudahkan seluruh jajaran aparatur pemerintah daerah dan DPRD untuk

memahami dan menilai arah kebijakan dan program serta kegiatan operasional

tahunan.

Hal 4 dari 127

Hal 4 dari 127

Page 5: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 1

BAB II

EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN

KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah

2.1.1 Aspek Geografi dan Demografi

Aspek Geografi

a. Letak, Luas, Batas Wilayah Administrasi dan Kondisi Geografis

Kabupaten Flores Timur adalah kabupaten yang terletak antara 080

04’-

08040’ LS dan 122

0 38’-123

0 57’ BT. Dengan Luas wilayah seluruhnya

5.983,38 km², terdiri dari luas daratan 1.812,85 km² (31% luas wilayah)

yang tersebar pada 3 pulau besar dan 27 pulau kecil serta luas lautan

2.064,65 km² (69% luas wilayah) dan batas-batas wilayah: sebelah utara

dengan Laut Flores, sebelah selatan dengan Laut Sawu, sebelah barat dengan

Kabupaten Sikka dan sebelah timur dengan Kabupaten Lembata.

Secara administrasi pemerintahan, Kabupaten Flores Timur terdiri dari 19

Kecamatan dan 229 Desa dan 21 Kelurahan. Sebaran Kecamatan,

Desa/Kelurahan disajikan dalam (Tabel 2.1). Berdasarkan tabel tersebut

dapat diketahui bahwa Kecamatan Tanjung Bunga mempunyai wilayah

paling luas, yaitu 257,57 km2, sedangkan jumlah desa yang terbanyak

terdapat di Kecamatan Adonara Timur dengan 19 desa dan 2 Kelurahan

serta Kecamatan Ile Boleng dengan 21 Desa.

Tabel 2.1. Jumlah Desa, dan Luas Kecamatan di Kab. Flores Timur Tahun 2013

Sumber : BPS Kabupaten Flores Timur, 2014

b. Topografi

Bentangan alam Kabupaten Flores Timur merupakan wilayah berbukit dan

bergunung. Kondisi alam tersebut ditandai dengan tingkat kemiringan,

ketinggian dan tekstur tanah sebagaimana disajikan dalam Tabel 2.2; 2.3

dan 2.4 berikut ini.

Pulau Kecamatan Desa Kelura

han Luas Daerah Area (Km²)

Luas (%)

1. Wulanggitang 11 - 255,85 12,46 2. Titehena 14 - 154,84 8,54 3. Tanjung Bunga 16 - 257,57 14,21 4. Ile Mandiri 8 - 72,76 4,01 5. Larantuka 2 18 48,91 2,70 6. Demon Pagong 7 - 85,40 4,71 7. Ile Bura 7 118,32 6,53 8. Lewolema 7 92,84 5,12 Pulau Flores Bagian Timur 72 18 1.056,49 58,28 9. Solor Barat 14 1 128,20 7,08 10. Solor Timur 17 - 66,56 3,68 11. Solor Selatan 7 - 31,85 1,74 Pulau Solor 38 1 226,61 12,50 12. Adonara Barat 18 - 79,71 4,40 13. Wotan Ulumado 12 - 86,31 4,76 14. Adonara Timur 19 2 91,06 5,02 15. Ile Boleng 21 - 49,30 2,72 16. Witihama 16 - 79,43 4,38 17. Klubagolit 12 - 44,41 2,46 18. Adonara Tengah 13 - 42,73 2,36 19. Adonara 8 - 56,80 3,13 Pulau Adonara 119 2 529,75 29,23

Flores Timur 229 21 1.812,85 100

Hal 5 dari 127

Hal 5 dari 127

Page 6: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 2

Tabel 22. Topografi Kabupaten Flores Timur

No Kemiringan/Ketinggian/Tekstur Tanah Luas (Km2)

1 Kemiringan : – 12 % 12 – 40 % > 40 %

417, 20 799,86 615,79

2 Ketinggian : – 12 m 100 – 500 m > 500m

568,81 934,63 291,41

3 Tekstur Tanah : Kasar Sedang Halus

934,63 856,17

38,56 Sumber : RTRW Kabupaten Flores Timur, Tahun 2007-2027

Tabel 2.3. Luas Daerah Menurut Klasifikasi Kemiringan Kabupaten Flores Timur

Lokasi

Klasifikasi Menurut Kemiringan (Ha)

Total 0-8% (Datar)

9-15% (Landai)

16-25% (Agak Curam)

26-40% (Curam)

>40% (Sangat Curam)

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]

Adonara 4.444 2.978 718 3.849 39.975 51.964

Solor 621 1.121 4.544 2.686 13.662 22.634

Flores 3.318 15.767 5.332 20.421 61.846 106.684

Total 8.383 19.866 10.594 26.956 115.483 181.282

Sumber : RTRW Kabupaten Flores Timur, 2007-2027

Sumber : RTRW Kabupaten Flores Timur, Tahun 2007-2027

Tabel 2.2, Tabel 2.3 dan Tabel 2.4 menunjukkan bahwa sebagian besar

wilayah Kabupaten Flores Timur memiliki tingkat kemiringan di atas 12%;

daerah perbukitan dengan ketinggian rata-rata di atas 100 m, dan memiliki

tekstur tanah antara kasar dan sedang. Kondisi wilayah geografis Flores

Timur yang demikian dibarengi dengan keadaan iklim yang kering

mengakibatkan wilayah Flores Timur rawan bencana longsor dan banjir.

c. Geologi

Kondisi geologi secara umum di Kabupaten Flores Timur terbentuk dari

endapan pantai (aluvial), batuan sedimentasi (undak pantai, batuan

Tabel 2.4. Luas Daerah Menurut Klasifikasi Ketinggian Kabupaten Flores Timur

Lokasi

Klasifikasi Menurut Ketinggian (Ha)

Total <2m (Datar)

2-10m (Ber-

ombak)

2-10m (Berge-

lombang)

15-50m (Berbukit Sedang)

50-300m (Berbukit)

> 300m (Ber-

gunung)

Adonara 2.508 1.227 3.871 - 3.965 40.393 51.964

Solor 62 1.639 3.264 - 1.881 15.229 22.634

Flores 1.084 7.208 3.276 472 6.011 33.565 51.616

Total 4.213 10.074 10.411 472 11.857 89.187 126.214

Hal 6 dari 127

Hal 6 dari 127

Page 7: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 3

gamping tufaan, batuan gamping berlapis, tufa dasitan, batu gamping,

formasi bari, formasi naga panda), batuan gunung api (hasil gunung api

muda, hasil gunung api tua, batuan gunung api, batuan gunung api tua,

formasi kiro), batuan terobosan (granodiroit, batuan terobosan diorit,

batuan terobosan andesit dan batuan terobosan dasit).

Kabupaten Flores Timur berada dalam jalur gunung api yang masih aktif

sebanyak 4 (empat) gunung, yaitu : Gunung Lewotobi Laki-laki dengan

ketinggian 1.584 m dari permukaan laut, terletak di Pulau Flores; Gunung

Lewotobi Perempuan dengan ketinggian 1.703 m dari permukaan laut,

terletak di Pulau Flores; Gunung Leraboleng dengan ketinggian 1.117 m

dari permukaan laut, terletak di Pulau Flores; Gunung Ile Boleng dengan

ketinggian 1.659 m dari permukaan laut, terletak di Pulau Adonara.

Secara morfologi, wilayah Flores Timur tersusun atas 28 (dua puluh

delapan) bentuk lahan (lands forms), bahkan sebagian besarnya merupakan

wilayah perbukitan yaitu lereng gunung api tidak aktif seluas 48.892 ha

atau 27,59% dari luas wilayah kabupaten Flores Timur, dataran alluvial

kars seluas 29.687 ha atau 16,75%, dan kaki gunung api aktif seluas 28.969

ha atau 16,24%.

Tabel 2.5 Nama, Tinggi, Luas Daerah Bahaya dan Tahun Terakhir Letusan Gunung

Berapi

Nama Gunung Berapi

Tinggi (m)

Luas Daerah Bahaya Sementara (Km2)

Tahun Letusan Terakhir

Daerah Ber

Bahaya Daerah

Waspada

(1) (2) (3) (4) (5)

01. Lewotobi Laki-laki

02. Lewotobi Perempuan

03. Leraboleng

04. Ile Boleng

1.584

1.703

1.117

1.659

69,2

68,0

32,7

87,8

150,6

136,1

45,7

71,1

1971

1938

1881

1986

Sumber : BPS, 2014

Selain itu dijumpai pula bentuk lahan lainnya, yaitu lereng gunung api aktif

(14.023 ha), dataran kaki gunung api tidak aktif (13.286 ha), gunung api

strato tidak aktif (11.676 ha), gunung api strato aktif (7.510 ha), dataran

antar gunung api (3.962 ha), gunung api bocca (3.183 ha), medan lava tua

(2.959 ha), dataran fluvio gunung api (2.585 ha), medan lava muda (1.800

ha), dataran kaki gunung api aktif (2.745 ha), dataran gunung api (1.308

ha), perbukitan kars tidak berkembang (822 ha). (Lihat Tabel 2.5).

Tabel 2.5. Bentuk Lahan Penyusun Kabupaten Flores Timur

Bentuk lahan Luas %

Luas Km2 Ha

(1) (2) (3) (4)

Danau kawah tidak aktif 0,46 46 0,03

Dataran Aluvial 6,06 606 0,34

Dataran aluvial kars 296,87 29.687 16,75

Dataran aluvial pantai 2,16 216 0,12

Dataran antar gunung api 39,62 3.962 2,24

Dataran fluvio gunung api 25,85 2.585 1,46

Dataran gunung api 13,08 1.308 0,74

Dataran kaki gunung api aktif 27,45 2.745 1,55

Dataran kaki gunung api tidak aktif 132,86 13.286 7,50

Gunung api bocca 31,83 3.183 1,80

Gunung api strato aktif 75,10 7.510 4,24

Gunung api strato tidak aktif 116,76 11.676 6,59

Kaki gunung api aktif 289,69 28.969 16,35

Hal 7 dari 127

Hal 7 dari 127

Page 8: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 4

Bentuk lahan Luas %

Luas Km2 Ha

(1) (2) (3) (4)

Kawah aktif 0,43 43 0,02

Kawah tidak aktif 6,89 689 0,39

Kerucut gunung api piroklastik 4,17 417 0,24

Kipas fluvio gunung api 4,86 486 0,27

Lagun 0,14 14 0,01

Lereng gunung api aktif 140,23 14.023 7,91

Lereng gunung api tidak aktif 488,92 48.892 27,59

Medan lava muda 18,00 1.800 1,02

Perbukitan kars tidak berkembang 8,22 822 0,46

Perbukitan sisa 5,41 541 0,31

Permukaan planasi 6,33 633 0,36

Rawa air tawar 0,23 23 0,01

Teras sungai erosional 1,17 117 0,07

Medan lava tua 29,59 2959 1,67

Jumlah 1.771,92 177192 100,00

Sumber : Buku Data & Informasi Spasial Sumberdaya Alam Kab.Flores Timur

d. Hidrologi

Dari segi hidrologi, Kabupaten Flores Timur memiliki 290 mata air yang

tersebar di seluruh kecamatan dengan debit antara 0,5–20 liter perdetik.

Sumber mata air tersebut umumnya berada pada kawasan hutan. Potensi

kawasan hutan lindung yang perlu dijaga terdapat di kecamatan Ile

Mandiri, Adonara Tengah, Ile Boleng, Wotan Ulumado, Adonara Timur,

Demon Pagong, Ile Bura, Larantuka, Lewolema, Tanjung Bunga,

Titehena dan Wulanggitang yang berfungsi melindungi kawasan yang

ada di bawahnya dengan luas 27.996,56 Ha.

e. Klimatologi

Letak geografis Flores Timur tersebut berdampak pada klimatologi yaitu

hanya mengalami 2 musim, sebagaimana daerah-daerah lain di Indonesia,

yaitu musim kemarau dan musim hujan. Pada bulan Juni-September angin

bertiup dari Australia dan tidak banyak mengandung uap air sehingga

mengakibatkan musim kemarau. Sebaliknya, pada bulan Desember-Maret

angin banyak mengandung uap air yang berasal dari Asia dan Samudera

Pasifik sehingga terjadi musim hujan. Keadaan ini berganti setiap enam

bulan setelah melewati masa peralihan pada bulan April-Mei dan

Oktober-November. Konsekuensinya Flores Timur menjadi wilayah yang

tergolong kering dan selalu terancam bencana kekeringan setiap tahun,

karena hanya 4 bulan (Januari-Maret dan Desember) yang keadaannya

relatif basah, sedangkan 8 bulan sisanya relatif kering. Berikut ini

disajikan data tentang Tekanan Udara, Kelembaban Relatif dan

Temperatur Udara tahun 2013.

Tabel 2.6. Rata-rata Temperatur Udara, Kelembaban Udara dan Tekanan

Udara, Tahun 2013

Bulan

Temperatur Udara (°C)

Kelembaban Udara Relatif

(%) Tekanan Udara (Nbs)

Min. Max. Min. Max. Min. Max.

Januari 19,7 31 76 91 1 010,8 1 018,0

Pebruari 19,1 31 77 91 1 010,8 1 018,6

Maret 21,9 32,1 70 88 1 014,7 1 019,1

April 21,9 32,3 66 86 1 007,3 1 012,4

Hal 8 dari 127

Hal 8 dari 127

Page 9: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 5

Bulan

Temperatur Udara (°C)

Kelembaban Udara Relatif

(%) Tekanan Udara (Nbs)

Min. Max. Min. Max. Min. Max.

Mei 22,8 32,4 68 86 1 008,0 1 011,6

Juni 22,3 31,3 70 88 1 007,8 1 011,8

Juli 20,3 31,2 58 79 1 008,9 1 012,6

Agustus 20,4 31,5 56 79 1 010,8 1 013,8

September 21,9 32,5 69 73 1 010,1 1 013,8

Oktober 22,1 33,1 61 75 1 010,1 1 013,4

Nopember 221,5 32,7 67 82 1 006,9 1 011,1

Desember 24,6 33,7 72 88 1 006,8 1 010,0

Sumber: BPS Kab. Flotim, Tahun 2014

Sebagaimana uraian sebelumnya bahwa di wilayah Flores Timur

terdapat empat buah gunung api yang masih aktif yang tersebar di pulau

Flores (bagian timur) dan pulau Adonara. Pada satu sisi gunung-

gunung tersebut banyak memberikan kontribusi terhadap tingkat

kesuburan tanah, namun pada sisi yang lain menjadi sumber bencana

yang setiap saat dapat mengancam yaitu gempa bumi dan letusan

gunung berapi.

Berdasarkan potensi yang ada maka wilayah Flores Timur merupakan

daerah potensial untuk pengembangan bidang pertanian dan pariwisata.

Pengembangan pertanian diutamakan pertanian tanaman pangan,

hortikultura dan perkebunan, karena umumnya daerah-daerah dengan

ketinggian beragam tersebut mempunyai iklim (suhu) yang cocok untuk

berbagai jenis tanaman.

Aspek Demografi

a. Kepadatan dan Persebaran Penduduk

Sampai dengan tahun 2014 jumlah penduduk Flores Timur sebanyak

238.600 orang yang mendiami wilayah seluas 1.812,85. Km2, dengan

demikian kepadatan penduduk Flores Timur sekitar 131,62 orang per

Km2 dengan kepadatan paling tinggi di Kecamatan Larantuka sebesar

599 orang per km2, sedangkan paling rendah di Kecamatan Tanjung

Bunga sebesar 52 orang per km2. Walaupun demikian aksesibilitas

antarwilayah masih merupakan faktor penghambat karena kesembilan

belas kecamatan tersebut tersebar pada tiga pulau besar yakni pulau

Adonara sebanyak 8 kecamatan, pulau Flores (bagian timur) sebanyak 8

kecamatan dan pulau Solor sebanyak 3 kecamatan.

Tabel 2.7. Luas Wilayah, Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Sex Rasio

dan Kepadatan Menurut Kecamatan, 2014

KECAMATAN Luas

Wilayah (Km

2)

Jenis Kelamin Total

Sex Ratio

Jumlah Rumah Tangga

Kepadatan penduduk (jiwa/Km

2) L P

Wulanggitang 255,96 6.595 6.714 13.309 98,23 3.192 52,00

Titehena 211,7 5.521 5.763 11.284 95,80 2.741 53,30

Ile Bura 48,53 3.048 3.407 6.455 89,46 1.426 133,01

Tanjung Bunga 234,55 6.174 6.182 12.356 99,87 2.273 52,68

Lewolema 108,61 3.911 4.117 8.028 94,99 1.791 73,92

Hal 9 dari 127

Hal 9 dari 127

Page 10: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 6

KECAMATAN Luas

Wilayah (Km

2)

Jenis Kelamin Total

Sex Ratio

Jumlah Rumah Tangga

Kepadatan penduduk (jiwa/Km

2) L P

Larantuka 75,91 18.969 19.060 38.029 99,52 8.339 500.97

Ile Mandiri 74,24 4.554 4.819 9.373 94,50 2.068 126,25

Demon Pagong 57,37 2.049 2.277 4.326 89,99 1.187 75,41

Solor Barat 128,2 4.374 5.133 9.507 85,21 2.423 74,16

Solor Selatan 31,58 2.169 2.758 4.927 78,64 1.211 156,02

Solor Timur 66,56 6.093 6.933 13.026 87,88 3.552 195,7

Adonara Barat 55,97 5.918 6.095 12.013 97,09 2.678 214,63

Wotan Ulumado 75,81 4.076 4.228 8.304 96,40 2.060 109,54

Adonara Tengah 57,99 5.441 5.677 11.118 95,84 2.730 191,72

Adonara Timur 108,94 12.673 14.008 26.681 90,47 6.819 282,91

Ile Boleng 51,39 6.545 7.957 14.502 82,25 4.364 282,19

Witihama 77,97 6.427 7.552 13.979 85,10 4.488 246,29

Klubagolit 45,12 4.905 5.677 10.582 86,40 3.222 234,53

Adonara 46,45 4.834 5.967 10.801 81,01 2.618 232,53

FLORES TIMUR 1.812,85 144.276 124,324 238,600 90,89 59.119 131,62

Sumber : Dinas Kependudukan dan Capil Kab. Flotim, 2014

Tabel 2.7. di atas menggambarkan sex ratio penduduk Flores Timur

sebesar 90,89. Hal ini berarti jumlah penduduk perempuan 9 persen

lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk laki-laki. Sex ratio

terbesar di Kecamatan Tanjung Bunga, yakni sebesar 99,87 dan

terkecil di Kecamatan Solor Barat, yakni sebesar 78,64 yang berarti

jumlah penduduk Kecamatan Tanjung Bunga hampir berimbang

antara laki-laki dan perempuan, sedangkan di Kecamatan Solor

Barat jumlah penduduk perempuan 32 persen lebih banyak

dibandingkan laki-laki. Perbandingan jumlah penduduk perempuan

lebih besar dari penduduk laki-laki di hampir setiap kecamatan

disebabkan karena banyak tenaga kerja laki-laki mencari kerja di

luar daerah bahkan di luar negeri khususnya di Malaysia. Dari total

penduduk tersebut, 77,39 persen beragama Katolik, 0,9 persen

beragama Kristen Protestan, 21,61 persen beragama Islam dan

sisanya kurang dari 0,1 persen beragama Hindu dan Budha.

Berdasarkan hasil SP 2010, laju pertumbuhan penduduk Flores

Timur per tahun selama sepuluh tahun terakhir yakni dari tahun

2000-2010 sebesar 1,65 persen. Laju pertumbuhan penduduk ini

lebih rendah dibanding laju pertumbuhan penduduk NTT (2,06

persen) namun lebih tinggi dari laju pertumbuhan penduduk

nasional (1,49 persen). Jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan

penduduk periode 1990-2000, maka laju pertumbuhan penduduk

mengalami peningkatan yang sangat tajam, yakni mencapai 87,5

persen (Laju Pertumbuhan Penduduk 1990-2000 = 0,88 persen).

Kecamatan dengan laju pertumbuhan penduduk tertinggi adalah

Larantuka (2,97 persen) disusul Adonara Barat (2,22 persen) dan

Wotan Ulumado (2,02 persen). Kecamatan dengan laju

pertumbuhan penduduk terendah adalah Solor Selatan (0,25 persen)

disusul Solor Timur (0,50 persen) dan Wulanggitang (0,92 persen).

b. Penduduk Menurut Kelompok Umur

Komposisi penduduk menurut umur dapat memberikan suatu ciri

terhadap penduduk, apakah tergolong sebagai penduduk yang

Hal 10 dari 127

Hal 10 dari 127

Page 11: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 7

produktif atau yang tidak produktif. Komposisi seperti ini dapat

menggambarkan pola perilaku sosial ekonomi penduduk. Penduduk

yang berumur 0–14 tahun dan yang berumur lebih dari 64 tahun

dikategorikan sebagai penduduk yang tidak produktif. Komposisi

penduduk menurut umur di Flores Timur dapat disajikan pada

Tabel 2.8 berikut ini. Tabel. 2.8. Penduduk Flores Timur Menurut Kelompok Umur dan

Jenis Kelamin Tahun 2014

KELOMPOK UMUR

Laki-laki Perempuan L + P

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1 2 3 4 5 6 7

00 - 04 12.548 10,98 12.644 10,17 25.192 11

05 - 09. 16.147 14,13 14.223 11,44 30.370 11,5

10 - 14. 15.942 13,95 13.564 10,91 29.506 12,3

15 - 19 10.273 8,99 10.244 8,24 20.517 7

20 -24 8.354 7,31 6.515 5,24 14.869 6,2

25 - 29 6.057 5,3 8.417 6,77 14.474 7,2

30 - 34 7.988 6,99 6.987 5,62 14.975 5,7

35 - 39 6.011 5,26 9.561 7,69 15.572 7,3

40 - 44 6.057 5,3 7.049 5,67 13.106 6

45 - 49 5.714 5 7.795 6,27 13.509 5

50 - 54 4.365 3,82 6.316 5,08 10.681 4,9

55 - 59 4.411 3,86 5.545 4,46 9.956 4,4

60 - 64 3.977 3,48 4.351 3,5 8.328 3,5

65 - 69 1.828 1,6 4.103 3,3 5.931 2,9

70 - 74 2.834 2,48 3.904 3,14 6.738 2

75+ 1.783 1,56 3.096 2,49 4.879 3,1

JUMLAH 114.276 100 124.324 100 238.600 100

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, 2014

Berdasarkan tampilan pada Tabel 2.8 di atas terlihat bahwa terdapat

57,2% penduduk Flores Timur berada pada kelompok umur 15 - 64

tahun, yakni sebanyak 135.987 orang, sedangkan penduduk usia

diatas 64 tahun sebanyak 17.564 orang atau 5,0%. Hal ini

menunjukkan rendahnya tingkat ketergantungan karena penduduk

usia produktif lebih besar dari usia non produktif.

Piramida penduduk pada Gambar 2.2 berbentuk expansive (melebar

pada kelompok umur

muda). Bila dilihat dari

kelompok umur produktif,

persentase penduduk

perempuan usia 15–64

tahun terhadap total

penduduk perempuan

sebesar 58,54 persen. Bila

dibandingkan dengan

persentase penduduk laki-

laki dalam kelompok umur

yang sama, maka persentase

penduduk laki-laki usia 15–

64 tahun lebih kecil

dibanding penduduk

berjenis kelamin perempuan yakni sebesar 55,31 persen. Selain itu

proporsi penduduk terbesar terhadap total penduduk baik penduduk

Hal 11 dari 127

Hal 11 dari 127

Page 12: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 8

laki-laki maupun perempuan menumpuk pada usia 15–64 tahun

yakni sebesar 57,2 persen. Hal ini menggambarkan adanya bonus

demografi yang tengah dialami Indonesia saat ini.

Merujuk pada data BPS pada tahun 2012, secara nasional struktur

penduduk Indonesia didominasi penduduk dewasa dan produktif

dari segmen umur 25-64 tahun yang mencapai 52,63 persen, usia

anak sekolah dari segmen 10-24 tahun mencapai 29,39 persen,

balita umur 0-5 tahun di kisaran 10,09 persen, dan lansia 65-75+

mencapai 7,16 persen. Dalam hal ini, bonus demografi pada

gelombang pertama di tahun 2010 hingga 2020 terjadi pada

segmen penduduk produktif 52,63 persen yang menanggung 1

lansia per 100 penduduk maupun 5 balita per 100 penduduk. Trend

positif mengenai bonus demografi sepertinya masih akan berlanjut

pada tahun 2020-2030. Pada rentang waktu tersebut, beban

ketergantungan penduduk usia anak-anak dan beban

ketergantungan penduduk usia tua berada pada posisi paling

optimal. Setelah tahun 2030 beban ketergantungan penduduk usia

tua akan meningkat sehingga beban ketergantungan total akan naik

kembali. Diperkirakan bonus yang dapat disumbangkan oleh

penduduk usia kerja akan menjadi makin kecil karena harus

menanggung beban ketergantungan penduduk usia tua yang

jumlahnya akan makin membengkak.

Bonus Demografi adalah bonus yang dinikmati suatu negara

sebagai akibat dari besarnya proporsi penduduk produktif (rentang

usia 15-64 tahun) dalam evolusi kependudukan yang dialaminya.

Bonus demografi yang dialami Indonesia saat ini dikarenakan

proses transisi demografi yg berkembang sejak beberapa tahun yg

lalu yang dipercepat dengan keberhasilan program KB menurunkan

tingkat fertilitas dan meningkatnya kualitas kesehatan serta

suksesnya program-program pembangunan lainnya. Bonus

demografi menjadi sebuah keuntungan, jika penduduk usia

produktif berkualitas. Tetapi sebaliknya akan menjadi bencana

ketika penduduk usia produktif dalam kondisi pendidikan rendah,

keahlian rendah, serta kondisi kesehatan buruk, yang membuat

tidak dapat berproduksi secara optimum. Oleh karena itu perlu

peningkatan kualaitas wajib belajar 12 tahun, peningkatan

pembinaan pola asuh & tumbuh kembang anak melalui posyandu

dan PAUD, peningkatan usaha ekonomi keluarga, serta program-

program produktif lainnya agar bonus demografi tidak menjadi

penyebab masalah sosial lainnya akibat tingginya tingkat

pengangguran.

2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

2.1.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

1) Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

a. PDRB (Produk Domestik Regional Bruto)

PDRB menggambarkan total nilai tambah yang tercipta akibat proses

produksi di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu. Dalam

perkembangan dan pertumbuhan PDRB di Kabupaten Flores Timur

terlihat adanya perubahan atau pergeseran dalam kontribusi sektor

ekonomi terhadap produk daerah sebagai akibat terjadinya pergeseran

tenaga kerja dari sektor pertanian (primer) ke sektor industri (sekunder),

kemudian kearah sektor jasa-jasa (tersier). Pergeseran atau transformasi

sektor ekonomi telah membawa berbagai implikasi. Salah satu implikasi

Hal 12 dari 127

Hal 12 dari 127

Page 13: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 9

tersebut adalah Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB). Tabel 2.9

menunjukkan bahwa perkembangan PDRB Kabupaten Flores Timur atas

dasar harga berlaku dari tahun 2011-2013 pada semua sektor mengalami

peningkatan yang cukup signifikan.

Tabel 2.9. PDRB Flores Timur Atas Dasar Harga Berlaku 2011-2013 (Rp.000)

SEKTOR 2011 2012 *) 2013**) Pertumb (%)

Pertanian 545.911.76 604.872.78 673.147.41 11,29

Pertambangan & Penggalian 12.030.00 13.927.62 16.176.18 16,14

Industri Pengolahan 16.814.67 18.666.92 20.808.41 11,47

Listrik, Gas & Air 5.586.73 6.375.49 7.402.73 16,11

Bangunan/Konstruksi 57.808.83 61.958.53 68.013.38 9,77

Perdagangan, Hotel & Restoran 94.563.95 220.314.79 250.829.81 13,85

Pengangkutan & Komunikasi 138.155.00 154.518.84 170.361.66 10,25

Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

84.179.60 93.611.38 105.828.20 13,05

Jasa 513.940.69 563.425.96 632.940.40 12,34

PDRB-ADHB 1.421.390,78 1.737.672,31

1.924.699,77 12,70

Sumber : BPS Kab. Flores Timur, 2014 Ket. : *) Angka Sementara; **) Angka Sangat Sementara

Kontribusi di bidang Pertanian masih dominan disusul bidang Jasa serta

bidang Perdagangan, Hotel & Restoran. Akan tetapi tingkat pertumbuhan

dari sektor pertanian berada dibawah rata-rata pertumbuhan PDRB. Laju

pertumbuhan tertinggi pada sektor perdagangan, hotel dan restoran yakni

mencapai 21,15 persen, disusul sektor industri pengolahan sebesar 16,99

persen dan sektor pertambangan dan penggalian sebesar 15,77 persen.

Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah

peningkatan jumlah produksi (barang dan jasa) yang dihasilkan oleh

lapangan usaha serta peningkatan tersebut dipengaruhi oleh perubahan

harga yang terjadi setiap tahun.

Selanjutnya perkembangan PDRB di Kabupaten Flores Timur atas dasar

harga konstan dapat dilihat pada Tabel 2.10.

Tabel 2.10. PDRB Flores Timur Atas Dasar Harga Konstan 2011-2013 SEKTOR 2011 2012 *) 2013**)

Pertanian 214,456.49 222,398.22 230,994.94

Pertambangan & Penggalian 4,894.42 5,247.64 5,707.86

Industri Pengolahan 6,988.49 7,325.13 7,694.35

Listrik, Gas & Air 2,440.36 2,634.15 2,842.07

Bangunan/ Konstruksi 21,555.91 21,811.99 22,649.42

Perdagangan, Hotel & Restoran 79,024.17 83,370.27 88,583.16

Pengangkutan & Komunikasi 69,314.15 73,166,42 75,661.24

Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 30,885.78 32,410.57 34,253.56

Jasa 224,357.42 236,199,12 251,655.75

PDRB-ADHK 653,917.20 684,563.52 720,042.35 Sumber : BPS Kab. Flores Timur, 2014 Ket. : *) Angka Sementara **) Angka Sangat sementara

b. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Flores Timur dalam tiga tahun terakhir

(2010-2012) semakin menurun dan kembali meningkat pada tahun 2013

(Lihat Gambar 2.3).

Sektor yang mengalami peningkatan pertumbuhan adalah sektor pertanian,

pertambangan, industri, bangunan, perdagangan, keuangan dan jasa.

Sedangkan sektor lainnya mengalami penurunan (lihat Tabel 2.11).

Kondisi ini sebagai dampak dari semakin stabilnya perekonomian nasional

Hal 13 dari 127

Hal 13 dari 127

Page 14: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 10

Sumber Data : BPS,2014

selama periode tersebut.

Perkembangan

pertumbuhan ekonomi

seperti pada Gambar 2.3

menununjukkan bahwa

pertumbuhan ekonomi

Flores Timur

berfluktuatif dalam

periode sepuluh tahun

terakhir. Bahkan

mencapai angka 3,05

persen pada tahun 2009.

Akan tetapi dengan

membaiknya kondisi

perekonomian nasional selama periode tahun 2013-2014, diperkirakan

pertumbuhan ekonomi Flores Timur akan kembali meningkat.

Tabel 2. 11. Pertumbuhan Ekonomi Menurut Sektor Tahun 2011-2013

SEKTOR 2011 2012 2013

Pertanian 3,25 3,70 3,87

Pertambangan & Penggalian 4,23 7,22 8,77

Industri Pengolahan 6,31 4,82 5,04

Listrik, Gas & Air 8,45 7,94 7,89

Bangunan/ Konstruksi 1,21 1,19 3,84

Perdagangan, Hotel & Restoran 6,69 5,50 6,25

Pengangkutan & Komunikasi 6,77 5,56 3,41

Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 5,19 4,94 5,69

Jasa 6,07 5,28 6,54

TOTAL 5,06 4,66 5,18 Sumber : BPS, 2014

2. Pertumbuhan Domestik Regional Bruto (PDRB) Per Kapita

Perkembangan pendapatan per kapita penduduk Kabupaten Flores Timur

setiap tahun menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini

mencerminkan adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pendapatan

perkapita penduduk Kabupaten

Flores Timur dapat dilihat pada

Gambar 2.4. Peningkatan

pendapatan per-kapita tersebut

mengindikasikan adanya

peningkatan daya beli

masyarakat. Laju pertumbuhan

dengan rata-rata sebesar 9,5

persen per tahun dalam kurun

waktu tahun 2010-2013 tergolong

laju pertumbuhan yang cukup

tinggi. Walaupun tingkat inflasi

berfluktuasi pada periode

tersebut, tingkat pertumbuhan tersebut relatif berpengaruh signifikan

terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.

3. Laju Inflasi

Hal 14 dari 127

Hal 14 dari 127

Page 15: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 11

Sumber Data : BPS NTT, 2014

Tabel 2.12. Rata-Rata Perubahan Pertahun Indeks Harga Implisit

(IHI) PDRB Kabupaten Flores Timur 2011-2013

TAHUN I H I PERUBAHAN

2011 239,94 5,81

2012 *) 253,84 5,79

2013**) 270,19 6,44 Sumber : BPS Kab. Flores Timur , 2014 Keterangan : *) Angka Sementara, **) Angka sangat Sementara

Tingkat inflasi PDRB digambarkan oleh perubahan Indeks Harga Implisit

(IHI) dari suatuperiode/tahun terhadap periode/tahun sebelumnya. IHI ini

merupakan perbandingan antara PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dengan

PDRB Atas Dasar Harga Konstan pada periode yang sama. Oleh karena itu

IHI lebih menggambarkan perubahan harga yang menyeluruh dari semua

kegiatan ekonomi karena inflasi yang digambarkan oleh perubahan IHI ini

sudah diwakili oleh semua jenis Indeks Harga seperti Indeks Harga

Konsumen (IHK) ataupun Indeks Harga Sembilan Bahan Pokok (IH9BP).

Alasannya karena IHI PDRB ini telah menggambarkan inflasi dari semua

jenis harga yaitu harga

produsen, konsumen,

perdagangan besar

dan jenis harga

lainnya, sesuai sistem

yang diberlakukan

dalam menilai setiap

produksi.

Laju inflasi di

kabupaten Flores

Timur selalu berfluktuasi. Faktor eksernal baik skala regional (NTT)

maupun nasional sangat berpengaruh pada perkembangan inflasi tersebut.

Tahun 2011 laju inflasi berada pada level 5,81, menurun 0,02 point pada

tahun 2012 menjadi 5,79. Sejalan dengan semakin stabilnya harga-harga

maka pada tahun 2013 laju inflasi turun lagi sebesar 0,65 point menjadi 6,44

(Tabel 2.12). Kelompok pengeluaran yang memberikan andil terbesar

terhadap pembentukan inflasi adalah kelompok transportasi, komunikasi dan

jasa keuangan yakni sebesar 1,46 persen disusul oleh kelompok bahan

makanan sebesar 1,16 persen. Hal ini mengindikasikan adanya dampak dari

kebijakan kenaikan harga BBM.

2.1.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial

a). Angka Melek Huruf

Angka melek huruf dalam kurun waktu tahun 2010-2013 mengalami

peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan 0,34 persen per tahun. Dengan kata

lain angka buta huruf terus menurun

dalam kurun waktu tersebut. Gambar

2.5 menunjukkan bahwa sampai

dengan tahun 2013, angka melek huruf

mencapai 91,55 persen atau angka

buta huruf menurun hingga 8,45

persen. Sementara pada periode yang

sama rata-rata lama sekolah meningkat

menjadi 7,10 tahun. Hal ini

mengindikasikan adanya dampak dari

peningkatan sarana-prasarana

pendidikan dan program-program

peningkatan mutu pendidikan dan

tenaga kependidikan dalam kurun waktu lima tahun terakhir.

b).Angka Partisipasi Murni (APM)

APM merupakan indikator yang digunakan untuk menentukan tingkat

partisipasi murni penduduk usia sekolah. Keberhasilan program wajib belajar

sembilan tahun dapat dilihat dari indikator angka partisipasi kasar dan angka

partisipasi murni. APM menunjukkan perbandingan antara jumlah siswa yang

berasal dari Kabupaten Flores Timur dengan jumlah penduduk Kabupaten

Hal 15 dari 127

Hal 15 dari 127

Page 16: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 12

Flores Timur pada usia sekolah.

Tabel 2.13: Perkembangan APM Kab. Flores Timur Tahun 2008–2014

Tingkat Pendidikan Tahun

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

SD/MI (%) 93,48 94,88 95.84 96,00 97,75 98,61 92,24

SMP/MTs (%) 76,34 80,38 81.18 85,00 100 89,09 66,34

SMA/MA/SMK (%) 72,54 83,17 84.00 86,00 87 95,23 70,35

Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olaraga Kab. Flores Timur

APM SD/MI pada Tahun 2014 sebesar 92,24%, menurun 6,37 point dari tahun

2013 yakni sebesar 98,61%. Walaupun demikian, perkembangan APM SD/MI

di kabupaten Flores Timur dalam kurun waktu enam tahun terakhir cukup baik

dengan rata-rata pertumbuhan 0,84 persen pertahun. Pada jenjang SLTP, APM

SMP/MTs sejak tahun 2008 selalu meningkat dengan rata-rata pertumbuhan

1,33% dan mencapai angka 100% pada tahun 2012. Sedangkan tahun 2013

menurun lagi menjadi 89,09% dan tahun 2014 menurun lagi menjadi 66,34%.

Capaian APM seperti di atas bukan berarti bahwa anak usia 7-12 tahun dan

anak usia 13-15 tahun tidak bersekolah, akan tetapi dimungkinkan dari

kelompok umur tersebut ada yang sudah masuk di jenjang yang lebih tinggi.

Sedangkan untuk SMA/MA/SMK selalu mengalami penurunan. Tahun 2008

mencapai 72,54%, kemudian meningkat menjadi 95,23% pada tahun 2013,

kemudiaan menurun menjadi 70,35% pada

tahun 2014. (Lihat Tabel 2.13).

c). Angka Partisipasi Kasar (APK)

APK adalah perbandingan jumlah siswa

pada tingkat pendidikan SD/SLTP/SLTA

dibagi dengan jumlah penduduk berusia 7

hingga 18 tahun atau rasio jumlah siswa,

berapapun usianya, yang sedang sekolah di

tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah

penduduk kelompok usia yang berkaitan

dengan jenjang pendidikan tertentu. APK pada setiap jenjang pendidikan di

Kabupaten Flores Timur pada Tahun 2008–2014 disajikan pada Gambar 2.6.

Dari Gambar 2.6 terlihat bahwa nilai APK baik SD, SMP maupun SMA dari

Tahun 2008–2014 berfluktuasi. Hal ini disebabkan oleh jumlah siswa yang

bersekolah di jenjang pendidikan baik SD/MI, SMP/MTS, maupun SMA/

MA/SMK pada tahun 2012 dan 2014 semakin banyak yang sesuai dengan usia

sekolah (banyak sekolah yang memberlakukan minimal usia sekolah),

sedangkan pada tahun-tahun sebelumnya masih banyaknya siswa yang

bersekolah tidak pada usia sekolah.

d). Angka Kelangsungan Hidup Bayi dan Angka Kematian Ibu

Tingkat kesehatan bayi mengalami peningkatan yang cukup baik dalam dua

tahun terakhir. Hal ini ditandai dengan menurunnya Angka Kematian Bayi

(AKB) dalam kurun waktu tahun 2013 sampai dengan tahun 2014. Penurunan

angka kematian bayi tersebut menunjukkan bahwa angka kelangsungan hidup

bayi semakin tinggi. Kondisi ini mengindikasikan adanya dampak dari program

2H2 center+. Dalam upaya percepatan penurunan kematian bayi, diperlukan

keterpaduan lintas program antara lain yaitu Program Pencegahan Penyakit

melalui imunisasi pada bayi, Program Perbaikan Gizi Masyarakat, yaitu

peningkatan pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif bagi bayi sampai umur

enam bulan, dan pemberian makanan pendamping ASI bagi keluarga miskin

Hal 16 dari 127

Hal 16 dari 127

Page 17: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 13

(Gakin), serta kegiatan Kelompok Pendukung Ibu (KP Ibu) yang memotivasi

ibu hamil untuk melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada saat melahirkan

sehingga mendorong peningkatan pemberian ASI Eksklusif.

Tabel 2.14: Perkembangan Angka Kelangsungan Hidup Bayi Tahun 2013-2014

Uraian 2013 2014

Jumlah Kematian bayi usia dibawah 1 tahun 78 20

Jumlah Kelahiran Hidup 4.412 4.276

AKB 17,7/1000 KH 15/1000 KH

AKHB - -

Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Flores Timur

Penurunan jumlah kausus kematian bayi cukup siginfikan sejak adanya

program 2H2 center+. Akan tetapi masih dibutuhkan perhatian yang lebih

serius berupa kebijakan-kebijakan pendukung program tersebut. Sampai

dengan tahun 2013, kasus kematian bayi di kabupaten Flores Timur masih

tergolong tinggi dibandingkan dengan kabupaten lain di NTT (lihat Tabel

2.15).

Tabel 2.15 Banyaknya Kelahiran dan Kematian Bayi dan Balita Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2013

Kabupaten/Kota

Kelahiran Kematian

Lahir Hidup

Lahir Mati

Jumlah Bayi Anak Balita

Balita

01. Sumba Barat 1 974 29 2 003 34 2 36

02. Sumba Timur 4 867 88 4 955 21 0 21

03. Kupang 6 366 56 6 422 71 10 81

04. Timor Tengah Selatan 7 511 99 7 610 66 0 66

05. Timor Tengah Utara 5 124 91 5 215 101 23 124

06. Belu 7 523 134 7 657 61 6 67

07. Alor 3 731 37 3 768 24 0 24

08. Lembata 2 347 42 2 389 54 0 54

09. Flores Timur 4 412 77 4 489 52 5 57

10. Sikka 5 694 85 5 779 56 16 72

11. Ende 4 862 91 4 953 64 3 67

12. Ngada 2 887 51 2 938 33 1 34

13. Manggarai 6 244 68 6 312 39 1 40

14. Rote Ndao 2 194 67 2 261 52 14 66

15. Manggarai Barat 4 718 108 4 826 78 10 88

16. Sumba Tengah 1 450 18 1 468 11 4 15

17. Sumba Barat Daya 5 002 24 5 026 82 13 95

18. Nagekeo 2 808 50 2 858 34 0 34

19. Manggarai Timur 5 317 100 5 417 60 6 66

20. Sabu Raijua 1 235 16 1 251 19 1 20

21. Malaka*) ... ... ... ... ... ...

22. Kota Kupang 8 549 22 8 571 43 8 51

Jumlah 94 815 1 353 96 168 1 055 123 1 178

Sumber: BPS Provinsi Nusa Tenggara Timur| Ket: *) Data masih tergabung dengan Kab. Belu

Program peningkatan dan keselamatan ibu bertujuan untuk meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat melalui upaya penurunan Angka Kematian Ibu

(AKI). Angka kematian ibu pada Tahun 2013 ini mengalami Penurunan yang

Hal 17 dari 127

Hal 17 dari 127

Page 18: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 14

Tabel 2.16: Perkembangan Angka Kematian Ibu Tahun 2013 – 2014

Uraian 2013 2014

Kab. Flores Timur 136/100.000 KH 94/100.000 KH

Propinsi NTT 306/100.000 KH 1200/100.000 KH

Nasional 228/100.000 KH

Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Flores Timur dan BPS

cukup tinggi apabila dibandingkan dengan Tahun 2012. Menurunnya Angka

Kematian Ibu (AKI) terjadi karena adanya pemberdayaan masyarakat dalam

kegiatan

pengenalan tanda

bahaya dan cara

pencegahan

selama

kehamilan,

bersalin dan nifas

serta perawatan kesehatan dan cara pengambilan keputusan yang cepat dan

tepat dalam penanganan kegawatdaruratan. Untuk itu diperlukan peningkatan

partisipasi masyarakat melalui pemberdayaan kader kesehatan untuk

pendampingan ibu hamil resiko tinggi dan peningkatan kualitas sarana

prasarana kesehatan serta sumber daya manusia sangat diperlukan. Upaya

mempercepat penurunan AKI memerlukan keterpaduan lintas program antara

lain Program Perbaikan Gizi Masyarakat, khususnya pada ibu hamil melalui

pemberian PMT Pemulihan bagi ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) dan

Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat melalui

penyiapan masyarakat dalam Desa Siaga, Ambulance Desa dan Donor Darah.

Hasil Survei

Demografi dan

Kesehatan

Indonesia 2012

menunjukkan

bahwa NTT juga

memiliki total

Fertility Rate

(TFR) yang masih

tinggi yaitu 3,3.

Hal berarti setiap

wanita usia subur

di NTT rata-rata

berpotensi

memilki anak berjumlah 3 sampai 4 orang selama kurun waktu

reproduksinya, sedangkan TFR Nasional hanya 2,6. Selain itu, jumlah

keluarga miskin di NTT 65,42% dan keluarga yang memiliki anak lebih dari 4

orang sebagian besar berasal dari keluarga miskin yang ada di pedesaan.

Tabel 2.17 Jumlah Kelahiran di Kabupaten Flores Timur serta Kematian Ibu dan Anak Menurut Kecamatan, 2012

No Kecamatan Kelahiran Kematian Ibu Kematian Anak 01 Wulang Gitang 260 - 2

02 Titehena 220 - 6

03 Ilebura 122 - 3

04 Tanjung Bunga 246 - -

05 Lewolema 155 1 2

06 Larantuka 737 - 13

07 Ile Mandiri 165 - 6

08 Demon Pagong 84 1 3

09 Solor Barat 161 - 2

10 Solor Selatan 108 - 4

11 Solor Timur 325 2 13

12 Adonara Barat 259 - 3

13 Wotanulumado 185 - 4

Hal 18 dari 127

Hal 18 dari 127

Page 19: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 15

No Kecamatan Kelahiran Kematian Ibu Kematian Anak 14 Adonara Tengah 177 - 11

15 Adonara Timur 394 - 6

16 Ile Boleng 277 - 3

17 Witihama 236 1 5

18 Klubagolit 175 - 3

19 Adonara 198 2 Sumber: BPS Kab. Flores Timur, 2013

Tabel 2.17 menggambarkan sebaran kasus kematian ibu dan anak per

kecamatan. Jika dibandingkan dengan jumlah kelahiran maka kecamatan

dengan persentase kematian anak tertinggi adalah kecamatan Adonara Tengah

dengan jumlah kasus kematian bayi sebanyak 11 dari 177 kelahiran (6,21%)

disusul kecamatan Solor Timur dengan 13 kasus kematian bayi dari 325

kelahiran (4,00%). Untuk kecamatan Larantuka walaupun perbandingannya

1,76% (atau 13 dari 737 kelahiran), namun jumlah kematian bayi mencapai

13 kasus perlu mendapat perhatian serius karena kecamatan ini memiliki

fasilitas kesehatan yang cukup memadai dibanding kecamatan lain.

e). Angka Usia Harapan Hidup dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Tinggi rendahnya Angka Usia Harapan Hidup (UHH) menggambarkan tinggi

rendahnya taraf hidup suatu daerah, semakin tinggi Angka Harapan Hidup di

suatu daerah maka kondisi kesehatan di daerah tersebut akan semakin baik

pula. Sampai dengan tahun 2013, usia harapan hidup orang Floes Timur 68,79

tahun. Bila dibandingkan dengan kabupaten/kota lain se-NTT, Flores Timur

termasuk enam dari 21 kab/kota

yang UHHnya diatas rata-rata

NTT. Hal ini menunjukkan

dampak dari keberasilan

pembangunan di bidang

kesehatan dan bidang-bidang

pendukung lainnya.

IPM adalah indeks komposit

dari gabungan 3 (tiga) indikator,

yaitu usia harapan hidup, angka

melek huruf serta rata-rata lama

sekolah dan pengeluaran per

kapita. IPM mengukur secara

spesifik pencapaian masyarakat

di bidang pendidikan, kesehatan

dan ekonomi, untuk mencapai dan mempertahankan standar kehidupan yang

layak. IPM Kabupaten Flores Timur sejak tahun 2009 berada di atas rata-rata

IPM kabupaten/kota di NTT, namun masih dibawah rata-rata secara nasional.

Dengan berbagai keterbatasan yang dimiliki, terutama adanya kendala

anggaran, maka upaya meningkatkan IPM tidak dapat dilakukan secara cepat.

Sampai dengan tahun 2013, IPM Flores Timur baru mencapai 70,03.

Walaupun demikian bila dibandingkan dengan kabupaten/kota lain,

perkembangan IPM Flores Timur tergolong baik karena dalam kurun waktu

2009-2013 selalu berada diatas rata-rata NTT (lihat Tabel 2.18).

Tabel 2.18 Perkembangan IPM Kabupaten/Kota se-NTT Tahun 2009–2013)

Kabupaten/Kota 2009 2010 2011 2012 2013

1. Sumba Barat 62,90 63,85 64.31 64,88 65,49

2. Sumba Timur 61,41 61,80 62.50 63,33 63,80

8

Hal 19 dari 127

Hal 19 dari 127

Page 20: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 16

Tabel 2.19: Persentase Balita Gizi Buruk Tahun 2013– 2014

Uraian 2013 2014

Jumlah Balita Gisi Buruk (jiwa) 149 127

Jumlah Balita 17.498 20.139

Prosentase Balita Gisi Buruk (%) 0,85 0,7

Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Flores Timur

Kabupaten/Kota 2009 2010 2011 2012 2013

3. Kupang 65,58 66,00 66.77 67,12 67,74

4. Timor Tengah Selatan 65,28 65,93 66.29 66,61 66,83

5. Timor Tengah Utara 66,95 67,49 67.93 68,57 68,94

6. Belu 63,91 64,34 64.75 65,52 66,24

7. Alor 68,16 68,48 68.92 69,35 69,67

8. Lembata 67,15 67,66 68.07 68,69 69,17

9. Flores Timur 67,77 68,18 68.71 69,19 70,03

10. Sikka 67,29 67,87 68.22 68,74 69,18

11. Ende 66,59 67,11 67.58 68,08 68,67

12. Ngada 69,01 69,45 70.13 70,63 70,89

13. Manggarai 66,83 67,16 67.81 68,30 68,69

14. Rote Ndao 65,80 66,18 66.61 67,10 67,70

15. Manggarai Barat 64,91 65,33 66.09 66,84 67,38

16. Sumba Barat Daya 60,54 60,99 61.42 62,48 63,05

17. Sumba Tengah 59,84 60,80 61.22 61,70 62,29

18. Nagekeo 65,97 66,31 66.59 67,23 67,93

19. Manggarai Timur 65,02 65,92 66.55 67,06 67,62

20. Sabu Raijua 54,53 55,54 56.12 57,12 57,74

21. Malaka * * * * 57,01

21. Kota Kupang 76,94 77,31 77.71 78,37 78,62

Nusa Tenggara Timur 66,60 67,26 67.75 68,28 68,77

Sumber: BPS Provinsi Nusa Tenggara Timur Catatan: *) Bergabung dengan Kab. Belu

f. Persentase balita gizi buruk

Persentase balita gizi buruk adalah persentase balita dalam kondisi gizi buruk

terhadap jumlah balita. Dari Tabel 2.19 terlihat bahwa persentase balita gizi

buruk Kabupaten Flores Timur mengalami penurunan sebesar 0,15 point

yakni dari 0,85 persen pada tahun 2013 menjadi 0,70 persen pada tahun 2014.

Pada periode yang sama, jumlah balita gizi buruk NTT mencapai 4.984 orang

dari 347.007 balita yang ditimbang atau mencapai 1,44 persen. Sebagaimana

pada Tabel

2.20,

Kecamatan

dengan

persentase

balita gizi

buruk

terbesar

adalah kecamatan Ile Bura yakni sebesar 4,21 atau 25 balita dari 594 balita

yang ditimbang, disusul kecamatan Demon Pagong sebesar 3,89 persen atau

13 balita dari 334 balita yang ditimbang. Sedangkan kecamatan lain kurang

dari 2 persen. Bila dibandingkan dengan capaian Kab/Kota se-NTT, data BPS

tahun 2014 menunjukkan bahwa persentase balita dengan status gizi buruk

terbesar adalah kabupaten Sabu Raijua yakni sebesar 21,73 persen, disusul

kabupaten Sumba Barat Daya sebesar 14,33 persen dan kabupaten Alor

sebesar 14,01, Kabupaten Belu 13,40 persen dan Manggarai Timur 12,63

persen. Sedangkan kabupaten lainnya, termasuk Flores Timur kurang dari 5

persen. Walaupun data tersebut belum menggambarkan kondisi bayi secara

keseluruhan karena hanya terdata dari bayi yang ditimbang, namun jumlah

bayi dengan ststus gizi buruk dan gizi kurang yang cukup tinggi tersebut

mengindikasikan adanya dampak dari kemiskinan dan minimnya pengetahuan

keluarga tentang gizi.

Hal 20 dari 127

Hal 20 dari 127

Page 21: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 17

Tabel 2.17 Garis Kemiskinan, Jumlah Penduduk Miskin dan Angka Kemiskinan

Tahun Penduduk Miskin Garis Kemiskinan Angka Kemiskinan

2008 29.000 146.947 12,52

2009 24.800 147.023 10,41

2010 22.400 166.416 9.63

2011 21.630 185.817 9,12

2012 21.900 207.480 9,09

2013 19.600 214.010 8,11

Sumber : Kab, Flotim Dalam Angka, NTT Dalam Angka 2014

Tabel 2.20 Persentase Status Gizi Balita Menurut Kecamatan, Thn 2013

No Kecamatan Balita yang Ditimbang

Status Gizi Balita

Buruk Kurang Baik Lebih

1 Wulanggitang 1.121 4 342 725 0

2 Titehena 834 15 194 605 1

3 Ilebura 594 25 29 560 0

4 Tanjung Bunga 1.133 5 307 762 8

5 Lewolema 645 6 232 380 0

6 Larantuka 2.566 12 291 2.250 3

7 Ile Mandiri 559 8 127 413 1

8 Demon Pagong 334 13 163 149 1

9 Solor Barat 735 2 72 659 0

10 Solor Selatan 473 2 130 322 1

11 Solor Timur 1.260 4 453 806 0

12 Adonara Barat 931 7 348 578 1

13 Wotan Ulumado 733 2 274 454 3

14 Adonara Tengah 835 11 188 637 1

15 Adonara Timur 1.263 1 27 1.235 0

16 Ile Boleng 1.093 6 198 893 0

17 Witihama 945 13 362 562 2

18 Klubagolit 683 0 189 486 1

19 Adonara 761 13 6 747 6

Jumlah 17.498 149 3932 13.223 29

Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Flotim, 2013

Di dalam tujuan pembangunan millennium (MDGs), perbaikan gizi menjadi

salah satu indikator dari tujuan pertama yaitu mengatasi masalah kemiskinan

dan kelaparan. Pada tujuan pertama MDG, terdapat 3 (tiga) indikator

keberhasilan, yaitu peningkatan pendapatan, peningkatan konsumsi energi, dan

peningkatan status gizi. Keberhasilan perbaikan gizi merupakan lanjutan dari

keberhasilan bidang penyediaan makanan, perubahan perilaku dan peningkatan

pengetahuan, perbaikan lingkungan dan penyediaan sarana air bersih,

penyediaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan, serta berbagai faktor

determinan lainnya.

g). Persentase penduduk diatas garis kemiskinan dan prosentase kemiskinan

Berdasarkan publikasi BPS, garis kemiskinan NTT tahun 2013 untuk perkotaan

sebesar Rp. 321.163 belanja per kapita per bulan dan untuk perdesaan sebesar

Rp. 234.141. Dengan kata lain, penduduk dengan pendapatan per kapita per

bulan dibawah

angka tersebut

tergolong

penduduk miskin.

Dengan

pendapatan per

kapita (ADHB)

sebesar Rp. 8,091

juta pada tahun

2013, maka rata-

rata pendapatan

per kapita per

bulan adalah

sebesar Rp. 674.750.- Dengan pendapatan per kapita per bulan tersebut,

seharusnya tidak terdapat penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan.

Namun demikian, pola distribusi pendapatan tidaklah merata, sehingga masih

Hal 21 dari 127

Hal 21 dari 127

Page 22: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 18

terdapat sejumlah penduduk yang belanja per kapita per bulan dibawah garis

kemiskinan, baik di perdesaan maupun perkotaan. Berdasarkan data BPS,

penduduk miskin Flores Timur tahun 2013 sebesar 18.600 orang (lihat Gambar

2.9). Pengurangan jumlah penduduk miskin adalah dampak dari kinerja

pembangunan di seluruh sektor, karena itu kemiskinan tidak dapat dipahami

secara parsial. Karena itu penanganan kemiskinan harus juga bersifat

menyeluruh.

Dalam kaitan ini perlu diidentifikasi sektor-sektor tertentu yang secara

langsung peningkatan kinerjanya akan berdampak pada pengurangan jumlah

penduduk miskin. Dilihat dari pengukurannya, garis kemiskinan diukur dari

belanja per kapita per bulan.

Belanja ditentukan oleh pendapatan, sehingga perlakuan yang diperlukan

haruslah memiliki keterkaitan dengan berbagai sektor yang member dampak

langsung terhadap peningkatan pendapatan masyarakat.

Dalam hubungan ini, sektor-sektor ekonomi seperti pertanian, pertambangan,

industri, perdagangan, koperasi dan UKM memainkan peranan yang sangat

penting dalam pengentasan kemiskinan dalam jangka pendek.

h). Kriminalitas (angka kriminalitas yang tertangani)

Pemerintah daerah dapat terselenggara dengan baik apabila pemerintah dapat memberikan rasa aman kepada masyarakat, menjaga ketertiban dalam pergaulan masyarakat, serta menanggulangi kriminalitas sehingga kuantitas dan kualitas kriminalitas dapat diminimalisir. Angka kriminalitas yang tertangani adalah penanganan kriminal oleh aparat penegak hukum (polisi/kejaksaan). Angka kriminalitas yang tertangani merupakan jumlah tindak kriminal yang ditangani selama 1 tahun terhadap 10.000 penduduk. Angka kriminalitas Kabupaten Flores Timur Tahun 2013 menurun menjadi 4,80 (data per Desember 2013). Hal ini menunjukkan bahwa kondisi kemanan dan ketertiban semakin tercipta sehingga akan menjadi salah satu pendukung dalam perencanaan pengembangan investasi di Kabupaten Flores Timur.

Tabel 2.21 Angka Kriminalitas Tahun 2010 – 2013 Kabupaten Flores Timur

Uraian 2010 2011 2012 2013 Jumlah Kriminalitas Tertangani dalam 1 tahun

567 166 142 143

Jumlah Penduduk 232.605 236.315 236.315 297.610 Angka Kriminalitas (%) 24,37 7,02 6,01 4,80

Sumber: BPS Kabupaten Flores Timur

2.1.3. Aspek Pelayanan Umum

Aspek pelayanan umum menjelaskan tentang kondisi pelayanan umum di

Kabupaten Flores Timur sebagai bagian dari indikator kinerja pembangunan

secara keseluruhan. Salah satu indikator tersebut adalah pencapaian Standar

Pelayanan Minimal (SPM). Pemerintah daerah dalam melaksanakan urusan

wajib yang merupakan pelayanan dasar kepada masyarakat dibutuhkan standar

baik jenis dan mutu yaitu Standar Pelayanan Minimal. Capaian SPM tersebut

sebagaimana pada Tabel 2.22.

Hal 22 dari 127

Hal 22 dari 127

Page 23: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 19

Tabel 2.22 Capain Standar Pelayanan Minimal Kabupaten Flores Timur Tahun 2014

NO SASARAN INDIKATOR TARGET

2014 CAPAIAN

2014 %

1 2 3 4 5 6

Bidang Kesehatan 1

Pelayanan Kesehatan Dasar

Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 90% 75,2% 83,56%

Cakupan Komplikasi Kebidanan yang di tangani

100% 100% 100%

Cakupan Pertolongan Persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan

95% 98% 103%

Cakupan Pelayanan Nifas 100% 95% 95%

Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang ditangani.

100% 99% 99%

Cakupan Kunjungan bayi 87% 89,2% 103%

Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)

100% 75,5% 75,5%

Cakupan Pelayanan Anak Balita 70% 89,3% 128%

Cakupan Pemberian Makanan Pendamping

100% 100% 100%

ASI pada Anak Usia 6-24 Bulan Keluarga Miskin

Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan.

100% 100% 100%

Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat

100% 100% 100%

Cakupan Peserta KB aktif 71% 51,2% 72,1%

Cakupan pelayanan Kesehatan Dasar masyarakat miskin

100% 87% 87%

2 Pelayanan Kesehatan Rujukan

Cakupan pelayanan kesehatan rujukan Pasien Masyarakat Miskin

100% 99,8% 99,8%

Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS)

100% 80% 80%

3 Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan KLB

Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang ditangani penyelidikan epidemiologi < 24 jam

100% 0 0

4 Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat.

Cakupan Desa Siaga Aktif 60% 66,8% 111,3%

Bidang Pendidikan

1 Tersedianya dana pendidikan bagi guru untuk meningkatkan strata pendidikan;

Pendidik PAUD Formal (TK) yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV

125 orang 120 orang 96%

Guru SDLB yang memenuhi kulaifikasi S1/D-IV

1 orang 2 orang 200%

Kualifikasi Tutor Program Paket C yang sesuai standar kompetensi yang ditetapkan secara nasional

100 % 100 % 100%

Kualifikasi Tutor Program Paket A yang sesuai standar kompetensi yang ditetapkan secara nasional

100 % 100 % 100%

Kualifikasi Tutor Program Paket B yang sesuai standar kompetensi yang ditetapkan secara nasional

100 %

100 % 100%

Guru SMPLB yang memenuhi kulaifikasi S1/D-IV

1 orang

0 0%

Hal 23 dari 127

Hal 23 dari 127

Page 24: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 20

NO SASARAN INDIKATOR TARGET

2014 CAPAIAN

2014 %

1 2 3 4 5 6

Jumlah guru yang berkualifikasi S1/D4 280 orang 402 orang 3,57%

2 Meningkatnya rasio guru yang bersertifikasi;

Jumlah Guru SDLB Bersertifikasi/Jumlah Guru

1 orang 1 orang 100%

Jumlah Guru SMPLB Bersertifikasi/Jumlah Guru

1 orang

0 0

Jumlah Guru TK Bersertifikasi/Jumlah Guru

20 orang

16 orang 80%

Jumlah Guru SD Bersertifikasi/Jumlah Guru

200 orang

193 orang 96,50%

Jumlah Guru SMP Bersertifikasi/Jumlah Guru

30 orang

25 orang 83,33%

Jumlah Guru SMA/SMK Bersertifikasi/Jumlah Guru

20 orang 15 orang 75%

3 Meningkatnya pelatihan guru.

Jumlah Guru yang mengikuti Pelatihan 125 orang 140 orang 112%

4 Menurunnya proporsi penduduk Flores Timur yang buta aksara (angka buta aksara penduduk usia 15 tahun ke atas);

Jumlah siswa pada jenjang TK/RA/Penitipan Anak

5190 org 6920 org 133,33%

Angka Melek Huruf 93,83 % 93,88 % 100,05%

Prosentase angka kelulusan SD/MI 100 % 100% 100%

Prosentase angka kelulusan SMP/MTs 95 % 98,12 % 103,28%

Prosentase angka kelulusan SMA/MA 96 % 98,44 % 102,54%

Prosentase angka kelulusan SMK 99,40 % 100% 100,60%

5 Menurunya proporsi anak usia sekolah yang tidak bersekolah;

Angka Melanjutkan Ke SMP 93 % 91,68 % 98,58%

Angka Melanjutkan Ke SMA 92 % 86, 40 % 93,91%

Angka putus sekolah (APS) SD/MI 90 orang 165 Org 183,33%

Angka putus sekolah (APS) SMP/MTs 80 orang 87 Org 108,75%

Angka putus sekolah (APS) SMA/SMK/MA

70 orang 68 Orang 97,14%

6 Meningkatnya APK dan APM pendidikan SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK

Angka partisipasi kasar (APK) SD/MI/Paket A

97 % 106,82 % 110,12%

Angka partisipasi kasar (APK) SMP/MTs/Paket B

103 % 104, 43% 101,38%

Angka partisipasi kasar (APK) SMA/SMK/MA/Paket C

103 % 98, 28 % 95,41%

Angka partisipasi murni (APM) SD/MI/Paket A

94 % 98,61 % 104,90%

Angka partisipasi murni (APM) SMP/MTs/Paket B

87 % 89,09 % 102,40%

Angka partisipasi murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C

96 % 95,23% 99,19%

7 Meningkatnya rasio tenaga pendidik dan fasilitas pendidikan terhadap peserta didik

Rasio murid SD/MI per kelas 27 21,53 79%

Rasio Siswa SMP/MTs per Kelas 31 27,53 88%

Rasio Siswa SMA/SMK/MA per Kelas 24 21,87 91,12%

Rasio Siswa SD/MI terhadap Guru 40 22,67 56,67%

Rasio Siswa SMP/MTs terhadap Guru 36 26,86 74,61%

Rasio Siswa SMA/SMK/MA terhadap Guru

38 22,64 59,57%

8 Tersedianya buku-buku pelajaran dan alat peraga pendidikan;

Jumlah Buku Kepustakaan 271 buah 250 buah 92,25%

Jumlah Alat Permainan Edukatif 230 buah 200 buah 86,95%

Jumlah Buku Referesni dan Buku Teks Pelajaran

1500 buah

1350 buah

90%

9 Terehabilitasinya ruang kelas yang

Prosentase ruang kelas SD/MI/SDLB kondisi baik

77 % 79,64 % 103,42%

Hal 24 dari 127

Hal 24 dari 127

Page 25: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 21

NO SASARAN INDIKATOR TARGET

2014 CAPAIAN

2014 %

1 2 3 4 5 6

kondisi rusak ringan, sedang dan berat;

Prosentase ruang kelas SMP/MTs kondisi baik

52 % 55,57 % 106,86%

Prosentase ruang kelas SMA/MA/SMK kondisi baik

67 % 70, 83% 105,71%

10 Tersedianya perpustakaan dan laboratorium sekolah;

Jumlah perpustakaan sekolah 12 ruang 15 ruang 125%

Jumlah Laboratorium Sekolah 1 ruang 2 ruang 200%

11 Terbangunnya ruang kelas baru dan unit sekolah baru;

Jumlah ruang kelas baru 40 ruang 49 ruang 122,50%

Jumlah unit sekolah baru 6 ruang 8 ruang 133,33%

12 Tersedianya sarana sanitasi dan air bersih.

Jumlah sekolah yang memiliki sarana sanitasi dan air bersih

95 sekolah 103 sekolah

108,42%

13 Pengembangan sekolah model dan berbasis keunggulan lokal

Jumlah sekolah model dan berbasis keunggulan lokal

0 0 0

14 Pengembangan sekolah berstandar nasional

Jumlah sekolah berstandar nasional 0 0 0

15 Meningkatnya keterampilan siswa dalam penguasaan TIK dan ICT;

Jumlah sekolah yang memiliki TIK dan ICT

7 sekolah 10 Sekolah

142,85%

16 Meningkatnya kemampuan siswa dalam penguasaan bahasa asing;

Jumlah kegiatan lomba pidato dan debat bahasa inggris

2 buah 2 buah 100%

17 Perluasan pendidikan kecakapan hidup

Jumlah kegiatan Kecakapan Hidup 1 buah 1 buah 100%

18 Meningkatnya angka kelulusan siswa;

Persentase kelulusan siswa SD 100 %

100%

100%

Persentase kelulusan siswa SMP 95 % 98,12% 103,28%

Persentase kelulusan siswa SMA 96 % 98,44% 102,54%

Persentase kelulusan siswa SMK 99,40 % 100% 100,60%

19 Meningkatnya rata-rata nilai kelulusan

Jumlah nilai rata –rata yang dicapai 6,50 7,00 107,69%

20 Terwujudnya sistem data Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga yang akurat dan up to date

Persentase ketersediaan data pendidikan yang tepat, cepat dan akurat

80 %

85% 106,25%

21 Perluasan penerapan managemen berbasis sekolah

Persentase sekolah yang menerapkan managemen berbasis sekolah secara baik

70 % 85% 121,42%

22 Meningkatnya pelaksanaan, pengawasan, evaluasi dan pembinaan

Persentase pelaksanaan pengawasan, evaluasi dan pembinaan penyelenggaraan pendidikan

75 % 80% 106,66%

Hal 25 dari 127

Hal 25 dari 127

Page 26: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 22

NO SASARAN INDIKATOR TARGET

2014 CAPAIAN

2014 %

1 2 3 4 5 6

penyelenggaraaan pendidikan;

23 Terwujudnya sistem pengendalian internal yang memadai.

Jumlah pengendalian internal yang dilakukan

4 kali 4 kali 100%

24 Terlaksananya advokasi terhadap masyarakat akan npenting pendidikan bagi masyarakat;

Persentase kegiatan advokasi pendidikan yang dilaksanakan

60 % 65% 108,33%

25 Optimalisasi peran Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah;

Persentase partisipasi/ keterlibatan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah dalam penyelenggaraan dan pembangunan pendidikan

70 % 75% 107,14%

26 Optimalisasi penerapan MBS

Persentase optimalisasi penerapan MBS yang dilaksanakan

85 % 88% 103,52%

27 Terwjudnya generasi muda berprestasi, peka, tanggap, inisiatif, kreatif, inovatif dan berkeahlian

Jumlah kegiatan kepemudaan yang dilaksanakan

1 kali 2 kali 200%

28 Terwujudnya generasi muda yang berwawasan nusantara;

Jumlah organisasi pemuda 50 buah 60 buah 120%

29 Menurunnya angka putus sekolah generasi muda

Jumlah generasi muda yang putus sekolah

70 orang 68 orang 97,14%

Jumlah kegiatan yang dilaksanakan 2 buah 2 buah 100%

30 Terlaksananya pengembangan kepramukaan dan paskibraka

Jumlah kegiatan kemah pramuka 1 buah 1 kali

100%

Jumlah kegiatan paskibraka 1 buah 1 kali 100%

31 Terlaksananya kegiatan pertukaran pemuda antar kabupaten dan provinsi

Jumlah kegiatan pertukaran pemuda 1 buah 0 0%

32 Terlaksananya kegiatan pertukaran pemuda bahari;

Jumlah kegiatan pertukaran pemuda bahari

1 buah 0 0%

33 Terwujudnya jiwa kewirausahaan pemuda.

Jumlah kegiatan kewirausahaan pemuda

1 buah 1 kali 100%

34 Tersedianya tenaga guru, pelatih, dan pembina olahraga sesuai kompetensi, jenis dan cabang olahraga;

Jumlah kegiatan pelatihan pelatih dan wasit

1 kali 0 0%

Hal 26 dari 127

Hal 26 dari 127

Page 27: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 23

NO SASARAN INDIKATOR TARGET

2014 CAPAIAN

2014 %

1 2 3 4 5 6

35 Terwujudnya olahraga berprestasi

Jenis cabang olahraga berprestasi yang diikuti/dilaksanakan

14 cabang 14 cabang 100%

Jumlah cabang olahraga yang dilombakan ke tingkat provinsi

14 cabang 14 cabang 100%

36 Terwujudnya olahraga yang memiliki peluang berprestasi.

Jenis cabang olahraga yang memiliki peluang berprestasi

2 cabang 3 cabang 150%

37 Tersedianya sarana prasarana olahraga berstandar nasional

Jumlah prasarana yang ada 123 buah 127 buah 103,25%

Jumlah prasarana olah raga yang dibangun/direhab

1 buah 0 buah 0%

2.1.3.1. Fokus Layanan Urusan Wajib

2.1.3.1.1. Urusan Pendidikan

a. Rasio Ketersediaan sekolah /penduduk usia sekolah

Rasio ketersediaan sekolah adalah jumlah sekolah tingkat pendidikan dasar

per 10.000 jumlah penduduk usia sekolah dasar. Peningkatan jumlah

sarana sekolah dari Tahun 2011–2014 menunjukkan bahwa sarana

pendidikan dasar dan menengah secara kuantitas telah cukup memadai.

Tabel 2.23 Ketersediaan Sekolah Tahun 2011– 2014 Kabupaten Flores Timur

Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olaraga Kab. Flores Timur

Tabel 2.24 Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Tahun 2014 Menurut Kecamatan Kabupaten Flores Timur

No

Kecamatan

SD/MI SMP/MTS SMA/MA/SMK

Jum

lah

G

edu

ng

Jum

lah

B

erd

asar

ka

n U

sia

7

- 1

2 T

hn

.

Ras

io

Jum

lah

G

edu

ng

Jum

lah

B

erd

asar

ka

n U

sia

13

- 1

5 T

hn

.

Ras

io

Jum

lah

G

edu

ng

Jum

lah

B

erd

asar

k

an U

sia

1

6 -

18

Th

n

Ras

io

1 Wulanggitang 15 2120 141 3 1045 348 3 621 207

2 Titehena 15 1895 126 4 582 146 1 90 90

3 Ile Bura 8 922 115 2 247 124 0 0 0

4 Tanjung Bunga 21 2096 100 5 752 150 1 320 320

5 Lewolema 10 1374 137 3 418 139 3 96 32

6 Larantuka 22 5474 289 6 2371 395 8 3289 411

7 Ile Mandiri 10 1422 142 3 864 288 2 214 107

8 Demon Pagong 9 662 74 1 245 245 1 32 32

9 Solor Barat 14 1826 130 3 629 209 1 327 327

10 Solor Selatan 7 1001 143 2 352 176 1 126 126

11 Solor Timur 21 2368 113 7 963 138 3 166 55

Jenjang Pendidikan 2011 2012 2013 2014

SD/MI 272 272 292 296

SMP/MTs 58 58 71 72

SMA/MA/SMK 29 29 29 40

Hal 27 dari 127

Hal 27 dari 127

Page 28: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 24

No

Kecamatan

SD/MI SMP/MTS SMA/MA/SMK

Jum

lah

G

edu

ng

Jum

lah

B

erd

asar

ka

n U

sia

7

- 1

2 T

hn

.

Ras

io

Jum

lah

G

edu

ng

Jum

lah

B

erd

asar

ka

n U

sia

13

- 1

5 T

hn

.

Ras

io

Jum

lah

G

edu

ng

Jum

lah

B

erd

asar

k

an U

sia

1

6 -

18

Th

n

Ras

io

12 Adonara Barat 19 2200 116 4 743 186 2 481 241

13 Adonara timur 29 4368 151 7 1718 245 5 1214 243

14 Adonara 15 1636 109 5 540 108 3 299 100

15 Wotan Ulumado 14 1630 116 2 418 209 0 0 0

16 Adonara Tengah 13 2175 167 3 737 246 1 45 45

17 Ile Boleng 21 2435 116 4 973 243 2 489 245

18 Witihama 20 2263 113 5 945 189 2 377 189

19 Klubagolit 13 1456 112 3 509 170 1 294 294

Jumlah 296 39.323 133 72 15.051 209 40 8480 212

Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olaraga Kab. Flores Timur

b). Rasio guru/murid

Rasio guru terhadap murid adalah jumlah guru tingkat pendidikan

dasar/menengah per 1.000 jumlah murid pendidikan dasar/menengah.

Rasio ini mengindikasikan ketersediaan tenaga pengajar. Rasio ini

mengindikasikan ketersediaan tenaga pengajar per kelas. Di samping itu

juga untuk mengukur jumlah ideal guru per kelas terhadap jumlah murid

agar tercapai mutu pengajaran.

Tabel 2.25. Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun 2011 s.d 2014 Kabupaten Flores Timur

No. Jenjang Pendidikan 2011 2012 2013 2014

1 SD/MI

Jumlah Guru 1.941 1.927 2.924 3.232

Jumlah Murid 40.393 40.501 37.999 39.323

Rasio 48,05 47,57 77 82

2 SMP/MTs

Jumlah Guru 510 503 906 1.186

Jumlah Murid 12.835 13.594 12.378 15.051

Rasio 39,74 37 73 79

3 SMA/MA/SMK

Jumlah Guru 342 331 451 1.019

Jumlah Murid 7.175 7.387 6.875 8.480

Rasio 47,66 44,8 66 120

Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olaraga Kab. Flores Timur

Dari Tabel 2.25 terlihat bahwa pada Tahun 2014 dalam 1000 murid

terdapat 82 orang guru di tingkat pendidikan dasar, sedangkan di tingkat

pendidikan menengah terdapat 120 orang guru dalam 1000 murid. Tahun

2011 hingga Tahun 2014 jumlah guru dan murid semakin bertambah. Hal

ini menunjukkan bahwa secara kuantitas ketersediaan guru di tingkat

pendidikan dasar semakin bertambah. Sedangkan di tingkat pendidikan

menengah besarnya rasio guru murid juga semakin kecil, namun jumlah

ketersediaan guru masih mencukupi. Peningkatan mutu guru lebih

diarahkan melalui peningkatan kualifikasi dan sertifikasi profesi.

Hal 28 dari 127

Hal 28 dari 127

Page 29: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 25

2. Urusan Kesehatan

a). Rasio pos pelayanan terpadu (posyandu) per satuan balita

Posyandu merupakan wadah peran serta masyarakat untuk menyampaikan dan

memperoleh pelayanan kesehatan dasarnya, maka diharapkan pula strategi

operasional pemeliharaan dan perawatan kesejahteraan ibu dan anak secara dini

dapat dilakukan di setiap posyandu.

Pembentukan Posyandu sebaiknya tidak terlalu dekat dengan Puskesmas agar

pendekatan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat lebih tercapai dan

idealnya satu Posyandu melayani 100 balita (Permendagri 54 Tahun 2010).

Tabel 2.26 Jumlah Posyandu dan Balita Tahun 2011–2014 Kabupaten Flores Timur

Uraian 2012 2013 2014

Jumlah Posyandu 556 567 548

Jumlah Balita 20.887 17.498 20.139

Rasio (per 1000 balita) 26,62 32,40 36,75

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur

Dari Tabel 2.26 dapat diketahui bahwa pada Tahun 2014 rasio posyandu per

1000 balita sebesar 36,75. Hal ini dapat diartikan bahwa 1 posyandu melayani

36 balita. Rasio tersebut menunjukan bahwa dari segi kuantitas jumlah

posyandu di Kabupaten Flores Timur sudah mencukupi. Sesuai dengan tingkat

penyebarannya jumlah posyandu hampir merata di 19 kecamatan.

b). Jumlah Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Tenaga Kesehatan

Pengembangan Fasilitas Pelayanan Kesehatan dapat diketahui dengan semakin

meningkatnya kuantitas dan kualitas fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah

seperti Rumah Sakit Umum, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Sarana

Puskesmas Keliling, Balai Pengobatan dan Balai Pengobatan-Rumah Bersalin.

Selain fasilitas pelayanan kesehatan milik pemerintah, fasilitas pelayanan

kesehatan milik swasta juga mengalami perkembangan yang cukup pesat pada

Tahun 2013.

Keberadaan fasilitas pelayanan kesehatan yang semakin banyak sudah pasti

diikuti dengan semakin banyak pula tenaga kerja di sektor kesehatan. Kondisi

ini perlu diantisipasi dengan regulasi agar tenaga kerja benar-benar kompeten

dibidangnya, sehingga meminimalisir terjadinya kesalahan dalam pelayanan

yang dapat berakibat fatal. Regulasi tersebut antara lain dengan menerbitkan

aturan bahwa setiap tenaga yang bekerja di sektor kesehatan (dokter, dokter

gigi, perawat, bidan, apoteker, nutrisionis, analis, radiographer, fisioterapis dan

sanitarian) wajib memiliki Surat Ijin sebelum melakukan pekerjaan sesuai

kompetensinya. Tabel 2.27 Jumlah Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Kab. Flores Timur Tahun 2013-2014

FASILITAS KESEHATAN

Tahun 2013 Tahun 2014

PEMILIKAN/PENGELOLA PEMILIKAN/PENGELOLA

Pem.Kab/ Kota

Swasta Jumlah Pem.Kab/

Kota Swasta Jumlah

Rumah sakit umum 1 1 1 1

Puskesmas perawatan 8 8 8 8

Puskesmas non perawatan 12 12 12 12

Puskesmas pembantu 41 41 41 41

Rumah bersalin 2 2 - -

Balai pengobatan/klinik 5 5 7 7

Praktik dokter perorangan 15 15 15 15

Poskesdes 39 39 39 39

Posyandu 567 548

Hal 29 dari 127

Hal 29 dari 127

Page 30: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 26

FASILITAS KESEHATAN

Tahun 2013 Tahun 2014

PEMILIKAN/PENGELOLA PEMILIKAN/PENGELOLA

Pem.Kab/ Kota

Swasta Jumlah Pem.Kab/

Kota Swasta Jumlah

Apotek 1 13 14 1 14 15

Toko obat 1 1 1 3 3

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur

Sarana kesehatan milik Pemerintah di Kabupaten Flores Timur Tahun 2014

meliputi Puskesmas sebanyak 20 unit yang terdiri dari Puskesmas Perawatan

8 unit dan Puskesmas Non Perawatan 12 unit, Puskesmas Pembantu sebanyak

41 unit, Poskesdes 39 unit, Apotek 1 unit dan 1 Rumah Sakit Umum Daerah ,

yaitu Rumah Sakit Umum Daerah Larantuka .

Tabel 2.28 Jumlah Tenaga Kesehatan di Kabupaten Flores Timur Tahun 2011 – 2013

Jenis 2012 2013 2014

Dokter Spesialis 1 1 1

Dokter Umum 22 22 29

Dokter Gigi 4 4 4

Perawat 251 554 410

Bidan 284 316 309

Perawat Gigi 27 28 31

Apoteker 6 10 10

Asisten Apoteker 16 28 44

Sarjana Kesehatan Masyarakat 51 59 57

Sanitarian 50 53 53

Gizi 12 23 26

Keterapian Fisik 9 10 12

Keteknisan Medis 3 24 13

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur

Adapun persebaran puskesmas, PUSTU, Poskesdes, Polindes dan

Posyandu di masing-masing kecamatan yang ada di Kabupaten Flores

Timur dapat dilihat pada Tabel 2.29 berikut :

Tabel 2.29 Jumlah Puskesmas, PUSTU, Poskesdes, Polindes dan Posyandu Tahun 2013

Kecamatan Puskesmas PUSTU Poskesdes Polindes Posyandu

Larantuka 1 3 - 1 42

Wulanggitang 1 2 1 7 29

Titehena 2 5 1 5 40

Ile Boleng 1 2 5 5 31

Ile Bura 1 1 - 5 15

Demon Pagong 1 1 1 4 13

Lewolema 1 1 1 4 27

Ilemandiri 1 1 1 4 22

Tanjng Bunga 1 4 2 5 32

Adonara Timur 1 3 2 4 38

Adonara 1 1 2 3 27

Adonara Tengah 1 4 2 4 32

Adonara barat 1 3 4 4 36

Klubagolit 1 1 - 4 20

Witihama 1 1 2 5 34

Wotan Ulumado 1 2 3 4 27

Solor Barat 1 3 3 6 33

Hal 30 dari 127

Hal 30 dari 127

Page 31: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 27

Kecamatan Puskesmas PUSTU Poskesdes Polindes Posyandu

Solor Timur 1 3 5 5 37

Solor Selatan 1 2 2 1 13

Jumlah 20 41 39 80 548

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur

3. Urusan Lingkungan Hidup

a) Persentase penanganan sampah

Persentase penanganan sampah Pengelolaan sampah di Kabupaten Flores

Timur dilaksanakan dengan prinsip mengurangi, memanfaatkan, dan mendaur

ulang sampah. Pengembangan sistem persampahan terdiri atas pengelolaan cara

setempat, pengelolaan cara komunal dan pengolahan sampah mandiri.

Pengelolaan sampah pada tempat penampungan sampah sementara ditetapkan

tersebar di seluruh kecamatan sesuai dengan tingkat pelayanannya.Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) sampah yaitu di desa Tiwatobi kecamatan Ile

Mandiri, yang dikelola dengan sanitary landfill untuk sampah residu akhir.

Jumlah volume produksi sampah di Kabupaten Flores Timur pada Tahun 2014

meningkat menjadi 29.560,25 m3/hari dari volume tahun 2013 sebesar

28.910m3/hari. Persentase sampah yang diitanganipun meningkat menjadi

19.215,5 m3/hari dari 21.339 m

3/hari pada tahun 2013. Hal ini menunjukkan

bahwa ada peningkatan penanganan sampah. Walaupun demikian masih sekitar

35% sampah yang belum ditangan secara baik. Oleh karena itu masalah sampah

di Kabupaten Flores Timur masih harus ditangani dengan lebih baik agar tidak

menyebabkan penumpukan volume sampah dan pencemaran lingkungan.

Sebagian sampah yang tidak terlayani dilakukan pengelolaan oleh masyarakat,

antara lain dimanfaatkan untuk pupuk tanaman.

Tabel 2. 30 Jumlah Volume Sampah dan Produksi Sampah Tahun 2012 dan 2014 Kabupaten Flores Timur

No Uraian Tahun

2012 2013 2014 1 Jumlah Sampah yang

ditangani (m3/hari) 13.697,52 21.339 19.215,50

2 Jumlah Volume Produksi Sampah (m3/hari)

19.176,02 28.910 29.560,25

3 Persentase (%) 71,43 73,81 65,01 Sumber : Kantor Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota.

b) Rumah Tangga berakses air minum

Sumber air minum sebagian besar berasal dari air tanah, baik air tanah dangkal

yang berupa sumur gali maupun sumur dalam. Sumur gali merupakan sarana

yang paling mudah untuk mendapatkan air karena muka air tanah relatif

dangkal, sedangkan sumber air dari PDAM membutuhkan unit pengolah

dengan energi listrik cukup besar, sehingga berdampak pada harga satuan air

yang relatif mahal.

Penyediaan Pengelolaan Air Bersih dilaksanakan Dinas PU bekerjasama

dengan PDAM Kabupaten Flores Timur. Dalam rangka penanganan di lokasi

rawan kekeringan dan belum terjangkau jaringan PDAM.

Dari kegiatan pengadaan air bersih ini banyak wilayah yang sudah terlayani air

bersih. Adapun perkembangan jumlah Rumah Tangga yang mendapatkan air

bersih pada Tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 serta persentase Rumah

Tangga berakses air bersih disajikan pada Tabel 2.31 dan Tabel 2.32.

Hal 31 dari 127

Hal 31 dari 127

Page 32: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 28

Tabel 2.31. Persentase Rumah Tangga berakses air bersih Tahun 2011–2014 di Kabupaten Flores Timur

No Uraian Tahun

2011 2012 2014 1 Jumlah Rumah Tangga yang

Mendapatkan Akses Air Minum 41.063 KK 42.248 KK 46.613 KK

2 Jumlah Seluruh Rumah Tangga 55.829 KK 56.962 KK 59.119 KK 3 Persentase Rumah Tangga Berakses Air

Bersih % 73,55 % 74,17 % 78,85%

Sumber : Dinas PU dan Energi Kab. Flores Timur

Tabel 2.32 Persentase Rumah Tangga di Kab.Flores Timur Menurut Sumber Air Minum, 2011 – 2013

No Sumber Air Minum Utama 2011 2012 2013

01 Air Dalam Kemasan 0,10 0,10 0,00

02 Air Isi Ulang 0,58 0,58 2,23

03 Ledeng 14,14 14,14 14,23 04 Sumur Bor 0,49 0,49 3,09

05 Sumur Terlindung 23,93 23,93 15,08

06 Sumur Tak Terlindung 0,20 0,20 0,00

07 Mata Air Terlindung 53,86 53,86 54,89

08 Mata Air Tak Terlindung 0,20 0,20 6,69

09 Air Sungai 0,00 0,00 0,00

10 Air Hujan 6,51 6,51 3,80

11 Lainnya 0,00 0,00 0,00

Sumber : BPS Kab. Flotim

4. Sarana dan Prasarana Umum

a). Jaringan Irigasi

Jaringan irigasi di Kabupaten Flores Timur terdiri dari jaringan primer, jaringan

sekunder dan jaringan tersier. Pada Tahun 2011, kondisi jaringan irigasi primer

dan sekunder yang berfungsi baik, meningkat dari 4,250 meter pada Tahun

2011 menjadi 4,403 meter pada tahun 2012 dan meningkat lagi menjadi

6.692,67 m pada tahun 2014 (lihat Tabel 2.33)

Tabel 2.33 Target dan Capaian Saluran Irigasi dalam Kondisi Baik tahun 2011 -

2014

No Tahun Target dan Capaian

Target (m) % Capaian (m) %

1 2011 4,250 100 4,250 100

2 2012 5,390 75 4,043 75

3 2014 7.730,15 100 6.692,67 86,58

Jumlah 17.370,15 14.985,67

Sumber : Dinas PU dan Energi Kab. Flores Timur

Pemenuhan air irigasi pada lahan daerah irigasi (lihat Tabel 2.34) meningkat

dari 4,250 ha pada Tahun 2012 menjadi 6.590,15 ha pada tahun 2014.

Peningkatan yang cukup signifikan ini sebagai dampak dari kebijakan Gerbang

Emas Flores Timur.

Hal 32 dari 127

Hal 32 dari 127

Page 33: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 29

Tabel 2.34 Target dan Capaian DI yang Terlayani Air Irigasi Tahun 2012 - 2014

No Tahun Saluran Irigasi (Primer dan Sekunder) dalam kondisi Baik

Rencana (m) % Realisasi %

1 2012 4,250 100 4,250 100

2 2014 6.590,15 100 6.590,15 100

Sumber : Dinas PU dan Energi Kab. Flores Timur

b) Rasio Tempat Ibadah per Satuan Penduduk

Sarana tempat ibadah di Kabupaten Flores Timur meliputi: Masjid, Gereja, dan

Pura. Rasio tempat ibadah per satuan penduduk di Kabupaten Flores Timur

Tahun 2011 dan 2012 disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 2.35. Rasio Tempat Ibadah Tahun 2013 dan 2014 Kabupaten Flores Timur

No. Bagunan

Tempat Ibadat

2013 2014

Jumlah

(Unit)

Jumlah

Pemeluk Rasio

Jumlah

(Unit)

Jumlah

Pemeluk Rasio

1. Katolik 230.335 1 : 804 223.969 1 : 845

Gereja 131 131

Kapela 143 134 2. Protestan 2.741 1 : 210 3.085 1 : 771

Gereja 13 4

3. Islam 64.336 1 : 549 60.146 1 : 442

Masjid 75 84

Mushola 42 52

4. Hindu 183 1 : 183 125 1 : 125

Pura 1 1

5. Buddha 13 - 14 -

Klenteng - -

6 Kong Hu Cu - 2 - - 4 -

Sumber: Kantor Kementerian Agama Kabupaten Flores Timur

Mayoritas penduduk Flores Timur beragama Katolik, karena itu persebaran

tempat ibadah Gereja di masing masing kecamatan hampir merata. Tempat

ibadah Masjid juga tersebar di 14 kecamatan. Ada 5 kecamatan yang tidak ada

Masjid yaitu Kecamatan Lewolema dengan pemeluk sebanyak 34 orang,

Kecamatan Demon Pagong dengan pemeluk sebanyak 4 orang, kecamatan Ile

Bura dengan pemeluk 25 orang, Kecamatan Solor Barat dengan jumlah pemeluk

35 orang dan kecamatan Solor Selatan dengan pemeluk sebanyak 14 orang.

Disamping itu sudah terdapat pura 1 unit namun untuk fasilitas vihara masih

belum ada.

Tabel 2.36 Jumlah Tempat Ibadah Kecamatan Tahun 2014 Kabupaten Flores Timur

NO Kecamatan

Masjid Gereja Katolik Pura Gereja

Protestan

Jmlh Unit

Jmlh Pemel

uk

Jmlh unit

Jmlh Pemel

uk

Jmlh

Unit

Jmlh Peme

luk

Jmlh Unit

Jmlh Pemel

uk

1 Larantuka 4 9197 7 33950 1 95 3 2391

2 Lewolema - 34 4 13745 - - - 42

3 Titehena 1 322 13 10015 - - - 33

4 Demon Pagong 0 4 6 8535 - 1 - -

5 Ile Bura 0 25 8 12249 - - - -

6 Wulanggitang 1 212 10 14648 - 17 - 56

7 Tanjung Bunga 3 819 6 11422 - - - 55

8 Ile Mandiri 1 546 5 14275 - 4 - 55

Hal 33 dari 127

Hal 33 dari 127

Page 34: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 30

NO Kecamatan

Masjid Gereja Katolik Pura Gereja

Protestan

Jmlh Unit

Jmlh Pemel

uk

Jmlh unit

Jmlh Pemel

uk

Jmlh

Unit

Jmlh Peme

luk

Jmlh Unit

Jmlh Pemel

uk

9 Adonara Timur 13 17435 5 11280 - 8 1 252

10 Ile Boleng 2 1526 6 8986 - - - 8

11 Kelubagolit 10 3223 9 11815 - - - 5

12 Adonara Barat 6 1546 14 9874 - - - 52

13 Adonara 11 5290 6 8824 - - - 8

14 Witihama 8 4115 3 10775 - - - 6

15 Adonara Tengah 9 2239 1 10111 - - - 7

16 Wotan Ulumado 3 1090 9 6549 - - - 69

17 Solor Timur 12 12474 7 5418 - - - 35

18 Solor Barat - 35 6 12989 - - - 11

19 Solor Selatan - 14 6 8509 - - - -

Sumber: Kantor Kementerian Agama Kabupaten Flores Timur

c) Persentase rumah tinggal bersanitasi

Sampai dengan tahun 2012, persentase rumah tinggal bersanitasi di Flores Timur

baru mencapai 48,26 persen atau 17.534 rumah dari 36.333 total rumah tinggal

di Flores Timur. Sisanya sebanyak 18.799 rumah belum bersanitasi (lihat Tabel

2.37).

Tabel 2.37 Persentase Rumah Tinggal Bersanitasi Tahun 2014 Kabupaten Flores Timur

No Uraian 2014

1 Jumlah Rumah Tinggal Berakses Sanitasi 43.523

2 Jumlah Rumah Tinggal 59.119

3 Persentase (%) 73,62

Sumber : Dinas PU dan Energi Kab. Flores Timur

Kondisi ini menggambarkan rendahnya kesadaran masyarakat tentang pola hidup

sehat. Tabel 2.38 menggambarkan bahwa sebaran rumah tinggal bersanitasi

sangat bervariasi pada masing-masing kecamatan.

Tabel 2.38 Komponen Rumah Tinggal Bersanitasi Tahun 2013

No Kecamatan Jumlah

Keluarga yang ada

Jamban sehat

Tempat sampah

sehat

Pengelolaan air limbah

sehat 1 2 4 5 6 7 1 Wulanggitang 2.865 1.382 1.058 1.032 2 Ilebura 1.385 900 1.231 1.080 3 Demon Pagong 1.197 459 683 398

4 Larantuka 7.499 7.217 6.175 5.751 5 Ilemandiri 2.148 800 745 585

6 Waiklibang 2.791 572 391 201

7 Lewolema 1.880 477 383 322

8 Adonara Barat 2.310 1.479 1.574 1.966

9 Adonara Tengah 2.118 1.260 196 88

10 Adonara Timur 6.098 4.069 6.098 179

11 Ile Boleng 3.679 2.563 1.846 -

12 Witihama 4.133 1.792 1.792 1.204

13 Klubagolit 3.168 1.644 - -

14 Adonara 2.218 683 793 533

15 Solor Timur 2.358 1.536 1.286 1.392

16 Solor Barat 2.358 1.427 - 1.690

Hal 34 dari 127

Hal 34 dari 127

Page 35: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 31

No Kecamatan Jumlah

Keluarga yang ada

Jamban sehat

Tempat sampah

sehat

Pengelolaan air limbah

sehat 17 Solor Selatan 1.187 918 582 27

18 Wotan Ulumado 1.921 1.087 1.200 500

19 Titehena 2.865 2.030 1.311 1.199

Jumlah (Kab) 54.178 32.295 27.344 18.147

Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Flotim

d) Tempat pembuangan sampah (TPS)

Jumlah tempat pembuangan sampah di Kabupaten Flores Timur sampai dengan

tahun 2013 sama sebanyak 56 unit dengan daya tampung 69,91m3. Jumlah

Sampah yang ditangani (m3/hari) tahun 2012 dan 2013 berturut-turut 13.697,52

m3 dan 21.339 m

3 sedangkan jumlah volume produksi sampah (m

3/hari) tahun

2012 dan 2013 berturut-turut 19.176,02 m3 dan 28.910 m

3. Dengan demikian,

persentase sampah yang tertangani tahun 2013 sebesar 73,81 persen. Sedangkan

sisanya sebanyak 26,19 persen atau 7,57 m3 belum ditangani pemerintah atau

ditangani masyarakat.

5. Urusan Penataan Ruang

a). Ruang Terbuka Hijau

Ruang terbuka hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang

penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang

tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. Ruang terbuka hijau di

Kabupaten Flores Timur meliputi Hutan Kota, Lapangan Kota, Jalur Hijau

jalanan, Taman Lingkungan, Resapan air dan RTH Makan. Program ini

dilaksanakan melalui kegiatan pembuatan taman hijau seluas 1, 638 Ha

di

Komplek Taman kotan yang terbentang dari Kelurahan Lokea sampai

Kelurahan Larantuka Kecamatan Larantuka. Pembuatan taman hijau bertujuan

untuk menambah luasan RTH, pencegahan banjir, penurunan pencemaran

udara, peningkatan produktivitas masyarakat dan meningkatkan keindahan

lingkungan.

b). Jumlah Bangunan Ber-IMB

Izin mendirikan bangunan gedung adalah perizinan yang diberikan oleh

Pemerintah Kabupaten Flores Timur kepada pemilik bangunan gedung untuk

membangun baru, mengubah, memperluas, mengurangi, dan/atau merawat

bangunan gedung sesuai dengan persyaratan administratif dan persyaratan

teknis yang berlaku. Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan

konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau

seluruhnya berada diatas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi

sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat

tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun

kegiatan khusus. Di Kabupaten Flores Timur, jumlah bangunan ber-IMB dari

Tahun 2012 sampai Tahun 2013 berturut-turut adalah 4.499 unit dan4.515 Unit

(DPU, 2014). Rasio bangunan ber-IMB persatuan bagunan dapat dilihat pada

Tabel berikut:

Tabel 2.39 Rasio Bagunan Ber- IMB per satuan Bagunan Tahun 2012–2013

Uraian Tahun

2012 2014 Jumlah Bagunan Ber – IMB (Unit) 4.499 4.515 Jumlah Bangunan (Unit) 57.387 59.119 Rasio Bagunan Ber – IMB 0,078 0,076

Sumber : Dinas PU dan Energi Kab. Flores Timur

Hal 35 dari 127

Hal 35 dari 127

Page 36: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 32

6. Urusan Perhubungan

a) Jumlah Penumpang Angkutan Umum

Angkutan umum yang ada di Kabupaten Flores Timur berupa armada bis,

kapal laut, dan pesawat udara. Adapaun jumlah penumpang angkutan umum di

Kabupaten Flores Timur dari Tahun 2011 – 2012 cenderung mengalami

kenaikan dari tahun ke tahun, hal ini menunjukkan migrasi penduduk di

Kabupaten Flores Timur sangat tinggi. (Tabel 2.40).

Tabel 2.40 Jumlah Penumpang Angkutan Umum Tahun 2011 s.d 2012

No Uraian 2011 2012

1 Jumlah Penumpang Bis 1.792.683 1.853.280

2 Jumlah Penumpang Kapal Laut 2.281.049 2.402.524

3 Jumlah Penumpang Pesawat Udara 5.824 6.690

4 Total Jumlah Penumpang 4.079.556 4.262.494

Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kab. Flores Timur

Tabel 2.41 Jumlah Uji KIR Angkutan Umum Tahun 2013 – 2014

No Angkutan Umum 2013 2014

Jumlah Jumlah

KIR % Jumlah

Jumlah KIR

%

1 Mobil Penumpang Umum 350 160 46 350 234 67

2 Mobil Bus - - - 4 4 100 3 Mobil Barang 401 181 45 401 310 77

4 Mobil 8 Ton - - - - - - 5 Khusus - - - - - -

Jumlah 751 341 45 755 548 73 Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kab. Flores Timur

Penurunan penggunaan angkutan umum di masyarakat terjadi karena beberapa faktor, diantaranya kemudahaan memperoleh kendaraan pribadi (terutama sepeda motor), keterbatasan jalur angkutan umum yang ada, ketidaknyamanan menggunakan angkutan umum. Hal ini mengambarkan kenaikan jumlah kendaraan pribadi terutama roda dua.

b) Jumlah Ijin Trayek

Izin Trayek adalah izin untuk mengangkut orang dengan mobil bus dan/atau mobil penumpang umum pada jaringan trayek. Trayek adalah lintasan kendaraan umum untuk pelayanan jasa angkutan orang dengan mobil bus, yang mempunyai asal dan tujuan perjalanan tetap, lintasan tetap dan jadwal tetap maupun tidak berjadwal. Jaringan Trayek adalah kumpulan dari trayek-trayek yang menjadi satu kesatuan jaringan pelayanan angkutan orang. Jumlah izin trayek di Kabupaten Flores Timur disajikan pada Tabel 2.42 berikut:

Tabel 2.42. Jumlah Ijin Trayek Tahun 2013 s.d 2014 Kabupaten Flores Timur

No Uraian Tahun

2013 2014

1 Ijin Trayek Perkotaan 3 3

2 Ijin Trayek Perdesaan 64 69

3 Jumlah Ijin Trayek 67 72

Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kab. Flores Timur

c) Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bis

Pelabuhan laut diartikan sebagai sebuah fasilitas di ujung samudera, sungai, danau untuk menerima kapal dan memindahkan barang kargo maupun penumpang ke dalamnya. Di Kabupaten Flores Timur pelabuhan

Hal 36 dari 127

Hal 36 dari 127

Page 37: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 33

laut dikembangkan dengan mengoptimalkan Kawasan Pelabuhan Larantuka sebagai pelabuhan bongkar muat. Pelabuhan udara/bandara bisa diartikan sebagai sebuah fasilitas untuk menerima pesawat dan memindahkan barang kargo maupun penumpang ke dalamnya. Terminal bus dapat diartikan sebagai prasarana transportasi jalan untuk keperluan menurunkan dan menaikkan penumpang, perpindahan intra dan/atau antar moda transportasi serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum. Jumlah pelabuhan laut/udara, jumlah terminal bis, laut dan udara sampai tahun 2014 seperti pada Tabel 2.43.

Tabel 2.43: Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bis Tahun 2013 s.d 2014 Kabupaten Flores Timur

No Uraian 2013 2014

1 Jumlah Pelabuhan Laut 13 25

2 Jumlah Pelabuhan Udara 1 1

3 Jumlah Terminal Bis 4 1

Jumlah 18 27

Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kab. Flores Timur

2.1.3.2. Fokus Layanan Urusan Pilihan

2.1.3.2.1. Urusan Penanaman Modal

Penanaman modal di Kabupaten Flores Timur difokuskan pada peningkatan

iklim investasi dan promosi investasi. Pada Tahun 2014 investasi di

Kabupaten Flores Timur dihitung berdasarkan nilai investasinya,

Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai Rp. 158.565.048.434,-

sedangkan nilai investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar

Rp 10.038.523.600,-. Selain itu, penanaman modal asing juga mampu

menyerap tenaga

kerja sebanyak 305

orang yang terdiri

dari 2 tenaga kerja

asing dan 503 orang

WNI. Adapun

investor dalam negeri

hanya

mempekerjakan

tenaga kerja sejumlah

120 orang.

Tabel 2.44 Investasi PMA dan PMDN di Kab.Flores Timur Tahun 2008 - 2014

No. Tahun Jenis Jumlah

Investor Jumlah Tenaga Kerja

Jumlah Investasi WNA WNI

1 2008 PMA 3 4 258 10.237.680.000,-

PMDN 4 0 134 8.718.000.000,-

Total 7 4 392 18.955.680.000,-

2 2009 PMA 4 8 320 62.259.800.000,-

PMDN 6 0 100 7.092.990.000,-

Total 10 8 420 69.352.790.000,-

3 2010 PMA 5 2 357 75.103.550.000,-

PMDN 7 0 173 7.592.990.000,-

Total 12 2 530 82.696.540.000,-

Hal 37 dari 127

Hal 37 dari 127

Page 38: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 34

No. Tahun Jenis Jumlah

Investor Jumlah Tenaga Kerja

Jumlah Investasi WNA WNI

4 2011 PMA 5 9 426 100.354.534.728,-

PMDN 7 0 170 7.965.322.800,-

Total 12 9 596 108.319.857.528,-

5 2012 PMA 6 5 515 73.479.428.740,-

PMDN 6 0 189 8.532.990.000,-

Total 12 5 704 82.012.418.740,-

6 2013 PMA 5 5 515 74.010.143.725,-

PMDN 7 0 189 11.020.490.000,-

Total 12 5 704 85.030.633.725,-

7 2014 PMA 5 2 303 158.565.048.434

PMDN 7 - 120 10.038.523.600

Total 12 2 423 168.603.572.034

Sumber: Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu Kab. Flores Timur

2.1.3.2.2. Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM)

a). Prosentase koperasi aktif

Pembangunan koperasi dan UKM di Kabupaten Flores Timur diarahkan

pada pengembangan koperasi dan UKM menjadi unit usaha yang kuat,

maju, dan mandiri serta memiliki daya saing dengan fokus pada

revitalisasi koperasi serta fasilitasi koperasi dan UKM. Adapun

sasarannya adalah peningkatan kinerja dan produktifitas usaha koperasi

dan UKM. Di Kabupaten Flores Timur sampai saat ini terdapat 162

koperasi yang didominasi koperasi primer sejumlah 162. Dilihat dari

kondisi koperasi, terdapat 178 koperasi aktif (77,53 %) dan 40 koperasi

kurang aktif (22,47%)

Tabel 2.45 Persentase Koperasi Aktif Tahun 2012-2014 Kab. Flores Timur

Uraian 2012 2013 2014

Koperasi Aktif 120 124 138 Koperasi Kurang Aktif 42 51 40 Jumlah Koperasi 162 175 178 Prosentasi Koperasi Aktif (%) 74,07 70,86 77,53

Sumber: Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kab. Flores Timur

Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Flores Timur dalam

bidang koperasi diantaranya karena belum optimalnya penataan

manajemen dan organisasi koperasi, terbatasnya permodalan koperasi dan

belum optimalnya kemitraan pengusaha besar dengan koperasi. Adapun

upaya yang telah dilakukan antara lain melaksanakan pendampingan serta

pendidikan dan pelatihan bagi pengelola koperasi dengan lebih intensif,

penguatan permodalan koperasi baik melalui perbankan maupun non

perbankan serta keterpaduan program melalui bantuan permodalan baik

dari APBD Kabupaten, Propinsi maupun dari pemerintah pusat serta

memfasilitasi pertemuan antara pengusaha besar dan koperasi.

Tabel 2.46 Jumlah Koperasi, Karyawan dan Anggota di Kabupaten Flores

Timur Menurut Kecamatan, 2013

No Kecamatan Koperasi Karyawan Anggota

01 Wulang Gitang 4 29 6.913

02 Titehena 6 2 317

03 Ilebura 2 - 77

Hal 38 dari 127

Hal 38 dari 127

Page 39: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 35

No Kecamatan Koperasi Karyawan Anggota

04 Tanjung Bunga 4 - 105

05 Lewolema 2 - 74

06 Larantuka 56 134 99.685

07 Ile Mandiri 6 - 263

08 Demon Pagong 4 2 179

09 Solor Barat 3 6 794

10 Solor Selatan 2 10 324

11 Solor Timur 6 2 388

12 Adonara Barat 5 4 403

13 Wotanulumado 1 - 98

14 Adonara Tengah 3 - 89

15 Adonara Timur 22 11 990

16 Ile Boleng 20 2 1.042

17 Witihama 10 9 887

18 Klubagolit 8 10 7.864

19 Adonara 2 3 38

Sumber : BPS,2014

b). Jumlah UKM dan BPR/LKM

Pembangunan koperasi dan UKM di Kabupaten Flores Timur

dilaksanakan dengan mengembangkan koperasi dan UKM menjadi unit

usaha yang kuat, maju, dan mandiri serta memiliki daya saing, sehingga

secara makro mampu mendukung pembangunan ekonomi di Kabupaten

Flores Timur.

Sasaran pembangunan dalam mengembangkan koperasi dan UKM di

Kabupaten Flores Timur antara lain meningkatnya kinerja, produktivitas

usaha koperasi dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM),

meningkatnya akses kelembagaan keuangan dan permodalan pada

UMKM/Industri Kecil dan Menengah (IKM), meningkatnya sumber daya

manusia (SDM) pengelola koperasi UMKM/IKM, meningkatnya kualitas

dan partisipasi masyarakat dalam pengembangan UKM, serta

terwujudnya masyarakat yang berjiwa wirausaha (entrepreneur) tinggi

dan mampu mengembangkan potensi dan sumber daya yang ada.

Perkembangan jumlah UKM dan BPR di Kabupaten Flores Timur dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.47 Jumlah UKM non BPR/LKM Tahun 2013–2014 Kabupaten Flores

Timur

Uraian 2013 2014

Jumlah seluruh UKM 560 1.179 Jumlah BPR/LKM

1 1 Jumlah UKM non BPR/LKM

461 461 Sumber: Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Flores Timur

Tabel 2.48 Jumlah Bank, Penabung dan Besar Tabungan Di Kabupaten Flores

Timur Menurut Jenis Bank, 2012

No Jenis Bank Jumlah Bank

Penabung Besar Tabungan

(Juta Rp.)

01 Bank Indonesia - 160.873 02 Bank Umum Pemerintah 10 69.854 496.860 03 Bank Umum Swasta Nasional Bank

Devisa 1

75 250

Hal 39 dari 127

Hal 39 dari 127

Page 40: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 36

No Jenis Bank Jumlah Bank

Penabung Besar Tabungan

(Juta Rp.)

04 Bank Umum Swasta Nasional Bukan Bank Devisa

-

05 Bank Pemerintah Daerah 7 53.472 98.885 06 Bank Perkreditan Rakyat 1 3.520 20.512

Sumber: BPS, 2013

2.1.3.2.3. Urusan Ketenagakerjaan

a). Kesempatan kerja

Kesempatan kerja merupakan peluang atau keadaan yang menunjukkan

tersedianya lapangan pekerjaan sehingga semua orang yang bersedia dan

sanggup bekerja dalam proses produksi dapat memperoleh pekerjaan

sesuai dengan keahlian, keterampilan dan bakatnya masing-masing.

Kesempatan kerja adalah suatu keadaan yang

menggambarkan/ketersediaan pekerjaan. Jumlah penduduk yang ada dalam

suatu wilayah kemudian dikelompokkan berdasarkan lapangan usaha yang

ada.

Komposisi penduduk yang bekerja Tahun 2011 secara umum didominasi

oleh kelompok umur 20 - 24 tahun. Dari struktur data tersebut terlihat

bahwa penduduk yang bekerja pada kelompok umur tersebut jumlahnya

sangat tinggi. Kondisi seperti ini sangat dimungkinkan sebagai akibat

adanya kecenderungan bahwa mereka yang sudah habis masa sekolahnya,

setelah beberapa tahun kemudian tetap menjalankan kegiatan yang

memiliki nilai ekonomi baik dalam hubungan kerja (kegiatan ekonomi

formal) maupun di luar hubungan kerja (kegiatan ekonomi informal).

Tabel 2.49 Persentase Penduduk Yang Bekerja menurut kelompok umur

Tahun 2013 No Kelompok Umur L P Jumlah

1 15-19 Tahun 7,77 6,41 7,12

2 20-24 Tahun 8,88 9,27 9,07

3 25-34 Tahun 23,68 17,51 21,04

4 35 Tahun + 59,76 66,81 62,77

Jumlah 100 100 100

Sumber: BPS Kab. Flores Timur,2014

Penduduk yang bekerja dengan pendidikan SLTA jumlahnya paling

banyak dibandingkan dengan strata pendidikan yang lainnya. Disusul

penduduk bekerja dengan pendidikan SLTP.Kondisi ini sejalan dengan

banyaknya jumlah pencari kerja lulusan SLTA dan SLTP sementara

lapangan kerja yang sesuai dengan latar belakang pendidikannya tersebut

dengan kualifikasi yang dibutuhkan sangat terbatas, sementara saingan

pencari kerja dengan tingkat pendidikan yang sama jumlahnya banyak.

Tabel 2.50 Penduduk Yang Bekerja menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2012 dan

2014

No Pendidikan Tahun

2012 2014

1 Tidak Tamat SD - -

2 SD 12 13

3 SLTP 5 7

4 SLTA 73 54

5 Akademi 93 146

Hal 40 dari 127

Hal 40 dari 127

Page 41: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 37

6 Perguruan Tinggi 75 153

7 Jumlah 258 373

Sumber: Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Trasmigrasi Kab. Flores Timur

Komposisi penduduk yang bekerja di sektor pertanian masih cukup mendominasi

dalam penyerapan tenaga kerja dibandingkan dengan sektor lainnya, meskipun

jumlahnya cenderung menurun sekitar 6,6%. Menurunnya proporsi jumlah

penduduk yang bekerja di sektor pertanian diduga karena para pencari kerja lebih

memilih untuk bekerja di sektor non pertanian.

Tabel 2.51 Penduduk Yang bekerja Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012 dan 2014

No Lapangan Usaha Tahun

2012 2014

1 Pertanian 17 38

2 Pertambangan dan Pengalian - -

3 Industri Pengolahan - -

4 Listrik,Gas dan Air - -

5 Bangunan - 51

6 Perdagangan, hotel dan Restoran - 30

7 Angkutan dan Komunikasi - -

8 Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan - -

9 Jasa Lainnya 241 254

Jumlah 258 373

Sumber: Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Trasmigrasi Kab. Flores Timur

4. Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

a). Persentase Partisipasi perempuan di lembaga pemerintah

Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah adalah proporsi

perempuan yang bekerja pada lembaga pemerintah terhadap jumlah seluruh

pekerja perempuan.

Tabel 2.52. Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintah Tahun 2013–2014

No Uraian Tahun

2013 2014

1 Prempuan yang menempati Jabatan Eselon II 2 2

2 Prempuan yang menempati Jabatan Eselon III 30 30

3 Prempuan yang menempati Jabatan Eselon IV 178 194

4 Pekerja Perempuan di Pemerintahan 2.843 2.803

5 Jumlah Pekerja Perempuan 3.003 4.153

6 Presentase Pekerjaan Perempuan di Lembaga

Pemerintah

94,67 48,153

Sumber: Badan Kepegawaian Daerah Kab. Flores Timur

b). Rasio Kekerasan Dalam Rumah Tangga dan Indeks Gender

Kasus KDRT di Kabupaten Flores Timur belum dapat dipantau secara

keseluruhan dikarenakan belum semua korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga

(KDRT) mau melaporkan kasusnya ke pihak yang berwenang. Diharapkan

dengan adanya pemberian pelayanan dan perlindungan terhadap perempuan dan

anak yang bersedia melaporkan kasus dan mengalami tindak kekerasan/KDRT

akan menjadi solusi yang tepat.

Hal 41 dari 127

Hal 41 dari 127

Page 42: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 38

Tabel 2.53 Rasio KDRT Tahun 2011 – 2012 Kabupaten Flores Timur

No Uraian Tahun

2011 2012

1 Jumlah KDRT 15 29

2 Jumlah Rumah Tangga 51.159 51.159

3 Rasio KDRT 0,029 0,057

Sumber: Polres Kabupaten Flores Timur

Pemahaman dan pengetahuan masyarakat tentang kesetaraan gender masih

kurang. Hal ini dapat dilihat dari Indeks Kesetaraan Gender (IKG) dan Indeks

Pemberdayaan Gender (IDG) yang masih relatif cukup rendah. Solusi yang

dilakukan diantaranya yaitu dengan memfasilitasi terbentuknya Pokja PUG di

Kabupaten Flores Timur serta melaksanakan sosialisasi dan diklat tentang PUG

bagi stakeholder.

5. Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

a). Rasio akseptor KB

Program Keluarga Berencana yang telah berhasil dilaksanakan meliputi

penyediaan pelayanan KB dan alat kontrasepsi bagi keluarga miskin, pelayanan

KIE, peningkatan perlindungan hak reproduksi individu, promosi pelayanan

KHIBA, pembinaan Keluarga Berencana dan pengadaan sarana mobilitas tim

KB keliling. Tujuan program Keluarga berencana adalah mengendalikan

jumlah kelahiran sehingga laju pertumbuhan penduduk dapat terkendali dengan

tujuan kesejahteraan keluarga dapat ditingkatkan. Gambaran jumlah Pasangan

Usia Subur (PUS), peserta KB Aktif (PA) dan perbandingan PA/PUS dapat

dilihat pada Tabel 2.54 berikut :

Tabel 2. 54 Rasio Akseptor KB Tahun 2012 dan 2014 Kabupaten Flores Timur

No Uraian Tahun

2012 2014

1 Jumlah Akseptor KB (PA) 18.365 13.344

2 Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) 28.700 27.595

3 Rasio Akseptor KB (PA/PUS) 0,639 0,483

Sumber: Badan KB dan Pemberdayaan Perempuan Kab. Flores Timur

Tabel 2.55 Rasio Akseptor KB Menurut Kecamatan Tahun 2013 - 2014

No Kecamatan

2013 2014

Jumlah Akseptor KB (PA)

Jumlah Pasangan

Usia Subur (PUS)

Rasio Akseptor (PA/PUS)

Jumlah Akseptor KB (PA)

Jumlah Pasangan

Usia Subur (PUS)

Rasio Akseptor (PA/PUS)

1 Larantuka 2651 4297 0,617 1773 4042 0,438

2 Lewolema 887 977 0,908 575 958 0,603

3 Titehena 1044 1303 0,801 675 1312 0,515

4 Demon Pagong 435 521 0,835 345 530 0,650

5 Ile Bura 647 824 0,785 443 785 0,564

6 Wulanggitang 1662 1804 0,921 874 1702 0,513

7 Tanjung Bunga 1034 1682 0,615 711 1472 0,483

8 Ile Mandiri 763 1069 0,714 608 1081 0,562

9 Adonara Timur 1848 2784 0,664 1295 2627 0,450

10 Ile Boleng 758 1666 0,455 505 1707 0,296

11 Kelubagolit 501 1098 0,456 589 1049 0,561

12 Adonara Barat 1035 1729 0,599 999 1662 0,601

Hal 42 dari 127

Hal 42 dari 127

Page 43: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 39

No Kecamatan

2013 2014

Jumlah Akseptor KB (PA)

Jumlah Pasangan

Usia Subur (PUS)

Rasio Akseptor (PA/PUS)

Jumlah Akseptor KB (PA)

Jumlah Pasangan

Usia Subur (PUS)

Rasio Akseptor (PA/PUS)

13 Adonara 785 1356 0,579 608 1291 0,470

14 Witihama 869 1635 0,531 856 1789 0,478

15 Adonara Tengah 778 1508 0,516 655 1390 0,471

16 Wotan Ulumado 928 1259 0,737 575 1247 0,461

17 Solor Timur 523 1216 0,430 514 1329 0,386

18 Solor Barat 769 980 0,785 464 977 0,474

19 Solor Selatan 364 588 0,619 280 645 0,434

Jumlah 18.281 28.296 0,646 13.344 27.595 0,483

Sumber: Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kab. Flores Timur

6. Urusan Komunikasi dan Informasi

a). Jumlah surat kabar nasional/lokal

Surat kabar merupakan komunikasi massa yang diterbitkan secara berkala dan

bersenyawa dengan kemajuan teknologi pada masanya dalam menyajikan

tulisan berupa berita, feature, pendapat,cerita rekaan dan bentuk karangan yang

lain. Jumlah surat kabar nasional/lokal adalah banyaknya jenis surat kabar

terbitan nasional atau terbitan lokal yang masuk ke daerah.

Tabel 2.56 Jumlah Surat Kabar Nasional/Lokal Tahun 2012 – 2014 Kabupaten

Flores Timur

No Uraian Tahun

2012 2014

1 Jumlah Jenis Surat Kabar Terbitan Nasional 1 1

2 JumlahJenis Surat Kabar Terbitan Lokal 2 2

3 Total Jenis Surat Kabar 3 3

Sumber: SETDA, Hubungan Masyarakat dan Protokol Kab. Flores Timur

b). Penyiaran radio/TV

Jumlah penyiaran radio/TV lokal adalah banyaknya penyiaran radio/TV

nasional maupun radio/TV lokal yang masuk daerah. Jumlah penyiaran

radio/TV lokal ditampilkan dalam tabel berikut:

Tabel 2.57 Jumlah penyiaran radio/TV lokal

No Uraian Tahun

2012 2012

1 Jumlah Penyiaran Radio Lokal 480 Kali 864 Kali

2 Jumlah Penyiaran Radio Nasional - -

3 Jumlah Penyiaran TV Lokal - -

4 JUmlah Penyiaran TV Nasional - -

5 Total Penyiaran Radio/TV LOkal 480 Kali 864 kali

Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kab. Flores Timur

Semakin banyak jumlah penyiaran radio/TV baik di daerah maupun nasional

di daerah maka menggambarkan semakin besar ketersediaan fasilitas

jaringan komunikasi massa berupa media elektronik sebagai pelayanan

penunjang dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah.

7. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

a). Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM)

Hal 43 dari 127

Hal 43 dari 127

Page 44: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 40

Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) adalah lembaga atau wadah yang

dibentuk atas prakarsa masyarakat sebagai mitra pemerintahan desa atau

kelurahan dalam menampung dan mewujudkan aspirasi dan kebutuhan

masyarakat di bidang pembangunan.

Tabel 2.58 Kelompok Binaan LPM Tahun 2011 – 2012 Kabupaten Flores Timur

Sumber: Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kab. Flores Timur

b). Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK

Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) adalah gerakan nasional

dalam pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah yang pengelolanya

dari, oleh dan untuk masyarakat menuju terwujudnya keluarga yang beriman

dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Beraklak mulia dan berbudi

luhur, sehat sejahtera, maju dan mandiri, kesejahteraan dan keadilan gender

serta kesadaran hukum dan lingkungan. Kelompok binaan PKK adalah

kelompok-kelompok masyarakat yang berada di bawah Tim Penggerak PKK

Desa/Kelurahan, yang dapat dibentuk berdasarkan kewilayahan atau kegiatan

seperti kelompok dasawisma dan kelompok sejenis. Jumlah kelompok binaan

PKK dari tahun 2012–2014 stabil, hal ini membuktikan bahwa keaktifan

masyarakat Flores Timur dalam pembangunan daerah melalui PKK dalam

kondisi stabil.

Tabel 2.59 Kelompok Binaan PKK Tahun 20121–2014 Kabupaten Flores Timur

No Kecamatan

Tahun 2012 Tahun 2014

Jumlah LPM

Jumlah Kelompok

Binaan

Jumlah LPM

Jumlah Kelompok

Binaan 1 Larantuka 20 20 20 20 2 Lewolema 7 7 7 7 3 Titehena 14 14 14 14 4 Demon Pagong 7 7 7 7 5 Ile Bura 7 7 7 7

No Kecamatan

Tahun 2011 Tahun 2012

Jumlah LPM

Jumlah Kelompok

Binaan

Jumlah LPM

Jumlah Kelompok

Binaan 1 Larantuka 80 80 80 80

2 Lewolema 14 14 14 14

3 Titehena 28 28 28 28

4 Demon Pagong 14 14 14 14

5 Ile Bura 14 14 14 14

6 Wulanggitang 44 44 44 44

7 Tanjung Bunga 32 32 32 32

8 Ile Mandiri 16 16 16 16

9 Adonara Timur 42 42 42 42

10 Ile Boleng 42 42 42 42

11 Kelubagolit 24 24 24 24

12 Adonara Barat 36 36 36 36

13 Adonara 16 16 16 16

14 Witihama 32 32 32 32

15 Adonara Tengah 26 26 26 26

16 Wotan Ulumado 24 24 24 24

17 Solor Timur 68 68 68 68

18 Solor Barat 60 60 60 60

19 Solor Selatan 14 14 14 14

Jumlah 626 626 626 626

Hal 44 dari 127

Hal 44 dari 127

Page 45: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 41

No Kecamatan

Tahun 2012 Tahun 2014

Jumlah LPM

Jumlah Kelompok

Binaan

Jumlah LPM

Jumlah Kelompok

Binaan 6 Wulanggitang 11 11 11 11 7 Tanjung Bunga 16 16 16 16 8 Ile Mandiri 8 8 8 8 9 Adonara Timur 21 21 21 21

10 Ile Boleng 21 21 21 21 11 Kelubagolit 12 12 12 12 12 Adonara Barat 18 18 18 18 13 Adonara 8 8 8 8 14 Witihama 16 16 16 16 15 Adonara Tengah 13 13 13 13 16 Wotan Ulumado 12 12 12 12 17 Solor Timur 17 17 17 17 18 Solor Barat 15 15 15 15 19 Solor Selatan 7 7 7 7

Jumlah 250 250 250 250 Sumber: Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kab. Flores Timur

c). Jumlah LSM yang aktif

Lembaga Swadaya Masyarakat adalah organisasi/lembaga yang dibentuk oleh

anggota masyarakat warga negara Indonesia secara sukarela atas kehendak

sendiri dan berminat serta bergerak di bidang kegiatan tertentu dalam upaya

meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat, yang

menitikberatkan kepada pengabdian secara swadaya. Jumlah LSM yang

terdaftar di Kabupaten Flores Timur pada Tahun 2012 sejumlah 107 LSM.

Tabel 2.60 Jumlah LSM Aktif Tahun 2011 s.d 2012 Kabupaten Flores Timur

No Uraian Tahun

2011 2012

1 Jumlah LSM Terdaftar 107 107 2 Jumlah LSM Tidak Aktif 44 44 3 Jumlah LSM Aktif 63 63

Sumber: Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pem.Desa Kab. Flores Timur

8. Urusan Perpustakaan

Pelayanan pengunjung Perpustakaan Daerah Kabupaten Flores Timur di layani di

kantor Arsip dan Perpustakaan dan didukung dengan perpustakaan keliling yang

berjumlah 4 armada mobil pintar, dengan roda enam (6) sebanyak 2 armada dan

roda empat sebanyak 2 armada. Koleksi buku yang ada saat ini sebanyak 28.976

buku dengan judul buku sebanyak 12.199 judul. Pada Tahun 2014 jumlah

pengunjung perpustakaan daerah sebanyak 2.177 pengunjung yang terdiri dari

pelajar/mahasiswa, pegawai negeri sipil/karyawan, maupun masyarakat umum.

Tabel 2.61 Jumlah Perpustakaan Tahun 2012 – 2014 Kabupaten Flores Timur

No Uraian Tahun 2012 2013 2014

1 Jumlah Perpustakaan Milik Pemerintah Daerah 1 1 1 2 Jumlah Perpustakaan Milik Non Pemda - - - 3 Total Perpustakaan 1 1 1

Sumber: Kantor Arsip dan Perpustakaan Kab. Flores Timur

Tabel 2.62 Jumlah Pengunjung Perpustakaan Tahun 2012 – 2014 Kabupaten Flores Timur

NO Uraian Tahun

2012 2013 2014 1 Jumlah Pengunjung Perpustakaan Milik Pemda 2.645 4.212 2.177

Hal 45 dari 127

Hal 45 dari 127

Page 46: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 42

2 Jumlah Pengunjung Perpustakaan Milik Non Pemda - - - 3 Total Pengunjung Perpustakaan 2.645 4.212 2.177

Sumber: Kantor Arsip dan Perpustakaan Kab. Flores Timur

9. UrusanPenyelenggaraan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat

Rasio jumlah polisi pamong praja menggambarkan kapasitas pemda dalam

memelihara dan menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban umum,

menegakkan Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah. Ketersediaan polisi

pamong praja yang dimiliki pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan

penunjang penyelenggaraan pemerintahan daerah dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.63 Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja Tahun 2013–2014

No Uraian Tahun

2013 2014

1 Jumlah Polisi Pamong Praja 56 53

2 Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja per

10.000 Penduduk

1,882 1,1009

Sumber: Satuan Polisi Pamong Praja Kab. Flores Timur

Petugas perlindungan Masyarakat (Linmas) merupakan satuan yang memiliki

tugas umum pemeliharaan ketentraman dan ketertiban masyarakat. Rasio jumlah

Linmas menggambarkan kapasitas pemda untuk memelihara ketentraman dan

ketertiban masyarakat adalah upaya mengkondisikan lingkungan yang kondusif

dan demokratif sehingga tercipta kehidupan strata sosial yang interaktif.

Ketersediaan kapasitas pemda dalam memberdayakan masyarakat untuk ikut

berperan aktif dalam pemeliharaan ketentraman dan ketertiban masyarakat serta

keamanan lingkungan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.64 Jumlah Linmas per 10.000 Penduduk Tahun 2013 – 2014

No Jumlah Linmas

TPS Desa/Kel. Kecamatan Kabupaten Jumlah

1 2013 - 2.500 285 - 2.785

2 2014 - - 1.109 - 1.109

Sumber: Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kab. Flores Timur

2.1.4. Aspek Daya Saing Daerah

Daya saing daerah merupakan salah satu aspek tujuan penyelenggaraan otonomi

daerah sesuai dengan potensi, kekhasan, dan unggulan daerah. Suatu daya saing

(competitiveness) merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan pembangunan

ekonomi yang berhubungan dengan tujuan pembangunan daerah dalam mencapai

tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan.

2.1.4.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah

Kemampuan ekonomi daerah dapat digambarkan melalui indikator

pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita. Perkembangan angka

konsumsi rumah tangga perkapita kabupaten Flores Timur tahun 2012 – 2014

sebagaimana Tabel 2.65 berikut ini.

Tabel 2.65 Angka Konsumsi RT per Kapita Tahun 2012–2014 Kab. Flores Timur

No Uraian 2012 2013

1 Total Pengeluaran RT 6.901.833 7.621.786

2 Jumlah RT 59.119 59.119

Sumber: BPS Kabupaten Flores Timur

Hal 46 dari 127

Hal 46 dari 127

Page 47: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 43

2.1.4.2. Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur

Suatu fasilitas wilayah atau infrastruktur menunjang daya saing daerah dalam

hubungannya dengan ketersediaannya (availability) dalam mendukung aktivitas

ekonomi daerah di berbagai sektor di daerah dan antarwilayah.

a) Jumlah orang/barang yang terangkut angkutan umum

Tabel 2.66 Jumlah Orang/Barang yang Terangkut Angkutan Umum

Tahun 2011 s.d 2012 Kabupaten Flores Timur

No Uraian Satuan Tahun

2011 2012

1 Jumlah Orang Jiwa 2.357.238 2.642.143

2 Jumlah Barang Ton 27.884 34.766

Sumber: Dinas Perhubungan, komunikasi dan Informatika kabupaten Flores Timur

b). Rasio ketersediaan daya listrik

Ketersediaan daya listrik di kabupaten Flores Timur sebagaimana pada Tabel

2.67 berikut ini.

Tabel 2.67 Kebutuhan Beban Tenaga Listrik Kab. Flores Timur Tahun 2014

No Uraian Satuan Tahun

2012 2014 1 Kebutuhan GWH 1.399.440 18.356.385 2 -Rumah Tangga GWH 812.400 13.667.000 3 -Komersial GWH 96.251 4.438.195 4 -Publik GWH 25.417 74.200 5 -Industri GWH 465.372 1.177.000

Sumber : PLN Cab. Larantuka

c). Persentase rumah tangga yang menggunakan listrik

Rumah tangga yang menggunakan listrik sampai dengan tahun 2013 sebanyak

11.284 rumah tangga atau 19,09 persen dari total rumah tangga. Hal ini sebagai

akibat dari belum meratanya jaringan listrik khususnya PLN yang masuk ke

daerah-daerah pedalaman atau desa-desa terpencil.Rincian rumah tangga

pengguna listrik, sumber penerangan utama serta besaran daya yang digunakan

seperti pada Tabel 2.68 dan Tabel 2.69.

Tabel 2.68 Persentase Rumah Tangga yang Menggunakan Listrik Kabupaten Flores Timur Tahun

2014

No Uraian Tahun

2013 2014

1 RT dengan daya 450 watt 2.825 5.563 2 RT dengan daya 900 watt 5.193 7.149 3 RT dengan daya1.300 watt 2.939 3.598 4 RT dengan daya 2.200 wat 190 643 5 RT dengan daya >2.200 watt 137 212 6 Total Jumlah Rumah Tangga

menggunakan Listrik 11.284 17.165

Sumber : PLN Kabupaten Flores Timur

Tabel 2.69 Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Penerangan Utama, 2012 - 2013

No Sumber Penerangan Utama 2012 2013 01 Listrik PLN 61,86 69,03 02 Listrik Non PLN 13,39 11,09

Hal 47 dari 127

Hal 47 dari 127

Page 48: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 44

No Sumber Penerangan Utama 2012 2013 03 Petromak/Aladin 0,15 0,26 04 Pelita 23,99 16,64 05 Lainnya 0,60 2,99 Sumber : BPS, 2013

2.1.4.3. Fokus Iklim Berinvestasi

Investasi memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pembangunan, karena

menentukan dinamika pembangunan yang secara langsung maupun tidak langsung

dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat. Jika proses investasi berlangsung baik,

maka perekonomian akan tumbuh dengan baik selama proses investasi tersebut

menghasilkan output yang efisien. Perkembangan investasi di Kabupaten Flores

Timur menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Hal ini merupakan hasil dari

upaya pemerintah dalam menciptakan iklim yang kondusif, misalnya penyederhanaan

prosedur birokrasi, perbaikan/pengembangan infrastruktur, sistem informasi serta

promosi investasi daerah yang lebih intensif serta membuat pelayanan perijinan satu

pintu.

a) Angka kriminalitas

Angka kriminalitas adalah rata-rata kejadian kriminalitas dalam satu bulan pada

tahun tertentu. Indikator ini berguna untuk menggambarkan tingkat keamanan

masyarakat, semakin rendah tingkat kriminalitas, maka semakin tinggi tingkat

keamanan masyarakat.Dari tabel dibawah dapat dilihat bahwa angka kriminalitas

Kabupaten Flores Timur dari pada Tahun 2012 ini menurun dibandingkan pada

Tahun 2011.

Tabel 2. 70 Angka Kriminalitas Tahun 2011 – 2012 Kabupaten Flores Timur

No Jenis Kriminal Tahun

2011 2012 1 Jumlah Kasus Penganiayaan 129 94 2 Jumlah Kasus Penipuan 32 21 3 Jumlah Kasus Pencurian 32 33 4 Jumlah Kasus Perjudian 14 16 5 Jumlah Kasus Pengancaman 10 8 6 Jumlah Kasus Penghinaan 8 5 7 Jumlah Kasus Pencabulan 21 18 8 Jumlah Kasus Kebakaran 1 5 9 Jumlah Kasus Pengrusakan 24 18

10 Jumlah Kasus Pemfitnahan 8 2 11 Jumlah Kasus penggelapan 11 4 12 Jumlah Kasus Penyerobotan Tanah 9 3 13 Jumlah Kasus perbuatan Tidak Menyenangkan 12 15 14 Jumlah Kasus Pemerkosaan 5 3 15 Jumlah Kasus Menelantarkan Istri dan Anak 3 5 16 Jumlah Kasus Perzinahan 5 6 17 Jumlah Kasus KDRT 9 18 18 Jumlah Kasus Melarikan Perempuan 2 1 19 Jumlah Kasus Laka Laut Korban Meninggal dunia 1 1 20 Jumlah Kasus Membuang Bayi 1 1 21 Jumlah Kasus Masuk Pekarangan Rumah Tanpa Ijin 1 - 22 Jumlah Kasus Pemalsuan Dokumen - 2 23 Jumlah Kasus Pembunuhan - 5 24 Jumlah Kasus Karena lalainya Menyebabkan Orang

Lain Meninggal Dunia - 3

25 Jumlah Kasus Membawa, Memiliki miras Tanpa ijin - 3 26 Jumlah Kasus Mengangkut Ikan Tanpa ijin - 1 27 Jumlah Penemuan Bayi - 1 28 Total Jumlah Tindak Kriminal Selama 1 Tahun 338 292 29 JUmlah Penduduk 236.315 240.261 30 Angka Kriminalitas (28)/(29) 0,14 0,12

Sumber: Polres Flores Timur

Hal 48 dari 127

Hal 48 dari 127

Page 49: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 45

Tabel 2.71 Jumlah Terdakwah Perkara Pidana Yang Diselesaikan di Pengadilan Negeri Larantuka Menurut Kelompok Umur Dirinci Per Bulan, 2013

No Bulan Di Bawah 16 Tahun 16 - 20 Tahun 21 Tahun Ke Atas

01 Januari - 1 2 02 Pebruari - 2 9 03 Maret - - 5 04 April - 2 9 05 Mei 2 2 16 06 Juni - 2 8 07 Juli - 2 7 08 Agustus - 2 4 09 September - 2 6 10 Oktober - 2 7 11 Nopember - - 5 12 Desember - - 16

Sumber : BPS, 2014

b). Kemudahan perijinan

Investasi yang akan masuk ke suatu daerah bergantung kepada daya saing

investasi yang dimiliki oleh daerah yang bersangkutan. Pembentukan daya saing

investasi, berlangsung secara terus menerus dari waktu ke waktu dan dipengaruhi

oleh banyak faktor, salah satunya kemudahan perijinan. Kemudahan perijinan

adalah proses pengurusan perijinan yang terkait dengan persoalan investasi relatif

sangat mudah dan tidak memerlukan waktu yang lama. Bagi Kabupaten Flores

Timur upaya untuk memberikan pelayanan yang baik dalam proses perijinan terus

ditingkatkan terutama sekali melalui reformasi di bidang perijinan. Langkah

strategis yang dilakukan adalah membentuk lembaga perijinan pada Tahun 2011

setingkat eselon III berbentuk Kantor. Hal ini menunjukkan kinerja yang cukup

baik bagi Pemerintah Daerah karena telah mampu meningkatkan pelayanan yang

mudah, murah, dan cepat. Implementasi kemudahan perijinan dapat ditunjukkan

dengan peningkatan PAD yang diterima, sebagaimana ditunjukkan pada tabel

berikut: Tabel 2.72 Perkembangan Kontribusi PAD terhadap Pendapatan Daerah Tahun 2011 -

2015

No Tahun Jumlah PAD (Rp)

Jumlah Pendapatan (Rp)

PAD/Pendapatan (%)

1 2011 21.304.561.858 538.223.744.094 0,039

2 2012 30.228.684.407 573.442.456.299 0,052

3 2013 34.525.249.848 655.671.307.688 5,3

4 2014 35.910.823.000 655.065.724.000 5,4

5 2015 44.463.325.000 857.804.242.961 5,2

Sumber: DPPKAD Kab. Flores Timur

2.1.4.4. Fokus Sumber Daya Manusia

Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan kunci keberhasilan

pembangunan nasional dan daerah. Hal ini dapat disadari oleh karena manusia

sebagai subyek dan obyek dalam pembangunan. Mengingat hal tersebut, maka

pembangunan SDM diarahkan agar benar-benar mampu dan memiliki etos kerja yang

produktif, terampil, kreatif, disiplin dan profesional. Disamping itu juga mampu

memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai ilmu dan teknologi yang inovatif

dalam rangka memacu pelaksanaan pembangunan nasional. Kualitas sumberdaya

manusia juga memiliki peranan penting dalam meningkatkan daya saing daerah dan

perkembangan investasi di daerah. Indikator kualitas sumberdaya manusia dalam

Hal 49 dari 127

Hal 49 dari 127

Page 50: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 46

rangka peningkatan daya saing daerah dapat dilihat dari kualitas tenaga kerja dan

tingkat ketergantungan penduduk untuk melihat sejauh mana beban ketergantungan

penduduk.

a) Kualitas tenaga kerja (Rasio lulusan S1/S2/S3)

Salah satu faktor penting yang tidak dapat diabaikan dalam kerangka

pembangunan daerah adalah menyangkut kualitas sumber daya manusia (SDM).

Kualitas SDM ini berkaitan erat dengan kualitas tenaga kerja yang tersedia untuk

mengisi kesempatan kerja di dalam negeri dan di luar negeri. Kualitas tenaga

kerja di suatu wilayah sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan. Artinya

semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditamatkan penduduk suatu wilayah

maka semakin baik kualitas tenaga kerjanya. Kualitas tenaga kerja pada suatu

daerah dapat dilihat dari tingkat pendidikan penduduk yang telah

menyelesaiakan S1, S2 dan S3.

Tabel 2.73. Jumlah Lulusan S1/S2/S3 Kabupaten Flores Timur

No Uraian Tahun 2012 2013 2014

1 Jumlah Lulusan S1 1.312 8.812 9.841 2 Jumlah Lulusan S2 41 223 230 3 Jumlah Lulusan S3 - 16 0 4 Jumlah Lulusan S1/S2/S3 1.353 9.051 10.071

Sumber: Dinas Kependudukan dan Capil

2.2 Evaluasi Pelaksanaan RKPD Tahun 2014 dan Realisasi RPJMD

Hasil evaluasi pelaksanaan RKPD sampai dengan tahun 2014 menunjukkan

bahwa capaian kinerja masing-masing agenda pembangunan daerah dalam

RPJMD sebagai berikut:

1. Agenda revitalisasi tata kelola otonomi daerah, terdiri dari

- Urusan Perencanaan pembangunan : 100%

- Urusan Kependudukan dan pencatatan sipil : 69,05%

- Urusan Kesatuan bangsa dan politik dalam negeri : 93%

- Urusan Otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan

daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian : 79,37%

- Urusan Kearsipan : 93,78%

- Urusan Komunikasi dan Informatika : 29,33%

- Urusan Statistik : 75%

2. Agenda Optimalisasi pengembangan pendidikan, terdiri dari

- Urusan Pendidikan : 127%

- Urusan Kebudayaan : 63,65%

- Urusan Perpustakaan : 75,53%

3. Agenda Peningkatan derajat kesehatan masyarakat, terdiri dari

- Urusan kesehatan : 68,26%

- Urusan Keluarga berencana dan keluarga sejahtera : 75,53%

4. Agenda Percepatan pembangunan sarana-prasarana wilayah dan infrastruktur

strategis, terdiri dari

- Urusan Pekerjaan umum : 41,99%

- Urusan Perumahan : 31,00%

- Urusan Perhubungan : 106,18%

- Urusan Energi dan sumber daya mineral : - (data tidak dapat dianalisis)

5. Agenda Pembangunan berbasis tata ruang dan kelestarian lingkungan hidup,

terdiri dari

- Urusan Penataan ruang : 100%

- Urusan Lingkungan hidup : 79,62%

Hal 50 dari 127

Hal 50 dari 127

Page 51: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 47

6. Agenda Percepatan pembangunan perekonomian daerah berbasis potensi

lokal, terdiri dari

- Urusan Koperasi dan UKM: 98,37%

- Urusan Penanaman Modal: 96,47%

- Urusan Ketahanan Pangan : 92,4%

- Urusan Pemberdayaan masyarakat dan desa: 71,3%

- Urusan Pertanian: 84,25%

- Urusan Kehutanan: 97,1%

- Urusan Pariwisata : 98,23%

- Urusan Kelautan dan Perikanan: 52,23%

- Urusan Perdagangan : 98,70%

- Urusan Perindustrian : 95,15%

- Urusan Ketransmigrasian :90,9%

- Urusan Ketenagakerjaan : - (data tidak dapat diolah)

7. Agenda Pemberdayaan perempuan, pemuda dan perlindungan sosial, terdiri dari

- Urusan Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak: 71,00%

- Urusan Pemuda dan olah raga : - (data tidak dapat diolah)

- Urusan Sosial : 78,42.

Capaian kinerja dari ketujuh agenda tersebut adalah 81,75%. Berdasarkan

interval nilai pada Permendagri Nomor 23 Tahun 2013 yakni ≤ 50% sangat

rendah; 51%≤ 65% rendah; 66%≤75% sedang, 76%≤90% tinggi; dan

91%≤100% sangat tinggi, maka dapat disimpulkan bahwa capaian kinerja RKPD

Tahun 2014 termasuk katergori TINGGI.

Rincian evaluasi pelaksanaan RKPD Tahun 2014 sebagaimana Tabel 2.74. Tabel

tersebut memberikan gambaran tentang capaian dari masing-masing program

berdasarkan target kinerja RPJMD Tahun 2012-2016.

Hal 51 dari 127

Hal 51 dari 127

Page 52: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 48

Tabel 2.74 Evaluasi Kinerja Pelaksanaan Perencanaan Daerah Sampai Dengan Tahun Berjalan

Kode Urusan/Bidang Urusan

Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan

Indikator Kinerja Program (Outcome)/Kegiatan (output)

Target RPJMD pada tahun 2016

(akhir periode RPJMD)

Realisasi Capaian Kinerja

RPJMD s/d Tahun 2013

Target dan realisasi kinerja program dan keluaran kegiatan tahun lalu (2014)

Target Program/Kegiatan RKPD Thn berjalan (2015)

Perkiraan capaian target RPJMD s/d thn

berjalan (2015) SKPD Penanggung

Jawab Target RKPD Tahun 2014

Realisasi RKPD Tahun 2014

Tingkat Realisasi (%)

Realisasi s/d thn 2015

Tingkat Caaian

realisasi s/d thn 2015

1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+

9)* 11* 12

1 Urusan Wajib

1 01 Urusan Pendidikan

1 01 15 Program Pendidikan Anak Usia Dini

APK PAUD 80% 72% 70% 73% 91% 73% 73% 73% Dinas PPO

1 01 16 Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

Angka buta huruf 63,00 9,71 66,00 83,89 133% 65,00 65,00 65,00

Tingkat kelulusan SD/MI 99 100,00 98,00 98,30 99% 98,30 98,30 98,30

Tingkat kelulusan SLTP 70 98,00 68,50 98,00 140% 69,00 69,00 69,00

Angka partisipasi kasar SD/MI/Paket A

100,00 106,82 110,00 97,11 97% 107,00 107,00 107,00

Angka partisipasi kasar SMP/MTs/Paket B

100,00 104,43 100,00 100,00 100% 100,00 100,00 100,00

Angka partisipasi murni SD/MI/Paket A

100,00 98,61 97,00 98,00 98% 98,00 98,00 98,00

Angka partisipasi murni SMP/MTs/Paket B

91,18 89,09 85,00 87,00 95% 87,00 87,00 87,00

Angka Melanjutkan Ke SMP 100,00 91,68 100,00 284,7 285% 100,0 100,0 100,0

Angka Melanjutkan Ke SMA 100,00 86,40 100,00 286,4 286% 100,0 100,0 100,0

Rasio Siswa SMP/MTs/Kelas 30,00 30,00 61,3 204% 30,0 30,0 30,0

Porsentase Ruang Kelas Kondisi Baik

100,00 75,00 166,0 166% 90,0 90,0 90,0

Porsentase Ruang Kelas SD/MI/SDLB Kondisi Baik

100,00 0,80 70,00 151,8 152% 75,0 75,0 75,0

Hal 52 dari 127

Hal 52 dari 127

Page 53: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 49

Kode Urusan/Bidang Urusan

Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan

Indikator Kinerja Program (Outcome)/Kegiatan (output)

Target RPJMD pada tahun 2016

(akhir periode RPJMD)

Realisasi Capaian Kinerja

RPJMD s/d Tahun 2013

Target dan realisasi kinerja program dan keluaran kegiatan tahun lalu (2014)

Target Program/Kegiatan RKPD Thn berjalan (2015)

Perkiraan capaian target RPJMD s/d thn

berjalan (2015) SKPD Penanggung

Jawab Target RKPD Tahun 2014

Realisasi RKPD Tahun 2014

Tingkat Realisasi (%)

Realisasi s/d thn 2015

Tingkat Caaian

realisasi s/d thn 2015

1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+

9)* 11* 12

Porsentase Ruang Kelas SMP/MTs Kondisi Baik

100,0 0,950 85,0 184,0 184% 90,0 90,0 90,0

1 01 17 Program Pendidikan Menengah

Tingkat kelulusan SMU 75,0 98,44 60,0 98,44 131% 65,0 65,0 65,0

Tingkat kelulusan SMK 99,9 100,0 99,8 100,00 100% 99,8 99,8 99,8

APK SMA/SMK 100,0 98,28 110,0 105,0 105% 105,0 105,0 105,0

APM SMA/SMK 88,2 95,23 85,7 86,5 98% 86,5 86,5 86,5

Rasio Siswa SMA/SMK/MA per Kelas

30,0 21,87 30,0 30,0 100% 30,0 30,0 30,0

1 01 18 Program Pendidikan Non Formal

Jumlah pendidikan non formal yg menerima bantuan

12,0

1 01 20 Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Jumlah guru yang berkualifikasi s1/d4

839,0 621,000 50,0 769,0 92% 67,0 67,0 67,0

1 01 22 Program Manajemen Pelayanan Pendidikan

Rasio Siswa SD/MI per Guru 40,000 22,670 25,000 22,670 57% 30,0 30,0 30,0

Rasio SiswaSMP/MTs per Guru

21,000 26,860 15,000 26,860 128% 17,0 17,0 17,0

Rasio SiswaSMA/SMK/MA per Guru

21,000 22,640 16,000 22,640 108% 18,0 18,0 18,0

1 01 23 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Rasio Murid SD/MI per Kelas 40,000 21,530 25,000 30,0 75% 30,0 30,0 30,0

Rasio Murid SMP/MTs per Kelas

40,000 27,530 32,000 35,0 88% 35,0 35,0 35,0

Rasio Murid SMA/SMK/MA per Kelas

40,000 21,870 33,000 36,0 90,0% 36,0 36,0 36,0

1 18

Urusan Kepemudaan dan Olahraga

Hal 53 dari 127

Hal 53 dari 127

Page 54: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 50

Kode Urusan/Bidang Urusan

Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan

Indikator Kinerja Program (Outcome)/Kegiatan (output)

Target RPJMD pada tahun 2016

(akhir periode RPJMD)

Realisasi Capaian Kinerja

RPJMD s/d Tahun 2013

Target dan realisasi kinerja program dan keluaran kegiatan tahun lalu (2014)

Target Program/Kegiatan RKPD Thn berjalan (2015)

Perkiraan capaian target RPJMD s/d thn

berjalan (2015) SKPD Penanggung

Jawab Target RKPD Tahun 2014

Realisasi RKPD Tahun 2014

Tingkat Realisasi (%)

Realisasi s/d thn 2015

Tingkat Caaian

realisasi s/d thn 2015

1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+

9)* 11* 12

1 18 16 Program peningkatan peran serta kepemudaan

1 18 17 Program peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan dan kecakapan hidup pemuda

1 18 20 Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olah Raga

cakupan peran serta Olaraga Pemuda

95% 0

1 02 Urusan Kesehatan RSUD

1 02 15 Program Obat dan Perbekalan Kesehatan

ketersediaan obat untuk pelayanan kesehatan

95% 95% 80% 0 80% 80% 80%

1 02 16 Program Upaya Kesehatan Masyarakat

Jamkesmas 875,00 #DIV/0!

1 02 17 Program Pengawasan Obat dan Makanan

#DIV/0!

1 02 19 Promosi Kesehatan Dan Pemberdayaan Masyarakat

Usaha kesehatan berbasis masyarakat

0,750 0,670 0,67 89,3%

1 02 20 Program Perbaikan Gizi Masyarakat

Angka Gizi buruk 0,450 1,400 0,490 0,450 100,0% 0,450 0,450 0,450

1 02 21 Program Pengembangan Lingkungan Sehat

Jumlah rumah sehat 0,750 0,720 0,720 0,730 97,3% 0,730 0,730 0,730

1 02 22 Pencegahan Dan Penanggulangan Penyakit Menular

Jumlah penderita penyakit menular

130.000 3.000 27 10.179 7,8% 275 275 275

Hal 54 dari 127

Hal 54 dari 127

Page 55: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 51

Kode Urusan/Bidang Urusan

Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan

Indikator Kinerja Program (Outcome)/Kegiatan (output)

Target RPJMD pada tahun 2016

(akhir periode RPJMD)

Realisasi Capaian Kinerja

RPJMD s/d Tahun 2013

Target dan realisasi kinerja program dan keluaran kegiatan tahun lalu (2014)

Target Program/Kegiatan RKPD Thn berjalan (2015)

Perkiraan capaian target RPJMD s/d thn

berjalan (2015) SKPD Penanggung

Jawab Target RKPD Tahun 2014

Realisasi RKPD Tahun 2014

Tingkat Realisasi (%)

Realisasi s/d thn 2015

Tingkat Caaian

realisasi s/d thn 2015

1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+

9)* 11* 12

1 02 23 Standarisasi Pelayanan Kesehatan

Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin

790,0 1,000 750,000 777,000 98,4% 775,000 775,000 775,000

Rasio tenaga medis per satuan penduduk

0,80 3,100 0,550 0,650 81,3% 0,650 0,650 0,650

1 02 25 Pengadaan Peningkatan Dan Perbaikan Sarana Prasarana Puskesmas Dan Jaringan

Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk

0,50% 20,000 0,001 0,003 60,0% 0,003 0,003 0,003

Cakupan puskesmas 0,300 41,000 0,220 0,250 83,3% 0,250 0,250 0,250

Cakupan puskesmas pembantu

0,080 0,004 0,000 0,01 10,0% 0,00 0,00 0,00

1 02 26 Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-paru/Rumah Sakit Mata

Rasio rumah sakit per satuan penduduk

0,30% 0,186 0,002 0,003 83,3% 0,003 0,003 0,003

Rasio dokter per satuan penduduk

1 0,250 - 0,300 30,0% - - -

Tersedianya Rumah Sakit Adonara

102,000 136,000 130,000 136,000 133,3% 102,000 102,000 102,000

1 02 32 Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan Dan Anak

Angka Kematian Ibu (/100.000 KH)

0,450 1,400 0,490 0,450 100,0% 0,450 0,450 0,450

Urusan Kesehatan Dinas Kesehatan

1 02 22 Pencegahan dan penanggulangan penyakit menular

Jumlah penderita penyakit

menular

130.000 172.000 340.000 26,5% 160.000 160.000 160.000

cakupan penemuan dan

penanganan penderita

penyakit

3,000 2,700 2,700 2,750 91,7% 2,750 2,750 2,750

Hal 55 dari 127

Hal 55 dari 127

Page 56: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 52

Kode Urusan/Bidang Urusan

Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan

Indikator Kinerja Program (Outcome)/Kegiatan (output)

Target RPJMD pada tahun 2016

(akhir periode RPJMD)

Realisasi Capaian Kinerja

RPJMD s/d Tahun 2013

Target dan realisasi kinerja program dan keluaran kegiatan tahun lalu (2014)

Target Program/Kegiatan RKPD Thn berjalan (2015)

Perkiraan capaian target RPJMD s/d thn

berjalan (2015) SKPD Penanggung

Jawab Target RKPD Tahun 2014

Realisasi RKPD Tahun 2014

Tingkat Realisasi (%)

Realisasi s/d thn 2015

Tingkat Caaian

realisasi s/d thn 2015

1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+

9)* 11* 12

1 02 23 Standarisasi Pelayanan kesehatan

Meningkatnya akuntabilitas kinerja

100% #DIV/0!

1 02 26 Pengadaan peningkatan sarana dan prsarana RS/ RS Jiwa/ RS Paru-paru/ RS Mata

Meningkatnya mutu pelayanan medis dan keperawatan

0,004 #DIV/0!

1 02 27 Program pemeliharaan sarana dan prasarana RS/RS Mata/Rsparu-paru/RS Jiwa

Jumlah sarana dan prasarana pada rumah sakit yg terpelihara

70 #DIV/0!

1 02 28 Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan

Meningkatnya mutu pelayanan medik dan keperawatan

6 #DIV/0!

1 05

Urusan Pekerjaan Umum #DIV/0! Dinas PU Tamben

1 05 7 Program Peningkatan Jalan & Jembatan

#DIV/0!

1 05 15 Program Pembangunan Jalan dan Jembatan

Panjang jaringan jalan kabupaten dalam kondisi baik (km)

332,000 18,430 15,000 62,230 18,7% 30,000 30,000 30,000

1 05 18 Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan

Panjang jaringan jalan dalam kondisi baik (km)

171,750 24,000 24,000 72,000 41,9% 24,000 24,000 24,000

1 05 23 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan

Jumlah sarana dan prasaranan kebinamargaan

20,000 2,000 2,000 5,000 25,0% 2,000 2,000 2,000

Hal 56 dari 127

Hal 56 dari 127

Page 57: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 53

Kode Urusan/Bidang Urusan

Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan

Indikator Kinerja Program (Outcome)/Kegiatan (output)

Target RPJMD pada tahun 2016

(akhir periode RPJMD)

Realisasi Capaian Kinerja

RPJMD s/d Tahun 2013

Target dan realisasi kinerja program dan keluaran kegiatan tahun lalu (2014)

Target Program/Kegiatan RKPD Thn berjalan (2015)

Perkiraan capaian target RPJMD s/d thn

berjalan (2015) SKPD Penanggung

Jawab Target RKPD Tahun 2014

Realisasi RKPD Tahun 2014

Tingkat Realisasi (%)

Realisasi s/d thn 2015

Tingkat Caaian

realisasi s/d thn 2015

1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+

9)* 11* 12

1 05 24 Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi,Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya

Proporsi/Luas daerah irigasi teknis Kabupaten dalam kondisi baik

994,000 182,000 182,000 664,000 66,8% 300,0 300,0 300,0

1 05 25 Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku

Tersedianya air baku untuk memenuhi kebutuhan pokok minimal sehari-hari

25,000 - 5,000 5,000 20,0% 5,000 5,000 5,000

1 05 27. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah

Jumlah rumah tangga/desa yang menggunakan air bersih

4.500,0 3.415,000 900,000 4.318, 96,0% 900,000 900,000 900,000

1 05 28. Program Pengendalian Banjir : panjang infrastruktur pengendalian banjir dan pengamanan pantai

125.000 3.125 25.000 60.625,0 48,5% 25.000 25.000 25.000

1 05 29 Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh

Tersedinya infrastruktur pelayanan masyarakat dalam wilayah /kawasan ekonomi cepat tumbuh

25,0 0,250 5,0 5,250 21,0% 5,0 5,0 5,0

01 05 30 Program Pembangunan Infrastuktur perdesaan

Tersedianya fasilitas pelayanan publik yang memadai

60,000 7.166,800 12,000 24,000 40,0% 12,000 12,000 12,000

01 04 Urusan Perumahan

1 04 15 Program Pengembangan Perumahan

Jumlah rumah layak huni yang dibangun

500,000 10,0 100,0 210,0 42,0% 100,0 100,0 100,0 Dinas PU Tamben

1 04 16 Program Lingkungan Sehat Perumahan

Berkurangnya luasan permukiman kumuh

250,000 50,0 50,0 20,0% 50,0 50,0 50,0

Hal 57 dari 127

Hal 57 dari 127

Page 58: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 54

Kode Urusan/Bidang Urusan

Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan

Indikator Kinerja Program (Outcome)/Kegiatan (output)

Target RPJMD pada tahun 2016

(akhir periode RPJMD)

Realisasi Capaian Kinerja

RPJMD s/d Tahun 2013

Target dan realisasi kinerja program dan keluaran kegiatan tahun lalu (2014)

Target Program/Kegiatan RKPD Thn berjalan (2015)

Perkiraan capaian target RPJMD s/d thn

berjalan (2015) SKPD Penanggung

Jawab Target RKPD Tahun 2014

Realisasi RKPD Tahun 2014

Tingkat Realisasi (%)

Realisasi s/d thn 2015

Tingkat Caaian

realisasi s/d thn 2015

1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+

9)* 11* 12

2 03 Urusan Energi dan Sumberdaya Mineral

2 03 17 Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang Ketenagalistrikan

Cakupan pengguna tenaga listrik

#DIV/0! Dinas PU Tamben

1 06

Urusan Perencanaan Pembangunan

Bappeda

1 06 15 Program Pengembangan Data/Informasi

Jumlah dokumen data dan informasi

5,000 5,000 5,000 100,0% 5,000 5,000 5,000

1 06 16 Program Kerjasama Pembangunan

Jumlah LSM/NGO yang bekerjasama

5,000 5,000 5,000 5,000 100,0% 5,000 5,000 5,000

1 06 20 Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah

Jumlah aparatur yang mengikuti Bimtek/pelatihan Perencanaan

35,000 - 8,000 20,000 57,1% 7,000 7,000 7,000

1 06 21 Program Perencanaan Pembangunan Daerah

Jumlah Dokumen Perencanaan pembangunan Daerah

3,000 9,000 4,000 3,000 100,0% 3,000 3,000 3,000

1 06 22 Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi

Jumlah dokumen perencanaan pembangunan ekonomi

5,000 1,000 1,000 3,000 60,0% 1,000 1,000 1,000

1 06 23 Program Perencanaan Pembangunan Sosial dan Budaya

Jumlah dokumen perencanaan pembangunan sosial Budaya

5,000 1,000 1,000 3,000 60,0% 1,000 1,000 1,000

1 06 24 Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan

Jumlah dokumen perencanaan pembangun-an

4,000 1,000 1,000 3,000 75,0% 1,000 1,000 1,000

Hal 58 dari 127

Hal 58 dari 127

Page 59: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 55

Kode Urusan/Bidang Urusan

Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan

Indikator Kinerja Program (Outcome)/Kegiatan (output)

Target RPJMD pada tahun 2016

(akhir periode RPJMD)

Realisasi Capaian Kinerja

RPJMD s/d Tahun 2013

Target dan realisasi kinerja program dan keluaran kegiatan tahun lalu (2014)

Target Program/Kegiatan RKPD Thn berjalan (2015)

Perkiraan capaian target RPJMD s/d thn

berjalan (2015) SKPD Penanggung

Jawab Target RKPD Tahun 2014

Realisasi RKPD Tahun 2014

Tingkat Realisasi (%)

Realisasi s/d thn 2015

Tingkat Caaian

realisasi s/d thn 2015

1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+

9)* 11* 12

Sumberdaya Alam Prasarana wilayah dan Sumber daya alam

1 05 Urusan Tata Ruang #DIV/0! Bappeda

1 05 15 Program Perencanaan Tata Ruang

Jumlah dokumen RTBL 1,000 1,000 1,000 1,000 100,0%

Jumlah dokumen RDTR

Jumlah dokumen RTRK 8,000 2,000 2,000 25,0% 2,000 2,000 2,000

Urusan Perhubungan

1 07 16 Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ

Proporsi Terminal dalam keadaan baik

4,000 1,000 1,000 25,0% 1,000 1,000 1,000 Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika

1 07 21 Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan

Tercapainya rehabilitasi/ pemeliharaan terminal/ pelabuhan

1 07 17' Program Peningkatan Pelayanan Angkutan

meningkatnya Pelayanan Angkutan perdesaan

24,000 22,000 4,000 29,000 120,8% 5,000 5,000 5,000

6,000 1,000 1,000 16,7% 1,000 1,000 1,000

1 07 01 Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan

Jumlah prasasarana dan fasilitas perhubungan

9,000 2,000 4,000 44,4% 2,000 2,000 2,000

1 07 19 Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas

Meningkatnya ketaatan berlalulintas : Rambu

236,000 30,000 30,000

12,7% 30,000

30,000

30,000

: Marka Jalan 16,000 2,000 2,000 12,5% 2,000 2,000 2,000

: Pagar 90,000 10,000 10,000 11,1% 10,000 10,000 10,000

1 07 20 Program Peningkatan Kelaikan Kendaraan Bermotor

Meningkatnya kenyamanan pengendara/penumpang

42,000 6,000 6,000 12,000 28,6% 6,000 6,000 6,000

1 25

Urusan Komunikasi dan Informatika

Hal 59 dari 127

Hal 59 dari 127

Page 60: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 56

Kode Urusan/Bidang Urusan

Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan

Indikator Kinerja Program (Outcome)/Kegiatan (output)

Target RPJMD pada tahun 2016

(akhir periode RPJMD)

Realisasi Capaian Kinerja

RPJMD s/d Tahun 2013

Target dan realisasi kinerja program dan keluaran kegiatan tahun lalu (2014)

Target Program/Kegiatan RKPD Thn berjalan (2015)

Perkiraan capaian target RPJMD s/d thn

berjalan (2015) SKPD Penanggung

Jawab Target RKPD Tahun 2014

Realisasi RKPD Tahun 2014

Tingkat Realisasi (%)

Realisasi s/d thn 2015

Tingkat Caaian

realisasi s/d thn 2015

1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+

9)* 11* 12

1 25 21 Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa

Meningkatnya kualitas Komunikasi, Informasi, dan Media Massa

1 25 18 Program Kerjasama Informasi dengan Media massa

cakupan dan frekuensi publikasi pembangunan dan pemerintahan

1.000 75 75 220 22,0% 70 70 70

Urusan Lingkungan Hidup

1 08 01 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan

Jumlah TPA 12,000 - 4,000 3,000 25,0% 3,000 3,000 3,000 Kantor Lingkungan Hidup dan Kebersihan

Jumlah TPS 72,000 - 4,000 14,000 19,4% 4,000 4,000 4,000

Jumlah Unit Pengolahan Sampah yang berfungsi secara baik

1,000 - - 1,000 100,0% - - -

1 08 16 Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

Dokumen kualitas lingkungan hidup

5,000 3,000 1,000 5,000 100,0% 1,000 1,000 1,000

1 08 17 Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam

Luas Kawasan Lindung 318,200 0,010 63,500 73,510 23,1% 63,500 63,500 63,500

1 10 Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil

1 10 15 Program Penataan Administrasi Kependudukan

Cakupan penerbitan Kartu Tanda Penduduk (KTP)

94,000 0,930 87,000 18,740 19,9% 8,700 8,700 8,700 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Cakupan penerbitan akta kelahiran

94,000 0,350 0,850 30,120 32,0% 0,870 0,870 0,870

1 11 Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

4,000 1,000 3,000 4,000 100,0% 1,000 1,000 1,000

Hal 60 dari 127

Hal 60 dari 127

Page 61: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 57

Kode Urusan/Bidang Urusan

Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan

Indikator Kinerja Program (Outcome)/Kegiatan (output)

Target RPJMD pada tahun 2016

(akhir periode RPJMD)

Realisasi Capaian Kinerja

RPJMD s/d Tahun 2013

Target dan realisasi kinerja program dan keluaran kegiatan tahun lalu (2014)

Target Program/Kegiatan RKPD Thn berjalan (2015)

Perkiraan capaian target RPJMD s/d thn

berjalan (2015) SKPD Penanggung

Jawab Target RKPD Tahun 2014

Realisasi RKPD Tahun 2014

Tingkat Realisasi (%)

Realisasi s/d thn 2015

Tingkat Caaian

realisasi s/d thn 2015

1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+

9)* 11* 12

1 11 15 Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan

Jumlah kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan

6,000 7,000 6,000 6,000 100,0% 6,000 6,000 6,000 Badan KB dan Pemberdayaan Perempuan

1 11 16 Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak

Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak

0,0100 0,0001 0,0010 0,0013 13% 0,0002 0,0002 0,0002

1 11 17 Program Peningkatan Kualitas Hidup Dan Perlindungan Perempuan

Rasio kekerasan terhadap perempuan

4,000 1,000 3,000 4,000 100,0% 1,000 1,000 1,000

1 11 18 Program Peningkatan Peran Perempuan di Perdesaan

#DIV/0!

1 12

Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

1 12 15 Program Keluarga Berencana Rasio akseptor KB 66,4% - 0,590 88,9% Badan KB dan Pemberdayaan Perempuan

1 12 16 Program Kesehatan Reproduksi Remaja

Cakupan layanan kesehatan reproduksi remaja

0,400 - 0,100 0,100 25,0% 0,100 0,100 0,100

1 12 17 Program Pelayanan Kontrasepsi

Cakupan peserta KB aktif 22,25 17,000 19,630 88,2% 19,000 19,000 19,000

1 12 23 Program Penyiapan Tenaga Pendamping Kelompok Bina Keluarga

Operasional tenaga pendamping kelompok bina keluarga

12,000 12,000 12,000 12,000 100,0% 12,000 12,000 12,000

1 13 Urusan Sosial

Hal 61 dari 127

Hal 61 dari 127

Page 62: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 58

Kode Urusan/Bidang Urusan

Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan

Indikator Kinerja Program (Outcome)/Kegiatan (output)

Target RPJMD pada tahun 2016

(akhir periode RPJMD)

Realisasi Capaian Kinerja

RPJMD s/d Tahun 2013

Target dan realisasi kinerja program dan keluaran kegiatan tahun lalu (2014)

Target Program/Kegiatan RKPD Thn berjalan (2015)

Perkiraan capaian target RPJMD s/d thn

berjalan (2015) SKPD Penanggung

Jawab Target RKPD Tahun 2014

Realisasi RKPD Tahun 2014

Tingkat Realisasi (%)

Realisasi s/d thn 2015

Tingkat Caaian

realisasi s/d thn 2015

1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+

9)* 11* 12

1 13 15 Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) & Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) lainnya

Jumlah fakir miskin yang tertangani dibandingkan dengan jumlah fakir miskin yang ada

0,900 0,010 0,080 0,820 91,1% 0,820 0,820 0,820 Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Persentase peningkatan jumlahPMKS yang tertangani dibandingkan dengan PMKS yang ada

0,900 0,070 0,780 0,350 38,9% 0,080 0,080 0,080

1 13 16 Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial

Meningkatnya pelayanan & rehabilitasi kesejahteraan sosial

0,900 0,780 0,780 0,800 88,9% 0,800 0,800 0,800

1 13 18 Program Pembinaan Penyandang Cacat Dan Trauma

Jumlah penyandang cacat dan trauma yang terbina dibandingkan dengan jumlah penyandang cacat yang ada

0,700 0,560 0,560 0,570 81,4% 0,570 0,570 0,570

1 13 21 Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahtraan Sosial

Persentase kelembagaan kesejahteraan sosial yang terbina

0,850 0,750 0,750 0,780 91,8% 0,780 0,780 0,780

1 14 Urusan Tenaga Kerja

1 14 15 Program Peningkatan Kualitas & Produktifitas Tenaga Kerja

Jumlah tenaga kerja yang mendapat pelatihan berbasis kompetensi

860,000 - 16,000 1,9% Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Jumlah tenaga kerja yang mendapat pelatihan Kewirausahaan

-

Hal 62 dari 127

Hal 62 dari 127

Page 63: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 59

Kode Urusan/Bidang Urusan

Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan

Indikator Kinerja Program (Outcome)/Kegiatan (output)

Target RPJMD pada tahun 2016

(akhir periode RPJMD)

Realisasi Capaian Kinerja

RPJMD s/d Tahun 2013

Target dan realisasi kinerja program dan keluaran kegiatan tahun lalu (2014)

Target Program/Kegiatan RKPD Thn berjalan (2015)

Perkiraan capaian target RPJMD s/d thn

berjalan (2015) SKPD Penanggung

Jawab Target RKPD Tahun 2014

Realisasi RKPD Tahun 2014

Tingkat Realisasi (%)

Realisasi s/d thn 2015

Tingkat Caaian

realisasi s/d thn 2015

1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+

9)* 11* 12

1 14 16 Program peningkatan dan Perluasan Kesempatan Kerja

Menurunnya angka pengangguran

7.500 - 2.250, 30,0%

1 14 17 Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan

Cakupan pendampingan bagi lembaga ketenagakerjaan

0,850 0,700 0,700 0,750 88,2% 0,750 0,750 0,750

2 08 Urusan Ketransmigrasian #DIV/0!

2 08 15 Program pengembangan wilayah transmigrasi

Fasilitas wilayah transmigrasi 0,350 - 0,320 0,330 94,3% 0,330 0,330 0,330 Dinas Sosi-al, Tenaga Kerja dan Transmigrasi 2 08 16 Program Transmigrasi Lokal Keberdayaan para

transmigran 0,400 - 0,300 0,350 87,5% 0,350 0,350 0,350

1 15

Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

1 15 15 Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah yang Konduksif

Jumlah Koperasi Aktif 184,000 88,000 100,000 150,000 81,5% 150,000 150,000 150,000 Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

1 15 16 Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif usaha Kecil Menengah

Jumlah Dana yang diserap UMKM melalui Koperasi

4,500 - 3,200 33,500 744,4% 3,500 3,500 3,500

1 15 17 Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha bagi Usaha Mikro Kecil; menengah

Rata-rata Jumlah Dana yang diserap per UMKM

30,000 - 15,000 30,000 100,0% 20,000 20,000 20,000

1 15 18 Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi

Jumlah UKM non BPR/LKM UKM

713,000 - 75,000 765,000 107,3% 50,000 50,000 50,000

1 16 Urusan Penanaman Modal

Hal 63 dari 127

Hal 63 dari 127

Page 64: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 60

Kode Urusan/Bidang Urusan

Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan

Indikator Kinerja Program (Outcome)/Kegiatan (output)

Target RPJMD pada tahun 2016

(akhir periode RPJMD)

Realisasi Capaian Kinerja

RPJMD s/d Tahun 2013

Target dan realisasi kinerja program dan keluaran kegiatan tahun lalu (2014)

Target Program/Kegiatan RKPD Thn berjalan (2015)

Perkiraan capaian target RPJMD s/d thn

berjalan (2015) SKPD Penanggung

Jawab Target RKPD Tahun 2014

Realisasi RKPD Tahun 2014

Tingkat Realisasi (%)

Realisasi s/d thn 2015

Tingkat Caaian

realisasi s/d thn 2015

1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+

9)* 11* 12

1 16 15 Program Peningkatan Promosi dan kerjasama investasi

Jumlah Investor berskala Nasional (PMDN/PMA)

23,000 13,000 19,000 25,000 108,7% Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu

Jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA)

105,544 - 91,173 95,732 90,7% 95,732 95,732 95,732

1 16 42 Program Pelayanan Perizinan Terpadu

Persentase layanan perijinan sesuai SOP

100,000 90,000 90,000 90,000 90,0% 90,000 90,000 90,000

1 17

Urusan Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

1 17 22 Program Pengembangan Nilai Budaya

1 17 16 Program Pengelolaan Kekayaan Budaya

Jumlah benda,situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan

32 8,000 15,000 27,000 84,4% 27,000 27,000 27,000

1 17 24 Program Pengelolaan Keragaman Budaya

Penyelenggaraan festival seni dan budaya

1,000 1,000 #DIV/0!

jumlah ragam budaya yang dikelola

7,000 - - 3,000 42,9%

2 04 Urusan Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

2 04 23 Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata

Jumlah kunjungan Wisata 67.563,0 17.977,0 50.761 119.961,0 177,6% 55.837,0 55.837,0 55.837,0

2 04 16 Program Pengembangan Destinasi Pariwisata

Jumlah obyek pariwisata 50,0 4,0 50,0 104,0 208,0% 50,0 50,0 50,0

Hal 64 dari 127

Hal 64 dari 127

Page 65: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 61

Kode Urusan/Bidang Urusan

Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan

Indikator Kinerja Program (Outcome)/Kegiatan (output)

Target RPJMD pada tahun 2016

(akhir periode RPJMD)

Realisasi Capaian Kinerja

RPJMD s/d Tahun 2013

Target dan realisasi kinerja program dan keluaran kegiatan tahun lalu (2014)

Target Program/Kegiatan RKPD Thn berjalan (2015)

Perkiraan capaian target RPJMD s/d thn

berjalan (2015) SKPD Penanggung

Jawab Target RKPD Tahun 2014

Realisasi RKPD Tahun 2014

Tingkat Realisasi (%)

Realisasi s/d thn 2015

Tingkat Caaian

realisasi s/d thn 2015

1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+

9)* 11* 12

2 04 17 Program Pengembangan Kemitraan

Jumlah mitra pariwisata yang terbentuk

99,0 69,0 69,0 207,0 209,1% 79,0 79,0 79,0

1 19 Urusan Kesatuan Bangsa Dan Politik

1.19. 16 Program Pemeliharaan Kantrantibmas & Pencegahan Tindak Kriminal

Cakupan Petugas perlindungan masyarakat (Linmas)

50 114 70 100 100%

Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban, ketentraman, keindahan)

30 53 55 100% 50 50 50

1.19 . 17 Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan

Jumlah konflik yang diselesaikan

0 2 0 3 konflik #DIV/0!

1.19. 18 Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan

Jumlah Forum kerukunan antar umat beragama

9,0 17,0 2,0 4,0 200,0 23,0 255,6% 23,0 23,0

1.19.21 Program Pendidikian Politik Masyarakat

Cakupan pembinaan politik daerah

0,9 19,0 85,0 0,9 1,0 0,9 96,7% 0,9 0,9

1.19. 23 Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana Alam

1,0 1,0 1,0 100,0 2,0 200,0% 2,0 2,0

1.19. 15 Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan

Jumlah Kasus kammtibmas 40,0 10,0 10,0 10,0 100,0 30,0 75,0% 30,0 30,0

Hal 65 dari 127

Hal 65 dari 127

Page 66: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 62

Kode Urusan/Bidang Urusan

Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan

Indikator Kinerja Program (Outcome)/Kegiatan (output)

Target RPJMD pada tahun 2016

(akhir periode RPJMD)

Realisasi Capaian Kinerja

RPJMD s/d Tahun 2013

Target dan realisasi kinerja program dan keluaran kegiatan tahun lalu (2014)

Target Program/Kegiatan RKPD Thn berjalan (2015)

Perkiraan capaian target RPJMD s/d thn

berjalan (2015) SKPD Penanggung

Jawab Target RKPD Tahun 2014

Realisasi RKPD Tahun 2014

Tingkat Realisasi (%)

Realisasi s/d thn 2015

Tingkat Caaian

realisasi s/d thn 2015

1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+

9)* 11* 12

1.19. 16 Pemeliharaan Kantrantibmas & Pencegahan Tindak Kriminal

Cakupan Petugas perlindungan masyarakat (Linmas)

0,025 0,01 0,01 0,01 100 0,02 84,0% 0,02 0,02

1 20 Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

Sekretariat Daerah

Bagian Umum

1.20. 16 Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah

cakupan kunjungan kepala daerah ke wilayah

19 99% 19 0

Bagian Adm.Pemerintahan Umum

1 20 08 Program Peningkatan Pelayanan Publik

Tersedianya data dan informasi tentang Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang dpt diakses oleh Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Provinsi dan masyarakat

5,0 1,0 1,0 3,0 60,0% 1,0 1,0 1,0

1 20 27 Program Penataan Daerah Otonomi Baru

Terbentuknya Kabupaten Adonara

1,0 - 1,0 1,0 100,0% 1,0 1,0 1,0

Bagian Administrasi Kemasyarakatan

Hal 66 dari 127

Hal 66 dari 127

Page 67: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 63

Kode Urusan/Bidang Urusan

Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan

Indikator Kinerja Program (Outcome)/Kegiatan (output)

Target RPJMD pada tahun 2016

(akhir periode RPJMD)

Realisasi Capaian Kinerja

RPJMD s/d Tahun 2013

Target dan realisasi kinerja program dan keluaran kegiatan tahun lalu (2014)

Target Program/Kegiatan RKPD Thn berjalan (2015)

Perkiraan capaian target RPJMD s/d thn

berjalan (2015) SKPD Penanggung

Jawab Target RKPD Tahun 2014

Realisasi RKPD Tahun 2014

Tingkat Realisasi (%)

Realisasi s/d thn 2015

Tingkat Caaian

realisasi s/d thn 2015

1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+

9)* 11* 12

1 20 43 Program Peningkatan Koordinasi dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH

Terkoodinasinya dan terkontrolnya penyelenggaraan pemerintahan di tingkat kecamatan

19,0 19,0 19,0 100,0% 19,0 19,0 19,0

Bagian. Adm. Kesejahteraan Rakyat

1 20 16 Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial

Cakupan layanan KIE

konseling

0,9 0,8 0,8 0,8 88,9% 0,9 0,9 0,9

1 20 17 Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan

Rasio kekerasan terhadap

perempuan

0,0 - 0,0 - 0,0%

1 20 22 Program peningkatan iman dan ketaqwaan

Bagian Hubungan Masyarakat Dan Protokol

1 20 08 Program Peningkatan Pelayanan Publik

Bagian Adm. Perekonomian

1 20 20 Program Peningkatan Sistim Pengawasan Internal Dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah

Meningkatnya koordinasi monitoring evaluasi dan konsultasi bidang kopersi UKM, Industri dan Perdagangan

20,000 4,000 4,000 12,000 60,0% 4,000 4,000 4,000

Bagian Sumber Daya Alam

2.03.03.15 Program Pembinaan dan pengawasan bidang

Hal 67 dari 127

Hal 67 dari 127

Page 68: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 64

Kode Urusan/Bidang Urusan

Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan

Indikator Kinerja Program (Outcome)/Kegiatan (output)

Target RPJMD pada tahun 2016

(akhir periode RPJMD)

Realisasi Capaian Kinerja

RPJMD s/d Tahun 2013

Target dan realisasi kinerja program dan keluaran kegiatan tahun lalu (2014)

Target Program/Kegiatan RKPD Thn berjalan (2015)

Perkiraan capaian target RPJMD s/d thn

berjalan (2015) SKPD Penanggung

Jawab Target RKPD Tahun 2014

Realisasi RKPD Tahun 2014

Tingkat Realisasi (%)

Realisasi s/d thn 2015

Tingkat Caaian

realisasi s/d thn 2015

1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+

9)* 11* 12

pertambangan

2.01.03.25 Program Koordinasi dan pengendalian bidang pertanian/perkebunan

Terlaksananya monitoring dan rapat koordinasi,

peningkatan produksi dan produktifitas pertanian

9,000 1,000 2,000 2,000 100,000 5,000 55,6% 5,000 5,000

2.05.03.29 Program Koordinasi dan pengendalian di bidang kelautan dan perikanan

2,000 - 2,000 - - 2,000 100,0% 2,000 2,000

1.08.03.15 Program Koordinasi dan pengendalian bidang lingkungan hidup

Bagian Adm.Pembangunan:

1 20 20 Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah

Penyelesaian permasalahan pembangunan dan pemerintahan baik di SKPD maupun di kecamatan

0,950 0,800 0,800 0,900 94,7% 0,900 0,900 0,900

1 20 38 Program Pengembangan Kemitraan

Bagian Organisasi:

1.20.28 Program Peningkatan Pelayanan Publik

Bagian Hukum

1.20.26 Program Penataan Peraturan Peundang-undangan

Jumlah produk hukum

daerah

1.800 1.250 - 1.500 83% 1.500 1.500

Hal 68 dari 127

Hal 68 dari 127

Page 69: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 65

Kode Urusan/Bidang Urusan

Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan

Indikator Kinerja Program (Outcome)/Kegiatan (output)

Target RPJMD pada tahun 2016

(akhir periode RPJMD)

Realisasi Capaian Kinerja

RPJMD s/d Tahun 2013

Target dan realisasi kinerja program dan keluaran kegiatan tahun lalu (2014)

Target Program/Kegiatan RKPD Thn berjalan (2015)

Perkiraan capaian target RPJMD s/d thn

berjalan (2015) SKPD Penanggung

Jawab Target RKPD Tahun 2014

Realisasi RKPD Tahun 2014

Tingkat Realisasi (%)

Realisasi s/d thn 2015

Tingkat Caaian

realisasi s/d thn 2015

1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+

9)* 11* 12

1.20. 33 Program Peningkatan Kesadaran Hukum

Sekretariat DPRD

1 20

Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

1 20 08 Program Peningkatan Pelayanan Publik

#DIV/0!

1 20 15 Program Peningkatan Kapastas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah

Berfungsinya alat kelengkapan dewan secara baik

0,950 0,750 0,850 0,870 91,6% 0,870 0,870 0,870 Sekrt DPRD

Terbentuknya Ranperda Inisiatif

8 Perda

1 20 17 Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah

Predikat WTP oleh BPK WTP WDP WDP WDP WDP WDP WDP DPPKAD

Aset daerah yang didata 0,850

1 20

Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

1 20 20 Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH

Jumlah kasus pelanggaran aparat pemerintah

7,000 7,000

Jumlah tindak lanjut hasil temuan pengawas

-

1 20 21 Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga

Jumlah aparat pemeriksa yang memiliki sertifikat

48,000 11,000 11,000 30,000 62,5% 9,000 9,000 9,000

Hal 69 dari 127

Hal 69 dari 127

Page 70: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 66

Kode Urusan/Bidang Urusan

Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan

Indikator Kinerja Program (Outcome)/Kegiatan (output)

Target RPJMD pada tahun 2016

(akhir periode RPJMD)

Realisasi Capaian Kinerja

RPJMD s/d Tahun 2013

Target dan realisasi kinerja program dan keluaran kegiatan tahun lalu (2014)

Target Program/Kegiatan RKPD Thn berjalan (2015)

Perkiraan capaian target RPJMD s/d thn

berjalan (2015) SKPD Penanggung

Jawab Target RKPD Tahun 2014

Realisasi RKPD Tahun 2014

Tingkat Realisasi (%)

Realisasi s/d thn 2015

Tingkat Caaian

realisasi s/d thn 2015

1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+

9)* 11* 12

Pemeriksa dan Aparat Pengawasan.

1 20 23 Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi

1 20 17 Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur

Meningkatnya disiplin pegawai

0,950 0,900 0,900 0,900 94,7% 0,900 0,900 0,900 BKD

1 21 Urusan Ketahanan Pangan

1 21 16 Program Peningkatan Ketahanan Pangan

Cakupan Ketersediaan Bahan Pangan

100% 100% 100% 100% 100,0% 100% 100% 100% Badan Ketahanan Pangan dan Penyluhan

Produksi pertanian/perkebunan

107.842 -

1 21 20 Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan Lapangan

Jumlah Tenaga Penyuluh organik dan Non organik

250,000 192,000 192,000 212,000 84,8% 212,000 212,000 212,000

2 Urusan Pilihan

2 1 Urusan Pertanian

2 01 15 Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

cakupan petani yang mendapat layanan

0,900 48,190 0,900 100,0% Dinas Pertanian dan Peternakan

1 22 Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

#DIV/0!

1 22 15 Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan

Jumlah lembaga dan organisasi masyarakat yang diberdayakan

1,000 0,850 0,850 0,900 90,0% 0,900 0,900 0,900 BPM dan Pemerintah Desa

Hal 70 dari 127

Hal 70 dari 127

Page 71: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 67

Kode Urusan/Bidang Urusan

Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan

Indikator Kinerja Program (Outcome)/Kegiatan (output)

Target RPJMD pada tahun 2016

(akhir periode RPJMD)

Realisasi Capaian Kinerja

RPJMD s/d Tahun 2013

Target dan realisasi kinerja program dan keluaran kegiatan tahun lalu (2014)

Target Program/Kegiatan RKPD Thn berjalan (2015)

Perkiraan capaian target RPJMD s/d thn

berjalan (2015) SKPD Penanggung

Jawab Target RKPD Tahun 2014

Realisasi RKPD Tahun 2014

Tingkat Realisasi (%)

Realisasi s/d thn 2015

Tingkat Caaian

realisasi s/d thn 2015

1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+

9)* 11* 12

1 22 16 Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Perdesaan

Meningkatnya Ekonomi Masyarakat

270,0 19,000 67,000 57,000 21,1% 38,000 38,000 38,000 BPM dan

Pemerintah

Desa

1 22 17 Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Desa

Partisipasi masyarakat dalam membangun desa

0,850 0,750 0,800 0,800 94,1% 0,800 0,800 0,800 BPM dan

Pemerintah

Desa

1 22 18 Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintahan Desa

Juamlah Aparatur Pemerintah Desa yang megikuti bimtek

100,0 70,000 70,000 80,000 80,0% 80,000 80,000 80,000 BPM dan

Pemerintah

Desa

1 24 Urusan Kearsipan

1 24 15 Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan

sistem arsip daerah tertata dengan baik

100% 0,900 0,900 94,5% 94,5% 94,5% 94,5% 94,5% Kantor Arsip dan Perpust.

1 24 16 Program Penyelamatan dan pelestarian dokumen/ arsip daerah

Pengarsipan dokumen penting daerah

100% 0,831 0,831 88,50% 88,5% 88,5% 88,5% 88,5%

1 24 17 Program Pemeliharaan rutin/ berkala sarana dan prasrana kearsipan

Terpeliharanya sarana dan prasarana kearsipan

98,56% 75,000 87,500 91,5% 92,8% 91,5% 91,5% 91,5%

1 24 18 Program Peningkatan kualitas pelayanan informasi

Dokumen penting daerah dapat diakses melalui website Pemda

82,72% 20,000 82,020 82,17% 99,3% 82,17% 82,17% 82,17%

1 26 Urusan Perpustakaan

1 26 21 Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan

Cakupan layanan perpustakaan

86,6% 0,750 80,000 80,2% 92,6% 80,2% 80,2% 80,2% Kantor Arsip dan Perpust.

2 Urusan Pilihan

Hal 71 dari 127

Hal 71 dari 127

Page 72: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 68

Kode Urusan/Bidang Urusan

Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan

Indikator Kinerja Program (Outcome)/Kegiatan (output)

Target RPJMD pada tahun 2016

(akhir periode RPJMD)

Realisasi Capaian Kinerja

RPJMD s/d Tahun 2013

Target dan realisasi kinerja program dan keluaran kegiatan tahun lalu (2014)

Target Program/Kegiatan RKPD Thn berjalan (2015)

Perkiraan capaian target RPJMD s/d thn

berjalan (2015) SKPD Penanggung

Jawab Target RKPD Tahun 2014

Realisasi RKPD Tahun 2014

Tingkat Realisasi (%)

Realisasi s/d thn 2015

Tingkat Caaian

realisasi s/d thn 2015

1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+

9)* 11* 12

2 01 Urusan Pertanian

2 01 15 Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

cakupan petani yang mendapat layanan

0,900 0,800 0,800 0,900 100,0% 0,900 0,900 0,900 Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan

2 01 16 Program Peningkatan Ketahanan Pangan

Tercapainya peningkatan ketahanan pangan masyarakat secara berkelanjutan.

2 01 17 Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian

Persentase Pemasaran Hasil Peternakan

0,542 22,830 0,342 63,1% 0,342 0,342 0,342

2 01 19 Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan

Produktivitas pertanian 3,170 ton/Ha 2,970 93,7% 2,970 2,970 2,970

2 01 21 Program Pencegahan Dan Penanggulangan Penyakit Ternak

Prosentase pengendalian Hama/Penyakit tanaman

0,700 85,540 0,500 71,4% 0,500 0,500 0,500

Cakupan Kasus Penyakit Ternak Menular yang mendapat pelayanan

95% 90% 94,7% 90% 90% 90%

2 01 22 Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan

Jumlah produksi hasil ternak kecil dan Unggas

39.731 1.547.137 kg 32.835,7 82,6% 32.836 32.836 32.836

Urusan Kehutanan

2 02 09 Program Pembangunan dan Pembinaan Kehutanan

jumlah kawasan hutan rakyat

25,000 7,000 12,000 25,000 5,000 5,000 5,000 Dinas Kehutanan dan Perkebunan

2 02 15 Program Pemanfaaatan Potensi Sumber Daya Hutan

Persentase Pengembangan Usaha Non Kayu sekitar Hutan

50,300 0,020 18,051 50,300 0,030 0,030 0,030

Hal 72 dari 127

Hal 72 dari 127

Page 73: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 69

Kode Urusan/Bidang Urusan

Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan

Indikator Kinerja Program (Outcome)/Kegiatan (output)

Target RPJMD pada tahun 2016

(akhir periode RPJMD)

Realisasi Capaian Kinerja

RPJMD s/d Tahun 2013

Target dan realisasi kinerja program dan keluaran kegiatan tahun lalu (2014)

Target Program/Kegiatan RKPD Thn berjalan (2015)

Perkiraan capaian target RPJMD s/d thn

berjalan (2015) SKPD Penanggung

Jawab Target RKPD Tahun 2014

Realisasi RKPD Tahun 2014

Tingkat Realisasi (%)

Realisasi s/d thn 2015

Tingkat Caaian

realisasi s/d thn 2015

1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+

9)* 11* 12

2 02 16 Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan

Luas lahan rehabilitasi hutan dan lahan kritis

7.583 5.699,000 5.699 6.267 7.583 6.267

2 02 17 Program Perlindungan Dan Konservasi Sumber Daya Hutan

Luas areal hutan yang dikonservasi

3.000 2.850,000 2.850 2.850, 3.000 2.850

2 02 20 Program Perencanaan Dan Pengembangan Hutan

luas areal hutan yang dikembangkan

1.260 1.257,000 1.257 2.517, 1.260 1.259

Urusan Pertanian

2 01 22 Program Peningkatan Produksi Pertanian / Perkebunan

Produktivitas pertanian 0,400 3 kasus 0,090 22,5% Dinas Kehutanan dan Perkebunan

2 01 27 Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

cakupan petani yang mendapat layanan

11,321 - 11,321 100,0%

2 05

Urusan Kelautan dan Perikanan

2 05 17 Program Peningkatan kesadaran dan penegakan hukum dalam pendayagunaan sumberdaya laut

Persentase pengrusakan sumber daya laut

0,400 3 kasus 0,090 22,5% Dinas Kelautan dan Perikanan

2 05 20 Program Pengembangan Budidaya Perikanan

Produksi perikanan budidaya 11,321 - 11,321 100,0%

2 05 21 Program Pengembangan Perikanan Tangkap

Produksi perikanan tangkap 41.662 13.766,000 428,000 14.250,7 34,2% 471,000

2 05 22 Program pengembangan sistem penyuluhan perikanan

2 05 23 Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan

Jumlah Produksi perikanan yang di pasarkan

-

Hal 73 dari 127

Hal 73 dari 127

Page 74: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 70

Kode Urusan/Bidang Urusan

Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan

Indikator Kinerja Program (Outcome)/Kegiatan (output)

Target RPJMD pada tahun 2016

(akhir periode RPJMD)

Realisasi Capaian Kinerja

RPJMD s/d Tahun 2013

Target dan realisasi kinerja program dan keluaran kegiatan tahun lalu (2014)

Target Program/Kegiatan RKPD Thn berjalan (2015)

Perkiraan capaian target RPJMD s/d thn

berjalan (2015) SKPD Penanggung

Jawab Target RKPD Tahun 2014

Realisasi RKPD Tahun 2014

Tingkat Realisasi (%)

Realisasi s/d thn 2015

Tingkat Caaian

realisasi s/d thn 2015

1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+

9)* 11* 12

2 05 24 Program pengembangan kawasan budidaya laut, air payau dan air tawar

2 06 Urusan Perdagangan

2 06 15 Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan

Prosentase perlindungan terhadap konsumen dan produsen

1,000 4,000 0,850 0,900 90,0% 0,900 Dinas Perindustrian dan Perdagangan

2 06 18 Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri

Jumlah Pasar Daerah/Desa 190,000 12,000 170,000 204,000 107,4% 180,000

2 06 19 Program pembinaan pedagang kakilima dan asongan

2 07 Urusan Perindustrian

2 07 16 Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah

Jumlah UMKM yang aktif 454,000 56,000 434,000 444,000 97,8% 444,000 Dinas Perindustrian dan Perdagangan

2 07 17 Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri

Cakupan Bina kelompok pengrajin

40,000 5,000 30,000 37,000 92,5% 32,000

Hal 74 dari 127

Hal 74 dari 127

Page 75: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 71

2.3 Permasalahan Pembangunan Daerah

2.3.1. Permasalahan daerah yang berhubungan dengan prioritas dan sasaran

pembangunan daerah.

Dalam konteks lokal kabupaten Flores Timur, berbagai permasalahan yang

menjadi perhatian di tahun 2016 adalah sebagai berikut:

1. Rendanya Produktivitas Pertanian (dalam arti luas);

2. Rendahnya Nilai Tambah Produk-Produk Pertanian;

3. Kualitas SDM yang masih rendah;

4. Masih tingginya angka pengangguran;

5. Kualitas Infrastruktur Strategis Masih Rendah;

6. Masih Rendahnya Pendapatan Asli Daerah;

7. Rendahnya Kinerja Birokrasi dan Minimnya Pelayanan Publik;

8. Rendahnya Kesadaran dan Kepatuhan Terhadap Hukum;

9. Masih rendahnya ketaatan terhadap RTRW Kabupaten Flores Timur; dan

10. Menguatnya kecenderungan ditinggalkannya budaya lokal.

Selain berbagai permasalahan tersebut, dari aspek penyelenggaraan pemerintahan,

permasalahan dan isu strategis pada setiap aspek penyelenggaraan pemerintahan

adalah :

A. Aspek Geografis dan Demografi

Gambaran umum kondisi wilayah Kabupaten Flores Timur pada Bab 2.1, dari

aspek Geografis dan Demografi menampilkan sejumlah permasalahan

pembangunan di Flores Timur, yaitu :

1. Kondisi Geografis dengan topografi yang terdiri dari pegunungan dan

perbukitan berpotensi menimbulkan bencana alam. Dari aspek ini Kabupaten

Flores Timur menjadi salah satu daerah yang rawan bencana alam.

2. Tingkat pertumbuhan penduduk tergolong tinggi, sex ratio yang besar, dan

penyebaran penduduk yang tidak merata.

B. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

Gambaran tentang kesejahteraan masyarakat Flores Timur, dengan fokus uraian

tentang pemerataan ekonomi, kesejahteraan sosial, seni budaya dan olahraga,

menampilkan sejumlah permasalahan pembangunan sebagai berikut:

1. Semakin menurunnya kontribusi sektor pertanian terhadap total PDRB;

2. Masih rendahnya Index Pembangunan Manusia (IPM) bila dibandingkan

dengan capaian nasional. IPM NTT berada pada urutan 31 dari 33 Propinsi di

Indonesia;

3. Minimnya aksesibilitas masyarakat miskin, KAT dan PMKS lainnya untuk

mengakumulasi modal produktif, sumber-sumber keuangan, modal sosial dan

sarana fisik.

4. Rendahnya kontribusi lembaga kesejahteraan sosial dalam membantu

penanganan masalah sosial di masyarakat,

5. Tingginya angka pengangguran dan rendahnya kualitas pelayanan

penempatan dan perlindungan TKI;

6. Di bidang olahraga, prasarana dan sarana olahraga masih sangat terbatas.

C. Aspek Pelayanan Umum

Pada aspek pelayanan umum terdapat beberapa permasalahan pembangunan

sebagai berikut :

1. Rendahnya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pendidikan;

2. Akses terhadap fasilitas kesehatan yang berkualitas belum memadai;

Hal 75 dari 127

Hal 75 dari 127

Page 76: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 72

3. Jumlah dan penyebaran tenaga kesehatan yang belum memadai karena

belum seimbangnya ratio antara tenaga kesehatan dengan jumlah penduduk;

4. Belum optimalnya penyediaan obat-obat perbekalan kesehatan, pengawasan

obat dan makanan dan keamanan pangan serta Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat (PHBS) yang belum menjadi budaya dalam masyarakat baik karena

faktor sosial okonomi maupun karena kurangnya pengetahuan;

5. Masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang KB yang berdampak

kurangnya jumlah peserta/akseptor KB maupun akses terhadap fasilitas KB.

6. Infrastruktur transportasi wilayah belum memadai;

7. Sistem dan prosedur kerja di lingkungan aparatur negara belum efisien,

efektif, dan berperilaku hemat;

8. Sebagian besar Satuan Kerja Perangkat Daerah belum memiliki SPM dan

SOP;

9. Capaian laporan kinerja keuangan yang masih pada level Wajar Dengan

Pengecualian (WDP), diakibatkan oleh neraca asset yang belum optimal;

10. Belum optimalnya pelayanan persampahan. Hal ini disebabkan antaran lain

karena belum tersedianya TPS secara merata dalam Kota Larantuka dan

TPA di luar Kota Larantuka sesuai rencana Tata Ruang Wilayah, serta

keterbatasan kemampuan, sarana prasarana dan prilaku masyarakat yang

belum memiliki pengetahuan pengelolaan sampah berbasis partisipasi

masyarakat.

11. Belum efektifnya fungsi dan peran infrastruktur dan suprastruktur politik

serta lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam perumusan kebijakan,

pelaksanaan, pengendalian pelaksanaan program/kegiatan pembagunan dan

Sistem pelayanan pemerintah yang belum berjalan secara efektif, efisien,

transparan dan akuntabel dalam mewujudkan tata pemerintahan yang baik;

12. Masih rendahnya kapasitas aparatur pemerintah daerah serta masih

terbatasnya kapasitas keuangan daerah dalam memenuhi tuntutan kebutuhan

pembangunan serta belum efektifnya pengawasan dalam pengelolaan

keuangan daerah dan pelaksanaan kebijakan kepala daerah;

13. Belum efektifnya lembaga penyelenggara negara, lembaga politik dan

lembaga masyarakat dalam menjamin kepastian, penegakan dan

perlindungan hukum serta keamanan dan ketertiban masyarakat dan masih

terbatasnya pengetahuan, pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang

Hukum dan Hak Asasi Manusia, Wawasan Kebangsaan, Ketahanan

Nasional dan Undang-undang Politik.

D. Aspek Daya Saing

Permasalahan pembangunan dari aspek daya saing daerah, yaitu :

1. Rendahnya tingkat kesejahteraan Petani;

2. Rendahnya Pendapatan Asli Daerah;

3. Belum memadainya aksesbilitas daerah;

4. Minimnya ketersediaan lembaga keuangan mikro;

5. Belum berkembangnya investasi di daerah; dan

6. Rendahnya kualitas tenaga kerja Flores Timur.

2.3.2 Isu Strategis Lingkungan Eksternal

Selain permasalahan pembangunan dan isu strategis tersebut, pada tingkat

provinsi maupun nasional teridentifikasi berbagai permasalahan dan isu strategis.

Di tingkat nasional, terdapat 24 isu strategis, sedangkan di tingkat provinsi NTT

teridentifikasi 11 isu strategis yang harus menjadi perhatian serius dalam

pelaksanaan pembangunan tahun 2016. Rincian isu strategis tersebut

sebagaimana pada Tabel 2.75.

Tabel 2.75 Identifikasi Permasalahan Pembangunan dari Kebijakan Nasional dan

Hal 76 dari 127

Hal 76 dari 127

Page 77: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 73

Provinsi

No Tingkat Nasional Tingkat Provinsi

[1] [2] [3]

1. Konsolidasi Demokrasi Peningkatan dan Perluasan Pembangunan Pendidikan yang Berkualitas

2. Reformasi Birokrasi dan Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Publik

Penguatan Sistem Kesehatan Daerah Dalam Rangka Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Yang Universal, Efisien, Berkualitas dan Berkelanjutan

3. Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi

Pemberdayaan dan Perlindungan Perempuan serta pemenuhan Hak Anak

4. Percepatan Pembangunan MEF dengan Pemberdayaan Industri Pertahanan

Percepatan Pembangunan Ekonomi yang Berkualitas.

5. Peningkatan Ketertiban dan Keamanan Dalam Negeri

Peningkatan Pengelolaan Sumber Daya Alam Unggulan Daerah.

6. Perkuatan Ketahanan Pangan Peningkatan Konektivitas Intra dan Antar Pulau.

7. Peningkatan Ketahanan Energi Rendahnya Kinerja Birokrasi dan Minimnya Pelayanan Publik

8. Peningkatan Ketahanan Air Peningkatan Kualitas dan Pencegahan Degradasi Lingkungan Hidup serta Ketahanan Perubahan Iklim.

9. Percepatan Pembangunan Kelautan Pembangunan Kawasan Perbatasan dan Kawasan Khusus

10. Peningkatan Keekonomian Keanekaragaman Hayati dan Kualitas Lingkungan Hidup

Penanggulangan Kawasan Rawan Bencana.

11. Transformasi Sektor Industri dalam Arti Luas

Penanganan Kemiskinan

12. Peningkatan Daya Saing Tenaga Kerja

13. Peningkatan Daya Saing UMKM dan Koperasi

14. Peningkatan Kapasitas IPTEK

15. Peningkatan Efisiensi Sistem Logistik dan Distribusi

16. Penguatan Konektivitas Nasional

- Keseimbangan Pembangunan Antar Wilayah

- Pendorong Pertumbuhan Ekonomi

- Pembangunan Transportasi Massal Perkotaan

17. Peningkatan Ketersediaan Infrastruktur Pelayanan Dasar

- Peningkatan Rasio Elektrifikasi Nasional

- Peningkatan Akses Air Minum dan Sanitasi

- Penataan Perumahan/Permukiman

18. Reformasi Keuangan Negara

19. Reformasi Pembangunan Kesehatan Sistem Jaminan Sosial Nasional (Demand and Supply) Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi

20. Pengendalian Jumlah Penduduk

21. Reformasi Pembangunan Pendidikan

Hal 77 dari 127

Hal 77 dari 127

Page 78: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | II - 74

No Tingkat Nasional Tingkat Provinsi

[1] [2] [3]

22. Sinergi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan

23. Pembangunan Daerah Tertinggal dan Perbatasan

24. Pengelolaan Risiko Bencana

Hal 78 dari 127

Hal 78 dari 127

Page 79: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | III -1

BAB III

RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH

DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah

3.1.1 Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2015 dan Perkiraan Tahun 2016

Kondisi ekonomi makro kabupaten Flores Timur mengalami peningkatan dalam kurun waktu

tiga tahun terakhir. Kondisi tersebut tergambar dari indikator Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB), pertumbuhan ekonomi, laju inflasi, pendapatan per kapita dan kemiskinan

sebagaimana pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Perkembangan Indikator Makro Ekonomi Kabupaten Flores Timur

No Indikator Makro Ekonomi Realisasi Proyeksi

Tahun 2013 Tahun 2014* Tahun 2015 Tahun 2016

(1) (2) (3) (4) (6) (7)

1. PDRB: - ADHB (Rp.000)

1.945.508.020

2.130.360.314

2.376.239.848

2.653.813.255

- ADHK (Rp.000) 720.042.350 753.644.560 798.430.223 848.797.156

2. Tingkat Pertumbuhan Ekonomi (PDRB ADHK 2000) (%)

5,18 4,67 5,93 6,32

3. Tingkat Inflasi (%) 6,44 4,62 5,30 5,04

4. Pendapatan Perkapita ADHB (Rp) 7.621.786 8.334.236 9.281.894 10.351.706

Pendapatan Perkapita ADHK (Rp) 2.820.861 2.939.628 3.097.606 3.275.946

5. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 75,96 76,98 78,33 79,85

6. Garis Kemiskinan (Rp) 214.010 237.915 264.490 294.034

7. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) 0,76 0,90 1,08 1,28

8. Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) 0,11 0,12 0,12 0,13

9. Penduduk Miskin (orang) 19.600 18.370 17.217 16.136

10 Persentase penduduk miskin (%) 8,11 7,51 6,97 6,48

Sumber : BPS (data diolah) * Angka sementara

Gambaran dari beberapa indikator tersebut sebagai berikut :

a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi perekonomian regional adalah

PDRB, yaitu suatu besaran yang menunjukkan jumlah nilai yang berhasil ditambahkan

terhadap suatu barang dan jasa melalui kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seluruh unit

ekonomi yang ada di satu wilayah dalam suatu periode waktu tertentu. PDRB-Atas Dasar

Harga Berlaku (ADHB) menggambarkan

total produk/nilai tambah dari suatu

kegiatan ekonomi pada suatu tahun yang

dinilai dengan satuan perkomoditi pada

tahun tersebut. PDRB-ADHB secara

nominal dapat digunakan untuk melihat

besarnya sumber daya ekonomi yang

telah dihasilkan oleh suatu wilayah pada

tahun berjalan. Sedangkan PDRB-Atas

Dasar Harga Konstan (ADHK)

menggambarkan total produk/nilai

tambah dari semua kegiatan ekonomi

pada suatu tahun tertentu yang dipakai

sebagai tahun dasar (Tahun 2000). Secara nominal, PDRB-ADHK menunjukkan besarnya

sumber daya ekonomi yang telah dihasilkan suatu wilayah jika penilaiannya dilakukan

dengan menggunakan harga pada tahun tertentu.

Hal 79 dari 127

Hal 79 dari 127

Page 80: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | III -2

Perkembangan PDRB baik ADHB maupun ADHK sebagaimana grafik pada Gambar 3.1

menunjukkan adanya peningkatan dalam kurun waktu lima tahun terakhir dengan rata-rata

pertumbuhan sebesar 4,64 persen pertahun. Pada tahun 2010, PDRB-ADHB sebesar Rp.

1.411 miliyar meningkat menjadi 1.946 miliyar pada tahun 2013 dan diperkirakan akan

terus meningkat menjadi Rp. 2.654miliyar pada tahun 2016. Sejalan dengan hal tersebut,

PDRB-ADHK pada tahun 2010 mencapai Rp. 622 miliyar meningkat menjadi 720 miliyar

pada tahun 2013 dan diperkirakan akan meningkat menjadi Rp.849 miliyar pada tahun

2016.

Kontribusi terbesar terhadap pembentukan PDRB tersebut adalah sektor Pertanian

(Gambar 3.2). Sampai dengan tahun 2013, kontribusi sektor pertanian terhadap

pembentukan PDRB sebesar

35%, disusul oleh sektor Jasa-jasa

dengan kontribusi sebesar 32%.

Sektor lain dengan kontribusi

yang signifikan terhadap

pembentukan PDRB adalah

sektor perdagangan, hotel dan

restoran sebesar 13% serta sektor

pengangkutan dan komunikasi

sebesar 9%. Sedangkan sektor

keuangan, persewaan dan jasa

perusahaan, sektor bangunan,

sektor industri pengolahan, sektor

pertambangan dan penggalian, serta sektor listrik, gas dan air bersih masih dibawah 6%.

Kontribusi sebesar 35% dari sektor pertanian, didominasi oleh sub sektor pertanian

tanaman pangan yakni sebesar 14%. Sedangkan sub sektor perikanan, sub sektor

kehutanan dan perkebunan serta sub sektor peternakan kurang dari 10% (Gambar 3.3).

Hal ini menunjukkan bahwa sektor perikanan dan perkebunan yang cukup potensial di

Flores Timur belum memberikan dampak nilai tambah yang signifikan terhadap

perekonomian daerah.

Struktur perekonomian daerah yang mengandalkan sektor primer khususnya pertanian

sebagaimana terlihat pada Gambar 3.2 memberi gambaran tentang lemahnya ketahanan

ekonomi daerah. Perbandingan antara banyaknya tenaga kerja pada suatu sektor dan

kontribusi sektor tersebut terhadap pembentukan PDRB seperti pada Gambar 3.2 di atas

menunjukkan hal tersebut. Sektor pertanian yang menyerap tenaga kerja sebesar 61%

hanya memberikan kontribusi kurang dari 50%. Sedangkan sektor jasa-jasa dengan

serapan tenaga kerja hanya 13% mampu memberikan kontribusi sebesar 32%.

Rendahnya produktifitas petani

tersebut antara lain disebabkan oleh

beberapa permasalahan. Berdasarkan

hasil Sensus Pertanian Tahun 2013,

permasalahan usaha yang banyak

dihadapi oleh para petani adalah

sempitnya lahan pertanian. Hal ini

dirasakan oleh 45,03% petani. Selain

itu 20,45% petani mengalami

permasalahan modal yang kecil,

14,07% petani merasa kesulitan untuk

mengakses sarana produksi, sebanyak

12,36% petani mengalami kesulitan untuk mengakses kredit, dan 8,09% sisanya

mengalami kesulitan untuk memasarkan hasil serta permasalahan lainnya.

Kontribusi terbesar kedua setelah sektor pertanian adalah sektor jasa-jasa. Sektor ini

memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap pembentukan PDRB yakni sebesar

32%. Sumbangan terbesar berasal dari sub sektor pemerintahan umum yakni sebesar 24%.

Sedangkan sisanya sebesar 8,5% dari sub sektor swasta. Hal ini menunjukkan bahwa

Adonara Timur

Larantuka

Hal 80 dari 127

Hal 80 dari 127

Page 81: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | III -3

Kelompok 1

Kelo

mpok 2

43210

3

2

1

0

-1

KEC

Demon Pagong

Ile Boleng

Ile Bura

Ile Mandiri

Klubagolit

Larantuka

Lewolema

Solor Barat

Solor Selatan

Solor Timur

Adonara

Tanjung Bunga

Titehena

Witihama

Wotan Ulumado

Wulanggitang

Adonara Barat

Adonara Tengah

Adonara Timur

Gambar 3.4 Pengelompokkan Kec. Berdasarkan PDRB

Sumber Data : BPS, 2014

Adonara Timur

Larantuka

belanja pemerintah sangat berpengaruh terhadap kinerja perekonomian daerah.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka efektifitas belanja daerah di sektor pertanian cukup

berperan dalam peningkatan PDRB. Akan tetapi, hasil analisis penerimaan dan

pengeluaran publik tahun 2013 menunjukkan bahwa belanja riil sektor pertanian menurun,

meskipun belanja daerah riil relatif stabil. Belanja riil pertanian yang mencakup empat sub

sektor pertanian tahun 2007 sebesar 6,86% dari total belanja daerah menurun menjadi

5,58% pada tahun 2011. Atau sepanjang tahun 2007-2011, belanja riil sektor peranian

rata-rata menurun sebesar 3,97% sementara belanja daerah riil rata-rata meningkat sebesar

0,41%. Dengan demikian, dibutuhkan kebijakan belanja yang proporsional dan

berorientasi pada peningkatan produktiftas pertanian.

Selain itu secara kewilayahan, kesenjangan PDRB antar kecamatan relatif tinggi. Gambar

3.4 menunjukkan bahwa kesenjangan PDRB antara kecamatan Larantuka dan kecamatan

Adonara Timur dengan ketujuh belas kecamatan lainnya cukup lebar. Grafik tersebut

menggambarkan karakteristik

kelompok. Kecamatan Larantuka

pada satu sisi dengan PDRB relatif

besar (Rp. 599,986 miliyar) dan

selisih antara harga berlaku dan

harga konstan yang relatif kecil

sedangkan kecamatan Adonara

Timur dengan PDRB sedang (Rp. 163,921 miliyar) pada satu sisi yang

lain dengan selisih antara harga

berlaku dan harga konstan yang

relatif besar. Sedangkan kecamatan

Tanjung Bunga, Solor Barat, Solor

Timur, Witihama, Titehena, Ile

Mandiri, Lewolema, Adonara

Tengah, Ile Bura, Wotan Ulumado,

Demon Pagong, Solor Selatan, Wulanggitang, Klubagolit, Adonara, Ile Boleng dan

Adonara Barat dengan PDRB relatif kecil yakni berkisar antara Rp. 26,7 miliyar sampai

dengan Rp. 88,68 miliyar pada sisi yang lain. Karekteristik dari kelompok ini adalah

PDRB relatif kecil dengan selisih antara harga berlaku dan harga konstan yang relatif

besar. Selisih besaran PDRB pada ketiga kelompok tersebut menunjukkan bahwa

kemampuan memproduksi serta harga barang dan jasa sangat bervariasi pada setiap

kecamatan. Kecamatan Adonara Timur dan Larantuka dengan kota Waiwerang dan kota

Larantuka sebagai pusat kegiatan ekonomi berskala sedang berpengaruh signifikan

terhadap peningkatan PDRB dan harga barang pada kedua daerah tersebut. Sedangkan

kecamatan lainnya sangat bergantung pada sektor primer sebagai pembentuk PDRBnya

yang beakibat pada rendahnya produktifitas. Sejalan dengan hal tersebut, sulitnya

aksesibilitas ketujuh belas kecamatan tersebut terhadap pusat-pusat kegiatan ekonomi

menyebabkan tingginya harga barang dan jasa pada wilayah tersebut.

b. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Flores Timur dalam kurun waktu lima tahun terakhir berfluktuasi.

Sebagaimana grafik pada Gambar 3.1, laju pertumbuhan ekonomi tahun 2010 sebesar

5,76%, turun menjadi 5,07% pada tahun 2011. Tahun 2012 turun 0,38 point menjadi

4,69%. Tahun 2013 meningkat menjadi 5,18% dengan rata-rata laju pertumbuhan sebesar

5,16% pertahun. Fakta ini menunjukkan bahwa laju pertumbuhan ekonomi dalam kurun

waktu tersebut relatif kurang stabil. Kondisi ini disebabkan oleh fluktuatifnya produksi

barang dan jasa. Berdasarkan data Bank Indonesia, pada triwulan I 2015, Perekonomian

regional NTT tumbuh positif mencapai 4,6% (yoy) namun melambat dibandingkan

periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 5,74% (yoy). Perlambatan ekonomi

terutama disebabkan oleh rendahnya realisasi belanja pemerintah. Selain itu, konsumsi

rumah tangga menunjukkan perlambatan. sementara, investasi menunjukkan adanya

Hal 81 dari 127

Hal 81 dari 127

Page 82: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | III -4

perlambatan walaupun secara nilai masih cukup tinggi dibanding tahun sebelumnya.

Kondisi ini relatif sama dengan Flores Timur. Secara sektoral, perlambatan ekonomi

disebabkan oleh perlambatan kinerja sektor-sektor utama diantaranya sektor pertanian,

sektor perdagangan besar dan eceran dan sektor administrasi. perlambatan tersebut

disebabkan oleh pergeseran musim panen, rendahnya realisasi pemerintah dan turunnya

daya beli masyarakat.

Selain faktor regional, kondisi perekonomian nasional sangat berpengaruh terhadap

perekonomian daerah. Sebagian besar kebutuhan pokok masyarakat Flores Timur disuplai

dari luar daerah khususnya Jawa dan Sulawesi. Dengan demikian berbagai kebijakan

nasional di bidang ekonomi sangat berpengaruh terhadap kondisi ekonomi di daerah.

Sehubungan dengan hal tersebut, dengan adanya kebijakan nasional untuk meningkatkan

pertumbuhan ekonomi hingga pada level 6,60% pada tahun 2016, maka diharapkan

berbagai kebijakan strategis nasional dapat berpengaruh positif terhadap perekonomian

daerah.

Gambar 3.5 menunjukkan bahwa

pertumbuhan ekonomi Flores Timur

selalu lebih rendah dibanding NTT dan

Nasional. Sampai dengan tahun 2013,

laju pertumbuhan ekonomi NTT 0,36

poit dan nasional 0,88 poit di atas

Flores Timur yakni sebesar 5,54% dan

6,30%. Perbedaan ini menunjukkan

bahwa secara relatif, laju pertumbuhan

produksi barang dan jasa Flores Timur

lebih rendah dari pertumbuhan

produksi barang dan jasa regional dan

nasional. Agar pertumbuhan ekonomi

Flores Timur sama dengan

pertumbuhan ekonomi NTT, maka dibutuhkan peningkatan laju pertumbuhan sebesar

0,38% per tahun atau meningkatkan pertumbuhan produksi barang dan jasa sebesar

Rp.2,582 miliyar per tahun.

Kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Flores Timur adalah

sektor jasa-jasa. Sampai dengan tahun 2013, kontribusi sektor jasa-jasa sebesar 34,95%

disusul sektor pertanian sebesar 32,08% sedangkan sektor lain kurang dari 15%.

Walaupun demikian, pada sektor jasa-jasa sumbangan terbesar diberikan oleh jasa

pemerintahan umum yakni sebesar 25,82%. Dan pada sektor pertanian, sumbangan

terbesar dari sub sektor tanaman bahan makanan yakni sebesar 13,95%. Sedangkan sub

sektor tanaman perkebunan dan perikanan yang menjadi sektor potensial daerah

kontribusinya kurang dari 6%. Hal ini menggambarkan bahwa pertumbuhan tersebut

relatif kurang berdampak pada peningkatan ketahanan perekonomian daerah karena sektor

jasa pemerintahan umum dan sub sektor tanaman bahan makanan lebih bersifat

konsumstif. Oleh karena itu, upaya peningkatan laju pertumbuhan sebesar 0,38% per tahun

atau peningkatan pertumbuhan produksi barang dan jasa sebesar Rp.6,582 miliyar per

tahun sebagaimana uraian di atas harus melalui kebijakan-kebijakan strategis pada sektor-

sektor potensial seperti sektor pertanian untuk meningkatkan produktifitas dan ketahanan

pangan serta sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sampai dengan tahun 2013, tren

pertumbuhan sektor tersebut cukup signifikan. Proporsinya dalam pertumbuhan ekonomi

sebesar 12,30% dengan laju pertumbuhan 6,25% pertahun.

c. Pendapatan Per Kapita

Dalam kurun waktu enam tahun terakhir pendapatan per kapita Flores Timur selalu selalu

berada di atas rata-rata Nusa Tenggara Timur (NTT). Laju pertumbuhannya 2,06% lebih

cepat dibanding NTT pertahun. Pada tahun 2009, rata-rata pendapatan perkapita Flores

Sumber Data : BPS, 2014

Hal 82 dari 127

Hal 82 dari 127

Page 83: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | III -5

Tabel 3.2 Perkembangan Inflasi Flores Timur Tahun 2009-2014

Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Inflasi 8,15 7,27 5,81 5,79 6,44 4,62

Sumber : BPS, 2014

Timur telah mencapai Rp. 2.457.843 atau lebih tinggi 1,06% dibanding rata-rata

pendapatan perkapita NTT.

Kondisi ini masih berlanjut hingga tahun 2014 dengan laju pertumbuhannya sebesar 5,2%.

Walaupun demikian, secara nasional, pendapatan perkapita Flores Timur dan NTT masih

sangat rendah dibandingkan dengan daerah

lain di Indonesia (Gambar 3.6). Rendahnya

pendapatan perkapita Flores Timur dan

NTT tersebut merupakan konsekuensi logis

dari struktur ekonomi yang minim nilai

tambah. Dengan hanya mengandalkan

bahan mentah komoditas pertanian dan

injeksi dana pemerintah, maka pendapatan

yang diterima masyarakatpun sangat

rendah. Kondisi tersebut dirasakan hampir

pada semua strata. Hal ini terlihat pada

kesenjangan pendapatan yang relatif rendah

dengan index gini sebesar 0,35.

d. Inflasi

Laju inflasi Flores Timur dalam kurun waktu empat tahun terakhir (2011-2014), masih

berada diatas NTT dan nasional. Kondisi ini diperkirakan akan terus berlangsung sampai

dengan akhir tahun 2015. Selain faktor regional, kondisi ini dipengaruhi juga oleh faktor

eksternal yakni kondisi perekonomian nasional. Diantaranya adalah adanya pengurangan

subsidi harga BBM yang sangat berpengaruh pada peningkatan harga barang kebutuhan

pokok lainnya. Sejalan dengan itu, panjangnya distribusi barang dan jasa sebagai akibat

dari sebagian besar barang kebutuhan pokok dan non kebutuhan pokok didatangkan dari

luar daerah, merupakan penyebab meningkatnya harga barang dan jasa tersebut.

Selain itu, kejadian lokal yang turut mempengaruhi inflasi adalah pengaruh musim atau

cuaca yang menyebabkan tidak lancarnya distribusi barang, peringatan hari-hari besar

keagamaan dan tahun ajaran baru.

Tabel 3.2 menunjukkan bahwa sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2014, laju inflasi

selalu menurun hingga mancapai level 4,62 pada akhir tahun 2014. Kelompok pengeluaran

yang memberikan andil terbesar terhadap laju inflasi tersebut adalah transportasi,

komunikasi dan jasa keuangan yakni

sebesar 1,46% disusul kelompok

pengeluaran bahan makanan yakni

sebesar 1,16%. Selain itu, kelompok

pengeluaran yang mempunyai andil

cukup signifikan terhadap laju infalsi

tersebut adalah perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar yakni sebesar 0,56% dan

kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,3%. Sedangkan

kelompok lain kurang dari 0,1%.

Beberapa upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah daerah dalam menjaga stabilitas

inflasi, antara lain dengan menjaga tingkat konsumsi masyarakat dan pemerintah melalui

peningkatan perdagangan dalam negeri dan peningkatan investasi. Selain itu kestabilan

tingkat konsumsi masyarakat terutama terhadap barang produksi lokal selalu dijaga karena

berdampak pada berkembangnya sektor riil yang dijalankan melalui Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM). UMKM memiliki peranan yang penting dalam mendongkrak

pertumbuhan ekonomi dan mempertahankan laju inflasi. Kebijakan ini ditempuh karena

arus perdagangan di Flores Timur masih didominasi oleh perdagangan kecil dan

menengah.

d. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

Sumber : BPS, 2012 (data diolah)

Hal 83 dari 127

Hal 83 dari 127

Page 84: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | III -6

Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Kabupaten Flores Timur dalam kurun waktu

tahun 2009-2014 cenderung meningkat. Tahun 2009 TPAK Flores Timur mencapai angka

69,37%. Tahun 2010 meningkat 0,36 point dan sampai dengan tahun 2014 mencapai

76,98% atau 5,92 point di atas NTT pada periode yang sama. Kondisi ini diprediksi akan

terus meningkat sampai dengan akhir tahun 2016

(Tabel 3.1). TPAK didefinisikan sebagai

perbandingan antara jumlah angkatan kerja yang

bekerja dengan jumlah penduduk usia kerja

(angkatan kerja). Dengan demikian, kondisi

tersebut menggambarkan semakin kurang

angkatan kerja yang bekerja sejak tahun 2009.

Hal ini juga mengindikasikan semakin

berkurangnya kesempatan kerja dan lapangan

usaha produktif pada periode tahun 2008-2010.

Namun pada tahun 2011 sampai tahun 2014

sudah nampak adanya perbaikan yakni semakin bertambah angkatan kerja yang bekerja.

e. Kemiskinan

Sampai dengan tahun 2013, tingkat kemiskinan di Flores Timur mencapai 8,11% dengan

jumlah penduduk miskin sebanyak 19.600 orang. BPS mendefinisikan penduduk miskin

sebagai penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis

kemiskinan. Garis kemiskinan dipergunakan sebagai suatu batas untuk menentukan miskin

atau tidaknya seseorang.

Gambar 3.8 menunjukkan bahwa garis kemiskinan meningkat dari Rp.

146.947/kapita/bulan pada tahun 2008 menjadi Rp.214.010/kapita/bulan pada tahun 2013

dan diprediksi akan terus meningkat

hingga tahun 2016 sejalan dengan

meningkatnya harga barang dan jasa.

Walaupun demikian, jumlah penduduk

miskin turun dari 29.300 orang menjadi

19.600 orang atau menurun dari

12,52% menjadi 8,11%. Dengan kata

lain walaupun batas garis kemiskinan

terus meningkat namun jumlah dan

persentase penduduk miskin cenderung

berkurang. Hal ini mengindikasikan

bahwa walaupun harga-harga

meningkat sehingga garis kemiskinan

meningkat, namun peningkatan persentase penduduk yang pengeluaran perkapitanya per

bulan di atas garis kemiskinan lebih besar dari persentase peningkatan garis kemiskinan,

sehingga jumlah penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan semakin berkurang.

Peranan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan (GK) jauh lebih besar dibandingkan

peranan komoditi bukan makanan. Pada maret 2014, sumbangan garis kemiskinan

makanan (GKM) terhadap GK sebesar 79,37% dan pada september 2014 sebesar 79,44%.

Hal ini menunjukkan bahwa jenis komoditi makanan paling utama dibelanjakan

dibandingkan komoditi lainnya. Oleh karena itu kebijakan pembangunan yang berorientasi

pada peningkatan ketahanan pangan daerah akan berpengaruh positif terhadap penurunan

angka kemiskinan.

Selain garis kemiskinan, dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman

dan keparahan dari kemiskinan. Selain harus mampu memperkecil jumlah penduduk

miskin, tingkat keberhasilan kebijakan pengentasan kemiskinan juga harus diukur dari

seberapa besar perubahan yang terjadi pada tingkat kedalaman dan keparahan dari

kemiskinan.

Tingkat kedalam kemiskinan yang digambarkan oleh angka Indeks Kedalaman

Kemiskinan (P1) menunjukkan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing

3.7

Hal 84 dari 127

Hal 84 dari 127

Page 85: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | III -7

penduduk miskin terhadap batas kemiskinan, di mana semakin tinggi nilai indeks ini maka

semakin besar rata-rata kesenjangan pengeluaran penduduk miskin terhadap garis

kemiskinan, atau dengan kata lain semakin tinggi nilai indeks kedalaman kemiskinan

menunjukkan kehidupan ekonomi penduduk miskin semakin terpuruk.

Sedangkan angka Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) memberikan gambaran mengenai

penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin itu sendiri, dan dapat juga digunakan

untuk mengetahui intensitas kemiskinan. Semakin tinggi angka indeks ini maka sebaran

pengeluaran diantara penduduk miskin itu semakin timpang dan sebaliknya.

Pada periode 2008-2014, P1 menunjukkan kecenderungan berfluktuasi (Tabel 3.3).

Walaupun demikian,

sampai dengan tahun

2014, P1 jauh lebih

rendah dibanding tahun

2008. Pada tahun 2008

nilai indeks P1 mencapai 4,11, sementara pada tahun 2014 nilainya mengalami penurunan

menjadi 0,90 degan rata-rata penurunan 0,2 point per tahun. Hal ini menunjukkan bahwa

rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung mendekati garis kemiskinan. Atau

dengan kata lain, tingkat kemiskinan masyarakat Kabupaten Flores Timur tidak cukup

dalam.

Sejalan dengan Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1), kecenderungan yang sama juga

terjadi pada Indeks Keparahan Kemiskinan (P2). Nilai indeks ini selama periode 2008-

2014 juga menunjukkan tren yang menurun. Penurunan rata-rata nilai indeks setiap tahun

mencapai 0,06 poin. Walaupun sempat mengalami kenaikan pada tahun 2011, namun nilai

Indeks Kedalaman Kemiskinan telah mengalami penurunan yang tajam dari 1,49 pada

tahun 2008 menjadi 0,123 pada tahun 2014. Hal ini menunjukkan ketimpangan

pengeluaran diantara penduduk miskin di Kabupaten Flores Timur semakin mengecil. 3.1.2 Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2015 dan Tahun 2016

Berdasarkan gambaran perekonomian di atas serta berbagai isu di lingkungan eksternal, maka

tantangan yang akan dihadapi dan prospek perekonomian tahun 2015 dan tahun 2016 adalah

sebagai berikut:

a. Tantangan:

1) Percepatan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas;

Upaya untuk mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan

meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat Kabupaten Flores Timur Tahun 2015

dan tahun 2016 merupakan suatu tantangan yang harus dihadapi dengan berbagai

kebijakan yang berorientasi pada pemberdayaan ekonomi masyarakat dalam rangka

peningkatan ketahanan ekonomi. Gambaran perekonomian sebagaimana uraian diatas

menunjukkan bahwa laju pertumbuhan ekonomi yang selalu meningkat setiap tahun

masih tertumpu pada wilayah tertentu dengan tingkat kesenjangan yang cukup tinggi.

Kondisi geografis wilayah yang terdiri dari tiga pulau dengan tingkat aksesibilitas

yang rendah turut mempengaruhi aktivitas perekonomian daerah. Oleh karena itu,

diperlukan peningkatan keterkaitan kegiatan ekonomi di wilayah perkotaan dengan

kegiatan ekonomi di wilayah perdesaan. Jadi pelaksanaan pembangunan daerah harus

mencakup tidak hanya perlunya pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan (pro-

growth dan pro-environment) namun juga pertumbuhan ekonomi yang berkualitas

dalam rangka mengurangi pengangguran dan kemiskinan (pro-job dan pro-poor).

2) Meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat;

Kesenjangan yang lebar antara pendapatan perkapita masyarakat Flores Timur dengan

pendapatan perkapita masyarakat secara nasional telah berdampak pada lemahnya

daya saing perekonomian daerah dalam mengakses peluang-peluang pasar global.

Tabel 3.3 Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan Kab. Flores Timur

Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

P1 4,11 1,19 1,28 1,55 0,72 0,76 0,90

P2 1,49 0,21 0,25 0,41 0,10 0,11 0,12

Sumber : BPS, 2014

Hal 85 dari 127

Hal 85 dari 127

Page 86: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | III -8

Oleh karena itu upaya peningkatan pendapatan perkapita masyarakat merupakan

tantangan serius yang membutuhkan penanganan yang komperhensif.

Struktur perekonomian yang dicapai hingga tahun 2014 yang mengandalkan sektor

primer sebagai penggerak utama ekonomi tidak mendukung pertumbuhan yang

berkelanjutan. Meningkatnya peran sektor pertanian sebagai pendorong ekonomi

mengindikasikan bahwa perekonomian daerah semakin tergantung pada eksploitasi

sumber daya alam.

Berbagai kebijakan telah dilaksanakan namun tantangan ke depan yang masih perlu

diatasi antara lain sulitnya merealisasikan perluasan lahan sawah dan lahan kering,

sulitnya menjamin stabilitas harga pangan terutama pada hari-hari besar nasional

karena lemahnya jaringan dsitribusi, dan kekuatan stok beras pemerintah, dukungan

input dan infrastruktur pertanian belum sepenuhnya memadai, belum optimalnya

pemanfaatan pelabuhan perikanan sebagai sentra perikanan terpadu, belum

berkembangnya kelembagaan kelompok nelayan penerima kapal perikanan, dan masih

terbatasnya akses nelayan/petambak garam terhadap input produksi dan modal usaha.

Dengan demikian upaya-upaya strategis untuk mengatasi tantangan tersebut sangat

dibutuhkan dalam rangka peningkatan nilai tukar petani dan penguatan lembaga

ekonomi mikro dan menengah untuk peningkatan pendapatan perkapita masyarakat.

Dalam upaya mengurangi kesenjangan pendapatan masyarakat, tantangan lain yang

perlu diperhatikan antara lain meningkatkan standar hidup penduduk, dimana

kesejahteraan penduduk kurang mampu harus meningkat lebih cepat dan lebih tinggi

dari penduduk yang mampu atau kelompok penduduk dengan tingkat ekonomi

menengah ke atas. Tantangan lain adalah memastikan bahwa penduduk miskin

memperoleh perlindungan sosial untuk mengurangi beban pengeluaran rumah tangga

penduduk miskin dan rentan miskin.

Kelompok masyarakat pendapatan tinggi relatif tidak terpengaruh adanya inflasi dan

kenaikan harga serta kondisi ekonomi yang kurang menguntungkan dibanding

kelompok masyarakat berpendapatan rendah. Dalam konteks ini, inflasi perlu

dipertahankan tetap rendah dan stabil untuk menjaga daya beli masyarakat

berpenghasilan rendah yang rentan terhadap goncangan kenaikan harga. Selain itu

perluasan cakupan dan peningkatan efektivitas program-program pengembagan

ekonomi berbasis pemberdayaan masyarakat pada wilayah-wilayah kantong

kemiskinan dengan mengoptimalkan peran kelembagaan ekonomi lokal dan pelaku

usaha mikro di daerah; serta memastikan bahwa program-program pembangunan yang

diperuntukkan bagi masyarakat kurang mampu berjalan efektif sehingga pendapatan

perkapita masyarakat meningkat.

3) Meningkatkan Kemandirian Fiskal Daerah.

Besarnya kontribusi jasa-jasa pemerintahan terhadap pembentukan PDRB

sebagaimana uraian sebelumnya menuntut pemerintah untuk lebih meningkatkan

efektifitas dan efisiensi belanja pembangunan karena belanja pemerintah berpengaruh

cukup signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Disisi lain ketergantungan daerah

terhadap dana perimbangan sampai dengan tahun 2015 masih pada kisaran 76,28%.

Dengan demikian maka upaya peningkatan kemandirian fiskal daerah merupakan

tantangan yang harus disikapi dengan serius. Rendahnya kemandirian fiskal

Kabupaten Flores Timur tercermin pada porsi PAD terhadap Total APBD Tahun 2015

sebesar 5,18 persen. Selain itu, sampai dengan tahun 2015, rasio perbandingan PAD

terhadap PDRB masih sebesar 0,02; rasio Pajak Daerah terhadap PDRB sebesar

0,003; dan Dana Perimbangan terhadap PDRB sebesar 0,28. Hal ini menunjukkan

bahwa meningkatnya PDRB dalam kurun waktu dua tahun terakhir belum

memberikan kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan kemandirian fiskal

daerah. Kondisi ini menuntut upaya-upaya yang lebih serius dan lebih kreatif dari

Pemerintah Kabupaten Flores Timur untuk meningkatkan nilai tambah PDRB yang

akan memberikan konsekuensi logis bagi peningkatan potensi penerimaan asli daerah

yang dapat digali. Namun upaya tersebut tentunya harus tetap memperhatikan aspek

Hal 86 dari 127

Hal 86 dari 127

Page 87: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | III -9

normatif yang ada sehingga upaya untuk meningkatkan kemandirian fiskal daerah

tidak menimbulkan implikasi yang negatif pada kelangsungan dunia usaha dan

kelestarian lingkungan hidup, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

b. Prospek

Selain tantangan tersebut, prospek perkonomian daerah tahun 2015 dan 2016 adalah

1) Laju pertumbuhan ekonomi selalu positif

Pertumbuhan ekonomi yang selalu positif dengan rata-rata sebesar 5,49%

pertahun selama 10 tahun terakhir memberikan gambaran tentang kegairahan

ekonomi daerah. Apabila moment pertumbuhan positif tersebut dipertahankan

maka akan memberikan dampak positif terhadap kinerja perekonomian daerah.

Dengan demikian pertumbuhan ekonomi yang semakin berkualitas yakni

pertumbuhan yang mampu meningkatkan kesempatan kerja, menurunkan angka

pengangguran, meningkatkan pendapatan perkapita, serta pertumbuhan yang

mampu mengurangi kesenjangan ekonomi antarwilayah dan antarpenduduk,

secara bertahap akan dapat tercapai.

2) Pendapatan perkapita masyarakat berada dia atas rata-rata NTT

Sejak tahun 2007, pendapatan perkapita masyarakat Flores Timur berada di atas

rata-rata NTT dan cenderung meningkat dengan rata-rata pertumbuhan 2,06% per

tahun. Moment pertumbuhan positif ini diperkirakan akan terus berlanjut dan

tetap dengan pertumbuhan positif. Kondisi ini bila didukung dengan kebijakan-

kebijakan yang berorientasi pada penguatan ekonomi mikro dan pemberdayaan

ekonomi masyarakat maka secara bertahap akan mempercepat peningkatan

pendapatan perkapita masyarakat ke level yang lebih tinggi.

3) PDRB cenderung meningkat

Peningkatan PDRB dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir menggambarkan

semakin membaiknya kinerja ekonomi makro daerah. Walaupun kesenjangan

PDRB antar kecamatan masih cukup tinggi namun kota Latantuka dan

Waiwerang sebagai pusat kegiatan ekonomi berskala lokal dengan nilai PDRB

yang cukup tinggi diharapkan mampu menggerakkan perekonomian pada

wilayah-wilyah disekitarnya. Dengan demikian peningkatan PDRB yang diikuti

dengan pengendalian inflasi yang baik akan mampu meningkatkan kesejahteraan

masyarakat.

4) Adanya kebijakan nasional tahun 2016 untuk memenuhi Nawa Cita, khusunya

cita ke 6 yakni meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar

internasional dan cita ke 7 yakni mewujudkan kemandirian ekonomi dengan

menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.

Sasaran nawa cita tersebut khususnya bidang ekonomi makro tahun 2016 yakni

pertumbuhan ekonomi 5,8-6,2%; PDRB per Kapita (tahun dasar 2010) sebesar

Rp. 50.020.000-50.154.000; tingkat kemiskinan 9-10% dan tingkat pengangguran

terbuka 5,2-5,5% akan berdampak pada kinerja ekonomi daerah. Hal ini didukung

oleh strategi-strategi yang akan dilakukan untuk menciptakan kemandirian

ekonomi. Strategi nasional tersebut sangat relevan dengan kondisi lokal daerah

yakni antara lain penguatan nilai-nilai persaingan usaha yang sehat di kalangan

pelaku ekonomi, pemerintah dan masyarakat; pemberdayaan pelaku usaha kecil-

menengah, ekonomi dan industri kreatif, ekonomi rakyat dan ekonomi subsisten,

dengan meningkatkan pemerataan peluang dalam pengembangan ekonomi dan

distribusi aset-aset produktif yang adil; peningkatan pemanfaatan potensi laut dan

pariwisata bahari; dan peningkatan dan pengembangan iklim yang kondusif bagi

inovasi melalui peningkatan sistem logistik nasional dalam rangka distribusi

bahan produksi dan konsumsi.

Kebijakan nasional tersebut merupakan prospek bagi perkeonomian daerah bila

disikapi dengan kebijakan-kebijakan daerah yang relevan. Karena ada korelasi

yang kuat antara substansi permasalahan perekonomian daerah dengan kebijakan

nasional tersebut.

Hal 87 dari 127

Hal 87 dari 127

Page 88: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | III -10

Selain itu pada level lokal, semakin membaiknya stabilitas kemananan, semaikn

meningkatnya kulaitas pelayanan publik, semakin membaiknya infrastuktur

pendukung kegiatan perekonomian dan semakin meningkatnya aksesibilitas

masyarakat terhadap informasi dan peluang-peluang pasar merupakan prospek

bagi perkembangan perekonomian daerah. 3.1.3 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah

Berdasarkan tantangan dan prospek tersebut di atas maka kebijakan ekonomi daerah

diarahkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan melalui: 1. Percepatan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas;

2. Meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat;

3. Meningkatkan Kemandirian Fiskal Daerah.

Untuk mancapai hal tersebut dibutuhkan upaya-upaya percepatan pembangunan di bidang

perekonomian melalui “Gerakan Membangun Ekonomi Masyarakat Flores Timur” atau di

singkat menjadi “Gerbang EMas” Flores Timur sebagaimana arahan RPJMD Tahun 2012-

2016. Gerbang Emas Flores Timur memiliki dua tujuan utama yaitu meningkatkan

pendapatan per kapita masyarakat dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah, dengan

program-program strategis sebagai berikut:

1. Revitasilisasi pertanian (dalam arti luas) dengan fokus kegiatan pada perluasan areal

sawah. Pengembangan lahan kering melalui agro industri dan agro bisnis. Pengembangan

perikanan tangkap dan budi daya dari hulu sampai hilir, pengembangan ternak kecil dan

unggas.

2. Pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui koperasi dan lembaga keuangan mikro.

kelompok masyarakat desa didampingi dan difasilitasi melalui koperasi dan lembaga

keuangan mikro untuk mengembangkan usaha ekonomi produktif sesuai potensi lokal.

3. Pengembangan pariwisata Flores Timur dengan entri point kegiatan pada perayaan pekan

Semana Santa (Larantuka, Wureh dan Konga). Pengembangan obyek wisata Waiplatin

sebagai pilot proyek pariwisata Flores Timur, dan obyek-obyek wisata potensial lainnya.

Pengembangan obyek-obyek wisata tersebut akan memicu tumbuh kembangnya sektor riil

antara lain transportasi, perhotelan, rumah makan dan berkembangnya home industri

(pengolahan hasil pertanian) untuk memenuhi permintaan wisatawan di lokasi-lokasi

obyek wisata.

Gerbang Emas Flores Timur tersebut merupakan program unggulan daerah yang tidak

berjalan sendiri, melainkan harus simultan bersamaan dengan pengembangan SDM Flores

Timur yang berkualitas, dan percepatan pembangunan sarana dan prasarana daerah yang

memadai. Selain itu dalam pelaksanaan pembangunan daerah, Pemerintah Daerah tetap

memainkan peran penting untuk melayani (serve), mengatur (regulate) dan memberdayakan

masyarakat (empower), sehingga birokrasi pemerintahan daerah yang akuntabel, juga

merupakan faktor yang sangat penting bagi pelaksanaan program-program GERBANG

EMAS Flores Timur menuju masyarakat Flores Timur yang maju, sejahtera, bermartabat dan

berdaya saing. Dengan demikian maka Gerbang Emas Flores Timur harus berjalan simultan

ditopang oleh tiga pilar strategis lainnya yaitu:

1. Pengembangan SDM Flores Timur yang berkualitas (cerdas dan sehat);

2. Pembangunan sarana prasarana daerah yang memadai; dan

3. Penataan dan pengembangan birokrasi pemerintahan yang akuntabel.

Asumsi yang mendasari kebijakan ekonomi tersebut adalah:

1. Laju inflasi berada pada kisaran 5,04 persen dan

2. Pertumbuhan PDRB tidak kurang dari 5,93 persen.

3.2 Arah Kebijakan Keuangan Daerah

Kebijakan anggaran didasarkan pada pendekatan kinerja dan berkomitmen untuk menerapkan

prinsip transparansi dan akuntabilitas. Anggaran kinerja adalah suatu anggaran yang

mengutamakan upaya pencapaian hasil kegiatan atau output dari rencana alokasi biaya atau

Hal 88 dari 127

Hal 88 dari 127

Page 89: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | III -11

input yang ditetapkan dengan memperhatikan kondisi semua komponen keuangan. Efisiensi,

efektifitas, transparansi dan akuntabilitas merupakan prinsip pengelolaan keuangan yang

dilakukan diantaranya dengan mengefektifkan fungsi pengawasan serta upaya-upaya

penghematan sehingga dana yang terbatas dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk

kegiatan pembangunan dan pemerintahan serta berdampak pada peningkatan kesejahteraan

masyarakat dan keberlanjutan pembangunan.

3.2.1 Arah Kebijakan Pendapatan Daerah

Gambaran perkembangan pendapatan daerah sebagai sumber pendanaan pembangunan dari

APBD II Kabupaten Flores Timur dalam 3 tahun terakhir (2013–2015) dan proyeksi tahun

2016 secara keseluruhan sebagaimana pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Realisasi dan Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Flores Timur

No Jenis Pendapatan Daerah

Realisasi Proyeksi

Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Pagu Indikatif Tahun 2016

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1.1 Pendapatan Asli Daerah 34.525.249.848 42.194.313.000 44.463.325.000 48.000.000.000

1.1.1 Pajak Daerah 4.378.787.745 7.314.549.000 8.032.801.000 9.500.000.000

1.1.2 Retribusi Daerah 18.110.652.934 15.651.127.000 18.951.4000.000 20.000.000.000

1.1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan

4.274.342.068 5.329.707.000 5.520.000.000 6.000.000.000

1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah

7.761.467.101 13.898.930.000 11.959.124.000 12.500.000.000

1.2 Dana Perimbangan 561.201.318.159 619.244.879.000 654.364.048.000 697.218.776.175

1.2.1 Bagi hasil pajak/ bukan pajak

17.774.612.159 12.744.115.000 16.151.959.000 16.500.000.000

1.2.2 Dana Alokasi Umum 477.818.636.000 531.905.134.000 560.668.629.000 602.718.776.175

1.2.3 Dana Alokasi Khusus 65.608.070.000 74.595.630.000 77.543.460.000 78.000.000.000

1.3 Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah

59.944.739.681 96.460.167.000 158.976.869.961 131.500.000.000

1.3.1 Hibah 384.286.925 402.500.000 100.000.000 -

1.3.2 Dana Darurat - - - -

1.3.3 Bagi hasil pajak dari provinsi dan dari pemerintah daerah lainnya

5.682.328.956 12.356.969.000 14.167.790.000 15.000.000.000

1.3.4 Dana penyesuaian dan otonomi khusus

53.878.123.800 82.012.448.000 142.933.829.961 115.000.000.000

1.3.5 Bantuan keuangan dari pemerintah daerah lainnya

- 1.688.250.000 1.775.250.000 1.500.000.000

JUMLAH PENDAPATAN DAERAH 655.671.307.688 757.899.359.000 857.804.242.961 876.950.000.000

Sumber : DPPKAD,2015

Dari gambaran perkembangan pendapatan daerah tersebut maka kebijakan umum

pendapatan daerah adalah meningkatkan efektivitas dan optimalisasi sumber-sumber

pendapatan, melalui:

a. Intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber penerimaan daerah dan sumber-

sumber penerimaan lainnya yang sah;

b. Peningkatan kesadaran dan ketaatan masyarakat untuk membayar pajak dan

retribusi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

c. Pengelolaan dan pemanfaatan aset–aset daerah yang potensial;

d. Peningkatan manajemen pengelolaan keuangan daerah;

e. Pembangunan infrastruktur pendukung peningkatan pendapatan daerah; dan

f. Peningkatan Dana Perimbangan dan Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak.

Kebijakan umum tersebut akan dilaksanakan melalui berbagai kebijakan pendapatan

berdasarkan sumber pendapatan yang ada. Sumber-sumber pendanaan atau pendapatan

daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.

Hal 89 dari 127

Hal 89 dari 127

Page 90: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | III -12

Upaya-upaya efektif dalam penggalian sumber-sumber pendapatan daerah harus terus

dilakukan tanpa harus menambah beban bagi masyarakat. Upaya ini diperlukan agar

pendapatan daerah tidak lagi harus bergantung pada satu atau dua jenis pajak daerah

saja. Diversifikasi sumber pendapatan daerah menjadi mutlak dicari agar

ketergantungan dan resiko dapat dikurangi, mengingat struktur ekonomi di Kabupaten

Flores Timur lebih banyak didominasi oleh sektor primer. Oleh karena itu sudah

saatnya dirancang berbagai tindakan yang dapat menggali sumber-sumber pendapatan

daerah yang berbasis pada sektor primer dan mata rantainya.

Strategi pencapaian Target Pendapatan Daerah Tahun 2016 adalah sebagai berikut:

a) Pendapatan Asli Daerah (PAD):

- Optimalisasi Penerimaan melalui pajak dan retribusi daerah dengan

mengoptimalkan penerapan UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan

Retribusi Daerah. Dalam kaitan ini, berbagai peraturan daerah terkait pajak

dan retribusi daerah yang telah ditetapkan agar dioptimalkan penerapannya.

- Intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber penerimaan daerah dan

sumber penerimaan lain yang sah yang mencakup: pendataan obyek dan

subyek pajak secara teratur; pengembangan sistem pemungutan; peningkatan

kapasitas SDM aparatur dan pembinaan aparatur; pengembangan sistem

insentif; peningkatan kesadaran wajib pajak melalui Penegakan Perda;

Peningkatan kualitas, transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan

daerah;

- Penerimaan melalui retribusi daerah, dengan penekanan pada investasi

pemerintah berkaitan dengan penyediaan sarana dan layanan publik yang

berdampak bagi penerimaan retribusi daerah;

- Penerimaan melalui kekayaan daerah yang dipisahkan yang diikuti dengan

upaya-upaya sistematis untuk meningkatkan efisiensi dan profesionalisme

dalam pengelolaannya.

- Lain-lain penerimaan yang sah dioptimalkan dengan memperhatikan prinsip

tidak memberatkan masyarakat dan dunia usaha.

- Meningkatkan kualitas dan intensitas koordinasi dan kerjasama dengan

berbagai pihak baik Instansi Pemerintah maupun swasta yang berkaitan.

b) Dana Perimbangan:

- Mengupayakan realisasi DBH, DAU dan DAK Tahun 2015 secara

maksimal, sesuai Peraturan Menteri Keuangan RI Tahun Anggaran 2014.

- Peningkatan kualitas dan intensitas koordinasi dan kerjasama dengan

Pemerintah Pusat dan Instansi Pengelola DAK di Kabupaten.

- Peningkatan kapasitas dan kinerja SDM Aparatur

c) Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah;

- Memperhatikan ketentuan yang berlaku bagi penggunaan Alokasi dana

penyesuaian, dan mengoptimalkan realisasi penggunaannya.

- Meningkatkan kualitas dan intensitas koordinasi dan kerjasama dengan

Pemerintah Pusat dan Provinsi.

3.2.2 Arah Kebijakan Belanja Daerah

Kebijakan pengelolaan belanja Kabupaten Fores Timur diarahkan untuk mendukung

kebijakan dan prioritas strategis, terutama untuk mendukung kebutuhan dana

program strategis yang memiliki nilai tambah, sesuai capaian target visi dan misi

tahun ke lima RPJMD 2012-2016.

Rencana belanja disusun berdasarkan pendekatan prestasi kerja (berorientasi pada

hasil). Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran

serta memperjelas efektifitas dan efisiensi penggunaan alokasi anggaran. Orientasi

belanja daerah diprioritaskan untuk efektifitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi

masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Peningkatan alokasi belanja

yang direncanakan oleh setiap pengguna anggaran harus diikuti dengan peningkatan

prestasi kerja pelayanan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Hal 90 dari 127

Hal 90 dari 127

Page 91: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | III -13

Belanja Daerah diarahkan untuk peningkatan proporsi belanja yang memihak

kepentingan publik, disamping tetap menjaga eksistensi penyelenggaraan

pemerintahan. Dalam penggunaannya, belanja daerah harus tetap mengedepankan

efisiensi dan efektivitas sesuai dengan prioritas, yang diharapkan dapat memberikan

dukungan bagi program-program strategis daerah khususnya dalam rangka percepatan

pencapaian target-terget pembangunan tahun 2016 sebagai tahun terakhir periode

RPJMD tahun 2012-2016. Oleh karena itu alokasi anggaran diprioritaskan untuk

mendanai program Gerbang Emas dan Pagu Wilayah Kecamatan (PWK) agar dapat

bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat.

Tabel 3.3 Pagu Wilayah Kecamatan Tahun 2016

No Kecamatan PWK

(Juta Rp) No Kecamatan

PWK (Juta Rp)

1 Wulanggitang 1.352 11 Solor Selatan 1.309 2 Titehena 1.313 12 Adonara Barat 1.322 3 Tanjung Bunga 1.347 13 Wotan Ulumado 1.245 4 Ile Mandiri 1.207 14 Adonara Timur 1.344 5 Larantuka 1.307 15 Ile Boleng 1.511 6 Demon Pagong 1.586 16 Witihama 1.362 7 Ile Bura 1.261 17 Klubagolit 1.337 8 Lewolema 1.157 18 Adonara Tengah 1.288 9 Solor Barat 1.279 19 Adonara 1.283

10 Solor Timur 1.190 Jumlah 25.000

Kebijakan Belanja Tidak Langsung

Belanja tidak langsung merupakan belanja yang tidak terkait langsung dengan

pelaksanaan program dan kegiatan. Belanja tidak langsung dianggarkan untuk

membiayai gaji dan tunjangan pegawai, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, bagi

hasil, bantuan keuangan, dan belanja tak terduga.

Realisasi belanja tidak langsung dalam tiga tahun terakhir serta proyeksi untuk tahun

2016 sebagaimana terlihat pada Tabel 3.4 berikut.

Tabel 3.4 Realisasi dan Proyeksi Belanja Tidak Langsung Kabupaten Flores Timur Tahun 2013-2016

(1) Belanja Pegawai

a. Penganggaran gaji dan tunjangan jabatan dan tunjangan lainnya dibayarkan

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang–undangan.

b. Perencanaan belanja pegawai diperhitungkan dengan rencana kenaikan gaji

pada tahun 2016 yang disesuaikan dengan kebutuhan.

c. Pemberian tambahan penghasilan kepada pegawai berdasarkan pertimbangan

yang obyektif dengan memperhatikan kemampuan keuangan daerah.

No Jenis Belanja Tidak Langsung Realisasi Proyeksi

Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Belanja pegawai 378.862.331.000 424.819.036.000 454.758.896.000 510.000.000.000

3 Belanja hibah 1.835.000.000 1.835.000.000 2.695.000.000 3.000.000.000

4 Belanja bantuan sosial 3.105.000.000 2500.000.000 6.650.000.000 7.000.000.000

6 Belanja Bantuan Keuangan kepada Pemerintahan Desa dan Partai Politik

37.546.095.000 55.000.000.000 64.484.043.000 65.000.000.000

7 Belanja tidak terduga 33.000.000.000 5.000.000.000 3.000.000.000 3.000.000.000

Jumlah Belanja Tidak Langsung 424.348.426.000 489.154.036.000 532.483.883.000 589.000.000.000

Sumber : DPPKAD, 2015

Sumber : Peraturan Bupati No.10 Tahun 2015

Hal 91 dari 127

Hal 91 dari 127

Page 92: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | III -14

(2) Belanja Subsidi

Penganggaran subsidi digunakan untuk bantuan biaya produksi kepada

perusahaan/lembaga tertentu agar harga jual produksi/jasa yang dihasilkan dapat

terjangkau oleh masyarakat.

(3) Belanja Hibah

Penganggaran pemberian hibah dalam bentuk uang, barang/atau jasa kepada

perusahaan daerah dan organisasi kemasyarakatan, secara spesifik dan selektif

dengan mempertimbangkan kemampuan daerah.

(4) Belanja Bantuan Sosial

Penganggaran pemberian bantuan sosial diperuntukkan kepada kelompok/anggota

masyarakat, dan partai politik secara selektif, tidak terus menerus/tidak mengikat

serta memiliki kejelasan penggunaannya.

(5) Belanja Bantuan Keuangan kepada Pemerintahan Desa

Penganggaran bantuan keuangan yang bersifat umum atau khusus dari pemerintah

Kabupaten kepada pemerintah desa dalam rangka pemerataan dan peningkatan

kemampuan keuangan melalui Alokasi Dana Desa (ADD).

(6) Belanja Tidak Terduga

Penganggaran dipergunakan untuk kejadian yang tak terduga.

Kebijakan Belanja Langsung

Penganggaran belanja langsung dalam rangka melaksanakan program dan kegiatan

pemerintah daerah. Belanja langsung dianggarkan untuk belanja pegawai dalam

bentuk honorarium/upah kerja, belanja barang dan jasa dan belanja modal. Belanja

program adalah alokasi belanja APBD Kabupaten Flores Timur yang dilaksanakan

oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah pada Lingkup Pemerintah Kabupaten Flores

Timur.

Tabel 3.5 Realisasi dan Proyeksi Belanja Langsung Kabupaten Flores Timur Tahun 2013-2016

Arah kebijakan pada masing-masing belanja langsung sebagai berikut:

1. Belanja Program SKPD

Belanja program SKPD diarahkan untuk membantu dan menunjang pelaksanaan

tugas dan fungsi SKPD.

2. Belanja Urusan

Belanja urusan diarahkan untuk menunjang pelaksanaan program prioritas

pembangunan daerah. Belanja urusan dialokasikan untuk mencapai sasaran

pembangunan untuk masing-masing prioritas dalam rangka pencapaian visi-misi

daerah dalam jangka panjang maupun visi-misi pembangunan jangka menengah

daerah khususnya sisa target kinerja pada periode terahir RPJMD Tahun 2012-

2016. Program-program prioritas daerah yang mempunyai daya ungkit yang tinggi

terhadap kesejahteraan masyarakat harus mendapat porsi yang proporsional.

3.2.3 Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah

Perkembangan pembiayaan daerah tahun 2013-2015 dan pagu indikatif tahun 2016

sebagaimana Tabel 3.5.

No Jenis Belanja Langsung Realisasi Proyeksi

Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Belanja pegawai 18.667.347.000 22.831.834.000 33.202.109.000 24.594.189.856

2 Belanja Barang dan Jasa 137.833.841.000 173.628.813.200 176.085.603.000 118.632.924.151

3 Belanja Modal 117.029.404.000 120.775.588.000 153.864.382.000 114.772.885.994

Jumlah Belanja Langsung 273.530.592.000 317.236.235.200 363.152.094.000 258.000.000.000

Sumber : DPPKAD, 2015

Hal 92 dari 127

Hal 92 dari 127

Page 93: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | III -15

Tabel 3.5 Realisasi dan Proyeksi Pembiayaan Daerah Kabupaten Flores Timur Tahun 2013 - 2015

No Jenis Pembiayaan Daerah Realisasi Proyeksi

Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Pagu Indikatif Tahun 2016

(1) (2) (4) (5) (6) (7)

3.1 PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH

49.646.047.520 50.122.049.000 82.957.479.000 300.000.000

3.1.1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya

47.756.047.520 49.222.049.000 82.557.749.000 -

3.1.5 Penerimaan kembali pemberian pinjaman

1.890.000.000 900.000.000 400.000.000 300.000.000

3.2 PENGELUARAN PEMBIAYAAN 7.126.420.000 4.990.000.000 4.450.000.000 4.750.000.000

3.2.2 Penyertaan modal (Investasi) pemerintah daerah

6.632.004.000 4.250.000.000 4.250.000.000 4.250.000.000

3.2.3 Pembayaran Pokok Utang 94.416.070 240.000.000 - -

3.2.4 Pemberian pinjaman daerah 400.000.000 500.000.000 200.000.000 500.000.000

Sumber : DPPKAD, 2015

Kebijakan Umum Pembiayaan Daerah pada dasarnya merupakan bagian dari

Kebijakan Umum APBD. Karena itu, kebijakan yang disepakati dalam pos

pembiayaan berfungsi sebagai penunjang terhadap pencapaian sasaran dan tujuan

yang diinginkan serta disepakati dalam Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah. Sehubungan dengan hal tersebut, kebijakan umum pembiayaan

Pemerintah Kabupaten Flores Timur adalah Peningkatan manajemen pembiayaan

daerah dalam rangka akurasi, efisiensi, efektifitas dan profitabilitas, dengan kebijakan

pada masing-masing jenis pembiayaan sebagai berikut :

a. Penerimaan Pembiayaan

Kebijakan penerimaan pembiayaan sebagai berikut :

1) Penganggaran Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya (SiLPA)

didasarkan pada penghitungan yang cermat dan rasional dengan

mempertimbangkan perkiraan realisasi anggaran Tahun Anggaran 2015 dalam

rangka menghindari kemungkinan adanya pengeluaran pada Tahun Anggaran

2016 yang tidak dapat didanai akibat tidak tercapainya SiLPA yang

direncanakan.

2) Dalam menetapkan anggaran penerimaan pembiayaan yang bersumber dari

pencairan dana cadangan, waktu pencairan dan besarannya sesuai peraturan

daerah tentang pembentukan dana cadangan.

3) Penerimaan kembali dana bergulir dianggarkan dalam APBD pada akun

pembiayaan, kelompok penerimaan pembiayaan daerah, jenis penerimaan

kembali investasi pemerintah daerah, obyek dana bergulir dan rincian obyek

dana bergulir dari kelompok masyarakat penerima.

b. Pengeluaran Pembiayaan

Kebijakan pengeluaran pembiayaan Kabupaten Flores Timur diarahkan untuk:

1) menutup defisit dan mengalokasikan pada pos-pos pembiayaan. Dalam hal

APBD mengalami defisit maka kebijakan pembiayaan mengupayakan sumber

pemasukan untuk menutup defisit tersebut di atas (penerimaan pembiayaan).

Sebaliknya apabila APBD mengalami selisih lebih, maka surplus tersebut akan

dialokasikan dalam pembiayaan pengeluaran pada pos-pos pembiayaan yang

diperkenankan oleh peraturan;

2) dalam rangka pemberdayaan masyarakat, pemerintah daerah dapat

menganggarkan investasi jangka panjang non permanen dalam bentuk dana

bergulir sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah;

3) penyertaan modal pemerintah daerah pada badan usaha milik negara/daerah

dan/atau badan usaha lainnya harus sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Hal 93 dari 127

Hal 93 dari 127

Page 94: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | IV - 1

BAB IV

PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN KABUPATEN FLORES TIMUR

TAHUN 2016

4.1. Tujuan dan Sasaran Pembangunan

Tujuan dan Sasaran pembangunan tahun 2016 ditujukan untuk pencapaian visi

pembangunan sebagaimana tertuang dalam RPJMD Tahun 2012-2016 yakni

“Terwujudnya Manusia dan Masyarakat Flores Timur Yang Maju, Sejahtera,

Bermartabat dan Berdaya Saing ”

Makna dari visi tersebut adalah (i) Maju dan Sejahtera, mengandung makna bahwa

dalam lima tahun kedepan masyarakat Flores Timur akan mengalami peningkatan

kualitas hidup yang ditunjukan dengan membaiknya berbagai indikator pembangunan

seperti meningkatnya pendapatan per kapita, menurunnya angka kemiskinan dan tingkat

pengangguran, sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, meningkatnya

jaminan sosial, meningkatnya tingkat pendidikan dan pemanfaat teknologi,

meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi masyarakat, meningkatnya kesetaraan

gender dan perlindungan anak, menurunnya kesenjangan kesejahteraan antarindividu

dan antarkelompok masyarakat, berkembangnya pusat–pusat pertumbuhan ekonomi

potesial di daerah, serta semakin berkembangnya nilai–nilai humanis yang positif dan

produktif. (ii) Bermartabat, adalah kondisi manusia dan masyarakat Flores Timur yang

dalam upaya mewujudkan kemajuan dan kesejahteraannya sepanjang lima tahun

kedepan, senantiasa mengedepankan nilai-nilai luhur budaya Lamaholot yang menjadi

prinsip dasar kehidupan dan prasyarat untuk mewujudkan kemajuan dan kesejahteraan,

yakni kejujuran dan integritas, pemerataan dan keadilan, solidaritas, cinta kasih,

demokrasi, kepastian hukum dan keadilan gender; dan Berdaya Saing adalah kondisi

manusia dan masyarakat Flores Timur yang selama lima tahun kedepan dapat

mengupayakan percepatan tingkat kemajuan dan kesejahteraannya yang melampaui

kecepatan tumbuh rata-rata daerah-daerah lain di Provinsi Nusa Tenggara Timur melalui

pengukuran indikator-indikator pembangunan daerah.

Agar visi tersebut dapat diwujudkan dan dapat mendorong efektivitas dan efisiensi

pemanfaatan sumber daya yang dimiliki, ditetapkan misi dengan tujuan dan sasaran yang

ingin dicapai sebagaimana pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Tujuan dan sasaran pembangunan Kabupaten Flores Timur pada masing-masing Misi

Misi Tujuan Sasaran

I. Mengembangkan

dan mewujudkan

penyelenggaraan

pemerintahan yang

berdasarkan pada

prinsip Good

Governanance dan

Clean Government

1.Mengembangkan

birokrasi yang

semakin profesional

dan akuntabel;

1.1. Meningkatnya Kualitas Pelayanan

Publik

1.2. Terwujudnya kelembagaan dan

ketatalaksanaan pemerintah daerah

yang efisien dan efektif

1.3. Pengelolaan keuangan daerah yang

akuntabel sehingga memperoleh

status laporan pertanggungjawaban

APBD wajar tanpa pengecualian

1.4. Meningkatnya pembangunan dan

pembinaan hukum di daerah;

1.5. Terwujudnya integrasi dan

sinergisitas perencanaan,

pelaksanaan, pengendalian dan

pelaporan pembangunan di daerah

2. Meningkatkan

penataan database

dan pengendalian

2.1 Meningkatnya kualitas penataan

database penduduk dan

penyelenggaraan sistem administrasi

Hal 94 dari 127

Hal 94 dari 127

Page 95: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | IV - 2

Misi Tujuan Sasaran

sebaran penduduk kependudukan

2.2 Meningkatnya pengendalian sebaran

penduduk dan pemberdayaan

transmigran lokal

3. Terpeliharanya

kehidupan masyarakat

yang demokratis,

rukun, dan tertib

dalam kehidupan

berbangsa

3.1. Meningkatnya peran pemerintah

dan masyarakat dalam

pemeliharaan ketertiban umum dan

ketentraman masyarakat;

3.2. Meningkatnya peran dan fungsi

partai politik;

3.3. Menguatnya peran masyarakat

madani dalam kehidupan politik;

2: Mengembangkan

dan meningkatkan

kualitas Sumber

Daya Manusia

(SDM) masyarakat

Flores Timur

1. Meningkatkan

akses kualitas

pelayanan

pendidikan

1.1. Menurunya proporsi penduduk Flores

Timur yang buta aksara;

1.2. Menurunnya proporsi anak usia

sekolah yang tidak bersekolah

1.3. Meningkatnya rasio tenaga pendidikan

dan fasilitas pendidikan terhadap

peserta pendidikan

1.4. Meningkatkan rasio guru yang

bersertifikasi

1.5. Meningkatnya apresiasi terhadap

budaya Lamaholot

2. Meningkatkan

derajat kesehatan

masyarakat Flores

Timur

2.1. Meningkatnya proporsi penduduk

yang memperoleh pelayanan

kesehatan;

2.2. Menurunnya proporsi ibu hamil dan

anak yang meninggal saat

melahirkan

2.3. Menurunnya proporsi balita berstatus

gizi buruk dan gizi kurang

3. Meningkatkan

kualitas tenaga

kerja, perlindungan

sosial dan

penanggulangan

bencana

3.1. Meningkatnya proporsi masalah

tenaga kerja yang dapat diselesaikan

3.2. Meningkatnya proporsi tenaga kerja

yang terlatih dan bersertifikasi

3.3. Meningkatnya proporsi penyandang

masalah sosial yang memperoleh

pelayanan;

3.4. Tertanganinya korban bencana alam

3: Meningkatkan

pengembangan

infrastruktur strategis

penunjang aktivitas

ekonomi dan

kesejahteraan

masyarakat serta

pelaksanaan

pembangunan yang

berbasis tata ruang

dan mitigasi bencana

alam.

1. Menyediakan

infrastruktur wilayah

yang mampu

mendukung aktivitas

ekonomi, sosial dan

budaya

1.1. Meningkatnya panjang jalan yang

berkondisi baik di Kabupaten Flores

Timur;

1.2. Tersedianya sarana prasarana

perhubungan yang handal dan

terintegrasi;

2. Meningkatkan

infrastruktur sumber

daya air dan irigasi

yang handal untuk

mendukung upaya

konservasi dan

pendayagunaan

sumberdaya air,

serta pengendalian

daya rusak air.

2.1. Meningkatnya infrastruktur

sumberdaya air dan irigasi yang

handal.

2.2. Terlaksananya konservasi dan

pendayagunaan sumber daya air serta

pengendalian daya rusak air;

3. Menyediakan

energi/listrik daerah

Meningkatnya proporsi rumah tangga

yang dilayani listrik;

Hal 95 dari 127

Hal 95 dari 127

Page 96: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | IV - 3

Misi Tujuan Sasaran

yang mampu

menunjang produksi

daerah

4. Menjadikan rencana

tata ruang wilayah

Kabupaten Flores

Timur sebagai basis

pelaksanaan

pembangunan

daerah

Terwujudnya pembangunan berbasis Tata

Ruang dan Pelestarian Lingkungan Hidup

dalam rangka meningkatkan upaya

pencegahan dan penanggulangan bencana;

4:

Mengembangkan

dan meningkatkan

kesejahteraan

manusia dan

masyarakat Flores

Timur melalui

Gerakan

Pemberdayaan

Ekonomi Rakyat

1. Meningkatkan peran

kelembagaan dan

permodalan KUMKM

dalam pengembangan

ekonomi lokal yang

berdaya saing

Meningkatnya jumlah dan proporsi

UMKM yang memperoleh kredit;

2. Meningkatnya

aktivitas ekonomi

masyarakat berbasis

potensi lokal

2.1. Meningkatnya produksi dan

produktivitas pertanian dan

komoditas unggulan daerah;

2.2. Meningkatnya investasi yang

mendorong penciptaan lapangan

kerja;

2.3. Meningkatnya pengembangan

industri pariwisata daerah untuk

mendorong tumbuh-kembangnya

sektor riil masyarakat;

2.4. Meningkatnya volume perdagangan

komoditas unggulan daerah melalui

ekspor baik dalam maupun luar

negeri;

2.5. Meningkatnya produksi dan

produktivitas sektor industri kecil dan

menengah di Kabupaten Flores

Timur.

3. Meningkatnya

ketahanan pangan

masyarakat

Meningkatnya rasio kecukupan pangan

masyarakat

4. Meningkatkan

keberdayaan

masyarakat pedesaan

Meningkatnya kinerja pemerintahan desa

dan berkembangnya Usaha Ekonomi

Produktif Masyarakat

: Meningkatkan

peran pemuda dalam

pembangunan serta

meningkatkan

perlindungan

terhadap perempuan

dan anak

Meningkatkan peran

perempuan, anak dan

pemuda dalam sektor

publik, serta

perlindungan terhadap

perempuan, anak dan

pemuda.

1. Meningkatnya pemberdayaan

perempuan dan anak untuk

menjelmakan keadilan dan kesetaraan

gender serta perlindungan terhadap

anak;

2. Meningkatnya peran pemuda dan

prestasi olah raga dalam pembangunan

kualitas hidup dan kehidupan

masyarakat.

4.2 Prioritas Pembangunan Daerah

Hasil evaluasi terhadap hasil pelaksanaan pembanggunan daerah

menunjukkan bahwa kinerja pembangunan daerah masih membutuhkan perhatian

Hal 96 dari 127

Hal 96 dari 127

Page 97: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | IV - 4

RK

PD

201

6

RP

JMD

201

2-

20

16

yang lebih serius untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan yang telah

ditetapkan. Oleh karena itu pelaksanaan pembangunan tahun 2016 difokuskan

pada beberapa aspek yang ditetapkan dalam prioritas pembangunan. Prioritas

pembangunan tahun 2016 diarahkan pada penuntasan prioritas pembangunan

sektoral dan prioritas pembangunan kewilayahan. Prioritas pembangunan sektoral

membutuhkan sinergitas lintas bidang dan tingkatan pemerintahan baik pusat,

provinsi, kecamatan maupun desa/kelurahan dan antar pelaku pembangunan baik

pemerintah, dunia usaha maupun masyarakat, serta perwilayahan pembangunan.

Sinergi ini antara lain dengan melibatkan berbagai unsur dan pemangku

kepentingan (stakeholders) dalam pembangunan yang telah dimulai sejak tahap

perencanaan hingga pelaksanaan, monitoring dan evaluasi sebagaimana amanat

Peraturan Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 1 tahun 2013 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Flores Timur.

Berdasarkan hasil evaluasi tersebut maka prioritas pembangunan daerah tahun

2016 sebagai berikut:

1. Revitalisasi tata kelola pemerintahan daerah;

2. Pengembangan dan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia;

3. Percepatan pembangunan sarana dan prasarana serta tata ruang dan

lingkungan hidup.

4. Pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Prioritas tersebut diarahkan untuk percepatan perlaksanaan agenda pembangunan

dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan, mengingat tahun 2016

sebagai tahun terakhir periode RPJMD tahun 2012-2016. Hubungan Kebijakan

Pembangunan RPJMD dan RKPD Tahun 2016 seperti pada Gambar 4.1 berikut:

Gambar 4.1 Hubungan Kebijakan Pembangunan RPJMD Tahun 2012-2016 dan RKPD Tahun 2016

Sebagaimana uraian sebelumnya bahwa tahun 2016 merupakan tahun terakhir

dalam periode RPJMD. Oleh karena itu sasaran dan arah kebijakan dari keempat

prioritas tersebut merupakan upaya percepatan pencapaian target pembangunan.

Agenda 1 Revitalisasi Tata

Kelola Otonomi

Daerah

Agenda 2 Optimalisasi

Pengembangan

Pendidikan

Agenda 3 Peningkatan

Derajat

Kesehatan

Masyarakat

Agenda 4 Percepatan Pemb.

Sar-Pra.sWilayah

dan Infrastruktur

strategis

Agenda 5 Pemb. Berbasis

Tata Ruang dan

Kelestarian

Lingk. Hidup

Agenda 6 Percepatan

Pemb. Perekon.

Daerah berbasis

potensi lokal

Agenda 7 Pemberdayaan

Perempuan,

Pemuda dan

Anak

Visi : Terwujudnya Manusia dan Masyarakat Flores Timur Yang

Maju, Sejahtera, Bermartabat dan Berdaya Saing

Misi 1 : Mengembangkan dan

mewujudkan penyelengg.

pemerintahan yang

berdasarkan pd prinsip

Good Governance dan

Clean Government

Misi 2 : Mengembangkan dan

meningkatkan

kualitas SDM

masyarakat Flores

Timur

Misi 3 : Meningkatkan

pengembangan

infrastruktur strategis serta

pelaks. Pemb. yang

berbasis tata ruang dan

mitigasi bencana alam

Misi 4 : Mengembangkan dan

meningk. Kesej. manusia

dan masy. melalui

gerakan pemberd.

ekonomi rakyat dan

mitigasi bencana alam

Misi 5 : Meningkatkan peran

pemuda dalam

pembangunan serta

meningkatkan

perlindungan terhadap

perempuan dan anak

Prioritas 1 Revitalisasi

Tata Kelola

Pemerintahan

Daerah

Prioritas 2 Pengembangan

dan

peningkatan

kualitas SDM

Prioritas 3 Percep.Pemb.

sarana dan

prasarana serta tata

ruang dan LH

Prioritas 4 Pemberdayaan

ekonomi

masyarakat

Hal 97 dari 127

Hal 97 dari 127

Page 98: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | IV - 5

Sasaran dan arah kebijakan dari masing-masing prioritas sebagaimana pada Tabel

4.2.

Tabel 4.2 Sasaran dan Arah Kebijakan dari Masing-Masing Prioritas

PRIORITAS SASARAN ARAH KEBIJAKAN

1. Revitalisasi tata

kelola

pemerintahan

daerah;

(1) Meningkatnya implementasi

tata kelola pemerintahan pada

seluruh instansi pemerintah

melalui terobosan kinerja secara

terpadu, penuh integritas,

akuntabel, taat dan menjunjung

tinggi hukum yang berlaku;

(2) Meningkatnya kualitas

pelayanan publik yang

didukung manajemen

pelayanan yang profesional,

SDM berintegritas, dan

penerapan standar pelayanan

minimal;

(3) Meningkatnya efektivitas

pelaksanaan otonomi daerah

yang antara lain didukung

manajemen pemerintahan dan

pembangunan daerah yang baik

dan meningkatnya kapasitas

keuangan pemerintah daerah

dalam mendukung penerapan

Standar Pelayanan Minimal

(SPM).

1. Penataan kelembagaan

birokrasi pemerintah melalui

konsolidasi struktural

berdasarkan tugas pokok dan

fungsi instansi pemerintah

khusunya di kecamatan

sebagai implementasi UU

No 6 Tahun 2014 tentang

Desa, peningkatan kualitas

reformasi birokrasi,

perbaikan tata laksana,

pengembangan manajemen

SDM aparatur berbasis

merit, dan pencapaian

kinerja secara optimal;

2. Percepatan harmonisasi dan

sinkronisasi peraturan

perundang-undangan di

tingkat pusat dan daerah

hingga tercapai keselarasan

arah dalam implementasi

pembangunan;

3. Peningkatan integrasi dan

integritas penerapan dan

penegakan hukum melalui

peningkatan kinerja

pengawsan, penegakan

hukum dan pemberantasan

korupsi sehingga

kepercayaan masyarakat

makin meningkat.

4. Penetapan dan penerapan

sistem indikator kinerja

utama pelayanan publik yang

selaras antara pemerintah

pusat dan pemerintah daerah;

5. Penataan otonomi daerah

melalui percepatan

penerapan SPM di daerah

untuk mendukung

pengelolaan desentralisasi

yang lebih baik, dan

peningkatan kapasitas

keuangan pemerintah daerah

dalam mendukung

penerapan SPM;

2. Pengembangan dan

peningkatan

kualitas SDM;

Bidang Pendidikan:

1. Meningkatnya pemenuhan

layanan pendidikan dasar dan

yang berkualitas;

2. Meningkatnya akses

pendidikan menengah yang

berkualitas dan selaras dengan

kebutuhan pembangunan;

3. Meningkatnya profesionalisme

1. Peningkatan kualitas wajib

belajar pendidikan dasar

sembilan tahun yang merata;

2. Peningkatan akses dan

kualitas pendidikan anak

usia dini (PAUD),

pendidikan nonformal dan

pendidikan informal;

Hal 98 dari 127

Hal 98 dari 127

Page 99: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | IV - 6

PRIORITAS SASARAN ARAH KEBIJAKAN

dan pemerataan distribusi

pendidik dan tenaga

kependidikan;

4. Meningkatnya pemenuhan

layanan Pendidikan Non

Formal;

3. Peningkatan kualitas

pendidikan agama dan

keagamaan;

4. Peningkatan efisiensi dan

efektivitas manajemen

pelayanan pendidikan;

5. Penguatan tata kelola

pendidikan; dan

6. Peningkatan pendidikan

karakter.

7. Peningkatan akses, kualitas

dan relevansi pendidikan

menengah;

8. Peningkatan profesionalisme

dan pemerataan distribusi

guru dan tenaga

kependidikan;

Bidang Kesehatan :

1. Meningkatnya akses

pelayanan kesehatan dan gizi

yang berkualitas bagi ibu dan

anak serta lansia;

2. Meningkatnya pengendalian

penyakit menular dan tidak

menular serta penyehatan

lingkungan;

3. Meningkatnya profesionalisme

dan pendayagunaan tenaga

kesehatan yang merata;

4. Meningkatnya jaminan

pembiayaan kesehatan;

5. Meningkatnya akses

pelayanan KB berkualitas

yang merata;

6. Meningkatnya akses

pelayanan kesehatan dan gizi

yang berkualitas bagi

masyarakat;

7. Meningkatnya pengetahuan

para ibu hamil dan ibu balita

akan pentingnya pola hidup

sehat;

8. Meningkatnya pengetahuan

remaja putera dan puteri

tentang pentingnya kesehatan

reproduksi dan pola hidup

sehat;

9. Meningkatnya kualitas

lingkungan hidup sehat.

1. Peningkatan akses pelayanan

kesehatan dan gizi yang

berkualitas bagi ibu dan anak

serta lansia;

2. Peningkatan pengendalian

penyakit menular dan tidak

menular serta penyehatan

lingkungan;

3. Peningkatan profesionalisme

dan pendayagunaan tenaga

kesehatan yang merata;

4. Peningkatan jaminan

pembiayaan kesehatan;

5. Peningkatan akses

pelayanan Keluarga

Berencana berkualitas yang

merata;

6. Peningkatan pelayanan

pengetahuan kesehatan bagi

ibu hamil dan ibu balita

tentang pentingnya pola

hidup sehat;

7. Peningkatan pengetahuan

bagi para remaja putera dan

puteri akan pentingnya

kesehatan reproduksi dan

pola hidup sehat;

8. Peningkatan peran dan

partisipasi masyarakat dalam

pembangunan kesehatan.

Bidang Kesetaraan Gender, Pemberdayaan Perempuan, dan

Perlindungan Sosial:

1. Terlaksananya fasilitasi

kebijakan pelaksanaan PUG

dan perlindungan bagi

perempuan terhadap berbagai

tindak kekerasan;

2. Terlaksananya fasilitasi

kebijakan penghapusan

kekerasan pada anak;

3. Terlaksananya perlindungan

1. Penerapan strategi PUG,

termasuk mengintegrasikan

perspektif gender ke dalam

siklus perencanaan dan

penganggaran,

2. penerapan sistem manajemen

data dan informasi gender,

dalam rangka mendukung

peningkatan kualitas hidup

Hal 99 dari 127

Hal 99 dari 127

Page 100: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | IV - 7

PRIORITAS SASARAN ARAH KEBIJAKAN

terhadap buruh migran

Perempuan / TKW;

4. Meningkatnya peran

perempuan dalam berbagai

aspek kehidupan;

5. Meningkatnya perlindungan

sosial bagi penyandang masalah

sosial.

dan peran perempuan dalam

pembangunan;

3. peningkatan perlindungan

perempuan dan anak terhadap

berbagai tindak kekerasan;

4. Peningkatan perlindungan

sosial bagi penyandang

masalah sosial

Bidang Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi

1. meningkatnya kualitas

pelindungan, pemeliharaan,

pengembangan dan

pemanfaatan cagar

budaya/situs dan kawasan

kepurbakalaan secara terpadu;

2. meningkatnya kualitas layanan

jasa perpustakaan dan

informasi yang didukung oleh

sarana dan prasarana yang

memadai;

3. meningkatnya upaya

pengembangan perpustakaan

dan budaya gemar membaca

serta menulis;

4. meningkatnya apresiasi,

kreativitas dan produktivitas,

para pelaku seni;

5. penelitian dan pengembangan

bidang kebudayaan dan bidang

arkeologi dalam mendukung

kebijakan pembangunan

kebudayaan;

5. meningkatnya peran serta

masyarakat dalam

pengembangan seni budaya

lokal

6. meningkatnya fasilitasi even

seni dan budaya;

7. meningkatnya kapasistas

pemuda kader di bidang ilmu

pengetahuan dan teknologi,

serta iman dan taqwa;

8. meningkatnya kreativitas

pemuda kader di bidang seni,

budaya, dan industri kreatif.

1. penguatan jati diri dan

karakter bangsa yang berbasis

pada keragaman budaya;

2. peningkatan apresiasi

terhadap keragaman serta

kreativitas seni dan budaya;

3. peningkatan kualitas

perlindungan, penyelamatan,

pengembangan dan

pemanfaatan warisan budaya;

4. pengembangan sumber daya

kebudayaan;

5. penguatan upaya inovasi

dibidang-bidang teknologi

yang strategis;

3. Percepatan

pembangunan

sarana dan

prasarana serta tata

ruang dan

lingkungan hidup;

Bidang Infrastruktur, Pertambangan Dan Energi:

1. terbangunnya aksesibilitas dan

konektivitas daerah dengan

menghubungkan pusat-pusat

pertumbuhan dan

menghubungkan daerah

tertinggal/terpencil dengan

pusat pertumbuhan;

2. terbangunnya infrastruktur

pendukung ketahanan pangan

dan ketersediaan air besih;

3. teredianya infrastruktur dasar

(perumahan, permukiman,

listrik, air minum dan sanitasi)

untuk menunjang peningkatan

1. membangun konektivitas

daerah dengan menghubung-

kan pusat-pusat pertumbuhan

dan menghubungkan daerah

tertinggal/ terpencil dengan

pusat pertumbuhan;

2. percepatan pembangunan

infrastruktur irigasi dan

waduk dan dalam rangka

mendukung ketahanan pangan

dan air bersih;

3. menyediakan infrastruktur

dasar (perumahan,

permukiman, air minum dan

Hal 100 dari 127

Hal 100 dari 127

Page 101: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | IV - 8

PRIORITAS SASARAN ARAH KEBIJAKAN

kesejahteraan;

4. terbangunannya infrastruktur

dalam rangka pengurangan

resiko bencana; dan

5. meningkatnya pengelolaan

pertambangan dan energi

untuk peningkatan

kesejahteraan.

sanitasi) untuk menunjang

peningkatan kesejahteraan;

dan

4. pembangunan infrastruktur

dalam rangka pengurangan

resiko bencana.

Bidang Tata Ruang, Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana:

1. meningkatnya ketaatan

pemanfaatan ruang sesuai

dengan peruntukannya;

2. meningkatnya pengendalian

pencemaran dan kerusakan

lingkungan;

3. meningkatnya kapasitas

mitigasi bencana.

1. Peningkatan kualitas

lingkungan hidup dan

penanganan perubahan iklim;

2. Penguatan kapasitas mitigasi

bencana melalui penguatan

sistem informasi dini cuaca

dan iklim, penguatan

kesiapsiagaan dan

penanganan darurat bencana

dengan dukungan peralatan

dan logistik kebencanaan

yang memadai; dan

3. Penegakan hukum/ regulasi

dan tata kelola lingkungan

hidup.

4. Pemberdayaan

ekonomi

masyarakat

1. Meningkatnya keberdayaan

ekonomi masyarakat

2. Meningkatnya Ketahanan

ekonomi masyarakat

1. mendorong pertumbuhan

ekonomi yang berkualitas;

2. meningkatkan efektifitas

pelaksanaan program

pembangunan pro-rakyat

yang memberi perhatian

khusus pada usaha-usaha

yang melibatkan orang-orang

miskin, menciptakan lapangan

kerja, meningkatkan

pendapatan;

3. peningkatan keberpihakan

terhadap masyarakat miskin;

yang bertujuan untuk

menyediakan akses pasar,

fasilitas dasar serta

permodalan bagi masyarakat

nelayan dan masyarakat

miskin.

Selain untuk mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan daerah

Kabupaten Flores Timur, prioritas pembangunan tahun 2016 juga diarahkan untuk

mendukung pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan daerah provinsi NTT

dan Nasional. Oleh karena itu dibutuhkan sinkronisasi antara kebijakan

pembangunan daerah dengan kebijakan pembangunan provinsi dan nasional

sebagai wujud dari satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan

nasional.

Sinkronisasi antara agenda prioritas pembangunan nasional, provinsi NTT dan

Kabupaten Flores Timur sebagaimana Tabel 4.3. dan Tabel 4.4

Table 4.3 Sinkronisasi antara Prioritas Pembangunan Nasional dan Kabupaten Flores

Timur

No Prioritas Pembbangunan Nasional (Nawa

Cita)

Prioritas Pembangunan Kabupaten

Flores Timur

1 Menghadirkan kembali negara untuk Prioritas 1. Revitalisasi tata kelolah

Hal 101 dari 127

Hal 101 dari 127

Page 102: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | IV - 9

No Prioritas Pembbangunan Nasional (Nawa

Cita)

Prioritas Pembangunan Kabupaten

Flores Timur

melindungi segenap bangsa dan memberikan

rasa aman kepada seluruh warga Negara

pemerintah daerah

2 Membuat Pemerintah selalu hadir dengan

membangun tata kelola pemerintahan yang

bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya

Prioritas 1. Revitalisasi tata kelolah

pemerintah daerah

3 Membangun Indonesia dari pinggiran

dengan memperkuat daerah-daerah dan desa

dalam kerangka negara kesatuan

Prioritas 3. Percepatan pembangunan

sarana dan prasarana serta tata ruang dan

lingkungan hidup

4 Memperkuat kehadiran negara dalam

melakukan reformasi sistem dan penegakan

hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan

terpercaya

Prioritas 1. Revitalisasi tata kelolah

pemerintah daerah

5 Meningkatkan kualitas hidup manusia dan

masyarakat Indonesia

Prioritas 2. Pengembangan dan

peningkatan kualitas Sumber Daya

Manusia

6 Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya

saing di pasar Internasional sehingga bangsa

Indonesia bisa maju dan bangkit bersama

bangsa-bangsa Asia lainnya

Prioritas 4. Pemberdayaan ekonomi

masyarakat

7 Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan

menggerakkan sektor-sektor strategis

ekonomi domestik

Prioritas 4. Pemberdayaan ekonomi

masyarakat

8 Melakukan revolusi karakter bangsa Prioritas 2. Pengembangan dan

peningkatan kualitas Sumber Daya

Manusia

9 Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat

restorasi sosial Indonesia

Prioritas 2. Pengembangan dan

peningkatan kualitas Sumber Daya

Manusia

Table 4.4 Sinkronisasi antara Prioritas Pembangunan Provinsi NTT dan Kabupaten Flores Timur

No Prioritas Pembangunan Provinsi NTT Prioritas Pembangunan Kabupaten Flores

Timur

1 Agenda Peningkatan Kualitas Pendidikan,

Kepemudaan dan Keolahragaan

Prioritas 2. Pengembangan dan

peningkatan kualitas Sumber Daya

Manusia

2 Agenda Pembangunan Kesehatan

Prioritas 2. Pengembangan dan

peningkatan kualitas Sumber Daya

Manusia

3 Agenda Pemberdayaan Ekonomi

Kerakyatan dan Pengembangan

Pariwisata

Prioritas 4. Pemberdayaan ekonomi

masyarakat

4 Agenda Pembenahan sistem hukum dan

birokrasi daerah

Prioritas 1. Revitalisasi tata kelolah

pemerintah daerah

5 Agenda Percepatan Pembangunan

Infrastruktur Berbasis Tata Ruang dan

Lingkungan Hidup

Prioritas 3. Percepatan pembangunan

sarana dan prasarana serta tata ruang dan

lingkungan hidup

6 Agenda Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak

Prioritas 2. Pengembangan dan

peningkatan kualitas Sumber Daya

Manusia

7 Agenda Pembangunan Perikanan dan

Kelautan

Prioritas 4. Pemberdayaan ekonomi

masyarakat

8 Agenda Penanganan Masalah Khusus:

- kemiskinan,

- wilayah perbatasan,

- provinsi kepulauan dan

- daerah rawan bencana

Prioritas 4. Pemberdayaan ekonomi

masyarakat

Prioritas 2. Pengembangan dan

peningkatan kualitas Sumber Daya

Manusia;

Prioritas 1. Revitalisasi tata kelolah

pemerintah daerah;

Hal 102 dari 127

Hal 102 dari 127

Page 103: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | IV - 10

Keberhasilan pembangunan nasional merupakan agregasi dari keberhasilan

pembangunan daerah. Dengan demikian, komunikasi, koordinasi dan sinergi

kebijakan antara pusat dan daerah harus terus dipertahankan untuk menjaga

momentum pembangunan. Konsistensi kebijakan antara pusat dan daerah akan

tercapai jika dijembatani oleh sinergi pusat-daerah oleh berbagai pemangku

kepentingan.

4.3 Arah Pembangunan Kewilayahan

Pendekatan pengembangan wilayah merupakan salah satu solusi yang tepat dalam

mempercepat keserasian pembangunan antarwilayah. Arah kebijakan utama

pembangunan berbasis kewilayahan ditujukan untuk mempercepat pengurangan

kesenjangan pembangunan antar wilayah. Kesenjangan Pembangunan

antarwilayah, dan antarkawasan sampai saat ini masih sangat besar. Oleh karena

itu, perlu dikembangkan program kewilayahan untuk terciptanya keterpaduan,

keserasian, keseimbangan laju pertumbuhan, dan berkelanjutan pembangunan

antarwilayah/antarkawasan sesuai degan potensi alamnya dan memanfaatkan

potensi tersebut secara efisien, efektif, tertib dan aman.

Sehubungan dengan hal tersebut, prioritas pengembangan dan pemerataan

pertumbuhan wilayah dalam RKPD Tahun 2016 diarahkan pada:

1. Percepatan pembangunan pusat-pusat pertumbuhan melalui (i) percepatan

pembangunan konektivitas/infrastruktur dari dan antar wilayah pertumbuhan

serta antar wilayah koridor ekonomi, antara lain percepatan pembangunan

infrastruktur pelabuhan, bandara, jalan, energi, telekomunikasi, dan air bersih;

(ii) peningkatan pengembangan kemampuan SDM dan Iptek, (iii)

peningkatan iklim investasi dan iklim usaha yang kondusif;

2. Mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi wilayah dengan

mengoptimalkan pemanfaatan potensi keunggulan lokal, peningkatan investasi

dan partisipasi swasta, pemberdayaan lembaga perekonomian masyarakat serta

pengembangan sistem jaringan infrastruktur perhubungan;

3. Meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk unggulan di kawasan

strategis dan cepat tumbuh (KSCT), wilayah tertinggal dan wilayah pesisir

laut dan pulau-pulau kecil;

4. Mendorong percepatan pembangunan wilayah tertinggal dengan

menggunakan data dan informasi yang valid dan lengkap yang mencerminkan

kondisi terakhir ketertinggalan di setiap kecamatan dan desa serta sektor

tertentu;

5. Pengelolaan dan pengembangan potensi sumber daya alam di wilayah pesisir

laut dan pulau-pulau kecil secara terpadu;

6. Peningkatan taraf kehidupan masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil terkait

kesejahteraan nelayan/petani dan ketahanan pangan;

7. Peningkatan kemampuan/kapasitas aparatur dalam pengelolaan

pengembangan wilayah, wilayah perbatasan, KSCT, wilayah tertinggal dan

kelautan;

Dalam upaya mendukung percepatan pembangunan berdimensi kewilayahan,

kebiajakan pembangunan wilayah juga diarahkan pada pengembangan kawasan

yang meliputi: (1) pengembangan kawasan perkotaan dan perdesaan termasuk

keterkaitan antar kota desa; dan (2) pengembangan kawasan strategis dan cepat

tumbuh.

Arah kebijakan pengembangan kawasan tersebut adalah:

(1) Mengembangkan kawasan perkotaan dengan menyeimbangkan

pertumbuhannya dengan kawasan perdesaan, sehingga pembangunan

perkotaan akan diarahkan pada peran kota sebagai pendorong pertumbuhan

Hal 103 dari 127

Hal 103 dari 127

Page 104: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | IV - 11

serta kota sebagai tempat tinggal yang berorientasi pada kebutuhan penduduk

kota;

(2) Meningkatkan keberdayaan dan kemandirian masyarakat desa untuk

berpartisipasi aktif dalam memperkuat pembangunan yang inklusif dan

berkeadilan berbasis keunggulan daerah masing-masing;

(3) Meningkatkan keterkaitan antara desa kota atau antara wilayah produksi

dengan wilayah pusat pertumbuhan dengan memperkuat sistem tata kelola

ekonomi;

(4) Mendorong pembangunan kawasan strategis sebagai pusat pertumbuhan

ekonomi yang memiliki skala ekonomi yang berorientasi daya saing nasional

sehingga dapat menjadi motor penggerak percepatan pembangunan daerah

tertinggal dan sekitarnya dalam suatu sistem wilayah pengembangan ekonomi

yang terpadu dan sinergis, melalui keterkaitan mata rantai proses produksi

dan distribusi;

(5) Melakukan percepatan pembangunan daerah tertinggal dengan meningkatkan

pengembangan perekonomian daerah dan kualitas sumberdaya manusia yang

didukung oleh kelembagaan dan ketersediaan infrastruktur perekonomian dan

pelayanan dasar yang memadai;

(6) Mendorong pengarusutamaan pengurangan resiko bencana; penguatan

kapasitas penanggulangan bencana; optimalisasi instrumen pengendalian

pemanfaatan ruang dalam aspek pengurangan resiko bencana; mendorong

keterlibatan dan partisipasi masyarakat dalam upaya penanggulangan bencana

dan pengurangan resiko bencana; peningkatan sumber daya penanganan

kedaruratan dan bantuan kemanusiaan; serta percepatan pemulihan wilayah

yang terkena dampak bencana.

Pendekatan ini memandang wilayah laut Flores Timur atas dua fungsi:

(i) sebagai perekat integrasi kegiatan perekonomian antarwilayah, dan

(ii) sebagai pendukung pengembangan potensi setiap wilayah. Pengembangan

wilayah laut didasarkan pada sektor unggulan dan potensi keterkaitan depan dan

belakang dengan sektor-sektor lain.

Kebijakan untuk mendukung pendekatan tersebut adalah penerapan Pagu Wilayah

Kecamatan (PWK) Tahun Anggaran 2016 sesuai amanat Peratutan Daerah

Kabupaten Flores Timur Nomor 1 Tahun 2013 tentang Sistem Perencanaan

Pembanguna Daerah.

4.4 Prioritas Kewilayahan

Prioritas Kewilayahan merupakan sasaran pembangunan berdimensi kewilayahan,

dalam rangka mewujudkan pembangunan secara berkelanjutan dan berkeadilan.

Prioritas kewilayahan ditujukan untuk mengembangkan wilayah sesuai

potensinya.

- Prioritas Wilayah I

Wilayah I terdiri dari Kecamatan Larantuka, Kecamatan Ile Mandiri,

Kecamatan Lewolema, Kecamatan Demon Pagong, Kecamatan Tanjung

Bunga dan Kecamatan Adonara Barat.

Wilayah ini diarahkan sebagai pusat pemerintahan skala kabupaten, dengan

kegiatan prioritas pada sektor: (i) perdagangan dan jasa, (ii) pengembangan

kegiatan pertanian (tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan), (iii)

pengembangan kawasan peternakan, (iv) pengembangan perikanan dan

kelautan, (v) pengembangan kegiatan industri yang berorientasi pasar baik

industri kecil, industri sedang, maupun industri besar (pengolahan hasil

pertanian, kerajinan rakyat, dan industri pengolahan ikan), (vi)

Hal 104 dari 127

Hal 104 dari 127

Page 105: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | IV - 12

pengembangan kegiatan pariwisata dan sarana/prasarana penunjangnya

(seperti : hotel, penginapan dan restoran), dan pengembangan pertambangan.

- Prioritas Wilayah II

Wilayah II terdiri dari Kecamatan Wulanggitang, Kecamatan Ile Bura,dan

Kecamatan Titehena.

Wilayah ini diarahkan sebagai wilayah pengembangan pertanian dalam arti

luas dengan kegiatan prioritas pada sektor : (i) pertanian (tanaman pangan,

hortikultura, dan perkebunan), (ii) pengembangan peternakan, (iii)

pengembangan industri kecil/home industry (pengolahan hasil pertanian dan

kerajinan rakyat), (iii) pengembangan pariwisata alam, dan (iv)

pengembangan pertambangan.

- Prioritas Wilayah III

Wilayah III terdiri dari Kecamatan Adonara Timur, Kecamatan Ile Boleng,

Kecamatan Adonara Tengah dan Kecamatan Wotan Ulumado.

Wilayah ini diarahkan untuk pengembangan perdagangan dan jasa, pertanian

dalam arti luas dan pertambangan. Kegiatan pada wilayah ini diprioritaskan

pada sektor : (i) pariwisata, (ii) pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa

skala lokal, (iii) pengembangan kegiatan pertanian (tanaman pangan, sayuran,

hortikultura, dan perkebunan), (iv) pengembangan kegiatan industri

(kerajinan rakyat, industri pengolahan hasil ternak (susu sapi), home industry

pengolahan hasil pertanian), (v) pengembangan perikanan dan kelautan, (vi)

pengembangan peternakan, dan (vii) pengembangan pertambangan.

- Prioritas Wilayah IV

Wilayah IV terdiri dari Kecamatan Witiama, Kecamatan Klubagolit, dan

Kecamatan Adonara. Wilayah ini diarahkan untuk pengembangan pertanian

dalam arti luas, pariwisata dan pertambangan dengan kegiatan prioritas pada

sektor: (i) pariwisata, (ii) pengembangan pertanian (tanaman pangan, sayuran,

hortikultura, dan perkebunan), (iii) pengembangan peternakan, (iv)

pengembangan kegiatan industri (kerajinan rakyat, (v) industri pengolahan

hasil ternak, dan industri pengolahan hasil pertanian), (vi) pengembangan

kegiatan perikanan dan kelautan dan (vii) pengembangan pertambangan.

- Prioritas Wilayah V

Wilayah V terdiri dari Kecamatan Solor Timur, Kecamatan Solor Barat dan

Kecamatan Solor Selatan.

Wilayah ini diarahkan untuk pengembangan pertanian dalam arti luas dan

pariwisata.

Kegiatan prioritas pada wilayah ini adalah sektor (i) pertanian (tanaman

pangan, hortikultura, dan perkebunan), (ii) pengembangan kawasan

peternakan, (iii) pengembangan pusat perikanan tangkap, (iv) pengembangan

kegiatan industri (home industry pengolahan hasil pertanian, perikanan hasil

laut, hasil perkebunan, dan kerajinan rakyat), (v) pengembangan pariwisata,

dan (vi) pengembangan kehutanan.

4.5 Program Prioritas

Untuk mencapai sasaran dari masing-masing prioritas tersebut, dilaksanakan melalui

program-program prioritas dengan indikator dan target kinerja sebagaimana Tabel

4.5 berikut ini:

Hal 105 dari 127

Hal 105 dari 127

Page 106: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | IV - 13

Tabel 4.5 Program Prioritas Tahun 2016

No

Prioritas Pembangunan

Tahun 2016

Sasaran Prioritas

Urusan dan Program Pembangunan

Kinerja

SKPD Indikator Target

1 2 3 4 5 6 7

1 Revitalisasi tata kelola pemerintahan daerah

Meningkatnya efektivitas pelaksanaan otonomi daerah yang antara lain didukung manajemen pemerintahan dan pembangunan daerah yang baik dan meningkatnya kapasitas keuangan pemerintah daerah dalam mendukung penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Bidang Urusan Perencanaan Pembangunan

Program Kerjasama Pembangunan

Jumlah LSM/NGO yang bekerjasama

5 BAPPEDA

Program pengembangan data/informasi

Jumlah dokumen data dan informasi

5 BAPPEDA

Program peningkatan kapasitas kelembagaan perencanaan pembangunan daerah

Jumlah aparatur yang mengikuti Bimtek/pelatihan Perencanaan

6 BAPPEDA

Program perencanaan pembangunan daerah

Jumlah Dokumen Perencanaan pembangunan Daerah

3 BAPPEDA

Program perencanaan pembangunan ekonomi

Jumlah dokumen perencanaan pembangunan ekonomi

1 BAPPEDA

Program perencanaan pengembangan kota-kota menengah dan besar

Jumlah dokumen Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh

1 BAPPEDA

Program perencanaan prasarana wilayah dan sumber daya alam

Jumlah dokumen perencanaan pembangunan Prasarana wilayah dan Sumber daya alam

1 BAPPEDA

Program perencanaan sosial dan budaya

Jumlah dokumen perencanaan pembangunan sosial Budaya

1 BAPPEDA

Bidang Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Adm KeuDa, Perangkat Daerah, Kepegawaian

Program Penataan Daerah Otonomi Baru

Terbentuknya Kabupaten Adonara

- Bagian Administrasi Pemerintahan Umum

Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah

Penerapan SIMDA Asset

85% DPPKAD

Program peningkatan kapasitas lembaga perwakilan rakyat daerah

Berfungsinya alat kelengkapan dewan secara baik

95% Sekretariat DPRD

Terbentuknya Ranperda Inisiatif

8 Sekretariat DPRD

Program Peningkatan Koordinasi dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH

Penyelesaian permasalahan pembangunan dan pemerintahan baik di SKPD maupun di Kecamatan

95% Bag. Adm. Kemasyarakatan; Bag. Adm. Kesra, Bag. Adm. Pembangunan, Bag. Adm. Perekonomian, Bag. Adm. SDA

Program peningkatan profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan

Jumlah aparat pemeriksa yang memiliki sertifikat

- Inspektorat Kabupaten

Hal 106 dari 127

Hal 106 dari 127

Page 107: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | IV - 14

No

Prioritas Pembangunan

Tahun 2016

Sasaran Prioritas

Urusan dan Program Pembangunan

Kinerja

SKPD Indikator Target

1 2 3 4 5 6 7

Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH

Jumlah tindak lanjut hasil temuan pengawas

- Inspektorat Kabupaten

Bidang Urusan Kearsipan

Program peningkatan kualitas pelayanan informasi

Persentase layanan dokumen penting daerah

82,56% Kantor Arsip dan Perpustakaan

Program perbaikan sistem administrasi kearsipan

sistim arsip daerah tertata dengan baik

99,60% Kantor Arsip dan Perpustakaan

Program pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana kearsipan

Terpeliharanya sarana dan prasarana kearsipan

96,05% Kantor Arsip dan Perpustakaan

Bidang Urusan Statistik

Program pengembangan data/informasi/statistik daerah

Tersedianya dokumen statistik daerah

4 dokumen

BAPPEDA

Meningkatnya implementasi tata kelola pemerintahan pada seluruh instansi pemerintah melalui terobosan kinerja secara terpadu, penuh integritas, akuntabel, taat dan menjunjung tinggi hukum yang berlaku

Bidang Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

Program kemitraan pengembangan wawasan kebangsaan dan ketahanan nasional

Jumlah Forum kerukunan antar umat beragama

2 kecamata

n

Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

Program pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan tindak kriminal

Rasio Jumlah Petugas Linmas /RT

1 Satuan Polisi Pamong Praja

Rasio Jumlah Pol PP / 10.000 penduduk

0.025 Satuan Polisi Pamong Praja

Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban, ketentraman, keindahan)

30 kasus Satuan Polisi Pamong Praja

Program Pemeliharaan Kantrantibnmas dan Pencegahan Tindak Kriminal

Tingkat penyelesaian pelanggaran K3

30 kasus Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

Program pendidikan politik masyarakat

Cakupan Pendidikan Politik Masyarakat

90% Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan

Jumlah konflik yang diselesaikan

0 Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan

Jumlah Kasus kammtibmas

- Satuan Polisi Pamong Praja

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

Persentase pemenuhan sarana dan prasarana aparatur

100% Satuan Polisi Pamong Praja

Bidang Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Adm KeuDa, Perangkat Daerah, Kepegawaian

Program Advokasi Hukum

indikator lainnya - Bagian Hukum

Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan

Jumlah produk hukum daerah

- Bagian Hukum

Produk hukum daerah yang dipublikasikan

- Bagian Hukum

Hal 107 dari 127

Hal 107 dari 127

Page 108: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | IV - 15

No

Prioritas Pembangunan

Tahun 2016

Sasaran Prioritas

Urusan dan Program Pembangunan

Kinerja

SKPD Indikator Target

1 2 3 4 5 6 7

Program Peningkatan Kesadaran Hukum

indikator lainnya - Bagian Hukum

Meningkatnya kualitas pelayanan publik yang didukung manajemen pelayanan yang profesional, SDM berintegritas, dan penerapan standar pelayanan minimal

Bidang Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil

Program Penataan Administrasi Kependudukan

Rasio bayi berakte kelahiran

0,94 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Rasio penduduk berKTP

0,94

Bidang Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana Alam

Cakupan Penanganan bencana

100% Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Bidang Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Adm KeuDa, Perangkat Daerah, Kepegawaian

Program optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi

Perencanaan APBD yang lebih efisien dan efektif melalui aplikasi SIMDA Keuangan, gaji dan BMD serta Website

- Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur

Pejabat yang telah memenuhi persyaratan kepangkatan

- Badan Kepegawaian Daerah

Rasio Pejabat yang telah memenuhi persyaratan pendidikan pelatihan Kepemimpinan

- Badan Kepegawaian Daerah

Program peningkatan pelayanan kedinasan kepala daerah/wakil kepala daerah

Cakupan kunjungan Kepala daerah/ Wakil Kepala Daerah ke wilayah

19 Kecamatan

Bagian Umum; Kepala Daerah

Program Peningkatan Pelayanan Publik

…………….. Sekretariat DPRD; Bag. Adm. Pem Umum; Bag. Humas Protokol; Bag. Organisasi

Pendukung sasaran lainnya

Program SKPD

Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Pelaksanaan pelayanan adminstrasi perkantoran

12 bulan Kantor Arsip dan Perpustakaan

Dinas Kependuk Capil; Badan Kesbangpol; BKD; Bagian Umum;

DPPKAD

Inspektorat Kabupaten

Kepala Daerah

Sekretariat DPRD

Wakil Kepala Daerah

Bappeda

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana

Persentase pemenuhan sarana

100% Kantor Arsip dan

Hal 108 dari 127

Hal 108 dari 127

Page 109: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | IV - 16

No

Prioritas Pembangunan

Tahun 2016

Sasaran Prioritas

Urusan dan Program Pembangunan

Kinerja

SKPD Indikator Target

1 2 3 4 5 6 7

Aparatur dan prasarana aparatur

Perpustakaan

Dinas Kependuk Capil

Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Satuan Polisi Pamong Praja

Badan Kesbangpol

BKD

Bagian Umum

DPPKAD

Inspektorat Kabupaten

Kepala Daerah

Sekretariat DPRD

Wakil Kepala Daerah

Bappeda

Program peningkatan disiplin aparatur

Ketersediaan atribut disiplin aparatur

10% Satuan Polisi Pamong Praja

Kepala Daerah

Sekretariat DPRD

Wakil Kepala Daerah

Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

Kantor Arsip dan Perpustakaan

Dinas Kependuk Capil

Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Satuan Polisi Pamong Praja

Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

BKD

Bagian Umum

DPPKAD

Inspektorat Kabupaten

Kepala Daerah

Sekretariat DPRD

Wakil Kepala Daerah

BAPPEDA

Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian

Jumlah dokumen pengendalian dan evaluasi pencapaian

11

Kantor Arsip dan Perpustakaan

Hal 109 dari 127

Hal 109 dari 127

Page 110: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | IV - 17

No

Prioritas Pembangunan

Tahun 2016

Sasaran Prioritas

Urusan dan Program Pembangunan

Kinerja

SKPD Indikator Target

1 2 3 4 5 6 7

kinerja dan keuangan indikator kinerja SKPD

Dinas Kependuk Capil; Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

Badan Penanggulangan Bencana Daerah

SatPOL PP

BKD

Bagian Umum

DPPKAD

Inspektorat Kabupaten

Sekretariat DPRD

Bappeda

2 Pengembangan dan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

Meningkatnya akses pelayanan KB berkualitas yang merata

Bidang Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

Program Keluarga Berencana

cakupan pus yang menjadi KB aktif

66,40% Badan KB dan Pemberdayaan Perempuan Program Kesehatan

Reproduksi Remaja Cakupan layanan kesehatan reproduksi remaja

10%

Program pelayanan kontrasepsi

Cakupan peserta KB aktif

22,25

Program penyiapan tenaga pedamping kelompok bina keluarga

Jumlah Tenaga Pendamping Kelompok Bina Keluarga

65 orang

Meningkatnya akses pelayanan kesehatan dan gizi yang berkualitas bagi ibu dan anak serta lansia

Bidang Urusan Kesehatan

Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak

Angka Kematian Ibu 102/100.000 /KH

Dinas Kesehatan

Program peningkatan pelayanan kesehatan anak balita

AKABA 1/1000 Dinas Kesehatan

Angka kematian bayi 10 /1000 KH

Dinas Kesehatan

Meningkatnya akses pelayanan kesehatan dan gizi yang berkualitas bagi Masyarakat

Bidang Urusan Kesehatan

Program kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan

Jumlah kemitraan di bidang kesehatan

11 Rumah Sakit Umum Daerah Larantuka

Program Obat dan Perbekalan Kesehatan

Ketersediaan obat untuk pelayanan kesehatan

95% Dinas Kesehatan

Program pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit/ rumah sakit jiwa/ rumah sakit paru-paru/ rumah sakit mata

Persentase sarana/prasarana rumah sakit dalam kondisi baik

100% Rumah Sakit Umum Daerah Larantuka

Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/ puskemas pembantu dan jaringannya

Cakupan puskesmas 0,50% Dinas Kesehatan

Cakupan puskesmas pembantu

30% Dinas Kesehatan

Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk

100% Dinas Kesehatan

Hal 110 dari 127

Hal 110 dari 127

Page 111: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | IV - 18

No

Prioritas Pembangunan

Tahun 2016

Sasaran Prioritas

Urusan dan Program Pembangunan

Kinerja

SKPD Indikator Target

1 2 3 4 5 6 7

Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/ rumah sakit jiwa/ rumah sakit paru-paru/ rumah sakit mata

Ketersediaan sarana dan prasarana rumah sakit (%)

90% Rumah Sakit Umum Daerah Larantuka

Rasio rumah sakit per satuan penduduk

0,000008 Dinas Kesehatan

Program Perbaikan Gizi Masyarakat

Angka Gizi buruk 0,45 Dinas Kesehatan

Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan

cakupan penerapan spm dan SOP pada semua unit pelayanan

100% Rumah Sakit Umum Daerah Larantuka

Meningkatnya akses pendidikan menengah yang berkualitas dan selaras dengan kebutuhan pembangunan

Bidang Urusan Pendidikan

Program Pendidikan Menengah

APM SMA/SMK 88.2 Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Tingkat kelulusan SMK 99.85

Tingkat kelulusan SMU 75

meningkatnya apresiasi, kreativitas dan produktivitas, para pelaku seni

Bidang Urusan Kebudayaan

Program pengembangan kerjasama pengelolaan kekayaan budaya

indikator lainnya - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

meningkatnya kapasistas pemuda kader di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, serta iman dan taqwa

Bidang Urusan Pemuda dan Olah Raga

Program peningkatan peran serta kepemudaan

indikator lainnya - Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

meningkatnya kualitas layanan jasa perpustakaan dan informasi yang didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai

Bidang Urusan Komunikasi dan Informatika

Program kerjasama informasi dengan mas media

indikator lainnya - Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika

Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa

Jumlah kerjasama

-

Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika

Bidang Urusan Perpustakaan

Program Pengembangan Budaya Baca & Pembinaan Perpustakaan

cakupan layanan perpustakaan

83,43% Kantor Arsip dan Perpustakaan

Meningkatnya kualitas lingkungan hidup sehat

Bidang Urusan Kesehatan

Program Pengembangan Lingkungan Sehat

Jumlah rumah sehat 75% Dinas Kesehatan

Bidang Urusan Pemuda dan Olah Raga

Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olah Raga

Jumlah kegiatan olah raga

- Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

meningkatnya Bidang Urusan Kebudayaan

Hal 111 dari 127

Hal 111 dari 127

Page 112: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | IV - 19

No

Prioritas Pembangunan

Tahun 2016

Sasaran Prioritas

Urusan dan Program Pembangunan

Kinerja

SKPD Indikator Target

1 2 3 4 5 6 7

kualitas pelindungan, pemeliharaan, pengembangan dan pemanfaatan cagar budaya/situs dan kawasan kepurbakalaan secara terpadu

Program Pengelolaan Kekayaan Budaya

Jumlah benda,situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan

32 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Meningkatnya pemenuhan layanan pendidikan dasar dan yang berkualitas

Bidang Urusan Pendidikan

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Rasio Murid SD/MI /Kelas

40 Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Rasio Murid SD/MI/Kelas

40

Rasio Murid SMA/SMK/MA/Kelas

40

Rasio Murid SMP/MTs/Kelas

40

Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

Angka partisipasi kasar SMP/MTs/Paket B

100 Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Angka buta huruf 63

Tingkat kelulusan SD/MI

99

Tingkat kelulusan SLTP 70

Meningkatnya pemenuhan layanan Pendidikan Non Formal

Bidang Urusan Pendidikan

Program Pendidikan Anak Usia Dini

APK PAUD 80% Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Program Pendidikan Non Formal

Jumlah lembaga pendidikan non formal yang menerima bantuan

- Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Meningkatnya pengendalian penyakit menular dan tidak menular serta penyehatan lingkungan

Bidang Urusan Kesehatan

Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit

3 Dinas Kesehatan

Rumah Sakit Umum Daerah Larantuka

Jumlah penderita penyakit menular

130.000 org

Dinas Kesehatan

Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Cakupan PHBS 75% Dinas Kesehatan

Program Upaya Kesehatan Masyarakat

cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin

100% Dinas Kesehatan

Meningkatnya peran perempuan dalam berbagai aspek kehidupan

Bidang Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Program peningkatan peran serta dan kesetaraan jender dalam pembangunan

Partisipasi angkatan kerja perempuan

98% Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan

Hal 112 dari 127

Hal 112 dari 127

Page 113: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | IV - 20

No

Prioritas Pembangunan

Tahun 2016

Sasaran Prioritas

Urusan dan Program Pembangunan

Kinerja

SKPD Indikator Target

1 2 3 4 5 6 7

Meningkatnya perlindungan sosial bagi penyandang masalah sosial

Bidang Urusan Sosial

Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial

cakupan layanan KIE Konseling

90% Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya

Jumlah fakir miskin yang tertangani dibandingkan dengan jumlah fakir miskin yang ada

90% Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Persentase peningkatan jumlahPMKS yang tertangani dibandingkan dengan PMKS yang ada

90% Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial

Persentase kelembagaan kesejahteraan sosial yang terbina

85% Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Program pembinaan para penyandang cacat dan trauma

Jumlah penyandang cacat dan trauma yang terbina dibandingkan dengan jumlah penyandang cacat yang ada

70% Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Meningkatnya profesionalisme dan pemerataan distribusi pendidik dan tenaga kependidikan

Bidang Urusan Pendidikan

Program Manajemen Pelayanan Pendidikan

indikator lainnya - Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Jumlah guru yang berkualifikasi S1/D4

100 Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Meningkatnya profesionalisme dan pendayagunaan tenaga kesehatan yang merata

Bidang Urusan Kesehatan

Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan

cakupan penerapan spm dan SOP pada semua unit pelayanan

100% Dinas Kesehatan

penelitian dan pengembangan bidang kebudayaan dan bidang arkeologi dalam mendukung kebijakan pembangunan kebudayaan

Bidang Urusan Kebudayaan

Program Pengelolaan Keragaman Budaya

Cakupan pembina terhadap ragam budaya

2 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Penyelenggaraan festival seni dan budaya

- Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Terlaksananya fasilitasi kebijakan pelaksanaan PUG dan perlindungan bagi perempuan terhadap berbagai

Bidang Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Program keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan

Jumlah kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan

1 Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan

Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan

Rasio Kekerasan terhadap perempuan

0.00010 Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan

Hal 113 dari 127

Hal 113 dari 127

Page 114: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | IV - 21

No

Prioritas Pembangunan

Tahun 2016

Sasaran Prioritas

Urusan dan Program Pembangunan

Kinerja

SKPD Indikator Target

1 2 3 4 5 6 7

tindak kekerasan

Terlaksananya fasilitasi kebijakan penghapusan kekerasan pada anak

Bidang Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak

Jumlah lembaga pemberdayaan perempuan dan anak yang aktif

6 Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan

Pendukung sasaran lainnya

Program SKPD

Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Pelaksanaan pelayanan

adminstrasi perkantoran

12 bulan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Dinas Kesehatan

Rumah Sakit Umum Daerah Larantuka

Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

Persentase pemenuhan sarana dan prasarana aparatur

100% Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan

Dinas Kesehatan

Rumah Sakit Umum Daerah Larantuka

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Hal 114 dari 127

Hal 114 dari 127

Page 115: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | IV - 22

No

Prioritas Pembangunan

Tahun 2016

Sasaran Prioritas

Urusan dan Program Pembangunan

Kinerja

SKPD Indikator Target

1 2 3 4 5 6 7

Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

PNS yang mengikuti bimtek/sosialisasi peningkatan kapasitas aparatur

Baik Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan

Dinas Kesehatan

Rumah Sakit Umum Daerah Larantuka

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan

Jumlah dokumen pengendalian dan evaluasi pencapaian indikator kinerja SKPD

6 Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Dinas Kesehatan

Rumah Sakit Umum Daerah Larantuka

Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi

3 Percepatan pembangunan sarana dan prasarana serta tata ruang dan lingkungan hidup

meningkatnya ketaatan pemanfaatan ruang sesuai dengan peruntukannya

Bidang Urusan Penataan Ruang

Program Perencanaan Tata Ruang

Jumlah dokumen RTRW, RDTR dan RTRK

RTRK Kecamatan : 2

BAPPEDA

Meningkatnya pengelolaan pertambangnan dan energi untuk peningkatan kesejahteraan

Bidang Urusan Energi dan Sumberdaya Mineral

Program pembinaan dan pengembangan bidang ketenagalistrikan

Cakupan pengguna tenaga listrik

- Dinas Pekerjaan Umum, Pertambangan dan Energi

meningkatnya pengendalian pencemaran

Bidang Urusan Lingkungan Hidup

Hal 115 dari 127

Hal 115 dari 127

Page 116: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | IV - 23

No

Prioritas Pembangunan

Tahun 2016

Sasaran Prioritas

Urusan dan Program Pembangunan

Kinerja

SKPD Indikator Target

1 2 3 4 5 6 7

dan kerusakan lingkungan

Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Cakupan Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

100% Badan Lingkungan Hidup Daerah

Program pengelolaan dan rehabilitasi ekosistem pesisir dan laut

indikator lainnya - Badan Lingkungan Hidup Daerah

Program pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH)

Luas RTH Luas RTH : 334.3 km²

Badan Lingkungan Hidup Daerah

Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan

Persentase penanganan sampah

85% Badan Lingkungan Hidup Daerah

Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

Cakupan Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

100% Badan Lingkungan Hidup Daerah

Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam

Luas kawasan lindung mata air

200 KM2 Badan Lingkungan Hidup Daerah

Terbangunannya infrastruktur dalam rangka pengurangan resiko bencana

Bidang Urusan Pekerjaan Umum

Program pembangunan saluran drainase/gorong-gorong

Tersedinya sistem jaringan drainase/gorong-gorong skala kawasan dan skala kota sehingga tidak terjadi genangan (lebih dari 30 cm selama 2 jam) dan tidak lebih dari 2 kali setahun

1,6 Km Dinas Pekerjaan Umum, Pertambangan dan Energi

Program Pengendalian Banjir

panjang infrastruktur pengendalian banjir dan pengamanan pantai

125.000 m Dinas PU, Pertambangan dan Energi

Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan

Panjang jaringan jalan dalam kondisi baik

24 Km Dinas PU, Pertambangan dan Energi

Terbangunnya aksesibilitas dan konektivitas daerah dengan menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan dan menghubungkan daerah tertinggal/terpencil dengan pusat pertumbuhan

Bidang Urusan Pekerjaan Umum

Program pembangunan infrastruktur perdesaan

Jumlah desa sasaran 12 desa Dinas PU, Pertambangan dan Energi

Program pembangunan jalan dan jembatan

Panjang jaringan jalan kabupaten dalam kondisi baik

45 Dinas PU, Pertambangan dan Energi

Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan

Jumlah sarana dan prasarana kebinamargaan

2 buah Dinas PU, Pertambangan dan Energi

Bidang Urusan Perhubungan

Pogram peningkatan pelayanan angkutan

Jumlah pelayanan angkutan

Mobil : 5 dan Kapal Laut : 1

Dinas Perhubungan, KomInfo

Persentase pemenuhan sarana dan prasarana aparatur

100% Dinas Perhubungan, KomInfo

Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan

indikator lainnya - Dinas Perhubungan, KomInfo

Hal 116 dari 127

Hal 116 dari 127

Page 117: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | IV - 24

No

Prioritas Pembangunan

Tahun 2016

Sasaran Prioritas

Urusan dan Program Pembangunan

Kinerja

SKPD Indikator Target

1 2 3 4 5 6 7

Program pembangunan sarana dan prasarana perhubungan

Jumlah prasarana dan fasilitas perhubungan

JTP:2, Jumlah fasilitas bandara:1 dan jumlah terminal 1

Dinas Perhubungan, KomInfo

Program pengendalian dan pengamanan lalu lintas

Meningkatnya ketaatan berlalulintas (kasus)

Rambu Jalan: 30 Buah, Marka jalan 2 Km, Pagar Pengaman:10 mtr

Dinas Perhubungan, KomInfo

Program peningkatan kelaikan pengoperasian kendaraan bermotor

indikator lainnya - Dinas Perhubungan, KomInfo

Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ

Jumlah prasarana dan fasilitas perhubungan

JTP:2, Jumlah fasilitas bandara:1 dan jumlah terminal 1

Dinas Perhubungan, KomInfo

Proporsi Pelabuhan Laut dalam keadaan baik

96.29% Dinas Perhubungan, KomInfo

Proporsi Terminal dalam keadaan baik

1 Dinas Perhubungan, KomInfo

Terbangunnya infrastruktur pendukung ketahanan pangan dan ketersediaan air besih

Bidang Urusan Pekerjaan Umum

Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan lainnya

Jumlah masyarakat yang dapat akses air minum

(blank) Dinas PU, Pertambangan dan Energi

Luas daerah irigasi teknis Kabupaten dalam kondisi baik

DI 160Ha dan Pengaman Sungai 300 M

Dinas PU, Pertambangan dan Energi

Teredianya infrastruktur dasar (perumahan, permukiman, air minum dan sanitasi) untuk menunjang peningkatan kesejahteraan

Bidang Urusan Pekerjaan Umum

Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah

Jumlah rumah tangga/desa yang menggunakan air bersih

900 Rumah Tangga 6 Desa

Dinas PU, Pertambangan dan Energi

Pendukung sasaran lainnya

Program SKPD

Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Pelaksanaan pelayanan adminstrasi perkantoran

12 bulan Badan Lingkungan Hidup Daerah

Dinas PU, Pertambangan dan Energi

Dinas Perhubungan, KomInfo

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

Persentase pemenuhan sarana dan prasarana aparatur

100% Badan Lingkungan Hidup Daerah

Hal 117 dari 127

Hal 117 dari 127

Page 118: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | IV - 25

No

Prioritas Pembangunan

Tahun 2016

Sasaran Prioritas

Urusan dan Program Pembangunan

Kinerja

SKPD Indikator Target

1 2 3 4 5 6 7

Dinas Pekerjaan Umum, Pertambangan dan Energi

Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika

Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

PNS yang mengikuti bimtek/sosialisasi peningkatan kapasitas aparatur

Baik Badan Lingkungan Hidup Daerah

Dinas PU, Pertambangan dan Energi

Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika

Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan

Jumlah dokumen pengendalian dan evaluasi pencapaian indikator kinerja SKPD

3 Badan Lingkungan Hidup Daerah

Dinas Pekerjaan Umum, Pertambangan dan Energi

Dinas Perhubungan, KomInfo

4 Pemberdayaan ekonomi masyarakat

Meningkatnya keberdayaan ekonomi masyarakat

Bidang Urusan Kebudayaan

Program Pengelolaan Keragaman Budaya

Jumlah Kunjungan Wisata

67.563 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Bidang Urusan Kehutanan

Program pemanfaatan potensi sumber daya hutan

Persentase Pengembangan Usaha Non Kayu sekitar Hutan

5.03% Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Bidang Urusan Kelautan dan Perikanan

Program Optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan

Jumlah Produksi Perikanan yang dipasarkan

- Dinas Kelautan dan Perikanan

Program pemberdayaan ekonomi masyarakat dalam pengawasan dan pengendalian sumberdaya kelautan

Jumlah Produksi Perikanan tangkap dan Perikanan Budidaya

570 ton Dinas Kelautan dan Perikanan

Program pengembangan budidaya perikanan

Produksi Perikanan Budi Daya

40 ton Dinas Kelautan dan Perikanan

Program pengembangan perikanan tangkap

Produksi Perikanan tangkap

570 ton

Dinas Kelautan dan Perikanan

Bidang Urusan Ketahanan Pangan

Program pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan lapangan

Jumlah Tenaga Penyuluh organik dan Non organik

172 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan

Hal 118 dari 127

Hal 118 dari 127

Page 119: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | IV - 26

No

Prioritas Pembangunan

Tahun 2016

Sasaran Prioritas

Urusan dan Program Pembangunan

Kinerja

SKPD Indikator Target

1 2 3 4 5 6 7

Bidang Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

Program penciptaan iklim usaha Usaha Kecil Menengah yang konduksif

Jumlah UKM non BPR/LKM UKM

25 Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah

Jumlah Dana yang diserap UMKM melalui Koperasi

4,5 M Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah

Rata-rata Jumlah Dana yang diserap per UMKM

30 JT Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi

Jumlah Koperasi Aktif 50 Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

Bidang Urusan Pariwisata

Program pengembangan destinasi pariwisata

Jumlah Obyek Pariwisata

50 Obyek Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Program pengembangan Kemitraan

jumlah mitra pariwisata yang terbentuk

99 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Program pengembangan pemasaran pariwisata

Jumlah Kunjungan Wisata

67.563 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Bidang Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Program pengembangan lembaga ekonomi pedesaan

Jumlah desa/kelurahan dampingan

145 BPM dan Pemerintahan Desa

68

Program peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa

Juamlah Aparatur Pemerintah Desa yang megikuti bimtek

100% BPM dan Pemerintahan Desa

Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan

Jumlah kelompok masyarakat yang diberdayakan

80% BPM dan Pemerintahan Desa

Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa

Partisipasi masyarakat dalam membangun desa

85% BPM dan Pemerintahan Desa

Program Penyusunan Peraturan Perundang-undangan

indikator lainnya - BPM dan Pemerintahan Desa

Bidang Urusan Penanaman Modal

Program Pelayanan Perijinan Terpadu

Persentase layanan perijinan sesuai SOP

100% Kantor PM dan Pelayanan Perijinan Terpadu

Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi

Jumlah Investor berskala Nasional (PMDN/PMA)

23 Kantor PM dan Pelayanan Perijinan Terpadu

Jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA)

##########

Kantor PM dan Pelayanan Perijinan Terpadu

Hal 119 dari 127

Hal 119 dari 127

Page 120: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | IV - 27

No

Prioritas Pembangunan

Tahun 2016

Sasaran Prioritas

Urusan dan Program Pembangunan

Kinerja

SKPD Indikator Target

1 2 3 4 5 6 7

Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi

Jumlah Investor berskala Nasional (PMDN/PMA)

23 Kantor PM dan Pelayanan Perijinan Terpadu

Jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA)

##########

Kantor PM dan Pelayanan Perijinan Terpadu

Bidang Urusan Perdagangan

Program peningkatan dan pengembangan ekspor

Jumlah produk yang diekspor

43.520.64 Ton

Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri

Jumlah Pasar Daerah/Desa

190 Unit Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Program perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan

Cakupan pengawasan Perdagangan

100% Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Bidang Urusan Perindustrian

Program penataan struktur industri

Prosentase Pertumbuhan Industri Rumah Tangga (Home Industri)

2,05 Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Program pengembangan industri kecil dan menengah

Jumlah UMKM yang aktif

454 Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Program peningkatan kemampuan teknologi industri

Cakupan Bina kelompok pengrajin

37 Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Program Peningkatan Promosi dan Pemasaran Hasil Kerajinan Daerah

Persentase hasil kerajinan daerah yang terjual

55.00% Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Bidang Urusan Pertanian

Peningkatan kesejahteraan petani

cakupan petani yang mendapat layanan

90% Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Peningkatan produksi pertanian perkebunan

Produktivitas pertanian

3,17 Ton/Hekta

r

Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak

cakupan Kasus Penyakit Ternak Menular yang mendapat pelayanan

95% Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan

Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

cakupan petani yang mendapat layanan

90% Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan

Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan

cakupan petani yang mendapat layanan

90% Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Hal 120 dari 127

Hal 120 dari 127

Page 121: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | IV - 28

No

Prioritas Pembangunan

Tahun 2016

Sasaran Prioritas

Urusan dan Program Pembangunan

Kinerja

SKPD Indikator Target

1 2 3 4 5 6 7

Prosentase Pemasaran Hasil Pertanian

72.70% Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan

Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan

Jumlah Alsintan (unit)

18 Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan

Jumlah produksi hasil ternak kecil dan Unggas

3.973.121 Kg

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan

Program peningkatan produksi hasil peternakan

Jumlah produksi hasil ternak kecil dan Unggas

3.973.121 Kg

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan

Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan

Produktivitas pertanian

3,17 Ton/Hektar

Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Bidang Urusan Tenaga Kerja

Program Peningkatan Kesempatan Kerja

Menurunnya angka pengangguran

- Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja

Jumlah tenaga kerja yang mendapat pelatihan berbasis kompetensi

- Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan

Cakupan pendampingan bagi lembaga ketenagakerjaan

- Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Bidang Urusan Transmigrasi

Program pengembangan wilayah transmigrasi

Fasilitas wilayah transmigrasi

35% Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Program Transmigrasi lokal

Keberdayaan para transmigran

40% Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Meningkatnya Ketahanan ekonomi masyarakat

Bidang Urusan Kehutanan

Program Pembangunan dan pembinaan kehutanan

jumlah kawasan hutan rakyat

5 kawasan Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Program Perlindungan dan konservasi sumber daya hutan

Luas areal hutan yang dikonservasi

3000 ha Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Luas lahan rehabilitasi hutan dan lahan kritis

7.583 Ha Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Program perencanaan dan pengembangan hutan

luas areal hutan yang dikembangkan

- Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Program rehabilitasi hutan dan lahan

Luas lahan rehabilitasi hutan dan lahan kritis

7.583 Ha Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Bidang Urusan Kelautan dan Perikanan

Hal 121 dari 127

Hal 121 dari 127

Page 122: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | IV - 29

No

Prioritas Pembangunan

Tahun 2016

Sasaran Prioritas

Urusan dan Program Pembangunan

Kinerja

SKPD Indikator Target

1 2 3 4 5 6 7

Program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir

Jumlah Produksi Perikanan tangkap dan Perikanan Budidaya

570 ton Dinas Kelautan dan Perikanan

Program Pengelolaan Sumber Daya Laut, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

luas kawasan pesisir dan pulau2 kecil yang dikeloka

150.000 Ha

Dinas Kelautan dan Perikanan

Program peningkatan kesadaran dan penegakan hukum dalam pendayagunaan sumberdaya laut

Persentase pengrusakan sumber daya laut

25% Dinas Kelautan dan Perikanan

Bidang Urusan Ketahanan Pangan

Program Peningkatan Ketahanan Pangan

Cakupan daerah rawan pangan

100% Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan

Cakupan Dearah rawan pangan

100% Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan

Cakupan Ketersediaan Bahan Pangan

10 Ton Beras

Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan

100% Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan

Program Peningkatan Ketahanan Pangan (pertanian/perkebunan)

Cakupan Ketersediaan Bahan Pangan

100% Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan

Produksi pertanian/perkebunan

- Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan

Bidang Urusan Pertanian

Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan

Prosentase Pemasaran Hasil Pertanian

72.70% Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan

Hal 122 dari 127

Hal 122 dari 127

Page 123: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | V-1

BAB V

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

KABUPATEN FLORES TIMUR TAHUN 2016

Upaya percepatan pembangunan daerah pada akhir periode RPJMD Tahun

2012-2016, didukung dengan sejumlah program kegiatan prioritas daerah pada

masing-masing urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah. Jumlah

program dan kegiatan prioritas yang direncanakan pada tahun 2016 sebanyak 141

program dan 583 kegiatan. Jumlah program dan kegiatan tersebut terdiri dari urusan

wajib sebanyak 110 program yang dijabarkan ke dalam 483 kegiatan dan urusan

pilihan sebanyak 31 program yang dijabarkan kedalam 100 kegiatan. Total dana yang

dibutuhkan untuk membiayai program dan kegiatan tersebut sebanyak Rp.

619.280.226.160,- dari total belanja langsung sebesar Rp. 772.120.151.934,-. Rincian

jumlah program dan kegiatan pada masing-masing urusan seperti pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1 Jumlah Program dan Kegiatan Per Urusan

No

Urut

Kode

Urusan Nama Urusan

Jumlah

Program

Jumlah

Kegiatan

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Urusan Wajib 110 482

1 1.01 Urusan Pendidikan 7 40

2 1.02 Urusan Kesehatan 12 57

3 1.03 Urusan Pekerjaan Umum 8 16

4 1.04 Urusan Perumahan 1 1

5 1.05 Urusan Penataan Ruang 1 3

6 1.06 Urusan Perencananaan Pembangunan 8 22

7 1.07 Urusan Perhubungan 5 14

8 1.08 Urusan Lingkungan Hidup 5 20

9 1.10 Urusan Kependuduan dan Catatan Sipil 1 4

10 1.11 Urusan Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak 4 6

11 1.12 Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga

Sejahtera 4 16

12 1.13 Urusan Sosial 4 14

13 1.14 Urusan Ketenagakerjaan 3 10

14 1.15 Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah 4 26

15 1.16 Urusan Penanaman Modal 3 10

16 1.17 Urusan Kebudayaan 3 12

17 1.18 Urusan Kepemudaan dan Olah Raga 2 5

18 1.19 Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam

Negeri 7 24

19 1.20 Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan

Umum, Administrasi Keuangan Daerah,

Perangkat Daerah, Kepegawaian dan

Persandian

15 122

20 1.21 Urusan Ketahanan Pangan 3 28

21 1.22 Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa 4 24

22 1.23 Urusan Statistik 1 1

23 1.24 Urusan Kearsipan 2 2

24 1.25 Urusan Komunikasi dan Informatika 2 4

Hal 123 dari 127

Hal 123 dari 127

Page 124: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | V-2

No

Urut

Kode

Urusan Nama Urusan

Jumlah

Program

Jumlah

Kegiatan

25 2.26 Urusan Perpustakaan 1 2

2 Urusan Pilihan 31 100

26 2.01 Urusan Pertanian 8 27

27 2.02 Urusan Kehutanan 5 22

28 2.03 Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral 1 2

29 2.04 Urusan Pariwisata 3 13

30 2.05 Urusan Kelautan dan Perikanan 7 17

31 2.06 Urusan Perdagangan 2 8

32 2.07 Urusan Perindustrian 4 8

33 2.08 Urusan Ketransmigrasian 1 3

Total 141 583

Rencana program dan kegiatan prioritas daerah tahun 2016 merupakan uraian

rencana kerja pembangunan tahun 2016 yang memuat urusan pemerintah daerah,

rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, lokasi kegiatan, pagu indikatif, dan

SKPD penanggung jawab yang disusun berdasarkan SKPD sebagaimana matriks

pada Lampiran RKPD ini.

Matriks Lampiran tersebut terdiri dari :

a. LAMPIRAN I : memuat rencana program kegiatan yang dibiayai APBD II

secara umum;

b. LAMPIRAN IA : memuat rencana program kegiatan yang dibiayai APBD II

yang bersumber dari Pagu Wilayah Kecamatan (PWK);

c.

LAMPIRAN IB : memuat rencana program kegiatan prioritas yang dibiayai

APBD II pendukung utama Program GERBANG EMAS;

d. LAMPIRAN II : memuat rencana program kegiatan yang dibiayai APBD I;

dan

e. LAMPIRAN III : memuat rencana program kegiatan yang dibiayai APBN.

Hal 124 dari 127

Hal 124 dari 127

Page 125: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | VI-1

BAB VI

PENUTUP

KAIDAH PELAKSANAAN

RKPD Tahun 2016 merupakan acuan bagi Pemerintah Daerah maupun

masyarakat termasuk dunia usaha dalam pelaksanaan program pembangunan

untuk menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antardaerah,

antarruang, antarwaktu, antarfungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah

Pelaksanaan program kegiatan, baik dalam kerangka regulasi maupun dalam

kerangka investasi pemerintah dan pelayanan umum, mensyaratkan keterpaduan

dan sinkronisasi antar kegiatan, baik di antara kegiatan dalam satu program

maupun kegiatan antar program, dalam satu instansi dan antar instansi, dengan

tetap memperhatikan tugas pokok dan fungsi yang melekat pada masing-masing

SKPD sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam melaksanakan program dan kegiatan untuk mencapai sasaran-sasaran

pembangunan yang tertuang dalam RKPD Tahun 2016, setiap Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Flores Timur, wajib menerapkan prinsip-

prinsip efisiensi, efektivitas, transparansi, akuntabilitas dan partisipasi.

Sehubungan dengan itu, ditetapkan kaidah-kaidah pelaksanaan RKPD

Tahun 2016 sebagai berikut:

a) Semua stakeholders yang berkepentingan dalam pembangunan Flores Timur

berkewajiban untuk menjadikan RKPD Tahun 2016 sebagai acuan dalam

pelaksanaan program pembangunanya, terutama yang berkaitan prioritas

pembangunan dan target pencapaian yang sudah termuat dalam RKPD;

b) RKPD Tahun 2016 menjadi acuan SKPD lingkup Pemerintah Kabupaten

Flores Timur untuk menyusun dan menyempurnakan Rencana Kerja SKPD

sebagai bagian dalam proses perencanaan dan penganggaran pembangunan;

c) Setiap SKPD Lingkup Pemerintah Daerah Kabupaten Flores Timur wajib

melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan secara periodik baik triwulan,

semesteran maupun akhir tahun yang meliputi evaluasi terhadap pencapaian

sasaran, kegiatan yang ditetapkan, kesuaiannya dengan rencana alokasi

anggaran yang ditetapkan dalam APBD, serta kesesuaiannya dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur pelaksanaan APBD

dan peraturan lainnya;

d) Untuk menjaga efektifitas pelaksanaan program, setiap SKPD Lingkup

Pemerintah Kabupaten Flores Timur wajib melakukan pemantauan

pelaksanaan kegiatan, melakukan tindakan koreksi yang diperlukan dan

melaporkan hasil-hasil pemantauan secara berkala kepada Bupati sesuai

dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Hal 125 dari 127

Hal 125 dari 127

Page 126: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | VI-2

Semua perencanaan program dan kegiatan selanjutnya, tidak dapat keluar

dari kerangka acuan yang telah ditetapkan di dalam RKPD ini, kecuali timbul

hal-hal yang mendesak dan prioritas yang tidak sempat termuat dalam RKPD

Tahun 2016 ini.

Demikian RKPD Kabupaten Flores Timur Tahun 2016 ini disusun sebagai

dokumen perencanaan pembangunan tahunan dalam rangka mewujudkan visi dan

misi pembangunan Daerah.

BUPATI FLORES TIMUR,

ttd

YOSEPH LAGADONI HERIN

Salinan sesuai dengan aslinya

KEPALA BAGIAN HUKUM

ADRIANUS BENGA AMA LAMABELAWA

PEMBINA TK. I

NIP. 19700525 199703 1 007

Hal 126 dari 127

Hal 126 dari 127

Page 127: RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...

RKPD 2016 | VI-1

LAMPIRAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016

PEMERINTAH KABUPATEN FLORES TIMUR

Hal 127 dari 127

Hal 127 dari 127