RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...
Transcript of RKPD 2016 | I-1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR ...
RKPD 2016 | I-1
LAMPIRAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR
NOMOR : 18 TAHUN 2015
TANGGAL : 29 MEI 2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2016 merupakan
kesinambungan upaya pembangunan dalam rangka mencapai tujuan
pembangunan daerah yang diamanatkan dalam RPJMD. Tahun 2016 adalah tahun
terakhir dari periode RPJMD Kabupaten Flores Timur Tahun 2012-2016. RKPD
memuat arah kebijakan pembangunan Flores Timur yang merupakan komitmen
Pemerintah Daerah Kabupaten Flores Timur untuk memberikan kepastian
kebijakan dalam melaksanakan pembangunan daerah yang berkesinambungan.
RKPD tersebut merupakan dokumen perencanaan pembangunan Kabupaten
Flores Timur untuk periode 1 (satu) tahun yaitu tahun 2016 yang dimulai tanggal
1 Januari 2016 dan berakhir pada tanggal 31 Desember 2016.
Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) merupakan
pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional dan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah. Ketentuan Undang-undang tersebut antara lain
menyebutkan bahwa RKPD merupakan penjabaran Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan akan digunakan sebagai acuan untuk
menyempurnakan Renja SKPD; sebagai pedoman penyusunan Kebijakan Umum
APBD serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara; sebagai Pedoman
penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran SKPD dan acuan dalam penyusunan
Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) sebagaimana
diamanatkan dalam pasal 17 ayat (2) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara.
Dengan demikian RKPD mempunyai fungsi pokok sebagai acuan bagi seluruh
pelaku pembangunan, karena memuat seluruh kebijakan publik; sebagai pedoman
dalam penyusunan APBD, karena memuat arah kebijakan pembangunan daerah
satu tahun; dan untuk menciptakan kepastian kebijakan, karena merupakan
komitmen Pemerintah.
1.2 Landasan Hukum
Peraturan perundangan-undangan yang menjadi landasan penyusunan RKPD
Kabupaten Flores Timur Tahun 2016 adalah sebagai berikut:
1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah;
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2015 tentang
Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2016;
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah;
Hal 1 dari 127
Hal 1 dari 127
RKPD 2016 | I-2
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan,Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2013 tentang Pedoman
Pembangunan Wilayah Terpadu;
10. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah Propinsi Nusa Tenggara Timur;
11. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 1 Tahun 2014
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Nusa
Tenggara Timur Tahun 2013-2018;
12. Peraturan Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 13 Tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Flores Timur Tahun 2007-2027;
13. Peraturan Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 17 Tahun 2011 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 14 Tahun
2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Flores Timur
Tahun 2005-2025;
14. Peraturan Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 1 Tahun 2012 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Flores Timur
Tahun 2012-2016;
15. Peraturan Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 1 Tahun 2013 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Flores Timur;
16. Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Timur Nomor 16 Tahun 2016 tentang
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Provinsi Nusa Tengggara Timur Tahun
2016;
17. Peratuan Bupati Flores Timur Nomor 9 Tahun 2014 tentang Penyelarasan
Indikator Kinerja Program pada RPJMD Kabupaten Flores Timur Tahun
2012-2016;
18. Peraturan Bupati Flores Timur Nomor 10 Tahun 2015 tentang Penentuan
Variabel Lain, Penghitungan Alokasi dan Tata Cara Penggunaan Pagu
Wilayah Kecamatan Tahun Anggaran 2016.
1.3 Hubungan antarDokumen
Prinsip-prinsip perencanaan pembangunan daerah antara lain merupakan
satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional dan
mengintegrasikan rencana tata ruang dengan rencana pembangunan daerah. Oleh
karena itu perumusan RKPD Kabupaten Flores Timur Tahun 2015 dirumuskan
berdasarkan tinjauan berbagai kebijakan perencanaan pembangunan baik di
tingkat nasional maupun tingkat daerah.
RKPD Tahun 2016 merupakan penjabaran dari tahun ke lima RPJMD
Kabupaten Flores Timur Tahun 2012-2016. Penyusunan RKPD Kabupaten
mengacu pada RKP dan RKPD Provinsi. Selain itu menggunakan Renja SKPD
sebagai bahan penyempurnaan Rancangan Awal RKPD. RKPD merupakan
perencanaan tahunan untuk mencapai visi misi kepala daerah yang tertuang
dalam RPJMD. Penyusunan RPJMD Kabupaten Flores Timur Tahun 2012-2016
berpedoman pada RPJP Kabupaten Flores Timur Tahun 2005-2025, RPJMD
Provinsi dan RPJMN serta mengintegrasikan RTRW Kabupaten Flores Timur
Tahun 2007-2027. Selain itu Renstra SKPD juga digunakan sebagai bahan
penyempurnaan rancangan awal RPJMD. Selain sebagai dokumen perencanaan
Hal 2 dari 127
Hal 2 dari 127
RKPD 2016 | I-3
tahunan, penyusunan RAPBD pada tahapan penganggaran, RKPD dijadikan
sebagai pedoman utama penyusunan RAPBD. Dengan demikian RKPD
merupakan dokumen perencanaan yang strategis dan mempunyai simpul
keterkaitan yang kuat antara proses perencanaan dan penganggaran di daerah.
Keterkaitan antara RKPD dengan dokumen perencanaan lainnya yakni
RPJPD, RPJMD, RENSTRA SKPD, RENJA SKPD dan dokumen penganggaran
yakni APBD sebagaimana Gambar 1.1.
Gambar 1.1 Hubungan antara RKPD Kabupaten dengan Dokumen Perencanaan lain
.1.4 Sistematika Dokumen RKPD
Sistematika dokumen RKPD sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang, landasan hukum, hubungan antardokumen,
sistimatika RKPD serta maksud dan tujuan.
BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN
KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
Bab ini menguraikan tentang gambaran umum kondisi daerah, evaluasi pelaksanaan
RKPD tahun berjalan dan realisasi RPJMD serta memuat penjelasan tentang
permasalahan pembangugnan daerah.
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN
KEUANGAN DAERAH
Bab ini menjelaskan tentang arah kebijakan ekonomi daerah dan arah kebijakan
keuangan daerah.
BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN
FLORES TIMUR TAHUN 2016
Bab ini menguraikan tentang tujuan dan sasaran pembangunan serta menguraikan secara
eksplisit perumusan prioritas dan sasaran pembangunan daerah serta arah pembangunan
kewilayahan, identifikasi isu strategis dan masalah mendesak pembangunan daerah dan
nasional, rancangan kerangka ekonomi daerah beserta kerangka pendanaan.
Sumber : Dirangkum dari Permendagri No. 54/2010 dan Permendagi No.72/2013
RPJM Nasional
RKP
PWT
RPJM
Daerah
RKP Daerah
Renstra SKPD
Renja SKPD
RAPBD APBD
RKA DPA
Diacu Diperhatikan Diacu
Pedoman
Pedoman Pedoman Dijabarkan
Pedoman
Pedoman
Bahan
Bahan
Diacu
RTRWN
RPJPN
RTRWD
RPJPD
Hal 3 dari 127
Hal 3 dari 127
RKPD 2016 | I-4
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH
KABUPATEN FLORES TIMUR TAHUN 2016
Pada Bab ini dijelaskan mengenai perencanaan program dan kegiatan, indikator kinerja,
target, satuan, pagu indikatif, lokasi, SKPD penanggungjawab dan keterkaitannya
dengan prioritas dan sasaran pembangunan serta arah pembangunan kewilayahan yang
ditetapkan.
BAB VI PENUTUP
Bab ini menguraikan tentang arahan Kepala Daerah, penegasan dalam menerapkan
RKPD, serta arahan bagi SKPD dalam mepedomani RKPD sebagai acuan untuk
penyusunan dokumen Rencana Kerja (Renja) SKPD.
1.5 Maksud dan Tujuan
1.5.1 Maksud
Maksud penyusunan RKPD Kabupaten Flores Timur Tahun 2016 adalah tersedianya
dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 1 (satu) tahun sebagai acuan
dan pedoman pembangunan daerah Kabupaten Flores Timur Tahun 2016 baik yang
bersumber dari dana APBN, APBD I Provinsi NTT dan APBD II Kabupaten Flores
Timur.
1.5.2 Tujuan
Tujuan penyusunan RKPD Kabupaten Flores Timur Tahun 2016 adalah
a. menetapkan pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja (Renja) SKPD, dan
perencanaan penganggaran Kabupaten Flores Timur;
b. menetapkan pedoman dalam penyusunan APBD Kabupaten Flores Timur Tahun
2016;
c. mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang sinergis dan terpadu baik
antara perencanaan pembangunan Nasional, Provinsi NTT dan Kabupaten Flores
Timur maupun antar wilayah.
d. menyediakan satu acuan resmi bagi seluruh jajaran pemerintah daerah dan DPRD
dalam menentukan prioritas program dan kegiatan tahunan yang akan dibiayai dari
APBD Kabupaten Flores Timur, APBD Provinsi dan APBN;
e. menyediakan satu tolok ukur untuk mengukur dan melakukan evaluasi kinerja
tahunan setiap SKPD;
f. memudahkan seluruh pemangku kepentingan baik jajaran aparatur pemerintah
daerah serta DPRD maupun lembaga-lembaga swasta dan kelompok masyarakat
lainnya dalam mencapai tujuan pembangunan dengan cara menyusun program dan
kegiatan secara terpadu, terarah dan terukur; dan
g. memudahkan seluruh jajaran aparatur pemerintah daerah dan DPRD untuk
memahami dan menilai arah kebijakan dan program serta kegiatan operasional
tahunan.
Hal 4 dari 127
Hal 4 dari 127
RKPD 2016 | II - 1
BAB II
EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN
KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah
2.1.1 Aspek Geografi dan Demografi
Aspek Geografi
a. Letak, Luas, Batas Wilayah Administrasi dan Kondisi Geografis
Kabupaten Flores Timur adalah kabupaten yang terletak antara 080
04’-
08040’ LS dan 122
0 38’-123
0 57’ BT. Dengan Luas wilayah seluruhnya
5.983,38 km², terdiri dari luas daratan 1.812,85 km² (31% luas wilayah)
yang tersebar pada 3 pulau besar dan 27 pulau kecil serta luas lautan
2.064,65 km² (69% luas wilayah) dan batas-batas wilayah: sebelah utara
dengan Laut Flores, sebelah selatan dengan Laut Sawu, sebelah barat dengan
Kabupaten Sikka dan sebelah timur dengan Kabupaten Lembata.
Secara administrasi pemerintahan, Kabupaten Flores Timur terdiri dari 19
Kecamatan dan 229 Desa dan 21 Kelurahan. Sebaran Kecamatan,
Desa/Kelurahan disajikan dalam (Tabel 2.1). Berdasarkan tabel tersebut
dapat diketahui bahwa Kecamatan Tanjung Bunga mempunyai wilayah
paling luas, yaitu 257,57 km2, sedangkan jumlah desa yang terbanyak
terdapat di Kecamatan Adonara Timur dengan 19 desa dan 2 Kelurahan
serta Kecamatan Ile Boleng dengan 21 Desa.
Tabel 2.1. Jumlah Desa, dan Luas Kecamatan di Kab. Flores Timur Tahun 2013
Sumber : BPS Kabupaten Flores Timur, 2014
b. Topografi
Bentangan alam Kabupaten Flores Timur merupakan wilayah berbukit dan
bergunung. Kondisi alam tersebut ditandai dengan tingkat kemiringan,
ketinggian dan tekstur tanah sebagaimana disajikan dalam Tabel 2.2; 2.3
dan 2.4 berikut ini.
Pulau Kecamatan Desa Kelura
han Luas Daerah Area (Km²)
Luas (%)
1. Wulanggitang 11 - 255,85 12,46 2. Titehena 14 - 154,84 8,54 3. Tanjung Bunga 16 - 257,57 14,21 4. Ile Mandiri 8 - 72,76 4,01 5. Larantuka 2 18 48,91 2,70 6. Demon Pagong 7 - 85,40 4,71 7. Ile Bura 7 118,32 6,53 8. Lewolema 7 92,84 5,12 Pulau Flores Bagian Timur 72 18 1.056,49 58,28 9. Solor Barat 14 1 128,20 7,08 10. Solor Timur 17 - 66,56 3,68 11. Solor Selatan 7 - 31,85 1,74 Pulau Solor 38 1 226,61 12,50 12. Adonara Barat 18 - 79,71 4,40 13. Wotan Ulumado 12 - 86,31 4,76 14. Adonara Timur 19 2 91,06 5,02 15. Ile Boleng 21 - 49,30 2,72 16. Witihama 16 - 79,43 4,38 17. Klubagolit 12 - 44,41 2,46 18. Adonara Tengah 13 - 42,73 2,36 19. Adonara 8 - 56,80 3,13 Pulau Adonara 119 2 529,75 29,23
Flores Timur 229 21 1.812,85 100
Hal 5 dari 127
Hal 5 dari 127
RKPD 2016 | II - 2
Tabel 22. Topografi Kabupaten Flores Timur
No Kemiringan/Ketinggian/Tekstur Tanah Luas (Km2)
1 Kemiringan : – 12 % 12 – 40 % > 40 %
417, 20 799,86 615,79
2 Ketinggian : – 12 m 100 – 500 m > 500m
568,81 934,63 291,41
3 Tekstur Tanah : Kasar Sedang Halus
934,63 856,17
38,56 Sumber : RTRW Kabupaten Flores Timur, Tahun 2007-2027
Tabel 2.3. Luas Daerah Menurut Klasifikasi Kemiringan Kabupaten Flores Timur
Lokasi
Klasifikasi Menurut Kemiringan (Ha)
Total 0-8% (Datar)
9-15% (Landai)
16-25% (Agak Curam)
26-40% (Curam)
>40% (Sangat Curam)
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]
Adonara 4.444 2.978 718 3.849 39.975 51.964
Solor 621 1.121 4.544 2.686 13.662 22.634
Flores 3.318 15.767 5.332 20.421 61.846 106.684
Total 8.383 19.866 10.594 26.956 115.483 181.282
Sumber : RTRW Kabupaten Flores Timur, 2007-2027
Sumber : RTRW Kabupaten Flores Timur, Tahun 2007-2027
Tabel 2.2, Tabel 2.3 dan Tabel 2.4 menunjukkan bahwa sebagian besar
wilayah Kabupaten Flores Timur memiliki tingkat kemiringan di atas 12%;
daerah perbukitan dengan ketinggian rata-rata di atas 100 m, dan memiliki
tekstur tanah antara kasar dan sedang. Kondisi wilayah geografis Flores
Timur yang demikian dibarengi dengan keadaan iklim yang kering
mengakibatkan wilayah Flores Timur rawan bencana longsor dan banjir.
c. Geologi
Kondisi geologi secara umum di Kabupaten Flores Timur terbentuk dari
endapan pantai (aluvial), batuan sedimentasi (undak pantai, batuan
Tabel 2.4. Luas Daerah Menurut Klasifikasi Ketinggian Kabupaten Flores Timur
Lokasi
Klasifikasi Menurut Ketinggian (Ha)
Total <2m (Datar)
2-10m (Ber-
ombak)
2-10m (Berge-
lombang)
15-50m (Berbukit Sedang)
50-300m (Berbukit)
> 300m (Ber-
gunung)
Adonara 2.508 1.227 3.871 - 3.965 40.393 51.964
Solor 62 1.639 3.264 - 1.881 15.229 22.634
Flores 1.084 7.208 3.276 472 6.011 33.565 51.616
Total 4.213 10.074 10.411 472 11.857 89.187 126.214
Hal 6 dari 127
Hal 6 dari 127
RKPD 2016 | II - 3
gamping tufaan, batuan gamping berlapis, tufa dasitan, batu gamping,
formasi bari, formasi naga panda), batuan gunung api (hasil gunung api
muda, hasil gunung api tua, batuan gunung api, batuan gunung api tua,
formasi kiro), batuan terobosan (granodiroit, batuan terobosan diorit,
batuan terobosan andesit dan batuan terobosan dasit).
Kabupaten Flores Timur berada dalam jalur gunung api yang masih aktif
sebanyak 4 (empat) gunung, yaitu : Gunung Lewotobi Laki-laki dengan
ketinggian 1.584 m dari permukaan laut, terletak di Pulau Flores; Gunung
Lewotobi Perempuan dengan ketinggian 1.703 m dari permukaan laut,
terletak di Pulau Flores; Gunung Leraboleng dengan ketinggian 1.117 m
dari permukaan laut, terletak di Pulau Flores; Gunung Ile Boleng dengan
ketinggian 1.659 m dari permukaan laut, terletak di Pulau Adonara.
Secara morfologi, wilayah Flores Timur tersusun atas 28 (dua puluh
delapan) bentuk lahan (lands forms), bahkan sebagian besarnya merupakan
wilayah perbukitan yaitu lereng gunung api tidak aktif seluas 48.892 ha
atau 27,59% dari luas wilayah kabupaten Flores Timur, dataran alluvial
kars seluas 29.687 ha atau 16,75%, dan kaki gunung api aktif seluas 28.969
ha atau 16,24%.
Tabel 2.5 Nama, Tinggi, Luas Daerah Bahaya dan Tahun Terakhir Letusan Gunung
Berapi
Nama Gunung Berapi
Tinggi (m)
Luas Daerah Bahaya Sementara (Km2)
Tahun Letusan Terakhir
Daerah Ber
Bahaya Daerah
Waspada
(1) (2) (3) (4) (5)
01. Lewotobi Laki-laki
02. Lewotobi Perempuan
03. Leraboleng
04. Ile Boleng
1.584
1.703
1.117
1.659
69,2
68,0
32,7
87,8
150,6
136,1
45,7
71,1
1971
1938
1881
1986
Sumber : BPS, 2014
Selain itu dijumpai pula bentuk lahan lainnya, yaitu lereng gunung api aktif
(14.023 ha), dataran kaki gunung api tidak aktif (13.286 ha), gunung api
strato tidak aktif (11.676 ha), gunung api strato aktif (7.510 ha), dataran
antar gunung api (3.962 ha), gunung api bocca (3.183 ha), medan lava tua
(2.959 ha), dataran fluvio gunung api (2.585 ha), medan lava muda (1.800
ha), dataran kaki gunung api aktif (2.745 ha), dataran gunung api (1.308
ha), perbukitan kars tidak berkembang (822 ha). (Lihat Tabel 2.5).
Tabel 2.5. Bentuk Lahan Penyusun Kabupaten Flores Timur
Bentuk lahan Luas %
Luas Km2 Ha
(1) (2) (3) (4)
Danau kawah tidak aktif 0,46 46 0,03
Dataran Aluvial 6,06 606 0,34
Dataran aluvial kars 296,87 29.687 16,75
Dataran aluvial pantai 2,16 216 0,12
Dataran antar gunung api 39,62 3.962 2,24
Dataran fluvio gunung api 25,85 2.585 1,46
Dataran gunung api 13,08 1.308 0,74
Dataran kaki gunung api aktif 27,45 2.745 1,55
Dataran kaki gunung api tidak aktif 132,86 13.286 7,50
Gunung api bocca 31,83 3.183 1,80
Gunung api strato aktif 75,10 7.510 4,24
Gunung api strato tidak aktif 116,76 11.676 6,59
Kaki gunung api aktif 289,69 28.969 16,35
Hal 7 dari 127
Hal 7 dari 127
RKPD 2016 | II - 4
Bentuk lahan Luas %
Luas Km2 Ha
(1) (2) (3) (4)
Kawah aktif 0,43 43 0,02
Kawah tidak aktif 6,89 689 0,39
Kerucut gunung api piroklastik 4,17 417 0,24
Kipas fluvio gunung api 4,86 486 0,27
Lagun 0,14 14 0,01
Lereng gunung api aktif 140,23 14.023 7,91
Lereng gunung api tidak aktif 488,92 48.892 27,59
Medan lava muda 18,00 1.800 1,02
Perbukitan kars tidak berkembang 8,22 822 0,46
Perbukitan sisa 5,41 541 0,31
Permukaan planasi 6,33 633 0,36
Rawa air tawar 0,23 23 0,01
Teras sungai erosional 1,17 117 0,07
Medan lava tua 29,59 2959 1,67
Jumlah 1.771,92 177192 100,00
Sumber : Buku Data & Informasi Spasial Sumberdaya Alam Kab.Flores Timur
d. Hidrologi
Dari segi hidrologi, Kabupaten Flores Timur memiliki 290 mata air yang
tersebar di seluruh kecamatan dengan debit antara 0,5–20 liter perdetik.
Sumber mata air tersebut umumnya berada pada kawasan hutan. Potensi
kawasan hutan lindung yang perlu dijaga terdapat di kecamatan Ile
Mandiri, Adonara Tengah, Ile Boleng, Wotan Ulumado, Adonara Timur,
Demon Pagong, Ile Bura, Larantuka, Lewolema, Tanjung Bunga,
Titehena dan Wulanggitang yang berfungsi melindungi kawasan yang
ada di bawahnya dengan luas 27.996,56 Ha.
e. Klimatologi
Letak geografis Flores Timur tersebut berdampak pada klimatologi yaitu
hanya mengalami 2 musim, sebagaimana daerah-daerah lain di Indonesia,
yaitu musim kemarau dan musim hujan. Pada bulan Juni-September angin
bertiup dari Australia dan tidak banyak mengandung uap air sehingga
mengakibatkan musim kemarau. Sebaliknya, pada bulan Desember-Maret
angin banyak mengandung uap air yang berasal dari Asia dan Samudera
Pasifik sehingga terjadi musim hujan. Keadaan ini berganti setiap enam
bulan setelah melewati masa peralihan pada bulan April-Mei dan
Oktober-November. Konsekuensinya Flores Timur menjadi wilayah yang
tergolong kering dan selalu terancam bencana kekeringan setiap tahun,
karena hanya 4 bulan (Januari-Maret dan Desember) yang keadaannya
relatif basah, sedangkan 8 bulan sisanya relatif kering. Berikut ini
disajikan data tentang Tekanan Udara, Kelembaban Relatif dan
Temperatur Udara tahun 2013.
Tabel 2.6. Rata-rata Temperatur Udara, Kelembaban Udara dan Tekanan
Udara, Tahun 2013
Bulan
Temperatur Udara (°C)
Kelembaban Udara Relatif
(%) Tekanan Udara (Nbs)
Min. Max. Min. Max. Min. Max.
Januari 19,7 31 76 91 1 010,8 1 018,0
Pebruari 19,1 31 77 91 1 010,8 1 018,6
Maret 21,9 32,1 70 88 1 014,7 1 019,1
April 21,9 32,3 66 86 1 007,3 1 012,4
Hal 8 dari 127
Hal 8 dari 127
RKPD 2016 | II - 5
Bulan
Temperatur Udara (°C)
Kelembaban Udara Relatif
(%) Tekanan Udara (Nbs)
Min. Max. Min. Max. Min. Max.
Mei 22,8 32,4 68 86 1 008,0 1 011,6
Juni 22,3 31,3 70 88 1 007,8 1 011,8
Juli 20,3 31,2 58 79 1 008,9 1 012,6
Agustus 20,4 31,5 56 79 1 010,8 1 013,8
September 21,9 32,5 69 73 1 010,1 1 013,8
Oktober 22,1 33,1 61 75 1 010,1 1 013,4
Nopember 221,5 32,7 67 82 1 006,9 1 011,1
Desember 24,6 33,7 72 88 1 006,8 1 010,0
Sumber: BPS Kab. Flotim, Tahun 2014
Sebagaimana uraian sebelumnya bahwa di wilayah Flores Timur
terdapat empat buah gunung api yang masih aktif yang tersebar di pulau
Flores (bagian timur) dan pulau Adonara. Pada satu sisi gunung-
gunung tersebut banyak memberikan kontribusi terhadap tingkat
kesuburan tanah, namun pada sisi yang lain menjadi sumber bencana
yang setiap saat dapat mengancam yaitu gempa bumi dan letusan
gunung berapi.
Berdasarkan potensi yang ada maka wilayah Flores Timur merupakan
daerah potensial untuk pengembangan bidang pertanian dan pariwisata.
Pengembangan pertanian diutamakan pertanian tanaman pangan,
hortikultura dan perkebunan, karena umumnya daerah-daerah dengan
ketinggian beragam tersebut mempunyai iklim (suhu) yang cocok untuk
berbagai jenis tanaman.
Aspek Demografi
a. Kepadatan dan Persebaran Penduduk
Sampai dengan tahun 2014 jumlah penduduk Flores Timur sebanyak
238.600 orang yang mendiami wilayah seluas 1.812,85. Km2, dengan
demikian kepadatan penduduk Flores Timur sekitar 131,62 orang per
Km2 dengan kepadatan paling tinggi di Kecamatan Larantuka sebesar
599 orang per km2, sedangkan paling rendah di Kecamatan Tanjung
Bunga sebesar 52 orang per km2. Walaupun demikian aksesibilitas
antarwilayah masih merupakan faktor penghambat karena kesembilan
belas kecamatan tersebut tersebar pada tiga pulau besar yakni pulau
Adonara sebanyak 8 kecamatan, pulau Flores (bagian timur) sebanyak 8
kecamatan dan pulau Solor sebanyak 3 kecamatan.
Tabel 2.7. Luas Wilayah, Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Sex Rasio
dan Kepadatan Menurut Kecamatan, 2014
KECAMATAN Luas
Wilayah (Km
2)
Jenis Kelamin Total
Sex Ratio
Jumlah Rumah Tangga
Kepadatan penduduk (jiwa/Km
2) L P
Wulanggitang 255,96 6.595 6.714 13.309 98,23 3.192 52,00
Titehena 211,7 5.521 5.763 11.284 95,80 2.741 53,30
Ile Bura 48,53 3.048 3.407 6.455 89,46 1.426 133,01
Tanjung Bunga 234,55 6.174 6.182 12.356 99,87 2.273 52,68
Lewolema 108,61 3.911 4.117 8.028 94,99 1.791 73,92
Hal 9 dari 127
Hal 9 dari 127
RKPD 2016 | II - 6
KECAMATAN Luas
Wilayah (Km
2)
Jenis Kelamin Total
Sex Ratio
Jumlah Rumah Tangga
Kepadatan penduduk (jiwa/Km
2) L P
Larantuka 75,91 18.969 19.060 38.029 99,52 8.339 500.97
Ile Mandiri 74,24 4.554 4.819 9.373 94,50 2.068 126,25
Demon Pagong 57,37 2.049 2.277 4.326 89,99 1.187 75,41
Solor Barat 128,2 4.374 5.133 9.507 85,21 2.423 74,16
Solor Selatan 31,58 2.169 2.758 4.927 78,64 1.211 156,02
Solor Timur 66,56 6.093 6.933 13.026 87,88 3.552 195,7
Adonara Barat 55,97 5.918 6.095 12.013 97,09 2.678 214,63
Wotan Ulumado 75,81 4.076 4.228 8.304 96,40 2.060 109,54
Adonara Tengah 57,99 5.441 5.677 11.118 95,84 2.730 191,72
Adonara Timur 108,94 12.673 14.008 26.681 90,47 6.819 282,91
Ile Boleng 51,39 6.545 7.957 14.502 82,25 4.364 282,19
Witihama 77,97 6.427 7.552 13.979 85,10 4.488 246,29
Klubagolit 45,12 4.905 5.677 10.582 86,40 3.222 234,53
Adonara 46,45 4.834 5.967 10.801 81,01 2.618 232,53
FLORES TIMUR 1.812,85 144.276 124,324 238,600 90,89 59.119 131,62
Sumber : Dinas Kependudukan dan Capil Kab. Flotim, 2014
Tabel 2.7. di atas menggambarkan sex ratio penduduk Flores Timur
sebesar 90,89. Hal ini berarti jumlah penduduk perempuan 9 persen
lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk laki-laki. Sex ratio
terbesar di Kecamatan Tanjung Bunga, yakni sebesar 99,87 dan
terkecil di Kecamatan Solor Barat, yakni sebesar 78,64 yang berarti
jumlah penduduk Kecamatan Tanjung Bunga hampir berimbang
antara laki-laki dan perempuan, sedangkan di Kecamatan Solor
Barat jumlah penduduk perempuan 32 persen lebih banyak
dibandingkan laki-laki. Perbandingan jumlah penduduk perempuan
lebih besar dari penduduk laki-laki di hampir setiap kecamatan
disebabkan karena banyak tenaga kerja laki-laki mencari kerja di
luar daerah bahkan di luar negeri khususnya di Malaysia. Dari total
penduduk tersebut, 77,39 persen beragama Katolik, 0,9 persen
beragama Kristen Protestan, 21,61 persen beragama Islam dan
sisanya kurang dari 0,1 persen beragama Hindu dan Budha.
Berdasarkan hasil SP 2010, laju pertumbuhan penduduk Flores
Timur per tahun selama sepuluh tahun terakhir yakni dari tahun
2000-2010 sebesar 1,65 persen. Laju pertumbuhan penduduk ini
lebih rendah dibanding laju pertumbuhan penduduk NTT (2,06
persen) namun lebih tinggi dari laju pertumbuhan penduduk
nasional (1,49 persen). Jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan
penduduk periode 1990-2000, maka laju pertumbuhan penduduk
mengalami peningkatan yang sangat tajam, yakni mencapai 87,5
persen (Laju Pertumbuhan Penduduk 1990-2000 = 0,88 persen).
Kecamatan dengan laju pertumbuhan penduduk tertinggi adalah
Larantuka (2,97 persen) disusul Adonara Barat (2,22 persen) dan
Wotan Ulumado (2,02 persen). Kecamatan dengan laju
pertumbuhan penduduk terendah adalah Solor Selatan (0,25 persen)
disusul Solor Timur (0,50 persen) dan Wulanggitang (0,92 persen).
b. Penduduk Menurut Kelompok Umur
Komposisi penduduk menurut umur dapat memberikan suatu ciri
terhadap penduduk, apakah tergolong sebagai penduduk yang
Hal 10 dari 127
Hal 10 dari 127
RKPD 2016 | II - 7
produktif atau yang tidak produktif. Komposisi seperti ini dapat
menggambarkan pola perilaku sosial ekonomi penduduk. Penduduk
yang berumur 0–14 tahun dan yang berumur lebih dari 64 tahun
dikategorikan sebagai penduduk yang tidak produktif. Komposisi
penduduk menurut umur di Flores Timur dapat disajikan pada
Tabel 2.8 berikut ini. Tabel. 2.8. Penduduk Flores Timur Menurut Kelompok Umur dan
Jenis Kelamin Tahun 2014
KELOMPOK UMUR
Laki-laki Perempuan L + P
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 2 3 4 5 6 7
00 - 04 12.548 10,98 12.644 10,17 25.192 11
05 - 09. 16.147 14,13 14.223 11,44 30.370 11,5
10 - 14. 15.942 13,95 13.564 10,91 29.506 12,3
15 - 19 10.273 8,99 10.244 8,24 20.517 7
20 -24 8.354 7,31 6.515 5,24 14.869 6,2
25 - 29 6.057 5,3 8.417 6,77 14.474 7,2
30 - 34 7.988 6,99 6.987 5,62 14.975 5,7
35 - 39 6.011 5,26 9.561 7,69 15.572 7,3
40 - 44 6.057 5,3 7.049 5,67 13.106 6
45 - 49 5.714 5 7.795 6,27 13.509 5
50 - 54 4.365 3,82 6.316 5,08 10.681 4,9
55 - 59 4.411 3,86 5.545 4,46 9.956 4,4
60 - 64 3.977 3,48 4.351 3,5 8.328 3,5
65 - 69 1.828 1,6 4.103 3,3 5.931 2,9
70 - 74 2.834 2,48 3.904 3,14 6.738 2
75+ 1.783 1,56 3.096 2,49 4.879 3,1
JUMLAH 114.276 100 124.324 100 238.600 100
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, 2014
Berdasarkan tampilan pada Tabel 2.8 di atas terlihat bahwa terdapat
57,2% penduduk Flores Timur berada pada kelompok umur 15 - 64
tahun, yakni sebanyak 135.987 orang, sedangkan penduduk usia
diatas 64 tahun sebanyak 17.564 orang atau 5,0%. Hal ini
menunjukkan rendahnya tingkat ketergantungan karena penduduk
usia produktif lebih besar dari usia non produktif.
Piramida penduduk pada Gambar 2.2 berbentuk expansive (melebar
pada kelompok umur
muda). Bila dilihat dari
kelompok umur produktif,
persentase penduduk
perempuan usia 15–64
tahun terhadap total
penduduk perempuan
sebesar 58,54 persen. Bila
dibandingkan dengan
persentase penduduk laki-
laki dalam kelompok umur
yang sama, maka persentase
penduduk laki-laki usia 15–
64 tahun lebih kecil
dibanding penduduk
berjenis kelamin perempuan yakni sebesar 55,31 persen. Selain itu
proporsi penduduk terbesar terhadap total penduduk baik penduduk
Hal 11 dari 127
Hal 11 dari 127
RKPD 2016 | II - 8
laki-laki maupun perempuan menumpuk pada usia 15–64 tahun
yakni sebesar 57,2 persen. Hal ini menggambarkan adanya bonus
demografi yang tengah dialami Indonesia saat ini.
Merujuk pada data BPS pada tahun 2012, secara nasional struktur
penduduk Indonesia didominasi penduduk dewasa dan produktif
dari segmen umur 25-64 tahun yang mencapai 52,63 persen, usia
anak sekolah dari segmen 10-24 tahun mencapai 29,39 persen,
balita umur 0-5 tahun di kisaran 10,09 persen, dan lansia 65-75+
mencapai 7,16 persen. Dalam hal ini, bonus demografi pada
gelombang pertama di tahun 2010 hingga 2020 terjadi pada
segmen penduduk produktif 52,63 persen yang menanggung 1
lansia per 100 penduduk maupun 5 balita per 100 penduduk. Trend
positif mengenai bonus demografi sepertinya masih akan berlanjut
pada tahun 2020-2030. Pada rentang waktu tersebut, beban
ketergantungan penduduk usia anak-anak dan beban
ketergantungan penduduk usia tua berada pada posisi paling
optimal. Setelah tahun 2030 beban ketergantungan penduduk usia
tua akan meningkat sehingga beban ketergantungan total akan naik
kembali. Diperkirakan bonus yang dapat disumbangkan oleh
penduduk usia kerja akan menjadi makin kecil karena harus
menanggung beban ketergantungan penduduk usia tua yang
jumlahnya akan makin membengkak.
Bonus Demografi adalah bonus yang dinikmati suatu negara
sebagai akibat dari besarnya proporsi penduduk produktif (rentang
usia 15-64 tahun) dalam evolusi kependudukan yang dialaminya.
Bonus demografi yang dialami Indonesia saat ini dikarenakan
proses transisi demografi yg berkembang sejak beberapa tahun yg
lalu yang dipercepat dengan keberhasilan program KB menurunkan
tingkat fertilitas dan meningkatnya kualitas kesehatan serta
suksesnya program-program pembangunan lainnya. Bonus
demografi menjadi sebuah keuntungan, jika penduduk usia
produktif berkualitas. Tetapi sebaliknya akan menjadi bencana
ketika penduduk usia produktif dalam kondisi pendidikan rendah,
keahlian rendah, serta kondisi kesehatan buruk, yang membuat
tidak dapat berproduksi secara optimum. Oleh karena itu perlu
peningkatan kualaitas wajib belajar 12 tahun, peningkatan
pembinaan pola asuh & tumbuh kembang anak melalui posyandu
dan PAUD, peningkatan usaha ekonomi keluarga, serta program-
program produktif lainnya agar bonus demografi tidak menjadi
penyebab masalah sosial lainnya akibat tingginya tingkat
pengangguran.
2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat
2.1.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
1) Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
a. PDRB (Produk Domestik Regional Bruto)
PDRB menggambarkan total nilai tambah yang tercipta akibat proses
produksi di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu. Dalam
perkembangan dan pertumbuhan PDRB di Kabupaten Flores Timur
terlihat adanya perubahan atau pergeseran dalam kontribusi sektor
ekonomi terhadap produk daerah sebagai akibat terjadinya pergeseran
tenaga kerja dari sektor pertanian (primer) ke sektor industri (sekunder),
kemudian kearah sektor jasa-jasa (tersier). Pergeseran atau transformasi
sektor ekonomi telah membawa berbagai implikasi. Salah satu implikasi
Hal 12 dari 127
Hal 12 dari 127
RKPD 2016 | II - 9
tersebut adalah Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB). Tabel 2.9
menunjukkan bahwa perkembangan PDRB Kabupaten Flores Timur atas
dasar harga berlaku dari tahun 2011-2013 pada semua sektor mengalami
peningkatan yang cukup signifikan.
Tabel 2.9. PDRB Flores Timur Atas Dasar Harga Berlaku 2011-2013 (Rp.000)
SEKTOR 2011 2012 *) 2013**) Pertumb (%)
Pertanian 545.911.76 604.872.78 673.147.41 11,29
Pertambangan & Penggalian 12.030.00 13.927.62 16.176.18 16,14
Industri Pengolahan 16.814.67 18.666.92 20.808.41 11,47
Listrik, Gas & Air 5.586.73 6.375.49 7.402.73 16,11
Bangunan/Konstruksi 57.808.83 61.958.53 68.013.38 9,77
Perdagangan, Hotel & Restoran 94.563.95 220.314.79 250.829.81 13,85
Pengangkutan & Komunikasi 138.155.00 154.518.84 170.361.66 10,25
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan
84.179.60 93.611.38 105.828.20 13,05
Jasa 513.940.69 563.425.96 632.940.40 12,34
PDRB-ADHB 1.421.390,78 1.737.672,31
1.924.699,77 12,70
Sumber : BPS Kab. Flores Timur, 2014 Ket. : *) Angka Sementara; **) Angka Sangat Sementara
Kontribusi di bidang Pertanian masih dominan disusul bidang Jasa serta
bidang Perdagangan, Hotel & Restoran. Akan tetapi tingkat pertumbuhan
dari sektor pertanian berada dibawah rata-rata pertumbuhan PDRB. Laju
pertumbuhan tertinggi pada sektor perdagangan, hotel dan restoran yakni
mencapai 21,15 persen, disusul sektor industri pengolahan sebesar 16,99
persen dan sektor pertambangan dan penggalian sebesar 15,77 persen.
Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah
peningkatan jumlah produksi (barang dan jasa) yang dihasilkan oleh
lapangan usaha serta peningkatan tersebut dipengaruhi oleh perubahan
harga yang terjadi setiap tahun.
Selanjutnya perkembangan PDRB di Kabupaten Flores Timur atas dasar
harga konstan dapat dilihat pada Tabel 2.10.
Tabel 2.10. PDRB Flores Timur Atas Dasar Harga Konstan 2011-2013 SEKTOR 2011 2012 *) 2013**)
Pertanian 214,456.49 222,398.22 230,994.94
Pertambangan & Penggalian 4,894.42 5,247.64 5,707.86
Industri Pengolahan 6,988.49 7,325.13 7,694.35
Listrik, Gas & Air 2,440.36 2,634.15 2,842.07
Bangunan/ Konstruksi 21,555.91 21,811.99 22,649.42
Perdagangan, Hotel & Restoran 79,024.17 83,370.27 88,583.16
Pengangkutan & Komunikasi 69,314.15 73,166,42 75,661.24
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 30,885.78 32,410.57 34,253.56
Jasa 224,357.42 236,199,12 251,655.75
PDRB-ADHK 653,917.20 684,563.52 720,042.35 Sumber : BPS Kab. Flores Timur, 2014 Ket. : *) Angka Sementara **) Angka Sangat sementara
b. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Flores Timur dalam tiga tahun terakhir
(2010-2012) semakin menurun dan kembali meningkat pada tahun 2013
(Lihat Gambar 2.3).
Sektor yang mengalami peningkatan pertumbuhan adalah sektor pertanian,
pertambangan, industri, bangunan, perdagangan, keuangan dan jasa.
Sedangkan sektor lainnya mengalami penurunan (lihat Tabel 2.11).
Kondisi ini sebagai dampak dari semakin stabilnya perekonomian nasional
Hal 13 dari 127
Hal 13 dari 127
RKPD 2016 | II - 10
Sumber Data : BPS,2014
selama periode tersebut.
Perkembangan
pertumbuhan ekonomi
seperti pada Gambar 2.3
menununjukkan bahwa
pertumbuhan ekonomi
Flores Timur
berfluktuatif dalam
periode sepuluh tahun
terakhir. Bahkan
mencapai angka 3,05
persen pada tahun 2009.
Akan tetapi dengan
membaiknya kondisi
perekonomian nasional selama periode tahun 2013-2014, diperkirakan
pertumbuhan ekonomi Flores Timur akan kembali meningkat.
Tabel 2. 11. Pertumbuhan Ekonomi Menurut Sektor Tahun 2011-2013
SEKTOR 2011 2012 2013
Pertanian 3,25 3,70 3,87
Pertambangan & Penggalian 4,23 7,22 8,77
Industri Pengolahan 6,31 4,82 5,04
Listrik, Gas & Air 8,45 7,94 7,89
Bangunan/ Konstruksi 1,21 1,19 3,84
Perdagangan, Hotel & Restoran 6,69 5,50 6,25
Pengangkutan & Komunikasi 6,77 5,56 3,41
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 5,19 4,94 5,69
Jasa 6,07 5,28 6,54
TOTAL 5,06 4,66 5,18 Sumber : BPS, 2014
2. Pertumbuhan Domestik Regional Bruto (PDRB) Per Kapita
Perkembangan pendapatan per kapita penduduk Kabupaten Flores Timur
setiap tahun menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini
mencerminkan adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pendapatan
perkapita penduduk Kabupaten
Flores Timur dapat dilihat pada
Gambar 2.4. Peningkatan
pendapatan per-kapita tersebut
mengindikasikan adanya
peningkatan daya beli
masyarakat. Laju pertumbuhan
dengan rata-rata sebesar 9,5
persen per tahun dalam kurun
waktu tahun 2010-2013 tergolong
laju pertumbuhan yang cukup
tinggi. Walaupun tingkat inflasi
berfluktuasi pada periode
tersebut, tingkat pertumbuhan tersebut relatif berpengaruh signifikan
terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.
3. Laju Inflasi
Hal 14 dari 127
Hal 14 dari 127
RKPD 2016 | II - 11
Sumber Data : BPS NTT, 2014
Tabel 2.12. Rata-Rata Perubahan Pertahun Indeks Harga Implisit
(IHI) PDRB Kabupaten Flores Timur 2011-2013
TAHUN I H I PERUBAHAN
2011 239,94 5,81
2012 *) 253,84 5,79
2013**) 270,19 6,44 Sumber : BPS Kab. Flores Timur , 2014 Keterangan : *) Angka Sementara, **) Angka sangat Sementara
Tingkat inflasi PDRB digambarkan oleh perubahan Indeks Harga Implisit
(IHI) dari suatuperiode/tahun terhadap periode/tahun sebelumnya. IHI ini
merupakan perbandingan antara PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dengan
PDRB Atas Dasar Harga Konstan pada periode yang sama. Oleh karena itu
IHI lebih menggambarkan perubahan harga yang menyeluruh dari semua
kegiatan ekonomi karena inflasi yang digambarkan oleh perubahan IHI ini
sudah diwakili oleh semua jenis Indeks Harga seperti Indeks Harga
Konsumen (IHK) ataupun Indeks Harga Sembilan Bahan Pokok (IH9BP).
Alasannya karena IHI PDRB ini telah menggambarkan inflasi dari semua
jenis harga yaitu harga
produsen, konsumen,
perdagangan besar
dan jenis harga
lainnya, sesuai sistem
yang diberlakukan
dalam menilai setiap
produksi.
Laju inflasi di
kabupaten Flores
Timur selalu berfluktuasi. Faktor eksernal baik skala regional (NTT)
maupun nasional sangat berpengaruh pada perkembangan inflasi tersebut.
Tahun 2011 laju inflasi berada pada level 5,81, menurun 0,02 point pada
tahun 2012 menjadi 5,79. Sejalan dengan semakin stabilnya harga-harga
maka pada tahun 2013 laju inflasi turun lagi sebesar 0,65 point menjadi 6,44
(Tabel 2.12). Kelompok pengeluaran yang memberikan andil terbesar
terhadap pembentukan inflasi adalah kelompok transportasi, komunikasi dan
jasa keuangan yakni sebesar 1,46 persen disusul oleh kelompok bahan
makanan sebesar 1,16 persen. Hal ini mengindikasikan adanya dampak dari
kebijakan kenaikan harga BBM.
2.1.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial
a). Angka Melek Huruf
Angka melek huruf dalam kurun waktu tahun 2010-2013 mengalami
peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan 0,34 persen per tahun. Dengan kata
lain angka buta huruf terus menurun
dalam kurun waktu tersebut. Gambar
2.5 menunjukkan bahwa sampai
dengan tahun 2013, angka melek huruf
mencapai 91,55 persen atau angka
buta huruf menurun hingga 8,45
persen. Sementara pada periode yang
sama rata-rata lama sekolah meningkat
menjadi 7,10 tahun. Hal ini
mengindikasikan adanya dampak dari
peningkatan sarana-prasarana
pendidikan dan program-program
peningkatan mutu pendidikan dan
tenaga kependidikan dalam kurun waktu lima tahun terakhir.
b).Angka Partisipasi Murni (APM)
APM merupakan indikator yang digunakan untuk menentukan tingkat
partisipasi murni penduduk usia sekolah. Keberhasilan program wajib belajar
sembilan tahun dapat dilihat dari indikator angka partisipasi kasar dan angka
partisipasi murni. APM menunjukkan perbandingan antara jumlah siswa yang
berasal dari Kabupaten Flores Timur dengan jumlah penduduk Kabupaten
Hal 15 dari 127
Hal 15 dari 127
RKPD 2016 | II - 12
Flores Timur pada usia sekolah.
Tabel 2.13: Perkembangan APM Kab. Flores Timur Tahun 2008–2014
Tingkat Pendidikan Tahun
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
SD/MI (%) 93,48 94,88 95.84 96,00 97,75 98,61 92,24
SMP/MTs (%) 76,34 80,38 81.18 85,00 100 89,09 66,34
SMA/MA/SMK (%) 72,54 83,17 84.00 86,00 87 95,23 70,35
Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olaraga Kab. Flores Timur
APM SD/MI pada Tahun 2014 sebesar 92,24%, menurun 6,37 point dari tahun
2013 yakni sebesar 98,61%. Walaupun demikian, perkembangan APM SD/MI
di kabupaten Flores Timur dalam kurun waktu enam tahun terakhir cukup baik
dengan rata-rata pertumbuhan 0,84 persen pertahun. Pada jenjang SLTP, APM
SMP/MTs sejak tahun 2008 selalu meningkat dengan rata-rata pertumbuhan
1,33% dan mencapai angka 100% pada tahun 2012. Sedangkan tahun 2013
menurun lagi menjadi 89,09% dan tahun 2014 menurun lagi menjadi 66,34%.
Capaian APM seperti di atas bukan berarti bahwa anak usia 7-12 tahun dan
anak usia 13-15 tahun tidak bersekolah, akan tetapi dimungkinkan dari
kelompok umur tersebut ada yang sudah masuk di jenjang yang lebih tinggi.
Sedangkan untuk SMA/MA/SMK selalu mengalami penurunan. Tahun 2008
mencapai 72,54%, kemudian meningkat menjadi 95,23% pada tahun 2013,
kemudiaan menurun menjadi 70,35% pada
tahun 2014. (Lihat Tabel 2.13).
c). Angka Partisipasi Kasar (APK)
APK adalah perbandingan jumlah siswa
pada tingkat pendidikan SD/SLTP/SLTA
dibagi dengan jumlah penduduk berusia 7
hingga 18 tahun atau rasio jumlah siswa,
berapapun usianya, yang sedang sekolah di
tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah
penduduk kelompok usia yang berkaitan
dengan jenjang pendidikan tertentu. APK pada setiap jenjang pendidikan di
Kabupaten Flores Timur pada Tahun 2008–2014 disajikan pada Gambar 2.6.
Dari Gambar 2.6 terlihat bahwa nilai APK baik SD, SMP maupun SMA dari
Tahun 2008–2014 berfluktuasi. Hal ini disebabkan oleh jumlah siswa yang
bersekolah di jenjang pendidikan baik SD/MI, SMP/MTS, maupun SMA/
MA/SMK pada tahun 2012 dan 2014 semakin banyak yang sesuai dengan usia
sekolah (banyak sekolah yang memberlakukan minimal usia sekolah),
sedangkan pada tahun-tahun sebelumnya masih banyaknya siswa yang
bersekolah tidak pada usia sekolah.
d). Angka Kelangsungan Hidup Bayi dan Angka Kematian Ibu
Tingkat kesehatan bayi mengalami peningkatan yang cukup baik dalam dua
tahun terakhir. Hal ini ditandai dengan menurunnya Angka Kematian Bayi
(AKB) dalam kurun waktu tahun 2013 sampai dengan tahun 2014. Penurunan
angka kematian bayi tersebut menunjukkan bahwa angka kelangsungan hidup
bayi semakin tinggi. Kondisi ini mengindikasikan adanya dampak dari program
2H2 center+. Dalam upaya percepatan penurunan kematian bayi, diperlukan
keterpaduan lintas program antara lain yaitu Program Pencegahan Penyakit
melalui imunisasi pada bayi, Program Perbaikan Gizi Masyarakat, yaitu
peningkatan pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif bagi bayi sampai umur
enam bulan, dan pemberian makanan pendamping ASI bagi keluarga miskin
Hal 16 dari 127
Hal 16 dari 127
RKPD 2016 | II - 13
(Gakin), serta kegiatan Kelompok Pendukung Ibu (KP Ibu) yang memotivasi
ibu hamil untuk melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada saat melahirkan
sehingga mendorong peningkatan pemberian ASI Eksklusif.
Tabel 2.14: Perkembangan Angka Kelangsungan Hidup Bayi Tahun 2013-2014
Uraian 2013 2014
Jumlah Kematian bayi usia dibawah 1 tahun 78 20
Jumlah Kelahiran Hidup 4.412 4.276
AKB 17,7/1000 KH 15/1000 KH
AKHB - -
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Flores Timur
Penurunan jumlah kausus kematian bayi cukup siginfikan sejak adanya
program 2H2 center+. Akan tetapi masih dibutuhkan perhatian yang lebih
serius berupa kebijakan-kebijakan pendukung program tersebut. Sampai
dengan tahun 2013, kasus kematian bayi di kabupaten Flores Timur masih
tergolong tinggi dibandingkan dengan kabupaten lain di NTT (lihat Tabel
2.15).
Tabel 2.15 Banyaknya Kelahiran dan Kematian Bayi dan Balita Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2013
Kabupaten/Kota
Kelahiran Kematian
Lahir Hidup
Lahir Mati
Jumlah Bayi Anak Balita
Balita
01. Sumba Barat 1 974 29 2 003 34 2 36
02. Sumba Timur 4 867 88 4 955 21 0 21
03. Kupang 6 366 56 6 422 71 10 81
04. Timor Tengah Selatan 7 511 99 7 610 66 0 66
05. Timor Tengah Utara 5 124 91 5 215 101 23 124
06. Belu 7 523 134 7 657 61 6 67
07. Alor 3 731 37 3 768 24 0 24
08. Lembata 2 347 42 2 389 54 0 54
09. Flores Timur 4 412 77 4 489 52 5 57
10. Sikka 5 694 85 5 779 56 16 72
11. Ende 4 862 91 4 953 64 3 67
12. Ngada 2 887 51 2 938 33 1 34
13. Manggarai 6 244 68 6 312 39 1 40
14. Rote Ndao 2 194 67 2 261 52 14 66
15. Manggarai Barat 4 718 108 4 826 78 10 88
16. Sumba Tengah 1 450 18 1 468 11 4 15
17. Sumba Barat Daya 5 002 24 5 026 82 13 95
18. Nagekeo 2 808 50 2 858 34 0 34
19. Manggarai Timur 5 317 100 5 417 60 6 66
20. Sabu Raijua 1 235 16 1 251 19 1 20
21. Malaka*) ... ... ... ... ... ...
22. Kota Kupang 8 549 22 8 571 43 8 51
Jumlah 94 815 1 353 96 168 1 055 123 1 178
Sumber: BPS Provinsi Nusa Tenggara Timur| Ket: *) Data masih tergabung dengan Kab. Belu
Program peningkatan dan keselamatan ibu bertujuan untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat melalui upaya penurunan Angka Kematian Ibu
(AKI). Angka kematian ibu pada Tahun 2013 ini mengalami Penurunan yang
Hal 17 dari 127
Hal 17 dari 127
RKPD 2016 | II - 14
Tabel 2.16: Perkembangan Angka Kematian Ibu Tahun 2013 – 2014
Uraian 2013 2014
Kab. Flores Timur 136/100.000 KH 94/100.000 KH
Propinsi NTT 306/100.000 KH 1200/100.000 KH
Nasional 228/100.000 KH
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Flores Timur dan BPS
cukup tinggi apabila dibandingkan dengan Tahun 2012. Menurunnya Angka
Kematian Ibu (AKI) terjadi karena adanya pemberdayaan masyarakat dalam
kegiatan
pengenalan tanda
bahaya dan cara
pencegahan
selama
kehamilan,
bersalin dan nifas
serta perawatan kesehatan dan cara pengambilan keputusan yang cepat dan
tepat dalam penanganan kegawatdaruratan. Untuk itu diperlukan peningkatan
partisipasi masyarakat melalui pemberdayaan kader kesehatan untuk
pendampingan ibu hamil resiko tinggi dan peningkatan kualitas sarana
prasarana kesehatan serta sumber daya manusia sangat diperlukan. Upaya
mempercepat penurunan AKI memerlukan keterpaduan lintas program antara
lain Program Perbaikan Gizi Masyarakat, khususnya pada ibu hamil melalui
pemberian PMT Pemulihan bagi ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) dan
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat melalui
penyiapan masyarakat dalam Desa Siaga, Ambulance Desa dan Donor Darah.
Hasil Survei
Demografi dan
Kesehatan
Indonesia 2012
menunjukkan
bahwa NTT juga
memiliki total
Fertility Rate
(TFR) yang masih
tinggi yaitu 3,3.
Hal berarti setiap
wanita usia subur
di NTT rata-rata
berpotensi
memilki anak berjumlah 3 sampai 4 orang selama kurun waktu
reproduksinya, sedangkan TFR Nasional hanya 2,6. Selain itu, jumlah
keluarga miskin di NTT 65,42% dan keluarga yang memiliki anak lebih dari 4
orang sebagian besar berasal dari keluarga miskin yang ada di pedesaan.
Tabel 2.17 Jumlah Kelahiran di Kabupaten Flores Timur serta Kematian Ibu dan Anak Menurut Kecamatan, 2012
No Kecamatan Kelahiran Kematian Ibu Kematian Anak 01 Wulang Gitang 260 - 2
02 Titehena 220 - 6
03 Ilebura 122 - 3
04 Tanjung Bunga 246 - -
05 Lewolema 155 1 2
06 Larantuka 737 - 13
07 Ile Mandiri 165 - 6
08 Demon Pagong 84 1 3
09 Solor Barat 161 - 2
10 Solor Selatan 108 - 4
11 Solor Timur 325 2 13
12 Adonara Barat 259 - 3
13 Wotanulumado 185 - 4
Hal 18 dari 127
Hal 18 dari 127
RKPD 2016 | II - 15
No Kecamatan Kelahiran Kematian Ibu Kematian Anak 14 Adonara Tengah 177 - 11
15 Adonara Timur 394 - 6
16 Ile Boleng 277 - 3
17 Witihama 236 1 5
18 Klubagolit 175 - 3
19 Adonara 198 2 Sumber: BPS Kab. Flores Timur, 2013
Tabel 2.17 menggambarkan sebaran kasus kematian ibu dan anak per
kecamatan. Jika dibandingkan dengan jumlah kelahiran maka kecamatan
dengan persentase kematian anak tertinggi adalah kecamatan Adonara Tengah
dengan jumlah kasus kematian bayi sebanyak 11 dari 177 kelahiran (6,21%)
disusul kecamatan Solor Timur dengan 13 kasus kematian bayi dari 325
kelahiran (4,00%). Untuk kecamatan Larantuka walaupun perbandingannya
1,76% (atau 13 dari 737 kelahiran), namun jumlah kematian bayi mencapai
13 kasus perlu mendapat perhatian serius karena kecamatan ini memiliki
fasilitas kesehatan yang cukup memadai dibanding kecamatan lain.
e). Angka Usia Harapan Hidup dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Tinggi rendahnya Angka Usia Harapan Hidup (UHH) menggambarkan tinggi
rendahnya taraf hidup suatu daerah, semakin tinggi Angka Harapan Hidup di
suatu daerah maka kondisi kesehatan di daerah tersebut akan semakin baik
pula. Sampai dengan tahun 2013, usia harapan hidup orang Floes Timur 68,79
tahun. Bila dibandingkan dengan kabupaten/kota lain se-NTT, Flores Timur
termasuk enam dari 21 kab/kota
yang UHHnya diatas rata-rata
NTT. Hal ini menunjukkan
dampak dari keberasilan
pembangunan di bidang
kesehatan dan bidang-bidang
pendukung lainnya.
IPM adalah indeks komposit
dari gabungan 3 (tiga) indikator,
yaitu usia harapan hidup, angka
melek huruf serta rata-rata lama
sekolah dan pengeluaran per
kapita. IPM mengukur secara
spesifik pencapaian masyarakat
di bidang pendidikan, kesehatan
dan ekonomi, untuk mencapai dan mempertahankan standar kehidupan yang
layak. IPM Kabupaten Flores Timur sejak tahun 2009 berada di atas rata-rata
IPM kabupaten/kota di NTT, namun masih dibawah rata-rata secara nasional.
Dengan berbagai keterbatasan yang dimiliki, terutama adanya kendala
anggaran, maka upaya meningkatkan IPM tidak dapat dilakukan secara cepat.
Sampai dengan tahun 2013, IPM Flores Timur baru mencapai 70,03.
Walaupun demikian bila dibandingkan dengan kabupaten/kota lain,
perkembangan IPM Flores Timur tergolong baik karena dalam kurun waktu
2009-2013 selalu berada diatas rata-rata NTT (lihat Tabel 2.18).
Tabel 2.18 Perkembangan IPM Kabupaten/Kota se-NTT Tahun 2009–2013)
Kabupaten/Kota 2009 2010 2011 2012 2013
1. Sumba Barat 62,90 63,85 64.31 64,88 65,49
2. Sumba Timur 61,41 61,80 62.50 63,33 63,80
8
Hal 19 dari 127
Hal 19 dari 127
RKPD 2016 | II - 16
Tabel 2.19: Persentase Balita Gizi Buruk Tahun 2013– 2014
Uraian 2013 2014
Jumlah Balita Gisi Buruk (jiwa) 149 127
Jumlah Balita 17.498 20.139
Prosentase Balita Gisi Buruk (%) 0,85 0,7
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Flores Timur
Kabupaten/Kota 2009 2010 2011 2012 2013
3. Kupang 65,58 66,00 66.77 67,12 67,74
4. Timor Tengah Selatan 65,28 65,93 66.29 66,61 66,83
5. Timor Tengah Utara 66,95 67,49 67.93 68,57 68,94
6. Belu 63,91 64,34 64.75 65,52 66,24
7. Alor 68,16 68,48 68.92 69,35 69,67
8. Lembata 67,15 67,66 68.07 68,69 69,17
9. Flores Timur 67,77 68,18 68.71 69,19 70,03
10. Sikka 67,29 67,87 68.22 68,74 69,18
11. Ende 66,59 67,11 67.58 68,08 68,67
12. Ngada 69,01 69,45 70.13 70,63 70,89
13. Manggarai 66,83 67,16 67.81 68,30 68,69
14. Rote Ndao 65,80 66,18 66.61 67,10 67,70
15. Manggarai Barat 64,91 65,33 66.09 66,84 67,38
16. Sumba Barat Daya 60,54 60,99 61.42 62,48 63,05
17. Sumba Tengah 59,84 60,80 61.22 61,70 62,29
18. Nagekeo 65,97 66,31 66.59 67,23 67,93
19. Manggarai Timur 65,02 65,92 66.55 67,06 67,62
20. Sabu Raijua 54,53 55,54 56.12 57,12 57,74
21. Malaka * * * * 57,01
21. Kota Kupang 76,94 77,31 77.71 78,37 78,62
Nusa Tenggara Timur 66,60 67,26 67.75 68,28 68,77
Sumber: BPS Provinsi Nusa Tenggara Timur Catatan: *) Bergabung dengan Kab. Belu
f. Persentase balita gizi buruk
Persentase balita gizi buruk adalah persentase balita dalam kondisi gizi buruk
terhadap jumlah balita. Dari Tabel 2.19 terlihat bahwa persentase balita gizi
buruk Kabupaten Flores Timur mengalami penurunan sebesar 0,15 point
yakni dari 0,85 persen pada tahun 2013 menjadi 0,70 persen pada tahun 2014.
Pada periode yang sama, jumlah balita gizi buruk NTT mencapai 4.984 orang
dari 347.007 balita yang ditimbang atau mencapai 1,44 persen. Sebagaimana
pada Tabel
2.20,
Kecamatan
dengan
persentase
balita gizi
buruk
terbesar
adalah kecamatan Ile Bura yakni sebesar 4,21 atau 25 balita dari 594 balita
yang ditimbang, disusul kecamatan Demon Pagong sebesar 3,89 persen atau
13 balita dari 334 balita yang ditimbang. Sedangkan kecamatan lain kurang
dari 2 persen. Bila dibandingkan dengan capaian Kab/Kota se-NTT, data BPS
tahun 2014 menunjukkan bahwa persentase balita dengan status gizi buruk
terbesar adalah kabupaten Sabu Raijua yakni sebesar 21,73 persen, disusul
kabupaten Sumba Barat Daya sebesar 14,33 persen dan kabupaten Alor
sebesar 14,01, Kabupaten Belu 13,40 persen dan Manggarai Timur 12,63
persen. Sedangkan kabupaten lainnya, termasuk Flores Timur kurang dari 5
persen. Walaupun data tersebut belum menggambarkan kondisi bayi secara
keseluruhan karena hanya terdata dari bayi yang ditimbang, namun jumlah
bayi dengan ststus gizi buruk dan gizi kurang yang cukup tinggi tersebut
mengindikasikan adanya dampak dari kemiskinan dan minimnya pengetahuan
keluarga tentang gizi.
Hal 20 dari 127
Hal 20 dari 127
RKPD 2016 | II - 17
Tabel 2.17 Garis Kemiskinan, Jumlah Penduduk Miskin dan Angka Kemiskinan
Tahun Penduduk Miskin Garis Kemiskinan Angka Kemiskinan
2008 29.000 146.947 12,52
2009 24.800 147.023 10,41
2010 22.400 166.416 9.63
2011 21.630 185.817 9,12
2012 21.900 207.480 9,09
2013 19.600 214.010 8,11
Sumber : Kab, Flotim Dalam Angka, NTT Dalam Angka 2014
Tabel 2.20 Persentase Status Gizi Balita Menurut Kecamatan, Thn 2013
No Kecamatan Balita yang Ditimbang
Status Gizi Balita
Buruk Kurang Baik Lebih
1 Wulanggitang 1.121 4 342 725 0
2 Titehena 834 15 194 605 1
3 Ilebura 594 25 29 560 0
4 Tanjung Bunga 1.133 5 307 762 8
5 Lewolema 645 6 232 380 0
6 Larantuka 2.566 12 291 2.250 3
7 Ile Mandiri 559 8 127 413 1
8 Demon Pagong 334 13 163 149 1
9 Solor Barat 735 2 72 659 0
10 Solor Selatan 473 2 130 322 1
11 Solor Timur 1.260 4 453 806 0
12 Adonara Barat 931 7 348 578 1
13 Wotan Ulumado 733 2 274 454 3
14 Adonara Tengah 835 11 188 637 1
15 Adonara Timur 1.263 1 27 1.235 0
16 Ile Boleng 1.093 6 198 893 0
17 Witihama 945 13 362 562 2
18 Klubagolit 683 0 189 486 1
19 Adonara 761 13 6 747 6
Jumlah 17.498 149 3932 13.223 29
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Flotim, 2013
Di dalam tujuan pembangunan millennium (MDGs), perbaikan gizi menjadi
salah satu indikator dari tujuan pertama yaitu mengatasi masalah kemiskinan
dan kelaparan. Pada tujuan pertama MDG, terdapat 3 (tiga) indikator
keberhasilan, yaitu peningkatan pendapatan, peningkatan konsumsi energi, dan
peningkatan status gizi. Keberhasilan perbaikan gizi merupakan lanjutan dari
keberhasilan bidang penyediaan makanan, perubahan perilaku dan peningkatan
pengetahuan, perbaikan lingkungan dan penyediaan sarana air bersih,
penyediaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan, serta berbagai faktor
determinan lainnya.
g). Persentase penduduk diatas garis kemiskinan dan prosentase kemiskinan
Berdasarkan publikasi BPS, garis kemiskinan NTT tahun 2013 untuk perkotaan
sebesar Rp. 321.163 belanja per kapita per bulan dan untuk perdesaan sebesar
Rp. 234.141. Dengan kata lain, penduduk dengan pendapatan per kapita per
bulan dibawah
angka tersebut
tergolong
penduduk miskin.
Dengan
pendapatan per
kapita (ADHB)
sebesar Rp. 8,091
juta pada tahun
2013, maka rata-
rata pendapatan
per kapita per
bulan adalah
sebesar Rp. 674.750.- Dengan pendapatan per kapita per bulan tersebut,
seharusnya tidak terdapat penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan.
Namun demikian, pola distribusi pendapatan tidaklah merata, sehingga masih
Hal 21 dari 127
Hal 21 dari 127
RKPD 2016 | II - 18
terdapat sejumlah penduduk yang belanja per kapita per bulan dibawah garis
kemiskinan, baik di perdesaan maupun perkotaan. Berdasarkan data BPS,
penduduk miskin Flores Timur tahun 2013 sebesar 18.600 orang (lihat Gambar
2.9). Pengurangan jumlah penduduk miskin adalah dampak dari kinerja
pembangunan di seluruh sektor, karena itu kemiskinan tidak dapat dipahami
secara parsial. Karena itu penanganan kemiskinan harus juga bersifat
menyeluruh.
Dalam kaitan ini perlu diidentifikasi sektor-sektor tertentu yang secara
langsung peningkatan kinerjanya akan berdampak pada pengurangan jumlah
penduduk miskin. Dilihat dari pengukurannya, garis kemiskinan diukur dari
belanja per kapita per bulan.
Belanja ditentukan oleh pendapatan, sehingga perlakuan yang diperlukan
haruslah memiliki keterkaitan dengan berbagai sektor yang member dampak
langsung terhadap peningkatan pendapatan masyarakat.
Dalam hubungan ini, sektor-sektor ekonomi seperti pertanian, pertambangan,
industri, perdagangan, koperasi dan UKM memainkan peranan yang sangat
penting dalam pengentasan kemiskinan dalam jangka pendek.
h). Kriminalitas (angka kriminalitas yang tertangani)
Pemerintah daerah dapat terselenggara dengan baik apabila pemerintah dapat memberikan rasa aman kepada masyarakat, menjaga ketertiban dalam pergaulan masyarakat, serta menanggulangi kriminalitas sehingga kuantitas dan kualitas kriminalitas dapat diminimalisir. Angka kriminalitas yang tertangani adalah penanganan kriminal oleh aparat penegak hukum (polisi/kejaksaan). Angka kriminalitas yang tertangani merupakan jumlah tindak kriminal yang ditangani selama 1 tahun terhadap 10.000 penduduk. Angka kriminalitas Kabupaten Flores Timur Tahun 2013 menurun menjadi 4,80 (data per Desember 2013). Hal ini menunjukkan bahwa kondisi kemanan dan ketertiban semakin tercipta sehingga akan menjadi salah satu pendukung dalam perencanaan pengembangan investasi di Kabupaten Flores Timur.
Tabel 2.21 Angka Kriminalitas Tahun 2010 – 2013 Kabupaten Flores Timur
Uraian 2010 2011 2012 2013 Jumlah Kriminalitas Tertangani dalam 1 tahun
567 166 142 143
Jumlah Penduduk 232.605 236.315 236.315 297.610 Angka Kriminalitas (%) 24,37 7,02 6,01 4,80
Sumber: BPS Kabupaten Flores Timur
2.1.3. Aspek Pelayanan Umum
Aspek pelayanan umum menjelaskan tentang kondisi pelayanan umum di
Kabupaten Flores Timur sebagai bagian dari indikator kinerja pembangunan
secara keseluruhan. Salah satu indikator tersebut adalah pencapaian Standar
Pelayanan Minimal (SPM). Pemerintah daerah dalam melaksanakan urusan
wajib yang merupakan pelayanan dasar kepada masyarakat dibutuhkan standar
baik jenis dan mutu yaitu Standar Pelayanan Minimal. Capaian SPM tersebut
sebagaimana pada Tabel 2.22.
Hal 22 dari 127
Hal 22 dari 127
RKPD 2016 | II - 19
Tabel 2.22 Capain Standar Pelayanan Minimal Kabupaten Flores Timur Tahun 2014
NO SASARAN INDIKATOR TARGET
2014 CAPAIAN
2014 %
1 2 3 4 5 6
Bidang Kesehatan 1
Pelayanan Kesehatan Dasar
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 90% 75,2% 83,56%
Cakupan Komplikasi Kebidanan yang di tangani
100% 100% 100%
Cakupan Pertolongan Persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
95% 98% 103%
Cakupan Pelayanan Nifas 100% 95% 95%
Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang ditangani.
100% 99% 99%
Cakupan Kunjungan bayi 87% 89,2% 103%
Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
100% 75,5% 75,5%
Cakupan Pelayanan Anak Balita 70% 89,3% 128%
Cakupan Pemberian Makanan Pendamping
100% 100% 100%
ASI pada Anak Usia 6-24 Bulan Keluarga Miskin
Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan.
100% 100% 100%
Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat
100% 100% 100%
Cakupan Peserta KB aktif 71% 51,2% 72,1%
Cakupan pelayanan Kesehatan Dasar masyarakat miskin
100% 87% 87%
2 Pelayanan Kesehatan Rujukan
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan Pasien Masyarakat Miskin
100% 99,8% 99,8%
Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS)
100% 80% 80%
3 Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan KLB
Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang ditangani penyelidikan epidemiologi < 24 jam
100% 0 0
4 Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat.
Cakupan Desa Siaga Aktif 60% 66,8% 111,3%
Bidang Pendidikan
1 Tersedianya dana pendidikan bagi guru untuk meningkatkan strata pendidikan;
Pendidik PAUD Formal (TK) yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV
125 orang 120 orang 96%
Guru SDLB yang memenuhi kulaifikasi S1/D-IV
1 orang 2 orang 200%
Kualifikasi Tutor Program Paket C yang sesuai standar kompetensi yang ditetapkan secara nasional
100 % 100 % 100%
Kualifikasi Tutor Program Paket A yang sesuai standar kompetensi yang ditetapkan secara nasional
100 % 100 % 100%
Kualifikasi Tutor Program Paket B yang sesuai standar kompetensi yang ditetapkan secara nasional
100 %
100 % 100%
Guru SMPLB yang memenuhi kulaifikasi S1/D-IV
1 orang
0 0%
Hal 23 dari 127
Hal 23 dari 127
RKPD 2016 | II - 20
NO SASARAN INDIKATOR TARGET
2014 CAPAIAN
2014 %
1 2 3 4 5 6
Jumlah guru yang berkualifikasi S1/D4 280 orang 402 orang 3,57%
2 Meningkatnya rasio guru yang bersertifikasi;
Jumlah Guru SDLB Bersertifikasi/Jumlah Guru
1 orang 1 orang 100%
Jumlah Guru SMPLB Bersertifikasi/Jumlah Guru
1 orang
0 0
Jumlah Guru TK Bersertifikasi/Jumlah Guru
20 orang
16 orang 80%
Jumlah Guru SD Bersertifikasi/Jumlah Guru
200 orang
193 orang 96,50%
Jumlah Guru SMP Bersertifikasi/Jumlah Guru
30 orang
25 orang 83,33%
Jumlah Guru SMA/SMK Bersertifikasi/Jumlah Guru
20 orang 15 orang 75%
3 Meningkatnya pelatihan guru.
Jumlah Guru yang mengikuti Pelatihan 125 orang 140 orang 112%
4 Menurunnya proporsi penduduk Flores Timur yang buta aksara (angka buta aksara penduduk usia 15 tahun ke atas);
Jumlah siswa pada jenjang TK/RA/Penitipan Anak
5190 org 6920 org 133,33%
Angka Melek Huruf 93,83 % 93,88 % 100,05%
Prosentase angka kelulusan SD/MI 100 % 100% 100%
Prosentase angka kelulusan SMP/MTs 95 % 98,12 % 103,28%
Prosentase angka kelulusan SMA/MA 96 % 98,44 % 102,54%
Prosentase angka kelulusan SMK 99,40 % 100% 100,60%
5 Menurunya proporsi anak usia sekolah yang tidak bersekolah;
Angka Melanjutkan Ke SMP 93 % 91,68 % 98,58%
Angka Melanjutkan Ke SMA 92 % 86, 40 % 93,91%
Angka putus sekolah (APS) SD/MI 90 orang 165 Org 183,33%
Angka putus sekolah (APS) SMP/MTs 80 orang 87 Org 108,75%
Angka putus sekolah (APS) SMA/SMK/MA
70 orang 68 Orang 97,14%
6 Meningkatnya APK dan APM pendidikan SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK
Angka partisipasi kasar (APK) SD/MI/Paket A
97 % 106,82 % 110,12%
Angka partisipasi kasar (APK) SMP/MTs/Paket B
103 % 104, 43% 101,38%
Angka partisipasi kasar (APK) SMA/SMK/MA/Paket C
103 % 98, 28 % 95,41%
Angka partisipasi murni (APM) SD/MI/Paket A
94 % 98,61 % 104,90%
Angka partisipasi murni (APM) SMP/MTs/Paket B
87 % 89,09 % 102,40%
Angka partisipasi murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C
96 % 95,23% 99,19%
7 Meningkatnya rasio tenaga pendidik dan fasilitas pendidikan terhadap peserta didik
Rasio murid SD/MI per kelas 27 21,53 79%
Rasio Siswa SMP/MTs per Kelas 31 27,53 88%
Rasio Siswa SMA/SMK/MA per Kelas 24 21,87 91,12%
Rasio Siswa SD/MI terhadap Guru 40 22,67 56,67%
Rasio Siswa SMP/MTs terhadap Guru 36 26,86 74,61%
Rasio Siswa SMA/SMK/MA terhadap Guru
38 22,64 59,57%
8 Tersedianya buku-buku pelajaran dan alat peraga pendidikan;
Jumlah Buku Kepustakaan 271 buah 250 buah 92,25%
Jumlah Alat Permainan Edukatif 230 buah 200 buah 86,95%
Jumlah Buku Referesni dan Buku Teks Pelajaran
1500 buah
1350 buah
90%
9 Terehabilitasinya ruang kelas yang
Prosentase ruang kelas SD/MI/SDLB kondisi baik
77 % 79,64 % 103,42%
Hal 24 dari 127
Hal 24 dari 127
RKPD 2016 | II - 21
NO SASARAN INDIKATOR TARGET
2014 CAPAIAN
2014 %
1 2 3 4 5 6
kondisi rusak ringan, sedang dan berat;
Prosentase ruang kelas SMP/MTs kondisi baik
52 % 55,57 % 106,86%
Prosentase ruang kelas SMA/MA/SMK kondisi baik
67 % 70, 83% 105,71%
10 Tersedianya perpustakaan dan laboratorium sekolah;
Jumlah perpustakaan sekolah 12 ruang 15 ruang 125%
Jumlah Laboratorium Sekolah 1 ruang 2 ruang 200%
11 Terbangunnya ruang kelas baru dan unit sekolah baru;
Jumlah ruang kelas baru 40 ruang 49 ruang 122,50%
Jumlah unit sekolah baru 6 ruang 8 ruang 133,33%
12 Tersedianya sarana sanitasi dan air bersih.
Jumlah sekolah yang memiliki sarana sanitasi dan air bersih
95 sekolah 103 sekolah
108,42%
13 Pengembangan sekolah model dan berbasis keunggulan lokal
Jumlah sekolah model dan berbasis keunggulan lokal
0 0 0
14 Pengembangan sekolah berstandar nasional
Jumlah sekolah berstandar nasional 0 0 0
15 Meningkatnya keterampilan siswa dalam penguasaan TIK dan ICT;
Jumlah sekolah yang memiliki TIK dan ICT
7 sekolah 10 Sekolah
142,85%
16 Meningkatnya kemampuan siswa dalam penguasaan bahasa asing;
Jumlah kegiatan lomba pidato dan debat bahasa inggris
2 buah 2 buah 100%
17 Perluasan pendidikan kecakapan hidup
Jumlah kegiatan Kecakapan Hidup 1 buah 1 buah 100%
18 Meningkatnya angka kelulusan siswa;
Persentase kelulusan siswa SD 100 %
100%
100%
Persentase kelulusan siswa SMP 95 % 98,12% 103,28%
Persentase kelulusan siswa SMA 96 % 98,44% 102,54%
Persentase kelulusan siswa SMK 99,40 % 100% 100,60%
19 Meningkatnya rata-rata nilai kelulusan
Jumlah nilai rata –rata yang dicapai 6,50 7,00 107,69%
20 Terwujudnya sistem data Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga yang akurat dan up to date
Persentase ketersediaan data pendidikan yang tepat, cepat dan akurat
80 %
85% 106,25%
21 Perluasan penerapan managemen berbasis sekolah
Persentase sekolah yang menerapkan managemen berbasis sekolah secara baik
70 % 85% 121,42%
22 Meningkatnya pelaksanaan, pengawasan, evaluasi dan pembinaan
Persentase pelaksanaan pengawasan, evaluasi dan pembinaan penyelenggaraan pendidikan
75 % 80% 106,66%
Hal 25 dari 127
Hal 25 dari 127
RKPD 2016 | II - 22
NO SASARAN INDIKATOR TARGET
2014 CAPAIAN
2014 %
1 2 3 4 5 6
penyelenggaraaan pendidikan;
23 Terwujudnya sistem pengendalian internal yang memadai.
Jumlah pengendalian internal yang dilakukan
4 kali 4 kali 100%
24 Terlaksananya advokasi terhadap masyarakat akan npenting pendidikan bagi masyarakat;
Persentase kegiatan advokasi pendidikan yang dilaksanakan
60 % 65% 108,33%
25 Optimalisasi peran Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah;
Persentase partisipasi/ keterlibatan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah dalam penyelenggaraan dan pembangunan pendidikan
70 % 75% 107,14%
26 Optimalisasi penerapan MBS
Persentase optimalisasi penerapan MBS yang dilaksanakan
85 % 88% 103,52%
27 Terwjudnya generasi muda berprestasi, peka, tanggap, inisiatif, kreatif, inovatif dan berkeahlian
Jumlah kegiatan kepemudaan yang dilaksanakan
1 kali 2 kali 200%
28 Terwujudnya generasi muda yang berwawasan nusantara;
Jumlah organisasi pemuda 50 buah 60 buah 120%
29 Menurunnya angka putus sekolah generasi muda
Jumlah generasi muda yang putus sekolah
70 orang 68 orang 97,14%
Jumlah kegiatan yang dilaksanakan 2 buah 2 buah 100%
30 Terlaksananya pengembangan kepramukaan dan paskibraka
Jumlah kegiatan kemah pramuka 1 buah 1 kali
100%
Jumlah kegiatan paskibraka 1 buah 1 kali 100%
31 Terlaksananya kegiatan pertukaran pemuda antar kabupaten dan provinsi
Jumlah kegiatan pertukaran pemuda 1 buah 0 0%
32 Terlaksananya kegiatan pertukaran pemuda bahari;
Jumlah kegiatan pertukaran pemuda bahari
1 buah 0 0%
33 Terwujudnya jiwa kewirausahaan pemuda.
Jumlah kegiatan kewirausahaan pemuda
1 buah 1 kali 100%
34 Tersedianya tenaga guru, pelatih, dan pembina olahraga sesuai kompetensi, jenis dan cabang olahraga;
Jumlah kegiatan pelatihan pelatih dan wasit
1 kali 0 0%
Hal 26 dari 127
Hal 26 dari 127
RKPD 2016 | II - 23
NO SASARAN INDIKATOR TARGET
2014 CAPAIAN
2014 %
1 2 3 4 5 6
35 Terwujudnya olahraga berprestasi
Jenis cabang olahraga berprestasi yang diikuti/dilaksanakan
14 cabang 14 cabang 100%
Jumlah cabang olahraga yang dilombakan ke tingkat provinsi
14 cabang 14 cabang 100%
36 Terwujudnya olahraga yang memiliki peluang berprestasi.
Jenis cabang olahraga yang memiliki peluang berprestasi
2 cabang 3 cabang 150%
37 Tersedianya sarana prasarana olahraga berstandar nasional
Jumlah prasarana yang ada 123 buah 127 buah 103,25%
Jumlah prasarana olah raga yang dibangun/direhab
1 buah 0 buah 0%
2.1.3.1. Fokus Layanan Urusan Wajib
2.1.3.1.1. Urusan Pendidikan
a. Rasio Ketersediaan sekolah /penduduk usia sekolah
Rasio ketersediaan sekolah adalah jumlah sekolah tingkat pendidikan dasar
per 10.000 jumlah penduduk usia sekolah dasar. Peningkatan jumlah
sarana sekolah dari Tahun 2011–2014 menunjukkan bahwa sarana
pendidikan dasar dan menengah secara kuantitas telah cukup memadai.
Tabel 2.23 Ketersediaan Sekolah Tahun 2011– 2014 Kabupaten Flores Timur
Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olaraga Kab. Flores Timur
Tabel 2.24 Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Tahun 2014 Menurut Kecamatan Kabupaten Flores Timur
No
Kecamatan
SD/MI SMP/MTS SMA/MA/SMK
Jum
lah
G
edu
ng
Jum
lah
B
erd
asar
ka
n U
sia
7
- 1
2 T
hn
.
Ras
io
Jum
lah
G
edu
ng
Jum
lah
B
erd
asar
ka
n U
sia
13
- 1
5 T
hn
.
Ras
io
Jum
lah
G
edu
ng
Jum
lah
B
erd
asar
k
an U
sia
1
6 -
18
Th
n
Ras
io
1 Wulanggitang 15 2120 141 3 1045 348 3 621 207
2 Titehena 15 1895 126 4 582 146 1 90 90
3 Ile Bura 8 922 115 2 247 124 0 0 0
4 Tanjung Bunga 21 2096 100 5 752 150 1 320 320
5 Lewolema 10 1374 137 3 418 139 3 96 32
6 Larantuka 22 5474 289 6 2371 395 8 3289 411
7 Ile Mandiri 10 1422 142 3 864 288 2 214 107
8 Demon Pagong 9 662 74 1 245 245 1 32 32
9 Solor Barat 14 1826 130 3 629 209 1 327 327
10 Solor Selatan 7 1001 143 2 352 176 1 126 126
11 Solor Timur 21 2368 113 7 963 138 3 166 55
Jenjang Pendidikan 2011 2012 2013 2014
SD/MI 272 272 292 296
SMP/MTs 58 58 71 72
SMA/MA/SMK 29 29 29 40
Hal 27 dari 127
Hal 27 dari 127
RKPD 2016 | II - 24
No
Kecamatan
SD/MI SMP/MTS SMA/MA/SMK
Jum
lah
G
edu
ng
Jum
lah
B
erd
asar
ka
n U
sia
7
- 1
2 T
hn
.
Ras
io
Jum
lah
G
edu
ng
Jum
lah
B
erd
asar
ka
n U
sia
13
- 1
5 T
hn
.
Ras
io
Jum
lah
G
edu
ng
Jum
lah
B
erd
asar
k
an U
sia
1
6 -
18
Th
n
Ras
io
12 Adonara Barat 19 2200 116 4 743 186 2 481 241
13 Adonara timur 29 4368 151 7 1718 245 5 1214 243
14 Adonara 15 1636 109 5 540 108 3 299 100
15 Wotan Ulumado 14 1630 116 2 418 209 0 0 0
16 Adonara Tengah 13 2175 167 3 737 246 1 45 45
17 Ile Boleng 21 2435 116 4 973 243 2 489 245
18 Witihama 20 2263 113 5 945 189 2 377 189
19 Klubagolit 13 1456 112 3 509 170 1 294 294
Jumlah 296 39.323 133 72 15.051 209 40 8480 212
Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olaraga Kab. Flores Timur
b). Rasio guru/murid
Rasio guru terhadap murid adalah jumlah guru tingkat pendidikan
dasar/menengah per 1.000 jumlah murid pendidikan dasar/menengah.
Rasio ini mengindikasikan ketersediaan tenaga pengajar. Rasio ini
mengindikasikan ketersediaan tenaga pengajar per kelas. Di samping itu
juga untuk mengukur jumlah ideal guru per kelas terhadap jumlah murid
agar tercapai mutu pengajaran.
Tabel 2.25. Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun 2011 s.d 2014 Kabupaten Flores Timur
No. Jenjang Pendidikan 2011 2012 2013 2014
1 SD/MI
Jumlah Guru 1.941 1.927 2.924 3.232
Jumlah Murid 40.393 40.501 37.999 39.323
Rasio 48,05 47,57 77 82
2 SMP/MTs
Jumlah Guru 510 503 906 1.186
Jumlah Murid 12.835 13.594 12.378 15.051
Rasio 39,74 37 73 79
3 SMA/MA/SMK
Jumlah Guru 342 331 451 1.019
Jumlah Murid 7.175 7.387 6.875 8.480
Rasio 47,66 44,8 66 120
Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olaraga Kab. Flores Timur
Dari Tabel 2.25 terlihat bahwa pada Tahun 2014 dalam 1000 murid
terdapat 82 orang guru di tingkat pendidikan dasar, sedangkan di tingkat
pendidikan menengah terdapat 120 orang guru dalam 1000 murid. Tahun
2011 hingga Tahun 2014 jumlah guru dan murid semakin bertambah. Hal
ini menunjukkan bahwa secara kuantitas ketersediaan guru di tingkat
pendidikan dasar semakin bertambah. Sedangkan di tingkat pendidikan
menengah besarnya rasio guru murid juga semakin kecil, namun jumlah
ketersediaan guru masih mencukupi. Peningkatan mutu guru lebih
diarahkan melalui peningkatan kualifikasi dan sertifikasi profesi.
Hal 28 dari 127
Hal 28 dari 127
RKPD 2016 | II - 25
2. Urusan Kesehatan
a). Rasio pos pelayanan terpadu (posyandu) per satuan balita
Posyandu merupakan wadah peran serta masyarakat untuk menyampaikan dan
memperoleh pelayanan kesehatan dasarnya, maka diharapkan pula strategi
operasional pemeliharaan dan perawatan kesejahteraan ibu dan anak secara dini
dapat dilakukan di setiap posyandu.
Pembentukan Posyandu sebaiknya tidak terlalu dekat dengan Puskesmas agar
pendekatan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat lebih tercapai dan
idealnya satu Posyandu melayani 100 balita (Permendagri 54 Tahun 2010).
Tabel 2.26 Jumlah Posyandu dan Balita Tahun 2011–2014 Kabupaten Flores Timur
Uraian 2012 2013 2014
Jumlah Posyandu 556 567 548
Jumlah Balita 20.887 17.498 20.139
Rasio (per 1000 balita) 26,62 32,40 36,75
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur
Dari Tabel 2.26 dapat diketahui bahwa pada Tahun 2014 rasio posyandu per
1000 balita sebesar 36,75. Hal ini dapat diartikan bahwa 1 posyandu melayani
36 balita. Rasio tersebut menunjukan bahwa dari segi kuantitas jumlah
posyandu di Kabupaten Flores Timur sudah mencukupi. Sesuai dengan tingkat
penyebarannya jumlah posyandu hampir merata di 19 kecamatan.
b). Jumlah Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Tenaga Kesehatan
Pengembangan Fasilitas Pelayanan Kesehatan dapat diketahui dengan semakin
meningkatnya kuantitas dan kualitas fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah
seperti Rumah Sakit Umum, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Sarana
Puskesmas Keliling, Balai Pengobatan dan Balai Pengobatan-Rumah Bersalin.
Selain fasilitas pelayanan kesehatan milik pemerintah, fasilitas pelayanan
kesehatan milik swasta juga mengalami perkembangan yang cukup pesat pada
Tahun 2013.
Keberadaan fasilitas pelayanan kesehatan yang semakin banyak sudah pasti
diikuti dengan semakin banyak pula tenaga kerja di sektor kesehatan. Kondisi
ini perlu diantisipasi dengan regulasi agar tenaga kerja benar-benar kompeten
dibidangnya, sehingga meminimalisir terjadinya kesalahan dalam pelayanan
yang dapat berakibat fatal. Regulasi tersebut antara lain dengan menerbitkan
aturan bahwa setiap tenaga yang bekerja di sektor kesehatan (dokter, dokter
gigi, perawat, bidan, apoteker, nutrisionis, analis, radiographer, fisioterapis dan
sanitarian) wajib memiliki Surat Ijin sebelum melakukan pekerjaan sesuai
kompetensinya. Tabel 2.27 Jumlah Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Kab. Flores Timur Tahun 2013-2014
FASILITAS KESEHATAN
Tahun 2013 Tahun 2014
PEMILIKAN/PENGELOLA PEMILIKAN/PENGELOLA
Pem.Kab/ Kota
Swasta Jumlah Pem.Kab/
Kota Swasta Jumlah
Rumah sakit umum 1 1 1 1
Puskesmas perawatan 8 8 8 8
Puskesmas non perawatan 12 12 12 12
Puskesmas pembantu 41 41 41 41
Rumah bersalin 2 2 - -
Balai pengobatan/klinik 5 5 7 7
Praktik dokter perorangan 15 15 15 15
Poskesdes 39 39 39 39
Posyandu 567 548
Hal 29 dari 127
Hal 29 dari 127
RKPD 2016 | II - 26
FASILITAS KESEHATAN
Tahun 2013 Tahun 2014
PEMILIKAN/PENGELOLA PEMILIKAN/PENGELOLA
Pem.Kab/ Kota
Swasta Jumlah Pem.Kab/
Kota Swasta Jumlah
Apotek 1 13 14 1 14 15
Toko obat 1 1 1 3 3
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur
Sarana kesehatan milik Pemerintah di Kabupaten Flores Timur Tahun 2014
meliputi Puskesmas sebanyak 20 unit yang terdiri dari Puskesmas Perawatan
8 unit dan Puskesmas Non Perawatan 12 unit, Puskesmas Pembantu sebanyak
41 unit, Poskesdes 39 unit, Apotek 1 unit dan 1 Rumah Sakit Umum Daerah ,
yaitu Rumah Sakit Umum Daerah Larantuka .
Tabel 2.28 Jumlah Tenaga Kesehatan di Kabupaten Flores Timur Tahun 2011 – 2013
Jenis 2012 2013 2014
Dokter Spesialis 1 1 1
Dokter Umum 22 22 29
Dokter Gigi 4 4 4
Perawat 251 554 410
Bidan 284 316 309
Perawat Gigi 27 28 31
Apoteker 6 10 10
Asisten Apoteker 16 28 44
Sarjana Kesehatan Masyarakat 51 59 57
Sanitarian 50 53 53
Gizi 12 23 26
Keterapian Fisik 9 10 12
Keteknisan Medis 3 24 13
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur
Adapun persebaran puskesmas, PUSTU, Poskesdes, Polindes dan
Posyandu di masing-masing kecamatan yang ada di Kabupaten Flores
Timur dapat dilihat pada Tabel 2.29 berikut :
Tabel 2.29 Jumlah Puskesmas, PUSTU, Poskesdes, Polindes dan Posyandu Tahun 2013
Kecamatan Puskesmas PUSTU Poskesdes Polindes Posyandu
Larantuka 1 3 - 1 42
Wulanggitang 1 2 1 7 29
Titehena 2 5 1 5 40
Ile Boleng 1 2 5 5 31
Ile Bura 1 1 - 5 15
Demon Pagong 1 1 1 4 13
Lewolema 1 1 1 4 27
Ilemandiri 1 1 1 4 22
Tanjng Bunga 1 4 2 5 32
Adonara Timur 1 3 2 4 38
Adonara 1 1 2 3 27
Adonara Tengah 1 4 2 4 32
Adonara barat 1 3 4 4 36
Klubagolit 1 1 - 4 20
Witihama 1 1 2 5 34
Wotan Ulumado 1 2 3 4 27
Solor Barat 1 3 3 6 33
Hal 30 dari 127
Hal 30 dari 127
RKPD 2016 | II - 27
Kecamatan Puskesmas PUSTU Poskesdes Polindes Posyandu
Solor Timur 1 3 5 5 37
Solor Selatan 1 2 2 1 13
Jumlah 20 41 39 80 548
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur
3. Urusan Lingkungan Hidup
a) Persentase penanganan sampah
Persentase penanganan sampah Pengelolaan sampah di Kabupaten Flores
Timur dilaksanakan dengan prinsip mengurangi, memanfaatkan, dan mendaur
ulang sampah. Pengembangan sistem persampahan terdiri atas pengelolaan cara
setempat, pengelolaan cara komunal dan pengolahan sampah mandiri.
Pengelolaan sampah pada tempat penampungan sampah sementara ditetapkan
tersebar di seluruh kecamatan sesuai dengan tingkat pelayanannya.Tempat
Pemrosesan Akhir (TPA) sampah yaitu di desa Tiwatobi kecamatan Ile
Mandiri, yang dikelola dengan sanitary landfill untuk sampah residu akhir.
Jumlah volume produksi sampah di Kabupaten Flores Timur pada Tahun 2014
meningkat menjadi 29.560,25 m3/hari dari volume tahun 2013 sebesar
28.910m3/hari. Persentase sampah yang diitanganipun meningkat menjadi
19.215,5 m3/hari dari 21.339 m
3/hari pada tahun 2013. Hal ini menunjukkan
bahwa ada peningkatan penanganan sampah. Walaupun demikian masih sekitar
35% sampah yang belum ditangan secara baik. Oleh karena itu masalah sampah
di Kabupaten Flores Timur masih harus ditangani dengan lebih baik agar tidak
menyebabkan penumpukan volume sampah dan pencemaran lingkungan.
Sebagian sampah yang tidak terlayani dilakukan pengelolaan oleh masyarakat,
antara lain dimanfaatkan untuk pupuk tanaman.
Tabel 2. 30 Jumlah Volume Sampah dan Produksi Sampah Tahun 2012 dan 2014 Kabupaten Flores Timur
No Uraian Tahun
2012 2013 2014 1 Jumlah Sampah yang
ditangani (m3/hari) 13.697,52 21.339 19.215,50
2 Jumlah Volume Produksi Sampah (m3/hari)
19.176,02 28.910 29.560,25
3 Persentase (%) 71,43 73,81 65,01 Sumber : Kantor Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota.
b) Rumah Tangga berakses air minum
Sumber air minum sebagian besar berasal dari air tanah, baik air tanah dangkal
yang berupa sumur gali maupun sumur dalam. Sumur gali merupakan sarana
yang paling mudah untuk mendapatkan air karena muka air tanah relatif
dangkal, sedangkan sumber air dari PDAM membutuhkan unit pengolah
dengan energi listrik cukup besar, sehingga berdampak pada harga satuan air
yang relatif mahal.
Penyediaan Pengelolaan Air Bersih dilaksanakan Dinas PU bekerjasama
dengan PDAM Kabupaten Flores Timur. Dalam rangka penanganan di lokasi
rawan kekeringan dan belum terjangkau jaringan PDAM.
Dari kegiatan pengadaan air bersih ini banyak wilayah yang sudah terlayani air
bersih. Adapun perkembangan jumlah Rumah Tangga yang mendapatkan air
bersih pada Tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 serta persentase Rumah
Tangga berakses air bersih disajikan pada Tabel 2.31 dan Tabel 2.32.
Hal 31 dari 127
Hal 31 dari 127
RKPD 2016 | II - 28
Tabel 2.31. Persentase Rumah Tangga berakses air bersih Tahun 2011–2014 di Kabupaten Flores Timur
No Uraian Tahun
2011 2012 2014 1 Jumlah Rumah Tangga yang
Mendapatkan Akses Air Minum 41.063 KK 42.248 KK 46.613 KK
2 Jumlah Seluruh Rumah Tangga 55.829 KK 56.962 KK 59.119 KK 3 Persentase Rumah Tangga Berakses Air
Bersih % 73,55 % 74,17 % 78,85%
Sumber : Dinas PU dan Energi Kab. Flores Timur
Tabel 2.32 Persentase Rumah Tangga di Kab.Flores Timur Menurut Sumber Air Minum, 2011 – 2013
No Sumber Air Minum Utama 2011 2012 2013
01 Air Dalam Kemasan 0,10 0,10 0,00
02 Air Isi Ulang 0,58 0,58 2,23
03 Ledeng 14,14 14,14 14,23 04 Sumur Bor 0,49 0,49 3,09
05 Sumur Terlindung 23,93 23,93 15,08
06 Sumur Tak Terlindung 0,20 0,20 0,00
07 Mata Air Terlindung 53,86 53,86 54,89
08 Mata Air Tak Terlindung 0,20 0,20 6,69
09 Air Sungai 0,00 0,00 0,00
10 Air Hujan 6,51 6,51 3,80
11 Lainnya 0,00 0,00 0,00
Sumber : BPS Kab. Flotim
4. Sarana dan Prasarana Umum
a). Jaringan Irigasi
Jaringan irigasi di Kabupaten Flores Timur terdiri dari jaringan primer, jaringan
sekunder dan jaringan tersier. Pada Tahun 2011, kondisi jaringan irigasi primer
dan sekunder yang berfungsi baik, meningkat dari 4,250 meter pada Tahun
2011 menjadi 4,403 meter pada tahun 2012 dan meningkat lagi menjadi
6.692,67 m pada tahun 2014 (lihat Tabel 2.33)
Tabel 2.33 Target dan Capaian Saluran Irigasi dalam Kondisi Baik tahun 2011 -
2014
No Tahun Target dan Capaian
Target (m) % Capaian (m) %
1 2011 4,250 100 4,250 100
2 2012 5,390 75 4,043 75
3 2014 7.730,15 100 6.692,67 86,58
Jumlah 17.370,15 14.985,67
Sumber : Dinas PU dan Energi Kab. Flores Timur
Pemenuhan air irigasi pada lahan daerah irigasi (lihat Tabel 2.34) meningkat
dari 4,250 ha pada Tahun 2012 menjadi 6.590,15 ha pada tahun 2014.
Peningkatan yang cukup signifikan ini sebagai dampak dari kebijakan Gerbang
Emas Flores Timur.
Hal 32 dari 127
Hal 32 dari 127
RKPD 2016 | II - 29
Tabel 2.34 Target dan Capaian DI yang Terlayani Air Irigasi Tahun 2012 - 2014
No Tahun Saluran Irigasi (Primer dan Sekunder) dalam kondisi Baik
Rencana (m) % Realisasi %
1 2012 4,250 100 4,250 100
2 2014 6.590,15 100 6.590,15 100
Sumber : Dinas PU dan Energi Kab. Flores Timur
b) Rasio Tempat Ibadah per Satuan Penduduk
Sarana tempat ibadah di Kabupaten Flores Timur meliputi: Masjid, Gereja, dan
Pura. Rasio tempat ibadah per satuan penduduk di Kabupaten Flores Timur
Tahun 2011 dan 2012 disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 2.35. Rasio Tempat Ibadah Tahun 2013 dan 2014 Kabupaten Flores Timur
No. Bagunan
Tempat Ibadat
2013 2014
Jumlah
(Unit)
Jumlah
Pemeluk Rasio
Jumlah
(Unit)
Jumlah
Pemeluk Rasio
1. Katolik 230.335 1 : 804 223.969 1 : 845
Gereja 131 131
Kapela 143 134 2. Protestan 2.741 1 : 210 3.085 1 : 771
Gereja 13 4
3. Islam 64.336 1 : 549 60.146 1 : 442
Masjid 75 84
Mushola 42 52
4. Hindu 183 1 : 183 125 1 : 125
Pura 1 1
5. Buddha 13 - 14 -
Klenteng - -
6 Kong Hu Cu - 2 - - 4 -
Sumber: Kantor Kementerian Agama Kabupaten Flores Timur
Mayoritas penduduk Flores Timur beragama Katolik, karena itu persebaran
tempat ibadah Gereja di masing masing kecamatan hampir merata. Tempat
ibadah Masjid juga tersebar di 14 kecamatan. Ada 5 kecamatan yang tidak ada
Masjid yaitu Kecamatan Lewolema dengan pemeluk sebanyak 34 orang,
Kecamatan Demon Pagong dengan pemeluk sebanyak 4 orang, kecamatan Ile
Bura dengan pemeluk 25 orang, Kecamatan Solor Barat dengan jumlah pemeluk
35 orang dan kecamatan Solor Selatan dengan pemeluk sebanyak 14 orang.
Disamping itu sudah terdapat pura 1 unit namun untuk fasilitas vihara masih
belum ada.
Tabel 2.36 Jumlah Tempat Ibadah Kecamatan Tahun 2014 Kabupaten Flores Timur
NO Kecamatan
Masjid Gereja Katolik Pura Gereja
Protestan
Jmlh Unit
Jmlh Pemel
uk
Jmlh unit
Jmlh Pemel
uk
Jmlh
Unit
Jmlh Peme
luk
Jmlh Unit
Jmlh Pemel
uk
1 Larantuka 4 9197 7 33950 1 95 3 2391
2 Lewolema - 34 4 13745 - - - 42
3 Titehena 1 322 13 10015 - - - 33
4 Demon Pagong 0 4 6 8535 - 1 - -
5 Ile Bura 0 25 8 12249 - - - -
6 Wulanggitang 1 212 10 14648 - 17 - 56
7 Tanjung Bunga 3 819 6 11422 - - - 55
8 Ile Mandiri 1 546 5 14275 - 4 - 55
Hal 33 dari 127
Hal 33 dari 127
RKPD 2016 | II - 30
NO Kecamatan
Masjid Gereja Katolik Pura Gereja
Protestan
Jmlh Unit
Jmlh Pemel
uk
Jmlh unit
Jmlh Pemel
uk
Jmlh
Unit
Jmlh Peme
luk
Jmlh Unit
Jmlh Pemel
uk
9 Adonara Timur 13 17435 5 11280 - 8 1 252
10 Ile Boleng 2 1526 6 8986 - - - 8
11 Kelubagolit 10 3223 9 11815 - - - 5
12 Adonara Barat 6 1546 14 9874 - - - 52
13 Adonara 11 5290 6 8824 - - - 8
14 Witihama 8 4115 3 10775 - - - 6
15 Adonara Tengah 9 2239 1 10111 - - - 7
16 Wotan Ulumado 3 1090 9 6549 - - - 69
17 Solor Timur 12 12474 7 5418 - - - 35
18 Solor Barat - 35 6 12989 - - - 11
19 Solor Selatan - 14 6 8509 - - - -
Sumber: Kantor Kementerian Agama Kabupaten Flores Timur
c) Persentase rumah tinggal bersanitasi
Sampai dengan tahun 2012, persentase rumah tinggal bersanitasi di Flores Timur
baru mencapai 48,26 persen atau 17.534 rumah dari 36.333 total rumah tinggal
di Flores Timur. Sisanya sebanyak 18.799 rumah belum bersanitasi (lihat Tabel
2.37).
Tabel 2.37 Persentase Rumah Tinggal Bersanitasi Tahun 2014 Kabupaten Flores Timur
No Uraian 2014
1 Jumlah Rumah Tinggal Berakses Sanitasi 43.523
2 Jumlah Rumah Tinggal 59.119
3 Persentase (%) 73,62
Sumber : Dinas PU dan Energi Kab. Flores Timur
Kondisi ini menggambarkan rendahnya kesadaran masyarakat tentang pola hidup
sehat. Tabel 2.38 menggambarkan bahwa sebaran rumah tinggal bersanitasi
sangat bervariasi pada masing-masing kecamatan.
Tabel 2.38 Komponen Rumah Tinggal Bersanitasi Tahun 2013
No Kecamatan Jumlah
Keluarga yang ada
Jamban sehat
Tempat sampah
sehat
Pengelolaan air limbah
sehat 1 2 4 5 6 7 1 Wulanggitang 2.865 1.382 1.058 1.032 2 Ilebura 1.385 900 1.231 1.080 3 Demon Pagong 1.197 459 683 398
4 Larantuka 7.499 7.217 6.175 5.751 5 Ilemandiri 2.148 800 745 585
6 Waiklibang 2.791 572 391 201
7 Lewolema 1.880 477 383 322
8 Adonara Barat 2.310 1.479 1.574 1.966
9 Adonara Tengah 2.118 1.260 196 88
10 Adonara Timur 6.098 4.069 6.098 179
11 Ile Boleng 3.679 2.563 1.846 -
12 Witihama 4.133 1.792 1.792 1.204
13 Klubagolit 3.168 1.644 - -
14 Adonara 2.218 683 793 533
15 Solor Timur 2.358 1.536 1.286 1.392
16 Solor Barat 2.358 1.427 - 1.690
Hal 34 dari 127
Hal 34 dari 127
RKPD 2016 | II - 31
No Kecamatan Jumlah
Keluarga yang ada
Jamban sehat
Tempat sampah
sehat
Pengelolaan air limbah
sehat 17 Solor Selatan 1.187 918 582 27
18 Wotan Ulumado 1.921 1.087 1.200 500
19 Titehena 2.865 2.030 1.311 1.199
Jumlah (Kab) 54.178 32.295 27.344 18.147
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Flotim
d) Tempat pembuangan sampah (TPS)
Jumlah tempat pembuangan sampah di Kabupaten Flores Timur sampai dengan
tahun 2013 sama sebanyak 56 unit dengan daya tampung 69,91m3. Jumlah
Sampah yang ditangani (m3/hari) tahun 2012 dan 2013 berturut-turut 13.697,52
m3 dan 21.339 m
3 sedangkan jumlah volume produksi sampah (m
3/hari) tahun
2012 dan 2013 berturut-turut 19.176,02 m3 dan 28.910 m
3. Dengan demikian,
persentase sampah yang tertangani tahun 2013 sebesar 73,81 persen. Sedangkan
sisanya sebanyak 26,19 persen atau 7,57 m3 belum ditangani pemerintah atau
ditangani masyarakat.
5. Urusan Penataan Ruang
a). Ruang Terbuka Hijau
Ruang terbuka hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang
penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang
tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. Ruang terbuka hijau di
Kabupaten Flores Timur meliputi Hutan Kota, Lapangan Kota, Jalur Hijau
jalanan, Taman Lingkungan, Resapan air dan RTH Makan. Program ini
dilaksanakan melalui kegiatan pembuatan taman hijau seluas 1, 638 Ha
di
Komplek Taman kotan yang terbentang dari Kelurahan Lokea sampai
Kelurahan Larantuka Kecamatan Larantuka. Pembuatan taman hijau bertujuan
untuk menambah luasan RTH, pencegahan banjir, penurunan pencemaran
udara, peningkatan produktivitas masyarakat dan meningkatkan keindahan
lingkungan.
b). Jumlah Bangunan Ber-IMB
Izin mendirikan bangunan gedung adalah perizinan yang diberikan oleh
Pemerintah Kabupaten Flores Timur kepada pemilik bangunan gedung untuk
membangun baru, mengubah, memperluas, mengurangi, dan/atau merawat
bangunan gedung sesuai dengan persyaratan administratif dan persyaratan
teknis yang berlaku. Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan
konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau
seluruhnya berada diatas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi
sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat
tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun
kegiatan khusus. Di Kabupaten Flores Timur, jumlah bangunan ber-IMB dari
Tahun 2012 sampai Tahun 2013 berturut-turut adalah 4.499 unit dan4.515 Unit
(DPU, 2014). Rasio bangunan ber-IMB persatuan bagunan dapat dilihat pada
Tabel berikut:
Tabel 2.39 Rasio Bagunan Ber- IMB per satuan Bagunan Tahun 2012–2013
Uraian Tahun
2012 2014 Jumlah Bagunan Ber – IMB (Unit) 4.499 4.515 Jumlah Bangunan (Unit) 57.387 59.119 Rasio Bagunan Ber – IMB 0,078 0,076
Sumber : Dinas PU dan Energi Kab. Flores Timur
Hal 35 dari 127
Hal 35 dari 127
RKPD 2016 | II - 32
6. Urusan Perhubungan
a) Jumlah Penumpang Angkutan Umum
Angkutan umum yang ada di Kabupaten Flores Timur berupa armada bis,
kapal laut, dan pesawat udara. Adapaun jumlah penumpang angkutan umum di
Kabupaten Flores Timur dari Tahun 2011 – 2012 cenderung mengalami
kenaikan dari tahun ke tahun, hal ini menunjukkan migrasi penduduk di
Kabupaten Flores Timur sangat tinggi. (Tabel 2.40).
Tabel 2.40 Jumlah Penumpang Angkutan Umum Tahun 2011 s.d 2012
No Uraian 2011 2012
1 Jumlah Penumpang Bis 1.792.683 1.853.280
2 Jumlah Penumpang Kapal Laut 2.281.049 2.402.524
3 Jumlah Penumpang Pesawat Udara 5.824 6.690
4 Total Jumlah Penumpang 4.079.556 4.262.494
Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kab. Flores Timur
Tabel 2.41 Jumlah Uji KIR Angkutan Umum Tahun 2013 – 2014
No Angkutan Umum 2013 2014
Jumlah Jumlah
KIR % Jumlah
Jumlah KIR
%
1 Mobil Penumpang Umum 350 160 46 350 234 67
2 Mobil Bus - - - 4 4 100 3 Mobil Barang 401 181 45 401 310 77
4 Mobil 8 Ton - - - - - - 5 Khusus - - - - - -
Jumlah 751 341 45 755 548 73 Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kab. Flores Timur
Penurunan penggunaan angkutan umum di masyarakat terjadi karena beberapa faktor, diantaranya kemudahaan memperoleh kendaraan pribadi (terutama sepeda motor), keterbatasan jalur angkutan umum yang ada, ketidaknyamanan menggunakan angkutan umum. Hal ini mengambarkan kenaikan jumlah kendaraan pribadi terutama roda dua.
b) Jumlah Ijin Trayek
Izin Trayek adalah izin untuk mengangkut orang dengan mobil bus dan/atau mobil penumpang umum pada jaringan trayek. Trayek adalah lintasan kendaraan umum untuk pelayanan jasa angkutan orang dengan mobil bus, yang mempunyai asal dan tujuan perjalanan tetap, lintasan tetap dan jadwal tetap maupun tidak berjadwal. Jaringan Trayek adalah kumpulan dari trayek-trayek yang menjadi satu kesatuan jaringan pelayanan angkutan orang. Jumlah izin trayek di Kabupaten Flores Timur disajikan pada Tabel 2.42 berikut:
Tabel 2.42. Jumlah Ijin Trayek Tahun 2013 s.d 2014 Kabupaten Flores Timur
No Uraian Tahun
2013 2014
1 Ijin Trayek Perkotaan 3 3
2 Ijin Trayek Perdesaan 64 69
3 Jumlah Ijin Trayek 67 72
Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kab. Flores Timur
c) Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bis
Pelabuhan laut diartikan sebagai sebuah fasilitas di ujung samudera, sungai, danau untuk menerima kapal dan memindahkan barang kargo maupun penumpang ke dalamnya. Di Kabupaten Flores Timur pelabuhan
Hal 36 dari 127
Hal 36 dari 127
RKPD 2016 | II - 33
laut dikembangkan dengan mengoptimalkan Kawasan Pelabuhan Larantuka sebagai pelabuhan bongkar muat. Pelabuhan udara/bandara bisa diartikan sebagai sebuah fasilitas untuk menerima pesawat dan memindahkan barang kargo maupun penumpang ke dalamnya. Terminal bus dapat diartikan sebagai prasarana transportasi jalan untuk keperluan menurunkan dan menaikkan penumpang, perpindahan intra dan/atau antar moda transportasi serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum. Jumlah pelabuhan laut/udara, jumlah terminal bis, laut dan udara sampai tahun 2014 seperti pada Tabel 2.43.
Tabel 2.43: Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bis Tahun 2013 s.d 2014 Kabupaten Flores Timur
No Uraian 2013 2014
1 Jumlah Pelabuhan Laut 13 25
2 Jumlah Pelabuhan Udara 1 1
3 Jumlah Terminal Bis 4 1
Jumlah 18 27
Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kab. Flores Timur
2.1.3.2. Fokus Layanan Urusan Pilihan
2.1.3.2.1. Urusan Penanaman Modal
Penanaman modal di Kabupaten Flores Timur difokuskan pada peningkatan
iklim investasi dan promosi investasi. Pada Tahun 2014 investasi di
Kabupaten Flores Timur dihitung berdasarkan nilai investasinya,
Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai Rp. 158.565.048.434,-
sedangkan nilai investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar
Rp 10.038.523.600,-. Selain itu, penanaman modal asing juga mampu
menyerap tenaga
kerja sebanyak 305
orang yang terdiri
dari 2 tenaga kerja
asing dan 503 orang
WNI. Adapun
investor dalam negeri
hanya
mempekerjakan
tenaga kerja sejumlah
120 orang.
Tabel 2.44 Investasi PMA dan PMDN di Kab.Flores Timur Tahun 2008 - 2014
No. Tahun Jenis Jumlah
Investor Jumlah Tenaga Kerja
Jumlah Investasi WNA WNI
1 2008 PMA 3 4 258 10.237.680.000,-
PMDN 4 0 134 8.718.000.000,-
Total 7 4 392 18.955.680.000,-
2 2009 PMA 4 8 320 62.259.800.000,-
PMDN 6 0 100 7.092.990.000,-
Total 10 8 420 69.352.790.000,-
3 2010 PMA 5 2 357 75.103.550.000,-
PMDN 7 0 173 7.592.990.000,-
Total 12 2 530 82.696.540.000,-
Hal 37 dari 127
Hal 37 dari 127
RKPD 2016 | II - 34
No. Tahun Jenis Jumlah
Investor Jumlah Tenaga Kerja
Jumlah Investasi WNA WNI
4 2011 PMA 5 9 426 100.354.534.728,-
PMDN 7 0 170 7.965.322.800,-
Total 12 9 596 108.319.857.528,-
5 2012 PMA 6 5 515 73.479.428.740,-
PMDN 6 0 189 8.532.990.000,-
Total 12 5 704 82.012.418.740,-
6 2013 PMA 5 5 515 74.010.143.725,-
PMDN 7 0 189 11.020.490.000,-
Total 12 5 704 85.030.633.725,-
7 2014 PMA 5 2 303 158.565.048.434
PMDN 7 - 120 10.038.523.600
Total 12 2 423 168.603.572.034
Sumber: Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu Kab. Flores Timur
2.1.3.2.2. Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM)
a). Prosentase koperasi aktif
Pembangunan koperasi dan UKM di Kabupaten Flores Timur diarahkan
pada pengembangan koperasi dan UKM menjadi unit usaha yang kuat,
maju, dan mandiri serta memiliki daya saing dengan fokus pada
revitalisasi koperasi serta fasilitasi koperasi dan UKM. Adapun
sasarannya adalah peningkatan kinerja dan produktifitas usaha koperasi
dan UKM. Di Kabupaten Flores Timur sampai saat ini terdapat 162
koperasi yang didominasi koperasi primer sejumlah 162. Dilihat dari
kondisi koperasi, terdapat 178 koperasi aktif (77,53 %) dan 40 koperasi
kurang aktif (22,47%)
Tabel 2.45 Persentase Koperasi Aktif Tahun 2012-2014 Kab. Flores Timur
Uraian 2012 2013 2014
Koperasi Aktif 120 124 138 Koperasi Kurang Aktif 42 51 40 Jumlah Koperasi 162 175 178 Prosentasi Koperasi Aktif (%) 74,07 70,86 77,53
Sumber: Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kab. Flores Timur
Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Flores Timur dalam
bidang koperasi diantaranya karena belum optimalnya penataan
manajemen dan organisasi koperasi, terbatasnya permodalan koperasi dan
belum optimalnya kemitraan pengusaha besar dengan koperasi. Adapun
upaya yang telah dilakukan antara lain melaksanakan pendampingan serta
pendidikan dan pelatihan bagi pengelola koperasi dengan lebih intensif,
penguatan permodalan koperasi baik melalui perbankan maupun non
perbankan serta keterpaduan program melalui bantuan permodalan baik
dari APBD Kabupaten, Propinsi maupun dari pemerintah pusat serta
memfasilitasi pertemuan antara pengusaha besar dan koperasi.
Tabel 2.46 Jumlah Koperasi, Karyawan dan Anggota di Kabupaten Flores
Timur Menurut Kecamatan, 2013
No Kecamatan Koperasi Karyawan Anggota
01 Wulang Gitang 4 29 6.913
02 Titehena 6 2 317
03 Ilebura 2 - 77
Hal 38 dari 127
Hal 38 dari 127
RKPD 2016 | II - 35
No Kecamatan Koperasi Karyawan Anggota
04 Tanjung Bunga 4 - 105
05 Lewolema 2 - 74
06 Larantuka 56 134 99.685
07 Ile Mandiri 6 - 263
08 Demon Pagong 4 2 179
09 Solor Barat 3 6 794
10 Solor Selatan 2 10 324
11 Solor Timur 6 2 388
12 Adonara Barat 5 4 403
13 Wotanulumado 1 - 98
14 Adonara Tengah 3 - 89
15 Adonara Timur 22 11 990
16 Ile Boleng 20 2 1.042
17 Witihama 10 9 887
18 Klubagolit 8 10 7.864
19 Adonara 2 3 38
Sumber : BPS,2014
b). Jumlah UKM dan BPR/LKM
Pembangunan koperasi dan UKM di Kabupaten Flores Timur
dilaksanakan dengan mengembangkan koperasi dan UKM menjadi unit
usaha yang kuat, maju, dan mandiri serta memiliki daya saing, sehingga
secara makro mampu mendukung pembangunan ekonomi di Kabupaten
Flores Timur.
Sasaran pembangunan dalam mengembangkan koperasi dan UKM di
Kabupaten Flores Timur antara lain meningkatnya kinerja, produktivitas
usaha koperasi dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM),
meningkatnya akses kelembagaan keuangan dan permodalan pada
UMKM/Industri Kecil dan Menengah (IKM), meningkatnya sumber daya
manusia (SDM) pengelola koperasi UMKM/IKM, meningkatnya kualitas
dan partisipasi masyarakat dalam pengembangan UKM, serta
terwujudnya masyarakat yang berjiwa wirausaha (entrepreneur) tinggi
dan mampu mengembangkan potensi dan sumber daya yang ada.
Perkembangan jumlah UKM dan BPR di Kabupaten Flores Timur dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.47 Jumlah UKM non BPR/LKM Tahun 2013–2014 Kabupaten Flores
Timur
Uraian 2013 2014
Jumlah seluruh UKM 560 1.179 Jumlah BPR/LKM
1 1 Jumlah UKM non BPR/LKM
461 461 Sumber: Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Flores Timur
Tabel 2.48 Jumlah Bank, Penabung dan Besar Tabungan Di Kabupaten Flores
Timur Menurut Jenis Bank, 2012
No Jenis Bank Jumlah Bank
Penabung Besar Tabungan
(Juta Rp.)
01 Bank Indonesia - 160.873 02 Bank Umum Pemerintah 10 69.854 496.860 03 Bank Umum Swasta Nasional Bank
Devisa 1
75 250
Hal 39 dari 127
Hal 39 dari 127
RKPD 2016 | II - 36
No Jenis Bank Jumlah Bank
Penabung Besar Tabungan
(Juta Rp.)
04 Bank Umum Swasta Nasional Bukan Bank Devisa
-
05 Bank Pemerintah Daerah 7 53.472 98.885 06 Bank Perkreditan Rakyat 1 3.520 20.512
Sumber: BPS, 2013
2.1.3.2.3. Urusan Ketenagakerjaan
a). Kesempatan kerja
Kesempatan kerja merupakan peluang atau keadaan yang menunjukkan
tersedianya lapangan pekerjaan sehingga semua orang yang bersedia dan
sanggup bekerja dalam proses produksi dapat memperoleh pekerjaan
sesuai dengan keahlian, keterampilan dan bakatnya masing-masing.
Kesempatan kerja adalah suatu keadaan yang
menggambarkan/ketersediaan pekerjaan. Jumlah penduduk yang ada dalam
suatu wilayah kemudian dikelompokkan berdasarkan lapangan usaha yang
ada.
Komposisi penduduk yang bekerja Tahun 2011 secara umum didominasi
oleh kelompok umur 20 - 24 tahun. Dari struktur data tersebut terlihat
bahwa penduduk yang bekerja pada kelompok umur tersebut jumlahnya
sangat tinggi. Kondisi seperti ini sangat dimungkinkan sebagai akibat
adanya kecenderungan bahwa mereka yang sudah habis masa sekolahnya,
setelah beberapa tahun kemudian tetap menjalankan kegiatan yang
memiliki nilai ekonomi baik dalam hubungan kerja (kegiatan ekonomi
formal) maupun di luar hubungan kerja (kegiatan ekonomi informal).
Tabel 2.49 Persentase Penduduk Yang Bekerja menurut kelompok umur
Tahun 2013 No Kelompok Umur L P Jumlah
1 15-19 Tahun 7,77 6,41 7,12
2 20-24 Tahun 8,88 9,27 9,07
3 25-34 Tahun 23,68 17,51 21,04
4 35 Tahun + 59,76 66,81 62,77
Jumlah 100 100 100
Sumber: BPS Kab. Flores Timur,2014
Penduduk yang bekerja dengan pendidikan SLTA jumlahnya paling
banyak dibandingkan dengan strata pendidikan yang lainnya. Disusul
penduduk bekerja dengan pendidikan SLTP.Kondisi ini sejalan dengan
banyaknya jumlah pencari kerja lulusan SLTA dan SLTP sementara
lapangan kerja yang sesuai dengan latar belakang pendidikannya tersebut
dengan kualifikasi yang dibutuhkan sangat terbatas, sementara saingan
pencari kerja dengan tingkat pendidikan yang sama jumlahnya banyak.
Tabel 2.50 Penduduk Yang Bekerja menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2012 dan
2014
No Pendidikan Tahun
2012 2014
1 Tidak Tamat SD - -
2 SD 12 13
3 SLTP 5 7
4 SLTA 73 54
5 Akademi 93 146
Hal 40 dari 127
Hal 40 dari 127
RKPD 2016 | II - 37
6 Perguruan Tinggi 75 153
7 Jumlah 258 373
Sumber: Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Trasmigrasi Kab. Flores Timur
Komposisi penduduk yang bekerja di sektor pertanian masih cukup mendominasi
dalam penyerapan tenaga kerja dibandingkan dengan sektor lainnya, meskipun
jumlahnya cenderung menurun sekitar 6,6%. Menurunnya proporsi jumlah
penduduk yang bekerja di sektor pertanian diduga karena para pencari kerja lebih
memilih untuk bekerja di sektor non pertanian.
Tabel 2.51 Penduduk Yang bekerja Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012 dan 2014
No Lapangan Usaha Tahun
2012 2014
1 Pertanian 17 38
2 Pertambangan dan Pengalian - -
3 Industri Pengolahan - -
4 Listrik,Gas dan Air - -
5 Bangunan - 51
6 Perdagangan, hotel dan Restoran - 30
7 Angkutan dan Komunikasi - -
8 Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan - -
9 Jasa Lainnya 241 254
Jumlah 258 373
Sumber: Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Trasmigrasi Kab. Flores Timur
4. Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
a). Persentase Partisipasi perempuan di lembaga pemerintah
Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah adalah proporsi
perempuan yang bekerja pada lembaga pemerintah terhadap jumlah seluruh
pekerja perempuan.
Tabel 2.52. Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintah Tahun 2013–2014
No Uraian Tahun
2013 2014
1 Prempuan yang menempati Jabatan Eselon II 2 2
2 Prempuan yang menempati Jabatan Eselon III 30 30
3 Prempuan yang menempati Jabatan Eselon IV 178 194
4 Pekerja Perempuan di Pemerintahan 2.843 2.803
5 Jumlah Pekerja Perempuan 3.003 4.153
6 Presentase Pekerjaan Perempuan di Lembaga
Pemerintah
94,67 48,153
Sumber: Badan Kepegawaian Daerah Kab. Flores Timur
b). Rasio Kekerasan Dalam Rumah Tangga dan Indeks Gender
Kasus KDRT di Kabupaten Flores Timur belum dapat dipantau secara
keseluruhan dikarenakan belum semua korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga
(KDRT) mau melaporkan kasusnya ke pihak yang berwenang. Diharapkan
dengan adanya pemberian pelayanan dan perlindungan terhadap perempuan dan
anak yang bersedia melaporkan kasus dan mengalami tindak kekerasan/KDRT
akan menjadi solusi yang tepat.
Hal 41 dari 127
Hal 41 dari 127
RKPD 2016 | II - 38
Tabel 2.53 Rasio KDRT Tahun 2011 – 2012 Kabupaten Flores Timur
No Uraian Tahun
2011 2012
1 Jumlah KDRT 15 29
2 Jumlah Rumah Tangga 51.159 51.159
3 Rasio KDRT 0,029 0,057
Sumber: Polres Kabupaten Flores Timur
Pemahaman dan pengetahuan masyarakat tentang kesetaraan gender masih
kurang. Hal ini dapat dilihat dari Indeks Kesetaraan Gender (IKG) dan Indeks
Pemberdayaan Gender (IDG) yang masih relatif cukup rendah. Solusi yang
dilakukan diantaranya yaitu dengan memfasilitasi terbentuknya Pokja PUG di
Kabupaten Flores Timur serta melaksanakan sosialisasi dan diklat tentang PUG
bagi stakeholder.
5. Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
a). Rasio akseptor KB
Program Keluarga Berencana yang telah berhasil dilaksanakan meliputi
penyediaan pelayanan KB dan alat kontrasepsi bagi keluarga miskin, pelayanan
KIE, peningkatan perlindungan hak reproduksi individu, promosi pelayanan
KHIBA, pembinaan Keluarga Berencana dan pengadaan sarana mobilitas tim
KB keliling. Tujuan program Keluarga berencana adalah mengendalikan
jumlah kelahiran sehingga laju pertumbuhan penduduk dapat terkendali dengan
tujuan kesejahteraan keluarga dapat ditingkatkan. Gambaran jumlah Pasangan
Usia Subur (PUS), peserta KB Aktif (PA) dan perbandingan PA/PUS dapat
dilihat pada Tabel 2.54 berikut :
Tabel 2. 54 Rasio Akseptor KB Tahun 2012 dan 2014 Kabupaten Flores Timur
No Uraian Tahun
2012 2014
1 Jumlah Akseptor KB (PA) 18.365 13.344
2 Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) 28.700 27.595
3 Rasio Akseptor KB (PA/PUS) 0,639 0,483
Sumber: Badan KB dan Pemberdayaan Perempuan Kab. Flores Timur
Tabel 2.55 Rasio Akseptor KB Menurut Kecamatan Tahun 2013 - 2014
No Kecamatan
2013 2014
Jumlah Akseptor KB (PA)
Jumlah Pasangan
Usia Subur (PUS)
Rasio Akseptor (PA/PUS)
Jumlah Akseptor KB (PA)
Jumlah Pasangan
Usia Subur (PUS)
Rasio Akseptor (PA/PUS)
1 Larantuka 2651 4297 0,617 1773 4042 0,438
2 Lewolema 887 977 0,908 575 958 0,603
3 Titehena 1044 1303 0,801 675 1312 0,515
4 Demon Pagong 435 521 0,835 345 530 0,650
5 Ile Bura 647 824 0,785 443 785 0,564
6 Wulanggitang 1662 1804 0,921 874 1702 0,513
7 Tanjung Bunga 1034 1682 0,615 711 1472 0,483
8 Ile Mandiri 763 1069 0,714 608 1081 0,562
9 Adonara Timur 1848 2784 0,664 1295 2627 0,450
10 Ile Boleng 758 1666 0,455 505 1707 0,296
11 Kelubagolit 501 1098 0,456 589 1049 0,561
12 Adonara Barat 1035 1729 0,599 999 1662 0,601
Hal 42 dari 127
Hal 42 dari 127
RKPD 2016 | II - 39
No Kecamatan
2013 2014
Jumlah Akseptor KB (PA)
Jumlah Pasangan
Usia Subur (PUS)
Rasio Akseptor (PA/PUS)
Jumlah Akseptor KB (PA)
Jumlah Pasangan
Usia Subur (PUS)
Rasio Akseptor (PA/PUS)
13 Adonara 785 1356 0,579 608 1291 0,470
14 Witihama 869 1635 0,531 856 1789 0,478
15 Adonara Tengah 778 1508 0,516 655 1390 0,471
16 Wotan Ulumado 928 1259 0,737 575 1247 0,461
17 Solor Timur 523 1216 0,430 514 1329 0,386
18 Solor Barat 769 980 0,785 464 977 0,474
19 Solor Selatan 364 588 0,619 280 645 0,434
Jumlah 18.281 28.296 0,646 13.344 27.595 0,483
Sumber: Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kab. Flores Timur
6. Urusan Komunikasi dan Informasi
a). Jumlah surat kabar nasional/lokal
Surat kabar merupakan komunikasi massa yang diterbitkan secara berkala dan
bersenyawa dengan kemajuan teknologi pada masanya dalam menyajikan
tulisan berupa berita, feature, pendapat,cerita rekaan dan bentuk karangan yang
lain. Jumlah surat kabar nasional/lokal adalah banyaknya jenis surat kabar
terbitan nasional atau terbitan lokal yang masuk ke daerah.
Tabel 2.56 Jumlah Surat Kabar Nasional/Lokal Tahun 2012 – 2014 Kabupaten
Flores Timur
No Uraian Tahun
2012 2014
1 Jumlah Jenis Surat Kabar Terbitan Nasional 1 1
2 JumlahJenis Surat Kabar Terbitan Lokal 2 2
3 Total Jenis Surat Kabar 3 3
Sumber: SETDA, Hubungan Masyarakat dan Protokol Kab. Flores Timur
b). Penyiaran radio/TV
Jumlah penyiaran radio/TV lokal adalah banyaknya penyiaran radio/TV
nasional maupun radio/TV lokal yang masuk daerah. Jumlah penyiaran
radio/TV lokal ditampilkan dalam tabel berikut:
Tabel 2.57 Jumlah penyiaran radio/TV lokal
No Uraian Tahun
2012 2012
1 Jumlah Penyiaran Radio Lokal 480 Kali 864 Kali
2 Jumlah Penyiaran Radio Nasional - -
3 Jumlah Penyiaran TV Lokal - -
4 JUmlah Penyiaran TV Nasional - -
5 Total Penyiaran Radio/TV LOkal 480 Kali 864 kali
Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kab. Flores Timur
Semakin banyak jumlah penyiaran radio/TV baik di daerah maupun nasional
di daerah maka menggambarkan semakin besar ketersediaan fasilitas
jaringan komunikasi massa berupa media elektronik sebagai pelayanan
penunjang dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah.
7. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
a). Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM)
Hal 43 dari 127
Hal 43 dari 127
RKPD 2016 | II - 40
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) adalah lembaga atau wadah yang
dibentuk atas prakarsa masyarakat sebagai mitra pemerintahan desa atau
kelurahan dalam menampung dan mewujudkan aspirasi dan kebutuhan
masyarakat di bidang pembangunan.
Tabel 2.58 Kelompok Binaan LPM Tahun 2011 – 2012 Kabupaten Flores Timur
Sumber: Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kab. Flores Timur
b). Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK
Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) adalah gerakan nasional
dalam pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah yang pengelolanya
dari, oleh dan untuk masyarakat menuju terwujudnya keluarga yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Beraklak mulia dan berbudi
luhur, sehat sejahtera, maju dan mandiri, kesejahteraan dan keadilan gender
serta kesadaran hukum dan lingkungan. Kelompok binaan PKK adalah
kelompok-kelompok masyarakat yang berada di bawah Tim Penggerak PKK
Desa/Kelurahan, yang dapat dibentuk berdasarkan kewilayahan atau kegiatan
seperti kelompok dasawisma dan kelompok sejenis. Jumlah kelompok binaan
PKK dari tahun 2012–2014 stabil, hal ini membuktikan bahwa keaktifan
masyarakat Flores Timur dalam pembangunan daerah melalui PKK dalam
kondisi stabil.
Tabel 2.59 Kelompok Binaan PKK Tahun 20121–2014 Kabupaten Flores Timur
No Kecamatan
Tahun 2012 Tahun 2014
Jumlah LPM
Jumlah Kelompok
Binaan
Jumlah LPM
Jumlah Kelompok
Binaan 1 Larantuka 20 20 20 20 2 Lewolema 7 7 7 7 3 Titehena 14 14 14 14 4 Demon Pagong 7 7 7 7 5 Ile Bura 7 7 7 7
No Kecamatan
Tahun 2011 Tahun 2012
Jumlah LPM
Jumlah Kelompok
Binaan
Jumlah LPM
Jumlah Kelompok
Binaan 1 Larantuka 80 80 80 80
2 Lewolema 14 14 14 14
3 Titehena 28 28 28 28
4 Demon Pagong 14 14 14 14
5 Ile Bura 14 14 14 14
6 Wulanggitang 44 44 44 44
7 Tanjung Bunga 32 32 32 32
8 Ile Mandiri 16 16 16 16
9 Adonara Timur 42 42 42 42
10 Ile Boleng 42 42 42 42
11 Kelubagolit 24 24 24 24
12 Adonara Barat 36 36 36 36
13 Adonara 16 16 16 16
14 Witihama 32 32 32 32
15 Adonara Tengah 26 26 26 26
16 Wotan Ulumado 24 24 24 24
17 Solor Timur 68 68 68 68
18 Solor Barat 60 60 60 60
19 Solor Selatan 14 14 14 14
Jumlah 626 626 626 626
Hal 44 dari 127
Hal 44 dari 127
RKPD 2016 | II - 41
No Kecamatan
Tahun 2012 Tahun 2014
Jumlah LPM
Jumlah Kelompok
Binaan
Jumlah LPM
Jumlah Kelompok
Binaan 6 Wulanggitang 11 11 11 11 7 Tanjung Bunga 16 16 16 16 8 Ile Mandiri 8 8 8 8 9 Adonara Timur 21 21 21 21
10 Ile Boleng 21 21 21 21 11 Kelubagolit 12 12 12 12 12 Adonara Barat 18 18 18 18 13 Adonara 8 8 8 8 14 Witihama 16 16 16 16 15 Adonara Tengah 13 13 13 13 16 Wotan Ulumado 12 12 12 12 17 Solor Timur 17 17 17 17 18 Solor Barat 15 15 15 15 19 Solor Selatan 7 7 7 7
Jumlah 250 250 250 250 Sumber: Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kab. Flores Timur
c). Jumlah LSM yang aktif
Lembaga Swadaya Masyarakat adalah organisasi/lembaga yang dibentuk oleh
anggota masyarakat warga negara Indonesia secara sukarela atas kehendak
sendiri dan berminat serta bergerak di bidang kegiatan tertentu dalam upaya
meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat, yang
menitikberatkan kepada pengabdian secara swadaya. Jumlah LSM yang
terdaftar di Kabupaten Flores Timur pada Tahun 2012 sejumlah 107 LSM.
Tabel 2.60 Jumlah LSM Aktif Tahun 2011 s.d 2012 Kabupaten Flores Timur
No Uraian Tahun
2011 2012
1 Jumlah LSM Terdaftar 107 107 2 Jumlah LSM Tidak Aktif 44 44 3 Jumlah LSM Aktif 63 63
Sumber: Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pem.Desa Kab. Flores Timur
8. Urusan Perpustakaan
Pelayanan pengunjung Perpustakaan Daerah Kabupaten Flores Timur di layani di
kantor Arsip dan Perpustakaan dan didukung dengan perpustakaan keliling yang
berjumlah 4 armada mobil pintar, dengan roda enam (6) sebanyak 2 armada dan
roda empat sebanyak 2 armada. Koleksi buku yang ada saat ini sebanyak 28.976
buku dengan judul buku sebanyak 12.199 judul. Pada Tahun 2014 jumlah
pengunjung perpustakaan daerah sebanyak 2.177 pengunjung yang terdiri dari
pelajar/mahasiswa, pegawai negeri sipil/karyawan, maupun masyarakat umum.
Tabel 2.61 Jumlah Perpustakaan Tahun 2012 – 2014 Kabupaten Flores Timur
No Uraian Tahun 2012 2013 2014
1 Jumlah Perpustakaan Milik Pemerintah Daerah 1 1 1 2 Jumlah Perpustakaan Milik Non Pemda - - - 3 Total Perpustakaan 1 1 1
Sumber: Kantor Arsip dan Perpustakaan Kab. Flores Timur
Tabel 2.62 Jumlah Pengunjung Perpustakaan Tahun 2012 – 2014 Kabupaten Flores Timur
NO Uraian Tahun
2012 2013 2014 1 Jumlah Pengunjung Perpustakaan Milik Pemda 2.645 4.212 2.177
Hal 45 dari 127
Hal 45 dari 127
RKPD 2016 | II - 42
2 Jumlah Pengunjung Perpustakaan Milik Non Pemda - - - 3 Total Pengunjung Perpustakaan 2.645 4.212 2.177
Sumber: Kantor Arsip dan Perpustakaan Kab. Flores Timur
9. UrusanPenyelenggaraan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat
Rasio jumlah polisi pamong praja menggambarkan kapasitas pemda dalam
memelihara dan menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban umum,
menegakkan Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah. Ketersediaan polisi
pamong praja yang dimiliki pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan
penunjang penyelenggaraan pemerintahan daerah dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.63 Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja Tahun 2013–2014
No Uraian Tahun
2013 2014
1 Jumlah Polisi Pamong Praja 56 53
2 Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja per
10.000 Penduduk
1,882 1,1009
Sumber: Satuan Polisi Pamong Praja Kab. Flores Timur
Petugas perlindungan Masyarakat (Linmas) merupakan satuan yang memiliki
tugas umum pemeliharaan ketentraman dan ketertiban masyarakat. Rasio jumlah
Linmas menggambarkan kapasitas pemda untuk memelihara ketentraman dan
ketertiban masyarakat adalah upaya mengkondisikan lingkungan yang kondusif
dan demokratif sehingga tercipta kehidupan strata sosial yang interaktif.
Ketersediaan kapasitas pemda dalam memberdayakan masyarakat untuk ikut
berperan aktif dalam pemeliharaan ketentraman dan ketertiban masyarakat serta
keamanan lingkungan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.64 Jumlah Linmas per 10.000 Penduduk Tahun 2013 – 2014
No Jumlah Linmas
TPS Desa/Kel. Kecamatan Kabupaten Jumlah
1 2013 - 2.500 285 - 2.785
2 2014 - - 1.109 - 1.109
Sumber: Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kab. Flores Timur
2.1.4. Aspek Daya Saing Daerah
Daya saing daerah merupakan salah satu aspek tujuan penyelenggaraan otonomi
daerah sesuai dengan potensi, kekhasan, dan unggulan daerah. Suatu daya saing
(competitiveness) merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan pembangunan
ekonomi yang berhubungan dengan tujuan pembangunan daerah dalam mencapai
tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan.
2.1.4.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
Kemampuan ekonomi daerah dapat digambarkan melalui indikator
pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita. Perkembangan angka
konsumsi rumah tangga perkapita kabupaten Flores Timur tahun 2012 – 2014
sebagaimana Tabel 2.65 berikut ini.
Tabel 2.65 Angka Konsumsi RT per Kapita Tahun 2012–2014 Kab. Flores Timur
No Uraian 2012 2013
1 Total Pengeluaran RT 6.901.833 7.621.786
2 Jumlah RT 59.119 59.119
Sumber: BPS Kabupaten Flores Timur
Hal 46 dari 127
Hal 46 dari 127
RKPD 2016 | II - 43
2.1.4.2. Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur
Suatu fasilitas wilayah atau infrastruktur menunjang daya saing daerah dalam
hubungannya dengan ketersediaannya (availability) dalam mendukung aktivitas
ekonomi daerah di berbagai sektor di daerah dan antarwilayah.
a) Jumlah orang/barang yang terangkut angkutan umum
Tabel 2.66 Jumlah Orang/Barang yang Terangkut Angkutan Umum
Tahun 2011 s.d 2012 Kabupaten Flores Timur
No Uraian Satuan Tahun
2011 2012
1 Jumlah Orang Jiwa 2.357.238 2.642.143
2 Jumlah Barang Ton 27.884 34.766
Sumber: Dinas Perhubungan, komunikasi dan Informatika kabupaten Flores Timur
b). Rasio ketersediaan daya listrik
Ketersediaan daya listrik di kabupaten Flores Timur sebagaimana pada Tabel
2.67 berikut ini.
Tabel 2.67 Kebutuhan Beban Tenaga Listrik Kab. Flores Timur Tahun 2014
No Uraian Satuan Tahun
2012 2014 1 Kebutuhan GWH 1.399.440 18.356.385 2 -Rumah Tangga GWH 812.400 13.667.000 3 -Komersial GWH 96.251 4.438.195 4 -Publik GWH 25.417 74.200 5 -Industri GWH 465.372 1.177.000
Sumber : PLN Cab. Larantuka
c). Persentase rumah tangga yang menggunakan listrik
Rumah tangga yang menggunakan listrik sampai dengan tahun 2013 sebanyak
11.284 rumah tangga atau 19,09 persen dari total rumah tangga. Hal ini sebagai
akibat dari belum meratanya jaringan listrik khususnya PLN yang masuk ke
daerah-daerah pedalaman atau desa-desa terpencil.Rincian rumah tangga
pengguna listrik, sumber penerangan utama serta besaran daya yang digunakan
seperti pada Tabel 2.68 dan Tabel 2.69.
Tabel 2.68 Persentase Rumah Tangga yang Menggunakan Listrik Kabupaten Flores Timur Tahun
2014
No Uraian Tahun
2013 2014
1 RT dengan daya 450 watt 2.825 5.563 2 RT dengan daya 900 watt 5.193 7.149 3 RT dengan daya1.300 watt 2.939 3.598 4 RT dengan daya 2.200 wat 190 643 5 RT dengan daya >2.200 watt 137 212 6 Total Jumlah Rumah Tangga
menggunakan Listrik 11.284 17.165
Sumber : PLN Kabupaten Flores Timur
Tabel 2.69 Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Penerangan Utama, 2012 - 2013
No Sumber Penerangan Utama 2012 2013 01 Listrik PLN 61,86 69,03 02 Listrik Non PLN 13,39 11,09
Hal 47 dari 127
Hal 47 dari 127
RKPD 2016 | II - 44
No Sumber Penerangan Utama 2012 2013 03 Petromak/Aladin 0,15 0,26 04 Pelita 23,99 16,64 05 Lainnya 0,60 2,99 Sumber : BPS, 2013
2.1.4.3. Fokus Iklim Berinvestasi
Investasi memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pembangunan, karena
menentukan dinamika pembangunan yang secara langsung maupun tidak langsung
dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat. Jika proses investasi berlangsung baik,
maka perekonomian akan tumbuh dengan baik selama proses investasi tersebut
menghasilkan output yang efisien. Perkembangan investasi di Kabupaten Flores
Timur menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Hal ini merupakan hasil dari
upaya pemerintah dalam menciptakan iklim yang kondusif, misalnya penyederhanaan
prosedur birokrasi, perbaikan/pengembangan infrastruktur, sistem informasi serta
promosi investasi daerah yang lebih intensif serta membuat pelayanan perijinan satu
pintu.
a) Angka kriminalitas
Angka kriminalitas adalah rata-rata kejadian kriminalitas dalam satu bulan pada
tahun tertentu. Indikator ini berguna untuk menggambarkan tingkat keamanan
masyarakat, semakin rendah tingkat kriminalitas, maka semakin tinggi tingkat
keamanan masyarakat.Dari tabel dibawah dapat dilihat bahwa angka kriminalitas
Kabupaten Flores Timur dari pada Tahun 2012 ini menurun dibandingkan pada
Tahun 2011.
Tabel 2. 70 Angka Kriminalitas Tahun 2011 – 2012 Kabupaten Flores Timur
No Jenis Kriminal Tahun
2011 2012 1 Jumlah Kasus Penganiayaan 129 94 2 Jumlah Kasus Penipuan 32 21 3 Jumlah Kasus Pencurian 32 33 4 Jumlah Kasus Perjudian 14 16 5 Jumlah Kasus Pengancaman 10 8 6 Jumlah Kasus Penghinaan 8 5 7 Jumlah Kasus Pencabulan 21 18 8 Jumlah Kasus Kebakaran 1 5 9 Jumlah Kasus Pengrusakan 24 18
10 Jumlah Kasus Pemfitnahan 8 2 11 Jumlah Kasus penggelapan 11 4 12 Jumlah Kasus Penyerobotan Tanah 9 3 13 Jumlah Kasus perbuatan Tidak Menyenangkan 12 15 14 Jumlah Kasus Pemerkosaan 5 3 15 Jumlah Kasus Menelantarkan Istri dan Anak 3 5 16 Jumlah Kasus Perzinahan 5 6 17 Jumlah Kasus KDRT 9 18 18 Jumlah Kasus Melarikan Perempuan 2 1 19 Jumlah Kasus Laka Laut Korban Meninggal dunia 1 1 20 Jumlah Kasus Membuang Bayi 1 1 21 Jumlah Kasus Masuk Pekarangan Rumah Tanpa Ijin 1 - 22 Jumlah Kasus Pemalsuan Dokumen - 2 23 Jumlah Kasus Pembunuhan - 5 24 Jumlah Kasus Karena lalainya Menyebabkan Orang
Lain Meninggal Dunia - 3
25 Jumlah Kasus Membawa, Memiliki miras Tanpa ijin - 3 26 Jumlah Kasus Mengangkut Ikan Tanpa ijin - 1 27 Jumlah Penemuan Bayi - 1 28 Total Jumlah Tindak Kriminal Selama 1 Tahun 338 292 29 JUmlah Penduduk 236.315 240.261 30 Angka Kriminalitas (28)/(29) 0,14 0,12
Sumber: Polres Flores Timur
Hal 48 dari 127
Hal 48 dari 127
RKPD 2016 | II - 45
Tabel 2.71 Jumlah Terdakwah Perkara Pidana Yang Diselesaikan di Pengadilan Negeri Larantuka Menurut Kelompok Umur Dirinci Per Bulan, 2013
No Bulan Di Bawah 16 Tahun 16 - 20 Tahun 21 Tahun Ke Atas
01 Januari - 1 2 02 Pebruari - 2 9 03 Maret - - 5 04 April - 2 9 05 Mei 2 2 16 06 Juni - 2 8 07 Juli - 2 7 08 Agustus - 2 4 09 September - 2 6 10 Oktober - 2 7 11 Nopember - - 5 12 Desember - - 16
Sumber : BPS, 2014
b). Kemudahan perijinan
Investasi yang akan masuk ke suatu daerah bergantung kepada daya saing
investasi yang dimiliki oleh daerah yang bersangkutan. Pembentukan daya saing
investasi, berlangsung secara terus menerus dari waktu ke waktu dan dipengaruhi
oleh banyak faktor, salah satunya kemudahan perijinan. Kemudahan perijinan
adalah proses pengurusan perijinan yang terkait dengan persoalan investasi relatif
sangat mudah dan tidak memerlukan waktu yang lama. Bagi Kabupaten Flores
Timur upaya untuk memberikan pelayanan yang baik dalam proses perijinan terus
ditingkatkan terutama sekali melalui reformasi di bidang perijinan. Langkah
strategis yang dilakukan adalah membentuk lembaga perijinan pada Tahun 2011
setingkat eselon III berbentuk Kantor. Hal ini menunjukkan kinerja yang cukup
baik bagi Pemerintah Daerah karena telah mampu meningkatkan pelayanan yang
mudah, murah, dan cepat. Implementasi kemudahan perijinan dapat ditunjukkan
dengan peningkatan PAD yang diterima, sebagaimana ditunjukkan pada tabel
berikut: Tabel 2.72 Perkembangan Kontribusi PAD terhadap Pendapatan Daerah Tahun 2011 -
2015
No Tahun Jumlah PAD (Rp)
Jumlah Pendapatan (Rp)
PAD/Pendapatan (%)
1 2011 21.304.561.858 538.223.744.094 0,039
2 2012 30.228.684.407 573.442.456.299 0,052
3 2013 34.525.249.848 655.671.307.688 5,3
4 2014 35.910.823.000 655.065.724.000 5,4
5 2015 44.463.325.000 857.804.242.961 5,2
Sumber: DPPKAD Kab. Flores Timur
2.1.4.4. Fokus Sumber Daya Manusia
Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan kunci keberhasilan
pembangunan nasional dan daerah. Hal ini dapat disadari oleh karena manusia
sebagai subyek dan obyek dalam pembangunan. Mengingat hal tersebut, maka
pembangunan SDM diarahkan agar benar-benar mampu dan memiliki etos kerja yang
produktif, terampil, kreatif, disiplin dan profesional. Disamping itu juga mampu
memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai ilmu dan teknologi yang inovatif
dalam rangka memacu pelaksanaan pembangunan nasional. Kualitas sumberdaya
manusia juga memiliki peranan penting dalam meningkatkan daya saing daerah dan
perkembangan investasi di daerah. Indikator kualitas sumberdaya manusia dalam
Hal 49 dari 127
Hal 49 dari 127
RKPD 2016 | II - 46
rangka peningkatan daya saing daerah dapat dilihat dari kualitas tenaga kerja dan
tingkat ketergantungan penduduk untuk melihat sejauh mana beban ketergantungan
penduduk.
a) Kualitas tenaga kerja (Rasio lulusan S1/S2/S3)
Salah satu faktor penting yang tidak dapat diabaikan dalam kerangka
pembangunan daerah adalah menyangkut kualitas sumber daya manusia (SDM).
Kualitas SDM ini berkaitan erat dengan kualitas tenaga kerja yang tersedia untuk
mengisi kesempatan kerja di dalam negeri dan di luar negeri. Kualitas tenaga
kerja di suatu wilayah sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan. Artinya
semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditamatkan penduduk suatu wilayah
maka semakin baik kualitas tenaga kerjanya. Kualitas tenaga kerja pada suatu
daerah dapat dilihat dari tingkat pendidikan penduduk yang telah
menyelesaiakan S1, S2 dan S3.
Tabel 2.73. Jumlah Lulusan S1/S2/S3 Kabupaten Flores Timur
No Uraian Tahun 2012 2013 2014
1 Jumlah Lulusan S1 1.312 8.812 9.841 2 Jumlah Lulusan S2 41 223 230 3 Jumlah Lulusan S3 - 16 0 4 Jumlah Lulusan S1/S2/S3 1.353 9.051 10.071
Sumber: Dinas Kependudukan dan Capil
2.2 Evaluasi Pelaksanaan RKPD Tahun 2014 dan Realisasi RPJMD
Hasil evaluasi pelaksanaan RKPD sampai dengan tahun 2014 menunjukkan
bahwa capaian kinerja masing-masing agenda pembangunan daerah dalam
RPJMD sebagai berikut:
1. Agenda revitalisasi tata kelola otonomi daerah, terdiri dari
- Urusan Perencanaan pembangunan : 100%
- Urusan Kependudukan dan pencatatan sipil : 69,05%
- Urusan Kesatuan bangsa dan politik dalam negeri : 93%
- Urusan Otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan
daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian : 79,37%
- Urusan Kearsipan : 93,78%
- Urusan Komunikasi dan Informatika : 29,33%
- Urusan Statistik : 75%
2. Agenda Optimalisasi pengembangan pendidikan, terdiri dari
- Urusan Pendidikan : 127%
- Urusan Kebudayaan : 63,65%
- Urusan Perpustakaan : 75,53%
3. Agenda Peningkatan derajat kesehatan masyarakat, terdiri dari
- Urusan kesehatan : 68,26%
- Urusan Keluarga berencana dan keluarga sejahtera : 75,53%
4. Agenda Percepatan pembangunan sarana-prasarana wilayah dan infrastruktur
strategis, terdiri dari
- Urusan Pekerjaan umum : 41,99%
- Urusan Perumahan : 31,00%
- Urusan Perhubungan : 106,18%
- Urusan Energi dan sumber daya mineral : - (data tidak dapat dianalisis)
5. Agenda Pembangunan berbasis tata ruang dan kelestarian lingkungan hidup,
terdiri dari
- Urusan Penataan ruang : 100%
- Urusan Lingkungan hidup : 79,62%
Hal 50 dari 127
Hal 50 dari 127
RKPD 2016 | II - 47
6. Agenda Percepatan pembangunan perekonomian daerah berbasis potensi
lokal, terdiri dari
- Urusan Koperasi dan UKM: 98,37%
- Urusan Penanaman Modal: 96,47%
- Urusan Ketahanan Pangan : 92,4%
- Urusan Pemberdayaan masyarakat dan desa: 71,3%
- Urusan Pertanian: 84,25%
- Urusan Kehutanan: 97,1%
- Urusan Pariwisata : 98,23%
- Urusan Kelautan dan Perikanan: 52,23%
- Urusan Perdagangan : 98,70%
- Urusan Perindustrian : 95,15%
- Urusan Ketransmigrasian :90,9%
- Urusan Ketenagakerjaan : - (data tidak dapat diolah)
7. Agenda Pemberdayaan perempuan, pemuda dan perlindungan sosial, terdiri dari
- Urusan Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak: 71,00%
- Urusan Pemuda dan olah raga : - (data tidak dapat diolah)
- Urusan Sosial : 78,42.
Capaian kinerja dari ketujuh agenda tersebut adalah 81,75%. Berdasarkan
interval nilai pada Permendagri Nomor 23 Tahun 2013 yakni ≤ 50% sangat
rendah; 51%≤ 65% rendah; 66%≤75% sedang, 76%≤90% tinggi; dan
91%≤100% sangat tinggi, maka dapat disimpulkan bahwa capaian kinerja RKPD
Tahun 2014 termasuk katergori TINGGI.
Rincian evaluasi pelaksanaan RKPD Tahun 2014 sebagaimana Tabel 2.74. Tabel
tersebut memberikan gambaran tentang capaian dari masing-masing program
berdasarkan target kinerja RPJMD Tahun 2012-2016.
Hal 51 dari 127
Hal 51 dari 127
RKPD 2016 | II - 48
Tabel 2.74 Evaluasi Kinerja Pelaksanaan Perencanaan Daerah Sampai Dengan Tahun Berjalan
Kode Urusan/Bidang Urusan
Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan
Indikator Kinerja Program (Outcome)/Kegiatan (output)
Target RPJMD pada tahun 2016
(akhir periode RPJMD)
Realisasi Capaian Kinerja
RPJMD s/d Tahun 2013
Target dan realisasi kinerja program dan keluaran kegiatan tahun lalu (2014)
Target Program/Kegiatan RKPD Thn berjalan (2015)
Perkiraan capaian target RPJMD s/d thn
berjalan (2015) SKPD Penanggung
Jawab Target RKPD Tahun 2014
Realisasi RKPD Tahun 2014
Tingkat Realisasi (%)
Realisasi s/d thn 2015
Tingkat Caaian
realisasi s/d thn 2015
1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+
9)* 11* 12
1 Urusan Wajib
1 01 Urusan Pendidikan
1 01 15 Program Pendidikan Anak Usia Dini
APK PAUD 80% 72% 70% 73% 91% 73% 73% 73% Dinas PPO
1 01 16 Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
Angka buta huruf 63,00 9,71 66,00 83,89 133% 65,00 65,00 65,00
Tingkat kelulusan SD/MI 99 100,00 98,00 98,30 99% 98,30 98,30 98,30
Tingkat kelulusan SLTP 70 98,00 68,50 98,00 140% 69,00 69,00 69,00
Angka partisipasi kasar SD/MI/Paket A
100,00 106,82 110,00 97,11 97% 107,00 107,00 107,00
Angka partisipasi kasar SMP/MTs/Paket B
100,00 104,43 100,00 100,00 100% 100,00 100,00 100,00
Angka partisipasi murni SD/MI/Paket A
100,00 98,61 97,00 98,00 98% 98,00 98,00 98,00
Angka partisipasi murni SMP/MTs/Paket B
91,18 89,09 85,00 87,00 95% 87,00 87,00 87,00
Angka Melanjutkan Ke SMP 100,00 91,68 100,00 284,7 285% 100,0 100,0 100,0
Angka Melanjutkan Ke SMA 100,00 86,40 100,00 286,4 286% 100,0 100,0 100,0
Rasio Siswa SMP/MTs/Kelas 30,00 30,00 61,3 204% 30,0 30,0 30,0
Porsentase Ruang Kelas Kondisi Baik
100,00 75,00 166,0 166% 90,0 90,0 90,0
Porsentase Ruang Kelas SD/MI/SDLB Kondisi Baik
100,00 0,80 70,00 151,8 152% 75,0 75,0 75,0
Hal 52 dari 127
Hal 52 dari 127
RKPD 2016 | II - 49
Kode Urusan/Bidang Urusan
Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan
Indikator Kinerja Program (Outcome)/Kegiatan (output)
Target RPJMD pada tahun 2016
(akhir periode RPJMD)
Realisasi Capaian Kinerja
RPJMD s/d Tahun 2013
Target dan realisasi kinerja program dan keluaran kegiatan tahun lalu (2014)
Target Program/Kegiatan RKPD Thn berjalan (2015)
Perkiraan capaian target RPJMD s/d thn
berjalan (2015) SKPD Penanggung
Jawab Target RKPD Tahun 2014
Realisasi RKPD Tahun 2014
Tingkat Realisasi (%)
Realisasi s/d thn 2015
Tingkat Caaian
realisasi s/d thn 2015
1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+
9)* 11* 12
Porsentase Ruang Kelas SMP/MTs Kondisi Baik
100,0 0,950 85,0 184,0 184% 90,0 90,0 90,0
1 01 17 Program Pendidikan Menengah
Tingkat kelulusan SMU 75,0 98,44 60,0 98,44 131% 65,0 65,0 65,0
Tingkat kelulusan SMK 99,9 100,0 99,8 100,00 100% 99,8 99,8 99,8
APK SMA/SMK 100,0 98,28 110,0 105,0 105% 105,0 105,0 105,0
APM SMA/SMK 88,2 95,23 85,7 86,5 98% 86,5 86,5 86,5
Rasio Siswa SMA/SMK/MA per Kelas
30,0 21,87 30,0 30,0 100% 30,0 30,0 30,0
1 01 18 Program Pendidikan Non Formal
Jumlah pendidikan non formal yg menerima bantuan
12,0
1 01 20 Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Jumlah guru yang berkualifikasi s1/d4
839,0 621,000 50,0 769,0 92% 67,0 67,0 67,0
1 01 22 Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
Rasio Siswa SD/MI per Guru 40,000 22,670 25,000 22,670 57% 30,0 30,0 30,0
Rasio SiswaSMP/MTs per Guru
21,000 26,860 15,000 26,860 128% 17,0 17,0 17,0
Rasio SiswaSMA/SMK/MA per Guru
21,000 22,640 16,000 22,640 108% 18,0 18,0 18,0
1 01 23 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Rasio Murid SD/MI per Kelas 40,000 21,530 25,000 30,0 75% 30,0 30,0 30,0
Rasio Murid SMP/MTs per Kelas
40,000 27,530 32,000 35,0 88% 35,0 35,0 35,0
Rasio Murid SMA/SMK/MA per Kelas
40,000 21,870 33,000 36,0 90,0% 36,0 36,0 36,0
1 18
Urusan Kepemudaan dan Olahraga
Hal 53 dari 127
Hal 53 dari 127
RKPD 2016 | II - 50
Kode Urusan/Bidang Urusan
Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan
Indikator Kinerja Program (Outcome)/Kegiatan (output)
Target RPJMD pada tahun 2016
(akhir periode RPJMD)
Realisasi Capaian Kinerja
RPJMD s/d Tahun 2013
Target dan realisasi kinerja program dan keluaran kegiatan tahun lalu (2014)
Target Program/Kegiatan RKPD Thn berjalan (2015)
Perkiraan capaian target RPJMD s/d thn
berjalan (2015) SKPD Penanggung
Jawab Target RKPD Tahun 2014
Realisasi RKPD Tahun 2014
Tingkat Realisasi (%)
Realisasi s/d thn 2015
Tingkat Caaian
realisasi s/d thn 2015
1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+
9)* 11* 12
1 18 16 Program peningkatan peran serta kepemudaan
1 18 17 Program peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan dan kecakapan hidup pemuda
1 18 20 Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olah Raga
cakupan peran serta Olaraga Pemuda
95% 0
1 02 Urusan Kesehatan RSUD
1 02 15 Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
ketersediaan obat untuk pelayanan kesehatan
95% 95% 80% 0 80% 80% 80%
1 02 16 Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Jamkesmas 875,00 #DIV/0!
1 02 17 Program Pengawasan Obat dan Makanan
#DIV/0!
1 02 19 Promosi Kesehatan Dan Pemberdayaan Masyarakat
Usaha kesehatan berbasis masyarakat
0,750 0,670 0,67 89,3%
1 02 20 Program Perbaikan Gizi Masyarakat
Angka Gizi buruk 0,450 1,400 0,490 0,450 100,0% 0,450 0,450 0,450
1 02 21 Program Pengembangan Lingkungan Sehat
Jumlah rumah sehat 0,750 0,720 0,720 0,730 97,3% 0,730 0,730 0,730
1 02 22 Pencegahan Dan Penanggulangan Penyakit Menular
Jumlah penderita penyakit menular
130.000 3.000 27 10.179 7,8% 275 275 275
Hal 54 dari 127
Hal 54 dari 127
RKPD 2016 | II - 51
Kode Urusan/Bidang Urusan
Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan
Indikator Kinerja Program (Outcome)/Kegiatan (output)
Target RPJMD pada tahun 2016
(akhir periode RPJMD)
Realisasi Capaian Kinerja
RPJMD s/d Tahun 2013
Target dan realisasi kinerja program dan keluaran kegiatan tahun lalu (2014)
Target Program/Kegiatan RKPD Thn berjalan (2015)
Perkiraan capaian target RPJMD s/d thn
berjalan (2015) SKPD Penanggung
Jawab Target RKPD Tahun 2014
Realisasi RKPD Tahun 2014
Tingkat Realisasi (%)
Realisasi s/d thn 2015
Tingkat Caaian
realisasi s/d thn 2015
1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+
9)* 11* 12
1 02 23 Standarisasi Pelayanan Kesehatan
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
790,0 1,000 750,000 777,000 98,4% 775,000 775,000 775,000
Rasio tenaga medis per satuan penduduk
0,80 3,100 0,550 0,650 81,3% 0,650 0,650 0,650
1 02 25 Pengadaan Peningkatan Dan Perbaikan Sarana Prasarana Puskesmas Dan Jaringan
Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk
0,50% 20,000 0,001 0,003 60,0% 0,003 0,003 0,003
Cakupan puskesmas 0,300 41,000 0,220 0,250 83,3% 0,250 0,250 0,250
Cakupan puskesmas pembantu
0,080 0,004 0,000 0,01 10,0% 0,00 0,00 0,00
1 02 26 Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-paru/Rumah Sakit Mata
Rasio rumah sakit per satuan penduduk
0,30% 0,186 0,002 0,003 83,3% 0,003 0,003 0,003
Rasio dokter per satuan penduduk
1 0,250 - 0,300 30,0% - - -
Tersedianya Rumah Sakit Adonara
102,000 136,000 130,000 136,000 133,3% 102,000 102,000 102,000
1 02 32 Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan Dan Anak
Angka Kematian Ibu (/100.000 KH)
0,450 1,400 0,490 0,450 100,0% 0,450 0,450 0,450
Urusan Kesehatan Dinas Kesehatan
1 02 22 Pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
Jumlah penderita penyakit
menular
130.000 172.000 340.000 26,5% 160.000 160.000 160.000
cakupan penemuan dan
penanganan penderita
penyakit
3,000 2,700 2,700 2,750 91,7% 2,750 2,750 2,750
Hal 55 dari 127
Hal 55 dari 127
RKPD 2016 | II - 52
Kode Urusan/Bidang Urusan
Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan
Indikator Kinerja Program (Outcome)/Kegiatan (output)
Target RPJMD pada tahun 2016
(akhir periode RPJMD)
Realisasi Capaian Kinerja
RPJMD s/d Tahun 2013
Target dan realisasi kinerja program dan keluaran kegiatan tahun lalu (2014)
Target Program/Kegiatan RKPD Thn berjalan (2015)
Perkiraan capaian target RPJMD s/d thn
berjalan (2015) SKPD Penanggung
Jawab Target RKPD Tahun 2014
Realisasi RKPD Tahun 2014
Tingkat Realisasi (%)
Realisasi s/d thn 2015
Tingkat Caaian
realisasi s/d thn 2015
1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+
9)* 11* 12
1 02 23 Standarisasi Pelayanan kesehatan
Meningkatnya akuntabilitas kinerja
100% #DIV/0!
1 02 26 Pengadaan peningkatan sarana dan prsarana RS/ RS Jiwa/ RS Paru-paru/ RS Mata
Meningkatnya mutu pelayanan medis dan keperawatan
0,004 #DIV/0!
1 02 27 Program pemeliharaan sarana dan prasarana RS/RS Mata/Rsparu-paru/RS Jiwa
Jumlah sarana dan prasarana pada rumah sakit yg terpelihara
70 #DIV/0!
1 02 28 Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan
Meningkatnya mutu pelayanan medik dan keperawatan
6 #DIV/0!
1 05
Urusan Pekerjaan Umum #DIV/0! Dinas PU Tamben
1 05 7 Program Peningkatan Jalan & Jembatan
#DIV/0!
1 05 15 Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
Panjang jaringan jalan kabupaten dalam kondisi baik (km)
332,000 18,430 15,000 62,230 18,7% 30,000 30,000 30,000
1 05 18 Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan
Panjang jaringan jalan dalam kondisi baik (km)
171,750 24,000 24,000 72,000 41,9% 24,000 24,000 24,000
1 05 23 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan
Jumlah sarana dan prasaranan kebinamargaan
20,000 2,000 2,000 5,000 25,0% 2,000 2,000 2,000
Hal 56 dari 127
Hal 56 dari 127
RKPD 2016 | II - 53
Kode Urusan/Bidang Urusan
Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan
Indikator Kinerja Program (Outcome)/Kegiatan (output)
Target RPJMD pada tahun 2016
(akhir periode RPJMD)
Realisasi Capaian Kinerja
RPJMD s/d Tahun 2013
Target dan realisasi kinerja program dan keluaran kegiatan tahun lalu (2014)
Target Program/Kegiatan RKPD Thn berjalan (2015)
Perkiraan capaian target RPJMD s/d thn
berjalan (2015) SKPD Penanggung
Jawab Target RKPD Tahun 2014
Realisasi RKPD Tahun 2014
Tingkat Realisasi (%)
Realisasi s/d thn 2015
Tingkat Caaian
realisasi s/d thn 2015
1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+
9)* 11* 12
1 05 24 Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi,Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya
Proporsi/Luas daerah irigasi teknis Kabupaten dalam kondisi baik
994,000 182,000 182,000 664,000 66,8% 300,0 300,0 300,0
1 05 25 Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku
Tersedianya air baku untuk memenuhi kebutuhan pokok minimal sehari-hari
25,000 - 5,000 5,000 20,0% 5,000 5,000 5,000
1 05 27. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah
Jumlah rumah tangga/desa yang menggunakan air bersih
4.500,0 3.415,000 900,000 4.318, 96,0% 900,000 900,000 900,000
1 05 28. Program Pengendalian Banjir : panjang infrastruktur pengendalian banjir dan pengamanan pantai
125.000 3.125 25.000 60.625,0 48,5% 25.000 25.000 25.000
1 05 29 Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh
Tersedinya infrastruktur pelayanan masyarakat dalam wilayah /kawasan ekonomi cepat tumbuh
25,0 0,250 5,0 5,250 21,0% 5,0 5,0 5,0
01 05 30 Program Pembangunan Infrastuktur perdesaan
Tersedianya fasilitas pelayanan publik yang memadai
60,000 7.166,800 12,000 24,000 40,0% 12,000 12,000 12,000
01 04 Urusan Perumahan
1 04 15 Program Pengembangan Perumahan
Jumlah rumah layak huni yang dibangun
500,000 10,0 100,0 210,0 42,0% 100,0 100,0 100,0 Dinas PU Tamben
1 04 16 Program Lingkungan Sehat Perumahan
Berkurangnya luasan permukiman kumuh
250,000 50,0 50,0 20,0% 50,0 50,0 50,0
Hal 57 dari 127
Hal 57 dari 127
RKPD 2016 | II - 54
Kode Urusan/Bidang Urusan
Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan
Indikator Kinerja Program (Outcome)/Kegiatan (output)
Target RPJMD pada tahun 2016
(akhir periode RPJMD)
Realisasi Capaian Kinerja
RPJMD s/d Tahun 2013
Target dan realisasi kinerja program dan keluaran kegiatan tahun lalu (2014)
Target Program/Kegiatan RKPD Thn berjalan (2015)
Perkiraan capaian target RPJMD s/d thn
berjalan (2015) SKPD Penanggung
Jawab Target RKPD Tahun 2014
Realisasi RKPD Tahun 2014
Tingkat Realisasi (%)
Realisasi s/d thn 2015
Tingkat Caaian
realisasi s/d thn 2015
1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+
9)* 11* 12
2 03 Urusan Energi dan Sumberdaya Mineral
2 03 17 Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang Ketenagalistrikan
Cakupan pengguna tenaga listrik
#DIV/0! Dinas PU Tamben
1 06
Urusan Perencanaan Pembangunan
Bappeda
1 06 15 Program Pengembangan Data/Informasi
Jumlah dokumen data dan informasi
5,000 5,000 5,000 100,0% 5,000 5,000 5,000
1 06 16 Program Kerjasama Pembangunan
Jumlah LSM/NGO yang bekerjasama
5,000 5,000 5,000 5,000 100,0% 5,000 5,000 5,000
1 06 20 Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah
Jumlah aparatur yang mengikuti Bimtek/pelatihan Perencanaan
35,000 - 8,000 20,000 57,1% 7,000 7,000 7,000
1 06 21 Program Perencanaan Pembangunan Daerah
Jumlah Dokumen Perencanaan pembangunan Daerah
3,000 9,000 4,000 3,000 100,0% 3,000 3,000 3,000
1 06 22 Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi
Jumlah dokumen perencanaan pembangunan ekonomi
5,000 1,000 1,000 3,000 60,0% 1,000 1,000 1,000
1 06 23 Program Perencanaan Pembangunan Sosial dan Budaya
Jumlah dokumen perencanaan pembangunan sosial Budaya
5,000 1,000 1,000 3,000 60,0% 1,000 1,000 1,000
1 06 24 Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan
Jumlah dokumen perencanaan pembangun-an
4,000 1,000 1,000 3,000 75,0% 1,000 1,000 1,000
Hal 58 dari 127
Hal 58 dari 127
RKPD 2016 | II - 55
Kode Urusan/Bidang Urusan
Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan
Indikator Kinerja Program (Outcome)/Kegiatan (output)
Target RPJMD pada tahun 2016
(akhir periode RPJMD)
Realisasi Capaian Kinerja
RPJMD s/d Tahun 2013
Target dan realisasi kinerja program dan keluaran kegiatan tahun lalu (2014)
Target Program/Kegiatan RKPD Thn berjalan (2015)
Perkiraan capaian target RPJMD s/d thn
berjalan (2015) SKPD Penanggung
Jawab Target RKPD Tahun 2014
Realisasi RKPD Tahun 2014
Tingkat Realisasi (%)
Realisasi s/d thn 2015
Tingkat Caaian
realisasi s/d thn 2015
1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+
9)* 11* 12
Sumberdaya Alam Prasarana wilayah dan Sumber daya alam
1 05 Urusan Tata Ruang #DIV/0! Bappeda
1 05 15 Program Perencanaan Tata Ruang
Jumlah dokumen RTBL 1,000 1,000 1,000 1,000 100,0%
Jumlah dokumen RDTR
Jumlah dokumen RTRK 8,000 2,000 2,000 25,0% 2,000 2,000 2,000
Urusan Perhubungan
1 07 16 Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ
Proporsi Terminal dalam keadaan baik
4,000 1,000 1,000 25,0% 1,000 1,000 1,000 Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
1 07 21 Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan
Tercapainya rehabilitasi/ pemeliharaan terminal/ pelabuhan
1 07 17' Program Peningkatan Pelayanan Angkutan
meningkatnya Pelayanan Angkutan perdesaan
24,000 22,000 4,000 29,000 120,8% 5,000 5,000 5,000
6,000 1,000 1,000 16,7% 1,000 1,000 1,000
1 07 01 Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan
Jumlah prasasarana dan fasilitas perhubungan
9,000 2,000 4,000 44,4% 2,000 2,000 2,000
1 07 19 Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas
Meningkatnya ketaatan berlalulintas : Rambu
236,000 30,000 30,000
12,7% 30,000
30,000
30,000
: Marka Jalan 16,000 2,000 2,000 12,5% 2,000 2,000 2,000
: Pagar 90,000 10,000 10,000 11,1% 10,000 10,000 10,000
1 07 20 Program Peningkatan Kelaikan Kendaraan Bermotor
Meningkatnya kenyamanan pengendara/penumpang
42,000 6,000 6,000 12,000 28,6% 6,000 6,000 6,000
1 25
Urusan Komunikasi dan Informatika
Hal 59 dari 127
Hal 59 dari 127
RKPD 2016 | II - 56
Kode Urusan/Bidang Urusan
Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan
Indikator Kinerja Program (Outcome)/Kegiatan (output)
Target RPJMD pada tahun 2016
(akhir periode RPJMD)
Realisasi Capaian Kinerja
RPJMD s/d Tahun 2013
Target dan realisasi kinerja program dan keluaran kegiatan tahun lalu (2014)
Target Program/Kegiatan RKPD Thn berjalan (2015)
Perkiraan capaian target RPJMD s/d thn
berjalan (2015) SKPD Penanggung
Jawab Target RKPD Tahun 2014
Realisasi RKPD Tahun 2014
Tingkat Realisasi (%)
Realisasi s/d thn 2015
Tingkat Caaian
realisasi s/d thn 2015
1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+
9)* 11* 12
1 25 21 Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa
Meningkatnya kualitas Komunikasi, Informasi, dan Media Massa
1 25 18 Program Kerjasama Informasi dengan Media massa
cakupan dan frekuensi publikasi pembangunan dan pemerintahan
1.000 75 75 220 22,0% 70 70 70
Urusan Lingkungan Hidup
1 08 01 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
Jumlah TPA 12,000 - 4,000 3,000 25,0% 3,000 3,000 3,000 Kantor Lingkungan Hidup dan Kebersihan
Jumlah TPS 72,000 - 4,000 14,000 19,4% 4,000 4,000 4,000
Jumlah Unit Pengolahan Sampah yang berfungsi secara baik
1,000 - - 1,000 100,0% - - -
1 08 16 Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
Dokumen kualitas lingkungan hidup
5,000 3,000 1,000 5,000 100,0% 1,000 1,000 1,000
1 08 17 Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam
Luas Kawasan Lindung 318,200 0,010 63,500 73,510 23,1% 63,500 63,500 63,500
1 10 Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil
1 10 15 Program Penataan Administrasi Kependudukan
Cakupan penerbitan Kartu Tanda Penduduk (KTP)
94,000 0,930 87,000 18,740 19,9% 8,700 8,700 8,700 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Cakupan penerbitan akta kelahiran
94,000 0,350 0,850 30,120 32,0% 0,870 0,870 0,870
1 11 Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
4,000 1,000 3,000 4,000 100,0% 1,000 1,000 1,000
Hal 60 dari 127
Hal 60 dari 127
RKPD 2016 | II - 57
Kode Urusan/Bidang Urusan
Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan
Indikator Kinerja Program (Outcome)/Kegiatan (output)
Target RPJMD pada tahun 2016
(akhir periode RPJMD)
Realisasi Capaian Kinerja
RPJMD s/d Tahun 2013
Target dan realisasi kinerja program dan keluaran kegiatan tahun lalu (2014)
Target Program/Kegiatan RKPD Thn berjalan (2015)
Perkiraan capaian target RPJMD s/d thn
berjalan (2015) SKPD Penanggung
Jawab Target RKPD Tahun 2014
Realisasi RKPD Tahun 2014
Tingkat Realisasi (%)
Realisasi s/d thn 2015
Tingkat Caaian
realisasi s/d thn 2015
1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+
9)* 11* 12
1 11 15 Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan
Jumlah kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan
6,000 7,000 6,000 6,000 100,0% 6,000 6,000 6,000 Badan KB dan Pemberdayaan Perempuan
1 11 16 Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak
Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak
0,0100 0,0001 0,0010 0,0013 13% 0,0002 0,0002 0,0002
1 11 17 Program Peningkatan Kualitas Hidup Dan Perlindungan Perempuan
Rasio kekerasan terhadap perempuan
4,000 1,000 3,000 4,000 100,0% 1,000 1,000 1,000
1 11 18 Program Peningkatan Peran Perempuan di Perdesaan
#DIV/0!
1 12
Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
1 12 15 Program Keluarga Berencana Rasio akseptor KB 66,4% - 0,590 88,9% Badan KB dan Pemberdayaan Perempuan
1 12 16 Program Kesehatan Reproduksi Remaja
Cakupan layanan kesehatan reproduksi remaja
0,400 - 0,100 0,100 25,0% 0,100 0,100 0,100
1 12 17 Program Pelayanan Kontrasepsi
Cakupan peserta KB aktif 22,25 17,000 19,630 88,2% 19,000 19,000 19,000
1 12 23 Program Penyiapan Tenaga Pendamping Kelompok Bina Keluarga
Operasional tenaga pendamping kelompok bina keluarga
12,000 12,000 12,000 12,000 100,0% 12,000 12,000 12,000
1 13 Urusan Sosial
Hal 61 dari 127
Hal 61 dari 127
RKPD 2016 | II - 58
Kode Urusan/Bidang Urusan
Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan
Indikator Kinerja Program (Outcome)/Kegiatan (output)
Target RPJMD pada tahun 2016
(akhir periode RPJMD)
Realisasi Capaian Kinerja
RPJMD s/d Tahun 2013
Target dan realisasi kinerja program dan keluaran kegiatan tahun lalu (2014)
Target Program/Kegiatan RKPD Thn berjalan (2015)
Perkiraan capaian target RPJMD s/d thn
berjalan (2015) SKPD Penanggung
Jawab Target RKPD Tahun 2014
Realisasi RKPD Tahun 2014
Tingkat Realisasi (%)
Realisasi s/d thn 2015
Tingkat Caaian
realisasi s/d thn 2015
1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+
9)* 11* 12
1 13 15 Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) & Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) lainnya
Jumlah fakir miskin yang tertangani dibandingkan dengan jumlah fakir miskin yang ada
0,900 0,010 0,080 0,820 91,1% 0,820 0,820 0,820 Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Persentase peningkatan jumlahPMKS yang tertangani dibandingkan dengan PMKS yang ada
0,900 0,070 0,780 0,350 38,9% 0,080 0,080 0,080
1 13 16 Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
Meningkatnya pelayanan & rehabilitasi kesejahteraan sosial
0,900 0,780 0,780 0,800 88,9% 0,800 0,800 0,800
1 13 18 Program Pembinaan Penyandang Cacat Dan Trauma
Jumlah penyandang cacat dan trauma yang terbina dibandingkan dengan jumlah penyandang cacat yang ada
0,700 0,560 0,560 0,570 81,4% 0,570 0,570 0,570
1 13 21 Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahtraan Sosial
Persentase kelembagaan kesejahteraan sosial yang terbina
0,850 0,750 0,750 0,780 91,8% 0,780 0,780 0,780
1 14 Urusan Tenaga Kerja
1 14 15 Program Peningkatan Kualitas & Produktifitas Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja yang mendapat pelatihan berbasis kompetensi
860,000 - 16,000 1,9% Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Jumlah tenaga kerja yang mendapat pelatihan Kewirausahaan
-
Hal 62 dari 127
Hal 62 dari 127
RKPD 2016 | II - 59
Kode Urusan/Bidang Urusan
Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan
Indikator Kinerja Program (Outcome)/Kegiatan (output)
Target RPJMD pada tahun 2016
(akhir periode RPJMD)
Realisasi Capaian Kinerja
RPJMD s/d Tahun 2013
Target dan realisasi kinerja program dan keluaran kegiatan tahun lalu (2014)
Target Program/Kegiatan RKPD Thn berjalan (2015)
Perkiraan capaian target RPJMD s/d thn
berjalan (2015) SKPD Penanggung
Jawab Target RKPD Tahun 2014
Realisasi RKPD Tahun 2014
Tingkat Realisasi (%)
Realisasi s/d thn 2015
Tingkat Caaian
realisasi s/d thn 2015
1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+
9)* 11* 12
1 14 16 Program peningkatan dan Perluasan Kesempatan Kerja
Menurunnya angka pengangguran
7.500 - 2.250, 30,0%
1 14 17 Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan
Cakupan pendampingan bagi lembaga ketenagakerjaan
0,850 0,700 0,700 0,750 88,2% 0,750 0,750 0,750
2 08 Urusan Ketransmigrasian #DIV/0!
2 08 15 Program pengembangan wilayah transmigrasi
Fasilitas wilayah transmigrasi 0,350 - 0,320 0,330 94,3% 0,330 0,330 0,330 Dinas Sosi-al, Tenaga Kerja dan Transmigrasi 2 08 16 Program Transmigrasi Lokal Keberdayaan para
transmigran 0,400 - 0,300 0,350 87,5% 0,350 0,350 0,350
1 15
Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
1 15 15 Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah yang Konduksif
Jumlah Koperasi Aktif 184,000 88,000 100,000 150,000 81,5% 150,000 150,000 150,000 Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
1 15 16 Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif usaha Kecil Menengah
Jumlah Dana yang diserap UMKM melalui Koperasi
4,500 - 3,200 33,500 744,4% 3,500 3,500 3,500
1 15 17 Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha bagi Usaha Mikro Kecil; menengah
Rata-rata Jumlah Dana yang diserap per UMKM
30,000 - 15,000 30,000 100,0% 20,000 20,000 20,000
1 15 18 Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi
Jumlah UKM non BPR/LKM UKM
713,000 - 75,000 765,000 107,3% 50,000 50,000 50,000
1 16 Urusan Penanaman Modal
Hal 63 dari 127
Hal 63 dari 127
RKPD 2016 | II - 60
Kode Urusan/Bidang Urusan
Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan
Indikator Kinerja Program (Outcome)/Kegiatan (output)
Target RPJMD pada tahun 2016
(akhir periode RPJMD)
Realisasi Capaian Kinerja
RPJMD s/d Tahun 2013
Target dan realisasi kinerja program dan keluaran kegiatan tahun lalu (2014)
Target Program/Kegiatan RKPD Thn berjalan (2015)
Perkiraan capaian target RPJMD s/d thn
berjalan (2015) SKPD Penanggung
Jawab Target RKPD Tahun 2014
Realisasi RKPD Tahun 2014
Tingkat Realisasi (%)
Realisasi s/d thn 2015
Tingkat Caaian
realisasi s/d thn 2015
1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+
9)* 11* 12
1 16 15 Program Peningkatan Promosi dan kerjasama investasi
Jumlah Investor berskala Nasional (PMDN/PMA)
23,000 13,000 19,000 25,000 108,7% Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu
Jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA)
105,544 - 91,173 95,732 90,7% 95,732 95,732 95,732
1 16 42 Program Pelayanan Perizinan Terpadu
Persentase layanan perijinan sesuai SOP
100,000 90,000 90,000 90,000 90,0% 90,000 90,000 90,000
1 17
Urusan Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
1 17 22 Program Pengembangan Nilai Budaya
1 17 16 Program Pengelolaan Kekayaan Budaya
Jumlah benda,situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan
32 8,000 15,000 27,000 84,4% 27,000 27,000 27,000
1 17 24 Program Pengelolaan Keragaman Budaya
Penyelenggaraan festival seni dan budaya
1,000 1,000 #DIV/0!
jumlah ragam budaya yang dikelola
7,000 - - 3,000 42,9%
2 04 Urusan Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
2 04 23 Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata
Jumlah kunjungan Wisata 67.563,0 17.977,0 50.761 119.961,0 177,6% 55.837,0 55.837,0 55.837,0
2 04 16 Program Pengembangan Destinasi Pariwisata
Jumlah obyek pariwisata 50,0 4,0 50,0 104,0 208,0% 50,0 50,0 50,0
Hal 64 dari 127
Hal 64 dari 127
RKPD 2016 | II - 61
Kode Urusan/Bidang Urusan
Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan
Indikator Kinerja Program (Outcome)/Kegiatan (output)
Target RPJMD pada tahun 2016
(akhir periode RPJMD)
Realisasi Capaian Kinerja
RPJMD s/d Tahun 2013
Target dan realisasi kinerja program dan keluaran kegiatan tahun lalu (2014)
Target Program/Kegiatan RKPD Thn berjalan (2015)
Perkiraan capaian target RPJMD s/d thn
berjalan (2015) SKPD Penanggung
Jawab Target RKPD Tahun 2014
Realisasi RKPD Tahun 2014
Tingkat Realisasi (%)
Realisasi s/d thn 2015
Tingkat Caaian
realisasi s/d thn 2015
1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+
9)* 11* 12
2 04 17 Program Pengembangan Kemitraan
Jumlah mitra pariwisata yang terbentuk
99,0 69,0 69,0 207,0 209,1% 79,0 79,0 79,0
1 19 Urusan Kesatuan Bangsa Dan Politik
1.19. 16 Program Pemeliharaan Kantrantibmas & Pencegahan Tindak Kriminal
Cakupan Petugas perlindungan masyarakat (Linmas)
50 114 70 100 100%
Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban, ketentraman, keindahan)
30 53 55 100% 50 50 50
1.19 . 17 Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan
Jumlah konflik yang diselesaikan
0 2 0 3 konflik #DIV/0!
1.19. 18 Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan
Jumlah Forum kerukunan antar umat beragama
9,0 17,0 2,0 4,0 200,0 23,0 255,6% 23,0 23,0
1.19.21 Program Pendidikian Politik Masyarakat
Cakupan pembinaan politik daerah
0,9 19,0 85,0 0,9 1,0 0,9 96,7% 0,9 0,9
1.19. 23 Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana Alam
1,0 1,0 1,0 100,0 2,0 200,0% 2,0 2,0
1.19. 15 Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan
Jumlah Kasus kammtibmas 40,0 10,0 10,0 10,0 100,0 30,0 75,0% 30,0 30,0
Hal 65 dari 127
Hal 65 dari 127
RKPD 2016 | II - 62
Kode Urusan/Bidang Urusan
Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan
Indikator Kinerja Program (Outcome)/Kegiatan (output)
Target RPJMD pada tahun 2016
(akhir periode RPJMD)
Realisasi Capaian Kinerja
RPJMD s/d Tahun 2013
Target dan realisasi kinerja program dan keluaran kegiatan tahun lalu (2014)
Target Program/Kegiatan RKPD Thn berjalan (2015)
Perkiraan capaian target RPJMD s/d thn
berjalan (2015) SKPD Penanggung
Jawab Target RKPD Tahun 2014
Realisasi RKPD Tahun 2014
Tingkat Realisasi (%)
Realisasi s/d thn 2015
Tingkat Caaian
realisasi s/d thn 2015
1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+
9)* 11* 12
1.19. 16 Pemeliharaan Kantrantibmas & Pencegahan Tindak Kriminal
Cakupan Petugas perlindungan masyarakat (Linmas)
0,025 0,01 0,01 0,01 100 0,02 84,0% 0,02 0,02
1 20 Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
Sekretariat Daerah
Bagian Umum
1.20. 16 Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah
cakupan kunjungan kepala daerah ke wilayah
19 99% 19 0
Bagian Adm.Pemerintahan Umum
1 20 08 Program Peningkatan Pelayanan Publik
Tersedianya data dan informasi tentang Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang dpt diakses oleh Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Provinsi dan masyarakat
5,0 1,0 1,0 3,0 60,0% 1,0 1,0 1,0
1 20 27 Program Penataan Daerah Otonomi Baru
Terbentuknya Kabupaten Adonara
1,0 - 1,0 1,0 100,0% 1,0 1,0 1,0
Bagian Administrasi Kemasyarakatan
Hal 66 dari 127
Hal 66 dari 127
RKPD 2016 | II - 63
Kode Urusan/Bidang Urusan
Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan
Indikator Kinerja Program (Outcome)/Kegiatan (output)
Target RPJMD pada tahun 2016
(akhir periode RPJMD)
Realisasi Capaian Kinerja
RPJMD s/d Tahun 2013
Target dan realisasi kinerja program dan keluaran kegiatan tahun lalu (2014)
Target Program/Kegiatan RKPD Thn berjalan (2015)
Perkiraan capaian target RPJMD s/d thn
berjalan (2015) SKPD Penanggung
Jawab Target RKPD Tahun 2014
Realisasi RKPD Tahun 2014
Tingkat Realisasi (%)
Realisasi s/d thn 2015
Tingkat Caaian
realisasi s/d thn 2015
1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+
9)* 11* 12
1 20 43 Program Peningkatan Koordinasi dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH
Terkoodinasinya dan terkontrolnya penyelenggaraan pemerintahan di tingkat kecamatan
19,0 19,0 19,0 100,0% 19,0 19,0 19,0
Bagian. Adm. Kesejahteraan Rakyat
1 20 16 Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
Cakupan layanan KIE
konseling
0,9 0,8 0,8 0,8 88,9% 0,9 0,9 0,9
1 20 17 Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan
Rasio kekerasan terhadap
perempuan
0,0 - 0,0 - 0,0%
1 20 22 Program peningkatan iman dan ketaqwaan
Bagian Hubungan Masyarakat Dan Protokol
1 20 08 Program Peningkatan Pelayanan Publik
Bagian Adm. Perekonomian
1 20 20 Program Peningkatan Sistim Pengawasan Internal Dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah
Meningkatnya koordinasi monitoring evaluasi dan konsultasi bidang kopersi UKM, Industri dan Perdagangan
20,000 4,000 4,000 12,000 60,0% 4,000 4,000 4,000
Bagian Sumber Daya Alam
2.03.03.15 Program Pembinaan dan pengawasan bidang
Hal 67 dari 127
Hal 67 dari 127
RKPD 2016 | II - 64
Kode Urusan/Bidang Urusan
Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan
Indikator Kinerja Program (Outcome)/Kegiatan (output)
Target RPJMD pada tahun 2016
(akhir periode RPJMD)
Realisasi Capaian Kinerja
RPJMD s/d Tahun 2013
Target dan realisasi kinerja program dan keluaran kegiatan tahun lalu (2014)
Target Program/Kegiatan RKPD Thn berjalan (2015)
Perkiraan capaian target RPJMD s/d thn
berjalan (2015) SKPD Penanggung
Jawab Target RKPD Tahun 2014
Realisasi RKPD Tahun 2014
Tingkat Realisasi (%)
Realisasi s/d thn 2015
Tingkat Caaian
realisasi s/d thn 2015
1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+
9)* 11* 12
pertambangan
2.01.03.25 Program Koordinasi dan pengendalian bidang pertanian/perkebunan
Terlaksananya monitoring dan rapat koordinasi,
peningkatan produksi dan produktifitas pertanian
9,000 1,000 2,000 2,000 100,000 5,000 55,6% 5,000 5,000
2.05.03.29 Program Koordinasi dan pengendalian di bidang kelautan dan perikanan
2,000 - 2,000 - - 2,000 100,0% 2,000 2,000
1.08.03.15 Program Koordinasi dan pengendalian bidang lingkungan hidup
Bagian Adm.Pembangunan:
1 20 20 Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah
Penyelesaian permasalahan pembangunan dan pemerintahan baik di SKPD maupun di kecamatan
0,950 0,800 0,800 0,900 94,7% 0,900 0,900 0,900
1 20 38 Program Pengembangan Kemitraan
Bagian Organisasi:
1.20.28 Program Peningkatan Pelayanan Publik
Bagian Hukum
1.20.26 Program Penataan Peraturan Peundang-undangan
Jumlah produk hukum
daerah
1.800 1.250 - 1.500 83% 1.500 1.500
Hal 68 dari 127
Hal 68 dari 127
RKPD 2016 | II - 65
Kode Urusan/Bidang Urusan
Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan
Indikator Kinerja Program (Outcome)/Kegiatan (output)
Target RPJMD pada tahun 2016
(akhir periode RPJMD)
Realisasi Capaian Kinerja
RPJMD s/d Tahun 2013
Target dan realisasi kinerja program dan keluaran kegiatan tahun lalu (2014)
Target Program/Kegiatan RKPD Thn berjalan (2015)
Perkiraan capaian target RPJMD s/d thn
berjalan (2015) SKPD Penanggung
Jawab Target RKPD Tahun 2014
Realisasi RKPD Tahun 2014
Tingkat Realisasi (%)
Realisasi s/d thn 2015
Tingkat Caaian
realisasi s/d thn 2015
1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+
9)* 11* 12
1.20. 33 Program Peningkatan Kesadaran Hukum
Sekretariat DPRD
1 20
Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
1 20 08 Program Peningkatan Pelayanan Publik
#DIV/0!
1 20 15 Program Peningkatan Kapastas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah
Berfungsinya alat kelengkapan dewan secara baik
0,950 0,750 0,850 0,870 91,6% 0,870 0,870 0,870 Sekrt DPRD
Terbentuknya Ranperda Inisiatif
8 Perda
1 20 17 Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah
Predikat WTP oleh BPK WTP WDP WDP WDP WDP WDP WDP DPPKAD
Aset daerah yang didata 0,850
1 20
Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
1 20 20 Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH
Jumlah kasus pelanggaran aparat pemerintah
7,000 7,000
Jumlah tindak lanjut hasil temuan pengawas
-
1 20 21 Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga
Jumlah aparat pemeriksa yang memiliki sertifikat
48,000 11,000 11,000 30,000 62,5% 9,000 9,000 9,000
Hal 69 dari 127
Hal 69 dari 127
RKPD 2016 | II - 66
Kode Urusan/Bidang Urusan
Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan
Indikator Kinerja Program (Outcome)/Kegiatan (output)
Target RPJMD pada tahun 2016
(akhir periode RPJMD)
Realisasi Capaian Kinerja
RPJMD s/d Tahun 2013
Target dan realisasi kinerja program dan keluaran kegiatan tahun lalu (2014)
Target Program/Kegiatan RKPD Thn berjalan (2015)
Perkiraan capaian target RPJMD s/d thn
berjalan (2015) SKPD Penanggung
Jawab Target RKPD Tahun 2014
Realisasi RKPD Tahun 2014
Tingkat Realisasi (%)
Realisasi s/d thn 2015
Tingkat Caaian
realisasi s/d thn 2015
1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+
9)* 11* 12
Pemeriksa dan Aparat Pengawasan.
1 20 23 Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi
1 20 17 Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
Meningkatnya disiplin pegawai
0,950 0,900 0,900 0,900 94,7% 0,900 0,900 0,900 BKD
1 21 Urusan Ketahanan Pangan
1 21 16 Program Peningkatan Ketahanan Pangan
Cakupan Ketersediaan Bahan Pangan
100% 100% 100% 100% 100,0% 100% 100% 100% Badan Ketahanan Pangan dan Penyluhan
Produksi pertanian/perkebunan
107.842 -
1 21 20 Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan Lapangan
Jumlah Tenaga Penyuluh organik dan Non organik
250,000 192,000 192,000 212,000 84,8% 212,000 212,000 212,000
2 Urusan Pilihan
2 1 Urusan Pertanian
2 01 15 Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
cakupan petani yang mendapat layanan
0,900 48,190 0,900 100,0% Dinas Pertanian dan Peternakan
1 22 Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
#DIV/0!
1 22 15 Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan
Jumlah lembaga dan organisasi masyarakat yang diberdayakan
1,000 0,850 0,850 0,900 90,0% 0,900 0,900 0,900 BPM dan Pemerintah Desa
Hal 70 dari 127
Hal 70 dari 127
RKPD 2016 | II - 67
Kode Urusan/Bidang Urusan
Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan
Indikator Kinerja Program (Outcome)/Kegiatan (output)
Target RPJMD pada tahun 2016
(akhir periode RPJMD)
Realisasi Capaian Kinerja
RPJMD s/d Tahun 2013
Target dan realisasi kinerja program dan keluaran kegiatan tahun lalu (2014)
Target Program/Kegiatan RKPD Thn berjalan (2015)
Perkiraan capaian target RPJMD s/d thn
berjalan (2015) SKPD Penanggung
Jawab Target RKPD Tahun 2014
Realisasi RKPD Tahun 2014
Tingkat Realisasi (%)
Realisasi s/d thn 2015
Tingkat Caaian
realisasi s/d thn 2015
1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+
9)* 11* 12
1 22 16 Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Perdesaan
Meningkatnya Ekonomi Masyarakat
270,0 19,000 67,000 57,000 21,1% 38,000 38,000 38,000 BPM dan
Pemerintah
Desa
1 22 17 Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Desa
Partisipasi masyarakat dalam membangun desa
0,850 0,750 0,800 0,800 94,1% 0,800 0,800 0,800 BPM dan
Pemerintah
Desa
1 22 18 Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintahan Desa
Juamlah Aparatur Pemerintah Desa yang megikuti bimtek
100,0 70,000 70,000 80,000 80,0% 80,000 80,000 80,000 BPM dan
Pemerintah
Desa
1 24 Urusan Kearsipan
1 24 15 Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan
sistem arsip daerah tertata dengan baik
100% 0,900 0,900 94,5% 94,5% 94,5% 94,5% 94,5% Kantor Arsip dan Perpust.
1 24 16 Program Penyelamatan dan pelestarian dokumen/ arsip daerah
Pengarsipan dokumen penting daerah
100% 0,831 0,831 88,50% 88,5% 88,5% 88,5% 88,5%
1 24 17 Program Pemeliharaan rutin/ berkala sarana dan prasrana kearsipan
Terpeliharanya sarana dan prasarana kearsipan
98,56% 75,000 87,500 91,5% 92,8% 91,5% 91,5% 91,5%
1 24 18 Program Peningkatan kualitas pelayanan informasi
Dokumen penting daerah dapat diakses melalui website Pemda
82,72% 20,000 82,020 82,17% 99,3% 82,17% 82,17% 82,17%
1 26 Urusan Perpustakaan
1 26 21 Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan
Cakupan layanan perpustakaan
86,6% 0,750 80,000 80,2% 92,6% 80,2% 80,2% 80,2% Kantor Arsip dan Perpust.
2 Urusan Pilihan
Hal 71 dari 127
Hal 71 dari 127
RKPD 2016 | II - 68
Kode Urusan/Bidang Urusan
Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan
Indikator Kinerja Program (Outcome)/Kegiatan (output)
Target RPJMD pada tahun 2016
(akhir periode RPJMD)
Realisasi Capaian Kinerja
RPJMD s/d Tahun 2013
Target dan realisasi kinerja program dan keluaran kegiatan tahun lalu (2014)
Target Program/Kegiatan RKPD Thn berjalan (2015)
Perkiraan capaian target RPJMD s/d thn
berjalan (2015) SKPD Penanggung
Jawab Target RKPD Tahun 2014
Realisasi RKPD Tahun 2014
Tingkat Realisasi (%)
Realisasi s/d thn 2015
Tingkat Caaian
realisasi s/d thn 2015
1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+
9)* 11* 12
2 01 Urusan Pertanian
2 01 15 Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
cakupan petani yang mendapat layanan
0,900 0,800 0,800 0,900 100,0% 0,900 0,900 0,900 Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan
2 01 16 Program Peningkatan Ketahanan Pangan
Tercapainya peningkatan ketahanan pangan masyarakat secara berkelanjutan.
2 01 17 Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian
Persentase Pemasaran Hasil Peternakan
0,542 22,830 0,342 63,1% 0,342 0,342 0,342
2 01 19 Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan
Produktivitas pertanian 3,170 ton/Ha 2,970 93,7% 2,970 2,970 2,970
2 01 21 Program Pencegahan Dan Penanggulangan Penyakit Ternak
Prosentase pengendalian Hama/Penyakit tanaman
0,700 85,540 0,500 71,4% 0,500 0,500 0,500
Cakupan Kasus Penyakit Ternak Menular yang mendapat pelayanan
95% 90% 94,7% 90% 90% 90%
2 01 22 Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
Jumlah produksi hasil ternak kecil dan Unggas
39.731 1.547.137 kg 32.835,7 82,6% 32.836 32.836 32.836
Urusan Kehutanan
2 02 09 Program Pembangunan dan Pembinaan Kehutanan
jumlah kawasan hutan rakyat
25,000 7,000 12,000 25,000 5,000 5,000 5,000 Dinas Kehutanan dan Perkebunan
2 02 15 Program Pemanfaaatan Potensi Sumber Daya Hutan
Persentase Pengembangan Usaha Non Kayu sekitar Hutan
50,300 0,020 18,051 50,300 0,030 0,030 0,030
Hal 72 dari 127
Hal 72 dari 127
RKPD 2016 | II - 69
Kode Urusan/Bidang Urusan
Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan
Indikator Kinerja Program (Outcome)/Kegiatan (output)
Target RPJMD pada tahun 2016
(akhir periode RPJMD)
Realisasi Capaian Kinerja
RPJMD s/d Tahun 2013
Target dan realisasi kinerja program dan keluaran kegiatan tahun lalu (2014)
Target Program/Kegiatan RKPD Thn berjalan (2015)
Perkiraan capaian target RPJMD s/d thn
berjalan (2015) SKPD Penanggung
Jawab Target RKPD Tahun 2014
Realisasi RKPD Tahun 2014
Tingkat Realisasi (%)
Realisasi s/d thn 2015
Tingkat Caaian
realisasi s/d thn 2015
1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+
9)* 11* 12
2 02 16 Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan
Luas lahan rehabilitasi hutan dan lahan kritis
7.583 5.699,000 5.699 6.267 7.583 6.267
2 02 17 Program Perlindungan Dan Konservasi Sumber Daya Hutan
Luas areal hutan yang dikonservasi
3.000 2.850,000 2.850 2.850, 3.000 2.850
2 02 20 Program Perencanaan Dan Pengembangan Hutan
luas areal hutan yang dikembangkan
1.260 1.257,000 1.257 2.517, 1.260 1.259
Urusan Pertanian
2 01 22 Program Peningkatan Produksi Pertanian / Perkebunan
Produktivitas pertanian 0,400 3 kasus 0,090 22,5% Dinas Kehutanan dan Perkebunan
2 01 27 Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
cakupan petani yang mendapat layanan
11,321 - 11,321 100,0%
2 05
Urusan Kelautan dan Perikanan
2 05 17 Program Peningkatan kesadaran dan penegakan hukum dalam pendayagunaan sumberdaya laut
Persentase pengrusakan sumber daya laut
0,400 3 kasus 0,090 22,5% Dinas Kelautan dan Perikanan
2 05 20 Program Pengembangan Budidaya Perikanan
Produksi perikanan budidaya 11,321 - 11,321 100,0%
2 05 21 Program Pengembangan Perikanan Tangkap
Produksi perikanan tangkap 41.662 13.766,000 428,000 14.250,7 34,2% 471,000
2 05 22 Program pengembangan sistem penyuluhan perikanan
2 05 23 Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan
Jumlah Produksi perikanan yang di pasarkan
-
Hal 73 dari 127
Hal 73 dari 127
RKPD 2016 | II - 70
Kode Urusan/Bidang Urusan
Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan
Indikator Kinerja Program (Outcome)/Kegiatan (output)
Target RPJMD pada tahun 2016
(akhir periode RPJMD)
Realisasi Capaian Kinerja
RPJMD s/d Tahun 2013
Target dan realisasi kinerja program dan keluaran kegiatan tahun lalu (2014)
Target Program/Kegiatan RKPD Thn berjalan (2015)
Perkiraan capaian target RPJMD s/d thn
berjalan (2015) SKPD Penanggung
Jawab Target RKPD Tahun 2014
Realisasi RKPD Tahun 2014
Tingkat Realisasi (%)
Realisasi s/d thn 2015
Tingkat Caaian
realisasi s/d thn 2015
1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+
9)* 11* 12
2 05 24 Program pengembangan kawasan budidaya laut, air payau dan air tawar
2 06 Urusan Perdagangan
2 06 15 Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan
Prosentase perlindungan terhadap konsumen dan produsen
1,000 4,000 0,850 0,900 90,0% 0,900 Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2 06 18 Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri
Jumlah Pasar Daerah/Desa 190,000 12,000 170,000 204,000 107,4% 180,000
2 06 19 Program pembinaan pedagang kakilima dan asongan
2 07 Urusan Perindustrian
2 07 16 Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah
Jumlah UMKM yang aktif 454,000 56,000 434,000 444,000 97,8% 444,000 Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2 07 17 Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri
Cakupan Bina kelompok pengrajin
40,000 5,000 30,000 37,000 92,5% 32,000
Hal 74 dari 127
Hal 74 dari 127
RKPD 2016 | II - 71
2.3 Permasalahan Pembangunan Daerah
2.3.1. Permasalahan daerah yang berhubungan dengan prioritas dan sasaran
pembangunan daerah.
Dalam konteks lokal kabupaten Flores Timur, berbagai permasalahan yang
menjadi perhatian di tahun 2016 adalah sebagai berikut:
1. Rendanya Produktivitas Pertanian (dalam arti luas);
2. Rendahnya Nilai Tambah Produk-Produk Pertanian;
3. Kualitas SDM yang masih rendah;
4. Masih tingginya angka pengangguran;
5. Kualitas Infrastruktur Strategis Masih Rendah;
6. Masih Rendahnya Pendapatan Asli Daerah;
7. Rendahnya Kinerja Birokrasi dan Minimnya Pelayanan Publik;
8. Rendahnya Kesadaran dan Kepatuhan Terhadap Hukum;
9. Masih rendahnya ketaatan terhadap RTRW Kabupaten Flores Timur; dan
10. Menguatnya kecenderungan ditinggalkannya budaya lokal.
Selain berbagai permasalahan tersebut, dari aspek penyelenggaraan pemerintahan,
permasalahan dan isu strategis pada setiap aspek penyelenggaraan pemerintahan
adalah :
A. Aspek Geografis dan Demografi
Gambaran umum kondisi wilayah Kabupaten Flores Timur pada Bab 2.1, dari
aspek Geografis dan Demografi menampilkan sejumlah permasalahan
pembangunan di Flores Timur, yaitu :
1. Kondisi Geografis dengan topografi yang terdiri dari pegunungan dan
perbukitan berpotensi menimbulkan bencana alam. Dari aspek ini Kabupaten
Flores Timur menjadi salah satu daerah yang rawan bencana alam.
2. Tingkat pertumbuhan penduduk tergolong tinggi, sex ratio yang besar, dan
penyebaran penduduk yang tidak merata.
B. Aspek Kesejahteraan Masyarakat
Gambaran tentang kesejahteraan masyarakat Flores Timur, dengan fokus uraian
tentang pemerataan ekonomi, kesejahteraan sosial, seni budaya dan olahraga,
menampilkan sejumlah permasalahan pembangunan sebagai berikut:
1. Semakin menurunnya kontribusi sektor pertanian terhadap total PDRB;
2. Masih rendahnya Index Pembangunan Manusia (IPM) bila dibandingkan
dengan capaian nasional. IPM NTT berada pada urutan 31 dari 33 Propinsi di
Indonesia;
3. Minimnya aksesibilitas masyarakat miskin, KAT dan PMKS lainnya untuk
mengakumulasi modal produktif, sumber-sumber keuangan, modal sosial dan
sarana fisik.
4. Rendahnya kontribusi lembaga kesejahteraan sosial dalam membantu
penanganan masalah sosial di masyarakat,
5. Tingginya angka pengangguran dan rendahnya kualitas pelayanan
penempatan dan perlindungan TKI;
6. Di bidang olahraga, prasarana dan sarana olahraga masih sangat terbatas.
C. Aspek Pelayanan Umum
Pada aspek pelayanan umum terdapat beberapa permasalahan pembangunan
sebagai berikut :
1. Rendahnya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pendidikan;
2. Akses terhadap fasilitas kesehatan yang berkualitas belum memadai;
Hal 75 dari 127
Hal 75 dari 127
RKPD 2016 | II - 72
3. Jumlah dan penyebaran tenaga kesehatan yang belum memadai karena
belum seimbangnya ratio antara tenaga kesehatan dengan jumlah penduduk;
4. Belum optimalnya penyediaan obat-obat perbekalan kesehatan, pengawasan
obat dan makanan dan keamanan pangan serta Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) yang belum menjadi budaya dalam masyarakat baik karena
faktor sosial okonomi maupun karena kurangnya pengetahuan;
5. Masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang KB yang berdampak
kurangnya jumlah peserta/akseptor KB maupun akses terhadap fasilitas KB.
6. Infrastruktur transportasi wilayah belum memadai;
7. Sistem dan prosedur kerja di lingkungan aparatur negara belum efisien,
efektif, dan berperilaku hemat;
8. Sebagian besar Satuan Kerja Perangkat Daerah belum memiliki SPM dan
SOP;
9. Capaian laporan kinerja keuangan yang masih pada level Wajar Dengan
Pengecualian (WDP), diakibatkan oleh neraca asset yang belum optimal;
10. Belum optimalnya pelayanan persampahan. Hal ini disebabkan antaran lain
karena belum tersedianya TPS secara merata dalam Kota Larantuka dan
TPA di luar Kota Larantuka sesuai rencana Tata Ruang Wilayah, serta
keterbatasan kemampuan, sarana prasarana dan prilaku masyarakat yang
belum memiliki pengetahuan pengelolaan sampah berbasis partisipasi
masyarakat.
11. Belum efektifnya fungsi dan peran infrastruktur dan suprastruktur politik
serta lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam perumusan kebijakan,
pelaksanaan, pengendalian pelaksanaan program/kegiatan pembagunan dan
Sistem pelayanan pemerintah yang belum berjalan secara efektif, efisien,
transparan dan akuntabel dalam mewujudkan tata pemerintahan yang baik;
12. Masih rendahnya kapasitas aparatur pemerintah daerah serta masih
terbatasnya kapasitas keuangan daerah dalam memenuhi tuntutan kebutuhan
pembangunan serta belum efektifnya pengawasan dalam pengelolaan
keuangan daerah dan pelaksanaan kebijakan kepala daerah;
13. Belum efektifnya lembaga penyelenggara negara, lembaga politik dan
lembaga masyarakat dalam menjamin kepastian, penegakan dan
perlindungan hukum serta keamanan dan ketertiban masyarakat dan masih
terbatasnya pengetahuan, pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang
Hukum dan Hak Asasi Manusia, Wawasan Kebangsaan, Ketahanan
Nasional dan Undang-undang Politik.
D. Aspek Daya Saing
Permasalahan pembangunan dari aspek daya saing daerah, yaitu :
1. Rendahnya tingkat kesejahteraan Petani;
2. Rendahnya Pendapatan Asli Daerah;
3. Belum memadainya aksesbilitas daerah;
4. Minimnya ketersediaan lembaga keuangan mikro;
5. Belum berkembangnya investasi di daerah; dan
6. Rendahnya kualitas tenaga kerja Flores Timur.
2.3.2 Isu Strategis Lingkungan Eksternal
Selain permasalahan pembangunan dan isu strategis tersebut, pada tingkat
provinsi maupun nasional teridentifikasi berbagai permasalahan dan isu strategis.
Di tingkat nasional, terdapat 24 isu strategis, sedangkan di tingkat provinsi NTT
teridentifikasi 11 isu strategis yang harus menjadi perhatian serius dalam
pelaksanaan pembangunan tahun 2016. Rincian isu strategis tersebut
sebagaimana pada Tabel 2.75.
Tabel 2.75 Identifikasi Permasalahan Pembangunan dari Kebijakan Nasional dan
Hal 76 dari 127
Hal 76 dari 127
RKPD 2016 | II - 73
Provinsi
No Tingkat Nasional Tingkat Provinsi
[1] [2] [3]
1. Konsolidasi Demokrasi Peningkatan dan Perluasan Pembangunan Pendidikan yang Berkualitas
2. Reformasi Birokrasi dan Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Publik
Penguatan Sistem Kesehatan Daerah Dalam Rangka Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Yang Universal, Efisien, Berkualitas dan Berkelanjutan
3. Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi
Pemberdayaan dan Perlindungan Perempuan serta pemenuhan Hak Anak
4. Percepatan Pembangunan MEF dengan Pemberdayaan Industri Pertahanan
Percepatan Pembangunan Ekonomi yang Berkualitas.
5. Peningkatan Ketertiban dan Keamanan Dalam Negeri
Peningkatan Pengelolaan Sumber Daya Alam Unggulan Daerah.
6. Perkuatan Ketahanan Pangan Peningkatan Konektivitas Intra dan Antar Pulau.
7. Peningkatan Ketahanan Energi Rendahnya Kinerja Birokrasi dan Minimnya Pelayanan Publik
8. Peningkatan Ketahanan Air Peningkatan Kualitas dan Pencegahan Degradasi Lingkungan Hidup serta Ketahanan Perubahan Iklim.
9. Percepatan Pembangunan Kelautan Pembangunan Kawasan Perbatasan dan Kawasan Khusus
10. Peningkatan Keekonomian Keanekaragaman Hayati dan Kualitas Lingkungan Hidup
Penanggulangan Kawasan Rawan Bencana.
11. Transformasi Sektor Industri dalam Arti Luas
Penanganan Kemiskinan
12. Peningkatan Daya Saing Tenaga Kerja
13. Peningkatan Daya Saing UMKM dan Koperasi
14. Peningkatan Kapasitas IPTEK
15. Peningkatan Efisiensi Sistem Logistik dan Distribusi
16. Penguatan Konektivitas Nasional
- Keseimbangan Pembangunan Antar Wilayah
- Pendorong Pertumbuhan Ekonomi
- Pembangunan Transportasi Massal Perkotaan
17. Peningkatan Ketersediaan Infrastruktur Pelayanan Dasar
- Peningkatan Rasio Elektrifikasi Nasional
- Peningkatan Akses Air Minum dan Sanitasi
- Penataan Perumahan/Permukiman
18. Reformasi Keuangan Negara
19. Reformasi Pembangunan Kesehatan Sistem Jaminan Sosial Nasional (Demand and Supply) Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi
20. Pengendalian Jumlah Penduduk
21. Reformasi Pembangunan Pendidikan
Hal 77 dari 127
Hal 77 dari 127
RKPD 2016 | II - 74
No Tingkat Nasional Tingkat Provinsi
[1] [2] [3]
22. Sinergi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
23. Pembangunan Daerah Tertinggal dan Perbatasan
24. Pengelolaan Risiko Bencana
Hal 78 dari 127
Hal 78 dari 127
RKPD 2016 | III -1
BAB III
RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH
DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah
3.1.1 Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2015 dan Perkiraan Tahun 2016
Kondisi ekonomi makro kabupaten Flores Timur mengalami peningkatan dalam kurun waktu
tiga tahun terakhir. Kondisi tersebut tergambar dari indikator Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB), pertumbuhan ekonomi, laju inflasi, pendapatan per kapita dan kemiskinan
sebagaimana pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Perkembangan Indikator Makro Ekonomi Kabupaten Flores Timur
No Indikator Makro Ekonomi Realisasi Proyeksi
Tahun 2013 Tahun 2014* Tahun 2015 Tahun 2016
(1) (2) (3) (4) (6) (7)
1. PDRB: - ADHB (Rp.000)
1.945.508.020
2.130.360.314
2.376.239.848
2.653.813.255
- ADHK (Rp.000) 720.042.350 753.644.560 798.430.223 848.797.156
2. Tingkat Pertumbuhan Ekonomi (PDRB ADHK 2000) (%)
5,18 4,67 5,93 6,32
3. Tingkat Inflasi (%) 6,44 4,62 5,30 5,04
4. Pendapatan Perkapita ADHB (Rp) 7.621.786 8.334.236 9.281.894 10.351.706
Pendapatan Perkapita ADHK (Rp) 2.820.861 2.939.628 3.097.606 3.275.946
5. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 75,96 76,98 78,33 79,85
6. Garis Kemiskinan (Rp) 214.010 237.915 264.490 294.034
7. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) 0,76 0,90 1,08 1,28
8. Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) 0,11 0,12 0,12 0,13
9. Penduduk Miskin (orang) 19.600 18.370 17.217 16.136
10 Persentase penduduk miskin (%) 8,11 7,51 6,97 6,48
Sumber : BPS (data diolah) * Angka sementara
Gambaran dari beberapa indikator tersebut sebagai berikut :
a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi perekonomian regional adalah
PDRB, yaitu suatu besaran yang menunjukkan jumlah nilai yang berhasil ditambahkan
terhadap suatu barang dan jasa melalui kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seluruh unit
ekonomi yang ada di satu wilayah dalam suatu periode waktu tertentu. PDRB-Atas Dasar
Harga Berlaku (ADHB) menggambarkan
total produk/nilai tambah dari suatu
kegiatan ekonomi pada suatu tahun yang
dinilai dengan satuan perkomoditi pada
tahun tersebut. PDRB-ADHB secara
nominal dapat digunakan untuk melihat
besarnya sumber daya ekonomi yang
telah dihasilkan oleh suatu wilayah pada
tahun berjalan. Sedangkan PDRB-Atas
Dasar Harga Konstan (ADHK)
menggambarkan total produk/nilai
tambah dari semua kegiatan ekonomi
pada suatu tahun tertentu yang dipakai
sebagai tahun dasar (Tahun 2000). Secara nominal, PDRB-ADHK menunjukkan besarnya
sumber daya ekonomi yang telah dihasilkan suatu wilayah jika penilaiannya dilakukan
dengan menggunakan harga pada tahun tertentu.
Hal 79 dari 127
Hal 79 dari 127
RKPD 2016 | III -2
Perkembangan PDRB baik ADHB maupun ADHK sebagaimana grafik pada Gambar 3.1
menunjukkan adanya peningkatan dalam kurun waktu lima tahun terakhir dengan rata-rata
pertumbuhan sebesar 4,64 persen pertahun. Pada tahun 2010, PDRB-ADHB sebesar Rp.
1.411 miliyar meningkat menjadi 1.946 miliyar pada tahun 2013 dan diperkirakan akan
terus meningkat menjadi Rp. 2.654miliyar pada tahun 2016. Sejalan dengan hal tersebut,
PDRB-ADHK pada tahun 2010 mencapai Rp. 622 miliyar meningkat menjadi 720 miliyar
pada tahun 2013 dan diperkirakan akan meningkat menjadi Rp.849 miliyar pada tahun
2016.
Kontribusi terbesar terhadap pembentukan PDRB tersebut adalah sektor Pertanian
(Gambar 3.2). Sampai dengan tahun 2013, kontribusi sektor pertanian terhadap
pembentukan PDRB sebesar
35%, disusul oleh sektor Jasa-jasa
dengan kontribusi sebesar 32%.
Sektor lain dengan kontribusi
yang signifikan terhadap
pembentukan PDRB adalah
sektor perdagangan, hotel dan
restoran sebesar 13% serta sektor
pengangkutan dan komunikasi
sebesar 9%. Sedangkan sektor
keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan, sektor bangunan,
sektor industri pengolahan, sektor
pertambangan dan penggalian, serta sektor listrik, gas dan air bersih masih dibawah 6%.
Kontribusi sebesar 35% dari sektor pertanian, didominasi oleh sub sektor pertanian
tanaman pangan yakni sebesar 14%. Sedangkan sub sektor perikanan, sub sektor
kehutanan dan perkebunan serta sub sektor peternakan kurang dari 10% (Gambar 3.3).
Hal ini menunjukkan bahwa sektor perikanan dan perkebunan yang cukup potensial di
Flores Timur belum memberikan dampak nilai tambah yang signifikan terhadap
perekonomian daerah.
Struktur perekonomian daerah yang mengandalkan sektor primer khususnya pertanian
sebagaimana terlihat pada Gambar 3.2 memberi gambaran tentang lemahnya ketahanan
ekonomi daerah. Perbandingan antara banyaknya tenaga kerja pada suatu sektor dan
kontribusi sektor tersebut terhadap pembentukan PDRB seperti pada Gambar 3.2 di atas
menunjukkan hal tersebut. Sektor pertanian yang menyerap tenaga kerja sebesar 61%
hanya memberikan kontribusi kurang dari 50%. Sedangkan sektor jasa-jasa dengan
serapan tenaga kerja hanya 13% mampu memberikan kontribusi sebesar 32%.
Rendahnya produktifitas petani
tersebut antara lain disebabkan oleh
beberapa permasalahan. Berdasarkan
hasil Sensus Pertanian Tahun 2013,
permasalahan usaha yang banyak
dihadapi oleh para petani adalah
sempitnya lahan pertanian. Hal ini
dirasakan oleh 45,03% petani. Selain
itu 20,45% petani mengalami
permasalahan modal yang kecil,
14,07% petani merasa kesulitan untuk
mengakses sarana produksi, sebanyak
12,36% petani mengalami kesulitan untuk mengakses kredit, dan 8,09% sisanya
mengalami kesulitan untuk memasarkan hasil serta permasalahan lainnya.
Kontribusi terbesar kedua setelah sektor pertanian adalah sektor jasa-jasa. Sektor ini
memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap pembentukan PDRB yakni sebesar
32%. Sumbangan terbesar berasal dari sub sektor pemerintahan umum yakni sebesar 24%.
Sedangkan sisanya sebesar 8,5% dari sub sektor swasta. Hal ini menunjukkan bahwa
Adonara Timur
Larantuka
Hal 80 dari 127
Hal 80 dari 127
RKPD 2016 | III -3
Kelompok 1
Kelo
mpok 2
43210
3
2
1
0
-1
KEC
Demon Pagong
Ile Boleng
Ile Bura
Ile Mandiri
Klubagolit
Larantuka
Lewolema
Solor Barat
Solor Selatan
Solor Timur
Adonara
Tanjung Bunga
Titehena
Witihama
Wotan Ulumado
Wulanggitang
Adonara Barat
Adonara Tengah
Adonara Timur
Gambar 3.4 Pengelompokkan Kec. Berdasarkan PDRB
Sumber Data : BPS, 2014
Adonara Timur
Larantuka
belanja pemerintah sangat berpengaruh terhadap kinerja perekonomian daerah.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka efektifitas belanja daerah di sektor pertanian cukup
berperan dalam peningkatan PDRB. Akan tetapi, hasil analisis penerimaan dan
pengeluaran publik tahun 2013 menunjukkan bahwa belanja riil sektor pertanian menurun,
meskipun belanja daerah riil relatif stabil. Belanja riil pertanian yang mencakup empat sub
sektor pertanian tahun 2007 sebesar 6,86% dari total belanja daerah menurun menjadi
5,58% pada tahun 2011. Atau sepanjang tahun 2007-2011, belanja riil sektor peranian
rata-rata menurun sebesar 3,97% sementara belanja daerah riil rata-rata meningkat sebesar
0,41%. Dengan demikian, dibutuhkan kebijakan belanja yang proporsional dan
berorientasi pada peningkatan produktiftas pertanian.
Selain itu secara kewilayahan, kesenjangan PDRB antar kecamatan relatif tinggi. Gambar
3.4 menunjukkan bahwa kesenjangan PDRB antara kecamatan Larantuka dan kecamatan
Adonara Timur dengan ketujuh belas kecamatan lainnya cukup lebar. Grafik tersebut
menggambarkan karakteristik
kelompok. Kecamatan Larantuka
pada satu sisi dengan PDRB relatif
besar (Rp. 599,986 miliyar) dan
selisih antara harga berlaku dan
harga konstan yang relatif kecil
sedangkan kecamatan Adonara
Timur dengan PDRB sedang (Rp. 163,921 miliyar) pada satu sisi yang
lain dengan selisih antara harga
berlaku dan harga konstan yang
relatif besar. Sedangkan kecamatan
Tanjung Bunga, Solor Barat, Solor
Timur, Witihama, Titehena, Ile
Mandiri, Lewolema, Adonara
Tengah, Ile Bura, Wotan Ulumado,
Demon Pagong, Solor Selatan, Wulanggitang, Klubagolit, Adonara, Ile Boleng dan
Adonara Barat dengan PDRB relatif kecil yakni berkisar antara Rp. 26,7 miliyar sampai
dengan Rp. 88,68 miliyar pada sisi yang lain. Karekteristik dari kelompok ini adalah
PDRB relatif kecil dengan selisih antara harga berlaku dan harga konstan yang relatif
besar. Selisih besaran PDRB pada ketiga kelompok tersebut menunjukkan bahwa
kemampuan memproduksi serta harga barang dan jasa sangat bervariasi pada setiap
kecamatan. Kecamatan Adonara Timur dan Larantuka dengan kota Waiwerang dan kota
Larantuka sebagai pusat kegiatan ekonomi berskala sedang berpengaruh signifikan
terhadap peningkatan PDRB dan harga barang pada kedua daerah tersebut. Sedangkan
kecamatan lainnya sangat bergantung pada sektor primer sebagai pembentuk PDRBnya
yang beakibat pada rendahnya produktifitas. Sejalan dengan hal tersebut, sulitnya
aksesibilitas ketujuh belas kecamatan tersebut terhadap pusat-pusat kegiatan ekonomi
menyebabkan tingginya harga barang dan jasa pada wilayah tersebut.
b. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi Flores Timur dalam kurun waktu lima tahun terakhir berfluktuasi.
Sebagaimana grafik pada Gambar 3.1, laju pertumbuhan ekonomi tahun 2010 sebesar
5,76%, turun menjadi 5,07% pada tahun 2011. Tahun 2012 turun 0,38 point menjadi
4,69%. Tahun 2013 meningkat menjadi 5,18% dengan rata-rata laju pertumbuhan sebesar
5,16% pertahun. Fakta ini menunjukkan bahwa laju pertumbuhan ekonomi dalam kurun
waktu tersebut relatif kurang stabil. Kondisi ini disebabkan oleh fluktuatifnya produksi
barang dan jasa. Berdasarkan data Bank Indonesia, pada triwulan I 2015, Perekonomian
regional NTT tumbuh positif mencapai 4,6% (yoy) namun melambat dibandingkan
periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 5,74% (yoy). Perlambatan ekonomi
terutama disebabkan oleh rendahnya realisasi belanja pemerintah. Selain itu, konsumsi
rumah tangga menunjukkan perlambatan. sementara, investasi menunjukkan adanya
Hal 81 dari 127
Hal 81 dari 127
RKPD 2016 | III -4
perlambatan walaupun secara nilai masih cukup tinggi dibanding tahun sebelumnya.
Kondisi ini relatif sama dengan Flores Timur. Secara sektoral, perlambatan ekonomi
disebabkan oleh perlambatan kinerja sektor-sektor utama diantaranya sektor pertanian,
sektor perdagangan besar dan eceran dan sektor administrasi. perlambatan tersebut
disebabkan oleh pergeseran musim panen, rendahnya realisasi pemerintah dan turunnya
daya beli masyarakat.
Selain faktor regional, kondisi perekonomian nasional sangat berpengaruh terhadap
perekonomian daerah. Sebagian besar kebutuhan pokok masyarakat Flores Timur disuplai
dari luar daerah khususnya Jawa dan Sulawesi. Dengan demikian berbagai kebijakan
nasional di bidang ekonomi sangat berpengaruh terhadap kondisi ekonomi di daerah.
Sehubungan dengan hal tersebut, dengan adanya kebijakan nasional untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi hingga pada level 6,60% pada tahun 2016, maka diharapkan
berbagai kebijakan strategis nasional dapat berpengaruh positif terhadap perekonomian
daerah.
Gambar 3.5 menunjukkan bahwa
pertumbuhan ekonomi Flores Timur
selalu lebih rendah dibanding NTT dan
Nasional. Sampai dengan tahun 2013,
laju pertumbuhan ekonomi NTT 0,36
poit dan nasional 0,88 poit di atas
Flores Timur yakni sebesar 5,54% dan
6,30%. Perbedaan ini menunjukkan
bahwa secara relatif, laju pertumbuhan
produksi barang dan jasa Flores Timur
lebih rendah dari pertumbuhan
produksi barang dan jasa regional dan
nasional. Agar pertumbuhan ekonomi
Flores Timur sama dengan
pertumbuhan ekonomi NTT, maka dibutuhkan peningkatan laju pertumbuhan sebesar
0,38% per tahun atau meningkatkan pertumbuhan produksi barang dan jasa sebesar
Rp.2,582 miliyar per tahun.
Kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Flores Timur adalah
sektor jasa-jasa. Sampai dengan tahun 2013, kontribusi sektor jasa-jasa sebesar 34,95%
disusul sektor pertanian sebesar 32,08% sedangkan sektor lain kurang dari 15%.
Walaupun demikian, pada sektor jasa-jasa sumbangan terbesar diberikan oleh jasa
pemerintahan umum yakni sebesar 25,82%. Dan pada sektor pertanian, sumbangan
terbesar dari sub sektor tanaman bahan makanan yakni sebesar 13,95%. Sedangkan sub
sektor tanaman perkebunan dan perikanan yang menjadi sektor potensial daerah
kontribusinya kurang dari 6%. Hal ini menggambarkan bahwa pertumbuhan tersebut
relatif kurang berdampak pada peningkatan ketahanan perekonomian daerah karena sektor
jasa pemerintahan umum dan sub sektor tanaman bahan makanan lebih bersifat
konsumstif. Oleh karena itu, upaya peningkatan laju pertumbuhan sebesar 0,38% per tahun
atau peningkatan pertumbuhan produksi barang dan jasa sebesar Rp.6,582 miliyar per
tahun sebagaimana uraian di atas harus melalui kebijakan-kebijakan strategis pada sektor-
sektor potensial seperti sektor pertanian untuk meningkatkan produktifitas dan ketahanan
pangan serta sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sampai dengan tahun 2013, tren
pertumbuhan sektor tersebut cukup signifikan. Proporsinya dalam pertumbuhan ekonomi
sebesar 12,30% dengan laju pertumbuhan 6,25% pertahun.
c. Pendapatan Per Kapita
Dalam kurun waktu enam tahun terakhir pendapatan per kapita Flores Timur selalu selalu
berada di atas rata-rata Nusa Tenggara Timur (NTT). Laju pertumbuhannya 2,06% lebih
cepat dibanding NTT pertahun. Pada tahun 2009, rata-rata pendapatan perkapita Flores
Sumber Data : BPS, 2014
Hal 82 dari 127
Hal 82 dari 127
RKPD 2016 | III -5
Tabel 3.2 Perkembangan Inflasi Flores Timur Tahun 2009-2014
Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Inflasi 8,15 7,27 5,81 5,79 6,44 4,62
Sumber : BPS, 2014
Timur telah mencapai Rp. 2.457.843 atau lebih tinggi 1,06% dibanding rata-rata
pendapatan perkapita NTT.
Kondisi ini masih berlanjut hingga tahun 2014 dengan laju pertumbuhannya sebesar 5,2%.
Walaupun demikian, secara nasional, pendapatan perkapita Flores Timur dan NTT masih
sangat rendah dibandingkan dengan daerah
lain di Indonesia (Gambar 3.6). Rendahnya
pendapatan perkapita Flores Timur dan
NTT tersebut merupakan konsekuensi logis
dari struktur ekonomi yang minim nilai
tambah. Dengan hanya mengandalkan
bahan mentah komoditas pertanian dan
injeksi dana pemerintah, maka pendapatan
yang diterima masyarakatpun sangat
rendah. Kondisi tersebut dirasakan hampir
pada semua strata. Hal ini terlihat pada
kesenjangan pendapatan yang relatif rendah
dengan index gini sebesar 0,35.
d. Inflasi
Laju inflasi Flores Timur dalam kurun waktu empat tahun terakhir (2011-2014), masih
berada diatas NTT dan nasional. Kondisi ini diperkirakan akan terus berlangsung sampai
dengan akhir tahun 2015. Selain faktor regional, kondisi ini dipengaruhi juga oleh faktor
eksternal yakni kondisi perekonomian nasional. Diantaranya adalah adanya pengurangan
subsidi harga BBM yang sangat berpengaruh pada peningkatan harga barang kebutuhan
pokok lainnya. Sejalan dengan itu, panjangnya distribusi barang dan jasa sebagai akibat
dari sebagian besar barang kebutuhan pokok dan non kebutuhan pokok didatangkan dari
luar daerah, merupakan penyebab meningkatnya harga barang dan jasa tersebut.
Selain itu, kejadian lokal yang turut mempengaruhi inflasi adalah pengaruh musim atau
cuaca yang menyebabkan tidak lancarnya distribusi barang, peringatan hari-hari besar
keagamaan dan tahun ajaran baru.
Tabel 3.2 menunjukkan bahwa sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2014, laju inflasi
selalu menurun hingga mancapai level 4,62 pada akhir tahun 2014. Kelompok pengeluaran
yang memberikan andil terbesar terhadap laju inflasi tersebut adalah transportasi,
komunikasi dan jasa keuangan yakni
sebesar 1,46% disusul kelompok
pengeluaran bahan makanan yakni
sebesar 1,16%. Selain itu, kelompok
pengeluaran yang mempunyai andil
cukup signifikan terhadap laju infalsi
tersebut adalah perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar yakni sebesar 0,56% dan
kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,3%. Sedangkan
kelompok lain kurang dari 0,1%.
Beberapa upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah daerah dalam menjaga stabilitas
inflasi, antara lain dengan menjaga tingkat konsumsi masyarakat dan pemerintah melalui
peningkatan perdagangan dalam negeri dan peningkatan investasi. Selain itu kestabilan
tingkat konsumsi masyarakat terutama terhadap barang produksi lokal selalu dijaga karena
berdampak pada berkembangnya sektor riil yang dijalankan melalui Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM). UMKM memiliki peranan yang penting dalam mendongkrak
pertumbuhan ekonomi dan mempertahankan laju inflasi. Kebijakan ini ditempuh karena
arus perdagangan di Flores Timur masih didominasi oleh perdagangan kecil dan
menengah.
d. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Sumber : BPS, 2012 (data diolah)
Hal 83 dari 127
Hal 83 dari 127
RKPD 2016 | III -6
Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Kabupaten Flores Timur dalam kurun waktu
tahun 2009-2014 cenderung meningkat. Tahun 2009 TPAK Flores Timur mencapai angka
69,37%. Tahun 2010 meningkat 0,36 point dan sampai dengan tahun 2014 mencapai
76,98% atau 5,92 point di atas NTT pada periode yang sama. Kondisi ini diprediksi akan
terus meningkat sampai dengan akhir tahun 2016
(Tabel 3.1). TPAK didefinisikan sebagai
perbandingan antara jumlah angkatan kerja yang
bekerja dengan jumlah penduduk usia kerja
(angkatan kerja). Dengan demikian, kondisi
tersebut menggambarkan semakin kurang
angkatan kerja yang bekerja sejak tahun 2009.
Hal ini juga mengindikasikan semakin
berkurangnya kesempatan kerja dan lapangan
usaha produktif pada periode tahun 2008-2010.
Namun pada tahun 2011 sampai tahun 2014
sudah nampak adanya perbaikan yakni semakin bertambah angkatan kerja yang bekerja.
e. Kemiskinan
Sampai dengan tahun 2013, tingkat kemiskinan di Flores Timur mencapai 8,11% dengan
jumlah penduduk miskin sebanyak 19.600 orang. BPS mendefinisikan penduduk miskin
sebagai penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis
kemiskinan. Garis kemiskinan dipergunakan sebagai suatu batas untuk menentukan miskin
atau tidaknya seseorang.
Gambar 3.8 menunjukkan bahwa garis kemiskinan meningkat dari Rp.
146.947/kapita/bulan pada tahun 2008 menjadi Rp.214.010/kapita/bulan pada tahun 2013
dan diprediksi akan terus meningkat
hingga tahun 2016 sejalan dengan
meningkatnya harga barang dan jasa.
Walaupun demikian, jumlah penduduk
miskin turun dari 29.300 orang menjadi
19.600 orang atau menurun dari
12,52% menjadi 8,11%. Dengan kata
lain walaupun batas garis kemiskinan
terus meningkat namun jumlah dan
persentase penduduk miskin cenderung
berkurang. Hal ini mengindikasikan
bahwa walaupun harga-harga
meningkat sehingga garis kemiskinan
meningkat, namun peningkatan persentase penduduk yang pengeluaran perkapitanya per
bulan di atas garis kemiskinan lebih besar dari persentase peningkatan garis kemiskinan,
sehingga jumlah penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan semakin berkurang.
Peranan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan (GK) jauh lebih besar dibandingkan
peranan komoditi bukan makanan. Pada maret 2014, sumbangan garis kemiskinan
makanan (GKM) terhadap GK sebesar 79,37% dan pada september 2014 sebesar 79,44%.
Hal ini menunjukkan bahwa jenis komoditi makanan paling utama dibelanjakan
dibandingkan komoditi lainnya. Oleh karena itu kebijakan pembangunan yang berorientasi
pada peningkatan ketahanan pangan daerah akan berpengaruh positif terhadap penurunan
angka kemiskinan.
Selain garis kemiskinan, dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman
dan keparahan dari kemiskinan. Selain harus mampu memperkecil jumlah penduduk
miskin, tingkat keberhasilan kebijakan pengentasan kemiskinan juga harus diukur dari
seberapa besar perubahan yang terjadi pada tingkat kedalaman dan keparahan dari
kemiskinan.
Tingkat kedalam kemiskinan yang digambarkan oleh angka Indeks Kedalaman
Kemiskinan (P1) menunjukkan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing
3.7
Hal 84 dari 127
Hal 84 dari 127
RKPD 2016 | III -7
penduduk miskin terhadap batas kemiskinan, di mana semakin tinggi nilai indeks ini maka
semakin besar rata-rata kesenjangan pengeluaran penduduk miskin terhadap garis
kemiskinan, atau dengan kata lain semakin tinggi nilai indeks kedalaman kemiskinan
menunjukkan kehidupan ekonomi penduduk miskin semakin terpuruk.
Sedangkan angka Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) memberikan gambaran mengenai
penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin itu sendiri, dan dapat juga digunakan
untuk mengetahui intensitas kemiskinan. Semakin tinggi angka indeks ini maka sebaran
pengeluaran diantara penduduk miskin itu semakin timpang dan sebaliknya.
Pada periode 2008-2014, P1 menunjukkan kecenderungan berfluktuasi (Tabel 3.3).
Walaupun demikian,
sampai dengan tahun
2014, P1 jauh lebih
rendah dibanding tahun
2008. Pada tahun 2008
nilai indeks P1 mencapai 4,11, sementara pada tahun 2014 nilainya mengalami penurunan
menjadi 0,90 degan rata-rata penurunan 0,2 point per tahun. Hal ini menunjukkan bahwa
rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung mendekati garis kemiskinan. Atau
dengan kata lain, tingkat kemiskinan masyarakat Kabupaten Flores Timur tidak cukup
dalam.
Sejalan dengan Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1), kecenderungan yang sama juga
terjadi pada Indeks Keparahan Kemiskinan (P2). Nilai indeks ini selama periode 2008-
2014 juga menunjukkan tren yang menurun. Penurunan rata-rata nilai indeks setiap tahun
mencapai 0,06 poin. Walaupun sempat mengalami kenaikan pada tahun 2011, namun nilai
Indeks Kedalaman Kemiskinan telah mengalami penurunan yang tajam dari 1,49 pada
tahun 2008 menjadi 0,123 pada tahun 2014. Hal ini menunjukkan ketimpangan
pengeluaran diantara penduduk miskin di Kabupaten Flores Timur semakin mengecil. 3.1.2 Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2015 dan Tahun 2016
Berdasarkan gambaran perekonomian di atas serta berbagai isu di lingkungan eksternal, maka
tantangan yang akan dihadapi dan prospek perekonomian tahun 2015 dan tahun 2016 adalah
sebagai berikut:
a. Tantangan:
1) Percepatan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas;
Upaya untuk mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan
meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat Kabupaten Flores Timur Tahun 2015
dan tahun 2016 merupakan suatu tantangan yang harus dihadapi dengan berbagai
kebijakan yang berorientasi pada pemberdayaan ekonomi masyarakat dalam rangka
peningkatan ketahanan ekonomi. Gambaran perekonomian sebagaimana uraian diatas
menunjukkan bahwa laju pertumbuhan ekonomi yang selalu meningkat setiap tahun
masih tertumpu pada wilayah tertentu dengan tingkat kesenjangan yang cukup tinggi.
Kondisi geografis wilayah yang terdiri dari tiga pulau dengan tingkat aksesibilitas
yang rendah turut mempengaruhi aktivitas perekonomian daerah. Oleh karena itu,
diperlukan peningkatan keterkaitan kegiatan ekonomi di wilayah perkotaan dengan
kegiatan ekonomi di wilayah perdesaan. Jadi pelaksanaan pembangunan daerah harus
mencakup tidak hanya perlunya pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan (pro-
growth dan pro-environment) namun juga pertumbuhan ekonomi yang berkualitas
dalam rangka mengurangi pengangguran dan kemiskinan (pro-job dan pro-poor).
2) Meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat;
Kesenjangan yang lebar antara pendapatan perkapita masyarakat Flores Timur dengan
pendapatan perkapita masyarakat secara nasional telah berdampak pada lemahnya
daya saing perekonomian daerah dalam mengakses peluang-peluang pasar global.
Tabel 3.3 Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan Kab. Flores Timur
Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
P1 4,11 1,19 1,28 1,55 0,72 0,76 0,90
P2 1,49 0,21 0,25 0,41 0,10 0,11 0,12
Sumber : BPS, 2014
Hal 85 dari 127
Hal 85 dari 127
RKPD 2016 | III -8
Oleh karena itu upaya peningkatan pendapatan perkapita masyarakat merupakan
tantangan serius yang membutuhkan penanganan yang komperhensif.
Struktur perekonomian yang dicapai hingga tahun 2014 yang mengandalkan sektor
primer sebagai penggerak utama ekonomi tidak mendukung pertumbuhan yang
berkelanjutan. Meningkatnya peran sektor pertanian sebagai pendorong ekonomi
mengindikasikan bahwa perekonomian daerah semakin tergantung pada eksploitasi
sumber daya alam.
Berbagai kebijakan telah dilaksanakan namun tantangan ke depan yang masih perlu
diatasi antara lain sulitnya merealisasikan perluasan lahan sawah dan lahan kering,
sulitnya menjamin stabilitas harga pangan terutama pada hari-hari besar nasional
karena lemahnya jaringan dsitribusi, dan kekuatan stok beras pemerintah, dukungan
input dan infrastruktur pertanian belum sepenuhnya memadai, belum optimalnya
pemanfaatan pelabuhan perikanan sebagai sentra perikanan terpadu, belum
berkembangnya kelembagaan kelompok nelayan penerima kapal perikanan, dan masih
terbatasnya akses nelayan/petambak garam terhadap input produksi dan modal usaha.
Dengan demikian upaya-upaya strategis untuk mengatasi tantangan tersebut sangat
dibutuhkan dalam rangka peningkatan nilai tukar petani dan penguatan lembaga
ekonomi mikro dan menengah untuk peningkatan pendapatan perkapita masyarakat.
Dalam upaya mengurangi kesenjangan pendapatan masyarakat, tantangan lain yang
perlu diperhatikan antara lain meningkatkan standar hidup penduduk, dimana
kesejahteraan penduduk kurang mampu harus meningkat lebih cepat dan lebih tinggi
dari penduduk yang mampu atau kelompok penduduk dengan tingkat ekonomi
menengah ke atas. Tantangan lain adalah memastikan bahwa penduduk miskin
memperoleh perlindungan sosial untuk mengurangi beban pengeluaran rumah tangga
penduduk miskin dan rentan miskin.
Kelompok masyarakat pendapatan tinggi relatif tidak terpengaruh adanya inflasi dan
kenaikan harga serta kondisi ekonomi yang kurang menguntungkan dibanding
kelompok masyarakat berpendapatan rendah. Dalam konteks ini, inflasi perlu
dipertahankan tetap rendah dan stabil untuk menjaga daya beli masyarakat
berpenghasilan rendah yang rentan terhadap goncangan kenaikan harga. Selain itu
perluasan cakupan dan peningkatan efektivitas program-program pengembagan
ekonomi berbasis pemberdayaan masyarakat pada wilayah-wilayah kantong
kemiskinan dengan mengoptimalkan peran kelembagaan ekonomi lokal dan pelaku
usaha mikro di daerah; serta memastikan bahwa program-program pembangunan yang
diperuntukkan bagi masyarakat kurang mampu berjalan efektif sehingga pendapatan
perkapita masyarakat meningkat.
3) Meningkatkan Kemandirian Fiskal Daerah.
Besarnya kontribusi jasa-jasa pemerintahan terhadap pembentukan PDRB
sebagaimana uraian sebelumnya menuntut pemerintah untuk lebih meningkatkan
efektifitas dan efisiensi belanja pembangunan karena belanja pemerintah berpengaruh
cukup signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Disisi lain ketergantungan daerah
terhadap dana perimbangan sampai dengan tahun 2015 masih pada kisaran 76,28%.
Dengan demikian maka upaya peningkatan kemandirian fiskal daerah merupakan
tantangan yang harus disikapi dengan serius. Rendahnya kemandirian fiskal
Kabupaten Flores Timur tercermin pada porsi PAD terhadap Total APBD Tahun 2015
sebesar 5,18 persen. Selain itu, sampai dengan tahun 2015, rasio perbandingan PAD
terhadap PDRB masih sebesar 0,02; rasio Pajak Daerah terhadap PDRB sebesar
0,003; dan Dana Perimbangan terhadap PDRB sebesar 0,28. Hal ini menunjukkan
bahwa meningkatnya PDRB dalam kurun waktu dua tahun terakhir belum
memberikan kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan kemandirian fiskal
daerah. Kondisi ini menuntut upaya-upaya yang lebih serius dan lebih kreatif dari
Pemerintah Kabupaten Flores Timur untuk meningkatkan nilai tambah PDRB yang
akan memberikan konsekuensi logis bagi peningkatan potensi penerimaan asli daerah
yang dapat digali. Namun upaya tersebut tentunya harus tetap memperhatikan aspek
Hal 86 dari 127
Hal 86 dari 127
RKPD 2016 | III -9
normatif yang ada sehingga upaya untuk meningkatkan kemandirian fiskal daerah
tidak menimbulkan implikasi yang negatif pada kelangsungan dunia usaha dan
kelestarian lingkungan hidup, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
b. Prospek
Selain tantangan tersebut, prospek perkonomian daerah tahun 2015 dan 2016 adalah
1) Laju pertumbuhan ekonomi selalu positif
Pertumbuhan ekonomi yang selalu positif dengan rata-rata sebesar 5,49%
pertahun selama 10 tahun terakhir memberikan gambaran tentang kegairahan
ekonomi daerah. Apabila moment pertumbuhan positif tersebut dipertahankan
maka akan memberikan dampak positif terhadap kinerja perekonomian daerah.
Dengan demikian pertumbuhan ekonomi yang semakin berkualitas yakni
pertumbuhan yang mampu meningkatkan kesempatan kerja, menurunkan angka
pengangguran, meningkatkan pendapatan perkapita, serta pertumbuhan yang
mampu mengurangi kesenjangan ekonomi antarwilayah dan antarpenduduk,
secara bertahap akan dapat tercapai.
2) Pendapatan perkapita masyarakat berada dia atas rata-rata NTT
Sejak tahun 2007, pendapatan perkapita masyarakat Flores Timur berada di atas
rata-rata NTT dan cenderung meningkat dengan rata-rata pertumbuhan 2,06% per
tahun. Moment pertumbuhan positif ini diperkirakan akan terus berlanjut dan
tetap dengan pertumbuhan positif. Kondisi ini bila didukung dengan kebijakan-
kebijakan yang berorientasi pada penguatan ekonomi mikro dan pemberdayaan
ekonomi masyarakat maka secara bertahap akan mempercepat peningkatan
pendapatan perkapita masyarakat ke level yang lebih tinggi.
3) PDRB cenderung meningkat
Peningkatan PDRB dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir menggambarkan
semakin membaiknya kinerja ekonomi makro daerah. Walaupun kesenjangan
PDRB antar kecamatan masih cukup tinggi namun kota Latantuka dan
Waiwerang sebagai pusat kegiatan ekonomi berskala lokal dengan nilai PDRB
yang cukup tinggi diharapkan mampu menggerakkan perekonomian pada
wilayah-wilyah disekitarnya. Dengan demikian peningkatan PDRB yang diikuti
dengan pengendalian inflasi yang baik akan mampu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
4) Adanya kebijakan nasional tahun 2016 untuk memenuhi Nawa Cita, khusunya
cita ke 6 yakni meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar
internasional dan cita ke 7 yakni mewujudkan kemandirian ekonomi dengan
menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.
Sasaran nawa cita tersebut khususnya bidang ekonomi makro tahun 2016 yakni
pertumbuhan ekonomi 5,8-6,2%; PDRB per Kapita (tahun dasar 2010) sebesar
Rp. 50.020.000-50.154.000; tingkat kemiskinan 9-10% dan tingkat pengangguran
terbuka 5,2-5,5% akan berdampak pada kinerja ekonomi daerah. Hal ini didukung
oleh strategi-strategi yang akan dilakukan untuk menciptakan kemandirian
ekonomi. Strategi nasional tersebut sangat relevan dengan kondisi lokal daerah
yakni antara lain penguatan nilai-nilai persaingan usaha yang sehat di kalangan
pelaku ekonomi, pemerintah dan masyarakat; pemberdayaan pelaku usaha kecil-
menengah, ekonomi dan industri kreatif, ekonomi rakyat dan ekonomi subsisten,
dengan meningkatkan pemerataan peluang dalam pengembangan ekonomi dan
distribusi aset-aset produktif yang adil; peningkatan pemanfaatan potensi laut dan
pariwisata bahari; dan peningkatan dan pengembangan iklim yang kondusif bagi
inovasi melalui peningkatan sistem logistik nasional dalam rangka distribusi
bahan produksi dan konsumsi.
Kebijakan nasional tersebut merupakan prospek bagi perkeonomian daerah bila
disikapi dengan kebijakan-kebijakan daerah yang relevan. Karena ada korelasi
yang kuat antara substansi permasalahan perekonomian daerah dengan kebijakan
nasional tersebut.
Hal 87 dari 127
Hal 87 dari 127
RKPD 2016 | III -10
Selain itu pada level lokal, semakin membaiknya stabilitas kemananan, semaikn
meningkatnya kulaitas pelayanan publik, semakin membaiknya infrastuktur
pendukung kegiatan perekonomian dan semakin meningkatnya aksesibilitas
masyarakat terhadap informasi dan peluang-peluang pasar merupakan prospek
bagi perkembangan perekonomian daerah. 3.1.3 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah
Berdasarkan tantangan dan prospek tersebut di atas maka kebijakan ekonomi daerah
diarahkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan melalui: 1. Percepatan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas;
2. Meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat;
3. Meningkatkan Kemandirian Fiskal Daerah.
Untuk mancapai hal tersebut dibutuhkan upaya-upaya percepatan pembangunan di bidang
perekonomian melalui “Gerakan Membangun Ekonomi Masyarakat Flores Timur” atau di
singkat menjadi “Gerbang EMas” Flores Timur sebagaimana arahan RPJMD Tahun 2012-
2016. Gerbang Emas Flores Timur memiliki dua tujuan utama yaitu meningkatkan
pendapatan per kapita masyarakat dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah, dengan
program-program strategis sebagai berikut:
1. Revitasilisasi pertanian (dalam arti luas) dengan fokus kegiatan pada perluasan areal
sawah. Pengembangan lahan kering melalui agro industri dan agro bisnis. Pengembangan
perikanan tangkap dan budi daya dari hulu sampai hilir, pengembangan ternak kecil dan
unggas.
2. Pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui koperasi dan lembaga keuangan mikro.
kelompok masyarakat desa didampingi dan difasilitasi melalui koperasi dan lembaga
keuangan mikro untuk mengembangkan usaha ekonomi produktif sesuai potensi lokal.
3. Pengembangan pariwisata Flores Timur dengan entri point kegiatan pada perayaan pekan
Semana Santa (Larantuka, Wureh dan Konga). Pengembangan obyek wisata Waiplatin
sebagai pilot proyek pariwisata Flores Timur, dan obyek-obyek wisata potensial lainnya.
Pengembangan obyek-obyek wisata tersebut akan memicu tumbuh kembangnya sektor riil
antara lain transportasi, perhotelan, rumah makan dan berkembangnya home industri
(pengolahan hasil pertanian) untuk memenuhi permintaan wisatawan di lokasi-lokasi
obyek wisata.
Gerbang Emas Flores Timur tersebut merupakan program unggulan daerah yang tidak
berjalan sendiri, melainkan harus simultan bersamaan dengan pengembangan SDM Flores
Timur yang berkualitas, dan percepatan pembangunan sarana dan prasarana daerah yang
memadai. Selain itu dalam pelaksanaan pembangunan daerah, Pemerintah Daerah tetap
memainkan peran penting untuk melayani (serve), mengatur (regulate) dan memberdayakan
masyarakat (empower), sehingga birokrasi pemerintahan daerah yang akuntabel, juga
merupakan faktor yang sangat penting bagi pelaksanaan program-program GERBANG
EMAS Flores Timur menuju masyarakat Flores Timur yang maju, sejahtera, bermartabat dan
berdaya saing. Dengan demikian maka Gerbang Emas Flores Timur harus berjalan simultan
ditopang oleh tiga pilar strategis lainnya yaitu:
1. Pengembangan SDM Flores Timur yang berkualitas (cerdas dan sehat);
2. Pembangunan sarana prasarana daerah yang memadai; dan
3. Penataan dan pengembangan birokrasi pemerintahan yang akuntabel.
Asumsi yang mendasari kebijakan ekonomi tersebut adalah:
1. Laju inflasi berada pada kisaran 5,04 persen dan
2. Pertumbuhan PDRB tidak kurang dari 5,93 persen.
3.2 Arah Kebijakan Keuangan Daerah
Kebijakan anggaran didasarkan pada pendekatan kinerja dan berkomitmen untuk menerapkan
prinsip transparansi dan akuntabilitas. Anggaran kinerja adalah suatu anggaran yang
mengutamakan upaya pencapaian hasil kegiatan atau output dari rencana alokasi biaya atau
Hal 88 dari 127
Hal 88 dari 127
RKPD 2016 | III -11
input yang ditetapkan dengan memperhatikan kondisi semua komponen keuangan. Efisiensi,
efektifitas, transparansi dan akuntabilitas merupakan prinsip pengelolaan keuangan yang
dilakukan diantaranya dengan mengefektifkan fungsi pengawasan serta upaya-upaya
penghematan sehingga dana yang terbatas dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk
kegiatan pembangunan dan pemerintahan serta berdampak pada peningkatan kesejahteraan
masyarakat dan keberlanjutan pembangunan.
3.2.1 Arah Kebijakan Pendapatan Daerah
Gambaran perkembangan pendapatan daerah sebagai sumber pendanaan pembangunan dari
APBD II Kabupaten Flores Timur dalam 3 tahun terakhir (2013–2015) dan proyeksi tahun
2016 secara keseluruhan sebagaimana pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Realisasi dan Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Flores Timur
No Jenis Pendapatan Daerah
Realisasi Proyeksi
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Pagu Indikatif Tahun 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1.1 Pendapatan Asli Daerah 34.525.249.848 42.194.313.000 44.463.325.000 48.000.000.000
1.1.1 Pajak Daerah 4.378.787.745 7.314.549.000 8.032.801.000 9.500.000.000
1.1.2 Retribusi Daerah 18.110.652.934 15.651.127.000 18.951.4000.000 20.000.000.000
1.1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan
4.274.342.068 5.329.707.000 5.520.000.000 6.000.000.000
1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah
7.761.467.101 13.898.930.000 11.959.124.000 12.500.000.000
1.2 Dana Perimbangan 561.201.318.159 619.244.879.000 654.364.048.000 697.218.776.175
1.2.1 Bagi hasil pajak/ bukan pajak
17.774.612.159 12.744.115.000 16.151.959.000 16.500.000.000
1.2.2 Dana Alokasi Umum 477.818.636.000 531.905.134.000 560.668.629.000 602.718.776.175
1.2.3 Dana Alokasi Khusus 65.608.070.000 74.595.630.000 77.543.460.000 78.000.000.000
1.3 Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah
59.944.739.681 96.460.167.000 158.976.869.961 131.500.000.000
1.3.1 Hibah 384.286.925 402.500.000 100.000.000 -
1.3.2 Dana Darurat - - - -
1.3.3 Bagi hasil pajak dari provinsi dan dari pemerintah daerah lainnya
5.682.328.956 12.356.969.000 14.167.790.000 15.000.000.000
1.3.4 Dana penyesuaian dan otonomi khusus
53.878.123.800 82.012.448.000 142.933.829.961 115.000.000.000
1.3.5 Bantuan keuangan dari pemerintah daerah lainnya
- 1.688.250.000 1.775.250.000 1.500.000.000
JUMLAH PENDAPATAN DAERAH 655.671.307.688 757.899.359.000 857.804.242.961 876.950.000.000
Sumber : DPPKAD,2015
Dari gambaran perkembangan pendapatan daerah tersebut maka kebijakan umum
pendapatan daerah adalah meningkatkan efektivitas dan optimalisasi sumber-sumber
pendapatan, melalui:
a. Intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber penerimaan daerah dan sumber-
sumber penerimaan lainnya yang sah;
b. Peningkatan kesadaran dan ketaatan masyarakat untuk membayar pajak dan
retribusi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
c. Pengelolaan dan pemanfaatan aset–aset daerah yang potensial;
d. Peningkatan manajemen pengelolaan keuangan daerah;
e. Pembangunan infrastruktur pendukung peningkatan pendapatan daerah; dan
f. Peningkatan Dana Perimbangan dan Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak.
Kebijakan umum tersebut akan dilaksanakan melalui berbagai kebijakan pendapatan
berdasarkan sumber pendapatan yang ada. Sumber-sumber pendanaan atau pendapatan
daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.
Hal 89 dari 127
Hal 89 dari 127
RKPD 2016 | III -12
Upaya-upaya efektif dalam penggalian sumber-sumber pendapatan daerah harus terus
dilakukan tanpa harus menambah beban bagi masyarakat. Upaya ini diperlukan agar
pendapatan daerah tidak lagi harus bergantung pada satu atau dua jenis pajak daerah
saja. Diversifikasi sumber pendapatan daerah menjadi mutlak dicari agar
ketergantungan dan resiko dapat dikurangi, mengingat struktur ekonomi di Kabupaten
Flores Timur lebih banyak didominasi oleh sektor primer. Oleh karena itu sudah
saatnya dirancang berbagai tindakan yang dapat menggali sumber-sumber pendapatan
daerah yang berbasis pada sektor primer dan mata rantainya.
Strategi pencapaian Target Pendapatan Daerah Tahun 2016 adalah sebagai berikut:
a) Pendapatan Asli Daerah (PAD):
- Optimalisasi Penerimaan melalui pajak dan retribusi daerah dengan
mengoptimalkan penerapan UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan
Retribusi Daerah. Dalam kaitan ini, berbagai peraturan daerah terkait pajak
dan retribusi daerah yang telah ditetapkan agar dioptimalkan penerapannya.
- Intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber penerimaan daerah dan
sumber penerimaan lain yang sah yang mencakup: pendataan obyek dan
subyek pajak secara teratur; pengembangan sistem pemungutan; peningkatan
kapasitas SDM aparatur dan pembinaan aparatur; pengembangan sistem
insentif; peningkatan kesadaran wajib pajak melalui Penegakan Perda;
Peningkatan kualitas, transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan
daerah;
- Penerimaan melalui retribusi daerah, dengan penekanan pada investasi
pemerintah berkaitan dengan penyediaan sarana dan layanan publik yang
berdampak bagi penerimaan retribusi daerah;
- Penerimaan melalui kekayaan daerah yang dipisahkan yang diikuti dengan
upaya-upaya sistematis untuk meningkatkan efisiensi dan profesionalisme
dalam pengelolaannya.
- Lain-lain penerimaan yang sah dioptimalkan dengan memperhatikan prinsip
tidak memberatkan masyarakat dan dunia usaha.
- Meningkatkan kualitas dan intensitas koordinasi dan kerjasama dengan
berbagai pihak baik Instansi Pemerintah maupun swasta yang berkaitan.
b) Dana Perimbangan:
- Mengupayakan realisasi DBH, DAU dan DAK Tahun 2015 secara
maksimal, sesuai Peraturan Menteri Keuangan RI Tahun Anggaran 2014.
- Peningkatan kualitas dan intensitas koordinasi dan kerjasama dengan
Pemerintah Pusat dan Instansi Pengelola DAK di Kabupaten.
- Peningkatan kapasitas dan kinerja SDM Aparatur
c) Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah;
- Memperhatikan ketentuan yang berlaku bagi penggunaan Alokasi dana
penyesuaian, dan mengoptimalkan realisasi penggunaannya.
- Meningkatkan kualitas dan intensitas koordinasi dan kerjasama dengan
Pemerintah Pusat dan Provinsi.
3.2.2 Arah Kebijakan Belanja Daerah
Kebijakan pengelolaan belanja Kabupaten Fores Timur diarahkan untuk mendukung
kebijakan dan prioritas strategis, terutama untuk mendukung kebutuhan dana
program strategis yang memiliki nilai tambah, sesuai capaian target visi dan misi
tahun ke lima RPJMD 2012-2016.
Rencana belanja disusun berdasarkan pendekatan prestasi kerja (berorientasi pada
hasil). Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran
serta memperjelas efektifitas dan efisiensi penggunaan alokasi anggaran. Orientasi
belanja daerah diprioritaskan untuk efektifitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Peningkatan alokasi belanja
yang direncanakan oleh setiap pengguna anggaran harus diikuti dengan peningkatan
prestasi kerja pelayanan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Hal 90 dari 127
Hal 90 dari 127
RKPD 2016 | III -13
Belanja Daerah diarahkan untuk peningkatan proporsi belanja yang memihak
kepentingan publik, disamping tetap menjaga eksistensi penyelenggaraan
pemerintahan. Dalam penggunaannya, belanja daerah harus tetap mengedepankan
efisiensi dan efektivitas sesuai dengan prioritas, yang diharapkan dapat memberikan
dukungan bagi program-program strategis daerah khususnya dalam rangka percepatan
pencapaian target-terget pembangunan tahun 2016 sebagai tahun terakhir periode
RPJMD tahun 2012-2016. Oleh karena itu alokasi anggaran diprioritaskan untuk
mendanai program Gerbang Emas dan Pagu Wilayah Kecamatan (PWK) agar dapat
bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat.
Tabel 3.3 Pagu Wilayah Kecamatan Tahun 2016
No Kecamatan PWK
(Juta Rp) No Kecamatan
PWK (Juta Rp)
1 Wulanggitang 1.352 11 Solor Selatan 1.309 2 Titehena 1.313 12 Adonara Barat 1.322 3 Tanjung Bunga 1.347 13 Wotan Ulumado 1.245 4 Ile Mandiri 1.207 14 Adonara Timur 1.344 5 Larantuka 1.307 15 Ile Boleng 1.511 6 Demon Pagong 1.586 16 Witihama 1.362 7 Ile Bura 1.261 17 Klubagolit 1.337 8 Lewolema 1.157 18 Adonara Tengah 1.288 9 Solor Barat 1.279 19 Adonara 1.283
10 Solor Timur 1.190 Jumlah 25.000
Kebijakan Belanja Tidak Langsung
Belanja tidak langsung merupakan belanja yang tidak terkait langsung dengan
pelaksanaan program dan kegiatan. Belanja tidak langsung dianggarkan untuk
membiayai gaji dan tunjangan pegawai, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, bagi
hasil, bantuan keuangan, dan belanja tak terduga.
Realisasi belanja tidak langsung dalam tiga tahun terakhir serta proyeksi untuk tahun
2016 sebagaimana terlihat pada Tabel 3.4 berikut.
Tabel 3.4 Realisasi dan Proyeksi Belanja Tidak Langsung Kabupaten Flores Timur Tahun 2013-2016
(1) Belanja Pegawai
a. Penganggaran gaji dan tunjangan jabatan dan tunjangan lainnya dibayarkan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang–undangan.
b. Perencanaan belanja pegawai diperhitungkan dengan rencana kenaikan gaji
pada tahun 2016 yang disesuaikan dengan kebutuhan.
c. Pemberian tambahan penghasilan kepada pegawai berdasarkan pertimbangan
yang obyektif dengan memperhatikan kemampuan keuangan daerah.
No Jenis Belanja Tidak Langsung Realisasi Proyeksi
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Belanja pegawai 378.862.331.000 424.819.036.000 454.758.896.000 510.000.000.000
3 Belanja hibah 1.835.000.000 1.835.000.000 2.695.000.000 3.000.000.000
4 Belanja bantuan sosial 3.105.000.000 2500.000.000 6.650.000.000 7.000.000.000
6 Belanja Bantuan Keuangan kepada Pemerintahan Desa dan Partai Politik
37.546.095.000 55.000.000.000 64.484.043.000 65.000.000.000
7 Belanja tidak terduga 33.000.000.000 5.000.000.000 3.000.000.000 3.000.000.000
Jumlah Belanja Tidak Langsung 424.348.426.000 489.154.036.000 532.483.883.000 589.000.000.000
Sumber : DPPKAD, 2015
Sumber : Peraturan Bupati No.10 Tahun 2015
Hal 91 dari 127
Hal 91 dari 127
RKPD 2016 | III -14
(2) Belanja Subsidi
Penganggaran subsidi digunakan untuk bantuan biaya produksi kepada
perusahaan/lembaga tertentu agar harga jual produksi/jasa yang dihasilkan dapat
terjangkau oleh masyarakat.
(3) Belanja Hibah
Penganggaran pemberian hibah dalam bentuk uang, barang/atau jasa kepada
perusahaan daerah dan organisasi kemasyarakatan, secara spesifik dan selektif
dengan mempertimbangkan kemampuan daerah.
(4) Belanja Bantuan Sosial
Penganggaran pemberian bantuan sosial diperuntukkan kepada kelompok/anggota
masyarakat, dan partai politik secara selektif, tidak terus menerus/tidak mengikat
serta memiliki kejelasan penggunaannya.
(5) Belanja Bantuan Keuangan kepada Pemerintahan Desa
Penganggaran bantuan keuangan yang bersifat umum atau khusus dari pemerintah
Kabupaten kepada pemerintah desa dalam rangka pemerataan dan peningkatan
kemampuan keuangan melalui Alokasi Dana Desa (ADD).
(6) Belanja Tidak Terduga
Penganggaran dipergunakan untuk kejadian yang tak terduga.
Kebijakan Belanja Langsung
Penganggaran belanja langsung dalam rangka melaksanakan program dan kegiatan
pemerintah daerah. Belanja langsung dianggarkan untuk belanja pegawai dalam
bentuk honorarium/upah kerja, belanja barang dan jasa dan belanja modal. Belanja
program adalah alokasi belanja APBD Kabupaten Flores Timur yang dilaksanakan
oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah pada Lingkup Pemerintah Kabupaten Flores
Timur.
Tabel 3.5 Realisasi dan Proyeksi Belanja Langsung Kabupaten Flores Timur Tahun 2013-2016
Arah kebijakan pada masing-masing belanja langsung sebagai berikut:
1. Belanja Program SKPD
Belanja program SKPD diarahkan untuk membantu dan menunjang pelaksanaan
tugas dan fungsi SKPD.
2. Belanja Urusan
Belanja urusan diarahkan untuk menunjang pelaksanaan program prioritas
pembangunan daerah. Belanja urusan dialokasikan untuk mencapai sasaran
pembangunan untuk masing-masing prioritas dalam rangka pencapaian visi-misi
daerah dalam jangka panjang maupun visi-misi pembangunan jangka menengah
daerah khususnya sisa target kinerja pada periode terahir RPJMD Tahun 2012-
2016. Program-program prioritas daerah yang mempunyai daya ungkit yang tinggi
terhadap kesejahteraan masyarakat harus mendapat porsi yang proporsional.
3.2.3 Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah
Perkembangan pembiayaan daerah tahun 2013-2015 dan pagu indikatif tahun 2016
sebagaimana Tabel 3.5.
No Jenis Belanja Langsung Realisasi Proyeksi
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Belanja pegawai 18.667.347.000 22.831.834.000 33.202.109.000 24.594.189.856
2 Belanja Barang dan Jasa 137.833.841.000 173.628.813.200 176.085.603.000 118.632.924.151
3 Belanja Modal 117.029.404.000 120.775.588.000 153.864.382.000 114.772.885.994
Jumlah Belanja Langsung 273.530.592.000 317.236.235.200 363.152.094.000 258.000.000.000
Sumber : DPPKAD, 2015
Hal 92 dari 127
Hal 92 dari 127
RKPD 2016 | III -15
Tabel 3.5 Realisasi dan Proyeksi Pembiayaan Daerah Kabupaten Flores Timur Tahun 2013 - 2015
No Jenis Pembiayaan Daerah Realisasi Proyeksi
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Pagu Indikatif Tahun 2016
(1) (2) (4) (5) (6) (7)
3.1 PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH
49.646.047.520 50.122.049.000 82.957.479.000 300.000.000
3.1.1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya
47.756.047.520 49.222.049.000 82.557.749.000 -
3.1.5 Penerimaan kembali pemberian pinjaman
1.890.000.000 900.000.000 400.000.000 300.000.000
3.2 PENGELUARAN PEMBIAYAAN 7.126.420.000 4.990.000.000 4.450.000.000 4.750.000.000
3.2.2 Penyertaan modal (Investasi) pemerintah daerah
6.632.004.000 4.250.000.000 4.250.000.000 4.250.000.000
3.2.3 Pembayaran Pokok Utang 94.416.070 240.000.000 - -
3.2.4 Pemberian pinjaman daerah 400.000.000 500.000.000 200.000.000 500.000.000
Sumber : DPPKAD, 2015
Kebijakan Umum Pembiayaan Daerah pada dasarnya merupakan bagian dari
Kebijakan Umum APBD. Karena itu, kebijakan yang disepakati dalam pos
pembiayaan berfungsi sebagai penunjang terhadap pencapaian sasaran dan tujuan
yang diinginkan serta disepakati dalam Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah. Sehubungan dengan hal tersebut, kebijakan umum pembiayaan
Pemerintah Kabupaten Flores Timur adalah Peningkatan manajemen pembiayaan
daerah dalam rangka akurasi, efisiensi, efektifitas dan profitabilitas, dengan kebijakan
pada masing-masing jenis pembiayaan sebagai berikut :
a. Penerimaan Pembiayaan
Kebijakan penerimaan pembiayaan sebagai berikut :
1) Penganggaran Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya (SiLPA)
didasarkan pada penghitungan yang cermat dan rasional dengan
mempertimbangkan perkiraan realisasi anggaran Tahun Anggaran 2015 dalam
rangka menghindari kemungkinan adanya pengeluaran pada Tahun Anggaran
2016 yang tidak dapat didanai akibat tidak tercapainya SiLPA yang
direncanakan.
2) Dalam menetapkan anggaran penerimaan pembiayaan yang bersumber dari
pencairan dana cadangan, waktu pencairan dan besarannya sesuai peraturan
daerah tentang pembentukan dana cadangan.
3) Penerimaan kembali dana bergulir dianggarkan dalam APBD pada akun
pembiayaan, kelompok penerimaan pembiayaan daerah, jenis penerimaan
kembali investasi pemerintah daerah, obyek dana bergulir dan rincian obyek
dana bergulir dari kelompok masyarakat penerima.
b. Pengeluaran Pembiayaan
Kebijakan pengeluaran pembiayaan Kabupaten Flores Timur diarahkan untuk:
1) menutup defisit dan mengalokasikan pada pos-pos pembiayaan. Dalam hal
APBD mengalami defisit maka kebijakan pembiayaan mengupayakan sumber
pemasukan untuk menutup defisit tersebut di atas (penerimaan pembiayaan).
Sebaliknya apabila APBD mengalami selisih lebih, maka surplus tersebut akan
dialokasikan dalam pembiayaan pengeluaran pada pos-pos pembiayaan yang
diperkenankan oleh peraturan;
2) dalam rangka pemberdayaan masyarakat, pemerintah daerah dapat
menganggarkan investasi jangka panjang non permanen dalam bentuk dana
bergulir sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah;
3) penyertaan modal pemerintah daerah pada badan usaha milik negara/daerah
dan/atau badan usaha lainnya harus sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Hal 93 dari 127
Hal 93 dari 127
RKPD 2016 | IV - 1
BAB IV
PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN KABUPATEN FLORES TIMUR
TAHUN 2016
4.1. Tujuan dan Sasaran Pembangunan
Tujuan dan Sasaran pembangunan tahun 2016 ditujukan untuk pencapaian visi
pembangunan sebagaimana tertuang dalam RPJMD Tahun 2012-2016 yakni
“Terwujudnya Manusia dan Masyarakat Flores Timur Yang Maju, Sejahtera,
Bermartabat dan Berdaya Saing ”
Makna dari visi tersebut adalah (i) Maju dan Sejahtera, mengandung makna bahwa
dalam lima tahun kedepan masyarakat Flores Timur akan mengalami peningkatan
kualitas hidup yang ditunjukan dengan membaiknya berbagai indikator pembangunan
seperti meningkatnya pendapatan per kapita, menurunnya angka kemiskinan dan tingkat
pengangguran, sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, meningkatnya
jaminan sosial, meningkatnya tingkat pendidikan dan pemanfaat teknologi,
meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi masyarakat, meningkatnya kesetaraan
gender dan perlindungan anak, menurunnya kesenjangan kesejahteraan antarindividu
dan antarkelompok masyarakat, berkembangnya pusat–pusat pertumbuhan ekonomi
potesial di daerah, serta semakin berkembangnya nilai–nilai humanis yang positif dan
produktif. (ii) Bermartabat, adalah kondisi manusia dan masyarakat Flores Timur yang
dalam upaya mewujudkan kemajuan dan kesejahteraannya sepanjang lima tahun
kedepan, senantiasa mengedepankan nilai-nilai luhur budaya Lamaholot yang menjadi
prinsip dasar kehidupan dan prasyarat untuk mewujudkan kemajuan dan kesejahteraan,
yakni kejujuran dan integritas, pemerataan dan keadilan, solidaritas, cinta kasih,
demokrasi, kepastian hukum dan keadilan gender; dan Berdaya Saing adalah kondisi
manusia dan masyarakat Flores Timur yang selama lima tahun kedepan dapat
mengupayakan percepatan tingkat kemajuan dan kesejahteraannya yang melampaui
kecepatan tumbuh rata-rata daerah-daerah lain di Provinsi Nusa Tenggara Timur melalui
pengukuran indikator-indikator pembangunan daerah.
Agar visi tersebut dapat diwujudkan dan dapat mendorong efektivitas dan efisiensi
pemanfaatan sumber daya yang dimiliki, ditetapkan misi dengan tujuan dan sasaran yang
ingin dicapai sebagaimana pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Tujuan dan sasaran pembangunan Kabupaten Flores Timur pada masing-masing Misi
Misi Tujuan Sasaran
I. Mengembangkan
dan mewujudkan
penyelenggaraan
pemerintahan yang
berdasarkan pada
prinsip Good
Governanance dan
Clean Government
1.Mengembangkan
birokrasi yang
semakin profesional
dan akuntabel;
1.1. Meningkatnya Kualitas Pelayanan
Publik
1.2. Terwujudnya kelembagaan dan
ketatalaksanaan pemerintah daerah
yang efisien dan efektif
1.3. Pengelolaan keuangan daerah yang
akuntabel sehingga memperoleh
status laporan pertanggungjawaban
APBD wajar tanpa pengecualian
1.4. Meningkatnya pembangunan dan
pembinaan hukum di daerah;
1.5. Terwujudnya integrasi dan
sinergisitas perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian dan
pelaporan pembangunan di daerah
2. Meningkatkan
penataan database
dan pengendalian
2.1 Meningkatnya kualitas penataan
database penduduk dan
penyelenggaraan sistem administrasi
Hal 94 dari 127
Hal 94 dari 127
RKPD 2016 | IV - 2
Misi Tujuan Sasaran
sebaran penduduk kependudukan
2.2 Meningkatnya pengendalian sebaran
penduduk dan pemberdayaan
transmigran lokal
3. Terpeliharanya
kehidupan masyarakat
yang demokratis,
rukun, dan tertib
dalam kehidupan
berbangsa
3.1. Meningkatnya peran pemerintah
dan masyarakat dalam
pemeliharaan ketertiban umum dan
ketentraman masyarakat;
3.2. Meningkatnya peran dan fungsi
partai politik;
3.3. Menguatnya peran masyarakat
madani dalam kehidupan politik;
2: Mengembangkan
dan meningkatkan
kualitas Sumber
Daya Manusia
(SDM) masyarakat
Flores Timur
1. Meningkatkan
akses kualitas
pelayanan
pendidikan
1.1. Menurunya proporsi penduduk Flores
Timur yang buta aksara;
1.2. Menurunnya proporsi anak usia
sekolah yang tidak bersekolah
1.3. Meningkatnya rasio tenaga pendidikan
dan fasilitas pendidikan terhadap
peserta pendidikan
1.4. Meningkatkan rasio guru yang
bersertifikasi
1.5. Meningkatnya apresiasi terhadap
budaya Lamaholot
2. Meningkatkan
derajat kesehatan
masyarakat Flores
Timur
2.1. Meningkatnya proporsi penduduk
yang memperoleh pelayanan
kesehatan;
2.2. Menurunnya proporsi ibu hamil dan
anak yang meninggal saat
melahirkan
2.3. Menurunnya proporsi balita berstatus
gizi buruk dan gizi kurang
3. Meningkatkan
kualitas tenaga
kerja, perlindungan
sosial dan
penanggulangan
bencana
3.1. Meningkatnya proporsi masalah
tenaga kerja yang dapat diselesaikan
3.2. Meningkatnya proporsi tenaga kerja
yang terlatih dan bersertifikasi
3.3. Meningkatnya proporsi penyandang
masalah sosial yang memperoleh
pelayanan;
3.4. Tertanganinya korban bencana alam
3: Meningkatkan
pengembangan
infrastruktur strategis
penunjang aktivitas
ekonomi dan
kesejahteraan
masyarakat serta
pelaksanaan
pembangunan yang
berbasis tata ruang
dan mitigasi bencana
alam.
1. Menyediakan
infrastruktur wilayah
yang mampu
mendukung aktivitas
ekonomi, sosial dan
budaya
1.1. Meningkatnya panjang jalan yang
berkondisi baik di Kabupaten Flores
Timur;
1.2. Tersedianya sarana prasarana
perhubungan yang handal dan
terintegrasi;
2. Meningkatkan
infrastruktur sumber
daya air dan irigasi
yang handal untuk
mendukung upaya
konservasi dan
pendayagunaan
sumberdaya air,
serta pengendalian
daya rusak air.
2.1. Meningkatnya infrastruktur
sumberdaya air dan irigasi yang
handal.
2.2. Terlaksananya konservasi dan
pendayagunaan sumber daya air serta
pengendalian daya rusak air;
3. Menyediakan
energi/listrik daerah
Meningkatnya proporsi rumah tangga
yang dilayani listrik;
Hal 95 dari 127
Hal 95 dari 127
RKPD 2016 | IV - 3
Misi Tujuan Sasaran
yang mampu
menunjang produksi
daerah
4. Menjadikan rencana
tata ruang wilayah
Kabupaten Flores
Timur sebagai basis
pelaksanaan
pembangunan
daerah
Terwujudnya pembangunan berbasis Tata
Ruang dan Pelestarian Lingkungan Hidup
dalam rangka meningkatkan upaya
pencegahan dan penanggulangan bencana;
4:
Mengembangkan
dan meningkatkan
kesejahteraan
manusia dan
masyarakat Flores
Timur melalui
Gerakan
Pemberdayaan
Ekonomi Rakyat
1. Meningkatkan peran
kelembagaan dan
permodalan KUMKM
dalam pengembangan
ekonomi lokal yang
berdaya saing
Meningkatnya jumlah dan proporsi
UMKM yang memperoleh kredit;
2. Meningkatnya
aktivitas ekonomi
masyarakat berbasis
potensi lokal
2.1. Meningkatnya produksi dan
produktivitas pertanian dan
komoditas unggulan daerah;
2.2. Meningkatnya investasi yang
mendorong penciptaan lapangan
kerja;
2.3. Meningkatnya pengembangan
industri pariwisata daerah untuk
mendorong tumbuh-kembangnya
sektor riil masyarakat;
2.4. Meningkatnya volume perdagangan
komoditas unggulan daerah melalui
ekspor baik dalam maupun luar
negeri;
2.5. Meningkatnya produksi dan
produktivitas sektor industri kecil dan
menengah di Kabupaten Flores
Timur.
3. Meningkatnya
ketahanan pangan
masyarakat
Meningkatnya rasio kecukupan pangan
masyarakat
4. Meningkatkan
keberdayaan
masyarakat pedesaan
Meningkatnya kinerja pemerintahan desa
dan berkembangnya Usaha Ekonomi
Produktif Masyarakat
: Meningkatkan
peran pemuda dalam
pembangunan serta
meningkatkan
perlindungan
terhadap perempuan
dan anak
Meningkatkan peran
perempuan, anak dan
pemuda dalam sektor
publik, serta
perlindungan terhadap
perempuan, anak dan
pemuda.
1. Meningkatnya pemberdayaan
perempuan dan anak untuk
menjelmakan keadilan dan kesetaraan
gender serta perlindungan terhadap
anak;
2. Meningkatnya peran pemuda dan
prestasi olah raga dalam pembangunan
kualitas hidup dan kehidupan
masyarakat.
4.2 Prioritas Pembangunan Daerah
Hasil evaluasi terhadap hasil pelaksanaan pembanggunan daerah
menunjukkan bahwa kinerja pembangunan daerah masih membutuhkan perhatian
Hal 96 dari 127
Hal 96 dari 127
RKPD 2016 | IV - 4
RK
PD
201
6
RP
JMD
201
2-
20
16
yang lebih serius untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan yang telah
ditetapkan. Oleh karena itu pelaksanaan pembangunan tahun 2016 difokuskan
pada beberapa aspek yang ditetapkan dalam prioritas pembangunan. Prioritas
pembangunan tahun 2016 diarahkan pada penuntasan prioritas pembangunan
sektoral dan prioritas pembangunan kewilayahan. Prioritas pembangunan sektoral
membutuhkan sinergitas lintas bidang dan tingkatan pemerintahan baik pusat,
provinsi, kecamatan maupun desa/kelurahan dan antar pelaku pembangunan baik
pemerintah, dunia usaha maupun masyarakat, serta perwilayahan pembangunan.
Sinergi ini antara lain dengan melibatkan berbagai unsur dan pemangku
kepentingan (stakeholders) dalam pembangunan yang telah dimulai sejak tahap
perencanaan hingga pelaksanaan, monitoring dan evaluasi sebagaimana amanat
Peraturan Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 1 tahun 2013 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Flores Timur.
Berdasarkan hasil evaluasi tersebut maka prioritas pembangunan daerah tahun
2016 sebagai berikut:
1. Revitalisasi tata kelola pemerintahan daerah;
2. Pengembangan dan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia;
3. Percepatan pembangunan sarana dan prasarana serta tata ruang dan
lingkungan hidup.
4. Pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Prioritas tersebut diarahkan untuk percepatan perlaksanaan agenda pembangunan
dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan, mengingat tahun 2016
sebagai tahun terakhir periode RPJMD tahun 2012-2016. Hubungan Kebijakan
Pembangunan RPJMD dan RKPD Tahun 2016 seperti pada Gambar 4.1 berikut:
Gambar 4.1 Hubungan Kebijakan Pembangunan RPJMD Tahun 2012-2016 dan RKPD Tahun 2016
Sebagaimana uraian sebelumnya bahwa tahun 2016 merupakan tahun terakhir
dalam periode RPJMD. Oleh karena itu sasaran dan arah kebijakan dari keempat
prioritas tersebut merupakan upaya percepatan pencapaian target pembangunan.
Agenda 1 Revitalisasi Tata
Kelola Otonomi
Daerah
Agenda 2 Optimalisasi
Pengembangan
Pendidikan
Agenda 3 Peningkatan
Derajat
Kesehatan
Masyarakat
Agenda 4 Percepatan Pemb.
Sar-Pra.sWilayah
dan Infrastruktur
strategis
Agenda 5 Pemb. Berbasis
Tata Ruang dan
Kelestarian
Lingk. Hidup
Agenda 6 Percepatan
Pemb. Perekon.
Daerah berbasis
potensi lokal
Agenda 7 Pemberdayaan
Perempuan,
Pemuda dan
Anak
Visi : Terwujudnya Manusia dan Masyarakat Flores Timur Yang
Maju, Sejahtera, Bermartabat dan Berdaya Saing
Misi 1 : Mengembangkan dan
mewujudkan penyelengg.
pemerintahan yang
berdasarkan pd prinsip
Good Governance dan
Clean Government
Misi 2 : Mengembangkan dan
meningkatkan
kualitas SDM
masyarakat Flores
Timur
Misi 3 : Meningkatkan
pengembangan
infrastruktur strategis serta
pelaks. Pemb. yang
berbasis tata ruang dan
mitigasi bencana alam
Misi 4 : Mengembangkan dan
meningk. Kesej. manusia
dan masy. melalui
gerakan pemberd.
ekonomi rakyat dan
mitigasi bencana alam
Misi 5 : Meningkatkan peran
pemuda dalam
pembangunan serta
meningkatkan
perlindungan terhadap
perempuan dan anak
Prioritas 1 Revitalisasi
Tata Kelola
Pemerintahan
Daerah
Prioritas 2 Pengembangan
dan
peningkatan
kualitas SDM
Prioritas 3 Percep.Pemb.
sarana dan
prasarana serta tata
ruang dan LH
Prioritas 4 Pemberdayaan
ekonomi
masyarakat
Hal 97 dari 127
Hal 97 dari 127
RKPD 2016 | IV - 5
Sasaran dan arah kebijakan dari masing-masing prioritas sebagaimana pada Tabel
4.2.
Tabel 4.2 Sasaran dan Arah Kebijakan dari Masing-Masing Prioritas
PRIORITAS SASARAN ARAH KEBIJAKAN
1. Revitalisasi tata
kelola
pemerintahan
daerah;
(1) Meningkatnya implementasi
tata kelola pemerintahan pada
seluruh instansi pemerintah
melalui terobosan kinerja secara
terpadu, penuh integritas,
akuntabel, taat dan menjunjung
tinggi hukum yang berlaku;
(2) Meningkatnya kualitas
pelayanan publik yang
didukung manajemen
pelayanan yang profesional,
SDM berintegritas, dan
penerapan standar pelayanan
minimal;
(3) Meningkatnya efektivitas
pelaksanaan otonomi daerah
yang antara lain didukung
manajemen pemerintahan dan
pembangunan daerah yang baik
dan meningkatnya kapasitas
keuangan pemerintah daerah
dalam mendukung penerapan
Standar Pelayanan Minimal
(SPM).
1. Penataan kelembagaan
birokrasi pemerintah melalui
konsolidasi struktural
berdasarkan tugas pokok dan
fungsi instansi pemerintah
khusunya di kecamatan
sebagai implementasi UU
No 6 Tahun 2014 tentang
Desa, peningkatan kualitas
reformasi birokrasi,
perbaikan tata laksana,
pengembangan manajemen
SDM aparatur berbasis
merit, dan pencapaian
kinerja secara optimal;
2. Percepatan harmonisasi dan
sinkronisasi peraturan
perundang-undangan di
tingkat pusat dan daerah
hingga tercapai keselarasan
arah dalam implementasi
pembangunan;
3. Peningkatan integrasi dan
integritas penerapan dan
penegakan hukum melalui
peningkatan kinerja
pengawsan, penegakan
hukum dan pemberantasan
korupsi sehingga
kepercayaan masyarakat
makin meningkat.
4. Penetapan dan penerapan
sistem indikator kinerja
utama pelayanan publik yang
selaras antara pemerintah
pusat dan pemerintah daerah;
5. Penataan otonomi daerah
melalui percepatan
penerapan SPM di daerah
untuk mendukung
pengelolaan desentralisasi
yang lebih baik, dan
peningkatan kapasitas
keuangan pemerintah daerah
dalam mendukung
penerapan SPM;
2. Pengembangan dan
peningkatan
kualitas SDM;
Bidang Pendidikan:
1. Meningkatnya pemenuhan
layanan pendidikan dasar dan
yang berkualitas;
2. Meningkatnya akses
pendidikan menengah yang
berkualitas dan selaras dengan
kebutuhan pembangunan;
3. Meningkatnya profesionalisme
1. Peningkatan kualitas wajib
belajar pendidikan dasar
sembilan tahun yang merata;
2. Peningkatan akses dan
kualitas pendidikan anak
usia dini (PAUD),
pendidikan nonformal dan
pendidikan informal;
Hal 98 dari 127
Hal 98 dari 127
RKPD 2016 | IV - 6
PRIORITAS SASARAN ARAH KEBIJAKAN
dan pemerataan distribusi
pendidik dan tenaga
kependidikan;
4. Meningkatnya pemenuhan
layanan Pendidikan Non
Formal;
3. Peningkatan kualitas
pendidikan agama dan
keagamaan;
4. Peningkatan efisiensi dan
efektivitas manajemen
pelayanan pendidikan;
5. Penguatan tata kelola
pendidikan; dan
6. Peningkatan pendidikan
karakter.
7. Peningkatan akses, kualitas
dan relevansi pendidikan
menengah;
8. Peningkatan profesionalisme
dan pemerataan distribusi
guru dan tenaga
kependidikan;
Bidang Kesehatan :
1. Meningkatnya akses
pelayanan kesehatan dan gizi
yang berkualitas bagi ibu dan
anak serta lansia;
2. Meningkatnya pengendalian
penyakit menular dan tidak
menular serta penyehatan
lingkungan;
3. Meningkatnya profesionalisme
dan pendayagunaan tenaga
kesehatan yang merata;
4. Meningkatnya jaminan
pembiayaan kesehatan;
5. Meningkatnya akses
pelayanan KB berkualitas
yang merata;
6. Meningkatnya akses
pelayanan kesehatan dan gizi
yang berkualitas bagi
masyarakat;
7. Meningkatnya pengetahuan
para ibu hamil dan ibu balita
akan pentingnya pola hidup
sehat;
8. Meningkatnya pengetahuan
remaja putera dan puteri
tentang pentingnya kesehatan
reproduksi dan pola hidup
sehat;
9. Meningkatnya kualitas
lingkungan hidup sehat.
1. Peningkatan akses pelayanan
kesehatan dan gizi yang
berkualitas bagi ibu dan anak
serta lansia;
2. Peningkatan pengendalian
penyakit menular dan tidak
menular serta penyehatan
lingkungan;
3. Peningkatan profesionalisme
dan pendayagunaan tenaga
kesehatan yang merata;
4. Peningkatan jaminan
pembiayaan kesehatan;
5. Peningkatan akses
pelayanan Keluarga
Berencana berkualitas yang
merata;
6. Peningkatan pelayanan
pengetahuan kesehatan bagi
ibu hamil dan ibu balita
tentang pentingnya pola
hidup sehat;
7. Peningkatan pengetahuan
bagi para remaja putera dan
puteri akan pentingnya
kesehatan reproduksi dan
pola hidup sehat;
8. Peningkatan peran dan
partisipasi masyarakat dalam
pembangunan kesehatan.
Bidang Kesetaraan Gender, Pemberdayaan Perempuan, dan
Perlindungan Sosial:
1. Terlaksananya fasilitasi
kebijakan pelaksanaan PUG
dan perlindungan bagi
perempuan terhadap berbagai
tindak kekerasan;
2. Terlaksananya fasilitasi
kebijakan penghapusan
kekerasan pada anak;
3. Terlaksananya perlindungan
1. Penerapan strategi PUG,
termasuk mengintegrasikan
perspektif gender ke dalam
siklus perencanaan dan
penganggaran,
2. penerapan sistem manajemen
data dan informasi gender,
dalam rangka mendukung
peningkatan kualitas hidup
Hal 99 dari 127
Hal 99 dari 127
RKPD 2016 | IV - 7
PRIORITAS SASARAN ARAH KEBIJAKAN
terhadap buruh migran
Perempuan / TKW;
4. Meningkatnya peran
perempuan dalam berbagai
aspek kehidupan;
5. Meningkatnya perlindungan
sosial bagi penyandang masalah
sosial.
dan peran perempuan dalam
pembangunan;
3. peningkatan perlindungan
perempuan dan anak terhadap
berbagai tindak kekerasan;
4. Peningkatan perlindungan
sosial bagi penyandang
masalah sosial
Bidang Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi
1. meningkatnya kualitas
pelindungan, pemeliharaan,
pengembangan dan
pemanfaatan cagar
budaya/situs dan kawasan
kepurbakalaan secara terpadu;
2. meningkatnya kualitas layanan
jasa perpustakaan dan
informasi yang didukung oleh
sarana dan prasarana yang
memadai;
3. meningkatnya upaya
pengembangan perpustakaan
dan budaya gemar membaca
serta menulis;
4. meningkatnya apresiasi,
kreativitas dan produktivitas,
para pelaku seni;
5. penelitian dan pengembangan
bidang kebudayaan dan bidang
arkeologi dalam mendukung
kebijakan pembangunan
kebudayaan;
5. meningkatnya peran serta
masyarakat dalam
pengembangan seni budaya
lokal
6. meningkatnya fasilitasi even
seni dan budaya;
7. meningkatnya kapasistas
pemuda kader di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi,
serta iman dan taqwa;
8. meningkatnya kreativitas
pemuda kader di bidang seni,
budaya, dan industri kreatif.
1. penguatan jati diri dan
karakter bangsa yang berbasis
pada keragaman budaya;
2. peningkatan apresiasi
terhadap keragaman serta
kreativitas seni dan budaya;
3. peningkatan kualitas
perlindungan, penyelamatan,
pengembangan dan
pemanfaatan warisan budaya;
4. pengembangan sumber daya
kebudayaan;
5. penguatan upaya inovasi
dibidang-bidang teknologi
yang strategis;
3. Percepatan
pembangunan
sarana dan
prasarana serta tata
ruang dan
lingkungan hidup;
Bidang Infrastruktur, Pertambangan Dan Energi:
1. terbangunnya aksesibilitas dan
konektivitas daerah dengan
menghubungkan pusat-pusat
pertumbuhan dan
menghubungkan daerah
tertinggal/terpencil dengan
pusat pertumbuhan;
2. terbangunnya infrastruktur
pendukung ketahanan pangan
dan ketersediaan air besih;
3. teredianya infrastruktur dasar
(perumahan, permukiman,
listrik, air minum dan sanitasi)
untuk menunjang peningkatan
1. membangun konektivitas
daerah dengan menghubung-
kan pusat-pusat pertumbuhan
dan menghubungkan daerah
tertinggal/ terpencil dengan
pusat pertumbuhan;
2. percepatan pembangunan
infrastruktur irigasi dan
waduk dan dalam rangka
mendukung ketahanan pangan
dan air bersih;
3. menyediakan infrastruktur
dasar (perumahan,
permukiman, air minum dan
Hal 100 dari 127
Hal 100 dari 127
RKPD 2016 | IV - 8
PRIORITAS SASARAN ARAH KEBIJAKAN
kesejahteraan;
4. terbangunannya infrastruktur
dalam rangka pengurangan
resiko bencana; dan
5. meningkatnya pengelolaan
pertambangan dan energi
untuk peningkatan
kesejahteraan.
sanitasi) untuk menunjang
peningkatan kesejahteraan;
dan
4. pembangunan infrastruktur
dalam rangka pengurangan
resiko bencana.
Bidang Tata Ruang, Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana:
1. meningkatnya ketaatan
pemanfaatan ruang sesuai
dengan peruntukannya;
2. meningkatnya pengendalian
pencemaran dan kerusakan
lingkungan;
3. meningkatnya kapasitas
mitigasi bencana.
1. Peningkatan kualitas
lingkungan hidup dan
penanganan perubahan iklim;
2. Penguatan kapasitas mitigasi
bencana melalui penguatan
sistem informasi dini cuaca
dan iklim, penguatan
kesiapsiagaan dan
penanganan darurat bencana
dengan dukungan peralatan
dan logistik kebencanaan
yang memadai; dan
3. Penegakan hukum/ regulasi
dan tata kelola lingkungan
hidup.
4. Pemberdayaan
ekonomi
masyarakat
1. Meningkatnya keberdayaan
ekonomi masyarakat
2. Meningkatnya Ketahanan
ekonomi masyarakat
1. mendorong pertumbuhan
ekonomi yang berkualitas;
2. meningkatkan efektifitas
pelaksanaan program
pembangunan pro-rakyat
yang memberi perhatian
khusus pada usaha-usaha
yang melibatkan orang-orang
miskin, menciptakan lapangan
kerja, meningkatkan
pendapatan;
3. peningkatan keberpihakan
terhadap masyarakat miskin;
yang bertujuan untuk
menyediakan akses pasar,
fasilitas dasar serta
permodalan bagi masyarakat
nelayan dan masyarakat
miskin.
Selain untuk mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan daerah
Kabupaten Flores Timur, prioritas pembangunan tahun 2016 juga diarahkan untuk
mendukung pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan daerah provinsi NTT
dan Nasional. Oleh karena itu dibutuhkan sinkronisasi antara kebijakan
pembangunan daerah dengan kebijakan pembangunan provinsi dan nasional
sebagai wujud dari satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan
nasional.
Sinkronisasi antara agenda prioritas pembangunan nasional, provinsi NTT dan
Kabupaten Flores Timur sebagaimana Tabel 4.3. dan Tabel 4.4
Table 4.3 Sinkronisasi antara Prioritas Pembangunan Nasional dan Kabupaten Flores
Timur
No Prioritas Pembbangunan Nasional (Nawa
Cita)
Prioritas Pembangunan Kabupaten
Flores Timur
1 Menghadirkan kembali negara untuk Prioritas 1. Revitalisasi tata kelolah
Hal 101 dari 127
Hal 101 dari 127
RKPD 2016 | IV - 9
No Prioritas Pembbangunan Nasional (Nawa
Cita)
Prioritas Pembangunan Kabupaten
Flores Timur
melindungi segenap bangsa dan memberikan
rasa aman kepada seluruh warga Negara
pemerintah daerah
2 Membuat Pemerintah selalu hadir dengan
membangun tata kelola pemerintahan yang
bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya
Prioritas 1. Revitalisasi tata kelolah
pemerintah daerah
3 Membangun Indonesia dari pinggiran
dengan memperkuat daerah-daerah dan desa
dalam kerangka negara kesatuan
Prioritas 3. Percepatan pembangunan
sarana dan prasarana serta tata ruang dan
lingkungan hidup
4 Memperkuat kehadiran negara dalam
melakukan reformasi sistem dan penegakan
hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan
terpercaya
Prioritas 1. Revitalisasi tata kelolah
pemerintah daerah
5 Meningkatkan kualitas hidup manusia dan
masyarakat Indonesia
Prioritas 2. Pengembangan dan
peningkatan kualitas Sumber Daya
Manusia
6 Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya
saing di pasar Internasional sehingga bangsa
Indonesia bisa maju dan bangkit bersama
bangsa-bangsa Asia lainnya
Prioritas 4. Pemberdayaan ekonomi
masyarakat
7 Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan
menggerakkan sektor-sektor strategis
ekonomi domestik
Prioritas 4. Pemberdayaan ekonomi
masyarakat
8 Melakukan revolusi karakter bangsa Prioritas 2. Pengembangan dan
peningkatan kualitas Sumber Daya
Manusia
9 Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat
restorasi sosial Indonesia
Prioritas 2. Pengembangan dan
peningkatan kualitas Sumber Daya
Manusia
Table 4.4 Sinkronisasi antara Prioritas Pembangunan Provinsi NTT dan Kabupaten Flores Timur
No Prioritas Pembangunan Provinsi NTT Prioritas Pembangunan Kabupaten Flores
Timur
1 Agenda Peningkatan Kualitas Pendidikan,
Kepemudaan dan Keolahragaan
Prioritas 2. Pengembangan dan
peningkatan kualitas Sumber Daya
Manusia
2 Agenda Pembangunan Kesehatan
Prioritas 2. Pengembangan dan
peningkatan kualitas Sumber Daya
Manusia
3 Agenda Pemberdayaan Ekonomi
Kerakyatan dan Pengembangan
Pariwisata
Prioritas 4. Pemberdayaan ekonomi
masyarakat
4 Agenda Pembenahan sistem hukum dan
birokrasi daerah
Prioritas 1. Revitalisasi tata kelolah
pemerintah daerah
5 Agenda Percepatan Pembangunan
Infrastruktur Berbasis Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup
Prioritas 3. Percepatan pembangunan
sarana dan prasarana serta tata ruang dan
lingkungan hidup
6 Agenda Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak
Prioritas 2. Pengembangan dan
peningkatan kualitas Sumber Daya
Manusia
7 Agenda Pembangunan Perikanan dan
Kelautan
Prioritas 4. Pemberdayaan ekonomi
masyarakat
8 Agenda Penanganan Masalah Khusus:
- kemiskinan,
- wilayah perbatasan,
- provinsi kepulauan dan
- daerah rawan bencana
Prioritas 4. Pemberdayaan ekonomi
masyarakat
Prioritas 2. Pengembangan dan
peningkatan kualitas Sumber Daya
Manusia;
Prioritas 1. Revitalisasi tata kelolah
pemerintah daerah;
Hal 102 dari 127
Hal 102 dari 127
RKPD 2016 | IV - 10
Keberhasilan pembangunan nasional merupakan agregasi dari keberhasilan
pembangunan daerah. Dengan demikian, komunikasi, koordinasi dan sinergi
kebijakan antara pusat dan daerah harus terus dipertahankan untuk menjaga
momentum pembangunan. Konsistensi kebijakan antara pusat dan daerah akan
tercapai jika dijembatani oleh sinergi pusat-daerah oleh berbagai pemangku
kepentingan.
4.3 Arah Pembangunan Kewilayahan
Pendekatan pengembangan wilayah merupakan salah satu solusi yang tepat dalam
mempercepat keserasian pembangunan antarwilayah. Arah kebijakan utama
pembangunan berbasis kewilayahan ditujukan untuk mempercepat pengurangan
kesenjangan pembangunan antar wilayah. Kesenjangan Pembangunan
antarwilayah, dan antarkawasan sampai saat ini masih sangat besar. Oleh karena
itu, perlu dikembangkan program kewilayahan untuk terciptanya keterpaduan,
keserasian, keseimbangan laju pertumbuhan, dan berkelanjutan pembangunan
antarwilayah/antarkawasan sesuai degan potensi alamnya dan memanfaatkan
potensi tersebut secara efisien, efektif, tertib dan aman.
Sehubungan dengan hal tersebut, prioritas pengembangan dan pemerataan
pertumbuhan wilayah dalam RKPD Tahun 2016 diarahkan pada:
1. Percepatan pembangunan pusat-pusat pertumbuhan melalui (i) percepatan
pembangunan konektivitas/infrastruktur dari dan antar wilayah pertumbuhan
serta antar wilayah koridor ekonomi, antara lain percepatan pembangunan
infrastruktur pelabuhan, bandara, jalan, energi, telekomunikasi, dan air bersih;
(ii) peningkatan pengembangan kemampuan SDM dan Iptek, (iii)
peningkatan iklim investasi dan iklim usaha yang kondusif;
2. Mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi wilayah dengan
mengoptimalkan pemanfaatan potensi keunggulan lokal, peningkatan investasi
dan partisipasi swasta, pemberdayaan lembaga perekonomian masyarakat serta
pengembangan sistem jaringan infrastruktur perhubungan;
3. Meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk unggulan di kawasan
strategis dan cepat tumbuh (KSCT), wilayah tertinggal dan wilayah pesisir
laut dan pulau-pulau kecil;
4. Mendorong percepatan pembangunan wilayah tertinggal dengan
menggunakan data dan informasi yang valid dan lengkap yang mencerminkan
kondisi terakhir ketertinggalan di setiap kecamatan dan desa serta sektor
tertentu;
5. Pengelolaan dan pengembangan potensi sumber daya alam di wilayah pesisir
laut dan pulau-pulau kecil secara terpadu;
6. Peningkatan taraf kehidupan masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil terkait
kesejahteraan nelayan/petani dan ketahanan pangan;
7. Peningkatan kemampuan/kapasitas aparatur dalam pengelolaan
pengembangan wilayah, wilayah perbatasan, KSCT, wilayah tertinggal dan
kelautan;
Dalam upaya mendukung percepatan pembangunan berdimensi kewilayahan,
kebiajakan pembangunan wilayah juga diarahkan pada pengembangan kawasan
yang meliputi: (1) pengembangan kawasan perkotaan dan perdesaan termasuk
keterkaitan antar kota desa; dan (2) pengembangan kawasan strategis dan cepat
tumbuh.
Arah kebijakan pengembangan kawasan tersebut adalah:
(1) Mengembangkan kawasan perkotaan dengan menyeimbangkan
pertumbuhannya dengan kawasan perdesaan, sehingga pembangunan
perkotaan akan diarahkan pada peran kota sebagai pendorong pertumbuhan
Hal 103 dari 127
Hal 103 dari 127
RKPD 2016 | IV - 11
serta kota sebagai tempat tinggal yang berorientasi pada kebutuhan penduduk
kota;
(2) Meningkatkan keberdayaan dan kemandirian masyarakat desa untuk
berpartisipasi aktif dalam memperkuat pembangunan yang inklusif dan
berkeadilan berbasis keunggulan daerah masing-masing;
(3) Meningkatkan keterkaitan antara desa kota atau antara wilayah produksi
dengan wilayah pusat pertumbuhan dengan memperkuat sistem tata kelola
ekonomi;
(4) Mendorong pembangunan kawasan strategis sebagai pusat pertumbuhan
ekonomi yang memiliki skala ekonomi yang berorientasi daya saing nasional
sehingga dapat menjadi motor penggerak percepatan pembangunan daerah
tertinggal dan sekitarnya dalam suatu sistem wilayah pengembangan ekonomi
yang terpadu dan sinergis, melalui keterkaitan mata rantai proses produksi
dan distribusi;
(5) Melakukan percepatan pembangunan daerah tertinggal dengan meningkatkan
pengembangan perekonomian daerah dan kualitas sumberdaya manusia yang
didukung oleh kelembagaan dan ketersediaan infrastruktur perekonomian dan
pelayanan dasar yang memadai;
(6) Mendorong pengarusutamaan pengurangan resiko bencana; penguatan
kapasitas penanggulangan bencana; optimalisasi instrumen pengendalian
pemanfaatan ruang dalam aspek pengurangan resiko bencana; mendorong
keterlibatan dan partisipasi masyarakat dalam upaya penanggulangan bencana
dan pengurangan resiko bencana; peningkatan sumber daya penanganan
kedaruratan dan bantuan kemanusiaan; serta percepatan pemulihan wilayah
yang terkena dampak bencana.
Pendekatan ini memandang wilayah laut Flores Timur atas dua fungsi:
(i) sebagai perekat integrasi kegiatan perekonomian antarwilayah, dan
(ii) sebagai pendukung pengembangan potensi setiap wilayah. Pengembangan
wilayah laut didasarkan pada sektor unggulan dan potensi keterkaitan depan dan
belakang dengan sektor-sektor lain.
Kebijakan untuk mendukung pendekatan tersebut adalah penerapan Pagu Wilayah
Kecamatan (PWK) Tahun Anggaran 2016 sesuai amanat Peratutan Daerah
Kabupaten Flores Timur Nomor 1 Tahun 2013 tentang Sistem Perencanaan
Pembanguna Daerah.
4.4 Prioritas Kewilayahan
Prioritas Kewilayahan merupakan sasaran pembangunan berdimensi kewilayahan,
dalam rangka mewujudkan pembangunan secara berkelanjutan dan berkeadilan.
Prioritas kewilayahan ditujukan untuk mengembangkan wilayah sesuai
potensinya.
- Prioritas Wilayah I
Wilayah I terdiri dari Kecamatan Larantuka, Kecamatan Ile Mandiri,
Kecamatan Lewolema, Kecamatan Demon Pagong, Kecamatan Tanjung
Bunga dan Kecamatan Adonara Barat.
Wilayah ini diarahkan sebagai pusat pemerintahan skala kabupaten, dengan
kegiatan prioritas pada sektor: (i) perdagangan dan jasa, (ii) pengembangan
kegiatan pertanian (tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan), (iii)
pengembangan kawasan peternakan, (iv) pengembangan perikanan dan
kelautan, (v) pengembangan kegiatan industri yang berorientasi pasar baik
industri kecil, industri sedang, maupun industri besar (pengolahan hasil
pertanian, kerajinan rakyat, dan industri pengolahan ikan), (vi)
Hal 104 dari 127
Hal 104 dari 127
RKPD 2016 | IV - 12
pengembangan kegiatan pariwisata dan sarana/prasarana penunjangnya
(seperti : hotel, penginapan dan restoran), dan pengembangan pertambangan.
- Prioritas Wilayah II
Wilayah II terdiri dari Kecamatan Wulanggitang, Kecamatan Ile Bura,dan
Kecamatan Titehena.
Wilayah ini diarahkan sebagai wilayah pengembangan pertanian dalam arti
luas dengan kegiatan prioritas pada sektor : (i) pertanian (tanaman pangan,
hortikultura, dan perkebunan), (ii) pengembangan peternakan, (iii)
pengembangan industri kecil/home industry (pengolahan hasil pertanian dan
kerajinan rakyat), (iii) pengembangan pariwisata alam, dan (iv)
pengembangan pertambangan.
- Prioritas Wilayah III
Wilayah III terdiri dari Kecamatan Adonara Timur, Kecamatan Ile Boleng,
Kecamatan Adonara Tengah dan Kecamatan Wotan Ulumado.
Wilayah ini diarahkan untuk pengembangan perdagangan dan jasa, pertanian
dalam arti luas dan pertambangan. Kegiatan pada wilayah ini diprioritaskan
pada sektor : (i) pariwisata, (ii) pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa
skala lokal, (iii) pengembangan kegiatan pertanian (tanaman pangan, sayuran,
hortikultura, dan perkebunan), (iv) pengembangan kegiatan industri
(kerajinan rakyat, industri pengolahan hasil ternak (susu sapi), home industry
pengolahan hasil pertanian), (v) pengembangan perikanan dan kelautan, (vi)
pengembangan peternakan, dan (vii) pengembangan pertambangan.
- Prioritas Wilayah IV
Wilayah IV terdiri dari Kecamatan Witiama, Kecamatan Klubagolit, dan
Kecamatan Adonara. Wilayah ini diarahkan untuk pengembangan pertanian
dalam arti luas, pariwisata dan pertambangan dengan kegiatan prioritas pada
sektor: (i) pariwisata, (ii) pengembangan pertanian (tanaman pangan, sayuran,
hortikultura, dan perkebunan), (iii) pengembangan peternakan, (iv)
pengembangan kegiatan industri (kerajinan rakyat, (v) industri pengolahan
hasil ternak, dan industri pengolahan hasil pertanian), (vi) pengembangan
kegiatan perikanan dan kelautan dan (vii) pengembangan pertambangan.
- Prioritas Wilayah V
Wilayah V terdiri dari Kecamatan Solor Timur, Kecamatan Solor Barat dan
Kecamatan Solor Selatan.
Wilayah ini diarahkan untuk pengembangan pertanian dalam arti luas dan
pariwisata.
Kegiatan prioritas pada wilayah ini adalah sektor (i) pertanian (tanaman
pangan, hortikultura, dan perkebunan), (ii) pengembangan kawasan
peternakan, (iii) pengembangan pusat perikanan tangkap, (iv) pengembangan
kegiatan industri (home industry pengolahan hasil pertanian, perikanan hasil
laut, hasil perkebunan, dan kerajinan rakyat), (v) pengembangan pariwisata,
dan (vi) pengembangan kehutanan.
4.5 Program Prioritas
Untuk mencapai sasaran dari masing-masing prioritas tersebut, dilaksanakan melalui
program-program prioritas dengan indikator dan target kinerja sebagaimana Tabel
4.5 berikut ini:
Hal 105 dari 127
Hal 105 dari 127
RKPD 2016 | IV - 13
Tabel 4.5 Program Prioritas Tahun 2016
No
Prioritas Pembangunan
Tahun 2016
Sasaran Prioritas
Urusan dan Program Pembangunan
Kinerja
SKPD Indikator Target
1 2 3 4 5 6 7
1 Revitalisasi tata kelola pemerintahan daerah
Meningkatnya efektivitas pelaksanaan otonomi daerah yang antara lain didukung manajemen pemerintahan dan pembangunan daerah yang baik dan meningkatnya kapasitas keuangan pemerintah daerah dalam mendukung penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Bidang Urusan Perencanaan Pembangunan
Program Kerjasama Pembangunan
Jumlah LSM/NGO yang bekerjasama
5 BAPPEDA
Program pengembangan data/informasi
Jumlah dokumen data dan informasi
5 BAPPEDA
Program peningkatan kapasitas kelembagaan perencanaan pembangunan daerah
Jumlah aparatur yang mengikuti Bimtek/pelatihan Perencanaan
6 BAPPEDA
Program perencanaan pembangunan daerah
Jumlah Dokumen Perencanaan pembangunan Daerah
3 BAPPEDA
Program perencanaan pembangunan ekonomi
Jumlah dokumen perencanaan pembangunan ekonomi
1 BAPPEDA
Program perencanaan pengembangan kota-kota menengah dan besar
Jumlah dokumen Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh
1 BAPPEDA
Program perencanaan prasarana wilayah dan sumber daya alam
Jumlah dokumen perencanaan pembangunan Prasarana wilayah dan Sumber daya alam
1 BAPPEDA
Program perencanaan sosial dan budaya
Jumlah dokumen perencanaan pembangunan sosial Budaya
1 BAPPEDA
Bidang Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Adm KeuDa, Perangkat Daerah, Kepegawaian
Program Penataan Daerah Otonomi Baru
Terbentuknya Kabupaten Adonara
- Bagian Administrasi Pemerintahan Umum
Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah
Penerapan SIMDA Asset
85% DPPKAD
Program peningkatan kapasitas lembaga perwakilan rakyat daerah
Berfungsinya alat kelengkapan dewan secara baik
95% Sekretariat DPRD
Terbentuknya Ranperda Inisiatif
8 Sekretariat DPRD
Program Peningkatan Koordinasi dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH
Penyelesaian permasalahan pembangunan dan pemerintahan baik di SKPD maupun di Kecamatan
95% Bag. Adm. Kemasyarakatan; Bag. Adm. Kesra, Bag. Adm. Pembangunan, Bag. Adm. Perekonomian, Bag. Adm. SDA
Program peningkatan profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan
Jumlah aparat pemeriksa yang memiliki sertifikat
- Inspektorat Kabupaten
Hal 106 dari 127
Hal 106 dari 127
RKPD 2016 | IV - 14
No
Prioritas Pembangunan
Tahun 2016
Sasaran Prioritas
Urusan dan Program Pembangunan
Kinerja
SKPD Indikator Target
1 2 3 4 5 6 7
Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH
Jumlah tindak lanjut hasil temuan pengawas
- Inspektorat Kabupaten
Bidang Urusan Kearsipan
Program peningkatan kualitas pelayanan informasi
Persentase layanan dokumen penting daerah
82,56% Kantor Arsip dan Perpustakaan
Program perbaikan sistem administrasi kearsipan
sistim arsip daerah tertata dengan baik
99,60% Kantor Arsip dan Perpustakaan
Program pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana kearsipan
Terpeliharanya sarana dan prasarana kearsipan
96,05% Kantor Arsip dan Perpustakaan
Bidang Urusan Statistik
Program pengembangan data/informasi/statistik daerah
Tersedianya dokumen statistik daerah
4 dokumen
BAPPEDA
Meningkatnya implementasi tata kelola pemerintahan pada seluruh instansi pemerintah melalui terobosan kinerja secara terpadu, penuh integritas, akuntabel, taat dan menjunjung tinggi hukum yang berlaku
Bidang Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Program kemitraan pengembangan wawasan kebangsaan dan ketahanan nasional
Jumlah Forum kerukunan antar umat beragama
2 kecamata
n
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Program pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan tindak kriminal
Rasio Jumlah Petugas Linmas /RT
1 Satuan Polisi Pamong Praja
Rasio Jumlah Pol PP / 10.000 penduduk
0.025 Satuan Polisi Pamong Praja
Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban, ketentraman, keindahan)
30 kasus Satuan Polisi Pamong Praja
Program Pemeliharaan Kantrantibnmas dan Pencegahan Tindak Kriminal
Tingkat penyelesaian pelanggaran K3
30 kasus Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Program pendidikan politik masyarakat
Cakupan Pendidikan Politik Masyarakat
90% Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan
Jumlah konflik yang diselesaikan
0 Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan
Jumlah Kasus kammtibmas
- Satuan Polisi Pamong Praja
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Persentase pemenuhan sarana dan prasarana aparatur
100% Satuan Polisi Pamong Praja
Bidang Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Adm KeuDa, Perangkat Daerah, Kepegawaian
Program Advokasi Hukum
indikator lainnya - Bagian Hukum
Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan
Jumlah produk hukum daerah
- Bagian Hukum
Produk hukum daerah yang dipublikasikan
- Bagian Hukum
Hal 107 dari 127
Hal 107 dari 127
RKPD 2016 | IV - 15
No
Prioritas Pembangunan
Tahun 2016
Sasaran Prioritas
Urusan dan Program Pembangunan
Kinerja
SKPD Indikator Target
1 2 3 4 5 6 7
Program Peningkatan Kesadaran Hukum
indikator lainnya - Bagian Hukum
Meningkatnya kualitas pelayanan publik yang didukung manajemen pelayanan yang profesional, SDM berintegritas, dan penerapan standar pelayanan minimal
Bidang Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil
Program Penataan Administrasi Kependudukan
Rasio bayi berakte kelahiran
0,94 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Rasio penduduk berKTP
0,94
Bidang Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana Alam
Cakupan Penanganan bencana
100% Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Bidang Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Adm KeuDa, Perangkat Daerah, Kepegawaian
Program optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi
Perencanaan APBD yang lebih efisien dan efektif melalui aplikasi SIMDA Keuangan, gaji dan BMD serta Website
- Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
Pejabat yang telah memenuhi persyaratan kepangkatan
- Badan Kepegawaian Daerah
Rasio Pejabat yang telah memenuhi persyaratan pendidikan pelatihan Kepemimpinan
- Badan Kepegawaian Daerah
Program peningkatan pelayanan kedinasan kepala daerah/wakil kepala daerah
Cakupan kunjungan Kepala daerah/ Wakil Kepala Daerah ke wilayah
19 Kecamatan
Bagian Umum; Kepala Daerah
Program Peningkatan Pelayanan Publik
…………….. Sekretariat DPRD; Bag. Adm. Pem Umum; Bag. Humas Protokol; Bag. Organisasi
Pendukung sasaran lainnya
Program SKPD
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Pelaksanaan pelayanan adminstrasi perkantoran
12 bulan Kantor Arsip dan Perpustakaan
Dinas Kependuk Capil; Badan Kesbangpol; BKD; Bagian Umum;
DPPKAD
Inspektorat Kabupaten
Kepala Daerah
Sekretariat DPRD
Wakil Kepala Daerah
Bappeda
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Persentase pemenuhan sarana
100% Kantor Arsip dan
Hal 108 dari 127
Hal 108 dari 127
RKPD 2016 | IV - 16
No
Prioritas Pembangunan
Tahun 2016
Sasaran Prioritas
Urusan dan Program Pembangunan
Kinerja
SKPD Indikator Target
1 2 3 4 5 6 7
Aparatur dan prasarana aparatur
Perpustakaan
Dinas Kependuk Capil
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Satuan Polisi Pamong Praja
Badan Kesbangpol
BKD
Bagian Umum
DPPKAD
Inspektorat Kabupaten
Kepala Daerah
Sekretariat DPRD
Wakil Kepala Daerah
Bappeda
Program peningkatan disiplin aparatur
Ketersediaan atribut disiplin aparatur
10% Satuan Polisi Pamong Praja
Kepala Daerah
Sekretariat DPRD
Wakil Kepala Daerah
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Kantor Arsip dan Perpustakaan
Dinas Kependuk Capil
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Satuan Polisi Pamong Praja
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
BKD
Bagian Umum
DPPKAD
Inspektorat Kabupaten
Kepala Daerah
Sekretariat DPRD
Wakil Kepala Daerah
BAPPEDA
Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian
Jumlah dokumen pengendalian dan evaluasi pencapaian
11
Kantor Arsip dan Perpustakaan
Hal 109 dari 127
Hal 109 dari 127
RKPD 2016 | IV - 17
No
Prioritas Pembangunan
Tahun 2016
Sasaran Prioritas
Urusan dan Program Pembangunan
Kinerja
SKPD Indikator Target
1 2 3 4 5 6 7
kinerja dan keuangan indikator kinerja SKPD
Dinas Kependuk Capil; Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
SatPOL PP
BKD
Bagian Umum
DPPKAD
Inspektorat Kabupaten
Sekretariat DPRD
Bappeda
2 Pengembangan dan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia
Meningkatnya akses pelayanan KB berkualitas yang merata
Bidang Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Program Keluarga Berencana
cakupan pus yang menjadi KB aktif
66,40% Badan KB dan Pemberdayaan Perempuan Program Kesehatan
Reproduksi Remaja Cakupan layanan kesehatan reproduksi remaja
10%
Program pelayanan kontrasepsi
Cakupan peserta KB aktif
22,25
Program penyiapan tenaga pedamping kelompok bina keluarga
Jumlah Tenaga Pendamping Kelompok Bina Keluarga
65 orang
Meningkatnya akses pelayanan kesehatan dan gizi yang berkualitas bagi ibu dan anak serta lansia
Bidang Urusan Kesehatan
Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak
Angka Kematian Ibu 102/100.000 /KH
Dinas Kesehatan
Program peningkatan pelayanan kesehatan anak balita
AKABA 1/1000 Dinas Kesehatan
Angka kematian bayi 10 /1000 KH
Dinas Kesehatan
Meningkatnya akses pelayanan kesehatan dan gizi yang berkualitas bagi Masyarakat
Bidang Urusan Kesehatan
Program kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan
Jumlah kemitraan di bidang kesehatan
11 Rumah Sakit Umum Daerah Larantuka
Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
Ketersediaan obat untuk pelayanan kesehatan
95% Dinas Kesehatan
Program pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit/ rumah sakit jiwa/ rumah sakit paru-paru/ rumah sakit mata
Persentase sarana/prasarana rumah sakit dalam kondisi baik
100% Rumah Sakit Umum Daerah Larantuka
Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/ puskemas pembantu dan jaringannya
Cakupan puskesmas 0,50% Dinas Kesehatan
Cakupan puskesmas pembantu
30% Dinas Kesehatan
Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk
100% Dinas Kesehatan
Hal 110 dari 127
Hal 110 dari 127
RKPD 2016 | IV - 18
No
Prioritas Pembangunan
Tahun 2016
Sasaran Prioritas
Urusan dan Program Pembangunan
Kinerja
SKPD Indikator Target
1 2 3 4 5 6 7
Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/ rumah sakit jiwa/ rumah sakit paru-paru/ rumah sakit mata
Ketersediaan sarana dan prasarana rumah sakit (%)
90% Rumah Sakit Umum Daerah Larantuka
Rasio rumah sakit per satuan penduduk
0,000008 Dinas Kesehatan
Program Perbaikan Gizi Masyarakat
Angka Gizi buruk 0,45 Dinas Kesehatan
Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
cakupan penerapan spm dan SOP pada semua unit pelayanan
100% Rumah Sakit Umum Daerah Larantuka
Meningkatnya akses pendidikan menengah yang berkualitas dan selaras dengan kebutuhan pembangunan
Bidang Urusan Pendidikan
Program Pendidikan Menengah
APM SMA/SMK 88.2 Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
Tingkat kelulusan SMK 99.85
Tingkat kelulusan SMU 75
meningkatnya apresiasi, kreativitas dan produktivitas, para pelaku seni
Bidang Urusan Kebudayaan
Program pengembangan kerjasama pengelolaan kekayaan budaya
indikator lainnya - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
meningkatnya kapasistas pemuda kader di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, serta iman dan taqwa
Bidang Urusan Pemuda dan Olah Raga
Program peningkatan peran serta kepemudaan
indikator lainnya - Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
meningkatnya kualitas layanan jasa perpustakaan dan informasi yang didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai
Bidang Urusan Komunikasi dan Informatika
Program kerjasama informasi dengan mas media
indikator lainnya - Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa
Jumlah kerjasama
-
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
Bidang Urusan Perpustakaan
Program Pengembangan Budaya Baca & Pembinaan Perpustakaan
cakupan layanan perpustakaan
83,43% Kantor Arsip dan Perpustakaan
Meningkatnya kualitas lingkungan hidup sehat
Bidang Urusan Kesehatan
Program Pengembangan Lingkungan Sehat
Jumlah rumah sehat 75% Dinas Kesehatan
Bidang Urusan Pemuda dan Olah Raga
Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olah Raga
Jumlah kegiatan olah raga
- Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
meningkatnya Bidang Urusan Kebudayaan
Hal 111 dari 127
Hal 111 dari 127
RKPD 2016 | IV - 19
No
Prioritas Pembangunan
Tahun 2016
Sasaran Prioritas
Urusan dan Program Pembangunan
Kinerja
SKPD Indikator Target
1 2 3 4 5 6 7
kualitas pelindungan, pemeliharaan, pengembangan dan pemanfaatan cagar budaya/situs dan kawasan kepurbakalaan secara terpadu
Program Pengelolaan Kekayaan Budaya
Jumlah benda,situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan
32 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Meningkatnya pemenuhan layanan pendidikan dasar dan yang berkualitas
Bidang Urusan Pendidikan
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Rasio Murid SD/MI /Kelas
40 Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
Rasio Murid SD/MI/Kelas
40
Rasio Murid SMA/SMK/MA/Kelas
40
Rasio Murid SMP/MTs/Kelas
40
Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
Angka partisipasi kasar SMP/MTs/Paket B
100 Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Angka buta huruf 63
Tingkat kelulusan SD/MI
99
Tingkat kelulusan SLTP 70
Meningkatnya pemenuhan layanan Pendidikan Non Formal
Bidang Urusan Pendidikan
Program Pendidikan Anak Usia Dini
APK PAUD 80% Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
Program Pendidikan Non Formal
Jumlah lembaga pendidikan non formal yang menerima bantuan
- Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
Meningkatnya pengendalian penyakit menular dan tidak menular serta penyehatan lingkungan
Bidang Urusan Kesehatan
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit
3 Dinas Kesehatan
Rumah Sakit Umum Daerah Larantuka
Jumlah penderita penyakit menular
130.000 org
Dinas Kesehatan
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Cakupan PHBS 75% Dinas Kesehatan
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin
100% Dinas Kesehatan
Meningkatnya peran perempuan dalam berbagai aspek kehidupan
Bidang Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Program peningkatan peran serta dan kesetaraan jender dalam pembangunan
Partisipasi angkatan kerja perempuan
98% Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan
Hal 112 dari 127
Hal 112 dari 127
RKPD 2016 | IV - 20
No
Prioritas Pembangunan
Tahun 2016
Sasaran Prioritas
Urusan dan Program Pembangunan
Kinerja
SKPD Indikator Target
1 2 3 4 5 6 7
Meningkatnya perlindungan sosial bagi penyandang masalah sosial
Bidang Urusan Sosial
Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
cakupan layanan KIE Konseling
90% Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya
Jumlah fakir miskin yang tertangani dibandingkan dengan jumlah fakir miskin yang ada
90% Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Persentase peningkatan jumlahPMKS yang tertangani dibandingkan dengan PMKS yang ada
90% Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial
Persentase kelembagaan kesejahteraan sosial yang terbina
85% Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Program pembinaan para penyandang cacat dan trauma
Jumlah penyandang cacat dan trauma yang terbina dibandingkan dengan jumlah penyandang cacat yang ada
70% Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Meningkatnya profesionalisme dan pemerataan distribusi pendidik dan tenaga kependidikan
Bidang Urusan Pendidikan
Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
indikator lainnya - Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Jumlah guru yang berkualifikasi S1/D4
100 Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
Meningkatnya profesionalisme dan pendayagunaan tenaga kesehatan yang merata
Bidang Urusan Kesehatan
Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
cakupan penerapan spm dan SOP pada semua unit pelayanan
100% Dinas Kesehatan
penelitian dan pengembangan bidang kebudayaan dan bidang arkeologi dalam mendukung kebijakan pembangunan kebudayaan
Bidang Urusan Kebudayaan
Program Pengelolaan Keragaman Budaya
Cakupan pembina terhadap ragam budaya
2 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Penyelenggaraan festival seni dan budaya
- Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Terlaksananya fasilitasi kebijakan pelaksanaan PUG dan perlindungan bagi perempuan terhadap berbagai
Bidang Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Program keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan
Jumlah kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan
1 Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan
Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan
Rasio Kekerasan terhadap perempuan
0.00010 Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan
Hal 113 dari 127
Hal 113 dari 127
RKPD 2016 | IV - 21
No
Prioritas Pembangunan
Tahun 2016
Sasaran Prioritas
Urusan dan Program Pembangunan
Kinerja
SKPD Indikator Target
1 2 3 4 5 6 7
tindak kekerasan
Terlaksananya fasilitasi kebijakan penghapusan kekerasan pada anak
Bidang Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak
Jumlah lembaga pemberdayaan perempuan dan anak yang aktif
6 Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan
Pendukung sasaran lainnya
Program SKPD
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Pelaksanaan pelayanan
adminstrasi perkantoran
12 bulan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
Dinas Kesehatan
Rumah Sakit Umum Daerah Larantuka
Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Persentase pemenuhan sarana dan prasarana aparatur
100% Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan
Dinas Kesehatan
Rumah Sakit Umum Daerah Larantuka
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Hal 114 dari 127
Hal 114 dari 127
RKPD 2016 | IV - 22
No
Prioritas Pembangunan
Tahun 2016
Sasaran Prioritas
Urusan dan Program Pembangunan
Kinerja
SKPD Indikator Target
1 2 3 4 5 6 7
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
PNS yang mengikuti bimtek/sosialisasi peningkatan kapasitas aparatur
Baik Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan
Dinas Kesehatan
Rumah Sakit Umum Daerah Larantuka
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Jumlah dokumen pengendalian dan evaluasi pencapaian indikator kinerja SKPD
6 Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
Dinas Kesehatan
Rumah Sakit Umum Daerah Larantuka
Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
3 Percepatan pembangunan sarana dan prasarana serta tata ruang dan lingkungan hidup
meningkatnya ketaatan pemanfaatan ruang sesuai dengan peruntukannya
Bidang Urusan Penataan Ruang
Program Perencanaan Tata Ruang
Jumlah dokumen RTRW, RDTR dan RTRK
RTRK Kecamatan : 2
BAPPEDA
Meningkatnya pengelolaan pertambangnan dan energi untuk peningkatan kesejahteraan
Bidang Urusan Energi dan Sumberdaya Mineral
Program pembinaan dan pengembangan bidang ketenagalistrikan
Cakupan pengguna tenaga listrik
- Dinas Pekerjaan Umum, Pertambangan dan Energi
meningkatnya pengendalian pencemaran
Bidang Urusan Lingkungan Hidup
Hal 115 dari 127
Hal 115 dari 127
RKPD 2016 | IV - 23
No
Prioritas Pembangunan
Tahun 2016
Sasaran Prioritas
Urusan dan Program Pembangunan
Kinerja
SKPD Indikator Target
1 2 3 4 5 6 7
dan kerusakan lingkungan
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Cakupan Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
100% Badan Lingkungan Hidup Daerah
Program pengelolaan dan rehabilitasi ekosistem pesisir dan laut
indikator lainnya - Badan Lingkungan Hidup Daerah
Program pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH)
Luas RTH Luas RTH : 334.3 km²
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
Persentase penanganan sampah
85% Badan Lingkungan Hidup Daerah
Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
Cakupan Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
100% Badan Lingkungan Hidup Daerah
Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam
Luas kawasan lindung mata air
200 KM2 Badan Lingkungan Hidup Daerah
Terbangunannya infrastruktur dalam rangka pengurangan resiko bencana
Bidang Urusan Pekerjaan Umum
Program pembangunan saluran drainase/gorong-gorong
Tersedinya sistem jaringan drainase/gorong-gorong skala kawasan dan skala kota sehingga tidak terjadi genangan (lebih dari 30 cm selama 2 jam) dan tidak lebih dari 2 kali setahun
1,6 Km Dinas Pekerjaan Umum, Pertambangan dan Energi
Program Pengendalian Banjir
panjang infrastruktur pengendalian banjir dan pengamanan pantai
125.000 m Dinas PU, Pertambangan dan Energi
Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan
Panjang jaringan jalan dalam kondisi baik
24 Km Dinas PU, Pertambangan dan Energi
Terbangunnya aksesibilitas dan konektivitas daerah dengan menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan dan menghubungkan daerah tertinggal/terpencil dengan pusat pertumbuhan
Bidang Urusan Pekerjaan Umum
Program pembangunan infrastruktur perdesaan
Jumlah desa sasaran 12 desa Dinas PU, Pertambangan dan Energi
Program pembangunan jalan dan jembatan
Panjang jaringan jalan kabupaten dalam kondisi baik
45 Dinas PU, Pertambangan dan Energi
Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan
Jumlah sarana dan prasarana kebinamargaan
2 buah Dinas PU, Pertambangan dan Energi
Bidang Urusan Perhubungan
Pogram peningkatan pelayanan angkutan
Jumlah pelayanan angkutan
Mobil : 5 dan Kapal Laut : 1
Dinas Perhubungan, KomInfo
Persentase pemenuhan sarana dan prasarana aparatur
100% Dinas Perhubungan, KomInfo
Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan
indikator lainnya - Dinas Perhubungan, KomInfo
Hal 116 dari 127
Hal 116 dari 127
RKPD 2016 | IV - 24
No
Prioritas Pembangunan
Tahun 2016
Sasaran Prioritas
Urusan dan Program Pembangunan
Kinerja
SKPD Indikator Target
1 2 3 4 5 6 7
Program pembangunan sarana dan prasarana perhubungan
Jumlah prasarana dan fasilitas perhubungan
JTP:2, Jumlah fasilitas bandara:1 dan jumlah terminal 1
Dinas Perhubungan, KomInfo
Program pengendalian dan pengamanan lalu lintas
Meningkatnya ketaatan berlalulintas (kasus)
Rambu Jalan: 30 Buah, Marka jalan 2 Km, Pagar Pengaman:10 mtr
Dinas Perhubungan, KomInfo
Program peningkatan kelaikan pengoperasian kendaraan bermotor
indikator lainnya - Dinas Perhubungan, KomInfo
Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ
Jumlah prasarana dan fasilitas perhubungan
JTP:2, Jumlah fasilitas bandara:1 dan jumlah terminal 1
Dinas Perhubungan, KomInfo
Proporsi Pelabuhan Laut dalam keadaan baik
96.29% Dinas Perhubungan, KomInfo
Proporsi Terminal dalam keadaan baik
1 Dinas Perhubungan, KomInfo
Terbangunnya infrastruktur pendukung ketahanan pangan dan ketersediaan air besih
Bidang Urusan Pekerjaan Umum
Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan lainnya
Jumlah masyarakat yang dapat akses air minum
(blank) Dinas PU, Pertambangan dan Energi
Luas daerah irigasi teknis Kabupaten dalam kondisi baik
DI 160Ha dan Pengaman Sungai 300 M
Dinas PU, Pertambangan dan Energi
Teredianya infrastruktur dasar (perumahan, permukiman, air minum dan sanitasi) untuk menunjang peningkatan kesejahteraan
Bidang Urusan Pekerjaan Umum
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah
Jumlah rumah tangga/desa yang menggunakan air bersih
900 Rumah Tangga 6 Desa
Dinas PU, Pertambangan dan Energi
Pendukung sasaran lainnya
Program SKPD
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Pelaksanaan pelayanan adminstrasi perkantoran
12 bulan Badan Lingkungan Hidup Daerah
Dinas PU, Pertambangan dan Energi
Dinas Perhubungan, KomInfo
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Persentase pemenuhan sarana dan prasarana aparatur
100% Badan Lingkungan Hidup Daerah
Hal 117 dari 127
Hal 117 dari 127
RKPD 2016 | IV - 25
No
Prioritas Pembangunan
Tahun 2016
Sasaran Prioritas
Urusan dan Program Pembangunan
Kinerja
SKPD Indikator Target
1 2 3 4 5 6 7
Dinas Pekerjaan Umum, Pertambangan dan Energi
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
PNS yang mengikuti bimtek/sosialisasi peningkatan kapasitas aparatur
Baik Badan Lingkungan Hidup Daerah
Dinas PU, Pertambangan dan Energi
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Jumlah dokumen pengendalian dan evaluasi pencapaian indikator kinerja SKPD
3 Badan Lingkungan Hidup Daerah
Dinas Pekerjaan Umum, Pertambangan dan Energi
Dinas Perhubungan, KomInfo
4 Pemberdayaan ekonomi masyarakat
Meningkatnya keberdayaan ekonomi masyarakat
Bidang Urusan Kebudayaan
Program Pengelolaan Keragaman Budaya
Jumlah Kunjungan Wisata
67.563 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Bidang Urusan Kehutanan
Program pemanfaatan potensi sumber daya hutan
Persentase Pengembangan Usaha Non Kayu sekitar Hutan
5.03% Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Bidang Urusan Kelautan dan Perikanan
Program Optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan
Jumlah Produksi Perikanan yang dipasarkan
- Dinas Kelautan dan Perikanan
Program pemberdayaan ekonomi masyarakat dalam pengawasan dan pengendalian sumberdaya kelautan
Jumlah Produksi Perikanan tangkap dan Perikanan Budidaya
570 ton Dinas Kelautan dan Perikanan
Program pengembangan budidaya perikanan
Produksi Perikanan Budi Daya
40 ton Dinas Kelautan dan Perikanan
Program pengembangan perikanan tangkap
Produksi Perikanan tangkap
570 ton
Dinas Kelautan dan Perikanan
Bidang Urusan Ketahanan Pangan
Program pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan lapangan
Jumlah Tenaga Penyuluh organik dan Non organik
172 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
Hal 118 dari 127
Hal 118 dari 127
RKPD 2016 | IV - 26
No
Prioritas Pembangunan
Tahun 2016
Sasaran Prioritas
Urusan dan Program Pembangunan
Kinerja
SKPD Indikator Target
1 2 3 4 5 6 7
Bidang Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Program penciptaan iklim usaha Usaha Kecil Menengah yang konduksif
Jumlah UKM non BPR/LKM UKM
25 Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah
Jumlah Dana yang diserap UMKM melalui Koperasi
4,5 M Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah
Rata-rata Jumlah Dana yang diserap per UMKM
30 JT Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi
Jumlah Koperasi Aktif 50 Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Bidang Urusan Pariwisata
Program pengembangan destinasi pariwisata
Jumlah Obyek Pariwisata
50 Obyek Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Program pengembangan Kemitraan
jumlah mitra pariwisata yang terbentuk
99 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Program pengembangan pemasaran pariwisata
Jumlah Kunjungan Wisata
67.563 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Bidang Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Program pengembangan lembaga ekonomi pedesaan
Jumlah desa/kelurahan dampingan
145 BPM dan Pemerintahan Desa
68
Program peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa
Juamlah Aparatur Pemerintah Desa yang megikuti bimtek
100% BPM dan Pemerintahan Desa
Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan
Jumlah kelompok masyarakat yang diberdayakan
80% BPM dan Pemerintahan Desa
Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa
Partisipasi masyarakat dalam membangun desa
85% BPM dan Pemerintahan Desa
Program Penyusunan Peraturan Perundang-undangan
indikator lainnya - BPM dan Pemerintahan Desa
Bidang Urusan Penanaman Modal
Program Pelayanan Perijinan Terpadu
Persentase layanan perijinan sesuai SOP
100% Kantor PM dan Pelayanan Perijinan Terpadu
Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi
Jumlah Investor berskala Nasional (PMDN/PMA)
23 Kantor PM dan Pelayanan Perijinan Terpadu
Jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA)
##########
Kantor PM dan Pelayanan Perijinan Terpadu
Hal 119 dari 127
Hal 119 dari 127
RKPD 2016 | IV - 27
No
Prioritas Pembangunan
Tahun 2016
Sasaran Prioritas
Urusan dan Program Pembangunan
Kinerja
SKPD Indikator Target
1 2 3 4 5 6 7
Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi
Jumlah Investor berskala Nasional (PMDN/PMA)
23 Kantor PM dan Pelayanan Perijinan Terpadu
Jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA)
##########
Kantor PM dan Pelayanan Perijinan Terpadu
Bidang Urusan Perdagangan
Program peningkatan dan pengembangan ekspor
Jumlah produk yang diekspor
43.520.64 Ton
Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri
Jumlah Pasar Daerah/Desa
190 Unit Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Program perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan
Cakupan pengawasan Perdagangan
100% Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Bidang Urusan Perindustrian
Program penataan struktur industri
Prosentase Pertumbuhan Industri Rumah Tangga (Home Industri)
2,05 Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Program pengembangan industri kecil dan menengah
Jumlah UMKM yang aktif
454 Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Program peningkatan kemampuan teknologi industri
Cakupan Bina kelompok pengrajin
37 Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Program Peningkatan Promosi dan Pemasaran Hasil Kerajinan Daerah
Persentase hasil kerajinan daerah yang terjual
55.00% Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Bidang Urusan Pertanian
Peningkatan kesejahteraan petani
cakupan petani yang mendapat layanan
90% Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Peningkatan produksi pertanian perkebunan
Produktivitas pertanian
3,17 Ton/Hekta
r
Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak
cakupan Kasus Penyakit Ternak Menular yang mendapat pelayanan
95% Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan
Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
cakupan petani yang mendapat layanan
90% Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan
Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan
cakupan petani yang mendapat layanan
90% Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Hal 120 dari 127
Hal 120 dari 127
RKPD 2016 | IV - 28
No
Prioritas Pembangunan
Tahun 2016
Sasaran Prioritas
Urusan dan Program Pembangunan
Kinerja
SKPD Indikator Target
1 2 3 4 5 6 7
Prosentase Pemasaran Hasil Pertanian
72.70% Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan
Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan
Jumlah Alsintan (unit)
18 Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan
Jumlah produksi hasil ternak kecil dan Unggas
3.973.121 Kg
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan
Program peningkatan produksi hasil peternakan
Jumlah produksi hasil ternak kecil dan Unggas
3.973.121 Kg
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan
Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan
Produktivitas pertanian
3,17 Ton/Hektar
Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Bidang Urusan Tenaga Kerja
Program Peningkatan Kesempatan Kerja
Menurunnya angka pengangguran
- Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja yang mendapat pelatihan berbasis kompetensi
- Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan
Cakupan pendampingan bagi lembaga ketenagakerjaan
- Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Bidang Urusan Transmigrasi
Program pengembangan wilayah transmigrasi
Fasilitas wilayah transmigrasi
35% Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Program Transmigrasi lokal
Keberdayaan para transmigran
40% Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Meningkatnya Ketahanan ekonomi masyarakat
Bidang Urusan Kehutanan
Program Pembangunan dan pembinaan kehutanan
jumlah kawasan hutan rakyat
5 kawasan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Program Perlindungan dan konservasi sumber daya hutan
Luas areal hutan yang dikonservasi
3000 ha Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Luas lahan rehabilitasi hutan dan lahan kritis
7.583 Ha Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Program perencanaan dan pengembangan hutan
luas areal hutan yang dikembangkan
- Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Program rehabilitasi hutan dan lahan
Luas lahan rehabilitasi hutan dan lahan kritis
7.583 Ha Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Bidang Urusan Kelautan dan Perikanan
Hal 121 dari 127
Hal 121 dari 127
RKPD 2016 | IV - 29
No
Prioritas Pembangunan
Tahun 2016
Sasaran Prioritas
Urusan dan Program Pembangunan
Kinerja
SKPD Indikator Target
1 2 3 4 5 6 7
Program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir
Jumlah Produksi Perikanan tangkap dan Perikanan Budidaya
570 ton Dinas Kelautan dan Perikanan
Program Pengelolaan Sumber Daya Laut, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
luas kawasan pesisir dan pulau2 kecil yang dikeloka
150.000 Ha
Dinas Kelautan dan Perikanan
Program peningkatan kesadaran dan penegakan hukum dalam pendayagunaan sumberdaya laut
Persentase pengrusakan sumber daya laut
25% Dinas Kelautan dan Perikanan
Bidang Urusan Ketahanan Pangan
Program Peningkatan Ketahanan Pangan
Cakupan daerah rawan pangan
100% Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
Cakupan Dearah rawan pangan
100% Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
Cakupan Ketersediaan Bahan Pangan
10 Ton Beras
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
100% Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
Program Peningkatan Ketahanan Pangan (pertanian/perkebunan)
Cakupan Ketersediaan Bahan Pangan
100% Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan
Produksi pertanian/perkebunan
- Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan
Bidang Urusan Pertanian
Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan
Prosentase Pemasaran Hasil Pertanian
72.70% Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan
Hal 122 dari 127
Hal 122 dari 127
RKPD 2016 | V-1
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH
KABUPATEN FLORES TIMUR TAHUN 2016
Upaya percepatan pembangunan daerah pada akhir periode RPJMD Tahun
2012-2016, didukung dengan sejumlah program kegiatan prioritas daerah pada
masing-masing urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah. Jumlah
program dan kegiatan prioritas yang direncanakan pada tahun 2016 sebanyak 141
program dan 583 kegiatan. Jumlah program dan kegiatan tersebut terdiri dari urusan
wajib sebanyak 110 program yang dijabarkan ke dalam 483 kegiatan dan urusan
pilihan sebanyak 31 program yang dijabarkan kedalam 100 kegiatan. Total dana yang
dibutuhkan untuk membiayai program dan kegiatan tersebut sebanyak Rp.
619.280.226.160,- dari total belanja langsung sebesar Rp. 772.120.151.934,-. Rincian
jumlah program dan kegiatan pada masing-masing urusan seperti pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1 Jumlah Program dan Kegiatan Per Urusan
No
Urut
Kode
Urusan Nama Urusan
Jumlah
Program
Jumlah
Kegiatan
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Urusan Wajib 110 482
1 1.01 Urusan Pendidikan 7 40
2 1.02 Urusan Kesehatan 12 57
3 1.03 Urusan Pekerjaan Umum 8 16
4 1.04 Urusan Perumahan 1 1
5 1.05 Urusan Penataan Ruang 1 3
6 1.06 Urusan Perencananaan Pembangunan 8 22
7 1.07 Urusan Perhubungan 5 14
8 1.08 Urusan Lingkungan Hidup 5 20
9 1.10 Urusan Kependuduan dan Catatan Sipil 1 4
10 1.11 Urusan Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak 4 6
11 1.12 Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga
Sejahtera 4 16
12 1.13 Urusan Sosial 4 14
13 1.14 Urusan Ketenagakerjaan 3 10
14 1.15 Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah 4 26
15 1.16 Urusan Penanaman Modal 3 10
16 1.17 Urusan Kebudayaan 3 12
17 1.18 Urusan Kepemudaan dan Olah Raga 2 5
18 1.19 Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam
Negeri 7 24
19 1.20 Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan
Umum, Administrasi Keuangan Daerah,
Perangkat Daerah, Kepegawaian dan
Persandian
15 122
20 1.21 Urusan Ketahanan Pangan 3 28
21 1.22 Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa 4 24
22 1.23 Urusan Statistik 1 1
23 1.24 Urusan Kearsipan 2 2
24 1.25 Urusan Komunikasi dan Informatika 2 4
Hal 123 dari 127
Hal 123 dari 127
RKPD 2016 | V-2
No
Urut
Kode
Urusan Nama Urusan
Jumlah
Program
Jumlah
Kegiatan
25 2.26 Urusan Perpustakaan 1 2
2 Urusan Pilihan 31 100
26 2.01 Urusan Pertanian 8 27
27 2.02 Urusan Kehutanan 5 22
28 2.03 Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral 1 2
29 2.04 Urusan Pariwisata 3 13
30 2.05 Urusan Kelautan dan Perikanan 7 17
31 2.06 Urusan Perdagangan 2 8
32 2.07 Urusan Perindustrian 4 8
33 2.08 Urusan Ketransmigrasian 1 3
Total 141 583
Rencana program dan kegiatan prioritas daerah tahun 2016 merupakan uraian
rencana kerja pembangunan tahun 2016 yang memuat urusan pemerintah daerah,
rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, lokasi kegiatan, pagu indikatif, dan
SKPD penanggung jawab yang disusun berdasarkan SKPD sebagaimana matriks
pada Lampiran RKPD ini.
Matriks Lampiran tersebut terdiri dari :
a. LAMPIRAN I : memuat rencana program kegiatan yang dibiayai APBD II
secara umum;
b. LAMPIRAN IA : memuat rencana program kegiatan yang dibiayai APBD II
yang bersumber dari Pagu Wilayah Kecamatan (PWK);
c.
LAMPIRAN IB : memuat rencana program kegiatan prioritas yang dibiayai
APBD II pendukung utama Program GERBANG EMAS;
d. LAMPIRAN II : memuat rencana program kegiatan yang dibiayai APBD I;
dan
e. LAMPIRAN III : memuat rencana program kegiatan yang dibiayai APBN.
Hal 124 dari 127
Hal 124 dari 127
RKPD 2016 | VI-1
BAB VI
PENUTUP
KAIDAH PELAKSANAAN
RKPD Tahun 2016 merupakan acuan bagi Pemerintah Daerah maupun
masyarakat termasuk dunia usaha dalam pelaksanaan program pembangunan
untuk menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antardaerah,
antarruang, antarwaktu, antarfungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah
Pelaksanaan program kegiatan, baik dalam kerangka regulasi maupun dalam
kerangka investasi pemerintah dan pelayanan umum, mensyaratkan keterpaduan
dan sinkronisasi antar kegiatan, baik di antara kegiatan dalam satu program
maupun kegiatan antar program, dalam satu instansi dan antar instansi, dengan
tetap memperhatikan tugas pokok dan fungsi yang melekat pada masing-masing
SKPD sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam melaksanakan program dan kegiatan untuk mencapai sasaran-sasaran
pembangunan yang tertuang dalam RKPD Tahun 2016, setiap Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Flores Timur, wajib menerapkan prinsip-
prinsip efisiensi, efektivitas, transparansi, akuntabilitas dan partisipasi.
Sehubungan dengan itu, ditetapkan kaidah-kaidah pelaksanaan RKPD
Tahun 2016 sebagai berikut:
a) Semua stakeholders yang berkepentingan dalam pembangunan Flores Timur
berkewajiban untuk menjadikan RKPD Tahun 2016 sebagai acuan dalam
pelaksanaan program pembangunanya, terutama yang berkaitan prioritas
pembangunan dan target pencapaian yang sudah termuat dalam RKPD;
b) RKPD Tahun 2016 menjadi acuan SKPD lingkup Pemerintah Kabupaten
Flores Timur untuk menyusun dan menyempurnakan Rencana Kerja SKPD
sebagai bagian dalam proses perencanaan dan penganggaran pembangunan;
c) Setiap SKPD Lingkup Pemerintah Daerah Kabupaten Flores Timur wajib
melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan secara periodik baik triwulan,
semesteran maupun akhir tahun yang meliputi evaluasi terhadap pencapaian
sasaran, kegiatan yang ditetapkan, kesuaiannya dengan rencana alokasi
anggaran yang ditetapkan dalam APBD, serta kesesuaiannya dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur pelaksanaan APBD
dan peraturan lainnya;
d) Untuk menjaga efektifitas pelaksanaan program, setiap SKPD Lingkup
Pemerintah Kabupaten Flores Timur wajib melakukan pemantauan
pelaksanaan kegiatan, melakukan tindakan koreksi yang diperlukan dan
melaporkan hasil-hasil pemantauan secara berkala kepada Bupati sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Hal 125 dari 127
Hal 125 dari 127
RKPD 2016 | VI-2
Semua perencanaan program dan kegiatan selanjutnya, tidak dapat keluar
dari kerangka acuan yang telah ditetapkan di dalam RKPD ini, kecuali timbul
hal-hal yang mendesak dan prioritas yang tidak sempat termuat dalam RKPD
Tahun 2016 ini.
Demikian RKPD Kabupaten Flores Timur Tahun 2016 ini disusun sebagai
dokumen perencanaan pembangunan tahunan dalam rangka mewujudkan visi dan
misi pembangunan Daerah.
BUPATI FLORES TIMUR,
ttd
YOSEPH LAGADONI HERIN
Salinan sesuai dengan aslinya
KEPALA BAGIAN HUKUM
ADRIANUS BENGA AMA LAMABELAWA
PEMBINA TK. I
NIP. 19700525 199703 1 007
Hal 126 dari 127
Hal 126 dari 127
RKPD 2016 | VI-1
LAMPIRAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016
PEMERINTAH KABUPATEN FLORES TIMUR
Hal 127 dari 127
Hal 127 dari 127