RKPA_2013

807
 Menimbang Mengingat b. : 1. 5. 6. GT]BERNTIR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 94 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA KERIA PEMERINTAH ACEH TAHUN 2013 DENGAN RAHMATALI-A.H YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH, bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 33 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Pasal4 Q,anun Aceh Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Keuangan Aceh, setiap tahun anggaran Pemerintah Aceh menetapkan Rencana Kerja Pemerintah Aceh (RKPA); bahwa dalam Peraturan Gubernur Aceh Nomor 34 Tahun 2012 tentang Rencana Kerja Pemerintah Aceh, belum menjabarkan semua visi dan misi serta program prioritas Gubernur dan Wakil Gubernur, sehingga perlu diganti; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Rencana Kerja Pemerintah Aceh Tahun 2013; Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Propinsi Atjeh dan Perubahan Peraturan Pembentukan Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1103); Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasi-onal.(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tanib-ahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); Undang-Undang Nomor. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 726, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4633); 2. 3. 4. # -uw\oarawlHED\2 013\ ER.cuB \JANuARI 7. Undang-....../2

description

Matriks Rencana Kerja Pemerintah Provinsi Aceh Tahun 2013

Transcript of RKPA_2013

  • Menimbang

    Mengingat

    b.

    : 1.

    5.

    6.

    GT]BERNTIR ACEH

    PERATURAN GUBERNUR ACEHNOMOR 94 TAHUN 2012

    TENTANG

    RENCANA KERIA PEMERINTAH ACEHTAHUN 2013

    DENGAN RAHMATALI-A.H YANG MAHA KUASA

    GUBERNUR ACEH,

    bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 33 Peraturan Pemerintah Nomor58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Pasal4 Q,anun AcehNomor 1 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Keuangan Aceh, setiap tahunanggaran Pemerintah Aceh menetapkan Rencana Kerja Pemerintah Aceh(RKPA);bahwa dalam Peraturan Gubernur Aceh Nomor 34 Tahun 2012 tentangRencana Kerja Pemerintah Aceh, belum menjabarkan semua visi dan misi sertaprogram prioritas Gubernur dan Wakil Gubernur, sehingga perlu diganti;bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a danhuruf b, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Rencana KerjaPemerintah Aceh Tahun 2013;Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1956 tentang Pembentukan DaerahOtonom Propinsi Atjeh dan Perubahan Peraturan Pembentukan PropinsiSumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 64,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1103);Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4286);Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem PerencanaanPembangunan Nasi-onal.(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004Nomor 104, Tanib-ahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);Undang-Undang Nomor. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telahbeberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4844);Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan KeuanganAntara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2004 Nomor 726, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4438);Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 62, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4633);

    2.

    3.

    4.

    #{-uw\oarawlHED\2013\pER.cuB \JANuARI

    7. Undang-....../2

  • ftliiii;lf.il

    Menetapkan :

    7. Undang-Undang Nomor 77 Tahun 2007 tentang _Rencana Pembangunan

    ]angka" panjanf Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran \_egara I"p"P]iFindinesia Tahrln 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4700);

    8. peracuran Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan KeuanganDaerah (Lembaran Negara Repubtik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578);

    9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata CaraPenyrsunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana PembangunanDaeiah (Lembara--n Negara Repubtik Indonesia Tahun 2008 Nomor 2I,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 48L7);

    10. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana PembangunanJangka Menengah Nasional Tahun 20L0-2014;

    11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang PedomanPengelolaan Keuangan Daerih sebagaimana_ telah beberapa kali diubaht"rufhi, dengan Peiaturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011tentang PeruIahan Kedua Atas Peracuran Menteri Dalam_ Negeri Nomor 13Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

    12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang PelaksanaanPeraturan Pemerintah Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyrsunan,Pengendalian dan Evaluasi Pelalcsanaan Rencana Pembangunan Daerah;

    1.3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2012 tentang PedomanPenyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan DaerahTahun 2013;

    14. Qanun Aceh Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pengelolaan_ ]{elaggan Aceh(iembaran Daerah Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008 Nomor 10,"iambahan Lembaran Daerah Nanggroe Aceh l)arussalam Nomor 11);

    15. Qanun Aceh Nomor 2 Tahun 2008 tentang Tata,Cara Pen-galokasian DanaO-tonomi Khusus (Lembaran Daerah Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008Nomor 12, Tambahan Lembaran Daerah Nanggroe Aceh DarussalamNomor L2);

    MEMUTUSKAN:

    PERATUMN GUBERNUR TENTANG RENCANA KERIA PEMERINTAHACEH TAHUN 2013:

    Pasal 1

    (1) Rencana Kerja Pemerintah Aceh Tahun 2013 yang selanjutnya disebut RKPATahun 2013 adalah Dokumen Perencanaan Pembangunan Aceh untukperiode 1 (saru) tahun dan akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2013sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidakterpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.

    Pasal2

    (1) RKPA Tahun 2013 merupakan penjabaran dari Rancangan Akhir RencanaPembangunan ]angka Menengah Aceh Tahun 2012-20t7, yalg memuatr"r1""ttgan keranglia ekonomi daerah, prioritas Program daerah, rencanakerja, fengadaan dan prakiraan maju termasuk di dalamnya Arah KebijakanUmum dan Program Pembangunan Aceh Tahun 2013.

    # tL mw\OluwlHED \z0t 3\pER.cUB\ JANUARI(2) RKPA .../3

  • ," -3-

    (2) RKPA Tahun 2013 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan :a. pedoman bag Satuan Kerja Perangklt^Aceh (SKPA) dalam menyempurnakan

    -R"ttc"tt" Kerja (Renja SKPA) Tahun 2013;b. acuan bagi Pemerintah Kabupaten/Kota se-Aceh dalam menyemPurnakan

    Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten/Kota Tahun 2013;c. pedoman bagi Pemerintah Aceh dalam pgnyu:ulan dan evaluasi rancanan

    ^q"rrnn tenting Anggaran Pendapatan-d1n Belanja-.A:{ (AIBA} Tahun2013 term"rnli di dl-lu-try" Kebijakan Umum (KU) APBA dan PrioritasPlafon Anggaran Sementara (PPAS) APBA Tahun 2013'

    Pasal3

    Dalam rangka menyusun RAPBA Tahun 2013 :

    a. Pemerintah Aceh menggunakan RKPA Tahun 2013 sebagai bahan pembahasanKU-ApBA dan ppAS-,{Fna pada saat pembahasan dengan Dewan PerwakilanRakyat Aceh (DPRA);

    b. SKPA menggunakan RKPA Tahun 2013 dalam melakukan PembahasanRencana Kerji dan Anggaran (RKA) SKPA dengan DPRA'

    Pasal4

    Pada saat Peraturan Gubernur ini mulai berlaku, maka Peraturan Gubernur AcehNomor 34 Tahun 2012 tentang Rencana Kerja Pemerintah Aceh Tahun 2013(Berita Daerah Aceh Tahun iOtZ No-or 92) dicabut dan dinyatakan tidakberlaku.

    Pasal5

    Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

    Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan inidJngan pette-p"i"nnya dalam Berita Daerah Aceh'

    Ditetapkan di Banda Acehpada tanggal, 3 Desember 2012

    1! lviuharram 1434

    M GUBERNTIR ACEH, Y&;"@ZAIM ABDULI-AH L

    Diundangkan di Banda Acehpada tanggal, 3 Desernber 2Q12

    1! Muharram 7434

    RAH ACEH, T'Q/

    BERITA DAERAH ACEH TAHI.IN 2012 NOMOR 135A

    7st I .ri)iV---, t'

    l& r,rwtolrlwlHED\2013\pER.GuB\JANUARI

  • RINGKASANPERUBAHAN RENCANA KERJA PEMERINTAH ACEH

    TAHUN 2013

    Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan PembangunanNasional dan Undang-undang 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah menyatakanbahwa Pemerintah Daerah wajib menyusun RKPD yang merupakan penjabaran dariRencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), dan mengacu pada RencanaKerja Pemerintah (RKP) yang memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritaspembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsungoleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasimasyarakat.Pemerintah Aceh sesuai dengan peraturan perundang-undangan telah menyusunRKPA Tahun 2013 yang ditetapkan dengan peraturan Gubernur Aceh Nomor 34 Tahun2013 pada bulan Mei 2012, pada kondisi ini merupakan masa transisi kepemimpinan diAceh karena sudah berakhirnya masa jabatan Gubernur defenitif dan pelaksanaanpersiapan Pemilukada Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. RKPA yang telahditetapkan dengan Pergub tersebut belum menjabarkan Visi dan Misi serta Programprioritas Gubernur dan wakil Gubernur terpilih sebagaimana yang telah ditetapkan denganPeraturan Gubernur Aceh Nomor 70 Tahun 2012. Tentang Rencana Pembanguan JangkaMenengah Aceh 2012-2017.Prioritas Pembangunan Aceh sebelum perubahan RKPA sebayak 7 prioritas yaitu :(1) Pemberdayaan ekonomi masyarakat, perluasan kesempatan kerja dan penanggulangankemiskinan; (2) Pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur pendukung investasi;(3)Pembangunan pendidikan yang bermutu dan merata; (4) Peningkatan pelayanankesehatan berkualitas (5) Pembangunan agama, sosial dan budaya; (6) Penguatanpemerintahan, politik dan hukum; (7) Penanganan dan pengurangan resiko bencana.Perubahan penyesuaian prioritas pembanguan Aceh sesuai dengan RPJMA 2012-2017 adalah sebagai berikut :1. Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan;2. Keberlanjutan Perdamaian;

  • 3. Dinul Islam, Adat dan Budaya;4. Ketahanan Pangan dan Nilai Tambah Produk;5. Penanggulangan Kemiskinan;6. Pendidikan;7. Kesehatan;8. Infrastruktur yang Terintegrasi;9. Sumber Daya Alam Berkelanjutan; dan10. Kualitas Lingkungan dan Kebencanaan.Berdasarkan sepuluh prioritas tersebut, maka program dan kegiatan untuk mencapaitujuan pembangunan Aceh terjadi penyesuain kembali, sebagaimana diuraikan secara rincidalam lampiran peraturan gubernur ini yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan.Perubahan RKPA 2013 ini menjadi pedoman bagi seluruh pemangku kepentingandalam rangka menyusun dokumen Kebijakan Umum Anggaran, Prioritas Plaforn AnggaranSementara yang akan dijabarkan dalan Rencana Kerja Anggaran dan DPA Satuan KerjaPerangkat Aceh Tahun 2013. Kepada semua Satuan Kerja Pemerintah Aceh untuk dapatmenyesuaikan kembali Rencana Kerja (Renja) SKPA berdasarkan RKPA 2013.

  • RENCANA KERJA PEMERINTAH ACEH (RKPA) TAHUN 2013 i

    DAFTAR ISI

    DAFTAR ISI ............................................................................................ iDAFTAR TABEL ....................................................................................... iiiDAFTAR GAMBAR ................................................................................... v

    BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... I - 11.1 Latar Belakang..................................................................... I - 11.2 Dasar Hukum Penyusunan.................................................... I - 21.3 Hubungan Antar Dokumen ................................................... I - 41.4 Sistematika Dokumentasi RKPA............................................. I - 51.5 Maksud dan Tujuan.............................................................. I - 8

    BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2011DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAANPEMERINTAH ........................................................................... II - 12.1 Gambaran Umum Kondisi Aceh ............................................. II - 1

    2.1.1 Aspek Geografi dan Demografi ................................... II - 12.1.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat ............................... II - 72.1.3 Aspek Pelayanan Umum ............................................ II - 192.1.4 Aspek Daya Saing Daerah .......................................... II - 27

    2.2 Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RPJM sampaidengan tahun 2010 dan RKPA 2011 ...................................... II - 362.2.1 Hasil Evaluasi Pelaksanaan RPJMA 2007-2010 ............. II - 362.2.2 Hasil Evaluasi Pelaksanaan RKPA Tahun 2011 ............. II - 412.2.3 Kesimpulan dan Rekomendasi .................................... II - 43

    2.3 Permasalahan Pembangunan Aceh........................................ II - 1192.3.1 Permasalahan Daerah yang berhubungan dengan

    Prioritas dan Sasaran Pembangunan Aceh................... II - 1192.3.2 Identifikasi Permasalahan Penyelenggaraan Urusan

    Pemerintah Aceh ....................................................... II - 129

    BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DANKEBIJAKAN KEUANGAN ACEH................................................. III- 13.1 Arah Kebijakan Ekonomi ACEH.............................................. III- 4

    3.1.1 Kondisi Ekonomi Aceh Tahun 2011 ............................. III- 43.1.2 Perkiraan Tahun 2012................................................ III- 113.1.3 Tantangan dan Prospek Perekonomian Aceh

    Tahun 2013 dan Tahun 2014 ..................................... III- 143.2 Arah Kebijakan Keuangan Aceh............................................. III- 16

    3.2.1 Proyeksi Keuangan Aceh dan Kerangka PendanaanProyeksi Keuangan Aceh ............................................ III- 17

    3.2.2 Arah Kebijakan Keuangan Aceh.................................. III- 18

  • ii RENCANA KERJA PEMERINTAH ACEH (RKPA) TAHUN 2013

    BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN ACEH .............. IV-14.1 Tujuan dan Sasaran Pembangunan ....................................... IV-64.2 Prioritas dan Pembangunan .................................................. IV-12

    BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS ACEH ..... V-1

    BAB VI PENUTUP............................................................................... VI-1

  • RENCANA KERJA PEMERINTAH ACEH (RKPA) TAHUN 2013 iii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Potensi Sumber Daya air berdasarkan wilyah sungai .................... II-3Tabel 2.2 Jenis Pengunaan Lahan Provinsi Aceh Tahun 2007-2011................ II-4Tabel 2.3 Perkembangan Nilai dan konstribusi sektor sektor terhadap

    PDRB Aceh Tahun 2007-2011 atas dasar harga konstan tahun2000........................................................................................... II-8

    Tabel 2.4 Konstribusi sektor sektor terhadap PDRB Aceh dengan migasselama tahun 2007- 2011 atas dasar harga berlaku (HB)dan Harga Konstan (HK) .............................................................. II-10

    Tabel 2.5 Perkembangan Konstribusi terhadap PDRB Aceh dengan migasselama tahun 2007- 2011 atas dasar harga berlaku (HB)dan Harga Konstan (HK) ............................................................. II-11

    Tabel 2.6 Laju Inflasi .................................................................................. II-12Tabel 2.7 Jumlah dan Presentase Penduduk Miskin menurut Kabupaten

    /Kota tahun 2007-2011................................................................ II-13Tabel 2.8 Angka melek huruf penduduk usia 15 tahun ke atas menurut

    kelompok umur di Provinsi Aceh Tahun 2007-2011........................ II-16Tabel 2.9 Angka rata-rata lama sekolah di Provinsi Aceh Tahun 2007-2011 ... II-17Tabel 2.10 Angka Partisipasi Sekolah (APS) menurut kelompok usia sekolah

    di Provinsi Aceh .......................................................................... II-18Tabel 2.11 Rekapitulasi Tipe Dayah Aceh Hasil Akredasi Tahun 2011 dalam

    Provinsi Aceh .............................................................................. II-23Tabel 2.12 Rekapitulasi Jumlah Dayah Aceh Hasil Pemuktahiran tahun 2011

    dalam Provinsi Aceh .................................................................... II-24Tabel 2.13 Perkembangan Investasi Berskala Nasional (PMA/PMDN) sampai

    dengan november 2010 ............................................................... II-26Tabel 2.14 Peranan Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga terhadap PDRB

    Aceh dengan Migas Atas Dasar harga berlaku tahun 2007-2011..... II-27Tabel 2.15 Perkembangan pengeluaran konsumsi rumah tangga tahun

    2007-2011 .................................................................................. II-28Tabel 2.16 Nilai tukar petani berdasarkan sub sektor tahun 2010-2011 ........... II-28Tabel 2.17 Produktivitas tenaga kerja persektor ekonomi tahun 2009 dan

    2010 atas dasar harga konstan 2000 ............................................ II-29Tabel 2.18 Gambaran umum pelaksanaan RPJMA pada tahun 2010 ................ II-36Tabel 2.19 Indikasi Pelaksanaan Kegiatan pada 7 (tujuh) Prioritas

    Pembangunan Aceh..................................................................... II-38Tabel 2.20 Indikasi Pelaksanaan Penganggaran pada 7 (tujuh) Prioritas

    Pembangunan Aceh..................................................................... II-40Tabel 2.21 Hasil Evaluasi RKPA Tahun 2011 pada bidang Prioritas

    berdasarkan Kuadran .................................................................. II-42Tabel 2.22 Evaluasi Hasil PelaksanaanPerencanaan Daerah sampai dengan

    tahun 2011 Provinsi Aceh ............................................................ II-45Tabel 2.23 Identifikasi Permasalahan Pembangunan Daerah........................... II-150Tabel 2.24 Identifikasi Permasalahan Pembangunan dari kebijakan

    Nasional Provinsi dan lingkungan eksternal lainya ......................... II-151

  • iv RENCANA KERJA PEMERINTAH ACEH (RKPA) TAHUN 2013

    Tabel 3.1 Nilai PDRB Aceh Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010 dan2011........................................................................................... III-1

    Tabel 3.2 Pertumbuhan Ekonomi Aceh Menurut Sektor Tahun 2010 dan2011........................................................................................... III-6

    Tabel 3.3 Konstribusi sektor sektor terhadap struktur PDRB Aceh Tahun2010 dan 2011............................................................................ III-8

    Tabel 3.4 Tingkat Pengangguran dan Angkatan Kerja Aceh Periode 2009-2010 (dalam jutaan) .................................................................... III-10

    Tabel 3.5 Perkembangan Indicator Makro Ekonomi Aceh .............................. III-11Tabel 3.6 Realisasi Dan Proyeksi/Target Pendapatan Provinsi Aceh Tahun

    2009 s.d. Tahun 2014.................................................................. III-18Tabel 3.7 Realisasi dan Proyeksi/Target Belanja Aceh Tahun 2010 s.d.

    Tahun 2014 ................................................................................ III-24Tabel 3.8 Realisasi dan Proyeksi/Target Pembiayaan Daerah Tahun 2010

    s.d. Tahun 2014 .......................................................................... III-25Tabel 4.1 Hubungan Visi/Misi dan Tujuan/Sasaran Pembangunan ................. IV- 8Tabel 4.2 Prioritas Pembangunan Daerah .................................................... IV-18Tabel 4.3 Penjelasan Program Pembangunan Daerah ................................... IV-24Tabel 5.1 Program dan Kegiatan SKPA Provinsi Aceh Tahun 2013 ................. V- 3

  • RENCANA KERJA PEMERINTAH ACEH (RKPA) TAHUN 2013 v

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1.1 Bagan Alir Hubungan Antar Dokumen Penyusunan RKPA 2013 .. I-5

    Gambar 1.2 Bagan Alir Tahapan Penyusunan RKPD Provinsi ........................ I-6

    Gambar 1.3 Penyusunan Rancangan Akhir RKPD Provinsi ............................ I-7

    Gambar 2.1 Grafik Perkembangan Arus Angkutan Jalan Tahun 2007-2010 .... II-32

    Gambar 2.2 Grafik Perkembangan Arus Angkutan Laut tahun 2007-2010..... II-32

    Gambar 2.3 Grafik Perkembangan Arus Angkutan Udara tahun 2007-2010.... II-33

    Gambar 2.4 Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan RPJMA Tahun 2010 ................... II-37

    Gambar 2.5 Evaluasi Penganggaran dalam RPJMA pada tahun 2010 ............. II-39

    Gambar 2.6 Gambaran Evaluasi RKPA Tahun 2011 ...................................... II-41

  • RENCANA KERJA PEMERINTAH ACEH (RKPA ) TAHUN 2013 BAB I - 1

    BAB IPENDAHULUAN

    1.1 Latar BelakangRencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) merupakan dokumen PerencanaanDaerah untuk periode 1 (satu) tahun yang harus dipersiapkan oleh Pemerintah Daerahdalam rangka pelaksanaan Pembangunan. Undang-undang Nomor 25 tahun 2004tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-undang 32 tahun2004 tentang Pemerintah Daerah menyatakan bahwa Pemerintah Daerah wajibmenyusun RKPD yang merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan JangkaMenengah Daerah (RPJMD), dan mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP) yangmemuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencanakerja dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerahmaupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.Selain itu penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) merupakanpelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah,Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan Tata Cara PenyusunanPengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, PermendagriNomor 59 tahun 2007 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan MenteriDalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tata Cara Penyusunan Pengendalian dan EvaluasiPelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, Rencana Kerja Tahunan PembangunanDaerah ini disebut dengan Rencana Kerja Pemerintah Aceh (RKPA). Dokumen RKPAsecara umum mempunyai nilai strategis dan penting dalam pencapaian tujuanpembangunan, karena RKPA merupakan instrumen pelaksanaan RPJMA, menjadi Acuanpenyusunan Renja SKPA berupa Program dan Kegiatan, mewujudkan konsistensiprogram dan sinkronisasi pencapain sasaran RPJMD. Selain itu RKPA juga merupakanlandasan penyusunan KUA dan PPAS untuk menyusun RAPBA serta menjadi pedomandalam mengevaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD.

    LAMPIRANPERATURAN GUBERNUR ACEHNOMOR 94 TAHUN 2012 TENTANG RENCANAKERJA PEMERINTAH ACEH TAHUN 2013

  • BAB I - 2 RENCANA KERJA PEMERINTAH ACEH (RKPA ) TAHUN 2013

    Pemerintah Aceh untuk tahun 2013 telah menyusun Rencana kerja PemerintahAceh (RKPA) yang merupakan penjabaran RPJMA, rencana strategis Satuan KerjaPerangkat Aceh (SKPA) dengan tujuan untuk pencapaian visi, misi, dan program kepalaDaerah dan wakil Kepala Daerah. Penyusunan RKPA dilaksanakan dengan tahapanpenyusunan Rancangan awal, Musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang)RKPA yang dimulai pada tingkat desa, kecamatan, kabupaten/kota, Provinsi danNasional serta penyusunan rancangan akhir yang ditetapkan dengan peraturan kepaladaerah.Sehubungan dengan telah dilantiknya Gubernur definitif pada bulan Juli 2012untuk periode 5 tahun kedepan yaitu 2012-2017, sesuai dengan peraturan yang berlaku,Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih harus menjabarkan visi dan misinya dalamRencana Pembangunan Jangka Menengah Aceh (RPJMA) 2012-2017 selambat-lambatnya 6 bulan setelah dilantik. Berdasarkan hal tersebut, pemerintah Aceh telahmenetapkan Peraturan Gubernur Aceh Nomor 70 Tahun 2012 tentang RencanaPembangunan Jangka Menengah Aceh (RPJMA) Tahun 2012-2017.Rencana Kerja Pemerintah Aceh (RKPA) Tahun 2013 harus berpedoman padaRencana Pembangunan Jangka Menengah Aceh (RPJMA) 2012-2017 yang telahditetapkan dengan Pergub, maka Peraturan Gubernur Aceh No. 34 Tahun 2012 TentangRencana Kerja Pemerintah Aceh Tahun 2013, yang ditandatangani oleh PenjabatGubernur Aceh, dipandang perlu untuk dilakukan perubahan dan ditetapkan denganPeraturan Gubernur Aceh periode 2012-2017.1.2 Dasar Hukum Penyusunan1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah OtonomPropinsi Atjeh dan Perubahan Peraturan Pembentukan Propinsi Sumatera Utara;2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan PembangunanNasional;4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Permerintahan Daerahsebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor

  • RENCANA KERJA PEMERINTAH ACEH (RKPA ) TAHUN 2013 BAB I - 3

    12 tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 32 tahun2004 tentang Pemerintah Daerah;5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan AntaraPemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;6. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh;7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembanguan JangkaPanjang Nasional tahun 2005-2025;8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan KeuanganDaerah;9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata CaraPenyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana PembangunanDaerah;10. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2012 tentang RencanaKerja Pemerintah Tahun 2013;11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang PedomanPengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan PeraturanMenteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan AtasPermendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan KeuanganDaerah;12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang PelaksanaanPeraturan Pemerintah tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian danEvaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2011 tentang PedomanPenyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2012;14. Qanun Aceh Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Keuangan Aceh;15. Qanun Aceh Nomor 2 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pengalokasian TambahanDana Bagi Hasil Minyak dan Gas Bumi dan Penggunaan Dana Otonomi Khusus;16. Peraturan Gubernur Aceh Nomor 70 Tahun 2012 tentang Rencana PembangunanJangka Menengah Aceh (RPJMA) 2012-2017.

  • BAB I - 4 RENCANA KERJA PEMERINTAH ACEH (RKPA ) TAHUN 2013

    1.3 Hubungan Antar DokumenRencana Kerja Pemerintah Aceh (RKPA) Tahun 2013 merupakan penjabaran dariRaqan RPJPA 2005-2025, Raqan RTRWA 2010-2030 dan Rencana Pembangunan JangkaMenengah Aceh (RPJMA) tahun 2012-2017, yang menjadi pedoman dalam penyusunanRAPBA Tahun Anggaran 2013 yang harus diacu, memperhatikan dan menserasikandengan dokumen dokumen perencanaan pembangunan pemerintah. Keserasian yangdimaksud terutama dalam hal penetapan prioritas pembangunan daerah yang relevanantara provinsi dengan Nasional. Hal ini, merupakan perwujudan keterpaduan dankesatuan perencanaan pembangunan secara nasional, dengan tetap memperhatikankondisi, potensi serta dinamika perkembangan daerah, nasional dan global.Hubungan antar dokumen perencanaan pembangunan bersifat saling mengisi danmelengkapi, dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan nasional yang mencakuppenyelenggaraan perencanaan makro semua fungsi pemerintahan yang meliputi semuabidang kehidupan secara terpadu dalam Wilayah Negara Republik Indonesia. Untukmewujudkan sinergi, harmonisasi dan sinkronisasi pembangunan antara pusat dandaerah serta antar daerah maka rumusan RKPD berpedoman kepada hasil musrenbangprovinsi, kabupaten/kota dengan memperhatikan hasil musrenbang RKP nasional tahun2013.Keterkaitan antar dokumen dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Aceh2013, sebagaimana tertera pada Gambar 1.1 berikut ini :

  • RENCANA KERJA PEMERINTAH ACEH (RKPA ) TAHUN 2013 BAB I - 5

    Gambar 1.1.Bagan Alir Hubungan Antar Dokumen Penyusunan RKPA 2013

    1.4 Sistematika Dokumen RKPAUntuk konsistensi pencapaian prioritas dan sasaran pembangunan daerah yangtelah di tetapkan pada dokumen RPJPA, RTRWA, dan RPJMA maka penyusunan RKPAtahun 2013 dilakukan dengan tahapan sebagai berikut; 1) persiapan penyusunan RKPA;2) penyusunan rancangan RKPA; 3) penyusunan rancangan RKPA; 4) pelaksanaanmusrenbang RKPA; 5) perumusan rancangan akhir; dan 6) penetapan RKPA. secara rincibagan alir tahapan penyusunan RKPA sebagaimana tertera pada Gambar 1.2 danGambar 1.3.

  • BAB I - 6 RENCANA KERJA PEMERINTAH ACEH (RKPA ) TAHUN 2013

    Gambar 1.2Bagan Alir Tahapan Penyusunan RKPD Provinsi

    Sumber: Permendagri Nomor 54 Tahun 2010

  • RENCANA KERJA PEMERINTAH ACEH (RKPA ) TAHUN 2013 BAB I - 7

    Gambar 1.3Penyusunan Rancangan Akhir RKPD Provinsi

    Sumber: Permendagri Nomor 54 Tahun 2010Setelah musrenbang RKPA maka perumusan rancangan akhir RKPA Provinsidilakukan melalui serangkaian kegiatan yaitu evaluasi hasil musrenbangnas RKP,sinkronisasi hasil musrenbang RKPA dan penyelarasan penyajian sehingga tahapanpenyajian rancangan akhir RKPA Tahun 2013 dengan sistematika sebagai berikut:BAB I PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang1.2. Landasan Hukum1.3. Hubungan antar Dokumen1.4 Sistematika Dokumentasi RKPA1.5 Maksud dan TujuanBAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPA TAHUN 2011 DAN CAPAIAN

    KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH2.1. Gambaran Umum Kondisi Aceh2.1.1.Aspek Geografi dan Demografi2.1.2.Aspek Kesejahteraan Masyarakat2.1.3.Aspek Pelayanan Umum2.1.4.Aspek Daya Saing Daerah2.2. Evaluasi Pelaksanaan Program dan kegiatan RPJM sampai dengantahun 2010 dan RKPA 20112.3. Permasalahan Pembangunan Aceh2.3.1.Permasalahan Daerah yang berhubungan denganPrioritas dan Sasaran Pembangunan Aceh

  • BAB I - 8 RENCANA KERJA PEMERINTAH ACEH (RKPA ) TAHUN 2013

    2.3.2.Identifikasi Permasalahan PenyelenggaraanUrusan Pemerintah AcehBAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN

    KEUANGAN ACEH3.1. Arah Kebijakan Ekonomi AcehTahun 20143.2. Arah Kebijakan Keuangan Aceh3.2.1. Proyeksi Keuangan Aceh dan Kerangka PendanaanProyeksi Keuangan Aceh3.2.2.Arah Kebijakan Keuangan Aceh3.2.2.1.Arah Kebijakan Pendapatan Aceh3.2.2.2.Arah Kebijakan Belanja Aceh3.2.2.3.Arah Kebijakan Pembiayaan Aceh

    BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN ACEH4.1 Tujuan dan Sasaran Pembangunan4.2 Prioritas dan PembangunanBAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS ACEHBAB VI PENUTUP

    1.5 Maksud Dan Tujuan1. Menjadi pedoman bagi Pemerintah Aceh, DPRA, Dunia Usaha dan masyarakatdalam menentukan prioritas program dan kegiatan tahunan yang akandituangkan ke dalam KUA dan PPAS Tahun 2013;2. Pencerminan komitmen pemerintah dalam melaksanakan pembangunansesuai kebutuhan masyarakat dalam rangka mensejahterakan masyarakat;3. Terwujudnya sinergisitas antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaandan pengawasan pembangunan antar wilayah dan antar sektor pembangunandan antar tingkat pemerintahan;4. Tercapainya sasaran Pembangunan sebagaimana yang sudah diamanahkandalam Raqan RPJPA 2005-2025, Raqan RTRWA 2010-2030 dan Rancanganawal RPJMA 2012-2017 serta terwujudnya efektifitas pelaksanaan programdan kegiatan.

    3.1.1. Kondisi Ekonomi Aceh Tahun 20113.1.2. Perkiraan Tahun 20123.1.3.Tantangan dan Prospek Perekonomian Aceh Tahun 2013 dan

  • RENCANA KERJA PEMERINTAH ACEH (RKPA ) TAHUN 2013 BAB II - 1

    BAB IIEVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPA TAHUN 2011 DANCAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH

    2.1. Gambaran Umum Kondisi AcehKondisi umum Provinsi Aceh digambarkan dalam beberapa aspek, yaitu aspekgeografi dan demografi, aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umumserta aspek daya saing daerah.2.1.1. Aspek Geografi dan DemografiProvinsi Aceh terletak di ujung barat laut Pulau Sumatera dengan IbukotaBanda Aceh secara geografis Aceh terletak pada 01o5837,2- 06o0433,6 LintangUtara dan 94o5757,6- 98o1713,2 Bujur Timur. Batas wilayah Aceh adalah sebelahutara berbatasan dengan Selat Malaka dan Laut Andaman, sebelah selatan berbatasandengan Provinsi Sumatera Utara dan Samudera Hindia, sebelah barat berbatasandengan Samudera Hindia dan sebelah timur berbatasan dengan Provinsi SumateraUtara. Aceh memiliki posisi yang sangat strategis secara ekonomi yaitu berada padapintu gerbang lalu lintas perdagangan laut internasional terpenting didunia yangmenghubungkan belahan dunia timur dan barat. Wilayah udaranya juga merupakansalah satu jalur lintasan penerbangan sipil internasional.Luas wilayah darat Aceh yaitu 5.677,081 km2, wilayah lautan sejauh 12 milseluas 7.478,80 km2 dan garis pantai sepanjang 2.698,89 km atau 1.677,01 mil. Secaraadministratif, Aceh terdiri terdiri dari 18 kabupaten dan 5 kota, 284 kecamatan, 755mukim dan 6.451 gampong/desa (Surat Gubernur Aceh Nomor : 413.4/24658/2011Tanggal 13 Oktober 2011).2.1.1.1. TopografiKondisi topografi di wilayah Aceh terhitung beragam yang tergolong ke dalamwilayah datar hingga bergunung. Wilayah dengan topografi daerah datar dan landaisekitar 32 persen dari luas wilayah, sedangkan berbukit hingga bergunung mencapaisekitar 68 persen dari luas wilayah. Daerah dengan topografi bergunung terdapat

  • BAB II - 2 RENCANA KERJA PEMERINTAH ACEH (RKPA ) TAHUN 2013

    dibagian tengah Aceh yang merupakan gugusan pegunungan bukit barisan dan daerahdengan topografi berbukit dan landai terdapat dibagian utara dan timur Aceh.Wilayah Aceh memiliki empat level ketinggian yaitu : 1) ketinggian 0 - 125 mdpl berada di Banda Aceh dan sebagian Aceh Besar, hampir seluruh bagian Simeulue,Sabang, dan Pulo Aceh, serta sebagian besar pesisir Aceh; pada bagian Barat, Selatandan Timur Aceh bentuk dataran ini cenderung lebih lebar; 2) Daerah denganketinggian 125 1.000 m dpl terdapat diseluruh kabupaten/kota kecuali Kota BandaAceh, Kota langsa, dan Pulo Aceh; 3) Daerah dengan ketinggian 1.000 2.000 m dplmulai terlihat ke tengah, daerah yang dominan adalah kabupaten : Pidie, Aceh Tengah,Bener Meriah, Gayo Lues, dan Aceh Tenggara; 4) Daerah paling tinggi > 2.000 m dplberada disekitar Gunung Peut Sagoe di Kabupaten Pidie dan Pidie Jaya, Gunung Bur NiTelong di Kabupaten Bener Meriah dan Gunung Geureudong di Kabupaten BenerMeriah , Gunung Leuser di Kabupaten Gayo Lues dan Aceh Selatan.2.1.1.2. GeologiKondisi geologi Aceh sangat kompleks, terdiri dari aneka jenis batuan denganstruktur yang rumit. Tektonisasi dan sejarah geologi, membuat keberadaan SumberDaya Geologi Aceh sangat kaya dan bervariasi. Jenis batuan yang terdapat di Acehdapat dikelompokkan menjadi: (1) Batuan beku yang terletak pada komplekspegunungan; (2) Batuan metamorfik atau malihan yang terletak pada komplekspegunungan hingga ke kaki pegunungan, dan di Pulau Simeulue; (3) Batuan sedimenyang terletak pada pegunungan di bagian barat laut Aceh Besar (sekitar Peukan Badadan Lhok Nga), di Aceh Jaya, di Gayo Lues dan Aceh Timur; (4) Batuan gunung apiterdapat di sekitar gunung berapi, terutama yang teridentifikasi terdapat di sekitar G.Geureudong, G. Seulawah, dan G. Peut Sagoe; serta (5) Endapan aluvium yangterdapat di bagian paling bawah/hilir yaitu di pesisir, baik di pesisir timur maupunpesisir barat dan di cekungan Krueng Aceh.2.1.1.3. HidrologiA. Air PermukaanDi wilayah Aceh terdapat 408 Daerah Aliran Sungai (DAS) besar sampai kecildimana sebanyak 73 sungai besar dan 80 sungai kecil dan ditetapkan pula 10Wilayah Sungai (WS) sebagai sumber daya air. Potensi sumber daya air sungaidikelompokkan menjadi 3 (tiga) wilayah yaitu; (1) Wilayah Krueng Aceh hingga

  • RENCANA KERJA PEMERINTAH ACEH (RKPA ) TAHUN 2013 BAB II - 3

    Krueng Tiro, yang termasuk wilayah kering dengan curah hujan kurang dari 1.500mm/tahun dengan debit andalan 4 liter/detik, (2) Wilayah Krueng Meureudu dansepanjang pantai Timur termasuk wilayah sedang dengan curah hujan 1.500 3.000mm/tahun dengan debit andalan 7 8 liter/detik, dan (3) Wilayah pantai Barat, yangtermasuk wilayah basah dengan curah hujan 3.000 4.000 mm/tahun dan dengandebit andalan 17 18 liter/detik.Potensi sumber daya air dengan debit rata rata terbesar terdapat pada WSBaru Kluet sebesar 50,73 m3/detik, sebaliknya debit rata rata terkecil terdapatpada WS Tamiang Langsa sebesar 2,10 m3/detik. Secara rinci dapat dilihat padaTabel 2.1.Tabel 2.1

    Potensi Sumber Daya Air Berdasarkan Wilayah Sungai

    No Wilayah Sungai Panjang (Km) Luas WS(Km2)Debit rata-rata(m3/detik)1. Aceh Meureudu 1.442,00 23.550,34 19,092. Jambo Aye 1.514,05 13.864,06 30,453. Woyla Bateue 547,40 5.621,00 38,694. Alas Singkil 1.639,80 10.090,13 25,635. Pase Peusangan 1.836,00 21.185,00 17,786. Tamiang Langsa 802,20 12.970,90 2,107. Teunom Lambeusoi 413,80 17.335,26 31,268. Baru Kluet 103,00 10.004,70 50,739. Simeulue 622,22 1.980,00 -10. Sabang 5,79 11,82 0,22

    Jumlah Total 116.613,2 215, 95Sumber : Status Lingkungan Hidup Daerah Aceh, 2011

    B. Air TanahPengelolaan air tanah berdasarkan Cekungan Air Tanah (CAT) bertujuan untukmenjaga kelangsungan, daya dukung dan fungsi air tanah. Pengelolaan kualitas danpengendalian pencemaran air tanah dilaksanakan melalui pemetaan tingkat kriteriazona kerentanan air tanah. Di wilayah Aceh, sesuai atlas Cekungan Air TanahIndonesia Tahun 2009, dapat diidentifikasikan menjadi 14 CAT.

  • BAB II - 4 RENCANA KERJA PEMERINTAH ACEH (RKPA ) TAHUN 2013

    2.1.1.4. KlimatologiProvinsi Aceh memiliki dua musim yaitu musim penghujan dan musimkemarau, musim penghujan bervariasi antara satu daerah dengan daerah lain. Rata-rata curah hujan selama 10 tahun terakhir berkisar dari 80,10 mm/bulan pada bulanFebruari hingga 159,40 mm/bulan pada bulan Oktober. Rata-rata temperatur udaradi Provinsi Aceh pada tiga wilayah yaitu Banda Aceh, Aceh Utara dan Nagan Rayaberkisar dari 26,35 hingga 26,92 oC dengan temperatur terendah 24,55 oC dantertinggi 27,80 oC dengan rata-rata kelembaban udara berkisar dari 80,73 persenhingga 80,73 persen.2.1.1.5. Penggunaan LahanPola pemanfaatan penggunaan lahan/hutan disesuaikan dengan fungsilahan/hutan itu sendiri sehingga dapat menjamin kelestarian produksi dankeseimbangan lingkungan hidup. Pola sebaran permukiman penduduk berkaitan eratdengan kondisi topografi, yaitu berada di kawasan yang datar di sepanjang pantaiutara-timur, sebagian wilayah pantai barat-selatan dan lembah-lembah sungai.

    Tabel 2.2Jenis Penggunaan Lahan Provinsi Aceh

    Tahun 2007 2011

    Sumber BPS 2011

    2007 2008 2009 2010 20111 Perkampungan 117,560 117,582 117,589 117,589 125,4392 Industri 3,928 3,928 3,928 3,928 3,9283 Pertambangan 115,009 115,049 115,049 206,049 206,0494 Persawahan 311,825 311,849 311,872 311,872 314,9915 Pertanian tanah kering semusim 137,616 137,665 137,672 137,672 139,0496 Kebun 305,577 305,591 305,599 305,599 305,6247 Perkebunan

    - Perkebunan Besar 627,000 691,050 699,401 800,401 800,401- Perkebunan kecil 51,450 51,461 200,680 200,680 200,680

    8 Padang (Padang rumput, alang-alang dan semak) 229,726 229,726 229,726 229,726 232,0239 Hutan (Lebat, belukar sejenis) 3,588,135 3,523,925 2,483,080 2,291,080 2,291,08010 Perairan Darat (Kolam air tawar, tambak,penggaraman, waduk, danau dan rawa) 204,292 204,292 204,292 204,292 206,74111 Tanah terbuka (Tandus, rusak dan land clearing) 44,439 44,439 44,439 44,439 44,43912 Lainnya - 101,006 941,567 823,754 806,637

    5,736,557 5,837,563 5,794,894 5,677,081 5,677,081

    Penggunaan LahanNo

    Total

    Luas/Area (Ha)

  • RENCANA KERJA PEMERINTAH ACEH (RKPA ) TAHUN 2013 BAB II - 5

    2.1.1.6. Potensi Pengembangan WilayahPenetapan kawasan strategis Aceh didasarkan pada pengaruh yang sangatpenting terhadap pertumbuhan ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan secarabersinergi.Rencana Tata Ruang Aceh Tahun 2010-2030 telah menetapkan 4 kawasansebagai bagian dari rencana pengembangan kawasan strategis Aceh yang meliputi:a. Kawasan pusat perdagangan dan distribusi Aceh atau ATDC (Aceh Trade andDistribution Center) tersebar di 6 (enam) zona, meliputi;1. Zona Pusat : Kota Sabang, Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh Besar danPidie dengan lokasi pusat agro industry di Kabupaten AcehBesar.2. Zona Utara : Kabupaten Pidie Jaya, Kabupaten Bireuen, KotaLhokseumawe, Kabupaten Aceh Tengah dan KabupatenBener Meriah dengan lokasi pusat agro industry diKabupaten Bireuen3. Zona Timur : Kabupaten Aceh Utara, Aceh Timur, Kota Langsa, AcehTamiang dengan lokasi pusat agro industry di KabupatenAceh Tamiang4. Zona Tenggara : Kabupaten Gayo Lues, Aceh Tenggara, Kota Subulussalam,Kabupaten Singkil, Pulau Banyak dengan lokasi pusat agro

    industry di Kabupaten Aceh Tenggara5. Zona Selatan : Kabupaten Aceh Selatan, Aceh Barat Daya, Simeulue denganlokasi pusat agro industry di Kabupaten Aceh Selatan6. Zona Barat : Kabupaten Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Jaya dengan lokasipusat agro industry di Kabupaten Aceh Baratb. Kawasan agrowisata yang tersebar di 12 (dua belas) kabupaten yang tidaktermasuk ke dalam lokasi pusat agro industri;c. Kawasan situs sejarah terkait lahirnya MoU Helsinki antara Pemerintah Indonesiadengan Gerakan Aceh Merdeka; dand. Kawasan khusus.

  • BAB II - 6 RENCANA KERJA PEMERINTAH ACEH (RKPA ) TAHUN 2013

    2.1.1.7. Wilayah Rawan BencanaProvinsi Aceh berada di jalur pertemuan lempeng Asia dan Australia, sertaberada di bagian ujung patahan besar Sumatera yang membelah pulau Sumatera dariAceh sampai Selat Sunda. Berdasarkan catatan sejarah, Aceh pernah mengalamibencana gempa dan tsunami yang cukup besar pada tahun 1797, 1891, 1907 dan2004. Selain bencana-bencana berskala besar yang pernah tercatat dalam sejarah,Aceh juga tidak lepas dari bencana yang terjadi hampir setiap tahun yangmenimbulkan kerugian tidak sedikit.Aceh merupakan wilayah dengan kondisi alam yang kompleks sehinggamenjadikannya sebagai salah satu daerah berpotensi tinggi terhadap ancaman bencana,khususnya bencana alam. Tingkat resiko bencana Aceh diperoleh denganmenggabungkan indeks probabilitas, indeks dampak, indeks kapasitas dan indekskerugian daerah akibat suatu potensi bencana.Permasalahan utama dalam penanggulangan bencana di Aceh antara lain: belumsistematis dalam penanganan penanggulangan bencana, sehingga seringkali terjaditumpang tindih dalam penanganannya, masih lemahnya kapasitas kelembagaan danpartisipasi masyarakat dalam pengurangan resiko bencana, masih lemahnya koordinasidalam penanggulangan bencana (fase tanggap darurat), terbatasnya sarana danprasarana penunjang kebencanaan serta masih lemahnya kemitraan dan keterpaduandalam penggunaan dana rehabilitasi dan rekonstruksi.2.1.1.8. DemografiBerdasarkan data Badan Pusat Statistik Aceh, jumlah penduduk di Aceh tahun2011 berjumlah 4.597.308 jiwa terdiri dari 2.300.406 jiwa laki-laki dan 2.296.902jiwa perempuan. Dilihat dari distribusinya jumlah penduduk paling banyak diKabupaten Aceh Utara, yaitu sebesar 541.878 jiwa atau sebesar 11.78% dari totalpenduduk di Aceh. Sedangkan jumlah penduduk yang paling sedikit berada di KotaSabang, yaitu sebesar 31.355 jiwa atau sebesar 0.68% dari total penduduk. Dengankepadatan penduduk 81 orang/km2.. Angka ini masih di bawah angka rata-ratakepadatan penduduk di Indonesia yaitu sebesar 124 orang/km2.Wilayah dengan kepadatan tertinggi adalah Kota Banda Aceh. Kepadatanpenduduk Kota Banda Aceh mencapai 4.069 orang per km2. Kota Lhokseumawe

  • RENCANA KERJA PEMERINTAH ACEH (RKPA ) TAHUN 2013 BAB II - 7

    (1.141 jiwa/km2) dan Kota Langsa (568 jiwa/km2) yang memiliki kepadatanpenduduk jauh lebih tinggi dibandingkan wilayah-wilayah lain.Kondisi demikian disebabkan karena pada daerah-daerah tersebut terdapatakses yang mudah dicapai terhadap sarana dan prasarana wilayah sehingga cukupmenarik perhatian masyarakat untuk menetap disana. Selama periode 2006-2011kepadatan penduduk di Aceh terus meningkat, dari 71 jiwa/km2 pada tahun 2006naik menjadi 81 jiwa/km2 pada tahun 2011.Laju pertumbuhan penduduk Aceh terus mengalami peningkatan. Padaperiode 2009-2010, laju pertumbuhan penduduk Aceh mencapai 3,00 persen. Inimerupakan laju pertumbuhan yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan periode2008-2009 yang hanya sebesar 1,62 persen. Jika dilihat dari persebarannya,pertumbuhan tertinggi pada periode 2009-2010 adalah di Kabupaten Aceh Besar(12,36%). Namun pertumbuhan penduduk terendah terjadi di Kabupaten Aceh Jaya(-7,38%) yaitu pada tahun 2009 memilliki jumlah penduduk sebanyak 82.904 jiwaberkurang menjadi 76.782 jiwa ditahun 2010.Apabila dilihat dari bentuk piramida penduduknya, penduduk Aceh tergolongke dalam kelompok ekspansif, hal ini dikarenakan sebagian besar penduduknyaberada dalam kelompok usia muda. Penduduk Aceh dengan usia dibawah 15 tahunmendekati 40 persen dari total penduduk, sedangkan penduduk usia 65 tahun ke atas3,81 persen. Hal ini memperlihatkan bahwa 100 jiwa penduduk usia produktif (15-64tahun) harus menanggung sekitar 56 jiwa penduduk Aceh yang belum dan tidakproduktif (0-14 tahun dan 65 + tahun) tahun 2010.2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat2.1.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi2.1.2.1.1. Pertumbuhan PDRBNilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Aceh yang dihitung atas dasarharga konstan selama lima tahun terakhir (2007-2011) mengalami perkembanganyang fluktuatif. Pertumbuhannya selama 3 tahun secara berturut-turut (2007-2009)mengalami kontraksi (negatif) yaitu -2,36 % (2007), -5,24 % (2008) dan -5,51 %(2009), atau mengalami penurunan dari 36,85 triliun rupiah pada tahun 2006menjadi 35.98 triliun rupiah (2007), 34.09 triliun rupiah (2008), 32.22 triliun rupiah

  • BAB II - 8 RENCANA KERJA PEMERINTAH ACEH (RKPA ) TAHUN 2013

    (2009). Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh menurunnya produksi minyakdan gas alam. Sebagaimana diketahui bahwa selama hampir 30 tahun terakhirstruktur ekonomi Aceh didominasi oleh sub sektor migas, sehingga perubahansumbangan sektor ini tentu akan mempengaruhi nilai PDRB Aceh secara keseluruhanSebaliknya, sejak tahun 2010 hingga 2011, PDRB Aceh mengalamipertumbuhan positif yaitu secara berturut-turut 2,39 % (2010) dan 5,02 % (2011),atau meningkat dari 32.22 triliun rupiah (2009) menjadi 33,12 triliun rupiah (2010)dan 34,78 triliun rupiah (2011). Peningkatan tersebut cenderung disebabkan karenamembaiknya harga minyak dan gas alam di pasaran internasional, dan juga karenameningkatnya secara signifikan nilai sumbangan sektor-sektor lainnya (non migas),terutama sektor pertanian dan sektor perdagangan. Walaupun demikian,pertumbuhan positif tersebut masih dibawah pertumbuhan ekonomi nasional yangmencapai 6,2 % (2010) dan 6,5 % (2011). Perkembangan nilai dan pertumbuhanPDRB Aceh selama kurun waktu 2007-2011 secara lebih terperinci dapat dilihat padaTabel 2.3.Tabel 2.3

    Perkembangan Nilai dan Kontribusi Sektor-sektor Terhadap PDRB Aceh Tahun2007-2011 Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000

    Sumber : Badan Pusat Statistik, Aceh Info 2012Tanpa memperhitungkan migas, PDRB Aceh selama periode tahun 2007-2011terus mengalami pertumbuhan positif, namun selama periode tersebut laju

    Sektor

    2007 2008 2009 2010 2011*

    Rp(Trilyun) %

    Rp(Trilyun) %

    Rp(Trilyun) %

    Rp(Trilyun) %

    Rp(Trilyun)

    %

    1. Pertanian 8,16 22,67 8,22 24,12 8,43 26,18 8,86 26,78 9,3526,90

    2. Pertambangan &Penggalian

    7,29 20,27 5,31 15,57 2,80 8,68 2,61 7,89 2,61 7,51

    3. IndustriPengolahan 4,49 12,48 4,12 12,08 3,79 11,78 3,49 10,56 3,5610,25

    4. Listrik, Gas & AirBersih 0,08 0,23 0,09 0,27 0,10 0,32 0,12 0,37 0,130,37

    5. Konstruksi 2,15 5,97 2,16 6,34 2,23 6,92 2,34 7,09 2,49 7,16

    6. Perdagangan,Hotel & Restoran

    5,67 15,75 5,92 17,36 6,21 19,28 6,61 19,98 7,06 20,28

    7. Pengangkutan &Komunikasi

    2,14 5,94 2,17 6,38 2,28 7,08 2,43 7,35 2,62 7,54

    8.Keuangan,Persewaan & JasaPerusahaan

    0,52 1,45 0,55 1,60 0,59 1,83 0,62 1,88 0,66 1,90

    9. Jasa-jasa 5,48 15,24 5,55 16,29 5,78 17,93 6,03 18,10 6,2918,09

    PDRB 35,98 100,00 34,10 100,00 32,22 100,00 33,12 100,0 34,77 100,00

    PDRB Tanpa Migas 26,02 26,52 27,57 29,09 30,80

  • RENCANA KERJA PEMERINTAH ACEH (RKPA ) TAHUN 2013 BAB II - 9

    pertumbuhannya sempat mengalami perlambatan di tahun 2008 yang hanya tumbuhsebesar 1,92%. Perlambatan tersebut terutama dipengaruhi oleh krisis keuanganglobal yang melanda dunia pada tahun 2008. Krisis finansial yang diawali di AmerikaSerikat tersebut telah menimbulkan sentimen pasar global terutama terhadapproduk-produk ekspor negara-negara dunia ke-3 termasuk komoditi ekspor bahanbaku pertanian dari Aceh. Walaupun demikian, sejak tahun 2009 hingga 2011pertumbuhan PDRB Aceh nonmigas secara bertahap kembali mengalamipertumbuhan yang signifikan, terutama dari sisi produksi yang didorong olehmeningkatnya secara signifikan sumbangan sektor pertanian dan perdagangan.Tanpa migas, selama tahun 2007-2011 secara berturut-turut pertumbuhanPDRB Aceh adalah 7,23 % (2007), 1,92 % (2008), 3,97 % (2009), 5,49 % (2010), dan5,89 % (2011). Sedangkan perkembangan nilai PDRB Aceh non migas atas dasarharga konstan, secara berturut-turut adalah 26,02 triliun rupiah (2007), 26,52 triliunrupiah (2008), 27,58 triliun rupiah (2009), 29,09 triliun rupiah (2010), dan 30,80triliun rupiah (2011).Tanpa migas, selama 2007-2011 nilai PDRB Aceh atas dasar harga berlakujuga mengalami pertumbuhan positif, walaupun sempat mengalami perlambatanpada tahun 2008 dan 2009. Nilai PDRB Aceh tanpa migas atas dasar harga berlakuselama 2007-2011 mengalami peningkatan lebih besar mencapai sebesar 21,94triliun rupiah, yaitu dari 49,72 triliun rupiah pada tahun 2007 meningkat menjadi71,66 triliun rupiah pada tahun 2011, atau rata-rata meningkat sebesar 5,48 triliunrupiah setiap tahunnnya.Dilihat dari sisi kontribusi sektor-sektor yang membentuk struktur PDRBAceh, selama tahun 2007-2011 sektor pertanian masih menjadi leading sektor yangdiikuti oleh perdagangan, hotel dan restoran. Atas dasar harga konstan, pada tahun2007 kontribusi pertanian adalah sebesar 22,67 persen meningkat menjadi 26,88persen di tahun 2011. Peningkatan tersebut adalah akibat menurunnya kontribusimigas secara signifikan, sehingga pertumbuhan sektor pertanian setiap tahun telahmengambil alih peran migas terhadap PDRB Aceh. Akan tetapi jika dihitung tanpamigas, kontribusinya menurun dari 31,35 persen (2007) menjadi 30,35 persen(2011), akibat meningkatnya kontribusi sektor lainnya yang tumbuh secara positif,terutama sektor perdagangan, hotel dan restoran, serta sektor pengangkutan dan

  • BAB II - 10 RENCANA KERJA PEMERINTAH ACEH (RKPA ) TAHUN 2013

    komunikasi. Sektor pertanian walaupun sebagai penyumbang nilai PDRB terbesar,namun kontribusinya belum sebanding dengan keterlibatan masyarakat Aceh yangsekitar 60 persen masih menggatungkan harapan kepada sektor ini.Sektor perdagangan, hotel dan restoran memberi peran yang semakin pentingterhadap struktur PDRB Aceh. Kontribusi sektor ini menempati urutan ke-2 baikdengan migas maupun tanpa migas. Dengan migas, pada tahun 2007 sektor inimemberi kontribusi sebesar 15,75 persen dan terus meningkat setiap tahun hinggamenjadi sebesar 20,30 persen pada tahun 2011. Sedangkan tanpa migas, sektor inimemberi kontribusi sebesar 21,77 persen (2007) dan meningkat menjadi 22,92persen (2011). Sektor industri pengolahan sebagai sektor yang diharapkan dapatmenyerap banyak tenaga kerja terampil dan tamatan sekolah kejuruan, belummenunjukkan kinerja yang menggembirakan di Aceh. Dengan migas, kontribusisektor ini bahkan terus menurun yaitu dari 12,48 persen pada tahun 2007 turunmenjadi 10,23 persen di tahun 2011. Penurunan ini sangat dipengaruhi akibatsemakin berkurangnya produksi pengolahan gas alam cair di kawasan industristrategis Lhokseumawe. Sedangkan tanpa migas, kontribusinya hampir tidakmengalami peningkatan yaitu sekitar 5,47 persen (2007) menjadi 5,63 persen(2011). Hal ini menunjukkan bahwa industri pengolahan bahan baku utama yangdihasilkan di Aceh yaitu bersumber dari pertanian (agroindustri) belum berkembangdengan baik. Ekspor produk pertanian dari Aceh masih cenderung dalam bentukbahan baku mentah (row matterial) dan hal ini yang menyebabkan masih rendahnyanilai tambah yang diperoleh daerah.Masih rendahnya kontribusi sektor industri pengolahan di Aceh diantaranyaakibat masih rendahnya peran swasta termasuk pengusaha lokal untuk mengolahsumberdaya alam yang tersedia di daerah sendiri, terutama produk-produk bahanbaku pertanian. Sedangkan kelompok industri kecil dan rumah tanggaproduktivitasnya juga masih sangat rendah dan belum kompetitif terhadap produk-produk yang berasal dari luar daerah.Kontribusi sektor-sektor terhadap PDRB Aceh berdasarkan harga konstan2000 dan harga berlaku selama tahun 2007-2011 dapat dilihat pada Tabel 2.4 dantanpa migas pada Tabel 2.5.

  • RENCANA KERJA PEMERINTAH ACEH (RKPA ) TAHUN 2013 BAB II - 11

    Tabel 2.4Kontribusi Sektor-sektor Terhadap PDRB Aceh DenganMigas Selama Tahun 2007

    S.d 2011 atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk)

    No Sektor2007 2008 2009 2010 2011

    Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk% % % % % % % % % %

    1. Pertanian 25,51 22,67 26,37 24,12 28,36 26,18 28,17 26,78 27,89 26,90

    2. Pertambangan &Penggalian 22,48 20,27 18,87 15,57 11,47 8,68 11,06 7,89 11,64 7,51

    3. IndustriPengolahan 11,16 12,48 11,14 12,08 10,82 11,78 9,63 10,56 8,82 10,25

    4. Listrik, Gas & AirBersih 0,24 0,23 0,27 0,27 0,36 0,32 0,43 0,37 0,47 0,37

    5. Konstruksi 7,62 5,97 8,52 6,34 9,50 6,92 9,94 7,09 10,06 7,16

    6. Perdagangan,Hotel & Restoran 12,98 15,75 13,90 17,36 14,92 19,28 15,43 19,98 16,03 20,28

    7 Pengangkutan &Komunikasi 8,08 5,94 8,78 6,38 10,35 7,08 10,58 7,35 10,95 7,54

    8.Keuangan,Persewaan &Jasa Perusahaan

    1,90 1,45 2,01 1,60 2,49 1,83 2,63 1,88 2,63 1,90

    9. Jasa-jasa 10,02 15,24 10,15 16,29 11,72 17,93 12,13 18,10 11,52 18,09

    PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00Sumber : Badan Pusat Statistik, Aceh Info 2012Jika diamati perkembangan kontribusi sektor-sektor yang membentukstruktur PDRB selama periode 2007-2011, bahwa ekonomi Aceh telah mengalamipergeseran struktur (economic structural tansformation) selama lima tahun terakhir.Kontribusi sektor primer (pertanian serta pertambangan dan penggalian) telahmengalami penurunan dari 42,94 persen (2007) turun menjadi 34,38 persen (2011),dan demikian pula halnya dengan sektor sekunder (industri pengolhan, listrik, gasdan air bersih, serta konstruksi) dari 18,68 persen (2007) turun menjadi 17,77persen (2011). Penurunan kedua sektor ini telah digantikan oleh sektor tertier(perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan,persewaan, dan jasa perusahaan, serta jasa-jasa) yang setiap tahunnya terusmengalami pertumbuhan secara signifikan sehingga kontribusinya meningkat tajamdari 38,38 persen (2007) naik menjadi 47,85 persen (2011).

  • BAB II - 12 RENCANA KERJA PEMERINTAH ACEH (RKPA ) TAHUN 2013

    Tabel 2.5Perkembangan Kontribusi Sektor-sektor Terhadap PDRB Aceh Tanpa Migas

    Selama Tahun 2007-2011 Atas Dasar Harga Berlaku (HB) danHarga Konstan (HK)

    No Sektor2007 2008 2009 2010 2011

    Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk% % % % % % % % % %

    1. Pertanian 36,48 31,35 35,78 31,01 34,66 30,59 33,75 30,45 33,29 30,35

    2. Pertambangan &Penggalian

    1,53 1,55 1,45 1,52 1,37 1,48 1,36 1,49 1,39 1,49

    3. IndustriPengolahan 3,59 5,47 3,59 5,45 3,66 5,58 3,62 5,64 3,66 5,63

    4. Listrik, Gas & AirBersih 0,35 0,32 0,36 0,34 0,44 0,38 0,52 0,42 0,56 0,43

    5. Konstruksi 10,89 8,25 11,56 8,15 11,61 8,09 11,91 8,06 12,01 8,08

    6. Perdagangan,Hotel & Restoran

    18,56 21,77 18,86 22,32 18,24 22,53 18,48 22,72 19,13 22,92

    7. Pengangkutan &Komunikasi

    11,56 8,21 11,91 8,20 12,65 8,27 12,68 8,36 13,07 8,52

    8.Keuangan,Persewaan & JasaPerusahaan

    2,72 2,01 2,73 2,06 3,04 2,13 3,15 2,13 3,15 2,15

    9. Jasa-jasa 14,32 21,08 13,77 20,94 14,33 20,95 14,53 20,74 13,75 20,43

    PDRB 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100Sumber : Badan Pusat Statistik, Aceh Info 20122.1.2.1.2. Laju InflasiLaju inflasi yang terjadi di Aceh selama periode 2007-2011 secara umummenunjukkan penurunan yaitu dari 9,41 persen pada tahun 2007 menjadi 3,43persen pada tahun 2011. Rata-rata penurunan setiap tahunnnya adalah sebesar 6,51persen. Walaupun perkembangan diakhir periode menunjukkan penurunan, namuntren selama lima tahunnya menunjukkkan perkembangan yang fluktuatif. Padatahun 2008 sempat mengalami peningkatan yang cukup tinggi mencapai 11,92persen, juga dipengaruhi oleh laju inflasi nasional yang juga meningkat menjadi 11,06persen dari tahun 2007 yang hanya 6,59 persen. Semakin membaiknya kondisisarana dan prasarana transportasi diduga ikut memberi andil yang besar terhadapmenurunnya tingkat inflasi tersebut, karena hal ini terkait dengan kelancaran arusdistribusi barang terutama barang-barang kebutuhan pokok masyarakat. Disampingitu, berkurangnya peredaran uang pasca proses rehab dan rekon Aceh sejak tahun2009 diperkirakan ikut menekan tingginya inflasi.

  • RENCANA KERJA PEMERINTAH ACEH (RKPA ) TAHUN 2013 BAB II - 13

    Perkembangan tingkat inflasi di Aceh selama periode 2007-2011 semakinrendah dan mendekati perkembangan tingkat inflasi rata-rata nasional, sepertiterlihat pada Tabel 2.6.Tabel 2.6

    Laju Inflasi tahun 2007 2011Uraian 2007 2008 2009 2010 2011 Rata-ratapertumbuhanAceh 9,41 11,92 3,72 5,86 3,43 -6,51Nasional 6,59 11,06 2,78 6,96 3,79 24,44

    Sumber : Badan Pusat Statistik, AcehInfo 2012

    2.1.2.1.3. Persentase Penduduk di atas garis kemiskinanTingkat kemiskinan di Aceh selama periode 2007-2011 menunjukkanpenurunan secara signifikan, dari 26,65 persen pada tahun 2007 menjadi 19,48 padatahun 2011 yakni penurunan sebesar 7,17 persen, sementara selama periode yangsama angka kemiskinan nasional hanya turun 4,24 persen. Namun demikian, jikadilihat angka komulatif nasional 26,65 persen (2007), 23,53 persen (2008), 21,80persen (2009) dan 20.98 persen (2010), dan 19,38 persen (2011). Namun demikiantingkat kemiskinan tersebut masih tergolong sangat tinggi terutama jikadibandingkan dengan rata-rata nasional yang sudah mencapai 16,60 persen (2007);15,40 persen (2008); 14,20 persen (2009); 13,72 persen (2010); dan 12,36 persen(2011). Di wilayah Pulau Sumatera, bahkan tingkat kemiskinan di Aceh adalah yangtertinggi. Rata-rata tingkat kemiskinan di Pulau Sumatera pada tahun 2011 adalahhanya 12,21 persen dibawah rata-rata nasional, sedangkan yang terendah adalah diProvinsi Bangka Belitung hanya sebesar 5,16 persen.Dari sisi sebarannya, penduduk miskin Aceh masih sangat terkonsentrasi diwilayah pedesaan yaitu sebanyak 80,14%, sedangkan diperkotaan hanya 19,86persen. Walaupun demikian, penurunan persentase jumlah penduduk miskin diwilayah pedesaan lebih besar jika dibandingkan dengan penurunan di wilayahperkotaan. Persentase penduduk miskin dipedesaan selama lima tahun terakhirmengalami penurunan rata-rata sebesar 2,02 persen pertahun, sedangkan di kotarata-rata sebesar 1,11 persen. Dengan kata lain, persentase penduduk desa yangtergolong miskin menurun lebih tinggi setiap tahunnya jika dibandingkan denganyang terjadi di kota.

  • BAB II - 14 RENCANA KERJA PEMERINTAH ACEH (RKPA ) TAHUN 2013

    Gambaran di atas diduga sebagai dampak dari meningkatnya partisipasimasyarakat desa dalam dinamika pembangunan, terutama di sektor pertanianselama beberapa tahun terakhir. Membaiknya harga gabah dan beberapa produkkomoditas perkebunan diduga telah ikut memotivasi aktivitas usaha tani dipedesaan. Disamping itu program-program pembangunan yang dialokasikan khususdi kawasan pedesaan seperti PNPM Mandiri, BKPG, serta kegiatan-kegiatanpemberdayaan yang terkait dengan peningkatan produksi pertanian diduga ikutmemberi pengaruh positif terhadap peningkatan pembangunan.Berdasarkan keputusan Kementerian PDT nomor 001/KEP/M-PDT/02/2005tentang penetapan Kabupaten tertinggal sebagai lokasi program P2DTK. PercepatanPembangunan Daerah Tertinggal, Aceh memiliki 17 dari 23 Kabupaten/Kota yangmasih tergolong daerah tertinggal termasuk wilayah perbatasan. Daerah tertinggaltersebut merupakan wilayah konsentrasi penduduk miskin di Aceh. Selanjutnyatingkat kemiskinan untuk masing-masing kabupaten/kota secara rinci ditampilkanpada Tabel 2.7.Tabel 2.7

    Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut kabupaten/KotaTahun 2007-2011

    No Kabupaten/KotaJumlah (000) Persentase (%)

    2007 2008 2009 2010 2007 2008 2009 2010 2011

    1 Simeulue 25,1 20,57 19,11 18,90 32,26 26,45 24,72 23,63 22,96

    2 Aceh Singkil 26,5 22,24 20,29 19,90 28,54 23,27 21,06 19,39 18,93

    3 Aceh Selatan 49,8 38,82 35,41 32,20 24,72 19,40 17,50 15,93 15,52

    4 AcehTenggara 36,3 30,89 27,87 30,00 21,60 18,51 16,77 16,79 16,39

    5 Aceh Timur 84,9 76,22 68,30 66,50 28,15 24,05 21,33 18,43 18,01

    6 Aceh Tengah 39,9 40,64 38,17 35,30 24,41 23,36 21,43 20,10 19,58

    7 Aceh Barat 48,2 43,69 40,39 42,40 32,63 29,96 27,09 24,43 23,81

    8 Aceh Besar 79,1 63,46 58,97 66,20 26,69 21,52 20,09 18,80 18,36

    9 Pidie 120,3 101,77 93,80 90,20 33,31 28,11 25,87 23,80 23,19

    10 Bireuen 93,0 79,09 72,94 76,10 27,18 23,27 21,65 19,51 19,06

    11 Aceh Utara 163,2 135,70 126,59 124,40 33,16 27,56 25,29 23,43 22,89

    12 Aceh BaratDaya 33,5 27,43 25,00 25,20 28,63 23,42 21,33 19,94 19,49

  • RENCANA KERJA PEMERINTAH ACEH (RKPA ) TAHUN 2013 BAB II - 15

    No Kabupaten/KotaJumlah (000) Persentase (%)

    2007 2008 2009 2010 2007 2008 2009 2010 2011

    13 Gayo Lues 23,1 18,89 17,09 19,00 32,31 26,57 24,22 23,91 23,38

    14 AcehTamiang 50,8 50,82 45,29 45,20 22,19 22,29 19,96 17,99 17,49

    15 Nagan Raya 40,0 33,21 30,86 33,40 33,61 28,11 26,22 24,07 23,38

    16 Aceh Jaya 19,5 17,24 17,13 15,60 29,28 23,86 21,86 20,18 19,80

    17 Bener Meriah 28,1 31,28 28,58 32,10 26,55 29,21 26,58 26,23 25,50

    18 Pidie Jaya 43,3 37,70 35,60 34,70 35,00 30,26 27,97 26,08 25,43

    19 Banda Aceh 14,0 19,91 17,27 20,80 6,61 9,56 8,64 9,19 9,08

    20 Sabang 7,8 7,14 6,54 6,60 27,13 25,72 23,89 21,69 21,31

    21 Langsa 19,1 23,96 21,34 22,40 14,25 17,97 16,20 15,01 14,66

    22 Lhoksumawe 19,4 23,94 22,53 24,00 12,75 15,87 15,08 14,07 13,73

    23 Subulussalam 18,7 17,73 16,75 16,40 30,16 28,99 26,80 24,36 23,85

    Provinsi 1083,70 959,70 892,86 861,85 26,65 23,53 21,80 20,98 19,48

    Ditinjau dari sebaran penduduk miskin di Aceh selama kurun waktu 2007 2011, telah terjadi perubahan komposisi antara jumlah penduduk miskin di kota danpenduduk miskin di desa. Pada tahun 2007, penduduk miskin di perdesaan sebesar29,87 persen sedangkan di perkotaan hanya 18,68 persen. Namun pada tahun 2011jumlah penduduk miskin di perdesaan turun menjadi 21,87 persen (berkurangsebesar 8,00 persen) sedangkan di perkotaan adalah 13,69 persen (berkurang 4,99persen). Hal ini menggambarkan bahwa aktifitas pembangunan yang semakin pesatdi desa telah memberi dampak positif terhadap penurunan angka kemiskinan.Hal ini mencerminkan bahwa dampak dari pembangunan belum memberikanpengaruh signifikan terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat secara umum,terutama masyarakat yang tinggal di pedesaan. Oleh karena itu, programpengentasan kemiskinan melalui penciptaan lapangan kerja, peningkatanketerampilan masyarakat yang didukung oleh pembangunan infrastruktur dasaryang terintegrasi menjadi prioritas di masa yang akan datang. Demikian juga dengandukungan terhadap akses modal, pemasaran produk unggulan masyarakat danpenguatan kelembagaannya perlu ditingkatkan.Pada tahun 2011 jumlah penduduk miskin di Aceh adalah sebanyak 894.800jiwa, atau sekitar 19,48 persen dari jumlah penduduk. Dibandingkan dengan kondisitahun 2010, jumlah penduduk miskin di Aceh bertambah sebanyak 32.950 jiwa,

  • BAB II - 16 RENCANA KERJA PEMERINTAH ACEH (RKPA ) TAHUN 2013

    tetapi secara persentase mengalami penurunan sebesar 1,41 persen. Jika dianalisaberdasarkan sebarannnya, pada tahun 2011 jumlah penduduk miskin Aceh yangberada di pedesaan juga bertambah sebanyak 30.300 jiwa, namun secara persentasejustru menurun sebesar 1,67 persen. Demikian pula halnya dengan yang berada dikota, bertambah sebanyak 2.650 jiwa dan secara persentase menurun sebesar 0,96persen terhadap kondisi tahun 2010. Dengan demikian, walaupun penambahanjumlah penduduk miskin lebih banyak di pedesaan, namun secara persentasepenurunan penduduk miskin lebih besar yang terjadi di pedesaan. Atau dengan katalain persentase penduduk desa yang tergolong miskin menurun lebih tinggi jikadibandingkan dengan yang terjadi di kota. Gambaran tersebut sudah terjadi sejaklima tahun terakhir, bahwa persentase penduduk miskin dipedesaan terjadipenurunan rata-rata sebesar 2,02 persen pertahun, sedangkan di kota rata-ratasebesar 1,11 persen.Gambaran diatas diduga sebagai dampak dari meningkatnya partisipasimasyarakat desa dalam dinamika pembangunan, terutama di sektor pertanianselama beberapa tahun terakhir. Kenaikkan harga gabah dan beberapa produkkomoditas perkebunan diduga ikut memotivasi aktivitas usaha tani di pedesaan.Disamping itu program-program pembangunan yang dialokasikan khusus di kawasanpedesaan seperti PNPM Mandiri, BKPG, serta kegiatan-kegiatan pemberdayaan yangterkait dengan peningkatan produksi pertanian diduga ikut memberi pengaruh.Demikian pula halnya dengan terjadinya peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP)(mencapai 103,97 pada posisi Juni 2011), diperkirakan ikut member dampakterhadap penurunan persentase penduduk miskin, terutama di pedesaan. Hal inimenandakan bahwa nilai tukar hasil pertaniannya sudah lebih tinggi jikadibandingkan dengan nilai barang/jasa yang dibeli untuk keperluan produksi danjuga keperluan rumah tangga petani itu sendiri.2.1.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial2.1.2.2.1. PendidikanA. Angka Melek HurufMenurut Badan Pusat Statistik (2012), angka melek huruf di Provinsi Acehdalam kurun waktu tahun 2007-2011 terus mengalami peningkatan. Pada tahun2007 tercatat sebesar 94,51 persen penduduk usia 15 tahun ke atas yang melek hurufkemudian meningkat menjadi 95,84 persen pada tahun 2011. Umumnya penduduk

  • RENCANA KERJA PEMERINTAH ACEH (RKPA ) TAHUN 2013 BAB II - 17

    buta aksara di Aceh berada pada kelompok usia lanjut (usia 50 tahun ke atas). Padakelompok usia 15-44 tahun tercatat 0,74 persen penduduk yang buta aksara, padakelompok usia 45-49 tahun sebesar 4 persen, sedangkan pada kelompok usia 50tahun ke atas mencapai 11,28 persen.Dibandingkan dengan rata-rata nasional tahun 2010 sebesar 92,91 persen,capaian angka melek huruf penduduk berusia 15 tahun ke atas di Provinsi Acehsudah lebih baik. Perincian menurut jenis kelamin menunjukkan bahwa angka melekhuruf penduduk laki-laki masih tetap lebih tinggi dari pada penduduk perempuan,masing-masing sebesar 97,82 persen dan 95,97 persen. Di daerah perkotaankesenjangan angka melek huruf antara penduduk laki-laki dan perempuan lebih kecilyaitu sebesar 1,18 persen, sedangkan di perdesaan sebesar 2,11 persen.Tabel 2.8

    Angka Melek Huruf Penduduk Usia 15 Tahun ke atas MenurutKelompok Umur di Provinsi Aceh Tahun 2007-2011

    KelompokUsia

    Tahun2007 2008 2009 2010 201115 19 99.04 99.83 100.00 99.94 99,6620 24 98.94 99.68 99.79 99.95 99,2225 29 98.38 99.25 99.29 99.33 99,1530 34 97.92 99.03 98.79 99.09 98,7735 39 96.70 98.60 98.54 98.69 98,3940 44 94.76 95.72 97.32 97.95 96,0545 49 92.70 97.69 94.59 96.00 93,9550 + 82.86 84.89 90.75 88.72 85,30

    Laki-Laki 96.56 97.71 97.95 97.82 97.68Perempuan 92.61 94.28 94.99 95.97 95.84

    Aceh 94.51 95.94 96.39 96.88 95.84Nasional 92.20 92.58 92.91

    Sumber : Badan Pusat Statistik, Aceh Info 2012

    B. Angka Rata-Rata Lama SekolahAngka rata-rata lama sekolah di Provinsi Aceh dalam kurun waktu tahun2007-2011 terus mengalami peningkatan, yaitu sebesar 8,50 tahun pada tahun2007 menjadi 8,90 tahun pada tahun 2011. Pada tahun 2011 kabupaten/kota yangmemiliki angka rata-rata lama sekolah terendah adalah kota Subulussalam sebesar7,61 tahun, kemudian disusul Nagan Raya sebesar 7,75 tahun dan Aceh Singkil

  • BAB II - 18 RENCANA KERJA PEMERINTAH ACEH (RKPA ) TAHUN 2013

    sebesar 7,77 tahun. Angka tertinggi di Kota Banda Aceh sebesar 12,20 tahun, diikutiKota Sabang sebesar 10,59 tahun dan Kota Langsa sebesar 10,51 (Tabel 2.9).Tabel 2.9

    Angka Rata-rata Lama Sekolah di Provinsi AcehTahun 2007 2011

    No Kabupaten/Kota Tahun2007 2008 2009 2010 20111 Simeulue 7.60 8.00 8.30 8.52 8,622 Aceh Singkil 7.70 7.70 7.74 7.76 7,773 Aceh Selatan 8.20 8.20 8.28 8.43 8,444 Aceh Tenggara 9.30 9.30 9.34 9.35 9,365 Aceh Timur 8.40 8.40 8.49 8.49 8,516 Aceh Tengah 9.27 9.29 9.44 9.52 9,77 Aceh Barat 8.20 8.20 8.23 8.48 8,548 Aceh Besar 9.48 9.48 9.51 9.55 9,779 Pidie 8.60 8.60 8.65 8.67 8,7210 Bireuen 9.20 9.20 9.23 9.26 9,2811 Aceh Utara 9.10 9.10 9.12 9.15 9,1912 Aceh Barat Daya 7.50 7.50 7.63 7.72 8,0113 Gayo Lues 8.70 8.70 8.71 8.71 8,7314 Aceh Tamiang 8.40 8.40 8.77 8.78 8,8515 Nagan Raya 7.32 7.32 7.34 7.57 7,7516 Aceh Jaya 8.70 8.70 8.71 8.72 8,7317 Bener Meriah 8.49 8.49 8.53 8.77 8,8118 Pidie Jaya 8.00 8.00 8.38 8.64 8,6819 Banda Aceh 11.86 11.86 11.91 12.09 12,220 Sabang 10.13 10.23 10.36 10.55 10,5921 Langsa 9.70 9.88 10.04 10.45 10,5122 Lhokseumawe 9.70 9.70 9.91 9.99 10,0423 Subulussalam 7.50 7.50 7.58 7.59 7,61ACEH 8.50 8.50 8.63 8.81 8.90

    Sumber : Badan Pusat Statistik, Aceh Info 2012Rata-rata lama sekolah penduduk di Provinsi Aceh tahun 2010 memang telahberada di atas rata-rata nasional sebesar 7,92 (Susenas, 2010), namun apabiladitelaah lebih lanjut masih terlihat adanya kesenjangan antara laki-laki danperempuan. Rata-rata lama sekolah penduduk laki-laki tercatat sebesar 9,20sedangkan rata-rata lama sekolah penduduk perempuan sebesar 8,50. Dengan katalain, rata-rata penduduk laki-laki berpendidikan tamat SMP/MTs dan telah memasuki

  • RENCANA KERJA PEMERINTAH ACEH (RKPA ) TAHUN 2013 BAB II - 19

    tahun pertama jenjang pendidikan menengah sedangkan rata-rata pendudukperempuan hanya berpendidikan sampai kelas tiga SMP/MTs dan tidak tamat.2.1.3. Aspek Pelayanan Umum2.1.3.1. Fokus Layanan Urusan Wajib2.1.3.1.1. PendidikanA. Angka Partisipasi SekolahSelama periode tahun 2007-2011, capaian Angka Partisipasi Sekolah (APS)menurut kelompok usia sekolah terus mengalami kenaikan. Pada kelompok usiapendidikan dasar, APS penduduk usia 7-12 tahun naik dari 98,93 persen pada tahun2007 menjadi 99,03 persen pada tahun 2011, demikian juga dengan APS pendudukusia 13-15 tahun yang meningkat dari 93,90 persen pada tahun 2007 menjadi 94,07persen pada tahun 2011 (Tabel 2.10). Capaian APS ini telah melampaui rata-ratanasional tahun 2010 yang masing-masing sebesar 98,02 persen dan 86,24 persen.

    Tabel 2.10Angka Partisipasi Sekolah (APS) menurut Kelompok Usia Sekolah

    di Provinsi Aceh Tahun 2007-2011

    Kelompok Usia Tahun2007 2008 2009 2010 2011APS 7-12 98.93 99.06 99.07 99.19 99,03APS 13-15 93.90 94.12 94.31 94.99 94,07APS 16-18 72.36 72.32 72.72 73.53 72,41APS 19- 24 23.6 23.13 22.82 24.11 24.78

    Sumber : Badan Pusat Statistik, Aceh Info 2012Pada kelompok usia pendidikan menengah, capaian APS penduduk usia 16 -18 tahun pada tahun 2007 sebesar 72,36 persen meningkat menjadi 72,41 persenpada tahun 2011. Capaian ini juga telah jauh melampaui rata-rata nasional tahun2010 yang hanya sebesar 56,01 persen.Hal ini menggambarkan bahwa penduduk di perkotaan dan perdesaan telahmemiliki kesempatan yang relatif sama dalam mengakses pendidikan dasar,khususnya sekolah dasar. Dalam kaitannya dengan wajib belajar pendidikan dasarsembilan tahun, hanya persebaran SMP/MTs atau yang sederajat di wilayah yangsecara geografis sulit dijangkau yang masih harus mendapat perhatian. Kondisi ini

  • BAB II - 20 RENCANA KERJA PEMERINTAH ACEH (RKPA ) TAHUN 2013

    berbeda dengan pendidikan menengah yang belum mampu diakses secara merataterutama oleh masyarakat di perdesaan.B. Rasio Ketersediaan Sekolah Pada Pendidikan Dasar Terhadap Penduduk

    Usia SekolahRasio ini digunakan untuk mengukur ketersediaan sekolah/madrasah padajenjang pendidikan dasar (SD/MI dan SMP/MTs) untuk setiap 10.000 pendudukusia sekolah. Rasio ini juga mengindikasikan kemampuan (kapasitas) untukmenampung semua penduduk usia pendidikan dasar di suatu daerah, masing-masing penduduk 7 12 tahun di SD/MI dan penduduk usia 13 15 tahun diSMP/MTs.Pada tahun 2010 rasio ketersediaan SD/MI terhadap penduduk usia 7-12tahun adalah sebesar 68,67 sedangkan rasio ketersediaan SMP/MTs terhadappenduduk usia 13-15 tahun adalah sebesar 43,98. Rasio ketersediaan SD/MIsebesar 68,67 mengandung arti bahwa untuk setiap 10.000 penduduk usia 7-12tahun di Aceh tersedia 68 sampai 69 unit SD/MI untuk menampungnya dengankapasitas rata-rata 146 siswa per sekolah, sedangkan rasio ketersediaan SMP/MTssebesar 43,98 berarti untuk setiap 10.000 penduduk usia 13-15 tahun tersediasekitar 43 sampai 44 unit SMP/MTs untuk menampungnya dengan kapasitas rata-rata 228 siswa per sekolah.Jika dibandingkan dengan standar nasional rasio siswa per sekolah SD/MIsebesar 180 dan standar nasional rasio siswa per sekolah SMP/MTs sebesar 270(disesuaikan dengan Standar Pelayanan Minimum/SPM Pendidikan Dasar), terlihatbahwa kapasitas satuan pendidikan dasar yang ada di Provinsi Aceh untukmenampung anak usia sekolah masih belum dimanfaatkan secara optimal. Dayatampung sekolah-sekolah yang ada masih memungkinkan untuk menampungpeningkatan jumlah anak usia sekolah sampai lima tahun yang akan datang.Semakin dekat nilai capaian kedua indikator ini kepada standar nasional akanmengindikasikan semakin efisiennya pemanfaatan sarana dan prasarana satuanpendidikan dasar untuk mendukung kebijakan penuntasan Wajib BelajarPendidikan Dasar 9 Tahun.

  • RENCANA KERJA PEMERINTAH ACEH (RKPA ) TAHUN 2013 BAB II - 21

    C. Rasio Guru Terhadap Murid Pada Pendidikan DasarData tahun 2010 memperlihatkan bahwa rasio siswa-guru di Sekolah Dasar(SD) dan Maderasah Ibtidaiyah (MI) sebesar 1 : 11 (rata-rata satu orang gurumelayani sekitar 11 siswa) dan di SMP/MTS sebesar 1 : 10 (rata-rata satu orangguru melayani sekitar 10 siswa). Dibandingkan dengan rata-rata nasional sebesar 1: 17 untuk SD/MI dan 1 : 15 untuk SMP/MTs, rasio guru-siswa pada jenjangpendidikan dasar di Aceh lebih baik dibandingkan dengan rata-rata nasional.Namun, rasio guru yang tinggi tersebut belum memberikan kontribusi yangsignifikan terhadap mutu pendidikan Aceh.Salah satu penyebab rendahnya mutu pendidikan di Provinsi Aceh adalahdistribusi guru yang tidak merata, di samping rendahnya kualifikasi dankompetensi guru. Sejumlah sekolah mengalami kelebihan guru sementara sekolahyang lain terutama di pedesaan mengalami kekurangan guru. Di samping itubeberapa sekolah menengah kejuruan masih kekurangan guru untuk matapelajaran kejuruan tertentu. Dari sisi kualifikasi, pada tingkat sekolah dasar tercatat17 persen guru SD dan 30,18 persen guru MI yang berkualifikasi S1/D-IV.Sementara pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP), persentase guru SMPberkualifikasi S1/D-IV sebesar 70,30 persen dan guru MTs sebesar 73,48 persen.D. Rasio Ketersediaan Sekolah Pada Pendidikan Menengah Terhadap

    Penduduk Usia SekolahSeperti halnya pada jenjang pendidikan dasar, rasio ketersediaansekolah/madrasah pada jenjang pendidikan menengah terhadap penduduk usia 16-18 tahun juga terus membaik dari tahun ke tahun. Rasio ketersediaanSMA/MA/SMK terhadap penduduk usia 16-18 tahun pada tahun 2010 adalahsebesar 26,65. Hal ini bermakna bahwa untuk setiap 10.000 penduduk usia 16-18tahun di Aceh tersedia 26 sampai 27 unit SMA/MA/SMK untuk menampungnyadengan kapasitas rata-rata 376 siswa per sekolah.Dibandingkan dengan standar nasional rasio siswa per sekolahSMA/MA/SMK sebesar 384 (12 kelas dengan rasio siswa per kelas rata-rata 32),maka capaian rasio ini telah mengindikasikan bahwa kapasitas satuan-satuanpendidikan menengah di Aceh secara keseluruhan perlu segera ditingkatkan untukdapat menampung lulusan SMP/MTs yang semakin bertambah. Peningkatan

  • BAB II - 22 RENCANA KERJA PEMERINTAH ACEH (RKPA ) TAHUN 2013

    jumlah lulusan SMP/MTs tersebut sejalan dengan keberhasilan program wajibbelajar pendidikan dasar sembilan tahun yang dicanangkan Pemerintah sejak tahun1994 lalu.E. Rasio Guru Terhadap Murid Pada Pendidikan MenengahRasio siswa-guru pada jenjang pendidikan menengah (SMA/MA/SMK) tahun2010 di Aceh sebesar 10,23. Rasio ini masih lebih baik dibandingkan capaian rata-rata nasional tahun 2010 sebesar 12. Rasio siswa-guru SMA/MA/SMKmenunjukkan bahwa jumlah guru sudah mencukupi. Namun khusus untuk matapelajaran Teknologi, Informasi dan Komunikasi (TIK), Sosiologi/Antropologi, danGeografi jumlah gurunya masih kurang. Selanjutnya, khusus di SMK terdapatkekurangan guru untuk mata pelajaran kejuruan. Oleh karena itu, penyediaan guruuntuk mata pelajaran TIK, Sosiologi/Antropologi, geografi dan kejuruan perludilakukan secara selektif.Seperti halnya pada jenjang pendidikan dasar, distribusi guru pada jenjangpendidikan menengah juga belum merata. Oleh karena itu, distribusi guru perludilakukan khususnya untuk wilayah-wilayah terpencil dan kepulauan. Dari sisikualifikasi, data tahun 2010 memperlihatkan 91,28 persen guru SMA, dan 84,23persen guru MA telah memenuhi kualifikasi S1/D-IV. Pada satuan pendidikan SMK,guru yang telah memenuhi kualifikasi S1/D-IV sebesar 87,39 persen.2.1.3.1.2. Bidang pendidikan DayahA. Rasio Ketersediaan Dayah dan SantriSesuai dengan Qanun Nomor 5 Tahun 2008 Tentang PenyelenggaraanPendidikan, bahwa Pemerintah Aceh berkewajiban untuk mewujudkan LembagaPendidikan Dayah di Aceh sebagai lembaga pendidikan Islam yang berkualitas. Untukmaksud tersebut dalam kurun waktu lima tahun ke depan (2012-2017) PemerintahAceh melalui Badan Pembinaan Pendidikan Dayah Aceh menetapkan tujuan dansasaran program jangka menengah ke dalam 4 (empat) sasaran pembinaan, yaitu :a. Pembinaan kelembagaan dayah dan pengembangan dayah yang meliputi:Pembangunan dayah bertaraf Internasional/perbatasan sebanyak 4 (empat) unit,pembinaan dan pengembangan Dayah Manyang (Mahad Aly) sebanyak 8(delapan) unit, pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana dayah

  • RENCANA KERJA PEMERINTAH ACEH (RKPA ) TAHUN 2013 BAB II - 23

    sebanyak 1017 unit, penyediaan manajemen kelembagaan dayah, penyediaandana operasional dayah, penyelenggaraan akreditasi dayah dan pemutakhirandata dayah, penyusunan profil dayah dan kelembagaan sistem informasi programpendidikan dayah, penyusunan program teknis, melakukan pembuatan moduldan pelaporan serta melakukakn pembangunan sarana dan prasarana dayahkabupaten/kota dengan dana otsus.b. Pembinaan pengembangan pembelajaran, meliputi: Pembinaan pengembanganproses pembelajaran, pembinaan dan pengembangan kurikulum dayah salafiyah,pengembangan system informasi dan sosialisasi program pendidikan dayah,pelatihan life skill, jurnalistik, dan penerbitan berkala majalah/jurnal dayah.c. Pembinaan guru dayah yang meliputi: pembinaan pimpinan dan guru dayah,penyediaan insentif bagi 17.500 orang guru dayah, melakukan rekruitmen tenagapendidik bagi guru matematika, bahasa inggris dan bahasa arab untuk dayahsalafiyah dan terpadu, melakukan pelatihan bagi tenaga pendidik sertamelakukan usaha ekonomi dayah.d. Pembinaan santri dayah meliputi: pelatihan pembinaan kaligrafi, pembinaanbakat dan minat santri, pembinaan kegiatan ekstra kurikuler santri dayah,penyediaan beasiswa bagi santri yatim, piatu, yatim piatu dan miskin.Pendidikan dayah memiliki peran yang sangat penting untuk mewujudkanmasyarakat yang bermartabat dan berakhlakul karimah yang berlandaskan nilai-nilaidinul Islam. Berdasarkan akreditasi dayah pada tahun 2011, jumlah lembaga dayah diAceh sebanyak 517 dayah yang terdiri dari 411 Dayah Salafiyah (dayah tradisional)dan 106 Dayah Terpadu. Dari jumlah tersebut, dayah yang memiliki klaisifikasi tipe Aberjumlah 49 dayah salafiyah dan 52 dayah terpadu. Untuk Tipe B, dayah salafiyahberjumlah 61 dayah dan 28 dayah untuk dayah terpadu. Untuk Tipe C, dayahsalafiyah berjumlah 134 dayah dan 18 dayah terpadu. Sedangkan untuk Tipe D,dayah salafiyah berjumlah 155 dayah dan dayah terpadu berjumlah 8 dayah. Rasioketersediaan dayah yang terakreditasi dan santri adalah 1:325. Rasio ini lebih rendahdibandingkan dengan rasio ketersediaan sekolah menengah dan siswa yang memilikirasio 1:304 (Tabel 2.11)

  • BAB II - 24 RENCANA KERJA PEMERINTAH ACEH (RKPA ) TAHUN 2013

    Tabel 2.11Rekapitulasi Tipe Dayah Aceh Hasil Akreditasi Tahun 2011

    dalam Provinsi AcehSALAFIYAH TERPADU SALAFIYAH TERPADU SALAFIYAH TERPADU SALAFIYAH TERPADU

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 121 SABANG - 1 - - - 2 - - - 32 BANDA ACEH - 1 4 1 - - - - - 63 ACEH BESAR 1 12 14 11 2 11 2 1 - 544 PIDIE - 3 - 3 4 24 - 34 - 685 PIDIE JAYA 1 3 1 - - 7 - 9 - 216 BIREUEN 2 9 2 17 - 12 - 42 - 847 LHOKSEUMAWE - 4 5 2 - 2 - - - 138 ACEH UTARA 2 5 5 7 3 21 1 12 - 569 ACEH TIMUR - 1 1 2 - 8 - 11 1 2410 LANGSA - - 1 3 - 3 - 4 - 1111 ACEH TAMIANG 1 - 1 - - 1 - 4 2 912 BENER MERIAH - - 2 - 1 2 3 1 1 1013 ACEH TENGAH - - 3 1 - 5 - 1 1 1114 GAYO LUES - 1 1 1 2 - - - - 515 ACEH TENGGARA 1 - 5 - 5 1 5 3 1 2116 ACEH JAYA - 1 - 1 2 5 - 4 - 1317 ACEH BARAT 1 2 2 2 2 4 - 4 - 1718 NAGAN RAYA - - - - 1 1 - 9 - 1119 ACEH BARAT DAYA - 1 2 2 - 10 - 4 - 1920 ACEH SELATAN 1 4 2 7 - 14 1 8 - 3721 SUBULUSSALAM 1 - - - 6 - 1 3 1 1222 ACEH SINGKIL 1 1 1 1 - 1 4 - 1 1023 SIMEULUE - - - - - - 1 1 - 212 49 52 61 28 134 18 155 8 517

    TIPE A TIPE B TIPE C TIPE DMA'HAD ALYDAN

    PERBATASANKABUPATEN/KOTA

    JUMLAH

    JUMLAH & TIPE DAYAHNO JUMLAHTOTAL

    Sumber : Badan Dayah Provinsi Aceh, 2012

    B. Rasio Ketersediaan Tengku/Guru dan SantriDari hasil kegiatan pemutakhiran data yang dilakukan tahun 2011menunjukkan bahwa jumlah teungku/Ustadzah Sebanyak 17.569 orang.Kabupaten/Kota dengan jumlah tengku/Ustadz terbanyak adalah kabupaten AcehUtara dengan Jumlah 3.711 orang. Sedangkan untuk kabupaten/kota dengan JumlahTeungku/Ustadz terkecil Adalah Kabupaten Simeulue dengan jumlah 35 orang. Padakegiatan pemuktakhiran data tahun 2011, juga didapat jumlah santri dayah di acehyaitu sebanyak 167.791 orang. Kabupaten Aceh Utara memiliki jumlah santritertinggi yaitu 34.860 santri, sedangkan kabupaten/kota yang memiliki jumlah Santripaling sedikit adalah kota sabang dengan santri sebanyak 416 santri (Tabel 2.12).Dengan demikian, rasio ketersediaan tgk/guru dan santri 1:10. Rasio ini lebih tinggidibandingkan dengan rasio guru dan siswa pada sekolah umum.

  • RENCANA KERJA PEMERINTAH ACEH (RKPA ) TAHUN 2013 BAB II - 25

    Tabel 2.12Rekapitulasi Jumlah Dayah Aceh Hasil Pemuktahiran Tahun 2011

    dalam Provinsi AcehMENETAP TDK. MENETAP MENETAP TDK. MENETAP1 SABANG 5 209 207 416 29 12 412 BANDA ACEH 10 1,949 544 2,493 232 71 3033 ACEH BESAR 88 10,651 4,995 15,646 1,602 280 1,8824 PIDIE 73 4,312 11,893 16,205 1,181 603 1,7845 PIDIE JAYA 31 3,784 3,951 7,735 527 217 7446 BIREUEN 83 12,559 9,858 22,417 1,839 405 2,2447 LHOKSEUMAWE 22 4,493 1,577 6,070 354 99 4538 ACEH UTARA 184 17,012 17,848 34,860 3,209 502 3,7119 ACEH TIMUR 99 8,122 10,870 18,992 1,297 312 1,60910 LANGSA 11 2,285 1,063 3,348 166 158 32411 ACEH TAMIANG 27 1,492 2,830 4,322 278 79 35712 BENER MERIAH 9 1,357 494 1,851 135 28 16313 ACEH TENGAH 10 1,127 363 1,490 148 8 15614 GAYO LUES 19 1,350 612 1,962 178 68 24615 ACEH TENGGARA 20 2,740 515 3,255 391 269 66016 ACEH JAYA 14 1,503 716 2,219 318 20 33817 ACEH BARAT 25 2,668 1,693 4,361 547 49 59618 NAGAN RAYA 10 514 784 1,298 112 16 12819 ACEH BARAT DAYA 30 1,590 2,695 4,285 335 134 46920 ACEH SELATAN 56 4,424 5,448 9,872 710 160 87021 SUBULUSSALAM 14 928 1,308 2,236 211 12 22322 ACEH SINGKIL 13 1,645 507 2,152 155 78 23323 SIMEULUE 3 128 178 306 22 13 35

    856 86,842 80,949 167,791 13,976 3,593 17,569JUMLAH

    NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH DAYAHSTATUS SANTRI JUMLAH

    SANTRISTATUS GURU/TEUNGKU JUMLAH GURU/

    TEUNGKU

    Sumber : Badan Dayah Provinsi Aceh, 2012

    2.1.3.2. Fokus Layanan Urusan Pilihan2.1.3.2.1. Jumlah Investor Berskala Nasional (PMDN/PMA)Jumlah perusahaan yang mengajukan proposal permohonan izin investasibaik jenis PMA maupun PMDN terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2009jumlah perusahaan yang telah mengajukan permohonan izin sejumlah 289perusahaan yang terdiri dari PMA 121 buah dan PMDN 168 buah dan pada tahun2010 menjadi 302 perusahaan yang terdiri dari PMA 134 buah dan PMDN 168 buah.Hal ini menunjukkan bahwa minat investor untuk menanamkan modalnya di Acehsangat tinggi. Namun realisasi investasi masih rendah akibat terkendala olehbeberapa faktor diantaranya masih minimnya infrastruktur seperti ketersediaansumber daya energi listrik, tingginya Upah Minimum Provinsi (UMP) sertapermasalahan pertanahan.

  • BAB II - 26 RENCANA KERJA PEMERINTAH ACEH (RKPA ) TAHUN 2013

    2.1.3.2.2. Jumlah Nilai Investasi Berskala Nasional (PMDN/PMA)Perkembangan investasi di Aceh yang menggunakan fasilitas impor barangmodal selama tiga tahun terahir (2007-2009) belum menggembirakan. Selamaperiode 2007-2009 investasi yang terjadi relatif kecil. sejak tahun 2007 sampaidengan tahun 2009, dari rencana investasi Penanaman Modal Asing (PMA) senilaiUSD 143.32 juta yang dapat terealisasi adalah hanya USD 122.3 juta. InvestasiPenanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dari rencana investasi senilaiRp.6.303.047.045.730 yang terealisasi adalah Rp.6.254.047.045.730. Sedangkan padatahun 2010, rencana investasi Penanaman Modal Asing (PMA) senilaiUSD13.562.166.556 sedangkan yang terealisasi hanya USD 2.304.311.771. Sementaraitu, rencana investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) senilaiRp12.738.088.841.569 tetapi yang terealisasi hanya Rp.6.303.047.045.730.Rendahnya investasi yang terjadi di Aceh juga tercermin dari perkembangan nilaiIncremental Capital Output Ratio (ICOR) yang cenderung masih sangat tinggi yaitusebesar 1,02 (2005); 0,82 (2006); 5,55 (2007) dan 4,8 (2008).2.1.3.2.3. Rasio Daya Serap Tenaga KerjaTenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan gunamenghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendirimaupun untuk masyarakat. Tenaga kerja yang bekerja pada PMA dan PMDN berupatenaga kerja asing dan tenaga kerja lokal (Indonesia). Dari sejumlah nilai investasiPMA yang direncanakan di Aceh, direncanakan akan mampu menyerap 745 orangtenaga kerja asing dan 43.280 orang tenaga kerja lokal (Indonesia), sedangkanrealisasinya hanya 26 orang tenaga kerja asing dan 17.307 orang tenaga kerja lokal(Indonesia). Sedangkan investasi PMDN direncanakan akan mampu menyeraptenaga kerja asing 2.082 orang dan 131.454 orang tenaga kerja lokal (Indonesia),sementara itu yang terealisasi hanya 10 orang tenaga kerja asing dan 53.942 orangtenaga kerja lokal (Indonesia).Rasio daya serap tenaga kerja yaitu perbandingan antara jumlah tenaga kerjayang bekerja pada PMA/PMDN dengan jumlah seluruh PMA/PMDN. Di ProvinsiAceh rasio daya serap tenaga kerja pada PMA yaitu 129 orang per PMA dan padaPMDN 321 orang per PMDN.

  • RENCANA KERJA PEMERINTAH ACEH (RKPA ) TAHUN 2013 BAB II - 27

    Jumlah Investor Berskala Nasional (PMDN/PMA), Nilai Investasi BerskalaNasional (PMDN/PMA) dan Rasio Daya Serap Tenaga Kerja lebih jelas dapat dilihatpada Tabel 2.13.Tabel 2.13

    Perkembangan Investasi Berskala Nasional (PMA/PMDN)Sampai dengan November 2010

    2.1.4. Aspek Daya Saing Daerah2.1.4.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah2.1.4.1.1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga PerkapitaPengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Perkapita merupakan salah satuindikator untuk mengukur kemampuan ekonomi daerah. Pengeluaran konsumsirumah tangga perkapita dapat menggambarkan pendapatan sebuah rumah tangga.Meningkatnya pengeluaran rumah tangga menunjukkan meningkatnyapendapatannya. Proporsi Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Perkapita terhadapPDRB Aceh dengan Migas atas dasar harga berlaku tahun 2007-2011 terusmengalami peningkatan dari 32,29% pada tahun 2007 menjadi 40,86% pada tahun2011. Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya jumlah pengeluaran rumahtangga pada kurun waktu tersebut terutama pengeluaran untuk konsumsi makanan.Ini menggambarkan bahwa adanya perbaikan pendapatan masyararakat yangberpengaruh pada jumlah pengeluarannya. Tingginya komposisi pengeluarankonsumsi rumah tangga terhadap PDRB menunjukkan ekonomi Aceh saat iniditopang oleh konsumsi rumah tangga.

  • BAB II - 28 RENCANA KERJA PEMERINTAH ACEH (RKPA ) TAHUN 2013

    Tabel 2.14Peranan Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Terhadap PDRB Aceh

    Dengan Migas Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2007-2011

    Sumber : BPS, 2012Pola konsumsi rumah tangga dari tahun ke tahun dapat memperlihatkanperubahan tingkat kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan masyarakat semakinmeningkat bila porsi pendapatannya yang dibelanjakan untuk non makananmeningkat. Sebaliknya, apabila sebagian besar pendapatan masyarakat dihabiskanuntuk pengeluaran makanan maka dapat menggambarkan tingkat kesejahteraanmasyarakat relatif menurun.Perkembangan Pengeluaran konsumsi rumah tangga masyarakat Aceh daritahun 2007 2011 menunjukkan pengeluaran yang digunakan untuk makanancenderung meningkat dari 58,51% pada tahun 2007 menjadi 61,15% di tahun 2010dan 59,52% pada tahun 2011. Ini dapat menunjukkan tingkat kesejahteraanmasyarakat pada tahun 2006 lebih baik dibandingkan pada tahun 2011, namunkondisi masyarakat pada tahun 2011 lebih baik jika dibandingkan dengan tahun2010. Akan tetapi bila dilihat perkembangan tahun 2008 ke 2011 terjadi peningkatankonsumsi non makanan yang dapat diartikan bahwa terjadi perbaikan tingkatkesejahteraan masyarakat dari sisi pengeluarannya. Pengeluaran konsumsi rumahtangga untuk makanan pada 2007 sebesar 18,80 persen meningkat menjadi 24,32persen pada tahun 2011. Demikian juga dengan konsumsi rumah tangga bukanmakanan cenderung mengalami peningkatan, pada tahun 2006 sebesar 13,49 persenmeningkat menjadi 16,54 persen pada tahun 2011 (Tabel 2.14).Perkembangan yang negatif terhadap kesejahteraan masyarakat pada kurunwaktu 2006 ke 2010 dapat disebabkan karena tingginya inflasi khususnya yangbersumber dari harga-harga produk makanan. Perkembangan persentasepengeluaran rumah tangga tahun 2006 2010 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

    NO PENGELUARAN KONSUMSIRUMAH TANGGATAHUN

    2007 2008 2009 2010 2011(%) (%) (%) (%) (%)1 Makanan 18,80 20,55 23,68 24,6 24,322 Bukan Makanan 13,49 12,85 14,81 15,63 16,54

    JUMLAH 32,29 33,4 38,49 40,23 40,86

  • RENCANA KERJA PEMERINTAH ACEH (RKPA ) TAHUN 2013 BAB II - 29

    Tabel 2