RKL NEW

45
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek pabrik pabrik rokok PT. Gudang Jember Tbk. ini dimaksudkan untuk mendukung dan memperlancar proyek pengembangan potensi pabrik rokok yang berada di wilayah Kecamatan Ajung Kabupaten Jember. Hal ini sesuai dengan rencana produksi rokok besar-besaran yang berada dalam wilayah pertanian tembakau yang diperuntukan sebagai kawasan industri rokok. Sehingga keberadaan kegiatan tersebut diharapkan dapat memacu pertumbuhan pembangunan dan perkembangan wilayah Kabupaten Jember. Dampak penting yang diperkirakan akan timbul setelah pelaksanaan proyek ini dapat terjadi pada berbagai komponen lingkungan yang meliputi komponen fisika-kimia, biologi serta sosial ekonomi, sosial budaya dan kesejahteraan masyarakat. Dampak yang diperoleh dapat berupa dampak positif maupun negatif baik yang bersifat langsung dan tidak langsung dalam skala ruang dan waktu yang berbeda sesuai dengan tahapan pelaksanaan proyek. Dampak negatif yang diperkirakan akan terjadi dapat diminimalkan atau diperkecil melalui pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup yang berupa tindakan atau upaya-upaya mencegah, mengendalikan dan menanggulangi dampak penting yang bersifat negatif dan meningkatkan

description

amdal

Transcript of RKL NEW

Page 1: RKL NEW

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proyek pabrik pabrik rokok PT. Gudang Jember Tbk. ini dimaksudkan untuk

mendukung dan memperlancar proyek pengembangan potensi pabrik rokok yang

berada di wilayah Kecamatan Ajung Kabupaten Jember. Hal ini sesuai dengan

rencana produksi rokok besar-besaran yang berada dalam wilayah pertanian

tembakau yang diperuntukan sebagai kawasan industri rokok. Sehingga

keberadaan kegiatan tersebut diharapkan dapat memacu pertumbuhan

pembangunan dan perkembangan wilayah Kabupaten Jember.

Dampak penting yang diperkirakan akan timbul setelah pelaksanaan proyek

ini dapat terjadi pada berbagai komponen lingkungan yang meliputi komponen

fisika-kimia, biologi serta sosial ekonomi, sosial budaya dan kesejahteraan

masyarakat. Dampak yang diperoleh dapat berupa dampak positif maupun negatif

baik yang bersifat langsung dan tidak langsung dalam skala ruang dan waktu yang

berbeda sesuai dengan tahapan pelaksanaan proyek.

Dampak negatif yang diperkirakan akan terjadi dapat diminimalkan atau

diperkecil melalui pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup yang berupa

tindakan atau upaya-upaya mencegah, mengendalikan dan menanggulangi

dampak penting yang bersifat negatif dan meningkatkan dampak positif dan

pelaksanaan pemantauan lingkungan hidup yang berupa tindakan pemantauan

terhadap perubahan komponen atau parameter lingkungan hidup sebagai dampak

penting yang akan timbul sebagai akibat pelaksanaan proyek.

Guna melaksanakan pengelolaan lingkungan yang baik sesuai dengan tujuan

dan sasaran yang diharapkan, diperlukan pedoman atau petunjuk pelaksanaan

sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan lingkungan berupa

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL).

Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) merupakan

bagian dokumen AMDAL proyek pabrik rokok PT. Gudang Jember Tbk. yang

wajib disusun dan dilaksanakan oleh pemrakarsa dalam rangka pelaksanaan

pengelolaan lingkungan kawasan wisata pantai. Pelaksanaan RKL juga diperlukan

bagi pihak lain yang berkepentingan antara lain:

Page 2: RKL NEW

Institusi Pemerintah sebagai perencana kegiatan pelaksana dan pengawas

pembangunan serta pengelolaan lingkungan hidup di wilayah pabrik rokok

dan sekitarnya.

Masyarakat di sekitar lokasi pabrik rokok terutama yang akan terkena

dampak penting.

Pemerhati lingkungan termasuk LSM, pakar dan masyarakat umum

lainnya.

1.2 Maksud dan Tujuan Pelaksanaan RKL

Tidak semua proyek atau rencana kegiatan wajib dilengkapi dengan

AMDAL. Daftar kegiatan yang wajib dilengkapi studi AMDAL dapat dilihat

dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup (KepMen LH) No. 17

Tahun 2001 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib

Dilengkapi dengan AMDAL atau dapat juga diperoleh dari kantor Kementerian

Lingkungan Hidup (KLH) atau pemerintah daerah yang bersangkutan. Apabila

rencana kegiatan mendapat izin dan melanjutkan pelaksanaan kegiatan,

pemrakarsa diwajibkan melakukan hal-hal yang telah tertera dalam:

Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) untuk mengendalikan

dampak

Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) untuk memantau

dampak

RKL adalah dokumen yang memuat upaya-upaya untuk mencegah,

mengendalikan dan menanggulangi dampak penting lingkungan hidup yang

bersifat negatif serta memaksimalkan dampak positif yang terjadi akibat rencana

suatu kegiatan. Upaya-upaya tersebut dirumuskan berdasarkan hasil arahan dasar-

dasar pengelolaan dampak yang dihasilkan dari kajian ANDAL.

1.3 Kegunaan Dilaksanakan Pemantauan Lingkungan Hidup

1.3.1 Bagi pemerintah, AMDAL bermanfaat untuk:

Mencegah terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan serta

pemborosan sumber daya alam secara lebih luas.

Page 3: RKL NEW

Menghindari timbulnya konflik dengan masyarakat dan kegiatan lain di

sekitarnya.

Menjaga agar pelaksanaan pembangunan tetap sesuai dengan prinsip-

prinsip pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

Perwujudan tanggung jawab pemerintah dalam pengelolaan lingkungan

hidup.

Bahan bagi rencana pengembangan wilayah dan tata ruang.

1.3.2 Bagi pemrakarsa, AMDAL bermanfaat untuk:

Menjamin keberlangsungan usaha dan/atau kegiatan karena adanya

proporsi aspek ekonomis, teknis dan lingkungan.

Menghemat dalam pemanfaatan sumber daya (modal, bahan baku, energi).

Dapat menjadi referensi dalam proses kredit perbankan.

Memberikan panduan untuk menjalin interaksi saling menguntungkan

dengan masyarakat sekitar sehingga terhindar dari konflik sosial yang

saling merugikan.

Sebagai bukti ketaatan hukum, seperti perijinan.

1.3.3 Bagi masyarakat, AMDAL bermanfaat untuk:

Mengetahui sejak dini dampak positif dan negatif akibat adanya suatu

kegiatan sehingga dapat menghindari terjadinya dampak negatif dan dapat

memperoleh dampak positif dari kegiatan tersebut.

Melaksanakan kontrol terhadap pemanfaatan sumberdaya alam dan upaya

pengelolaan lingkungan yang dilakukan pemrakarsa kegiatan, sehingga

kepentingan kedua belah pihak saling dihormati dan dilindungi.

Terlibat dalam proses pengambilan keputusan terhadap rencana

pembangunan yang mempunyai pengaruh terhadap nasib dan kepentingan

mereka.

1.4. Kedudukan RKL dalam AMDAL

Menurut Suratmo, (1999) kedudukan RKL dalam AMDAL dapat

digambarkan sebagai berikut :

1. Penanganan dampak harus mencakup pertimbangan lingkungan.

Page 4: RKL NEW

2. Beberapa jenis dampak hanya memerlukan cara penanganan yang

sederhana, dan dampaknya terhadap lingkungan adalah kecil.

3. Penanganan dampak dimulai dan pemilihan alternatif.

4. Penanganan dampak memerlukan biaya.

5. Kebanyakan pemrakarsa tidak berminat untuk mengembangkan ditapak

positif oleh karena itu perlu dilakukan pendekatan upaya pengelolaan

dampak positif.

1.5. Peraturan Perundang-undangan

Dalam penyempurnaan Studi AMDAL, beberapa peraturan-peraturan yang

digunakan sebagai acuan adalah peraturan-peraturan yang diberlakukan oleh

Pemerintah RI untuk Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan

diantaranya :

1. Undang –Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya

Alam Hayati dan Ekosistemnya.

2. Undang-undang RI No.23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan

hidup

3. Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 1993 tentang Analisa Mengenai

Dampak Lingkungan

4. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No.

Kep-02/MENKLH/I/1998 Tentang Pedoman Penentuan Baku Mutu

Lingkungan

5. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No.

Kep-14/MENKLH/3/1994 Tentang Pedoman Umum Penyusunan

AMDAL

6. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No.

Kep-13/MENKLH/3/1994 Tentang Pedoman Penyusunan Keanggotaan

dan Tata Kerja Komisi AMDAL

7. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No.

Kep-14/MENKLH/3/1994 Tentang Pedoman Umum Penyusunan

AMDAL

Page 5: RKL NEW

8. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.

Kep-39/MENLH/08/1996 Tentang Jenis Kegiatan Yang Harus Dilengkapi

Dengan AMDAL

9. Keputusan Kepala BAPEDDAL No. Kep-056 Tahun 1994 Tentang

Pedoman Penentuan Dampak Penting

10. Keputusan Kepala BAPEDDAL No. 299/II/1996 Tentang Pedoman

Teknia Kajian Aspek Sosial dalam Penyusunan AMDAL

11. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 06 Tahun 2010

Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Industri Rokok dan/atau Cerutu

Menteri Negara Lingkungan Hidup

untuk melaksanakan ketentuan Pasal 20 ayat (5) Undang-Undang Nomor

32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,

perlu menetapkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup tentang

Baku Mutu Air Limbah Bagi Industri Rokok dan/atau Cerutu;

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup tentang Baku Mutu Air

Limbah bagi Industri Rokok dan/atau Cerutu.

Pasal 1

1. Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

2. Industri rokok dan/atau cerutu adalah usaha dan/atau kegiatan di

bidang pengolahan tembakau dan/atau bahan campuran lainnya

menjadi rokok dan/atau cerutu.

3. Proses primer basah adalah proses pengolahan cengkeh dan/atau

tembakau yang menggunakan air dalam proses perendaman.

4. Proses primer kering adalah proses pengolahan cengkeh dan/atau

tembakau yang menggunakan steam untuk melembabkan olahan

cengkeh dan/atau tembakau.

5. Proses sekunder adalah proses lanjutan dari proses primer pada

produksi rokok dan/atau cerutu yang antara lain meliputi proses

pelintingan, pengepakan sampai proses akhir.

6. Air limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari limbah

domestik industri rokok dan/atau cerutu seperti limbah yang

Page 6: RKL NEW

berasal dari MCK dan penggunaan air lainnya yang diperuntukkan

untuk karyawan industri tersebut.

7. Sumber air adalah wadah air yang terdapat di atas dan di bawah

permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini akuifer, mata air,

sungai, rawa, danau, situ, waduk, dan muara.

8. Laut adalah ruang wilayah lautan yang merupakan kesatuan

geografis beserta segenap unsur terkait padanya yang batas dan

sistemnya ditentukan berdasarkan aspek fungsional.

9. Air limbah adalah sisa dari suatu usaha dan/atau kegiatan yang

berwujud cair.

10. Mutu air limbah adalah kondisi kualitas air limbah yang diukur

dan diuji berdasarkan parameter-parameter tertentu dan metoda

tertentu berdasarkan peraturan perundang-undangan.

11. Baku mutu air limbah adalah ukuran batas atau kadar unsur

pencemar dan/atau jumlah unsur pencemar yang ditenggang

keberadaannya dalam air limbah yang akan dibuang atau dilepas

ke dalam sumber air dari suatu usaha dan/atau kegiatan.

12. Pemanfaatan kembali adalah penggunaan kembali air limbah

industri rokok dan/atau cerutu yang telah diproses di instalasi

pengolahan air limbah dan/atau instalasi lainnya untuk proses

produksi dan/atau proses pendukung produksi.

13. Titik penaatan adalah satu lokasi atau lebih di outlet instalasi

pengolahan air limbah dan/atau outlet instalasi pengolah air limbah

industri rokok dan/atau cerutu lainnya dan/atau inlet pemanfaatan

yang dijadikan acuan untuk pemantauan dalam rangka penaatan

baku mutu air limbah.

14. Kejadian tidak normal adalah kondisi dimana peralatan proses

produksi dan/atau instalasi pengolahan air limbah tidak beroperasi

sebagaimana mestinya karena adanya kerusakan dan/atau tidak

berfungsinya peralatan tersebut.

Page 7: RKL NEW

15. Keadaan darurat adalah keadaan tidak berfungsinya peralatan

proses produksi dan/atau instalasi pengelolaan air limbah tidak

beroperasi sebagaimana mestinya karena adanya bencana alam,

kebakaran, dan/atau huru-hara.

16. Kadar maksimum adalah ukuran batas tertinggi suatu unsur

pencemar dalam air limbah yang diperbolehkan dibuang ke

sumber air.

17. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan

pemerintahan di bidang pengelolaan lingkungan hidup.

Pasal 2

(1) Baku mutu air limbah bagi industri rokok dan/atau cerutu terbagi

dalam empat kategori yang meliputi:

a. Kategori I, sumber air limbah yang berasal dari proses primer

basah dan sumber air limbah yang berasal dari proses sekunder,

termasuk sumber air limbah yang hanya berasal dari proses primer

basah

b. Kategori II, air limbah industri kategori I digabung dengan air

limbah domestik

c. Kategori III, sumber air limbah yang berasal dari proses primer

kering dan/atau sumber air limbah yang berasal dari proses

sekunder, termasuk industri cerutu dan industri rokok tanpa

cengkeh, dan

d. Kategori IV, air limbah industri kategori III digabung dengan air

limbah domestik

(2) Baku mutu air limbah bagi industri rokok dan/atau cerutu

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan berdasarkan kadar

maksimum.

Pasal 3

Baku mutu air limbah sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan

Menteri ini setiap saat tidak boleh dilampaui.

Page 8: RKL NEW

Pasal 4

(1) Pemerintahan daerah provinsi dapat menetapkan:

a) baku mutu air limbah bagi industri rokok dan/atau cerutu dengan

ketentuan sama atau lebih ketat daripada baku mutu sebagaimana

tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini; dan/atau

b) parameter tambahan di luar parameter sebagaimana tercantum

dalam Lampiran Peraturan Menteri ini setelah mendapat

persetujuan Menteri.

(2) Menteri dapat menyetujui atau menolak parameter tambahan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b paling lama 90 (sembilan

puluh) hari kerja sejak diterimanya permohonan tersebut dengan

memperhatikan saran dan pertimbangan instansi teknis terkait.

(3) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

Menteri tidak memberikan keputusan terhadap permohonan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf b, permohonan dianggap disetujui.

(4) Penolakan permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disertai

dengan alasan penolakan.

(5) Baku mutu air limbah dan/atau penambahan parameter sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan peraturan daerah provinsi.

Pasal 5

Dalam hal pemerintah daerah provinsi menetapkan baku mutu air limbah

bagi industri rokok dan/atau cerutu lebih ketat dari baku mutu air limbah

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1), diberlakukan baku mutu air

limbah yang ditetapkan oleh pemerintah daerah provinsi.

Page 9: RKL NEW

Pasal 6

Dalam hal hasil kajian kelayakan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

Hidup (AMDAL) atau rekomendasi Upaya Pengelolaan Lingkungan

Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) dari

industri rokok dan/atau cerutu mensyaratkan baku mutu air limbah lebih

ketat daripada baku mutu air limbah sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 4 ayat (1), diberlakukan baku mutu air

limbah bagi industri rokok dan/atau cerutu sebagaimana yang

dipersyaratkan oleh AMDAL atau rekomendasi UKL dan UPL.

Pasal 7

Dalam hal hasil kajian mengenai pembuangan air limbah bagi industri

rokok dan/atau cerutu mensyaratkan baku mutu air limbah lebih ketat

daripada baku mutu air limbah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat

(1), Pasal 4 ayat (1), atau Pasal 6 diberlakukan baku mutu air limbah

berdasarkan hasil kajian.

Pasal 8

a. Penanggung jawab industri rokok dan/atau cerutu wajib:

b. memenuhi baku mutu air limbah

c. melakukan pengolahan air limbah sehingga mutu air limbah yang

dibuang tidak melampaui baku mutu air limbah

d. menggunakan sistem saluran air limbah kedap air sehingga tidak

terjadi perembesan air limbah ke lingkungan;

e. memasang alat ukur debit atau laju alir limbah pada inlet instalasi

pengolahan air limbah dan outlet instalasi pengolahan air limbah

serta inlet pemanfaatan kembali apabila air limbah yang dihasilkan

dimanfaatkan kembali;

f. melakukan pencatatan debit harian air limbah baik untuk air

limbah yang dibuang ke sumber air dan/atau laut, dan/atau yang

dimanfaatkan kembali;

g. melakukan pencatatan pH harian air limbah; tidak melakukan

pengenceran air limbah ke dalam aliran buangan air limbah;

Page 10: RKL NEW

h. melakukan pencatatan jumlah bahan baku dan produk harian

senyatanya;

i. memisahkan saluran pembuangan air limbah dengan saluran

limpasan air hujan;

j. menetapkan titik penaatan untuk pengambilan contoh uji;

k. memeriksakan kadar parameter air limbah ini secara berkala

paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan di laboratorium

yang terakreditasi dan teregistrasi di Kementerian Negara

Lingkungan Hidup

l. menyampaikan laporan debit air limbah harian, pH harian,

penggunaan bahan baku, jumlah produk harian, dan kadar

parameter air limbah sebagaimana dimaksud dalam huruf e, huruf

f, huruf h, dan huruf k secara berkala paling sedikit 1 (satu) kali

dalam 3 (tiga) bulan kepada bupati/walikota dengan tembusan

kepada gubernur dan Menteri serta instansi lain yang terkait sesuai

dengan peraturan perundang-undangan; dan

m. melaporkan kepada bupati/walikota dengan tembusan kepada

gubernur dan Menteri mengenai kejadian tidak normal dan/atau

keadaan darurat yang mengakibatkan baku mutu air limbah

dilampaui serta rincian upaya penanganannya paling lambat 2 X

24 jam.

Pasal 9

(1) Bupati/walikota wajib mencantumkan baku mutu air limbah

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1), Pasal 4 ayat (1), Pasal 6,

atau Pasal 7 serta kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ke

dalam persyaratan izin pembuangan air limbah bagi industri rokok

dan/atau cerutu yang membuang air limbahnya ke sumber air.

(2) Menteri atau gubernur yang diberikan delegasi oleh Menteri untuk

memberikan izin pembuangan air limbah sebagaimana diatur dalam

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun 2006

tentang Persyaratan dan Tata Cara Perizinan Pembuangan Air Limbah ke

Page 11: RKL NEW

Laut wajib mencantumkan baku mutu air limbah sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 2 ayat (1), Pasal 4 ayat (1), Pasal 6, atau Pasal 7 serta

kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ke dalam persyaratan izin

pembuangan air limbah bagi industri rokok dan/atau cerutu yang

membuang air limbahnya ke laut.

Pasal 10

a. Apabila baku mutu air limbah bagi industri rokok dan/atau cerutu

telah

b. ditetapkan sebelum Peraturan Menteri ini:

c. lebih ketat atau sama dengan baku mutu air limbah sebagaimana

tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini dinyatakan tetap

berlaku;

d. lebih longgar dari baku mutu air limbah sebagaimana tercantum

dalam Lampiran Menteri ini, wajib disesuaikan dengan baku mutu

air limbah sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri ini

paling lama 1 (satu) tahun sejak ditetapkannya Peraturan Menteri

ini.

1.6. Identitas Pemrakarsa

Nama Proyek : Pabrik Rokok PT. Gudang Jember Tbk.

Pekerjaan : Penyusunan Dokumen KA-ANDAL, ANDAL,

RKL dan RPL

Pemimpin Proyek : Drs. Imron Rosyidi

Penanggung Jawab AMDAL : Dra. Retno Wimbaningrum S.Si, M.Si

Lokasi Proyek : Desa Klompangan Kecamatan Ajung, Kabupaten

Jember

1.7. Identitas Penyusun AMDAL

Nama : Luluk Faiqotul

Alamat : Jl. Panjaitan No.159 Kecamatan Ajung

Kabupaten Jember

Penanggungjawab Proyek : Prof. Sudarmadji Ph.D

Page 12: RKL NEW

Ketua Tim Ahli : Dr. Teguh

Ahli Hidro-Oseanografi : Dr. Dwi Setyati

Ahli Kimia-Fisika : Dr.rer.nat. Kartika Senjarini

Ahli Biologi : Dra. Mahriani

Ahli SosEkBudKesmas : Dr. Hari Sulistyowati S.Si M.Sc

BAB 2. PENDEKATAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN

Pengelolaan lingkungan kegiatan proyek industri rokok untuk produksi

rokok ini dilaksanakan dengan menggunakan salah satu atau berbagai pendekatan

pengelolaan lingkungan hidup. Pendekatan pengelolaan lingkungan hidup untuk

menangani setiap dampak besar dan penting yang telah diprediksikan dalam Studi

ANDAL ditentukan dan dipilih dengan mempertimbangkan berbagai aspek antara

lain: .

Karakteristik dampak yang dikelola

Tujuan pengelolaan dampak

Efektifitas dan ketepatan pelaksanaan pengelolaan

Pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pengolahan

Kendala, waktu, dana dan tenaga dalam pelaksanaan pengelolaan.

Pendekatan pengelolaan lingkungan yang digunakan untuk menangani

dampak besar dan penting Rencana kegiatan proyek industri rokok untuk produksi

rokok ini meliputi:

2.1 Pendekatan Teknologi

Pendekatan teknologi adalah cara-cara atau teknologi yang digunakan

untuk mengelola dampak besar dan penting. Berdasarkan pertimbangan

berbagai aspek sebagaimana telah disebutkan diatas, maka untuk mengelola

suatu dampak dipilih suatu cara atau teknologi yang tepat, efektif, efesien dan

dapat dilaksanakan. Dalam rangka penanggulangan limbah bahan berbahaya

dan beracun (B3) ditempuh dengan cara:

Membatasi dan mengisolasi limbah

Page 13: RKL NEW

Melakukan minimasi limbah dengan mengurangi jumlah /volume

limbah (reduce), menggunakan kembali limbah (reuse) atau mendaur

ulang (recycle).

2.2 Pendekatan Sosial Ekonomi

Pendekatan sosial ekonomi adalah langkah langkah yang akan ditempuh

Pemrakarsa dalam upaya menanggulangi dampak besar dan penting melalui

tindakan-tindakan yang berdasarkan pada interaksi sosial dan bantuan peran

Pemerintah. Bantuan peran pemerintah diharapkan karena keterbatasan

kemampuan pemrakarsa.

2.3 Pendekatan Institusi

Pendekatan institusi adalah mekanisme kelembagaan yang akan ditempuh

pemrakarsa dalam rangka menanggulangi dampak besar dan penting.

Mekanisme pelaksanaan pendekatan antara lain dalam bentuk kerjasama

dengan instansi atau lembaga yang terkait dengan pengelolaan lingkungan,

serta pengawasan dan pelaporan hasil pengelolaan lingkungan.

Page 14: RKL NEW

BAB 3. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

3.1 Prinsip Dan Mekanisme Pengeloaan Lingkungan

Prinsip dasar dalam penyusunan Rencana Pengelolaan Lingkungan dalam

proyek Pabrik Rokok adalah sebagai berikut:

Minimalisasi dampak negatif dan optimalisasi dampak positif

Penetapan dampak yang perlu dikelola

Penetapan upaya pengelolaan dampak

Kejelasan kewenangan, tugas, dan tanggung jawab pihak yang terkait

3.2. Rencana Pengelolaan Lingkungan

3.2.1 Tahap Prakonstruksi

Survei dan perijinan

Kegiatan survei dan perijinan meliputi pengukuran lapangan dan

pengajuan ijin. Kegiatan ini dilakukan pada bulan Oktober 2011.

Sosialisasi Rencana Kegiatan

Berdasarkan wawancara langsung kepada Bpk. Tukiman selaku ketua RT

desa Klompangan dapat disimpulkan bahwa sebagian besar masyarakat

kurang mendukung adanya rencana proyek pembangunan pabrik rokok

tersebut karena beberapa alasan, antara lain:

1. Karena dengan adanya proyek tersebut akan menghilangkan mata

pencaharian sebagai petani di desa sehingga akan mengurangi

pendapatan dan menambah angka kemiskinan masyarakat.

2. Karena pembangunan proyek tersebut memberikan dampak negatif

terhadap lingkungan sekitar proyek. Sehingga menimbulkan

kekhawatiran masyarkat terhadap limbah berbahaya dari proyek.

Akan tetapi berdasarkan sebagaian masyarakat mendukung dan merasa

perlu adanya pengembangan lebih lanjut. Hal ini karena potensi tembakau

yang ada di Jember cukup besar. Sehingga apabila masyarakat kurang

mendukung adanya proyek tersebut diatas maka akan dilakukan sosialisasi

Page 15: RKL NEW

dan pelatihan untuk pengembangan potensi SDA dan SDM dikawasan

tersebut.

Pengadaan lahan

Proses pengadaan lahan diwilayah desa Klompangan sejumlah 50 Ha.

Lahan yang digunakan untuk bangunan pabrik hamper 50% dimiliki oleh

pemrakarsa. Dan disekitar lahan dekat dengan pertanian tembakau yang

cukup luas. Perubahan alih fungsi lahan menjadi bangunan pabrik

dilakukan dengan pembelian tanah per m2. Sehingga sebagian kecil para

pemilik sawah yang dialihfungsikan lahannya untuk mendirikan pabrik

rokok tidak akan merasa keberatan dibeli oleh proyek.

3.2.2 Tahap Konstruksi

Rekruitmen Tenaga Kerja

Pada tahap ini dibutuhkan tenaga kerja sekitar 150 orang buruh bangunan,

5 orang tenaga pelaksana dan 2 orang site manajer (sarjana).

Mobilisasi Peralatan dan Material

Mobilisasi peralatan dan material menggunakan jalan

Pematang Lahan

Kegiatan ini akan merubah fungsi lahan yang berupa sawah. Peralihan

fungsi lahan ini akan mempengaruhi produktifitas lahan lainnya.

Pembangunan fisik bangunan

Pembangunan fisik bangunan akan menurunkan kualitas lingkungan ynag

berupa kualitas udara, kebisingan, dan penurunan kualitas air sungai.

Pemasangan Peralatan

Pemasangan peralatan akan sama dampaknya dengan pembangunan fisik

bangunan. namun dalam skala yang lebih rendah karen waktu

pemasangannya yang relatif lebih cepat dibanding waktu pembangunan

fisik lainnya.

3.2.2 Tahap Pengelolaan Lingkungan

3.2.2.1 Komponen Fisik-Kimia

1) Kualitas air

a) Dampak penting dan sumber dampak penting.

Page 16: RKL NEW

Dampak penting yang timbul berupa :

Penurunan kualitas air karena adanya pencemaran air sungai oleh

aktivitas masyarakat maupun proyek disekitar pabrik.

Sumber Dampak

Pembangunan fasilitas pabrik dan adanya aktivitas masyarakat yang

tinggal di sekitar proyek seiring perkembangan proyek

b) Tolok ukur dampak

Penurunan kualitas air sebagai akibat meningkatnya konsentrasi B3

dan perubahan sifat fisik dan kimia sungai yang mengakibatkan

kerugian pada masyarakat sekitar.

c) Tujuan pengelolaan lingkungan

Mencegah penurunan kualitas air sebagai akibat kegiatan pengerukan.

d) Pengelolaan lingkungan

Melakukan uji toksisitas sedimen (TCLP: Toxicity Characteristic

Leaching Procedure) untuk mengetahui potensi pencemaran dan

toksisitas logam berat dari bahan B3 lain yang terdapat dalam

sedimen.

Melakukan analisis jenis-jenis logam berat dari B3 dalam sedimen

sungai. Apabila sedimen mengandung logam berat dan B3 lainnya

atau toksisitasnya cukup tinggi, maka penanganan material proyek

perlu perlakuan khusus, untuk mencegah pencemaran tanah dan air

tanah oleh logam berat B3 yang terdapat dalam material DAS.

e) Tujuan pengelolaan lingkungan

Mengendalikan/memperkecil dampak pengurangan terhadap

penurunan kualitas air

f) Lokasi Pengelolaan

Pengelolaan dilakukan di 2 desa: Desa Suka Makmur dan Desa

Klompangan Kecamatan Ajung, Kabupaten Jember

g) Periode Pengelolaan

Selama kegiatan tahap produksi rokok

Page 17: RKL NEW

h) Biaya pengelolaan lingkungan

Biaya pelaksanaan bersumber dari pemrakarsa, yang berupa biaya

operasional.

i) Institusi Pengelola

Pelaksana : Pemrakarsa

Pengawas : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Pelaporan hasil : KAPELDA dan BAPPEDAL Propinsi Jawa Timur

3.2.1.2 Komponen Biologi

1) Biota darat

a) Dampak penting dan sumber dampak penting

Dampak penting

Penurunan jumlah dan jenis Flora dan Fauna

Sumber dampak

Penebangan pohon dan pengalihfungsian lahan sawah menjadi

bangunan pabrik

b) Tolak Ukur dampak

Jumlah, jenis, keanekaragaman dan sebaran Flora

Luasan lahan yang dihilangkan (%)

c) Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan

Membuat penghijauan di lingkungan pelayaran

Meningkatkan keanekaragaman tanaman serta peran dan fungsinya

dalam ekosistem

d) Pengelolaan Lingkungan

Pelaksanaan pengelolaan kegiatan penghijauan berupa penanaman

tanaman penghijauan dan tanaman hias. Tanaman penghijauan

berupa tanaman peneduh antara lain, angsana, beringin, bungur,

flamboyan, tanjung dan waru; tanaman hias yang sekaligus

berfungsi sebagai pengarah angin antara lain palem raja, palem hias

dan kelapa serta tanaman hias antara lain, bougenvil, kembang

sepatu, puring, teh-tehan, krokot dan rumput manila.

Page 18: RKL NEW

Tanaman penghijauan ditanam dengan jarak 5-8 meter pada lokasi

lahan terbuka 40% dari lahan yang digunakan untuk ± 1,2 Ha, pada

tepi jalan, tepi saluran dan sekeliling batas lahan proyek.

Sedangkan tanaman hias dapat dikombinasikan dengan tanaman

penghijauan pada lahan terbuka maupun pada lahan untuk taman.

Teknis pelaksanaan penghijauan didesain melalui perencanaan

detail proyek (DED) dengan mempertimbangkan peran dan fungsi

tanaman penghijauan dalam ekosistem serta estetika.

e) Lokasi pengelolaan

Lokasi penghijauan yaitu dalam kawasan tapak proyek pada lahan

terbuka, tepi jalan, tepi saluran, lahan keliling tapak proyek, tepi

pantai dan taman.

f) Periode Pengelolaan

Penanaman tanaman penghijauan dilaksanakan selama tahap

konstruksi

g) Biaya Pengelolaan lingkungan

Biaya pelaksanaan penghijauan bersumber dari Pemrakarsa proyek

yang berupa biaya investasi. Pembelian tanaman, pupuk, dan peralatan

biaya personil dan biaya operasional.

h) Institusi Pengelola

Institusi pengelola terdiri dari:

Pelaksana : Pemrakarsa

Pengawas : Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten

Jember

Pelaporan Hasil : KAPEDALDA Kabupaten Jember dan

BAPPEDAL Propinsi Jawa Timur

2) Biota Air Plankton Benthos

a) Dampak penting dan sumber dampak penting

Dampak Penting

Penurunan keanekaragaman plankton dan benthos

b) Sumber dampak

Page 19: RKL NEW

Kegiatan proyek yang menimbulakan pencemaran limbah melalui

serapan tanah yang kemudian mengalir ke air sungai. Selain itu

dampak dari proyek pembangunan juga mempengaruhi kualitas air

sungai.

c) Tolok Ukur Dampak

Jumlah individu, jumlah jenis dan indeks keanekaragaman plankton

dan benthos.

d) Tujuan Rencana Pengelolaan

Memperkecil penurunan keanekaragaman plankton dan benthos

e) Pengelolaan Lingkungan

Pelaksanaan pembangunan bangunan dan produksi rokok bertahap

dengan menggunakan metoda dan peralatan yang dapat menyedot

langsung lumpur dan tidak menimbulkan pengadukan dan penyebaran

lumpur ke perairan sekitar

f) Lokasi Pengelolaan

Pada area sepangang aliran sungai di lokasi proyek.

g) Periode Pengelolaan

Selama masa pada tahap konstruksi

h) Biaya pengelolaan

Biaya pelaksanaan pengelolaan bersumber dari pemrakarsa terdiri dari

biaya sewa peralatan dan perlengkapannya, biaya personil dan

operasional

i) Institusi Pengelola

Pelaksana : Pemrakarsa

Pengawas : Dinas Lingkungan hidup Kabupaten Jember

dan Kantor Perairan Kabupaten Jember

Pelaporan Hasil : KAPEDALDA Kabupaten Jember dan

BAPPEDAL Propinsi Jawa Timur

3.2.1.3 Komponen Sosial, Ekonomi, Sosial

1) Ketenagakerjaan

a) Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting

Page 20: RKL NEW

Dampak Penting

Peningkatan kesempatan kerja dan usaha bagi masyarakat sekitar.

Menurunnya angka pengangguran

Sumber Dampak Penting

Pemanfaatan dan pengoperasian fasilitas proyek

b) Tolok Ukur Dampak

Jumlah tenaga kerja lokal yang bekerja di proyek.

Jumlah penduduk yang mengembangkan usaha yang berkaitan

dengan aktivitas pertanian tembakau

Jumlah angkatan kerja lokal yang menganggur.

c) Tujuan Pengelolaan

Mengurangi angka pengangguran.

d) Pengelolaan Lingkungan:

Perekrutan tenaga kerja bekerjasama dengan desa dan Dinas Tenaga

Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Jember, dengan mengutamakan

tenaga kerja lokal.

e) Lokasi Pengelolaan : tapak proyek dan sekitarnya

f) Periode Pengelolaan : awal dari proses penerimaan tenaga kerja

g) Pembiayaan

Dari pemrakarsa dan dimanfaatkan untuk biaya personil dan

operasional

h) Institusi Pengelola

Pelaksana : Pemrakarsa

Pengawas : Dinas Tenaga Kerja dan Transamigrasi Kab. Jember

Pelaporan : KAPEDALDA Kab. Jember dan

BAPPEDAL Propinsi Jawa Timur

2) Mata Pencaharian

a) Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting

Dampak Penting

Peningkatan kesempatan kerja dan usaha bagi masyarakat sekitar

Menurunnya angka pengangguran

Page 21: RKL NEW

b) Sumber Dampak Penting

Pemanfaatan dan pengoperasian fasilitas pabrik

c) Tolak Ukur Dampak

Jumlah tenaga kerja lokal yang bekerja di proyek

Jumlah angkatan kerja lokal yang menganggur

d) Tujuan Pengelolaan

Mengurangi angka pengangguran

Mencegah peningkatan kekersan masyarakat

e) Pengelolaan Lingkungan:

Perekrutan tenaga kerja bekerja sama dengan Dinas Tenaga Kerja

dan Transmigrasi Kabupaten Jember

Pembinaan usaha pada masyarakat sekitar yang dapat menunjang

kegiatan proyek rokok

f) Lokasi Pengelolaan : Proyek dan sekitarnya

g) Periode Pengelolaan : selama proses operasi proyek

h) Pembiayaan :

Pemrakarsa dan digunakan untuk biaya operasional dan upah

personil

i) Institusi Pengelola :

Pelaksana : Pemrakarsa

Pengawas : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. SukaJaya

Pelaporan : KAPEDALDA Kabupaten Jember dan BAPPEDAL

Propinsi Jawa Timur

3) Persepsi Masyarakat

a) Dampak penting dan sumber dampak penting

Dampak penting

Munculnya persepsi negatif akibat adanya gangguan kesehatan,

kenyamanan dan keamanan.

Sumber dampak

Limbah asap pabrik menurunkan kualitas udara

Limbah cair (B3) menurunkan kualitas fisik, kimia dan biologi

Page 22: RKL NEW

Mobilisasi peralatan dan material bangunan

j) Tolak ukur dampak :

Persepsi masyarakat terhadap proyek

Tingkat kerusakan jalan desa

Frekuensi terjadinya gangguan kesehatan masyarakat

k) Tujuan pengelolaaan

Mencegah terjadinya persepsi negatif masyarakat terhadap proyek

l) Pengelolaan lingkungan

Membuat saluran drainase sementara selama masa konstruksi

Membuat jalan proyek tersendiri

m) Lokasi pengelolaan : Tapak proyek dan sekitarnya

n) Periode pengelolaan : Selama masa konstruksi

o) Biaya pengelolaan

Pemrakarsa dan dimanfaatkan untuk pembuatan saluran drainase,

jalan, pengawasan dan biaya operasional lainnya

p) Institusi Pengelola

Pelaksana : Pemrakarsa

Pengawas : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten SukaJaya

Pelaporan : KAPELDA Kabupaten Jember dan BAPPEDAL Propinsi

Jawa Timur

4) Pendapatan Keluarga

a) Dampak penting dan sumber dampak penting

Dampak penting

Pendapatan keluarga masyarakat sekitar pelabuhan

Sumber dampak penting

Pemanfaatan dan pengoperasian dan fasilitas pelabuhan

b) Tolak ukur dampak

Jumlah pendapatan keluarga

c) Tujuan Pengelolaan

Meningkatkan jumlah pendapatan keluarga masyarakat sekitar proyek

d) Pengelolaan lingkungan :

Page 23: RKL NEW

Perekrutan tenaga kerja bekerjasama dengan Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kabupaten Jember, dengan mengutamakan tenaga kerja

lokal.

Kesempatan usaha diprioritaskan penduduk terkena dampak

e) Lokasi pengelolaan : tapak proyek dan sekitarnya

f) Periode pengelolaan : selama proyek beroperasi

g) Pembiayaan

Pemrakarsa dan digunakan untuk biaya operasional dan upah personil

h) Institusi pengelola

Pelaksana : Pengelola

Pengawas : Kantor Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Jember dan

Bagian Perekonomian Kab. Jember

Pelaporan : KAPEDALDA Kab. jember dan BAPPEDAL Propinsi

Jawa Timur

5) Mobilitas Penduduk

a) Dampak penting dan sumber penting

Dampak penting

Meningkatnya aktifitas dan mobilitas penduduk

Sumber dampak penting

Pemanfaatan dan pengoperasian dan fasilitas pelayaran

b) Tolok ukur dampak

Produktifitas dan mobilitas penduduk

c) Tujuan pengelolaan

Mendorong mobilitas penduduk untuk meningkatkan produktifitasnya.

d) Pengelolaan lingkungan

Memprioritaskan penduduk wilayah studi dalam pemberian

kesempatan berusaha dan kesempatan kerja yang tersedia

e) Lokasi pengelolaan : wilayah sekitar pelayaran

f) Periode pengelolaan : selama proyek beroperasi

g) Pembiayaan :

Page 24: RKL NEW

Pemrakarsa dan dimanfaatkan untuk biaya operasional dan upah

personil

h) Institusi pengelola

Pelaksana : pengelola pelayaran

Pengawas : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Jember

Pelaporan : KAPEDALDA Kabupaten Jember

BAPPEDAL Propinsi Jawa Timur

6) Kecemburuan Sosial

a) Dampak penting dan sumber dampak penting

Dampak penting

Kecemburuan sosial yang terjadi sebagai akibat rasa kecewa oleh karena

tidak terekrut sebagai tenaga kerja pabrik

Sumber dampak penting

Pemanfaatan dan pengoperasian fasilitas pelayaran

b) Tolak ukur dampak

Jumlah tenaga kerja lokal yang bekerja di proyek.

Jumlah angkatan kerja lokal yang menganggur

c) Tujuan pengelolaan

Mengurangi angka pengangguran

Mencegah peningkatan keresahan masyarakat

d) Pengelolaan lingkungan

Perekrutan tenaga kerja bekerjasama dengan pemerintah desa dan Dinas

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Jember dengan mengutamakan

tenaga kerja lokal yang memenuhi persyaratan.

e) Lokasi pengelolaan: Tapak proyek dan sekitarnya

f) Periode pengelolaan: Awal dari proses penerimaan tenaga kerja

g) Pembiayaan: Dari pemrakarsa dan dimanfaatkan untuk biaya operasional

dan personil

h) Institusi pengelola

Pelaksana : Pemrakarsa

Pengawas : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Jember

Page 25: RKL NEW

Pelaporan : KAPEDALDA Kabupaten Jember dan BAPPEDAL

Propinsi Jawa Timur

7) Kesehatan masyarakat

a) Dampak penting dan sumber dampak penting

Dampak penting

Berjangkitnya berbagai jenis penyakit seperti : diare, muntaber,

malaria, dan demam berdarah

Penurunan kualitas lingkungan

Sumber dampak penting

Pemanfaatan dan pengoperasian fasilitas pelayaran

b) Tolak ukur dampak penting

Peningkatan angka penderita sakit setelah proyek beroperasi

c) Tujuan pengelolaan

Mencegah dan menanggulangi berjangkitnya berbagai jenis penyakit

yang disebabkan oleh aktivitas pelayaran.

d) Pengelolaan lingkungan:

Penataan lingkungan dan tata guna lahan dengan baik

Mengendalikan pertumbuhan pemukiman disekitar proyek

Pembuatan saluran/drainase dengan kuallitas dan kuantitas yang

cukup memadai.

Pembuatan Pos Pelayanan Kesehatan (Poliklinik) pada tapak proyek.

Menjaga sanitasi lingkungan.

e) Lokasi pengelolaan:

Tapak proyek dan pemukiman penduduk terkena dampak.

f) Periode pengelolaan :

Selama masa operasi berlangsung.

g) Pembiayaan :

Dari pemrakarsa dan dimanfaatkan untuk biaya operasional dan personil

h) Institusi pengelola

Pelaksana :pemrakarsa

Pengawas :Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Jember

Page 26: RKL NEW

Pelaporan :KAPEDALDA Kabupaten Jember dan BAPPEDAL

Propinsi Jawa Timur

8) Perekonomian Daerah

a) Dampak penting dan sumber dampak penting

Dampak penting

Perbaikan kondisi perokonomian Kabupaten Jember, ditandai dengan:

Peningkatan pemasukan dari hasil retribusi dan pajak bagi

Kabupaten Jember

Peningkatan kegiatan ekonomi dan produktivitas masyarakat.

Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat.

Sumber dampak penting

Pemanfaatan dan pengoperasian fasilitas

b) Tolok ukur dampak penting

Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Jember

c) Tujuan pengelolaan

Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Jember

d) Cara Pengelolaan :.

Pengelolaan pelabuhan secara profesional

e) Lokasi pengelolaan : tapak proyek dan sekitarnya

f) Periode pengelolaan : selama proyek beroperasi

g) Pembiayaan

Pemrakarsa dan digunakan untuk biaya operasional dan upah personil

h) Institusi pengelola

Pelaksana : Pengelola

Pengawas : Kantor Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Jember dan

Bagian Perekonomian Kab. Jember

Pelaporan : KAPEDALDA Kab. jember dan BAPPEDAL Propinsi

Jawa Timur

Page 27: RKL NEW

9) Kenyamanan Lingkungan

a) Dampak penting dan sumber dampak penting

Dampak penting

Kenyamanan lingkungan

Sumber dampak

Pengerukan, pegurugan dan pemadatan tanah.

Mobilisasi peralatan

Pengadaan material urugan dan material bangunan

b) Tolok ukur dampak

Jumlah/prosentase masyarakat yang merasa tidak nyaman dengan kondisi

lingkungan, segabai akibat kegiatan proyek

c) Tujuan pengelolaaan

Mencegah dan mengurangi rasa tidak nyaman masyarakat

d) Pengelolaan lingkungan

Pengangkutan peralatan dan material bangunan agar dilaksanakan

dengan membuat jalan proyek tersendiri mulai dari jalan lingkar ke

lokasi proyek.

Selama kontruksi, agar dibuat drainase sementara untuk menghindari

timbulnya genangan dan banjir.

e) Lokasi pengelolaan: Tapak proyek

f) Periode pengelolaan

Pada awal dan selama masa konstruksi.

g) Pembiayaan:

Pemrakarsa dan dimanfaatkan untuk pembuatan saluran drainase,

pembayaran premi asuransi, biaya personil dan opersional kegiatan

proyek.

h) Institusi Pengelola

Pelaksana : Pemrakarsa

Pengawas : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Jember

Pelaporan : KAPELDA Kabupaten Jember

BAPPEDAL Propinsi Jawa Timur.

Page 28: RKL NEW

10) Kesehatan Masyarakat dan Pekerja

a) Dampak penting dan sumber dampak penting

Dampak penting

Gangguan kesehatan pada masyarakat sekitar proyek.

Ancaman keselamatan dan kesehatan pekerja

Sumber dampak

Penggalian, pengerukan, pegurugan dan pemadatan tanah urugan.

b) Tolok ukur dampak

Jumlah keluhan gejala sakit masyarakat sekitar.

Jumlah dan intensitas kasus kecelakaan kerja dan gangguan

kesehatan pekerja.

c) Tujuan pengelolaaan

Mencegah terjadinya gangguan kesehatan pada masyarakat sekitar.

Mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan

pekerja.

d) Pengelolaan lingkungan

Membuat saluran drainase sementara selama masa konstruksi.

Menerapkan system kerja yang memenuhi standar keselamatan dan

kesehatan kerja.

Menyertakan pekerja pada program asuransi tenaga kerja.

e) Lokasi pengelolaan: Tapak proyek dan sekitarnya

f) Periode pengelolaan: Selama masa konstruksi.

g) Pembiayaan:

Pemrakarsa dan dimanfaatkan untuk keperluan pembuatan saluran

drainase jalan dan pengawasan dan biaya operasional lainnya

h) Institusi Pengelola

Pelaksana : Pemrakarsa

Pengawas : Dinas Kesehatan Kabupaten Jember Kantor Tenaga

Kerja dan Transmigrasi Kab. Jember

Pelaporan : KAPELDA Kabupaten Jember dan BAPPEDAL

Propinsi Jawa Timur.

Page 29: RKL NEW

DAFTAR PUSTAKA

Fandell, Chafid. 2004. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Prinsip

Dasar Dalam Pembangunan. Jakarta: Liberty Offset

LAMPIRAN

No. Sumber

dampak

Lingkungan

yang terkena

dampak

Tolak

ukur

Tujuan Upaya pengelolaan dampak Lokasi Waktu Institusi

Pencegahan Penanggulangan Pengembangan Pelaksanaan Penga

wasan

Pelapo

ran

Tahap persiapan

Tahap operasi

Tahap pasca operasi