Risiko Deteksi dan Perancangan Pengujian Substantif

13
Risiko Deteksi dan Perancangan Pengujian Substantif Dwi Hana

description

Risiko deteksi dan perancangan pengujian substantif

Transcript of Risiko Deteksi dan Perancangan Pengujian Substantif

Page 1: Risiko Deteksi dan Perancangan Pengujian Substantif

Risiko Deteksi dan Perancangan Pengujian Substantif

Dwi

Hana

Page 2: Risiko Deteksi dan Perancangan Pengujian Substantif

• Risiko Deteksi

Risiko deteksi adalah risiko bahwa auditor tidak akan dapat mendeteksi salahsaji material yang ada dalam suatu asersi. Rencana tingkat risiko yang diterimaharus ditetapkan untuk setiap asersi laporan keuangan yang signifikan.

• Pengujian Substantif 

Kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern yang relevan danmenentukan risiko pengendalian untuk asersi – asersi laporan keuangan,auditor harus membandingkan antara tingkat risiko pengendaliansesungguhnya atau akhir dengan rencana tingkat risiko pengendalian untuk asersi yang bersangkutan.

Page 3: Risiko Deteksi dan Perancangan Pengujian Substantif

• Merevisi Rencana Risiko Deteksi

Tingkat risiko yang dapat diterima akhir (setelah direvisi) ditetapkan untuk asersi dengan cara yang sama seperti risiko deteksi. Deteksi setelah direvisi dapat ditentukan berdasarkan pertimbangan auditor dengan bantuan matriksrisiko yaitu, metodologi untuk mengidentifikasi baik pengendalian dan kelemahan dan untuk menilai risiko pengendalian.

• Perancangan Pengujian Substantif 

Untuk mendapatkan dasar yang masuk akal dalam memberikan pendapat atas laporan keuangan klienya, auditor harus memperoleh bukti kompeten yang cukup. Pengujian substantif di satu sisi bisa mnghasilkan bukti tentang kewajaran yang signifikan, dan di sisi lain pengujian substantif juga bisa menghasilkan bukti yang menunjukkan kekeliruan jumlah rupiah atau salah saji dalam pencatatan dan saldo.

Page 4: Risiko Deteksi dan Perancangan Pengujian Substantif

• Sifat

Sifat pengujian substantif berhubungan dengan jenis dan efektivitas prosedur pengauditan yang dilakukan. Resiko yang dapat diterima rendah maka auditor harus menggunakan prosedur yang lebih efektif yang biasanya lebih mahal, apabila tingkat resiko deteksi yang dapat diterima tinggi, auditor menggunakan prosedur yang kurang efektif yang biasanya lebih murah. Pengujian subtantif terdiri dari 3 jenis :

• Prosedur Analitis• Pengujian Detail Tansaksi• Pengujian Detail Saldo

Page 5: Risiko Deteksi dan Perancangan Pengujian Substantif

• Prosedur Analitis• Prosedur ini mencakup perhitungan dan penggunaan rasio sederhana, analisis vertikal

atau laporan perbandingan, perbandingan antara jumlah sesungguhnya dengan data historis atau anggaran, dan penggunaan model matematika dan statistika seperti analisa regresi. Prosedur analitis sering kali dipandang kurang efektif bila dibandingkan dengan pengujian detail. Tetapi dalam situasi tertentu prosedur ini justru dipandang lebih efektif. Hal ini tampak pada perusahaan tertentu seperti listrik, gas, dan telepon. Perusahaan ini memiliki ribuan pelanggan namun memperoleh penghasilan kecil dari tiap pelanggannya. Sehingga apabila dilakukan pengujian detail atas transaksi akan sangat menjemukan dan mahal. PSA No 22, Prosedur analitis (SA 329.11) menyertakan bahwa efektifitas dan efisiensi prosedur analitis tergantung pada:

• Sifat asersi• Kelayakan dan kemampuan untuk memprediksi suatu hubungan• Tersedianya dan keandalan data yang digunakan untuk membuat taksiran • Ketetapan taksiran

Page 6: Risiko Deteksi dan Perancangan Pengujian Substantif

• Prosedur analitis kemungkinan meliputi • Perbandingan antara nilai absolute saldo rekening tahun ini dalam rekening

control dengan saldo akhir tahun yang lalu, jumlah menurut anggaran, atau nilai ekspektasi lain

• Menggunakan saldo akhir untuk menetukan presentase piutang dagang terhadap aktiva lancar untuk dibandingkan dengan presentase tahun lalu, data industry, atau ekspektasi lain.

• Menggunakan saldo akhir untuk menghitung rasio perputaran piutang dagang terhadap aktiva lancer untuk dibandingkan dengan presentasetahun lalu, data industri, atau nilai ekspektasi lain

Prosedur analitis yang mungkin dilakukan meliputi :• Perbandingan antara jumlah absolute saldo akhir dengan saldo tahun lalu, jumlah

anggaran, atau nilai ekspektasi lain• Perbandingan antara saldo akhir dengan saldo akhir menurut estimasi independen

Page 7: Risiko Deteksi dan Perancangan Pengujian Substantif

• Pengujian Detail Transaksi

Pengujian detail transaksi terutama berupa penelusuran dan pencocokan kedokumen pendukung. Pengujian ini dilakuakan auditor terutama untuk menemukan kesalahan jumlah rupiah, bukan pada penyimpangan atas pengendalian, penelusuran berguna dalam pengujian atas pelaporan terlalu rendah (understatement), sedangkan pencocokan dokumen terutama dilakukan untuk menemukan pelaporan terlalu tinggi (overstatement). Pengujian ini dilakuakan dengan menggunakan dokumen-dokumen yang terdapat dalam arsip klien.

Pengujian detail transaksi kemungkinan meliputi:• Menentukan bahwa total semua saldo akhir piutang dagang dalambuku

piutang dagang dalam buku pembantu, sama dengan jumlah saldo piutang dagang di rekening kontrol.

• Mengkonfirmasikan saldo akhir sejumlah rekening piutang (dipilih sebagai sampel) langsung ke debitur /pelanggan

Page 8: Risiko Deteksi dan Perancangan Pengujian Substantif

Pengujian detail transaksi yang mungkin dilakukan meliputi :• Pencocokan ke dokumen pendukung• Menelusur data transaksi • Pengujian detai saldo• Pengujian detail atas saldo-saldo

Pengujian detail atas saldo dilakukan untuk mendapat bukti secara langsung tentang sebuah saldo rekening. Sebagai contoh , auditor bisa meminta bank untuk memberikan konfirmasi saldo kas atau meminta kepada pelanggan mengkonfirmasi saldo piutang dagang.Pengujian detail atas saldo sering melibatkan dokumen ekstern dan atau pengetahuan langsung auditor, penggunaan prosedur tersebut akan sangat efektif, namun di sisi lain akan sangat memakan waktu dan biaya yang relatif mahal.

Pengujian detail saldo kemungkinan meliputi :• Menentukan bahwa total semua saldo akhir piutang dagang dalam buku besar

pembantu, sama dengan jumlah saldo piutang dagang direkening kontrol. • Mengonfirmasikan saldo akhir sejumlah piutang (dipilih sebagai sampel) langsung

ke debitur/pelanggan

Page 9: Risiko Deteksi dan Perancangan Pengujian Substantif

• Waktu Pengujian

Tingkat risiko deteksi yang dapat diterima bisa berpengaruh pula pada saat pengujian substantif. Bila risiko deteksi tinggi pengujian bisa dilakukan beberapa bulan seblum akhir tahun, apabila risiko deteksi rendahpengujian substantif akan dilakukan pada tanggal akhir tahun atau mendekati akhir tahun.

• Luas Pengujian

Diperlukan bukti yang lebih banyak untuk mencapai tingkat resiko deteksi rendah yang bisa diterima daripada tingkat resiko deteksi tinggi. Auditor bias menentukan berbagai jumlah bukti yang harus diperoleh dengan mengubah luas pengujian substantive yang dilakukan. Luas dalam praktik mengandung banyaknya hal (items) atau besarnya sampel yang terhadapnya dilakukan pengujian atau diterapkan prosedur tertentu.

Page 10: Risiko Deteksi dan Perancangan Pengujian Substantif

Kerangka kerja umum pengembangan program audit

Menyelesaikan perencanaan audit• Identifikasikan asersi laporan keuangan yang dikupas dalam program audit• Kembangkan tujuan spesifik audit• Perolehlah pemahaman bisnis dan industri klien• Penghitungan risiko bawaan, pengendalian, tingkat risiko deteksi final• Buatlah catatan akuntansi, dokumen2 pendukung, proses akuntansi dan pelaporan

keuangan• Pertimbangkan opsi mengenai perancangan pengujian substantif

Menspesifikasi pengujian substantif yang tercakup dlm program audit• Perolehlahb pemahaman bisnis dan industri klien• Spesifikasikan prosedur awal, prosedur analitis• Spesifikasikan pengujian rincian transaksi yang dilakukan• Pertimbangkan apakah ada prosedur atau persyaratan khusus yang dipakai• Spesifikasikan prosedur untuk menentukan kesesuaian penyajian dan pengungkapan

dengan GAAP

Page 11: Risiko Deteksi dan Perancangan Pengujian Substantif

PROGRAM AUDIT DALAM PERIKATAN PERTAMA

Dua hal yang memerlukan pertimbangan khusus dalam merancang program audit untuk audit dalam penugasan pertama adalah :

• Penentuan ketepatan saldo saldo awal rekening pada periode yang diaudit• Penentuan prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan pada periode yang lalu

sebagai dasar untuk menentukan konsistensi penerapan prinsip tersebut pada periode berjalan.

PROGRAM AUDIT DALAMPENUGASAN ULANGAN

Dalam suatu penugasan ulangan, auditor memiliki akses pada semua program yang digunakan pada periode yang lalu dan kertas kerja yang berkaitan dengan program tersebut. Dalam situasi demikian, strategi awal audit biasanya ditetapkan auditor berdasarkan asumsi bahwa tingkat risiko dan program audit untuk pengujian substantif yang digunakan pada periode yang lalu akan tepat digunakan pada periode berjalan.

Page 12: Risiko Deteksi dan Perancangan Pengujian Substantif

PERTIMBANGAN PERTIMBANGANKHUSUS DALAM PERENCANGANPENGUJIAN SUBTANTIF

Rekening-rekening laba rugi• Prosedur analitis untuk rekening rekening laba - rugi• Pengujian detil untuk rekening – rekening laba - rugi

Akun yang Ada Dalam Transaksi Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Hal ini dikarenakan transaksi tersebut tidak dilaksanakan berdasarkan sikap yang independen dari pihak – pihak yang bersangkutan.

Page 13: Risiko Deteksi dan Perancangan Pengujian Substantif

Perbandingan Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif

Pengujian Pengendalian Pengujian Substantif

Jenis Pengujian pengendalian manajemen / pengendalian manual output komputer. Pengujian pengendalian komputer. Pengujian tindak lanjut manual

Prosedur analitis. Pengujian rincian atas transaksi. Pengujian rincian atas saldo

Tujuan Menentukan efektivitas rancangan dan operasi prosedur serta kebijakan struktur pengendalian intern

Menentukan kewajaran asersi laporan keuangan yang signifikan.

Penentuan waktu Terutama pekerjaan interim Terutama pada/ mendekati tanggal neraca

Komponen risiko audit Risiko pengendalian Risiko deteksi

Standar pekerjaan lapangan kedua Ketiga

Persyaratan oleh GAAS tidak ya