Riset Geologi-1 (Paper)
-
Upload
janry-efriyanto -
Category
Documents
-
view
85 -
download
3
description
Transcript of Riset Geologi-1 (Paper)
Riset Geologi sebagai Penunjang dan Langkah
Awal Dalam Eksplorasi
PAPER EKSPLORASI BATUBARA
Dibuat Sebagai Syarat Untuk Memenuhi Paper Eksplorasi Batubara
Pada Jurusan Teknik Pertambangan
Universitas Sriwijaya
Oleh
Janry Efriyanto. S
03101402046
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
2013
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Eksplorasi adalah suatu aktivitas untuk mengetahui keadaan suatu daerah
ataupun ruang yang sebelumnya tidak diketahui keberadaannya (Kadarisman,
dkk, 1999). Selain itu eksplorasi dapat diartikan sebagai suatu aktivitas
ekonomi yang bernilai tinggi, sehingga memerlukan perencanaan yang
seksama untuk meminimalkan resiko. Data eksplorasi, baik berupa data
permukaan maupun data bawah permukaan dapat digunakan untuk
mengetahui antara lain bentuk dan penyebaran endapan batubara, kedalaman
endapan batubara, kualitas dan penyebaran kualitas batubara dan lain – lain
sebagainya. Bentuk dan penyebaran endapan batubara umumnya
diperlihatkan dalam bentuk peta dan penampang. Dengan bantuan peta. Para
perancang tambang dapat membuat rencana penambangan yang optimal, baik
dari segi produksi, segi waktu dan segi efisiensi. Sebagai contoh dapat
disebutkan bahwa Peta Kontur Struktur dapat ditumpangkan di atas Peta
Topografi sehingga dapat diketahui ketebalan lapisan penutup (over burden).
Tebal lapisan penutup akan menjadi pedoman bagi perencana tambang untuk
menentukan batas penambangan.
Pencarian daerah prospek batubara memerlukan berbagai disiplin ilmu
pengetahuan, diantaranya adalah ilmu geologi yang sangat membantu dalam
kegiatan eksplorasi batubara. Dalam kegiatan eksplorasi diperlukan adanya
program yang terencana dan terpola sehingga menghasilkan temuan cadangan
batubara yang bernilai ekonomis. Salah satu kajian eksplorasi dalam
menemukan suatu sumber daya batubara yaitu riset geologi. Dimana kegiatan
ini dapat membantu pembuatan penampang geologi yang teliti, pembuatan
peta kontur dan struktu serta dapat menjadi pedoman dalam melakukan suatu
survei tinjau dan tahapan eksplorasi selanjutnya. setelah ada informasi
mengenai sudut lereng, kita dapat menghitung stripping ratio, suatu
parameter yang penting dalam perencanaan tambang. Oleh karena peta yang
didapat dan di buat dari hasil selama melakukan riset geologi tersebut akan
dipergunakan untuk pekerjaan yang sifatnya teknik maka hal tersebut harus
digambar secara teknik. Beberapa diantara peta tersebut juga dapat berfungsi
sebagai panduan untuk kegiatan eksplorasi lanjutan.
I.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dalam penulisan paper ini yaitu untuk mengetahui
peranan, fungsi, manfaat dan hambatan dalam melakukan riset geologi pada
kegiatan eksplorasi tambang serta kajian apa yang dilakukan dalam
melakukan suatu riset geologi, terutama untuk endapan sumberdaya batubara.
I.3. Pembatasan Masalah
Pada penulisan makalah ini, Penulis hanya membatasi pada kegiatan
eksplorasi tambang terutama mengenai peranan riset geologi berdasarkan
studi literatur dengan berpatok pada studi kasus daerah bandung, Kalimantan
dan Maluku Utara.
I.4 Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penyusuan paper ini yaitu
Studi Literatur yang merupakan pencarian bahan pustaka yang berkaitan
dengan masalah ini dijadikan sebagai penunjang dalam makalah ini. Literatur
tersebut diperoleh dari jurnal dan buku-buku terkait.
BAB II
STUDI PUSTAKA
I.1 Peranan Riset Geologi
Peranan riset geologi adalah membantu dan melakukan penyelidikan
untuk menemukan suatu endapan batubara (bahan galian) baru, sehingga
semakin membantu dalam mengatasi dan menanggulangi kekurangan energi
(Agus Subarnas 2001). Riset geologi merupakan suatu awal tahapan untuk
melakukan penelitian dan mengindikasikan adanya suatu endapan bahan
galian sebelum melakukan tahapan eksplorasi, umunya riset geologi
dilakukan melalui studi langsung (survei lapangan) dan studi literatur
(melalui peta geologi dan data-data penunjang). Biasanya data-data dari riset
geologi akan tertuang menjadi data berupa peta geologi baru yang lebih teliti
terlebih dengan daerah penelitian geologi yang dilakukan.
Riset Geologi pada Batubara dapat meliputi beberapa hasil analisa
sebagai berikut:
1. Pemetaan Geologi
2. Geologi Regional
3. Stratigrafi dan Strukur Geologi
4. Indikasi endapan batubara
5. Morfologi daerah Penyelidikan
Dengan melakukan suatu penelitian dan riset geologi terhadap daerah
telitian maka kita dapat membuat suatu ilustrasi secara survei mengenai
daerah penelitian.
1. Pemetaan geologi
Dalam Melakukan suatu tinjauan dan penelitian geologi akan dihasilkan
sebuah Pemetaan terhadap keadaan geologi daerah penyelidikan, sehingga
dapat dimanfaatkan untuk penelitian tahap selanjutnya seperti survei tinjau
dan tahapan eksplorasi lainnya.
2. Geologi Regional
Geologi regional meilputi keadaan bentang alam, kondisi geologi,
cekungan dan lingkungan pengendapan. Terutama lingkungan
pengendapan batubara sebagai tujuan utama dalam melakukan riset
geologi yaitu untuk memetakan dan meninjau keberadaan suberdaya
batubara. Berikut adalah gambar foto citra Landsat dan peta geologi yang
dapat dipakai sebagai bahan literatur geologi regional. (gambar II.1)
GAMBAR II.1
FOTO CITRA LANDSAT
3. Stratigrafi dan Struktur Geologi
Startigrafi merupakan suatu interpretasi geologi berdasarkan urut-
urutan batuan mulai dari Tua (bottom) hingga ke batuan yang muda (top)
sedangkan Struktur Geologi adalah keadaan geologi yang menyebabkan
adanya roman muka bumi seperti patahan, lipatan, kekar, dll.
4. Indikasi Endapan batubara
Berdasarka Riset geologi yang dilakukan maka dilakukan
pemetaan terhadap batubara yang di temukan pada daerah penelitian yang
akan menjadi indikasi keberadaan batubara pada daerah sekitanya yang
regional.
5. Morfologi daerah Penyelidikan
Merupakan keadaan bentang alam dan morfologi pada derah Riset
geologi. Morfologi dan keadaan geografi suatu daerah penyeledikan dapat
disediakan dalam data GIS (gambar II.2)
GAMBAR II.2
KOMPILASI DATA GIS
Struktur geologi merupakan salah satu faktor pengontrol terbentuknya
proses pengendapan batubara. Batubara terbentuk karena adanya tumbuhan
yang mati dan tertutup oleh sedimen kemudian mengalami proses
penggambutan menjadi batubara yang disebut dengan proses coalification
karena adanya tekanan dan temperatur yang tinggi akibat intrusi magma.
Faktor yang berpengaruh dalam pembentukan batubara adalah :
1. Posisi geotektonik
Adalah suatu tempat yang keberadaannya dipengaruhi oleh gaya-
gaya tektonik lempeng dalam pembentukan batubara merupakan faktor
yang dominan akan mempengaruhi iklim lokal dan morfologi cekungan
pengendapan dan kecepatan penurunan cekungan Pada fase akhir, posisi
geotektonik mempengaruhi proses metamorfosa organik dan struktur
lapangan batubara melalui masa sejarah setelah pengendapan akhir
2. Topografi (morfologi)
Morfologi dari cekungan pada saat pembentukan gambut sangat
penting karena menentukan penyebaran rawa-rawa dimana batubara
tersebut terbentuk
3. Iklim
Kelembaban mengontrol pertumbuhan flora dan kondisi yang
sesuai tergantung posisi geografi dan dipengaruhi oleh posisi geotektonik
Tropis dan subtropis sesuai untuk pertumbuhan yang optimal hutan rawa
tropis mempunyai siklus pertumbuhan setiap 7-9 tahun dengan ketinggian
pohon mencapai 30 m. Sedang iklim yanng lebih dingin ketinggian pohon
hanya mencapai 5-6 meter dalam waktu yang sama.
4. Penurunan cekungan
Penurunan cekungan dipengaruhi oleh gaya-gaya tektonik jika
penurunan dan pengendapan gambut seimbang maka akan dihasilkan
endapan batubara yang tebal. Pergantian transgresi dan regresi
mempengaruhi pertumbuhan flora dan pengendapannya. Menyebabkan
adanya infiltrasi material dan mineral yang mempengaruhi mutu dari
batubara yang terbentuk.
5. Umur geologi
Proses geologi menentukan berkembangnya evolusi kehidupan
tumbuhan Makin tua umur suatu batuan akan memiliki kemungkinan
makin dalam penimbunan yang terjadi hingga mampu terbentuk batubara
bermutu tinggi
6. Tumbuh-tumbuhan
Unsur utama pembentuk batubara dengan lingkngan tertentu dan
sebagai faktor penentu tipe batubara, evolusi kehidupan menciptakan
kondisi yang berbeda selama masa sejarah geologi
7. Dekomposisi
Merupakan bagian dari tansformasi biokimia material organik yang
merupakan titik awal seluruh alterasi
8. Sejarah sesudah pengendapan
Sejarah cekungan tergantung pada posisi geotektonik terjadi proses
geokimia dan metamorfosa organik setelah pengendapan gambut
bertanggung jawab terhadap pembentukan struktur cekungan batubara
baik berupa sesar, lipatan, intrusi danlainnya.
9. Struktur cekugan pembentuk
Karena gaya tektonik menghasilkan lapisan batubara dengan
bentuk-bentuk tertentu.
10. Metamorfosis organic
Selama proses ini terjadi pengurangan kandungan air, oksigen dan
zat terbang (CO2, CO, CH4 dll)
Dari data parameter pembentukan batubara diatas kita dapat memperoleh
informasi mengenai stratigrafi dan litologi penyebaran lapisan batubara di daerah
eksplorasi.
GAMBAR II.3
GENESA BATUBARA
Genesa dan kandungan batubara setiap daerah dan formasi akan berbeda-
beda tergantung akan tumbuhan pembentuk dan kondisi lingkungan pengendapan
yang mempengaruhi daerah tersebut selama coalification.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Hasi Penelitian Riset Geologi
Berdasarkan hasil riset geologi yang dilakukan berdasarkan studi kasus
pada daerah bandung, Kalimantan dan Maluku Utara ditemukan beberapa
sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan setelah
sumberdaya tersebut dikembangkan penyelidikannya. Sumber daya geologi
yang dimaksud disini adalah semua fenomena geologi yang dapat dimanfaatkan
sebagai sumber daya bagi kehidupan manusia. Sumber daya geologi ini tidak hanya
diperuntukkan bagi kehidupan manusia pada masa lalu dan masa kini, tetapi yang
lebih penting adalah untuk kelangsungan hidup manusia di masa mendatang. Dengan
kata lain sumber daya geologi adalah sumber daya yang mampu mendukung
kehidupan manusia secara berkelanjutan. Secara umum, sumber daya geologi dibagi
menjadi tiga kelompok, yakni sumber daya energi, sumber daya lingkungan, dan
sumber daya mineral.
Berdasarkan Studi kasus daerah Kalimantan difokuskan untuk mencari
sumberdaya batubara, batubara daerah telitian tersebut berada pada kabupaten berau.
Riset yang dilakukan antara lain meneliti analisi jenis dan kandungan sulfur dari
batubara tersebut (grafik III.1)
Dari setiap data tersebut dilakukan penelitian uji kualitatif dan kuantitatif
dari Reflektance vitrinit dan kandungan Pyrit berdasarkan sampel batubara yang
tersedia pada tabel III.1. berdasarkan perhitungan % vitrinit reflectance di ketahui
bahwa batubara itu adalah tergolong rank Subbituminus-bituminus.
Sedangkan Riset yang dilakukan bedasarkan studi kasus di maluku utara di
dapatkan beberapa singkapan batubara dari formasi yaitu: Formasi Bobong yang
memiliki 2 lapisan (seam). Seam A (50-120) cm dan Seam B (50-80) cm.
GAMBAR III.2
Survei dan Penelitian Outcroop Batubara di daerah Maluku Utara
Sementara untuk Riset Geologi pada studi kasus di Bandung di temukan
Sumberdaya berupa Mineral, Sumber Daya energi dari air dan sumber daya
Lingkungan. Sumber daya Mineral meliputi adanya mineral berharga yang dapat
dimanfaaatkan yang digolongkan menjadi 2 yaitu mineral logam dan mineral non-
logam. Sumber daya mineral Logam mulia berupa emas yang sudah di eksplorasi
oleh Aneka tambang sedangkan sumber daya non logam meliputi pasir, batu kali,
batu gunung, tras, kaolin, belerang,sinabar dan lain-lain.
Riset Geologi yang baik akan selalu menghadirkan data Keadaan geologi,
Geologi Batubar (Bahan Galian), Peta Geologi yang baru setelah melakukan
penyelidikan.
BAB IV
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
1. Riset Geologi merupakan langkah dan patokan awal dalam melakukan
eksplorasi batubara, karena semua data yang tertuang dan yang di
butuhkan bermula dari data-data riset geologi.
2. Riset geologi batubara meliputi bagian – bagian berikut :
a. Pemetaan Geologi
b. Geologi Regional
c. Stratigrafi dan Strukur Geologi
d. Morfologi Daerah Penyelidikan
e. Indikasi Endapan Batubara Morfologi daerah Penyelidikan
3. Riset geologi berdasarkan studi kasus di Bandung di dapatkan bahwa
terdapat berbagai sumber daya alam antara lain: Sumber daya energi,
sumber daya Mineral, sumber daya lingkunga. Dan studi kasus di
kalimantan memperlihatka bahwa lapisan Roof mempunyai kada sulfur
yang tinggi dan batubaranya berada pada rank subbituminus dan Studi
kasus di Maluku utara menunjukkan keberadaan batubara yang
mempunya ketebalan antara (50-120) Cm yang terletak pada formasi
Bobong.
4. Riset Geologi akan memberikan Informasi untuk penelitian survei tinjau,
eksplorasi pendahuluan, dan eksporasi rinci.
DAFTAR PUSTAKA
Bronto, Sutikno., Hartono, udi.2006. Potensi sumber daya geologi di daerah
cekungan Bandung dan sekitarnya. Jurnal Geologi Indonesia Vol. 1 :
Bandung
Kusnama. 2008. Fasies dan lingkungan pengendapan Formasi Bobong berumur
Jura sebagai pembawa lapisan batubara di Taliabu, Kepulauan Sanana
Sula , Maluku Utara. Jurnal geologi Indonesi: Bandung
Subarnas, Agus. 2001. Survei Tinjau Endapan batubara di daerah talng karangan
dan sekitarnya, kaupaten enim provinsi Sumatra selatan. Jurnal Geologi
Indonesia: Bandung
Teeuw, Richard., Whiteside, Martin., McWilliam, Nicholas and Zukowskyj, Paul.
Panduan Teknik Lapang: GIS, GPS dan Remote Sensing. Expedition
Advisory Centre : London