Risalah_sidang_7080_PERKARA NOMOR 46.PUU.xii.2014 2 Oktober 2014

22
MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 46/PUU-XII/2014 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2009 TENTANG PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 ACARA MENDENGARKAN KETERANGAN AHLI/SAKSI PEMOHON (IV) J A K A R T A KAMIS, 2 OKTOBER 2014

description

risalah

Transcript of Risalah_sidang_7080_PERKARA NOMOR 46.PUU.xii.2014 2 Oktober 2014

MAHKAMAH KONSTITUSIREPUBLIK INDONESIA

---------------------RISALAH SIDANG

PERKARA NOMOR 46/PUU-XII/2014

PERIHALPENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2009

TENTANG PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAHTERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA

REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

ACARAMENDENGARKAN KETERANGAN AHLI/SAKSI PEMOHON

(IV)

J A K A R T A

KAMIS, 2 OKTOBER 2014

i

MAHKAMAH KONSTITUSIREPUBLIK INDONESIA

--------------RISALAH SIDANG

PERKARA NOMOR 46/PUU-XII/2014

PERIHAL

Pengujian Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah danRetribusi Daerah [Pasal 124, Pasal 152, dan Pasal 161] terhadap Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

PEMOHON

PT Kame Komunikasi Indonesia

ACARA

Mendengarkan Keterangan Ahli/Saksi Pemohon (IV)

Kamis, 2 Oktober 2014, Pukul 11.10 – 12.08 WIBRuang Sidang Gedung Mahkamah Konstitusi RI,Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat

SUSUNAN PERSIDANGAN

1) Hamdan Zoelva (Ketua)2) Patrialis Akbar (Anggota)3) Muhammad Alim (Anggota)4) Maria Farida Indrati (Anggota)5) Aswanto (Anggota)6) Wahiduddin Adams (Anggota)

Yunita Rhamadani Panitera Pengganti

ii

Pihak yang Hadir:

A. Kuasa Hukum Pemohon:

1. Radian Syam

B. Ahli dari Pemohon:

1. Mohamad Khusaini

C. Pemerintah:

1. Obor Pembimbing Hariara2. Nasrudin3. Ruhita

D. Ahli dari Pemerintah:

1. Budi Sitepu

1

1. KETUA: HAMDAN ZOELVA

Sidang Mahkamah Konstitusi dalam Perkara Nomor 46/PUU-XII/2014 dibuka dinyatakan terbuka untuk umum.

Pemohon hadir, ya?

2. KUASA HUKUM PEMOHON: RADIAN SYAM

Hadir, Yang Mulia.

3. KETUA: HAMDAN ZOELVA

Dari Pemerintah?

4. PEMERINTAH: NASRUDIN

Pemerintah hadir, Yang Mulia.

5. KETUA: HAMDAN ZOELVA

Ya, sebelum sidang dilanjutkan Majelis perlu menyampaikanbahwa sidang hari ini hanya dihadiri oleh 5 … 6 Hakim Konstitusi yangseharusnya untuk Sidang Pleno dihadiri oleh minimum 7 HakimKonstitusi karena 3 Hakim berhalangan, 1 sedang melaksanakan IbadahHaji, 1 sedang bertugas di luar negeri, dan 1 sedang sakit, jadi hari inihanya 6 orang. Karena itu sidang hari ini adalah Sidang Panel yangdiperluas karena hanya untuk mendengarkan keterangan saksi atau ahlitidak untuk mengambil keputusan, maka dimungkinkan menurut hukumacara di Mahkamah Konstitusi sehingga hari ini bukan Sidang Pleno, tapiSidang Panel diperluas. Karena itu kita melanjutkan sidang untukmendengarkan keterangan ahli dari Pemohon dan ahli dari Presiden.Saya persilakan sekaligus maju ke depan untuk diambil sumpah, Ahli dariPemohon Dr. Mohamad Khusaini. Ya, silakan maju ke depan. Dan Drs.Budi Sitepu, ya. Silakan. Yang Pak Budi, sebelah sini. Ya, Kristen? Ya.

SIDANG DIBUKA PUKUL 11.10 WIB

KETUK PALU 3X

2

6. HAKIM ANGGOTA: MUHAMMAD ALIM

Ikuti lafal sumpah yang akan saya tuntunkan.“Bismillahirrahmanirahim. Demi Allah, saya bersumpah sebagai

Ahli akan memberikan keterangan yang sebenarnya sesuai dengankeahlian saya.”

7. AHLI DARI PEMOHON: MOHAMAD KHUSAINI

Bismillahirrahmanirahim. Demi Allah, saya bersumpah sebagai Ahliakan memberikan keterangan yang sebenarnya sesuai dengan keahliansaya.

8. HAKIM ANGGOTA: MUHAMMAD ALIM

Terima kasih.

9. HAKIM ANGGOTA: MARIA FARIDA INDRATI

Mohon ikuti saya.“Saya berjanji sebagai Ahli akan memberikan keterangan yang

sebenarnya sesuai dengan keahlian saya, semoga Tuhan menolongsaya.”

10. AHLI DARI PEMERINTAH: BUDI SITEPU

Saya berjanji sebagai Ahli akan memberikan keterangan yangsebenarnya sesuai dengan keahlian saya, semoga Tuhan menolong saya.

11. HAKIM ANGGOTA: MARIA FARIDA INDRATI

Terima kasih.

12. KETUA: HAMDAN ZOELVA

Ya, silakan kembali ke tempat. Terima kasih. Saya persilakan duluAhli dari Pemohon Dr. Mohamad Khusaini untuk memberikanketerangan, bisa di podium.

13. AHLI DARI PEMOHON: MOHAMAD KHUSAINI

Terima kasih. Assalamualaikum wr. wb. Yang saya hormati YangMulia Para Hakim Mahkamah Konstitusi dan Para Hadirin peserta sidang.Izinkan saya untuk menyampaikan keterangan Ahli terkait implementasi

3

retribusi pengendalian menara telekomunikasi berdasarkan padaperspektif teori dan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009.

Sebelumnya saya perlu sampaikan bahwa pada dasarnyaimplementasi Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 yang kita kenaldengan Undang-Undang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah atau yangkita kenal dengan Undang-Undang PDRD. Itu didasarkan pada beberapapertimbangan, yaitu pertama adalah perluasan kewenangan yang lebihbesar bagi pemerintah daerah untuk me-generate income, yaitu kitakenal dengan peningkatan taxing power bagi pemerintah daerah sejalandengan adanya otonomi daerah.

Yang kedua yaitu meningkatkan akuntabilitas dari pemerintahdaerah. Dan yang ketiga adalah memberikan kepastian hukum bagidunia usaha karena selama ini dengan undang-undang yang lamabanyaknya retribusi dan pajak daerah diterapkan sehingga menimbulkanhighcost economic.

Oleh karena itu, harapannya dengan Undang-Undang Nomor 28Tahun 2009 justru dunia usaha diuntungkan dan iklim investasi bisamenjadi lebih baik, sehingga pungutan-pungutan di daerah itu bisa tidakterlalu memberatkan bagi dunia usaha.

Itu beberapa pertimbangan yang sehingga melatarbelakangilahirnya Undang-Undang PDRD ini, sehingga kalau kita lihat ciri dariUndang-Undang PDRD ini sifatnya adalah closed list bahwa pajak daerahdan retribusi daerah yang ada di dalam Undang-Undang PDRD ini tidakbisa diperluas lagi dengan berbagai macam pungutan-pungutan yang itujustru akan membebani rakyat. Oleh karena itu, perlu kita tegaskanbahwa implementasi retribusi daerah dan pajak daerah ini juga tidakboleh membebani dunia usaha.

Terkait dengan retribusi … retribusi pengendalian menara dantelekomunikasi kalau kita lihat di sini dalam Undang-Undang PDRD iniretribusi pengendalian menara telekomunikasi ini masuk dalam kategoriretribusi jasa umum, ya. Dalam perpsektif teori dan perspektif undang-undang, retribusi ini kita kategorikan menjadi tiga. Yang pertama,retribusi jasa umum. Artinya kalau retribusi jasa umum itu ruhnya,substansinya, itu diarahkan untuk kepentingan umum dan untukperlindungan masyarakat. Tidak diarahkan untuk me-generate incomeyang sebesa-besarnya seperti halnya retribusi jasa usaha. Kalau retribusijasa usaha pemerintah daerah itu diperkenankan untuk mendesain tarifretribusi itu sesuai dengan kepentingan swasta. Artinya ada unsurkomersial di dalam penerapan retribusi jasa usaha. Misalkan, jasa usahaitu … di sini ada beberapa contohnya misalkan retribusi pemakaiankekayaan daerah, retribusi pelayanan kepelabuhan. Ini pemerintahdaerah boleh mengenakan atau mendesain retribusi itu untuk tujuankomersial, ya. Dan yang ketiga adalah retribusi perizinan tertentu.Berarti retribusi ini diarahkan untuk menutup biaya mengeluarkanperizinan tertentu yang ditanggung oleh pemerintah daerah.

4

Nah, kalau berdasarkan pada ketentuan teori dan ketentuanUndang-Undang PDRD ini, retribusi pengendalian menara ini masukdalam kategori retribusi jasa umum. Artinya retribusi jasa umum kalaukita lihat contoh-contohnya itu misalkan retribusi pelayanan kesehatan,pelayanan pendidikan. Kalau pelayanan kesehatan misalnya kita bisamau berobat ke puskesmas, ke rumah sakit. Walaupun kita hanya bayarRp1.000,00 bayar Rp2.000,00 maka kita akan mendapatkan pelayanankesehatan yang kurang lebih sama atau lebih besar … karena itu …kenapa enggak, enggak dihitung? Kalau pelayanannya Rp100.000,00kalau kita ke swasta, ke dokter spesialis, kalau ke puskesmas itu murah.Karena itu masuk kategori retribusi jasa umum, maka ketika kitamengkategorikan retribusi pengendalian menara telekomunikasi inidalam kategori retribusi jasa umum, maka kita harus memperhatikanprinsip-prinsip itu, yang itu tidak dimaksudkan untuk me-generateincome yang sebesar-besarnya bagi pemerintah daerah tapi lebihdiarahkan untuk kepentingan dan kesejahteraan masyarakat. Makanyakalau kita mau melihat di dalam ketentuan Pasal 124 di dalam Undang-Undang PDRD itu, retribusi pengendalian menara itu diarahkan untukpengendalian, pengawasan, dan keamanan. Keamanan apa? Karenamenara mungkin menimbulkan eksternalitas. Kalau roboh siapa yangharus bertanggungjawab? Atau mungkin kawasannya, kawasan darimenara itu jangan-jangan itu peruntukannya untuk … untuk pemukiman,untuk ini … harus didirikan menara. Nah, maka dari itu pemerintah di siniharus bertanggungjawab mengendalikan. Bertanggungjawabmemberikan pengawasan terhadap adanya menara telekomunikasi ini,sehingga dengan kata lain sesuai dengan makna dari retribusi ituberbeda dengan pajak daerah, Bapak, Ibu sekalian. Kalau pajak daerahitu pungutan itu wajib dikenakan bagi semua wajib pajak tanpamendapatkan imbalan atau kontra prestasi secara langsung. Sedangkansecara teori perstep yang kita sebut dengan retribusi daerah itu adalahpungutan yang di … yang diambil oleh pemerintah daerah pada orangyang mendapatkan balas jasa atau orang yang mendapatkan pelayanandari pemerintah daerah. Ini yang harus juga kita maknai, kita pahamidalam mendesain sebuah ketentuan yang terkait dengan pajak daerahdan retribusi daerah.

Dalam perspektif teori yang … dalam publik finance yang sayapelajari itu ada yang kita sebut dengan tingkat penggunaan jasa. Didalam menghitung retribusi daerah itu harus … yang pertama harus tahuberapa tarifnya. Yang kedua, untuk menghitung tarifnya itu kita harustahu objeknya. Dan yang ketiga, kita juga harus tahu apa tingkatpenggunaan jasa yang … yang di … yang akan diberikan. Misalnya,tingkat penggunaan jasa dapat dinyatakan sebagai kuantitaspenggunaan jasa sebagai dasar alokasi beban biaya yang dipikul olehdaerah. Misalkan, saya kasih contoh, misalkan retribusi pengambilansampah. Berapa beban biaya yang ditanggung oleh pemerintah daerah

5

di dalam mengambil jasa pengambilan sampah? Itu harus dihitung danjelas. Sehingga tarif yang dikenakan itu harus terkait dengan jasa yangtelah dikeluarkan. Ini yang makna lebih lanjut di dalam retribusi daerah.

Memang dalam banyak hal ada beberapa retribusi daerah itutingkat penggunaan jasanya tidak bisa diukur secara langsung atau sulitdiukur secara langsung. Dalam hal ini kalau tingkat penggunaan jasasulit diukur secara langsung, maka pemerintah daerah bisa melakukanpenafsiran dengan menggunakan formula. Yang formula itumencerminkan akan menemukan berapa kira-kira beban-beban pelayanyang telah diberikan oleh pemerintah daerah.

Dalam teori, saya kasih contoh di tulisan saya itu, misalkan adaretribusi pertunjukan. Di sini kita bisa mengkategorikan, misalkankorelasi dengan pertunjukan, apakah itu misalkan berapa hari?Kemudian, klasifikasinya kalau pertunjukan itu misalkan kalau weekenditu tarifnya lebih mahal, kalau hari biasa tarifnya lebih murah. Nah, itusalah satu contoh sederhana. Atau kalau dikaitkan dengan fungsipemerintah di dalam pengendalian dan pengawasan retribusi itu bisajuga, misalkan berapa kali harus diawasi? Bagaimana cara mengawasi?Nah, itu juga bisa dimasukkan di dalam pengendalian … di dalamperhitungan penggunaan jasa di dalam retribusi, Bapak.

Kemudian, yang terkait langsung dengan persoalan Pasal 124 danjuga di dalam penjelasan Pasal 124. Kalau menurut saya, menurutpandangan saya, di dal … retribusi daerah itu kan merupakan pungutandaerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yangkhusus disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintah daerah untukkepentingan orang pribadi atau badan. Jadi, retribusi merupakanpungutan yang dapat dipaksakan bagi orang yang menikmati pelayanansaja. Artinya, di sini harus jelas. Antara pelayanan yang diberikanpemerintah daerah dengan pungutan retribusi yang dibebankan padawajib retribusi, sehingga di sini ada hubungan timbal-balik danketerkaitan yang jelas antara besarnya pembayaran retribusi denganpelayanan yang diberikan oleh pemerintah. Seperti yang saya contohkandi depan tadi. Retribusi sampah, maka pihak pembayar retribusi sampahakan mendapatkan pelayanan berupa pengambilan sampah. Tentunyabersarnya tarif retribusi sampah akan terkait langsung dengan besarnyabiaya yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah atas penyelenggaraanpelayanan pengambilan sampah. Nah, ini contoh. Bahwa retribusi ituharus jelas kaitannya.

Nah, memperhatikan Pasal 124 Undang-Undang Nomor 28 Tahun2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang secara lengkapmenyatakan bahwa objek retribusi pengendalian menara telekomunikasiadalah pemanfaatan ruang untuk menara telekomunikasi danmemperhatikan aspek tata ruang, keamanan, dan kepentingan umum.Oleh karena itu, ketentuan Pasal 124 ini memiliki makna bahwa untukmemastikan bahwa menara telekomunikasi itu sesuai dengan tata ruang,

6

memperhatikan keamanan masyarakat dan kepentingan umum, makamenara telekomunikasi sebagai objek retribusi … retribusi daerahdiperlukan pelayanan pemerintah yang berupa pengawasan(monitoring), pengendalian pemerintah, evaluasi untuk memastikanbahwa adanya menara telekomunikasi ini tetap sesuai dengan koridorpemanfaatan tata ruang, koridor keamanan masyarakat, dan juga untukkepentingan umum.

Nah, kemudian, kalau kita memperhatikan di dalam Undang-Undang PDRD tersebut ya, itu yang secara khusus diatur dalam Pasal151, Pasal 152, Pasal 161 ya, di situ mengatakan bahwa besarnyaretribusi yang terutang dihitung berdasarkan perkalian antara tingkatpenggunaan jasa dengan tarif retribusi, ya. Ini harus jelas, seperti itu.Kemudian, apabila tingkat penggunaan jasa sulit diukur, maka tingkatpenggunaan jasa dapat ditaksir berdasarkan rumus yang dibuat olehpemerintah daerah, tapi di sini harus pas, di dalam Pasal 151 ayat (4).“Rumus bagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mencerminkan bebanyang dipikul oleh pemerintah daerah dalam menyelenggarakan jasatersebut.” Sehingga rumus yang dibuat tidak bisa mengabaikan rambu-rambu ini.

Nah, kemudian, kalau kita … kita lihat di dalam ketentuan Pasal152 di sini, khususnya yang saya nukil hanya di poin 3, “Dalam halpenetapan tarif sepenuhnya memperhatikan biaya penyediaan jasa,penetapan tarif hanya untuk menutup sebagian biaya saja.”

Nah, kalau kita perhatikan ketentuan Pasal 151, Pasal 152, danPasal 161 Undang-Undang PDRD dapat ditegaskan bahwa penetapantarif retribusi jasa umum harus didasarkan kepada biaya penyediaanjasa, ya. Dan biaya tersebut hanya untuk menutup sebagian biaya sajakalau itu adalah retribusi jasa umum. Kalau retribusi jasa usaha, makaboleh mengambil lebihnya, seperti halnya profit dalam sektor swasta.

Nah, yang berikutnya adalah lebih jauh daripada itu, penetapantarif retribusi juga harus didasarkan pada kemampuan masyarakat.Aspek keadilan dan aspek efektivitas pengendalian atas layananretribusi, sehingga penerimaan retribusi diutamakan untuk mendanaikegiatan yang berkaitan langsung dengan penyelenggaraan, pelayananretribusi.

Oleh karena itu, berdasarkan pada ketentuan Pasal 151, 152, dan161 besarnya atau penetapan tarif retribusi pengendalian menaratelekomunikasi seharusnya didasarkan pada biaya jasa pengawasan,dalam rangka pengawasan dan pengendalian menara agar tetap sesuaidengan tata ruang, keamanan, dan kepentingan umum. Itu adalahklausul di dalam Pasal 124 harus sesuai dengan pemanfaatan, tataruang, keamanan, kepentingan umum.

Nah, tidak ada jalan lain untuk memastikan itu berarti pemerintahharus mengendalikan, harus mengawasi, dan sebagainya.

7

Bahwa dalam praktiknya kalau kita lihat dalam perda yang berlakudibanyak daerah di Indonesia, itu tidak mendasarkan pada ketentuan-ketentuan bahwa besarnya retribusi yang terutang itu didasarkan padajasa yang telah diberikan pada wajib retribusi, tetapi mendasarkan padaketentuan pasal … Penjelasan Pasal 124 yang ada undang … dalamUndang-Undang PDRD yang menyatakan bahwa pengingat tingkatpenggunaan jasa pelayanan yang bersifat pengawasan danpengendalian, sulit ditentukan serta untuk kemudian perhitungan …kemudahan perhitungan maka tarif retribusi ditetapkan paling tinggi 2%dari nilai jual objek pajak, yang digunakan sebagai dasar perhitunganpajak bumi dan bangunan menara telkom yang besarnya retribusidikaitkan dengan frekuensi pengawasan dan pengendalian menaratelekomunikasi.

Kalau menurut pandangan saya, Penjelasan Pasal 124 ini tidaklahmenjelaskan ketentuan yang ada dalam Pasal 124, tetapi penjelasan inienggak ada kaitannya dengan Pasal 124. Karena kalau kita merujukPasal 151, 152, dan 161 seandainya perhitungan tarif retribusi itu sulitdilakukan maka pemerintah berkewajiban merumuskan ataumenentukan dengan menggunakan formula tertentu, misalkan berapakali idealnya pengawasan dilakukan? Mungkin formula itu mengaitkandengan indeks berapa ketinggiannya menara. Karena itu terkait amandan sebagainya, inilah yang mestinya harus dimasukkan di dalamketentuan Penjelasan Pasal 124.

Yang kedua, kita … menurut saya tidak bisa kita menafsirbesarnya retribusi pengendalian menara yang basisnya adalahpengendalian dan pengawasan dengan menggunakan NJOB karena inijustru tidak menimbulkan ketidakpastian, yang saya sebut ketidakpastianitu begini, saya kasih contoh, suatu menara telkom yang 1 didirikan diping … di pinggir desa jauh dari pegunungan maka fungsinya menara itusama, penggunaannya sama, tetapi NJOB-nya itu kecil di sana, padahalfungsinya sama. Sementara ada menara telkom di tengah pusat kotayang itu harga tanahnya mahal, maka dia NJOB-nya tinggi, padahalmenara itu fungsinya sama untuk kepentingan umum, tapi beban yangdikenakan itu tidak sama.

Nah, ini justru … kenapa itu bisa terjadi? Karena dasar atau basispengenaan tarif retribusi yang dipakai itu bukan dari jasa yang diberikanoleh pemerintah tetapi menggunakan NJOB. Nah, ini menurut sayakuranglah tepat digunakan sebagai Penjelasan Pasal 124.

Yang ketiga, menurut saya, dalam ketentuan dalam Undang-Undang PDRD ada klausul … klausul yang mengatakan bahwa salah satusyarat retribusi jasa umum itu adalah bukan bersifat pajak, ya. Jadiretribusi itu secara teori secara umum tidak boleh bersifat pajak. Kalaubersifat pajak itu apa? Pemerintah bisa memungut walaupun tidak adabalas jasa secara langsung, ya ini pajak. Tapi kalau retribusi, pemerintahmemungut, berapa pungutannya harus didasarkan pada pelayanan atau

8

jasa yang telah berikan kepada masyarakat ini bedanya retribusi. Kalaumisalkan kita bilang walaupun kita NJOB yang dipakai, Pak. Yangpentingkan wajib pajak dapat pelayanan, tidak bisa. Karena apa?Besarnya pelayanan itu harus nyambung dengan tarif pajak yangdikenakan, jadi harus nyambung dengan tarif pajak yang dikenakan.Kalau dia NJOB berapa pun pengawasan yang dilakukan, misalkanmenara di desa, menara di tengah kota, pelayanannya sama, tapitarifnya berbeda kan lucu. Itu berarti tidak ada kepastian di sini.

Oleh karena itu, seharusnya di dalam Pasal 124 itu menjelaskanformula, berapa jasa pelayanan yang akan diberikan oleh pemerintahterkait dengan retribusi pengendalian menara ini … menara telkom ini?Sehingga jelas di sini bagi … menurut saya penjelasan ini bukanlahmenjelaskan Pasal 124 justru ini bertolak belakang dengan ketentuanretribusi. Karena ini cenderung … apa bedanya dong nanti dengan pajak,kalau misalkan NJOB-nya sekian kali 2%? Nah, kalau 2% nanti beda-beda. Daerah yang tanahnya mahal akan mendapatkan NJOB tinggi,maka retribusinya akan tinggi. Daerah yang pinggir desa tanahnyamurah, NJOB-nya murah akan bayar NJOB akan bayar retribusi yangrendah, padahal pengawasannya bisa jadi bebannya sama. Tapi di sinijelas antara jasa pengawasan, pelayanan, yang diberikan pemerintahtidak match dengan besarnya retribusi yang ditagihkan padamasyarakat.

Oleh karena itu, justru nanti dikhawatirkan memunculkanketidakpastian dan akhirnya menimbulkan highcost economic. Kira-kiraitu pandangan … pandangan dari saya, kurang lebihnya mohon maaf.Terima kasih, Yang Mulia. Assalamualaikum wr. wb.

14. KETUA: HAMDAN ZOELVA

Baik. Terima kasih. Kembali dulu ke tempat duduk. Selanjutnyasaya persilakan, Pak Budi.

15. AHLI DARI PEMERINTAH: BUDI SITEPU

Terima kasih, Yang Mulia. Ibu dan Bapak sekalian selamat siang,salam sejahtera untuk kita semua.

Yang Mulia Ketua dan Majelis Hakim Konstitusi, perkenankan kamimemperkenalkan diri. Nama saya Budi Sitepu, saat ini bekerja sebagaiTeam Leader Public Finance pada kerja sama pembangunan Indonesia-Jerman atau GIZ dan saya juga mantan direktur pajak daerah danretribusi daerah yang kebetulan dahulu terlibat langsung di dalamrumusan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009.

Nah, kami ingin menjelaskan beberapa hal terkait denganpengenaan tarif retribusi pengendalian menara telekomunikasisebagaimana diatur dalam Penjelasan Pasal 124 Undang-Undang Nomor

9

28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Nah,keterangan ini sudah kami siapkan juga tertulis, Yang Mulia. Sayamencoba membacakan dan mungkin akan saya tambahkan di sana-siniapabila diperlukan.

Penjelasan ini kami bagi dalam dua bagian yang berkaitan satudengan yang lainnya, yaitu satu, saya akan menjelaskan sedikitmengenai prinsip umum retribusi daerah dan prinsip penetapan tarifnyadan yang kedua pertimbangan mengenai rumusan yang ada di dalamUndang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang penetapan tarifmaksimum retribusi pengendalian menara telekomunikasi.

Nah, bagian pertama mengenai prinsip umum retribusi daerah.Pengertian mengenai retribusi daerah diatur dalam Pasal 1 angka 64Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 yang berbunyi, “Retribusi daerahadalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberianizin tertentu yang khusus disediakan atau diberikan oleh pemerintahdaerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.”

Nah, berdasarkan pengertian tersebut, terdapat beberapa unsuryang harus dipahami dalam suatu retribusi daerah, yaitu yang pertamaretribusi daerah dipungut berdasarkan undang-undang, ini sesuaidengan Pasal 23A Undang-Undang Dasar 1945, yang pelaksanaannya didaerah diatur dengan peraturan daerah.

Nah, yang kedua sebagaimana juga tadi sudah dijelaskan,pembayar retribusi daerah mendapat imbalan langsung berupapelayanan yang menyebabkan fasilitas atau kemanfaatan lainnya dapatdinikmati oleh orang pribadi atau badan.

Nah yang ketiga, penerimaan retribusi daerah digunakan olehpemerintah daerah untuk membiayai kegiatan penyelenggaraanpelayanan kepada masyarakat.

Nah, di dalam retribusi daerah ada beberapa prinsip yang jugamungkin perlu saya sampaikan sedikit, yaitu yang pertama Suaturetribusi daerah sebaiknya memenuhi prinsip-prinsip umum sepertikeadilan, kepastian, kemudahan, dan efisiensi. Nah, untuk itu tadi jugasudah disinggung oleh pembicara sebelumnya bahwa penetapan suatujenis retribusi daerah khususnya yang masuk dalam kelompok retribusijasa umum perlu memperhatikan beberapa kriteria antara lain, tadidisebutkan bersifat bukan pajak dan jasa itu merupakan kewenangandaerah, jasa memberikan manfaat khusus bagi pembayar retribusi, disamping juga untuk melayani kepentingan dan kemanfaatan umum, jasahanya diberikan kepada pembayar retribusi, tidak bertentangan dengankebijakan nasional mengenai penyelenggaraannya, dapat dipungutsecara efektif dan efisien, serta merupakan salah satu pendapatandaerah yang potensial, dan pemungutan retribusi memungkinkanpenyediaan jasa tersebut dengan tingkat dan/atau kualitas pelayananyang lebih baik.

10

Nah, sekarang saya masuk kepada mengenai tarifnya, tarifretribusi secara umum. Retribusi daerah dibagi dalam 3 kelompok yaituretribusi jasa umum, retribusi jasa usaha, dan retribusi perizinantertentu. Prinsip dan sasaran penetapan tarif untuk masing-masingkelompok retribusi berbeda satu dengan yang lainnya. Untuk jasa umum,prinsip dan sasaran penetapan tarifnya ditetapkan denganmemperhatikan biaya penyediaan jasa yang bersangkutan. Kemampuanmasyarakat, aspek keadilan, dan efektifitas pengendalian atas pelayanantersebut. Apabila suatu daerah memiliki kemampuan fiskal yangmemadai, penyediaan jasa untuk jenis layanan tertentu dapat tidakdikenakan retribusi.

B. Prinsip dan sasaran penetapan tarif retribusi jasa usahadidasarkan pada tujuan untuk memperoleh keuntungan yang layak,dalam hal ini jasa yang disediakan oleh pemerintah daerah padadasarnya dapat juga disediakan oleh swasta. Sehingga penetapan tarifjasa yang disediakan pemerintah daerah akan bersaing dengan hargajasa yang sama yang disediakan oleh swasta.

Nah, yang C. Prinsip dan sasaran pebetapan tarif retribusiperizinan tertentu didasarkan pada tujuan untuk menutup sebagian atauseluruh biaya penyelenggaraan pemberian izin yang bersangkutan.Untuk jenis layanan ini penetapan tarif ditujukkan untuk menutup biaya-biaya yang dikeluarkan dalam penyediaan jasa yang bersangkutan,termasuk biaya pengawasannya.

Penetapan tarif untuk masing-masing jenis retribusi daerahsepenuhnya merupakan kewenangan pemerintah daerah, tentunyadengan mengacu pada prinsip dan sasaran penetapan tarif yang tadidiatur untuk masing-masing kelompok retribusi dan ditetapkan di dalamperaturan daerah. Dalam hal ini pemerintahan daerah mempunyaikewenangan untuk menetapkan tarif retribusi daerah sesuai kebijakandaerah. Seperti untuk menutup sebagian atau seluruh penyediaan jasayang bersangkutan dan membantu golongan masyarakat kurang mampusesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan, ini cross subsidi.

Dengan demikian, prinsip dan sasaran dalam penetapan tarifretribusi dapat berbeda menurut jenis pelayanan jasa yang bersangkutandan golongan pengguna jasa. Nah, itu secara umum mengenai retribusidaerah.

Nah, saya sekarang ingin memasuki kepada pengendalian menaratelekomunikasi dan penetapan tarifnya. Sebenarnya, Yang Mulia,pemerintah di dalam Rancangan Undang-Undang PDRD itu tidakmemasukkan jenis retribusi ini ke dalam salah satu jenis retribusi.

Jadi, ini muncul di DPR setelah memperhatikan berbagai aspirasi.Nah, gagasan penetapan retribusi pengendalian menara telekomunikasimuncul ketika berbagai pihak menyampaikan pandangan dan usulannyakepada DPR, terkait dengan pembahasan Rancangan Undang-UndangPajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagai pengganti dari Undang-

11

Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Pajak Daerah dan RetribusiDaerah.

Dinamika yang berkembang saat pembahasan RUU tersebut diDPR adalah adanya keluhan dari industri telekomunikasi atas terjadinyaberbagai pungutan di daerah terhadap keberadaan menaratelekomunikasi, yang dipandang tidak memiliki dasar hukum yang jelas.

Berdasarkan Undang-Undang PDRD yang lama, yaitu PDRD …Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000. Sejumlah perda bermasalahmemang masih ditemukan di daerah karena prinsip yang dianut di dalamundang-undang tersebut adalah bersifat open list, artinya daerah dapatmenetapkan Perda tentang Retribusi Daerah, tanpa menunggupersetujuan dari pemerintah.

Nah, dalam rangka menertibkan berbagai pungutan daerah.pemerintah dan DPR sepakat untuk mengubah prinsip pemungutanretribusi daerah dari yang bersifat open list menjadi close list.

Dengan prinsip close list, daerah hanya boleh memungut retribusidaerah sesuai jenis retribusi yang tercantum dalam undang-undang.Langkah ini dipandang dapat mengoptimalkan peran pemerintah daerahdalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dan sekaligusmemberikan kepastian bagi masyarakat mengenai pungutan daerahyang menjadi kewajibannya.

Nah, kondisi yang dihadapi pada saat itu adalah dimana kita bisamenyimak bahwa seiring dengan pertumbuhan industri telekomunikasi diIndonesia, pembangunan menara telekomunikasi oleh perusahaanberkembang pesat dan menjamur, ya guna mendukung kelancarankomunikasi.

Pendirian menara telekomunikasi tersebut tidak dapatdikendalikan oleh daerah karena kewenangan perizinan sertapemungutan pajak dan yang bukan pajak dilakukan oleh pusat. Dari segiestetika, tumbuhnya menara telekomunikasi yang tidak sesuai denganketentuan tata ruang telah menimbulkan kerusakan lingkungan di daerahdimana menara tersebut didirikan.

Berbagai pendapat dan reaksi muncul atas kondisi tersebut,antara lain sebagian masyarakat di daerah memandang bahwakeberadaan menara telekomunikasi hanya menimbulkan kerusakanlingkungan dan tidak memberikan manfaat, sehingga acap kali terjadiganguan keamanan terhadap keberadaan menara.

Sebagian pemerintah daerah juga memandang bahwa tumbuhnyaindustri telekomunikasi tidak memberikan kontribusi bagi pembangunandi daerah. Keberadaan menara justru dianggap merusak lingkungan,sementara daerah tidak mendapatkan bagian dari keuntunganperusahaan telekomunikasi, yang pada waktu itu acap kali dipublikasikanbahwa industri ini mendapat keuntungan cukup besar.

Hampir semua pungutan yang terkait dengan operasitelekomunikasi dilakukan oleh pusat, baik dalam bentuk pajak

12

penghasilan, pajak pertambahan nilai, maupun penerimaan negarabukan pajak. Pemerintahan daerah menuntut agar sebagian daripungutan tersebut diberikan kepada daerah, baik dalam bentuk bagihasil ataupun dengan menambah jenis pungutan daerah yang baru.

Nah, dari sisi pelaku bisnis mereka memandang bahwa merekatelah memenuhi semua kewajiban finansial atas operasionaltelekomunikasi kepada pemerintah. Pelaku bisnis menuntut agarpemerintah turut serta dalam mengamankan aset-aset yang merekagunakan di daerah dalam operasional telekomunikasi. Nah seperti halnyadengan menara telekomunikasi, agar mereka tidak mengalami kerugianyang pada akhirnya akan dapat mengurangi pembayaran pajak danbukan pajak. Mereka juga memandang bahwa keberadaan menaratelekomunikasi turut memebrikan retribusi bagi pembangunan di daerahkarena komunikasi antarmasyarakat di daerah dan antar daerah menjadilebih lancar.

Nah, para akademisi melihat bahwa pertumbuhan industritelekomunikasi memberikan kontribusi yang signifikan bagipembangunan daerah, namun kepada daerah perlu dialokasikansejumlah dana yang diperoleh dari industri telekomunikasi untukdigunakan membiayai pelayanan terhadap keberadaan menaratelekomunikasi di daerah, seperti pengaturan ruang untuk pendirianmenara telekomunikasi, pengendalian, dan pengamanan menaratelekomunikasi dari potensi gangguan kamtibmas, serta menatapembangunan menara telekomunikasi yang sesuai dengan kondisidaerah.

Nah, Para Anggota Dewan Perwakilan Rakyat pada waktu itu jugamemandang bahwa keberadaan menara telekomunikasi perludikendalikan oleh pemerintah daerah agar keberadaannya tidak merusaklingkungan. Guna menjamin kelancaran komunikasi, keberadaanmengara telekomunikasi perlu diatur dan diamankan dari gangguankamtibmas. Berbagai opsi dapat dipertimbangkan untuk membantudaerah membiayai fungsi pelayanan tersebut, seperti misalnya bagi hasilpungutan pusat, menambah jenis pajak daerah baru pada waktu ituyang dikemukakan adalah pajak telepon, retribusi daerah baru, ataupiggyback dari jenis pajak pusat.

Nah, dari sisi pemerintah pada waktu itu, pada dasarnyasependapat dan mendukung upaya pengamanan menara telekomunikasidalam rangka meningkatkan kualitas komunikasi masyarakat, termasukperlunya pengendalian pembangunan menara telekomunikasi untukmencegah kerusakan lingkungan.

Oleh karena itu, berbagai opsi yang ada dikaji dengan melibatkanberbagai pihak, seperti akademisi antara lain yang tergabung dalam TimAsistensi Menteri Keuangan bidang disentralisasi bidang fiskal atauTADF, juga Asosiasi Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI),pemerintah daerah, dan instansi pusat yang terkait.

13

Nah, itu gambaran keadaan pada waktu itu, Yang Mulia. Dansolusi yang diambil dari pembahasan-pembahasan adalah kepada daerahperlu diberikan tambahan jenis pungutan daerah yang hasilnyadigunakan untuk membiayai pelayanan pengendalian menaratelekomunikasi. Tambahan jenih retribusi daerah yang baru merupakanpilihan yang lebih baik dibanding dengan timbulnya kerawanan terhadapkeberadaan menara telekomunikasi atau timbulnya berbagai jenispungutan daerah yang tidak didasarkan pada peraturan perundang-undangan.

Pemungutan retribusi daerah harus disertai pelayanan kepadapembayar retribusi, antara lain dengan mengoptimalkan pengawasandan pengendalian, serta menara telekomunikasi ... atas menaratelekomunikasi yang ada di daerah. Untuk kepastian hukum, peraturandaerah, pungutan daerah harus mengikuti ketentuan yang diatur dalamundang-undang. Dalam hal ini Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009,baik menyangkut objek, subjek, maupun tarifnya. Hal ini diselaraskandengan karakteristik Undang-Undang PDRB yang sedang dirumuskanyang bersifat closed list.

Nah, rumusan retribusi pengendalian menara telekomunikasi yangdilakukan pada waktu itu, sesuai dengan hasil kajian tadi adalah jenispungutan baru tersebut diberi nama retribusi pengendalian menaratelekomunikasi dan digolongkan ke dalam kelompok retribusi jasa umum.Itu sebagaimana yang tertera dalam Pasal 110, ya dan Pasal 124Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009.

Sebagaimana halnya dengan jenis retribusi daerah lainnyapenetapan tarif retribusi daerah diserahkan sepenuhnya kepadakebijakan ... kebijaksanaan daerah yang diatur dalam peraturan daerah.Jadi ini memang diskresi penuh bagi pemerintah daerah untukmenetapkan retribusi yang mengacu kepada tadi ada prinsip dan sasaranpenetapan tarif. Namun untuk memberikan kepastian hukum, sertauntuk mencegah terjadinya pungutan retribusi yang berlebihan, makadalam undang-undang ditetapkan secara spesifik tarif maksimum, inibukan tarifnya, Yang Mulia, bukan tarif dari retribusi itu, tetapi tarifmaksimum retribusi pengendalian menara telekomunikasi tidak bolehlebih dari 2% dari NJOP, PBB, P2 yang sekarang namanya PBBP2,menara telekomunikasi.

Jadi ini hanya siling, jadi bukan itu cara menentukan tarifnya tapitidak boleh melebihi. Jadi formula apapun yang digunakan olehpemerintah daerah, nilainya tidak boleh melampaui 2% dari NJOP.

Penetapan tarif maksimum ditujukan untuk menghindarkanpengenaan retribusi daerah yang memberatkan masyarakat, mengingatcara penghitungan biaya penyediaan jasa, pengendalian, pengawasanyang menjadi dasar penetapan tarif retribusi kadang-kadang sulitdiketahui kewajarannya.

14

Batas maksimum tarif retribusi sebesar 2% dari NJOP inididasarkan atas estimasi besaran pungutan yang selama ini dibayar olehindustri telekomunikasi kepada daerah pungutan berdasarkan perda atausumbangan pihak ketiga, atau bentuk pungutan lainnya.

Jadi pada waktu itu, Yang Mulia, kita menghitung kira-kira menaratelekomunikasi membayar pungutan daerah yang tidak didasarkan padaperda itu berapa sih, sehingga kita ketemu kira-kira 2%, rata-rata 2%dari NJOP menara telekomunikasi. Nah, ini dasar penetapan kenapa 2%,kenapa bukan 3%, kenapa bukan 5%? Tapi ada hitung-hitungannyapada waktu itu yang kita diskusikan juga bersama dengan ATSI, ya,Asosiasi Telekomunikasi.

Nilai ini, nilai NJOP ini, ini dengan mudah dapat diketahui melaluidata pungutan PBBP2 atas menara telekomunikasi yang dilakukan olehdaerah. Hal ini dilakukan untuk memenuhi salah satu prinsip dariretribusi daerah, ya, antara lain kepastian, kemudahan, dan efisiensi.

Nah, itu kira-kira gambaran pada waktu itu. Nah, kemudianberdasarkan penjelasan tadi saya mencoba menyimpulkan, Yang Mulia.Berdasarkan prinsip-prinsip retribusi daerah mekanisme perumusan jenisdan tarif retribusi serta keselarasan dengan karakteristik Undang-UndangPajak Daerah dan Retribusi Daerah, kami menyimpulkan bahwapengaturan tarif retribusi pengendalian menara telekomunikasi yangditetapkan dalam Penjelasan Pasal 124 Undang-Undang Nomor 28Tahun 2009 tidak bertentangan dengan ketentuan umum di bidangretribusi daerah, bahkan kalau menurut pendapat kami ini sangatmembantu untuk menghindarkan pembayaran retribusi yang berlebihan.Kami berpendapat bahwa rumusan yang terdapat dalam PenjelasanPasal 124 undang-undang tersebut sudah baik dan tidak perlu diubahdengan pertimbangan, pertama, perumusan Penjelasan Pasal 124tersebut memberikan kepastian, kemudahan, dan efisensi. Jadi denganadanya tarif maksimum terdapat kepastian mengenai jumlah retribusimenara telekomunikasi yang harus dibayar oleh masyarakat.Pemerintahan daerah tidak dapat dengan sewenang-wenangmenetapkan tarif retribusi dengan menggunakan formula yang acap kalisulit dimengerti oleh masyarakat.

Data mengenai NJOP itu mudah diperoleh, yakni menggunakanpembayaran PBBP2 menara telekomunikasi yang bisa digunakan sebagaireferensi. Kemudian formula penghitungan tarif sangat sederhana, jadi2% dari NJOP misalnya itu sangat mudah dilakukan penghitungan olehanggota masyarakat, nah sehingga ini akan meningkatkan efisiensipemungutan retribusi pengendalian menara telekomunikasi. Dalam halini daerah memang tadi dijelaskan juga sedikit secara langsungmenetapkan tarif maksimum dengan mencantumkannya dalam perdamengenai retribusi daerah, tapi ya ini berdasarkan pengalaman jugamemang ada perda-perda yang langsung ya menghitungnya ini karenaformula yang disusun berdasarkan sasaran pengenaan tarif retribusi jasa

15

umum tadi itu kadang-kadang memang komponen biayanya terlalubanyak, sehingga untuk memudahkan semua pihak dan disepakati olehdaerah, dalam hal ini pemerintah daerah dan DPRD-nya ya untukmembuat suatu formula yang sederhana.

Nah, pertimbangan kedua adalah ini rumusan yang dibuatsesederhana seperti itu, itu akan meningkatkan partisipasi masyarakat.Jadi dengan referensi yang mudah diperoleh dan cara penghitunganyang sederhana, maka masyarakat bisa menghitung sendiri tarif retribusiyang harus dibayar.

Nah, pertimbangan ketiga adalah memberikan hak kepadamasyarkat jadi karena mereka memahami berapa seharusnya kewajibanmereka menurut penghitungannya, maka masyarakat memiliki peluanguntuk mengajukan keberatan apabila retribusi yang dipungut melampauitarif maksimum. Pasal 162 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009memberikan kesempatan bagi wajib retribusi untuk mengajukankeberatan kepada kepala daerah atau pejabat yang ditunjuk atas suatusurat ketetapan retribusi daerah.

Jadi itu, Yang Mulia, pokok-pokok keterangan yang bisa sayasampaikan. Sekian dan terima kasih.

16. KUASA HUKUM PEMOHON: RADIAN SYAM

Izin, Yang Mulia?

17. KETUA: HAMDAN ZOELVA

Ya, Pemohon ada pertanyaan untuk ahli?

18. KUASA HUKUM PEMOHON: RADIAN SYAM

Ya, mohon maaf. Terima kasih, Yang Mulia. Kami hanya mungkinkeberatan dengan keterangan Ahli karena tadi di awal Ahli mengatakandia terlibat langsung terhadap pembuatan rancangan ini. Jadi kamimenilai apa yang disampaikan oleh Ahli ini lebih kepada keterangansaksi, Yang Mulia. Ini mungkin kami menolak keterangan yangdisampaikan. Terima kasih, Yang Mulia.

19. KETUA: HAMDAN ZOELVA

Jadi begini, di Mahkamah Konstitusi ini keahlian itu berdasarkanpengalaman dan berdasarkan kualifikasi akademik, itulah yang pakai.Jadi terserah kepada penilaian Majelis, tapi keberatan Saudara akandicatat, ya. Ada pertanyaan kepada ahli atau cukup? Cukup, baik.

Pemerintah ada pertanyaan?

16

20. PEMERINTAH: NASRUDIN

Cukup, Yang Mulia.

21. KETUA: HAMDAN ZOELVA

Cukup. Dari Majelis? Silakan.

22. HAKIM ANGGOTA: WAHIDUDDIN ADAMS

Terima kasih, Yang Mulia Ketua dan … saya ingin tanya ke ahlidari pemerintah Pak Budi Sitepu. Ini rekan dulu ya.

Pertama, tadi dijelaskan latar belakang mengapa masuk normamateri tentang pajak dari menara telekomunikasi ya di DPR? Pertanyapertama mengapa tarif retribusi ditetapkan paling tinggi 2% itu dipenjelasan, kok tidak di batang tubuh? Selama ini penjelasan itu selalukita pahami tidak dapat dijadikan dasar hukum untuk penetapanketentuan peraturan selanjutnya. Jadi mengapa ini di penjelasan, tidak dibatang tubuh? Misalnya Pasal 124 ayat (1) nya, ayat (2) nyamenyebutkan memang di sini sudah disebut tidak langsung, disebutpaling tinggi, ya, 2%. Tapi ini selayaknya norma.

Terus yang kedua bahwa Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009ini, pajak daerah dan retribusi daerah ini kan sempat diberlakukannya 2tahun, ya. Dua tahun, 2010 baru mulai berlaku ya karena prinsip duluopen list, sekarang close list. Dan ini termasuk jenis perda bersamadengan pajak, kemudian APBD serta tata ruang yang ada pengawasandan ada pembatalan. Pengawasan itu salah satunya ya tadi misalnya adakeberatan masyarakat. Saya ingin tanyakan pertama karena memangbanyak keluhan dari masyarakat termasuk saya kira ini alasan daripadaPemohon, banyak perda-perda yang menetapkan retribusi daripengendalian menara telekomunikasi ini bervariasi.

Nah, apakah … pertanyaan saya pertama, apakah semua hampirmengenakan paling tinggi? Jadi 2% itu dari NJOP semua mengenakanitu, apakah ada yang di bawah itu? Mungkin kan boleh juga 1%, bolehkurang dari 1%, kan paling tinggi 2%. Nah, apakah semua perda-perdaya mungkin massa Pak Budi tidak lagi di sana itu … tapi kan datamenunjukkan lebih dari 4.000 perda yang dibatalkan itu hampir 3.000-nya mengenai pajak daerah dan retribusi daerah, nah apakah termasukyang … perda tentang retribusi menara telekomunikasi ini banyak yangdibatalkan? Dan menurut undang-undang ini kan pembatalannyaharusnya dari peraturan presiden ya, tetapi dalam praktik kan tidakpernah peraturan presiden itu mengeluarkan pembatalan, paling cukupdengan putusan Mendagri dan Menteri Keuangan.

Nah, jadi saya ingin tanyakan, apakah banyak keluhanmasyarakat sehingga perda terkait retribusi menara telekomunikasi ini

17

yang ditetapkan baik … maksimal 2% atau kurang yang diajukankeberatan oleh masyarakat atau dievaluasi oleh Kemendagri danKementerian Keuangan dibatalkan karena mungkin melampaui atauketentuan yang ada di Pasal 124 dan penjelasan itu tidak terpenuhi?Terima kasih.

23. KETUA: HAMDAN ZOELVA

Ya, saya ada tanya sedikit pada Pak Budi. Walaupun tadi sudahdijelaskan kenapa dalam penjelasan dimuat 2%. Tapi, saya ingin …sekali lagi mendapatkan gambaran kenapa pada saat itu langsungditetapkan dari NJOP? Tidak diuraikan misalnya variabelnya karena inikan retribusi umum, jadi tadi disampaikan oleh Ahli dari Pemohon,misalnya di kota yang harga tanahnya bisa Rp5.000.000,00 per meterdengan … dengan yang jauh di luar kota yang menaranya itu tentuNJOP-nya jauh sangat berbeda, padahal pelayanan jasa untukpengamanan dan lain sebagainya itu kan padahal sama, kenapa tidakvariabelnya yang ditulis sebagai standar untuk menentukan tarif, kenapalangsung berdasarkan NJOP, apakah pada saat itu dipikirkan tentangperbedaan-perbedaan selisih itu atau juga mungkin berkaitan denganrisiko di kota dengan di desa, atau bagaimana sebenarnya? Ya, silakan.

24. AHLI DARI PEMERINTAH: BUDI SITEPU

Terima kasih, Yang Mulia. Yang pertama, tarif retribsuipengendalian menara telekomunikasi seyogianya mengikuti prinsip-prinsip yang sudah diatur tadi untuk masing-masing kelompok retribusi.Jadi, jasa umum tadi didasarkan kepada biaya penyelenggaraan jasa,kemudian dengan memperhatikan beberapa aspek lainnya. Padadasarnya itu, Yang Mulia. Jadi … karena pada dasarnya tarif itu adalahbesarnya uang yang harus dibayar oleh masyarakat, masyarakat inikadang-kadang tidak terlalu mengerti cara sampai kepada suatu angka.Nah, sehingga pada waktu itu dikhawatirkan ketika untuk menaratelekomunikasi ini dilepas seperti dengan tarif-tarif retribusi lainnyakarena untuk jenis retribusi lainnyaitu tidak diatur, Yang Mulia,formulanya bagaimana, hanya prinsipnya dijelaskan. Baru kemudian,pemerintah daerah sama DPRD menentukan sendiri. Nah, untuk retribusiKTP misalnya biayanya sekian, gitu. Tentunya tadi berdasarkan prinsip-prinsip yang sudah ditentukan.

Nah, menara telekomunikasi dalam hal ini yang mewakilimasyarakat pada waktu itu khawatir, nanti komponen biayanya itubanyak sekali dimasukkan sehingga besar sekali retribusi yang harusdibayar. Nah, oleh karena itu perlu dilakukan … diberikan perlindunganyaitu supaya tidak berlebihan ada suatu cover, suatu silling, di manadaerah itu walupun dengan menggunakan formula apapun tidak boleh

18

melampaui tarif itu, justru kami pada waktu itu berpandangan bahwakalau ini tidak ada, maka tarif retribusi menara telekomunikasi itu akansangat besar karena untuk keamanan dan lain sebagainya, dalih dipemerintah daerah seperti itu untuk meningkatkan pendapatan, gitu.

Nah karena ini dianggap mengganggu, maka khusus untukretribusi menara telekomunikasi dikasih custom … dikasih ini … batastertinggi gitu, tapi formulanya sendiri sebenarnya diserahkan kepadadaerah, Yang Mulia, jadi sepenuhnya besaran tarif itu diserahkan kepadadaerah asal ditetapkan dalam perda.

Nah, itu disadari pada waktu itu, jadi variable-variabel tadi itu kitasebenarnya sudah tahu, tetapi di daerah kadang-kadang menggunakanberbagai cara untuk meningkatkan tarif retribusi. Jadi, ini hanyapengaman sebenarnya jangan sampai melampaui.

Nah, itu mengenai kenapa 2% dan seperti yang saya sampaikanyang 2% itu dihitung kira-kira selama ini berdasarkan pungutan-pungutan yang tidak sah, yang tidak didasarkan pada perda, yang tidakdidasarkan pada undang-undang. Berapa sih sebenarnya yang dibayaroleh menara telekomunikasi kepada daerah? Karena dulu itu ada menarayang dimintakan sumbanganlah, diminta macam-macam, untukpengamanan, dan lain sebagainya. Nah, ini kita mau hapus semuasebenarnya melalui aturan di undang-undang ini. Jangan ada lagipungutan seperti itu, tetapi tentukan saja sejumlah uang tertentu yangmenjadi kewajiban pemilik menara telekomunikasi, tapi pemerintahmemberikan pelayanan dalam bentuk pengawasan dan pengendalian.Jadi, dalam rangka menghilangkan sebenarnya pungutan-pungutan yangbermasalah pada waktu itu.

Ya, jadi ini terkait dengan tadi pertanyaan Yang Mulia BapakWahiduddin, ya. Bahwa menara telekomunikasi ini baru, jadi yangdibatalkan dulu itu, Pak, yang 3.000 lebih itu belum termasuk ini. Tetapibanyak pungutan-pungutan yang tidak didasarkan perda. Jadi, sebelumundang-undang ini terbit sudah banyak pungutan kepada menaratelekomunikasi, tetapi tidak ada dasarnya. Jadi, kalau ditambahkandengan ini sebenarnya lebih banyak lagi, Pak, pungutan-pungutan yangdilakukan oleh daerah, ya, terhadap menara telekomunikasi yang tidakada dasar hukumnya begitu.

Jadi, mengikuti prinsip yang ada di Undang-Undang Nomor 28Tahun 2009, close list begitu ya, jadi pungutan itu dilegalkan dandiberikan aturan mengenai cara memungut yang transparan, yangmudah diketahui. Jadi, yang penting di sini kita pegang adalah di dalampenentuan tarif sebenarnya bukan 2%-nya, Pak, tetapi rumusan atauformula yang digunakan untuk menghitung retribusi angkanya tidakboleh lebih dari 2% dari NJOP. Itu sebenarnya ini prinsip yangdimasukkan di dalam undang-undang, sehingga itu hanya di penjelasan.Jadi, bukan tarif retribusi itu 2% dari NJOP, tapi paling tinggi, palingtinggi segitu. Jadi, kalau ada perda yang lebih tinggi dari itu, itu

19

dibatalkan, Pak. Tapi sepanjang angka yang mereka berikan di bawahdari NJOP, 2% dari NJOP, nah itu masih di dalam koridor undang-undang. Jadi kira-kira itu, Pak penjelasannya. Terima kasih.

25. KETUA: HAMDAN ZOELVA

Baik. Saya kira cukup. Sidang pemeriksaan saksi dan ahli untukperkara ini sudah selesai dan ini yang terakhir. Karena itu Pemohon danPemerintah dapat mengajukan kesimpulan paling lambat pada hariKamis, tanggal 9 Oktober 2014, pukul 16.00 WIB. Sekali lagi hari Kamis,9 Oktober 2014, pukul 16.00 WIB, langsung di Kepaniteraan Mahkamah,tidak ada sidang lagi. Dan selanjutnya Para Pihak tinggal menunggupanggilan sidang dari Mahkamah untuk pengucapan putusan.

Demikian sidang ini dan dinyatakan ditutup.

Jakarta, 2 Oktober 2014Kepala Sub Bagian Risalah,

t.t.d

Rudy HeryantoNIP. 19730601 200604 1 004

SIDANG DITUTUP PUKUL 12.08 WIB

KETUK PALU 3X

Risalah persidangan ini adalah bentuk tertulis dari rekaman suara pada persidangan di MahkamahKonstitusi, sehingga memungkinkan adanya kesalahan penulisan dari rekaman suara aslinya.