ripow 461_doc_8

76
0 LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA RISET PENGEMBANGAN PARIWISATA PULAU FLORES: PENILAIAN (ASSESSMENT) POTENSI ALAM DAN BUDAYA FLORES SEBAGAI DESTINASI WISATA DI KAWASAN TIMUR INDONESIA KEMENTERIAN/LEMBAGA KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF Peneliti/perekayasa: 1. Drs. Roby Ardiwidjaja, MBIT 2. Drs. Bambang Budi Utomo 3. Basuki Antariksa SH, MM 4. Ir. M. Fadlan S 5. Dr. Ali Akbar INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI 2012 Kode Judul: S 5

description

ripow

Transcript of ripow 461_doc_8

  • 0

    LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN

    INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA

    RISET PENGEMBANGAN PARIWISATA PULAU FLORES:

    PENILAIAN (ASSESSMENT) POTENSI ALAM DAN BUDAYA FLORES

    SEBAGAI DESTINASI WISATA DI KAWASAN TIMUR INDONESIA

    KEMENTERIAN/LEMBAGA KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF

    Peneliti/perekayasa:

    1. Drs. Roby Ardiwidjaja, MBIT 2. Drs. Bambang Budi Utomo 3. Basuki Antariksa SH, MM 4. Ir. M. Fadlan S 5. Dr. Ali Akbar

    INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI

    2012

    Kode Judul: S 5

  • 1

    LEMBAR PENGESAHAN

    Judul Penelitian : Riset Pengembangan Pariwisata Pulau Flores:

    Penilaian (assessment) Potensi Alam dan

    Budaya Flores Sebagai Destinasi Wisata di

    Kawasan Timur Indonesia

    Fokus Bidang Prioritas : Bidang Pengembangan Kawasan Strategis

    Kode Produk Target : 5.c

    Kode Kegiatan : S.5

    Lokasi Penelitian : Pulau Flores

    Penelitian Tahun Ke : 1 (satu)

    Keterangan Lembaga Pelaksana/Pengelola Penelittian

    A. Lembaga Pelaksana Penelitian

    Nama Peneliti Utama Drs. Roby Ardiwidjaja, MBIT

    Nama Lembaga/Institusi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

    Unit Organisasi Puslitbang Kepariwisataan

    Alamat Jl Raya Condet Pejaten No. 4 Jakarta 12510

    Telepon/Hp/Fax/email 021-3838593/021-3810901 [email protected]

    B. Lembaga Lain yang Terlibat

    Nama Koordinator Drs. Bambang Budi Utomo

    Nama Lembaga Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

    Alamat Jl Medan Merdeka Barat No. 17 Jakarta 10110

    Telepon/Fax/email 021-7988171/08161422704/021-7988187

    [email protected]

    Jangka Waktu Kegiatan : 8 (delapan) bulan

    Biaya Tahun 1 : Rp. 250.000.000,-

    Biaya Tahun 2 : --

    Total Biaya : Rp. 250.000.000,-

    Kegiatan (baru/lanjutan) : Baru

    Rekapitulasi Biaya Tahun yang Diusulkan :

  • 2

    No Uraian Jumlah (Rp.)

    1 Gaji dan Upah 72.200.000,-

    2 Bahan Habis Pakai 6.751.000,-

    3 Perjalanan (tidak untuk perjalanan LN) 120.774.000,-

    4 Lain-lain 50.275.000,-

    Jumlah Biaya Tahun yang Diusulkan 250.000.000,-

    Setuju Diusulkan:

    Kapuslitbang Kordinator

    Kepariwisataan Penelitian

    Dra. Endang Martani Msc Drs. Roby Ardiwidjaja. MBIT NIP. 19540405 197903 2 001 NIP. 19550720 198703 1 001

  • 3

    DAFTAR ISI

    BAB I PENDAHULUAN 6

    1. Latar Belakang 6

    2. Pokok Permasalahan 8

    3. Maksud dan Tujuan 9

    4. Metodologi Pelaksanaan 9

    a. Lokus Kegiatan 10

    b. Fokus Kegiatan 10

    c. Bentuk Kegiatan 10

    BAB II PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN 12

    1. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan 12

    a. Perkembangan Kegiatan 12

    b. Kendala-Hambatan Pelaksanaan Kegiatan 14

    2. Pengelolaan Administrasi Manajerial 15

    a. Perencanaan Anggaran 15

    b. Mekanisme Pengelolaan Anggaran 15

    c. Rancangan dan Perkembangan Pengelolaan Aset 15

    d. Kendala Hambatan Pengelolaan Administrasi Manajerial 15

    BAB III METODE PENCAPAIAN TARGET KINERJA 17

    1. Metode-Proses Pencapaian Target Kinerja 17

    a. Kerangka Metode-Proses 17

  • 4

    b. Indikator Keberhasilan 17

    c. Perkembangan dan Hasil Pelaksanaan Litbangyasa 18

    2. Potensi Pengembangan Ke Depan 70

    a. Kerangka Pengembangan Ke Depan 70

    b. Strategi Pengembangan Ke Depan 70

    BAB IV SINERGI PELAKSANAAN KEGIATAN 71

    1. Sinergi Koordinasi Kelembagaan- Program 71

    a. Kerangka Sinergi Koordinasi 71

    b. Indikator Keberhasilan Sinergi 71

    c. Perkembangan Sinergi Koordinasi 71

    2. Pemanfaatan Hasil Litbangyasa 71

    a. Kerangka dan Strategi Pemanfaatan Hasil 71

    b. Indikator Keberhasilan Pemanfaatan 72

    c. Perkembangan Pemanfaatan Hasil 72

    BAB V PENUTUP 73

    1. Kesimpulan 73

    a. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan dan Anggaran 73

    b. Metode Pencapaian Target Kinerja 73

    c. Potensi Pengembangan Ke Depan 73

  • 5

    d. Sinergi Koordinasi Kelembagaan- Program 74

    e. Kerangka Pemanfaatan Hasil Litbangyasa 74

    2. Saran 75

    a. Keberlanjutan Pemanfaatan Hasil Kegiatan 75

    b. Keberlanjutan Dukungan Program Ristek 75

  • 6

    BAB I PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang

    Pemanfaatan alam dan budaya di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif terus

    berkembang hingga saat ini. Namun besarnya potensi sumberdaya alam dan budaya

    tersebut yang tersebar di hampir 17 ribu pulau di Indonesia, ternyata belumlah

    dimanfaatkan secara merata. Pembangunan termasuk di sektor pariwisata dan ekonomi

    kreatif masih memperlihatkan orientasi pada wilayah di luar KTI. Sehingga, beberapa

    lokasi di Indonesia seperti daerah-daerah di kawasan Timur Indonesia (KTI) yang

    dianggap wilayah terpinggirkan, sebagai contoh, menunjukkan bahwa hingga saat ini

    pembangunan di daerah yang memiliki karakteristik dan kekhasan sumberdaya tersebut,

    belum dilaksanakan secara merata dan optimal. Akibatnya timbul berbagai pemasalahan

    tersendiri yang secara umum permasalahan tersebut antara lain terkait aspek konservasi

    lingkungan, eksploitasi, aspek pendidikan, kemiskinan, aspek ekonomi (manfaat pada

    masyarakat lokal), aspek pengelolaan serta aspek keberlanjutan. Kesemua cara atau

    sistem pengelolaan tradisional ini pada dasarnya merupakan cerminan kearifan lokal

    dalam mendukung strategi konservasi berbasis masyarakat di kawasan (Farid dan Dessy,

    2006).

    Di era globalisasi yang menuntut daya saing tinggi, pemerintah telah menetapkan

    bahwa sektor pariwisata dan ekonomi kreatif sangat perlu dikembangkan dan dibina

    secara sinergi sebagai sektor unggulan. Artinya mensinergikan upaya pelestarian alam

    dan budaya beserta warisannya, melalui pendekatan pariwisata berkelanjutan sebagai

    alat yang dapat menunjang keberhasilan pembangunan nasional yang diidamkan. Hal ini

    tentunya tidak terlepas dari peranan pemerintah khususnya Kementerian Pariwisata dan

    ekonomi kreatif melalui kebijaksanaannya menciptakan kondisi yang dapat memberikan

    berbagai kemudahan bagi masyarakat dalam memanfaatkan sumberdaya alam dan

    budaya dalam rangka mengakselerasi pembangunan pariwisata dan ekonomi kreatif

    nasional.

    Diketahui bahwa di satu sisi budaya beserta warisannya merupakan aset yang

    mencerminkan identitas bangsa, dan di sisi lain pariwisata merupakan salah satu unsur

    penggerak yang dapat memacu apresiasi warisan alam dan budaya sekaligus

  • 7

    pertumbuhan perekonomian nasional dan daerah. Sejalan dengan cita-cita pembangunan

    berkelanjutan, diharapkan pariwisata sebagai salah satu andalan dalam mewujudkan rasa

    cinta tanah air, mempertebal identitas dan citra budaya bangsa, sekaligus sebagai

    wahana meningkatkan pendapatan negara.

    Karena pembangunan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif merupakan salah satu

    potensi pembangunan nasional yang bertumpu pada ekonomi kerakyatan dan

    berorientasi global dengan mengacu pada nilai-nilai agama dan budaya, lingkungan,

    persatuan nasional, serta persahabatan antarbangsa, maka proses pembangunan

    pariwisata dan ekonomi kreatif harus dilakukan secara sistematis, terencana, menyeluruh,

    dan terpadu lintas sektor dan disiplin agar dapat diperoleh manfaat yang optimal bagi para

    pemangku dan pemilik kepentingan (stakeholder dan shareholder). Artinya proses

    pembangunan sektor dimaksud harus mampu memberikan kerangka kerja kebijaksanaan

    pemerintah untuk mendorong dan mengendalikan pemanfaatan sumberdaya yang ada

    untuk kepentingan masyarakat, daerah dan bangsa.

    Dimensi ekonomi pembangunan nasional, termasuk sektor pariwisata dan ekonomi

    kreatif, adalah mengembangkan perekonomian yang berorientasi global dengan tetap

    mempertahankan akar budayanya, sesuai kemajuan teknologi guna membangun

    keunggulan kompetitip sesuai dengan kompetensi dan potensi sumberdaya unggulan di

    setiap daerah.

    Dengan besarnya keanekargaman potensi sumber daya alam dan budaya yang

    tersebar di berbagai wilayah Timur Indonesia ini, pemerintah mempunyai tanggung jawab

    untuk mengelola dan memanfatkan potensi tersebut secara terpadu dan berkelanjutan.

    Oleh karena itu, untuk menindak lanjuti percepatan pembangunan secara merata,

    pemerintah telah menetapkan program pembangunan termasuk sektor pariwisata dan

    ekonomi kreatif ke depan, harus diprioritaskan pada kawasan tertinggal seperti kawasan

    bagian Timur Indonesia (KTI). Hal ini seperti yang di amanatkan dalam instruksi presiden

    republik Indonesia nomor 7 tahun 2002 tentang pelaksanaan kebijakan dan strategi

    nasional percepatan pembangunan kawasan timur Indonesia. Selanjutnya melalui

    kebijakan yang berupa strategi induk (Grand Strategy) pembangunan KTI, diterjemahkan

    oleh sektor pariwisata dan ekonomi kreatif sesuai visi dan misinya menjadi perencanaan

    pengembangan sektor kebudayaan pariwisata sebagai salah satu acuan rencana aksi

    pembangunan di KTI.

    Oleh karena itu, di satu sisi dalam rangka agar peningkatkan apresiasi jati diri cinta

    bangsa Indonesia terhadap nusantara melalui kampanye sadar wisata Kenalilah

  • 8

    Negerimu, Cintailah Negerimu tidak menjadi pepesan kosong, serta di sisi lain untuk

    menindak lanjuti percepatan pembangunan secara merata terintegrasi berdasarkan

    MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2012-

    2025), pemerintah telah menetapkan program pembangunan termasuk sektor pariwisata

    dan ekonomi kreatif ke depan, harus diprioritaskan pada kawasan Timur Indonesia (Bali,

    NTB, NTT). Untuk itu dibutuhkan eksplorasi data dan informasi peta potensi daya tarik

    sumberdaya alam meliputi flora fauna, bentang alam, gejala alam baik di darat maupun

    laut, serta sumberdaya budaya meliputi kearifan dan tradisi lokal, kehidupan sosial

    budaya, tinggalan budaya arkeologi di darat maupun laut, sebagai sumberdaya unggulan

    yang berada di Pulau Flores. Data dan informasi dimaksud sangat strategis sebagai

    bahan dasar pimpinan dalam proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan

    terkait dengan kebijakan pengembangan pola wisata (Travel Pattern) untuk rute wisata

    darat (overland) Jakarta, Bali, Lombok, Sumbawa Flores, sekaligus mendukung program

    prioritas percepatan pembangunan khususnya Pulau Flores di sektor pariwisata dan

    ekonomi kreatif.

    2. Pokok Permasalahan

    Permasalahaannya adalah hingga saat ini pembangunan kepariwisataan dan

    ekonomi kreatif di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur masih sangat minim dalam

    mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya alam dan budaya yang ada. Sehingga masih

    jauh tertinggal dengan daerah lain dan belum menjadi kesatuan daya tarik Indonesia

    disebabkan antara lain:

    a. Pembangunan yang masih terfokus pada wilayah Jawa, Bali dan Sumatera,

    menyebabkan belum teridentifikasinya potensi sumberdaya alam dan budaya

    yang lengkap, aktual dan akurat untuk kepentingan percepatan pembangunan

    sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang terpadu dan berkelanjutan mencakup

    daya tarik sumber daya alam dan budaya; aksesibilitas, amenitas, lingkungan

    alam, kelembagaan, SDM dan pemasaran.

    b. Belum dimilikinya data dan informasi keruangan (spasial) tentang persebaran

    potensi sumberdaya dan aset produk yang lengkap, aktual dan akurat tentang

    pariwisata dan ekonomi kreatif yang diperlukan untuk mendukung proses

    pemecahan masalah dan pengambilan keputusan terkait dengan kepentingan

    perencanaan pembangunan pariwisata Pulau Flores yang terpadu dan

    berkelanjutan.

  • 9

    c. Belum dirumuskannya perencanaan pembangunan daerah sebagai arah

    pembangunan di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

    Sehubungan dengan upaya pembangunan tersebut, maka program insentif riset

    terapan tahun anggaran 2012 ini, merupakan kegiatan riset yang akan meliputi Pulau

    Flores secara keseluruhan. Kajian ini pada dasarnya, akan melakukan pengembangan

    data dan informasi berbasis keruangan (spatial) melalui pemetaan potensi daya tarik

    sumberdaya alam dan budaya untuk beberapa daerah sebagai salah satu bahan dasar

    perumusan perencanaan kawasan (Burrough, 1986). Untuk itu dibutuhkan data dan

    informasi peta potensi sumberdaya alam dan budaya yang lengkap untuk keseluruhan,

    sebagai bahan masukan utama dalam menindak lanjuti pada upaya penyusunan strategi

    pembangunan Flores keseluruhan sebagai salah satu destinasi pariwisata unggulan di

    kawasan Timur Indonesia secara terpadu dan berkelanjutan.

    3. Maksud dan Tujuan

    Maksud dari expedisi ilmiah adalah mengumpulkan data dan informasi terkait dengan

    potensi, permasalahan dan peluang pemanfaatan, serta system pengelolaan yang

    berkelanjutan melalui penilaian (assessment) terhadap potensi keaneka ragaman daya

    tarik sumberdaya alam dan budaya yang ada, dengan tujuan antara lain mencakup:

    a. Mewujudkan data keruangan (spatial) potensi sebagai dasar perencanaan

    pengembangan Sumberdaya Kepariwisataan di Pulau Flores yang berbasis pada

    pembangunan pariwisata berkelanjutan

    b. Menyediakan bahan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang

    diperlukan dalam merumuskan kebijakan pembangunan pariwisata berkelanjutan

    yang berbasis pada daya dukung Potensi Sumberdaya alam dan budaya di Pulau

    Flores

    c. Menggambarkan pola perjalanan (Travel Patern) di Pulau Flores terkait perjalanan

    wisata darat (Overland) Jakarta, Jogya, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores

    4. Metodologi Pelaksanaan

    Dalam upaya agar kegiatan dapat mencapai sasaran dan diterima oleh para

    pemangku kepentingan khususnya di Pulau Flores, maka tim ekspedisi ilmiah ini akan

    melibatkan lintas sector yang terkait dengan pembangunan kepariwisataan khususnya di

    Pulau Flores, baik di pusat maupun daerah, serta akan dilaksanakan bekerjasama antara

  • 10

    lain dengan pihak-pihak terkait di Pulau Flores serta stakeholder lintas sektor dan disiplin

    seperti bidang Pariwisata, bidang Kebudayaan, bidang Geografi dan Lingkungan, serta

    bidang Informasi Teknologi (IT/GIS).

    Adapun pelaksanaan kegiatan yang bersifat swakelola ini dilaksanakan dengan

    melibatkan tenaga-tenaga yang berasal dari intansi terkait baik di pusat maupun daerah

    mencakup antara lain dari Kementerian Pariwisata dan ekonomi kreatif, Lingkungan

    Hidup, Kehutanan, Pengelola Taman Nasional, Pemerintah Daerah, Perguruan Tinggi,

    Pakar dan Praktisi di bidang ekowisata, LSM serta Pelaku Industri Pariwisata.

    1. Lokus Kegiatan

    Lingkup Wilayah Studi. Lingkup wilayah kajian dalam kegiatan ini akan mencakup

    Kabupaten Manggarai Timur dengan ibukota Borong, Ende dengan ibukota Ende,

    Kabupaten Sikka dengan ibukota Maumere, dan Flores Timur dengan ibukota

    Larantuka di Pulau Flores dan sekitarnya. Sekaligus dalam kegiatan ini juga

    melengkapi data untuk beberapa kabupaten di Flores mencakup Kabupaten

    Manggarai Barat dengan ibukota Labuan Bajo, Manggarai dengan ibukota Ruteng

    serta Ngada dengan ibukota Bajawa

    2. Fokus Kegiatan

    Dalam kajian ini, ruang lingkup kegiatan akan didasari dan dibatasi pada aspek-

    aspek yang meliputi:

    Penilaian (assessment) Potensi alam dan budaya serta beberapa sarana dan

    fasilitas pariwisata yang berpeluang menunjang pengembangan wisata Pulau

    Flores sebagai destinasi wisata.

    Evaluasi Kebijakan pengembangan wilayah yang dapat mendukung

    pelaksanaan pembangunan kawasan Pulau Flores sebagai destinasi wisata

    berbasis pelestarian

    Kerangka konsep pengembangan kawasan Pulau Flores dan sekitarnya

    sebagai destinasi wisata daerah yang terpadu dan berkelanjutan.

    3. Bentuk Kegiatan

    Dalam upaya memudahkan pelaksanaan penelitian yang mencakup beberapa

    daerah, maka bentuk kegiatan berupa Ekspedisi ilmiah potensi kepariwisatan di

    Pulau Flores yang akan mengacu pada Kerangka Kerja Sama dilakukan melalui

    mekanisme tim yang bekerjasama dengan pihak pemerintah daerah (Dinas

    Pariwisata dan ekonomi kreatif) lintas sektor dan masyarakat yang terkait dengan

  • 11

    pembangunan kepariwisataan di daerah dengan fungsi sebagai berikut:

    Tim tenaga daerah. Pengumpulan data lapangan (Field Research) yang

    dipandu oleh pemerintah daerah (Dinas Pariwisata dan ekonomi kreatif),

    dilakukan untuk memperoleh fakta terkini tentang data dan informasi yang

    terkait dengan potensi kepariwisataan masing-masing daerah di Pulau Flores,

    dengan kondisi kepariwisataan daerah yang belum, sedang maupun sudah

    berkembang.

    Tim Peneliti. Penelusuran data dan informasi di fokuskan kepada sumber-

    sumber data dan informasi primer dan sekunder terkait pengembangan

    potensi kepariwisataan

  • 12

    BAB II PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN

    1. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan

    a. Perkembangan Kegiatan

    Kegiataan ini dimaksudkan untuk memahami dan menjabarkan kerangka acuan

    kerja. Berdasarkan pada wawasan mengenai tujuan, sasaran dan lingkup kegiatan

    serta hasil keluaran kegiatan yang diharapkan. Tahapan dari Kegiatan meliputi:

    Persiapan. Tahap awal kegiatan yang telah dilaksanakan fokus pada

    perancangan design kegiatan sejak awal hingga akhir yang antara lain meliputi:

    Persiapan administrasi (SK, Pembiayaan, Perizinan)

    Pendalaman dan penjabaran karangka acuan

    Evaluasi data dan informasi pendukung

    Perumusan Mekanisme Kerja

    Pendesaianan kertas kerja lapangan

    Pendesainan alat olah data

    Koordinasi Lintas unit dan Instasi terkait di pusat dan daerah

    Penyusunan Laporan Kemajuan (Pendahuluan)

    Pelaksanaan Kumpul data. Merupakan kegiatan yang telah dilakukan untuk

    mendapatkan data primer dan sekunder yang diperoleh melalui observasi

    lapangan dan studi kepustakaaan yang melipututi:

    Persiapan ekspedisi, Merupakan kegiatan dalam rangka koordinasi dengan

    beberapa daerah di Pulau Flores yang telah ditetapkan sebagai lokasi penelitian

    untuk tujuan melakukan pemantapan berbagai persiapan yang diperlukan di

    daerah antara lain mencakup perizinan yang terkait dengan pelaksanaan

    penelitian di lapangan; kerjasama penelitian dan mekanisme kerja; keterlibatan

    tenaga di masing-masing daerah; serta sarana dan fasilitas yang diperlukan

    dalam pelaksanaan penelitian.

    Ekspedisi ilmiah, Merupakan kegiatan pengamatan lapangan dalam rangka

    pengumpulan data dan informasi di beberapa kabupaten/kota sebagai sample

    yang mewakili masing-masing daerah antara lain melalui:

  • 13

    Pembekalan dan pelatihan, merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk

    memberikan kemampuan bagi tenaga daerah terlebih dahulu sebelum terlibat

    kegiatan pengumpulan data lapangan yang meliputi pemahaman dan

    penguasaan penggunaan kertas kerja lapangan sebagai alat Bantu dalam

    mengidentivikasi dan menilai potensi penyelenggaraan kepariwisataan, serta

    pemahaman dan penguasaan penggunaan alat deteksi lokasi (GPS), aplikasi

    program yang diperlukan dalam menyusun data peta potensi pariwisata di

    daerahnya.

    Pendampingan pengumpulan data lapangan, merupakan kegiatan yang

    dilakukan oleh tenaga daerah didampingi oleh kelompok kerja penelitian untuk

    maksud memperoleh data dan informasi terkait tentang kepariwisataan di daerah

    dengan menggunakan kertas keja lapangan sebagai alat acuan pengumpulan

    data lapangan, serta alat pelengkap utama lainnya seperti GPS dan camera.

    Kegiatan pengumpulan data dan informasi di lapangan, selain dilakukan melalui

    observasi lapangan dengan menggunakan checklist, juga dilakukan secara

    partisipatif melalui interview dan fokus group discussion (FGD) dengan para

    pemangku kepentingan (stakeholder) di daerah guna memperoleh antara lain

    cara pandang, pemahaman dan kemampuan dalam penyelenggaraan

    percepatan pembangunan Pulau Flores di bidang kepariwisataan secara terpadu

    dan berkelanjutan.

    Adapun tujuan survey ini adalah untuk memperoleh data dan informasi yang

    terkait dengan situasi dan kondisi terkini tentang kepariwisataan di daerah antara

    lain mencakup identifikasi potensi produk kepariwisataan mencakup daya tarik

    sumber daya alam dan budaya; aksesibilitas, amenitas, lingkungan dan

    masyarakat, kelembagaan, SDM dan pemasaran; serta menemukenali kenali isu

    isu strategis yang terkait dengan pokokpokok permasalahan dan peluang

    pengembangan Potensi sumberdaya kepariwisataan yang ada.

    Pengolahan data. Merupakan kegiatan mengolah data hasil lapangan yang

    sedang dilakukan melalui proses validasi, tipologi hinga menjadi data peta

    potensi yang terkait dengan potensi kepariwisataan daerah di Pulau Flores.

    Pengolahan Data, dilakukan terhadap temuan-temuan yang terungkap baik

    dalam kegiatan library maupun field research. Hasil pengolahan yang dilakukan

    secara verbal dan spatial selanjutnya akan digunakan sebagai acuan dalam

  • 14

    menjabarkan tipologi potensi, Peluang, pola perjalanan, dan permasalahan

    pengembangan potensi kepariwisataan di Pulau Flores.

    Pelaporan. Kegiatan analisis hasil pengolahan data yang disusun sesuai dengan

    tahapan kegiatan yang dilaksanakan. Analisismelalui pendekatan descriptive

    analysis terhadap data dan informasi yang diperoleh untuk dapat dirumuskan

    konsep strategi dan aksi sebagai arahan ke depan dalam percepatan

    pembangunan sector pariwisata dan ekonomi kreatif daerah di Pulau Flores.

    Adapun keluaran dari kegiatan ini akan berupa rancangan konsep basis data

    spatial peta potensi serta strategi dan aksi percepatan pembangunan Pulau

    Flores di bidang kepariwisataan. Analisis dilakukan menurut urgensi

    permasalahan dengan mengklasifikasikan serta menginterpretasikan data dan

    informasi yang menyangkut substansi pengembangan kepariwisataan yang

    mencakup:

    Potensi produk kepariwisataan daerah di Pulau Flores mencakup antara lain

    daya tarik, aksesibilitas, dan amenitas yang dituangkan dalam bentuk deskriptiv

    dan spatial (keruangan)

    Keterlibatan lembaga pemerintah dalam pengelolaan pariwisata melalui

    identifikasi kebijakan sesuai tupoksi dan peran masing-masing instansi

    pemerintah yang berhubungan dengan pengelolaan bidang pariwisata daerah di

    Pulau Flores

    Implementasi dalam pengelolaan kepariwisataan dengan mengidentifikasi

    berbagai pendekatan yang terkait dengan nilai-nilai dan prinsip pembangunan

    pariwisata berkelanjutan yang terpadu.

    b. Kendala-Hambatan Pelaksanaan Kegiatan

    Secara umum, pelaksanaan kegiatan hanya mengalami kendala dan hambatan di

    beberapa daerah saja yang mencakup:

    Tenaga daerah yang dilibatkan tidak mengetahui medan menuju lokasi sumber

    data

    Antusias keterlibatan dalam kegiatan sangat tinggi sehingga tenaga yang

    dilibatkan melebihi yang direncanakan

    Minimnya penguasaan substansi potensi dan konsep pembangunan pariwisata

    .

  • 15

    2. Pengelolaan Administrasi Manajerial

    a. Perencanaan Anggaran (RAB terlampir)

    Gaji upah 72,200,000

    Belanja habis terpakai 6,751,000

    Perjalanan 119,875,000

    Belanja lain-lain 51,174,000

    b. Mekanisme Pengelolaan Anggaran

    Melalui pengelolaan anggaran, maka pencairan anggaran dilakukan menjadi 3

    (tiga) tahap digunakan untuk membiayaai kegiatan mencakup:

    Pencairan uang muka tahap 1 sebesar Rp. 75.000.000,- digunakan sebesar

    50% untuk kegiatan persiapan pelaksanaan kegiatan penelitian. Sedang

    sisanya dialokasikan untuk menambah kegiatan pengumpulan data di

    lapangan.

    Pencairan uang muka tahap 2 sebesar Rp. 125.000.000,- di tambah dengan

    saldo pencairan uang muka tahap 1 digunakan untuk kegiatan ekspedisi ilmiah

    di Pulau Flores

    Pencairan uang muka tahap 3 sebesar Rp. 50.000.000,- direncanakan akan

    digunakan untuk membiayai kegiatan tahap akhir yaitu penyusunan dan

    penggandaan laporan akhir penelitian.

    c. Rancangan dan Perkembangan Pengelolaan Aset

    Tidak mengalokasikan penggunaan anggaran untuk pembelian bahan tidak habis

    terpakai (menjadi aset). Aset dari kegiatan ini adalah dokumen hasil penelitian

    dalam bentuk cetak dan digital.

    d. Kendala dan Hambatan Pengelolaan Administrasi Manajerial

    Secara umum kendala dalam pengelolaan anggaran antara lain:

    Bentuk pertanggungjawaban untuk beberapa komponen pengeluaran di

    lapangan (biaya masuk lokasi objek, pemandu, sumbangan di lokasi).

    jumlah komposisi uang muka yang tidak proporsional untuk setiap tahapan

  • 16

    pelaksanaan

    Volume dan harga satuan tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan

    (akomodasi, transportasi, jumlah tenaga daerah)

    Pajak yang dikenakan lebih dari satu kali pada pos pos pengeluaran yang

    sama.

  • 17

    BAB III METODE PENCAPAIAN TARGET KINERJA

    1. Metode-Proses Pencapaian Target Kinerja

    a. Kerangka Metode-Proses

    Pencapaian target kinerja dari 4 (empat) tahapan kegiatan meliputi persiapan,

    pengumpulan data, pengolahan data dan pelaporan, hingga saat ini sudah pada

    tahap pengelohaan data hasil pengumpulan di lapangan.

    Kegiatan penelitian dalam bentuk ekspedisi ilmiah dengan lingkup kegiatan

    mapping dan assessment potensi, permasalahan dan peluang pemanfaatan

    sumber daya kepariwisataan di Pulau Flores

    Untuk memudahkan kegiatan ini dilaksanakan sesuai sasaran yang ingin

    dicapai, kegiatan dilakukan bekerjasama dengan lembaga pemerintah daerah,

    industri dan masyarat terkait.

    Pengumpulan data primer dan sekunder dilaksanakan melalui studi

    kepustakaan dan observasi lapangan dengan cara pengatan langsung terhadap

    potensi, wawancara dengan stakholder, serta diskusi kelompok yang terfokus

    (FGD)

    Analisis data hasil pengolahan yang disusun dalam bentuk laporan hasil

    penelitian.

    b. Indikator Keberhasilan

    Hasil pelaksanaan kegiatan berupa dokumen yang berisi data dan informasi

    terkait dengan:

    Data dan informasipokok-pokok permasalahan dan peluang percepatan

    pembangunan Pulau Flores sebagai salah satu destinasi pariwisata khususnya

    di Kawasan Timur Indonesia

    Data dan informasi keruangan (spatial) tentang keanekaragaman potensi daya

    tarik sumber daya kepariwisataan di Pulau Flores, sekaligus jalur/rute

    perjalanan sebagai dasar pengembangan pola perjalan (travel patern) di

    Flores

    Kerangka konsep percepatan pembangunan pulau flores, sebagai kawasan

  • 18

    sensitif, di bidang pariwisata yang terpadu dan berkelanjutan

    c. Perkembangan dan Hasil Pelaksanaan Litbangyasa

    Perkembangan pelaksanaan penelitian hingga saat ini telah menyelesaiakan

    hingga tahap kegiatan pengumpulan data di lapangan baik data sekunder

    maupun primer, dengan hasil:

    Sekilas Pulau Flores

    Pulau Flores, merupakan satu dari tiga pulau besar di propinsi NTT. Pulau yang

    berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur dan termasuk dalam gugusan

    Kepulauan Sunda dengan luas wilayah sekitar 14.300 km dengan jumlah

    penduduk mencapai 1,6 juta jiwa, memiliki arti dalam bahasa portugis "bunga".

    Pulau ini dibagi menjadi delapan kabupaten; dari barat ke timur sebagai berikut:

    Manggarai Barat dengan ibukota Labuan Bajo, Manggarai dengan ibukota

    Ruteng, Manggarai Timur dengan ibukota Borong, Ngada dengan ibukota Bajawa,

    Nagekeo dengan ibukota Mbay, Ende dengan ibukota Ende, Sikka dengan

    ibukota Maumere, dan Flores Timur dengan ibukota Larantuka. Dari RIPPDA

    2005-2015 yang dikeluarkan oleh Dinas Pariwisata, seni dan Budaya (2005),

    disebutkan bahwa Flores merupakan salah satu wilayah yang rawan gempa,

    namun demikian memiliki potensi daya tarik alami yang perlu dikelola dengan

    baik.

    Keadaan Geografis dan Lingkungan Alam Pulau Flores. Secara alamiah Flores

    termasuk daerah yang gersang dan tandus. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena

    fakta membuktikan curah hujan yang rendah dan musim panas yang panjang.

    Iklim di Pulau Flores, seperti halnya daerah lain di Indonesia, sangat dipengaruhi

    oleh bertiupnya Angin Barat dan Angin Timur yang berubah-ubah arah bertiupnya

    setiap tahun. Curah hujan tahunan rata-rata tertinggi tercatat di daerah Ruteng,

    yakni 3352 mm, terendah di daerah Maumere, tercatat 954 mm. Pulau Flores

    digolongkan daerah beriklim kering dengan bulan kering umumnya dari Mei

    sampai November. Meskipun demikian, Flores Barat (Ruteng dan Bajawa)

    beriklim lebih basah.

    Pulau-pulau barat lebih subur dibandingkan dengan timur dan memiliki iklim

    lembab kaya hujan. Pulau-pulau timur yang kering dan tidak begitu subur,

  • 19

    sebagian besar disebabkan oleh panas dan kering dari benua Australia. Banyak

    daerah pantai di sini tidak memiliki hujan sama sekali selama sebagian besar

    tahun (Indonesia Travel Destination)Problem alamiah ini diperparah dengan

    keadaan geografis Flores yang tergolong rentan akan bencana alam. Pulau

    Flores merupakan pulau vulkanis dengan banyak obyek wisata yang indah.

    Keindahan ini diperkaya pula oleh keanekaragaman suku, adat-istiadat, bahasa,

    dan budaya yang berada pada satu lokasi (pulau) yang kecil Di sekeliling pulau

    Flores terdapat beberapa (sekitar 100-an) pulau kecil, antara lain pulau Komodo

    (di sebelah barat) dan pulau-pulau Lomblen, Lembata, Pantar, Alor dll. (di sebelah

    timur).

    Geologi dan Kondisi lingkungan. Pulau Flores mempunyai lebar sangat tidak

    teratur, lebarnya tidak sama di semua tempat. Bagian yang terlebar sekitar 45 km

    dan yang tersempit hanya 12 km. Garis pantainya berliku-liku, di beberapa garis

    pantai sangat melengkung sehingga membentuk teluk seperti Teluk Hading, Teluk

    Pedang, Teluk Konga, dan Teluk Ende. Pulau Flores sebagian besar berupa

    pegunungan dengan ciri utamanya adalah morfologi gunungapi dengan sejumlah

    kerucut yang nampak jelas karena masih aktif hingga saat ini.

    Bagian yang datar sangat terbatas, yang agak luas terdapat di sepanjang lembah

    sungai, yang terluas di antaranya adalah Lembah Lowo Rea yang sebagian masih

    berawa. Dataran-dataran sempit menempati beberapa daerah pantai utara.

    Hanya daerah dataran Mbay menempati kawasan pantai yang cukup luas di

    Flores Barat. Bentuk pantai selatan dan utara agak berbeda, Hal ini disebabkan

    oleh kedangkalan dan ketenangan laut di utara. Di bagian datar ujung timur Pulau

    Flores ditempati terumbu karang yang tumbuh dan berkembang cukup luas pada

    waktu beberapa bagian di ujung pulau tersebut masih merupakan laut. Daerah

    lepas pantai utara ini umumnya agak cukup dangkal, dengan laut yang tenang,

    sehingga memmungkinkan tumbuhnya koral, misalnya pada Teluk Hading, Teluk

    Pedang, dan Teluk Sopu.

    Pulau Flores tersusun oleh beberapa batuan dari yang berumur Miosen Awal

    hingga Kuarter. Batuan yang tertua adalah Formasi Kiro yang berumur Miosen

    Awal, dan Formasi Tanahau, kedua formasi tersebut berhubungan menjari

    dengan Formasi Nangapada yang berbeda sama sekali fasiesnya.

  • 20

    Sumber Daya. Pulau Flores merupakan salah satu kabupaten yang mempunyai

    potensi sumberdaya budaya serta alam baik yang dapat diperbaharui maupun

    yang tidak dapat diperbaharui.

    Dilihat dari kebudayaannya, penduduk Flores bukan merupakan satu sukubangsa

    dengan satu kebudayaan yang sama, melainkan percampuran antara

    sukubangsa dari ras Mongoloid dan ras Melanesid. Belakangan masuknya

    bangsa Portugis, penduduk dari beberapa wilayah merupakan keturunan

    campuran dengan Portugis. Di Pulau Flores sekurang-kurangnya terdapat

    delapan sub-sukubangsa yang berbeda-beda bahasa dan dialek bicaranya. Sub-

    sukubangsa-sub-sukubangsa tersebut, dari barat ke timur, antara lain Manggarai,

    Riung, Ngada, Nage Kao, Ende, Lio, Sikka, dan Larantuka. Sub-sukubangsa

    Manggarai yang paling besar anggota masyarakatnya. Dalam hal bahasa dan

    dialek, terdapat perbedaan yang besar antara Manggarai dan tujuh sub-

    sukubangsa yang lain. Sementara itu tujuh sub-sukubangsa Riung, Ngada, Nage

    Kao, Ende, Lio, Sikka, dan Larantuka dalam hal budayanya tidak besar

    perbedaannya.

    Sumberdaya alam di Pulau Flores dapat diidenfikasi dalam beberapa aspek yaitu

    aspek bentang alam, aspek tanah, aspek keairan, dan aspek vegetasi.

    Pemanfaatan dan penguasaan sumberdaya alam di Pulau Flores meliputi

    pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, perikanan, dan

    pertambangan.Potensi Flora dan fauna di Flores menunjukkan bahwa ini adalah

    zona transisi, sebuah daerah di dalam garis Wallace dimana spesies campuran

    keduanya fauna Eurasia dan Australia, seperti berbagai jenis marsupial Australia

    dan burung yang juga ada di Papua Nugini. Binatang paling khas yang terkenal

    dari daerah ini adalah Naga Komodo (lihat foto), kadal raksasa yang hanya hidup

    di Pulau Komodo, Rinca, dan Warloka, dan sebuah area kecil sekitar pulau

    Komodo. Pantai barat Flores adalah salah satu dari beberapa tempat, selain

    pulau Komodo itu sendiri, di mana komodo dapat ditemukan di alam liar. Tikus

    raksasa Flores juga endemik di Pulau Flores (www.lombokrinjanitrekking.com).

    Pulau Flores memiliki potensi pertanian yang sangat besar untuk

    dikembangkan. Luas lahan yang besar serta banyaknya jumlah penduduk

    yang bekerja pada sektor pertanian merupakan modal dasar. Produksi sub

    sektor tanaman pangan merupakan proksi utama bagi ketahanan pangan

  • 21

    pada umumnya dan kesejahteraan petani pada khususnya, karena bagi

    mayoritas keluarga petani, ketersediaan dan keteraksesan pangan serta

    kebutuhan hidup penting lainnya bergantung pada apakah produksi

    pangannya cukup untuk konsumsi keluarga dan untuk diperjualbelikan guna

    memperoleh uang tunai.

    Potensi perkebunan di Flores antara lain perkebunan di Kab. Manggarai Barat,

    dihasilkan kelapa, kopi, jambu mete, dan kemiri. Produksi kelapa

    terkonsentrasi di Kecamatan Macang Pacar. Produksi kopi terkonsentrasi di

    Kecamatan Kuwus dan Sano Nggoang. Produksi jambu mete terkonsentrasi di

    Kecamatan Sano Nggoang dan Lembor. Sementara itu, produksi kemiri

    terkonsentrasi di Kecamatan Sano Nggoang (www.cps-sss.org). Komoditas

    perkebunan yang paling menonjol di Kab. Manggarai adalah kopi, jambu mete,

    kemiri, cengkeh, kelapa, dan vanili. Total luas lahan sampai tahun 2002

    tercatat sebesar 57.976 Ha dengan potensial lahan yang masih dapat

    dikembangkan seluas 96,795 Ha.

    Potensi Perikanan tangkap di wilayah NTT meliputi luas perairan laut sebesar

    199.529 km2 (diluar perairan ZEEI), dengan jumlah yang diperbolehkan

    ditangkap (JBT) sebanyak 292.800 ton ikan/tahun. Serta jumlah Produksi

    Perikanan Tangkap pada Tahun 2008 adalah 101.217,08 Ton. Besarnya

    jumlah potensi sumberdaya ikan ini dapat dikategorikan menurut klafisikasi

    jenis ikan yakni: Ikan pelagis Kecil, Ikan pelagis besar dan Ikan demersal serta

    Benih ikan (nener). Namun dari semua jenis ikan tersebut yang merupakan

    produksi unggulan adalah jenis ikan Tuna dan Cakalang. Perikanan dapat

    dibagi dalam beberapa jenis, yaitu perikanan budidaya, perikanan budidaya

    kolam, perikanan budidaya sawah, perikanan budidaya laut, dan perikanan

    budidaya air payau/tambak (Website Pemerintah Provinsi NTT).

    Bumi Flores mempunyai potensi sumber daya alam yang besar, baik berupa

    bahan tambang. Potensi sumberdaya tambang di Kab. Manggarai adalah

    Timah (Hulu Wae Wura, Kec. Satarmese, Wae Boa Kec. Mborong. Mangan

    dan emas (Nggorang Kec Reo, Sirise). Potensi sumberdaya tambang di Kab.

    Ngada adalah Batubara (Desa Wangka Kec. Riung), Timah (Toring Kec.

    Riung, Poma Kec. Boawae, Wolotuli Wae polo Kec. Bajawa), Besi (Desa

    Riung Kec. Riung, Wolobesi-Wolombopodan-Wolo Rinding Kec. Riung)

  • 22

    Pelaksanaan Ekspedisi Ilmiah

    Pengumpulan data di lapangan dilakukan dengan cara melakukan perjalanan darat

    dengan kendaraan beroda empat melintasi jalan Trans Flores sejauh 600 km dari

    Larantuka di ujung timur hingga Labuhan Bajo di ujung barat Pulau Flores. Dalam

    proses pengumpulan data, beberapa pejabat dari pemerintah daerah setempat ikut

    serta mendampingi dalam rangka mengupayakan kelancarannya. Para pejabat

    dimaksud juga turut menentukan daya tarik wisata dan fasilitas-fasilitas yang

    menjadi prioritas untuk dikunjungi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan

    cara pengambilan gambar, film (menggunakan handycam) dan Focus Group

    Discussion (FGD) dengan pemangku kepentingan setempat. Di samping itu, untuk

    melakukan penilaian mengenai kelaikan sebuah fenomena alam dan budaya

    sebagai daya tarik wisata dan sumber pengembangan ekonomi kreatif, Tim Peneliti

    melakukan aktivitas pembuktian dengan merasakan sendiri pengalaman

    mengunjungi daerah-daerah yang direkomendasikan oleh pemerintah daerah

    setempat, termasuk wisata kuliner.

    Jalur Ekspedisi

  • 23

    Rute Ekspedisi Ilmiah Flores 2012 dilakukan dengan cara melakukan perjalanan

    darat dengan kendaraan beroda e mpat melintasi jalan Trans Flores sejauh 600

    km dari Larantuka di ujung timur hingga Labuhan Bajo di ujung barat Pulau Flores.

    Dalam proses pengumpulan data, beberapa pejabat dari pemerintah daerah

    setempat ikut serta mendampingi dalam rangka mengupayakan kelancarannya.

    Para pejabat dimaksud juga turut menentukan daya tarik wisata dan fasilitas-

    fasilitas yang menjadi prioritas untuk dikunjungi. Teknik pengumpulan data

    dilakukan dengan cara pengambilan gambar, film (menggunakan handycam) dan

    Focus Group Discussion (FGD) dengan pemangku kepentingan setempat. Di

    samping itu, untuk melakukan pemetaan dan penilaian mengenai kelaikan sebuah

    fenomena alam dan budaya sebagai daya tarik wisata dan sumber pengembangan

    ekonomi kreatif, Tim dibagi dalam dua kelompok melakukan aktivitas pembuktian

    dengan merasakan sendiri pengalaman ke lokasi-lokasi yang direkomendasikan

    oleh pemerintah daerah setempat sebagai unggulan.

    Pemetaan dan penilaian Potensi Kepariwisataan

    Kegiatan pemetaan dan penilaian potensi kepariwisataan di

    Pulau Flores dilakukan untuk menghimpun data dan informasi

    terkait dengan potensi, permasalahan dan peluang

    pemanfaatan, serta system pengelolaan yang berkelanjutan

    melalui penilaian guna memperoleh gambaran keruangan

    (spatial) potensi sebagai dasar perencanaan pengembangan

    Sumberdaya Kepariwisataan di Pulau Flores, dan pola

    perjalanan (Travel Patern) di Pulau Flores terkait perjalanan

    wisata darat (Overland) Jakarta, Jogya, Bali, Lombok,

    Sumbawa, Flores.

    Kabupaten Sikka

    Kabupaten Sikka terletak diantara 822 sampai dengan 850 derajat Lintang

    Selatan dan 12155'40" sampai 12241'30" Bujur Timur. Kabupaten Sikka

    merupakan bagian dari wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur yang terletak di

    Daratan Flores. Kabupaten Sika dengan 21 kecamatan, memiliki Dari 18 pulau

  • 24

    yang terdapat di wilayah administratif Kabupaten Sikka, sebanyak 9 pulau

    merupakan pulau yang tidak dihuni dan 9 pulau dihuni. Mapping dan assessment

    potensi kepariwistaan Kabupaten Sika meliputi antara lain:

    1. Bandara Frans Seda (01). 83814,3 Lintang Selatan

    dan 1221415.2 Bujur Timur dengan ketinggian 31

    meter dpl.

    2. Rumah Makan Jakarta

    Rumah makan ini terletak di Kota Maumere, Kab

    Sikka, 83741.5 Lintang Selatan dan 1221412.0

    Bujur Timur dengan ketinggian 12 meter dpl.

    3. Hotel Sylvia

    Hotel ini terletak di Kota Maumere, Kab Sikka,

    secara geografis terletak 83803.2 Lintang Selatan dan

    1221236.1 Bujur Timur dengan ketinggian 41 meter dpl.

    4. Roxy Swalayan

    Roxy Swalayan terletak di Kota Maumere, Kab Sikka, secara geografis

    terletak 83727.6 Lintang Selatan dan 1221313.0 Bujur Timur dengan

    ketinggian 17 meter dpl.

    5. Kampung Adat Hapeng Kabor

    Kampung Adat Hapeng Kabor terletak di Desa

    Munerana, Kec. Hewokloang, Kab Sikka, secara geografis

    terletak 84058.4 Lintang Selatan dan 1221856.1 Bujur

    Timur dengan ketinggian 251 meter dpl. Lokasi ini

    merupakan tempat awal mengarak patung Bunda Maria.

    6. Kampung Adat Hapeng Kabor

    Kampung Adat Hapeng Kabor terletak di Desa Munerana,

    Kec. Hewokloang, Kab Sikka, secara geografis terletak 84055.5

    Lintang Selatan dan 1221900.1 Bujur Timur dengan ketinggian

    239 meter dpl. Lokasi ini merupakan tembat akhir mengarak patung Bunda Maria.

  • 25

    7. Kampung Adat Watublapi

    Kampung Adat Watublapi berlokasi di Dusun

    Watublapi, Desa Kajowair, Kec. Hewokloang, Kab Sikka,

    Di arah timur berjarak 6 Km arah timur Kecamatan

    Hewokloang. Lokasi ini merupakan tempat proses tenun

    ikat dibuat, sekaligus di demonstrasikan kepada wisatawan oleh Sanggar

    Bliransina. Disini anda akan disuguhkan dengan tarian-tarian oleh sanggar ini

    diantaranya Tua Reta Lou yang menceritakan tentang pengintaian musuh pada

    saat perang. Secara geografis terletak 84203.9 Lintang Selatan dan

    1221847.7 Bujur Timur dengan ketinggian 441 meter dpl.

    8. Rumah Makan Malang

    Rumah makan ini terletak di Kota Maumere (lokasi

    Pelabuhan), Kab Sikka, secara geografis terletak

    83704,0 Lintang Selatan dan 1221307.2 Bujur Timur

    dengan ketinggian 8 meter dpl.

    9. Resto Gazebo

    Resto ini terletak di Kota Maumere, Kab Sikka, secara geografis terletak

    83742,4 Lintang Selatan dan 1221331.5 Bujur Timur dengan ketinggian 7

    meter dpl.

    10. Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

    Kantor ini terletak di Kota Maumere, Kab Sikka,

    secara geografis terletak 83729,5 Lintang Selatan dan

    1221238.7 Bujur Timur dengan ketinggian 25 meter

    dpl.

    11. Pantai Waiara

    Pantai Waiara berlokasi Desa Waiara Kecamatan

    Kewapante, Kab Sikka, secara geografis terletak

    83811,6 Lintang Selatan dan 1221829.0 Bujur Timur

    dengan ketinggian 5 meter dpl.

  • 26

    12. Bekas Istana Kerajaan Waiara

    Bekas istana tersebut berlokasi Desa Waiara

    Kecamatan Kewapante, Kab Sikka, secara geografis

    terletak 83828,6 Lintang Selatan dan 1221828.6

    Bujur Timur dengan ketinggian 13 meter dpl.

    13. Pantai Wairterang

    Pantai Wairterang berjarak 31 Km arah Timur

    Maumere jalan menuju Larantuka, secara geografis

    terletak 83626,0 Lintang Selatan dan 1222833.4

    Bujur Timur dengan ketinggian 14 meter dpl.

    Lokasi ini menjadi andalan Pemda Sikka untuk

    dikembangkan menjadi wisata alam, karena terdapat banyak flora dan Fauna, di

    wilayah perairan Wairterang terdapat sebuah kapal Jepang peninggalan Perang

    Dunia Ke-2 yang kini menjadi situs selam yang diminati, dan kaya akan terumbu

    karang dan biota laut yang beragam.

    14. Goa Maria

    Goa Maria berlokasi di Wair Ketapang, Desa Wairita, Kab

    Sikka, secara geografis terletak 83727,4 Lintang Selatan dan

    1221933.8 Bujur Timur dengan ketinggian 11 meter dpl.

    15. Kampung Adat Hewokloang

    Kampung Hewokloang berlokasi 8 km dari Dobo,

    merupakan pusat kebudayaan bagian Timur Maumere.

    Disini dapat kita saksikan tarian tradisional yang sering

    disuguhkan oleh sanggar Wini Liin. Sebuah rumah adat

    bernama Lepo Kirek dihuni oleh pemangku adat. Di rumah

    adat ini terdapat koleksi peninggalan seperti gading sepajang 2,2 m, porcelin,

    megalitik, dan artefak-areifak lokal. Secara geografis terletak 84148,0 Lintang

    Selatan dan 1221804.2 Bujur Timur dengan ketinggian 442 meter dpl.

  • 27

    16. Kampung Adat Dokar

    Kampung Adat Dokar merupakan tempat proses

    tenun ikat dibuat, sekaligus didemonstrasikan kepada

    wisatawan oleh Sanggar Budaya Doka Tawa Tana. Secara

    geografis terletak 84249,0 Lintang Selatan dan

    1221832.0 Bujur Timur dengan ketinggian 339 meter dpl.

    17. Kampung Adat Kajowair

    Kampung Adat Kajowair dengan peninggalannya

    berupa gading gajah berlokasi di Dukuh Watublapi, Desa

    Kajowair, Kec. Hewokloang. Secara geografis terletak

    84207,3 Lintang Selatan dan 1221847.6 Bujur Timur

    dengan ketinggian 450 meter dpl.

    18. Kristus Raja

    Kristus Raja berlokasi di Kelurahan Kota Uneng

    Kecamatan Alok. Patung Kristus Raja merupakan salah

    satu peninggalan raja Sikka yakni Raja Don Thomas da

    Silva. Patung ini dibangun pada tahun 1925 namun

    patung ini rusak. Pada tahun 1989 patung ini kembali

    dibangun dan diberkati oleh Paus Yohanes Paulus II ketika berkunjung ke

    Maumere. Secara geografis terletak 83707,4 Lintang Selatan dan 1221304.7

    Bujur Timur dengan ketinggian 10 meter dpl.

    19. Regalia Kerajaan Sikka

    Regalia Kerajaan Sikka adalah pakaian kebesaran

    raja Sikka. Regalia ini dibuat di Malaka pada tahun 1602

    dan dibawah bersamaan dengan agama Kristen pertama

    kali oleh Raja Moang Alesu. Regalia atau pakaian

    kebesaran raja Sikka merupakan peninggalan terbesar

    kerajaan Sikka. Saat ini regalia tersebut tersimpan

    dengan baik di kediaman keluarga yang beralamat di Jalan Tugu Timur Maumere

    Kelurahan Kota Uneng Kecamatan Alok Kabupaten Sikka. Rumah tersebut

    bergaya Portugis. Secara geografis terletak 83709,7 Lintang Selatan dan

  • 28

    1221304.3 Bujur Timur dengan ketinggian 11 meter dpl.

    20. Djong Dobo

    Jong Dobo adalah bagian dari desa Lan Tena,

    Kecamatan Kewapante, Kabupaten Sikka. Di kampung

    ini tersimpan sebuah artefak, yang diberi nama sama

    dengan kampung itu yaitu JONG DOBO. . Latar

    belakang warisan megalithik ini mempunyai kaitan dengan upacara penyembahan

    leluhur dan penguburan. Secara geografis terletak 84155,5 Lintang Selatan dan

    1221717.5 Bujur Timur dengan ketinggian 416 meter dpl.

    21. Penyulingan Moke

    Penyulingan moke (arak) terletak di

    samping/belakang Rumah Makan Jakarta yang

    berlokasi di Kota Maumere, Kab Sikka, secara

    geografis terletak 83741.1 Lintang Selatan dan

    1221412.0 Bujur Timur dengan ketinggian 12 meter dpl.

    22. Sumur Wair Baluk

    Sumur Wair Baluk atau yang dikenal dengan

    nama Sumur Portugis yang dibuat tahun 1902,

    berlokasi di Dukuh Baluk, Desa Ipir, Kec. Bola. Secara

    geografis terletak 84439.7 Lintang Selatan dan

    1221803.7 Bujur Timur dengan ketinggian 21 meter

    dpl.

    23. Watu Cruz

    Watu Cruz berlokasi di Dukuh Baluk, Desa Ipir,

    Kec. Bola, Watu Cruz terletak di pantai selatan

    Kabupaten Sikka yang berjarak 24 Km dari Kota

    Maumere. Di pantai bola berdiri tegak salib yang

    disebut Watu Krus symbol kekristenan masa lampau,

    salib peninggalan Portugis di atas batu karang dan talut

    /pemecah ombak yang masih tetap kokoh berdiri. Secara geografis terletak

  • 29

    84438.4 Lintang Selatan dan 1221809.8 Bujur Timur dengan ketinggian 1

    meter dpl.

    24. Pembuatan Gerabah Tradisional

    Pembuatan Gerabah Tradisional berlokasi di

    Desa Wolokolidire, Kec. Bola, Secara geografis terletak

    84438.4 Lintang Selatan dan 1221809.8 Bujur

    Timur dengan ketinggian 1 meter dpl.

    25. View Mekendetung

    Lokasi ini terletak di Desa Mekendetung, Kec.

    Kangai, Kab. Sikka. Secara geografis terletak 84121.0

    Lintang Selatan dan 1221600.2 Bujur Timur dengan

    ketinggian 256 meter dpl. Bentang alamnya berupa

    pegunungan dengan hutan yang masih lebat, dari lokasi

    yang merupakan daerah ketinggian, kita dapat melihat desa-desa yang letaknya

    lebih rendah.

    26. Puskesmas Waipare

    Puskesmas ini berlokasi di Desa Waipare, Kec. Kewapante, Kab. Sikka.

    Secara geografis terletak 83821.5

    Lintang Selatan dan 1221640.2

    Bujur Timur dengan ketinggian 16

    meter dpl.

    Puskesmas ini merupakan tempat

    praktek pertama kali Menteri Kesehatan (Almarhumah Dokter Endang). Kunjungan

    pertama Dokter Endang sejak menjadi Menteri Kesehatan adalah ke Puskesmas

    Waipare. Rumah yang ditempati Dokter Endang, saat ini dijadikan sebagai tempat

    bersalin

  • 30

    Kabupaten Flores Timur

    Kabupaten Flores Timur adalah sebuah kabupaten di Nusa Tenggara Timur,

    Indonesia, yang terletak antara 080 04 -08040 LS dan 1220 38 -1230 57 BT. Luas

    daratan kabupaten Flores Timur adalah 1.812,85 km (31%luas wilayah) yang

    tersebar pada 3 pulau besar dan 27 pulau kecil serta luas lautan 4.170,53 km (69%

    luas wilayah). Secara administrasi pemerintahan Kabupaten Flores Timur terdiri

    dari 19 Kecamatan dan 229 Desa dan 21 Kelurahan. Sebagian besar wilayah

    Kabupaten Flores Timur memiliki tingkat kemiringan di atas 12%; daerah

    perbukitan dengan ketinggian rata-rata di atas 100 m, dan memiliki tekstur tanah

    antara kasar dan sedang. Kabupaten Flores Timur sebagai Kabupaten kepulauan

    begitu kaya dengan panorama alam yang indah dan tradisi adat yang unik.

    Berdasarkan survey lapangan Incito Prematur yang dilakukan oleh N.G Sebastian,

    mengatakan, desa ini layak menjadi tempat obyek wisata budaya tingkat

    internasional.

    1. Hotel Asa

    Hotel Asa berlokasi di Kota Larantuka, Kab. Flores

    Timur, secara geografis terletak 81757,3 Lintang

    Selatan dan 1230103.52 Bujur Timur dengan

    ketinggian 18 meter dpl.

    2. RSUD Larantuka

    Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Larantuka terletak di Kota Larantuka,

    Kab Flores Timur, secara geografis terletak 81859.8 Lintang Selatan dan

    1230056,7 Bujur Timur dengan ketinggian 24 meter dpl.

    3. Kantor Dinas Kebudayaan Seni dan Budaya

    Kantor ini terletak di Kota Larantuka, Kab Flores

    Timur, secara geografis terletak 81910.0 Lintang

    Selatan dan 1230044.6 Bujur Timur dengan ketinggian

    23 meter dpl.

  • 31

    4. Terminal Weri

    Terminal ini terletak di sebelah timur Kota Larantuka, Kab Flores Timur,

    secara geografis terletak 81909.1 Lintang Selatan dan 1230107.1 Bujur Timur

    dengan ketinggian 15 meter dpl. Terminal Weri merupakan terminal untuk angkutan

    pedesaan dan dalam kota.

    5. Rumah Makan Ujo Aro

    Rumah makan ini berlokasi di Weri, Kab Flores Timur, secara geografis

    terletak 81738.0 Lintang Selatan dan 1230105.4 Bujur Timur dengan

    ketinggian 8 meter dpl.

    6. Pura Hindu

    Pura ini berlokasi di Kab Flores Timur, secara geografis

    terletak 81724.9 Lintang Selatan dan 1230108.3 Bujur

    Timur dengan ketinggian 8 meter dpl.

    7. Pantai Meting Doeng

    Pantai ini berlokasi di Kel. Weri, Kec Larantuka, Kab

    Flores Timur, secara geografis terletak 81650.7 Lintang

    Selatan dan 1230102.8 Bujur Timur dengan ketinggian 0

    meter dpl.

    8. Bandar Udara Gewayantanah Larantuka

    Bandara ini berlokasi di Jalan Soekarno-Hatta No. 77

    Larantuka, Kab Flores Timur, secara geografis terletak

    81631.4 Lintang Selatan dan 1230000.9 Bujur Timur

    dengan ketinggian 17 meter dpl.

    9. Kampung Adat Mudakeputu

    Kampung Adat ini lokasinya kurang lebih 5 kilometer lagi

    ke arah Timur dari lokasi wisata Pantai Weri. Di Kampung Adat

    ini, dapat disaksikan berbagai upacara adat, tarian tradisional

    seperti tari Hedung, soka palang Meraj dan lain-lain, serta

    dapat disaksikan proses pembuatan tenun ikat dengan menggunakan bahan

  • 32

    pewarna alami serta proses pembuatan jagung titi yang merupakan makanan khas

    Flores Timur. Di Kampung Adat Mudakeputu, juga dapat disaksikan bangunan-

    bangunan dan tempat pertemuan adat dengan arsitektur lokal. Secara geografis

    terletak 81632.8 Lintang Selatan dan 1225844.9 Bujur Timur dengan

    ketinggian 120 meter dpl.

    10. Mesjid Al Munawwarah

    Mesjid ini berlokasi di Desa Tiwatobi, Kec. Ile

    Mandiri, Kab Flores Timur, secara geografis terletak

    81609.0 Lintang Selatan dan 1225946.7 Bujur Timur

    dengan ketinggian 26 meter dpl.

    11. TPA Larantuka

    Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah

    Larantuka berlokasi Desa Tiwatobi, Kec. Ile Mandiri, Kab

    Flores Timur, secara geografis terletak 81543,8 Lintang

    Selatan dan 1225930.1 Bujur Timur dengan ketinggian

    9 meter dpl.

    12. Pantai Hading

    Pantai Hading atau sering juga disebut dengan

    Pantai Belogili berlokasi di Desa Belogili, Kec. Lowolema,

    Kab Flores Timur, secara geografis terletak 81319.0

    Lintang Selatan dan 1225437.8 Bujur Timur dengan

    ketinggian 0 meter dpl.

    13. Kampung Adat Baluk Hering

    Kampung adat ini berlokasi di Desa Baluk Hering,

    Kec. Lowolema, Kab Flores Timur, secara geografis

    terletak 81235.9 Lintang Selatan dan 1225520.0

    Bujur Timur dengan ketinggian 17 meter dpl.

  • 33

    14. View Tanjung Bunga

    View Tanjung Bunga berlokasi di Desa Baluk Hering, Kec.

    Lowolema, Kab Flores Timur, dari lokasi tersebut yang

    merupakan daerah ketinggian, kita dapat melihat laut,

    desa-desa yang letaknya lebih rendah. Secara geografis

    terletak 81145.0 Lintang Selatan dan 1225645.9

    Bujur Timur dengan ketinggian 46 meter dpl.

    15. Mesjid Al Amin

    Mesjid ini berlokasi di Kota Larantuka, Kab Flores

    Timur, secara geografis terletak 81804.0 Lintang

    Selatan dan 1230103.6 Bujur Timur dengan ketinggian

    19 meter dpl.

    16. Bank BRI

    Bank BRI berlokasi di Kota Larantuka, Kab Flores

    Timur, secara geografis terletak 81957.0 Lintang

    Selatan dan 1225956.0 Bujur Timur dengan ketinggian

    21 meter dpl.

    17. Pasar Daerah Larantuka

    Pasar Daerah berlokasi di Kota Larantuka, Kab

    Flores Timur, secara geografis terletak 81957.8 Lintang

    Selatan dan 1225956.0 Bujur Timur dengan ketinggian

    19 meter dpl.

    18. Polres Larantuka

    Polres berlokasi di Kota Larantuka, Kab Flores

    Timur, secara geografis terletak 82007.6 Lintang

    Selatan dan 1225939.6 Bujur Timur dengan ketinggian

    17 meter dpl.

  • 34

    19. Katedral Larantuka

    Katedral berlokasi di Kota Larantuka, Kab Flores Timur, secara geografis

    terletak 82027.9 Lintang Selatan dan 1225919.2 Bujur Timur dengan

    ketinggian 9 meter dpl.

    20. Kantor Pos dan Telkom

    Kantor Pos berlokasi di Kota

    Larantuka, Kab Flores Timur, secara

    geografis terletak 81939.7 Lintang

    Selatan dan 1230011.1 Bujur Timur

    dengan ketinggian 24 meter dpl. Kantor Pos dan Kantor Telkom saling berhadapan.

    21. Kantor Bupati Flores Timur

    Kantor bupati berlokasi di Larantuka, Kab Flores

    Timur, terletak 81936.6 Lintang Selatan dan 1230013.3

    Bujur Timur dengan ketinggian 25 meter dpl.

    22. Dermaga Palo

    Dermaga ini berlokasi di Kel. Sarotari Tengah, Kec.

    Larantuka, Kab Flores Timur, secara geografis terletak

    81904.7 Lintang Selatan dan 1230108.4 Bujur Timur

    dengan ketinggian 10 meter dpl.

    23. Dermaga Wureh

    Dermaga ini berlokasi di Pulau Adonara, Kec. Adonara

    Barat, Kab Flores Timur, secara geografis terletak 81816.0

    Lintang Selatan dan 1230229.1 Bujur Timur dengan

    ketinggian 2 meter dpl.

    24. Gereja Wureh

    Gereja ini berlokasi di Pulau Adonara, Kec. Adonara Barat,

    Kab Flores Timur, secara geografis terletak 81818.0 Lintang

    Selatan dan 1230229.5 Bujur Timur dengan ketinggian 11 meter

    dpl.

  • 35

    25. Kapel Wureh

    Kapel ini berlokasi di Pulau Adonara, Kec. Adonara

    Barat, Kab Flores Timur, secara geografis terletak

    81820.8 Lintang Selatan dan 1230226.7 Bujur Timur

    dengan ketinggian 11 meter dpl.

  • 36

    Kabupaten Ende

    Kabupaten Ende adalah salah satu kabupaten di Pulau Flores, Provinsi Nusa

    Tenggara Timur, dengan luas 2.046,59 Km2 (204.660 Ha) dan populasi penduduk

    keadaan tahun 2009 sebanyak 258.658 jiwa (Registrasi penduduk BPS 2010).

    Secara geografis Kabupaten Ende memiliki letak yang cukup strategis yaitu

    dibagian tengah Pulau Flores yang diapit oleh empat Kabupaten di bagian barat :

    Nagekeo, Ngada, Manggarai, dan Manggarai Barat, sedangkan dibagian timur

    dengan dua Kabupaten yakni : Kabupaten Sikka dan Kabupaten Flores Timur.

    Secara administratif Kabupaten Ende meliputi 21 Kecamatan, 191 Desa dan 23

    Kelurahan. Kabupaten Ende memiliki potensi di bidang kepariwisataan yakni:

    Obyek Wisata Alam, Wisata Budaya, dan Wisata Bahari. Obyek wisata tersebut

    umumnya belum dikembangkan dan bersifat lokal. Obyek yang sudah

    dikembangkan antara lain Danau Kelimutu yang dikelola oleh Balai Taman

    Nasional Kelimutu.

    1. Rumah Makan Simpang Lima

    Rumah makan ini buka 24 jam berlokasi di jalan trans Flores di Kec

    Wolowaru, Kab. Ende, secara geografis terletak 84700,6 Lintang Selatan dan

    1215312.1 Bujur Timur dengan ketinggian 271 meter dpl.

    2. Hotel Flores Sare

    Hotel ini berlokasi di Desa Koanara Moni, Kec.

    Kelimutu, Kab Ende, secara geografis terletak 84511,8

    Lintang Selatan dan 1215124, 5 Bujur Timur dengan

    ketinggian 655 meter dpl.

    3. Tempat Parkir di Gunung Kelimutu

    Sebelum mencapai lokasi wisata tersebut, para

    pengendara kendaraan akan berhenti di tempat parkir,

    dimana lokasi ini sebagai batas akhir bagi para pengendara

    kendaraan yang akan naik ke Gunung Kelimutu. Secara

    geografis terletak 84619,5 Lintang Selatan dan 1214905, 3 Bujur Timur

    dengan ketinggian 1555 meter dpl.

  • 37

    4. Danau Kelimutu

    Danau warna biru dan merah berada pada

    koordinat 84608,8 Lintang Selatan dan 1214853,6

    Bujur Timur dengan ketinggian 1574 meter dpl. Danau

    berwarna putih berada pada koordinat 84551,5

    Lintang Selatan dan 1214844,5 Bujur Timur dengan

    ketinggian 1605 meter dpl. Kelimutu masuk wilayah

    Kabupaten Ende, dan untuk naik ke puncak Kelimutu

    harus dilakukan dini hari pukul 03.00 WITA

    5. Air Terjun Murundao

    Air Terjun ini terletak di Kec. Wolowaru, Kab.

    Ende, secara geografis terletak 84503.9 Lintang

    Selatan dan 1215046.5 Bujur Timur dengan ketinggian

    737 meter dpl. Air terjun Murundaoadalah gejala alam

    yaitu gangguan struktur geologi berupa patahan/sesar

    (fault), di kiri-kanan air terjun tersebut terdapat cermin

    sesar (slickenside).

    6. Bungalow Sao Ria

    Bungalow ini berlokasi di Moni-Koanara, Kab.

    Ende, secara geografis terletak 84450.4 Lintang

    Selatan dan 1215046.8 Bujur Timur dengan ketinggian

    796 meter dpl. Sao Ria Wisata Bungalow selain

    menyediakan fasilitas akomodasi dan ruang pertemuan.

    7. Air Panas Lia Sambe

    Air panas Lia Sambe berlokasi di Moni, Kab.

    Ende, secara geografis terletak 84451.1 Lintang

    Selatan dan 1215026.9 Bujur Timur dengan ketinggian

    818 meter dpl.

  • 38

    8. View Kampung Moni

    View Kampung Moni berlokasi di Kec. Kelimutu,

    Kab. Ende, dari lokasi tersebut yang merupakan daerah

    ketinggian, kita dapat melihat Air terjun, dan kampong-

    kampung yang letaknya lebih rendah. Secara geografis

    terletak 84309.9 Lintang Selatan dan 1225021.4

    Bujur Timur dengan ketinggian 1026 meter dpl.

    9. Pasar Sayur Nduaria

    Pasar Sayur Nduaria berlokasi di Kec. Kelimutu, Kab.

    Ende. Secara geografis terletak 84243.5 Lintang Selatan

    dan 1214935.6 Bujur Timur dengan ketinggian 1104

    meter dpl.

    10. Kampung Adat Wologai

    Kampung Adat Wologai terletak di Desa Wologai Tengah, Kecamatan

    Detusoko kira-kira 40 km arah timur Kota Ende. Secara

    geografis terletak 84141.1 Lintang Selatan dan

    1214830.3 Bujur Timur dengan ketinggian 1068 meter

    dpl. Kampung ini merupakan salah satu dari 24

    komunitas Adat Suku Lio yang berada di sekitar Taman

    Nasional Kelimutu, dengan budayanya yang luhur, dan sangat kental dengan

    perilaku agraris, religius, sekaligus magis dengan kedekatannya yang kuat pada

    alam.

    11. Rumah Makan Cita Rasa

    Rumah makan ini berlokasi di Kota Ende, Kab. Ende, terletak 85043.3

    Lintang Selatan dan 1213933.1 Bujur Timur dengan ketinggian 25 meter dpl.

    12. Bank Mandiri

    Bank Mandiri berlokasi di Kota Ende, Kab. Ende.

    Secara geografis terletak 85037.2 Lintang Selatan dan

    1213914.5 Bujur Timur dengan ketinggian 36 meter dpl.

  • 39

    13. Pantai Ria

    Pantai Ria berlokasi di Kota Ende, Kab. Ende. Secara geografis terletak

    85033.3 Lintang Selatan dan 1213832.5 Bujur Timur

    dengan ketinggian 0 meter dpl.

    Pantai Ria merupakan tempat rekreasi pantai yang

    letaknya di dekat pusat kota Ende. Jarak dan lokasi pantai

    ini relative dekat dan mudah dijangkau dengan jarak sekitar

    0,5 km dari pusat kota.

    14. Situs Rumah Bung Karno

    Situs Rumah Bung Karno berlokasi di Jalan Perwira,

    Kelurahan Kotaraja, Kecamatan Ende Utara Kota Ende,

    Kab. Ende. Secara geografis terletak 85026.5 Lintang

    Selatan dan 1213840.9 Bujur Timur dengan ketinggian

    20 meter dpl.

    Bangunan ini merupakan bekas rumah atau tempat tinggal Bung Karno dan

    keluarga semasa pembuangan/ pengasingan di Ende oleh Pemerintah Hindia

    Belanda tahun 1934-1938 yang masih dijaga, dirawat dan dipertahankan

    keasliannya oleh Pemerintah Kabupaten Ende. Lokasi ini berjarak kurang lebih 1

    km dari pusat kota dan dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat dan roda

    dua maupun dengan berjalan kaki.

    15. Hotel Grand Wisata

    Hotel ini berlokasi di Kota Ende, Kab. Ende. Secara

    geografis terletak 85042.3 Lintang Selatan dan

    1213926.6 Bujur Timur dengan ketinggian 28meter dpl.

    Kabupaten Ngada

    Kabupaten Ngada adalah sebuah kabupaten di bagian tengah pulau Flores,

    provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Ibukota kabupaten adalah Bajawa. Luas

    wilayah 3.037,9 km dengan jumlah penduduk 250.000 jiwa. Kabupaten

    Ngada terletak diantara 8 20' 24.28 8 57' 28.39 Lintang Selatan dan 120 48

    29.26 121 11 8.57 Bujur Timur. Bagian utara berbatasan dengan laut Flores,

  • 40

    bagian selatan berbatasan dengan laut Sawu, bagian timur berbatasan dengan

    Kabupaten Nagekeo dan bagian barat berbatasan dengan Kabupaten Manggarai

    Timur. Kabupaten Ngada memiliki beragam jenis obyek wisata baik Wisata Alam

    maupun Wisata Budaya. Obyek wisata alam yang sudah terkenal di dunia

    internasional adalah Taman Laut Nasional 17 Pulau Riung dengan berbagai

    keunikan yang dimilikinya, permandian air panas alam Mengeruda, Danau

    Wawomudha yang air kawahnya berwarna merah, Air terjun Ogi, Wae Roa, eko

    wisata Lekolodo dan Pantai pasir putih Waewaru. Obyek Wisata Budaya yang

    sangat terkenal ialah Kampung Tradisional Bena, Bela, Gurusina serta Kampung

    Tua dan Batu Megalith di Wogo. Selain itu banyak sekali terdapat masing banyak

    lagi .

    1. Kantor Dinas Perhubungan Pariwisata Kamunikasi

    dan Informatika

    Kantor ini berlokasi di Jalan Soegiapranoto

    Bajawa, Kab. Ngada, secara geografis terletak

    84724,0 Lintang Selatan dan 1205816.0 Bujur

    Timur dengan ketinggian 1203 meter dpl.

    2. Koperasi Serba Usaha (KSU) Famasa

    Salah satu kegiatan dari Koperasi Famasa

    adalah pengolahan Kopi yang berlokasi di Desa

    Beiwali, Kec. Bajawa, Kab. Ngada. Secara geografis

    terletak 84709,9 Lintang Selatan dan 1205704.6

    Bujur Timur dengan ketinggian 1271 meter dpl.

    3. Pemakaman Umum Bajawa

    Pemakaman ini dikhususkan buat warga

    Tionghoa yang berlokasi di Wolobaja, Kab. Ngada.

    Secara geografis terletak 84622,5 Lintang Selatan

    dan 1210034.1 Bujur Timur dengan ketinggian 880

    meter dpl.

  • 41

    4. Air Terjun Ogi

    Air Terjun Ogi berlokasi di Desa Pape, Kec. Bajawa, Kab.

    Ngada. Secara geografis terletak 84625,4 Lintang Selatan dan

    1210035.6 Bujur Timur dengan ketinggian 845 meter dpl.

    5. Rumah Retret

    Rumah Retret atau Kemah Trabor berlokasi di

    Mataloko, Kab. Ngada. Secara geografis terletak

    84931,0 Lintang Selatan dan 1210317.2 Bujur Timur

    dengan ketinggian 1080 meter dpl.

    6. Kampung Adat Wogo Baru

    Kampung Adat Wogo Baru berlokasi 1 km dari

    Kampung Adat Wogo Lama, Kec. Golewa Kab. Ngada.

    Secara geografis terletak 84956,5 Lintang Selatan dan

    1210313.0 Bujur Timur dengan ketinggian 1100 meter

    dpl.

    7. Bandar Udara Soa

    Bandara Soa terletak di arah jalan menuju air panas Mengeruda, terletak di

    Desa Piga, Kec. Soa, Kab. Ngada. Secara geografis terletak 84233,4 Lintang

    Selatan dan 1210327.9 Bujur Timur dengan ketinggian 434 meter dpl. Bandar

    udara ini memiliki ukuran landasan pacu 1.400 x 23 m. Jarak dari pusat kota sekitar

    24 km.

    8. Air Panas Mengeruda

    Air Panas Mengeruda di Soa adalah tempat

    pemandian air panas yang terletak kurang lebih 50 Km

    arah selatan Riung, merupakan objek wisata yang sudah

    dikenal di Pulau Flores, Lokasi objek wisata ini termasuk

    wilayah Kab. Ngada. Secara geografis terletak 84231,7

    Lintang Selatan dan 1210511.5 Bujur Timur dengan ketinggian 322 meter dpl.

  • 42

    9. Rumah Makan Padang

    Lokasi ini termasuk wilayah Kel. Aimere, Kec.

    Aimere, Kab. Ngada, secara geografis terletak 85035.1

    Lintang Selatan dan 1205123.4 Bujur Timur dengan

    ketinggian 12 meter dpl.

    10. View Bajawa

    Lokasi ini terletak di Desa Kajuala, Kec. Aimere,

    Kab. Ngada, secara geografis terletak 84920.1 Lintang

    Selatan dan 1205453.9 Bujur Timur dengan ketinggian

    740 meter dpl.

    Dari lokasi ini kita bisa memandang gunung-gunung yang diantarai oleh

    jurang, lembah dan ngarai, dengan bentang alam bergelombang kuat.

    11. View Bajawa

    Lokasi ini terletak di Desa Kajuala, Kec. Aimere,

    Kab. Ngada, secara geografis terletak 84924.8 Lintang

    Selatan dan 1205506.4 Bujur Timur dengan ketinggian

    778 meter dpl. Dari lokasi ini kita bisa memandang gunung-

    gunung yang diantarai oleh jurang, lembah dan ngarai,

    dengan bentang alam bergelombang kuat, dan kenampakan stadia daerah muda.

    12. View Gunung Ineria

    Lokasi ini terletak di jalan raya menuju Kota Bajawa, Kab. Ngada, secara

    geografis terletak 84840.5 Lintang Selatan dan

    1205634.2 Bujur Timur dengan ketinggian 1130 meter

    dpl. Dari lokasi ini kita bisa memandang Gunung Ineria

    yang diantarai oleh jurang, lembah dan ngarai, dengan

    bentang alam bergelombang kuat, dan kenampakan stadia daerah muda.

    13. Hotel Silverin

    Lokasi ini terletak di Kota Bajawa, Kab. Ngada, secara geografis terletak

    84825.7 Lintang Selatan dan 1205836.1 Bujur Timur dengan ketinggian 1244

    meter dpl.

  • 43

    14. Hotel Virgo

    Lokasi ini terletak di Kota Bajawa, Kab. Ngada,

    terletak 84709.1 Lintang Selatan dan 1205822.0 Bujur

    Timur dengan ketinggian 1203 meter dpl.

    15. Pasar Inpres Bajawa

    Lokasi ini terletak di Kota Bajawa, Kab. Ngada,

    secara geografis terletak 84816.4 Lintang Selatan dan

    1205821.5 Bujur Timur dengan ketinggian 1202 meter

    dpl.

    16. Gereja Ebenhezer

    Lokasi ini terletak di Kota Bajawa, Kab. Ngada, di

    depan gereja tersebut terdapat Mesjid Al-Itihad, secara

    geografis terletak 84717.8 Lintang Selatan dan

    1205819.7 Bujur Timur dengan ketinggian 1201 meter

    dpl.

    17. Gereja Mater Boni Consili (MBC)

    Lokasi ini terletak di Kota Bajawa, Kab. Ngada, yang

    berhadapan dengan alun-alun, secara geografis terletak

    84724.1 Lintang Selatan dan 1205817.1 Bujur Timur

    dengan ketinggian 1201 meter dpl.

    18. Rumah Makan Ditos

    Lokasi ini terletak di Kota Bajawa, Kab. Ngada,

    secara geografis terletak 84730.5 Lintang Selatan dan

    1205828.4 Bujur Timur dengan ketinggian 1191 meter

    dpl.

    19. Stadion Lebi Jaga

    Lokasi ini terletak di Kota Bajawa, Kab. Ngada, secara

    geografis terletak 84705.1 Lintang Selatan dan

  • 44

    1205824.4 Bujur Timur dengan ketinggian 1206 meter dpl.

    20. Gereja Santu Josef

    Lokasi ini terletak di Kota Bajawa, Kab. Ngada,

    secara geografis terletak 84657.8 Lintang Selatan dan

    1205825.7 Bujur Timur dengan ketinggian 1206 meter dpl.

    21. Rumah Sakit Umum Bajawa

    Lokasi ini terletak di Kota Bajawa, Kab. Ngada,

    secara geografis terletak 84700.1 Lintang Selatan dan

    1205821.4 Bujur Timur dengan ketinggian 1210 meter

    dpl.

    22. Biara Suster Transiskus Misionaris Maria (FMM)

    Lokasi ini terletak di Kota Bajawa, Kab. Ngada, lokasi

    ini juga berfungsi sebagai Balai Pengabotan (BP) St. Maria,

    secara geografis terletak 84707.6 Lintang Selatan dan

    1205814.6 Bujur Timur dengan ketinggian 1205 meter dpl.

    23. Kantor Polres Ngada

    Lokasi ini terletak di Kota Bajawa, Kab. Ngada,

    secara geografis terletak 84725.1 Lintang Selatan dan

    1205813.5 Bujur Timur dengan ketinggian 1199 meter

    dpl.

    24. Rumah Tahanan (Rutan)

    Lokasi ini terletak di Kota Bajawa, Kab. Ngada,

    secara geografis terletak 84721.4 Lintang Selatan dan

    1205837.1 Bujur Timur dengan ketinggian 1191 meter

    dpl.

    25. Kantor Telkom (Kancatel)

    Kantor Telkom terletak di Jalan Soekarno-Hatta,

  • 45

    Bajawa, Kab. Ngada, secara geografis terletak 84714.7 Lintang Selatan dan

    1205834.4 Bujur Timur dengan ketinggian 1180 meter dpl.

    26. Bank BRI

    Lokasi ini terletak di Kota Bajawa, Kab. Ngada,

    secara geografis terletak 84711.9 Lintang Selatan dan

    1205833.3 Bujur Timur dengan ketinggian 1192 meter dpl.

    27. Kantor Bupati Ngada

    Kantor ini terletak di Jalan Soekarno-Hatta No. 1,

    Bajawa, Kab. Ngada, secara geografis terletak 84706.7

    Lintang Selatan dan 1205831.2 Bujur Timur dengan

    ketinggian 1199 meter dpl.

    28. Kantor Pos

    Kantor ini terletak di Jalan Soekarno-Hatta, Bajawa,

    Kab. Ngada, terletak 84708.1 Lintang Selatan dan

    1205832.0 Bujur Timur dengan ketinggian 1190 meter

    dpl.

    29. Bank NTT

    Lokasi ini terletak di Kota Bajawa, Kab. Ngada,

    secara geografis terletak 84713.8 Lintang Selatan dan

    1205825.0 Bujur Timur dengan ketinggian 1199 meter

    dpl.

    30. Bank BNI

    Lokasi ini terletak di Kota Bajawa, Kab. Ngada,

    terletak 84725.7 Lintang Selatan dan 1205826.9 Bujur

    Timur dengan ketinggian 1193 meter dpl.

  • 46

    31. Terminal Dalam Kota

    Lokasi ini terletak di Kota Bajawa, Kab. Ngada,

    terminar tersebut bersatu dengan Pasar Ikan, secara

    geografis terletak 84715.0 Lintang Selatan dan

    1205827.0 Bujur Timur dengan ketinggian 1197

    meter dpl.

    32. Supermarket Langganan

    Lokasi ini terletak di Kota Bajawa, Kab. Ngada, secara geografis terletak

    84712.7 Lintang Selatan dan 1205826.1 Bujur Timur dengan ketinggian 1199

    meter dpl.

    33. Rumah Makan Padang Garuda

    Lokasi ini terletak di Kota Bajawa, Kab. Ngada,

    secara geografis terletak 84718.7 Lintang Selatan dan

    1205828.3 Bujur Timur dengan ketinggian 1194 meter

    dpl.

    34. Terminal Luar Kota Watujayi

    Lokasi ini terletak di luar kota Bajawa, Kab. Ngada,

    secara geografis terletak 84823.7 Lintang Selatan dan

    1205817.9 Bujur Timur dengan ketinggian 1226 meter

    dpl.

    35. SPBU

    Lokasi ini terletak di luar kota Bajawa, Kab. Ngada, secara geografis terletak

    84843.8 Lintang Selatan dan 1205959.7 Bujur Timur dengan ketinggian 1325

    meter dpl.

    36. Kampung Adat Turekisa

    Lokasi ini terletak di Kel. Mangulewa, Kec. Golewa, Kab. Ngada, secara

    geografis terletak 84841.4 Lintang Selatan dan 1210023.5 Bujur Timur dengan

    ketinggian 1350 meter dpl.

  • 47

    37. Kampung Adat Wogo Baru

    Lokasi ini terletak di Desa Ratu Gesa, Kec.

    Golewa, Kab. Ngada, yang merupakan perpindahan

    sebagian masyarakat dari Kampung Adat Wogo Lama,

    secara geografis terletak 84959.6 Lintang Selatan dan

    1210308.5 Bujur Timur dengan ketinggian 1102 meter

    dpl.

    38. Kampung Adat Wogo Lama

    Lokasi ini terletak 987 meter ke arah selatan (N189) dari Kampung Adat

    Wogo Baru, yang termasuk wilayah Kec. Golewa, Kab. Ngada, secara geografis

    terletak 85031.2 Lintang Selatan dan 1210303.7 Bujur Timur dengan

    ketinggian 1151 meter dpl.

    39. Pande Besi Liba

    Lokasi ini terletak di Dusun Liba, Desa Ratu Gesa, Kec. Golewa, Kab.

    Ngada, secara geografis terletak 84957.5 Lintang Selatan dan 1210303.1 Bujur

    Timur dengan ketinggian 1106 meter dpl.

    40. Kampung Adat Gurusina

    Lokasi ini terletak di Desa Watumanu, Kec.

    Jerebuu, Kab. Ngada, terletak 85344.6 Lintang

    Selatan dan 1205926.7 Bujur Timur dengan

    ketinggian 402 meter dpl. Di Kampung Adat Gurusina

    yang dikelilingi oleh Gunung Deru dan Gunung Inerie

    (Gunung Ibu) terdapat tiga suku yaitu, Suku Ago Kae, Suku Ago Azi, dan Suku

    Kabi.

    41. Kampung Adat Bena

    Lokasi ini terletak di Dusun Bena, Desa Tiwuriwu,

    Kec. Jerebuu, Kab. Ngada, secara geografis terletak

    85235.2 Lintang Selatan dan 1205909.6 Bujur

    Timur dengan ketinggian 830 meter dpl.

  • 48

    9. Kantor Perpustakaan dan Kearsipan

    Kantor ini berlokasi di Kota Bajawa, Kab.

    Ngada. Secara geografis terletak 84718,8 Lintang

    Selatan dan 1205836.5 Bujur Timur dengan

    ketinggian 1187 meter dpl.

    10. Kampung Adat Bela Langa

    Kampung Adat ini berlokasi di Desa Beja, Kec.

    Bajawa, Kab. Ngada. Secara geografis terletak

    85031,0 Lintang Selatan dan 1205728.8 Bujur Timur

    dengan ketinggian 1096 meter dpl.

    11. Kampung Adat Luba

    Kampung Adat ini berlokasi di Desa Tiworibu,

    Kec. Jerebuu, Kab. Ngada. Secara geografis terletak

    85228,6 Lintang Selatan dan 1205903.7 Bujur

    Timur dengan ketinggian 888 meter dpl.

    13. Villa Manulalu

    Villa Manulalu, merupakan sebuah lokasi untuk

    memandang perkampungan adat yang ada di

    Kabupaten Ngada. Secara geografis terletak 85151,7

    Lintang Selatan dan 1205941.6 Bujur Timur dengan

    ketinggian 1055 meter dpl.

    14. Tempat Pembuatan Moke

    Tempat pembuatan moke berlokasi di Desa Legilapu, Kec. Aimere, Kab.

    Ngada. Secara geografis terletak 85001,8 Lintang Selatan dan 1204907.4

    Bujur Timur dengan ketinggian 20 meter dpl.

  • 49

    Kabupaten Manggarai Timur

    Kabupaten Manggarai Timur merupakan pemekaran dari Kabupaten Manggarai

    Propinsi NTT, yang telah ditetapkan melalui Undang-undang RI Nomor 36 Tahun

    2007 tanggal 10 Agustus 2007, dan telah diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri RI

    pada tanggal 23 Nopember 2007 di Jakarta. Secara geografis wilayah Kabupaten

    Manggarai Timur Terletak antara 8 LU 8.30 LS dan 119,30 12,30 BT.

    Kabupaten Manggarai Timur (Matim), Flores, NTT, punya potensi wisata unik,

    antara lain, berupa danau air panas dan danau teratai raksasa. Bahkan, satwa

    langka Komodo Merah juga terdapat di Kabupaten Manggarai Timur, khususnya di

    Kecamatan Sambi Rampas. Potensi wisata budaya di Kabupaten Manggarai Timur

    sangat berlimpah, selain atraksi alam juga terdapat banyak situs bersejarah yang

    tersebar di kampung-kampung di wilayah Manggarai Timur.

    1. View Kota Borong

    Lokasi ini termasuk wilayah Desa Manuk, Kab.

    Manggarai, secara geografis terletak 83621.9 Lintang

    Selatan dan 1203116.4 Bujur Timur dengan

    ketinggian 1056 meter dpl. Dari lokasi ini kita bisa

    memandang Kota Borong, ibukota Kab. Manggarai

    Timur, lahan pertanian yang bertingkat-tingkat, gunung-gunung yang diantarai oleh

    jurang, lembah dan ngarai, dengan bentang alam bergelombang kuat.

    2. View Danau Rana Mese

    Lokasi ini terletak di jalan Manggarai Manggarai

    Timur yang termasuk wilayah Desa Gololoni, Kec.

    Borong, Kab. Manggarai Timur, secara geografis

    terletak 83809.1 Lintang Selatan dan 1203337.2

    Bujur Timur dengan ketinggian 1280 meter dpl.

    Tempat ini yang berada di tepi jalan raya, kita bisa memandang Danau Rana

    Mese, yang terbentuk oleh adanya struktur geologi yang melintasi kawasan ini.

    3. Danau Rana Mese

  • 50

    Lokasi ini merupakan salah satu tempat wisata di Kab. Manggarai Timur,

    secara geografis terletak 83826.6 Lintang Selatan dan

    1203340.8 Bujur Timur dengan ketinggian 1231 meter

    dpl.

    Anak-anak tangga dari beton akan mengantar kita

    sampai ke pinggir Danau Rana Mese, danau yang

    terbentuk oleh adanya struktur geologi yang melintasi

    kawasan ini.

    4. View Gololoni

    Lokasi ini terletak di jalan Manggarai

    Manggarai Timur yang termasuk wilayah Dusun Lereng,

    Desa Gololoni, Kec. Borong, Kab. Manggarai Timur,

    secara geografis terletak 83931.3 Lintang Selatan

    dan 1203342.9 Bujur Timur dengan ketinggian 1104

    meter dpl.

    5. Kota Borong

    Lokasi ini merupakan ibukota Kabupaten

    Manggarai Timur , secara geografis terletak

    84852.0 Lintang Selatan dan 1203627.4 Bujur

    Timur dengan ketinggian 17 meter dpl. Kota Borong

    merupakan ibukota Kab. Manggarai Timur, yang dahulunya merupakan kota

    kecamatan sewaktu masih bergabung dengan Kab. Manggarai.

    6. Rumah Makan Bougenvile

    Lokasi ini berada di Kota Borong, Kab

    Manggarai Timur, di sebelah kanan lokasi tsb terletak

    Bank BRI, secara geografis terletak 84902.6 Lintang

    Selatan dan 1203655.0 Bujur Timur dengan ketinggian 17 meter dpl.

  • 51

    7. Pantai Cepi Watu

    Lokasi ini merupakan salah satu tempat wisata di

    Kab. Manggarai Timur, yang termasuk wilayah Desa

    Nangalabang, Kec Borong, secara geografis terletak

    84857.0 Lintang Selatan dan 1203505.3 Bujur Timur

    dengan ketinggian 2 meter dpl.

    8. Pantai Mbolata

    Lokasi ini merupakan salah satu tempat wisata di

    Kab. Manggarai Timur, yang termasuk wilayah Desa

    Watunggene, Kec Kotakomba, secara geografis terletak

    85023.0 Lintang Selatan dan 1204809.8 Bujur Timur

    dengan ketinggian 4 meter dpl.

    Wisata pantai dengan cottage-cottage, tempat penyulingan arak, disertai

    dengan pemandangan Gunung Ineria.

    9. View Danau Ranamese

    View Danau Ranamese berlokasi di Desa Gololoni,

    Kec. Borong, Kab. Manggarai Timur. Secara geografis

    terletak 83809,4 Lintang Selatan dan 1203337.2

    Bujur Timur dengan ketinggian 1290 meter dpl.

    F. Kabupaten Manggarai

    Kota Ruteng, ibukota Kab Manggarai, secara geografis

    terletak 83625.5 Lintang Selatan dan 1202752.0

    Bujur Timur dengan ketinggian 1161 meter dpl. Rumah

    makan serta akomodasi skala melati dan bintang 1

    banyak tersedia di Ruteng, salah satunya Lokasi ini

    berada di Kota Ruteng, ibukota Kab Manggarai, secara geografis terletak

    83629.3 Lintang Selatan dan 1202800.7 Bujur Timur dengan ketinggian 1159

    meter dpl. Demikian juga kantor bupati yang secara geografis terletak 83639.2

    Lintang Selatan dan 1202751.2 Bujur Timur dengan ketinggian 1170 meter dpl.

    Kemudian juga Kantor Dinas Pariwisata yang terletak 83640.0 Lintang Selatan

    dan 1202803.8 Bujur Timur dengan ketinggian 1172 meter dpl. Di kabupaten

  • 52

    Manggarai ini juga terdapat beberapa titik yang dapat dijadikan lokasi pandang

    bentang alam seperti di Wai Garit. Lokasi ini terletak di Desa Wai Gurit, Kab.

    Manggarai, secara geografis terletak 83524.0 Lintang Selat an dan 1202558.2

    Bujur Timur dengan ketinggian 1005 meter dpl.

    Bentang alamnya berupa pegunungan dengan

    hutan yang masih lebat, dari lokasi yang

    merupakan daerah ketinggian, kita dapat

    melihat jalan raya yang letaknya lebih rendah.

    Kemudian daya tarik lain yang dapat menjadi

    ikon Ruteng adalah system pertanian jarring

    laba-laba. Lokasi ini terletak di Kelurahan Wai Belang, Kab. Manggarai, secara

    geografis terletak 83542.4 Lintang Selatan dan 1202222.5 Bujur Timur dengan

    ketinggian 945 meter dpl. Kemudian beberapa

    titik pandang bentang alam seperti Gunung

    Pocolikang yang terletak 83703.3 Lintang

    Selatan dan 1202225.4 Bujur Timur dengan

    ketinggian 940 meter dpl. Bentang alamnya

    berupa pegunungan dengan hutan yang masih

    lebat, dari lokasi yang merupakan daerah ketinggian, kita dapat melihat lahan

    pertanian yang bertingkat-tingkat, dan desa-desa di kaki gunung. Kemudian titik

    pandang Nao yang terletak di Dusun Popo, Desa Nao, Kec. Satar Mese Barat,

    Kab. Manggarai, secara geografis terletak 84152.3 Lintang Selatan dan

    1202239.1 Bujur Timur dengan ketinggian 688 meter dpl. Bentang alamnya

    berupa pegunungan dengan hutan yang masih lebat, dari lokasi yang merupakan

    daerah ketinggian, kita dapat melihat lahan pertanian yang bertingkat-tingkat, jalan

    raya, dan desa-desa di lereng gunung.

    1. Situs Megalitik Todo.

    Lokasi ini terletak di Desa Todo, Kec. Satar

    Mese Barat, Kab. Manggarai, secara geografis

    terletak 84348.2 Lintang Selatan dan

    1202220.5 Bujur Timur dengan ketinggian 786

    meter dpl. Situs Megalitik Todo berbentang alam

    bergelombang, dengan rumah adapt yang lengkap dengan batu-batu besarnya,

  • 53

    serta beberapa meriam.

    2. Wae Rebo.

    Wae Rebo adalah salah satu desa adat yang

    terpencil dan letaknya di puncak gunung. Untuk

    menuju ke sana, disediakan penginapan dikenal

    penginapan Denge yang terletak di Dusun Denge,

    Desa Satar Lenda, Kec. Satar Mese Barat, Kab.

    Manggarai, secara geografis terletak 84827.5

    Lintang Selatan dan 1201808.2 Bujur Timur

    dengan ketinggian 484 meter dpl. Penginapan Denge merupakan pusat informasi

    Wae Rebo, yang dimiliki oleh Bapak Blasius Monta yang berprofesi sebagai

    seorang Kepala Sekolah.

    3. Sungai Wae Lomba

    Lokasi ini terletak di Desa Satar Lenda, Kec.

    Satar Mese Barat, Kab. Manggarai, secara geografis

    terletak 84802.8 Lintang Selatan dan 1201753.8

    Bujur Timur dengan ketinggian 587 meter dpl. Sungai

    Wae Lomba dengan boulder-boulder batuan,

    membuat air sungai menjadi bergemuruh dan

    merupakan salah satu daya tarik wisata.

    4. View Wae Rebo

    Lokasi ini terletak di Desa Satar Lenda, Kec.

    Satar Mese Barat, Kab. Manggarai, secara

    geografis terletak 84724.9 Lintang Selatan dan

    1201725.6 Bujur Timur dengan ketinggian 842

    meter dpl. Dari lokasi ini kita bisa memandang

    Kampung Adat Wae Rebo yang diantarai oleh

    jurang, lembah dan ngarai, dengan bentang alam bergelombang kuat.

  • 54

    5. Ladystone (Batu Nona)

    Lokasi ini terletak di jalan antara Denge Wae

    Rebo, lokasi ini disebut dengan nama Dencang

    Tanah, yang termasuk wilayah Desa Satar Lenda,

    Kec. Satar Mese Barat, Kab. Manggarai, secara

    geografis terletak 84703.4 Lintang Selatan dan

    1201710.8 Bujur Timur dengan ketinggian 1044 meter dpl. Disebut dengan

    vaginastone, karena batuan ini berbentuk vagina yang dialiri oleh sebuah sungai

    kecil.

    6. View Wae Rebo

    Lokasi ini terletak di lereng Gunung Pocoroko

    (jalan antara Denge Wae Rebo) yang termasuk

    wilayah Desa Satar Lenda, Kec. Satar Mese Barat,

    Kab. Manggarai, secara geografis terletak 84709.5

    Lintang Selatan dan 1201704.3 Bujur Timur

    dengan ketinggian 1055 meter dpl.

    Dari lokasi ini kita bisa memandang Kampung Adat Wae Rebo yang

    diantarai oleh jurang, lembah dan ngarai, dengan bentang alam bergelombang

    kuat.

    7. Gunung Pocoroko

    Lokasi ini terletak di lereng Gunung Pocoroko

    (jalan antara Denge Wae Rebo) yang termasuk

    wilayah Desa Satar Lenda, Kec. Satar Mese Barat,

    Kab. Manggarai, secara geografis terletak 84657.7

    Lintang Selatan dan 1201700.5 Bujur Timur

    dengan ketinggian 1175 meter dpl.

    8. Kampung Adat Wae Rebo

    Lokasi ini termasuk wilayah Desa Satar

    Lenda, Kec. Satar Mese Barat, Kab. Manggarai,

    secara geografis terletak 84609.4 Lintang Selatan

  • 55

    dan 1201702.2 Bujur Timur dengan ketinggian 1108 meter dpl.

    Di Kampung Adat Wae Rebo terdapat 4 buah rumah adapt, dengan tradisi

    yang masih dipertahankan.

    9. View Pulau Mulas

    Lokasi ini termasuk wilayah Desa Satar

    Lenda, Kec. Satar Mese Barat, Kab. Manggarai,

    secara geografis terletak 85057.2 Lintang Selatan

    dan 1201823.5 Bujur Timur dengan ketinggian 5

    meter dpl.

    Dari tempat ini terlihat Pulau Mulas yang

    berbentang alam bergelombang, bentuknya seperti perahu terbalik. Di bagian ujung

    barat pulau ini menjulang batuan yang merupakan sebuah tubuh intrusi batuan

    beku.

    10. Rumah Makan Wijaya Mandiri

    Lokasi ini terletak di jalan Dewi Sartika di Kota

    Ruteng, Kab. Manggarai, secara geografis terletak

    83651.0 Lintang Selatan dan 1202753.6 Bujur

    Timur dengan ketinggian 1185 meter dpl.

  • 56

    Kabupaten Manggarai Barat

    Kabupaten Manggarai Barat secara administratif merupakan bagian Propinsi Nusa

    Tenggara Timur, terletak paling barat di Pulau Flores. Kabupaten Manggarai Barat

    secara geografis terletak pada 08o14 LS-09o00 LS dan 119o21 - 120o20 BT,

    dengan batas wilayahnya sebelah Barat berbatasan dengan Selat Sape, sebelah

    Timur berbatasan dengan Kabupaten Manggarai, sebelah Utara berbatasan

    dengan Laut Flores, dan sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Sawu.

    Kabupaten Manggarai Barat merupakan wilayah adminis