ripow 461_doc_8
-
Upload
t-jack-rimbawan -
Category
Documents
-
view
100 -
download
9
description
Transcript of ripow 461_doc_8
-
0
LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN
INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA
RISET PENGEMBANGAN PARIWISATA PULAU FLORES:
PENILAIAN (ASSESSMENT) POTENSI ALAM DAN BUDAYA FLORES
SEBAGAI DESTINASI WISATA DI KAWASAN TIMUR INDONESIA
KEMENTERIAN/LEMBAGA KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF
Peneliti/perekayasa:
1. Drs. Roby Ardiwidjaja, MBIT 2. Drs. Bambang Budi Utomo 3. Basuki Antariksa SH, MM 4. Ir. M. Fadlan S 5. Dr. Ali Akbar
INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI
2012
Kode Judul: S 5
-
1
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Penelitian : Riset Pengembangan Pariwisata Pulau Flores:
Penilaian (assessment) Potensi Alam dan
Budaya Flores Sebagai Destinasi Wisata di
Kawasan Timur Indonesia
Fokus Bidang Prioritas : Bidang Pengembangan Kawasan Strategis
Kode Produk Target : 5.c
Kode Kegiatan : S.5
Lokasi Penelitian : Pulau Flores
Penelitian Tahun Ke : 1 (satu)
Keterangan Lembaga Pelaksana/Pengelola Penelittian
A. Lembaga Pelaksana Penelitian
Nama Peneliti Utama Drs. Roby Ardiwidjaja, MBIT
Nama Lembaga/Institusi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Unit Organisasi Puslitbang Kepariwisataan
Alamat Jl Raya Condet Pejaten No. 4 Jakarta 12510
Telepon/Hp/Fax/email 021-3838593/021-3810901 [email protected]
B. Lembaga Lain yang Terlibat
Nama Koordinator Drs. Bambang Budi Utomo
Nama Lembaga Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Alamat Jl Medan Merdeka Barat No. 17 Jakarta 10110
Telepon/Fax/email 021-7988171/08161422704/021-7988187
Jangka Waktu Kegiatan : 8 (delapan) bulan
Biaya Tahun 1 : Rp. 250.000.000,-
Biaya Tahun 2 : --
Total Biaya : Rp. 250.000.000,-
Kegiatan (baru/lanjutan) : Baru
Rekapitulasi Biaya Tahun yang Diusulkan :
-
2
No Uraian Jumlah (Rp.)
1 Gaji dan Upah 72.200.000,-
2 Bahan Habis Pakai 6.751.000,-
3 Perjalanan (tidak untuk perjalanan LN) 120.774.000,-
4 Lain-lain 50.275.000,-
Jumlah Biaya Tahun yang Diusulkan 250.000.000,-
Setuju Diusulkan:
Kapuslitbang Kordinator
Kepariwisataan Penelitian
Dra. Endang Martani Msc Drs. Roby Ardiwidjaja. MBIT NIP. 19540405 197903 2 001 NIP. 19550720 198703 1 001
-
3
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 6
1. Latar Belakang 6
2. Pokok Permasalahan 8
3. Maksud dan Tujuan 9
4. Metodologi Pelaksanaan 9
a. Lokus Kegiatan 10
b. Fokus Kegiatan 10
c. Bentuk Kegiatan 10
BAB II PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN 12
1. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan 12
a. Perkembangan Kegiatan 12
b. Kendala-Hambatan Pelaksanaan Kegiatan 14
2. Pengelolaan Administrasi Manajerial 15
a. Perencanaan Anggaran 15
b. Mekanisme Pengelolaan Anggaran 15
c. Rancangan dan Perkembangan Pengelolaan Aset 15
d. Kendala Hambatan Pengelolaan Administrasi Manajerial 15
BAB III METODE PENCAPAIAN TARGET KINERJA 17
1. Metode-Proses Pencapaian Target Kinerja 17
a. Kerangka Metode-Proses 17
-
4
b. Indikator Keberhasilan 17
c. Perkembangan dan Hasil Pelaksanaan Litbangyasa 18
2. Potensi Pengembangan Ke Depan 70
a. Kerangka Pengembangan Ke Depan 70
b. Strategi Pengembangan Ke Depan 70
BAB IV SINERGI PELAKSANAAN KEGIATAN 71
1. Sinergi Koordinasi Kelembagaan- Program 71
a. Kerangka Sinergi Koordinasi 71
b. Indikator Keberhasilan Sinergi 71
c. Perkembangan Sinergi Koordinasi 71
2. Pemanfaatan Hasil Litbangyasa 71
a. Kerangka dan Strategi Pemanfaatan Hasil 71
b. Indikator Keberhasilan Pemanfaatan 72
c. Perkembangan Pemanfaatan Hasil 72
BAB V PENUTUP 73
1. Kesimpulan 73
a. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan dan Anggaran 73
b. Metode Pencapaian Target Kinerja 73
c. Potensi Pengembangan Ke Depan 73
-
5
d. Sinergi Koordinasi Kelembagaan- Program 74
e. Kerangka Pemanfaatan Hasil Litbangyasa 74
2. Saran 75
a. Keberlanjutan Pemanfaatan Hasil Kegiatan 75
b. Keberlanjutan Dukungan Program Ristek 75
-
6
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pemanfaatan alam dan budaya di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif terus
berkembang hingga saat ini. Namun besarnya potensi sumberdaya alam dan budaya
tersebut yang tersebar di hampir 17 ribu pulau di Indonesia, ternyata belumlah
dimanfaatkan secara merata. Pembangunan termasuk di sektor pariwisata dan ekonomi
kreatif masih memperlihatkan orientasi pada wilayah di luar KTI. Sehingga, beberapa
lokasi di Indonesia seperti daerah-daerah di kawasan Timur Indonesia (KTI) yang
dianggap wilayah terpinggirkan, sebagai contoh, menunjukkan bahwa hingga saat ini
pembangunan di daerah yang memiliki karakteristik dan kekhasan sumberdaya tersebut,
belum dilaksanakan secara merata dan optimal. Akibatnya timbul berbagai pemasalahan
tersendiri yang secara umum permasalahan tersebut antara lain terkait aspek konservasi
lingkungan, eksploitasi, aspek pendidikan, kemiskinan, aspek ekonomi (manfaat pada
masyarakat lokal), aspek pengelolaan serta aspek keberlanjutan. Kesemua cara atau
sistem pengelolaan tradisional ini pada dasarnya merupakan cerminan kearifan lokal
dalam mendukung strategi konservasi berbasis masyarakat di kawasan (Farid dan Dessy,
2006).
Di era globalisasi yang menuntut daya saing tinggi, pemerintah telah menetapkan
bahwa sektor pariwisata dan ekonomi kreatif sangat perlu dikembangkan dan dibina
secara sinergi sebagai sektor unggulan. Artinya mensinergikan upaya pelestarian alam
dan budaya beserta warisannya, melalui pendekatan pariwisata berkelanjutan sebagai
alat yang dapat menunjang keberhasilan pembangunan nasional yang diidamkan. Hal ini
tentunya tidak terlepas dari peranan pemerintah khususnya Kementerian Pariwisata dan
ekonomi kreatif melalui kebijaksanaannya menciptakan kondisi yang dapat memberikan
berbagai kemudahan bagi masyarakat dalam memanfaatkan sumberdaya alam dan
budaya dalam rangka mengakselerasi pembangunan pariwisata dan ekonomi kreatif
nasional.
Diketahui bahwa di satu sisi budaya beserta warisannya merupakan aset yang
mencerminkan identitas bangsa, dan di sisi lain pariwisata merupakan salah satu unsur
penggerak yang dapat memacu apresiasi warisan alam dan budaya sekaligus
-
7
pertumbuhan perekonomian nasional dan daerah. Sejalan dengan cita-cita pembangunan
berkelanjutan, diharapkan pariwisata sebagai salah satu andalan dalam mewujudkan rasa
cinta tanah air, mempertebal identitas dan citra budaya bangsa, sekaligus sebagai
wahana meningkatkan pendapatan negara.
Karena pembangunan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif merupakan salah satu
potensi pembangunan nasional yang bertumpu pada ekonomi kerakyatan dan
berorientasi global dengan mengacu pada nilai-nilai agama dan budaya, lingkungan,
persatuan nasional, serta persahabatan antarbangsa, maka proses pembangunan
pariwisata dan ekonomi kreatif harus dilakukan secara sistematis, terencana, menyeluruh,
dan terpadu lintas sektor dan disiplin agar dapat diperoleh manfaat yang optimal bagi para
pemangku dan pemilik kepentingan (stakeholder dan shareholder). Artinya proses
pembangunan sektor dimaksud harus mampu memberikan kerangka kerja kebijaksanaan
pemerintah untuk mendorong dan mengendalikan pemanfaatan sumberdaya yang ada
untuk kepentingan masyarakat, daerah dan bangsa.
Dimensi ekonomi pembangunan nasional, termasuk sektor pariwisata dan ekonomi
kreatif, adalah mengembangkan perekonomian yang berorientasi global dengan tetap
mempertahankan akar budayanya, sesuai kemajuan teknologi guna membangun
keunggulan kompetitip sesuai dengan kompetensi dan potensi sumberdaya unggulan di
setiap daerah.
Dengan besarnya keanekargaman potensi sumber daya alam dan budaya yang
tersebar di berbagai wilayah Timur Indonesia ini, pemerintah mempunyai tanggung jawab
untuk mengelola dan memanfatkan potensi tersebut secara terpadu dan berkelanjutan.
Oleh karena itu, untuk menindak lanjuti percepatan pembangunan secara merata,
pemerintah telah menetapkan program pembangunan termasuk sektor pariwisata dan
ekonomi kreatif ke depan, harus diprioritaskan pada kawasan tertinggal seperti kawasan
bagian Timur Indonesia (KTI). Hal ini seperti yang di amanatkan dalam instruksi presiden
republik Indonesia nomor 7 tahun 2002 tentang pelaksanaan kebijakan dan strategi
nasional percepatan pembangunan kawasan timur Indonesia. Selanjutnya melalui
kebijakan yang berupa strategi induk (Grand Strategy) pembangunan KTI, diterjemahkan
oleh sektor pariwisata dan ekonomi kreatif sesuai visi dan misinya menjadi perencanaan
pengembangan sektor kebudayaan pariwisata sebagai salah satu acuan rencana aksi
pembangunan di KTI.
Oleh karena itu, di satu sisi dalam rangka agar peningkatkan apresiasi jati diri cinta
bangsa Indonesia terhadap nusantara melalui kampanye sadar wisata Kenalilah
-
8
Negerimu, Cintailah Negerimu tidak menjadi pepesan kosong, serta di sisi lain untuk
menindak lanjuti percepatan pembangunan secara merata terintegrasi berdasarkan
MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2012-
2025), pemerintah telah menetapkan program pembangunan termasuk sektor pariwisata
dan ekonomi kreatif ke depan, harus diprioritaskan pada kawasan Timur Indonesia (Bali,
NTB, NTT). Untuk itu dibutuhkan eksplorasi data dan informasi peta potensi daya tarik
sumberdaya alam meliputi flora fauna, bentang alam, gejala alam baik di darat maupun
laut, serta sumberdaya budaya meliputi kearifan dan tradisi lokal, kehidupan sosial
budaya, tinggalan budaya arkeologi di darat maupun laut, sebagai sumberdaya unggulan
yang berada di Pulau Flores. Data dan informasi dimaksud sangat strategis sebagai
bahan dasar pimpinan dalam proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
terkait dengan kebijakan pengembangan pola wisata (Travel Pattern) untuk rute wisata
darat (overland) Jakarta, Bali, Lombok, Sumbawa Flores, sekaligus mendukung program
prioritas percepatan pembangunan khususnya Pulau Flores di sektor pariwisata dan
ekonomi kreatif.
2. Pokok Permasalahan
Permasalahaannya adalah hingga saat ini pembangunan kepariwisataan dan
ekonomi kreatif di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur masih sangat minim dalam
mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya alam dan budaya yang ada. Sehingga masih
jauh tertinggal dengan daerah lain dan belum menjadi kesatuan daya tarik Indonesia
disebabkan antara lain:
a. Pembangunan yang masih terfokus pada wilayah Jawa, Bali dan Sumatera,
menyebabkan belum teridentifikasinya potensi sumberdaya alam dan budaya
yang lengkap, aktual dan akurat untuk kepentingan percepatan pembangunan
sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang terpadu dan berkelanjutan mencakup
daya tarik sumber daya alam dan budaya; aksesibilitas, amenitas, lingkungan
alam, kelembagaan, SDM dan pemasaran.
b. Belum dimilikinya data dan informasi keruangan (spasial) tentang persebaran
potensi sumberdaya dan aset produk yang lengkap, aktual dan akurat tentang
pariwisata dan ekonomi kreatif yang diperlukan untuk mendukung proses
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan terkait dengan kepentingan
perencanaan pembangunan pariwisata Pulau Flores yang terpadu dan
berkelanjutan.
-
9
c. Belum dirumuskannya perencanaan pembangunan daerah sebagai arah
pembangunan di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Sehubungan dengan upaya pembangunan tersebut, maka program insentif riset
terapan tahun anggaran 2012 ini, merupakan kegiatan riset yang akan meliputi Pulau
Flores secara keseluruhan. Kajian ini pada dasarnya, akan melakukan pengembangan
data dan informasi berbasis keruangan (spatial) melalui pemetaan potensi daya tarik
sumberdaya alam dan budaya untuk beberapa daerah sebagai salah satu bahan dasar
perumusan perencanaan kawasan (Burrough, 1986). Untuk itu dibutuhkan data dan
informasi peta potensi sumberdaya alam dan budaya yang lengkap untuk keseluruhan,
sebagai bahan masukan utama dalam menindak lanjuti pada upaya penyusunan strategi
pembangunan Flores keseluruhan sebagai salah satu destinasi pariwisata unggulan di
kawasan Timur Indonesia secara terpadu dan berkelanjutan.
3. Maksud dan Tujuan
Maksud dari expedisi ilmiah adalah mengumpulkan data dan informasi terkait dengan
potensi, permasalahan dan peluang pemanfaatan, serta system pengelolaan yang
berkelanjutan melalui penilaian (assessment) terhadap potensi keaneka ragaman daya
tarik sumberdaya alam dan budaya yang ada, dengan tujuan antara lain mencakup:
a. Mewujudkan data keruangan (spatial) potensi sebagai dasar perencanaan
pengembangan Sumberdaya Kepariwisataan di Pulau Flores yang berbasis pada
pembangunan pariwisata berkelanjutan
b. Menyediakan bahan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang
diperlukan dalam merumuskan kebijakan pembangunan pariwisata berkelanjutan
yang berbasis pada daya dukung Potensi Sumberdaya alam dan budaya di Pulau
Flores
c. Menggambarkan pola perjalanan (Travel Patern) di Pulau Flores terkait perjalanan
wisata darat (Overland) Jakarta, Jogya, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores
4. Metodologi Pelaksanaan
Dalam upaya agar kegiatan dapat mencapai sasaran dan diterima oleh para
pemangku kepentingan khususnya di Pulau Flores, maka tim ekspedisi ilmiah ini akan
melibatkan lintas sector yang terkait dengan pembangunan kepariwisataan khususnya di
Pulau Flores, baik di pusat maupun daerah, serta akan dilaksanakan bekerjasama antara
-
10
lain dengan pihak-pihak terkait di Pulau Flores serta stakeholder lintas sektor dan disiplin
seperti bidang Pariwisata, bidang Kebudayaan, bidang Geografi dan Lingkungan, serta
bidang Informasi Teknologi (IT/GIS).
Adapun pelaksanaan kegiatan yang bersifat swakelola ini dilaksanakan dengan
melibatkan tenaga-tenaga yang berasal dari intansi terkait baik di pusat maupun daerah
mencakup antara lain dari Kementerian Pariwisata dan ekonomi kreatif, Lingkungan
Hidup, Kehutanan, Pengelola Taman Nasional, Pemerintah Daerah, Perguruan Tinggi,
Pakar dan Praktisi di bidang ekowisata, LSM serta Pelaku Industri Pariwisata.
1. Lokus Kegiatan
Lingkup Wilayah Studi. Lingkup wilayah kajian dalam kegiatan ini akan mencakup
Kabupaten Manggarai Timur dengan ibukota Borong, Ende dengan ibukota Ende,
Kabupaten Sikka dengan ibukota Maumere, dan Flores Timur dengan ibukota
Larantuka di Pulau Flores dan sekitarnya. Sekaligus dalam kegiatan ini juga
melengkapi data untuk beberapa kabupaten di Flores mencakup Kabupaten
Manggarai Barat dengan ibukota Labuan Bajo, Manggarai dengan ibukota Ruteng
serta Ngada dengan ibukota Bajawa
2. Fokus Kegiatan
Dalam kajian ini, ruang lingkup kegiatan akan didasari dan dibatasi pada aspek-
aspek yang meliputi:
Penilaian (assessment) Potensi alam dan budaya serta beberapa sarana dan
fasilitas pariwisata yang berpeluang menunjang pengembangan wisata Pulau
Flores sebagai destinasi wisata.
Evaluasi Kebijakan pengembangan wilayah yang dapat mendukung
pelaksanaan pembangunan kawasan Pulau Flores sebagai destinasi wisata
berbasis pelestarian
Kerangka konsep pengembangan kawasan Pulau Flores dan sekitarnya
sebagai destinasi wisata daerah yang terpadu dan berkelanjutan.
3. Bentuk Kegiatan
Dalam upaya memudahkan pelaksanaan penelitian yang mencakup beberapa
daerah, maka bentuk kegiatan berupa Ekspedisi ilmiah potensi kepariwisatan di
Pulau Flores yang akan mengacu pada Kerangka Kerja Sama dilakukan melalui
mekanisme tim yang bekerjasama dengan pihak pemerintah daerah (Dinas
Pariwisata dan ekonomi kreatif) lintas sektor dan masyarakat yang terkait dengan
-
11
pembangunan kepariwisataan di daerah dengan fungsi sebagai berikut:
Tim tenaga daerah. Pengumpulan data lapangan (Field Research) yang
dipandu oleh pemerintah daerah (Dinas Pariwisata dan ekonomi kreatif),
dilakukan untuk memperoleh fakta terkini tentang data dan informasi yang
terkait dengan potensi kepariwisataan masing-masing daerah di Pulau Flores,
dengan kondisi kepariwisataan daerah yang belum, sedang maupun sudah
berkembang.
Tim Peneliti. Penelusuran data dan informasi di fokuskan kepada sumber-
sumber data dan informasi primer dan sekunder terkait pengembangan
potensi kepariwisataan
-
12
BAB II PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan
a. Perkembangan Kegiatan
Kegiataan ini dimaksudkan untuk memahami dan menjabarkan kerangka acuan
kerja. Berdasarkan pada wawasan mengenai tujuan, sasaran dan lingkup kegiatan
serta hasil keluaran kegiatan yang diharapkan. Tahapan dari Kegiatan meliputi:
Persiapan. Tahap awal kegiatan yang telah dilaksanakan fokus pada
perancangan design kegiatan sejak awal hingga akhir yang antara lain meliputi:
Persiapan administrasi (SK, Pembiayaan, Perizinan)
Pendalaman dan penjabaran karangka acuan
Evaluasi data dan informasi pendukung
Perumusan Mekanisme Kerja
Pendesaianan kertas kerja lapangan
Pendesainan alat olah data
Koordinasi Lintas unit dan Instasi terkait di pusat dan daerah
Penyusunan Laporan Kemajuan (Pendahuluan)
Pelaksanaan Kumpul data. Merupakan kegiatan yang telah dilakukan untuk
mendapatkan data primer dan sekunder yang diperoleh melalui observasi
lapangan dan studi kepustakaaan yang melipututi:
Persiapan ekspedisi, Merupakan kegiatan dalam rangka koordinasi dengan
beberapa daerah di Pulau Flores yang telah ditetapkan sebagai lokasi penelitian
untuk tujuan melakukan pemantapan berbagai persiapan yang diperlukan di
daerah antara lain mencakup perizinan yang terkait dengan pelaksanaan
penelitian di lapangan; kerjasama penelitian dan mekanisme kerja; keterlibatan
tenaga di masing-masing daerah; serta sarana dan fasilitas yang diperlukan
dalam pelaksanaan penelitian.
Ekspedisi ilmiah, Merupakan kegiatan pengamatan lapangan dalam rangka
pengumpulan data dan informasi di beberapa kabupaten/kota sebagai sample
yang mewakili masing-masing daerah antara lain melalui:
-
13
Pembekalan dan pelatihan, merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk
memberikan kemampuan bagi tenaga daerah terlebih dahulu sebelum terlibat
kegiatan pengumpulan data lapangan yang meliputi pemahaman dan
penguasaan penggunaan kertas kerja lapangan sebagai alat Bantu dalam
mengidentivikasi dan menilai potensi penyelenggaraan kepariwisataan, serta
pemahaman dan penguasaan penggunaan alat deteksi lokasi (GPS), aplikasi
program yang diperlukan dalam menyusun data peta potensi pariwisata di
daerahnya.
Pendampingan pengumpulan data lapangan, merupakan kegiatan yang
dilakukan oleh tenaga daerah didampingi oleh kelompok kerja penelitian untuk
maksud memperoleh data dan informasi terkait tentang kepariwisataan di daerah
dengan menggunakan kertas keja lapangan sebagai alat acuan pengumpulan
data lapangan, serta alat pelengkap utama lainnya seperti GPS dan camera.
Kegiatan pengumpulan data dan informasi di lapangan, selain dilakukan melalui
observasi lapangan dengan menggunakan checklist, juga dilakukan secara
partisipatif melalui interview dan fokus group discussion (FGD) dengan para
pemangku kepentingan (stakeholder) di daerah guna memperoleh antara lain
cara pandang, pemahaman dan kemampuan dalam penyelenggaraan
percepatan pembangunan Pulau Flores di bidang kepariwisataan secara terpadu
dan berkelanjutan.
Adapun tujuan survey ini adalah untuk memperoleh data dan informasi yang
terkait dengan situasi dan kondisi terkini tentang kepariwisataan di daerah antara
lain mencakup identifikasi potensi produk kepariwisataan mencakup daya tarik
sumber daya alam dan budaya; aksesibilitas, amenitas, lingkungan dan
masyarakat, kelembagaan, SDM dan pemasaran; serta menemukenali kenali isu
isu strategis yang terkait dengan pokokpokok permasalahan dan peluang
pengembangan Potensi sumberdaya kepariwisataan yang ada.
Pengolahan data. Merupakan kegiatan mengolah data hasil lapangan yang
sedang dilakukan melalui proses validasi, tipologi hinga menjadi data peta
potensi yang terkait dengan potensi kepariwisataan daerah di Pulau Flores.
Pengolahan Data, dilakukan terhadap temuan-temuan yang terungkap baik
dalam kegiatan library maupun field research. Hasil pengolahan yang dilakukan
secara verbal dan spatial selanjutnya akan digunakan sebagai acuan dalam
-
14
menjabarkan tipologi potensi, Peluang, pola perjalanan, dan permasalahan
pengembangan potensi kepariwisataan di Pulau Flores.
Pelaporan. Kegiatan analisis hasil pengolahan data yang disusun sesuai dengan
tahapan kegiatan yang dilaksanakan. Analisismelalui pendekatan descriptive
analysis terhadap data dan informasi yang diperoleh untuk dapat dirumuskan
konsep strategi dan aksi sebagai arahan ke depan dalam percepatan
pembangunan sector pariwisata dan ekonomi kreatif daerah di Pulau Flores.
Adapun keluaran dari kegiatan ini akan berupa rancangan konsep basis data
spatial peta potensi serta strategi dan aksi percepatan pembangunan Pulau
Flores di bidang kepariwisataan. Analisis dilakukan menurut urgensi
permasalahan dengan mengklasifikasikan serta menginterpretasikan data dan
informasi yang menyangkut substansi pengembangan kepariwisataan yang
mencakup:
Potensi produk kepariwisataan daerah di Pulau Flores mencakup antara lain
daya tarik, aksesibilitas, dan amenitas yang dituangkan dalam bentuk deskriptiv
dan spatial (keruangan)
Keterlibatan lembaga pemerintah dalam pengelolaan pariwisata melalui
identifikasi kebijakan sesuai tupoksi dan peran masing-masing instansi
pemerintah yang berhubungan dengan pengelolaan bidang pariwisata daerah di
Pulau Flores
Implementasi dalam pengelolaan kepariwisataan dengan mengidentifikasi
berbagai pendekatan yang terkait dengan nilai-nilai dan prinsip pembangunan
pariwisata berkelanjutan yang terpadu.
b. Kendala-Hambatan Pelaksanaan Kegiatan
Secara umum, pelaksanaan kegiatan hanya mengalami kendala dan hambatan di
beberapa daerah saja yang mencakup:
Tenaga daerah yang dilibatkan tidak mengetahui medan menuju lokasi sumber
data
Antusias keterlibatan dalam kegiatan sangat tinggi sehingga tenaga yang
dilibatkan melebihi yang direncanakan
Minimnya penguasaan substansi potensi dan konsep pembangunan pariwisata
.
-
15
2. Pengelolaan Administrasi Manajerial
a. Perencanaan Anggaran (RAB terlampir)
Gaji upah 72,200,000
Belanja habis terpakai 6,751,000
Perjalanan 119,875,000
Belanja lain-lain 51,174,000
b. Mekanisme Pengelolaan Anggaran
Melalui pengelolaan anggaran, maka pencairan anggaran dilakukan menjadi 3
(tiga) tahap digunakan untuk membiayaai kegiatan mencakup:
Pencairan uang muka tahap 1 sebesar Rp. 75.000.000,- digunakan sebesar
50% untuk kegiatan persiapan pelaksanaan kegiatan penelitian. Sedang
sisanya dialokasikan untuk menambah kegiatan pengumpulan data di
lapangan.
Pencairan uang muka tahap 2 sebesar Rp. 125.000.000,- di tambah dengan
saldo pencairan uang muka tahap 1 digunakan untuk kegiatan ekspedisi ilmiah
di Pulau Flores
Pencairan uang muka tahap 3 sebesar Rp. 50.000.000,- direncanakan akan
digunakan untuk membiayai kegiatan tahap akhir yaitu penyusunan dan
penggandaan laporan akhir penelitian.
c. Rancangan dan Perkembangan Pengelolaan Aset
Tidak mengalokasikan penggunaan anggaran untuk pembelian bahan tidak habis
terpakai (menjadi aset). Aset dari kegiatan ini adalah dokumen hasil penelitian
dalam bentuk cetak dan digital.
d. Kendala dan Hambatan Pengelolaan Administrasi Manajerial
Secara umum kendala dalam pengelolaan anggaran antara lain:
Bentuk pertanggungjawaban untuk beberapa komponen pengeluaran di
lapangan (biaya masuk lokasi objek, pemandu, sumbangan di lokasi).
jumlah komposisi uang muka yang tidak proporsional untuk setiap tahapan
-
16
pelaksanaan
Volume dan harga satuan tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan
(akomodasi, transportasi, jumlah tenaga daerah)
Pajak yang dikenakan lebih dari satu kali pada pos pos pengeluaran yang
sama.
-
17
BAB III METODE PENCAPAIAN TARGET KINERJA
1. Metode-Proses Pencapaian Target Kinerja
a. Kerangka Metode-Proses
Pencapaian target kinerja dari 4 (empat) tahapan kegiatan meliputi persiapan,
pengumpulan data, pengolahan data dan pelaporan, hingga saat ini sudah pada
tahap pengelohaan data hasil pengumpulan di lapangan.
Kegiatan penelitian dalam bentuk ekspedisi ilmiah dengan lingkup kegiatan
mapping dan assessment potensi, permasalahan dan peluang pemanfaatan
sumber daya kepariwisataan di Pulau Flores
Untuk memudahkan kegiatan ini dilaksanakan sesuai sasaran yang ingin
dicapai, kegiatan dilakukan bekerjasama dengan lembaga pemerintah daerah,
industri dan masyarat terkait.
Pengumpulan data primer dan sekunder dilaksanakan melalui studi
kepustakaan dan observasi lapangan dengan cara pengatan langsung terhadap
potensi, wawancara dengan stakholder, serta diskusi kelompok yang terfokus
(FGD)
Analisis data hasil pengolahan yang disusun dalam bentuk laporan hasil
penelitian.
b. Indikator Keberhasilan
Hasil pelaksanaan kegiatan berupa dokumen yang berisi data dan informasi
terkait dengan:
Data dan informasipokok-pokok permasalahan dan peluang percepatan
pembangunan Pulau Flores sebagai salah satu destinasi pariwisata khususnya
di Kawasan Timur Indonesia
Data dan informasi keruangan (spatial) tentang keanekaragaman potensi daya
tarik sumber daya kepariwisataan di Pulau Flores, sekaligus jalur/rute
perjalanan sebagai dasar pengembangan pola perjalan (travel patern) di
Flores
Kerangka konsep percepatan pembangunan pulau flores, sebagai kawasan
-
18
sensitif, di bidang pariwisata yang terpadu dan berkelanjutan
c. Perkembangan dan Hasil Pelaksanaan Litbangyasa
Perkembangan pelaksanaan penelitian hingga saat ini telah menyelesaiakan
hingga tahap kegiatan pengumpulan data di lapangan baik data sekunder
maupun primer, dengan hasil:
Sekilas Pulau Flores
Pulau Flores, merupakan satu dari tiga pulau besar di propinsi NTT. Pulau yang
berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur dan termasuk dalam gugusan
Kepulauan Sunda dengan luas wilayah sekitar 14.300 km dengan jumlah
penduduk mencapai 1,6 juta jiwa, memiliki arti dalam bahasa portugis "bunga".
Pulau ini dibagi menjadi delapan kabupaten; dari barat ke timur sebagai berikut:
Manggarai Barat dengan ibukota Labuan Bajo, Manggarai dengan ibukota
Ruteng, Manggarai Timur dengan ibukota Borong, Ngada dengan ibukota Bajawa,
Nagekeo dengan ibukota Mbay, Ende dengan ibukota Ende, Sikka dengan
ibukota Maumere, dan Flores Timur dengan ibukota Larantuka. Dari RIPPDA
2005-2015 yang dikeluarkan oleh Dinas Pariwisata, seni dan Budaya (2005),
disebutkan bahwa Flores merupakan salah satu wilayah yang rawan gempa,
namun demikian memiliki potensi daya tarik alami yang perlu dikelola dengan
baik.
Keadaan Geografis dan Lingkungan Alam Pulau Flores. Secara alamiah Flores
termasuk daerah yang gersang dan tandus. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena
fakta membuktikan curah hujan yang rendah dan musim panas yang panjang.
Iklim di Pulau Flores, seperti halnya daerah lain di Indonesia, sangat dipengaruhi
oleh bertiupnya Angin Barat dan Angin Timur yang berubah-ubah arah bertiupnya
setiap tahun. Curah hujan tahunan rata-rata tertinggi tercatat di daerah Ruteng,
yakni 3352 mm, terendah di daerah Maumere, tercatat 954 mm. Pulau Flores
digolongkan daerah beriklim kering dengan bulan kering umumnya dari Mei
sampai November. Meskipun demikian, Flores Barat (Ruteng dan Bajawa)
beriklim lebih basah.
Pulau-pulau barat lebih subur dibandingkan dengan timur dan memiliki iklim
lembab kaya hujan. Pulau-pulau timur yang kering dan tidak begitu subur,
-
19
sebagian besar disebabkan oleh panas dan kering dari benua Australia. Banyak
daerah pantai di sini tidak memiliki hujan sama sekali selama sebagian besar
tahun (Indonesia Travel Destination)Problem alamiah ini diperparah dengan
keadaan geografis Flores yang tergolong rentan akan bencana alam. Pulau
Flores merupakan pulau vulkanis dengan banyak obyek wisata yang indah.
Keindahan ini diperkaya pula oleh keanekaragaman suku, adat-istiadat, bahasa,
dan budaya yang berada pada satu lokasi (pulau) yang kecil Di sekeliling pulau
Flores terdapat beberapa (sekitar 100-an) pulau kecil, antara lain pulau Komodo
(di sebelah barat) dan pulau-pulau Lomblen, Lembata, Pantar, Alor dll. (di sebelah
timur).
Geologi dan Kondisi lingkungan. Pulau Flores mempunyai lebar sangat tidak
teratur, lebarnya tidak sama di semua tempat. Bagian yang terlebar sekitar 45 km
dan yang tersempit hanya 12 km. Garis pantainya berliku-liku, di beberapa garis
pantai sangat melengkung sehingga membentuk teluk seperti Teluk Hading, Teluk
Pedang, Teluk Konga, dan Teluk Ende. Pulau Flores sebagian besar berupa
pegunungan dengan ciri utamanya adalah morfologi gunungapi dengan sejumlah
kerucut yang nampak jelas karena masih aktif hingga saat ini.
Bagian yang datar sangat terbatas, yang agak luas terdapat di sepanjang lembah
sungai, yang terluas di antaranya adalah Lembah Lowo Rea yang sebagian masih
berawa. Dataran-dataran sempit menempati beberapa daerah pantai utara.
Hanya daerah dataran Mbay menempati kawasan pantai yang cukup luas di
Flores Barat. Bentuk pantai selatan dan utara agak berbeda, Hal ini disebabkan
oleh kedangkalan dan ketenangan laut di utara. Di bagian datar ujung timur Pulau
Flores ditempati terumbu karang yang tumbuh dan berkembang cukup luas pada
waktu beberapa bagian di ujung pulau tersebut masih merupakan laut. Daerah
lepas pantai utara ini umumnya agak cukup dangkal, dengan laut yang tenang,
sehingga memmungkinkan tumbuhnya koral, misalnya pada Teluk Hading, Teluk
Pedang, dan Teluk Sopu.
Pulau Flores tersusun oleh beberapa batuan dari yang berumur Miosen Awal
hingga Kuarter. Batuan yang tertua adalah Formasi Kiro yang berumur Miosen
Awal, dan Formasi Tanahau, kedua formasi tersebut berhubungan menjari
dengan Formasi Nangapada yang berbeda sama sekali fasiesnya.
-
20
Sumber Daya. Pulau Flores merupakan salah satu kabupaten yang mempunyai
potensi sumberdaya budaya serta alam baik yang dapat diperbaharui maupun
yang tidak dapat diperbaharui.
Dilihat dari kebudayaannya, penduduk Flores bukan merupakan satu sukubangsa
dengan satu kebudayaan yang sama, melainkan percampuran antara
sukubangsa dari ras Mongoloid dan ras Melanesid. Belakangan masuknya
bangsa Portugis, penduduk dari beberapa wilayah merupakan keturunan
campuran dengan Portugis. Di Pulau Flores sekurang-kurangnya terdapat
delapan sub-sukubangsa yang berbeda-beda bahasa dan dialek bicaranya. Sub-
sukubangsa-sub-sukubangsa tersebut, dari barat ke timur, antara lain Manggarai,
Riung, Ngada, Nage Kao, Ende, Lio, Sikka, dan Larantuka. Sub-sukubangsa
Manggarai yang paling besar anggota masyarakatnya. Dalam hal bahasa dan
dialek, terdapat perbedaan yang besar antara Manggarai dan tujuh sub-
sukubangsa yang lain. Sementara itu tujuh sub-sukubangsa Riung, Ngada, Nage
Kao, Ende, Lio, Sikka, dan Larantuka dalam hal budayanya tidak besar
perbedaannya.
Sumberdaya alam di Pulau Flores dapat diidenfikasi dalam beberapa aspek yaitu
aspek bentang alam, aspek tanah, aspek keairan, dan aspek vegetasi.
Pemanfaatan dan penguasaan sumberdaya alam di Pulau Flores meliputi
pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, perikanan, dan
pertambangan.Potensi Flora dan fauna di Flores menunjukkan bahwa ini adalah
zona transisi, sebuah daerah di dalam garis Wallace dimana spesies campuran
keduanya fauna Eurasia dan Australia, seperti berbagai jenis marsupial Australia
dan burung yang juga ada di Papua Nugini. Binatang paling khas yang terkenal
dari daerah ini adalah Naga Komodo (lihat foto), kadal raksasa yang hanya hidup
di Pulau Komodo, Rinca, dan Warloka, dan sebuah area kecil sekitar pulau
Komodo. Pantai barat Flores adalah salah satu dari beberapa tempat, selain
pulau Komodo itu sendiri, di mana komodo dapat ditemukan di alam liar. Tikus
raksasa Flores juga endemik di Pulau Flores (www.lombokrinjanitrekking.com).
Pulau Flores memiliki potensi pertanian yang sangat besar untuk
dikembangkan. Luas lahan yang besar serta banyaknya jumlah penduduk
yang bekerja pada sektor pertanian merupakan modal dasar. Produksi sub
sektor tanaman pangan merupakan proksi utama bagi ketahanan pangan
-
21
pada umumnya dan kesejahteraan petani pada khususnya, karena bagi
mayoritas keluarga petani, ketersediaan dan keteraksesan pangan serta
kebutuhan hidup penting lainnya bergantung pada apakah produksi
pangannya cukup untuk konsumsi keluarga dan untuk diperjualbelikan guna
memperoleh uang tunai.
Potensi perkebunan di Flores antara lain perkebunan di Kab. Manggarai Barat,
dihasilkan kelapa, kopi, jambu mete, dan kemiri. Produksi kelapa
terkonsentrasi di Kecamatan Macang Pacar. Produksi kopi terkonsentrasi di
Kecamatan Kuwus dan Sano Nggoang. Produksi jambu mete terkonsentrasi di
Kecamatan Sano Nggoang dan Lembor. Sementara itu, produksi kemiri
terkonsentrasi di Kecamatan Sano Nggoang (www.cps-sss.org). Komoditas
perkebunan yang paling menonjol di Kab. Manggarai adalah kopi, jambu mete,
kemiri, cengkeh, kelapa, dan vanili. Total luas lahan sampai tahun 2002
tercatat sebesar 57.976 Ha dengan potensial lahan yang masih dapat
dikembangkan seluas 96,795 Ha.
Potensi Perikanan tangkap di wilayah NTT meliputi luas perairan laut sebesar
199.529 km2 (diluar perairan ZEEI), dengan jumlah yang diperbolehkan
ditangkap (JBT) sebanyak 292.800 ton ikan/tahun. Serta jumlah Produksi
Perikanan Tangkap pada Tahun 2008 adalah 101.217,08 Ton. Besarnya
jumlah potensi sumberdaya ikan ini dapat dikategorikan menurut klafisikasi
jenis ikan yakni: Ikan pelagis Kecil, Ikan pelagis besar dan Ikan demersal serta
Benih ikan (nener). Namun dari semua jenis ikan tersebut yang merupakan
produksi unggulan adalah jenis ikan Tuna dan Cakalang. Perikanan dapat
dibagi dalam beberapa jenis, yaitu perikanan budidaya, perikanan budidaya
kolam, perikanan budidaya sawah, perikanan budidaya laut, dan perikanan
budidaya air payau/tambak (Website Pemerintah Provinsi NTT).
Bumi Flores mempunyai potensi sumber daya alam yang besar, baik berupa
bahan tambang. Potensi sumberdaya tambang di Kab. Manggarai adalah
Timah (Hulu Wae Wura, Kec. Satarmese, Wae Boa Kec. Mborong. Mangan
dan emas (Nggorang Kec Reo, Sirise). Potensi sumberdaya tambang di Kab.
Ngada adalah Batubara (Desa Wangka Kec. Riung), Timah (Toring Kec.
Riung, Poma Kec. Boawae, Wolotuli Wae polo Kec. Bajawa), Besi (Desa
Riung Kec. Riung, Wolobesi-Wolombopodan-Wolo Rinding Kec. Riung)
-
22
Pelaksanaan Ekspedisi Ilmiah
Pengumpulan data di lapangan dilakukan dengan cara melakukan perjalanan darat
dengan kendaraan beroda empat melintasi jalan Trans Flores sejauh 600 km dari
Larantuka di ujung timur hingga Labuhan Bajo di ujung barat Pulau Flores. Dalam
proses pengumpulan data, beberapa pejabat dari pemerintah daerah setempat ikut
serta mendampingi dalam rangka mengupayakan kelancarannya. Para pejabat
dimaksud juga turut menentukan daya tarik wisata dan fasilitas-fasilitas yang
menjadi prioritas untuk dikunjungi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
cara pengambilan gambar, film (menggunakan handycam) dan Focus Group
Discussion (FGD) dengan pemangku kepentingan setempat. Di samping itu, untuk
melakukan penilaian mengenai kelaikan sebuah fenomena alam dan budaya
sebagai daya tarik wisata dan sumber pengembangan ekonomi kreatif, Tim Peneliti
melakukan aktivitas pembuktian dengan merasakan sendiri pengalaman
mengunjungi daerah-daerah yang direkomendasikan oleh pemerintah daerah
setempat, termasuk wisata kuliner.
Jalur Ekspedisi
-
23
Rute Ekspedisi Ilmiah Flores 2012 dilakukan dengan cara melakukan perjalanan
darat dengan kendaraan beroda e mpat melintasi jalan Trans Flores sejauh 600
km dari Larantuka di ujung timur hingga Labuhan Bajo di ujung barat Pulau Flores.
Dalam proses pengumpulan data, beberapa pejabat dari pemerintah daerah
setempat ikut serta mendampingi dalam rangka mengupayakan kelancarannya.
Para pejabat dimaksud juga turut menentukan daya tarik wisata dan fasilitas-
fasilitas yang menjadi prioritas untuk dikunjungi. Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan cara pengambilan gambar, film (menggunakan handycam) dan
Focus Group Discussion (FGD) dengan pemangku kepentingan setempat. Di
samping itu, untuk melakukan pemetaan dan penilaian mengenai kelaikan sebuah
fenomena alam dan budaya sebagai daya tarik wisata dan sumber pengembangan
ekonomi kreatif, Tim dibagi dalam dua kelompok melakukan aktivitas pembuktian
dengan merasakan sendiri pengalaman ke lokasi-lokasi yang direkomendasikan
oleh pemerintah daerah setempat sebagai unggulan.
Pemetaan dan penilaian Potensi Kepariwisataan
Kegiatan pemetaan dan penilaian potensi kepariwisataan di
Pulau Flores dilakukan untuk menghimpun data dan informasi
terkait dengan potensi, permasalahan dan peluang
pemanfaatan, serta system pengelolaan yang berkelanjutan
melalui penilaian guna memperoleh gambaran keruangan
(spatial) potensi sebagai dasar perencanaan pengembangan
Sumberdaya Kepariwisataan di Pulau Flores, dan pola
perjalanan (Travel Patern) di Pulau Flores terkait perjalanan
wisata darat (Overland) Jakarta, Jogya, Bali, Lombok,
Sumbawa, Flores.
Kabupaten Sikka
Kabupaten Sikka terletak diantara 822 sampai dengan 850 derajat Lintang
Selatan dan 12155'40" sampai 12241'30" Bujur Timur. Kabupaten Sikka
merupakan bagian dari wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur yang terletak di
Daratan Flores. Kabupaten Sika dengan 21 kecamatan, memiliki Dari 18 pulau
-
24
yang terdapat di wilayah administratif Kabupaten Sikka, sebanyak 9 pulau
merupakan pulau yang tidak dihuni dan 9 pulau dihuni. Mapping dan assessment
potensi kepariwistaan Kabupaten Sika meliputi antara lain:
1. Bandara Frans Seda (01). 83814,3 Lintang Selatan
dan 1221415.2 Bujur Timur dengan ketinggian 31
meter dpl.
2. Rumah Makan Jakarta
Rumah makan ini terletak di Kota Maumere, Kab
Sikka, 83741.5 Lintang Selatan dan 1221412.0
Bujur Timur dengan ketinggian 12 meter dpl.
3. Hotel Sylvia
Hotel ini terletak di Kota Maumere, Kab Sikka,
secara geografis terletak 83803.2 Lintang Selatan dan
1221236.1 Bujur Timur dengan ketinggian 41 meter dpl.
4. Roxy Swalayan
Roxy Swalayan terletak di Kota Maumere, Kab Sikka, secara geografis
terletak 83727.6 Lintang Selatan dan 1221313.0 Bujur Timur dengan
ketinggian 17 meter dpl.
5. Kampung Adat Hapeng Kabor
Kampung Adat Hapeng Kabor terletak di Desa
Munerana, Kec. Hewokloang, Kab Sikka, secara geografis
terletak 84058.4 Lintang Selatan dan 1221856.1 Bujur
Timur dengan ketinggian 251 meter dpl. Lokasi ini
merupakan tempat awal mengarak patung Bunda Maria.
6. Kampung Adat Hapeng Kabor
Kampung Adat Hapeng Kabor terletak di Desa Munerana,
Kec. Hewokloang, Kab Sikka, secara geografis terletak 84055.5
Lintang Selatan dan 1221900.1 Bujur Timur dengan ketinggian
239 meter dpl. Lokasi ini merupakan tembat akhir mengarak patung Bunda Maria.
-
25
7. Kampung Adat Watublapi
Kampung Adat Watublapi berlokasi di Dusun
Watublapi, Desa Kajowair, Kec. Hewokloang, Kab Sikka,
Di arah timur berjarak 6 Km arah timur Kecamatan
Hewokloang. Lokasi ini merupakan tempat proses tenun
ikat dibuat, sekaligus di demonstrasikan kepada wisatawan oleh Sanggar
Bliransina. Disini anda akan disuguhkan dengan tarian-tarian oleh sanggar ini
diantaranya Tua Reta Lou yang menceritakan tentang pengintaian musuh pada
saat perang. Secara geografis terletak 84203.9 Lintang Selatan dan
1221847.7 Bujur Timur dengan ketinggian 441 meter dpl.
8. Rumah Makan Malang
Rumah makan ini terletak di Kota Maumere (lokasi
Pelabuhan), Kab Sikka, secara geografis terletak
83704,0 Lintang Selatan dan 1221307.2 Bujur Timur
dengan ketinggian 8 meter dpl.
9. Resto Gazebo
Resto ini terletak di Kota Maumere, Kab Sikka, secara geografis terletak
83742,4 Lintang Selatan dan 1221331.5 Bujur Timur dengan ketinggian 7
meter dpl.
10. Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kantor ini terletak di Kota Maumere, Kab Sikka,
secara geografis terletak 83729,5 Lintang Selatan dan
1221238.7 Bujur Timur dengan ketinggian 25 meter
dpl.
11. Pantai Waiara
Pantai Waiara berlokasi Desa Waiara Kecamatan
Kewapante, Kab Sikka, secara geografis terletak
83811,6 Lintang Selatan dan 1221829.0 Bujur Timur
dengan ketinggian 5 meter dpl.
-
26
12. Bekas Istana Kerajaan Waiara
Bekas istana tersebut berlokasi Desa Waiara
Kecamatan Kewapante, Kab Sikka, secara geografis
terletak 83828,6 Lintang Selatan dan 1221828.6
Bujur Timur dengan ketinggian 13 meter dpl.
13. Pantai Wairterang
Pantai Wairterang berjarak 31 Km arah Timur
Maumere jalan menuju Larantuka, secara geografis
terletak 83626,0 Lintang Selatan dan 1222833.4
Bujur Timur dengan ketinggian 14 meter dpl.
Lokasi ini menjadi andalan Pemda Sikka untuk
dikembangkan menjadi wisata alam, karena terdapat banyak flora dan Fauna, di
wilayah perairan Wairterang terdapat sebuah kapal Jepang peninggalan Perang
Dunia Ke-2 yang kini menjadi situs selam yang diminati, dan kaya akan terumbu
karang dan biota laut yang beragam.
14. Goa Maria
Goa Maria berlokasi di Wair Ketapang, Desa Wairita, Kab
Sikka, secara geografis terletak 83727,4 Lintang Selatan dan
1221933.8 Bujur Timur dengan ketinggian 11 meter dpl.
15. Kampung Adat Hewokloang
Kampung Hewokloang berlokasi 8 km dari Dobo,
merupakan pusat kebudayaan bagian Timur Maumere.
Disini dapat kita saksikan tarian tradisional yang sering
disuguhkan oleh sanggar Wini Liin. Sebuah rumah adat
bernama Lepo Kirek dihuni oleh pemangku adat. Di rumah
adat ini terdapat koleksi peninggalan seperti gading sepajang 2,2 m, porcelin,
megalitik, dan artefak-areifak lokal. Secara geografis terletak 84148,0 Lintang
Selatan dan 1221804.2 Bujur Timur dengan ketinggian 442 meter dpl.
-
27
16. Kampung Adat Dokar
Kampung Adat Dokar merupakan tempat proses
tenun ikat dibuat, sekaligus didemonstrasikan kepada
wisatawan oleh Sanggar Budaya Doka Tawa Tana. Secara
geografis terletak 84249,0 Lintang Selatan dan
1221832.0 Bujur Timur dengan ketinggian 339 meter dpl.
17. Kampung Adat Kajowair
Kampung Adat Kajowair dengan peninggalannya
berupa gading gajah berlokasi di Dukuh Watublapi, Desa
Kajowair, Kec. Hewokloang. Secara geografis terletak
84207,3 Lintang Selatan dan 1221847.6 Bujur Timur
dengan ketinggian 450 meter dpl.
18. Kristus Raja
Kristus Raja berlokasi di Kelurahan Kota Uneng
Kecamatan Alok. Patung Kristus Raja merupakan salah
satu peninggalan raja Sikka yakni Raja Don Thomas da
Silva. Patung ini dibangun pada tahun 1925 namun
patung ini rusak. Pada tahun 1989 patung ini kembali
dibangun dan diberkati oleh Paus Yohanes Paulus II ketika berkunjung ke
Maumere. Secara geografis terletak 83707,4 Lintang Selatan dan 1221304.7
Bujur Timur dengan ketinggian 10 meter dpl.
19. Regalia Kerajaan Sikka
Regalia Kerajaan Sikka adalah pakaian kebesaran
raja Sikka. Regalia ini dibuat di Malaka pada tahun 1602
dan dibawah bersamaan dengan agama Kristen pertama
kali oleh Raja Moang Alesu. Regalia atau pakaian
kebesaran raja Sikka merupakan peninggalan terbesar
kerajaan Sikka. Saat ini regalia tersebut tersimpan
dengan baik di kediaman keluarga yang beralamat di Jalan Tugu Timur Maumere
Kelurahan Kota Uneng Kecamatan Alok Kabupaten Sikka. Rumah tersebut
bergaya Portugis. Secara geografis terletak 83709,7 Lintang Selatan dan
-
28
1221304.3 Bujur Timur dengan ketinggian 11 meter dpl.
20. Djong Dobo
Jong Dobo adalah bagian dari desa Lan Tena,
Kecamatan Kewapante, Kabupaten Sikka. Di kampung
ini tersimpan sebuah artefak, yang diberi nama sama
dengan kampung itu yaitu JONG DOBO. . Latar
belakang warisan megalithik ini mempunyai kaitan dengan upacara penyembahan
leluhur dan penguburan. Secara geografis terletak 84155,5 Lintang Selatan dan
1221717.5 Bujur Timur dengan ketinggian 416 meter dpl.
21. Penyulingan Moke
Penyulingan moke (arak) terletak di
samping/belakang Rumah Makan Jakarta yang
berlokasi di Kota Maumere, Kab Sikka, secara
geografis terletak 83741.1 Lintang Selatan dan
1221412.0 Bujur Timur dengan ketinggian 12 meter dpl.
22. Sumur Wair Baluk
Sumur Wair Baluk atau yang dikenal dengan
nama Sumur Portugis yang dibuat tahun 1902,
berlokasi di Dukuh Baluk, Desa Ipir, Kec. Bola. Secara
geografis terletak 84439.7 Lintang Selatan dan
1221803.7 Bujur Timur dengan ketinggian 21 meter
dpl.
23. Watu Cruz
Watu Cruz berlokasi di Dukuh Baluk, Desa Ipir,
Kec. Bola, Watu Cruz terletak di pantai selatan
Kabupaten Sikka yang berjarak 24 Km dari Kota
Maumere. Di pantai bola berdiri tegak salib yang
disebut Watu Krus symbol kekristenan masa lampau,
salib peninggalan Portugis di atas batu karang dan talut
/pemecah ombak yang masih tetap kokoh berdiri. Secara geografis terletak
-
29
84438.4 Lintang Selatan dan 1221809.8 Bujur Timur dengan ketinggian 1
meter dpl.
24. Pembuatan Gerabah Tradisional
Pembuatan Gerabah Tradisional berlokasi di
Desa Wolokolidire, Kec. Bola, Secara geografis terletak
84438.4 Lintang Selatan dan 1221809.8 Bujur
Timur dengan ketinggian 1 meter dpl.
25. View Mekendetung
Lokasi ini terletak di Desa Mekendetung, Kec.
Kangai, Kab. Sikka. Secara geografis terletak 84121.0
Lintang Selatan dan 1221600.2 Bujur Timur dengan
ketinggian 256 meter dpl. Bentang alamnya berupa
pegunungan dengan hutan yang masih lebat, dari lokasi
yang merupakan daerah ketinggian, kita dapat melihat desa-desa yang letaknya
lebih rendah.
26. Puskesmas Waipare
Puskesmas ini berlokasi di Desa Waipare, Kec. Kewapante, Kab. Sikka.
Secara geografis terletak 83821.5
Lintang Selatan dan 1221640.2
Bujur Timur dengan ketinggian 16
meter dpl.
Puskesmas ini merupakan tempat
praktek pertama kali Menteri Kesehatan (Almarhumah Dokter Endang). Kunjungan
pertama Dokter Endang sejak menjadi Menteri Kesehatan adalah ke Puskesmas
Waipare. Rumah yang ditempati Dokter Endang, saat ini dijadikan sebagai tempat
bersalin
-
30
Kabupaten Flores Timur
Kabupaten Flores Timur adalah sebuah kabupaten di Nusa Tenggara Timur,
Indonesia, yang terletak antara 080 04 -08040 LS dan 1220 38 -1230 57 BT. Luas
daratan kabupaten Flores Timur adalah 1.812,85 km (31%luas wilayah) yang
tersebar pada 3 pulau besar dan 27 pulau kecil serta luas lautan 4.170,53 km (69%
luas wilayah). Secara administrasi pemerintahan Kabupaten Flores Timur terdiri
dari 19 Kecamatan dan 229 Desa dan 21 Kelurahan. Sebagian besar wilayah
Kabupaten Flores Timur memiliki tingkat kemiringan di atas 12%; daerah
perbukitan dengan ketinggian rata-rata di atas 100 m, dan memiliki tekstur tanah
antara kasar dan sedang. Kabupaten Flores Timur sebagai Kabupaten kepulauan
begitu kaya dengan panorama alam yang indah dan tradisi adat yang unik.
Berdasarkan survey lapangan Incito Prematur yang dilakukan oleh N.G Sebastian,
mengatakan, desa ini layak menjadi tempat obyek wisata budaya tingkat
internasional.
1. Hotel Asa
Hotel Asa berlokasi di Kota Larantuka, Kab. Flores
Timur, secara geografis terletak 81757,3 Lintang
Selatan dan 1230103.52 Bujur Timur dengan
ketinggian 18 meter dpl.
2. RSUD Larantuka
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Larantuka terletak di Kota Larantuka,
Kab Flores Timur, secara geografis terletak 81859.8 Lintang Selatan dan
1230056,7 Bujur Timur dengan ketinggian 24 meter dpl.
3. Kantor Dinas Kebudayaan Seni dan Budaya
Kantor ini terletak di Kota Larantuka, Kab Flores
Timur, secara geografis terletak 81910.0 Lintang
Selatan dan 1230044.6 Bujur Timur dengan ketinggian
23 meter dpl.
-
31
4. Terminal Weri
Terminal ini terletak di sebelah timur Kota Larantuka, Kab Flores Timur,
secara geografis terletak 81909.1 Lintang Selatan dan 1230107.1 Bujur Timur
dengan ketinggian 15 meter dpl. Terminal Weri merupakan terminal untuk angkutan
pedesaan dan dalam kota.
5. Rumah Makan Ujo Aro
Rumah makan ini berlokasi di Weri, Kab Flores Timur, secara geografis
terletak 81738.0 Lintang Selatan dan 1230105.4 Bujur Timur dengan
ketinggian 8 meter dpl.
6. Pura Hindu
Pura ini berlokasi di Kab Flores Timur, secara geografis
terletak 81724.9 Lintang Selatan dan 1230108.3 Bujur
Timur dengan ketinggian 8 meter dpl.
7. Pantai Meting Doeng
Pantai ini berlokasi di Kel. Weri, Kec Larantuka, Kab
Flores Timur, secara geografis terletak 81650.7 Lintang
Selatan dan 1230102.8 Bujur Timur dengan ketinggian 0
meter dpl.
8. Bandar Udara Gewayantanah Larantuka
Bandara ini berlokasi di Jalan Soekarno-Hatta No. 77
Larantuka, Kab Flores Timur, secara geografis terletak
81631.4 Lintang Selatan dan 1230000.9 Bujur Timur
dengan ketinggian 17 meter dpl.
9. Kampung Adat Mudakeputu
Kampung Adat ini lokasinya kurang lebih 5 kilometer lagi
ke arah Timur dari lokasi wisata Pantai Weri. Di Kampung Adat
ini, dapat disaksikan berbagai upacara adat, tarian tradisional
seperti tari Hedung, soka palang Meraj dan lain-lain, serta
dapat disaksikan proses pembuatan tenun ikat dengan menggunakan bahan
-
32
pewarna alami serta proses pembuatan jagung titi yang merupakan makanan khas
Flores Timur. Di Kampung Adat Mudakeputu, juga dapat disaksikan bangunan-
bangunan dan tempat pertemuan adat dengan arsitektur lokal. Secara geografis
terletak 81632.8 Lintang Selatan dan 1225844.9 Bujur Timur dengan
ketinggian 120 meter dpl.
10. Mesjid Al Munawwarah
Mesjid ini berlokasi di Desa Tiwatobi, Kec. Ile
Mandiri, Kab Flores Timur, secara geografis terletak
81609.0 Lintang Selatan dan 1225946.7 Bujur Timur
dengan ketinggian 26 meter dpl.
11. TPA Larantuka
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah
Larantuka berlokasi Desa Tiwatobi, Kec. Ile Mandiri, Kab
Flores Timur, secara geografis terletak 81543,8 Lintang
Selatan dan 1225930.1 Bujur Timur dengan ketinggian
9 meter dpl.
12. Pantai Hading
Pantai Hading atau sering juga disebut dengan
Pantai Belogili berlokasi di Desa Belogili, Kec. Lowolema,
Kab Flores Timur, secara geografis terletak 81319.0
Lintang Selatan dan 1225437.8 Bujur Timur dengan
ketinggian 0 meter dpl.
13. Kampung Adat Baluk Hering
Kampung adat ini berlokasi di Desa Baluk Hering,
Kec. Lowolema, Kab Flores Timur, secara geografis
terletak 81235.9 Lintang Selatan dan 1225520.0
Bujur Timur dengan ketinggian 17 meter dpl.
-
33
14. View Tanjung Bunga
View Tanjung Bunga berlokasi di Desa Baluk Hering, Kec.
Lowolema, Kab Flores Timur, dari lokasi tersebut yang
merupakan daerah ketinggian, kita dapat melihat laut,
desa-desa yang letaknya lebih rendah. Secara geografis
terletak 81145.0 Lintang Selatan dan 1225645.9
Bujur Timur dengan ketinggian 46 meter dpl.
15. Mesjid Al Amin
Mesjid ini berlokasi di Kota Larantuka, Kab Flores
Timur, secara geografis terletak 81804.0 Lintang
Selatan dan 1230103.6 Bujur Timur dengan ketinggian
19 meter dpl.
16. Bank BRI
Bank BRI berlokasi di Kota Larantuka, Kab Flores
Timur, secara geografis terletak 81957.0 Lintang
Selatan dan 1225956.0 Bujur Timur dengan ketinggian
21 meter dpl.
17. Pasar Daerah Larantuka
Pasar Daerah berlokasi di Kota Larantuka, Kab
Flores Timur, secara geografis terletak 81957.8 Lintang
Selatan dan 1225956.0 Bujur Timur dengan ketinggian
19 meter dpl.
18. Polres Larantuka
Polres berlokasi di Kota Larantuka, Kab Flores
Timur, secara geografis terletak 82007.6 Lintang
Selatan dan 1225939.6 Bujur Timur dengan ketinggian
17 meter dpl.
-
34
19. Katedral Larantuka
Katedral berlokasi di Kota Larantuka, Kab Flores Timur, secara geografis
terletak 82027.9 Lintang Selatan dan 1225919.2 Bujur Timur dengan
ketinggian 9 meter dpl.
20. Kantor Pos dan Telkom
Kantor Pos berlokasi di Kota
Larantuka, Kab Flores Timur, secara
geografis terletak 81939.7 Lintang
Selatan dan 1230011.1 Bujur Timur
dengan ketinggian 24 meter dpl. Kantor Pos dan Kantor Telkom saling berhadapan.
21. Kantor Bupati Flores Timur
Kantor bupati berlokasi di Larantuka, Kab Flores
Timur, terletak 81936.6 Lintang Selatan dan 1230013.3
Bujur Timur dengan ketinggian 25 meter dpl.
22. Dermaga Palo
Dermaga ini berlokasi di Kel. Sarotari Tengah, Kec.
Larantuka, Kab Flores Timur, secara geografis terletak
81904.7 Lintang Selatan dan 1230108.4 Bujur Timur
dengan ketinggian 10 meter dpl.
23. Dermaga Wureh
Dermaga ini berlokasi di Pulau Adonara, Kec. Adonara
Barat, Kab Flores Timur, secara geografis terletak 81816.0
Lintang Selatan dan 1230229.1 Bujur Timur dengan
ketinggian 2 meter dpl.
24. Gereja Wureh
Gereja ini berlokasi di Pulau Adonara, Kec. Adonara Barat,
Kab Flores Timur, secara geografis terletak 81818.0 Lintang
Selatan dan 1230229.5 Bujur Timur dengan ketinggian 11 meter
dpl.
-
35
25. Kapel Wureh
Kapel ini berlokasi di Pulau Adonara, Kec. Adonara
Barat, Kab Flores Timur, secara geografis terletak
81820.8 Lintang Selatan dan 1230226.7 Bujur Timur
dengan ketinggian 11 meter dpl.
-
36
Kabupaten Ende
Kabupaten Ende adalah salah satu kabupaten di Pulau Flores, Provinsi Nusa
Tenggara Timur, dengan luas 2.046,59 Km2 (204.660 Ha) dan populasi penduduk
keadaan tahun 2009 sebanyak 258.658 jiwa (Registrasi penduduk BPS 2010).
Secara geografis Kabupaten Ende memiliki letak yang cukup strategis yaitu
dibagian tengah Pulau Flores yang diapit oleh empat Kabupaten di bagian barat :
Nagekeo, Ngada, Manggarai, dan Manggarai Barat, sedangkan dibagian timur
dengan dua Kabupaten yakni : Kabupaten Sikka dan Kabupaten Flores Timur.
Secara administratif Kabupaten Ende meliputi 21 Kecamatan, 191 Desa dan 23
Kelurahan. Kabupaten Ende memiliki potensi di bidang kepariwisataan yakni:
Obyek Wisata Alam, Wisata Budaya, dan Wisata Bahari. Obyek wisata tersebut
umumnya belum dikembangkan dan bersifat lokal. Obyek yang sudah
dikembangkan antara lain Danau Kelimutu yang dikelola oleh Balai Taman
Nasional Kelimutu.
1. Rumah Makan Simpang Lima
Rumah makan ini buka 24 jam berlokasi di jalan trans Flores di Kec
Wolowaru, Kab. Ende, secara geografis terletak 84700,6 Lintang Selatan dan
1215312.1 Bujur Timur dengan ketinggian 271 meter dpl.
2. Hotel Flores Sare
Hotel ini berlokasi di Desa Koanara Moni, Kec.
Kelimutu, Kab Ende, secara geografis terletak 84511,8
Lintang Selatan dan 1215124, 5 Bujur Timur dengan
ketinggian 655 meter dpl.
3. Tempat Parkir di Gunung Kelimutu
Sebelum mencapai lokasi wisata tersebut, para
pengendara kendaraan akan berhenti di tempat parkir,
dimana lokasi ini sebagai batas akhir bagi para pengendara
kendaraan yang akan naik ke Gunung Kelimutu. Secara
geografis terletak 84619,5 Lintang Selatan dan 1214905, 3 Bujur Timur
dengan ketinggian 1555 meter dpl.
-
37
4. Danau Kelimutu
Danau warna biru dan merah berada pada
koordinat 84608,8 Lintang Selatan dan 1214853,6
Bujur Timur dengan ketinggian 1574 meter dpl. Danau
berwarna putih berada pada koordinat 84551,5
Lintang Selatan dan 1214844,5 Bujur Timur dengan
ketinggian 1605 meter dpl. Kelimutu masuk wilayah
Kabupaten Ende, dan untuk naik ke puncak Kelimutu
harus dilakukan dini hari pukul 03.00 WITA
5. Air Terjun Murundao
Air Terjun ini terletak di Kec. Wolowaru, Kab.
Ende, secara geografis terletak 84503.9 Lintang
Selatan dan 1215046.5 Bujur Timur dengan ketinggian
737 meter dpl. Air terjun Murundaoadalah gejala alam
yaitu gangguan struktur geologi berupa patahan/sesar
(fault), di kiri-kanan air terjun tersebut terdapat cermin
sesar (slickenside).
6. Bungalow Sao Ria
Bungalow ini berlokasi di Moni-Koanara, Kab.
Ende, secara geografis terletak 84450.4 Lintang
Selatan dan 1215046.8 Bujur Timur dengan ketinggian
796 meter dpl. Sao Ria Wisata Bungalow selain
menyediakan fasilitas akomodasi dan ruang pertemuan.
7. Air Panas Lia Sambe
Air panas Lia Sambe berlokasi di Moni, Kab.
Ende, secara geografis terletak 84451.1 Lintang
Selatan dan 1215026.9 Bujur Timur dengan ketinggian
818 meter dpl.
-
38
8. View Kampung Moni
View Kampung Moni berlokasi di Kec. Kelimutu,
Kab. Ende, dari lokasi tersebut yang merupakan daerah
ketinggian, kita dapat melihat Air terjun, dan kampong-
kampung yang letaknya lebih rendah. Secara geografis
terletak 84309.9 Lintang Selatan dan 1225021.4
Bujur Timur dengan ketinggian 1026 meter dpl.
9. Pasar Sayur Nduaria
Pasar Sayur Nduaria berlokasi di Kec. Kelimutu, Kab.
Ende. Secara geografis terletak 84243.5 Lintang Selatan
dan 1214935.6 Bujur Timur dengan ketinggian 1104
meter dpl.
10. Kampung Adat Wologai
Kampung Adat Wologai terletak di Desa Wologai Tengah, Kecamatan
Detusoko kira-kira 40 km arah timur Kota Ende. Secara
geografis terletak 84141.1 Lintang Selatan dan
1214830.3 Bujur Timur dengan ketinggian 1068 meter
dpl. Kampung ini merupakan salah satu dari 24
komunitas Adat Suku Lio yang berada di sekitar Taman
Nasional Kelimutu, dengan budayanya yang luhur, dan sangat kental dengan
perilaku agraris, religius, sekaligus magis dengan kedekatannya yang kuat pada
alam.
11. Rumah Makan Cita Rasa
Rumah makan ini berlokasi di Kota Ende, Kab. Ende, terletak 85043.3
Lintang Selatan dan 1213933.1 Bujur Timur dengan ketinggian 25 meter dpl.
12. Bank Mandiri
Bank Mandiri berlokasi di Kota Ende, Kab. Ende.
Secara geografis terletak 85037.2 Lintang Selatan dan
1213914.5 Bujur Timur dengan ketinggian 36 meter dpl.
-
39
13. Pantai Ria
Pantai Ria berlokasi di Kota Ende, Kab. Ende. Secara geografis terletak
85033.3 Lintang Selatan dan 1213832.5 Bujur Timur
dengan ketinggian 0 meter dpl.
Pantai Ria merupakan tempat rekreasi pantai yang
letaknya di dekat pusat kota Ende. Jarak dan lokasi pantai
ini relative dekat dan mudah dijangkau dengan jarak sekitar
0,5 km dari pusat kota.
14. Situs Rumah Bung Karno
Situs Rumah Bung Karno berlokasi di Jalan Perwira,
Kelurahan Kotaraja, Kecamatan Ende Utara Kota Ende,
Kab. Ende. Secara geografis terletak 85026.5 Lintang
Selatan dan 1213840.9 Bujur Timur dengan ketinggian
20 meter dpl.
Bangunan ini merupakan bekas rumah atau tempat tinggal Bung Karno dan
keluarga semasa pembuangan/ pengasingan di Ende oleh Pemerintah Hindia
Belanda tahun 1934-1938 yang masih dijaga, dirawat dan dipertahankan
keasliannya oleh Pemerintah Kabupaten Ende. Lokasi ini berjarak kurang lebih 1
km dari pusat kota dan dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat dan roda
dua maupun dengan berjalan kaki.
15. Hotel Grand Wisata
Hotel ini berlokasi di Kota Ende, Kab. Ende. Secara
geografis terletak 85042.3 Lintang Selatan dan
1213926.6 Bujur Timur dengan ketinggian 28meter dpl.
Kabupaten Ngada
Kabupaten Ngada adalah sebuah kabupaten di bagian tengah pulau Flores,
provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Ibukota kabupaten adalah Bajawa. Luas
wilayah 3.037,9 km dengan jumlah penduduk 250.000 jiwa. Kabupaten
Ngada terletak diantara 8 20' 24.28 8 57' 28.39 Lintang Selatan dan 120 48
29.26 121 11 8.57 Bujur Timur. Bagian utara berbatasan dengan laut Flores,
-
40
bagian selatan berbatasan dengan laut Sawu, bagian timur berbatasan dengan
Kabupaten Nagekeo dan bagian barat berbatasan dengan Kabupaten Manggarai
Timur. Kabupaten Ngada memiliki beragam jenis obyek wisata baik Wisata Alam
maupun Wisata Budaya. Obyek wisata alam yang sudah terkenal di dunia
internasional adalah Taman Laut Nasional 17 Pulau Riung dengan berbagai
keunikan yang dimilikinya, permandian air panas alam Mengeruda, Danau
Wawomudha yang air kawahnya berwarna merah, Air terjun Ogi, Wae Roa, eko
wisata Lekolodo dan Pantai pasir putih Waewaru. Obyek Wisata Budaya yang
sangat terkenal ialah Kampung Tradisional Bena, Bela, Gurusina serta Kampung
Tua dan Batu Megalith di Wogo. Selain itu banyak sekali terdapat masing banyak
lagi .
1. Kantor Dinas Perhubungan Pariwisata Kamunikasi
dan Informatika
Kantor ini berlokasi di Jalan Soegiapranoto
Bajawa, Kab. Ngada, secara geografis terletak
84724,0 Lintang Selatan dan 1205816.0 Bujur
Timur dengan ketinggian 1203 meter dpl.
2. Koperasi Serba Usaha (KSU) Famasa
Salah satu kegiatan dari Koperasi Famasa
adalah pengolahan Kopi yang berlokasi di Desa
Beiwali, Kec. Bajawa, Kab. Ngada. Secara geografis
terletak 84709,9 Lintang Selatan dan 1205704.6
Bujur Timur dengan ketinggian 1271 meter dpl.
3. Pemakaman Umum Bajawa
Pemakaman ini dikhususkan buat warga
Tionghoa yang berlokasi di Wolobaja, Kab. Ngada.
Secara geografis terletak 84622,5 Lintang Selatan
dan 1210034.1 Bujur Timur dengan ketinggian 880
meter dpl.
-
41
4. Air Terjun Ogi
Air Terjun Ogi berlokasi di Desa Pape, Kec. Bajawa, Kab.
Ngada. Secara geografis terletak 84625,4 Lintang Selatan dan
1210035.6 Bujur Timur dengan ketinggian 845 meter dpl.
5. Rumah Retret
Rumah Retret atau Kemah Trabor berlokasi di
Mataloko, Kab. Ngada. Secara geografis terletak
84931,0 Lintang Selatan dan 1210317.2 Bujur Timur
dengan ketinggian 1080 meter dpl.
6. Kampung Adat Wogo Baru
Kampung Adat Wogo Baru berlokasi 1 km dari
Kampung Adat Wogo Lama, Kec. Golewa Kab. Ngada.
Secara geografis terletak 84956,5 Lintang Selatan dan
1210313.0 Bujur Timur dengan ketinggian 1100 meter
dpl.
7. Bandar Udara Soa
Bandara Soa terletak di arah jalan menuju air panas Mengeruda, terletak di
Desa Piga, Kec. Soa, Kab. Ngada. Secara geografis terletak 84233,4 Lintang
Selatan dan 1210327.9 Bujur Timur dengan ketinggian 434 meter dpl. Bandar
udara ini memiliki ukuran landasan pacu 1.400 x 23 m. Jarak dari pusat kota sekitar
24 km.
8. Air Panas Mengeruda
Air Panas Mengeruda di Soa adalah tempat
pemandian air panas yang terletak kurang lebih 50 Km
arah selatan Riung, merupakan objek wisata yang sudah
dikenal di Pulau Flores, Lokasi objek wisata ini termasuk
wilayah Kab. Ngada. Secara geografis terletak 84231,7
Lintang Selatan dan 1210511.5 Bujur Timur dengan ketinggian 322 meter dpl.
-
42
9. Rumah Makan Padang
Lokasi ini termasuk wilayah Kel. Aimere, Kec.
Aimere, Kab. Ngada, secara geografis terletak 85035.1
Lintang Selatan dan 1205123.4 Bujur Timur dengan
ketinggian 12 meter dpl.
10. View Bajawa
Lokasi ini terletak di Desa Kajuala, Kec. Aimere,
Kab. Ngada, secara geografis terletak 84920.1 Lintang
Selatan dan 1205453.9 Bujur Timur dengan ketinggian
740 meter dpl.
Dari lokasi ini kita bisa memandang gunung-gunung yang diantarai oleh
jurang, lembah dan ngarai, dengan bentang alam bergelombang kuat.
11. View Bajawa
Lokasi ini terletak di Desa Kajuala, Kec. Aimere,
Kab. Ngada, secara geografis terletak 84924.8 Lintang
Selatan dan 1205506.4 Bujur Timur dengan ketinggian
778 meter dpl. Dari lokasi ini kita bisa memandang gunung-
gunung yang diantarai oleh jurang, lembah dan ngarai,
dengan bentang alam bergelombang kuat, dan kenampakan stadia daerah muda.
12. View Gunung Ineria
Lokasi ini terletak di jalan raya menuju Kota Bajawa, Kab. Ngada, secara
geografis terletak 84840.5 Lintang Selatan dan
1205634.2 Bujur Timur dengan ketinggian 1130 meter
dpl. Dari lokasi ini kita bisa memandang Gunung Ineria
yang diantarai oleh jurang, lembah dan ngarai, dengan
bentang alam bergelombang kuat, dan kenampakan stadia daerah muda.
13. Hotel Silverin
Lokasi ini terletak di Kota Bajawa, Kab. Ngada, secara geografis terletak
84825.7 Lintang Selatan dan 1205836.1 Bujur Timur dengan ketinggian 1244
meter dpl.
-
43
14. Hotel Virgo
Lokasi ini terletak di Kota Bajawa, Kab. Ngada,
terletak 84709.1 Lintang Selatan dan 1205822.0 Bujur
Timur dengan ketinggian 1203 meter dpl.
15. Pasar Inpres Bajawa
Lokasi ini terletak di Kota Bajawa, Kab. Ngada,
secara geografis terletak 84816.4 Lintang Selatan dan
1205821.5 Bujur Timur dengan ketinggian 1202 meter
dpl.
16. Gereja Ebenhezer
Lokasi ini terletak di Kota Bajawa, Kab. Ngada, di
depan gereja tersebut terdapat Mesjid Al-Itihad, secara
geografis terletak 84717.8 Lintang Selatan dan
1205819.7 Bujur Timur dengan ketinggian 1201 meter
dpl.
17. Gereja Mater Boni Consili (MBC)
Lokasi ini terletak di Kota Bajawa, Kab. Ngada, yang
berhadapan dengan alun-alun, secara geografis terletak
84724.1 Lintang Selatan dan 1205817.1 Bujur Timur
dengan ketinggian 1201 meter dpl.
18. Rumah Makan Ditos
Lokasi ini terletak di Kota Bajawa, Kab. Ngada,
secara geografis terletak 84730.5 Lintang Selatan dan
1205828.4 Bujur Timur dengan ketinggian 1191 meter
dpl.
19. Stadion Lebi Jaga
Lokasi ini terletak di Kota Bajawa, Kab. Ngada, secara
geografis terletak 84705.1 Lintang Selatan dan
-
44
1205824.4 Bujur Timur dengan ketinggian 1206 meter dpl.
20. Gereja Santu Josef
Lokasi ini terletak di Kota Bajawa, Kab. Ngada,
secara geografis terletak 84657.8 Lintang Selatan dan
1205825.7 Bujur Timur dengan ketinggian 1206 meter dpl.
21. Rumah Sakit Umum Bajawa
Lokasi ini terletak di Kota Bajawa, Kab. Ngada,
secara geografis terletak 84700.1 Lintang Selatan dan
1205821.4 Bujur Timur dengan ketinggian 1210 meter
dpl.
22. Biara Suster Transiskus Misionaris Maria (FMM)
Lokasi ini terletak di Kota Bajawa, Kab. Ngada, lokasi
ini juga berfungsi sebagai Balai Pengabotan (BP) St. Maria,
secara geografis terletak 84707.6 Lintang Selatan dan
1205814.6 Bujur Timur dengan ketinggian 1205 meter dpl.
23. Kantor Polres Ngada
Lokasi ini terletak di Kota Bajawa, Kab. Ngada,
secara geografis terletak 84725.1 Lintang Selatan dan
1205813.5 Bujur Timur dengan ketinggian 1199 meter
dpl.
24. Rumah Tahanan (Rutan)
Lokasi ini terletak di Kota Bajawa, Kab. Ngada,
secara geografis terletak 84721.4 Lintang Selatan dan
1205837.1 Bujur Timur dengan ketinggian 1191 meter
dpl.
25. Kantor Telkom (Kancatel)
Kantor Telkom terletak di Jalan Soekarno-Hatta,
-
45
Bajawa, Kab. Ngada, secara geografis terletak 84714.7 Lintang Selatan dan
1205834.4 Bujur Timur dengan ketinggian 1180 meter dpl.
26. Bank BRI
Lokasi ini terletak di Kota Bajawa, Kab. Ngada,
secara geografis terletak 84711.9 Lintang Selatan dan
1205833.3 Bujur Timur dengan ketinggian 1192 meter dpl.
27. Kantor Bupati Ngada
Kantor ini terletak di Jalan Soekarno-Hatta No. 1,
Bajawa, Kab. Ngada, secara geografis terletak 84706.7
Lintang Selatan dan 1205831.2 Bujur Timur dengan
ketinggian 1199 meter dpl.
28. Kantor Pos
Kantor ini terletak di Jalan Soekarno-Hatta, Bajawa,
Kab. Ngada, terletak 84708.1 Lintang Selatan dan
1205832.0 Bujur Timur dengan ketinggian 1190 meter
dpl.
29. Bank NTT
Lokasi ini terletak di Kota Bajawa, Kab. Ngada,
secara geografis terletak 84713.8 Lintang Selatan dan
1205825.0 Bujur Timur dengan ketinggian 1199 meter
dpl.
30. Bank BNI
Lokasi ini terletak di Kota Bajawa, Kab. Ngada,
terletak 84725.7 Lintang Selatan dan 1205826.9 Bujur
Timur dengan ketinggian 1193 meter dpl.
-
46
31. Terminal Dalam Kota
Lokasi ini terletak di Kota Bajawa, Kab. Ngada,
terminar tersebut bersatu dengan Pasar Ikan, secara
geografis terletak 84715.0 Lintang Selatan dan
1205827.0 Bujur Timur dengan ketinggian 1197
meter dpl.
32. Supermarket Langganan
Lokasi ini terletak di Kota Bajawa, Kab. Ngada, secara geografis terletak
84712.7 Lintang Selatan dan 1205826.1 Bujur Timur dengan ketinggian 1199
meter dpl.
33. Rumah Makan Padang Garuda
Lokasi ini terletak di Kota Bajawa, Kab. Ngada,
secara geografis terletak 84718.7 Lintang Selatan dan
1205828.3 Bujur Timur dengan ketinggian 1194 meter
dpl.
34. Terminal Luar Kota Watujayi
Lokasi ini terletak di luar kota Bajawa, Kab. Ngada,
secara geografis terletak 84823.7 Lintang Selatan dan
1205817.9 Bujur Timur dengan ketinggian 1226 meter
dpl.
35. SPBU
Lokasi ini terletak di luar kota Bajawa, Kab. Ngada, secara geografis terletak
84843.8 Lintang Selatan dan 1205959.7 Bujur Timur dengan ketinggian 1325
meter dpl.
36. Kampung Adat Turekisa
Lokasi ini terletak di Kel. Mangulewa, Kec. Golewa, Kab. Ngada, secara
geografis terletak 84841.4 Lintang Selatan dan 1210023.5 Bujur Timur dengan
ketinggian 1350 meter dpl.
-
47
37. Kampung Adat Wogo Baru
Lokasi ini terletak di Desa Ratu Gesa, Kec.
Golewa, Kab. Ngada, yang merupakan perpindahan
sebagian masyarakat dari Kampung Adat Wogo Lama,
secara geografis terletak 84959.6 Lintang Selatan dan
1210308.5 Bujur Timur dengan ketinggian 1102 meter
dpl.
38. Kampung Adat Wogo Lama
Lokasi ini terletak 987 meter ke arah selatan (N189) dari Kampung Adat
Wogo Baru, yang termasuk wilayah Kec. Golewa, Kab. Ngada, secara geografis
terletak 85031.2 Lintang Selatan dan 1210303.7 Bujur Timur dengan
ketinggian 1151 meter dpl.
39. Pande Besi Liba
Lokasi ini terletak di Dusun Liba, Desa Ratu Gesa, Kec. Golewa, Kab.
Ngada, secara geografis terletak 84957.5 Lintang Selatan dan 1210303.1 Bujur
Timur dengan ketinggian 1106 meter dpl.
40. Kampung Adat Gurusina
Lokasi ini terletak di Desa Watumanu, Kec.
Jerebuu, Kab. Ngada, terletak 85344.6 Lintang
Selatan dan 1205926.7 Bujur Timur dengan
ketinggian 402 meter dpl. Di Kampung Adat Gurusina
yang dikelilingi oleh Gunung Deru dan Gunung Inerie
(Gunung Ibu) terdapat tiga suku yaitu, Suku Ago Kae, Suku Ago Azi, dan Suku
Kabi.
41. Kampung Adat Bena
Lokasi ini terletak di Dusun Bena, Desa Tiwuriwu,
Kec. Jerebuu, Kab. Ngada, secara geografis terletak
85235.2 Lintang Selatan dan 1205909.6 Bujur
Timur dengan ketinggian 830 meter dpl.
-
48
9. Kantor Perpustakaan dan Kearsipan
Kantor ini berlokasi di Kota Bajawa, Kab.
Ngada. Secara geografis terletak 84718,8 Lintang
Selatan dan 1205836.5 Bujur Timur dengan
ketinggian 1187 meter dpl.
10. Kampung Adat Bela Langa
Kampung Adat ini berlokasi di Desa Beja, Kec.
Bajawa, Kab. Ngada. Secara geografis terletak
85031,0 Lintang Selatan dan 1205728.8 Bujur Timur
dengan ketinggian 1096 meter dpl.
11. Kampung Adat Luba
Kampung Adat ini berlokasi di Desa Tiworibu,
Kec. Jerebuu, Kab. Ngada. Secara geografis terletak
85228,6 Lintang Selatan dan 1205903.7 Bujur
Timur dengan ketinggian 888 meter dpl.
13. Villa Manulalu
Villa Manulalu, merupakan sebuah lokasi untuk
memandang perkampungan adat yang ada di
Kabupaten Ngada. Secara geografis terletak 85151,7
Lintang Selatan dan 1205941.6 Bujur Timur dengan
ketinggian 1055 meter dpl.
14. Tempat Pembuatan Moke
Tempat pembuatan moke berlokasi di Desa Legilapu, Kec. Aimere, Kab.
Ngada. Secara geografis terletak 85001,8 Lintang Selatan dan 1204907.4
Bujur Timur dengan ketinggian 20 meter dpl.
-
49
Kabupaten Manggarai Timur
Kabupaten Manggarai Timur merupakan pemekaran dari Kabupaten Manggarai
Propinsi NTT, yang telah ditetapkan melalui Undang-undang RI Nomor 36 Tahun
2007 tanggal 10 Agustus 2007, dan telah diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri RI
pada tanggal 23 Nopember 2007 di Jakarta. Secara geografis wilayah Kabupaten
Manggarai Timur Terletak antara 8 LU 8.30 LS dan 119,30 12,30 BT.
Kabupaten Manggarai Timur (Matim), Flores, NTT, punya potensi wisata unik,
antara lain, berupa danau air panas dan danau teratai raksasa. Bahkan, satwa
langka Komodo Merah juga terdapat di Kabupaten Manggarai Timur, khususnya di
Kecamatan Sambi Rampas. Potensi wisata budaya di Kabupaten Manggarai Timur
sangat berlimpah, selain atraksi alam juga terdapat banyak situs bersejarah yang
tersebar di kampung-kampung di wilayah Manggarai Timur.
1. View Kota Borong
Lokasi ini termasuk wilayah Desa Manuk, Kab.
Manggarai, secara geografis terletak 83621.9 Lintang
Selatan dan 1203116.4 Bujur Timur dengan
ketinggian 1056 meter dpl. Dari lokasi ini kita bisa
memandang Kota Borong, ibukota Kab. Manggarai
Timur, lahan pertanian yang bertingkat-tingkat, gunung-gunung yang diantarai oleh
jurang, lembah dan ngarai, dengan bentang alam bergelombang kuat.
2. View Danau Rana Mese
Lokasi ini terletak di jalan Manggarai Manggarai
Timur yang termasuk wilayah Desa Gololoni, Kec.
Borong, Kab. Manggarai Timur, secara geografis
terletak 83809.1 Lintang Selatan dan 1203337.2
Bujur Timur dengan ketinggian 1280 meter dpl.
Tempat ini yang berada di tepi jalan raya, kita bisa memandang Danau Rana
Mese, yang terbentuk oleh adanya struktur geologi yang melintasi kawasan ini.
3. Danau Rana Mese
-
50
Lokasi ini merupakan salah satu tempat wisata di Kab. Manggarai Timur,
secara geografis terletak 83826.6 Lintang Selatan dan
1203340.8 Bujur Timur dengan ketinggian 1231 meter
dpl.
Anak-anak tangga dari beton akan mengantar kita
sampai ke pinggir Danau Rana Mese, danau yang
terbentuk oleh adanya struktur geologi yang melintasi
kawasan ini.
4. View Gololoni
Lokasi ini terletak di jalan Manggarai
Manggarai Timur yang termasuk wilayah Dusun Lereng,
Desa Gololoni, Kec. Borong, Kab. Manggarai Timur,
secara geografis terletak 83931.3 Lintang Selatan
dan 1203342.9 Bujur Timur dengan ketinggian 1104
meter dpl.
5. Kota Borong
Lokasi ini merupakan ibukota Kabupaten
Manggarai Timur , secara geografis terletak
84852.0 Lintang Selatan dan 1203627.4 Bujur
Timur dengan ketinggian 17 meter dpl. Kota Borong
merupakan ibukota Kab. Manggarai Timur, yang dahulunya merupakan kota
kecamatan sewaktu masih bergabung dengan Kab. Manggarai.
6. Rumah Makan Bougenvile
Lokasi ini berada di Kota Borong, Kab
Manggarai Timur, di sebelah kanan lokasi tsb terletak
Bank BRI, secara geografis terletak 84902.6 Lintang
Selatan dan 1203655.0 Bujur Timur dengan ketinggian 17 meter dpl.
-
51
7. Pantai Cepi Watu
Lokasi ini merupakan salah satu tempat wisata di
Kab. Manggarai Timur, yang termasuk wilayah Desa
Nangalabang, Kec Borong, secara geografis terletak
84857.0 Lintang Selatan dan 1203505.3 Bujur Timur
dengan ketinggian 2 meter dpl.
8. Pantai Mbolata
Lokasi ini merupakan salah satu tempat wisata di
Kab. Manggarai Timur, yang termasuk wilayah Desa
Watunggene, Kec Kotakomba, secara geografis terletak
85023.0 Lintang Selatan dan 1204809.8 Bujur Timur
dengan ketinggian 4 meter dpl.
Wisata pantai dengan cottage-cottage, tempat penyulingan arak, disertai
dengan pemandangan Gunung Ineria.
9. View Danau Ranamese
View Danau Ranamese berlokasi di Desa Gololoni,
Kec. Borong, Kab. Manggarai Timur. Secara geografis
terletak 83809,4 Lintang Selatan dan 1203337.2
Bujur Timur dengan ketinggian 1290 meter dpl.
F. Kabupaten Manggarai
Kota Ruteng, ibukota Kab Manggarai, secara geografis
terletak 83625.5 Lintang Selatan dan 1202752.0
Bujur Timur dengan ketinggian 1161 meter dpl. Rumah
makan serta akomodasi skala melati dan bintang 1
banyak tersedia di Ruteng, salah satunya Lokasi ini
berada di Kota Ruteng, ibukota Kab Manggarai, secara geografis terletak
83629.3 Lintang Selatan dan 1202800.7 Bujur Timur dengan ketinggian 1159
meter dpl. Demikian juga kantor bupati yang secara geografis terletak 83639.2
Lintang Selatan dan 1202751.2 Bujur Timur dengan ketinggian 1170 meter dpl.
Kemudian juga Kantor Dinas Pariwisata yang terletak 83640.0 Lintang Selatan
dan 1202803.8 Bujur Timur dengan ketinggian 1172 meter dpl. Di kabupaten
-
52
Manggarai ini juga terdapat beberapa titik yang dapat dijadikan lokasi pandang
bentang alam seperti di Wai Garit. Lokasi ini terletak di Desa Wai Gurit, Kab.
Manggarai, secara geografis terletak 83524.0 Lintang Selat an dan 1202558.2
Bujur Timur dengan ketinggian 1005 meter dpl.
Bentang alamnya berupa pegunungan dengan
hutan yang masih lebat, dari lokasi yang
merupakan daerah ketinggian, kita dapat
melihat jalan raya yang letaknya lebih rendah.
Kemudian daya tarik lain yang dapat menjadi
ikon Ruteng adalah system pertanian jarring
laba-laba. Lokasi ini terletak di Kelurahan Wai Belang, Kab. Manggarai, secara
geografis terletak 83542.4 Lintang Selatan dan 1202222.5 Bujur Timur dengan
ketinggian 945 meter dpl. Kemudian beberapa
titik pandang bentang alam seperti Gunung
Pocolikang yang terletak 83703.3 Lintang
Selatan dan 1202225.4 Bujur Timur dengan
ketinggian 940 meter dpl. Bentang alamnya
berupa pegunungan dengan hutan yang masih
lebat, dari lokasi yang merupakan daerah ketinggian, kita dapat melihat lahan
pertanian yang bertingkat-tingkat, dan desa-desa di kaki gunung. Kemudian titik
pandang Nao yang terletak di Dusun Popo, Desa Nao, Kec. Satar Mese Barat,
Kab. Manggarai, secara geografis terletak 84152.3 Lintang Selatan dan
1202239.1 Bujur Timur dengan ketinggian 688 meter dpl. Bentang alamnya
berupa pegunungan dengan hutan yang masih lebat, dari lokasi yang merupakan
daerah ketinggian, kita dapat melihat lahan pertanian yang bertingkat-tingkat, jalan
raya, dan desa-desa di lereng gunung.
1. Situs Megalitik Todo.
Lokasi ini terletak di Desa Todo, Kec. Satar
Mese Barat, Kab. Manggarai, secara geografis
terletak 84348.2 Lintang Selatan dan
1202220.5 Bujur Timur dengan ketinggian 786
meter dpl. Situs Megalitik Todo berbentang alam
bergelombang, dengan rumah adapt yang lengkap dengan batu-batu besarnya,
-
53
serta beberapa meriam.
2. Wae Rebo.
Wae Rebo adalah salah satu desa adat yang
terpencil dan letaknya di puncak gunung. Untuk
menuju ke sana, disediakan penginapan dikenal
penginapan Denge yang terletak di Dusun Denge,
Desa Satar Lenda, Kec. Satar Mese Barat, Kab.
Manggarai, secara geografis terletak 84827.5
Lintang Selatan dan 1201808.2 Bujur Timur
dengan ketinggian 484 meter dpl. Penginapan Denge merupakan pusat informasi
Wae Rebo, yang dimiliki oleh Bapak Blasius Monta yang berprofesi sebagai
seorang Kepala Sekolah.
3. Sungai Wae Lomba
Lokasi ini terletak di Desa Satar Lenda, Kec.
Satar Mese Barat, Kab. Manggarai, secara geografis
terletak 84802.8 Lintang Selatan dan 1201753.8
Bujur Timur dengan ketinggian 587 meter dpl. Sungai
Wae Lomba dengan boulder-boulder batuan,
membuat air sungai menjadi bergemuruh dan
merupakan salah satu daya tarik wisata.
4. View Wae Rebo
Lokasi ini terletak di Desa Satar Lenda, Kec.
Satar Mese Barat, Kab. Manggarai, secara
geografis terletak 84724.9 Lintang Selatan dan
1201725.6 Bujur Timur dengan ketinggian 842
meter dpl. Dari lokasi ini kita bisa memandang
Kampung Adat Wae Rebo yang diantarai oleh
jurang, lembah dan ngarai, dengan bentang alam bergelombang kuat.
-
54
5. Ladystone (Batu Nona)
Lokasi ini terletak di jalan antara Denge Wae
Rebo, lokasi ini disebut dengan nama Dencang
Tanah, yang termasuk wilayah Desa Satar Lenda,
Kec. Satar Mese Barat, Kab. Manggarai, secara
geografis terletak 84703.4 Lintang Selatan dan
1201710.8 Bujur Timur dengan ketinggian 1044 meter dpl. Disebut dengan
vaginastone, karena batuan ini berbentuk vagina yang dialiri oleh sebuah sungai
kecil.
6. View Wae Rebo
Lokasi ini terletak di lereng Gunung Pocoroko
(jalan antara Denge Wae Rebo) yang termasuk
wilayah Desa Satar Lenda, Kec. Satar Mese Barat,
Kab. Manggarai, secara geografis terletak 84709.5
Lintang Selatan dan 1201704.3 Bujur Timur
dengan ketinggian 1055 meter dpl.
Dari lokasi ini kita bisa memandang Kampung Adat Wae Rebo yang
diantarai oleh jurang, lembah dan ngarai, dengan bentang alam bergelombang
kuat.
7. Gunung Pocoroko
Lokasi ini terletak di lereng Gunung Pocoroko
(jalan antara Denge Wae Rebo) yang termasuk
wilayah Desa Satar Lenda, Kec. Satar Mese Barat,
Kab. Manggarai, secara geografis terletak 84657.7
Lintang Selatan dan 1201700.5 Bujur Timur
dengan ketinggian 1175 meter dpl.
8. Kampung Adat Wae Rebo
Lokasi ini termasuk wilayah Desa Satar
Lenda, Kec. Satar Mese Barat, Kab. Manggarai,
secara geografis terletak 84609.4 Lintang Selatan
-
55
dan 1201702.2 Bujur Timur dengan ketinggian 1108 meter dpl.
Di Kampung Adat Wae Rebo terdapat 4 buah rumah adapt, dengan tradisi
yang masih dipertahankan.
9. View Pulau Mulas
Lokasi ini termasuk wilayah Desa Satar
Lenda, Kec. Satar Mese Barat, Kab. Manggarai,
secara geografis terletak 85057.2 Lintang Selatan
dan 1201823.5 Bujur Timur dengan ketinggian 5
meter dpl.
Dari tempat ini terlihat Pulau Mulas yang
berbentang alam bergelombang, bentuknya seperti perahu terbalik. Di bagian ujung
barat pulau ini menjulang batuan yang merupakan sebuah tubuh intrusi batuan
beku.
10. Rumah Makan Wijaya Mandiri
Lokasi ini terletak di jalan Dewi Sartika di Kota
Ruteng, Kab. Manggarai, secara geografis terletak
83651.0 Lintang Selatan dan 1202753.6 Bujur
Timur dengan ketinggian 1185 meter dpl.
-
56
Kabupaten Manggarai Barat
Kabupaten Manggarai Barat secara administratif merupakan bagian Propinsi Nusa
Tenggara Timur, terletak paling barat di Pulau Flores. Kabupaten Manggarai Barat
secara geografis terletak pada 08o14 LS-09o00 LS dan 119o21 - 120o20 BT,
dengan batas wilayahnya sebelah Barat berbatasan dengan Selat Sape, sebelah
Timur berbatasan dengan Kabupaten Manggarai, sebelah Utara berbatasan
dengan Laut Flores, dan sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Sawu.
Kabupaten Manggarai Barat merupakan wilayah adminis