Ringkasan Semprop 7-1-16

20
PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN TEKNIK NETWORK TREE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN AKTIVITAS VISUAL SISWA PADA MATERI FLUIDA DINAMIS KELAS XI IPA 3 DI SMA NEGERI GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016Oleh : NIKEN TRI WIDAYATI K 2311049 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelajaran Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan pada jenjang pendidikan di sekolah menengah. Menurut Harlen dalam Ida Purwati (2010: 3), karakteristik pembelajaran Fisika antara lain: 1) merupakan ilmu yang berhakekat pada proses dan produk, artinya dalam belajar Fisika tidak cukup hanya mempelajari produknya melainkan juga menguasai cara memperoleh produk tersebut; 2) produk Fisika cenderung bersifat abstrak dan dalam bentuk pengetahuan fisik dan logika matematik. Hasil belajar siswa kelas XI IPA SMAN Gondangrejo pada umumnya mengalami kesulitan untuk pencapaaian nilai lulus (mencapai KKM) pada mata pelajaran Fisika. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran Fisika adalah 75, dan ketuntasan belajar yang ditetapkan 75 %.Menurut observasi awal kelas XI IPA 3 merupakan kelas yang nilainya

description

RINGKASAN

Transcript of Ringkasan Semprop 7-1-16

Page 1: Ringkasan Semprop 7-1-16

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

DENGAN TEKNIK NETWORK TREE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN AKTIVITAS VISUAL SISWA

PADA MATERI FLUIDA DINAMIS KELAS XI IPA 3

DI SMA NEGERI GONDANGREJO

TAHUN PELAJARAN 2015/2016”

Oleh :

NIKEN TRI WIDAYATI

K 2311049

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2016

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang MasalahPelajaran Fisika merupakan salah satu mata pelajaran

yang diberikan pada jenjang pendidikan di sekolah menengah. Menurut Harlen dalam Ida Purwati (2010: 3), karakteristik pembelajaran Fisika antara lain: 1) merupakan ilmu yang berhakekat pada proses dan produk, artinya dalam belajar Fisika tidak cukup hanya mempelajari produknya melainkan juga menguasai cara memperoleh produk tersebut; 2) produk Fisika cenderung bersifat abstrak dan dalam bentuk pengetahuan fisik dan logika matematik.

Hasil belajar siswa kelas XI IPA SMAN Gondangrejo pada umumnya mengalami kesulitan untuk pencapaaian nilai lulus (mencapai KKM) pada mata pelajaran Fisika. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran Fisika adalah 75, dan ketuntasan belajar yang ditetapkan 75 %.Menurut observasi awal kelas XI IPA 3 merupakan kelas yang nilainya terendah dibanding dengan kedua kelas XI IPA lainnya.

Pembelajaran kontekstual akan membantu guru mengaitkan konten materi pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka. (Johnson, 2011). Teknik dalam pembelajaran diantaranya adalah menggunakan peta konsep jenis Network Tree (diagram pohon) merupakan bagian peta konsep dalam bentuk diagram yang memuat ide-ide pokok yang dibuat dalam persegi empat sedangkan beberapa kata yang lain dituliskan pada garis-garis penghubung yang menunjukkan dari perihal umum ke khusus.

Keberhasilan proses belajar mengajar menurut Bloom dalam Sekhan (2008: 88-89) meliputi 3 aspek, yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Aspek kognitif menunjukkan kemampuan akademik siswa, aspek afektif menunjukkan minat dan motivasi

Page 2: Ringkasan Semprop 7-1-16

siswa, sedangkan aspek psikomotorik menunjukkan aktivitas belajar siswa. Visual activities (aktivitas visual) yang termasuk di dalamnya misalnya membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. Dengan penerapan pembelajaran model Contextual Teaching Learning (CTL) dengan teknik Network Tree diharapkan akan dapat membantu siswa mencapai kompetensi belajar yang baik, khususnya aktivitas dan prestasi belajar dalam mata pelajaran Fisika. Pada penelitian ini, aspek kompetensi belajar yang diukur adalah aspek kognitif siswa dan aktivitas visual belajar siswa.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat mengkaji masalah-masalah pembelajaran dan memberikan solusi nyata, sehingga dapat diwujudkan proses pembelajaran yang inovatif dan hasil belajar menjadi lebih baik.

Berdasarkan masalah di atas, maka perlu diterapkannya model pembelajaran Contextual Teaching Learning dengan teknik Network Tree untuk meningkatkan kemaampuan kognitif dan aktivitas visual belajar siswa terhadap materi Fisika. Berkaitan dengan hal tersebut, judul yang diambil dalam penelitian ini adalah “Penerapan Model Contextual Teaching and Learning dengan Teknik Network Tree untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif dan Aktivitas Visual Siswa pada Materi Fluida Dinamis kelas XI IPA 3 di SMA Negeri Gondangrejo Tahun Pelajaran 2015/2016”.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah penerapan model pembelajaran Contextual Teaching Learning teknik Network Tree dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa pada materi Fluida Dinamis kelas XI IPA 3 SMAN Gondangrejo tahun pelajaran 2015/2016?

2. Apakah penerapan model pembelajaran Contextual Teaching Learning teknik Network Tree dapat meningkatkan kemampuan aktivitas visual siswa pada materi Fluida Dinamis kelas XI IPA 3 SMAN Gondangrejo tahun pelajaran 2015/2016?

C. Tujuan Penelitian1. Penerapan model pembelajaran Contextual Teaching Learning

teknik Network Tree dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa pada materi Fluida Dinamis kelas XI IPA 3 SMAN Gondangrejo tahun pelajaran 2015/2016.

2. Penerapan model pembelajaran Contextual Teaching Learning teknik Network Tree dapat meningkatkan aktivitas visual siswa pada materi Fluida Dinamis kelas XI IPA 3 SMAN Gondangrejo tahun pelajaran 2015/2016?

D. Manfaat PenelitianBerdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka

penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung bagi berbagai pihak antara lain:1. Bagi siswa.

Hasil penelitian tindakan kelas ini dapat meningkatkan aktivitas belajar dan prestasi belajar Fisika siswa yang terlibat dalam kegiatan penelitian.

2. Bagi guru.Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi guru untuk memperkaya model pembelajaran yaitu dengan menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching Learning teknik Network Tree.

3. Bagi sekolah.Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan positif bagi pengembangan sekolah, utamanya untuk peningkatan kualitas proses pembelajaran di sekolah.

Page 3: Ringkasan Semprop 7-1-16

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Hakikat Pembelajaran Fisikaa. Hakikat Fisika

Fisika adalah salah satu cabang dari IPA yang menguraikan dan menganalisis gejala-gejala alam yang bersifat fisik yang dapat dipelajari melalui indera manusia. Hasil-hasil Fisika diungkapkan dalam bentuk fakta konsep, prinsip, hukum, dan teori. Fisika meliputi proses, sikap, dan produk. Proses Fisika berupa aktivitas-aktivitas yang bertujuan mempelajari, menggali, mencari, dan menyelediki kejadian alam. Sikap Fisika berupa sikap mental yang diperlukan selama melakukan proses kegiatan Fisika. Produk Fisika adalah hasil kegiatan Fisika berupa konsep, hukum, dan teori yang tersusun berdasarkan fakta-fakta alam.

b. Pembelajaran Fisika Harlen dalam Ida Purwati (2010: 3) menambahkan, karakteristik pembelajaran fisika antara lain: 1) merupakan ilmu yang berhakekat pada proses dan produk, artinya dalam belajar fisika tidak cukup hanya mempelajari produknya melainkan juga menguasai cara memperoleh produk tersebut; 2) produk fisika cenderung bersifat abstrak dan dalam bentuk pengetahuan fisik dan logika matematik. Oleh karena itu, pembelajaran fisika yang penyajiannya melibatkan siswa secara aktif baik dari segi mental maupun fisik dan bersifat nyata (konstekstual) akan menjadi semakin menarik. Dengan demikian pembelajaran Fisika memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa

untuk mencari, mempertanyakan dan mengeksplorasi pengetahuan.

2. Hakikat Pembelajaran Contextual Teaching and Learning Teknik Network Tree

1) Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning Trianto (2008) Contextual Teaching and Learning adalah suatu model pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan peserta didik secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong peserta didik untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka

2) Karakteristik Pembelajaran Contextual Teaching and Learning

Terdapat enam karakteristik penting dalam proses pembelajaran Contextual Teaching and Learning, yaitu 1) activing knnowledge (pengaktivan pengetahuan yang ada) 2) acquiring knowledge (pengetahuan baru) 3) understanding knowledge (pemahaman pengetahuan )4) applying knowledge (mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman tersebut) 5) reflection knowledge (melakukan refleksi)6) collaborating (bekerjasama)

3) Komponen Contextual Teaching and Learning a) Constructivism, d) Learning Communityb) Modeling e) Inquiryc) Reflection f) Questioning

4) Definisi Teknik Network Tree Network Tree merupakan bagian dari peta konsep. Ausebel (cit Dahar, 1989) sangat menekankan agar para guru mengetahui konsep-konsep yang telah dimiliki para siswa supaya belajar bermakna dapat berlangsung

Page 4: Ringkasan Semprop 7-1-16

5) Langkah-langkah dalam teknik Network Treea) Memulai dari bagian tengah kertas kosong yang sisi

panjangnya diletakkan mendatar b) Menggunakan gambar atau foto untuk ide sentral c) Menggunakan warna yang menarik d) Menghubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat e) Membuat garis hubung yang melengkung f) Menggunakan satu kunci (kata kunci tunggal) untuk setiap

garis g) Menggunakan gambar

6) Manfaat teknik Network Treea) Membantu siswa menyusun informasi dan melancarkan

aliran pikiran b) Mengaktifkan seluruh otak c) Memusatkan perhatian pada subyek d) Memberikan gambaran grafis tentang subyek e) Mengelompokkan dan menata ulang kelompok-kelompok

konsep f) Membuat pikiran kita tetap aktif dan memudahkan kita

menyelesaikan masalah g) Membantu kita untuk menanggapi segala arah dan

menangkap pikiran dari segala sudut. 7) Kelebihan teknik Network Tree

Keuntungan mind mapping dengan teknik Network Tree menurut Rosikawati (2008) yaitu dapat “membiasakan siswa untuk melatih aktivitas kreatifnya sehingga siswa dapat menciptakan suatu produk kreatif yang bermanfaat.” Hal lain berkaitan sebagai pengatur emosi seperti marah, senang, dam sebagainya. Emosi sangat diperlukan untuk menciptakan motivasi belajar yang tinggi.

8) Kekurangan Mind Mapping dengan Teknik Network Tree

Pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan mind mapping menurut Rosikawati (2008) akan relatif lebih lama dan memerlukan banyak peralatan dan warna.

3. Kemampuan Kognitif

Taksonomi tujuan pembelajaran umumnya dikelompokkan ke dalam tiga domain: kognitif, afektif, dan psikomotor. Domain kognitif fokus pada pngetahuan dan kemampuan mengingat, berpikir, dan proses bernalar. Domain afektif fokus pada perasaan, minat, sikap, dan emosi. Sedangkan domain psikomotor fokus pada ketrampilan motorik (gerak).

Taksonomi Bloom pada ranah kognitif terdiri dari enam level: remembering (mengingat), understanding(memahami), applying (menerapkan), analyzing (menganalisis, mengurai), evaluating (menilai) dan creating (mencipta). Revisi Krathwohl ini seringdigunakan dalam merumuskan tujuan belajar yang sering di kenal dengan istilah C1 sampai dengan C6.4. Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh siswa baik fisik maupun mental/non fisik dalam proses pembelajaran atau suatu bentuk interaksi (guru dan siswa) untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang menyangkut kognitif, afektik dan psikomotor dalam rangka untuk mencapai tujuan belajar.

Prinsip aktivitas dalam belajar dapat dilihat dari perkembangan konsep jiwa menurut ilmu jiwa. Oleh karena itu, secara alami anak didik akan menjadi aktif, karena adanya motivasi dan didorong oleh bermacam-macam kebutuhan.

Menurut Paul B. Diedrich yang dikutip oleh Sardiman (2010: 101) membuat suatu daftar yang berisi jenis aktivitas yang dapat

Page 5: Ringkasan Semprop 7-1-16

dilakukan oleh siswa di sekolah antara lain sebagai berikut: 1) Visual activities meliputi kegiatan membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, atau pekerjaan orang lain. 2) Oral Activities termasuk menyatakan pendapat. 3)Listening activities termasuk kegiatan mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato. 4) Writing activities meliputi menulis karangan, cerita, laporan, angket, menyalin. 5) Drawing activities meliputi kegiatan menggambar, membuat grafik, peta, diagram. 6) Motor activities contohnya: melakukan percobaan, membuat konstruksi, mereparasi, bermain, berkebun, beternak. 7) Mental activities, misalnya menanggapi, mengingat memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan dan aktivitas. 8) Emotional activities, termasuk menaruh minat, gembira,tenang, bersemangat, bergairah, berani, tegang.

5. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang bersifat reflektif, dengan berangkat dari permasalahan riil yang dihadapi guru di kelas dengan tujuan untuk memperbaiki mutu praktik pembelajaran. Pemecahan masalah dilakukan dengan tindakan-tindakan nyata yang terencana dan terukur oleh guru atau arahan dari guru yang diberikan pada siswa

No. Ketentuan Penelitian Formal Penelitian CAR

1. Pelaku Dilakukan orang lain Dilakukan oleh guru yang bersangkutan

2. Sampel Harus representatif Tidak harus representatif

3. Instrumen Harus valid dan reliabel Tidak harus valid dan reliabel

4. Statistik Analisis statistik yang Tidak harus

baik menggunakan statistic

5. Hipotesis Hipotesis harus jelas Tidak mensyaratkan hipotesis

6. Teori Harus berlandaskan teori yang telah ada

Teori tidak terlalu berpengaruh

7. Fungsi Menguji Teori Memperbaiki praktik pembelajaran secara langsung

6. Fluida Dinamis a. Fluida Ideal

Hal yang mendasar untuk pembahasan fluida dinamis yaitu : 1) Fluida dianggap tidak kompresibel (tidak termampatkan

atau tidak ada perubahan volume saat adanya tekanan). 2) Dianggap bergerak tanpa gesekan walaupun ada gerakan

materi (tidak mempunyai kekentalan). 3) Aliran fluida adalah aliran stationer, yaitu kecepatan dan

arah gerak partikel fluida yang melalui suatu titik tertentu tetap. Jadi partikel yang datang kemudian di suatu titik akan mengikuti jejak partikel-partikel lain yang lewat terdahulu. Macam aliran fluida dibagi menjadi 2, yaitu :

1) Aliran Turbulen, adalah aliran dimana pergerakan dari partikel-partikel fluida sangat tidak menentu karena mengalami percampuran serta putaran partikel antar lapisan, yang mengakibatkan saling tukar momentum dari satu bagian fluida yang lain dalam skala yang besar.

Page 6: Ringkasan Semprop 7-1-16

2) Aliran lurus (laminer), adalah aliran partikel-partikel fluida yang bergerak secara paralel (tidak saling memotong) , atau aliran berlapis, contohnya : aliran lambat dari cairan kental.

b. Persamaan Kontinuitas Banyaknya fluida yang mengalir melalui suatu penampang

tiap satuan waktu disebut debit. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut.

Q=Vt

Laju aliran massa didefinisikan sebagai massa ∆m dari fluida yang melewati titik tertentu persaruan waktu ∆t (laju aliran massa = ∆m/∆t). Volume fluida yang melewati titik 1 (yaitu, melalui luas A1) dalam waktu ∆t adalah A1∆ l1 dimana ∆ l1adalah jarak yang dilalui fluida dalam waktu ∆t. Karena kecepatan fluida yang melewati titik 1 adalah v1=∆ l1/∆ t , laju alir massa ∆m1/∆t melalui luas A1 adalah

∆ m1

∆t=

ρ1 ∆ v1

∆ t=

ρ1 A1 ∆l1

∆ t=ρ1 A1 v1

(2.2)

Dimana ∆ V 1=A1 ∆ l adalah volume dengan massa ∆m1 dan ρ1 adalah massa jenis fluida. Dengan cara yang sama, pada titik 2 (melalui luas A2), laju alir melalui A1 dan A2 harus sama. Dengan demikian, karena :

∆ m1

∆t=

∆ m2

∆ t (2.3)

Persamaan (2.3) disebut persamaan kontinuitas. Jika fluida tersebut tidak bisa ditekan (ρ tidak berubah terhadap tekanan),

yang merupakan pendekatan yang baik untuk zat cair dalam sebagian besar kondisi (dan kadang-kadang juga untuk gas), maka ρ1 = ρ2 dan peramaan kontinuitas menjadi :

A1 v1=A2 v2(ρ = konstan) Persamaan (2.3) disebut persamaan kontinuitas. Jika fluida

tersebut tidak bisa ditekan (ρ tidak berubah terhadap tekanan), yang merupakan pendekatan yang baik untuk zat cair dalam sebagian besar kondisi (dan kadang-kadang juga untuk gas), maka ρ1 = ρ2 dan peramaan kontinuitas menjadi :

A1 v1=A2 v2(ρ = konstan)

c. Persamaan Bernoulli Prisnsip Bernoulli menyatakan bahwa ketika kecepatan

fluida tinggi maka tekanan rendah, dan ketika kecepatan rendah maka tekanan tinggi.

Page 7: Ringkasan Semprop 7-1-16

Gambar 2.2. banyaknya fluida dan kerja yang dilakukan untuk memindahkannya dari posisi yang ditunjukkan di (a) ke posisi yang digambarkan pada (b). Fluida pada titik 1 mengalir sejauh ∆l1 dan memaksa fluida pada titik 2 untuk berpindah sejauh ∆l2, fluida udara di sebbelah kiri titik meberikan tekanan P1 (tekanan udara luar) pada bagian fluida air dan melakukan kerja sebesar W 1=F1 ∆ l1=P1 A1∆ l1

Pada titik 2 kerja yang dilakukan pada fluida tersebut adalah

W 2=−P2 A2 ∆ l2

Terdapat tanda negatif karena gaya yang diberikan pada fluida udara berlawanan dengan gerak udara (dengan demikian fluida air melakukan kerja pada fluida udara di sebelah kanan titik 2). Kerja juga dilakukan pada fluida oleh gaya gravitasi. Berdasarkan efek total proses yang ditunjukkan pada gambar

2.2 adalah memindahkan massa m dari volume A1 ∆ l1=A2 ∆ l2 (karena fluida tidak bisa tertekan) dari titik 1 ke titik 2, kerja yang dilakukan oleh gravitasi adalah

W 3=−mg(h2−h1) (2.7)

Dimana h1 dan h2 adalah ketinggian pusat tabung di atas tingkat acuan tertentu (yang sembarang). Pada kasus yang ditunjukkan pada Gambar 2.2, suku pada persamaan (2.7) negatif karena arah gerakan menuju ke atas melawan gaya gravitasi. Kerja total W yang dilakukan pada fluida adalah :

W =W 1+W 2+W 3

W =P1 A1 ∆ l1−P2 A2 ∆ l2−mg h2+mgh1

Menurut prinsip kerja enerrgi, kerja total yang dilakukan pada sistem samadengan perubahan energi kinetiknya. Dengan demikian

12

m v22−1

2m v1

2=P1 A1 ∆ l1−P2 A2 ∆ l2−mg h2+mgh1

Massa m mempunyai volume A1 ∆ l1=A2 ∆ l2. Berarti m=ρ1 A1 ∆ l1=ρ2 A2 ∆ l2 dapat disunstitisikam ke persamaan dan juga membagi dengan A1 ∆ l1=A2 ∆ l2, untuk mendapatkan

12

ρ v22−1

2ρ v1

2=P1−P2−ρg h2+ ρg h1

merupakan persamaan Bernoulli. Karena titik 1 dan 2 bisa berupa dua titik mana saja sepanjang tabung aliran, persamaan Bernoulli dapat dituliskan

P+ 12

ρ v2+ρgh=¿ konstan pada setiap titik pada fluida

Page 8: Ringkasan Semprop 7-1-16

1) Pipa Mendatar

P1+12

ρ v12+ ρgh1=P2+

12

ρ v22+ ρgh2

Karena pipanya mendatar, maka h1 = h2 = h Sehingga :

P1+12

ρ v12=P2+

12

ρ v22

2) Teorema Torricelli Persamaaan Bernoulli dapat dipakai pada banyak situasi. Salah atunya adalah untuk menghitung kecepatan zat cair v1 yang keluar dari keran yang berada di dasar bejana air. (P1 = P2), jadi persamaan Bernoulli menjadi 12

ρ v12+ρg h1=

12

ρ v22+ρg h2 Tatau orricelli

v1=√2 g(h2−h1)v1

2=2 g(h2−h1)v1

2=2ghv1=v=√2 gh Waktu yang diperlukan zat cair keluar dari lubang hingga menyentuh lantai ditentukan dengan konsep benda jatuh bebas.

h1=12

g t 2 maka,

t=√ 2h1

g

3) Tabung Venturi Tabung venturi pada intinya adalah sebuah pipa dengan penyempitan kecil. Venturimeter adalah alat yang digunakan untuk menetukan kecpatan aliran zat cair dan gas. Dengan memasukkan venturimeter ke dalam aliran fluida kecepatan aliran fluida dapat dihitung menggunakan persamaan Bernoulli berdasarkan selisih ketinggian air atau selisih

ketinggian raksa. Venturimeter dibagi dua macam yaitu venturimeter tanpa manometer dan venturimeter dengan manometer.

a) Venturimeter tanpa Manometer

Venturimeter adalah alat yang digunakan untuk menetukan kecpatan aliran zat cair dan gas. Dengan memasukkan venturimeter ke dalam aliran fluida kecepatan aliran fluida dapat dihitung menggunakan persamaan Bernoulli berdasarkan selisih ketinggian air atau selisih ketinggian raksa. Venturimeter dibagi dua macam yaitu venturimeter tanpa manometer dan venturimeter dengan manometer.

Terjadi perbedaan ketinggian air (h) pada kedua pipa vertikal. Berlaku persamaan Bernoulli sebagai berikut : (h1 = h2)

P+ 12

ρ v12+ρg h1=P+ 1

2ρ v2

2+ρg h2

P+ 12

ρ v12=P+ 1

2ρ v2

2

Karena v2=A1

A2v1, maka

P+ 12

ρ v12=P+ 1

2ρ(v2=

A1

A2v1)

2

P1−P2=12 ρ v1

2(( A1

A2 )2

−1)P1−P2=

12 ρ v1

2( A12−A2

2

A22 )

Menurut hukum utama Hidrostatika, tekanan hidrostatis di bawah pipa pengukur terjadi beda tekanan : P1= ¯+ρg h1

P2= ¯+ ρgh2

Selisih tekanan pada kedua penampang :

Page 9: Ringkasan Semprop 7-1-16

P1−P2=ρgh1−ρg h2

P1−P2=ρg(h¿¿1−h2)¿P1−P2=ρgh

Maka : 12 ρ v1

2( A12−A2

2

A22 )= ρgh

12 v1

2( A12−A2

2

A22 )=gh

v12( A1

2−A22

A22 )=2gh

v12=2( A2

2

A12−A2

2 )gh

b) Venturimeter dengan Manometer

Berlaku persamaan Bernoulli sebagia berikut :

P1+12

ρ v12+ ρgh1=P2+

12

ρ v22+ ρgh2

P1+ρg h1=P2+ρg h2 karena v2=A1

A2v1, maka

P+ 12

ρ v12=P+ 1

2ρ(v2=

A1

A2v1)

2

P1−P2=12 ρ v1

2(( A1

A2 )2

−1)P1−P2=

12 ρ v1

2( A12−A2

2

A22 )

Menurut hukum utama hidrostatika :

PA=P1+ ρg h1

PB=P2+ρg (h1−h2)+ ρr g h2

PA=PB

P1+ρg h1=P2+ρg (h1−h2 )+ρr g h2

P1−P2=ρgh1−ρg (h1−h2 )+ ρr gh2

P1−P2= ρr g h2−ρg h2

P1−P2=g h2( ρr− ρ)

Maka, 12 ρ v1

2( A12−A2

2

A22 )=gh2( ρr−ρ)

v12=¿

4) Pipa Pitot Pipa pitot dipakai untuk mengukur kecepatan aliran fluida dalam pipa. Biasanya pipa ini dipakai untuk mengukur laju fluida berbentuk gas. Pipa pitot dilengkapi dengan manometer yang slah satu kakinya diletakkan sedemikian sehingga tegak lurus aliran fluida sehingga v2 = 0Dalam hal ini berlaku h1 = h2. Persamaan Bernoulli diterapkan sebagai berikut.

P1+12

ρ v12+ ρgh1=P2+

12

ρ v22+ ρgh2

Lubang lengan kanan manometer tegak lurus pada aliran karena itu vB = v2 = 0 sehingga pada titik itu gas dalam keadaan diam.

P1+12

ρ v12=P2

Menurut hukum hidrostatika :

Page 10: Ringkasan Semprop 7-1-16

PA=PB

P1+ρr gh=P2 maka :

P1+12

ρ v12 = P1+ρr gh

12

ρ v12 = ρr gh

Sehingga v12=

2 ρr ghρ

5) Semprotan Nyamuk Persamaan Bernoulli diterapkan pada prinsip

semprotan obat pembasmi nyamuk yang cair. Tekanan pada udara yang bertiup dengan laju tinggi di atas tabung bertikal penyemprot nyamuk lebih kecil daripada tekanan udara normal yang bekrja pada permukaan cairan di dalam botol tersebut. Dengan demikian cairan obat nyamuk akan didorong ke atas atbung karena tekanan yang diperkecil atasnya.

Obat nyamuk cair mula-mula diam sehingga v1 = 0, sedangkan udara bergerak dengan kecepatan v2 karena didorong oleh pengisap. Tekanan P1 sama dengan P2 yaitu tekanan udara luar. Sehingga persamaan bernoulli menjadi :

P1+12

ρ v12+ ρgh1=P2+

12

ρ v22+ ρgh2

0+ ρgh1=12

ρ v22+ ρgh2

g h1=P2+12

v22+g h2

g(h¿¿1−h2)=12

v22 ¿

gh=12

v22

6) Gaya Angkat Sayap Pesawat Terbang Penampang sayap pesawat terbang mempunyai bagian belakang yang lebih tajam dan sisi bagian yang atas lebih melengkung daripada sisi bagian bawahnya. Bentuk ini menyebabkan kecepatan aliran udara di bagian atas lebih besar daripada di bagian bawah (v2 > v1). Berdasarkan persamaan Bernoulli didapatkan :

P1+12

ρ v12+ ρgh1=P2+

12

ρ v22+ ρgh2

Ketinggian kedua sayap dapat dianggap sama (h1 = h2), sehingga ρg h1=ρgh2 Persamaan disubstitusikan ke persamaan Bernoulli sehingga didaptkan persamaan :

P1+12

ρ v12=P2+

12

ρ v22

P1−P2=12

ρ v22−1

2ρ v1

2

P1−P2=12

ρ (v22−v1

2)

Dari persamaan dapat dilihat bahwa v2 > v1 kita dapatkan P1 > P2 untuk luas penampang sayap F1 = P1A dan F2 = P2

A dan kita dapatkan bahwa F1 > F2. Beda gaya pada bagian bawah dan bagian atas (F1 – F2) menghasilkan gaya

Page 11: Ringkasan Semprop 7-1-16

angkat pada pesawat terbang. Jadi, gaya angkat pesawat terbang dirumuskan sebagai :

F1−F2=12

ρ A(v22−v1

2)

B. Kerangka Berpikir

C. Hipotesis Tindakan1. Penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and

Learning dengan Teknik Netwok Tree dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa kelas XI IPA 3 SMAN Gondangrejo Tahun Pelajaran 2015/2016 pada materi pokok Fluida Dinamis.

2. Penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dengan Teknik Netwok Tree dapat meningkatkan aktivitas visual belajar siswa kelas XI IPA 3 SMAN

Gondangrejo Tahun Pelajaran 2015/2016 pada materi pokok Fluida Dinamis.

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas XI IPA 3 SMAN Gondangrejo Jalan Solo-Purwodadi KM 11, Karanganyar, Jawa Tengah.

2. Waktu PenelitianPenelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2016 sampai dengan April 2016. Adapun tahap-tahap pelaksanaanya sebagai berikut:

a. Tahap persiapan, meliputi: observasi awal, pengajuan judul skripsi, permohonan pembimbing, pembuatan proposal penelitian, survey ke sekolah yang digunakan untuk penelitian, permohonan ijin penelitian, menyusun instrumen penelitian yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Lembar Kerja Diskusi, soal-soal kognitif, lembar observasi dan angket.

b. Tahap pelaksanaan, meliputi: semua kegiatan yang berlangsung di lapangan meliputi uji coba instrumen, pelaksanaan penelitian dan pengambilan data.

c. Tahap penyelesaian, meliputi: menganalisis data dan menyusun laporan penelitian.

B. Subjek dan Objek Penelitian

Page 12: Ringkasan Semprop 7-1-16

1. Subjek PenelitianSubjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA 3 semester genap SMAN Gondangrejo Tahun Pelajaran 2016/2017.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah kemampuan kognitif dan aktivitas visual siswa kelas XI IPA 3 SMAN Gondangrejo Tahun Pelajaran 2015/2016.

C. Metode PenelitianMetode penelitian yang diterapkan pada penelitian ini

adalah metode Penelitian Tindakan Kelas. Berdasarkan proses pelaksanaannya, PTK ini menggunakan model Kurt Lewin yang terdiri dari empat komponen, yaitu: perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting). Hubungan keempat komponen itu dipandang sebagai satu siklus.

Berdasarkan hasil observasi awal, dirancang tindakan untuk meningkatkan kemampuan kognitif dan aktivitas visual belajar siswa. Adapun tindakan yang dimaksud berupa penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dengan teknik Network Tree. Supaya diperoleh hasil yang maksimal, penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dengan teknik Network Tree dilaksanakan pada siklus satu dan siklus berikutnya. Akan tetapi, pelaksanaan penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dengan teknik Network Tree pada siklus berikutnya disesuaikan dengan hasil refleksi pada siklus sebelumnya.

D. Data dan Teknik Pengumpulan Data1. Data Penelitian

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data informasi tentang keadaan siswa dilihat dari aspek kualitatif dan kuantitatif. Aspek kualitatif berupa data hasil observasi,

wawancara, kajian dokumen atau arsip dengan berpedoman pada lembar pengamatan dan pemberian angket yang menggambarkan proses pembelajaran di kelas. Aspek kuantitatif yang dimaksud adalah hasil penilaian belajar dari materi pokok Fluida Dinamis berupa nilai yang diperoleh siswa dari tes kognitif dan aktivitas visual belajar siswa pada setiap siklus pembelajaranya.2. Teknik Pengumpulan Data

a. Teknik Observasi atau Pengamatan Lapangan Pengamatan ini dilakukan terhadap guru ketika melaksanakan kegiatan belajar-mengajar di kelas.

b. Teknik Wawancara dan Diskusi Wawancara dilakukan di awal dan akhir siklus terhadap siswa. Wawancara yang dilakukan berpedoman atas dasar hasil dan pengamatan di kelas maupun kajian dokumen. Diskusi dengan guru dilakukan setelah melakukan pengamatan terhadap kegiatan belajar mengajar untuk memperoleh informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran Fisika khususnya pembelajaran Fluida Dinamis.

c. Teknik Kajian Dokumen Kajian juga dilakukan terhadap berbagai dokumen atau arsip yang ada seperti kurikulum, rencana pembelajaran yang dibuat guru, buku atau materi pelajaran

d. Teknik Angket Angket dalam penelitian ini diberikan kepada siswa dan dilakukan dalam dua tahap yaitu awal siklus dan akhir siklus. Angket awal siklus bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang masalah yang dihadapi siswa dalam pembelajaran Fisika, metode pembelajaran yang digunakan guru, dan pembelajaran Fisika yang mereka harapkan. Angket akhir siklus bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang kesulitan belajar Fisika,

Page 13: Ringkasan Semprop 7-1-16

keberhasilan penggunaan media oleh guru dan saran siswa untuk pembelajaran Fisika selanjutnya.

e. Teknik Ulangan Harian Ulangan harian dilaksanakan di akhir siklus dan bertujuan untuk mengetahui implikasi dari tindakan yang telah diberikan dalam proses pembelajaran terhadap penguasaan konsep materi dan hasil kognitif siswa pada materi Fluida Dinamis.

E. Instrumen PenelitianInstrumen dalam penelitian ini meliputi instrumen

pembelajaran (silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja Diskusi), dan instrumen pengambilan data (instrumen penilaian kemampuan kognitif, lembar observasi siswa dan angket).

F. Teknik Analisis Data

G.Pemeriksaan Validitas Data

H.Prosedur Penelitian

Kesimpulan dan

verifikasi

Reduksi data

Pengumpulan data

Sajian data

Tes

Angket Sumber DataData

Observasi

SIKLUS I

Refleksi

(Reflecting)

Observasi (Observing)

Tindakan

(Acting)

Perencanaan (planning)

Perencanaan (planning)

Berhasil

SIKLUS ke-nRefleksi

(Reflectiong)

Observasi (Observing)

Tindakan

(Acting)

STOP

Berhasil

Siklus berikutnya

Gagal

Page 14: Ringkasan Semprop 7-1-16

I. Indikator Kinerja