Rifki Muhammad Iqbal-1211702067-Menentukan Jumlah Dan Ukuran Mikroba
-
Upload
rifki-muhammad-iqbal -
Category
Documents
-
view
1.046 -
download
12
Transcript of Rifki Muhammad Iqbal-1211702067-Menentukan Jumlah Dan Ukuran Mikroba
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR
MENENTUKAN JUMLAH & UKURAN MIKROBA
NAMA : Rifki Muhammad Iqbal
NIM : 1211702067
KELAS : III B
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2012
MENENTUKAN JUMLAH & UKURAN MIKROBA
Tanggal Praktikum : 30 November 2012
I. Tujuan Praktikum
- Melakukan pengukuran sel mikroorganisme.
- Melakukan perhitungan mikroba dengan cara Plate Count, MPN, dan
Haemotytometer.
II. Dasar Teori
Mikroorganisme adalah makhluk hidup yang mempunyai ukuran yang sangat kecil.
Untuk mengamati mikroba tidak bisa digunakan mata telanjang. Beberapa alat digunakan
untuk mengamatinya, seperti mikroskop dengan perbesaran yang beragam. Selain diamati,
mikroorganisme atau mikrobia tersebut juga dapat dihitung.Perhitungan ini diperlukan untuk
mengetahui seberapa banyak jumlah mikroba yangada di dalam sampel. Alat yang digunakan
untuk menghitung mikroba ini adalahcolony counter. Jumlah mikroorganisme dapat dihitung
melalui beberapa cara, namun secara mendasar dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu
perhitungan langsung dan tidak langsung. Perhitungan secara langsung dapat mengetahui
beberapa jumlah mikroorganisme pada suatu bahan pada suatu saat tertentu tanpa
memberikan perlakuan terlebih dahulu, sedangkan jumlah organisme yang diketahui dari cara
tidak langsung terlebih dahulu harus memberikan perlakuan tertentu sebelum dilakukan
perhitungan (Arya, 2008).
Perhitungan secara langsung, dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain adalah
dengan membuat preparat dari suatu bahan (preparat sederhana diwarnai atau tidak diwarnai)
dan penggunaan ruang hitung (counting chamber). Sedangkan perhitungan cara tidak
langsung hanya untuk mengetahui jumlah mikroorganisme pada suatu bahan yang masih
hidup saja (viabel count). Dalam pelaksanaannya, adabeberapa cara yaitu : perhitungan pada
cawan petri (total plate count / TPC),perhitungan melalui pengenceran, perhitungan jumlah
terkecil atau terdekat (MPNmethode), dan kalorimeter (cara kekeruhan atau turbidimetri).
Metode perhitunganMPN sering digunakan dalam pengamatan untuk menghitung jumlah
bakteri yang terdapat di dalam tanah seperti Nitrosomonas dan Nitrobacter. Kedua jenis
bakteri ini memegang peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi
tanaman, sehubungan dengan kemampuannya dalam mengikat N2 dari udara dan mengubah
amonium menjadi nitrat (Lim, 1998).
Perhitungan jumlah suatu bakteri dapat melalui berbagai macam uji seperti uji kualitatif
koliform yang secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji penduga (uji kuantitatif, bisa
dengan metode MPN), uji penguat dan uji pelengkap.Waktu, mutu sampel, biaya, tujuan
analisis merupakan beberapa faktor penentu dalam uji kualitatif koliform. Bakteri koliform
dapat dihitung dengan menggunakan metode cawan petri (metode perhitungan secara tidak
langsung yang didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup akan
berkembang menjadi satu koloni yang merupakan suatu indeks bagi jumlah organisme yang
dapat hidup yang terdapat pada sampel) seperti yang dilakukan pada percobaan ini. (Lay,
1994).
Pengukuran kuantitatif populasi mikroorganisme sangat diperlukan untuk berbagai
macam penelaahan mikrobiologis. Berbagai macam cara dapat dilakukan untuk menghitung
jumlah mikroorganisme, akan tetapi secara mendasar, ada dua cara yaitu secara langsung dan
secara tidak langsung. Ada beberapa cara perhitungan secara langsung, antara lain adalah
dengan membuat preparat dari austu bahan (preparat sederhana diwarnai atau tidak diwarnai)
dan penggunaan ruang hitung (counting chamber). Sedangkan perhitungan cara tidak
langsung hanya untuk mengetahui jumlah mikroorganisme pada suatu bahan yang masih
hidup saja (viabel count). Dalam pelaksanaannya, ada beberapa cara yaitu : perhitungan pada
cawan petri (total plate count / TPC), perhitungan melalui pengenceran, perhitungan jumlah
terkecil atau terdekat (MPN methode), dan kalorimeter (cara kekeruhan atau turbidimetri)
(Dwidjoseputro,1998).
III. Metode PraktikumIII.1. Alat dan Bahan
Alat Bahan
Mikroskop Alcohol 70 %
Cover glass Akuades
Chamber / haemochitometer Biakan bakteri
Tabung reaksi
III.2. Cara Kerja
Penghitungan jumlah bakteri secara keseluruhan (langsung)
IV. Hasil Pengamatan dan Pembahasan
IV.1.Hasil Pengamatan
Bersihkan Petroff-Hauser Counting Chamber atau Haemocytometer dengan alkohol 70 % lalu keringkan dengan tissue.
Letakkan cover glass di atas alat hitung.
Tambahkan ± 50 µl suspensi sel yeast (kira-kira 1 tetes) dengan cara meneteskan pada parit kaca pada alat hitung.
Biarkan sejenak sehingga sel diam di tempat (tidak terkena aliran air dari efek kapilaritas).
Letakkan alat hitung pada meja benda kemudian cari fokusnya pada perbesaran 40x10.
Lakukan perhitungan secara kasar apakah diperlukan pengenceran atau tidak.
Lukan pengenceran dengan perbandingan 1:5 atau 1:10, apabila bertumpuk.
Hitung sampel, paling tidak sebanyak 5 kotak sedang (lebih banyak lebih baik).
Gambar Keterangan
Haemacytometer, merupakan sejenis alat yang digunakan untuk menghitung bakteri dalam satuan isi yang sangat kecil.
Jarum ose, merupak alat yang digunakan untuk mengambil biakan bakteri.
Tabung reaksi, digunakan sebagai tempat
atau wadah bahan yang berisi bakteri.
Proses pemasukkan larutan Alkohol 70 %
kedalam tabung reaksi.
Proses pengambilan biakan bakteri yang nantinya akan dimasukkan kedalam tabung reaksi yang sudah berisi larutan alkohol 70 %.
Proses pemasukkan biakan bakteri kedalam tabung reaksi.
Menutup bagian atas Haemacytometer dengan kaca penutup sebelum diisi dengan biakan bakteri.
Proses pemasukan biakan bakteri kedalam celah-celah Haemacytometer.
Proses identifikasi dibawah mikroskop.
IV.2.Pembahasan
Penghitungan jumlah bakteri hidup terbagi atas dua, yaitu secara
(tidak langsung) Misalnya perhitungan pengurangan jumlah substrat dan
secara langsung. Penghitungan mikroba secara langsung antara lain:
1. Plate Count (hitungan cawan)
Plate count / viable count didasarkan pada asumsi bahwa setiap sel
mikroorganisme hidup dalam suspensi akan tumbuh menjadi satu koloni
setelah ditumbuhkan dalam media pertumbuhan dan lingkungan yang
sesuai. Setelah diinkubasi, jumlah koloni yang tumbuh dihitung dan
merupakan perkiraan atau dugaan dari jumlah mikroorganisme dalam
suspensi tersebut.
2. Turbidimetri
Turbidimetri merupakan metode yang cepat untuk menghitung jumlah
bakteri dalam suatu larutan menggunakan spektrofotometer. Bakteri
menyerap cahaya sebanding dengan volume total sel (ditentukan oleh
ukuran dan jumlah). Ketika mikroba bertambah jumlahnya atau semakin
besar ukurannya dalam biakan cair, terjadi peningkatan kekeruhan dalam
biakan. Kekeruhan dapat disebut optical density (absorbsi cahaya,
biasanya diukur pada panjang gelombang 520 nm – 700 nm). Untuk
mikroba tertentu, kurva standar dapat memperlihatkan jumlah
organisme/ml (ditentukan dengan metode hitungan cawan) hingga
pengukuran optical density (ditentukan dengan spektrofotometer).
3. Hemasitometer
Hemasitometer adalah metode perhitungan secara mikroskopis.Ruang
hitung terdiri dari 9 kotak besar dengan luas 1 mm². Satu kotak besar di
tengah, dibagi menjadi 25 kotak sedang dengan panjang 0,05 mm. Satu
kotak sedang dibagi lagi menjadi 16 kotak kecil. Dengan demikian satu
kotak besar tersebut berisi 400 kotak kecil. Tebal dari ruang hitung ini
adalah 0,1 mm. Sel bakteri yang tersuspensi akan memenuhi volume
ruang hitung tersebut sehingga jumlah bakteri per satuan volume dapat
diketahui.
Perhitungan Bakteri Secara Langsung
Ada beberapa cara perhitungan secara langsung, antara lain adalah
dengan membuat preparat dari austu bahan (preparat sederhana
diwarnai atau tidak diwarnai) dan penggunaan ruang hitung (counting
chamber) (Sutedjo, 1991).
Enumerasi mikroba dapat dilakukan secara langsung yaitu dengan
menghitung jumlahnya tanpa ditumbuhkan terlebih dahulu dalam suatu
medium, dalam teknik ini semua sel mikroba baik yang idup maupun yang
mati akan terhitung. Untuk melakukan enumerasi mikroba dalam suatu
bahan seringkali diperlukan pengenceran bertingkat(Waluyo 2010).
Pengenceran dilakukan untuk memenuhi syarat penghitungan
statistik, yaitu jumlah mikroba yang dihitung tidak boleh lebih dari 100
dengan demikian, kesalahan penghitungan dapat diminimalkan.
Perhitungan Bakteri Secara Tidak Langsung
Sedangkan perhitungan cara tidak langsung hanya untuk
mengetahui jumlah mikroorganisme pada suatu bahan yang masih hidup
saja (viabel count). Dalam pelaksanaannya, ada beberapa cara yaitu :
perhitungan pada cawan petri (total plate count / TPC), perhitungan
melalui pengenceran, perhitungan jumlah terkecil atau terdekat (MPN
methode), dan kalorimeter (cara kekeruhan atau turbidimetri) (Sutedjo,
1991).
1. Berdasarkan kekeruhan
Mikroba dalam suatu bahan cair dapat dideteksi berdasarkan
kekeruhannya. Pertumbuhan sel bakteri didalam suatu medium cair akan
meningkatkan kekeruhan media, yang akan mempengaruhi jumlah sinar
yang dapat ditransmisikan menembus medium. (Waluyo, 2010).
2. Berdasarkan jumlah lempeng total (plate count)
Cara ini adalah cara yang paling umum digunakan untuk menentukan
jumlah mikroba yang masih hidup, berdasarkan jumlah koloni yang
tumbuh. Teknik ini diawali dengan pengenceran sampel secara seri,
dengan kelipatan 1 : 10. Masing-masing suspensi pengenceran ditanam
dengan metode tuang (pour plate) atau sebar (spread plate). Bakteri akan
bereproduksi pada medium agar dan membentuk koloni setelah 18-24
jam inkubasi. Untuk menghitung jumlah koloni dalam cawan petri dapat
digunakan alat ’colony counter’ yang biasanya dilengkapi dengan
pencatat elektronik. (Waluyo, 2010).
Hemasitometer
Hemasitometer adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk
melakukan perhitungan sel secara cepat dan dapat digunakan untuk
konsentrasi sel yang rendah.Hemasitometer pada mulanya diperuntukkan
untuk menghitung sel darah, yang ditemukan oleh Louis-CharlesMalassez.
Penghitungan konsentrasi sel pada hemasitometer ini bergantung
pada volume dibawah coverslip. Pada chamber terdapat 16 persegi besar
yang memiliki persegi-persegi kecil di dalamnya, di mana sisi persegi kecil
besarnya 0,05 mm. Jika di atas bagian yang diasah tadi diletakkan sebuah
kaca penutup, maka akan terbentuk ruangan yang tingginya 0,1 mm.
Sehingga volume dari satu persegi kecil adalah 0,05*0,05*0,1
mm3=25.10-5 mm3.
Kelebihan perhitungan sel dengan menggunakan hemasitometer
adalah dapat menghitung jumlah sel yang hidup maupun yang mati,
tergantung dari pewarna yang digunakan. Misalnya, bila pewarna trypan
blue dicampukan ke dalam larutan sel maka sel yang hidup tidak akan
berwarna dan sel yang mati akan berwarna biru. Kelebihan lainnya adalah
morfologi sel dapat diamati, dapat mengevaluasi homogenitas dan data
mendeteksi kontaminasi . (id.wikipedia.org).
Hemasitometer yang akan digunakan dalam percobaan adalah tipe
Neubauer-Improved.Sebelum dilakukan pengamatan, terlebih dahulu
harus dibersihkan hemasitometer dan cover glass dengan menggunakan
alkohol.Hal ini dimaksudkan agar hemasitometer bersih dari debu dan
kuman yang dapat mengganggu perhitungan.Setelah dibilas dengan
alkohol, hemasitometer dikeringkan dengan menggunakan tisu lensa.Pada
saat pengeringan, tisu lensa tidak boleh digosok-gosokkan pada
permukaan hemasitometer.Hal ini bertujuan agar garis-garis yang
terdapat pada hemasitometer tidak hilang.Permukaan lensa objektif dan
lensa okuler pada mikroskop harus dibersihkan terlebih dahulu dengan
menggunakan tisu lensa. Hal ini bertujuan untuk membersihkan debu dan
kotoran yang dapat mengganggu proses penghitungan mikroba.
Pengamatan dilakukan pada perbesaran 400X.
Kelemahan Dan Kelebihan Dari Metode Perhitungan Bakteri Secara Langsung
Keuntungan metode ini ialah pelaksanaannya cepat dan tidak
memerlukan banyak peralatan. Namun mempunyai kelemahan sebagai
berikut:
Sel-sel mikroba yang telah mati tidak dapat dibedakan dari sel yang
hidup. Karena itu keduanya terhitung. Dengan kata lain hasil yang
diperoleh ialah jumlah total sel yang ada di dalam populasi. Pada
beberapa macam sel eukariotik, penambahan zat warna tertentu
(misalnya biru metilen sebanyak 0,1 %) pada sampel yang akan
dihitung dapat membedakan sel hidup dari sel mati. Pada sel khamir
misalnya baik sel hidup maupun sel mati akan menyerap biru metilen
namun hanya sel hidup mampu mereduksi zat warna tersebut secara
enzimatik menjadi tidak berwarna; jadi sel-sel mati akan tampak biru.
Sel-sel yang berukuran kecil sukar dilihat di bawah mikroskop, seperti
bakteri karena ketebalan hemasitometer tidak memungkinkan
digunakannya lensa obyektif celup minyak, sehingga kalau tidak teliti
tidak terhitung. Hal ini biasanya diatasi dengan cara mewarnai sel
sehingga menjadi lebih mudah dilihat.
Untuk mempertinggi ketelitian, jumlah sel di dalam suspensi harus
cukup tinggi, minimal untuk bakteri 106 sel/mL. Hal ini disebabkan
dalam setiap bidang pandang yang diamati harus terdapat sejumlah
sel yang dapat dihitung
Tidak dapat digunakan untuk menghitung sel mikroba di dalam bahan
yang banyak mengandung debris atau ekstrak makanan, karena hal
tersebut akan mengganggu dalam perhitungan sel.
Kelemahan lain adalah sulitnya menghitung sel yang berukuran
sangat kecil seperti bakteri karena ketebalan hemasitometer tidak
memungkinkan digunakannya lensa obyektif celup minyak. Hal ini
biasanya diatasi dengan cara mewarnai sel sehingga menjadi lebih mudah
dilihat. Kadang-kadang sel cenderung bergerombol sehingga sukar
membedakan sel-sel individu. Cara mengatasinya ialah mencerai-beraikan
gerombolan sel-sel tersebut dengan menambahkan bahan anti gumpal
seperti dinatrium etilen diamin tetraasetat dan Tween 80 sebanyak 0,1 %.
Cara Menghitung Sel Mikroorganisme Dengan Ruang Hitung
Karena letak mikroorganisme tidak beraturan maka perlu dilakukan
perjanjian supaya tidak terjadi perhitungan dua kali, yaitu :
o Sel-sel pada sisi kanan dan bawah tidak dihitung pada kotak yang
sedang diamati/dihitung.
o Sel-sel pada sisi kiri dan atas tetap dihitung pada kotak yang
sedang diamati/dihitung.
Metode Perhitungan
Prinsip dari perhitungan Petroff-Hauser yaitu melakukan perhitungan
dengan pertolongan kotak-kotak skala, di mana dalam setiap ukuran skala
seluas 1 mm2 terdapat 25 buah kotak besar dengan luas 0,04 mm2, dan
setiap kotak besar terdiri dari 16 kotak kecil. Alat haemocytometer
digunakan di bawah mikroskop, sisinya mempunyai ukuran 0,05 mm.
Sedangkan satu kotak sedang berukuran nilai 0,2 mm. Dan tebal nya
adalah 0,1 mm. Jumlah sel per mL sampel dapat dihitung sebagai berikut:
Jumlah sel dalam 25 kotak besar = Jumlah sel per kotak besar × 25 kotak
Jumlah sel per mm3 sampel = Jumlah sel dalam 25 kotak besar ×
(1/0,02)
Jumlah sel per ml sampel = Jumlah sel per mm3 sampel × 103
= Jumlah sel per kotak besar × 25 kotak× (1/0.02)x
10^3
Jumlah sel per ml sampel = Jumlah sel per kotak besar × 25 kotak × 50 ×
103
Misalnya : didapatkan jumlah mikroba yang mau dihitung 12 sel mikroba,
maka jumlah sel per ml sampel adalah: 12 × 1,25 × 106 = 1,5 × 107.
Kategori jumlah sel yang di dapat setelah melakukan praktikum adalah :
Jumlah sel/ml = jumlah sel x 2,5 x 105
= 13 x 2,5 x 105
= 32,5 x 105
Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan jumlah mikroba ini di dapat hasil 32,5
x 105 per mili liter (ml) jumlah sel bakteri ini termasuk kedalam kategori jumlah banyak
sehingga dengan jumlah yang banyak tersebut dapat dikatakan suspensi bakteri Sarcina yang
terkontaminan E.coli ini bersifat patogen.
V. Kesimpulan
Dari praktikum tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah mikroba
yang dihitung secara langsung yang terlihat pada perbesaran 400x adalah
13 koloni.Pada praktikum kali ini kita menggunakan alat
Hemasitometer.Hemasitometer adalah suatu alat yang dapat digunakan
untuk melakukan perhitungan sel secara cepat dan dapat digunakan
untuk konsentrasi sel yang rendah.
Aturan penghitungan bakteri dengan Haemocytometer adalah :
1. Sel-sel pada sisi kanan dan bawah tidak dihitung pada kotak yang sedang diamati/dihitung.
2. Sel-sel pada sisi kiri dan atas tetap dihitung pada kotak yang sedang diamati/dihitung ∑ sel
yang didapat pada praktikum kali ini adalah 32,5 x 105 , jumlah bakteri ini termasuk kategori
jumlah banyak sehingga bakteri tersebut bersifat patogen.
Daftar Pustaka
Dwijoseputro, d. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan ; Jakarta.
Hadioetomo, R. S. 1990. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Gramedia; Jakarta.
Lay, Bibiana W. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. PT Raja Grafindo Persada;
Jakarta.
Sutedjo.1991. Mikrobiologi Tanah. Rineka Cipta ;Jakarta.
Waluyo, lud. 2010. Buku Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Umum. UMM; Malang.