Rhinosinusitis-2

30
Rhinosinusitis Karlina Lestari Novia Rizky Zyanthi Azzahra Dinar Syifa Hartanti Lia Noor Anggraini Ricky Rizki Fajar Sari

description

RHINOSINUSITIS

Transcript of Rhinosinusitis-2

rhinosinusitis

RhinosinusitisKarlina LestariNovia Rizky Zyanthi AzzahraDinar Syifa HartantiLia Noor AnggrainiRicky Rizki Fajar SariDefinisiRhinitis dan sinusitis umumnya terjadi bersamaan RhinosinusitisRhinosinusitis : inflamasi hidung dan sinus paranasal Ditandai dengan adanya gejala hidung tersumbat/ obstruksi/ kongesti atau pilek (sekret hidung anterior/ posterior), disertai : nyeri wajah/ rasa tertekan di wajah penurunan/ hilangnya penghidu Dan salah satu dari : Temuan nasoendoskopi: polip dan/ atau sekret mukopurulen dari meatus medius dan/ atauedema/ obstruksi mukosa di meatus medius dan/ atau Gambaran tomografi komputer: perubahan mukosa di kompleks osteomeatal dan/atau sinusKlasifikasi berdasarkan beratnya penyakitDibagi menjadi RINGAN, SEDANG dan BERAT : berdasarkan skor total visual analogue scale (VAS) (0-10 cm): RINGAN =VAS 0-3 SEDANG =VAS > 3-7 BERAT =VAS > 7-10

Klasifikasi berdasarkan waktuAkut : < 12 mingguresolusi komplit gejalaKronik : > 12 minggu tanpa resolusi gejala komplit termasuk kronik eksaserbasi akutAkut Rhinosinusitis (ARS)Gejala < 12 mingguCommon cold/ rinosinusitis viral akut : Gejala < 10 hari Rinosinusitis non-viral akut : Perburukan gejala setelah 5 hari atau gejala menetap setelah 10 hari dengan lama sakit < 12 mingguKeluar cairan yang tidak berwarna & sekret purulenNyeri beratDemam < 38 C

Faktor yang terkait ARSLingkunganFaktor anatomiHaller cellsConcha bullosaSeptum deviasiAtresia choanaPolip nasiHipoplasia sinusInfeksi gigiObstruksi choanaAlergiKerusakan siliaPrimary cillia dyskinesiaMerokokLaryngopharyngeal refluksDepresiResistensi obatPenyakit kronis

EtiologiVirus : rhinovirus & coronavirusBakteri : S. pneumonia, Haemofilus influenza, M. Cataralis, S. aureusPatofisiologiBiasanya muncul sesuai urutan :Infeksi virus pada hidung & sinus membuat adanya perubahan pada jaringan hidung yaitu meningkatkan adhesi bakteri ke sel epitel hidung, sehingga meningkatkan resiko infeksi oleh bakteri

DiagnosisGejala kurang dari 12 mingguOnset tiba-tiba Gejala hidung tersumbat/ obstruksi/ kongesti atau pilek (sekret hidung anterior/ posterior): nyeri wajah/ rasa tertekan di wajah penurunan/ hilangnya penghidu Interval bebas gejala bila terjadi rekurensiAnamnesis tentang gejala alergi, seperti bersin, ingus encer seperti air, hidung gatal dan mata gatal serta berair.

PemeriksaanRhinoskopi anterior :Terdapat tanda tanda peradanganEdema mukosaSekret purulenSuhuDemam > 38 CInspeksi dan palpasi sinusDapat ditemukan pembengkakan dan nyeri pada daerah maksilo fasial10Pemeriksaan TambahanPencitraan(Foto polos sinus paranasal tidak direkomendasikan)Tomografi komputer juga tidak direkomendasikan, kecuali terdapat: penyakit sangat berat pasien imunokompromais (penurunan imunitas) tanda komplikasiPenatalaksanaan

RHINOSINUSITIS KRONIK TANPA POLIPDEFINISIrinosinusitis kronik adalah suatu inflamasi pada (mukosa) hidung dan sinus paranasal > 12 minggurinosinusitis kronik merupakan kelompok primer sedangkan polip nasi merupakan subkategori dari rinosinusitis kronikEPIDEMIOLOGIDari survei yang dilakukan, diperkirakan angka prevalensi rinosinusitis kronik pada penduduk dewasa AS berkisar sekitar 16 %, dengan kata lain, sekitar 30 juta penduduk dewasa AS mengidap rinosinusitis kronik. Dengan demikian rinosinusitis kronik menjadi salah satu penyakit kronik yang paling populer di AS.

MEKANISME INFLAMASI RINOSINUSITIS KRONIKKesehatan sinus setiap orang bergantung padaSekresi mukus yang normal baik dari segi viskositas, volume dan komposisi; Transport mukosiliar yang normal untuk mencegah stasis mukus dan kemungkinan infeksi; Patensi kompleks ostiomeatal untuk mempertahankan drainase dan aerasi.Kompleks ostiomeatal (KOM)Pada sepertiga tengah dinding lateral hidung, yaitu di meatus media, terdapat muara dari sinus maksila, sinus frontal dan sinus etmoid anterior KOMKOM terdiri dari infundibulum etmoid yang terdapat dibelakang prosesus unsinatus, sel agger nasi, resesus frontalis, bula etmoid, dan sel-sel etmoid anterior dengan ostiumnya dan ostium sinus maksilaris

Kompleks OstiomeatalTempat drainase bagi kelompok sinus anterior dan berperan penting bagi transport mukus dan debris serta mempertahankan tekanan oksigen yang cukup untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Obstruksi ostium sinus pada KOM Rhinosinusitis kronik

Patofisiologi Rhinosinusitis Kronik

Faktor Predisposisi Rinosinusitis Kronik

Sel dan mediator inflamasi pada rinosinusitis kronik tanpa polip1. LimfositSel T terutama CD4+ sel T helper, berperan pada proses inisiasi dan regulasi inflamasi

2. NeutrofilPeningkatan neutrofil terjadi melalui pengaktifan IL-8 pada proses inflamasi rinosinusitis kronik.

3. Makrofag4. SitokinRinosinusitis tanpa polip nasi mempunyai karakteristik yaitu polarisasi TH1 dengan level IFN- dan TGF- yang tinggiSedangkan pada rinosinusitis kronik dengan polip nasi menunjukkan polarisasi TH2 dengan level IL-5 dan IgE yang meningkat.

Patofisiologi Rhinosinusitis Kronik tanpa polip nasal

DIAGNOSISGejala lebih dari 12 minggu Terdapat gejala berupa hidung tersumbat/ obstruksi/ kongesti atau pilek (sekret hidung anterior/ posterior) disertai : nyeri wajah/ rasa tertekan di wajah penurunan/ hilangnya penghidu anamnesis tentang gejala alergi, ingus seperti air, hidung gatal, mata gatal dan berair, jika positif ada, seharusnya dilakukan pemeriksaan alergi.Pemeriksaan :Rhinoskopi anteriorPemeriksaan Penunjangendoskopi nasal tidak terlihat adanya polip di meatus mediussitologi dan bakteriologi nasal, pencitraan (foto polos sinus, transiluminasi, CT-scan dan MRI), pemeriksaan fungsi mukosiliar, penilaian nasal airway, fungsi penciuman dan pemeriksaan laboratorium

Terapi

Skema penatalaksanaan rinosinusitis kronik pada dewasa untuk pelayanan kesehatan primer (epos, 2012)Komplikasi rhinosinusitis kronisMucoceleOrbita : Selulitis orbita, abses orbitaIntrakranial : Meningitis, abses subdural, abses otak