Revolusi Industri

11
Sejarah Eropa Nama : Devan Firmansyah Jurusan : Sejarah dan Sosiologi Kelas : 2013 (A) NPM : 2131000430391 Dosen Pembimbing : Rizki Agung, S.Pd, M.Hum --- REVOLUSI INDUSTRI --- Thursday, May 19, 2011 Oleh : L.A van Mhanoorunk A. PENGERTIAN REVOLUSI INDUSTRI Pengertian revolusi industri mengacu pada dua hal. Pertama, adalah perubahan cepat dalam teknologi pembuatan barang-barang. Kedua, adalah perubahan dalam kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat dunia. Pada pengertian pertama dapat dikatakan bahwa revolusi industry telah merubah proses dan cara kerja manusia dalam menghasilkan suatu barang. Sebelumnya pembuatan barang-barang dilakukan secara manual dengan hanya menggunakan tangan dan kaki manusia, sedangkan pasca revolusi industry pembuatan barang-barang menggunakan bantuan alat-alat mekanik dan otomatis. Pembuatan barang-barang yang pada awalnya hanya mengandalkan kecepatan tangan dan kaki mengalami perubahan pasca revolusi industri. Tenaga manusiahanya sedikit diperlukan karena proses pengerjaan lebih banyak dilakukan oleh alat-alat yang bekerja secara otomatis dan digerakkan oleh tenaga mesin. Hasilnya pun akan sangat berbeda. Secara manual hanya dihasilkan barang dalam jumlah sedikit dan lama, sedangkan dengan bantuan mesin, barangbarang yang dihasilkan pun akan lebih banyak dan prosesnya cepat. Pengertian kedua yaitu perubahan dalam bidang sosial dan ekonomi berkaitan dengan terjadinya perubahan yang besar dan cepat dari pola ekonomi agraris menjadi pola ekonomi industri. Pada masa sebelum berkembangnya revolusi industri, mata pencaharian yang umumnya berkembang di masyarakat adalah pertanian. Tentu saja hal ini akan menghasilkan budaya masyarakat pertanian. Pasca revolusi industri, mata pencaharian masyarakat semakin beragam dan lebih banyak berada pada sektor industri. Kegiatan produksi 1 Revolusi Industri

description

Revolusi

Transcript of Revolusi Industri

Page 1: Revolusi Industri

Sejarah Eropa 

Nama : Devan Firmansyah

Jurusan : Sejarah dan Sosiologi

Kelas : 2013 (A)

NPM : 2131000430391

Dosen Pembimbing : Rizki Agung, S.Pd, M.Hum

--- REVOLUSI INDUSTRI ---

Thursday, May 19, 2011 Oleh : L.A van Mhanoorunk

A. PENGERTIAN REVOLUSI INDUSTRI

Pengertian revolusi industri mengacu pada dua hal. Pertama, adalah perubahan cepat

dalam teknologi pembuatan barang-barang. Kedua, adalah perubahan dalam kehidupan sosial

dan ekonomi masyarakat dunia. Pada pengertian pertama dapat dikatakan bahwa revolusi

industry telah merubah proses dan cara kerja manusia dalam menghasilkan suatu barang.

Sebelumnya pembuatan barang-barang dilakukan secara manual dengan hanya menggunakan

tangan dan kaki manusia, sedangkan pasca revolusi industry pembuatan barang-barang

menggunakan bantuan alat-alat mekanik dan otomatis. Pembuatan barang-barang yang pada

awalnya hanya mengandalkan kecepatan tangan dan kaki mengalami perubahan pasca revolusi

industri. Tenaga manusiahanya sedikit diperlukan karena proses pengerjaan lebih banyak

dilakukan oleh alat-alat yang bekerja secara otomatis dan digerakkan oleh tenaga mesin.

Hasilnya pun akan sangat berbeda. Secara manual hanya dihasilkan barang dalam jumlah sedikit

dan lama, sedangkan dengan bantuan mesin, barangbarang yang dihasilkan pun akan lebih

banyak dan prosesnya cepat. Pengertian kedua yaitu perubahan dalam bidang sosial dan ekonomi

berkaitan dengan terjadinya perubahan yang besar dan cepat dari pola ekonomi agraris menjadi

pola ekonomi industri. Pada masa sebelum berkembangnya revolusi industri, mata pencaharian

yang umumnya berkembang di masyarakat adalah pertanian. Tentu saja hal ini akan

menghasilkan budaya masyarakat pertanian. Pasca revolusi industri, mata pencaharian

masyarakat semakin beragam dan lebih banyak berada pada sektor industri. Kegiatan produksi

1 Revolusi Industri 

Page 2: Revolusi Industri

Sejarah Eropa 

yang dilakukan pada masa sebelum dikenalnya revolusi industri lebih bersifat industri rumahan.

Di Eropa dikenal dengan istilah gilda yang merujuk pada suatu bengkel kerja atau tempat usaha

pembuatan barang-barang. Umumnya barang-barang yang dibuat di gilda tersebut adalah alat-

alat pertanian dan rumah tangga. Setiap gilda hanya membuat satu jenis barang saja, sehingga

dikenal berbagai macam gilda, misalnya gilda tas, gilda sepatu, gilda kursi, dan sebagainya.

Gilda baru akan bekerja bila ada pemesanan dari masyarakat. Biasanya pemesannya adalah

kelompok masyarakat kelas atas, sebab harga-hargabarang yang dijual gilda sangat mahal

sehingga tidak terjangkau oleh masyarakat banyak.

Istilah revolusi industri diperkenalkan untuk pertama kalinya oleh Friedrich Engels dan

Louis-Auguste Blanqui pada pertengahan abad ke-19. Tidak jelas penanggalan secara pasti

tentang kapan dimulainya revolusi industri. Tetapi T.S. Ashton mencatat permulaan revolusi

industri terjadi kira-kira antara tahun 1760-1830. Revolusi ini kemudian terus berkembang dan

mengalami puncaknya pada pertengahan abad ke-19 , sekitar tahun 1850, ketika kemajuan

teknologi dan ekonomi mendapatkan momentum dengan perkembangan mesin tenaga-uap, rel,

dan kemudian di akhir abad tersebut berkembang mesin kombusi dalam serta mesin pembangkit

tenaga listrik.

B. INGGRIS SEBAGAI NEGARA PELOPOR REVOLUSI INDUSTRI

Revolusi industri tidak terjadi secara tibatiba dan kebetulan, melainkan melalui suatu

proses yang cukup panjang yang akhirnya mengantarkan pada terjadinya revolusi industri. Awal

terjadinya revolusi industri ini adalah di Inggris. Mengapa di Inggris? Untuk menjawab hal

tersebut mari kita perhatikan dengan seksama uraian berikut ini. Inggris memiliki kondisi-

kondisi yang memungkinkan untuk terjadinya revolusi Industri. Kondisi-kondisi tersebut di

antaranya sebagai berikut.

1. Revolusi agraria yang telah dijalankan sejak abad ke-16

Revolusi agraria merupakan suatu pondasi yang sangat penting dibangun dalam

menunjang berlangsungnya revolusi industri. Hal ini sudah dijalankan oleh Inggris sejak abad

ke-16. Sebab pada saat itu telah dilakukan perubahan yang cepat dalam sistem penataan tanah

pertanian. Dikembangkan system pemagaran tanah (enclosured), yaitu berupa penertiban

kepemilikan tanahtanah pertanian di bawah penguasaan pemilik tanah yang berasal dari

2 Revolusi Industri 

Page 3: Revolusi Industri

Sejarah Eropa 

golongan aristokrasi (bangsawan). Hal ini kemudian diikuti dengan pengembangan metode baru

dalam sistem pertanian yang mengarah pada intensifikasi. Teknologi dalam pertanian

dikembangkan dengan cara memperbaiki sistem irigasi dan peningkatan mutu hasil pertanian

melalui proses pemupukan. Dengan demikian, hasil produksi semakin meningkat, baik secara

kualitas maupun kantitas.

Revolusi agraria ini pada akhirnya mendorong munculnya pengusaha pengusaha di

bidang pertanian. Tanah-tanah yang dimiliki oleh golongan aristocrat umumnya diolah dengan

cara disewakan. Para petani penyewa tanah ini memiliki sifat bekerja keras dan inovator di

bidang teknologi pertanian, sehingga mampu mengembangkan pertanian lebih baik lagi melalui

proses intensifikasi. Pada perkembangan berikutnya, golongan petani ini berubah statusnya

menjadi pengusaha pertanian yang mampu membuka kesempatan kerja bagi golongan petani

lainnya yang umumnya tidak lagi memiliki tanah garapan. Pengusaha pertanian inilah yang

akhirnya menjadi pelopor sistem ekonomi pasar yang memiliki orientasi untuk mendapatkan

keuntungan dengan cara meningkatkan produksi dengan menggunakan tenaga kerja buruh tani.

2. Perkembangan ilmu pengetahuan dan inovasi teknologi

Sejak abad ke-16, di Eropa telah terjadi revolusi keilmuan yang muncul sebagai pengaruh

dari terjadinya abad pencerahan (aufklarung). Pada masa ini muncul para pemikir dan ilmuwan

yang telah melahirkan pemikiran dan temuan-temuan baru yang sangat berguna bagi peningkatan

kehidupan manusia.

Hasil pemikiran para ilmuwan tersebut telah membuka cakrawala baru untuk berpikir

secara kritis dan ilmiah yang sebelumnya dibatasi oleh dogma-dogma yang sebelumnya bersifat

mistis dan menyesatkan. Para ilmuwan tersebut di antaranya Galileo Galilei, Francis Bacon,

Rene Descartes, Nicolai Copernicus, Johannes Keppler, Sir Isaac Newton, dan sebagainya.

Silahkan kamu cari hasil-hasil pemikiran para ilmuwan di atas. Pencerahan dalam bidang ilmu

pengetahuan tersebut mendorong lahirnya para pemikir-pemikir baru yang berusaha

mengembangkan teknologi untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Di Inggris kondisi ini

sangat memungkinkan dengan terbentuknya lembaga riset seperti The Royal for Improving

Natural Knowledge serta The Royal Society of England. Lembaga riset ini merupakan wadah

bagi para ilmuwan dan peneliti untuk dapat menghasilkan penemuanpenemuan baru yang akan

digunakan untuk meningkatkan taraf hidup manusia. Melalui lembaga riset tersebut, pada

3 Revolusi Industri 

Page 4: Revolusi Industri

Sejarah Eropa 

akhirnya di Inggris dapat dihasilkan alat-alat teknologi baru yang menunjang perindustrian.

Mesin pintal yang ditemukan oleh James Hargreaves pada tahun 1795 serta model mesin pintal

lain yang ditemukan oleh Richard Arkwright pada tahun 1769 mampu meningkatkan produksi

tekstil lebih banyak bila dibandingkan dengan penggunaan teknologi secara manual. Apalagi

setelah teknologi mesin pintal tersebut semakin mendapat penyempurnaan oleh Edmund

Cartwright (1785) dan Samuel Crompton (1790) menjadikan mesin pintal yang sepenuhnya

digerakkan oleh tenaga mesin itu dapat menghasilkan produk tekstil lebih banyak lagi.

Penemuan paling revolusioner pada saat itu adalah mesin uap yang dikembangkan oleh James

Watt pada tahun 1796. Penemuan mesin uap ini pada akhirnya mendorong peningkatan hasil

industri lebih banyak lagi dan mendorong pengembangan temuan-temuan lainnya untuk

menunjang industri. Hasil penemuan Watt ini kemudian digunakan oleh sebagian besar industri

baru di bidang tekstil, pengolahan gula serta pengolahan gandum. Mesin uap hasil penemuan

James Watt Pengembangan mesin uap memiliki peran sangat besar bagi dimulainya revolusi

industri di Britania Raya.

Revolusi industri di Inggris mengalami percepatan pada awal abad ke-19 setelah

ditemukannya teknologi baru dalam bidang transportasi darat. Penemuan tersebut berupa

lokomotif yang dihasilkan oleh seorang penemu yang bernama George Stephenson pada tahun

1825. Segera penemuan ini diwujudkan dengan membangun jaringan kereta api pertama yang

menghubungkan antara Kota Liverpool dan Manchester pada tahun 1830. Penemuan ini sangat

berarti bagi peningkatan industri Inggris, terutama percepatan pendistribusian barang-barang

hasil industri. Sebelum ditemukannya lokomotif, terdapat kesulitan dalam memasarkan hasil

industri karena tidak tersedianya angkutan yang cukup memadai, sehingga proses pendistribusian

menjadi lambat. Dengan ditemukannya lokomotif, kemudian dapat dibangun jaringan

transportasi darat berupa jalur kereta api, sehingga lebih mempercepat proses pemasaran hasil

industri. Adapun yang menarik adalah bahwa terdapat suatu kerja sama yang cukup baik antara

para pengusaha dan para penemu (inovator), sehingga memperlancar dan mempercepat proses

revolusi industri. Hasil-hasil penemuan dimanfaatkan oleh para pengusaha untuk membangun

industri dengan menggunakan mesin-mesin hasil penemuan tersebut sebagai alat produksi yang

sangat penting dalam sistem industri tersebut. Bahkan ada beberapa dari penemu tersebut yang

kemudian berkembang menjadi pengusaha di mana setelah dia berhasil menciptakan suatu mesin

maka kemudian dia mendirikan suatu industri dengan memanfaatkan mesin hasil temuannya

4 Revolusi Industri 

Page 5: Revolusi Industri

Sejarah Eropa 

tersebut. Golongan pengusaha inilah yang pada perkembangan berikutnya berkembang menjadi

kaum kapitalis.

3. Struktur masyarakat terbuka yang berorientasi pada perdagangan

Struktur masyarakat Inggris pada saat itu menciptakan suatu kondisi yang mendukung

bagi berlangsungnya revolusi industri. Golongan aristrokrasi memiliki pandangan yang lebih

maju dan terbuka, sehingga memungkinkan mereka lebih berorientasi pada perdagangan.

Sementara itu, komposisi masyarakat golongan menengah di Inggris lebih banyak bila

dibandingkan dengan negara Eropa lainnya. Hal ini menciptakan suatu kondisi masyarakat yang

lebih terbuka dan siap dalam menerima perubahan-perubahan.

4. Stabilitas politik yang mantap

Dibandingkan dengan negara-negara Eropa lainnya, Inggris memiliki kestabilan politik

yang lebih mantap. Di negara-negara Eropa lainnya pada waktu yang sama terjadi pergolakan

politik dengan terjadinya revolusi yang menumbangkan kekuasaan pemerintah lama. Kondisi

demikian, tidak terjadi di Inggris. Pemerintahan monarki mampu menyesuaikan diri dengan

tuntutantuntutan perubahan masyarakat dengan cara membangun suatu pemerintahan monarki

parlementer. Hal ini dapat membendung gejolak perubahan dalam masyarakat, sehingga Inggris

mampu untuk menciptakan kondisi politik dalam negeri yang cukup stabil. Kondisi inilah yang

akan sangat menunjang bagi berlangsungnya revolusi industri.

5. Kekayaan sumber alam yang dimiliki oleh Inggris

Inggris memiliki sumber daya alam yang sangat dibutuhkan oleh proses industri. Bahan

tambang seperti batu bara serta bijih besi sangat diperlukan dalam proses industri pada saat itu.

Bahan-bahan tambang tersebut dimilikioleh Inggris. Dengan demikian, dapat memudahkan

berlangsungnya revolusi industri.

6. Berkembangnya paham ekonomi liberal

Berkembangnya paham liberal sejak abad pencerahan memberikan dampak bagi

berkembangnya paham ekonomi liberal. Salah seorang pengembang paham ini adalah Adam

Smith (1723-1790) yang mengembangkan pemikiran tentang perlunya dibangun konsep laissez-

5 Revolusi Industri 

Page 6: Revolusi Industri

Sejarah Eropa 

faire di dalam sistem perekonomian. Konsep ini menginginkan tidak adanya campur tangan yang

besar dari pemerintah, ekonomi dengan sendirinya akan dibangun oleh pasar bebas. Paham ini

mendorong bagi lahirnya para pengusaha-pengusaha yang menginginkan adanya kebebasan

di bidang ekonomi.

7. Luasnya tanah jajahan yang dimiliki Inggris

Kondisi pendukung bagi kelancaran industrialisasi adalah tersedianya bahan baku

industri serta tersedianya daerah yang akan menampung atau menggunakan hasil-hasil industri

tersebut. Faktor-faktor ini dimiliki oleh Inggris karena Inggris memiliki banyak tanah jajahan.

Tanah jajahan tersebut dijadikan oleh Inggris sebagai daerah yang akan menyediakan bahan baku

industri dan juga dijadikan daerah pemasaran hasil industri. Selain itu, Inggris juga memiliki

koloni-koloni di benua Amerika dan Australia. Koloni-koloni tersebut masih berhubungan erat

dengan Inggris, termasuk dalam hal perdagangan. Selama ini Inggris telah melakukan kegiatan

ekspor-impor yang cukup besar dengan koloni-koloninya tersebut. Para koloni masih banyak

yang menggantungkan pada barang-barang hasil industri Inggris. Kondisi ini menjadi pemicu

dan pendukung bagi berlangsungnya revolusi industri. Untuk memenuhi permintaan para koloni

maka Inggris perlu menghasilkan barang lebih cepat dan lebih banyak. Dengan demikian,

revolusi industri dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Oleh karena itu, Inggris dapat

menjalankan revolusi industri dengan dukungan tersedianya bahan baku industri serta daerah

pemasaran yang diberikan oleh tanah jajahan serta koloni-koloni yang

dimiliki oleh Inggris.

C. DAMPAK BERKEMBANGNYA REVOLUSI INDUSTRI

Revolusi industri yang dimulai di Inggris kemudian menyebar ke hampir seluruh Negara

Eropa lainnya dan juga sampai ke Amerika Utara. Revolusi industri ini pada akhirnya

mempengaruhi lahirnya perubahan-perubahan yang cepat dalam berbagai bidang kehidupan

masyarakat. Perubahan-perubahan tersebut pada akhirnya menimbulkan dampak-dampak sebagai

berikut.

6 Revolusi Industri 

Page 7: Revolusi Industri

Sejarah Eropa 

1. Perubahan sistem perekonomian

Berlangsungnya revolusi industri, memicu pula terjadinya revolusi dalam sistem

perekonomian. Sebelum terjadinya revolusi industri, sebagian besar negara lebih banyak

menggantungkan perekonomian pada sektor pertanian. Perdagangan yang dilakukan masih

sangat terbatas dan dalam skala yang masih kecil. Industri-industri yang berkembang di negara-

negara Eropa umumnya masih bersifat industri rumahan yang hanya menghasilkan barang dalam

jumlah terbatas dan waktu penyelesaian yang cukup lama. Daerah pemasaran pun masih terbatas

dan barang yang dihasilkan hanya didasarkan pada pemesanan saja. Kondisi tersebut berubah

dengan cepat setelah terjadinya revolusi industri.

Meskipun modal yang harus disediakan cukup besar untuk penggunaan mesinmesin baru

dan pabrik-pabrik bila dibandingkan dengan alat-alat sederhana dari masa sebelumnya, akan

tetapi produksi barang secara besar-besaran akan memberikan kemungkinan untuk mengurangi

biaya yang dikeluarkan dan bahkan mampu meningkatkan keuntungan. Berkembanglah industri-

industri yang pada akhirnya menarik minat sebagian besar penduduk untuk beralih profesi

menjadi buruh pabrik. Perpindahan profesi tersebut terutama dilakukan oleh para petani

penggarap yang tidak memiliki tanah. Perubahan profesi ini, mereka lakukan dengan harapan

untuk dapat meningkatkan derajat kehidupan mereka.

Sejalan dengan revolusi industri, organisasi-organisasi perdagangan yang telah terbentuk

sebelumnya seperti EIC, VOC, dan sebagainya mengalami perkembangan. Pada awalnya

perusahaan-perusahaan dagang tersebut merupakan persero dengan tanggung jawab tidak

terbatas. Revolusi industri memberikan pengaruh terbentuknya perusahaan-perusahaan dagang

tersebut menjadi perusahaan dengan modal bersama yang tentu saja dengan tanggung jawab

terbatas. Pada perkembangan selanjutnya, perusahaan-perusahaan ini akan melahirkan model

Trust dan monopoli perusahaan besar. Perusahaan-perusahaan semacam inilah yang pada

akhirnya dapat membangun usaha raksasa yang menjangkau daerah yang sangat luas di dunia,

sehingga membentuk jaringan seperti sistem gurita.

Pasca revolusi industri menyebabkan Inggris muncul menjadi negara industry terkuat di

dunia. Hal ini kemudian diikuti oleh negara-negara lainnya sehingga lahir apa yang disebut

dengan empat besar sebagai negara yang terkuat di dunia dalam bidang ekonomi dan industri,

bahkan di dunia politik. Negaranegara tersebut adalah Inggris, Perancis, Jerman, dan Amerika

Serikat. Munculnya kekuatan semacam ini seakan-akan membentuk pola ekonomi yang

7 Revolusi Industri 

Page 8: Revolusi Industri

Sejarah Eropa 

memperlihatkan hubungan pembagian kerja antara negara-negara industri kuat dengan negara di

bawahnya. Negara-negara industri tersebut menjadi daerah penghasil utama barang-barang hasil

industri, sedangkan negara lainnya menjadi daerah pemasaran barang-barang hasil industri

tersebut. Oleh karena itu, terjadi kesenjangan perekonomian, sebab nilai perekonomian lebih

banyak dikuasai oleh negara-negara industri tersebut. Hal ini dapat terlihat dari table berikut:

2. Perubahan sistem sosial kemasyarakatan

Pada fase awal terjadinya revolusi industri timbul gejolak-gejolak dalam kehidupan

masyarakat. Dibukanya industri-industri menimbulkan minat dari masyarakat untuk mengalihkan

mata pencahariannya dari bidang pertanian menjadi pekerja industri. Kondisi ini memicu arus

urbanisasi yang cukup tinggi di Inggris, sehingga rakyat dari pedesaan berbondong-bondong

pindah ke perkotaan untuk menjadi pekerja di sektor-sektor industri yang berada di perkotaan.

Tidak semua para urban tersebut berhasil ditampung di industri-industri. Banyak di antara

mereka yang akhirnya menjadi pengangguran di perkotaan, sebab mereka tidak mau kembali ke

desa asalnya dan tetap bertahan di kota dengan harapan suatu saat akan mendapatkan pekerjaan

di sektor-sektor industri tersebut. Banyaknya para pengangguran di perkotaan memicu tingginya

angka kriminalitas. Hal ini disebabkan mereka tetap memerlukan biaya untuk menunjang

kebutuhan hidupnya, sementara kondisi mereka tidak memiliki penghasilan karena tidak punya

pekerjaan. Pada akhirnya mereka tidak segan-segan untuk berbuat kriminal dengan cara mencuri,

menodong, dan merampas untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sementara itu, bagi mereka yang

sudah mendapatkan pekerjaan di sektorsektor industri, kehidupannya tidak menjadi lebih baik.

Kaum kapitalis seringkali menekan para pekerjanya dengan beban kerja yang tinggi demi

tercapainya hasil produksi yang tinggi yang akan mendatangkan keuntungan yang lebih banyak.

Hal ini tidak diimbangi dengan pemenuhan hak-hak pekerja yang memadai, upah yang sangat

rendah, serta tidak diberikannya jaminan kesehatan, perumahan, pendidikan dan kesejahteraan

keluarga para buruh. Pada akhirnya, hal ini akan mendorong terciptanya perkampungan-

perkampungan kumuh di perkotaan yang disebabkan ketidakmampuan para buruh untuk

membangun rumah tinggal yang lebih layak.

Kondisi seperti ini juga memicu hadirnya pekerja dari komunitas wanita dan anak-anak.

Upah minim yang diterima oleh para buruh menyebabkan mereka harus mencari penghasilan

tambahan guna menutupi biaya hidup. Oleh karena itu, wanita dan anak-anak yang di bawah

8 Revolusi Industri 

Page 9: Revolusi Industri

Sejarah Eropa 

umur pun turut terjun dalam dunia industri tersebut. Hal ini menimbulkan permasalahan-

permasalahan manakala tidak dipenuhinya hak-hak mereka, terutama hak-hak dalam kondisi-

kondisi khusus seperti hak bagi wanita hamil ataupun pembedaan waktu kerja bagi pekerja anak-

anak.

3. Lahirnya paham-paham baru

Berkembangnya revolusi industri mendorong lahirnya paham-paham baru, yaitu sebagai

berikut:

a. Kapitalisme

Kapitalisme adalah paham yang berpendapat bahwa untuk meningkatkan perekonomian,

perlu dibangun sektor-sektor industri yang ditunjang dengan modal yang besar. Penguasaan

sektor industri tersebut perlu juga didukung dengan ketersediaan sumber bahan baku dan daerah

pemasaran yang luas. Aliran ini berkembang setelah terjadinya revolusi industri dan mencapai

puncaknya pada abad ke-19. Para kapitalis ini pada akhirnya mendorong perkembangan ekonomi

nasional, sehingga dengan cepat Eropa mencapai taraf perekonomian yang sangat tinggi bila

dibandingkan dengan negara-negara lainnya di dunia. Ketika bangsabangsa lainnya sedang

berada dalam cengkeraman kolonialisme, Eropa pada saat yang sama sedang menikmati

kemakmuran yang dihasilkan oleh industrialisasi.

Selain itu, dalam sistem perekonomian, lahirnya golongan kapitalis ini telah mendorong

semakin berkembangnya aliran ekonomi liberal. Para kapitalis menuntut agar pemerintah tidak

ikut campur tangan terlalu besar dalam kehidupan perekonomian. Perekonomian sepenuhnya

diserahkan pada pasar, sehingga akan menggantungkan pada sistem penawaran dan permintaan.

Dengan demikian, perekonomian akan dikendalikan oleh golongan-golongan kapitalis tersebut.

b. Sosialisme

Lahirnya paham sosialisme disebabkan oleh terjadinya kondisi buruk dalam kehidupan

sosial kemasyarakatan setelah terjadinya revolusi industri. Aliran sosialisme sangat menentang

hadirnya para kapitalis yang dianggap membawa kesengsaraan bagi rakyat. Para penganut

sosialis memimpikan terbangunnya suatu masyarakat tanpa kelas, sehingga semua manusia dapat

menikmati kesejahteraan secara bersama.

Perkembangan sosialisme untuk pertama kalinya lahir di Inggris dengan tokohnya adalah

Robert Owen (1771-1858). Pemikiran-pemikirannya tentang sosialisme dikembangkannya

9 Revolusi Industri 

Page 10: Revolusi Industri

Sejarah Eropa 

melalui bukunya yang berjudul A View of Society, an Essay on the Formation of Human

Character. Tokoh sosialisme lainnya adalah Saint Simon (1760-1825) yang mengemukakan

pentingnya peranan kelas pekerja dalam membentuk masyarakat industri. Paham sosialisme yang

bisa diterima oleh kaum kapitalis adalah paham sosalisme yang dikembangkan oleh Pierre

Joseph Proudhon (1809-1865). Pandangannya tentang sosialisme yang tertuang dalam karyanya

yang berjudul Philosophi de la Misere mengungkapkan pentingnya pembagian hak milik antara

individu secara sukarela dan merata tanpa adanya pemaksaan dari pihak manapun termasuk

negara.

Sementara paham sosialisme radikal dikembangkan oleh Karl Marx (1818-1883) dan

Friedrich Engels. Das Kapital yang merupakan karya dari Marx mendengungkan perlunya

perjuangan untuk mewujudkan masyarakat tanpa kelas. Sementara itu, Engels sering

mendengungkan semboyan kaum proletar sedunia, bersatulah. Pada akhirnya pemikiran dari

tokoh-tokoh sosialisme radikal ini mendorong timbulnya gejolak-gejolak penentangan perluasan

kaum kapitalis dan menginginkan terwujudnya masyarakat tanpa kelas. Bahkan gerakan-gerakan

ini pada akhirnya diarahkan untuk mewujudkan suatu Negara yang masyarakatnya tanpa kelas

seperti yang terjadi pada revolusi Oktober Rusia 1917. Sosialisme radikal pada akhirnya lebih

cenderung bersifat komunis. Silahkan kamu cari lebih lanjut perbedaan antara sosialisme dengan

komunisme.

4. Timbulnya imperialisme modern

Pada awalnya imperialisme dan kolonialisme dikembangkan dengan semangat

penaklukan dan kejayaan, bahkan semangat untuk menyebarkan agama Nasrani. Pasca revolusi

industri, paradigma imperialisme berubah menjadi lebih bermotifkan ekonomi yang bertumpu

pada industrialisasi. Daerah-daerah jajahan diperlukan sebagai tempat bagi tersedianya sumber

bahan baku yang diperlukan oleh industri. Setelah itu daerah jajahan dijadikan pula sebagai

tempat memasarkan hasil-hasil industrinya.

Pada perkembangan selanjutnya, imperialisme modern melirik tanah jajahan sebagai

tempat penanaman modal (investasi). Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk lebih

memberdayakan tanah jajahan, sehingga negara imperialis dapat meningkatkan pendapatan dari

bidang industrialisasi yang berkembang di tanah jajahan. Pasca terjadinya revolusi industri,

terjadi ledakan penduduk yang cukup hebat di Eropa. Ledakan penduduk tersebut menyebabkan

semakin sesaknya daerah-daerah perkotaan di Eropa. Hal ini pada akhirnya mendorong

10 Revolusi Industri 

Page 11: Revolusi Industri

Sejarah Eropa 

11 Revolusi Industri 

negaranegara Eropa untuk memindahkan kelebihan penduduk tersebut ke tanah jajahan. Antara

tahun 1815-1914 terjadi arus migrasi sekitar 60 juta penduduk Eropa ke berbagai negara-negara

jajahan di dunia.

 

Sumber : http://industrirev.blogspot.com/