Revolusi Belajar pada Anak

17

Click here to load reader

description

Sebelum Anda "Download" Silahkan "Follow" atau Beri "Like" terlebih dahulu. Thx. Bagi yang membutuhkan INHOUSE TRAINING, Silahkan Hubungi : 0878-7063-5053 (Fast Response). TARIF PELATIHAN SANGAT MURAH !!! Bagi perusahaan yang membutuhkan Jasa Konsultan Pelatihan dan Konsultan SDM Hubungi Kami : HARD-Hi SMART CONSULTING (Fast Response : 0878-7063-5053)

Transcript of Revolusi Belajar pada Anak

Page 1: Revolusi Belajar pada Anak

1

RRREEEVVVOOOLLLUUUSSSIII BBBEEELLLAAAJJJAAARRR PPPAAADDDAAA AAANNNAAAKKK

Bagi Orang Tua mempunyai anak adalah sesuatu yang

sangat membahagiakan, apalagi bila anak tersebut sudah

sekian lama didambakan oleh para orang tua yang pada

kenyataannya sulit memperoleh keturunan dikarenakan

sesuatu hal. Anak merupakan buah kasih sayang dan cinta

dalam hidup berumah tangga. Keluarga yang sejahtera

secara materi namun belum dikaruniai seorang anak kiranya

tak berarti apa-apa bila dibandingkan dengan keluarga

sederhana namun dikaruniai anak-anak yang lucu, manja

Page 2: Revolusi Belajar pada Anak

2

dan pintar. Dalam suatu keluarga mempunyai anak

merupakan hiburan tersendiri yang tidak bisa digantikan

dengan jenis hiburan manapun di dunia ini. Melihat anak kita

yang sedang bermain, bercanda dan tertawa di dalam rumah

kita menjadikan obat mujarab bagi orang tua yang sudah

seharian sibuk bekerja di luar rumah mencari rizki untuk

anak dan isteri tercinta.

Namun disisi lain dari kebahagian memperoleh seorang anak

sebagai titipan dari Tuhan, kita selaku orang tua mempunyai

kewajiban untuk dapat menumbuh-kembangkan anak secara

maksimal, baik segi fisik, mental maupun intelektualnya,

karena hal itu merupakan hak bagi seorang anak yang telah

dilahirkan ke dunia ini.

Anak-anak dilahirkan dalam keadaan lemah panca

inderanya, oleh karena itu tugas orang tuanyalah untuk

menguatkan pertumbuhan fisik anak dan juga merangsang

pertumbuhan anak agar tumbuh-kembang anak berlangsung

seimbang dan sempurna.

“SETIAP ANAK ITU DILAHIRKAN SEBAGAI JENIUS, DAN ORANG TUA MENGHABISKAN 6 TAHUN PERTAMA

Page 3: Revolusi Belajar pada Anak

3

MASA HIDUPNYA UNTUK MEMBUAT MEREKA TIDAK / BUKAN JENIUS.” (Buckminster Fuller)

Kebanyakan para orang tua lebih memperhatikan

pertumbuhan anak-anak mereka dengan memberikan

makanan-makanan yang berlebihan, pakaian-pakaian yang

bagus dan mainan-mainan yang kurang bermanfaat, tetapi

kurang memperhatikan kebutuhan mendasar yang sangat

vital bagi perkembangan anak.

Dikarenakan tidak ada sekolah untuk menjadi orang tua,

maka banyak orang tua yang tidak tahu cara memperhatikan

perkembangan anak-anaknya. Sedangkan pada dasarnya

Orang Tua adalah Guru Yang Paling Utama, dan Rumah

adalah Sekolah Yang Paling Baik bagi anak.

Ada beberapa hal yang Sangat Perlu diketahui oleh Para Orang Tua, yakni :

PPeerraannaann OOrraanngg TTuuaa TThhdd TTuummbbuuhh KKeemmbbaanngg AAnnaakk..

BBaaggaaiimmaannaa PPootteennssii IInntteelleekkttuuaalliittaass SSeeoorraanngg AAnnaakk..

CCaarraa MMeennggooppttiimmaallkkaann PPootteennssii IInntteelleekkttuuaall AAnnaakk..

Page 4: Revolusi Belajar pada Anak

4

PPEERRAANNAANN OORRAANNGG TTUUAA TTEERRHHAADDAAPP

TTUUMMBBUUHH KKEEMMBBAANNGGNNYYAA AANNAAKK

Berdasarkan Suatu Hasil Penelitian yang dilakukan oleh

Departemen Pendidikan & Kebudayaan (Depdikbud) yang

telah dipublikasikan pada Bulan Mei 1994 lalu, diketahui

bahwa Para Orang Tua di Negara Indonesia ini dapat

diklasifikasikan kedalam sebagai berikut :

85% = Para Orang Tua tidak mampu mengawasi anak.

68,1% = Orang Tua bersikap tidak tegas terhadap anak.

56% = Orang Tua tak mampu bimbing secara akademik.

58% = Orang Tua selalu membela anak yang salah.

Melihat hasil dari penelitian tersebut, nampak sekali bahwa

para orang tua di Indonesia belum menjalankan tugasnya

selaku orang tua dengan baik.

Perhatian, ajara-ajaran dan kebiasaan-kebiasaan yang

diberikan orang tua mereka di rumah merupakan program

pra-sekolah yang terbaik di dunia dengan memberikan

kesempatan bagi orang tua untuk menjadi guru yang utama

bagi anak-anak mereka, tanpa memperdulikan Betapa

Rendahnya Pendidikan Orang Tua itu !

Page 5: Revolusi Belajar pada Anak

5

BBAAGGAAIIMMAANNAA PPOOTTEENNSSII IINNTTEELLEEKKTTUUAALLIITTAASS

DDII DDAALLAAMM DDIIRRII SSEEOORRAANNGG AANNAAKK

Berdasarkan Penelitian panjang yang dilakukan oleh

Benyamin S. Bloom, salah seorang Profesor Bidang

Pendidikan dari University of Chicago, mengenai potensi

intelektual anak, yangmana sebenarnya telah pernah

disebar-luaskan pada tahun 1964, Beliau menemukan

bahwa :

“Perkembangan Intelektual anak telah dimulai pada saat

pembuahan, dan sampai usia anak mencapai 4 tahun

perkembangan intelektual Otak mencapai 50%; sampai

usia 8 tahun mencapai 80%; dan pada usia 18 tahun

akan mencapai 100%”

Beberapa pakar juga mengadakan penelitian terhadap

kemampuan intelektual anak, diantaranya adalah Dr. Glenn

Doman, dimana hasil-hasil penelitiannya telah dipublikasikan

dalam Seri Bukunya “The Gentle Revolution”, diantaranya

mengenai :

“How To Teach Your Baby Read”

“How To Teach Your Baby Math”

“How To Multiply Your Baby’s Intelligence”

Page 6: Revolusi Belajar pada Anak

6

*DR. GLENN DOMAN mulai dengan meneliti anak-anak

yang lahir dengan cacat mental, artinya bayi yang lahir

dengan IQ di bawah 70. Ia menyediakan waktu setiap hari

untuk bermain, bicara, bercerita dan menunjukkan berbagai

macam gambar dan informasi kepada mereka dengan sabar

dan tekun. Kemudian ketika anak-anak tersebut telah

berusia 2 atau 3 tahun, maka mereka telah mampu berpikir

dan berbuat seperti layaknya anak-anak yang dilahirkan

normal. Dengan hasil penelitian tersebut kemudian Glenn

Doman sampai pada suatu kesimpulan bahwa : “Jika

semua rangsangan dan stimulasi tersebut diberikan

kepada anak-anak yang lahir normal, hasilnya tentu akan

Luar Biasa dan dapat menciptakan anak-anak yang

Jenius”.

Maka ia kemudian melakukan proyek tersebut terhadap bayi-

bayi yang lahir normal atau dengan IQ di atas 80. Ia

menemukan bahwa pada saat anak-anak tersebut mencapai

usia 4 tahun, IQ anak-anak tersebut telah mencapai antara

120 hingga 150.

*DR. DATIN NOOR LAILY dari Malaysia sangat terkesan

dengan hasil penelitian yang dilakukan Dr. Glenn Doman.

Page 7: Revolusi Belajar pada Anak

7

Kemudian ia berangkat ke Philadelpia untuk melihat dan

mempelajari program-program apa saja yang dilakukan oleh

Dr. Glenn Doman. Setelah itu ia kembali ke Malaysia dengan

tujuan ingin membantu anak-anak untuk dapat tumbuh

menjadi lebih pintar. Kemudian ia melaksanakan niatnya

tersebut di Ulu Klantan suatu dusun di pegunungan dimana

banyak para orang tua yang buta huruf. Ia memanggil Media

Massa untuk meliput berita bahwa ia akan memperlakukan

anak-anak tersebut secara khusus dan membawa mereka ke

Kuala Lumpur. Ia melaksanakan proyeknya dengan

membacakan buku-buku, menunjukkan gambar-gambar,

mengajak bermain dan banyak berdialog dengan anak-anak

seperti yang telah dilakukan oleh Dr. Glenn Doman.

Dua tahun kemudian, ia memanggil Media Massa itu kembali

dan memperlihatkan bahwa bayi-bayi yang diambil dari Ulu

Klantan, kini telah menjadi anak-anak yang mampu

membaca buku dan menjadi anak-anak yang cerdas. Sejak

itu banyak orang tua yang harus antri untuk memasukkan

anak-anak mereka ke lembaga yang dikelola oleh Dr. Datin

Noor Laily tersebut.

Page 8: Revolusi Belajar pada Anak

8

*Ada lagi satu penelitian yang dilakukan terhadap 40 orang

bayi dari ibu-ibu mereka yang idiot. Bayi-bayi tersebut

dipisahkan menjadi 2 kelompok, dimana kelompok pertama

diperlakukan dengan rangsangan-rangsangan dan

pengayaan informasi secara intensif dan konsisten setiap

hari, sedangkan kelompok kedua diperlakukan tanpa

diberikan stimulasi-stimulasi khusus. Maka setelah mereka

mencapai usia 4 tahun, kelompok pertama telah mencapai

IQ di atas 130 sedangkan kelompok kedua hanya mencapai

IQ 80 saja.

BBAAGGAAIIMMAANNAA MMEENNGGOOPPTTIIMMAALLKKAANN

PPOOTTEENNSSII IINNTTEELLEEKKTTUUAALLIITTAASS AANNAAKK

Dari hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh para pakar

pendidikan anak yang telah dikemukakan, maka bagi para

orang tua yang ingin mengoptimalkan kemampuan

intelektualitas anak-anaknya sejak bayi hingga usia 8 tahun,

maka kiat-kiat yang dapat Penulis turunkan di bawah ini

kiranya bisa dijadikan pedoman di dalam menumbuh-

kembangkan anak agar menjadi seorang anak yang

sempurna dan seimbang antara intelektual dan mentalnya

kelak, diantaranya sebagai berikut :

Page 9: Revolusi Belajar pada Anak

9

MMEENNGGAAJJAAKK AANNAAKK BBEERRMMAAIINN

Kita sebagai orang tua harus mau dan banyak mengajak

anak-anak kita bermain. Bermain merupakan aktifitas anak

untuk menumbuhkan dan mengembangkan jiwa seorang

anak.

Bermain yang paling baik adalah dengan melakukan

gerakan-gerakan yang berhubungan dengan Vestibular

System yang ada dalam otak. Vestibular system ini

berhubungan dengan suatu cairan yang ada di belakang

telinga yang sangat mempengaruhi kecerdasan seorang

anak.

Gerakan-gerakan tersebut antara lain :

Berguling-guling.

Berayun-ayun.

Melompat-lompat.

Gerakan baling-baling helikopter.

Page 10: Revolusi Belajar pada Anak

10

Gerakan bak baling-baling helikopter ini sangat dianjurkan

untuk anak di atas 3 tahun asalkan ia sudah bisa berlari,

gerakan ini secara rutin telah digunakan oleh Prof. Lyelle

Palmer untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan

belajar pada anak-anak.

SSeeddaannggkkaann bbeerrmmaaiinn yyaanngg ssaannggaatt ddiiaannjjuurrkkaann uunnttuukk

ddaappaatt mmeemmaakkssiimmaallkkaann ppeerrkkeemmbbaannggaann kkeelliimmaa ppaannccaa

iinnddeerraa,, ddiiaannttaarraannyyaa ::

1. Memberikan warna-warna yang kontras (misalnya

hitam-putih seperti papan catur) di kamar bayi / anak.

Warna catur ini sangat baik untuk merangsang indera

penglihatan terutama pada bayi.

2. Memperdengarkan berbagai macam suara (seperti

suara binatang, kendaraan, orang), berguna untuk

mempertajam indera pendengaran anak.

3. Memberikan macam-macam cicipan (misalnya manis,

asin, pahit, dsb), berguna untuk merangsang indera

perasa/pengecap.

Page 11: Revolusi Belajar pada Anak

11

4. Memperkenalkan wewangian, berguna untuk

merangsang indera penciuman.

5. Memperkenalkan berbagai bentuk benda-benda yang

dapat dipegang (seperti kotak, bola, meja, kursi, dsb)

untuk merangsang indera peraba.

Untuk mempertajam Analytical & Logical Sense (Daya

Analisa dan Logika) anak, sebaiknya dilakukan permainan

yang berhubungan dengan penalaran seperti : bermain

tebak-tebakan yang berupa angka-angka, teka-teki yang

berhubungan dengan logika praktis atau teka-teki yang

menimbulkan kemampuan verbal (kemampuan

mengemukakan pendapat dalam bentuk bahasa).

Sedangkan untuk membangun Creativity (Kreatifitas) anak,

ada baiknya dengan menggunakan Permainan Lego untuk

menyusun bentuk-bentuk (misalnya bentuk bangunan,

kendaraan, hewan, orang, dsb). Permainan seperti ini juga

sekaligus memperkenalkan anak dengan bermacam bentuk

yang terdapat di dunia nyata ini.

Page 12: Revolusi Belajar pada Anak

12

MEMBACAKAN ANAK CERITA

Orang tua dituntut harus mau memperkenalkan buku kepada

anak sejak dini (sejak lahir). Saat yang paling mudah untuk

menanamkan kebiasaan membaca kepada anak adalah

ketika anak-anak masih belum bisa protes, yaitu waktu

masih bayi bahkan sejak masih dalam kandungan.

Jika kita mau membacakan cerita kepada bayi setiap malam

secara rutin, maka acara tersebut akan menjadi sesuatu

Ritual yang dinantikan oleh anak. Membacakan cerita

kepada bayi juga menumbuhkan Curious (Rasa Keingin-

tahuan) pada anak.

Ketika bayi semakin besar, sudah bisa duduk dipangkuan

orang tuanya, bisa meraba buku dan dapat merasakan kasih

sayang ayah/ibu ketika sedang dibacakan buku cerita, saat

itulah anak akan merasa senang dan nyaman, seolah-olah

dengan buku membuatnya aman dan terlindung. Keadaan

seperti ini oleh para ahli disebut sebagai Neuro

Association. Nah, perasaan ini akan terbawa kelak sampai

dewasa sehingga akan menjadi suatu kebiasaan dan

kebutuhan rutin akan bahan-bahan bacaan yang berguna,

Page 13: Revolusi Belajar pada Anak

13

sehingga anak tidak lagi Alergi dan Phobia (Takut) dengan

yang namanya buku karena buku sudah menjadi teman yang

menyenangkan baginya.

Penumbuhan kebiasaan membaca pada anak-anak kita juga

untuk mengimbangi dampak negatif yang ditimbulkan

Televisi yang pada akhir-akhir ini jumlahnya semakin

bertambah dan semakin marak acara-acaranya.

DAMPAK NEGATIF yang dapat ditimbulkan TV

terhadap anak-anak, adalah :

VVIISSUUAALL LLAAZZIINNEESSSS

Biasanya warna-warna yang dipancarkan TV sangat

indah dan menarik untuk dilihat anak dan ketika anak-

anak harus berhadapan dengan buku-buku sekolah yang

tulisannya hitam-putih, kecil-kecil dan tidak ada

gambarnya maka anak tidak akan tertarik untuk

membacanya apalagi untuk mempelajarinya. Akibatnya

anak akan menjadi malas belajar karena tidak suka

membaca buku.

Page 14: Revolusi Belajar pada Anak

14

MMEENNTTAALL LLAAZZIINNEESSSS

Jalan cerita pada film-film atau cerita-cerita yang

ditayangkan TV pada umumnya mudah ditebak, yaitu

antara yang baik dan yang buruk, mula-mula yang baik

kalah tapi pada akhir cerita yang baik dapat dipastikan

akan selalu menang. Begitu seterusnya setiap film atau

cerita yang ditayangkan. Dengan tema yang ringan dan

sederhana seperti itu, anak akan tidak terbiasa berpikir

kompleks. Akibatnya problem anak baru akan muncul

ketika anak harus masuk sekolah dan ia harus mulai

berpikir tidak hanya yang sifatnya sederhana saja tetapi

juga yang kompleks dan rumit.

Dengan demikian dapat kita bayangkan apa yang akan

terjadi pada anak jika 5 tahun pertama hidupnya hanya

dihabiskan untuk menonton TV, anak akan mendapat

banyak kesulitan yang biasanya orang tua tidak mengetahui

dan menyadari penyebabnya tersebut. Dimana selanjutnya

tanggapan anak terhadap orang tuanya atas hasil yang tidak

memuaskan orang tua tersebut membuat kesan seolah-olah

orang tuanya tidak memperhatikan dan menyayangi anak.

Page 15: Revolusi Belajar pada Anak

15

Sebagai kompensasinya mulailah anak melakukan hal-hal

yang negatif untuk menarik perhatian orang tuanya.

MMEEMMEELLIIHHAARRAA RRAASSAA KKEEIINNGGIINN--TTAAHHUUAANN AANNAAKK

Semua anak secara universal (secara umum) suka sekali

mengajukan pertanyaan-pertanyaan, demikian juga anak-

anak di Indonesia. Tapi begitu mereka dewasa, kita melihat

ada perbedaan antara orang-orang di negara kita dengan di

negara-negara Barat pada umumnya, dimana orang-orang

kita kebanyakan tidak suka bertanya atau lebih suka diam,

sebaliknya orang-orang di sana rasa keingin-tahuan mereka

sangat tinggi.

AAppaa yyaanngg tteerrjjaaddii sseebbeennaarrnnyyaa ??

Para ahli mengatakan bahwa di otak kita ada Neuro

Pathway, dimana salah satu bagiannya disebut Asking

Path (Bagian Bertanya atau Keingin-tahuan). Yang terjadi di

negara-negara Barat bila anak-anak mereka bertanya orang

tuanya akan selalu menjawab dengan jawaban yang

memuaskan anak karena pada umumnya orang tua di sana

suka/gemar membaca. Tiap kali anak bertanya, akan

dijawab, bertanya lagi dijawab lagi, begitu seterusnya,

Page 16: Revolusi Belajar pada Anak

16

akibatnya Neuro Pathway mereka semakin kuat. Lain

halnya dengan di sini, bila anak bertanya orang tua biasanya

tidak memberikan jawaban yang memuaskan anak bahkan

sering kali jawaban yang salah, karena umumnya orang tua

di sini kurang suka membaca sehingga pengetahuannya

juga kurang. Kadangkala anak yang selalu bertanya sering

dikatakan “cerewet” bahkan sering dimarahi orang tuanya,

akhirnya anak akan enggan bertanya lagi karena rasa

keingin-tahuannya telah dipadamkan dengan julukan

“cerewet” tadi, akibatnya Neuro Pathway yang terjadi

semakin melemah dan menciut, akhirnya rasa keingin-

tahuan anak akan hilang.

Seyogianya bila anak-anak kita bertanya, kita seharusnya

menjawab dengan jawaban yang benar dan bisa dipahami

oleh anak. Jangan kita sekali-kali menjawab “sekenanya”

karena akan berakibat fatal. Jawaban yang “asal-asalan”

tersebut akan terus tertanam di memori si anak sehingga

nantinya bila ia ditanya hal yang sama oleh gurunya atau

oleh orang lain maka ia akan menjawab seperti itu juga.

Sebagai orang tua, kita harus selalu menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan anak dan memanfaatkannya

sebagai suatu “ajang belajar” bagi anak. Bila kita tidak tahu

Page 17: Revolusi Belajar pada Anak

17

jawaban dari pertanyaan anak, kita harus “fair” dengan

mengatakan bahwa : “Papa/Mama tidak tahu, nanti

Papa/Mama cari dulu ya jawabannya di buku anu...”.

Dengan demikian anak akan tahu bahwa tidak semua orang

pintar, dan disitulah pentingnya buku-buku bacaan untuk

menjawab pertanyaan ataupun untuk menambah

pengetahuan…

*****

Ditulis Oleh:

M. Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr.

Managing Director HARD-Hi SMART CONSULTING

Website : www.hardhismart-consulting.blogspot.com

Contact : 0878-7063-5053