REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

86
REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI ERA GLOBALISASI STUDI KASUS PADA KI AGENG GANJUR Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh: Nur Fauzia NIM: 107051002497 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432/2011

Transcript of REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

Page 1: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

REVITALISASI SENI TRADISI

SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI ERA GLOBALISASI

STUDI KASUS PADA KI AGENG GANJUR

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

Nur Fauzia

NIM: 107051002497

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432/2011

Page 2: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …
Page 3: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …
Page 4: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 (S1) di Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan jiplakan dari hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 8 November 2011

Nur Fauzia

Page 5: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Bismillahirrahmaanirahiim

Alhamdullilahirabil’alamin, puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang

telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Revitalisasi Seni Tradisi Sebagai

Strategi Dakwah Studi Pada Ki Ageng Ganjur”.

Walaupun dalam perjalananya banyak hambatan dan rintangan yang

penulis dapatkan, namun banyak pihak yang turut berjasa atas terselesaikannya

skripsi ini. Maka dari itu, izinkanlah penulis mengucapkan terima kasih banyak

pada semua pihak yang telah membantu penulis baik secara moril maupun

materiil, kepada:

1. Orang tua penulis yang tercinta, bapak Abd. Muhaimin Makky dan Ibu

Mudhiatus Syari’ah, yang dengan penuh kasih sayang selalu memberikan

dukungan dan semangat, serta tak henti-hentinya memberikan doa yang tulus

ikhlas dalam setiap waktu sehingga akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan

dengan baik;

2. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, bapak Dr. H. Arief

Subhan, MA;

3. Pembantu Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi; Bapak Drs.

Wahidin Saputra, MA, sebagai Pembantu Dekan bidang Akademik, Bapak

Drs. H. Mahmud Jalal, MA, sebagai Pembantu Dekan bidang Administrasi

Umum dan Keuangan, dan Bapak Drs. Study Rizal, LK, MA, sebagai

Pembantu Dekan bidang Kemahasiswaan;

4. Ketua dan Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam yaitu bapak

Drs. Jumroni, M. Si dan ibu Umi Musyarofah, MA;

5. Dosen Pembimbing bapak Dr. H. Arief Subhan, MA, terima kasih atas

motivasi, bimbingan, arahan, waktu yang telah diberikan dengan ikhlas dan

tulus kepada penulis, serta kesabaran yang tiada duanya sehingga memacu

penulis agar semangat untuk menyelesaikan skripsi ini;

Page 6: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

iii

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, terima

kasih atas semua ilmu yang diberikan kepada penulis, semoga ilmu tersebut

bermanfaat dan berguna di dalam menjalani kehidupan penulis selanjutnya;

7. Pihak Ki Ageng Ganjur, Dr. Zastrouw Ngatawi dan Syamsul Arifin yang

senantiasa bersedia memberikan waktu untuk menjadi narasumber penulis dan

memberikan data-data yang penulis butuhkan;

8. Adik-adik tercinta penulis, yaitu Khodijatus Sholiha, Makky Al-Hamid,

Ahmad Rahmatullah dan khususnya Muhammad Adham Muhaimin terima

kasih telah membantu penulis mengumpulkan data-data tambahan yang

dibutuhkan;

9. Keluarga Besar Bani Abdussomad yang tiada hentinya memberi dukungan dan

do’a kepada penulis.

10. Keluarga besar Cempaka Putih yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu,

yang selalu memberi dukungan, semangat serta berbagai hal dalam membantu

penulis trimakasih banyak...:)

11. Teman-teman KPI C, Fardun, Irna, Eva, Arini, Leha, Hikmah, Dara, Iin,

Hani, Fitri, Melia, Ayu, Vena, Suci, Zaenah, Lini, Ubay, Arif, Bom”, Rif’at,

Hasan, Angga, Reza, Ari, Ucup, Ega, Sofyan, terima kasih kalian telah

memberikan kesan yang indah selama belajar di kelas, dan juga memberikan

dukungan tiada duanya untuk penulis;

12. Teman-teman KKS SOS 62, Umar, Tuay, Iroh, Yubi, Mbul, Haries, Hanif,

Mamat, Khos, Komar, Bendoy, Ferdy, Sofyan, Almex, Irna, Du2n, Alul,

katong.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan Rahmat dan Karunia-Nya.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan dapat digunakan dengan

sebaik-baiknya oleh semua pihak.

Wassalammua’laikum Wr. Wb.

Jakarta, 8 November 2011

Penulis

Nur Fauzia

Page 7: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

ABSTRAK

NUR FAUZIA

Revitalisasi Seni Tradisi Sebagai Strategi Dakwah di Era Globalisasi Studi Pada

Ki Ageng Ganjur

Seni tradisi yang menjadi bagian dari kehidupan ini yang telah terkikis oleh arus

moderenisasi saat ini sedang mencari eksitensinya dan butuh pembaharuan atau

peremajaan kembali agar masih bisa tetap eksis hingga saat ini. Revitalisasi

melalu jalur musik yang dilakukan ganjur untuk membantunya dalam

menjalankan misi dakwah tentulah sangatlah penting dalam mengaplikasikan

antara seni tradisi dan moderen di era globalisasi ini.

Revitalisasi seni tradisi apa (syair, musik, pementasan) yang di lakukan oleh Ki

Ageng Ganjur? Strategi dakwah seperti apa yang di gunakan Ki Ageng Ganjur

dalam menghadapi era globalisasi?

Revitalisasi adalah penguatan, pembaruan, peremajaan kembali kebudayaan yang

dulu berkembang di masyarakat dan saat ini menghilang secara perlahan dalam

kegiatan sehari-hari agar mulai dikenal kembali oleh masyarakat sebagai

kebudayaan yang mereka miliki dari dulu tapi dengan tampilan yang lebih modern

tanpa menghilangkan unsur kesenian tradisionalnya.

Metodologi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode kualitataif.

Penelitian kualitatif menghasilkan data yang mendalam setelah menganalisis dan

memberikan penafsiran pada data-data literature serta melakukan wawancara dari

narasumber yang kompeten. Analisis penelitian ini menggunakan analisis

deskriptif, yang hanya memaparkan situasi atau peristiwa, menjelaskan kondisi

yang ada dan tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.

Dari hasil pengolahan data, dapat disimpulkan bahwa Ganjur melakukan

pembaharuan atau revitalisasi seni tradisi pada ajaran wali songo melalui syair-

syair lagu, alat-alat musik, pementasan. Dan strategi dakwah yang digunakan

menggunakan strategi kultural dengan methode dialogtis.

Page 8: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

DAFTAR ISI

ABSTRAK

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...…………………………………….…........ 1

B. Pembatasan Masalah ...……………………………….………….……. 7

C. Perumusan Masalah ..……………………………………….….…….. 7

D. Tujuan Penelitian ....………………………………….…….….………. 7

E. Manfaat Penelitian…………………………………………….…….… 8

F. Metodologi Penelitian ………………………………….…….…….…. 8

G. Kajian Terdahulu ……………………………………….……….…….. 13

H. Sistematika Penulisan ……………………………….………….….…. 13

BAB II KAJIAN TEORITIS

A. Revitalisasi...………………………………………………….……….. 15

B. Strategi Dakwah.................. ……………………..………...….............. 18

1. Pengertian Strategi Dakwah

a. Pengertian Strategi.……………......................................................18

b. Pengertian Dakwah......................................…….……………...… 21

c. Pengertian Strategi Dakwah …..………………….…………….... 23

2. Prinsip-prinsip Strategi dakwah...…………………........................ 27

3. Unsur-unsur Strtegi Dakwah.....................................…………...… 28

BAB III GAMBARAN UMUM

A. Latar Belakang Ki Ageng Ganjur……....................………………….... 33

B. Visi dan Misi ….....…………………………………………………..... 36

C. Tujuan Ki Ageng Ganjur......................... …………………...………... 36

D. Aktifitas Ki Ageng Ganjur……………....…………………….……...... 37

Page 9: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Revitalisasi Syair-syair dalam Musik Ki Ageng Ganjur ……….……... 39

B. Revitalisasi Alat-alat Musik Ki Ageng Ganjur……....…….…………... 44

C. Revitalisasi Pementasan Ki Ageng Ganjur .............................................49

D. Strategi Dakwah Melalui Musik Ki Aegeng Ganjur ……………......54

E. Interprestasi...................................................................................60

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………………………………………......64

B. Saran …………………………………………………………………....65

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dakwah hakekatnya adalah upaya untuk menumbuhkan

kecenderungan dan ketertarikan menyeru seseorang kepada ajaran agama

islam pada apa yang diserukan.1 Dakwah tidak hanya terbatas pada

aktifitas lisan semata tetapi meliputi aktifitas manusia, dakwah tidak hanya

dilakukan oleh seorang ustadz atau mubaligh tetapi dakwah dilakukan oleh

seluruh anggota masyarakat sebagai penghuni alam semesta.

Kegiatan dakwah dapat berjalan secara efektif dan efisien bila

menggunakan cara-cara yang tepat dalam penyampain ajaran-ajaaran

Allah swt. Salah satu aspek yang bisa ditinjau adalah dari segi sarana dan

prasana dalam hal media dakwah, karena media dakwah merupakan

kegiatan yang bersifat universal yang menjangkau semua sisi kegiatan

manusia.

Dakwah dan seni pada hakekatnya merupakan upaya untuk

mempengaruhi seseorang dalm bertindak dan berprilaku. Melalui

keduanyaa diharapkan dapat mengubah kepribadian baik secara individu

maupun kolektif. Dakwah dapak dilakukan Bil Lisan, yang lebih banyak

1 . Ahmad Mahmud, Dakwah Islam, (Bogor: Pustaka Thariqul Izzah, 2002), Cet. Ke-1, h.

13.

Page 11: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

2

memfokuskan pada informatif persuasif, yang mampu merangsang agar

mad’unya lebih cepat melakukan perubahan dalam kegiatan sehari-hari.2

Banyak hal yang dapat dipergunakan sebagai media dakwah, salah

satu diantaranya melalui kesenian yang mempunyai daya tarik dan nilai

tersendiri, tidak membosankan penikmatnya (pendengarnya)adalah dengan

musik (lagu). Musik merupakan alat komunikasi yang cukup efektif

dengan melalui seluruh aspek yang terdapat didalam musik. Musik dapat

mempengaruhi orang yang menikmatinya, musik adalah ekspresi jiwa

manusia tentang keindahan nada dan irama, keindahan musik akan lebih

terasa jika lirik dan syairnya dapat menyentuh jiwa penikmatnya. Oleh

karena itu menjadi hal yang wajar jika manusia menyukai musik sebagai

suatu yang indah. Siti Gazilba mengatakan kalau kesenian itu mengandung

saya tarik yang terkesan untuk menari sasarannya, dan pemanfaatannya

sendiri bertujuan untuk menimbulakan kesenangan yang bersifat estetik

(keindahan), juga merupakan naluri atau fitrah manusia.3

Seni merupakan fitrah insani yang telah dibawa manusia sejak ia

terlahir dan menjadi kebutuhan bagi setiap emosional manusia. Allah swt

menciptakan khalifah manusia untuk bisa menilai dan mencintai

keindahan, sedangkan salah satu keindahan yang sangat dinikmati dan

dicintai oleh manusia adalah seni. Islam merupakan agama yang

menanamkan rasa cinta dan rasa suka akan keindahan di lubuk hati setiap

insan.

2. M. Bahri Ghazali, dakwah Komunikatif: Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi

Dakwah, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1997), Cet. Ke-1, h. 45. 3 . Siti Gazilba, Islam dan Kesenian, (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1998). Cet. Ke-1, h. 186.

Page 12: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

3

Aliran musik yang memang lazim disukai oleh manusia pada

umumnya syair-syair yang dapat menyentuh jiwa merupakan senjata

ampuh untuk bisa ngetop di blantika dunia musik maupun seni. Maka

sudah sepantasnya kehidupan yang serba digital ini merupakan tuhan

kedua bagi manusia, pemanfaatan digital untuk berdakwah merupakan

metode yang tepat pada zaman sekarang ini, pemanfaatan musik sebagai

media memberikan pengaruh buat para pendengarnya baik itu pribadi

maupun lingkungannya.

Misalnya seorang pencipta lagu menciptakan lagu bertema kritikan

terhadap elit politik, lagu itu dapat mempengaruhi masa untuk bertindak

melakukan suatu hal, maka sudah sewajarnya fungsi media salah satunya

dapat mempengaruhi khalayak. Pemanfaatan musik sebagai media dakwah

sudah dilakukan sejak zam dahulu, biasanya musik atau lagu untuk

berdakwah terdapat jenis aliran musik tersendiri, seperti: Nasyid, Gambus,

Qosidah, dll.

Seni merupakan ungkapan, ekspresi karya manusia yang

dituangkan dalam bentuk apapun.4 Seni adalah sebuah keelokan yang

menghiasi dunia ini, islam mengajarkan bahwa seni merupakan salah satu

nikmat yang harus kita syukuri, bagi umat islam sediri seni bukan

merupakan hal baru, bahkan al-Qur’an sendiri diciptakan dalam bahasa

arab yang maha Balaghah (maha seni). Ini membuktikan bahwa

4 . Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 1988), h. 685.

Page 13: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

4

keberadaan seni di tengah-tengah masyarakat tidak dapat diragukan lagi

dan dapat berdampak pula pada keadaan sehari-hari.

Seni merupakan fitrah insani yang telah dibawa manusia sejak ia

lahir dan menjadi kebutuhan bagi setiap emosional manusia, Allah swt

menciptakan manusia sebagai khalifah untuk bisa menilai dan mencintai

keindahan, sedangkan salah satu keindahan yang sangat dinikmati dan

dicintai Allah adalah seni.5

Seni merupakan prilaku yang menimbulkan keindahan, baik bagi

pendengar maupun penglihatnya. Seni yang senantiasa melalui penglihatan

sering di sebut sebagi seni rupa, seni ini meliputi seni peran, seni lukis,

maupun seni-seni yang lainnya yang berkaitan dengan keindahan yang

dinikmati oleh indera mata. Sedangkan seni yang lebih mengarah kepada

keindahan pendengar, lebih menitik beratkan kepada bentuk seni yang

beersumber dari bahasa, juga berkaitan dengan musik atau lagu.6

Musik adalah bagian dari seni sebagai alat komunikasi yang cukup

efektif melalui seluruh aspek kehidupan dan musik dapat mempengaruhi

emosi orang yang menikmatinya. Ketika sebuah lagu atau musik memiliki

sebuah tujuan atau pesan moral yang terkandung dalam syair-syair lagu

tersebut, maka pesan moral lewat sebuat lagu biasanya lebih komunikatif,

karena pesan yang disampaikan dapat sekaligus menghibur pendengarnya,

oleh karena itu lagu lebih mudah dihafalkan dan dipahami. Pesan-pesan

yang dapat disampaikan tidak hanya pesan-pesan umum seperti percintaa,

5. Yusuf Al-Qordowi, Islam Berbicara Seni, (Solo: Fra Intermedia, 2002)

6 . Atam Hamju, Pengetahuan Seni Musik, (Bandung: PT. Remaja Karya, 1998), h. 32.

Page 14: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

5

dan sosial kemasyarakatan, tetapi pesan-pesan yang bersifat religi pun

dapat disampaikan melaui musik atau lagu.

Musik memang dapat dijadikan sebagai media dakwah, karena

musik dapat menyatu dalam masyarakat semua golongan, berdakwah

melalui musik memang memberikan suatu keindahan dan setiap manusia

menyukai keindahan islam yang merupakan sebenar-benarnya agama atau

jalan hidup menanamkan rasa cinta dan suka akan keindahan dilubuk hati

setiap muslim.7

Islam adalah agama dakwah.8 Maksudnya agama yang selalu

mendorong pemeluknya untuk senantiasa aktif melakukan kegiatan

dakwah. Kemajuan dan kemunduran umatnyapun sangat berkaitan erat

dengat kegiatan dakwah yang dilakukannya. Karena itu al-Qur’an

menyebutkankegiatan dakwah haruslah baik sesuai dengan ucapan dan

perbuatan yang baik pula. Dan tujuan dakwah adalh untuk merubah

masyarakat (sasaran dakwah) kearah kehidupan yang lebih baik dan

sejahterah, lahiriah maupun batiniah.9 Hal ini menjadi kewajiban bagi

setiap umat muslim untuk menyempurnakan akhlak di dunia.

Sebagaiman firman Allah swt dalam QS. Al-Imron 110:

كنتم خيرامة أخرجت للناس تأمرون بالمعروف وتنهىن

عه المنكروتؤمنىن بالله ولىءامه أهل الكتب لكان

خيرالهم منهم المؤمنىن وأكثرهم الفسقىن

7 . Yusuf Al-Qordhowi, Islam dan Seni, (Bandung: Pustaka Hidayah, 2000)

8 . A. Hasjmy Dustur, Daakwah Menurut Alqur’an, (Jakarta: Bulan Bintang, 1994), h.

259. 9 . Didik Hafiduddin, Dakwah Aktual, (Jakarta: Gema Insani, 1998), h. 2

Page 15: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

6

Artinya: “kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,

menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar,

dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah

itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman,

dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”. (Q.S. Ali

Imran:110)

Dakwah bukan hanya sekedar ucapan semata atau perbuatan saja,

dakwah bisa dilakukan melalui berbagai cara, bukan hanya sekedar

bercramah saja, atau berdzikir saja. Tapi dakwah juga bisa dilakukan

melalui musik.

Musik sebagi media dakwah sudah bukan hal asing lagi, karena

seperti yang kita ketahui wali songo yang menyebarkan agama islam di

tanah jawa juga tak sekedar dakwah melalui lisan dan perbuatan semata,

tapi juga ada yang berdakwah melalui musik tradisional.

Saat ini penggunaan musik sebagai media dakwah juga banyak

dilakukan oleh para musisi tanah air, baik melalui musik pop, melayu,

dangdut dan lain sebagainya. Bahkan ada pula yang menggunakan

penggabungan antara musik tradisional dan modern dalam penyampain

dakwah melalui musik.

Musik tradisional memiliki ciri khas yang sangat melekat di hati

masyarakat, dentingan suara musik yang sangat merdu yang kala biasanya

di senandungkan dengan lagu-lagu tradisional ataupun sinden jawa, kali

ini dilantukan dengan lagu-lagu islami dan sholawatan dengan arsemen

tradisional dan moderen. Ini begitu indah dan merdu, masyarakat begitu

menikmati. Bahkan bukan hanya sekedar orang tua saja yang bia

Page 16: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

7

menikmati musik tradisional ini, remaja dan anak-anakpun bakal ikut suka

untuk melihat pertunjukan seperti ini.

Berdasarkan alasan di atas, maka penelitian ini diberi judul

“Revitalisasi Seni Tradisi Sebagai Strategi Dakwah Studi Kasus Pada

grup Musik Ki Ageng Ganjur.”

B. Batasan Masalah

Dalam hal ini revitalisasi seni tradisi sebagai metode dakwah di era

globalisasi ini di batasi hanya pada kegiatan atau aktifitas grup musik

religi ki ageng ganjur saja, bukan pada seni-seni yang lain.

C. Rumusan Masalah

Sedangkan yang menjadi perumusan masalahnya adalah:

1. Revitalisasi seni tradisi apa (syair, musik, pementasan) yang di

lakukan oleh Ki Ageng Ganjur?

2. Strategi dakwah seperti apa yang di gunakan Ki Ageng Ganjur?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka penelitian ini

memiliki tujuan, yaitu:

1. Untuk mengetahui kesenian tradisi seperti apa yang di revitalisasi oleh

Ki Ageng Ganjur.

2. Untuk mengetahui strategi dakwah apa yang di gunakan Ki Ageng

Ganjur di era globalisasi ini.

Page 17: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

8

E. Manfaat Penelitian

Sebagaimana rumusan dan tujuan perumusan di atas, maka penulis

mengharapkan manfaat dari penulisan ini adalah:

1. Akademik

Memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu dakwah sebagai

ilmu alat bantu utama pada fakultas dakwah khususnya pada jurusan

komunikasi dan penyiaran islam dalam mendapatkan gambaran yang

lebih ideal tentang peran media dakwah pada saat ini.

2. Praktis

Menjadi salah satu wacana dalam mengembangkan eksitensi

dakwah melalui seni khususnya melalui seni tradisional. Dan menjadi

salah satu rujukan bagi para Da’i untuk mengemas dakwahnya agar

lebih menarik.

F. Metodelogi Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan etno-methodelogi.

Etnometodologi sebagai studi tentang praktek sosial keseharian yang diterima

secara taken for granted, sebagai pengungkapan terhadap dunia akal sehat,

dunia yang digeluti individu dalam kesehariannya jelas memiliki hubungan yang

erat sekali dengan metode penelitian kualitatif itu sendiri. Dalam kerangka

Page 18: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

9

penelitian Kualitatif, etnometodologi diposisikan sebagai sebuah landasan

teoritis dalam metode tersebut. 10

Etnometodologi sebagai sebuah studi pada dunia subjektif, tentang

kesadaran, persepsi dan tindakan individu dalam interaksinya dengan

dunia sosial yang ditempatinya sesuai dengan pokok penelitian kualitatif

yang juga menekankan pada dunia subjektif dengan setting sosial yang

dilibatinya.

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah tempat memperoleh keterangan.11

Dan

yang menjadi objek penelitian adalah Grup Musik Religi Ki Ageng

Ganjur. Sumber data adalah mereka yang dapat memberikan informasi

tentang objek penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi nara

sumber adalah Dr. Zastrouw Ngatawi selakuk pimpinan Ki Ageng

Ganjur.

2. Dasar Penetapan Lokasi

Penelitian ini dilakukan di Sanggar Ki Ageng Ganjur, yaitu Komp.

Taman Serua Permai No. 70, Jl. Reni Jaya Lama, Sawangan Depok.

Dengan pertimbangan bahwa keberadaan sanggar Ki Ageng Ganjur

merupakan salah satu wujud kongkrit grup music religi asal

Yogyakarta tersebut.

10

Lexy, J. Meleong, Metodologi Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. 2007. h

24 11

. Tatang M. Arifin, “Menyusun Rencana Penelitian,” (Jakarta: Rajawali Press, 1989) h.

13.

Page 19: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

10

3. Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai akhir bulan Mei hingga Agustus 2011, dari

mulai perizinan sampai tahap pengumpulan data yang dilakukan

secara incidental (sesuai dengan keperluan dalam melengkapi data).

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Penelitian dengan observasi biasanya dilakukan untuk melacak

secara sistematis dan langsung. Gejala-gejala yang terkait dengan

persoalan-persoalan sosial, politis, dan cultural masyarakat. Disini

kata langsung memiliki pengertian bahwa penelitian hadir dan

mengamati kejadian-kejadian di lokasi.12

Dalam penelitian ini peneliti terus menerus mekakukan

pengamatan secara seksama sambil berimprovisasi, mengatasi

persoalan yang ditemui, mungkin dengan menggunakan taktik-

taktik tertentu, namun tetap berpegang pada strategi-strategi yang

telah ditetapkan untuk mencapai tujuan penelitian.13

Dalam observasi kali ini peneliti melihat secara langsung

pementasan yang Ki Ageng Ganjur lakukan sebanya tiga kali,

untuk mengamati bagaimana proses selama pementasan dan apa

yang mereka revitalisasi atau perbaharui tentang kebudayaan dan

12

. Pawito, Penelitian, Komunikasi Kualitatif, (Yogyakarta: LKIS, 2007), cet. Ke-1, h.

111. 13

. ibid, h. 12

Page 20: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

11

melihat pementasan melalui rekaman video yang diberikan oleh

pihak Ganjur maupun yang peneliti donwload sendiri dari internet.

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan antara peneliti, seorang yang

berharap mendapatkan informai dan informan seorang yang

diasumsikan mempunyai informasi langsung dari sumbernya.14

Untuk itu, dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik

wawancara secara tatap muka. Ini merupakan wawancara yang

dilakukan secara berhadapan dengan sangat banyak memberikan

kemungkinan penggalian informasi lebih dalam dan luas, karena

sebelumnya telah dilakukan perjanjian lebih dahulu dengan

narasumber.15

Peneliti melakukan wawancara dengan narasumber yang

berkompeten, yaitu: Zastrouw Ngatawi, beliau adalah salah

seorang budayawan dan ahli sosiologi yang merupakan salah satu

pendiri Ki Ageng Ganjur pada waktu menjadi mahasiswa di UIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta, dan saat ini menjabat sebagai

pimpinan Ganjur.

c. Dokumentasi

Untuk memperdalam penelitian ini, peneliti juga

mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan Ki Ageng Ganjur

14

. Rahmat Kriyanto, Tehnik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Pranada Grop,

2007), cet. Ke-2, h. 116. 15

Ibid. h 190

Page 21: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

12

dari berbagai dokumen, seperti buku-buku, majalah, jurnal, media

massa dan lainnya yang sebelumnya telah membahas tentang Ki

Ageng Ganjur. Selain itu peneliti juga menggunakan dokumen

video baik yang dimiliki dalam kepinga VCD maupun yang berasal

dari internet, artinya peneliti mendownload video Ki Ageng

Ganjur dari internet.

d. Tehnik Analisis Data

Dari data yang dikumpulkan, kemudian dianalisi dan

diinterpretasikan. Adapun metode yang penulis gunakan dalam

menganalisa data adalah deskriptif analitik, maksudnya adalah cara

melaporkan data dengan menerangkan dan memberikan gambaran

mengenai data dengan menerangkan dan memberikan gambaran

mengenai data yang terkumpul secara apa adanya dan kemudian

data tersebut disimpulkan.

Dan dalam hal ini, peneliti menggunakan teknik analisis

deskriptif, yaitu teknik yang hanya memaparkan situasi atau peristiwa.

Teknik ini tidak mencari atau menjelaskan suatu hubungan, dan juga

tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi16.

Adapun tujuan dari analisis deskriptif ini adalah untuk:

1. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan

gejala yang ada

16

Jalaluddin Rakhmat. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

2007. Cet ke-13. h 24-25

Page 22: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

13

2. Mengidentifikasi masalah atau menjelaskan kondisi dan praktek-

praktek yang berlaku

3. Membuat perbandingan atau evaluasi17.

G. Kajian Terdahulu

Selama dalam penulisan skripsi ini penulis belum menemukan

topik kajian yang hampir menyerupai dengan apa yang penulis tulis saat

ini. Banyak kajian yang menulis tentang strategi dakwah tetapi tidak

memiliki kesamaan dengan pembahasan yang penulis tulis. Dalam kajian

terdahulu masih belum ditemukan pembahasan tentang tulisan yang

berkaitan dengan Ki Ageng Ganjur baik dari segi strategi dakwah, musik,

dan lain sebagainya.

Penulisan skripsi ini mengacu kepada buku “Pedoman

Penulisan” skripsi edisi terbaru terbitan UIN Press.

H. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan terdiri dari Latar Belakang Masalah,

Pembatasan Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat

Penelitian, Metodologi Penelitian dan Tinjauan Pustaka.

Bab II Kajian Teoritis terdiri dari revitalisasi, strategi dakwah,

pengertian strategi dakwah, prinsip-prinsip strategi dakwah, dan unsur-

unsur strategi dakwah.

17

Ibid

Page 23: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

14

Bab III Gambaran Umum terdiri dari Profil Ki Ageng Ganjur,

sejarah singkat, visi misi.

Bab IV Temuan Analisis dan Data terdiri dari Revitalisasi Syair-

syair dalam Musik Ki Ageng Ganjur, Revitalisasi Alat-alat Musik Ki

Ageng Ganjur, Revitalisasi Pementasan Ki Ageng Ganjur, dan Strategi

Dakwah Melalui Musik Ki Ageng Ganjur.

Bab V Penutup terdiri dari Kesimpulan dan Saran

Page 24: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

15

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Revitalisasi

Kata revitalisasi berasal dari kata dasar "vital" yang artinya "sangat

penting".1 Secara lengkap, revitalisasi adalah proses, cara, perbuatan

menghidupkan atau menggiatkan kembali.2 Sedangkan dalam Tesaurus

Bahasa Indonesia, revitalisasi adalah pembaruan, penyegaran, peremajaan,

reaktualisasi, renovasi.3 Tidak berbeda dengan redaksi dari kamus besar

Bahasa Indonesia, kamus lengkap bahasa Indonesia juga memberikan

pengertian yang sama yaitu, revitalisasi adalah proses, cara, perbuatan

menghidupkan atau mengiatkan kembali.4

Berdasarkan definisi di atas maka dapat disimpulkan, revitalisasi

adalah suatu upaya atau usaha untuk mendayagunakan, mengaktualisasikan,

mengaktifkan kembali, meremajakan kembali, menghidupkan kembali

sesuatu agar dapat berjalan efektif dan dapat dimanfaatkan.

Revitalisasi dapat diartikan pula dengan penguatan kembali segala

hal yang dianggap vital atau penting, dalam konteks waktu. Serta istilah

revitalisasi dapat dipahami pula sebagai suatu upaya untuk meningkatkan

1 . Tim Penyusung Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2002) h. 1262 2 . ibid. 954

3 . J. S. Badudu, Kamus Kata-kata Serapan Asing, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,

2006), h. 527 4 , Frista Artmanda, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Jombang: Lintas Media), h. 958

Page 25: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

16

kwalitas, kegunaan dan atau kemanfaatan sesuatu obyek tertentu untuk

mencapai tujuan tertentu.

Menurut Zastrouw Ngatawi revitalisasi berasal dari kata vital, karena

kebudayaan merupakan organ vital dalam kebudayaan atau merupakan daya

dasar manusaia, revitalisasi adalah mevitalkan kembali kebudayaan-

kebudayaan dengan menguatkan dimensi kebudayaan. Selain itu beliau juga

mengatakan bahwa revitalisasi adalah penguatan kembali seni tradisi sebagai

sarana atau media dalam melakukan dakwah Islam.5

Seni tradisi atau tradisional adalah unsur kesenian yang menjadi

bagian hidup masyarakat dalam suatu kaum, kelompok atau suku bangsa

tertentu. Tradisional adalah aksi dan tingkah laku yang keluar secara alamiah

karena kebutuhan dari nenek moyang yang terdahulu. Tradisi adalah bagian

dari tradisional namun hal ini bisa musnah karena ketidakmaun masyarakat

unuk mengikuti tradisi tersebut.

Revitalisasi itu sendiri adalah penguatan, pembaruan, peremajaan

kembali kebudayaan yang dulu berkembang di masyarakat dan saat ini

menghilang secara perlahan dalam kegiatan sehari-hari agar mulai dikenal

kembali oleh masyarakat sebagai kebudayaan yang mereka miliki dari dulu

tapi dengan tampilan yang lebih modern tanpa menghilangkan unsur

kesenian tradisionalnya.

5 . Wawancara dengan Zastrouw Ngatawi, Pimpinan Ki Ageng Ganjur Sabtu, 7 Agustus

2011. Pkl 10.15 – 12.25 WIB

Page 26: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

17

Dalam upaya revitalisasi ini, seni tradisi menurut budayawan

Zastrouw Ngatawi, dalam hal ini ada poin yaitu, yang pertama adalah

vitalisasi atau revitalisasi yang berasal dari kata vital yang artinya

kebudayaan adalah suatu organ vital bagi kehidupan manusia seperti

kebudayaan dan nilai-nilai yang ada dalam kebudayaan menjadi daya dorong

kekuatan dasar manusia. Kata-kata vitalisasi ini sebenarnya adalah

menguatkan kebudayaan-kebudayaan yang ada dalam masyarakat untuk

memperkuat kembali dimensi-dimensi kebudayaan. Kebudayaan yang

dimaksud oleh beliau adalah seni tradisi. Seni tradisi adalah seni yang hidup,

berkembang dan menjadi sebuah tradisi dalam suatu kelompok.

Sedangkan menurut Shofiyullah Mz. Mengatakan bahwa revitalisasi

adalah memvitalkan kembali sesuatu yang mulai menurun atau stagnan

vitalisasinya, yang artinya semakin tidak kelihatan atau menghilang sesuatu

yang seharusnya memiliki peranan penting dalam masyarakat. 6

jadi bila melihat dari keseluruhan pengertian revitalisasi dapat

disimpulkan bahwa revitalisasi adalah memvitalkan kembali atau

meremajakan kembali sesuatu yang dulunya berkembang dan ada di

masyarakat yang saat ini sudah mulai kehilangan kevitalannya.

6 . Wawancara dengan Dr. Shofiyullah Mz, Dosen UIN Sunan Kalijaga jum’at, 12

Agustus 2011. Pkl 15.11 – 15.15 WIB

Page 27: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

18

B. Strategi Dakwah

1. Pengertian Strategi Dakwah

a. Pengertian Strategi

Dari segi bahasa strategi berasal dari bahasa yunani, yaitu strategos

yang bersal dari kata stratos, yang berarti militer ag yang berarti pemimpin.

Dalam konteks awalnya strategi diartikan sebagai generalship atau suatu yang

dilakukan para jendral dalam membuat rencana untuk menaklukan musuh

dalam memenangkan peperangan.7 Sehingga tidak heran jika awal

perkembangannya strategi digunakan dan popular dilingkungan militer.

Seiring dengan perkembangan Ilmu pengetahuan, kata strategi banyak

diadopsi dan diberikan pengertian yang lebih luas sesuai dengan bidang Ilmu

atau kegiatan yang menerapkannya. Pengertian strategi tidak lagi terbatas pada

konsep atau seni seorang jendral di masa perang, tetaapi sudang berkembang

pada tanggungjawab seorang pemimpin (manejemen puncak).

Penggunaan kata strategi pada manajemen duatu organisasi diartikan

sebagai “kiat, cara, dan taktik utama yang dirancang secara sitematik dalam

melaksanakan fungsi manajemen yang terarah pada tujuan strategi

organisasi.”8 Dalam kamus besar bahasa Indonesia disebutkan bahwa istilah

7 Setiawan Hari Purnomo dan Zulkieflimansyah, Menejemen Strategi Sebuah Konsep

Pengantar, (Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi UI, 1999), h. 8. 8 Hadari Nawawi, Manajemen Strategik Organisasi non Profil Bidang Pemerintah

dengan Ilustrasi diBidang Pendidikan, (Yogyakarta: Gajah Mada University Perss, 2000), cet. Ke-

1, h. 147.

Page 28: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

19

strategi adalah “seni atau Imu untuk mengunakan sumber daya untuk

melaksanakan kebijaksanaan tertentu.”9

Adapun pengertian strategi secara terminologis, penulis

mengedepankan beberapa pakar, diantaranya:

1) Prof. Drs. Onong Uchayana Effendi, MA., mengatakan:

“Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan (planing) dan

manajemen untuk mencapai suatu tujuan, akan tetapi untuk

mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta

jalan yang hanya memberikan arah saja, melainkan harus

mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya.”10

2) Dr. Fuad Amsyari mengatakan, bahwa dalam pengertian

dasarnya strategi dan taktik adalah methode atau taktik untuk

memenangkan suatu persaingan-persaingan itu berbentuk suatu

pertempuran fisik untuk merebut suatu wilayah dengan memakai

senjata dan tenaga manusia. Sedangkan dengan bidang non

militer, strategi dan taktik adalah suatu cara dan teknik untuk

memenangkan suatu persaingan antara kelompok=kelompok

yang berbeda orientasi hidupnya.11

3) Drs. Syarif Umam mendefinisikan strtegi yaitu “kebijaksanaan

menggerakkan dan memmbimbing seluruh potensi kekuatan,

9 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 1999), h. 9. 10

Onong Uchayana Effendi, Teori dan Praktek Ilmu Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 1992), cet. Ke-6, h. 32. 11

Fuad Amsyari, Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia, (Bandung: Mizan, 1990), cet. Ke-1,

h. 40.

Page 29: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

20

daya dan kemampuan bangsa untuk mencapai kemakmuran dan

kebahagiaan.”12

4) Definisi lain juga dikatakan Din Syamsuddin dalam bukunya

Etika Agama dalam Membangun Masyarakat Madani,

“Strategi” mengandung arti antara lain:13

a) Rencana dan cara yang sama untuk mencapai tujuan

b) Seni dalam menyiasati pelaksanaan rencana atau program

untuk mencapai tujuan.

c) Sebuah penyesuain terhadap lingkungan untuk

menampilkan fungsi dan peran penting dalam mencapai

keberhasilan.

Sementara menurut Wiliam F. Glueck, seperti yang dikutip

Amirullah, bahwa strategi adalah suatu yang dipersatukan , bersifat

komprehendif terintergrasi yang menghubungi strategi (strategic

advantage) menyakinkan bahwa sasaran dasar perusahaan atau organisasi

akan dicapai dengan pelaksanaan yang tepat oleh organisasi itu.14

Menurut penulis, saat ini ada beberapa rumusan tentang strategi,

akan tetapi dalam rumusan-rumusan yanga da tidaklah merubah ide-ide

pokok yang terdapat dalam pengertian semula. Hanya saja aplikasinya

disesuaikan dengan jenis organisasi yang menerapkannya.

12

Syarif Usman, Strategi Pembangunan Indonesia dan Pembangunan dalam Islam, (Jakarta:

Firman Jakarta, Tanpa Tahun), cet. Ke-1, h. 6. 13

Din Syamsuddin, Etika Agama dalam Membangun Masyarakat Madani, (Jakarta: Logos, 2000),

cet. I, h. 127. 14

Sri Budi Cantika dan Amrullah, Manajemen Strategi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2002), cet. I, h.

4.

Page 30: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

21

b. Pengertian Dakwah

Ditinjau dari segi bahasa “dakwah” berarti : panggilan, seruan atau

ajakan. Bentuk perkataan tersebut dalam bahasa arab disebut masdar. Sadang

bentuk kata kerja atau fi’ilnya adalah yang berarti memanggil, menyeru atau

mengajak, دعوة- يدعو – دعى . Sedangkan orang yang berdakwah biasa

disebut dai’i ( داعى ).15

Dan orang yang menerima dakwah disebut mad’u (

.(مدعو16

Menurut Sayyid Quthub yang dikutip oleh A. Ilyas Ismail, Kata

dakwah berasal dari bahasa arab da’wah, merupakan bentuk masdar dari kata

kerja da’a (madhi), yad’u (mudhari’), yang berarti seruan, ajakan, atau

panggilan. Kata dakwah juga berarti doa (ad-du’a), yakni harapan,

permohonan kepada Allah Swt atau seruan ( al-nid‘a).17

Ditinjau dari segi istilah menurut Sayyid Quthub sebagaimana yang

dikutip A. Ilyas Ismail, mendevinsikan dakwah sebagai usaha orang beriman

untuk mewujudkan sistem ajaran Islam dalam realitas kehidupan atau usaha

orang beriman untuk mengkokohkan sistem Allah dalam kehidupan manusia,

baik pada tataran individu, keluarga, masyarakat, dan umat demi kebahagian

Dunia dan Akhirat.18

15

Ahmad Warson Munawir, Kamus Al Munawir, (Surabaya: Pustaka Progresif, 1997), h.

406 16

Ibid., h. 407 17

A. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub: Rekonstruksi Pemikiran Dakwah

Harakah, cet.ke-2, (Jakarta: Penamadani, 2008), h.144. 18

Ailyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub, h. 147

Page 31: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

22

Sedangkan Quraish Shihab mengatakan dakwah adalah seruan ajakan

kepada keinsyafan atau usaha mengubah situasi kepada situasi yang lebih

baik (dari awalnya berperilaku buruk sampai kepada arah keadaan yang lebih

baik) dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat, dan dakwah

seharusnya berperan dalam pelaksanaan ajaran Islam secara lebih

menyeluruh dalam berbagai aspek kehidupan.19

Dakwah adalah merupakan suatu proses penyelenggaraan suatu usaha

atau aktivitas yang dilakukan dengan sabar dan dengan sengaja, berdasarkan

Al-Qur`an dan As-Sunnah. Usah yang diselenggarakannya itu berupa:

1) Mengajak orang lain untuk beriman dan mentaati Allah SWT atau

memeluk agama Islam serta menjalankan segala perintahnya.

2) Amar ma’ruf, mencegah perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT.

Proses penyelenggaraan usaha tersebut dilakukan untuk mencapai

tujuan tertentu, yaitu kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang

diridhoi-Nya.20

Dari sejumlah pengertian di atas, dapat dipahami bahwa dakwah

artinya, mengajak, mengimbau dan memerintahkan. Dengan demikian maka

makna dakwah secara syari’at adalah seruan atau himbauan untuk

menjalankan perintah Allah, baik ucapan maupun perbuatan dan

meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah, baik dalam bentuk ucapan

maupun perbuatan.

19

Qiraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an: Fungsi Dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan

Masyarakat, (Bandung: Mizan 1998), Cet. Ke-17, h. 194. 20

Ibid, h. 34-35

Page 32: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

23

c. Pengertian Strategi Dakwah

Menurut Asmuni Syukir, strategi dakwah adalah strategi dalam

dakwah, yang artinya sebagai methode siasat, taktik atau manivers yang

digunakan dan dipakai dalam aktifitas (kegiatan) dakwah. Guna optimalisasi

strategi dakwah dalam memenuhi target dan tujuan, maka Asmuni Sukir

berpendapat operasionalisaasi dakwah harus memperhatikan beberapa azas

dakwah antara lain:21

1) Azas Filosofi

Azas ini terutama membicarakan masalah erat hubungannya dengan

tujuan-tujuan yang hendak dicapai dalam proses atau dalam aktivitas

dakwah.

2) Azas kemampuan dan keahlian da’I

Azas ini membahas mengenai kepribadian seorang da;I yang pada

dasarnya mencangkup masalah sifat, sikap dan kemampuan diri

pribadi da’I yang ketiganya sudah dapat mencangkup keseluruhan

kepribadian yang harus dimilikinya. Sebab, jaya atau suksesnya suatu

dakwah tergantung pada kepribadian dari pembawaan dakwah itu

sendiri.

3) Azas Sosiologi

Azas ini membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan situasi

dan kondisi sasaran dakwah. Misalnya politik pemerintahan setempat,

21

. ibid, h. 32

Page 33: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

24

mayoritas agama di daerah setempat, filosofi sasaran dakwah. Sosio

kulural sasaran dakwah dan sebagainya.

4) Azas Psychologis

Azas ini membahas masalah-masalah yang erat hubungannya dengan

kejiwaan manusia. Seorang da’I adalah manusia, begitupun sasaran

dakwahnya yang memiliki karakteristik (kejiwaan) yang uni yakni

berbeda satu sama lainnya. Apalagi masalah agama, yang merupakan

masalah ideology atau kepercayaan (rohaniah) tak luput dari masalah-

mmasalah psychology sebagai azas (dasar) dakwahnya.

5) Azas Efektifitas dan Efisien

Azas ini maksudnya adalah di dalam aktifitas dakwah harus berusaha

menyeimbangkan antara biaya, waktu maupun tenaga yang

dikeluarkan dangan pencapain hasilnya, bahkan kalo bisa waktu,

biaya dan tenaga sedikit dapat mencapai hasil yang semaksimal

mungkin atau setidak-tidaknya seimbang antara keduanya.

Memperhatikan pengertian strategi dan dakwah maka pengertian

strategi dakwah Islam adalah tata cara mencapai tujuan dakwah yang telah

disepakati bersama dengan memperhatikan kemampuan, kelemahan,

kesempatan, dan ancaman yang ada baik dai Sumber Daya Manusia (SDM)

dan Sumber Daya Alam (SDA).

Page 34: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

25

Strategi digunakan dalam segala hal untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Tujuan tidak akan mudah dicapai tanpa strategi, karena pada

dasarnya segala tindakan atau perbuatan tidaklah terlepas dari strategi.

Menurut Hisyam Ali yang dikutip oleh Rafi’uddin, strategi yang

disusun, dikonsentrasikan dan dikonsepsikan dengan baik dapat membuahkan

pelaksanaan yang disebut strategis. Menurutnya, untuk mencapai strategi

yang strategis harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:22

1) Kekuatan, yaitu memperhitungkan kekuatan yang dimiliki dan

biasanya menyangkut manusia, dana dan beberapa piranti yang

dimiliki.

2) Kelemahan, yaitu memperhitungkan kelemahan-kelemahan yang

dimiliki dan menyangkut aspek-aspek sebagai kekuatan.

3) Peluang, melihat seberapa besar peluang yang mungkin tersedia

diluar, sehingga peluang yang sangat kecilpun dapat diterobos.

4) Ancaman, yaitu memperhitungkan kemungkinan-kemungkinan

adanya ancaman dari luar.

Menurut Sondang Siagian dalam buku Analisa Serta Perumusan

Kebijakan dan Strategi Organisasi, untuk memenuhi persyaratan strategi ada

beberapa kriteria yang harus dipenuhi yaitu:

1) Strategi sebagai keputusan jangka panjang harus mengandung

penjelasan singkat tentang masing-masing komponen dari strategi

organisasi yang bersangkutan, dalam arti terlihat kejelasan dari ruang

22

Rafi’uddin dan Manan Abdul Jalail, Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung: Pustaka Setia,

1997), h. 77.

Page 35: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

26

lingkup, manfaat pemanfaatan sumber daya serta keunggulannya,

bagaimana menghasilkan keunggulan tersebut dan sinergi antara

komponen-komponen tersebut di atas.

2) Strategi sebagai keputusan jangka panjang yang mendasar sifatnya

harus memberikan petunjuk tentang bagaimana strategi akan

membawa organisasi lebih cepat dan efektif menuju tercapainya

tujuan dan bagaimana sasaran organisasi.

3) Strategi organisasi dinyatakan dalam pengertian fungsional, dalam

artian jelasnya satuan kerja sebagai pelaksana utama kegiatan melalui

pembagian kerja yang jelas sehingga kemungkinan terjadinya

tumpang tindih, saling melempar tanggung jawab dan pemorosan

dapat dicegah.

4) Pernyataan strategi ini harus bersifat spesifik dan tepat, bukan

merupakan pernyataan-pernyataan yang masih dapat

diimplementasikan dengan berbagai jenis interprestasi yang pada

selera individual dari pembuat interpretasi.

Dari kriteria-kriteria di atas penulis dapat mengambil kesimpulan

bahwa kriteria strategi dakwah yang baik adalah memperhatikan kekuatan dan

kelemahan untuk menghadapi peluang dan tantangan, juga kerjasama yang

solid dalam perencanaan, implementasi dan evaluasi. Sehingga dakwah Islam

akan tersampaikan dengan efektif dan efisien kepada semua golongan

masyarakat. Dalam pembuatan perencanaan dan pengimplementasian strategi

dakwah Islam haruslah dengan seksama. Maka untuk menguatkan strategi

dakwah Islam harus memperhatikan unsur-unsur strategi.

Page 36: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

27

2. Prinsip-prinsip Strategi Dakwah

Prinsip-prinsip strategi dakwah diantaranya:

a. Manusia mengembang misis luhur

Misi tersebut merupakan ketetapan Allah swt yang tidak dapat diganggu

gugat oleh siapapun juga. Misi tersebut berlaku atas semua hamba-Nya

sepanjang zaman. Allah telah mempersiapkan dua tempat, yaitu surga dan

neraka, tidak jalan lain selain jalan kedua jalan tersebut.

b. Manusia dan Tantangan

Dakwah adalah gerakan Ilahi yang sifatnya seluruh semesta alam, musuh

yang beraneka ragam itu pada hakikatnya adalah satu, yaitu thagut (suatu

kekuatan pembangkang yang menolak serta menentang seruan-seruan

Ilahi)

c. Hakikat risalah yang diemban para Rasul

Prinsip dakwah yang diemban para Rasul sejak Nabi Adam as, hingga

Nabi dan Rasul terakhir yaitu Muhammad saw antara lain:

1) Melakukan revolusi wawasan kemanusiaan, baik menyangkut mental

maupun intelektual.

2) Mengatur barisan umat manusia yang telah menerima wawasan Islam

dalam rangka memperoleh tujuan, yaitu segala sarana dan potensi

umat.

Page 37: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

28

3) Melaksanakan dan menegakkan hukum-hukum Islam dalam berbagai

segi dalam rangka mengembangkan sayap Islam keseluruh belahan

bumi.23

3. Unsur-unsur Strategi Dakwah

Unsur-unsur strategi dakwah merupakan bagian yang tidak dapat

dipisahkan dari strategi itu sendiri, seperti yang dikatakan oleh Joel Ross dan

Michael, “....bahwa sebuah organisasi tanpa adanya strategi seperti kapal

tanpa adanya kemudi, bergerak berputar dalam lingkaran. Organisasi demikian

seperti pengembara tanpa adanya tujuan tertentu.”24

Adapun unsur strategi

terdiri dari tiga macam, yaitu:

a. Perumusan Strategi

“Dalam perumusan strategi termasuk didalamnya ialah

pengembangan tujuan, mengenali ancaman eksternal, menetapkan suatu

objektifitas, menghasilkan strategi alternatif, memilih strategi untuk

dilaksanakan.”25

Dalam perumusan strategi juga ditentukan suatu sikap untuk

memutuskan, memperluas, menghindari atau melakukan suatu keputusan

dalam suatu proses kegiatan dakwah. Teknik perumusan strategi yang

penting dapat dipadukan menjadi kerangka kerja diantaranya:

23

Rafi’udin dan Maman Abdul Djaliel, Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung: Pustaka

Setia, 2001), h. 57-68 24

Fred R. David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: Prenhalindo, 2002), h. 3. 25

Ibid, h. 5.

Page 38: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

29

1) Tahap Input (masukan), dalam tahap ini proses yang dilakukan ialah

meringkas informasi sebagai masukan awal, dasar yang diperlukan

untuk merumuskan strategi dakwah Islam.

2) Tahap Pencocokan, proses yang dilakukan ialah memfokuskan strategi

alternatif yang layak dengan memadukan faktor-faktor eksternal dan

internal.26

Juga pencocokan antara da’i, mad’u serta metode yang akan

diterapkan dalam tahap pelaksanaan.

3) Tahap Keputusan, “menggunakan satu macam teknik setelah

diperoleh dari input secara sasaran dalam mengevaluasi strategi

alternatif yang telah diindentifikasikan dalam tahap kedua.”27

Perumusan strategi haruslah selalu melihat kearah depan dengan

tujuan, peran tujuan sangatlah penting dan mempunyai andil yang

sangat besar.

b. Implementasi Strategi

“Implementasi strategi termasuk pengembangan budaya dalam

mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif,

mengubah arah, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan

memanfaatkan sistem informasi yang masuk.”28

Implementasi strategi sering pula disebut sebagai tindakan dalam

strategi karena implementasi berarti memobilisasi untuk mengubah

strategi yang dirumuskan menjadi tindakan konkrit. Menetapkan tujuan

26

Ibid, h. 183. 27

Ibid, h. 198. 28

Page 39: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

30

dan melengkapi kebijakan, mengalokasikan sumber daya dan

mengembangkan budaya yang mendukung, strategi merupakan usaha yang

mengimplementasikan strategi itu sendiri. Implementasi yang sukses

merupakan dukungan disiplin, motivasi dan kerja keras. Sebagaimana

dikemukakan oleh pakar Reiman “strategi terbagus skalipun akan hancur

bila diimplementasikan dengan buruk.” Berarti implementasi strategi yang

sukses adalah tergantung dari kerja sama diantara fungsional dan divisi

sebuah organisasi atau lembaga dakwah itu sendiri.

c. Evaluasi Strategi

Tahap akhir strategi adalah evaluasi strategi. Ada tiga macam

aktivitas mendasar untuk mengevaluasi strategi yaitu:

1) Meninjau faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi,

adanya perubahan faktor eksternal, perubahan yang ada akan menjadi

suatu dalam pencapain tujuan begitu pula dengan faktor internal

diantaranya. Strategi yang tidak efektif atau aktifitas implementasi

yang buruk dapat berakibat buruk pula bagi hasil yang akan dicapai.

2) Mengukur prestasi (membandingkan hasil yang diharapkan dengan

kenyataan), menyelidiki penyimpangan dari rencana, mengevaluasi

prestasi individual dan menyimak kemajuan yang dibuat kearah

penyampain sasaran yang dinyatakan, kriteria untuk mengevaluasi

strategi harus dapat diukur dan dibuktikan, kriteria meramalkan hasil

lebih penting daripada kriteria yang diungkapkan apa yang telah

terjadi.

Page 40: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

31

3) Mengambil tindakan korektif untuk memastikan prestasi sesuai

dengan rencana. Dalam mengambil tindakan korektif tidakn harus

berarti bahwa strategi yang suadah ada akan ditinggalkan atau bahkan

strategi baru harus dirumuskan. “Tindakan korektif diperlukan bila

tindakan atau hasil tidak sesuai dengan yang dibayangkan semula atau

pencapain yang direncanakan, maka disitulah tindakan korektif

diperlukan.29

Tindakan korektif harus menempatkan posisi yang lebih baik untuk

lebih mampu memanfaatkan kekuatan internal, menghindari, mengurangi

dan meringankan ancaman eksternal serta mampu memperbaiki kelemahan

internal. Segala kegiatan kolektif harus konsisten secara internal dan

bertanggung jawab secara sosial.

Menurut penulis unsur strategi dakwah Islam di atas, tidak terlepas

dari evaluasi strategi yang diperlukan, karena keberhasilan hari ini bukan

merupakan jaminan di masa depan. Evaluasi strategi mungkin berupa

tindakan yang kompleks dan peka, karena terlalu banyak penekanan dan

evaluasi strategi merugikan suatu hasil yang dicapai, evaluasi strategi

sangat penting untuk memastikan sasaran yang dinyatakan telah dicapai.

Evaluasi sangatlah perlu untuk organisasi dari semua kegiatan untuk

mempertanyakan akan apa yang telah dilaksanakan dan harus memicu

tinjauan dan nilai-nilai yang merangsang kreatifitas dan etos kerja.

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penetapan Strategi

29

Fred R. David, Manajeman Strategi Konsep, (Jakarta: Prenhalindo, 2002), h. 104

Page 41: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

32

Kesadaran bagi setiap orang, baik sebagai individu atau kelompok

organisasi sosial atau organisasi dakwah tentang tujuan yang hendak

dicapaiakan berubah suatu usaha untuk mencapai tujuan tersebut, dan

usaha-usaha yang mengarah pada penyampain tujuan disebut strategi.

Maka suatu strategi dakwah harus efektif dan jelas karena ia mengarahkan

organisasi kepada tujuannya, untuk itu para penetap strategi harus

memperhatikan faktor-faktor penetapan strategi, diantaranya:

1. Lingkungan, lingkungan tidak pernah berada pada suatu kondisi dan

selalu berubah. Perubahan yang terjadi berpengaruh sangat kuat dan

luas kepada segala sendi kehidupan manusia. Sebagai individu dan

masyarakat, tidak hanya pada cara berfikir tetapi juga tingkah laku,

kebiasaan, kebutuhan dan pandangan hidup.

2. Lingkungan Organisasi, lingkupan organisasi yang mencangkup

segala sumber daya dan kebijakan organisasi yang ada.

3. Kepemimpinan, S. P Siagian memberikan definisi tentang

kepemimpinan, “Seorang pemimpin adalah orang tertinggi dalam

mengambil keputusan. Oleh karena itu setiap pemimpin dalam menilai

perkembangan yang ada dalam lingkungan baik eksternal atau internal

berbeda.”30

Faktor-faktor di atas menurut penulis adalah penentu akan

keberhasilan penetapan startegi, karena tetap ketika suatu ide disampaikan

dalam forum itu akan dipertimbangkan sebelum mecapai kesepakatan dan

ditetapkannya menjadi keputusan.

30

S. P Siagan, Manajemen Modern, (Jakarta: Masagung, 1994), cet . II, h. 9

Page 42: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

33

BAB III

PROFIL GRUP MUSIK RELIGI KI AGENG GANJUR

A. Latar Belakang Ki Ageng Ganjur

Kelompok musik religius akulturatif KI Ageng Ganjur adalah

merupakan perkumpulan komunitas anak-anak muda NU di bawah asuhan

KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan pimpinan Ngatawi Al-Zastrouw

yang memiliki keterampilan dalam bidang seni musik, kelompok ini

mencoba menyebarkan nilai-nilai harmoni, menyeru perdamain, melawan

fundamentalisme dan berbagai bentuk kekerasan atas nama agama,

sekaligus menggali dan mengembangkan tradisi lokal.

Para musisi yang bergabung dalam komunitas Ki Ageng Ganjur

mayoritas lulusan pesantren dan lulusan IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

(sekarang UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta). Bebrapa diantaranya adalah

lulusan Institut Seni Indonesia (ISI) yogyakarta, jurusan Seni Musik.

Sebagai bagian dari komunitas pesantren, mereka memiliki cara pandang

dan pemahaman keagamaan dan budaya lokal yang sangat kuat. Artinya

sikap keberagamaan yang toleran terhadap keberadaan tradisi dan budaya

lokal yang berkembang di masyarakat, dan menjadikannya sebagai

instrument untuk mengaktualisasikan spirit nilai-nilai keagamaan. Atas

dasar ini mereka menolak segala bentuk kekerasan, fanatisme,

radikalisme, formalisme dan simbolisme agama. Sebaliknya, komunitas ini

mengajarkan sikap keberagamaan yang toleran, santun dan humanis.

Page 43: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

34

Sebagai upaya untuk mengaktualisasikan spirit dan pemahaman

keagamaan yang kultural tersebut, dengan kreatifitasnya yang tingg, para

anggota komunitas Ganjur mengeksplorasi berbagai jenis musik yang

dapat membangkitkan spirit religiusitas manusia, baik yang berbasis etnik-

tradisi (India, Timur Tengah, Jawa, Sunda, Batak dan sebagainya), modern

(Jazz, Rock, Dangdut, Pop, Klasik) sampai yang spiritual (Kasidah, Santri

Mantra, Gregorian dan sebaginya). Semua ini dimaksudkan sebagai upaya

membangun jembatan dialog yang lebih humanis, karena yang disentuh

adalah dimensi rasa, hati dan jiwa manusia. Dengan cara ini diharapkan

ada pola dan cara baru dalam melakukan dialog agama yaitu dialog

kultural melalui musik.

Disamping membuat komposisi musik, Komunitas Ganjur juga

mengeksplorasi syair-syair sufi, mutiara hikmah dari kitab-kitab sastra

religi untuk dijadikan syair dalam karya-karya lagu-lagunya. Dengan

demikian sentuhan religiusitas tidak hanya tercemin dari komposisi musik

tetapi juga syair-syair lagu yang dinyanyikan. Misalnya, menyampaikan

syair shalawat badar dengan komposisi musik Gregorian, syair burdah

dengan arsemen Shanti Mantra.

Komunitas yang berdiri pada tahun 1996 ini, atas prakarsa dan

dorongan dari KH. Abdurrahman Wahid, dan bermula dari dialog dan

diskusi diantara teman-teman aktifis IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,

yang merasa prihatin atas perkemabngan budaya dan aktifitas keagamaan

yang semakin tidak menentu. Indonesia yang dikenal memiliki

kebudayaan adiluhung (high culture), telah ditenggelamkan oleh

Page 44: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

35

mebanjirnya budaya Barat dengan berbagai ragam dan macamnya. Pada

sisi lain, agama hanya dijadikan kepentingan formalitas belaka, tanpa

danya pemaknaan yang luas, sehingga tak dapat menyentuh kesadaran

kehidupan dalam segala lapisan masyarakat. Hal ini berdampak

munculnya kekerasan, pertentangan, dan perpecahan antar budaya, agama,

suku dan ras yang tak mudah dikendalikan. Bahkan telah menelan korban

jiwa indonesia khususnya yang jumlahnya tidak sedikit. Oleh sebab itu,

melalui seni, budaya dan agama komunitas Ganjur mengajak dan

mengharapkan agar agama-agama dan berbagai kepercayaan yang ada saat

ini, harus mampu menyumbangkan visi spiritual, paradigma etik dan

moral, serta kekuatan profetik yang dapat mendukung peradaban manusia

agar dapat bertahan dan berkembang ke arah yang lebih baik.

Adapun penamaan komunitas ini menjadi “Ki Ageng Ganjur”.

Diilhami dari nama seorang tokoh ulama besar (wali) yang hidup pada

zaman kerajaan Demak sekaligus murid dari Sunan Kalijaga yang

bernama Syaikh Abdurrahman yang terkenal dengan sebutan Ki Ageng

Ganjur, karen ulama ini selalu membawa Gong Ganjur (jenis gamelan

Jawa) untuk memanggil dan mengumpulkan masyarakat, ketika Kanjeng

Sunan Kalijaga akan memberikan wejangan dan ceramah.

Dari situ, dimulailah suatu proses kreatif, yakni memadukan

beberapa unsur musik pentatonis dan diatonis serta menggunakan alat-alat

musik tradisional dan modern, dengan mengambil nuansa etnik dan

religius, hingga menghasilkan paduan nada yang ritmis, riuh dan dinamis.

Page 45: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

36

Komunitas ini beranggotakan 25 orang, terdiri dari 18 orang pemain musik

(musisi), 3 orang penyanyi (vocalis), dan 4 orang pengelola (crew).1

B. Visi dan Misi Ki Ageng Ganjur

Visi dari komunitas Ki Ageng Ganjur adalah membangun

kehidupan ummat beragama yang santun, beradab, humanis. Menentang

segala bentuk otoritarianisme, simbolisme dan formalisme agama yang

mengebaikan nilai-nilai humanisme.

Misi dari komunitas Ki Ageng Ganjur adalah menjadikan musik

sebagai sarana dan instrument membangun dialog agama yang santun,

jujur, terbuka, dan humanis.

C. Tujuan Ki Ageng Ganjur

Sama halnya dengan grup-grup musik yang lainnya Ki Ageng

Ganjur juga memiliki tujuan tersendiri dalam terbentuknya grup musik ini,

antara lain tujuannya adalah:

1. Menumbuhkan sikap keberagamaan yang santun, beradab dan

humanis melalui media seni dan budaya.

2. Melawan sikap keberagamaan yang cenderung formalis, radikal dan

tidak humanis melalui seni dan budaya.

3. Mengembangkan seni dan budaya yang lebih estetik namun tetap

memiliki nilai dan moral religius keislaman.

1 . Wawancara pribadi dengan Syamsul, staf manager Ki Ageng Ganjur pada tanggal 20

Juli 2011 pukul 15.40 WIB

Page 46: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

37

4. Mencari bentuk kesenian alternatif yang bisa dijadikan sebagai alat

untuk mengisolasikan nilai-nilai dan ajaran islam dengan cara yang

lebih beradab, humanis dan menghibur.

5. Menggali dan melestarikan budaya lokal dan sekaligus menjadikan

sebagai sumber inspiratif bagi pengembangan seni islami.

D. Aktivitas Ki Ageng Ganjur

Aktifitas dari komunitas Ki Ageng Ganjur ini adalah membuat

berbagai komposisi musik yang bisa membangkitkan semangat religiusitas

dan bisa menjadi media dialog spritual bagi siapa saja yang

mendengarkan. Komposisi musik ini bersumber dari berbagai jenis musik

yang dieksplorasi oleh para musisi dan arranger komunitas ganjur. Hasil

dari komposisi ini kemudian di tampilkan dalam berbagai konser di

pesantren, tempat ibadah (gereja, pura, masjid), di berbagai gedung

kesenian, di beberapa daerah di indonesia dan media massa (TV). Pada

saat konser, komunitas ganjur tidak saja menampilkan hasil komposisi

musik religius, tetapi juga melakukan pencerahan kepada masyarakat

melalui orasi mengenai pemahaman agamayang toleran, humanis, santun,

beradab dan manusiawi. Untuk menarik massa biasanya didatangkan

beberapa artis terkenal dari ibu kota untuk membawakan lagu-lagu yang

telah diaransment oleh gianjur.

Sepanjang perjalan Ki Agen Ganjur telah berhasil meluncurkan

album perdananya bertajuk “Tadarus Budaya” (1997) yang berisi lagu dan

komposisi musik arransement ganjur disertai orasi dari K.H. Abdurrahman

Page 47: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

38

Wahid (Gus Dur). Sedangkan album kedua bertajuk “Ziarah Rasul”

(1999). Ki Ageng Ganjur sebagai kelompok musik yang senantiasa

mengutamakan adanya pluralisme keberagamaan menampilkan islam yang

sejuk dan damai tanpa kekerasan. Di samping itu kegiatannya tak pernah

lepas membangun kesadaran antar umat beragama untuk saling

menghargai. Tenggang rasa dan mengasihi antar satu dengan yang lainnya.

Hal ini nampak dalam paket-paket acaranya, baik yang dilakukan melalui

media televisi maupun konser di lapangan (live show out door).

Foto Pementasan Ki Ageng Ganjur

Foto pementasaan saat konser religi Ki Ageng Ganjur dan Iwan Fals di Indramayu

Cirebon 31 Maret 2011

Page 48: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

39

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Revitalisasi Syair-syair dalam Musik Ki Ageng Ganjur

Ki Ageng Ganjur sebagai grup musik kulturatif yang awal

berdirinya dari komunitas mahasiswa ini, dalam syair-syair lagu yang

dibawakan selama pementasan tidak muncul begitu saja, ada faktor yang

mempengaruhi dalam pemilihan syair-syair lagu selama pementasan

berlangsung. Syair-syair lagu memiliki pengaruh yang kuat pada setiap

pementasa, karena syair memiliki maghnet tersendiri dari berbagai unsur

pada setiap grup musik. Ganjur sebagi grup musik religi juga memiliki

misi yang tidak semua orang mengetahuinya, berangkat dari para personel

yang keseluruhannya alumni pesantren ini, ingin sekali melestarikan

budaya syair-syair karya seni para wali songo.

Dalam pementasan Ganjur selain mengikuti dan ingin melastarikan

syair-syair wali songo juga menggunakan syair-syair religi tasawuf tanpa

mengikuti secara signifikan,

“Syair KI Ageng Ganjur tidak secara spesifik mengikuti syair dari

salah satu wali songo tetapi hampir semua wali yang menciptakan

syair akan menjadi obyek garapan dari ki Ageng ganjur.”1

Ini dia bisa dibilang dalam pengambilan syair-syair wali songo

Ganjur tidak memihak pada salah satu wali songo saja, tetapi siapapun

1 . Wawancara dengan Zastrouw Ngatawi, Pimpinan Ki Ageng Ganjur Sabtu, 7 Agustus

2011. Pkl 10.15 – 12.25 WIB

Page 49: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

40

wali songo yang mmenciptakan syair akan menjadi obyek garapan Ganjur

dalam melakukan pementasan dan dakwah Islam. Kenapa demikian,

“Hal ini dilakakan karena pertama, semua syair para wali itu

memiliki spirit religiusitas dan mengandung ajaran suci agama.

Kedua, wali songo sebenarnya merupakan kesatuan yang utuh dari

segi spirit, gagasan dan gerakan. Oleh karenanya sangat sulit

memisahkan dalam satu sosok. Masing-masing figfur yang ada

dalam wali songo itu melebur dalama satu spirit, meski masing-

masing memiliki karya yang berbeda. Atas dasar inilah maka Ki

Ageng Ganjur tidak terpaku hanyamengikuti jejak sosok tertentu

dari Wali Songo.”2

Karena memiliki spirit religiustik dan mengandung ajaran suci

agama ini lah menjadi salah satu kenapa Ganjur ingin memperbaharui

kembali ajaran wali songo dalam penyebaran dakwah Islam melalui syair-

syair lagu yang telah para wali ciptakan, banyak sekali sinom-sinom, syair

serta tembang-tembag yang ada walaupun dengan memiliki unsur budaya

lokal yang kuat tapi tanpa mengurangi nilai-nilai ajaran suci agama.

Bisa kita lihat melalui sejarah wali songo, mereka tidak hanya

berdiri satu persatu sebagai sosok idividu saja tetapi mereka adalah

merupakan satu kesatuan yang utuh baik dari segi spirit dalam penyebaran

ajaran agama Islam, dalam pemberian gagasan dan geerakan yang mereka

lakukan agar masyarakat mengenal Islam lebih dekat. Inilah alasan kenapa

Ganjur tidak mengikuti jejak wali songo tertentu dikarenakan sulitnya

memisahkan dalam satu sosok. Masing-masing figur yang ada dalam wali

songo itu melebur menjadi satu dalam kesatuan spirit, meski mereka

masing-masing memiliki karya berbeda-beda. Atas dasar inilah kenapa

ganjur tidak terpaku hanya mengikuti jejak wali songo saja.

2 . Ibid

Page 50: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

41

Dalam merevitalisasi atau memperbaharui syair-syair wali songo

yang diangkat kembali oleh Ganjur bukan dilakukan secara keseluruhan,

mungkin hanya memperbaharui bagaimana cara tata penyampain atau

menyanyikan syair-syair yang ada disesuaikan dengan tatamusik saat ini

tanpa harus menghilangkan keaslian dari syair-syair yang ada. Selain

perubahan tata musik dari syair-syair karya wali songo juga dilakukan

perubahan bahasa, seperti kita ketahui karya cipta dari mereka

menggunakan bahasa Jawa maka ada beberapa yang diganti ke bahasa

Indonesia.

Syair-syair wali songo yang di angkat kembali oleh Ganjur antara

lain syai-syairr dari sunan Kalijaga, sunan Drajad dan lain-lain,

”Ada beberapa syair karya sunan Kalaijaga yang sudah diangkat

kembali oleh Ki Ageng Ganjur seperti “syair Ilir-ilir” dan

“kidung rumekso” ada juga syair karya sunan Drajad seperti

syair “wenehono”, syair karya sunan Bonang “eling-eling” dan

sekarang sedang menggarap beberapa syair dari Sunan Giri,

Sunan Drajad, Sunan Ampel dan wali-wali lain yang memiliki

karya sastra.”3

Syair-syair tersebutlah yang Ganjur tampilkan dalam pementasan-

pementasan yang mereka lakukan tetapi dengan menggunakan ciri khas

yang dimilikinya. Walaupun terkadang dalam setiap pementasan unsur-

unsur pada lagu tersebut selain syair ciri musiknya masih ada yang

menggunakan apa yang pernah dilakukan oleh para wali yang mebuat

syair walaupun tidak secara keseluruhan. Hal ini dikarenakan Ganjur ingin

menampilkan sesuatu yang itu yang lebih menarik dan mengena dihati

masyarakat, walaupun dengan menggunakan syair-syair lama.

3 . Ibid

Page 51: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

42

Penggunaan syair-syair wali songo dalam pementasan yang Ganjur

lakukan jelas ada perbedaan mencolok diantara keduanya, ada perbedaan

pakem yang digunakan antara Ganjur dan wali songo,

“Perbedaannya, syair wali songo menggunakan aturan baku

sastra Jawa Klasik, misalnya terikat pada aturan baku mengenai

guru lagu, guru wiklangan, gatra dan sejenisnya. Selain itu, sastra

wali songo juga mengacu pada pakem tembang Jawa seperti

Dandanggulo, sinom, megatruh dan sebagainya. Sedangkan syair

ganjur, meski berangkat dari kontekstualisasi.”4

Bahwa jelas ada perbedaan yang sangat nyata antara syair-syair

wali songo dengan syair-syair Ganjur, seperti halnya yang kita ketahui

syair-syair wali songo lebih pada penggunaan konstek bahasa jawa klasik

yang lebih mengacu pada pakem tembang-tembang jawa, dikarenakan

awal mulanya mereka ingin tetap melaestarikan kebudayaan yang ada di

masyarakat pada saat itu dengan dimasukinya ajaran agama Islam tanpa

harus merusak nilai-nilai agama yang ada dan kebudayaan yang

masyarakat percayai. Sedangkan Ganjur walaupun berangkat dari

kontektstualisasi mereka tidak walaupun kita ketahui Ganjur berangkat

dari konstektualisa. Yaitu memodifikasi syair-syair wali songo sebagai

upaya aktualisasi, dalam mengikuti arus globalisasi atau moderenisasi saat

ini,

“Ada dua model modifikasi yang dilakukan oleh ganjur terhadap

syair wali songo sebagai upaya aktualisasi. Pertama modifikasi

pada model tata musik. Pada model ini, modifikasi dilakukan pada

jenis musik dan lagu, tetapi syair dijaga otentisitasnya. Seperti

pada syair “ilir-ilir”, yang dimodifikasi menjadi model musik jazz,

meski tetep dijaga juga liric aslinya sebagaia tembang Jawa.

Kedua modifikasi pada syair dan liric. Pada model ini ganjur

melakukan modifikasi pada syair, artinya syair-syair asli diambil

4 . Ibid

Page 52: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

43

inti ajarannya kemudian dibuat syair baru yang mencerminkan isi

dari syair-syair lama tersbut. Seperti syair “Suluk Kalijogo” yang

merupakan modofikasi dari syair-syair Sunan Kalijogo yang ada

dalam kitab Serat Kaki Waloko. Demikian lagu pepeling yang

merupakan modofikasi dari syair “wenehono” karya Sunan

Drajad.”5

Dalam memodifikasikan syair-syair yang dilakukan Ganjur saat ini

sangatlah penting untuk menjaga ajaran-ajaran wali songo lebih

bermanfaat lagi dan dikenal oleh masyarakat luas tanpa harus merusak

nilai-nilai ajaran agama Islam yang ada pada syair-syair mereka. Hal ini

dilakukan karena ingin mempertahankan nilai-nilai kebudayaan lokal yang

semakin terkikis oleh arus moderenisasi yang terjadi di Indonesia saat ini

dengan memadupadankan kebudayaan lokal dan kebudayaan luar tanpa

harus menghilangkan nilai-nilai yang ada.

Tabel 1

Perbedaan antara syair-syair wali songo dan Ki Ageng Ganjur

No. Wali Songo Ki Ageng Ganjur

1. Menggunakan aturan baku sastra

Jawa kelasik

Konstektualisasi atau modifikasi

jenis musik dan lirik

2. Mengacu pada pakem tembang

Jawa

Modifikasi pada syair dan lirik

Dalam penggunaan syair-syair antara wali songo dan Ganjur

memiliki perbedaan yaitu jika wali songo masih menggunakan aturan baku

sastra jawa dan pakem-pakem tembang jawa kalau Ganjur sudah

5 . Ibid

Page 53: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

44

megalami modifikasi syair-syair dari ciptaan wali songo dengan mengubah

arsemen musik tapi masih menggunakan lirik yang lama atau

memodifikasikan mengambil intisari dari syair-syair wali songo dengan

dibuatkan kembali sayir-syair baru tetapi materi dari syair lama dengan

instrumen musik khas Ganjur.

B. Revitalisasi Alat-alat Musik Ki Ageng Ganjur

Dalam penggunaan alat-alat musik, Ganjur jelaslah berbeda dengan

para grup musik yang ada di Indonesia. Sebagai grup musik yang memiliki

aliran kulturatif ini ingin memadupadankan antara alat-alat musik

tradisional dengan alat-alat musik tradisional, inilah ciri khas yang ingin

dibangun Ganjur untuk menunjang performa mereka dalam setiap

pementasan. Syair-syair yang bagus tidak akan terlihat menarik tanpa

ditunjang dengan arsemen musik yang sedemikian rupa, arsemen musik

yang ada akan tampil begitu indah jika ditunjang dengan alat-alat musik

yang begitu menarik.

Perpaduan alat musik yang digunakan oleh ganjur dalam setiap

pementasan adalah peerpaduan alat musik moderen yang banyak

digunakan oleh berbagaio kalangan saat ini dengan perpaduan alat musik

tradisional yang banyak digunakan oleh wali songo dalam menyampaikan

syair-syair agama Islam. Sebagaiman dalam syair-syair yang di gunakan

Ganjur, pada penggunaan alat-alat musik mereka juga tidak hanya

mengacu pada salah satu wali saja. Apalagi seperti yang kita ketahui

Page 54: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

45

dalam penggunaan alat musik para wali hampir memiliki kesamaan dan

perbedaan dalam penggunaannya hanya pada jenis yang digunakan saja,

“Sebagaimana syair, dari segi alat musik Ganjur juga tidak

mengacu hanya pada salah satu wali. Apalagi alat musik yang

digunakan para walisongo juga hampir tidak perbedaan yaitu

semua menggunakan gamelan. Hanya jenisnya saja yang berbeda.

Misalanya Sunan Kalijogo menggunakan semua jenis gamelan.

Sunan bonang menggunakan alat musik “bonang”, sunana Drajad

menggunakan perangkat gamelan yang disebut “Singo Mengkok”.

Namun semua gamelan itu berada dalam pakem nada Jawa;

slendro dan pelok.”6

Sama seperti dengan alat-alat musik saat ini, gamelan juga

memiliki macam-macam jenis yang berbeda. Begitupula yang digunakan

para wali dalam penyebaran agama Islam di tanah Jawa ini, mereka

menggunakan berbagai jeni gamelang yang ada tapi dalam kesatuan

pakem yang sama berada dalam pakem nada Jawa yaitu slendro dan pelok.

Dalam pementasan musiknya Ganjur selain menggunakan alat

musik gamelang yang memiliki pakem nada slendro-pelok seperti yang

digunakan ppada gamelang para wali, Ganjur juga menggunakan

gamelang dengan nada-nada baru yang lebih fariatif yang diambil dari

nada-nada timur tengah, seperti sikhah-bayati. Dengan demikian gamelan

yang dimainkan Ki Ageng Ganjur lebih variatif dan kaya nuansa dari pada

yang digunakan pada zamannya para wali,

“Selain menggunakan alat musik gamelan dengan pakem nada

slendro-pelok, seperti yang dipakai oleh para wali songo, Ki

Ageng Ganjur, juga menggunakan gamelan dengan nada baru

yang diambil dari nada-nada Timur Tengah, seperti sikhah dan

6 . Ibid

Page 55: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

46

bayati. Dengan demikian gamelan ki Ageng Ganjur menjadi lebih

variatif dan karya nuansa.”7

Penggunaan gamelang dalam pementasan Ganjur bukan hanya satu

alat musik yang dignanakn oleh mereka, masih banyak alat musik yang

dikolaborasikan pada setiap pementasan untuk menghadirkan ciri kgas

tersindiri pada aliran musik kulturatif yang di usung oleh Ganjur ini.

Dalam mengkolaborasikan antar alat-alat musik tradisional dan alat-alat

musik modern yang umum digunakan para musisi band tana air saat ini

seperti keyboard, drum, gitar, bass dan sebagainya. hal ini dapat diartikan

Ganjur melakukan rekonstruksi musik dari dua sisi yang ada, pertama dari

segi nada yaitu dengan memasukkan nada-nada non Jawa (nada-nda timur

tengah) dalam instrument gamelang yang merupakan intrumen musik

tradisional Jawa. Kedua rekonstruksi dari sisi instrumen itu sendiri yaitu

dengan mengkolaborasikan instrument-instrumen tradisional gamelang,

gendang, siter dan lain sebagainya dengan instrumen modern yang ada

saat ini seperti gita, keyboard, bass dan lain sebagainya.

“Ganjur juga mengkolaborasikan alat tradisional dengan alat-alat

modern seperti, keyboard, drum, gitar, bass dan sebagainya. Ini

artinya Ganjur melakukan rekosntruksi musik dari dua sisi,

pertama dari sisi nada, yaitu memasukkan nada-nada non Jawa

(nada timur tengah) dalam instrumen gamelan, yang merupakan

instrumen musik tadisional Jawa. Kedua rekosntruksi dari sisi

instrumen itu sendiri yaitu mengkolaborasikan instrumen

tradisional; gamelan, gendang, gamelan, siter dan sebagainya

dengan instrumen modern; gitar, bass, keyboard dan sejenisnya.

Inilah yang menyebabkan karakterisitik musik Ganjur menjadi

lebih variatif karya warna.”8

7 . Ibid

8. Ibid

Page 56: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

47

Perpaduan baik dari segi nada dan instrument yang dilakukan oleh

Ganjur antara memadu padankan musik tradisional dengan modern serta

nada-nada tradisional jawa dengan timur tengah inlah yang menyebabkan

Ganjur memiliki karakteristik menjadi lebih bervariatif dan kaya warna,

sehingga dalam penyampain visi dan misi yang diusung oleh Ganjur dalam

penyampain dakwah Islam lebih mudah untuk di terima oleh kalangan

masyarakat luas.

Dalam pengaplikasian nada-nada yang ada dalam gamelang yang

dilakukan Ganjur ini bisa disebut pula dengan pembaharuan kembali alat

tradisional Jawa agar lebih mudah digunakan dan diaplikasikan dengan

alat-alat musik lainnya, serta nada-nada yang ada tidak sekedar berputar

pada nada-nada Jawa yang menjadi ciri khas gamelnag saat ini. Tetapi

dalam melakukan pembaharuan ini ganjur tidak menghilangkan unsur-

unsur yang menjadi ciri khas yang dimiliki oleh gemelang itu sendiri.

Penggunaan alat musik modern pada setiap pementasan Ganjur ini

dilakukan untuk memadupadankan antara musik tradisional dan moderen

dapat berjalan seiring tanpa harus ada yang dihilangkan salah satunya. Hal

inilah yang menjadi hal luar biasa yang dilakukan ganjur sehingga dari

perpadupadanan alat musik bisa mengahasilkan nada-nada lagu atau

instrument yang bernuansa jazz, pop, melayu, jawa dan lain sebagainya

tetapi tetap dengan nuansa atau ciri khas Ganjur yaitu musik yang unik

yang tradisional tetapi tetap dengan tampilan yang modern.

Page 57: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

48

Dalam penggunaan alat-alat musik baik Ganjur ataupun para wali

memiliki perbedaan yang sangat jelas, yaitu dalam penggunaan pakem

nada pada alat musik gamelang. Wali songo dalam alat musik gamelang,

walaupun penggunaan jenis gamelangnya berbeda-beda tetapi mereka

menggunakan satu pakem nada yang sama yaitu nada slendro-pelok

(pentonis) dan semua alat musik yang digunakan tersebut bersifat akustik.

Sedangkan Ki Ageng Ganjur dalam penggunaan gamelang tidak hanya

menggunakan nada tradisional saja (slendro-pelok/pentatonis) yang

bersifat akustik tetapi di kolaborasikan dengan peralatan modrn dengan

penggunaan nada-nada modern (diatonis) yang bersifat elentrik, serta

Ganjur menggunakan peralatan musik yang lebih lengkap dari pada para

wali.

“Para Wali Songo menggunakan alat musik tradisional dengan

pakem nada Slendro-pelok (pentatonis) dan semua peralatan

tersebut bersifat akustik. Ganjur menggunakan peralatan yang

lebih lengkap, mengkolaborasikan alat-alat tradisional dengan

nada tradisional (slendro-pelok/pentatonis) bersifat akustik

dengan peralatan modern dengan nada-nada modern (diatonis)

yang bersifat elentrik.”9

Dengan perkembangan zaman bahwasannya alat-alat musik yang

digunakan wali songo untuk menyebarkan ajaran agama Islam di tanah

Jawah masih ada dan digunakan hingga saat ini, walaupun dalam

penggunaan baik dari segi nada untuk alat musik gamelang tidak hanya

menghasilkan musik-musik jawa yang khas saja tetapi juga menghasilkan

nada-nada musik untuk jenis musik yang lain.

Tabel 2

9. Ibid

Page 58: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

49

Perbandingan alat musik wali songo dan Ki Ageng Ganjur

No. Wali Songo Ki Ageng Ganjur

1. Menggunakan Gamelang dengan

pakem slendro-pelok (pentatonis)

Menggunakan pakem slendro-

pelok dan nada-nada yang lebih

modren (akustik)

2. Menggunakan jenis gamelang

tertentu saja.

Alat musik yang digunakan lebih

lengkap

Melihat dari tabel diatas, dalam penggunaan alat musik antara wali

sango dan Ganjur adalah kesamaan dalam penggunaan alat musik tradisional

yaitu gamelang. Walaupun dalam penggunaan nada wali songgo masih

terpaku pada nada-nada Jawa yaitu slendro-pelok sedangkan Ganjur sedah

memodifikasi dengan menambahkan nada-nada yang lain yang lebih modren

dan akustik.

C. Revitalisasi Pementasan Ki Ageng Ganjur

Ki Ageng Ganjur sebagai grup musik religi yang ingin

menampilkan sesuatu yang berbeda dengan yang lain tanpa harus

menghilangkan unsur kebudayaan yang ada tetap bisa tampil dengan

pementasan yang moderen. Grup musik yang berdiri di jogja ini memiliki

visi dan misi yang begitu mulia yaitu ingin menjadikan media musik ini

sebagai media dakwah dalam pengenalan Islam pada seluruh masyarakat.

Mereka ingin sekali agar masyarakat mengetahui bahwa Islam itu bukan

agama yang radikal tetapi agama yang humanist dan begitu menyenangkan

Page 59: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

50

serta bisa menyatu menjadi satu dalam kehidupan di masyarakat dalam

bentuk seni tradisi.

Pementasan yang tidak berbeda jauh dengan panggung-panggung

seni hiburan yang beredar saan ini Ganjur masih bisa tetap

mempertahankan ciri khasnya, walaupun dalam setiap kali pementasan

Ganjur selalu berkolaborasi dengan berbagai penyanyi papan atas seperti

Iwan Fals, Widi Hello, Niky Astrea dan lain-lain tetapi masih bisa

mempertahankan ciri khasnya dan tanpa pula harus merubah ciri khas para

penyanyi yang turut berkolaborasi.

Pementasan yang dilakukan Ganjur yaitu menampilkan syair-syair

atau tembang-tembang karya para wali yang telah dimodifikasi baik dari

segi tata musik atau pembuatan syair yang baru disesuaikan dengan ciri

khas yang dimiliki Ganjur. Selain penggunaan syair-syair para wali Ganjur

juga mengajak bersholawat dan bernyanyi lagu-lagu yang sedang hits saat

ini, tetapi dalam pementasan kita tidak hanya menyanyi dan bersholawat

saja, tetapi apa yang lagu kita nyanyikan dipaparkan (diartikan) lagi

dengan kata-kata yang lebih mudah dimengerti oleh semua kalangan.

Lagu-lagu yang diangkat oleh Ganjur tidak selamanya lagu-lagu

religi saja, tetapi juga lagu-lagu yang sedang hits yang juga memiliki

kandungan arti yang islami pada setiap lagunya seperti karya-karya Iwan

Fals,

“Disisi lain Ganjur melakukan kegiatan sosial, suatu contoh:

ketika target dakwah anak-anak jalanan, anak-anak tatoan dan

lain-lain kita ajak Iwan Fals, kita tidak sekedar menyanyi tapi kita

Page 60: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

51

memaknai arti lagu dari Iwan Fals tersebut dengan makna-makna

yang lebih religius. Cuma dia berangkat dari kaumiyah sedangkan

para mubaligh berangkat dari kauliyah dan ini juga adalah salah

satu strategi atau methode kita dalam berangkat dari kauliyah

tidak semata-mata berangkat dari kaumiyah jadi kita memadukan

antara yang kauliyah dan kaumiyah dalam salah satu musik atau

komponen.”

Memaknai lagu-lagu yang sudah hits atau dikenal dimasyarakat

dengan makna-makana yang lebih religius pada setiap pementasan yang

Ganjur lakukan memiliki manfaat yang sangat besar baik bagi Ganjur

sendiri maupun bagi orang-orang yang menonton pementasannya. Hal ini

dikarenakan kita yang menonto akan mendapatkan siraman rohani atau

ceramah agama yang lebih mudah diterima oleh setiap kalangan tanpa

harus merasa di gurui dan atas kesadaran diri kita masing-masing. Selain

memaknai lagu-lagu yang dinyanyikan Ganjur juga mengadakan kegiatan

sosial, juga mengadakan dialog agama pada setiap pementasannya. Dalam

melakukan dialog pada setiap pementasan, tidak berbeda jauh dengan

pemaknaan lagu-lagu atau syair-syair yang dibawakan oleh Ganjur.

Ganjur sebagai grup musik tidak memiliki segmentasi khusus pada

kalangan tertentu saja, karena Ganjur bisa mengikuti kemana arah

kecenderungan penonton yang melihat pementasan pada saat itu.

“Jadi kita akan masuk pada segmen kita melihat pada

kecenderungan usia, misalnya kita tampil di usia anak muda kita

bawa artis yang disukai anak muda contohnya: Iwan Fals, Widi

Helo. Yang suka musik-musik rock kita gandeng Niki Astrea, yang

suka dangdut kita gandeng penyanyi-penyanyi dangdut, yang

dikalangan orang tua habib-habib yang punya sholawat-sholawat.

Jadi kita lihat sesuai dengan segmennya.”

Dalam pemilihan bintang tamu atau penyanyi pendukung Ganjur

melihat terlebih dahuluh siapa segmen terbesar yang akan melihat

Page 61: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

52

pementasan saat itu, maka akan kondisinya akan disesuaikan. Karena

dalam setiap kali pementasan penonton ganjur tidak hanya pada kalangan

orang tua saja dan anak-anak pesantren saja, tetapi juga pada anak-anak

jalanan atau bahkan remaja-remaja yang tidak begitu mengenal Islam.

Dalam hal ini Ganjur sebagai salah satu grup music religi yang

mempertahankan unsure islami dalam setiap pementasan mengaplikasikan

lagu-lagu atau kesenian music agar bisa diterima oleh seluruh masyarakat.

Mulai mengaplikasikan setiap pementasan yang ada sehinnga apa yang

dilakukan dapat tetap menarik untuk dilihat dan didengarkan.

Di era globalisasi ini Ganjur tetap berusahan bertahan dengan cirri

khasnya yang selalu menampilkan sesuatu yang etnik atau tetap

mempertahankan kesenian tradisional yang dimilikinya. Tapi, tidak dapat

di pungkiri juga bahwa Ganjur juga mengikuti perkembangan zaman

dalam setiap pementasan-pementasan yang dilakukan.

Dalam setiap pementasan Ganjur tidak hanya sekedar

mementaskan lagu-lagu sholawat atau kosidah saja, tapi juga dangdut,

pop, jazz dan lain sebagainya, tetapi dalam pementasan tersebut lagu-lagu

itu sedah di arsemen ulang sesuai dengan cirri khas ganjur, yaitu bukan

hanya sekedar lagu jazz biasa tetapi di arsemen menjadi jazz yang etnik,

pop yang etnik dan yang pasti tetap mempertahankan kesenian yang ada,

serta juga mengaplikasikan atara musik-musik lokal, tasawuf dan tradisi.

“... pementasan-pementasan di berbagai tempat, bahkan dalam

performen itu kita mensosialisasikan ajaran agama Islam melalui

syair-syair yang kita bawa, komposisi musik yang kita bangun,

Page 62: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

53

performen yang kita tampilkan mulai dari segi tata musik, segi

syair, dari segi lirik-lirik lagu yang ada itu sebagai methodenya.

Kita sangat kaya terhadap syair-syair pujian-pujian ini juga ada

dalam tradisi-tradisi lokal yang sekarang ini mengalami masa-

masa pemunduran kita hidupkan kembali tradisi-tradisi sufi yang

sudah mengalami kemunduran, dengan tradisi lokal, trus tradisi-

tradisi musik, musik-musik lokal, musik-musik tasawuf itu kita

kalaborasikan.”10

Selain juga mengaplikasikan antara musik lokal, tradisi dan

moderen Ganjur dalam pementasan karya seni musik kulturatifnya sudah

keliling Indonesia, bahkan tidak hanya itu Ganjur juga pernah mengisi

acara dan melakukan tur di luar negri salah satunya di Dubai.

Dalam segi pementasan antara Ganjur dan wali songo sangatlah

berbeda, pada zaman dahulu pementasan masih berformat sederhana

dengan tatanan panggun yang biasa-biasa saja, bahkan lebih sering tidak

menggunakan panggung. Sedangkan tatanan panggung saat ini dalam

setiap kali pementasan sudah di setting dengan sedemikian rupa di bantu

soud system serta penataan cahaya yang bagus agar acara yang

ditampilkan terlihat lebih menarik. selain tatanan panggung dalam setiap

kali pementasan agar bisa menampilkan acara yang bagus juga dimbangi

dengan konsep acara yang bagus dalam konsep acara ini yang memiliki

perbedaan antara Ganjur dengan yang lainnya, karena selain mengajak kita

bernyanyi, bersholawat Ganjur juga mengajak kita untuk berdialog dan

memahami apa arti-arti dari syair-syair yang kita dengarkan tadi.

10

. ibid

Page 63: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

54

D. Strategi Dakwah Ki Ageng Ganjur

Berbicara mengenai strategi dakwah sangat erat kaitannya dengan

manegemen. Karna orientasi kedua term atau istilah tersebut sama-sama

mengarah pada sebuah keberhasialan planning yang sudah ditetapkan oleh

individu maupun organisasi. Pengertian managemen strategi adalah suatu

proses kegiatan managerial yang berdasar dan menyeluruh dalam

mendayagunakan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan

organisasi sesuai dengan misi dan visi yang telah ditentukan.

Sedangkan pengertian dakwah sebagaimana dijelaskan terdahulu

secara singkat adalah upaya yang dilakukan individu maupun kelompok

(kolektif, lembaga, organisasi). Dalam merealisasikan ajaran islam

ditengah-tengah manusia melalui metode-metode tertentu dengan tujuan

agar terciptanya kepribadian dan masyarakat yang menerapkan ajaran

Islam secara utuh (kaffah) dalam mendaapatkan kebahagiaan hidup di

dunia dan akhirat.

Begitu pula dengan Ki Ageng Ganjur, berangkat dari sebagai suatu

komunitas pada kegiatan mahasiswa di UIN Sunan Kalijaga yang dulu

bernama IAIN Sunan Kalijaga mereka memiliki visi dan misi dalam

menjalankan kegiatan yang mereka lakukan. Untuk tercapainya itu semua

mereka sebagai suatu organisasi atau kelompok jelas sekali memiliki

strategi apa yang akan digunakan untuk mencapai tujuan yang ingin di

capai Ganjur.

Ganjur sebagai grup musik Islami yang seluruh personelnya

berasal dari alumni pesantren ini ingin menyampaikan ajaran Islami

Page 64: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

55

kepada seluruh masyarakat, ingin mengenalkan Islam yang damai, Islam

yang indah tanpa menggunakan kekerasan. Sesuai dengan visi dan misi

yang dimiliki oleh ganjur sendiri yaitu: ingin membangun kehidupan

ummat beragama yang santun, beradab, humanis. Menentang segala

bentuk otoritarianisme, simbolisme dan formalisme agama yang

mengebaikan nilai-nilai humanisme. Sedangkan Misi Ganjur adalah

menjadikan musik sebagai sarana dan instrument membangun dialog

agama yang santun, jujur, terbuka, dan humanis.

Ganjur sebagai grup musik sangat memperhatikan langkahnya

dalam menyampaikan ajaran islam, ia menggunakan media dakwah yang

begitu dinamis yaitu melalui grup musik yang mereka bangun untuk

menyampaikan ajaran Islam kepada seluruh kalangan. Karena bisa kita

lihat sendiri musik adalah suatu hal yang bisa memasuki berbagai jenis

kalangan tanpa memandang suatu suku, kelompok maupun agama. Hal

inilah yang menjadi modal awal ganjur untuk menjadikan musik sebagai

media atau sarana dakwah.

Memiliki sarana atau media untuk dakwah tidak akan berjalan

dengan baik apabila tidak diiringan oleh startegi yang memadai, karena

untuk tercapainya suatu tujuan butuh langkah-langkah yang sudah diatur

sedemikian rupa agar apa yang ingin dicapai bisa terlaksana atau

tersampaikan dengan baik.

Grup musik Ganjur yang berasal dari Yogyakarta ini dalam

perjalanan mereka sebagai seniman dan penyampai ajaran Islam sudah

Page 65: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

56

pastinya memiliki strategi atau cara untuk menjalankan visi dan misi yang

mereka usung. Dalam praktenknya Ganjur menggunkan strategi kultural,

“Strategi kultural, yang disebut startegi kultural adalah kita

memanfaatkan tradisi-tradisi yang ada untuk mensosialisasikan

ajaran agama ini starteginya. Soal caranya kitra menampilkan

pementasan-pementasan di berbagai tempat, bahkan dalam

performen itu kita mensosialisasikan ajaran agama Islam melalui

syair-syair yang kita bawa, komposisi musik yang kita bangun,

performen yang kita tampilkan mulai dari segi tata musik, segi

syair, dari segi lirik-lirik lagu yang ada itu sebagai

methodenya.”11

.

Dengan strategi kultural yang mereka usung ini agar dapat berjalan

menggunakan cara yaitu dengan menampilkan pementasan-pementasan di

berbagai tempat di Indonesia, bahkan mereka juga sudah pernah

melakukan beberapa pementasan di luar negri salah satunya adalah Qatar.

Hal inilah yang tidak menutupi kemungkinan bahwa startegi kultural yang

di usung ganjur dengan menggunakan cara pementasan berjalan dengan

baik.

Ketika melakukan pementasan atau performan inilah ganjur juga

mensosialisasikan ajaran-ajaran Islam, yaitu melalui syair-syair yang

mereka bawa, komposisi musik yang mereka bangun, performen yang

ditampilkan yang telah ditata dengan sedemikian rupa agar dapat terlihat

menarik. Ganjur dalam pementasannya sangat kaya akan syair-syair

pujian, hal ini juga ada dalam tradisi-tradisi lokal yang saat ini sedang

mengalami masa pemunduran. Dan ingin mereka hidupkan kembali

tradisi-tradisi sufi yang sudah mengalami kemunduran, dengan tradisi

lokal, selain itu juga dengan tradisi musik, musik-musik lokal dan musik-

11

. ibid

Page 66: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

57

musik tasawus yang dalam keseluruhan itu mereka kalaborasikan dengan

sedemikian rupa.

Ketika berangkat dari grup musik yang juga berfungsi untuk

mensosialisaikan ajaran Islam, ganjur tidak memiliki segmentasi khusus

kemana saja pesan dakwah yang mereka sampaikan, agar bisa berjalan

dengan baik sesuai dengan segmentasinya, tetapi ganjur mengemasnya

dengan sedemikian rupa agar mereka bisa masuk untuk semua kalangan.

mengapa demikian, agar bisa masuk untuk semua kalangan mereka

berangkat dari “kotibunnnas ala kotibunkulmi” yang dalam hal ini mereka

akan masuk dan melihat pada segmen mana kecenderungan usia yang

melihat perfomen ganjur. Misalnya ketika mereka tampil pada segmen

usia anak-anak muda atau remaja mereka dalam pementasan akan

membawa artis-artis yang sedang banyak digemari oleh para remaja

contohnya Iwan Fals, untuk yang suka musik rock mereka gandeng Nicky

Astrea, yang suka dangdut kita juga mengajak para penyanyi dangdut yang

memiliki tujuan yang sama dengan mereka, sedangkan untuk kalangan

orang tua biasanya mereka mengajak Habib-habib yang punya sholawat-

sholawat. Jadi mereka menyesuaikan dengan segmentasinya dalam

melakukan performen.

Disisi lain Ki Ageng Ganjur juga melakukan kegiatan sosial, suatu

contoh: ketika target dakwahnya anak-anak jalanan, tatoan dan lain-lain.

Dalam performen ganjur mengajak Iwan Fals dan mereka juga tidak hanya

sekedar menyanyi saja, tetapi juga memaknai syair-syair lagu yang

dinyanyikan oleh Iwan Fals tersebut dengan makna-makna yang lebih

Page 67: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

58

religius, dan tidak bisa dipungkiri juga hampir semua kalangan menyukai

syair-syair lagu Iwan. Dr. Zastrouw selaku pimpinan ganjur memahami

bahwa lagu-lagu Iwan Fals sangat religius, Cuma ia berangkat dari

kaumiyah sementara para mubaligh kita ketika mereka berdakwah

berangkat melalui kauliyah dan ini adalah salah satu methode juga bahwa

kita semata-mata tidak hanya sekedar berangkat dari kauliyah saja tetapi

juga dari kaumiyah yang dipadupadankan antara keduanya dalam salah

satu musik atau komponen pada setiap pertunjukan.

Ketika mereka sudah mendengarkan lagu Iwan Fals yang telah

dimaknai dengan sedemikian rupa, banyak pula yang tergugah hatinya dan

sadar akan agama Islam, mereka para anak jalanan akhirnya menjalankan

perintah agama Islam dengan sebaik mungkin dan pada akhirnya

kesadaran mereka terbuka dan melakukan program ziarah ke makam-

makam wali, ketika dijalan semaunya sendiri mereka juga akhirnya

mampir ke masjid-masjid sambil juga mengadakan acara bersih-bersih

masjid.

Selain menggunakan strategi kultural Ganjur juga menggunakan

stretegi dialogtis yaitu penggabungan antara kauliyah dan kaumiyah antara

hati ke hati,

“Strategi dialogtis adalah antara kaumiya dan kauliyah antara

hati ke hati, kemudian kita fasilitasi mereka yang pengen kami

arahkan, yang pengen ke masjid kami arahkan dan kita langsung

menjaga emosi dan hati. Dan mereka yang selama ini hanya

menikmati lagu mereka bisa tau arti sesungguhnya lagu tersebut

yang mereka tidak tau sebelumnya, kemudian kita bedah kita

tunjukkan yang anda tanyakan ayat kauliyah, ayatnya ini...”12

12

. ibid

Page 68: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

59

Strategi dialog ini berguna selain untuk memberi pemahaman yang

lebih mendalam tentang agama Islam kepada audien Ganjur agar mereka

lebih mudah mengerti dengan memadupadankan antara ayat kaumiyah dan

kauliyah, tetapi hal ini tidak bisa dilakukan oleh semua orang, karna

membutuhkan ilmu pengetahuan agama yang sangat banyak. Dalam

penggunaan strategi dialog ini seperti yang telah dijelaskan di atas banyak

sekali kalangan anak muda yang mulai tertarik akan belajar dan

mengetahui agama Islam secara jelas dan mendalam.

Penggunaan strategi kultural dan dialogtis dalam dakwah yang

dilakukan Ganjur ini jelaslah memiliki segmentasi khusus selain kalangan

masyarakat Islam itu sendiri, karena seperti kita ketahui bahwasannya

Ganjur juga pernah melakukan dialog antar agama bahkan melakukan

pementasan di Pura Bali. Hal ini mencerminkan bahwa Ganjur ingin

mengenalkan Islam pada agama lainnya bahwa Islam bukanlah agama

teroris, tetapi agama yang humanist dan dinamis antara keseimbangan

beribadah dan mencintai ajaran kebudayaan selama ini tidak memiliki

pertentangan dalam agama Islam itu sendiri.

Dalam penggunaan strategi kultural dan dialogtis ini, penonton

atau target khalayak dakwah Ganjur tidak hanya sekedar mendengarkan

saja, tetapi juga diajak berinteraksi dan berkomunikasi agar apa yang ingin

mereka sampaikan dapat dimengerti oleh para khalayak. Serta agar

adanyan interaksi aktif antara khalayak dengan penghibur, bukan pada saat

menyanyi saja tetapi juga pada saat dialog dan pemahaman makna dari

lagu-lagu yang telah dinyanyikan sebelumnya.

Page 69: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

60

E. Interpretasi

Saat ini bangsa Indonesia memerlukan revitalisasi budaya atau seni

tradisi dalam upaya menghadapi globalisasi. Revitalisasi ini terkait dengan

pencarian nilai dalam kehidupan masyarakat yang dapat digunakan untuk

bertahan dalam era globalisasi. Dikarenakan saat ini kebudayaan bangsa

Indonesia semakin terkikis habis oleh kebudayaan asing yang semakin

menjamur di seluruh kalangan.

Kebudayaan sangat erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat

indonesia, karena kebudayaan itu adalah prodak dari cara manusia hidup

atau bertahan hidup melalui interaksi dengan lingkungan. Cara inilah yang

membedakan manusia dengan hewan. Hewan bisa berinteraksi dengan

lingkungan tetapi tidak memiliki atau menghasilkan kebudayaan, tetapi

kalau manusia cara hidup, bertahan hidup melalui interaksi itu melahirkan

kebudayaan.

Grup musik saat ini semakin menjamur di Indonesia, Ganjur

sebagai grup musik kulturatif tetap berusaha mempertahakna eksitensinya

di dunia hiburan. Walaupun tidak seterkenal band-band papan atas Ganjur

tetap berusaha menampilkan apa yang menjadi ciri khasnya, karna bagi

mereka media bukan segalanya untuk terus berkiprah di dunia musik

Indonesia. Tetapi bagaimana terus melakukan pementasan dan

menyebarkan ajaran-ajaran Islam pada semua kalangan tanpa harus

memandang segmentasi yang khusus, agar mereka lebih mengenal Islam

dan kebudayaan yang dimiliki oleh Indonesia.

Page 70: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

61

Datang dan berdiri dari kumpulan komunitas mahasiswa di Jogja

Ganjur masih bisa bertahan bahkan melebarkan eksitensinya untuk trus

menampilkan kesenian tradisi yang sudah menjadi ciri khasnya ke seluruh

Indonesia, bahkan bukan hanya itu saja Ganjur juga sudah pernah

manggung di luar negri, untuk trus melebarkan kiprah mereka dalam

panggung seni hiburan di Indonesia.

Mereka sebagai grup musik ingin memperkenalkan kembali

kebudayaan pada era wali songo yang saat ini sudah banyak sekali

masyarakat yang tidak mengetahuinya, agar masyarakat masih bisa

mengingat kembali bahwa Islam mulai berkembang di Indonesia pada era

wali songo. Pada era saat itu Islam bisa masuk secara perlahan

dikarenakan selain masuk melalui pemerintahan juga melalui kebudayaan,

bagaimana mereka berusaha memperkenalkan ajaran Islam melalui

kebudayaan yang mereka percayai tetapi dengan cara dan ajaran Islam

tanpa haru merusak nilai-nilai kebudayaan itu sendiri dan nilai-nilai ajaran

agama Islam.

Ganjur sebagai grup musik ini memiliki visi misi yang mulai, ingin

mengenalkan ajaran Islam yang humanis bukan yang radikal kepada

masyarakat luas dengan merevitalisasi atau memperbaharui kembali ajaran

para wali. Menampilkan sesuatu yang lama dengan tampilan yang

bukanlah hal yang mudah, tetapi Ganjur trus berusaha agar apa yang

mereka inginkan bisa tercapoai dan masyarakt tidak hanya sekedar

menikmati pementasan-pementasan musik yang mengikuti arus

moderenisasi dari dunia barat.

Page 71: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

62

Dalam melawan arus moderenisasi ini Ganjur berusaha

menampilkan sesuatu yang berbeda dari pada pementsan musik yang

lainnya dengan ciri khas yang dimiliki. Dalam konsep panggung

menggunakan perlengkapan musik moderen Ganjur juga menggunakan

alat musik tradisional jawa yaitu gamelang, inilah yang membuat Ganjur

berbeda. Tetapi selain dari segi alat musik, dalam syair-syair atau lagu-

lagu yang dinyanyikan oleh para penyanyi dalam ganjur juga memiliki ciri

khas dengan menampilkan karya-karya wali songo yang sudah di arsemen

ulang denga memodifikasi sedemikian rupa baik dari segi musik atau

menciptakan syair-syair baru. Dalam memodifikasi syair-syair para wali

dari segi musik Ganjur menghasilkan berbagai jenis musik baik itu jazz,

gambus, pop dan lain sebagainya. Begitu pula dari segi syair, selain

menggunakan syair-syair lama juga mencuptakan syair-syair baru yang

diambil dari intisari syair-syair lama karya para wali tanppa harus

menghilangkan inti ajaran dari syair yang lama.

Pementasan musik yang dilakukan oleh Ganjur tidak hanya sekedar

bernyany saja, tetapi juga bersholawat dan melakukan dialog. Inilah yang

membuatnya berbeda dengan grup musik lainnya, karena mereka tidak

hanya ingin bersenang-senang dlam segi duniawi saja tetapi juga ingin

mengajarkan tentang hal agama juga. Bagaimana mereka mengenalkan

ajarann Islam pada masyarakat luas, baik itu bagi orang Islam itu sendiri

ataupun agama yang lain. Ganjur ingin memperkenalkan Islam sebagai

agama yang humanist bukan agama yang radikal seperti anggapan orang-

orang barat.

Page 72: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

63

Jika dilihat dari penelitihan di atas, bahwasannya antara dakwah

dan budaya adalah satu kesatuan yang selalu menyatu dari dahulu untuk

bisa memperkenalkan tentang agama Islam pada masyarakat luas tanpa

harus merusak atau menghilangkan nilai-nilai tradisi yang sudah ada sejak

zaman dahulu. Dan apa yang diperbaharui Ganjur melalui kesenian

tradisional khususnya seni musik pada syair-syair para wali, alat-alat

musiknya, cara ementasan dan bahkan dalam penggunaan strategi

dakwahnya. Perbedaannya Ganjur mulai melakukan pembaharun dengan

mengaplikasikan antara kebudayaan lokal yang sudah ada dari jaman

dahulu dengan budaya moderen yang ada saat ini tanpa harus merusak dan

menghilangkan nilai-nilai kebudayaan yang ada.

Page 73: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

64

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan

oleh penulis mengenai revitalisasi seni tradisi sebagai strategi dakwah di

era globalisasi studi pada ki ageng ganjur, maka penulis dapat mengambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Revitalisasi yang dilakukan ganjur pada kesenian tradisi yang di lakukan

wali songo terdapat pada tigal hal yaitu revitalisasi pada syair-syiar dan

tembang-tembang wali songo, revitalisasi alat-alat musik dan pementasan

ini dialkukan modifikasi dan pembaharuan tanpa harus menghilangkan

nilai-nilai tradisi dan ajaran yang ada.

2. Dalam penggunaan strategi kultural melalui seni musik yang dilakukan

Ganjur untuk menyebarkan nilai-nilai atau ajaran-ajaran agama Islam pada

masyarakat luas agar tidak terbentur dan mudah di terima oleh semua

kalangan yang semakin tergerus atau termakan oleh globalisasi.

Page 74: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

65

B. Saran

1. Ganjur dari segi penampilan dalam setiap pementasan sudah cukup

bagus untuk menarik minat masyarakat, walaupun dalam penggunaaan

tata panggung masih kurang bagus atau menarik untuk dilihat. Karena

dalam segi tata cahaya masih kurang menarik.

2. Dari segi penyampain musik dan dialog Ganjur sudah cukup menarik

tetapi untuk kalangan artis dan lagu-lagu yang dibawakan perlu ada

perkembangan lagi, atau tidak monoton pada satu sisi saja

Page 75: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Mahmud, Ahmad. Dakwah Islam. (Bogor: Pustaka Thariqul Izzah, 2002), Cet.

Ke-1

Ghazali, M. Bahri. dakwah Komunikatif: Membangun Kerangka Dasar Ilmu

Komunikasi Dakwa. (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1997), Cet. Ke-1

Gazilba, Siti. Islam dan Kesenian, (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1998). Cet. Ke-1

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

(Jakarta: Balai Pustaka, 1988)

Al-Qordowi, Yusuf. Islam Berbicara Seni. (Solo: Fra Intermedia, 2002)

Hamju, Atam. Pengetahuan Seni Musik. (Bandung: PT. Remaja Karya, 1998)

Dustur, A. Hasjmy. Daakwah Menurut Alqur’an. (Jakarta: Bulan Bintang, 1994)

Hafiduddin, Didik. Dakwah Aktual. (Jakarta: Gema Insani, 1998), h. 2

Lexy, J. Meleong. Metodologi Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

2007.

Tatang M. Arifin. Menyusun Rencana Penelitian. (Jakarta: Rajawali Press, 1989)

Pawito. Penelitian, Komunikasi Kualitati. (Yogyakarta: LKIS, 2007). cet. Ke-1

Kriyanto, Rahmat. Tehnik Praktis Riset Komunikasi. (Jakarta: Kencana Pranada

Grop, 2007). cet. Ke-2

Tim Penyusung Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta:

Balai Pustaka, 2002)

J. S. Badudu. Kamus Kata-kata Serapan Asing. (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama, 2006).

Artmanda, Frista. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jombang: Lintas Media.

Page 76: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

Munawir, Ahmad Warson. Kamus Al Munawir. (Surabaya: Pustaka Progresif,

1997),

Ismail, A. Ilyas. Paradigma Dakwah Sayyid Quthub: Rekonstruksi Pemikiran

Dakwah Harakah. cet.ke-2. (Jakarta: Penamadani, 2008),

Shihab, Quraish. Membumikan Al-Qur’an: Fungsi Dan Peran Wahyu Dalam

Kehidupan Masyarakat. (Bandung: Mizan 1998). Cet. Ke-17

Malaikah, Musthafa. Manhaj Dakwah Yusuf Al-Qardawi: Harmoni Antara

Kelembutan dan Ketegasan. (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1997)

Anshary, M. Hafi. Pemahaman dan Pengalaman Dakwah. (Surabaya:Al-Ikhlas,

1993). Cet. Ke-1

Habib, M. Syafaat. Buku Pedoman Dakwah. (Jakarta : Wijaya, 1982), cet. Ke-1.

A. Hasyim. Dustur Dakwah Menurut Al-Qur`An. (Jakarta: Bulan Bintang,

1994)

Badan Pembina Rohani Pegawai DKI Jakarta. Akhlak. (Jakarta 1989), cet ke-3

M. Munir dan Wahyu Illahi, Manageman Dakwah, (Jakarta,Prenada Media,2004)

Nuh, Sayid Muhammad. diterjemhakan oleh: Ashfa Afkarina. Dakwah Fardiyah:

Pendekatan Persolan Dalam Dakwah. (Solo: Era Intermedia, 2000)

Tasmara, Toto. Komunikasi Dakwah. (Jakarta: Gaya Media Pratama,1987)

Yaqub, Ali Mustafa. Sejarah dan Metode Nabi. (Jakarta : Pustaka Firdaus, 1997)

Munzier Saputra dan Harjani Hefni. Metode Dakwah. (Jakarta: Prenada Media,

2003)

Ghazali Syahdar bc,TT. Kamus Istilah Komunikasi. (Bandung: Djembatan,1992)

Sasono. Adi, Solusi Islam Atas Problematika Umat Ekonomi, Pendidikan

Dakwah. (Jakarta: Gema Insani Press, 1998)

Lubis, Basrah. Ilmu Dakwah. (Jakarta: CV. Tursina, 1993). Cet.Ke-1

Anwar Mas’ari’i Studi Tentang Ilmu Dakwah, (Surabaya : PT. Bina Ilmu, 1981)

Page 77: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

Rafiuddin dan Maman Abd. Jalil, “Prinsip dan Strategi Dakwah,” (Bandung:

Pustaka Setia, 1997) cet. Ke-1

Shaleh, Abd. Rasyad, “Management Dakwah Islam,” (Jakarta: Bintang Bulan,

1993), cet. Ke-3

Sukri, Asmuni “Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam,” (Surabaya: Al-Ikhlas,

1983)

Alex Callinicos, “The Against Third Way,” (Yogyakarta: Eduka, 2008), cet. Ke-1

Wawancara

Dr. Zastrouw Ngatawi selaku pimpinan Ki Ageng Ganjur

Dr. Shofiyullah Mz selaku dosen di UIN Sunan Kalijaga Jogja

Page 78: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

Nama : Nur Fauzia

NIM : 107051002497

Perihal : Wawancara dengan Dr. Zastrouw Ngatawi

Tempat : Sanggar Ki Ageng Ganjur, Komp. Taman Serua Permai No. 70

Waktu : 06 Agustus 2011 (10.15 – 12.25)

==========================================================

1. Apa arti kebudayaan bagi anda?

Adanya interaksi dengan lingkungan itulah kebudayaan, prodak cara

manusia hidup atau bertahan hidup melalui interaksi lingkungan itulah

kebudayaan. Cara inilah yang membedakan manusia dengan hewan, hewan punya

survival of lif dia berinteraksi dengan lingkungan tetapi dia tidak menghasilkan

atau mempunyai kebudayaan, tetapi kalau manusia cara hidup, cara bertahan

hidup melalui interaksi itu melahirkan kebudayaan.

Dalam kebudayaan itu ada sistem nilai ada keindahan-keindahan, paling

tidak ada tiga unsur utama dalam kebudayaan yaitu dimensi etika, estetika dan

logika. Maka dari tiga dimensi inilah kita bisa mengukur manusia masih

berbudaya apa tidak, contohnya: seperti berpolitik apakah masih ada dimensi

etikanya apa tidak dalam mereka berpolitik, masih ada dimensi estetika atau

logikanya tidak dalam mereka

QS. At-Tin: 4

2. Pementasan seperti apa yang dilakukan oleh Ki Ageng Ganjur?

Dalam pementasan ki ageng ganjur ini bisa dibilang adalah upaya revitalisasi, ada

dua reward yang pertama revitalisasi, vitalisasi tersebut berasal dari kata vital

kenapa saya menyebutnya kata vital karena kebudayaan itu organ vital bagi

khidupan manusia. Jadi spirit kebudayaan dan nilai-nilai yang ada dalam

kebudayaan yang menjadi daya dorong kekuatan dasar manusia. Kata-kata

vitalisasi ini sebenarnya menguatkan kebudayaan-kebudayaan yang ada dalam

Page 79: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

masyarakat, memperkuat dimensi-dimensi kebudayaan, kebudayaan yang saya

maksud yang ingin di revitalisasi adalah seni tradisi, seni tradisi adalah seni yang

hidup berkembang dan menjadi tradisi dari suatu kelo,pok masyarakat, seni tradisi

ini posisinya sekarang sedang mengalami masa kelemahan, yang saya sebut

dengan proses pelemahan atau marginalisasi seni tradisi baik secara fungsional

fungsi dia sebagai seni, maupun format. Secara emosional fungsi vitalisasi

menjadi formal atau prfom mengalami kemunduran. Nah saya ingin

membangkitkan kembali sepirit vital tradisi ini saya gunakan sebagai media

dakwah Islamiah, maka inilah yang saya sebut dengan revitalisasi seni tradisi.

So...so...so.. misi visi Ki Ageng.... dan pengertian revitalisasi seni tradisi tersebut

adalah penguatan kembali seni tradisi sebagai sarana atau media dalam melakukan

dakwah Islam.

3. Apakah yang dimaksud itu kesenian secara keseluruhan atau secara khusus

saja?

Saya mengambil seni khusus yaitu seni musik yang tradisi karena ganjur ini seni

nya adalah seni musik.

4. Revitalisasinya dilakukan dari kebudayaan mana atau mengikuti jejak

siapa?

sebetulnya ini sudah pernah dilakukan oleh para wali-wali dulu. Jadi,

sebagaimana kita ketahui proses islamisasi ini di Indonesia mengalami

kemunduran, hampir 7 abad kalau kita lihat daei bukti sejarah Islam masuk ke

Indonesia abad ke-7 di tunjukkan pada makam Fatimah binti Maimun di Aceh itu

ditemukan prasasti pada abad ke-7 artinya Islam masuk ke Indonesia pada abad

ke-7, gitu...

seperti kita lihat pada catatan haji Makwan sekertarisnya cengho ketika dia

melakukan ekspedisi ke Nusantara ke Palembang ke mudian masuk ke pesisir

utara pulau Jawa dia melihat dia melakukan ekspedisi itu pada sekitar abad ke-15

atau tahun 1400-an SM awal, dia melihat konstruksi sosial masyarakat Nusantara

itu ada tiga, 1) masyarakat elit kerajaan yang beragama Hindu Budh, 2)

Page 80: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

masyarakat wong moncho (orang asing) yang terdiri dari orang China, India, dan

Arab yang beragama Islam minoritas dan kebanyakan berada di pesisir, 3)

mayoritas masyarakat Nusantara yang memiliki paham kapitayan, ikatan-ikatan

tradisi yang kuat.

Selama dakwah melalui Fatimah binti Maimun, yang dilakukan oleh Arab, India,

China ini tidak bisa menembus masyarakat sosial Nusantara. Makanya vakum,

tidak berkembang, Islam hanya dipeluk oleh orang asing saja, disini masyarakat

Nusantara asli pribumi mau menerima Islam baru setelah para wali menggunakan

startegi kultural, strategi kebudayaan yaitu tradisi-tradisi jihad, tradisi masyarakat

lokal dipakek untuk menjalankan islamisasi, baru dia bisa menerima. Artinya

gerakan kebudayaan, gerakan tradisi ini yang lebih bisa menjalankan proses

islamisasi di Indonesia.

Para penyebar Islam tidak menggunakan strategi kultural atau kebudayaan, tidak

memanfaatkan potensi-potensi tradisi masyarakat sebagai sarana islamisasi. Baru

jamannya wali songo baru menggunakan kebudayaan sebagai sarana.

5. Trus apa perbedaan ganjur dengan wali songo?

Jelaslah berbeda, bisa dilihat dari penjelasan saya tadi apa yang dilakukan wali

songo dalam penggunaan budaya itu yang disebut dengan reformulasi tradisi,

tradisi-tradisi kapitayan jahiliyah atau lokal dia pakek, dia masuki nilai-nilai Islam

tetapi tetap berwajah tradisi lokal. Misalnya sunan Kalijaga mereformulasi seni

wayang, sunan Bonang mereformulasi gamelang, sunan Drajad tembang-tembang

menjadi sinom.

Saya bersama Kanjeng bukan untuk mereformulasi tetatpi merevitalisasi, sebab

banyak kecenderungan seni tradisi yang disingkirkan dan dilemahkan oleh arus

moderenisasi dan gerakan pluralisasi agama, normalisme agama. Jadi, gerakan

pluralisme agama mulai mengabaikan tradisi-tradisi kebudayaan sebagai sarana

penyebaran agama Islam, disisi lain gerakan moderenisasi tidak memberikan

tempat yang baik bagi tradisi atau seni kebudayaan lokal. Nah dengan Kanjeng ini

saya mau membalikkah wital tradi tradisional ini sebagai mensosialisasikan ajaran

Page 81: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

Islam, makanya itu saya tidak menyebutnya revormulasi tapi saya menyebutnya

revitalisasi

6. Strategi apa yang di gunakan Ganjur dalam penyebaran dakwah Islam?

Saya menyebutnya strategi kultural, yang disebut startegi kultural adalah kita

memanfaatkan tradisi-tradisi yang ada untuk mensosialisasikan ajaran agama ini

starteginya. Soal caranya kitra menampilkan pementasan-pementasan di berbagai

tempat, bahkan dalam performen itu kita mensosialisasikan ajaran agama Islam

melalui syair-syair yang kita bawa, komposisi musik yang kita bangun, performen

yang kita tampilkan mulai dari segi tata musik, segi syair, dari segi lirik-lirik lagu

yang ada itu sebagai methodenya. Kita sangat kaya terhadap syair-syair pujian-

pujian ini juga ada dalam tradisi-tradisi lokal yang sekarang ini mengalami masa-

masa pemunduran kita hidupkan kembali tradisi-tradisi sufi yang sudah

mengalami kemunduran, dengan tradisi lokal, trus tradisi-tradisi musik, musik-

musik lokal, musik-musik tasawuf itu kita kalaborasikan.

7. Segmentasi dalam pementasan musik ini untuk siapa?

Semua kalangan, kita berangkat dari.....???????????

Jadi kita akan masuk pada segmen kita melihat pada kecenderungan usia,

misalnya kita tampil di usia anak muda kita bawa artis yang disukai anak muda

contohnya: Iwan Fals, Widi Helo. Yang suka musik-musik rock kita gandeng Niki

Astrea, yang suka dangdut kita gandeng penyanyi-penyanyi dangdut, yang

dikalangan orang tua habib-habib yang punya sholawat-sholawat. Jadi kita lihat

sesuai dengan segmennya.

8. Menggunakan methode apa dalam melakukan dakwah Islam?

Methode perform dan dialog

Disisi lain Ganjur melakukan kegiatan sosial, suatu contoh: ketika target dakwah

anak-anak jalanan, anak-anak tatoan dan lain-lain kita ajak Iwan Fals, kita tidak

sekedar menyanyi tapi kita memaknai arti lagu dari Iwan Fals tersebut dengan

makna-makna yang lebih religius. Cuma dia berangkat dari kaumiyah sedangkan

Page 82: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

para mubaligh berangkat dari kauliyah dan ini juga adalah salah satu strategi atau

methode kita dalam berangkat dari kauliyah tidak semata-mata berangkat dari

kaumiyah jadi kita memadukan antara yang kauliyah dan kaumiyah dalam salah

satu musik atau komponen.

9. Apa manfaatnya diadakan dialog atau mengartikan lagu-lagu yang telah

dinyanyikan?

Contohnya setelah merekamendengarkan lagu iwan fals yang telah dimaknai

banyak dari mereka yang sadar akan agama Islam, akhirnya mereka selalu

menjalankan perintah agama islam dengan sebaik mungkin dan pada akhinya

kesadaran mereka terbuka dan melakukan sesuatu program yaitu ziarah ke

makam-makam wali.

10. Apa yang disebut dengan strategi dialogtis?

Yang saya sebut strategi dialogtis adalah antara kaumiya dan kauliyah antara hati

ke hati, kemudian kita fasilitasi mereka yang pengen kami arahkan, yang pengen

ke masjid kami arahkan dan kita langsung menjaga emosi dan hati. Dan mereka

yang selama ini hanya menikmati lagu mereka bisa tau arti sesungguhnya lagu

tersebut yang mereka tidak tau sebelumnya, kemudian kita bedah kita tunjukkan

yang anda tanyakan ayat kauliyah, ayatnya ini...

11. Dalam segi musik ganjur lebih condong ke genre musik apa?

Dari segi musik karna saya tidak mengikuti satu genre musik tertentu dan visi

misi ganjur adalah berdakwah dengan musik. Maka kita layani mereka yang

menginginkan kita, kita juga bisa melayani jazz, pop, dangdut, rock, dan lain

sebagainya. tentunya tidak murni itu tetapi dikemas secara ulang, untuk jazz ya

jazz yang sudah etnik, rock juga rock dengan sentuhan etnik yang sudah

mengalami modifikasi dan ciri khas yang dimiliki Ganjur pada tradisi itu.

12. Bagaimana ganjur tetap menjaga eksitensinya?

Orang-orang sekarang menyukai yang unik-unik , unik-unik yang menimbulkan

daya tarik bagi anak-anak muda bagi target yang kita rawatitu karena orang-orang

Page 83: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

kita mengalami latah budaya, orang barat itu mudah ditiru, ketika kita mampu

membuktikan bahwa orang barat juga mengagumi keunikan budaya kita miliki,

dan ini yang kita buka.

Kenapa orang barat yang kita tiru mrnyukai budaya kita? Dan ini yang kita

sadarkan terhadap mereka misalnya lagu Iwan Fals kita ubah arsemennyayang

lebih etnik lebih unik dan lebih menarik tentunya dengan itu kita selalu

mengeksplorasikan hal-hal yang unik yang bisa menyebabkan audiens kita itu

menjadi tertarik menyaksikan kita dan setelah tertarik baru kita masuki itu intinya.

Karena ciri khas yang dimiliki Ganjur seni tradisi dalam menjaga eksitensinya

selain tadi yang saya jelaskan di atas ya tetap berdialog dengan situasi dan kreatif

karena yang namanya kebudayaan itu dinamis sehingga kita harus terus membaca

keadaan kenyataan dan terus menggali eksplorasi terhadap seni tradisi ini supaya

dia tetap tampil yang lebih menarik, tetap unik dan tetap disukai oleh audien kita.

13. apa saja yg dilakukan dan dialog seperti apa yang diterapkan?

Yaitu tadi kita melakukan dialog kebudayaan, dialog kreatifitas dan lain-lain.

Kita tidak hanya untuk umat Islam saja tapi untuk semuanya. Bahkan kami pernah

tampil di gereja dan bahkan kolaborasi dengan non muslim, justru dari itu mereka

bisa melihat kehebatan keindahan Islam. Misalnya, ketika saya dialog dengan

orang Amerkia kemudian saya setel sebuah lagu dan dia kaget karna yang

menyanyikan orang Islam dan lebih kagetnya lagi mereka lulusan dari pesantren .

dan dia berkata bukannya pesantren teroris?? Dan saya ngomong ini buktinya ini

semua lulusan pesantren, kamu salah mengartikan pesantren seperti itu, setelah itu

dia tertarik dan datang ke setiap pondok, dan dari situlah dia tau Islam yang benar.

Oleh karena itu Ganjur ditawari berkalaborasi oleh grup terkenal dari Amerika

sana dan sisitu dia mengagumi kehebatan Islam, kreatifitas santri muda Islam

karena mereka belum menemukan seni bermusik sehebat Ganjur. Dan dikalangan

non muslim kita tunjukkan itu.

Kita juga pernah main ke pura di Bali dan dia terus melihat, jadi kehebatan dan

keindahan Islam bisa ditampilkan dengan seperti ini itu karena Islam di Indonesia

Page 84: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

adalah Islam yang kultural yang tradisi kalau itu dihilangkan yang muncul Islam

yang aneh-aneh itu yang serba keras, serba tradisi tidak menghormati kultural di

masyarakat, Islam yang kaku sangar dan kering. Maka bagi saya Islam di

Indonesia harus kembali kepada tradisi dan kultural yang ada di masyarakat.

A. Revitalisasi syair-syair dalam musik ki ageng ganjur

1. Syair-syair ki ageng ganjur mengikuti jejak wali songo siapa?

Syair KI Ageng Ganjur tidak secara spesifik mengikuti syair dari salah satu wali

songo tetapi hampir semua wali yang menciptakan syair akan menjadi obyek

garapan dari ki Ageng ganjur. Hal ini dilakakan karena pertama, semua syair para

wali itu memiliki spirit religiusitas dan mengandung ajaran suci agama. Kedua,

wali songo sebenarnya merupakan kesatuan yang utuh dari segi spirit, gagasan

dan gerakan. Oleh karenanya sangat sulit memisahkan dalam satu sosok. Masing-

masing figfur yang ada dalam wali songo itu melebur dalama satu spirit, meski

masing-masing memiliki karya yang berbeda. Atas dasar inilah maka Ki Ageng

Ganjur tidak terpaku hanyamengikuti jejak sosok tertentu dari Wali Songo.

2. Syair-syair apa saja yang diangkat kembali oleh ganjur?

Ada beberapa syair karya sunan Kalaijaga yang sudah diangkat kembali oleh Ki

Ageng Ganjur seperti “syair Ilir-ilir” dan “kidung rumekso” ada juga syair karya

sunan Drajad seperti syair “wenehono”, syair karya sunan Bonang “eling-eling”

dan sekarang sedang menggarap beberapa syair dari Sunan Giri, Sunan Drajad,

Sunan Ampel dan wali-wali lain yang memiliki karya sastra.

3. Apa perbedaan antara ganjur dan wali songo dalam syair2 yang

digunakan?

Perbedaannya, syair wali songo menggunakan aturan baku sastra Jawa Klasik,

misalnya terikat pada aturan baku mengenai guru lagu, guru wiklangan, gatra dan

sejenisnya. Selain itu, sastra wali songo juga mengacu pada pakem tembang Jawa

Page 85: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

seperti Dandanggulo, sinom, megatruh dan sebagainya. Sedangkan syair ganjur,

meski berangkat dari syair-syair wali songo tetapi sudah mengalami modifikasi

dan kontekstualisasi. Ada dua model modifikasi yang dilakukan oleh ganjur

terhadap syair wali songo sebagai upaya aktualisasi. Pertama modifikasi pada

model tata musik. Pada model ini, modifikasi dilakukan pada jenis musik dan

lagu, tetapi syair dijaga otentisitasnya. Seperti pada syair “ilir-ilir”, yang

dimodifikasi menjadi model musik jazz, meski tetep dijaga juga liric aslinya

sebagaia tembang Jawa. Kedua modifikasi pada syair dan liric. Pada model ini

ganjur melakukan modifikasi pada syair, artinya syair-syair asli diambil inti

ajarannya kemudian dibuat syair baru yang mencerminkan isi dari syair-syair

lama tersbut. Seperti syair “Suluk Kalijogo” yang merupakan modofikasi dari

syair-syair Sunan Kalijogo yang ada dalam kitab Serat Kaki Waloko. Demikian

lagu pepeling yang merupakan modofikasi dari syair “wenehono” karya Sunan

Drajad.

B. revitalisasi alat-alat musik ki ageng ganjur

1. Alat-alat musik ki ageng ganjur mengikuti jejak wali siapa?

Sebagaimana syair, dari segi alat musik Ganjur juga tidak mengacu hanya

apada salahsatu wali. Apalgi alat musik yang digunakan para walisongo juga

hampir tidak perbedaan yaitu semua menggunakan gamelan. Hanya jenisnya saja

yang berbeda. Misalanya Sunan Kalijogo menggunakan semua jenis gamelan.

Sunan bonang menggunakan alat musik “bonang”, sunana Drajad menggunakan

perangkat gamelan yang disebut “Singo Mengkok”. Namun semua gamelan itu

berada dalam pakem nada Jawa; slendro dan pelok.

2. Alat musik apa aja yg digunakan? Kenapa?

Selain menggunakan alat musik gamelan dengan pakem nada slendro-

pelok, seperti yang dipakai oleh para wali songo, Ki Ageng Ganjur, juga

menggunakan gamelan dengan nada baru yang diambil dari nada-nada Timur

Tengah, seperti sikhah dan bayati. Dengan demikian gamelan ki Ageng Ganjur

Page 86: REVITALISASI SENI TRADISI SEBAGAI STRATEGI DAKWAH DI …

menjadi lebih variatif dan karya nuansa. Selain itu, Ganjur juga

mengkolaborasikan alat tradisional dengan alat-alat modern seperti, keyboard,

drum, gitar, bass dan sebagainya. Ini artinya Ganjur melakukan rekosntruksi

musik dari dua sisi, pertama dari sisi nada, yaitu memasukkan nada-nada non

Jawa (nada timur tengah) dalam instrumen gamelan, yang merupakan instrumen

musik tadisional Jawa. Kedua rekosntruksi dari sisi instrumen itu sendiri yaitu

mengkolaborasikan instrumen tradisional; gamelan, gendang, gamelan, siter dan

sebagainya dengan instrumen modern; gitar, bass, keyboard dan sejenisnya. Inilah

yang menyebabkan karakterisitik musik Ganjur menjadi lebih variatif karya

warna.

Hal ini dilakukan karena Ganjur ingin mengangkat khazanah tradisi dan

akar-akar kultural yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia. Melalui kolaborasi ini

syair-syair klasik yang asing ditelinga anak muda saat ini, akan bisa diterima

kerena menjadi sesuatu yang enak dan cocok dengan selera saat ini. Jadi apa yang

dilakukan Komunitas Ganjur ini sebenarnya merupakan upaya membentuk

strategi budaya melalui musik dengan cara menghadirkan khazanah lama dengan

kemasan baru yang menarik dan sesuai dengan realitas zamannya. Pendeknya,

melalui musik, Ganjur ingin mebangun suatu konstruksi modernitas yanag

berbasis pada tradisionalitas.

3. Apa perbedaanya antara ganjur dan walisongo dalam penggunaan alat

musik?

Para Wali Songon menggunakan alat musik tradisional dengan pakem

nada Slendro-pelok (pentatonis) dan semua peralatan tersebut bersifat akustik.

Ganjur menggunakan peralatan yang lebih lengkap, mengkolaborasikan alat-alat

tradisional dengan nada tradisional (slendro-pelok/pentatonis) bersifat akustik

dengan peralatan modern dengan nada-nada modern (diatonis) yang bersifat

elentrik.