Revisian Naskah Publikasi Cendy Koreksi 2

19
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA STRES PSIKOLOGIS PADA SISWI KELAS 3 MENJELANG UJIAN NASIONAL DENGAN ANGKA KEJADIAN DYSMENORREA PRIMER DI SMA NEGERI 2 MAGELANG MY CENDY NINDRA BRILLIANA G0010130 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Transcript of Revisian Naskah Publikasi Cendy Koreksi 2

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA STRES PSIKOLOGIS PADA SISWI KELAS 3 MENJELANG UJIAN NASIONAL DENGAN ANGKA KEJADIAN DYSMENORREA PRIMER DI SMA NEGERI 2 MAGELANG

MY CENDY NINDRA BRILLIANA

G0010130FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2013

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

FAKULTAS KEDOKTERAN

Jl. lr. Sutarni No. 36 A Kentingan Surakarta 57126 Telepon/Fasimile 664178 Psw. 3161326

Website: http:/fk.uns.ac.id E-mail : [email protected]

SURAT PERNYATAAN

Naskah publikasi dengan judul : Hubungan antara Stres Psikologis pada Siswi kelas 3 Menjelang Ujian Nasional dengan Angka Kejadian Dysmenorrhea Primer di SMA 2 MagelangOleh :

Nama

: MY. Cendy Nindra BrillianaNIM

:G0010130Telah selesai dilakukan pembimbingan dalam penyusunan naskah publikasi. Semoga surat keterangan ini dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Surakarta, 16 Oktober 2013Pembimbing Utama

Pembimbing Pendamping

Dr. Yulia Lanti R.D., dr., M.Si.

Slamet Riyadi, dr., M.Kes.NIP. 1961 0320 199203 2 001

NIP. 1960 0418 199203 1 001

HUBUNGAN ANTARA STRES PSIKOLOGIS PADA SISWI KELAS 3 MENJELANG UJIAN NASIONAL DENGAN ANGKA KEJADIAN DYSMENORREA PRIMER DI SMA NEGERI 2 MAGELANG

The Correlation between the Psychological Stress of the Students in Grade 3 upon Approaching the National Test and the Number of Primary Dysmenorrhea Episodes at State Senior Secondary School 2 of Magelang

My. Cendy Nindra Brilliana, Yulia Lanti R.D., Slamet Riyadi

Faculty of Medicine, Sebelas Maret UniversityABSTRACTMy. Cendy Nindra Brilliana, G0010130, 2013. The Correlation between the Psychological Stress of the Students in Grade 3 upon Approaching the National Test and the Number of Primary Dysmenorrhea Episodes at State Senior Secondary School 2 of Magelang. Mini Thesis. Faculty of Medicine, Sebelas Maret University, Surakarta.Background: Upon approaching a menstruation or during the on-going menstruation phase, primary dysmenorrhea disorders are frequently found, particularly the pain in the lower abdomen, spreading to waist and thigh area which emerges without being accompanied by any gynecological anomalies. There are some factors assumed to play role in the occurrence of primary dysmenorrhea disorders. One of them is the psychological stress. The objective of this research is to investigate whether or not there is a correlation between the psychological stress of the students in Grade 3 upon approaching the National Test and the number of primary dysmenorrhea episodes at State Senior Secondary School 2 of Magelang.

Method: This research used the observational analytical method with the cross-sectional approach. The research was conducted in March 2013. The samples of the research consisted of 95 students in Grade 3 of State Senior Secondary School 2 of Magelang and were taken by using the purposive sampling technique based on the inclusive criteria determined. The data of the research were gathered through in-depth interview and questionnaire. They were then analyzed statistically by using the Chi Square test and Lambda test aided by the computer program of SPSS 17.0.

Result: The Chi Square test shows that the value of X2count is 9.342. This value is greater than that of X2table at the significance level of 5% with the independence level of 1, namely: 3.481 (p < 0.05). The result of the Lambda test is 0.118 with the p value = 0.436.

Conclusion: Based on the result of the research, a conclusion is drawn that there is a very weak correlation between the psychological stress of the students in Grade 3 upon approaching the National Test and the number of primary dysmenorrhea episodes at State Senior Secondary School 2 of Magelang.Keywords: primary dysmenorrhea; psychological stress

Pada saat menjelang atau selama fase haid berlangsung sering dijumpai gangguan berupa dysmenorrhea primer yaitu nyeri perut bagian bawah, menjalar ke daerah pinggang dan paha yang timbul tanpa disertai kelainan ginekologis (Bambang, 2006), sehingga memaksa penderita untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan ataupun kegiatan sehari-hari selama beberapa hari. Prevalensi dysmenorrhea primer beragam. Penelitian sebelumnya mengenai prevalensi dysmenorrhea pada mahasiswi sebuah universitas di Jakarta tahun 2004 menemukan bahwa 83,5% mahasiswi mengalami dysmenorrhea (Vegas, et al, 2004). Rhoton dan Vlasak (2004) menyebutkan prevalensi sebesar 50% sampai 70% pada wanita usia reproduksi. Sedangkan di Amerika didapatkan 30% - 70% wanita dalam usia reproduksi dan 60% - 70% pada wanita yang tidak menikah (Harun, 2004). Terdapat beberapa faktor yang diduga berperan dalam dysmenorrhea primer, salah satunya adalah adanya stres psikologis.

Stres adalah segala masalah ataupun tuntutan penyesuaian diri dan karena itu keseimbangan dapat terganggu (Maramis, 2005). Stres juga dapat didefinisikan sebagai kondisi dan respon dari tubuh maupun pikiran, yang di satu sisi dapat menyelamatkan hidup tetapi di sisi lain dapat merugikan sistem tubuh, seperti menimbulkan penyakit bahkan dapat berujung pada kematian (Leonardo, 2008).

Di saat stres, reaksi emosional yang seringkali muncul adalah cemas, takut atau tidak dapat berpikir jernih. Dalam memberikan reaksi emosi ini terdapat juga individu yang merasa sangat tertekan, biasa, sedih, ataupun lari dari kenyataan. Selain itu muncul respon fisiologis, antara lain denyut jantung meningkat, tekanan darah meningkat, nafas menjadi sesak, otot-otot menjadi kaku, dan berkeringat (Suryanto, 2009).

Stres psikologis saat ini tidak hanya menyerang orang dewasa saja. Stres juga banyak ditemukan pada dunia remaja saat ini, terutama pada siswa yang sedang menghadapi masa-masa menjelang ujian nasional. Siswa kelas 3 dalam penggolongan umur menurut WHO(1995), adalah termasuk dalam kelompok remaja akhir (17-19 tahun), di mana pada tahap ini proses berfikir mulai kompleks (poltekes Depkes Jakarta I, 2010). Pada remaja terjadi peningkatan kortisol sebagai respon terhadap stres signifikan lebih besar daripada anak-anak usia pertengahan (7-12 tahun), (Stroud, et al, 2009).

Dalam proses belajar mengajar pada dunia modern ini, bukan lagi hanya sekedar datang ke sekolah, mengikuti kelas, menghadapi ujian, dan kemudian lulus. Begitu banyak aktivitas yang terlibat misalnya tambahan pelajaran, bimbingan belajar di luar maupun di dalam sekolah. Belum lagi ditambah dengan peraturan-peraturan yang menjadi syarat kelulusan. Siswa sebagai remaja dapat saja mengalami goncangan jika menerima tekanan dari dalam diri sendiri maupun dari lingkungan luar dirinya. Pada masa remaja ini siswa memiliki karakteristik untuk berperan sebagai orang dewasa, salah satunya menghadapi masalah sendiri tanpa bantuan orang lain (Hurlock, 1980). Pola yang kompleks ini seringkali menjadi beban tambahan di samping tekanan dalam dunia sekolah yang begitu melelahkan (Leonardo, 2008). Hal inilah yang memicu timbulnya stres psikologis pada siswa kelas 3 saat menjelang ujian nasional.

Penelitian yang dilakukan di sejumlah negara, termasuk negara-negara berkembang lainnya, mengungkapkan bahwa gangguan menstruasi seperti dysmenorrhea primer merupakan masalah yang cukup banyak dihadapi oleh wanita, terutama pada usia remaja. Penelitian serupa di Indonesia masih belum banyak dilakukan. Oleh karena itu, penelitian ini dibuat untuk memperoleh pemahaman mengenai apakah ada hubungan antara stres psikologis pada siswi kelas 3 menjelang ujian nasional dengan angka kejadian dysmenorrhea primer di SMA Negeri 2 Magelang

Jenis Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Magelang pada bulan Maret 2013. Subyek dalam penelitian ini adalah siswi kelas 3 SMA Negeri 2 Magelang yang memenuhi kriteria inklusi yaitu wanita, siswi kelas 3, telah mengalami menstruasi minimal 1 tahun, tidak merokok, tidak menkonsumsi alkohol, dan bersedia menjadi subyek penelitian. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara proporsional dengan Purposive Sampling yaitu pemilihan subjek berdasarkan atas ciri-ciri atau sifat tertentu yang berkaitan dengan karakteristik populasi sebanyak 95 orang. Sampel tersebut telah memenuhi syarat pengambilan sampel penelitian yang berjumlah minimal 30 (Murti, 2006).

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah stres psikologis. Yang dimaksud dengan stres psikologis dalam penelitian ini adalah respon atau reaksi seseorang siswi kelas 3 menjelang ujian nasional, yang digolongkan menjadi stres psiklogis dan tidak stres psikologis. Penilaian seorang individu mengalami stres atau tidak dapat diukur dengan menggunakan Miller Smith Rating Scale for Stress Tolerance. Koresponden dinyatakan stress psikologis apabila skor yang diperoleh > 30, sedangkan koresponden dinyatakan tidak stres psikologis bila diperoleh skor 30. Skala yang digunakan adalah skala nominal (Liza, 2008). Sedangkan variable terikatnya adalah dysmenorrhea primer. Yang dimaksud dengan dysmenorrhea primer dalam penelitian ini adalah nyeri perut bagian bawah, menjalar kedaerah pinggang dan paha yang timbul sebelum dan selama haid, tanpa disertai kelainan ginekologis. Skala pengukuran untuk variabel dysmenorrhea primer adalah nominal, sehingga sampel dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu dysmenorrhea primer dan tidak dysmenorrhea primer.

Dalam pengambilan data Langkah pertama adalah mengisi kuisoner untuk menentukan apakah subjek masuk dalam kriteria subjek penelitian atau tidak. Kemudian mendiagnosis apakah subjek menderita dysmenorrhea primer atau tidak, dengan mengggunakan Skala L-MMPI, dan kebal stress atau tidak kebal stress menggunakan kuisioner Miller Smith Rating Scale for Stress Tolerance . Langkah terakhir adalah mengelompokkan sujek penelitian kedalam kelompok yang kemudian akan dilihat hasil dari keseluruhan penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan uji statistik Chi Square (X2) dan uji Lambda. Data yang diperoleh kemudian diuji dengan menggunakan alat bantu software SPSS 17 for Windows.

Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2013 dengan membagikan kuesioner pada Siswi Kelas 3 menjelang Ujian Nasional di SMA 2 Magelang. Dari 100 data kuesioner yang terkumpul, hanya 95 yang memenuhi kriteria inklusi sehingga subyek penelitian yang dipakai sejumlah 95 orang.

Data yang didapatkan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel 1 Distribusi frekuensi tingkat stres psikologis dengan dysmenorrhea pada siswi kelas 3 menjelang ujian nasional di SMA 2 Magelang

DismenoreTotal

DismenoreTidak Dismenore

StresStresCount461662

Expected Count39.222.862.0

% of Total48.4%16.8%65.3%

Tidak StresCount141933

Expected Count20.812.233.0

% of Total14.7%20.0%34.7%

TotalCount603595

Expected Count60.035.095.0

% of Total63.2%36.8%100.0%

Data Primer, Maret 2013Data tabel menunjukkan bahwa 62 siswi mengalami stres psikologis dan 33 mahasiswi tidak mengalami stres psikologis. Dimana sebanyak 46 siswi mengalami stres psikologis disertai dysmenorrhea dan 16 siswi mengalami stres psikologis namun tidak dysmenorrhea serta sebanyak 14 siswi yang tidak mengalami stres psikologis tetapi dysmenorrhea dan 19 siswi tidak mengalami stres psikologis maupun dysmenorrhea.

Sedangkan diagram perbandingan antara jumlah siswi yang mengalami stres psikologis dan dysmenorrhea; stres psikologis dan tidak dysmenorrhea; tidak stres psikologis dan dysmenorrhea; tidak stres psikologis dan tidak dysmenorrhea adalah sebagai berikut:

Gambar 1 Perbandingan Siswi yang Stres Psikologis dan Dysmenorrhea; Stres Psikologis dan Tidak Dysmenorrhea; Tidak Stres Psikologis dan Dysmenorrhea; Tidak Stres Psikologis dan Tidak DysmenorrheaData hasil penelitian diuji dengan menggunakan Chi Square Test. Berdasarkan analisis Chi Square pada tabel di atas, diperoleh nilai x2 hitung sebesar 9.342 dengan nilai p = 0.002. Sedangkan X2 tabel dengan derajat kebebasan (db) 1 dan taraf signifikansi () sebesar 0,05 adalah 3,841, maka x2 hitung (9.342) > x2 tabel (3.841) dan p