Revisi VII Tamka Sistem Drainase

download Revisi VII Tamka Sistem Drainase

of 18

Transcript of Revisi VII Tamka Sistem Drainase

  • 7/29/2019 Revisi VII Tamka Sistem Drainase

    1/18

    TUGAS VII REVIEW TAMBANG TERBUKA

    SISTEM DRAINASE

    Dibuat Sebagai Syarat Tugas Mata Kuliah Tambang Terbuka

    Pada Jurusan Teknik Pertambangan

    Dewi Sartikha

    03091402040

    UNIVERSITAS SRIWIJAYA

    FAKULTAS TEKNIK

    2013

  • 7/29/2019 Revisi VII Tamka Sistem Drainase

    2/18

    Penyaliran bisa bersifat pencegahan atau pengendalian air yang masuk ke lokasi

    penambangan. Hal yang perlu diperhatikan adalah kapan cuaca ekstrim terjadi, yaitu ketika air

    tanah dan air limpasan dapat membahayakan kegiatan penambangan, oleh sebab itu kondisi

    cuaca pada tambang terbuka sangat besar efeknya terhadap aktifitas penambangan. Apabila hal

    ini sudah diperhitungkan sebelumnya, maka kegiatan penambangan akan terhindar dari kondisi

    yang membahayakan tersebut.

    I. Pengertian Sistem Penyaliran TambangSistem penyaliran tambang adalah suatu metodeyang dilakukan untuk mencegah

    masuknya aliran air ke dalam lubang bukaan tambang atau mengeluarkan air tersebut.

    II. Pengendalian Air TambangTerdapat dua cara pengendalian air tambang yang sudah terlanjur masuk ke

    dalamfrontpenambangan yaitu dengan sistem kolam terbuka (sump) atau membuat paritan

    dan adit. Sistem penyaliran dengan membuat kolam terbuka dan paritan biasanya ideal

    diterapkan pada tambang open castatau kuari, karena dapat memanfaatkan gravitasi untuk

    mengalirkan air dari bagian lokasi yang lebih tinggi ke lokasi yang lebih rendah. Pompa

    yang digunakan pada sistem ini lebih efektif dan hemat.

    III.Metode Penyaliran TambangPenanganan mengenai masalah air tambang dalam jumlah besar pada tambang terbuka

    dapat dibedakan menjadi beberapa metode, yaitu:

    Mengeluarkan Air Tambang (Mine Dewateri ng)

    Merupakan upaya untuk mengeluarkan air yang telah masuk ke lokasi penambangan.

    Beberapa metode penyaliran tambang (mine dewatering) adalah sebagai berikut :

    1. Membuatsump di dalam front tambang (Pit)Sistem ini diterapkan untuk membuang air tambang dari lokasi kerja. Air tambang

    dikumpulkan pada sumuran (sump), kemudian dipompa keluar. Pemasangan jumlah

  • 7/29/2019 Revisi VII Tamka Sistem Drainase

    3/18

    pompa tergantung pada kedalaman penggalian, dengan kapasitas pompa menyesuaikan

    debit air yang masuk ke dalam lokasi penambangan.

    2. Membuat paritanPembuatan parit sangat ideal diterapkan pada tambang terbuka open castatau

    kuari. Parit dibuat berawal dari sumber mata air atau air limpasan menuju kolam

    penampungan, langsung ke sungai atau diarahkan ke selokan (riool). Jumlah parit ini

    disesuaikan dengan kebutuhan, sehingga bisa lebih dari satu. Apabila parit harus dibuat

    melalui lalulintas tambang maka dapat dipasang gorong-gorong yang terbuat dari beton

    atau galvanis. Dimensi parit diukur berdasarkan volume maksimum pada saat musim

    penghujan deras dengan memperhitungkan kemiringan lereng. Bentuk standar melintang

    dari parit umumnya trapesium.

    IV. Penyaliran Tambang (Mine drainage)Penyaliran tambang adalah mencegah air masuk ke lokasi penambangan dengan cara

    membuat saluran terbuka sehingga air limpasan yang akan masuk ke lubang bukaan dapat

    langsung dialirkan ke luar lokasi penambangan. Upaya ini umumnya dilakukan untuk

    penanganan air tanah yang berasal dari sumber air permukaan.

    Beberapa metode penyaliran tambang (mine drainage) adalah sebagai berikut:

    a. Metode Siemens

    Pada setiap jenjang dari kegiatanpenambangan dipasang pipa ukuran 8 inch, di setiap

    pipa tersebut pada bagian ujung bawah diberi lubang-lubang, pipa yang berlubang ini

    berhubungan dengan air tanah, sehingga di pipa bagian bawah akan terkumpul air, yang

    selanjutnya dipompa ke atas secara seri dan selanjutnya dibuang.

    b. Metode Elektro Osmosis

    Bilamana lapisan tanah terdiri dari tanah lempung, maka pemompaan sangat sulit

    diterapkan karena adanya efek kapilaritas yang disebabkan oleh sifat dari tanah lempung itu

    sendiri. Untuk mengatasi hal tersebut, maka diperlukan cara elektro osmosis. Pada metode

    ini digunakan batang anoda serta katoda. Bila elemen-elemen ini dialiri listrik, maka air pori

  • 7/29/2019 Revisi VII Tamka Sistem Drainase

    4/18

    yang terkandung dalam batuan akan mengalir menuju katoda (lubang sumur) yang kemudian

    terkumpul dan dipompa keluar.

    c. Metode kombinasi dengan lubang bukaan bawah tanah

    Dilakukan dengan membuat lubang bukaan mendatar didalam tanah guna menampung

    aliran air dari permukaan. Beberapa lubang sumur dibuat untuk menyalurkan air permukaan

    kedalam terowongan bawah tanah tersebut. Cara ini cukup efektif karena air akan mengalir

    sendiri akibat pengaruh gravitasi sehingga tidak memerlukan pompa.

    V. Hal Yang Mempengaruhi Sistem Penyaliran Tambanga. Permeabilitas

    Disamping parameter-parameter lain, permeabilitas merupakan salah satu yang perlu

    diperhitungkan. Secara umum permeabilitas dapat diartikan sebagai kemapuan suatu

    fluida bergerak melalui rongga pori massa batuan.

    b. Rencana Kemajuan TambangRencana kemajuan tambang nantinya akan mempengaruhi pola alir saluran yang akan

    dibuat, sehingga saluran tersebut menjadi efektif dan tidak menghambat sistem kerja yang

    ada.

    c. Curah HujanSumber utama air yang masuk ke lokasi penambangan adalah air hujan, sehingga besar

    kecilnya curah hujan yang terjadi di sekitar lokasi penambangan akan mempengaruhi

    banyak sedikitnya air tambang yang harus dikendalikan. Data curah hujan biasanya

    disajikan dalam data curah hujan harian, bulanan, dan tahunan yang dapat berupa grafik

    atau tabel.

    Analisa curah hujan dilakukan dengan menggunakan Metode Gumbel yang dilakukan

    dengan mengambil data curah hujan bulanan yang ada, kemudian ambil curah hujan

    maksimum setiap bulannya dari data tersebut, untuk sampel dapat dibatasi jumlahnya

    sebanyak n data.

  • 7/29/2019 Revisi VII Tamka Sistem Drainase

    5/18

    Dengan menggunakan Distribusi Gumbel curah hujan rencana untuk periode ulang

    tertentu dapat ditentukan. Periode ulang merupakan suatu kurun waktu dimana curah

    hujan rencana tersebut diperkirakan berlangsung sekali. Penentuan curah hujan rencana

    untuk periode ulang tertentu berdasarkan Distribusi Gumbel. Untuk itu data curah hujan

    harus diolah terlebih dahulu menggunakan kaidah statistik mengingat kumpulan data

    adalah kumpulan yang tidak tergantung satu sama lain, maka untuk proses pengolahannya

    digunakan analisis regresi metode statistik.

    Xr = X +(xn) . (YrYn) ....................... (1 )

    Keterangan :

    Xr = Hujan harian maksimum dengan periode ulang tertentu (mm)

    X = Curah hujan rata-rata

    x = Standar deviasi curah hujan

    n =Reduced standart deviation, nilai tergantung dari banyaknya data

    Yr =Reduced variate, untuk periode hujan tertentu (table 3.2)

    Tabel 1

    Periode ulang hujan untuk sarana penyaliran

    Keterangan Periode ulang hujan (tahun)

    Daerah terbuka 05

    Sarana tambang 2- 5

    Lereng-lereng tambang dan penimbunan 5- 10

    Sumuran utama 10 -25

    Penyaliran keliling tambang 25

    Pemindahan aliran sungai 100

  • 7/29/2019 Revisi VII Tamka Sistem Drainase

    6/18

    Besarnya intensitas hujan yang kemungkinan terjadi dalam kurun waktu tertentu dihitung

    berdasarkan persamaan Mononobe, yaitu :

    I =R2424 (24t)2/3

    ....................... (2)

    Keterangan :

    R24 = Curah hujan rencana perhari (24jam)

    I = Intensitas curah hujan (mm/jam)

    t = Waktu konsentrasi (jam)

    Tabel 2.

    Hubungan Derajat dan Intensitass Curah Hujan

    Derajat hujan Intensitas curah

    hujan (mm/menit)

    Kondisi

    Hujan lemah

    Hujan normal

    Hujan deras

    Hujan sangat deras

    0.020.05

    0.050.25

    0.251.00

    >1.00

    Tanah basah semua

    Bunyi hujan terdengar

    Air tergenang diseluruh

    permukaan dan terdengar

    bunyi dari genangan

    Hujan seperti ditumpahkan,

    saluran pengairan meluap

  • 7/29/2019 Revisi VII Tamka Sistem Drainase

    7/18

    VI. Perencanaan Saluran TerbukaPada perencanaan saluran terbuka ada beberapa faktor lapangan yang perlu diperhatikan

    yaitu :

    1. Catchment area/water deviden

    Catchment area adalah suatu daerah tangkapan hujan yang dibatasi oleh wilayah

    tangkapan hujan yang ditentukan dari titik-titik elevasi tertinggi sehingga akhirnya

    merupakan suatu poligontertutup dengan pola yang sesuai dengan topografi dan

    mengikuti kecenderungan arah gerak air. Dengan pembuatan catchment area maka

    diperkirakan setiap debit hujan yang tertangkap akan terkonsentrasi pada elevasi

    terendah. Pembatasan catchment area dilakukan pada peta topografi, dan untuk

    merencanakan sistem penyalirannya dianjurkan menggunakan peta rencana

    penambangan dan peta situasi tambang.

    2. Waktu konsentrasi

    Waktu konsentrasi adalah waktu yang diperlukan hujan untuk mengalir dari titik

    terjauh ke tempat penyaliran. Waktu konsentrasi dapat dihitung dengan rumus dari

    Kirpich.

    tc =HL ....................... (3)

    Keterangan :

    tc = Waktu terkumpulnya air (menit)

    L = Jarak terjauh sampai titik penyaliran (meter)

    H = Beda ketinggian dari titik terjauh sampai ke tempat berkumpulnya air (meter)

    3. Saluran Terbuka

    Bentuk penapang saluran yang paling sering digunakan dan umum adalah bentuk

    trapesium, sebab mudah dalam pembuatannya, murah, efisien, mudah dalam

  • 7/29/2019 Revisi VII Tamka Sistem Drainase

    8/18

    perawatannya, dan stabilitas kemiringan lerengnya dapat disesuaikan dengan keadaan

    daerahnya.

    Setelah diketahui luas penampang bisa ditentukan jari-jari hidrolis dengan Rumus

    Manning. Untuk bentuk saluran yang akan dibuat ada beberapa macam bentuk denganperhitungan geometrinya sebagai berikut :

    Table 3

    Perhitungan geometri dari beberapa bentuk saluran terbuka

    Penampang

    Dimensi Penampang basah

    Lebar

    atas (B)

    Tingg

    i

    muka

    air (y)

    Faktor

    kemiringan

    (x) Luas (A)

    Keliling

    (D) Jari-jari hidrolis (R)

    b y

    -

    b.y

    (b. y)/ (b+2y)

    b + 2h

    1:1 x : h

    (b+x)y/(b+2y(t+x2)1/2

    b + 2x y

    1:1,5x=1,5

    y

    1:2x=2y (b+x)y

    b+2y

    (1+x2)

    2(d-

    0,5D)tg

    d

    =cos-1

    ((d-

    0,5D)/0.5D)

    D (1-

    /180)+

    (d-

    0,5D)2tg

    .D(1-

    /180)

    (D(1-

    /180)+4(d-

    0,5D)ztg)/4D(1-

    /180)

  • 7/29/2019 Revisi VII Tamka Sistem Drainase

    9/18

    Tabel 4

    Kemiringan dinding saluran yang sesuai untuk berbagai jenis bahan

    Bahan Kemiringan dinding saluran

    Batu/cadas

    Tanah gambut/peat

    Tanah berlapis beton

    Tanah bagi saluran yang lebar

    Tanah bagi parit kecil

    Tanah berpasir lepas

    Lempung berpori

    Hampir tegak lurus

    : 1

    : 1

    1 : 1

    1,5 : 1

    2 : 1

    3 : 1

    Tabel 5

    Sifat-sifat hidrolik pada saluran terbuka

    Kemiringan rata-rata dasar saluran

    (%)

    Kecepatan rata-rata

    (m/det)

    Kurang dari 1

    1-2

    2-4

    4-6

    6-10

    10-15

    0,4

    0,6

    0,9

    1,2

    1,5

    2,4

  • 7/29/2019 Revisi VII Tamka Sistem Drainase

    10/18

    4. Air limpasan (run off)

    Air limpasan adalah bagian dari curah hujan yang mengalir di atas permukaan tanah

    menuju sungai, danau atau laut. Dalam neraca air digambarkan hubungan antara curah

    hujan (CH), evapotranspirasi (ET), air limpasan (RO), infiltrasi (I), dan perubahanpermukaan air tanah (dS), sebagai berikut :

    CH = I + ET + RO dS ....................... (4)

    Besarnya air limpasan tergantung dari banyak faktor, sehingga tidak semua air

    yang berasal dari curah hujan akan menjadi sumber bagi sistem drainase. Dari banyak

    faktor, yang paling berpengaruh yaitu :

    1. Kondisi penggunaan lahan

    2. Kemiringan lahan

    3. Perbedaan ketinggian daerah

    Faktor-faktor ini digabung dan dinyatakan oleh suatu angka yang disebut

    koefisien air limpasan. Penentuan besarnya debit air limpasan maksimum ditentukan

    dengan menggunakan Metode Rasional, antara lain sebagai berikut :

    Q = 0,278 C I A ....................... (5)

    Keterangan:

    Q = Debit air limpasan maksimum (m3/detik)

    C = Koefisien limpasan (Tabel 3.7)

    I = Intensitas curah hujan (mm/jam)

    A = Luas daerah tangkapan hujan (km2)

    Penggunaan Rumus Rasional mengasumsikan bahwa hujan merata di seluruh daerah

    tangkapan hujan, dengan lama waktu hujan sama dengan waktu konsentrasi.

  • 7/29/2019 Revisi VII Tamka Sistem Drainase

    11/18

    Jenis material pada areal penambangan berpengaruh terhadap kondisi penyebaran air

    limpasan karena untuk setiap jenis dan kondisi material yang berbeda memiliki koefisien

    materialnya masing-masing.

    VII. Perencanaan SumpSump merupakan kolam penampungan air yang dibuat untuk menampung air limpasan,

    yang dibuat sementara sebelum air itu dipompakan serta dapat berfungsih sebagai

    pengendap lumpur. Tata letaksump akan dipengaruhi oleh sistem drainase tambang yang

    disesuaikan dengan geografis daerah tambang dan kestabilan lereng tambang.

    VIII.Perencanaan Sistem Pemompaan1. Tipe sistem pemompaan

    Sistem pemompaaan dikenal ada beberapa macam tipe sambungan pemompaan yaitu :

    a. Seri

    Dua atau beberapa pompa dihubungkan secara seri maka nilai headakan bertambah

    sebesar jumlah headmasing-masing sedangkan debit pemompaan tetap.

    b. Pararel

    Pada rangkaian ini, kapasitas pemompaan bertambah sesuai dengan kemampuan debit

    masing-masing pompa namunheadtetap. Kemudian untuk kebutuhan pompa ada dua

    hal yang perlu untuk diperhatikan

    2. Batas Kapasitas Pompa

    Batas atas kapasitas suatu pompa pada umumnya tergantung pada kondisi berikut ini :

    a. Berat dan ukuran terbesar yang dapat diangkut dari pabrik ke tempat pemasangan.

    b. Lokasi pemasangan pompa dan cara pengangkutannya.

    c. Jenis penggerak dan cara pengangkatannya.

  • 7/29/2019 Revisi VII Tamka Sistem Drainase

    12/18

    d. Pembatasan pada besarnya mesin perkakas yang dipakai untuk mengerjakan

    bagian-bagian pompa

    e. Pembatasan pada performansi pompa.

    3. Pertimbangan ekonomi

    Pertimbangan ini menyangkut masalah biaya, baik biaya investasi untuk pembangunan

    instalasi maupun biaya operasi dan pemeliharaannya.

    4. Julang total pompa

    Julang total pompa yang harus disediakan untuk mengalirkan jumlah air seperti

    direncanakan, dapat ditentukan dari kondisi instalasi yang akan dilayani oleh pompa.Julang total pompa dapat ditulis sebagai berikut :

    Ht=hc+ hv+hf+ hI ....................... (6 )

    Keterangan :

    Ht = Julang total pompa (m)

    hc = Julang statis total (m)

    hv = Velocity head(m)

    hf = Julang gesek (m)

    hI = Jumlah belokan (m)

    a. Julang statis (static head)

    Adalah kehilangan energi yang disebabkan oleh perbedaan tinggi antara tempat

    penampungan dengan tempat pembuangan.

    hc = h2h1 ....................... 7 )

    Dimana :

    h2 = Elevasi air keluar

  • 7/29/2019 Revisi VII Tamka Sistem Drainase

    13/18

    h1 = Elevasi air masuk

    b. Julang kecepatan (velocity head)

    Julang kecepatan adalah kehilangan yang diakibatkan oleh kecepatan air yang

    melalui pompa.

    hv =

    ( v22 g ) ....................... (8)

    Dimana :

    v = Kecepatan air yang melalui pompa (m/detik)

    g = Gaya gravitasi (m/detik)

    c. Julang kerugian gesek dalam pipa

    Untuk menghitung julang kerugian gesek didalam pipa dapat dipakai salah satu

    dari dua rumus berikut ini :

    V = C . Rp

    . Sq

    ....................... (9)

    Atau

    hf= .LD . v22g ....................... (10)

    Keterangan :

    v = Kecepatan rata-rata aliran didalam pipa (m/dtk)

    C,p,q = Koefisien-koefisien

    R = Jari-jari hidrolik (m)

    S = Gradien hidrolik

    hf = Julang kerugian gesek dalam pipa (m)

    = Koefisien kerugian gesek

    g = Percepatan gravitas (ms-2

    )

    L = Panjang pipa (m)

  • 7/29/2019 Revisi VII Tamka Sistem Drainase

    14/18

    D = Diameter pipa (m)

    Selanjutnya untuk aliran turbulen julang kerugian gesek dapat dihitung dengan

    berbagai rumus empiris.

    i. Rumus Darcy

    Dengan cara Darcy, maka koefisien kerugian gesek () dinyatakan sebagai

    berikut:

    = 0,020 + 0,0005D ....................... (11)

    Rumus ini berlaku untuk pipa baru dari besi cor. Jika pipa telah dipakai selama

    bertahun-tahun, harga koefisien kerugian gesek () akan menjadi 1,5 sampai 2 kali

    harga barunya.

    ii. Rumus Hazen-Williams

    Rumus ini pada umumnya dipakai untuk menghitung kerugian headdalam

    pipa yang relatif sangat panjang.

    V = 0,849CR0,63

    S0,54

    ....................... (12)

    Atau

    Hf = 10,666.Q1,85x LC1,85 D4,85 ....................... (13)

    Keterangan :

    hf = Julang kerugian (m)

    v = Kecepatan rata-rata didalam pipa (m/s)

    C = Koefisien (table 3.9 )

    R = Jari-jari hidrolik (m)

    S = Gradien hidrolik (S=hfL )Q = Laju Aliran ( m3/s)

    L = Panjang pipa

  • 7/29/2019 Revisi VII Tamka Sistem Drainase

    15/18

    Tabel 6

    Kondisi pipa dan harga koefisien (Formula Hazen-William)

    d. Julang kerugian dalam jalur pipa

    Dalam aliran melalui jalur pipa, kerugian juga akan terjadi apabila ukuran pipa, bentuk

    penampang atau arah aliran berubah. Kerugian ditempat-tempat transisi yang demikian ini dapat

    dinyatakan secara umum dengan rumus:

    hf = n.f. v22g ....................... (14)

    Keterangan :

    v = kecepatan rata-rata di dalam pipa (m/s)

    f = Koefisien kerugian

    g = Percepatan gravitasi (9.8m/dtk2)

    hf = Julang kerugian (m)

    IX. Settl ing PondBerfungsi sebagai tempat menampung air tambang sekaligus untuk mengendapkan

    partikel-partikel padatan yang ikut bersama air dari lokasi penambangan, kolam

    pengendapan ini dibuat dari lokasi terendah dari suatu daerah penambangan, sehingga air

    Jenis Pipa C

    Pipa besi cor baru 130

    Pipa besi cor tua 100

    Pipa baja baru 120-130

    Pipa baja tua 80-100

    Pipa dengan lapisan semen 130-140

    Pipa dengan lapisan terarang batu 140

  • 7/29/2019 Revisi VII Tamka Sistem Drainase

    16/18

    akan masuk kesettling pondsecara alami dan selanjutnya dialirkan ke sungai melalui

    saluran pembuangan.

    Dengan adanyasettling pond, diharapkan air yang keluar dari daerah penambangan

    sudah bersih dari partikel padatan sehingga tidak menimbulkan kekeruhan pada sungaiatau laut sebagai tempat pembuangan akhir. Selain itu juga tidak menimbulkan

    pendangkalan sungai akibat dari partikel padatan yang terbawa bersama air.

    Bentuksettling pondbiasanya hanya digambarkan secara sederhana, yaitu berupa

    kolam berbentuk empat persegi panjang, tetapi sebenarnya dapat bermacam-macam bentuk

    disesuaikan dengan keperluan dan keadaan lapangannya. Walaupun bentuknya dapat

    bermacam-macam, namun pada setiapsettling pondakan selalu ada 4 zona penting yang

    terbentuk karena proses pengendapan material padatan. Keempat zona tersebut adalah :

    1. Zona masukan (inlet)

    Merupakan tempat masuknya air lumpur kedalamsettling ponddengan anggapan

    campuran padatan-cairan yang masuk terdistribusi secara seragam.

    2. Zona pengendapan (settlement zone)

    Merupakan tempat partikel padatan akan mengendap. Batas panjang zona ini adalah

    panjang dari kolam dikurangi panjang zona masukan dan keluaran.

    3. Zona endapan lumpur(sediment)

    Merupakan tempat partikel padatan dalam cairan (lumpur) mengalami sedimentasi

    dan terkumpul di bagian bawah kolam.

    4. Zona keluaran (outlet)

    Merupakan tempat keluaran buangan cairan yang jernih. Panjang zona ini kira-kira

    sama dengan kedalaman kolam pengendapan, diukur dari ujung kolam pengendapan.

  • 7/29/2019 Revisi VII Tamka Sistem Drainase

    17/18

    Ukuran Settl ing Pond

    Untuk menentukan dimensisettling ponddapat dihitung berdasarkan hal-hal sebagai berikut:

    1. Diameter partikel padatan yang keluar dari kolam pengendapan tidak lebih dari 9 x 10-

    6 m, karena akan menyebabkan pendagkalan dan kekeruhan sungai.

    2. Kekentalan air

    3. Partikel dalam lumpur adalah material yang sejenis

    4. Kecepatan pengendapan material dianggap sama

    5. Perbandinga dan cairan padatan diketahui

    Luassettling ponddapat dihitung dengan menggunakan rumus:

    A = QtotalV ........................ (15)

    Keterangan:

    A = Luassettling pond (m2)

    Qtotal = Debit air yang masuksettling pond(m3/detik)

    V = Kecepatan pengendapan (m/dtk)

    Perhitungan Prosentasi Pengendapan

    Perhitungan prosentase pengendapan ini bertujuan untuk mengetahui kolam pengendapan

    yang akan dibuat dapat berfungsih untuk mengendapkan partikel padatan yang terkandung

    dalam air limpasan tambang. Untuk perhitungan, diperlukan data-data antara lain (%)

    padatan dan persen (%) air yang terkandung dalam lumpur

    Waktu yang dibutuhkan partikel untuk mengendap dengan kecepan (V) sejauh (h)

    adalah:

    tv = hV(detik) ....................... (16)

    Waktu yang dibutuhkan partikel untuk keluar dari kolam pengendapan dengan kecepatan

    (Vh) adalah:

  • 7/29/2019 Revisi VII Tamka Sistem Drainase

    18/18

    Vh = QtotalA ....................... (17)

    Th =PVh (detik) ....................... (18)

    Dalam proses pengendapan ini partikel mampu mengendap dengan baik jika (tv)

    tidak lebih besar dari (th).

    Persentase pengendapan = th(th+tv) x 100% ..................... (19)