Revisi VII Tamka Sistem Drainase
Transcript of Revisi VII Tamka Sistem Drainase
-
7/29/2019 Revisi VII Tamka Sistem Drainase
1/18
TUGAS VII REVIEW TAMBANG TERBUKA
SISTEM DRAINASE
Dibuat Sebagai Syarat Tugas Mata Kuliah Tambang Terbuka
Pada Jurusan Teknik Pertambangan
Dewi Sartikha
03091402040
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
2013
-
7/29/2019 Revisi VII Tamka Sistem Drainase
2/18
Penyaliran bisa bersifat pencegahan atau pengendalian air yang masuk ke lokasi
penambangan. Hal yang perlu diperhatikan adalah kapan cuaca ekstrim terjadi, yaitu ketika air
tanah dan air limpasan dapat membahayakan kegiatan penambangan, oleh sebab itu kondisi
cuaca pada tambang terbuka sangat besar efeknya terhadap aktifitas penambangan. Apabila hal
ini sudah diperhitungkan sebelumnya, maka kegiatan penambangan akan terhindar dari kondisi
yang membahayakan tersebut.
I. Pengertian Sistem Penyaliran TambangSistem penyaliran tambang adalah suatu metodeyang dilakukan untuk mencegah
masuknya aliran air ke dalam lubang bukaan tambang atau mengeluarkan air tersebut.
II. Pengendalian Air TambangTerdapat dua cara pengendalian air tambang yang sudah terlanjur masuk ke
dalamfrontpenambangan yaitu dengan sistem kolam terbuka (sump) atau membuat paritan
dan adit. Sistem penyaliran dengan membuat kolam terbuka dan paritan biasanya ideal
diterapkan pada tambang open castatau kuari, karena dapat memanfaatkan gravitasi untuk
mengalirkan air dari bagian lokasi yang lebih tinggi ke lokasi yang lebih rendah. Pompa
yang digunakan pada sistem ini lebih efektif dan hemat.
III.Metode Penyaliran TambangPenanganan mengenai masalah air tambang dalam jumlah besar pada tambang terbuka
dapat dibedakan menjadi beberapa metode, yaitu:
Mengeluarkan Air Tambang (Mine Dewateri ng)
Merupakan upaya untuk mengeluarkan air yang telah masuk ke lokasi penambangan.
Beberapa metode penyaliran tambang (mine dewatering) adalah sebagai berikut :
1. Membuatsump di dalam front tambang (Pit)Sistem ini diterapkan untuk membuang air tambang dari lokasi kerja. Air tambang
dikumpulkan pada sumuran (sump), kemudian dipompa keluar. Pemasangan jumlah
-
7/29/2019 Revisi VII Tamka Sistem Drainase
3/18
pompa tergantung pada kedalaman penggalian, dengan kapasitas pompa menyesuaikan
debit air yang masuk ke dalam lokasi penambangan.
2. Membuat paritanPembuatan parit sangat ideal diterapkan pada tambang terbuka open castatau
kuari. Parit dibuat berawal dari sumber mata air atau air limpasan menuju kolam
penampungan, langsung ke sungai atau diarahkan ke selokan (riool). Jumlah parit ini
disesuaikan dengan kebutuhan, sehingga bisa lebih dari satu. Apabila parit harus dibuat
melalui lalulintas tambang maka dapat dipasang gorong-gorong yang terbuat dari beton
atau galvanis. Dimensi parit diukur berdasarkan volume maksimum pada saat musim
penghujan deras dengan memperhitungkan kemiringan lereng. Bentuk standar melintang
dari parit umumnya trapesium.
IV. Penyaliran Tambang (Mine drainage)Penyaliran tambang adalah mencegah air masuk ke lokasi penambangan dengan cara
membuat saluran terbuka sehingga air limpasan yang akan masuk ke lubang bukaan dapat
langsung dialirkan ke luar lokasi penambangan. Upaya ini umumnya dilakukan untuk
penanganan air tanah yang berasal dari sumber air permukaan.
Beberapa metode penyaliran tambang (mine drainage) adalah sebagai berikut:
a. Metode Siemens
Pada setiap jenjang dari kegiatanpenambangan dipasang pipa ukuran 8 inch, di setiap
pipa tersebut pada bagian ujung bawah diberi lubang-lubang, pipa yang berlubang ini
berhubungan dengan air tanah, sehingga di pipa bagian bawah akan terkumpul air, yang
selanjutnya dipompa ke atas secara seri dan selanjutnya dibuang.
b. Metode Elektro Osmosis
Bilamana lapisan tanah terdiri dari tanah lempung, maka pemompaan sangat sulit
diterapkan karena adanya efek kapilaritas yang disebabkan oleh sifat dari tanah lempung itu
sendiri. Untuk mengatasi hal tersebut, maka diperlukan cara elektro osmosis. Pada metode
ini digunakan batang anoda serta katoda. Bila elemen-elemen ini dialiri listrik, maka air pori
-
7/29/2019 Revisi VII Tamka Sistem Drainase
4/18
yang terkandung dalam batuan akan mengalir menuju katoda (lubang sumur) yang kemudian
terkumpul dan dipompa keluar.
c. Metode kombinasi dengan lubang bukaan bawah tanah
Dilakukan dengan membuat lubang bukaan mendatar didalam tanah guna menampung
aliran air dari permukaan. Beberapa lubang sumur dibuat untuk menyalurkan air permukaan
kedalam terowongan bawah tanah tersebut. Cara ini cukup efektif karena air akan mengalir
sendiri akibat pengaruh gravitasi sehingga tidak memerlukan pompa.
V. Hal Yang Mempengaruhi Sistem Penyaliran Tambanga. Permeabilitas
Disamping parameter-parameter lain, permeabilitas merupakan salah satu yang perlu
diperhitungkan. Secara umum permeabilitas dapat diartikan sebagai kemapuan suatu
fluida bergerak melalui rongga pori massa batuan.
b. Rencana Kemajuan TambangRencana kemajuan tambang nantinya akan mempengaruhi pola alir saluran yang akan
dibuat, sehingga saluran tersebut menjadi efektif dan tidak menghambat sistem kerja yang
ada.
c. Curah HujanSumber utama air yang masuk ke lokasi penambangan adalah air hujan, sehingga besar
kecilnya curah hujan yang terjadi di sekitar lokasi penambangan akan mempengaruhi
banyak sedikitnya air tambang yang harus dikendalikan. Data curah hujan biasanya
disajikan dalam data curah hujan harian, bulanan, dan tahunan yang dapat berupa grafik
atau tabel.
Analisa curah hujan dilakukan dengan menggunakan Metode Gumbel yang dilakukan
dengan mengambil data curah hujan bulanan yang ada, kemudian ambil curah hujan
maksimum setiap bulannya dari data tersebut, untuk sampel dapat dibatasi jumlahnya
sebanyak n data.
-
7/29/2019 Revisi VII Tamka Sistem Drainase
5/18
Dengan menggunakan Distribusi Gumbel curah hujan rencana untuk periode ulang
tertentu dapat ditentukan. Periode ulang merupakan suatu kurun waktu dimana curah
hujan rencana tersebut diperkirakan berlangsung sekali. Penentuan curah hujan rencana
untuk periode ulang tertentu berdasarkan Distribusi Gumbel. Untuk itu data curah hujan
harus diolah terlebih dahulu menggunakan kaidah statistik mengingat kumpulan data
adalah kumpulan yang tidak tergantung satu sama lain, maka untuk proses pengolahannya
digunakan analisis regresi metode statistik.
Xr = X +(xn) . (YrYn) ....................... (1 )
Keterangan :
Xr = Hujan harian maksimum dengan periode ulang tertentu (mm)
X = Curah hujan rata-rata
x = Standar deviasi curah hujan
n =Reduced standart deviation, nilai tergantung dari banyaknya data
Yr =Reduced variate, untuk periode hujan tertentu (table 3.2)
Tabel 1
Periode ulang hujan untuk sarana penyaliran
Keterangan Periode ulang hujan (tahun)
Daerah terbuka 05
Sarana tambang 2- 5
Lereng-lereng tambang dan penimbunan 5- 10
Sumuran utama 10 -25
Penyaliran keliling tambang 25
Pemindahan aliran sungai 100
-
7/29/2019 Revisi VII Tamka Sistem Drainase
6/18
Besarnya intensitas hujan yang kemungkinan terjadi dalam kurun waktu tertentu dihitung
berdasarkan persamaan Mononobe, yaitu :
I =R2424 (24t)2/3
....................... (2)
Keterangan :
R24 = Curah hujan rencana perhari (24jam)
I = Intensitas curah hujan (mm/jam)
t = Waktu konsentrasi (jam)
Tabel 2.
Hubungan Derajat dan Intensitass Curah Hujan
Derajat hujan Intensitas curah
hujan (mm/menit)
Kondisi
Hujan lemah
Hujan normal
Hujan deras
Hujan sangat deras
0.020.05
0.050.25
0.251.00
>1.00
Tanah basah semua
Bunyi hujan terdengar
Air tergenang diseluruh
permukaan dan terdengar
bunyi dari genangan
Hujan seperti ditumpahkan,
saluran pengairan meluap
-
7/29/2019 Revisi VII Tamka Sistem Drainase
7/18
VI. Perencanaan Saluran TerbukaPada perencanaan saluran terbuka ada beberapa faktor lapangan yang perlu diperhatikan
yaitu :
1. Catchment area/water deviden
Catchment area adalah suatu daerah tangkapan hujan yang dibatasi oleh wilayah
tangkapan hujan yang ditentukan dari titik-titik elevasi tertinggi sehingga akhirnya
merupakan suatu poligontertutup dengan pola yang sesuai dengan topografi dan
mengikuti kecenderungan arah gerak air. Dengan pembuatan catchment area maka
diperkirakan setiap debit hujan yang tertangkap akan terkonsentrasi pada elevasi
terendah. Pembatasan catchment area dilakukan pada peta topografi, dan untuk
merencanakan sistem penyalirannya dianjurkan menggunakan peta rencana
penambangan dan peta situasi tambang.
2. Waktu konsentrasi
Waktu konsentrasi adalah waktu yang diperlukan hujan untuk mengalir dari titik
terjauh ke tempat penyaliran. Waktu konsentrasi dapat dihitung dengan rumus dari
Kirpich.
tc =HL ....................... (3)
Keterangan :
tc = Waktu terkumpulnya air (menit)
L = Jarak terjauh sampai titik penyaliran (meter)
H = Beda ketinggian dari titik terjauh sampai ke tempat berkumpulnya air (meter)
3. Saluran Terbuka
Bentuk penapang saluran yang paling sering digunakan dan umum adalah bentuk
trapesium, sebab mudah dalam pembuatannya, murah, efisien, mudah dalam
-
7/29/2019 Revisi VII Tamka Sistem Drainase
8/18
perawatannya, dan stabilitas kemiringan lerengnya dapat disesuaikan dengan keadaan
daerahnya.
Setelah diketahui luas penampang bisa ditentukan jari-jari hidrolis dengan Rumus
Manning. Untuk bentuk saluran yang akan dibuat ada beberapa macam bentuk denganperhitungan geometrinya sebagai berikut :
Table 3
Perhitungan geometri dari beberapa bentuk saluran terbuka
Penampang
Dimensi Penampang basah
Lebar
atas (B)
Tingg
i
muka
air (y)
Faktor
kemiringan
(x) Luas (A)
Keliling
(D) Jari-jari hidrolis (R)
b y
-
b.y
(b. y)/ (b+2y)
b + 2h
1:1 x : h
(b+x)y/(b+2y(t+x2)1/2
b + 2x y
1:1,5x=1,5
y
1:2x=2y (b+x)y
b+2y
(1+x2)
2(d-
0,5D)tg
d
=cos-1
((d-
0,5D)/0.5D)
D (1-
/180)+
(d-
0,5D)2tg
.D(1-
/180)
(D(1-
/180)+4(d-
0,5D)ztg)/4D(1-
/180)
-
7/29/2019 Revisi VII Tamka Sistem Drainase
9/18
Tabel 4
Kemiringan dinding saluran yang sesuai untuk berbagai jenis bahan
Bahan Kemiringan dinding saluran
Batu/cadas
Tanah gambut/peat
Tanah berlapis beton
Tanah bagi saluran yang lebar
Tanah bagi parit kecil
Tanah berpasir lepas
Lempung berpori
Hampir tegak lurus
: 1
: 1
1 : 1
1,5 : 1
2 : 1
3 : 1
Tabel 5
Sifat-sifat hidrolik pada saluran terbuka
Kemiringan rata-rata dasar saluran
(%)
Kecepatan rata-rata
(m/det)
Kurang dari 1
1-2
2-4
4-6
6-10
10-15
0,4
0,6
0,9
1,2
1,5
2,4
-
7/29/2019 Revisi VII Tamka Sistem Drainase
10/18
4. Air limpasan (run off)
Air limpasan adalah bagian dari curah hujan yang mengalir di atas permukaan tanah
menuju sungai, danau atau laut. Dalam neraca air digambarkan hubungan antara curah
hujan (CH), evapotranspirasi (ET), air limpasan (RO), infiltrasi (I), dan perubahanpermukaan air tanah (dS), sebagai berikut :
CH = I + ET + RO dS ....................... (4)
Besarnya air limpasan tergantung dari banyak faktor, sehingga tidak semua air
yang berasal dari curah hujan akan menjadi sumber bagi sistem drainase. Dari banyak
faktor, yang paling berpengaruh yaitu :
1. Kondisi penggunaan lahan
2. Kemiringan lahan
3. Perbedaan ketinggian daerah
Faktor-faktor ini digabung dan dinyatakan oleh suatu angka yang disebut
koefisien air limpasan. Penentuan besarnya debit air limpasan maksimum ditentukan
dengan menggunakan Metode Rasional, antara lain sebagai berikut :
Q = 0,278 C I A ....................... (5)
Keterangan:
Q = Debit air limpasan maksimum (m3/detik)
C = Koefisien limpasan (Tabel 3.7)
I = Intensitas curah hujan (mm/jam)
A = Luas daerah tangkapan hujan (km2)
Penggunaan Rumus Rasional mengasumsikan bahwa hujan merata di seluruh daerah
tangkapan hujan, dengan lama waktu hujan sama dengan waktu konsentrasi.
-
7/29/2019 Revisi VII Tamka Sistem Drainase
11/18
Jenis material pada areal penambangan berpengaruh terhadap kondisi penyebaran air
limpasan karena untuk setiap jenis dan kondisi material yang berbeda memiliki koefisien
materialnya masing-masing.
VII. Perencanaan SumpSump merupakan kolam penampungan air yang dibuat untuk menampung air limpasan,
yang dibuat sementara sebelum air itu dipompakan serta dapat berfungsih sebagai
pengendap lumpur. Tata letaksump akan dipengaruhi oleh sistem drainase tambang yang
disesuaikan dengan geografis daerah tambang dan kestabilan lereng tambang.
VIII.Perencanaan Sistem Pemompaan1. Tipe sistem pemompaan
Sistem pemompaaan dikenal ada beberapa macam tipe sambungan pemompaan yaitu :
a. Seri
Dua atau beberapa pompa dihubungkan secara seri maka nilai headakan bertambah
sebesar jumlah headmasing-masing sedangkan debit pemompaan tetap.
b. Pararel
Pada rangkaian ini, kapasitas pemompaan bertambah sesuai dengan kemampuan debit
masing-masing pompa namunheadtetap. Kemudian untuk kebutuhan pompa ada dua
hal yang perlu untuk diperhatikan
2. Batas Kapasitas Pompa
Batas atas kapasitas suatu pompa pada umumnya tergantung pada kondisi berikut ini :
a. Berat dan ukuran terbesar yang dapat diangkut dari pabrik ke tempat pemasangan.
b. Lokasi pemasangan pompa dan cara pengangkutannya.
c. Jenis penggerak dan cara pengangkatannya.
-
7/29/2019 Revisi VII Tamka Sistem Drainase
12/18
d. Pembatasan pada besarnya mesin perkakas yang dipakai untuk mengerjakan
bagian-bagian pompa
e. Pembatasan pada performansi pompa.
3. Pertimbangan ekonomi
Pertimbangan ini menyangkut masalah biaya, baik biaya investasi untuk pembangunan
instalasi maupun biaya operasi dan pemeliharaannya.
4. Julang total pompa
Julang total pompa yang harus disediakan untuk mengalirkan jumlah air seperti
direncanakan, dapat ditentukan dari kondisi instalasi yang akan dilayani oleh pompa.Julang total pompa dapat ditulis sebagai berikut :
Ht=hc+ hv+hf+ hI ....................... (6 )
Keterangan :
Ht = Julang total pompa (m)
hc = Julang statis total (m)
hv = Velocity head(m)
hf = Julang gesek (m)
hI = Jumlah belokan (m)
a. Julang statis (static head)
Adalah kehilangan energi yang disebabkan oleh perbedaan tinggi antara tempat
penampungan dengan tempat pembuangan.
hc = h2h1 ....................... 7 )
Dimana :
h2 = Elevasi air keluar
-
7/29/2019 Revisi VII Tamka Sistem Drainase
13/18
h1 = Elevasi air masuk
b. Julang kecepatan (velocity head)
Julang kecepatan adalah kehilangan yang diakibatkan oleh kecepatan air yang
melalui pompa.
hv =
( v22 g ) ....................... (8)
Dimana :
v = Kecepatan air yang melalui pompa (m/detik)
g = Gaya gravitasi (m/detik)
c. Julang kerugian gesek dalam pipa
Untuk menghitung julang kerugian gesek didalam pipa dapat dipakai salah satu
dari dua rumus berikut ini :
V = C . Rp
. Sq
....................... (9)
Atau
hf= .LD . v22g ....................... (10)
Keterangan :
v = Kecepatan rata-rata aliran didalam pipa (m/dtk)
C,p,q = Koefisien-koefisien
R = Jari-jari hidrolik (m)
S = Gradien hidrolik
hf = Julang kerugian gesek dalam pipa (m)
= Koefisien kerugian gesek
g = Percepatan gravitas (ms-2
)
L = Panjang pipa (m)
-
7/29/2019 Revisi VII Tamka Sistem Drainase
14/18
D = Diameter pipa (m)
Selanjutnya untuk aliran turbulen julang kerugian gesek dapat dihitung dengan
berbagai rumus empiris.
i. Rumus Darcy
Dengan cara Darcy, maka koefisien kerugian gesek () dinyatakan sebagai
berikut:
= 0,020 + 0,0005D ....................... (11)
Rumus ini berlaku untuk pipa baru dari besi cor. Jika pipa telah dipakai selama
bertahun-tahun, harga koefisien kerugian gesek () akan menjadi 1,5 sampai 2 kali
harga barunya.
ii. Rumus Hazen-Williams
Rumus ini pada umumnya dipakai untuk menghitung kerugian headdalam
pipa yang relatif sangat panjang.
V = 0,849CR0,63
S0,54
....................... (12)
Atau
Hf = 10,666.Q1,85x LC1,85 D4,85 ....................... (13)
Keterangan :
hf = Julang kerugian (m)
v = Kecepatan rata-rata didalam pipa (m/s)
C = Koefisien (table 3.9 )
R = Jari-jari hidrolik (m)
S = Gradien hidrolik (S=hfL )Q = Laju Aliran ( m3/s)
L = Panjang pipa
-
7/29/2019 Revisi VII Tamka Sistem Drainase
15/18
Tabel 6
Kondisi pipa dan harga koefisien (Formula Hazen-William)
d. Julang kerugian dalam jalur pipa
Dalam aliran melalui jalur pipa, kerugian juga akan terjadi apabila ukuran pipa, bentuk
penampang atau arah aliran berubah. Kerugian ditempat-tempat transisi yang demikian ini dapat
dinyatakan secara umum dengan rumus:
hf = n.f. v22g ....................... (14)
Keterangan :
v = kecepatan rata-rata di dalam pipa (m/s)
f = Koefisien kerugian
g = Percepatan gravitasi (9.8m/dtk2)
hf = Julang kerugian (m)
IX. Settl ing PondBerfungsi sebagai tempat menampung air tambang sekaligus untuk mengendapkan
partikel-partikel padatan yang ikut bersama air dari lokasi penambangan, kolam
pengendapan ini dibuat dari lokasi terendah dari suatu daerah penambangan, sehingga air
Jenis Pipa C
Pipa besi cor baru 130
Pipa besi cor tua 100
Pipa baja baru 120-130
Pipa baja tua 80-100
Pipa dengan lapisan semen 130-140
Pipa dengan lapisan terarang batu 140
-
7/29/2019 Revisi VII Tamka Sistem Drainase
16/18
akan masuk kesettling pondsecara alami dan selanjutnya dialirkan ke sungai melalui
saluran pembuangan.
Dengan adanyasettling pond, diharapkan air yang keluar dari daerah penambangan
sudah bersih dari partikel padatan sehingga tidak menimbulkan kekeruhan pada sungaiatau laut sebagai tempat pembuangan akhir. Selain itu juga tidak menimbulkan
pendangkalan sungai akibat dari partikel padatan yang terbawa bersama air.
Bentuksettling pondbiasanya hanya digambarkan secara sederhana, yaitu berupa
kolam berbentuk empat persegi panjang, tetapi sebenarnya dapat bermacam-macam bentuk
disesuaikan dengan keperluan dan keadaan lapangannya. Walaupun bentuknya dapat
bermacam-macam, namun pada setiapsettling pondakan selalu ada 4 zona penting yang
terbentuk karena proses pengendapan material padatan. Keempat zona tersebut adalah :
1. Zona masukan (inlet)
Merupakan tempat masuknya air lumpur kedalamsettling ponddengan anggapan
campuran padatan-cairan yang masuk terdistribusi secara seragam.
2. Zona pengendapan (settlement zone)
Merupakan tempat partikel padatan akan mengendap. Batas panjang zona ini adalah
panjang dari kolam dikurangi panjang zona masukan dan keluaran.
3. Zona endapan lumpur(sediment)
Merupakan tempat partikel padatan dalam cairan (lumpur) mengalami sedimentasi
dan terkumpul di bagian bawah kolam.
4. Zona keluaran (outlet)
Merupakan tempat keluaran buangan cairan yang jernih. Panjang zona ini kira-kira
sama dengan kedalaman kolam pengendapan, diukur dari ujung kolam pengendapan.
-
7/29/2019 Revisi VII Tamka Sistem Drainase
17/18
Ukuran Settl ing Pond
Untuk menentukan dimensisettling ponddapat dihitung berdasarkan hal-hal sebagai berikut:
1. Diameter partikel padatan yang keluar dari kolam pengendapan tidak lebih dari 9 x 10-
6 m, karena akan menyebabkan pendagkalan dan kekeruhan sungai.
2. Kekentalan air
3. Partikel dalam lumpur adalah material yang sejenis
4. Kecepatan pengendapan material dianggap sama
5. Perbandinga dan cairan padatan diketahui
Luassettling ponddapat dihitung dengan menggunakan rumus:
A = QtotalV ........................ (15)
Keterangan:
A = Luassettling pond (m2)
Qtotal = Debit air yang masuksettling pond(m3/detik)
V = Kecepatan pengendapan (m/dtk)
Perhitungan Prosentasi Pengendapan
Perhitungan prosentase pengendapan ini bertujuan untuk mengetahui kolam pengendapan
yang akan dibuat dapat berfungsih untuk mengendapkan partikel padatan yang terkandung
dalam air limpasan tambang. Untuk perhitungan, diperlukan data-data antara lain (%)
padatan dan persen (%) air yang terkandung dalam lumpur
Waktu yang dibutuhkan partikel untuk mengendap dengan kecepan (V) sejauh (h)
adalah:
tv = hV(detik) ....................... (16)
Waktu yang dibutuhkan partikel untuk keluar dari kolam pengendapan dengan kecepatan
(Vh) adalah:
-
7/29/2019 Revisi VII Tamka Sistem Drainase
18/18
Vh = QtotalA ....................... (17)
Th =PVh (detik) ....................... (18)
Dalam proses pengendapan ini partikel mampu mengendap dengan baik jika (tv)
tidak lebih besar dari (th).
Persentase pengendapan = th(th+tv) x 100% ..................... (19)