Revisi Study Hadits

download Revisi Study Hadits

of 16

Transcript of Revisi Study Hadits

PENGENALAN TERHADAP MUKAHRIJ (PERAWI HADITS) DAN KARYANYA ( MUKHARIJ) AL SITTAH DAN MUSNAD AHMADMAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Study Al hadits

Disusun Oleh : Ahsinatun Najibah Rohmah Bayu Ragil Pristiwanto

FAKULTAS SYARIAH JURUSAN MUAMALAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

2009

BAB I PENDAHULUAN Pengetahuan tentang Hadits merupakan hal yang sangat penting bagi kita, selain agar kita bisa mengetahui asal- usul hadits, kita juga bisa mengetahui lebih jauh dan mengenal lebih jauh tentang para perawi hadits yang masyhur, maupun yang tidak familiar di telinga kita, oleh karena itu, dalam makalah ini membahas tentang biografi para perawi yang merupakan salah satu pengetahuan tentang ilmu hadits, untuk mengetahui juga, apakah hadits yang diriwayatkan oleh perawi tersebut bersifat sahih, hasan, atau dhaif dan lain sebagainya.

BAB II

PEMBAHASAN A. Biografi singkat perawi hadist. 1. Abu Hurairah. Abdurrahman bin Shakhr Al-Azdi (bahasa Arab: ) (lahir 598 - wafat 678), yang lebih dikenal dengan panggilan Abu Hurairah (bahasa Arab: ,) adalah seorang Sahabat Nabi yang terkenal. merupakan periwayat hadits yang paling banyak disebutkan dalam isnad-nya oleh kaum Islam Sunni. Abu Hurairah berasal dari kabilah Bani Daus dari Yaman. Ia diperkirakan lahir 21 tahun sebelum hijrah, dan sejak kecil sudah menjadi yatim. Nama aslinya pada masa jahiliyah adalah Abdus-Syams (hamba matahari) dan ia dipanggil sebagai Abu Hurairah (ayah/pemilik kucing) karena suka merawat dan memelihara kucing. Ketika mudanya ia bekerja pada Basrah binti Ghazawan, yang kemudian setelah masuk Islam dinikahinya. Abu Hurairah adalah sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits dari Nabi Muhammad, yaitu sebanyak 5.374 hadits. Diantara yang meriwayatkan hadist darinya adalah Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Anas bin Malik, Jabir bin Abdullah, dan lain-lain. Imam Bukhari pernah berkata: "Tercatat lebih dari 800 orang perawi hadits dari kalangan sahabat dan tabi'in yang meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah". Pada tahun 678 atau tahun 59 H, Abu Hurairah jatuh sakit, meninggal di Madinah, dan dimakamkan di Baqi'.1 2. Al- Bukhary Nama lengkapnya adalah Muhammad Ibnu Ismail Ibnu Ibrahim Ibnu alMughirah Ibnu Bardizbah Al-Bukhari (Arab: .) But among Sunni Muslims he is known as Imam Bukhari. Tetapi di kalangan umat Islam Sunni dia dikenal sebagai Imam Bukhari. Imam Bukhari dilahirkan 20 Juli, 810 (Shawal 13, 194 H.) di kota Bukhara (yang merupakan bagian dari Khurasan saat itu), dalam apa yang sekarang Uzbekistan. ayahnya, Ismail Ibn Ibrahim. Ayahnya, Ismail bin Ibrahim, adalah seorang sarjana yang dikenal hadits meninggal sementara Imam Bukhari muda itu. Beliau juga membuat suatu cara baru yang kuat untuk membedakan antara Hadits shahih dan yang tidak Shahih, sedangkan kitab- kitab yang sebelumnya tidak demikian karena pembahasan perawi- perawinya diserahkan kepada yang lebih kompeten dibidangnya. Al- Bukhary mengajukan syarat- syarat yang paling ketat disbanding yang lainnya, untuk sanad- sanad. Disamping harus memenuhi syarat- syarat seorang perawi, beliau juga mengharuskan antara satu sanad dengan sanad yang lainnya juga memenuhi syarat persambungannya ( mutassil) yaitu : harus muasyarah, dan liqa.karena ketatnya persyaratan itu, sehingga kitab- kitab karya Al- Bukhary1

Prof, Dr, teungku m. hasybi asyshiddieqi. ilmu hadits eds 3. Hal 220-222

dinilai sebagai kitab yang shahih dan paling tinggi tingkat kesahihannya, dan beliau adalah orang pertama yang menyusun kitab sahih.2 Beliau mempunyai daya hafalan yang kuat khususnya dalam bidang hadits, pada masa kanak- kanak beliau menghafal 70.00 hadits, lengkap dengan anadnya. Tidak hanya itu beliau juga mengetahui hari lahir, hari wafat, dan tempat- tempat para perawi hadits, beliau selau mencatat apa yang beliau hafal, karena itu beliau ahli dalam berbagai ilmu Hadits. Kitab- kitabnya berisi 9082 hadits, termasuk hadits- hadits muallaq, mauquf dan maqthu. Diantara kitab- kitabnya adalah, Al- Adab Al- Mufrad, Rafu Al- Yadaini fish sholati, Al- Qiraah khalfa Al- Imam, Birr Al- Walidaini, At- Tarih Al- Kabir, Asyribah, Al- Hibah, dan lain sebagainya. Karya- karya beliau sebagai berikut : 1. Al-Jami 'Al-Sahih ( ,) juga dikenal sebagai Sahih Bukhari 2. Al Adab Al Mufrad - Buku membahas karakter dan tingkah laku Nabi. 3. al-Tarikh al-Kabir, sejarah yang besar, yang berisi Biografi narrators, dengan nilai masing-masing 4. al-Tarikh al-Saghir, sebuah ringkasan tentang kehidupan Nabi, yang Sahaba, yang Taabiin dan Taba 5. Ad-Du'afaa As-Saghir, Buku yang berisi daftar nama-nama narrators lemah dan alasan mengapa hal ini adalah orang yang dianggap lemah. 6. Asaamii As-Sahaabah, Buku yang berisi nama, dan lineages Biografi Nabi dari sahabat. 7. Kitab al-Waihdaan, Biografi dari sahabat yang lebih dikenal masingmasing terkait satu hadeeth setiap. 8. Kitab Al-Kuna, Buku yang berisi daftar kunya dari hadeeth narrators satu sehingga dapat membedakan antara mereka. 9. Khalq Af-aal Al-'Ibaad Diperoleh Khalq-aal Al-'Ibaad 10. al-Tarikh Al-Awsat (tidak lagi wujud, namun disebutkan oleh Abdullah ibn Ahmad Al-Khaffaaf dan Zinjawaiy al-Libaad) 11. al-Jaami' Al-Kabir (tidak lagi wujud tetapi yang disebutkan oleh ibn Taahir) 12. Al-Musnad Al-Kabir (tidak lagi wujud, namun disebutkan oleh AlFirabree) 13. Kitaab Al-Ashribah (tidak lagi wujud, namun disebutkan oleh AdDaaraqutny) Beliau wafat pada 30 Ramadhan 256 hijriyah. 3. Muslim. Al-Imam Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi an-Naisaburi, atau sering dikenal sebagai Imam Muslim (821-875) dilahirkan pada tahun 204 Hijriah dan meninggal dunia pada sore hari Ahad bulan Rajab tahun 261 Hijriah dan dikuburkan di Naisaburi.2

Drs, h. mudassir. Ilmu hadits. Hal 197- 199

Beliau juga sudah belajar hadits sejak kecil seperti Imam Bukhari dan pernah mendengar dari guru-guru Al Bukhari dan ulama lain selain mereka. Orang yang menerima Hadits dari beliau ini, termasuk tokoh-tokoh ulama pada masanya. Ia juga telah menyusun beberapa karangan yang bermutu dan bermanfaat. Yang paling bermanfaat adalah kitab Shahihnya yang dikenal dengan Shahih Muslim. Kitab ini disusun lebih sistematis dari Shahih Bukhari. Kedua kitab hadits shahih ini; Shahih Bukhari dan Shahih Muslim biasa disebut dengan Ash Shahihain. Kadua tokoh hadits ini biasa disebut Asy Syaikhani atau Asy Syaikhaini, yang berarti dua orang tua yang maksudnya dua tokoh ulama ahli Hadits. Imam AlGhazali dalam kitab Ihya Ulumuddin terdapat istilah akhraja hu yang berarti mereka berdua meriwayatkannya. Ia belajar hadits sejak masih dalam usia dini, yaitu mulai tahun 218 H. Ia pergi ke Hijaz, Irak, Syam, Mesir dan negara-negara lainnya. Di Khurasan, ia berguru kepada Yahya bin Yahya dan Ishak bin Rahawaih; di Ray ia berguru kepada Muhammad bin Mahran dan Abu `Ansan. Di Irak ia belajar hadits kepada Imam Ahmad dan Abdullah bin Maslamah; di Hijaz belajar kepada Sa`id bin Mansur dan Abu Mas`Abuzar; di Mesir berguru kepada `Amr bin Sawad dan Harmalah bin Yahya, dan kepada ulama ahli hadits yang lain. Beliau berkali-kali mengunjungi Baghdad untuk belajar kepada ulamaulama ahli hadits, dan kunjungannya yang terakhir pada 259 H, di waktu Imam Bukhari datang ke Naisabur, beliau sering datang kepadanya untuk berguru, sebab ia mengetahui jasa dan ilmunya. Dan ketika terjadi fitnah atau kesenjangan antara Bukhari dan Az-Zihli, ia bergabung kepada Bukhari, sehingga hal ini menjadi sebab terputusnya hubungan dengan Az-Zihli. Muslim dalam Sahihnya maupun dalam kitab lainnya, tidak memasukkan hadits-hadits yang diterima dari Az-Zihli padahal ia adalah gurunya. Hal serupa ia lakukan terhadap Bukhari. Ia tidak meriwayatkan hadits dalam Sahihnya, yang diterimanya dari Bukhari, padahal iapun sebagai gurunya. Nampaknya pada hemat Muslim, yang lebih baik adalah tidak memasukkan ke dalam Sahihnya hadits-hadits yang diterima dari kedua gurunya itu, dengan tetap mengakui mereka sebagai guru. Imam Muslim wafat pada Minggu sore, dan dikebumikan di kampung Nasr Abad, salah satu daerah di luar Naisabur, pada hari Senin, 25 Rajab 261 H / 5 Mei 875. dalam usia 55 tahun. Imam Muslim meninggalkan karya tulis yang tidak sedikit jumlahnya, di antaranya : 1. Al-Jami` ash-Shahih atau lebih dikenal sebagai Sahih Muslim 2. Al-Musnad al-Kabir (kitab yang menerangkan nama-nama para perawi hadits) 3. Kitab al-Asma wal-Kuna 4. Kitab al-Ilal 5. Kitab al-Aqran 6. Kitab Su`alatihi Ahmad bin Hambal 7. Kitab al-Intifa` bi Uhubis-Siba` 8. Kitab al-Muhadramin

9. Kitab Man Laisa Lahu illa Rawin Wahid 10. Kitab Auladish-Shahabah 11. Kitab Auhamil-Muhadditsin 4. Ibnu Majah. suatu hari tepatnya pada tahun 209/284 Masehi Allah menurunkan anugerahnya kepada rakyat daerah Qazwin, karena di tempat itulah seorang imam yang jujur dan cerdas dilahirkan. Imam itu adalah Abu Abdullah Muhammad bin Yazid ArRaba bin Majah Al-Qazwin Al-hafidz, namun iman tersebut dengan sebutan Ibnu Majah. Sebutan Majah ini dinisbatkan kepada ayahnya Yazid, yang juga dikenal dengan sebutan Majah Maula Rab'at. Ada juga yang mengatakan bahwa Majah adalah ayah dari Yazid. Walaupun demikian, tampaknya pendapat pertama yang lebih valid. Beliau mulai mengecap dan menginjakkan kakinya di dunia pendidikan sejak usia remaja, dan menekuni pada bidang hadits sejak menginjak usia 15 tahun pada seorang guru yang ternama pada kala itu, yaitu Ali bin Muhammad At-Tanafasy (wafat tanggal 233 H). Bakat dan minat yang sangat besar yang dimilikinyalah yang akhirnya membawa beliau berkelana ke penjuru negeri untuk menelusuri ilmu hadits. Sepanjang hayatnya beliau telah mendedikasikan pikiran dan jiwanya dengan menulis beberapa buku Islam, seperti buku fikih, tafsir, hadits, dan sejarah. Dalam bidang sejarah beliau menulis buku "At-Tarakh" yang mengulas sejarah atau biografi para muhaddits sejak awal hingga masanya, dalam bidang tafsir beliau menulis buku "Al-Quran Al- Karomah dan dalam bidang hadits beliau menulis buku "Sunan Ibnu Majah". Disayangkan sekali karena buku "At-Tareakh" dan "Al-Qur'an Al-Karim" itu tidak sampai pada generasi selanjutnya karena dirasa kurang monumental. Suatu hari umat Islam di dunia ditipa ujian, kesedihan menimpa kalbu mereka. Karena setelah memberikan kontribusi yang berarti bagi umat, akhirnya sang imam yang dicintai ini dipanggil oleh yang Maha Kuasa pada hari Senin tanggal 22 Ramadhan 273 H/887 M. Almarhum dimakamkan hari Selasa di tanah kelahirannya Qazwin, Iraq. Ada pendapat yang mengatakan beliau meninggal pada tahun 275 H, namun pendapat yang pertama lebih valid. Walaupun beliau sudah lama sampai ke Akhir perajalanan hidupnya, namun hingga kini beliau tetap dikenang dan disanjung oleh seluruh umat Islam dunia. Dan ini adalah bukti bahwa beliau memang seorang ilmuan sejati. Perjalanan Menuntut Ilmu, Sama halnya dengan para imam-imam terdahulu yang gigih menuntut ilmu, seorang imam terkenal Ibnu Majah juga melakukan perjalanan yang cukup panjang untuk mencari secercah cahaya ilmu Ilahi, karena ilmu yang dituntut langsung dari sumbernya memiliki nilai lebih tersendiri daripada belajar di luar daerah ilmu itu berasal. Oleh sebab itu beliau sudah melakukan rihlah ilmiyah-nya ke beberapa daerah; seperti kota-kota di Iraq, Hijaz, Syam, Mesir, Bashrah, Kufah, Mekah, Madinah, Damaskus, Ray (Teheran) dan Konstatinopel. Dalam pengembaraannya beliau bertemu banyak guru yang dicarinya, dari merekalah nantinya ia menggali sedalam-dalamnya ilmu pengetahuan dan

menggali potensinya. Rihlah ini akhirnya menghasilkan buah yang sangat manis dan bermanfaat sekali bagi kelangsungan gizi umat Islam, karena perjalanannya ini telah membidani lahirnya buku yang sangat monumental sekali, yaitu kitab "Sunan Ibnu Majah". Metodologi yang dianut oleh imam Ibnu Majah dalam pengumpulan dan penyusunan hadits, maka seyogianyalah kita untuk mengulas dan menilik lebih lanjut dari metode sang imam dalam menyusun kitab "Sunan Ibnu Majah". Karena buku yang digunakan sebagai salah satu referensi bagi umat Islam ini adalah buku unggulan beliau yang populer sepanjang sekte kehidupan. Walaupun beliau sudah berusaha untuk menghindarkannya dari kesalahan penulisan, namun sayang masih terdapat juga hadits-hadits yang dhoif bahkan maudhu' di dalamnya. Dalam menulis buku Sunan ini, beliau memulainya terlebih dahulu dengan mengumpulkan hadits-hadits dan menyusunnya menurut kitab atau babbab yang berkenaan dengan masalah fiqih, hal ini seiring dengan metodologi para muhadditsin yang lain. Diantara hasil karyanya selain As- sunan adalah sebuah kitab tafsir dan sebuah kitab sejarah. Beliau wafat pada bulan Ramadhan tahun 273 H. 5. At- Tirmidzy. Nama lengkap beliau adalah Abu Isa Mhammad Ibn Isa Ibn saurah Ibn Musa Ibn Dhahhar As- Sulamy Al- Bughi At- Tirmidzy. Lahir pada 209 H, beliau adalah salah satu pengahafal hadits terkenal dan salah seorang panutan dalam bidang Hadits.3 Beliau meriwayatkan Hadits dari Abdullah Bin Muawiyah Al- Jumahi, Ali ibnu Hujr al Marwazy, Suwaid ibn Nashr Al Marwazy dan lain sebagainya. Beliau adalah seorang penghafal hadits yang menyusun kitab Al- Jami dan kitab- kitab yang lain,. Menurut ibnu Katsir, kitab Al- Jmi adalah kitab terbaik dari kitab- kitab karya At- Tirmidzy. Imam Tirmizi banyak menulis kitabkitab. Di antaranya: 1. Kitab Al-Jami, terkenal dengan sebutan Sunan at-Tirmidzi 2. Kitab Al-Ilal 3. Kitab At-Tarikh 4. Kitab Asy-Syamail an-Nabawiyyah 5. Kitab Az-Zuhd 6. Kitab Al-Asma wal-Kuna Di antara kitab-kitab tersebut yang paling besar dan terkenal serta beredar luas adalah Al-Jami. 6. An- Nasay. Imam Nasa`i dengan nama lengkapnya Ahmad bin Syu'aib Al Khurasany, Beliau terkenal dengan nama An Nasa`i karena dinisbahkan dengan kota Nasa'i salah satu kota di Khurasan. Ia dilahirkan pada tahun 215 Hijriah demikian menurut Adz Dzahabi. Dan beliau meninggal dunia pada hari Senin tanggal 13 Shafar 303 Hijriah di Palestina dan beliau dikuburkan di Baitul Maqdis.3

Prof, Dr, Teungku M. Hasybi asyshiddieqi. ilmu hadits eds 3.hal 256.

Beliau menerima Hadits dari Sa'id, Ishaq bin Rawahih dan ulama-ulama lainnya selain itu dari kalangan tokoh ulama ahli hadits yang berada di Khurasanb, Hijaz, Irak, Mesir, Syam, dan Jazirah Arab. Ia termask diantara ulama yang ahli di bidang ini dan karena ketinggian sanad hadtsnya. Ia lebih kuat hafalannya menurut para ulama ahli hadits dari Imam Muslim dan kitab Sunan An Nasa`i lebih sedikit hadits dhaifnya (lemah) setelah Hadits Sahih Bukhari dan Sahih Muslim. Ia pernah menetap di Mesir Para guru beliau yang nama harumnya tercatat oleh pena sejarah antara lain; Qutaibah bin Sa`id, Ishaq bin Ibrahim, Ishaq bin Rahawaih, al-Harits bin Miskin, Ali bin Kasyram, Imam Abu Dawud (penyusun Sunan Abi Dawud), serta Imam Abu Isa al-Tirmidzi (penyusun al-Jami`/Sunan al-Tirmidzi) Sementara murid-murid yang setia mendengarkan fatwa-fatwa dan ceramah-ceramah beliau, antara lain; Abu al-Qasim al-Thabarani (pengarang tiga buku kitab Mu`jam), Abu Ja`far al-Thahawi, al-Hasan bin al-Khadir al-Suyuti, Muhammad bin Muawiyah bin al-Ahmar al-Andalusi, Abu Nashr al-Dalaby, dan Abu Bakr bin Ahmad al-Sunni. Nama yang disebut terakhir, disamping sebagai murid juga tercatat sebagai penyambung lidah Imam al-Nasa`i dalam meriwayatkan kitab Sunan al-Nasa`i. Sudah mafhum dikalangan peminat kajian hadis dan ilmu hadis, para imam hadis merupakan sosok yang memiliki ketekunan dan keuletan yang patut diteladani. Dalam masa ketekunannya inilah, para imam hadis kerap kali menghasilkan karya tulis yang tak terhingga nilainya. Tidak ketinggalan pula Imam al-Nasa`i. Karangan-karangan beliau yang sampai kepada kita dan telah diabadikan oleh pena sejarah antara lain; al-Sunan al-Kubra, al-Sunan al-Sughra (kitab ini merupakan bentuk perampingan dari kitab al-Sunan al-Kubra), al-Khashais, Fadhail al-Shahabah, dan al-Manasik. Menurut sebuah keterangan yang diberikan oleh Imam Ibn al-Atsir al-Jazairi dalam kitabnya Jami al-Ushul, kitab ini disusun berdasarkan pandangan-pandangan fiqh mazhab Syafi`i. Untuk pertama kali, sebelum disebut dengan Sunan al-Nasa`i, kitab ini dikenal dengan al-Sunan al-Kubra. Setelah tuntas menulis kitab ini, beliau kemudian menghadiahkan kitab ini kepada Amir Ramlah (Walikota Ramlah) sebagai tanda penghormatan. Amir kemudian bertanya kepada al-Nasa`i, Apakah kitab ini seluruhnya berisi hadis shahih? Beliau menjawab dengan kejujuran, Ada yang shahih, hasan, dan adapula yang hampir serupa dengannya. Kemudian Amir berkata kembali, Kalau demikian halnya, maka pisahkanlah hadis yang shahih-shahih saja. Atas permintaan Amir ini, beliau kemudian menyeleksi dengan ketat semua hadis yang telah tertuang dalam kitab al-Sunan al-Kubra. Dan akhirnya beliau berhasil melakukan perampingan terhadap al-Sunan al-Kubra, sehingga menjadi al-Sunan al-Sughra. Dari segi penamaan saja, sudah bisa dinilai bahwa kitab yang kedua merupakan bentuk perampingan dari kitab yang pertama. Imam al-Nasa`i sangat teliti dalam menyeleksi hadis-hadis yang termuat dalam kitab pertama. Oleh karenanya, banyak ulama berkomentar Kedudukan kitab al-Sunan al-Sughra dibawah derajat Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim. Di dua kitab terakhir, sedikit sekali hadis dhaif yang terdapat di dalamnya. Nah,

karena hadis-hadis yang termuat di dalam kitab kedua (al-Sunan al-Sughra) merupakan hadis-hadis pilihan yang telah diseleksi dengan super ketat, maka kitab ini juga dinamakan al-Mujtaba. Pengertian al-Mujtaba bersinonim dengan al-Maukhtar (yang terpilih), karena memang kitab ini berisi hadis-hadis pilihan, hadis-hadis hasil seleksi dari kitab al-Sunan al-Kubra. Disamping al-Mujtaba, dalam salah satu riwayat, kitab ini juga dinamakan dengan al-Mujtana. Pada masanya, kitab ini terkenal dengan sebutan al-Mujtaba, sehingga nama al-Sunan al-Sughra seperti tenggelam ditelan keharuman nama alMujtaba. Dari al-Mujtaba inilah kemudian kitab ini kondang dengan sebutan Sunan al-Nasa`i, sebagaimana kita kenal sekarang. Dan nampaknya untuk selanjutnya, kitab ini tidak akan mengalami perubahan nama seperti yang terjadi sebelumnya. Setahun menjelang kemangkatannya, beliau pindah dari Mesir ke Damsyik. Dan tampaknya tidak ada konsensus ulama tentang tempat meninggal beliau. Al-Daruqutni mengatakan, beliau di Makkah dan dikebumikan diantara Shafa dan Marwah. Pendapat yang senada dikemukakan oleh Abdullah bin Mandah dari Hamzah al-`Uqbi al-Mishri. Sementara ulama yang lain, seperti Imam al-Dzahabi, menolak pendapat tersebut. Ia mengatakan, Imam al-Nasa`i meninggal di Ramlah, suatu daerah di Palestina. Pendapat ini didukung oleh Ibn Yunus, Abu Ja`far al-Thahawi (murid al-Nasa`i) dan Abu Bakar al-Naqatah. Menurut pandangan terakhir ini, Imam alNasa`i meninggal pada tahun 303 H/915M dan dikebumikan di Bait al-Maqdis, Palestina. Inna lillah wa Inna Ilai Rajiun. Semoga jerih payahnya dalam mengemban wasiat Rasullullah guna menyebarluaskan hadis mendapatkan balasan yang setimpal di sisi Allah. 7. Imam Ahmad. Imam Ahmad bin Hanbal, (Kunyah beliau Abu Abdillah lengkapnya: Ahmad bin Muhammad bin Hambal bin Hilal bin Asad Al Marwazi Al Baghdadi., Ahmad bin Muhammad bin Hanbal dikenal juga sebagai Imam Hambali) lahir di Marw (saat ini bernama Mary di Turkmenistan, utara Afghanistan dan utara Iran) pada tanggal 20 of Rabiul Awal 164 A.H. (781 M) dan wafat pada tahun 241 Hijrah di kota Baghdad, Irak. Ilmu yang pertama kali dikuasai adalah Al Quran hingga beliau hafal pada usia 15 tahun, beliau juga mahir baca-tulis dengan sempurna hingga dikenal sebagai orang yang terindah tulisannya. Lalu beliau mulai konsentrasi belajar ilmu hadits di awal umur 15 tahun itu pula. Beliau telah mempelajari Hadits sejak kecil dan untuk mempelajari Hadits ini beliau pernah pindah atau merantau ke Syam (Syiria), Hijaz, Yaman dan negara-negara lainnya sehingga beliau akhirnya menjadi tokoh ulama yang bertakwa, saleh, dan zuhud. Abu Zur'ah mengatakan bahwa kitabnya yang sebanyak 12 buah sudah belau hafal di luar kepala. Belaiu menghafal sampai sejuta hadits. Beliau menikah pada umur 40 tahun dan mendapatkan keberkahan yang melimpah. Beliau melahirkan dari istri-istrinya anak-anak yang shalih, yang mewarisi ilmunya, seperti Abdullah dan Shalih. Bahkan keduanya sangat banyak meriwayatkan ilmu dari bapaknya.

Beliau adalah seorang yang sangat cerdas sehingga Putranya yang bernama Shalih mengatakan, Ayahku pernah bercerita, Husyaim meninggal dunia saat saya berusia dua puluh tahun, kala itu saya telah hafal apa yang kudengar darinya. Abdullah, putranya yang lain mengatakan, Ayahku pernah menyuruhku, Ambillah kitab mushannaf Waki mana saja yang kamu kehendaki, lalu tanyakanlah yang kamu mau tentang matan nanti kuberitahu sanadnya, atau sebaliknya, kamu tanya tentang sanadnya nanti kuberitahu matannya. Abu Zurah pernah ditanya, Wahai Abu Zurah, siapakah yang lebih kuat hafalannya? Anda atau Imam Ahmad bin Hambal? Beliau menjawab, Ahmad. Beliau masih ditanya, Bagaimana Anda tahu? beliau menjawab, Saya mendapati di bagian depan kitabnya tidak tercantum nama-nama perawi, karena beliau hafal namanama perawi tersebut, sedangkan saya tidak mampu melakukannya. Abu Zurah mengatakan, Imam Ahmad bin Hambal hafal satu juta hadits. Ahmad bin Hambal manusia yang sangat pemalu, sangat mulia dan sangat baik pergaulannya serta adabnya, banyak berfikir, tidak terdengar darinya kecuali mudzakarah hadits dan menyebut orang-orang shalih dengan penuh hormat dan tenang serta dengan ungkapan yang indah. Bila berjumpa dengan manusia, maka ia sangat ceria dan menghadapkan wajahnya kepadanya. Beliau sangat rendah hati terhadap guru-gurunya serta menghormatinya. Imam Asy-Syafii berkata, Ahmad bin Hambal imam dalam delapan hal, Imam dalam hadits, Imam dalam Fiqih, Imam dalam bahasa, Imam dalam Al Quran, Imam dalam kefaqiran, Imam dalam kezuhudan, Imam dalam wara dan Imam dalam Sunnah. Ibrahim Al Harbi memujinya, Saya melihat Abu Abdillah Ahmad bin Hambal seolah Allah gabungkan padanya ilmu orang-orang terdahulu dan orang-orang belakangan dari berbagai disiplin ilmu. Imam Ahmad bin Hambal berguru kepada banyak ulama, jumlahnya lebih dari dua ratus delapan puluh yang tersebar di berbagai negeri, seperti di Makkah, Kufah, Bashrah, Baghdad, Yaman dan negeri lainnya. Di antara mereka adalah: Ismail bin Jafar, Abbad bin Abbad Al-Ataky, Umari bin Abdillah bin Khalid, Husyaim bin Basyir bin Qasim bin Dinar As-Sulami, Imam Asy-SyafiI, Waki bin Jarrah, Ismail bin Ulayyah, Sufyan bin Uyainah, Abdurrazaq. Beliau menulis kitab al-Musnad al-Kabir yang termasuk sebesar-besarnya kitab "Musnad" dan sebaik baik karangan beliau dan sebaik baik penelitian Hadits. Beliau tidak memasukkan dalam kitabnya selain yang dibutuhkan sebagai hujjah. Kitab Musnad ini berisi lebih dari 25.000 hadits. Diantara karya Imam Ahmad adalah ensiklopedia hadits atau Musnad, disusun oleh anaknya dari ceramah (kajian-kajian) - kumpulan lebih dari 40 ribu hadits juga Kitab ashShalat dan Kitab as-Sunnah. Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah Kitab Al Musnad, karya yang paling menakjubkan karena kitab ini memuat lebih dari dua puluh tujuh ribu hadits. 1. Kitab at-Tafsir, namun Adz-Dzahabi mengatakan, Kitab ini hilang. 2. Kitab an-Nasikh wa al-Mansukh 3. Kitab at-Tarikh 4. Kitab Hadits Syu'bah

5. Kitab al-Muqaddam wa al-Mu'akkhar fi al-Qur`an 6. Kitab Jawabah al-Qur`an 7. Kitab al-Manasik al-Kabir 8. Kitab al-Manasik as-Saghir. 9. Kitab al-'Ilal 10. Kitab al-Manasik 11. Kitab az-Zuhd 12. Kitab al-Iman 13. Kitab al-Masa'il 14. Kitab al-Asyribah 15. Kitab al-Fadha'il 16. Kitab Tha'ah ar-Rasul 17. Kitab al-Fara'idh 18. Kitab ar-Radd ala al-Jahmiyyah4 Setelah sakit sembilan hari, beliau Rahimahullah menghembuskan nafas terakhirnya di pagi hari Jumat bertepatan dengan tanggal dua belas Rabiul Awwal 241 H pada umur 77 tahun. Jenazah beliau dihadiri delapan ratus ribu pelayat lelaki dan enam puluh ribu pelayat perempuan. 8. Abu Daud. Imam Abu Dawud {202 H (817 M) - Basrah 276 H (888 M)}, nama lengkap: Abu Dawud Sulaiman bin Al-Asy'ats As-Sijistani, dalam kitab hadits: Abu Daud, Abi Daud, atau Abu Dawud adalah salah seorang perawi hadits, yang mengumpulkan sekitar 50.000 hadits lalu memilih dan menuliskan 4.800 di antaranya dalam kitab Sunan Abu Dawud. Untuk mengumpulkan hadits, beliau bepergian ke Arab Saudi, Irak, Khurasan, Mesir, Suriah, Nishapur, Marv, dan tempat-tempat lain, menjadikannya salah seorang ulama yang paling luas perjalanannya. Bapak beliau yaitu Al Asy'ats bin Ishaq adalah seorang perawi hadits yang meriwayatkan hadits dari Hamad bin Zaid, dan demikian juga saudaranya Muhammad bin Al Asy`ats termasuk seorang yang menekuni dan menuntut hadits dan ilmu-ilmunya juga merupakan teman perjalanan beliau dalam menuntut hadits dari para ulama ahli hadits. Abu Dawud sudah berkecimpung dalam bidang hadits sejak berusia belasan tahun. Hal ini diketahui mengingat pada tahun 221 H, dia sudah berada di Baghdad, dan di sana beliau menemui kematian Imam Muslim, sebagaimana yang beliau katakan: "Aku menyaksikan jenazahnya dan mensholatkannya". Walaupun sebelumnya beliau telah pergi ke negeri-negeri tetangga Sajistaan, seperti khurasan, Baghlan, Harron, Roi dan Naisabur. Setelah beliau masuk kota Baghdad, beliau diminta oleh Amir Abu Ahmad Al Muwaffaq untuk tinggal dan menetap di Bashroh,dan beliau menerimanya,akan tetapi hal itu tidak membuat beliau berhenti dalam mencari hadits. Penyusunan Sunan Abu Dawud, Imam Abu Daud menyusun kitabnya di Baghdad. Minat utamanya adalah syariat, jadi kumpulan hadits-nya berfokus4

http://wikipedia.com

murni pada hadits tentang syariat. Setiap hadits dalam kumpulannya diperiksa kesesuaiannya dengan Al-Qur'an, begitu pula sanadnya. Dia pernah memperlihatkan kitab tersebut kepada Imam Ahmad untuk meminta saran perbaikan. Kitab Sunan Abu Dawud diakui oleh mayoritas dunia Muslim sebagai salah satu kitab hadits yang paling autentik. Namun, diketahui bahwa kitab ini mengandung beberapa hadits lemah (yang sebagian ditandai beliau, sebagian tidak). Banyak ulama yang meriwayatkan hadits dari beliau, di antaranya Imam Turmudzi dan Imam Nasa'i. Al Khatoby mengomentari bahwa kitab tersebut adalah sebaik-baik tulisan dan isinya lebih banyak memuat fiqh daripada kitab Shahih Bukhari dan Shahih Muslim. Ibnul A'raby berkata, barangsiapa yang sudah menguasai Al-Qur'an dan kitab "Sunan Abu Dawud", maka dia tidak membutuhkan kitab-kitab lain lagi. Imam Al-Ghazali juga mengatakan bahwa kitab "Sunan Abu Dawud" sudah cukup bagi seorang mujtahid untuk menjadi landasan hukum. Ia adalah imam dari imam-imam Ahlussunnah wal Jamaah yang hidup di Bashroh kota berkembangnya kelompok Qadariyah,demikian juga berkembang disana pemikiran Khowarij, Mu'tazilah, Murji'ah dan Syi'ah Rafidhoh serta Jahmiyah dan lain-lainnya, tetapi walaupun demikian beliau tetap dalam keistiqomahan diatas Sunnah dan beliaupun membantah Qadariyah dengan kitabnya Al Qadar, demikian pula bantahan beliau atas Khowarij dalam kitabnya Akhbar Al Khawarij, dan juga membantah terhadap pemahaman yang menyimpang dari kemurnian ajaran Islam yang telah disampaikan olah Rasulullah. Maka tentang hal itu bisa dilihat pada kitabnya As Sunan yang terdapat padanya bantahan-bantahan beliau terhadap Jahmiyah, Murji'ah dan Mu'tazilah. Ia wafat di kota Bashroh tanggal 16 Syawal 275 H dan disholatkan janazahnya oleh Abbas bin Abdul Wahid Al Haasyimy. 9. Imam Malik. Malik bin Anas (lengkapnya: Malik bin Anas bin Malik bin `Amr, alImam, Abu `Abd Allah al-Humyari al-Asbahi al-Madani), (Bahasa Arab: ,)lahir di (Madinah pada tahun 714 (93 H), dan meninggal pada tahun 800 (179 H)). Ia adalah pakar ilmu fikih dan hadits, serta pendiri Mazhab Maliki.5 Ia lahir pada tahun 93 H, Ia menyusun kitab Al Muwaththa', dan dalam penyusunannya ia menghabiskan waktu 40 tahun, selama waktu itu, ia menunjukan kepada 70 ahli fiqh Madinah. Kitab tersebut menghimpun 100.000 hadits, dan yang meriwayatkan Al Muwaththa lebih dari seribu orang, karena itu naskahnya berbeda beda dan seluruhnya berjumlah 30 naskah, tetapi yang terkenal hanya 20 buah. Dan yang paling masyur adalah riwayat dari Yahya bin Yahyah al Laitsi al Andalusi al Mashmudi. Sejumlah Ulama berpendapat bahwa sumber sumber hadits itu ada tujuh, yaitu Al Kutub as Sittah ditambah Al Muwaththa. Ada pula ulama yang5

Dr. H. Abdul Majid Khon. ulumul hadits. Hal

menetapkan Sunan ad Darimi sebagai ganti Al Muwaththa. Ketika melukiskan kitab besar ini, Ibn Hazm berkata, Al Muwaththa adalah kitab tentang fiqh dan hadits, aku belum mnegetahui bandingannya. Hadits-hadits yang terdapat dalam Al Muwaththa tidak semuanya Musnad, ada yang Mursal, mudlal dan munqathi. Sebagian Ulama menghitungnya berjumlah 600 hadits musnad, 222 hadits mursal, 613 hadits mauquf, 285 perkataan tabiin, disamping itu ada 61 hadits tanpa penyandara, hanya dikatakan telah sampai kepadaku dan dari orang kepercayaan, tetapi hadits hadits tersebut bersanad dari jalur jalur lain yang bukan jalur dari Imam Malik sendiri, karena itu Ibn Abdil Bar an Namiri menentang penyusunan kitab yang berusaha memuttashilkan hadits hadits mursal , munqathi dan mudhal yang terdapat dalam Al Muwaththa Malik Imam Malik menerima hadits dari 900 orang (guru), 300 dari golongan Tabiin dan 600 dari tabiin tabiin, ia meriwayatkan hadits bersumber dari Numain al Mujmir, Zaib bin Aslam, Nafi, Syarik bin Abdullah, az Zuhry, Abi az Ziyad, Said al Maqburi dan Humaid ath Thawil, muridnya yang paling akhir adalah Hudzafah as Sahmi al Anshari. Adapun yang meriwayatkan darinya adalah banyak sekali diantaranya ada yang lebih tua darinya seperti az Zuhry dan Yahya bin Said. Ada yang sebaya seperti al Auzai., Ats Tsauri, Sufyan bin Uyainah, Al Laits bin Saad, Ibnu Juraij dan Syubah bin Hajjaj. Adapula yang belajar darinya seperti Asy Safii, Ibnu Wahb, Ibnu Mahdi, al Qaththan dan Abi Ishaq. An Nasai berkata, Tidak ada yang saya lihat orang yang pintar, mulia dan jujur, terpercaya periwayatan haditsnya melebihi Malik, kami tidak tahu dia ada meriwayatkan hadits dari rawi matruk, kecuali Abdul Karim. (Ket: Abdul Karim bin Abi al Mukharif al Basri yang menetap di Makkah, karena tidak senegeri dengan Malik, keadaanya tidak banyak diketahui, Malik hanya sedikit mentahrijkan haditsnya tentang keutamaan amal atau menambah pada matan). Sedangkan Ibnu Hayyan berkata, Malik adalah orang yang pertama menyeleksi para tokoh ahli fiqh di Madinah, dengan fiqh, agama dan keutamaan ibadah. Malik bin Anas menyusun kompilasi hadits dan ucapan para sahabat dalam buku yang terkenal hingga kini, Al Muwatta. Di antara guru beliau adalah Nafi bin Abi Nuaim, Nafi al Muqbiri, Naimul Majmar, Az Zuhri, Amir bin Abdullah bin Az Zubair, Ibnul Munkadir, Abdullah bin Dinar, dan lain-lain. Di antara murid beliau adalah Ibnul Mubarak, Al Qoththon, Ibnu Mahdi, Ibnu Wahb, Ibnu Qosim, Al Qonabi, Abdullah bin Yusuf, Said bin Manshur, Yahya bin Yahya al Andalusi, Yahya bin Bakir, Qutaibah Abu Mushab, Al Auzai, Sufyan Ats Tsaury, Sufyan bin Uyainah, Imam Syafii, Abu Hudzafah as Sahmi, Az Aubairi, dan lain-lain. Ia wafat pada tahun 179 H B. Musnad Ahmad. Musnad al-Kabir atau lebih dikenal sebagai Musnad Ahmad adalah salah satu dari sembilan kitab hadits (kutubuttis'ah) yang dijadikan rujukan utama umat Islam Sunni. Kitab ini disusun oleh Imam Ahmad bin Hanbal. Musnad ini terbagi menjadi

beberapa musnad besar yang terdiri dari beberapa musnad sahabat atau hadits sahabat. Musnad sahabat atau hadits sahabat ini kemudian memuat beberapa hadits. Di antara kutubuttis'ah, kitab ini merupakan kitab dengan jumlah hadits terbanyak. Dalam menyusun kitab Musnad nya, Imam Ahmad tidak memberikan nomor. Di kemudian hari ditambahkan nomor pada Musnad Ahmad untuk memudahkan perujukan hadits, antara lain sebagai berikut: 1. Perujukan hadits pada penomoran al-Alamiyah berdasarkan hadits yang serupa. Setiap hadits yang serupa dihitung satu hadits. 2. Perujukan hadits pada penomoran Ihya at-Turats berdasarkan sanad hadits. Setiap sanad dihitung satu hadits. Penomoran ini banyak digunakan dalam penulisan kitab, buku, dan artikel keislaman. 3. Perujukan pada nomor halaman dari naskah al-Maimuniyah. Naskah ini terdiri dari 6 jilid. Penomoran ini banyak digunakan dalam penulisan kitab keislaman, termasuk kitab-kitab Syaikh al-Albani.

BAB III KESIMPULAN Nama asli abu hurairah adalah adalah Abdul Ar- Rahman ibnu Sakhr (Abdullah ibnu Sakhr) ad- Daury at- Tamimy dari bani Daus bin Adnan) Al- Yamani beliau diberi kehormatan oleh para ulama dengan al- imam, al- faqih, almujtahid, dan alHafidz. Beliau lahir tahun 21 sebelum hijrah atau 602 M, dan wafat di al- aqiq pada tahun 59 hijriyah. Nama lengkap Al- Bukhari adalah Abu Abdulah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al-Mughirah bin Bardizbah Al- Bukhary. Beliau Lahir pada jumat tanggal 13 Syawal tahun 194 Hijriyah di kota Bukhara, maka dari itu beliau dijuluki Al- bukhara. Nama lengkap muslim adalah Abu Al- Husain bin Al- Hajjaj Al- Qusyairy annasyaburi. Beliau lahir pada tahun 205/ 206 hijriyah. Beliau meriwayatkan hadits sebanyak 7275 hadits, tentang kapasitas beliau sebagai periwayat hadits, beliau termasuk gologan salah satu imam yang menguasai hadits, penghafal hadits, dan tsiqah. Beliau wafat di Naisyabury pada tahun 261 hijriyah pada usia 55 tahun. Nama lengkap Ibnu adalah Abu Abdillah ibnu Yazid ibn Majah Ar- RabiI AlQazwini, beliau adalah seorang hafidz terkenal, penulis kitab As- sunann, beliau di Nishbahkan kepada golongan Rabiah, dan bertempat tinggal di qazwain, suatu kota iraq bagian Persia, yang sangat terkenal dan banyak mengeluarkan ulama. Beliau lahir pada tahun 209 H dan wafat pada tahun 273 H. Nama lengkap An- Nasay adalah Abu Abdul Ar- Rahman Ahmad Ibnu Syuaib ibn Ali ibn Bakar ibn Sunan An- Nasay lahir pada tahun 214 H. wafat pada tahun 303 H. Imam Ahmad bin Hanbal, lengkapnya: Ahmad bin Muhammad bin Hambal bin Hilal bin Asad Al Marwazi Al Baghdadi., Ahmad bin Muhammad bin Hanbal dikenal juga sebagai Imam Hambali) lahir di Marw (saat ini bernama Mary di Turkmenistan, utara Afghanistan dan utara Iran) pada tanggal 20 of Rabiul Awal 164 A.H. (781 M) dan wafat pada tahun 241 Hijrah di kota Baghdad, Irak. Nama lengkap at -tirmidzi adalah Abu Isa Mhammad Ibn Isa Ibn saurah Ibn Musa Ibn Dhahhar As- Sulamy Al- Bughi At- Tirmidzy. Lahir pada 209 H, beliau adalah salah satu pengahafal hadits terkenal dan salah seorang panutan dalam bidang Hadits. Nama lengkap beliau adalah Abu Daud Sulaiman ibn Asyats ibn Syidad ibn Amar ibn Amir As- Sijitsani. Lahir di Basyrah pada tahun 205 H. wafat pada tahun 275 H. Musnad al-Kabir atau lebih dikenal sebagai Musnad Ahmad adalah salah satu dari sembilan kitab hadits (kutubussittah) yang dijadikan rujukan utama umat Islam Sunni. Kitab ini disusun oleh Imam Ahmad bin Hanbal. Musnad ini terbagi menjadi beberapa musnad besar yang terdiri dari beberapa musnad sahabat atau hadits sahabat. Musnad sahabat atau hadits sahabat ini kemudian memuat beberapa hadits. Di antara kutubuttis'ah, kitab ini merupakan kitab dengan jumlah hadits terbanyak.

DAFTAR PUSTAKA : Drs, H, Mudassir.2005. Ilmu hadits. Pustaka setia : Bandung. Dr, Wijaya, Utangranu, MA. 1996. ilmu hadits. Gaya media pratama : Jakarta. Prof, Dr. Asy- Syidieqi, teungku M, hasyby. 2009. llmu hadits edisi 3. pustaka riski putra: semarang. http://wikipedia.com. Dr. H. Abdul Majid Khon. 2009. ulumul hadits. Amzah : Jakarta.