Revisi MAKALAH penggunaan metode dalam pembelajaran dan strategi pembelajaran aktif
-
Upload
khusnul-kotimah -
Category
Education
-
view
2.134 -
download
6
Transcript of Revisi MAKALAH penggunaan metode dalam pembelajaran dan strategi pembelajaran aktif
PENGGUNAAN METODE DALAM PEMBELAJARAN
DAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF
M A K A L A H
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
" Strategi Pembelajaran "
Dosen Pengampu :
Afiful Ikhwan, M.Pd.I
Oleh :
IFA DEWI MASYTA (2013471925)
KHUSNUL KOTIMAH (2013471928)
PAI – SMT 5/Sawo
Unit Campurdarat
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH
(STAIM) TULUNGAGUNG
Oktober 2015
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini.
Shalawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW
beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya yang telah memperjuangkan Agama
Islam.
Kemudian dari pada itu, saya sadar bahwa dalam menyusun makalah ini
banyak yang membantu terhadap usaha saya, mengingat hal itu dengan segala
hormat saya sampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah (STAIM)
Tulungagung Bapak Nurul Amin M.Ag.
2. Dosen pengampu yang telah memberikan bimbingan dalam
penyusunan makalah ini Bapak Afiful Ikhwan, M.Pd.I
3. Teman – teman dan seluruh pihak yang ikut berpartisipasi dalam
penyelesaian makalah.
Atas bimbingan, petunjuk dan dorongan tersebut saya hanya dapat berdo' a
dan memohon kepada Allah SWT semoga amal dan jerih payah mereka menjadi
amal soleh di mata Allah SWT. Amin.
Dan dalam penyusunan makalah ini saya sadar bahwa masih banyak
kekurangan dan kekeliruan, maka dari itu saya mengharapkan keritikan positif,
sehingga bisa diperbaiki seperlunya.
Akhirnya saya tetap berharap semoga makalah ini menjadi butir-butir
amalan saya dan bermanfaat khususnya bagi saya dan umumnya bagi seluruh
pembaca. Amin Yaa Robbal 'Alamin.
(PENYUSUN)
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ……………………………………………….…..…..... i
Kata Pengantar …………………………………………………..…...... ii
Daftar Isi …………………………………………………..…..... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .……………………………........ 1
B. Rumusan Masalah ..……………………………....…....... 2
C. Tujuan Masalah ……………………………………......... 2
BAB II PEMBAHASAN
PENGGUNAAN METODE DALAM PEMBELAJARAN DAN
STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF
A. Penggunaan Metode dalam Pembelajaran ...........…………. 3
B. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif …...............……... 11
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ...…………………………………………. …... 24
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………........ 25
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Metode adalah cara yang fungsinya sebagai alat untuk mencapai tujuan.
Makin baik metode itu, makin efektif pula pencapaian tujuan. Dengan demikian
tujuan merupakan faktor utama dalam menetapkan baik tidaknya penggunaan
suatu metode.
Dalam hal metode mengajar, selain faktor tujuan, murid, situasi, fasilitas
dan faktor guru turut menentukan efektif tidaknya penggunaan suatu metode.
Karenanya metode mengajar itu banyak sekali dan sulit menggolong-
golongkannya. Lebih sulit lagi menetapkan metode mana yang memiliki
efektifitas paling tinggi. Sebab metode yang “kurang baik” di tangan seorang guru
dapat menjadi metode yang “baik sekali” di tangan guru yang lain dan metode
yang baik akan gagal di tangan guru yang tidak menguasai teknik pelaksanaannya.
Namun demikian, ada sifat-sifat umum yang terdapat pada metode yang
satu tidak terdapat pada metode yang lain. Dengan mencari ciri-ciri umum itu,
menjadi mungkinlah untuk mengenali berbagai macam metode yang lazim dan
praktis untuk dilaksanakan dalam proses belajar mengajar.
Belajar mengajar merupakan kegiatan yang kompleks. Mengingat kegiatan
belajar mengajar merupakan kegiatan yang kompleks, maka tidak mungkin
menunjukan dan menyimpulkan bahwa suatu metode belajar mengajar tertentu
lebih unggul dari pada metode belajar mengajar yang lainnya dalam usaha
mencapai semua pelajaran, dalam situasi dan kondisi, dan untuk selamanya.
Pendidikan pada saat ini juga telah berada pada era penjaminan mutu.
Mutu pendidikan harus dijamin dan dipertahankan serta ditingkatkan secara
berkelanjutan. Kunci utama terjaminnya mutu pendidkan adalah proses
pembelajaran. Pendidikan akan menghasilkan keluaran (output dan outcome)
1
2
yang bermutu bila proses pembelajarannya bermutu. Proses pembelajaran yang
bermutu dapat dilaksanakan dalam berbagai pendekatan. Pendekatan
pembelajaran yang diyakini sebagai efektif dan efisien saat ini adalah pendekatan
pembelajaran aktif Untuk itu berikut ini akan dibahas beberapa metode yang
dimungkinkan dapat digunakan dalam pembelajaran pendidikan dan strategi
pembelajaran aktif.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Penggunaan Metode dalam Pembelajaran?
2. Apa yang dimaksud dengan Strategi Pembelajaran Aktif?
C. Tujuan Penulisan Masalah
1. Untuk mengetahui Penggunaan Metode Pembelajaran
2. Untuk mengetahui maksud Strategi Pembelajaran Aktif
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penggunaan Metode Dalam Pembelajaran
1. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan
pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan
pelajaran, baik secara individual atau secara kelompok. Agar tercapainya
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan, seseorang guru harus
mengetahui berbagai metode. Dengan memiliki pengetahuan mengenai sifat
berbagai metode, maka seorang guru akan lebih mudah menetapkan metode
yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi. Penggunaan metode mengajar
sangat bergantung pada tujuan pembelajaran.
Syarat-syarat yang harus diperhatikan oleh seorang guru dalam
penggunaan metode pembelajaran adalah sebagai berikut :
a) Metode yang dipergunakan harus dapat membangkitkan motif, minat,
atau gairah belajar siswa.
b) Metode yang digunakan dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar
lebih lanjut.
c) Metode yang digunakan harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa
untuk mewujudkan hasil karya.
d) Metode yang digunakan harus dapat menjamin perkembangan kegiatan
kepribadian siswa.
e) Metode yang digunakan harus dapat mendidik murid dalam teknik
belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.
f) Metode yang digunakan harus dapat menanamkan dan mengembangkan
nilai-nilai dan sikap siswa dalam kehidupan sehari-hari.1
1Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching (Jakarta: Quantum teaching, 2005), hal. 52-53.
3
4
2. Penggunaan Metode Pembelajaran
Memilih berbagai metode yang tepat untuk menciptakan proses
belajar mengajar yang menarik. Ketepatan penggunaan metode mengajar
tersebut sangat tergantung kepada tujuan, isi, proses belajar mengajar.
Ditinjau dari segi penerapannya, metode-metode ada yang tepat digunakan
untuk siswa dalam jumlah besar dan ada yang tepat untuk siswa dalam jumlah
kecil. Ada juga yang tepat digunakan dalam kelas atau diluar kelas. Dibawah
ini akan diuraikan secara singkat beberapa metode mengajar beserta
penggunaannya.
a) Metode Ceramah
Sudah sejak lama ceramah digunakan oleh para guru dengan alasan
keterbatasan waktu dan buku teks. Hal ini menunjukkan adanya
kecenderungan menganggap metode ceramah sebagai metode belajar-
mengajar yang mudah digunakan. Kecenderungan ini bertentangan dengan
kenyataan bahwa tidak setiap guru dapat menggunakan metode ceramah
dengan benar. Metode ceramah bergantung kepada kualitas personalities
guru, yakni suara, gaya bahasa, sikap, prosedur, kelancaran, kemudahan
bahasa, dan keteraturan guru dalam memberi penjelasan: yang tidak dapat
dimiliki secara mudah oleh setiap guru.
Metode ceramah adalah suatu cara mengajar atau penyajian materi
melalui penuturan dan penerapan lisan oleh guru kepada siswa. agar siswa
efektif dalam proses belajar mengajar yang menggunakan metode
ceramah, maka siswa perlu dilatih mengembangkan keterampilan berpikir
untuk memahami suatu proses dengan cara mengajukan pertanyaan,
memberikan tanggapan dan mencatat penalarannya secara sistematis.2
Dari definisi metode ceramah diatas, dapat kiranya kita
mendefinisikan metode ceramah sebagai sebuah bentuk interaksi belajar-
mengajar yang dilakukan melalui penjelasan dan penuturan secara lisan
oleh guru terhadap sekelompok peserta didik.2Hafni Ladjid, Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis Kompetensi
(Jakarta: Quantum Teaching, 2005), hal. 121.
5
Kelebihan metode ceramah:
Dalam waktu relatif singkat dapat disampaikan bahan sebanyak-
banyaknya.
Organisasi kelas lebih sederhana, tidak perlu mengadakan
pengelompokkan murid-murid seperti pada metode yang lain.
Guru dapat menguasai seluruh kelas dengan mudah, walaupun jumlah
murid cukup besar.
Apabila penceramah berhasil baik, dapat menimbulkan semangat,
kreasi yang konstruktif, yang merangsang murid-murid untuk
melaksanakan suatu tugas/pekerjaan.
Kelemahan metode ceramah:
Guru sukar untuk mengetahui pemahaman anak terhadap bahan-bahan
yang diberikan.
Kadang-kadang guru sangat mengejar disampaikannya bahan yang
sebanyak-banyaknya, sehingga hanya menjadi bersifat pemompaan.
Pendengar cenderung menjadi pasif dan ada kemungkinan malahan
kurang tepat dalam mengambil kesimpulan, sebab guru
menyampaikan bahan-bahan tersebut dengan lisan.
Apabila penceramah tidak memperhatikan segi-segi psychologies dan
didaktis dari anak didik, ceramah dapat bersifat melantur-lantur dan
membosankan. Sebaliknya guru dapat terlalu berlebih-lebihan
berusaha membangkitkan minat siswa.
Langkah-Langkah/Tahap Metode Ceramah
(1) Tahap Pengembangan Ceramah
Tahap pengembangan ceramah atau tahap pembahasan utama
merupakan kegiatan inti dalam pelaksanaan pemakaian metode
ceramah. Pada tahap ini penceramah atau guru menyajikan isi
pelajaran yang telah diorganisasikan sebelumnya. Faktor-faktor yang
hendaknya menjadi perhatian guru pada tahap pengembangan
ceramah, ialah:
6
Keterangan secara singkat dan jelas. Menerangkan suatu masalah
dengan kata-kata yang sederhana, kalimat pendek, tanpa banyak
anak kalimat, akan mempermudah siswa memahaminya.
Pergunakan papan tulis. Sebagai upaya visualisasi, pokok-pokok
masalah yang diterangkan perlu ditulis di papan tulis dengan jelas
dan tertib. Cara ini juga mempermudah dan mendorong siswa
untuk mencatat.
Keterangan-ulang dengan menggunakan istilah atau kata-kata lain
yang lebih jelas. Cara ini akan membantu siswa yang belum dapat
atau lambat menangkap isi ceramah. Bagi siswa yang telah dapat
menangkap isi ceramah, keterangan-ulang akan menambah
kejelasan tentang apa yang telah (sedikit) mereka pahami.
Perinci dan perluas pelajaran. Ini bisa dilakukan dengan jalan
memperinci isi pelajaran lebih lanjut, memberikan ilustrasi,
memberikan keterangan tambahan, menghubungkan dengan
masalah lain, memberi beberapa contoh singkat, kongkrit dan
yang telah dikenal oleh siswa.
Carilah balikan (feedhack) sebanyak-banyaknya selama
berceramah. Guru perlu sekali memperoleh balikan dari siswa
tentang ceramah yang dilaksanakannya. Balikan non-verbal
diperoleh guru dengan memperhatikan tingkat perhatian siswa
terhadap ceramah, catatan-catatan yang dibuat siswa, atau sikap
duduk siswa selama ceramah berlangsung. Balikan verbal
diperoleh oleh guru melalui kesempatan yang diberikan kepada
siswa bertanya tentang isi ceramah, atau guru yang bertanya
kepada siswa tentang isi ceramahnya.
Mengatur alokasi waktu ceramah. Guru hendaknya menyadari
bahwa ceramah yang terlalu lama akan membosankan siswa.
Untuk mengurangi kejenuhan, guru dapat mengatur alokasi
ceramah yang diselingi kegiatan lain setelah maksimal 15 menit.
7
(2) Tahap Akhir Ceramah
Tahap akhir ceramah atau tahap kesimpulan ceramah
merupakan kegiatan terakhir dari guru dalam pemakaian metode
ceramah. Kegiatan yang dilaksanakan oleh guru pada tahapan ini
diantaranya:
Pembuatan rangkuman dari garis-garis besar isi pelajaran yang
diceramahkan, kegiatan ini dilakukan oleh guru bersama-sama
siswa;
Penjelasan hubungan isi pelajaran yang diceramahkan dengan isi
pelajaran berikutnya; dan
Penjelasan tentang kegiatan pada pertemuan yang berikutnya.
Berdasarkan uraian tentang ceramah, tampak bahwa metode
ceramah bukanlah metode yang paling mudah untuk dilaksanakan
oleh guru. Setiap guru boleh mengaku mampu melaksanakan ceramah,
tetapi tidak mampu memakai metode ceramah yang penuh makna.
Untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan guru dalam
melaksanakan ceramah, Tjipti Utomo dan Ruijiter menyarankan agar
guru bersedia:
Menyadari apa yang hendak dicapai dengan ceramah yang
diberikan dalam pengajarannya,
Menganalisis hal-hal yang dilakukannya sebagai guru pada waktu
memberikan ceramah, dan
Berlatih, karena tak ada suatu perubahan pun yang berhasil
dengan “sekali jadi”.
b) Metode Diskusi
Diskusi adalah suatu kegiatan kelompok untuk memecahkan suatu
masalah dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih
8
jelas dan lebih teliti tentang sesuatu, atau untuk merampungkan keputusan
bersama. Dalam diskusi tiap orang diharapkan memberikan sumbangan
sehingga seluruh kelompok kembali dengan pemahaman yang sama dalam
suatu keputusan atau kesimpulan.3
Gage dan Berliner mengemukakan bahwa metode diskusi sungguh-
sungguh terbuka atau bervariasi pengertiannya. Ini merupakan suatu
indikasi betapa sulitnya mendefinisikan metode diskusi secara tepat.
Girlstrap dan Martin mengutarakan bawah metode diskusi merupakan
suatu kegiatan dimana sejumlah orang membicarakan secara bersama-
sama melalui tukar pendapat tentang suatu topik atau masalah, atau untuk
mencari jawaban dari suatu masalah berdasarkan semua fakta
memungkinkan untuk itu.
Berdasarkan pada uraian diatas, dapat kiranya didefinisikan metode
diskusi sebagai suatu kegiatan belajar-mengajar yang membincangkan
suatu topik atau masalah yang dilakukan oleh dua orang atau lebih (dapat
guru dan siswa dan siswa lain). Dimana orang yang berbincang memiliki
perhatian yang sama terhadap topik atau masalah yang menjadi pokok
pembicaraan, sehingga mendapatkan berbagai alternatif jawaban terhadap
topik yang didiskusikan.
Ada beberapa kelebihan metode diskusi, manakala diterapkan kegiatan
belajar mengajar.
Metode diskusi data merangsang siswa untuk lebih kreatif khususnya
dalam memberikan gagasan dan ide-ide.
Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam
mengatasi setiap permasalahan.
Dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau
gagasan secara verbal. Disamping itu, diskusi juga bias melatih siswa
untuk menghargai pendapat orang lain.
3Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching (Jakarta: Quantum Teaching, 2005), hal. 56.
9
Selain beberapa kelebihan, diskusi juga memiliki beberapa kelemahan, di
antaranya:
Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang
siswa yang memiliki keterampilan berbicara
Kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga
kesimpulan menjadi kabur.
Memerlukan waktu yang cukup panjang, yang kadang-kadang tidak
sesuai dengan yang direncanakan.
Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat
emosional yang tidak terkontrol. Akibatnya, kadang-kadang ada pihak
yang merasa tersinggung, sehingga dapat mengganggu iklim
pembelajaran.
c) Metode Kelompok
Istilah kelompok dapat diartikan sebagai bekerjanya sejumlah
siswa, baik sebagai anggota kelas secara keseluruhan atau sudah terbagi
menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil, untuk mencapai suatu
tujuan tertentu secara bersama-sama. Selain itu, kerja kelompok juga
ditandai oleh:
Adanya tugas bersama,
Pembagian tugas dalam kelompok, dan
Adanya kerja sama antara anggota kelompok dalam penyelesaian
tugas kelompok.
Berpijak pada pengertian kerja kelompok diatas, maka metode
kerja kelompok dapat diartikan sebagai format belajar-mengajar yang
menitikberatkan kepada interaksi antara anggota yang satu dengan anggota
yang lain dalam suatu kelompok guna menyelesaikan tugas-tugas belajar
secara bersama-sama.
Pengertian metode kerja kelompok yang demikian membawa
konsekuensi kepada setiap guru yang akan menggunakannya. Konsekuensi
10
tersebut adalah guru harus benar-benar yakin bahwa topik yang
dibicarakan layak untuk digunakan dalam kerja kelompok. Tugas yang
diberikan kepada kelompok hendaknya dirumuskan secara jelas. Dalam
pemakaian metoda kerja kelompok, tugas yang diberikan dapat sama untuk
setiap kelompok (tugas paralel) atau berbeda-beda tetapi saling mengisi
untuk setiap kelompok (tugas komplementer).
Segi Kelebihan Metode Kelompok:
Ditinjau dari segi pendidikan, kegiatan kelompok murid-murid akan
meningkatkan kualitas kepribadian, seperti: kerjasama, toleransi,
kritis, disiplin dan sebagainya.
Ditinjau dari segi ilmu jiwa akan timbul persaingan yang positif,
karena anak-anak lebih giat bekerja dalam kelompok masing-
masing.
Ditinjau dari segi didaktik, bahwa anak-anak yang pandai dalam
kelompoknya dapat membantu teman-temannya yang kurang pandai,
terutama dalam rangka memenangkan “Kompetisi” antara kelompok.
Segi kelemahan Metode Kelompok:
Metode kelompok memerlukan persiapan-persiapan yang agak rumit
apabila dibandingkan dengan metode yang lain; misalnya metode
ceramah.
Apabila terjadi persaingan yang negatif, hasil pekerjaan akan lebih
memburuk.
Bagi anak-anak yang malas ada kesempatan untuk tetap pasif dalam
kelompok itu dan kemungkinan besar akan mempengaruhi kelompok
itu, sehingga usaha kelompok itu akan gagal.
d) Metode Campuran
Metode Campuran atau Electic Methods dapat diartikan campuran,
kombinasi atau gado-gado dalam bahasa Indonesia (metode-metode
pilihan). Metode electic yaitu cara menyajikan bahan pelajaran di depan
11
kelas dengan melalui macam-macam kombinasi beberapa metode,
misalnya; metode ceramah dengan metode diskusi bahkan dengan metode
demonstrasi sekaligus dipakai/diterapkan dalam suatu kondisi pengajaran.
Oleh karena itu, metode ini campuran dari unsure-unsure yang
terdapat dalam metode-metode. Dalam praktiknya, metode campuran ini
dapat diterapkan seorang guru dalam suatu situasi pengajaran di depan
kelas, dengan persiapan yang baik dan sungguh-sungguh dalam
mempraktikkan metode ini.
Hal ini dikarenakan, kemampuan guru dalam menguasai bahan itu
sendiri perlu latihan-latihan praktik terus agar mampu menguasai berbagai
metode. Suatu keharusan seorang guru menguasai berbagai macam
metode-metode dan menerapkan secara bervariasi di kelas secara
bersungguh sungguh.4
B. Strategi Pembelajaran Aktif
1. Pengertian Strategi Pembelajaran
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar
haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.
Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-
pola umum kegiatan guru anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar
mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.
Sementara itu, Kemp (Wina Sanjaya, 2008) mengemukakan bahwa
strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus
dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara
efektif dan efesien. Selanjutnya, dengan mengutif pemikiran J.R David, Wina
Senjaya menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna
perencanaan, artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual
tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan
pembelajaran.
4Muhammad Yusri, Makalah Metode Pembelajaran, dalam http://yusrikeren85.blogspot.co.id/2011/11/makalah-metode-pembelajaran.html, diunggah pada Jum’at, 04 November 2011 pukul 11.02 WIB
12
2. Pengertian Pembelajaran Aktif
Pembelajaran aktif merupakan suatu pembelajaran yang menekankan
kepada siswa untuk dapat berperan aktif selama proses pembelajaran,
pembelajaran akan lebih aktif dan efektif apabila ditunjang dengan berbagai
fasilitas-fasilitas yang mendukung, tata letak yang nyaman dan gaya belajar
yang bervariasi. Berikut ini adalah suatu pengertian pembelajaran aktif
menurut beberapa orang ahli diantaranya adalah :
Pembelajaran aktif menurut Hisyam Zaini adalah suatu pembelajaran
yang mengajak siswa untuk belajar secara aktif,5 karena disaat siswa mulai
untuk berkonsentrasi memasuki pembelajaran aktif maka mereka telah mulai
untuk dapat mendominasi aktivitas pembelajaran yang disampaikan oleh
guru, sehingga materi dapat mudah untuk dihayati dan dipraktekkan oleh
siswa.
Dan pembelajaran aktif menurut Moh.Uzer Usman adalah suatu
strategi belajar mengajar yang lebih menekankan pada keaktifan siswa dalam
kegiatan belajar mengajar baik secara fisik, mental, intelektual maupun
emosional.6 Dan telah kita ketahui bersama bahwa suatu pembelajaran aktif
itu akan dapat berjalan dengan baik apabila seorang guru disini dapat
bertindak sebagai fasilitator yang baik dan selebihnya murid yang berperan
aktif dalam proses belajar mengajar karena ini akan dapat memudahkan siswa
dalam memahami materi.
Sedangkan pembelajaran aktif menurut Oemar Hamalik adalah suatu
cara belajar yang dilakukan dengan melakukan pendekatan belajar inkuiri
yaitu cara belajar mengajar yang dimaksudkan untuk dapat mengembangkan
keterampilan yang dimilki siswa dalam memecahkan masalah dengan
5Hisyam Zaini, Strategi Pembelajaran Aktif, Edisi revisi, Cet 2 (Yogyakarta: CTSD Center for Teaching Staff Development, 2004), hal. 16.
6Moh. Uzer Usman, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2000), hal. 87.
13
menggunakan pola berpikir secara kritis.7 Dengan cara ini berinovasi
mengembangkan keterampilan yang dimiliki.
Dan menurut Cony Setiawan pembelajaran aktif merupakan suatu cara
belajar yang lebih menekankan pada keaktifan siswanya untuk dapat
menciptakan suatu pembelajaran aktif, sehingga materi pelajaran yang
disampaikan oleh guru dapat diserap dan siswa akan dapat menciptakan daya
dalam belajar untuk lebih merangsang, menantang sehingga apa yang
dicarinya akan didapati baik secara efektif dan efesien.8
Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran aktif (active learning / CBSA) lebih menekankan/
menitik bertatkan pada keaktifan siswanya yang merupakan inti dari kegiatan
belajar dan dalam pembelajaran aktif yang diungkapkan oleh Raka Joni yaitu
mendengarkan, berdiskusi, menulis, laporan. Memecahkan masalah dan
sebagainya dan keaktifan itu dapat diamati secara langsung dan tidak
langsung.9
Dari setiap kegiatan dan pembelajaran aktif menuntut keterlibatan
intelektual dan emosional siswa dalam proses pembelajaran melalui asimilasi
dan akomodasi kognitif untuk dapat mengembangkan pengetahuan tindakkan
serta pengalaman langsung dalam rangka membentuk keterampilan mootorik,
kognitif dan sosial, penghayatan serta iternalisasi dalam pembentukan sikap
siswa.
3. Prinsip Pembelajaran Aktif
Prinsip pembelajaran aktif adalah suatu proses pembelajaran yang
lebih menekankan pada siswanya untuk dapat aktif dalam mengembangkan
bakat keterampilan, mengasah pengetahuannya dan menciptakan suasana
belajar terdiri bagi dirinya sehingga akan tercipta suasana belajar yang lebih 7Oemar Hamalik, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: CV Mundur Maju, 1990), hal.
18.8Cony Setiawan, Pendidikan Keterampilan Khusus (Jakarta: Grasindo, 1992), hal. 9.9T. Raka Joni, CBSA Implikasinya terhadap Sistem Pembelajaran,Proyek
Pengembangan Guru (Jakarta: Depdikbud, 1990), hal. 87.
14
nyaman dan lebih mudah dalam memahami pelajaran yang disampaikan oleh
guru. Prinsip pembelajaran aktif menurut Melvin L. Silberman:
a) Memperkenalkan belajar aktif
Sebelum kita menjadikan siswa untuk aktif dalam mempelajari
materi yang disajikan untuk pendidik maka terlebih dahulu pendidik
memperkenalkan tentang pembelajaran aktif yang dimaksud. Agar siswa
tahu dan faham maksud dan tujuan yang dicapainya. Tidak hanya tempat
untuk menerima informasi tetapi juga tempat mengolah informasi. Dan
untuk dapat mengolah informasi secara efektif maka perlu perenungan
secara eksternal dan internal. Otak akan dapat bekerja, apabila kita satu
sama lain saling bertukar informasi dengan orang lain untuk membahas
informasi yang didapat dengan begitu otak akan lebih menerima materi
dan diselingi
Dalam pembelajaran aktif yang selalu teringat dalam pikiran kita
adalah metode belajar sambil bermain yang banyak menyita waktu,
namun pada intinya pembelajaran aktif itu tidak hanya suatu metode
belajar sambil bermain saja tapi itu merupakan salah satu yang digunakan
agar lebih tercipta suasana belajar lebih aktif, kreatif, nyaman dan tidak
membosankan serta membuat pelajaran mudah untuk diingat dan
dimengerti.
Dengan kita perkenalkan metode pembelajaran aktif sebagai
simple dan manarik serta nyaman akan membuat siswa tertarik untuk
mempraktekkan pembelajaran aktif di setiap pelajaran kemudian dapat
dikreasikan dengan keterampilan yang dimiliki.
b) Menjadikan siswa aktif sejak awal
Untuk dapat menciptakan siswa lebih aktif sejak awal maka perlu
buat rencana susunan aktivitas pembuka yang menjadikan siswa
lebih mengenal satu sama lain merasa lebih leluasa, ikut berpikir
15
danmemperlihatkan minatnya terhadap pelajaran, kita perlu mamiliki
tujuan yang harus dicapai seorang pendidik diantaranya adalah
Pembentukan Tim: Pendidik harus mampu mengenalkan mereka
antara siswa satu dengan siswa lainnya dan menciptakan semangat
kerja sama diantara mereka.
Penilaian secara sederhana: Dari bermacam-macam, pendidik harus
dapat untuk mempelajari sikap, pengetahuan dan pengalaman siswa
secara sederhana kemudian memberikan kesempatan pada siswa
untuk bertanya sesuai dengan harapannya, sehingga akan terkesan
menyenangkan bagi siswa dan tidak merasa mengancam. Dan untuk
lebih mengatahui sejauh mana keaktifan siswa perlu diambil
beberapa sampel dari perwakilan kelas kemudian dibuat kelompok
diskusi untuk diwawancarai didepan kelas seputar pelajaran.
Melibatkan belajar siswa secara langsung: Pendidikan perlu
menumbuhkan minat siswa terhadap pelajaran, kemudian
memperkanalkan materi pelajaran yang akan diajarkan sembari
pembentukan kelompok untuk menilai tingkat pengetahuan siswa
secara langsung, kemudian saling bertukar pendapat antar teman
sehingga kan tercipta suasana belajar yang santai, kreatif dan
membuat siswa untuk lebih berpikir. Dengan begitu siswa akan
mulai untuk berpikir dan mengakui tanggung jawabnya setiap
individu dalam kelompok pada proses kegiatan belajar aktif dikelas.
c) Membantu siswa mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap
secara aktif.
Kita ajak mereka masuk kedalam dunia belajar yang penuh dengan
berbagai macam. Strategi-strategi untuk informasi dan gagasan yang
melibatkan siswa secara langsung dan secara mental untuk bertanya
kemudian kita bentuk tim pendengar yang membuat meraka
bertanggung jawab, dengan metode ceramah yang telah kita
16
modifikasi sehingga menarik untuk didengar dan membuat siswa
aktif untuk bertanya sesuai dengan dunianya.
Debat aktif yang dimulai denagan dialog seputar persoalan-persoalan
materi yang disampaikan oleh guru sebagai pemimpin
debat/motivator yang melibatkan semua siswa yang ada di kelas
dengan tujuan untuk meningkatkan pemikiran dan perenungan
terutama pendapat mengnai diri mereka sendiri.
Pengajuan pertanyaan dalam hal ini guru membuat suatu strategi
agar siswa aktif untuk bertanya maka guru tidak menjelaskan materi
tetapi meminta siswa untuk mempelajari materi kemudian membuat
pertanyaan untuk ditanyakan dalam pokok pembeahasan materi
pelajaran tersebut. Sehingga dengan begitu akan membuat siswa
aktif dalam materi.
Belajar bersama akan lebih efektif bila adakan kalaboratif namun
akan sebaliknya apabila tidak berbagi tugas. Dalam pencarian
informasi akan lebih menarik apabila diulas seperti metode ceramah,
pembagian kelompok belajar akan lebih efektif bila setiap siswa
dapat bertanggung jawab mempelajari materi pelajaran dan
menjabarkan isinya dalam sebuah kelompok tanpa adanya campur
tangan dari guru.
Dan untuk lebih meningkatkan pembelajaran yang beragama, fakta
konsep dan keterampilan perlu dibentuk penggabungan kelompok
dan kompetisi tim. Aktivitas ini bertujuan untuk meningkatkan
pembelajaran dan menegaskan manfaat dari dua kepala lebih baik
dari pada satu kepala.
Pembelajaran antar siswa akan mampu membuat siswa lebih
menguasai materi karena setiap siswa dianjurkan untuk paham
materi tersebut. Kamudian baru diajarkan pada temannya dan ini
dapat dikatakan siswa dapat menjadi seorang guru bagi teman-
temannya, dengan begitu mereka akan lebih tekesan dengan apa
17
yang dilakukannya sehingga membuat mereka untuk lebih berinovasi
bagaimana caranya untuk dapat memahamkan teman-temannya.
Belajar mandiri merupakan belajar untuk mengembangkan imajinasi
dalam menciptakan gagasan, member kesempatan pada diri sendiri
untuk memikul tanggung jawab pribadi dari apa yang telah dipelajari
bersama kelompoknya, mengingat-ingat dijadikan contoh untuk
melangkah kedepan dalam mempraktekkan dalam kehidupan nyata
tentang materi pelajaran yang didapatnya kemudian mempraktekkan
didepan kelas. Belajar akan lebih menyenangkan dan menarik
apabila keinginan itu timbul dari dalam diri sendiri, seakan kita telah
terikat kontrak untuk dapat menguasainya dari pada selalu diarahkan
oleh guru. Belajar dengan cara ini akan membuat nyaman dan selalu
terkenang.
Belajar aktif merupakan salah satu aktivitas belajar yang efektif
dalam membantu siswa untuk dapat mengenali perasaan, sikap dan
nilai yang tertanam dalam diri siswa sehingga apa yang
dilakukannya itu merupakan cerminan dari perasaannya ingin
tahubuklan suatu kondisi yang dipaksakan. Ada banyak materi yang
kita pelajari dan ajarkan pada teman dan untuk lebih menjernihkan
pikiran serta menambah pengetahuan perlu kita diskusikan kembali.
Pengembangan keterampilan merupakan yang paling mudah untuk
dipelajari untuk setiap siswa karena setiap siswa mempunyai
keterampilan yang berbeda-beda dan dari keterampilan yang
dipunyai guru membantu untuk dapat mengembangkan sehingga
nantinya siswa akan dapat mempraktekkan saja hanya dengan
melihat, mengamati kemuudian menganalisis permasalahan yang
terjadi dan dapat menyelesaikan secara bergantian pada diskusi
dengan cara ini dapat memberikan kesempatan siswa untuk
memprektekkan keterampilan yang dimilki dalam perannya dalam
situasi diskusi.
18
d) Menjadikan belajar tak terlupakan.
Untuk dapat mengingat kembali pada apa yang telah lah mereka
pelajari dan lebih memahamkan dan menerapkannya kemasa mendatang
maka perlu teknik-teknik sebagai berikut:
Peninjajuan merupakan salah satu cara untuk membuat pelajaran
tetap melengket dalam pikiran dengan mengalokasikan waktu untuk
mengingat kembali/ meninjau apa yang telah dipelajari dengn begitu
mereka akan dengan mudah untuk menyimpannya di dalam otak,
dengan menggunakan cara-cara seperti layaknya suatu permainan
yaitu dengan mencocokkan kartu indeks ini merupakan cara yang
membuat kita aktif dan menyenangkan untuk dapat
mengingatkembali cara lain dengan memberikan pertanyaan dan
mendapatkan jawaban ini merupakan strategi pembentukan tim yang
melibatkan siswa dalam peninjauan pelajaran. Dan cara yang dapat
menimbulkan minat dan partisi siswa dalam hal ini yaitu dengan
membuat teka-teki silang yang dapat di isi perorangan maupun
secara kelompok.
Penilaian diri : dengan membuat penilaian pada sendiri akan dapat
memudahkan untuk mengetahui perubahan pengetahuan yang kita
dapat selama ini, melihat sampai sejauh mana keterampilan yang kita
punyai dan seberapa besar materi pelajaran yang dapat kita terapkan
dalam diri kita yang tercermin melalui sikap yaitu dengan
mengemukakan pandangan mereka pada setiap siswa mengenai
materi yang didapat diawal pertemuan samapai pada akhir pelajaran.
Dari penilaian pada siswa diajak untuk menilai sendiri tentang apa
yang dapat untuk dimanfaatkan dari pelajaran tersebut. Ini bertujuan
dengan harapan pada setiap siswa tentang pelajaran tersebut bukan
hanya sekedar mengikuti saja.
Perencanaan masa mendatang merupakan salah satu strategi untuk
siswa agar terus mempelajari mata pelajaran yang telah kita ajarkan
karena bila kita sudah tidak mengajari lagi bukan berarti pelajaran
19
tersebut telah berakhir namun sebaiknya siswa dapat belajar secara
mandiri dengan gaya belajar yang telah dipunyainya, dan membuat
komitmen yang benar-benar dapat memacu diri sendiri untuk terus
belajar mengingat pelajaran yang lalu.
Ungkapan perasaan. Diakhir mata pelajaran usai setiap siswa yang
telah dekat dengan siswa lainnya diharapkan dapat menyampaikan
apa yang ada dalam pikirannya, perasaan dan masalah pelajaran
lainnya, agar suasana lebih semarak maka diperlukan strategi-
strategi yang menyenangkan dan tak terlupakan sehingga pelajaran
yang disampaikan oleh guru masih dapat diingat dan diperaktekkan.
Salah satu caranya adalah menjamin hubungan yang telah terjalin
dan saling mengungkapkan perasaan-perasaan yang dialami selama
proses belajar, saling berbagi cerita di pengalaman yang telah
diperaktekkan, mengadakan tanya jawab dengan tujuan agar lebih
mempereraktkan materi pelajaran yang telah selesai dan masih
banyak cara lain yang lebih menyenangkan yang membuat siswa
lebih aktif dalam pembelajaran.
Prinsip Pembelajaran aktif dalam psikologi belajar adalah :
(1) Pembelajaran aktif sebagai motivator: Pembelajaran yang lebih
menekankan pada keaktifan siswa dan guru hanya sebagai fasilitator
dan motivator harus dapat menyelidiki dan mengetahui, sejauhmana
motiv-motiv siswa yang dapat meningkatkan minat belajarnya
kemudian guru mendorongnya untuk dapat memberikan motivasi
pada siswa yang kurang termotivasi.
(2) Pembelajaran aktif sebagai prinsip latar dan konteks: Suatu
pembelajaran yang diawali berdasarkan pengalaman yang dimilki
siswa kemudian dihubungkan dalam pelajaran baru yang akan
diajarkan oleh guru dengan demikian siswa akan mudah untuk
memahami dan mengingat materi tersebut.
20
(3) Pembelajaran aktif sebagai fokus/ pemusatan perhatian: Suatu
pembelajaran yang telah direncanakan dalam suatu pola tertentu
untuk dapat memfokuskan siswa cara mengaitkan bagian-bagian
yang terpisah, karena tanpa suatu pola maka pelajaran akan dapat
terpecah-pecah sehingga siswa sulit untuk memusatkan perhatian.
(4) Pembelajaran aktif sebagai prinsip hubungan sosial: Dalam
pembelajaran setiap siswa perlu dilatih untuk dapat bekerja sama
dengan rekan-rekan yang dalam mencapai tujuan sehingga hasilnya
akan lebih maksimal, karena suatu kerjasama yang baik akan dapat
membentuk kepribadian anak dalam hubungan social.
(5) Pembelajaran aktif sebagai prinsip belajar sambil bekerja: Pada
hakikatnya belajar sambil bekerja akan membuat anak memiliki
kesempatan untuk mengekspresikan segala aktifitasnya dan
melakukan kegiatan nyata yang melibatkan otak dan pikirannta.
Karena anak semakin tumbuh maka akan semakin berkurang kadar
bekerja dan semakin bertambah kadar berpikir. Mereka akan lebih
senang apabila diberi kesempatan untuk dapat menyalurkan
kemampuannya dalam bekerja di usia muda.
(6) Pembelajaran aktif sebagai proses perbedaan Individual: Pada
hakekatnya menusia diciptakan tuhan memilki kemampuan yang
berbeda-beda, dari perbedaan itu guru hendaknya tidak
memperlakukan siswa sama, maka apabila ssetiap siswa, maka
apabila setiap siswa dipelajari dan dimanfaatkan dengan tepat maka
kecepatan dan keberhasilan belajar anak dapat tumbuh kembangkan
dengan baik.
(7) Pembelajaran aktif sebagai prinsip menemukan: Guru disini tidak
perlu menjelaskan informasi kepada anak tetapi member kesempatan
pada anak untuk mencari dan menemukan informasi sendiri, guru
hanya hendaknya bersifat memancing anak untuk menggali
informasi yang didapat maka dengan begitu akan tercipta suasana
kelas yang menggairahkan.
21
(8) Pembelajaran aktif sebagai prinsip pemecahan masalah: Guru
sebagai motivator mencoba untuk mendorong siswanya agar dapat
melihat masalah, merumuskan maslah serta dapat berupaya untuk
memecahkan masalah sesuai dengan taraf kemampuannya.
4. Urgensi Pembelajaran Aktif
Belajar aktif tidak hanya diperlukan untuk menambah kegairahan
namun juga untuk menghargai perbedaan individual dan beragamnya
kecerdasan.10 Belajar memerlukan kedekatan mental sebelum memahami
materi yang hendak dipelajari. Balajar bukan sekedar pengulangan atau
hafalan dan praktek semata, belajar akan lebih efektif bila dibarengi juga
dengan keaktifan siswa untuk dapat mengupayakan dalam pemecahan
masalah.11
Pembelajaran aktif dapat mengembangkan kecakapan belajar, strategi
belajar dan kebiasaan belajar yang fokus. Dengan pembelajaran aktif juga
dapat mengembangkan kemampuan menerapkan prinsip-prinsip dan
generalisasi yang telah dipelajari pada situasi dan masalah yang baru.12
Dengan semakin berkembangnya zaman semakin maju pengetahuan
maka guru dituntut untuk dapat menggunakan strategi mengajar yang lebih
inovatif sesuai dengan tujuan dari pembelajaran aktif. Tentu dituntut untuk
mengajarkan siswanya agar dapat aktif dan lebih kreatif dalam
mengembangkan bakat serta dapat menghayati hal-hal yang dipelajari melalui
percobaan dan praktek secara berkelompok atau sendiri sehingga guru disini
hanya berperan sebagai fasilitas dan motivator bagi setiap siswa.13
Pembelajaran aktif dapat berpengaruh terhadap cara belajar siswa
dalam hal memberikan tugas rutin bagi siswa dan memberikan kesempatan 10Kamaruddin Ahmad, Teori Pembelajaran Aktif (Malaysia: MPTI, 2001), hal. 411Ibid, hal. 20 - 2112Hisyam Zaini, Strategi Pembelajaran Aktif Cet 2 (Yogyakarta: CTSD Center for
Teaching Staff Development, 2004 ), hal. 218 – 219.13Moh. Uzer Usman, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar (Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya, 2000), hal. 87
22
siswa untuk mengembangkan kemampuan mereka, memberikan satu titik
fokus kepada kreatifitas dan kognitif siswa dari aspek prosedur dan
memberikan penekanan kebolehan atas apa yang disampaikan siswa, handling
dan dapat melakukan pengukuran (Measuring) atas kemampuan mereka.14
Pendidikan dalam presfektif islam bukan hanya sekedar penyampai
pengetahuan kapada murid-muridnya saja akan tetapi juga menjadi contoh
dan suri tauladan. Seperti yang terdapat dalam Firman Allah SWT:
ول الله أ�سوة حسنة لمن كان �م في رس� لقد كان لكو الله واليوم اآلخر وذكر الله كثيرا يرج�
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suci tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) allah dalam (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. (QS.Al-Ahzab: 21)15
Setiap pembelajaran adalah tindakan kreatif pembelajaran, tanpa
adanya sumber daya kreasi pembelajar dalam proses belajar mengajar maka
tidak ada sesuatu yang dipelajari. Karena itu, daya kreasi yang baik dapat
membawa dampak pada pembelajaran yang baik dan pembelajaran yang baik
menghasilkan daya kreasi yang baik.16
5. Macam-Macam Strategi Pembelajaran Aktif
Strategi pembelajaran aktif ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar
yang meliputi hal-hal berikut :
14Kamaruddin Ahmad, Teori Pembelajaran Aktif (Malaysia: MPTI, 2001), hal. 6215Depag Ri, Qur’an dan terjemah (Bandung: CV Diponegoro, 2000), hal. 33616Win Wenger Ph, Beyond Teaching 2 Learning Cet.I (Bandung: PT Nuansa, 2003),
hal. 93.
23
a) Mengidentifikasi serta menetapkan spesipikasi dan kualifikasi
perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang
diharapkan.
b) Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan
pandangan hidup masyarakat.
c) Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar
mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat
dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan
mengajarnya.
d) Menetapkan nama-nama dan batas minimal keberhasilan atau criteria
serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman. Dalam
melakukan evaluasi hasil belajar mengajar yang selanjutnya akan
dijadikan umpan balik buat penyempurnaan sistem instruksional yang
bersangkutan secara keseluruhan.17
17Nur Rusini, Strategi Pembelajaran Aktif, dalam http://almunawarnur.blogspot.co.id/2012/10/straategi-pembelajaran-aktif_22.html, diunggah pada Senin, 22 Oktober 2012 pukul 10.05 WIB.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Penggunaan Metode Pembelajaran:
a. Metode Ceramah: penyajian materi melalui penuturan dan penerapan
lisan oleh guru kepada siswa, maka siswa perlu dilatih mengembangkan
keterampilan berpikir untuk memahami suatu proses dengan cara
mengajukan pertanyaan, memberikan tanggapan dan mencatat
penalarannya secara sistematis.
b. Metode Diskusi: suatu kegiatan belajar-mengajar yang membincangkan
suatu topik atau masalah yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
c. Metode Kelompok: Bekerjanya sejumlah siswa, baik sebagai anggota
kelas secara keseluruhan atau sudah terbagi menjadi kelompok-kelompok
yang lebih kecil, untuk mencapai suatu tujuan tertentu secara bersama-
sama.
d. Metode Campuran/ Metode electic: yaitu cara menyajikan bahan
pelajaran di depan kelas dengan melalui macam-macam kombinasi
beberapa metode, misalnya; metode ceramah dengan metode diskusi
bahkan dengan metode demonstrasi sekaligus dipakai/diterapkan dalam
suatu kondisi pengajaran
2. Strategi pembelajaran aktif adalah pola-pola umum suatu kegiatan
pembelajaran yang lebih menekankan/ menitik bertatkan pada keaktifan
siswanya yang merupakan inti dari kegiatan belajar agar tujuan pembelajaran
dapat dicapai secara efektif dan efesien
24
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Kamaruddin. 2001. Teori Pembelajaran Aktif. Malaysia: MPTIDepag Ri. 2000. Qur’an dan terjemah. Bandung: CV Diponegoro,Hamalik, Oemar. 1990. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: CV Mundur MajuJoni, T. Raka. 1990. CBSA Implikasinya terhadap Sistem Pembelajaran,Proyek
Pengembangan Guru. Jakarta: DepdikbudLadjid, Hafni. 2005. Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Jakarta: Quantum TeachingRusini, Nur. Strategi Pembelajaran Aktif, dalam
http://almunawarnur.blogspot.co.id/2012/10/straategi-pembelajaran-aktif_22.html, diunggah pada Senin, 22 Oktober 2012 pukul 10.05 WIB.
Sabri, Ahmad. 2005. Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching. Jakarta: Quantum teaching
Setiawan, Cony. 1992. Pendidikan Keterampilan Khusus. Jakarta: GrasindoUsman, Moh. Uzer. 2000. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar.
Bandung: PT. Remaja Rosda KaryaWenger, Ph.D. Win. 2003. Beyond Teaching 2 Learning Cet.I. Bandung: PT
Nuansa, Yusri, Muhammad. Makalah Metode Pembelajaran, dalam
http://yusrikeren85.blogspot.co.id/2011/11/makalah-metode-pembelajaran.html, diunggah pada Jum’at, 04 November 2011 pukul 11.02 WIB.
Zaini, Hisyam. 2004. Strategi Pembelajaran Aktif, Edisi revisi, Cet 2. Yogyakarta: CTSD Center for Teaching Staff Development
25