Review Jurnal Tambahan
-
Upload
mohammad-iqbal -
Category
Documents
-
view
16 -
download
2
Transcript of Review Jurnal Tambahan
Mohammad Iqbal/ 1006756004/ Kelompok 13
Review Jurnal Tambahan
“Effects of the surface temperature and cooling rate on the residual stresses in a
flame hardening of 12Cr steel”
Sifat tegangan sisa baja karbon rendah 12Cr, saat ini digunakan sebagai bahan
pisau turbin uap nuklir, yang dihasilkan oleh pengerasan api telah dipelajari
sehubungan dengan temperatur permukaan dan laju pendinginan. Keadaan tegangan
sisa yang dihasilkan oleh api pengerasan didominasi oleh dua kontribusi kompetitif
berlawanan, yaitu, beban tarik akibat transformasi fasa dan tegangan tekan akibat
kontraksi termal. Karena kedua suhu permukaan dan meningkatkan laju pendinginan
pada suhu di atas Teq. lebih jauh lagi, menemukan bahwa retakan ternukleasi dan
disebarkan melintasi batas butir austenit sebelum selama perlakuan suhu terlalu
tinggi (~ 1200 ◦ C) dan pendinginan cepat (~ 250 m / s). Hal ini dapat dijelaskan oleh
fenomena relaksasi stres, menyiratkan generasi tegangan tarik besar mungkin dengan
nilai dekat dengan atau lebih tinggi dari tegangan luluh dari bahan dasar. Pengolahan
suhu optimum yang dibutuhkan untuk tegangan sisa diinginkan dan kekerasan yang
ditemukan di kisaran 870-960 ◦ C berdasarkan spesifikasi teknik listrik GE.
Proses flame hardening merupakan teknik yang sangat berguna dalam
memodifikasi permukaan yang jaman sekarang sudah sangat siap untuk digunakan
dalam banyak kebutuhan alat permesinan seperti steam, turbin gas, gigi untuk
permesinan kertas, roll untuk pencetakan dan industri baja, serta banyak lagi dalam
pembuatan komponen automotif. Salah satu persyaratan utama untuk memastikan
penggunaan dari flame hardening bagian engineering yaitu mewujudkan tegangan
sisa diinginkan dalam material. Hal ini karena tingkat dan sifat tegangan sementara
dan sisa sangat mempengaruhi sifat mekanik dan kualitas dari bagian-bagian yang
diturunkan. Terkait dengan hal ini, sejumlah penyelidikan telah menunjukkan bahwa
perlakuan termal dari baja, jika tidak dimonitor, bisa menyebabkan tegangan tarik
atau gradien stres yang membuatnya sensitif terhadap berbagai proses kegagalan
seperti stress corrosion cracking (SCC), hidrogen crack, patah getas, dan fatigue.
Mohammad Iqbal/ 1006756004/ Kelompok 13
Meskipun pentingnya teknologi untuk mencapai kondisi tegangan sisa
diinginkan, banyak penelitian telah difokuskan pada peningkatan kekerasan pada
permukaan dan otomatisasi proses flame hardening. Dalam studi ini, generasi
perilaku tegangan sisa untuk baja karbon rendah 12Cr digunakan sebagai bahan pisau
turbin uap nuklir telah dipelajari secara sistematis sehubungan dengan suhu
permukaan dan laju pendinginan selama fale hardening, karena tepi pisau turbin uap
harus mengeras untuk perlindungan dari masalah erosi-korosi signifikan dan dengan
demikian penting dalam pemantauan tegangan sisa dalam bahan pisau. Kondisi flame
hardening untuk kondisi tegangan sisa diinginkan juga telah dioptimalkan.
Komposisi kimia pada baja 12Cr adalah 11.5–12.5Cr, 0.25–0.65Mn, 0.20Mo,
0.05–0.20Nb, 0.12–0.15C, 0.025P, 0.025S, 0.50Si, 0.75Ni, Fe seimbang. Sampel
dipotong menjadi 10mm x 10 mm x 20 mm. gas yang digunakan sebagai sumber api
terdiri dari 99% Oksigen, 96.9% Propana dengan 1 % jumlah ethan dan 1.9% jumlah
butan. Pada percobaan ini menggunakan alat K thermocouple yang berguna untuk
mengkontrol siklus termal selama proses flame hardening. Untuk mengukur
pengerasan permukaan menggunakan micro hardness tester (HMV 2000, Shimazu)
dengan beban 200 gr. Untuk melihat mikro struktur sampel metalografi disiapkan
dengan diamplas sebelumnya lalu di etsa kimia dengan larutan asam picric 4 g,
ethanol 96 ml, dan Hcl 3 ml, sedangkan untuk melihat sifat dari tekanan sisa adalah
dengan menggunakan x-ray diffractometer.
Hasil nya dapat dilihat dari gambar 2 yang menunjukkan siklus temperature
yang dikontrol saat percobaan, lalu pada gambar 3 grafik residual stress dengan nilai
vicker hardness material pada Tsmax tersebut setelah flame hardening yang
dilanjutkan dengan pendinginan udara, pada gambar 4 juga ditunjukkan hasil dari
foto SEM, pada gambar 7 dapat dilihat bahwa evolusi dari perpatahan baja 12Cr yang
disebabkan oleh flame hardening pada suhu = 1200o C terdapat material failure
setelah melakukan 4 proses yang dapat dilihat di dalam gambar C tersebut.
Kesimpulan dari jurnal ini adalah mengenai sifat tegangan sisa dari
permukaan baja 12 Cr keadaan stres akhir sisa yang dihasilkan oleh pengerasan api
didominasi oleh dua kontribusi kompetitif berlawanan, satu adalah tegangan tarik
Mohammad Iqbal/ 1006756004/ Kelompok 13
karena transformasi fasa dan lainnya adalah tegangan tekan akibat kontraksi termal
pada tahap pendinginan. Untuk Tsmax > T eqy disaat suhu temperature permukaan
dan laju pendinginan meningkat, maka tegangan Tarik menjadi lebih besar. Besar
tegangan tarik sisa yang dihasilkan pada kondisi pengolahan dengan suhu terlalu
tinggi (~ 1200 ◦ C) dan pendinginan cepat (~ 250 m / s), dan santai dengan nukleasi
dan propagasi dari retakan di batas butir austenit sebelum (PAGBs). Pengolahan suhu
optimum yang dibutuhkan untuk tegangan sisa diinginkan dan kekerasan yang
ditemukan di kisaran 870-960 ◦ C.
Daftar Pustaka:
1.