Review Jurnal

6
Ekstraksi Minyak Daun Jeruk Purut (Citrus hystrix D.C.) Dengan Pelarut Etanol dan N-Heksana 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki banyak sumber daya alam dalam bidang agrobisnis. Salah satu sumber daya alam yang potensial adalah jeruk purut. Jeruk purut termasuk suku Rutaceae yang berasal dari Asia Tenggara yang banyak ditanam di beberapa negara termasuk Indonesia. Tanaman ini berpotensi sebagai penghasil minyak atsiri. Daun jeruk purut mengandung sabinena dan limonena yang berguna untuk kosmetik, aromaterapi, pencuci rambut, antelmintik, obat sakit kepala, nyeri lambung dan biopestisida. 1.3. Tinjauan Pustaka 1.3.1. Minyak Atsiri dalam Daun Jeruk Purut Pada mulanya istilah “minyak atsiri” adalah istilah yang digunakan untuk minyak yang bersifat mudah menguap, yang terdiri dari campuran zat yang mudah menguap, dengan komposisi dan titik didih yang berbeda-beda. Minyak atsiri yang mudah menguap terdapat di dalam kelenjar minyak yang harus dibebaskan sebelum disuling yaitu dengan merajang/memotong jaringan tanaman dan membuka kelenjar minyak sebanyak mungkin, sehingga minyak dapat dengan mudah diuapkan. Minyak atsiri banyak digunakan dalam industri sebagai pemberi aroma dan rasa. Nilai jual dari minyak atsiri sangat ditentukan oleh kualitas minyak dan kadar komponen utamanya. Minyak atsiri yang berasal dari daun jeruk purut disebut combava petitgrain (dalam bahasa afrika) yang banyak digunakan dalam industri makanan, minuman, farmasi, flavor, parfum, pewarna dan lain- lain. 1.3.2. Sitronellal (C 10 H 18 O) Sitronellal merupakan senyawa mono- terpena yang mempunyai gugus aldehida, ikatan rangkap dan rantai karbon yang memungkinkan untuk mengalami reaksi siklisasi aromatisasi. 1.3.3. Pengolahan Minyak Atsiri dengan Metode Ekstraksi Pelarut Mudah Menguap

description

buba

Transcript of Review Jurnal

Ekstraksi Minyak Daun Jeruk Purut (Citrus hystrix D.C.) Dengan Pelarut Etanol dan N-Heksana

1. Pendahuluan1.1. Latar BelakangIndonesia memiliki banyak sumber daya alam dalam bidang agrobisnis. Salah satu sumber daya alam yang potensial adalah jeruk purut. Jeruk purut termasuk suku Rutaceae yang berasal dari Asia Tenggara yang banyak ditanam di beberapa negara termasuk Indonesia. Tanaman ini berpotensi sebagai penghasil minyak atsiri. Daun jeruk purut mengandung sabinena dan limonena yang berguna untuk kosmetik, aromaterapi, pencuci rambut, antelmintik, obat sakit kepala, nyeri lambung dan biopestisida.1.3. Tinjauan Pustaka1.3.1. Minyak Atsiri dalam Daun Jeruk PurutPada mulanya istilah minyak atsiri adalah istilah yang digunakan untuk minyak yang bersifat mudah menguap, yang terdiri dari campuran zat yang mudah menguap, dengan komposisi dan titik didih yang berbeda-beda. Minyak atsiri yang mudah menguap terdapat di dalam kelenjar minyak yang harus dibebaskan sebelum disuling yaitu dengan merajang/memotong jaringan tanaman dan membuka kelenjar minyak sebanyak mungkin, sehingga minyak dapat dengan mudah diuapkan. Minyak atsiri banyak digunakan dalam industri sebagai pemberi aroma dan rasa. Nilai jual dari minyak atsiri sangat ditentukan oleh kualitas minyak dan kadar komponen utamanya. Minyak atsiri yang berasal dari daun jeruk purut disebut combava petitgrain (dalam bahasa afrika) yang banyak digunakan dalam industri makanan, minuman, farmasi, flavor, parfum, pewarna dan lain-lain. 1.3.2. Sitronellal (C10H18O)Sitronellal merupakan senyawa mono- terpena yang mempunyai gugus aldehida, ikatan rangkap dan rantai karbon yang memungkinkan untuk mengalami reaksi siklisasi aromatisasi. 1.3.3. Pengolahan Minyak Atsiri dengan Metode Ekstraksi Pelarut Mudah MenguapPrinsip ekstraksi adalah melarutkan minyak atsiri dalam bahan dengan pelarut organik yang mudah menguap. Proses ekstraksi biasanya dilakukan dalam wadah (ketel) yang disebut extractor. Ekstraksi dengan pelarut organik umumnya digunakan untuk mengekstraksi minyak atsiri yang mudah rusak oleh pemanasan dengan uap dan air, terutama untuk mengekstrak minyak dari bunga-bungaan misalnya bunga cempaka, melati, mawar, kenanga, lily, dan lain-lain. Pelarut yang biasanya digunakan dalam ekstraksi yaitu: petroleum eter, benzena, dan alkohol Syarat pelarut yang digunakan sebagai berikut: 1. Harus dapat melarutkan semua zat wangi bunga dengan cepat dan sempurna, dan sedikit mungkin melarutkan bahan seperti: lilin, pigmen, serta pelarut harus bersifat selektif.2. Harus mempunyai titik didih yang cukup rendah, agar pelarut mudah diuapkan tanpa menggunakan suhu tinggi.3. Pelarut tidak boleh larut dalam air.4. Pelarut harus bersifat inert, sehingga tidak bereaksi dengan komponen minyak bunga.5. Pelarut harus mempunyai titik didih yang seragam, dan jika diuapkan tidak akantertinggal dalam minyak.6. Harga pelarut harus serendah mungkin, dan tidak mudah terbakar.Pelarut yang digunakan dalam proses ekstraksi adalah sebagai berikut:1. EtanolEtanol disebut juga etil alkohol yang di pasaran lebih dikenal sebagai alkohol merupakan senyawa organik dengan rumus kimia C2H5OH. Dalam kondisi kamar, etanol berwujud cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna.2. n-heksanaHeksana adalah sebuah senyawa hidrokarbon alkana dengan rumus kimia C6H14 . Awalan heks- merujuk pada enam karbon atom yang terdapat pada heksana dan akhiran -ana berasal dari alkana, yang merujuk pada ikatan tunggal2.MetodeBahan penelitian antara lain : daun jeruk purut, n-heksana dan etanol. Alat yang dipergunakan ekstraktor soxhlet, pemanas listrik, penangas minyak, termometer dan pompa aquarium. Penelitian ini dilakukan dua variasi pelarut yaitu n-heksana dan etanol. Prosedur penelitian antara lain:1. Daun jeruk purut tua bersih kemudian dijemur di bawah sinar matahari selama 2 hari kemudian dipotong kecil-kecil, 2. Daun jeruk purut yang telah kering kemudian dibungkus dengan kertas saring dan dimasukkan dalam soxhlet.3. Daun jeruk purut dalam soxhlet diekstraksi dengan 100 mL etanol 96% pada suhu 81-96C (suhu pemanas) sampai warna pelarut kembali menjadi seperti semula.4. Setelah dilakukan proses ekstraksi, diperoleh filtrat minyak daun jeruk purut. Filtrat minyak daun jeruk purut yang diperoleh kemudian dimurnikan dengan ekstraktor soxhlet pada suhu 81-96C sampai pelarutnya tidak menetes lagi dan diperoleh minyak daun jeruk purut murni. Dilakukan langkah 1-4 untuk pelarut n-heksana dengan suhu 72-86oC.

3. Hasil dan PembahasanPada proses perlakuan bahan, bahan yang digunakan adalah daun jeruk purut yang tua dan kering, digunakan bahan yang tua karena kandungan minyak atsirinya lebih banyak daripada bahan yang muda serta mengandung kadar air yang rendah. Penggunaan bahan yang kering bertujuan agar kadar air dalam daun jeruk purut berkurang sehingga pada ekstraksi daun jeruk purut dapat menghasilkan minyak daun jeruk purut yang relatif banyak.Proses ekstraksi dan pemurnian minyak daun jeruk purut menggunakan alat ekstraktor soxhlet karena efisiensi waktu, serta proses pengambilan dengan pelarut diperoleh rendemen yang relatif lebih banyak. Pada ekstraksi daun jeruk purut menggunakan dua macam pelarut yaitu etanol dan n-heksana. Pemilihan etanol sebagai pelarut, karena etanol dapat digunakan untuk mengekstraksi bahan kering, daun-daunan, batang, dan akar. Sedangkan pemilihan n-heksana sebagai pelarut, karena n-heksana bersifat stabil dan mudah menguap, selektif dalam melarutkan zat, mengekstraksi sejumlah kecil lilin serta dapat mengekstrak zat pewangi dalam jumlah besar. 3.1. Ekstraksi Minyak Daun Jeruk Purut dengan Pelarut EtanolPada proses ekstraksi daun jeruk purut dengan menggunakan pelarut etanol sebanyak 100 mL, ekstraksi berlangsung pada kondisi operasi 81-96C karena titik didih etanol 78,32C sehingga diharapkan pada kondisi operasi tersebut etanol dapat menguap dan minyak dapat terambil semaksimal mungkin. Proses ekstraksi suhu dijaga tidak lebih dari 100C karena titik didih sitronellal adalah 112C, jika suhu ekstraksinya berlangsung lebih dari 100C di khawatirkan minyak atsiri ikut menguap. Proses ekstraksi dihentikan sampai warna pelarut kembali menjadi seperti semula. Siklus yang terjadi pada ekstraksi daun jeruk purut mencapai 18 siklus dengan waktu 25,5 jam. Pada percobaan diperoleh minyak daun jeruk purut yang berwarna hijau tua sampai kehitaman.

3.2. Ekstraksi Minyak Daun Jeruk Purut dengan Pelarut n-HeksanaPada proses ekstraksi daun jeruk purut dilakukan dengan menggunakan pelarut heksana sebanyak 100 mL, ekstraksi berlangsung pada kondisi operasi 72-86C karena titik didih n-heksana 69C sehingga diharapkan pada kondisi operasi tersebut n- heksana dapat menguap dan minyak dapat terambil semaksimal mungkin. Sama halnya dengan pelarut etanol, suhu ekstraksi dijaga tidak melebihi 100C karena titik didih sitronellal adalah 112C Proses ekstraksi dilakukan sampai warna pelarut kembali menjadi seperti semula. Siklus yang terjadi pada ekstraksi daun jeruk purut mencapai 16 siklus dengan waktu 21,5 jam.

Pada tabel 5 diketahui bahwa komponen tertinggi yang terdapat dalam minyak daun jeruk purut dengan pelarut n-heksana adalah sitronellal sebesar 97,27%. Selain sitronellal juga terdapat komponen- komponen yang lain yaitu Sabinene dan Decane. Dari tabel 5 diketahui bahwa kadar sitronellal lebih tinggi daripada kadar komponen yang lain, dan kadar sitronellal yang diperoleh dengan pelarut mudah menguap lebih tinggi daripada dengan menggunakan metode penyulingan uap sesuai penelitian Koswara. Hal ini disebabkan karena pelarut n-heksana dapat mengekstrak dengan baik komponen sitronellal dalam daun jeruk purut sehingga sitronellal yang dihasilkan lebih tinggi daripada dengan metode penyulingan uap. Minyak yang dihasilkan berwarna kuning. Hal ini dikarenakan n-heksana dapat memisahkan antara minyak dengan pelarut sehingga dapat diketahui dengan jelas perbedaan antara minyak dan pelarut.Penggunaan pelarut n-heksana pada ekstraksi daun jeruk purut menghasilkan kadar sitronellal yang lebih tinggi daripada pelarut etanol, sesuai dengan gambar 3.

Sehingga dapat disimpulkan proses pengambilan minyak atsiri daun jeruk purut dengan pelarut n-heksana memberikan kadar sitronellal yang lebih besar daripada dengan pelarut etanol.

4. PenutupKesimpulan

1. Ekstraksi daun jeruk purut dengan pelarut etanol menghasilkan rendemen minyak 13,39% dan kadar sitronellal 65,99%.2. Ekstraksi daun jeruk purut dengan pelarut n-heksana menghasilkan rendemen minyak 10,50% dan kadar sitronellal 97,27%.3. Pelarut n-heksana yang terbaik pada pengambilan minyak daun jeruk purut.4. Komponen terbesar dalam minyak atsiri daun jeruk purut adalah sitronellal.