Review Dwi Fia
-
Upload
puteri-dwi-afifah -
Category
Documents
-
view
235 -
download
4
description
Transcript of Review Dwi Fia
O L E H :
N A M A : 1 . P U T R I D W I A F I FA H ( 0 3 0 7 11 8 1 4 1 9 0 2 6 )
2 . A L I F I A A R I A N I ( 0 3 0 7 1 3 8 1 4 1 9 0 7 7 )
K E L A S : T E K N I K G E O L O G I 2 0 1 4 K A M P U S PA L E M B A N G
REVIEW TUMBUHAN PADA ZAMAN PALEOGEN
Kala Paleogen
Merupakan periode dalam skala waktu
geologi yang merupakan bagian pertama dari era
Kenozoikum dan berlangsung selama 42 juta tahun
antara 65,5 ± 0,3 hingga 23,03 ± 0,05 juta tahun
yang lalu. Periode ini terdiri dari kala Paleosen,
Eosen, dan Oligosen, dan dilanjutkan oleh kala
Miosen pada periode Neogen.
Lanjutan....
Paleogen merupakan saat pertama berkembangnya mamalia dari jumlah
yang sedikit dan bentuk yang sederhana, hingga membengkak menjadi
beragam jenis pada akhir kepunahan massal yang mengakhiri periode Kapur
(era Mesozoikum) sebelumnya. Beberapa mamalia ini akan berevolusi
menjadi bentuk yang lebih besar yang mendominasi daratan, dan ada pula
yang berevolusi menjadi mampu hidup di lingkungan lautan, daratan khusus,
dan bahkan di udara. Burung juga berkembang pesat pada periode ini
menjadi kurang lebih bentuk modern yang dikenal saat ini. Cabang
kehidupan lain di bumi bertahan relatif tidak berubah dibandingkan dengan
perubahan yang dialami burung dan mamalia pada periode ini. Iklim menjadi
lebih dingin sepanjang Paleogen dan batas laut menyurut di Amerika Utara di
awal periode ini.
Kala Paleosen
Kala Paleosen merupakan yang paling awal
dari zaman Tersier atau era Kenozoikum yang
berlangsung sekitar rentang 65,5 juta hingga 55,8
juta tahun yang lalu. Istilah Paleosen diambil dari
bahasa Yunani “palaois” yang artinya tua dan
“ceno” yang berarti baru. Pengertian ini
mengindikasikan munculnya organisme pada
zaman baru yang dihubungkan dengan organisme
yang lebih tua dari periode Kretasius.
Lanjutan....
Kala paleosen dimulai setelah terjadinya kepunahan masal pada
periode Kretasius yang menandai punahnya kelomok besar Dinosaurus,
reptil laut raksasa, dan beberapa jenis tumbuhan. Kepunahan mereka
mereka menyebabkan munculnya kekosongan ekologi di Bumi.
Dunia pada kala ini telah menjadi tempat yang lebih layak huni, iklim di
bumi tebagi antara tropis dan subtropis bahkan sampai ke wilayah dekat
daerah kutub. Pola dari curah hujan berubah secara drastis di beberapa
tempat dengan tingkat yang lebih tinggi dan dapat terjadi sepanjang
tahun.
Lanjutan...
Secara umum, kala paleosen ditandai dengan perkembang spesies
tanaman modern. Kaktus dan jenis palem muncul. Suhu hangat di
seluruh dunia, di mana hutan hujan kemudian muncul, daerah-daerah
yang terbebas dari es kemudian ditutupi oleh pepohonan konifer dan
pohon gugur. dengan tidak adanya Dinosaurus yang memakan rumput
dalam jumlah besar, hutan kala Paleosen itu mungkin lebih padat
dibandingkan periode Kretasius.
Jenis tanaman angiosperma atau tanaman berbunga yang bertahan
melawati kepunahan zaman kapur terus mengembangkan dan
bekembang biak, bersamaan dengan serangga yang semakin banyak.
Fosil Tumbuhan pada Kala Paleosen
Daun HikoriUmur: 54 hingga 65 juta tahun
Ukuran: 7,6 cm (3 inci)Lokasi: North Dakota, Amerika SerikatZaman: Paleosen
Kala Eosen
Kala Eosen berlangsung dalam rentang waktu 55,8 juta sampai dengan 33,9 juta tahun yang lalu. Istilah Eosen diambil dari kata Yunani “eos” yang berarti fajar dan dari kata “ceno” yang berarti baru. Secara sederhana kala Eosen dapat diartikan saat fajar dari bentuk fosil baru. Selama kala Eosen, Benua terus bergerak pada bentuk formasi seperti saat ini.
Hutan kutub yang cukup luas itu diketahui dari fosil dan sisa-sisa pohon tua seperti cupress dan jenis kayu merah. Fosil pohon subtropis dan bahkan tropis dan tanaman dari kala Eosen menyebar hampir di beberapa bagian di Bumi ini.
Fosil Tumbuhan pada Kala Eosen
Daun SikamorUmur : 50 juta tahun
Ukuran: daun: 15 cm x 15 cm (6 inci x 6 inci) Ukuran dari cuping kiri ke ujung tangkai; matriks: 20,3 cm x 22,8 cm (8 inci x 9 inci)Lokasi: Douglas Pass-Rangely, ColoradoZaman: Eosen
Kala Oligosen
Kala Oligosen berlangsung dalam rentang waktu antara 33,9
juta sampai dengan 23,0 juta tahun yang lalu. Dari kata “Oligos” yang
berarti sedikit atau beberapa, dari kata “ceno” yang berarti baru. Kala
ini mengindikasikan bahwa setidaknya ditemukan beberapa jenis fosil
yang dianggap baru. Rentang waktu dari kala Oligosen memang
relatif pendek. Meski demikian, beberapa bentuk perubahan terjadi
selama kala ini. Pada kala ini diduga merupakan masa munculnya
gajah pertama yang mempunyai gading. Selain itu beberapa jenis
tanaman belukar hadir sehingga menciptakan wilayah padang
rumput yang menjadi makin luas pada kala berikutnya.
Iklim yang lebih dingin dan juga lebih kering ternyata berdampak positif pada evolusi
jenis tumbuhan belukar. Mereka bahkan telah menyebar selama beberapa juta tahun
dan menjadi tumpuan makanan bagi hewan, memberikan perlindungan bagi hewan
kecil, dan telah menstabilkan tanah hingga mengurangi erosi.
Jenis rerumputan dan belukar tersebut memiliki serat yang tinggi dan rendah protein
akan tetapi harus dikonsumsi dalam jumlah besar agar bisa mendapatkan nutrisi
yang cukup. Selain itu, tumbuhan belukar tersebut juga mengandung pecahan-
pecahan kerikil kecil yang lama kelamaan dapat meratakan gigi hewan, mungkin ini
yang menyebabkan evolusi hewan-hewan dengan gigi rata agar beradaptasi dengan
jenis makanan yang ada. Salah satunya adalah jenis kuda merohippus.
Contoh Fosil Tumbuhan pada Kala Oligosen
Daun AnggurUmur : 23 hingga 38 juta tahun
Ukuran: 6,6 cm (2,6 inci) termasuk rantingLokasi : Beaverhead County, MontanaFormasi: Muddy CreekZaman : Oligosen
Question
1. Apa perbedaan antara daun poplar pada zaman neogen dan paleogen? (Dewi Oktarina )
2. Pada Formasi Talang Akar pada kala Paleosen, apakah jenis tumbuhan yang membentuk batubaranya ?(Rizky Dwi Renaldy)
3. Apa perbedaan antara fosil tumbuhan di western dan di Indonesia? Khususnya Sumatera Selatan. (Hazred Umar Fathan)
Answer
Perbedaan daun poplar pada periode paleogen dan daun poplar pada periode neogen?
Daun PoplarUmur : 37 hingga 54 juta tahunZaman: EosenLokasi : Sungai Hijau, Colorado, Amerika Serikat
1Daun PoplarUmur : 15 juta tahunLokasi : Stewart Springs Flora, Stewart Valley, NevadaZaman: Miosen
(http://id.harunyahya.com/id/Buku/5468/atlas-penciptaan/chapter/10323)
Lanjutan....
Tidak ditemukan perbedaan yang menonjol pada fosil daun
poplar yang terendapkan pada periode Paleogen (Eosen)
ataupun yang terndapkan pada periode Neogen (Miosen).
Perubahan yang relatif tidak signifikan ini juga
didukung oleh umur atau range hidup dari tumbuhan poplar
yang relatif panjang. Selain itu tumbuhan ini mampu
beradaptasi terhadap lingkungan hidupnya dengan sangat
baik sehingga tumbuhan ini tidak perlu berubah secara
signifikan.
Answer Pada Formasi Talang Akar pada kala Paleosen, apakah jenis tumbuhan
yang membentuk batubaranya
Menurut Ginger dan Fielding (2005) Formasi Talang Akar diendapkan tidak
selaras di atas Formasi Lemat dan selaras (conformity) di bawah Formasi
Gumai atau Formasi Baturaja. Formasi Talang Akar dibagi menjadi Anggota
Gritsand dan Anggota Transtional. Anggota Gitsand terdiri atas batupasir,
yang mengandung kuarsa dan ukuran butirnya pada bagian bawah kasar dan
semakin atas semakin halus. Pada bagian teratas batupasir ini berubah
menjadi batupasir konglomeratan atau breksian. Batupasir berwarna putih
sampai coklat keabuan dan mengandung mika, terkadang terdapat selang-
seling batulempung coklat dengan batubara, pada anggota ini terdapat sisa-
sisa tumbuhan dan batubara, ketebalannya antara 40 – 830 meter. Sedimen-
sedimen ini merupakan endapan fluviatil sampai delta (Spruyt, 1956).
Lanjutan...
juga menurut Spruyt (1956) anggota transisi pada bagian bawahnya terdiri atas selang-
seling batupasir kuarsa berukuran halus sampai sedang dan batulempung serta lapisan
batubara. Batupasir pada bagian atas berselang-seling dengan batugamping tipis dan
batupasir gampingan, napal, batulempung gampingan dan serpih. Formasi ini berumur
Oligosen Akhir hingga Miosen Awal. Ketebalan formasi ini pada bagian selatan cekungan
mencapai 460 – 610 meter, sedangkan pada bagian utara cekungan mempunyai ketebalan
kurang lebih 300 meter (De Coster, 1974).
Referensi :
http://deboratresiasinaga.blogspot.co.id/2013/01/7-formasi-sumatra-selatan.html Dewi, I, P.,Nugroho, H., Aribowo, Y., Muharto., Daulati, A., 2014. Interpretasi
Lingkungan Pengendapan Formasi Talang Akar Berdasarkan Data Cutting dan Wireline Log Pada Lapangan X Cekungan Sumatera Selatan.
Apa perbedaan antara fosil tumbuhan di western dan di Indonesia? Khususnya Sumatera Selatan.
Dunia pada Kala Paleosen, pola dari curah hujan berubah secara drastis di beberapa tempat dengan tingkat
yang lebih tinggi dan dapat terjadi sepanjang tahun. Pada akhir Kala Paleosen iklim kemudian menjadi hangat
dan lembab di seluruh dunia dengan vegetasi subtropis tumbuh di Greenland dan patagonia. Daratan amerika
Eropa dan Austalia hangat, daerah khatulistiwa memiliki iklim tropis.
Dari sedikit penjelasa diatas, kita dapat mengambil beberapa point penting diataranya pada Periode Paleogen
khususnya kala Paleosen akhir iklim bumi mulai hangat hampir diseluruh dunia, di daerah katulistiwa memiliki
iklim tropis dimana curah hujanya cukup tinggi. Indonesia termasuk sumatera terletak di daerah katulistiwa
yang mana pada kala Paleosen masuk ke dalam iklim tropis, berarti pada kala itu Indonesia termasuk sumatera
beriklim tropis. Dengan keadaan iklim yang tropis dan curah hujan tinggi, maka berkemungkinan di
Indonesia termasuk sumatera pada kala ini mulai muncul hutan hujan tropis. Dimana vegetasi tumbuhan yang
hidup pada daerah hutan hujan tropis adalah tumbuh pohon berdaun jarum, paku-pakuan, conifer, dan pohon
dengan ukuran yang besar dan berdaun kecil. Secara fisik tidak jauh berbeda pada daerah seperti Amerika
yang memiliki fosil berumur Paleogen yaitu fosil daun Hikori yang memiliki bentuk daun menjarum.
Formasi Talang Akar merupakan source rock atau reservoir ?
Formasi Talang Akar merupakan Reservoir dan tidak memiliki tipe kerogen seperti
pada sourcerock.Pada Formasi Talang Akar reservoir produktif terdiri atas batupasir
fluvial, distributary channeltidal bar, dan batupasir marginal marine-bar. Reservoar
fluvial merupakan reservoar yang paling tebal dan memiliki kualitas paling bagus,
karena porositasnya besar/berbutir kasar, tebal, dan pelamparannya luas. Reservoir
distributary channel umumnya lebih tipis dengan penyebaran terbatas dan
permeabilitas lebih rendah karena ukuran butir lebih halus dan meningkatnya
heterogenitas butir, serta interbeding dengan mudstone. Batupasir marginal marine,
relatif tipis meskipun pelamparannya luas, merupakan reservoir dengan kualitas
paling rendah karena ukuran butir yang halus, banyak bioturbasi, dan overprint oleh
pembentukan soil (pedogenic). Secara umum formasi tersusun secara retrogresif
sebagai respon regresi regional di bagian selatan paparan sunda. Iagi.or.id
Problem
Dari kalimat terakhir paragaraf di bawah ini, apa yang bisa disimpulkan ?
Peristiwa kepunahan Kapur-Tersier (Cretaceous–Tertiary extinction event) yang terjadi sekitar 65,6 juta tahun lalu adalah peristiwa terjadinya kepunahan masal spesies hewan dan tumbuhan secara besar-besaran dalam masa waktu periode geologis yang singkat. Peristiwa ini sering disingkat sebagai peristiwa kepunahan K-T dan diasosiasikan dengan keberadaan tanda geologis batas K-T. Batas K-T ini berupa lapisan tipis pada sedimentasi di berbagai bagian dunia. Peristiwa ini menandai berakhirnya era Mesozoikum dan bermulanya era Kenozoikum. Peristiwa K-T ini sekarang disebut sebagai Peristiwa kepunahan Kapur–Paleogen (atau K–Pg) oleh banyak peneliti. Bagi para ilmuwan, penyebab kepunahan antara lain, tumbukan meteorit di Mexico, letusan gunung berapi raksasa di India,dan jatuhnya ketinggian laut secara drastis.
Statement 1 (Muhammad Addiansyah)
Pada Periode Paleogen terdapat 2 peristiwa yg memberikan pengaruh terhadap
iklim yaitu adanya penurunan muka air laut dan letusan gunung berapi di India.
Salah satu penyebab turunnya muka air laut adalah karena air laut yg
semulanya mengisi lautan, mengalami perubahan fase dari cair menjadi padat
dalam bentuk gunung-gunung es karena suhu bumi yg menurun. Turunnya suhu
bumi pada periode ini diperkirakan salah satu penyebabnya adalah dampak dari
abu vulkanik hasil dari erupsi gunung berapi di India. Hal ini sama dgn ketika
Supervulcano Toba yg erupsi pada sekitar 74000 y.a. Abu vulkanik yg tersebar
pada atmosfer bumi menyebabkan tereduksinya sinar matahari, sehingga
minimnya penguapan pada air laut dan mengganggu kehidupan ekosistem pada
bumi khususnya tumbuhan yg mengalami gangguan pada proses fotosintesis.
Statement 2 (Fandi Fadliansyah)
Salah satu peristiwa penting di awal paleogen itu ialah turunnya permukaan
air laut secara drastis. Turunnya permukaan air laut secara drastis ini
berdampak pada keragaman jenis hewan, berdasarkan beberapa referensi
menyebutkan kalo di awal paleogen itu hewan air raksasa banyak yg punah,
kepunahan hewan air tersebut berkaitan dengan peristiwa penurunan
permukaan air laut. Kemudian, beberapa referensi juga menyebutkan di awal
paleogen itu mamalia berkembang pesat, kebanyakan mamalia ini ialah
herbivora yang memakan rumput atau dedaunan, hal ini menunjukkan nahwa
pada awal paleogen itu keterdapatan tanamannya cenderung tanaman yg
berbatang rendah dan daun yang lebat atau daun yg menjari sebagai
makanan mamalia tersebut. Mamalia tidak mungkin berkembang dengan baik
jika tidak didukung dengan ketersedian bahan makanannyo, dalam hal ini
rumput dan dedaunan tersebut.
Statement 3 (Meilinda Anggraini)
Pada paragraf dijelaskan bahwa kala itu burung dan mamalia
berkembang pesat. Jika dikaitkan dengan paleobotani dan
palinologi dpt kita simpulkan bahwa jika burung trus
berevolusi dan berkembang, otomatis flora yang menjadi
sumber makanan fauna ikut tumbuh seperti tumbuhan
angiospremae dan gymnospermae. Antara fauna dan flora nya
pasti saling terkait menyesuaikan lingkungan hidup ditambah
terjadi proses regresi yg cukup drastis mengakibatkan
tumbuhan dapat tumbuh luas yang mensuply makanan bagi
mamalia dan burung.
Statement 4 (Hazred Umar Fathan)
Pada zaman pra-tersier bumi terkena beberapa bencana
meteor, letusan gunung berapi raksasa di India, dan
jatuhnya ketinggian laut secara drastis. Oleh sebab
letusan gunung itu, di tersier sisa-sisa zat letusan untuk
kandungan soil menjadi kaya akan humus. Jadi dari
vegetasi itu berkembang pesat, karena tumbuhan
merupakan rantai makanan paling bawah, Otomatis
rantai makanan diatasnya dapat berkembang baik dan
pesat, serta muncul kesetimbangan baru.
Statement 5 (Dewi Oktarina)
Akibat adanya tumbukan meteorit di Mexico, letusan
gunung berapi raksasa di India, dan jatuhnya
ketinggian laut secara drastis. menyebabkan
terjadinya kegelapan total di bumi, karena tidak
adanya cahaya matahari. Hal ini yang menyebabkan
tidak adanya fotosintesis yang berakibat buruk pada
kondisi tumbuhan di bumi yang nantinya akan
berdampak juga bagi makhluk hidup seperti hewan-
hewan.