reverensi 1

24
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajeme n Produksi dan Operasi 2.1.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Kegiatan untuk meningkatkan kegunaan barang dan jasa sering dikenal sebagai kegiatan mentransformasikan masukan (input) menjadi keluaran (output), hal tersebut tidak dapat dilakukan sendiri tanpa bantuan orang lain, dengan demikian dibutuhkan kegiatan manajemen. Kegiatan manajemen ini dibutuhkan untuk mengatur dan mengkoordinasikan faktor-faktor produksi yang berupa money, man, machine, method, market, dan management . Semua ini saling terkait dan dapat meningkatkan kegunaan barang dan jasa secara efektif dan efiseien. Dalam kegiatannya manajemen produksi tidak hanya menyangkut manufacturing  berbagai barang, tetapi juga berkaitan dengan produksi jasa (pelayanan). Namun banyak juga organisasi-organisasi yang menyediakan  berbagai bentuk produk usaha dalam bidang jasa, misalnya bisnis perhotelan,  perbankkan, asuransi, ataupun perusah aan transportasi. Manajemen produksi yang telah banyak dipakai sebelumnya, dipandang kurang mencakup seluruh kegiatan sistem-sistem produktif dalam masyarakat ekonomi kita. Oleh karena itu, diperlukan suatu istilah yang lebih tepat dan mempunyai cakupan luas, yaitu mengenai manajemen operasi.

Transcript of reverensi 1

Page 1: reverensi 1

7/23/2019 reverensi 1

http://slidepdf.com/reader/full/reverensi-1 1/23

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Manajemen Produksi dan Operasi

2.1.1  Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi

Kegiatan untuk meningkatkan kegunaan barang dan jasa sering dikenal

sebagai kegiatan mentransformasikan masukan (input) menjadi keluaran (output),

hal tersebut tidak dapat dilakukan sendiri tanpa bantuan orang lain, dengan

demikian dibutuhkan kegiatan manajemen.

Kegiatan manajemen ini dibutuhkan untuk mengatur dan

mengkoordinasikan faktor-faktor produksi yang berupa money, man, machine,

method, market, dan  management . Semua ini saling terkait dan dapat

meningkatkan kegunaan barang dan jasa secara efektif dan efiseien.

Dalam kegiatannya manajemen produksi tidak hanya menyangkut

manufacturing   berbagai barang, tetapi juga berkaitan dengan produksi jasa

(pelayanan). Namun banyak juga organisasi-organisasi yang menyediakan

 berbagai bentuk produk usaha dalam bidang jasa, misalnya bisnis perhotelan,

 perbankkan, asuransi, ataupun perusahaan transportasi.

Manajemen produksi yang telah banyak dipakai sebelumnya, dipandang

kurang mencakup seluruh kegiatan sistem-sistem produktif dalam masyarakat

ekonomi kita. Oleh karena itu, diperlukan suatu istilah yang lebih tepat dan

mempunyai cakupan luas, yaitu mengenai manajemen operasi.

Page 2: reverensi 1

7/23/2019 reverensi 1

http://slidepdf.com/reader/full/reverensi-1 2/23

8

Untuk lebih jelas mengenai pengertian manajemen produksi dan operasi

akan penulis kemukakan beberapa pendapat ahli sebagai berikut.

Jay Heizer and Barry Render (2006:4), menyatakan: “Operation

Management (OM) is the set of activiti es that creates value in the form of goods

and services by transforming inputs into output”.

Artinya: “Manajemen Operasi adalah sekumpulan aktifitas yang menciptakan

nilai tambah dalam bentuk barang dan jasa dengan mentransformasikan dari

masukan-masukan menjadi keluaran”.

Sedangkan pengertian manajemen operasi menurut Roger G. Schroeder

(2003:3) sebagai berikut: “Operations is responsible for supplying the product or

service of the organization . Operation managers make decisions regarding the

operations function and as connection wi th other f unction ” .

Artinya: “Operasi merupakan organisasi yang bertanggungjawab dalam

 penyediaan barang dan jasa. Para manajer operasi membuat keputusan-keputusan

mengenai fungsi operasi dan menghubungkannya dengan fungsi operasi yang

lain”. 

Sofjan Assauri (2008:19),  menyatakan  :  “Manajemen operasi 

merupakan kegiatan untuk mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan

sumber-sumber daya yang berupa sumber daya manusia, sumber daya alat

dan sumber daya dana serta bahan, secara efektif dan efisien, untuk

menciptakan dan menambah kegunaan (utility)  suatu barang dan jasa”. 

Page 3: reverensi 1

7/23/2019 reverensi 1

http://slidepdf.com/reader/full/reverensi-1 3/23

9

T. Hanni Handoko (2000;3), menyatakan : “Manajemen operasi

merupakan usaha-usaha pengelolaan secara optimal penggunaan sumber

daya-sumber daya (atau faktor produksi), tenaga kerja, mesin-mesin

peralatan, bahan mentah dan sebagainya dalam proses transformasi bahan

mentah dan temnaga kerja menjadi berbagai produksi atau jasa”  

Eddy Herjanto (2008:2), menyatakan” 

“Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi tidak terlepas dariManajemen pada umumnya, yaitu mengandung unsur adanya kegiatan yang

dilakukan dengan mengkoordinasikan berbagai kegiatan dan sumber daya

untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.

Dari beberapa definisi diatas penulis mengartikan bahwa manajemen

 produksi dan operasi adalah semua usaha yang mengkoordinasikan dan

memanfaatkan sumber daya atau faktor-faktor produksi seperti bahan mentah,

tenaga kerja, energi, modal dan informasi yang ada dan dimiliki oleh perusahaan.

Kemudian melalui proses transformasi, masukan-masukan atau input-input diubah

menjadi output yaitu berupa produk barang dan jasa, serta suatu pengambilan

keputusan mengenai pengelolaan yang optimal dengan penggunaan faktor-faktor

 produksi dalam proses transformasi input menjadi output yang ditentukan oleh

organisasi. 

2.1.2 Ruang Lingkup Manajemen Produksi dan Operasi

Ruang lingkup manajemen produksi dan operasi menurut Rusli S,

Tatang S, dan Lien Karlina (2003:4) ruang lingkup Manajemen Operasi, Meliputi:

Page 4: reverensi 1

7/23/2019 reverensi 1

http://slidepdf.com/reader/full/reverensi-1 4/23

10

1.  PLAN : 1. Long Run

a. 

 Product Design ( marketing map)

b. 

 Product Manufacture dan Facilities

1. 

 Proses design

2. 

Tool & equipment

3.  Job design –  work method

4.  Plant location

5.  Material handling

6.  Value Enginering Analysis

c.   Plan design & service

1.  Instaling

2.  Plan service

3. 

Safety & hygienice

4.  Maintenance facilities

2. Short Run

 Production Planing & Control (PPC):

1. 

 Product planing

2. 

 Production control

3.  Inventory control

4.  Maintenance management

5.  Factory lasting & cost control

2.  DO   : Execution  

1.  Supervising

Page 5: reverensi 1

7/23/2019 reverensi 1

http://slidepdf.com/reader/full/reverensi-1 5/23

11

2.  Comunication

3. 

 Motivating

3.  CHECK : Evaluation

1. 

 Product

2. 

Selling

3.  Market  

4. R & D : Production R & D

1.  Man

2.  Money

3.  Material

2.2  Pemeliharaan (M aintenance)  

Pemeliharaan adalah suatu proses perawatan dan pemeliharaan terhadap

 peralatan dan mesin-mesin yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan

 pengendalian. Dalam ruang lingkup manajemen operasi pemeliharan termasuk

kedalam short run, karena pemeliharaan merupakan perencanaan dan pengawasan

 jangka pendek.

2.2.1  Pengertian Pemeliharaan

Perusahaan yang berorientasi laba (profit) sering mengejar target

 produksi dengan kuantitas yang besar. Hal ini dilakukan secara terus-menerus

sehingga kadang-kadang mengabaikan kondisi dan umur mesin serta kapasitas

 jam kerja mesin yang semestinya. Pembebanan yang berlebihan terhadap mesin

Page 6: reverensi 1

7/23/2019 reverensi 1

http://slidepdf.com/reader/full/reverensi-1 6/23

12

tersebut akan mengakibatkan kerusakan dan kemacetan, seperti ausnya

komponen-komponen karena gesekan, longgarnya baut karena getaran mesin

selama proses produksi dan lain sebagainya, yang tentu saja akan mengganggu

 proses produksi.

Kerusakan yang terjadi dapat diperkecil atau dikurangi efeknya dengan

melakukan aktifitas yang sering dikenal dengan pemeliharaan (maintenance) yang

diharapkan dapat memperpanjang umur mesin dan menjaga kondisi mesin agar

dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

Untuk lebih jelas mengenai pengertian pemeliharaan akan penulis

kemukakan beberapa pendapat ahli sebagai berikut.

T. Hani Handoko (2000:157), menyatakan: “Pemeliharaan yang baik

menjamin bahwa fasilitas-fasilitas produktif akan dapat beroperasi secara

efektif”. 

Jay Heizer and Barry Render (2006:622), menyatakan: “Maintenance

includes all activities involved in keeping a system’s equipment in working

order” .

Artinya: “Pemeliharaan meliputi semua aktivitas yang melibatkan pemeliharaan

suatu sistem peralatan yang digunakan di dalam mengerjakan pesanan”. 

Definisi lain yang dikemukakan oleh Sofjan Assauri (2008:133):

“Maintenance dapat diartikan sebagai kegiatan untuk memelihara atau

menjaga fasilitas atau peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau

penyesuaian atau penggantian yang diperlukan agar terdapat suatu keadaan

operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan”. 

Page 7: reverensi 1

7/23/2019 reverensi 1

http://slidepdf.com/reader/full/reverensi-1 7/23

13

Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka penulis dapat menarik

kesimpulan bahwa pemeliharaan adalah:

1.  Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk memelihara, memperbaiki serta

menjaga mesin dan peralatannya agar selalu berada dalam kondisi operasi

yang siap pakai, sehingga kontinuitas proses produksi dapat berjalan sesuai

dengan apa yang direncanakan dan keuntungan yang diharapkan dapat

tercapai.

2.  Kegiatan pemeliharaan tersebut berada dalam sistem aturan kerja dan dapat

 berupa pemeliharaan pencegahan sebelum terjadi kerusakan ataupun

 penggantian bagian dari mesin yang rusak.

2.2.2  Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemeliharaan

Menurut M. Syamsul Ma’arif dan Hendri Tanjung (2003:482) bahwa pada

dasarnya kesuksesan kebijakan pemeliharaan dapat dilihat bukan hanya terhadap

 banyaknya jumlah kerusakan mesin akan tetapi lebih jauh dari itu adalah sejauh

mana perusahaan dapat mengefisienkan biaya pemeliharaan, pemeliharaan

tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

1.  Keterlibatan karyawan

Keterlibatan karyawan dalam kegiatan pemeliharaan menjadi sesuatu yang

sangat penting karena informasi dan keahlian yang dimiliki oleh karyawan

menentukan ketelitian dalam melakukan kegiatan pemeliharaan. Tingkat

kemampuan para operator merupakan salah satu faktor yang sangat

menentukan dalam pengoperasian mesin atau peralatan, oleh karena itu

Page 8: reverensi 1

7/23/2019 reverensi 1

http://slidepdf.com/reader/full/reverensi-1 8/23

Page 9: reverensi 1

7/23/2019 reverensi 1

http://slidepdf.com/reader/full/reverensi-1 9/23

15

3.  Adanya pepohonan.

2. 

Pengaruh internal

Pengaruh internal antara lain faktor penuaan (aging ) dari suatu

komponen, penurunan kualitas komponen akibat hubungan singkat dan

lain-lain.

2.2.3  Jenis-jenis Pemeliharaan

Dalam pelaksanaan pemeliharaan mesin dan peralatan produksi,

terdapat berbagai jenis pemeliharaan yang dapat dilakukan. Jenis-jenis

 pemeliharaan menurut Jay Heizer and Barry Render (2006:626)

1.   Preventive maintenance 

 Preventive maintenance is a plan that involves routine inspections,

 servicing, and facilities in good repairs to prevent failure.

Artinya : Preventive maintenance  adalah sebuah rencana yang meliputi

 pemeriksaan rutin, perawatan dan menjaga fasilitas-fasilitas dalam

keadaan yang baik guna mencegah kerusakan.

2. 

 Breakdown maintenance 

 Remedial maintenance that occur when equipment fails and must be

repaired on an emergency of priority basis.

Artinya : Tindakan-tindakan perbaikan yang terjadi ketika peralatan

mengalami kerusakan berat dan harus diperbaiki pada basis prioritas atau

darurat.

Page 10: reverensi 1

7/23/2019 reverensi 1

http://slidepdf.com/reader/full/reverensi-1 10/23

16

Sedangkan menurut Sofjan Assauri (2008:134) jenis-jenis maintenance

ada dua yaitu:

1. 

 Preventive Maintenance 

Kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan untuk mencegah

kerusakan-kerusakan yang tidak terduga dan menemukan kondisi atau

keadaan yang dapat menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan

saat digunakan pada waktu proses produksi.

2.  Corrective/Breakdown Maintenance 

Kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan setelah terjadinya

suatu kerusakan atau kelainan pada fasilitas atau peralatan sehingga tidak

dapat berfungsi dengan baik.

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa pemeliharaan pencegahan

atau  preventive maintenance  adalah pemeriksaan secara rutin dan kegiatan

 perbaikan yang dirancang untuk memeriksa kemungkinan adanya kerusakan dan

melakukan penyesuaian atau perbaikan untuk mencegah kerusakan yang besar.

Sedangkan kegiatan corrective/breakdown maintenance adalah kegiatan

 pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan setelah fasilitas dan peralatan

tersebut mengalami kerusakan atau kelainan sehingga tidak dapat berfungsi

dengan baik.

Page 11: reverensi 1

7/23/2019 reverensi 1

http://slidepdf.com/reader/full/reverensi-1 11/23

17

2.2.4  Peranan Pemeliharaan

Kegiatan pemeliharaan merupakan fungsi yang sangat penting didalam

sebuah perusahaan yang menggunakan fasilitas dan peralatan dalam melakukan

usahanya, di mana pemeliharaan dapat menjamin kelancaran proses produksi dan

operasi perusahaan.

Kegiatan pemeliharaan tidak hanya menjaga agar fasilitas dan peralatan

dapat tetap berjalan sebagaimana mestinya, tetapi juga menjaga agar dapat

mengurangi terjadinya kerusakan dan kemacetan.

Menurut T. Hani Handoko (2000:165), bahwa peranan pemeliharaan

adalah: “untuk memelihara reliabilitas dan sistem pengoperasian pada

tingkat yang dapat diterima dan tetap memaksimalkan laba atau

meminimumkan biaya”. 

Sujadi Prawirosentono (2000:302), menyatakan: “suatu perencanaan

produksi dapat gagal bila ada bagian mesin yang rusak atau tidak dapat

beroperasi. oleh karena itu, perencanaan pemeliharaan mesin merupakan

salah satu kegiatan penting dalam operasi".

Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa peranan

kegiatan pemeliharaan di dalam manajemen produksi dan operasi adalah:

1. 

Memelihara mesin-mesin dan peralatan serta mengendalikan biaya

 pemeliharaan agar terdapat keandalan/reliabilitas dari mesin-mesin atau

 peralatan.

Page 12: reverensi 1

7/23/2019 reverensi 1

http://slidepdf.com/reader/full/reverensi-1 12/23

18

2.  Tercapainya kelancaran dalam kegiatan produksi/operasi yang telah

direncanakan oleh perusahaan sebagai bentuk dari keberhasilan kegiatan

 pemeliharaan.

2.2.5  Maksud dan Tujuan Pemeliharaan

Maksud diadakanya pemeliharaan terhadap mesin dan peralatan yaitu

 bahwa pemeliharaan secara garis besar diarahkan agar dapat mengurangi

frekuensi kerusakan dan mengurangi lamanya kerusakan.

Tujuan dari pemeliharaan dan keandalan adalah kemempuan

memelihara sistem dan mengendalikan biaya, seperti yang dikemukakan oleh Jay

Heizer and Barry Render (2006:95): “The objective of maintenance and

reli abil ity is to maintain the capabil i ty of system w hile controlling cost” . 

Adapun tujuan diadakannya pemeliharaan seperti yang dikemukakan

oleh Sofjan Assauri (2008:134), yaitu:

1. 

Kemempuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana

 produksi.

2. 

Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang

dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produkai yang tidak

terganggu.

3.  Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang diluar batas

dan menjaga modal yang diinvestasikan dalam perusahaan selama waktu yang

ditentukan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan mengenai investasi

tersebut.

Page 13: reverensi 1

7/23/2019 reverensi 1

http://slidepdf.com/reader/full/reverensi-1 13/23

19

4.  Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan

melaksanakan kegiatan maintenance  secara efektif dan efisien secara

keseluruhan.

5. 

Menghindari kegiatan maintenance  yang dapat membahayakan keselamatan

 para pekerja.

6.  Mengadakan suatu kerjasama yang erat dengan fungsi-fungsi lainnya dari suatu

 perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama perusahaan, yaitu

tingkat keuntungan yang sebaik mungkin dan total biaya yang terendah.

Jadi tujuan utama pemeliharaan secara umum adalah untuk memelihara

dan menjaga fasilitas atau peralatan serta mengadakan perbaikkan/penggantian

komponen yang diperlukan agar peralatan berada dalam kondisi siap pakai.

Sehingga kontinuitas dapat berjalan lancar sesuai dengan yang diharapkan oleh

 perusahaan, dan biaya untuk pemeliharaan dapat dikendalikan oleh manajemen.

Tujuan  preventive maintenance  menurut Steven Nahmias (2001:747),

adalah: “The purpose of preventive maintenance is to decrease the li keli hood an

item wil l r equi re replacement because of fail ur e. At the heart of such a poli cy is

the assumption that it’s costs more a repair or replacement at the time of failure

than at some predetermined time” . 

Artinya: “Tujuan pemeliharaan pencegahan  adalah untuk mengurangi

kemungkinan suatu komponen mesin memerlukan penggantian karena mengalami

kerusakan. Adanya kebijakan terpusat tersebut karena adanya asumsi biaya yang

lebih besar untuk melakukan perbaikan atau penggantian pada waktu terjadi

Page 14: reverensi 1

7/23/2019 reverensi 1

http://slidepdf.com/reader/full/reverensi-1 14/23

20

kerusakan dibandingkan dengan waktu untuk mengantisipasinya”.  Sedangkan

 Breakdown maintenance dilaksanakan dengan tujuan:

1.  Mengupayakan agar peralatan rusak segera berfungsi sebagaimana mestinya.

2.  Mengendalikan biaya montir, termasuk biaya kerja normal dan biaya kerja

lembur.

3.  Mengendalikan biaya operasi bengkel.

4. 

Mengendalikan biaya investasi dalam suku cadang yang digunakan saat

 peralatan dan fasilitas diperbaiki.

5. 

Menyediakan tingkat perbaikan yang sesuai untuk setiap kerusakan.

Tujuan utama breakdown maintenance  adalah untuk dapat

meminimalkan waktu terhentinya operasi perusahaan akibat kerusakan yang

terjadi pada fasilitas yang dimiliki.

2.2.6  Biaya-biaya yang Timbul Akibat dari Kegiatan Pemeliharaan

Menurut Sofjan Assauri (2008:138), dalam kegiatan pemeliharaan baik

 preventive maintenace atau corrective/breakdown maintenance akan

mengakibatkan biaya bagi perusahaan. Biaya tersebut dapat berupa biaya

langsung (biaya komponen, tenaga kerja) maupun biaya tidak langsung (biaya

menganggur, biaya kesempatan)

1.  Biaya langsung:

a. 

Biaya pembelian komponen pengganti,

Adakalanya komponen tidak dapat diperbaiki kembali, tetapi harus diganti.

Biaya pembeliannya merupakan biaya pembelian komponen.

Page 15: reverensi 1

7/23/2019 reverensi 1

http://slidepdf.com/reader/full/reverensi-1 15/23

21

 b.  Biaya tenaga kerja.

Tenaga kerja yang melakukan perawatan, baik pada saat perbaikan mesin

yang rusak maupun pada saat perawatan pencegahan harus dibayar. Upah

yang dibayarkan merupakan biaya tenaga kerja perawatan.

2. 

Biaya tidak langsung:

a.  Biaya operator yang menganggur,

Pada saat mesin berhenti dan dilakukan perawatan, perusahaan tetap

membayar operator mesin tersebut.

 b.  Depresiasi mesin,

Investasi tinggi untuk pembelian mesin akan menjadi elemen biaya depresiasi

yang percuma apabila mesin tersebut mengalami kerusakan.

c.  Keuntungan yang tidak dapat diperoleh,

Merupakan hilangnya kesempatan untuk memperolehkeuntungan sesuai

dengan yang telah direncanakan.

d. 

Biaya administrasi dan biaya tidak langsung lainnya.

2.2.7  Hubungan Kebijakan Pemeliharaan dengan Biaya Pemeliharaan

Setiap perusahaan yang menjalankan usahanya menggunakan mesin-

mesin dan peralatan akan melakukan kegiatan pemeliharaan terhadap mesin dan

 peralatan yang dimilikinya tersebut dalam kegiatan pemeliharaan perusahaan akan

menghadapi dua persoalan, yaitu persoalan teknis dan ekonomis.

Menurut sofjan Assauri (2008:138) didalam persoalan ekonomis perlu

diadakan analisa perbandingan biaya masing-masing alternatif tindakan yang

Page 16: reverensi 1

7/23/2019 reverensi 1

http://slidepdf.com/reader/full/reverensi-1 16/23

22

diambil dan dipilih untuk dilaksanakan adalah yang dapat menguntungkan

 perusahaan. Untuk menyelesaikan persoalan teknis dan ekonomis, serta

terlaksananya kegiatan pemeliharaan, maka perlu ditetapkan terlebih dahulu

kebijakan-kebijakan yang akan mempengaruhi pelaksanaan pemeliharaan, dan

 biasanya didasarkan menurut perbandingan sebagai berikut:

1.  Membandingkan antara penggunaan biaya pada pemeliharaan preventif

dengan pemeliharaan korektif . 

2.  Apakah menggunakan tenaga kerja dari dalam atau dari luar perusahaan.

3.  Menentukan apakah peralatan yang rusak diperbaiki atau diganti.

Selain itu, biaya pemeliharaan yang terbesar bukan berasal dari biaya

reparasi, karena pekerjaan reparasi kerusakan dapat dilakukan dengan cara

lembur. Biaya terbesar yang diakibatkan adanya kerusakan tersebut adalah biaya

waktu berhenti untuk kegiatan reparasi kerusakan-kerusakan yang terjadi

(opportunity cost ) yang diakibatkan rusaknya fasilitas produksi (mesin).

Kegiatan reparasi dapat menghentikan proses pendistribusian listrik

kepada konsumen. Pekerjaan-pekerjaan reparasi kerusakan biasanya lebih mahal

 biayanya dibandingkan dengan pekerjaan pemeliharaan preventif .  Berdasarkan

 perbandingan biaya tersebut secara teknis kegiatan pemeliharaan perlu dilakukan

untuk menjamin kelancaran operasi perusahaan, tetapi secara ekonomis belum

tentu. Oleh karena itu harus dilihat faktor-faktor dan jumlah biaya yang terjadi,

yaitu dengan membandingkan antara pemeliharaan preventif dengan

 pemeliharaan korektif.

Page 17: reverensi 1

7/23/2019 reverensi 1

http://slidepdf.com/reader/full/reverensi-1 17/23

23

Biaya pemeliharaan preventif terdiri atas biaya-biaya yang timbul dari

kegiatan-kegiatan pemeriksaan, penyesuaian peralatan, penggantian atau

 perbaikan komponen-komponen, dan kehilangan waktu produksi yang

diakibatkan adanya kegiatan tersebut. Sedangkan biaya pemeliharaan korektif

adalah biaya-biaya yang timbul bila peralatan rusak atau tidak dapat beroperasi,

yang meliputi kehilangan waktu produksi, biaya pelaksanaan pemeliharaan, dan

 biaya penggantian peralatan.

Dengan perbandingan biaya antara pemeliharaan preventif dengan

 pemeliharaan korektif tersebut, diharapkan dapat ditentukan alternatif kebijakan

 pemeliharaan yang terbaik dan paling ekonomis atau yang dapat mengurangi

 biaya pemeliharaan tanpa mengaggu kelancaran rencana produksi/operasi yang

telah ditetapkan oleh perusahaan.

Langkah-langkah yang digunakan untuk menghitung biaya-biaya

 pemeliharaan yang harus dikeluarkan oleh perusahaan adalah sebagai berikut:

1.  Menghitung probabilitas kerusakan gardu serta probabilitas kumulatifnya

untuk setiap bulan.

=

 x 100

2. 

Menghitung jumlah ekspektasi jumlah kerusakan serta rata-rata kemungkinan

mesin rusak tiap bulan.

Bn = N ∑ Pn + B ( n-1 ) P1 +B ( n-2 ) P2 + B ( n-3 ) P3 +…..+ B ( n-i ) PI 

Dimana :

Page 18: reverensi 1

7/23/2019 reverensi 1

http://slidepdf.com/reader/full/reverensi-1 18/23

24

Bn = Jumlah ekspentasi kerusakan dalam N bulan.

 N = Jumlah gardu

P = Probabilitas munculnya kerusakan pada bulan ke-n

I = 1,2,3,….., n ( bulan ) 

3. 

Menghitung biaya perbaikan mesin dan peralatan tiap bulan dengan cara

mengalikan rata-rata kemungkinan terjadinya kerusakan tiap bulan dengan

 biaya yang dianggarkan tiap kali terjadi perbaikan.

TCr =

∑  

Dimana :

TCr = Biaya untuk memperbaiki suatu kerusakan

Tn = Periode Waktu setelah perbaikan

 N = Jumlah gardu dan peralatan

Cr = Biaya memperbaiki sebuah kerusakan

Pn = Probabilitas terjadi kerusakan pada periode ke-n

4.  Menghitung total biaya pemeliharaan yang dikeluarkan perusahaan dengan

cara menjumlahkan biaya pemeliharaan preventif dengan biaya pemeliharaan

korektif . 

5.  Membandingkan antara biaya   pemeliharaan preventif dengan biaya

 pemeliharaan korektif yang dikeluarkan. 

Page 19: reverensi 1

7/23/2019 reverensi 1

http://slidepdf.com/reader/full/reverensi-1 19/23

25

2.2.8  Efisiensi Biaya Pemeliharaan

Biaya pemeliharaan dapat dikatakan efisien, jika dalam melakukan

kegiatan pemeliharaan dapat menekan jumlah biaya yang lebih rendah sehingga

dapat menghasilkan sesuai yang direncanakan.

Untuk mengetahui efisiensi biaya pemeliharaan tercapai atau tidak

dilakukan dengan cara membandingkan anggaran biaya pemeliharaan dengan

realisasi biaya pemeliharaan.

Efisiensi menurut Ricky W. Griffin (2004:8) adalah menggunakan

 berbagai sumber daya secara bijaksana dan dengan cara yang hemat biaya.

Sedangkan pengertian biaya menurut Hansen and Mowen (2006:40)

adalah: “ Kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan

barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa

datang bagi organisasi.” 

Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa untuk melihat

sampai sejauhmana pencapaian efisiensi dari masing-masing unit dapat dilakukan

dengan membandingkan antara biaya sesungguhnya dengan anggaran yang telah

disusun. Apabila pengeluaran sesungguhnya dikeluarkan lebih kecil dari yang

dianggarkan maka prestasi efisiensi dapat dikatakan baik.

Page 20: reverensi 1

7/23/2019 reverensi 1

http://slidepdf.com/reader/full/reverensi-1 20/23

26

2.3 Kerangka Pemikiran dan Flow Chart Penelitian  

2.3.1 Kerangka Pemikiran

Umumnya semua kegiatan produksi yang berada pada sebuah

 perusahaan bertujuan untuk menjamin kontinuitas (kelancaran) proses produksi.

Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam kegiatan produksi tersebut adalah

 pemeliharaan terhadap peralatan dan fasilitas produksi, sehingga fasilitas-fasilitas

dan peralatan produksi selalu dapat digunakan dan menghasilkan produk yang

diinginkan karena apabila mesin dan peralatan tersebut mengalami gangguan atau

kerusakan maka akan menghambat jalannya proses produksi.

Pemeliharaan merupakan salah satu fungsi yang sangat penting dalam

suatu perusahaan, hal ini tidak dapat dihindari karena setiap perusahaan akan

selalu berharap agar mesin atau peralatan yang dimiliki tetap berada dalam

kondisi yang baik dan siap pada saat dibutuhkan sehingga dapat mendukung

kelancaran produksi/operasi perusahaan.

Untuk mengukur kesuksesan pengelolaan pemeliharaan menurut

Syamsul Ma’arif dan Hendri Tanjung (2003:482) ada 2 unsur yang harus

ditentukan terlebih dahulu, yaitu keterlibatan karyawan dan prosedur

 pemeliharaan. Oleh karena itu, untuk mngukur seberapa sukses pemeliharaan,

maka terlebih dahulu diukur kemampuan karyawan dan seberapa baik prosedur

yang ditempuh.

Kontinuitas perusahaan berarti berjalannya produksi/operasi atau

kelancaran produksi/operasi secara berkesinambungan, hal ini ditunjang berbagai

Page 21: reverensi 1

7/23/2019 reverensi 1

http://slidepdf.com/reader/full/reverensi-1 21/23

27

faktor antara lain tenaga kerja, peralatan dan modal yang tersedia atau dimiliki

oleh perusahaan.

Pemeliharaan yang baik akan menjamin kelancaran operasi perusahaan

dan dalam hal ini akan memerlukan biaya, namun jika dibandingkan kerusakan

sebagai akibat tidak dijalankannya pemeliharaan dengan baik akan lebih besar

dari pada biaya pemeliharaan itu sendiri.

Jadi tujuan pemeliharaan adalah untuk menjaga agar mesin dan

 peralatan agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dengan mengurangi

kerusakan dan kemacetan yang mungkin akan terjadi. Pemeliharaan yang baik

akan menjamin kelancaran proses produksi, namun perlu diingat bahwa

 pemeliharaan yang buruk terhadap mesin dan peralatan akan berakibat buruk

seperti meningkatnya jumlah kerusakan, meningkatnya biaya reparasi kerusakan,

 berkurangnya umur mesin dan kerusakan, serta hilangnya waktu untuk proses

 produksi sebagai akibat terjadinya kerusakan.

Dengan menganalisa kegiatan pemeliharaan maka diharapkan dapat

diketahui persoalan yang dihadapi oleh perusahaan baik secara teknis maupun

ekonomis dari kegiatan preventive maintenance serta corrective maintenance.

Persoalan teknis berhubungan dengan usaha-usaha untuk

menghilangkan atau mengurangi timbulnya kemacetan sebagai akibat kondisi

mesin dan peralatan yang tidak baik, sedangkan persoalan ekonomis adalah

 persoalan yang berhubungan dengan bagaimana usaha yang harus dilakukan agar

kegiatan pemeliharaan yang dibutuhkan secara teknis dapat dilaksanakan secara

Page 22: reverensi 1

7/23/2019 reverensi 1

http://slidepdf.com/reader/full/reverensi-1 22/23

28

efisien. Jadi dalam persoalan ekonomis ini perlu diadakan analisis perbandingan

 biaya antara masing-masing alternatif tindakan yang dapat diambil. Seperti hasil

 penelitian yang dilakukan oleh Firman Nugraha (2008) pada hasil penelitiannya

yang berjudul analisis kebijakan pemeliharaan mesin dalam upaya

mengefisienkan biaya pemeliharaan pada PT. Grand Textile Industry, hasil dari

 penelitian tersebut yaitu biaya yang paling efisien adalah dengan melakukan

kegiatan pemeliharaan preventif, karena biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan

akan jauh lebih kecil dibandingkan dengan kegiatan pemeliharaan korektif.

Dengan melakukan analisis perbandingan biaya maka diharapkan dapat

diambil kegiatan pemeliharaan yang terbaik dari kegiatan  preventive maintenance

maupun corrective maintenance dengan biaya yang paling ekonomis dari kedua

kegiatan perusahaan dapat meminimumkan biaya pemeliharaan.

Page 23: reverensi 1

7/23/2019 reverensi 1

http://slidepdf.com/reader/full/reverensi-1 23/23

29

2.3.2 F low Chart Penelitian  

MULAI

LATAR BELAKANG

PENELITIAN

ANALISIS DATA

Rumus yang dugunakan :

1.   Preventive maintenance

Bn = N ∑ Pn + B ( n-1 ) P1 +B ( n-2 ) P2 + B ( n-3 ) P3 +…..+ B ( n-i ) Pi

2. 

Corrective maintenance

TCr = 

∑  

3.  Overhaul  

DATA PRIMER

1.  Jumlah gardu.

2.  Data kerusakan gardu.

3. 

Data biaya pemeliharaan gardu.

PENGUMPULAN DATA

1.  Bagaimana pelaksanaan pemeliharaan yang dilaksanakan oleh PT. PLN (Persero) APJ BANDUNG.

2.  Kebijakan pemeliharaan manakah yang dapat mengefisienkan biaya pemeliharaan di PT. PLN (Persero) APJ

BANDUNG.

3. 

Pengaruh kebijakan pemeliharaan terhadap biaya pemeliharaan gardu distribusi yang dilakukan PT. PLN

(Persero) APJ BANDUNG.

DATA SEKUNDER

1.  Teori mengenai manajemen produksi dan

operasi dari literature, jurnal, dan lain-lain.

2. 

Data perusahaan yang lalu.3.  Teori-teori lain. 

HASIL ANALISIS

KESIMPULAN DAN SARAN

PEMELIHARAAN

VERSI PERUSAHAAN