REUTERS/BENOIT TESSIER HARGA MINYAK Hemat Energi ala ... filepe nurunan batas kecepatan membuat...

1
GELOMBANG revolusi politik yang tengah berlangsung di kawasan Timur Tengah ber- potensi memicu munculnya ledakan investasi asing masuk ke wilayah tersebut. Berakhirnya hegemoni rezim otoriter memungkinkan peme- rintah negara-negara Arab membuka pasar maupun aset negara lebih jauh bagi masuknya investasi asing. “Memang terlalu dini untuk menebak bagaimana akhir dari revolusi ini. Tetapi krisis ini akan memunculkan peluang seiring dengan terbukanya ja- ringan yang selama ini dikuasai rezim lama,” kata Julian Mayo, Investment Director Charle- magne Capital, sebuah peru- sahaan konsultan manajemen aset asal Inggris, seperti dikutip Reuters, akhir pekan lalu. Ia memperkirakan kebijakan negara-negara kaya di kawasan Teluk seperti Kuwait dan Qa- tar mungkin tidak akan jauh berbeda, tapi negara-negara pascarevolusi seperti Tunisia sangat mungkin akan melong- garkan proteksi demi menggen- jot pemasukan negara. “Liberalisasi akan berlang- sung pada sektor jasa keuang- an, telekomunikasi, dan turis- me. Adapun sektor-sektor utama seperti minyak dan gas tampaknya akan tetap tertu- tup,” ujarnya. Director Capital Markets GMP Europe Luca de Conte mengatakan, berinvestasi pada kepemilikan pemerintah yang terdapat dalam perusahaan publik merupakan cara yang dapat dilakukan untuk men- dorong investasi asing. Data Thomson Reuters men- catat kepemilikan pemerintah negara kawasan Timur Tengah di perusahaan-perusahaan mi- lik publik mencapai US$319 mi- liar. Itu belum termasuk Tunisia yang kebanyakan perusahaan dikuasai keluarga dan aliasi mantan Presiden Ben Ali. Meski demikian, pascarevo- lusi, pemerintah sementara Tunisia memastikan aset-aset tersebut diprivatisasi baik le- wat mekanisme penjualan langsung maupun pencatatan saham di bursa. (Atp/E-1) Kami akan berusaha untuk menaikkan limit kepemilikan investor asing di perbankan menjadi 49% atau lebih.” Najib Razak Perdana Menteri Malaysia 15 E KONOMI GLOBAL SENIN, 7 MARET 2011 | MEDIA INDONESIA Krisis politik berkepanjangan di Libia dikhawatirkan akan secara signifikan mengganggu pasokan minyak dunia. Hemat Energi ala Negeri Matador AMAHL SHARIF AZWAR G EJOLAK harga mi- nyak hingga me- nembus level US$- 110 per barel dan bahkan sempat nyaris menyen- tuh US$120 per barel membuat banyak negara ketar-ketir. Spa- nyol, misalnya, demi memang- kas pembengkakan impor, mengeluarkan paket kebijakan penghematan bahan bakar minyak (BBM). Pemerintah setempat meng- harapkan kebijakan yang berlaku mulai 7 Maret tersebut mampu menghemat anggaran energi hingga US$2,3 miliar (sekitar Rp20,7 triliun) per tahun. Seperti dilansir AP, Menteri Perindustrian Miguel Sebastian mengatakan kebijakan tersebut merupakan bagian dari pemu- lihan ekonomi Spanyol yang tingkat penganggurannya saat ini mencapai 20%. Langkah penghematan yang diambil antara lain menurun- kan batas kecepatan maksimal di jalan raya dari 120 km/jam menjadi 110 km/jam. Selain itu, pemerintah me- nyubsidi pembelian ban yang dirancang khusus untuk me- ngurangi konsumsi BBM ken- daraan roda empat dan diskon harga tiket sebesar 5% bagi pengguna kereta api. Peme- rintah juga mengampanyekan konservasi energi dan tips mengemudi secara esien. Seperti halnya di Indonesia, langkah penghematan subsidi di Spanyol pun banyak menuai kritik. David Taguas, mantan staf khusus bidang ekonomi untuk PM Jose Luis Rodriguez Zapatero, mengecam aturan baru yang mengurangi batas kecepatan di jalan raya. “Sekalian saja buat batas men jadi 70 km/jam supaya orang-orang mengganti mobil mereka dengan skuter,” ujar Taguas yang lebih mendukung penaikan pajak untuk mengu- rangi konsumsi BBM. Kritik senada tercetus dari pem balap Spanyol Fernan- do Alonso. Pria yang telah mengantongi dua titel juara For mula 1 itu menyatakan pe nurunan batas kecepatan membuat berkendara menjadi tidak nyaman. “Rasanya akan sulit untuk menahan kantuk,” sindir Alonso. Saat menanggapi itu, Sebas- tian malah membandingkan Alonso dengan musuh bebu- yutannya yang berasal Ing- gris, Lewis Hamilton. Menurut dia, Hamilton yang menjuarai kompetisi Formula 1 di 2008 itu tidak mengeluhkan batas kecepatan di negaranya yang juga 110 km/jam. “Hamilton tidak tertidur tuh dengan ke- cepatan 110 km/jam.” Masih genting Harga minyak jenis brent north sea pada penutupan ak- hir pekan lalu, cukup tenang bertengger di kisaran US$115,97 per barel. Namun, pada 24 Feb- ruari 2011, harga brent sempat menyodok naik hingga nyaris U$120 per barel. Lonjakan tersebut terjadi lantaran para pedagang tersadar absennya ekspor minyak Libia perlu waktu lebih dari sebentar. Biasanya, negara beribu kota Tri- poli itu memasok sekitar 1,4 juta barel per hari, atau setara kurang lebih 2% kebutuhan dunia. Arab Saudi telah menaikkan produksinya untuk menutupi kekurangan tersebut. Namun, krisis politik berkepanjangan di Libia dikhawatirkan akan secara signikan mengganggu pasokan minyak dunia. Dana Moneter Internasional (IMF) mengasumsikan, setiap 10% kenaikan harga minyak akan memangkas pertumbuhan ekonomi global 0,2%-0,3%. Adapun sejak akhir 2010, brent naik US$23 per barel atau seki- tar 25%, sedangkan light sweet naik sekitar US$10 atau 10%. Kini yang paling ditakut- kan adalah makin meluasnya revolusi di Timur Tengah dan Afrika Utara. Padahal selama ini kedua kawasan tersebut memasok seperempat dari to- tal kebutuhan minyak global. (Reuters/Sha/E-1) [email protected] Revolusi Arab Bisa Picu Gelombang Investasi Asing HARGA MINYAK: Pemandangan depot kilang minyak Grandpuits di Paris, beberapa waktu lalu. Harga minyak yang menembus level US$110 per barel, bahkan sempat menyentuh US$120 per barel, membuat banyak negara panik. Malaysia Pertimbangkan Porsi Kepemilikan Asing MALAYSIA bersiap melong- garkan aturan kepemilikan bank untuk memacu investasi asing masuk ke negara itu. Perdana Menteri Malaysia Najib Razak menyatakan pi- haknya tengah mempertim- bangkan untuk memberikan izin bagi bank terbesar keem- pat di Australia, Australia & New Zealand Banking Group (ANZ), guna memperbesar ke- pemilikan mereka di bank asal Malaysia, AMMB Holdings, menjadi 49%. Saat ini, bank sentral Malaysia membatasi kepemilikan asing di perbank- an lokal sebesar 30%. “Bagi ANZ, kami akan beru- saha untuk menaikkan limit kepemilikan investor asing menjadi 49% atau lebih. Jadi, dalam lingkup kebijakan terse- but kami akan melihat ba- gaimana ANZ mengusahakan hal tersebut kepada bank sen- tral,” kata Najib di Melbourne seperti dikutip dari Reuters, akhir pekan lalu. ANZ sendiri saat ini memiliki 24% saham AMMB Holdings, bank yang memiliki pangsa pasar terbesar keempat di Ma- laysia. Di pasar saat ini muncul kabar bahwa pemegang saham mayoritas AMMB lainnya, Az- man Hashim, berniat untuk menjual 16,7% kepemilikannya di bank tersebut. Dengan market value senilai US$6,2 miliar, nilai kepemilikan Azman berada di kisaran US$1 miliar. Terkait dengan pernyataan tersebut, seorang juru bicara ANZ menolak untuk berko- mentar. “Kami memiliki in- vestasi di Malaysia dalam jum- lah yang signifikan. Namun, kami tidak ingin berspekulasi mengenai rencana-rencana di masa depan,” kata dia. Namun, sinyal positif datang dari Perdana Menteri Australia Julia Gillard. Ia mengungkap- kan dalam pertemuan dengan Najib Razak, kedua pihak te- lah mendiskusikan beberapa perusahaan secara spesik. Ia menambahkan bahwa salah satu bank asal Australia te- ngah menjajaki kemungkinan investasi di Malaysia. Saat menanggapi hal terse- but, Najib menyatakan adanya kemungkinan bagi ANZ untuk memperbesar kepemilikan mereka di AMMB akan me- ngirimkan sinyal positif bagi investor asing lainnya, jika saja bank sentral menyetujui. Belakangan ini Malaysia menjadi kurang menarik bagi investasi asing. Data PBB me- nunjukkan, investasi asing lang- sung ke Malaysia tercatat hanya 3,8% dari total investasi asing yang mengalir ke wilayah Asia Tenggara pada 2009. (Atp/E-4) G ya ka po le ke ot ri m as m m re ak se rin re In m sa as Re ne Te ta be pa sa ga jo su an m ut ta tu G m ke S&P Turunkan Peringkat Utang Toyota LEMBAGA pemeringkat Stan- dard & Poor’s (S&P) pada Jum- at (4/3) menurunkan peringkat utang raksasa otomotif Jepang, Toyota, satu tingkat menjadi AA- dari AA. Keputusan itu diambil karena Toyota dinilai memiliki prospek keuntungan yang menurun dan proses pe- mulihannya berjalan lambat. “Profitabilitas Toyota telah pulih, tetapi masih lemah dan proses pemulihannya lebih lambat jika dibandingkan de ngan perusahaan sejenis di Jepang,” kata S&P dalam sebuah pernyataan. Lembaga itu menurunkan peringkat jangka panjang To- yota berdasarkan pandangan bahwa profitabilitas Toyota dalam satu hingga dua tahun ke depan tidak mungkin pulih ke tingkat semula. Ditambahkan pula, keuntung- an Toyota masih akan tertekan oleh tingginya harga bahan baku dan harga bensin serta penguatan mata uang yen. Pada 2010, Toyota memang mampu mempertahankan po- sisi sebagai produsen otomotif nomor wahid di dunia. Jumlah mobil Toyota yang terjual di pa sar global mencapai 8,42 juta unit, melampaui General Motors (GM) yang mencatat penjualan sekitar 7 juta ken- daraan. Itu berarti sudah dua tahun berturut-turut perusahaan asal Jepang tersebut menduduki po- sisi pertama setelah menggeser GM pada 2009. Meski demikian, menurut konsultan internasional, nilai Toyota anjlok akibat penarikan massal terhadap sejumlah tipe mobil. Berdasarkan laporan yang dikeluarkan Interbrand pada Selasa (1/3), Toyota kehi- langan 16% nilai mereka. Tahun ini saja Toyota telah mengumumkan menarik 1,7 juta mobil di seluruh dunia un- tuk perbaikan. Kerusakan atau cacat produksi yang ditangani bervariasi termasuk yang bisa berakibat pada kebocoran ba- han bakar. Adapun sejak 2009, Toyota telah menarik kembali lebih dari 9 juta mobil untuk perbaikan. (Ant/AP/E-1) REUTERS/BENOIT TESSIER

Transcript of REUTERS/BENOIT TESSIER HARGA MINYAK Hemat Energi ala ... filepe nurunan batas kecepatan membuat...

GELOMBANG revolusi politik yang tengah berlangsung di kawasan Timur Tengah ber-potensi memicu munculnya ledakan investasi asing masuk ke wilayah tersebut.

Berakhirnya hegemoni rezim otoriter memungkinkan peme-rintah negara-negara Arab mem buka pasar maupun aset negara lebih jauh bagi masuknya investasi asing.

“Memang terlalu dini untuk menebak bagaimana akhir dari revolusi ini. Tetapi krisis ini akan memunculkan peluang seiring dengan terbukanya ja-ringan yang selama ini dikuasai rezim lama,” kata Julian Mayo, Investment Director Charle-magne Capital, sebuah peru-sahaan konsultan manajemen aset asal Inggris, seperti dikutip Reuters, akhir pekan lalu.

Ia memperkirakan kebijakan negara-negara kaya di kawasan Teluk seperti Kuwait dan Qa-tar mungkin tidak akan jauh ber beda, tapi negara-negara pascarevolusi seperti Tunisia sangat mungkin akan melong-garkan proteksi demi menggen-jot pemasukan negara.

“Liberalisasi akan berlang-sung pada sektor jasa keuang-an, telekomunikasi, dan turis-me. Adapun sektor-sektor utama seperti minyak dan gas tampaknya akan tetap tertu-tup,” ujarnya.

Director Capital Markets GMP Europe Luca de Conte mengatakan, berinvestasi pada kepemilikan pemerintah yang

terdapat dalam perusahaan pu blik merupakan cara yang dapat dilakukan untuk men-dorong investasi asing.

Data Thomson Reuters men-catat kepemilikan pemerintah negara kawasan Timur Tengah di perusahaan-perusahaan mi-lik publik mencapai US$319 mi-liar. Itu belum termasuk Tunisia

yang kebanyakan perusahaan dikuasai keluarga dan afi liasi mantan Presiden Ben Ali.

Meski demikian, pascarevo-lusi, pemerintah sementara Tunisia memastikan aset-aset tersebut diprivatisasi baik le-wat mekanisme penjualan langsung maupun pencatatan saham di bursa. (Atp/E-1)

Kami akan berusaha

untuk menaikkan limit kepemilikan investor asing di perbankan menjadi 49% atau lebih.”

Najib RazakPerdana Menteri Malaysia

15EKONOMI GLOBALSENIN, 7 MARET 2011 | MEDIA INDONESIA

Krisis politik berkepanjangan di Libia dikhawatirkan akan secara signifikan mengganggu pasokan minyak dunia.

Hemat Energi ala Negeri Matador

AMAHL SHARIF AZWAR

GEJOLAK harga mi-nyak hingga me-nembus level US$-110 per barel dan

bahkan sempat nyaris menyen-tuh US$120 per barel membuat banyak negara ketar-ketir. Spa-nyol, misalnya, demi memang-kas pembengkakan impor, mengeluarkan paket kebijakan penghematan bahan bakar minyak (BBM).

Pemerintah setempat meng-harapkan kebijakan yang berlaku mulai 7 Maret tersebut mampu menghemat anggaran energi hingga US$2,3 miliar (sekitar Rp20,7 triliun) per tahun.

Seperti dilansir AP, Menteri Perindustrian Miguel Sebastian mengatakan kebijakan tersebut merupakan bagian dari pemu-lihan ekonomi Spanyol yang tingkat penganggurannya saat ini mencapai 20%.

Langkah penghematan yang diambil antara lain menurun-kan batas kecepatan maksimal di jalan raya dari 120 km/jam

menjadi 110 km/jam. Selain itu, pemerintah me-

nyubsidi pembelian ban yang dirancang khusus untuk me-ngurangi konsumsi BBM ken-daraan roda empat dan diskon harga tiket sebesar 5% bagi pengguna kereta api. Peme-rintah juga mengampanyekan konservasi energi dan tips mengemudi secara efi sien.

Seperti halnya di Indonesia, langkah penghematan subsidi di Spanyol pun banyak menuai kritik. David Taguas, mantan staf khusus bidang ekonomi un tuk PM Jose Luis Rodriguez Zapatero, mengecam aturan baru yang mengurangi batas kecepatan di jalan raya.

“Sekalian saja buat batas men jadi 70 km/jam supaya orang-orang mengganti mobil mereka dengan skuter,” ujar Taguas yang lebih mendukung penaikan pajak untuk mengu-rangi konsumsi BBM.

Kritik senada tercetus dari pem balap Spanyol Fernan-do Alonso. Pria yang telah me ngantongi dua titel juara

For mula 1 itu menyatakan pe nurunan batas kecepatan membuat berkendara menjadi tidak nyaman. “Rasanya akan sulit untuk menahan kantuk,” sindir Alonso.

Saat menanggapi itu, Sebas-tian malah membandingkan Alonso dengan musuh bebu-yutannya yang berasal Ing-gris, Lewis Hamilton. Menurut dia, Hamilton yang menjuarai kompetisi Formula 1 di 2008 itu tidak mengeluhkan batas kecepatan di negaranya yang juga 110 km/jam. “Hamilton tidak tertidur tuh de ngan ke-cepatan 110 km/jam.”

Masih gentingHarga minyak jenis brent

north sea pada penutupan ak-hir pekan lalu, cukup tenang bertengger di kisaran US$115,97 per barel. Namun, pada 24 Feb-ruari 2011, harga brent sempat menyodok naik hingga nyaris U$120 per barel.

Lonjakan tersebut terjadi lantaran para pedagang tersadar absennya ekspor minyak Libia

perlu waktu lebih dari sebentar. Biasanya, negara beribu kota Tri-poli itu memasok sekitar 1,4 juta barel per hari, atau setara kurang lebih 2% kebutuhan du nia.

Arab Saudi telah menaikkan produksinya untuk menutupi kekurangan tersebut. Namun, krisis politik berkepanjangan di Libia dikhawatirkan akan secara signifi kan mengganggu pasokan minyak dunia.

Dana Moneter Internasional (IMF) mengasumsikan, setiap 10% kenaikan harga minyak akan memangkas pertumbuhan ekonomi global 0,2%-0,3%. Adapun sejak akhir 2010, brent naik US$23 per barel atau seki-tar 25%, sedangkan light sweet naik sekitar US$10 atau 10%.

Kini yang paling ditakut-kan adalah makin meluasnya revolusi di Timur Tengah dan Afrika Utara. Padahal selama ini kedua kawasan tersebut memasok seperempat dari to-tal kebutuhan minyak global. (Reuters/Sha/E-1)

[email protected]

Revolusi Arab Bisa Picu Gelombang Investasi Asing

HARGA MINYAK: Pemandangan depot kilang minyak Grandpuits di Paris, beberapa waktu lalu. Harga minyak yang menembus level US$110 per barel, bahkan sempat menyentuh US$120 per barel, membuat banyak negara panik.

Malaysia Pertimbangkan Porsi Kepemilikan AsingMALAYSIA bersiap melong-garkan aturan kepemilikan bank untuk memacu investasi asing masuk ke negara itu.

Perdana Menteri Malaysia Najib Razak menyatakan pi-haknya tengah mempertim-bangkan untuk memberikan izin bagi bank terbesar keem-pat di Australia, Australia & New Zealand Banking Group (ANZ), guna memperbesar ke-pemilikan mereka di bank asal

Malaysia, AMMB Holdings, menjadi 49%. Saat ini, bank sentral Malaysia membatasi kepemilikan asing di perbank-an lokal sebesar 30%.

“Bagi ANZ, kami akan beru-saha untuk menaikkan limit kepemilikan investor asing menjadi 49% atau lebih. Jadi, dalam lingkup kebijakan terse-but kami akan melihat ba-gaimana ANZ meng usahakan hal tersebut kepada bank sen-

tral,” kata Najib di Melbourne seperti dikutip dari Reuters, akhir pekan lalu.

ANZ sendiri saat ini memiliki 24% saham AMMB Holdings, bank yang memiliki pangsa pasar terbesar keempat di Ma-laysia. Di pasar saat ini muncul kabar bahwa pemegang saham mayoritas AMMB lainnya, Az-man Hashim, berniat untuk menjual 16,7% kepemilikannya di bank tersebut. Dengan market

value senilai US$6,2 miliar, nilai kepemilikan Azman berada di kisaran US$1 miliar.

Terkait dengan pernyataan tersebut, seorang juru bicara ANZ menolak untuk berko-mentar. “Kami memiliki in-vestasi di Malaysia dalam jum-lah yang signifikan. Namun, kami tidak ingin berspekulasi mengenai rencana-rencana di masa depan,” kata dia.

Namun, sinyal positif datang

dari Perdana Menteri Australia Julia Gillard. Ia mengungkap-kan dalam pertemuan dengan Najib Razak, kedua pihak te-lah mendiskusikan beberapa perusahaan secara spesifi k. Ia menambahkan bahwa salah satu bank asal Australia te-ngah menjajaki kemungkinan investasi di Malaysia.

Saat menanggapi hal terse-but, Najib menyatakan adanya kemungkinan bagi ANZ untuk

memperbesar kepemilikan mereka di AMMB akan me-ngirimkan sinyal positif bagi investor asing lainnya, jika saja bank sentral menyetujui.

Belakangan ini Malaysia menjadi kurang menarik bagi investasi asing. Data PBB me-nunjukkan, in vestasi asing lang-sung ke Malaysia tercatat hanya 3,8% dari total investasi asing yang mengalir ke wilayah Asia Tenggara pada 2009. (Atp/E-4)

Gyakapoleke

otrimasm

mreakserinreInmsaasRe

neTetabepasagajo

suanmuttatu

Gmke

S&P Turunkan Peringkat Utang Toyota

LEMBAGA pemeringkat Stan-dard & Poor’s (S&P) pada Jum-at (4/3) menurunkan pering kat utang raksasa otomotif Jepang, Toyota, satu tingkat menjadi AA- dari AA. Keputusan itu diambil karena Toyota dinilai memiliki prospek keuntungan yang menurun dan pro ses pe-mulihannya berjalan lambat.

“Profitabilitas Toyota telah pu lih, tetapi masih lemah dan proses pemulihannya lebih lambat jika dibandingkan de ngan perusahaan sejenis di Jepang,” kata S&P dalam sebuah pernyataan.

Lembaga itu menurunkan peringkat jangka panjang To-yo ta berdasarkan pandangan bahwa profitabilitas Toyota

dalam satu hingga dua tahun ke depan tidak mungkin pulih ke tingkat semula.

Ditambahkan pula, keuntung-an Toyota masih akan tertekan oleh tingginya harga bahan ba ku dan harga bensin serta penguatan mata uang yen.

Pada 2010, Toyota memang mampu mempertahankan po-sisi sebagai produsen otomotif nomor wahid di dunia. Jumlah mobil Toyota yang terjual di pa sar global mencapai 8,42 ju ta unit, melampaui General Mo tors (GM) yang mencatat pen jualan sekitar 7 juta ken-daraan.

Itu berarti sudah dua tahun ber turut-turut perusahaan asal Jepang tersebut menduduki po-

sisi pertama setelah menggeser GM pada 2009.

Meski demikian, menurut konsultan internasional, nilai Toyota anjlok akibat penarikan massal terhadap sejumlah tipe mobil. Berdasarkan laporan yang dikeluarkan Interbrand pada Selasa (1/3), Toyota kehi-langan 16% nilai mereka.

Tahun ini saja Toyota telah mengumumkan menarik 1,7 juta mobil di seluruh dunia un-tuk perbaikan. Kerusakan atau cacat produksi yang ditangani bervariasi termasuk yang bisa berakibat pada kebocoran ba-han bakar. Adapun sejak 2009, Toyota telah menarik kembali lebih dari 9 juta mobil untuk perbaikan. (Ant/AP/E-1)

REUTERS/BENOIT TESSIER