SELASA, 29 MARET 2011 Demokrat Sindir Kerajaan? Partai ... filePartai Golkar ini masih anggota...

1
2 SELASA, 29 MARET 2011 P OL KAM NURULIA JUWITA SARI A NGGOTA Komisi III DPR dari fraksi yang tergabung dalam sekretariat gabungan (setgab) parpol pen- dukung pemerintah makin kerap disindir terkait komit- men terhadap setgab. Ketua Komisi III dari F-PD Benny Kabur Harman menyin- dir rekan mitra koalisi dalam Rapat Kerja Komisi III DPR dengan empat kementerian yang membahas Rancangan Undang-Undang (RUU) ten- tang Peradilan Anak di Gedung DPR, kemarin. Saat juru bicara F-PG Nu- dirman Munir mendapat gilir- an berbicara, Benny berselo- roh, “Silakan, kita dengarkan pendapatnya. Ini penegasan Partai Golkar ini masih anggota koalisi sejati.” F-PKS yang kerap tidak sejalan dengan sikap koalisi men dapat giliran berbicara ke empat. Juru bicara F-PKS Nasir Djamil menegaskan PKS menekankan pentingnya per- lindungan terhadap anak-anak. Sehingga, lanjut Nasir, F-PKS menyetujui untuk memproses RUU tersebut. Benny menyambut pernya- taan itu. “Intinya, kalau ada anak nakal, tidak boleh dihu- kum dan dikucilkan. Begitu juga dengan PKS. Nakal sedikit tapi mohon supaya tidak diku- cilkan. Kalau ada daging, diba- gi sama-sama. Kebersamaan itu yang penting supaya daging- nya jangan busuk,” kata Benny disambut tawa seluruh peserta rapat. Nasir hanya tersenyum menanggapi komentar Benny. Dari F-PPP, Ahmad Yani yang membacakan pandangan fraksi juga ikut disasar. “Ahmad Yani ini adalah salah satu inisiator hak angket perpajakan. Tetapi waktu hari H, dia mendadak demam,” sindir Benny. Dalam rapat tersebut, se- mua fraksi menyetujui untuk meneruskan pembahasan RUU Sistem Peradilan Pidana Anak. Setiap fraksi, lanjut Benny, mendapat waktu satu minggu untuk menyusun daftar inven- tarisasi masalah (DIM). Aksi sindir juga dilakukan juru bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul dalam rapat Panitia Kerja (Panja) Pember- antasan Mafia Hukum dan Perpajakan DPR dengan Satuan Tugas (Satgas) Pemberantasan Maa Hukum pada 24 Maret. Tidak dilibatkan Sekretaris F-PAN DPR Te- guh Juwarno mengaku belum dilibatkan dalam penyusunan formula baru aturan berkoalisi. “Kami ingin kontrak tegas, tapi tetap tidak melanggar hak prerogatif Presiden,” ujarnya. Ketua F-PKB Marwan Jafar mengatakan, penyusunan draf kontrak koalisi baru ada di level ketua umum partai dengan Susilo Bambang Yudhoyono se- laku ketua setgab. Menurutnya, draf yang telah disampaikan kepada SBY hanya memuat usulan dari Partai Demokrat. PKB, ujarnya, menekankan poin mengenai kesepakatan setgab yang harus dipatuhi hingga di parlemen. “Kalau suatu masalah sudah dibawa ke setgab, semua partai harus me- nandatangani kesepakatan dan harus satu suara bahkan hingga di DPR,” tambahnya. Menyoal sanksi atas pelang- garan oleh anggota koalisi, Mar wan mengatakan, PKB mendesak agar kontrak yang baru itu bersifat detail dan mengikat. “Tidak boleh ada yang ber- khianat lagi. Apakah sanksinya dikeluarkan dari kabinet, ter- gantung ketua koalisi.” (NA/Nav/AO/P-1) [email protected] Fraksi Partai Demokrat (PD) DPR semakin kerap menyindir mitra koalisi yang sempat beberapa kali memiliki sikap berseberangan dengan pemerintah. Demokrat Sindir Partai Nakal Tidak Ada Kejujuran PETINGGI-PETINGGI di negara ini menganggap, sekali berkua- sa akan tetap berkuasa, dan melakukan apa pun juga, halal atau haram, untuk mempertahankannya. Kapankah kita akan melihat dan merasakan kesungguhan, ketulusan, kejujuran, dan segala sesuatu yang diperlukan untuk pengelolaan demi keamanan dan kenyamanan bangsa ini? Kahar Zakir Untuk Apa Diperebutkan? KENAPA sih diperebutkan? Kayaknya di PSSI banyak uangnya. Bisa bermewah-mewah. Kalau begitu, ayo berebut sampai dapat. Anggap saja sedang mencari harta karun. Udin Kemelut PSSI BUNG Nurdin Halid berjiwa besarlah. Seperti Pak Harto kalau rakyat sudah tidak menghendaki turunlah. Walaupun Anda ber- tahan dengan segala cara dan menjabat kembali sebagai ketua umum, Anda tidak akan nyaman menjalankan tugas. Agus Salim Cermin Bangsa Ini BEREBUT kursi ketua dan pengurus dalam PSSI, menggegerkan dunia sekaligus mencerminkan ketidakdewasaan dalam berkom- petisi. Yang ada cenderung mempertahankan kursi dan saat yang sama, nafsu dan syahwat bagi merebutnya tak kalah kuatnya. Hasilnya? Semua lemas dan malu dan memilukan. Energi habis hanya untuk bertengkar dengan amarah yang semakin liar. Bu- kankah kita ini bangsa yang beradab? Muhammad Hasir Sonda Politisasi PSSI SEMUA yang menyangkut kepentingan publik banyak di- politisasi segolongan kelompok seperti PSSI. Kapan majunya Indonesia? M Rahmat Pemerintah Linglung BARU mengurus PSSI saja pemerintah sudah linglung. Apalagi kalau mengurus perang! Sukanya bertele-tele. Hidup Hanya Permainan SEBANYAK 78 pemilik suara sah PSSI tetap menggelar kongres di Hotel Premier, Pekanbaru, Riau, kendati sejumlah pengurus PSSI menyatakan membatalkan kongres. Alasan mereka membatalkan kongres karena situasi tidak kondusif. Pembatalan dilakukan sete- lah puluhan orang memaksa masuk ke arena kongres yang tertutup untuk umum itu dengan mendobrak pintu masuk. Mereka meminta diikutsertakan dalam kongres karena merasa memiliki hak suara. Berikut pendapat masyarakat terkait hal itu yang disampaikan lewat www.mediaindonesia.com, Facebook Harian Umum Media Indonesia, dan [email protected]. PENGANTAR Interupsi Selengkapnya di mediaindonesia.com Mempertahankan Kerajaan? Korupsi Syamsul Arifin Libatkan Pengawas SIDANG LANJUTAN: Gubernur nonaktif Sumut Syamsul Arifin mengikuti sidang lanjutan dugaan korupsi di Pengadilan Tipikor, Jakarta, kemarin. Dalam sidang tersebut dihadirkan mantan Kepala Pemegang Kas Kabupaten Daerah Langkat, Buyung Ritonga, sebagai saksi. Dalam kesaksiannya, Ritonga mengaku sering mengeluarkan uang kas yang menyalahi aturan atas perintah Syamsul. KETUA Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD mengaku baru mengetahui terpilihnya Anwar Usman sebagai hakim konstitusi menggantikan Ar- syad Sanusi. Hal ini disampaikannya da- lam pesan singkat kepada wartawan di Jakarta, kemarin. “Tapi sejak awal MK memang menyerahkan sepenuhnya kepada Mahkamah Agung (MA) untuk menentukannya sesuai dengan kewenangan dan mekanisme yang dimiliki oleh MA.” Ditambahkannya, MK sama sekali tidak ikut campur terkait dengan mekanisme hingga terpilihnya Anwar Usman se- bagai hakim konstitusi yang dipilih MA. “Toh, MA sudah memberi kesempatan kepada masyarakat untuk menilai lebih dulu,” imbuhnya. Guru Besar Universitas Islam Indonesia itu pun berharap agar Anwar Usman bisa be- kerja sama dengan baik dan mengharapkan dukungan ma- syarakat agar MK bisa bekerja dengan maksimal. Terpilihnya, Usman diakui Juru Bicara MA Hatta Ali. Menurutnya, Anwar Usman juga merupakan Ketua Muda Pengawasan MA. Ia terpilih seusai pimpinan MA menilai visi dan misi dua orang calon tersebut serta menerima ma- sukan dari publik. “Pertim- bangan MA sudah dilakukan berdasarkan penilaian yang objektif,” jelas Hatta. Anwar Usman diharapkan sudah bisa bekerja pada April mendatang sesuai dengan per- mintaan Ketua MK Mahfud MD. Sebelumnya, MA meng- umumkan dua nama calon pengganti Arsyad Sanusi. Ar- syad mundur sebagai hakim konstitusi setelah dianggap melanggar kode etik. Dua nama calon pengganti yang diumumkan MA lewat la- man MA adalah Kepala Badan Litbang Diklat Kumdil MA Anwar Usman dan Hakim Tinggi Pengadilan Tata Usaha Negara (PT TUN) Medan Irfan Fachruddin. Satu hal, juru bicara Komisi Yudisial (KY) Asep Rahmat Fajar menyatakan calon hakim konstitusi terpilih Anwar Us- man juga merupakan calon hakim agung yang diusulkan MA ke KY. “Apabila Anwar Usman sudah menerima surat pene- tapan dirinya sebagai hakim konstitusi, yang bersangkutan sebaiknya mengirimkan surat pengunduran diri dari seleksi hakim agung,” jelas Asep di Jakarta, kemarin. (CC/P-3) MK Berharap Pengganti Arsyad Bisa Kerja Sama PENYALAHGUNAAN kewe- nangan yang dilakukan gu- bernur nonaktif Sumatra Utara Syamsul Arin saat menjabat Bupati Langkat diduga meli- batkan aparat Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Badan Pengawas Daerah (Bawasda). Mantan Kepala Pemegang Kas Kabupaten Daerah Lang- kat Buyung Ritonga mengata- kan itu saat memberi keterang- an terkait dengan kasus dugaan korupsi dana Anggaran Penda- patan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Langkat tahun 2000-2007 di Pengadilan Tin- dak Pidana Korupsi (Tipikor) di Jakarta, kemarin. Dalam persidangan itu, Syamsul yang merupakan mantan Bupati Langkat pada periode itu ditempatkan seba- gai terdakwa. Buyung menjelaskan, BPK saat itu menemukan ada keti- dakseimbangan dalam lapor- an keuangan Pemerintah Ka- bupaten Langkat pada 2000- 2007. “Mereka menemukan ketekoran kas. Namun, kami menegosiasikan supaya nera- canya seimbang,” kata Buyung menjawab pertanyaan jaksa penuntut umum Chatarina Muliana. Negosiasi itu, sambung- nya, dilakukan Syamsul Ari- fin, kepala bagian keuangan Pemkab Langkat, dan dirinya. Upaya itu dilakukan secara bertahap, mulai dari Bawasda tingkat provinsi dan BPK. Tujuan negosiasi itu, tambah Buyung, agar BPK tidak me- minta rekening koran pemkab. “Apabila sudah mengakhiri audit, mereka minta rekening koran. Lalu kami adakan perte- muan agar tidak minta rekening koran, tapi kami hanya berikan saldo kumulatif,” jelasnya. Jaksa Chatarina Muliana me- nanyakan apakah dalam proses negosiasi tersebut diberikan imbalan, Buyung membenar- kan hal tersebut. Menurut Buyung, dalam pemberian uang terima kasih tersebut di- catat dan atas sepengetahuan Syamsul Arin. Saat menjabat Gubernur Sumatra Utara, tambah dia, Syamsul Arifin pernah ber- usaha untuk menutupi ketekor- an kas Pemkab Langkat yang mencapai Rp102 miliar. Syamsul menyetorkan Rp62 miliar ke kas daerah Langkat. “Dikembalikan setelah menjadi gubernur, uang itu masuk kas daerah. Dalam buku kas umum tidak dicatat, tapi terlihat da- lam rekening karena untuk menutup ketekoran.” Buyung juga membenarkan pernyataan jaksa mengenai Syamsul Arifin yang meme- rintahkan pengeluaran dana dari kas APBD Langkat tanpa melalui prosedur. (*/P-1) MI/TRI HANDIYATNO Mahfud MD Ketua Mahkamah Konstitusi MI/SUMARYANTO MI/RUDI KURNIAWANSYAH

Transcript of SELASA, 29 MARET 2011 Demokrat Sindir Kerajaan? Partai ... filePartai Golkar ini masih anggota...

Page 1: SELASA, 29 MARET 2011 Demokrat Sindir Kerajaan? Partai ... filePartai Golkar ini masih anggota koalisi sejati.” F-PKS yang kerap tidak se jalan dengan sikap koalisi men dapat giliran

2 SELASA, 29 MARET 2011POLKAM

NURULIA JUWITA SARI

ANGGOTA Komisi III DPR dari fraksi yang tergabung dalam sekretariat

gabungan (setgab) parpol pen-dukung pemerintah makin kerap disindir terkait komit-men terhadap setgab.

Ketua Komisi III dari F-PD Benny Kabur Harman menyin-dir rekan mitra koalisi dalam Rapat Kerja Komisi III DPR dengan empat kementerian yang membahas Rancangan Undang-Undang (RUU) ten-tang Peradilan Anak di Gedung DPR, kemarin.

Saat juru bicara F-PG Nu-dirman Munir mendapat gilir-an berbicara, Benny berselo-roh, “Silakan, kita dengarkan pendapatnya. Ini penegasan Partai Golkar ini masih anggota koalisi sejati.”

F-PKS yang kerap tidak se jalan dengan sikap koalisi men dapat giliran berbicara ke empat. Juru bicara F-PKS Na sir Djamil menegaskan PKS menekankan pentingnya per-lindungan terhadap anak-anak. Sehingga, lanjut Nasir, F-PKS menyetujui untuk memproses RUU tersebut.

Benny menyambut pernya-taan itu. “Intinya, kalau ada anak nakal, tidak boleh dihu-kum dan dikucilkan. Begitu juga dengan PKS. Nakal sedikit tapi mohon supaya tidak diku-cilkan. Kalau ada daging, diba-gi sama-sama. Kebersamaan itu yang penting supaya daging-nya jangan busuk,” kata Benny disambut tawa seluruh peserta rapat. Nasir hanya tersenyum menanggapi komentar Benny.

Dari F-PPP, Ahmad Yani yang membacakan pandangan fraksi juga ikut disasar. “Ahmad Yani ini adalah salah satu inisiator hak angket perpajakan. Tetapi waktu hari H, dia mendadak demam,” sindir Benny.

Dalam rapat tersebut, se-mua fraksi menyetujui untuk meneruskan pembahasan RUU Sistem Peradilan Pidana Anak. Setiap fraksi, lanjut Benny, mendapat waktu satu minggu untuk menyusun daftar inven-tarisasi masalah (DIM).

Aksi sindir juga dilakukan juru bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul dalam rapat Panitia Kerja (Panja) Pember-antasan Mafia Hukum dan Perpajakan DPR dengan Satuan Tugas (Satgas) Pembe rantasan Mafi a Hukum pada 24 Maret.

Tidak dilibatkanSekretaris F-PAN DPR Te-

guh Juwarno mengaku belum dilibatkan dalam penyusunan formula baru aturan berkoalisi. “Kami ingin kontrak tegas, tapi tetap tidak melanggar hak prerogatif Presiden,” ujarnya.

Ketua F-PKB Marwan Jafar mengatakan, penyusunan draf kontrak koalisi baru ada di level ketua umum partai dengan Susilo Bambang Yudhoyono se-laku ketua setgab. Menurutnya, draf yang telah disampaikan kepada SBY hanya memuat usulan dari Partai Demokrat.

PKB, ujarnya, menekankan poin mengenai kesepakatan setgab yang harus dipatuhi hingga di parlemen. “Kalau suatu masalah sudah dibawa ke setgab, semua partai harus me-nandatangani kesepakatan dan harus satu suara bahkan hingga di DPR,” tambahnya.

Menyoal sanksi atas pelang-garan oleh anggota koalisi, Mar wan mengatakan, PKB men desak agar kontrak yang baru itu bersifat detail dan mengikat.

“Tidak boleh ada yang ber-khianat lagi. Apakah sanksinya dikeluarkan dari kabinet, ter-gantung ketua koalisi.” (NA/Nav/AO/P-1)

[email protected]

Fraksi Partai Demokrat (PD) DPR semakin kerap menyindir mitra koalisi yang sempat beberapa kali memiliki sikap berseberangan dengan pemerintah.

Demokrat SindirPartai Nakal

Tidak Ada KejujuranPETINGGI-PETINGGI di negara ini menganggap, sekali berkua-sa akan tetap berkuasa, dan melakukan apa pun juga, halal atau haram, untuk mempertahankannya. Kapankah kita akan melihat dan merasakan kesungguhan, ketulusan, kejujuran, dan segala sesuatu yang diperlukan untuk pengelolaan demi keamanan dan kenyamanan bangsa ini?

Kahar Zakir

Untuk Apa Diperebutkan? KENAPA sih diperebutkan? Kayaknya di PSSI banyak uangnya. Bisa bermewah-mewah. Kalau begitu, ayo berebut sampai dapat. Anggap saja sedang mencari harta karun.

Udin

Kemelut PSSIBUNG Nurdin Halid berjiwa besarlah. Seperti Pak Harto kalau rakyat sudah tidak menghendaki turunlah. Walaupun Anda ber-tahan dengan segala cara dan menjabat kembali sebagai ketua umum, Anda tidak akan nyaman menjalankan tugas.

Agus Salim

Cermin Bangsa IniBEREBUT kursi ketua dan pengurus dalam PSSI, menggegerkan dunia sekaligus mencerminkan ketidakdewasaan dalam berkom-petisi. Yang ada cenderung mempertahankan kursi dan saat yang sama, nafsu dan syahwat bagi merebutnya tak kalah kuatnya. Hasilnya? Semua lemas dan malu dan memilukan. Energi habis hanya untuk bertengkar dengan amarah yang semakin liar. Bu-kankah kita ini bangsa yang beradab?

Muhammad Hasir Sonda

Politisasi PSSI SEMUA yang menyangkut kepentingan publik banyak di-politisasi segolongan kelompok seperti PSSI. Kapan majunya Indonesia?

M Rahmat

Pemerintah LinglungBARU mengurus PSSI saja pemerintah sudah linglung. Apalagi kalau mengurus perang! Sukanya bertele-tele.

Hidup Hanya Permainan

SEBANYAK 78 pemilik suara sah PSSI tetap menggelar kongres di Hotel Premier, Pekanbaru, Riau, kendati sejumlah pengurus PSSI menyatakan membatalkan kongres. Alasan mereka membatalkan kongres karena situasi tidak kondusif. Pembatalan dilakukan sete-lah puluhan orang memaksa masuk ke arena kongres yang tertutup untuk umum itu dengan mendobrak pintu masuk. Mereka meminta diikutsertakan dalam kongres karena merasa memiliki hak suara. Berikut pendapat masyarakat terkait hal itu yang disampaikan lewat www.mediaindonesia.com, Facebook Harian Umum Media Indonesia, dan [email protected].

PENGANTAR

Interupsi Selengkapnya di mediaindonesia.com

Mempertahankan Kerajaan?

Korupsi Syamsul Arifi n Libatkan Pengawas

SIDANG LANJUTAN: Gubernur nonaktif Sumut Syamsul Arifin mengikuti sidang lanjutan dugaan korupsi di Pengadilan Tipikor, Jakarta, kemarin. Dalam sidang tersebut dihadirkan mantan Kepala Pemegang Kas Kabupaten Daerah Langkat, Buyung Ritonga, sebagai saksi. Dalam kesaksiannya, Ritonga mengaku sering mengeluarkan uang kas yang menyalahi aturan atas perintah Syamsul.

KETUA Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD mengaku baru mengetahui terpilihnya Anwar Usman sebagai hakim konstitusi menggantikan Ar-syad Sanusi.

Hal ini disampaikannya da-lam pesan singkat kepada wartawan di Jakarta, kemarin. “Tapi sejak awal MK memang menyerahkan sepenuhnya kepada Mahkamah Agung (MA) untuk menentukannya sesuai dengan kewenangan dan mekanisme yang dimiliki oleh MA.”

Ditambahkannya, MK sama sekali tidak ikut campur terkait

dengan mekanisme hingga terpilihnya Anwar Usman se-bagai hakim konstitusi yang dipilih MA. “Toh, MA sudah memberi kesempatan kepada masyarakat untuk menilai lebih dulu,” imbuhnya.

Guru Besar Universitas Islam Indonesia itu pun berharap agar Anwar Usman bisa be-kerja sama dengan baik dan mengharapkan dukungan ma-syarakat agar MK bisa bekerja dengan maksimal.

Terpilihnya, Usman diakui Juru Bicara MA Hatta Ali. Menurutnya, Anwar Usman juga merupakan Ketua Muda

Pengawasan MA. Ia terpilih seusai pimpinan MA menilai visi dan misi dua orang calon tersebut serta menerima ma-sukan dari publik. “Pertim-bangan MA sudah dilakukan

berdasarkan penilaian yang objektif,” jelas Hatta.

Anwar Usman diharapkan sudah bisa bekerja pada April mendatang sesuai dengan per-mintaan Ketua MK Mahfud MD.

Sebelumnya, MA meng-umumkan dua nama calon pengganti Arsyad Sanusi. Ar-syad mundur sebagai hakim konstitusi setelah dianggap melanggar kode etik. Dua nama calon pengganti yang diumumkan MA lewat la-man MA adalah Kepala Badan Litbang Diklat Kumdil MA Anwar Usman dan Hakim

Tinggi Pengadilan Tata Usaha Negara (PT TUN) Medan Irfan Fachruddin.

Satu hal, juru bicara Komisi Yudisial (KY) Asep Rahmat Fajar menyatakan calon hakim konstitusi terpilih Anwar Us-man juga merupakan calon hakim agung yang diusulkan MA ke KY.

“Apabila Anwar Usman sudah menerima surat pene-tapan dirinya sebagai hakim konstitusi, yang bersangkutan sebaiknya mengirimkan surat pengunduran diri dari seleksi hakim agung,” jelas Asep di Jakarta, kemarin. (CC/P-3)

MK Berharap Pengganti Arsyad Bisa Kerja Sama

PENYALAHGUNAAN kewe-nangan yang dilakukan gu-bernur nonaktif Sumatra Utara Syamsul Arifi n saat menjabat Bupati Langkat diduga meli-batkan aparat Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Badan Pengawas Daerah (Bawasda).

Mantan Kepala Pemegang Kas Kabupaten Daerah Lang-kat Buyung Ritonga mengata-kan itu saat memberi keterang-an terkait dengan kasus dugaan korupsi dana Anggaran Penda-patan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Langkat tahun 2000-2007 di Pengadilan Tin-dak Pidana Korupsi (Tipikor) di Jakarta, kemarin.

Dalam persidangan itu, Syamsul yang merupakan mantan Bupati Langkat pada periode itu ditempatkan seba-gai terdakwa.

Buyung menjelaskan, BPK saat itu menemukan ada keti-dakseimbangan dalam lapor-

an keuangan Pemerintah Ka-bupaten Langkat pada 2000-2007. “Mereka menemukan ketekoran kas. Namun, kami menegosiasikan supaya nera-canya seimbang,” kata Buyung menjawab pertanyaan jaksa penuntut umum Chatarina Muliana.

Negosiasi itu, sambung-nya, dilakukan Syamsul Ari-fin, kepala bagian keuangan Pemkab Langkat, dan dirinya. Upaya itu dilakukan secara bertahap, mulai dari Bawasda tingkat provinsi dan BPK.

Tujuan negosiasi itu, tambah Buyung, agar BPK tidak me-minta rekening koran pemkab. “Apabila sudah mengakhiri audit, mereka minta rekening koran. Lalu kami adakan perte-muan agar tidak minta rekening koran, tapi kami hanya berikan saldo kumulatif,” jelasnya.

Jaksa Chatarina Muliana me-nanyakan apakah dalam proses

negosiasi tersebut diberikan imbalan, Buyung membenar-kan hal tersebut. Menurut Buyung, dalam pemberian uang terima kasih tersebut di-catat dan atas sepengetahuan Syamsul Arifi n.

Saat menjabat Gubernur Sumatra Utara, tambah dia, Syamsul Arifin pernah ber-usaha untuk menutupi ketekor-an kas Pemkab Langkat yang mencapai Rp102 miliar.

Syamsul menyetorkan Rp62 miliar ke kas daerah Langkat. “Dikembalikan setelah menjadi gubernur, uang itu masuk kas daerah. Dalam buku kas umum tidak dicatat, tapi terlihat da-lam rekening karena untuk menutup ketekoran.”

Buyung juga membenarkan pernyataan jaksa mengenai Syamsul Arifin yang meme-rintahkan pengeluaran dana dari kas APBD Langkat tanpa melalui prosedur. (*/P-1)

MI/TRI HANDIYATNO

Mahfud MDKetua Mahkamah Konstitusi

MI/SUMARYANTO

MI/RUDI KURNIAWANSYAH