Reumatoid arthritis.docx
-
Upload
davina-amalia -
Category
Documents
-
view
2 -
download
0
Transcript of Reumatoid arthritis.docx
Reumatoid arthritis
Definisi
- Reumatoid arthritis adalah penyakit autoimun yang mengakibatkan peradangan dari
lapisan selaput sendi (sinovium) menyebabkan nyeri, kekakuan, pembengkakan
serta keterbatasan gerak.
- Terdapat lesi ekstra artikular, seperti di kulit, jantung, paru-paru dan hepar. Biasanya
menyerang sendi kecil seperti tangan, kaki, dan pergelangan tangan secara simetris.
Efek sistemiknya seperti vaskulitis dan visceral nodul.
Etiologi
Penyebab pasti reumatoid arthritis tidak diketahui. Biasanya merupakan kombinasi
dari faktor genetic, lingkungan, hormonal dan faktor system reproduksi. Namun faktor
pencetus terbesar adalah faktor infeksi seperti bakteri, mikoplasma dan virus.
Penyebab utama kelainan ini tidak diketahui. Ada beberapa teori yang dikemukakan
mengenai penyebab artritis reumatoid, yaitu :
1. Infeksi streptokokus hemolitikus dan streptokokus non-hemolitikus
2. Endokrin
3. Autoimun
4. Metabolik
5. Faktor genetik serta faktor pemicu lainnya.
Pada saat ini, artritis reumatoid diduga disebabkan oleh faktor autoimun dan infeksi.
Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II; faktor infeksi mungkin disebabkan oleh
karena virus dan organisme mikoplasma atau grup difterioid yang menghasilkan antigen tipe
II kolagen dari tulang rawan sendi penderit
Tabel: Agen Infeksi yang Diduga sebagai Penyebab Artritis Reumatoid
Agen Infeksi Mekanisme patogenik
Mycoplasma Infeksi sinovial langsung, superantigen
Parvovirud B19 Infeksi sinovial langsung
Retrovirus Infeksi sinovial langsung
Enteric bacteria Kemiripan molekul
Mycobacteria Kemiripan molekul
Epstein-Barr Virus Kemiripan molekul
Bacterial cell walls Aktifasi makrofag
Gejala dan tanda
Jika ditinjau dari stadium penyakit, terdapat tiga stadium yaitu :
1. Stadium sinovitis
Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang ditandai hiperemi,
edema karena kongesti, nyeri pada saat bergerak maupun istirahat, bengkak dan
kekakuan.
2. Stadium destruksi
Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial terjadi juga pada
jaringan sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi tendon.
3. Stadium deformitas
Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali, deformitas dan
gangguan fungsi secara menetap.
Diagnosa
Membedakan RA Dari Arthritis Dengan Inflamasi LainnyaKemungkinan RA Diagnosis pembeda Anjuran ciri-ciri Diagnosis
alternatif Kekakuan pada
pagi hari > 30 menit
Kristal arthropathy Mucosal ulcer, fotosensitif, psoriasis, ruam pada kulit
Raynaud’s
Pembengkakan atau nyeri sendi pada 3 atau lebih sendi
Psoriatic arthritis Lupus
Raynaud’s Inflamasi okular-
iritis/uveitis Urethritis
Keterlibatan simetris dari tangan dan kaki (khususnya metacarpophalang
Reaktif arthritis Spondyloathropaties Polyarticular sepsis
Inflammatory bowel disease
Infeksius diare Nephritis Isolated distal
eal, metatarsophalangeal)
interphalangeal joint inflammation
Durasi 4 minggu atau lebih
Source : www. BCGuidelines.ca (BCGuidelines.ca : Rheumathoids Arthritis : Diagnosis, Manajemen and
Monitoring, 2012)
Beberapa tes yang dapat dilakukan untuk pemeriksaan RA. Pemeriksaan tersebut
antara lain :
a. Rheumatoid Arthritic Factor (RF) adalah pemeriksaan penyaring untuk mendeteksi
adanya antibodi golongan IgM , IgG atau IgA yang terdapat dalam serum pada
penderita rheumatoid arthritis.
b. Test ACPA dikenal juga sebagai tes antibody anti-cyclic citrullinated peptide (anti-
CCP) yang merupakan enzyme-linked immunosorbent assay dimana tes ini untuk
melihat kehadiran antibodi yang mengenali antigen tertentu yang mengandung
citrulline. Citrulline merupakan non-standar asam amino yang dibuat dengan
modifikasi enzimatik arginin (proses yang dikenal sebagai citrullination).
c. X-RAY
X-ray sendi mungkin normal atau hanya menunjukkan pembengkakan jaringan lunak
pada awal penyakit. Sebagai penyakit berlangsung, X-ray dapat memperlihatkan erosi
tulang khas rheumatoid arthritis pada sendi. Sendi X-ray dapat membantu dalam
memantau perkembangan penyakit dan kerusakan sendi dari waktu ke waktu.
Scanning tulang, prosedurnya menggunakan sedikit zat radioaktif, juga dapat
digunakan untuk menunjukkan sendi yang meradang. Pemindaian MRI juga dapat
digunakan untuk menunjukkan kerusakan sendi.
d. Laju Endap Darah (Erythrocyte Sedimentation Rate)
Laju endap darah adalah uji yang umumnya digunakan untuk penilaian aktivitas
penyakit. Tes ini untuk memastikan keparahan inflamasi dan digunakan untuk
memonitor pekembangan pengobatan RA.
Tatalaksana
1. Non-farmakologi (lifestyle)
Terapi non-farmakologi RA, dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Berhenti merokok
b. Melakukan operasi penggantian sendi
c. Memelihara aktivitas fisik
d. Melakukan diet sehat
e. Menjaga berat badan agar tetap ideal
Intervensi yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Melakukan olahraga teratur
b. Melakukan terapi okupasi
c. Hidroterapi
d. Memberikan edukasi kepada pasien
Istirahat merupakan hal yang dibutuhkan untuk terapi non-farmakologi. Istirahat
menjadi pengobatan dalam mengurangi sakit. okupasi dan terapi fisik dapat dilakukan
pasien dengan olahraga ringan atau menjaga mobilitas (pergerakkan). Mengurangi berat
badan dapat membantu mengurangi radang pada sendi.
2. Terapi farmakologi
a. NSAIDs atau golongan kortikosteroid digunakan untuk mengurangi gejala-gejala
rematik jika dibutuhkan. NSAID jarang digunakan sebagai monoterapi untuk
rheumatoid arthritis karena NSAIDs tidak menyembuhkan penyakit melainkan
hanya sebagai tambahan bagi obat golongan DMARDs. Kortikosteroid dapat
digunakan untuk mengontrol gejala RA sebelum memulai penggunaan DMARDs.
b. Glukokortikoid
Pada awal inflamasi arthritis, steroid dapat diberikan sebagai dosis tunggal, baik
secara intramuskuler atau intra-arterikuler untuk menginduksi berkurangnya
inflamasi. Prednison pada dosis rendah dapat digunakan untuk meredakan gejala
jangka pendek dan tanda-tanda penyakit dari RA.
c. DMARDs menjadi first-line terapi untuk RA. Untuk terapi dengan DMARD harus
dimulai pada 3 bulan pertama setelah simptomnya muncul. Pengobatan dini
dengan menggunakan DMARD dapat mengurangi resiko kematian. Pasien yang
menderita RA, resiko kematiannya lebih tinggi dibanding dengan orang-orang
yang tidak terkena RA. Obat-obatan DMARDs yang bisa digunakan adalah
Methotrexate, Leflunomid, Hydroxychloroquine, Sulfasalazine, dan Minocycline.