ARTRITIS REUMATOID materi

35
BAB I PENDAHULUAN Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua organ dan jaringan tubuh. Sejalan dengan makin meningkatnya usia, akan terjadi beberapa perubahan dalam tubuh manusia. Keadaan demikian itu tampak pula pada semua sistem muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada kaitannya dengan kemungkinan timbulnya beberapa golongan reumatik. Salah satu golongan penyakit reumatik yang sering menyertai usia lanjut yang menimbulkan gangguan muskuloskeletal terutama adalah atritis reumatoid. Kejadian penyakit tersebut akan makin meningkat sejalan dengan meningkatnya usia manusia. Reumatik dapat mengakibatkan perubahan otot, hingga fungsinya dapat menurun bila otot pada bagian yang menderita tidak dilatih guna mengaktifkan fungsi otot. Namun usia lanjut tidak selalu mengalami atau menderita reumatik. Bagaimana timbulnya kejadian reumatik ini, sampai sekarang belum sepenuhnya dapat dimengerti. Reumatik bukan merupakan suatu penyakit, tapi merupakan suatu sindrom dan golongan penyakit yang menampilkan perwujudan sindroma reumatik cukup banyak, namun semuanya menunjukkan adanya persamaan ciri. Menurut kesepakatan para ahli di bidang reumatologi, reumatik dapat terungkap sebagai keluhan dan/atau tanda. Dari kesepakatan, dinyatakan ada tiga keluhan utama pada sistem muskuloskeletal yaitu: nyeri, kekakuan (rasa kaku) dan kelemahan, serta adanya tiga tanda utama yaitu: pembengkakan sendi., kelemahan otot, dan gangguan 1

description

ARTRITIS REUMATOID materi

Transcript of ARTRITIS REUMATOID materi

Page 1: ARTRITIS REUMATOID materi

BAB I

PENDAHULUAN

Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua organ

dan jaringan tubuh. Sejalan dengan makin meningkatnya usia, akan terjadi beberapa

perubahan dalam tubuh manusia. Keadaan demikian itu tampak pula pada semua sistem

muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada kaitannya dengan kemungkinan timbulnya

beberapa golongan reumatik.

Salah satu golongan penyakit reumatik yang sering menyertai usia lanjut yang

menimbulkan gangguan muskuloskeletal terutama adalah atritis reumatoid. Kejadian penyakit

tersebut akan makin meningkat sejalan dengan meningkatnya usia manusia. Reumatik dapat

mengakibatkan perubahan otot, hingga fungsinya dapat menurun bila otot pada bagian yang

menderita tidak dilatih guna mengaktifkan fungsi otot. Namun usia lanjut tidak selalu

mengalami atau menderita reumatik. Bagaimana timbulnya kejadian reumatik ini, sampai

sekarang belum sepenuhnya dapat dimengerti.

Reumatik bukan merupakan suatu penyakit, tapi merupakan suatu sindrom dan

golongan penyakit yang menampilkan perwujudan sindroma reumatik cukup banyak, namun

semuanya menunjukkan adanya persamaan ciri. Menurut kesepakatan para ahli di bidang

reumatologi, reumatik dapat terungkap sebagai keluhan dan/atau tanda. Dari kesepakatan,

dinyatakan ada tiga keluhan utama pada sistem muskuloskeletal yaitu: nyeri, kekakuan (rasa

kaku) dan kelemahan, serta adanya tiga tanda utama yaitu: pembengkakan sendi., kelemahan

otot, dan gangguan gerak. (Soenarto, 1982). Reumatik dapat terjadi pada semua umur dari

kanak – kanak sampai usia lanjut, atau sebagai kelanjutan sebelum usia lanjut dan gangguan

reumatik akan meningkat dengan meningkatnya umur. (Felson, 1993, Soenarto dan Wardoyo,

1994).

1

Page 2: ARTRITIS REUMATOID materi

BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR PENYAKIT ARTRITIS REUMATOID

1. Definisi

Artritis Reumatoid adalah penyakit autoimun sistemik kronis yang tidak diketahui

penyebabnya dikarakteristikkan dengan reaksi inflamasi dalam membran sinovial yang

mengarah pada destruksi kartilago sendi dan deformitas lebih lanjut. (Susan Martin Tucker,

1998).

Artritis Reumatoid (AR) adalah kelainan inflamasi yang terutama mengenai membran

sinovial dari persendian dan umumnya ditandai dengan dengan nyeri persendian, kaku sendi,

penurunan mobilitas, dan keletihan. (Diane C. Baughman. 2000)

Artritis rematoid adalah suatu penyakit inflamasi kronik dengan manifestasi utama

poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh. (Arif Mansjour. 2001)

Artritis reumatoid ini merupakan bentuk artritis yang serius, disebabkan oleh

peradangan kronis yang bersifat progresif, yang menyangkut persendian. Ditandai dengan

sakit dan bengkak pada sendi-sendi terutama pada jari-jari tangan, pergelangan tangan, siku,

dan lutut.

2. Epidemiologi

AR terjadi antara usia 30 tahun dan 50 tahun dengan puncak insiden antara usia 40

tahun dan 50 tahun. Wanita terkena dua sampai tiga kali lebih sering dari pada pria. AR

adalah suatu penyakit inflamasi sistematik yang paling sering dijumpai, menyerang sekitar

1% populasi dunia.

3. Etiologi

Penyebab artritis reumatoid masih belum diketahui walaupun banyak hal mengenai

patogenesisnya telah terungkap. AR adalah suatu penyakit autoimun yang timbul pada

individu – individu yang rentang setelah respon imun terhadap agen pencetus yang tidak

diketahui. Faktor pencetus mungkin adalah suatu bakteri, mikoplasma, virus yang

menginfeksi sendi atau mirip dengan sendi secara antigenis. Biasanya respon antibodi awal

terhadap mikro-organisme diperantarai oleh IgG. Walaupun respon ini berhasil mengancurkan

mikro-organisme, namun individu yang mengidap AR mulai membentuk antibodi lain

2

Page 3: ARTRITIS REUMATOID materi

biasanya IgM atau IgG, terhadap antibodi IgG semula. Antibodi ynng ditunjukan ke

komponen tubuh sendiri ini disebut faktor rematoid ( FR ). FR menetap di kapsul sendi, dan

menimbulkan peradangan kronik dan destruksi jaringan AR diperkirakan terjadi karena

predisposisi genetik terhadap penyakit autoimun.

4. Faktor Predisposisi

Beberapa faktor pencetus dari atritis reumatoid yang banyak menyebabkan gejala,

meliputi :

Aktifitas/mobilitas yang berlebihan

Aktifitas klien dengan usia yang sangat lanjut sangatlah membutuhkan perhatian yang

lebih, karena ketika klien dengan kondisi tubuh yang tidak memungkinkan lagi untuk banyak

bergerak, akan memberatkan kondisi klien yang menurun terlebih lagi sistem imun yang

sangat buruk. Sehingga klien dengan sistem imunitas tubuh yang menurun, sangatlah

dibutuhkan perhatian lebih untuk mengurangi /memperhatikan tipe aktifitas/mobilitas yang

berlebih. Hal ini dikarenakan kekuatan sistem muskuloskeletal klien yang tidak lagi seperti

usianya beberapa tahun yang lalu, masih dapat beraktifitas maksimal.

Lingkungan

Mereka yang terdiagnosis atritis reumatoid sangatlah diperlukan adanya perhatian

lebih mengenai keadaan lingkungan. Ketika lingkungan sekitarnya yang tidak mendukung,

maka kemungkinan besar klien akan merasakan gejala penyakit ini. Banyak diantaranya

ketika keadaan suhu lingkungan sekitar klien yang cukup dingin, maka klien akan merasa

ngilu, kekakuan sendi pada area-area yang biasa terpapar, sulit untuk mobilisasi, dan bahkan

kelumpuhan.

5. Patofisiologi

Reaksi autoimun dalam jaringan sinovial akibat faktor genetik, yang melakukan proses

fagositosis menyerang sinovium menghasilkan enzim – enzim dalam sendi untuk memecah

kolagen sehingga terjadi edema proliferasi membran sinovial yang mengakibatkan adanya

pelepasan kolagenesa dan produksi lisozim oleh fagosit yang mengakibatkan terjadinya erosi

sendi dan periartikularis tekanan sendi distensi serta putusnya kapsula & ligamentum.

Kemudian terjadi pembengkakan, kekakuan pergelangan tangan & sendi jari tangan dan

akhirnya membentuk pannus. Pannus tersebut akan menghancurkan tulang rawan dan

menimbulkan erosi tulang sehingga akan berakibat menghilangnya permukaan sendi yang

akan mengganggu gerak sendi.

3

Page 4: ARTRITIS REUMATOID materi

Pathway

4

Bakteri, mikroplasma, virus

menginfeksi sendi

Proses fagositosis menyerang sinovium

Edema proliferasi membran sinovial

Produksi lisozimoleh fagosit

Pelepasan kolagenesaoleh fagosit

Terjadi proses autoimundalam jaringan sinovial

Faktor genetik

Terjadi erosi sendi dan periartikularis Tekanan sendiDistensi Serta putusnya kapsula & ligamentum

pembengkakan Gejala-Gejala Konstitusional

kekakuan di pagi hari Deformitas

Membentuk pannus

Menghancurkan tulang rawan

Menghilangkan permukaan sendiyang mengganggu gerak sendi

1.Gangguan rasa nyaman

2.Gangguan mobilitas fisik

4.Gangguan perawatan

diri

3.Gangguan citra tubuh

Page 5: ARTRITIS REUMATOID materi

6. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis yang timbul sesuai dengan tahapan dan keparahan dari penyakit

AR itu sendiri. Nyeri sendi, bengkak, hangat, eritema, dan kurang berfungsi adalah gambaran

klinis yang klasik. Seringkali dapat diaspirasi cairan dari sendi yang mengalami

pembengkakan. Artritis sering diawali dengan timbulnya rasa sakit serta lemah pada sendi

tangan dan pinggang. Juga disertai bengkak dan kadang terjadi peradangan, tetapi sering tiba-

tiba hilang.

Pola karakteristik dari persendian yang terkena :

- Mulai pada persendian kecil ditangan, pergelangan , dan kaki.

- Secara progresif menenai persendian, lutut, bahu, pinggul, siku, pergelangan kaki,

tulang belakang serviks, dan temporomandibular.

- Biasnya akut, bilateral, dan simetris.

- Persendian dapat teraba hangat, bengkak, dan nyeri ; kaku pada pagi hari berlangsung

selama lebih dari 30 menit.

- Deformitasi tangan dan kaki adalah hal yang umum.

Beberapa gejala klinis yang kerap kali terjadi pada para penderita atritis reumatoid ini,

yakni :

- Gejala-Gejala Konstitusional.

Beberapa gejala tersebut meliputi lelah, anoreksia, berat badan menurun dan demam.

Bahkan terkadang kelelahan yang sangat hebat.

- Poliatritis Simetris.

Terutama terjadi pada sendi perifer, termasuk sendi-sendi  di tangan namun biasanya

tidak melibatkan sendi-sendi interfalangs distal. Hampir semua sendi diatrodial dapat

terserang.

5

Cemas

Situasi berubah

5.Kurang informasi

6.Gangguan Pola tidur

ketidakmampuan beradaptasi

Page 6: ARTRITIS REUMATOID materi

- Kekakuan di pagi hari.

Kejadian ini terjadi selama lebih dari 1 jam, dapat bersifat generalisata tetapi terutama

menyerang sendi-sendi. Kekakuan ini berbeda dengan kekakuan sendi pada

osteoatritis, yang biasanya hanya berlangsung selama beberapa menit dan selalu

kurang dari satu jam.

- Atritis Erosif.

Atritis erosif merupakaan ciri khas penyakit ini pada gambaran radiologik. Peradangan

sendi yang kronik mengakibatkan erosi di tepi tulang dan ini dapat dilihat pada

radiogram.

- Deformitas.

Kerusakan struktur penunjang sendi dengan perjalanan penyakit. Pergeseran ulnar atau

jari, subluksasi sendi metakarpofalangeal, deformitas boutonniere dan leher angsa.

Pada kaki terdapat protrusi (tonjolan) kaput metatarsal yang timbul sekunder dari

subluksasi metatarsal.

- Nodula-Nodula Reumatoid.

Nodula-nodula reumatoid adalah masa subkutan yang ditemukan pada sekitar

sepertiga penderita dewasa. Lokasi tersering yakni di daerah sepanjang sendi sikut

atau sepanjang permukaan ekstensor lengan. Nodul ini merupakan tanda bahwa

penyakit tersebut aktif.

- Manifestasi Ekstraartikuler.

a. Kulit Nodula subkutan Vaskulitis, bercak-bercak coklat lesi-lesi ekimotik

b. Jantung

Perikarditis Temponade pericardium. Lesi peradangan miokardium dan katup

jantung

c. Paru-paru

Pleuritis dengan atau tanpa efusi peradangan paru-paru

d. Mata terjadi skleritis

e. Syaraf

Neuropati perifer sindrom kompresi perifer (sindrom terowongan kapal,

neuropati syaraf ulnaris, paralisis peronealis, abnormalitas vertebra servikal)

f. Sitemik Anemia Osteoporosis generalisata Syndrome felty Sindrom Sjogren

(keratokonjungtivitis sika) Amiloidosis.

6

Page 7: ARTRITIS REUMATOID materi

7. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan umum yang lengkap penting di lakukan. Disamping menilai adanya

sinovasi pada setiap sendi, perhatian juga hal –hal berikut ini :

Keadaan umum : komplikasi steroid, berat badan.

Tangan : meliputi vaskulitasi dan fungsi tangan.

Lengan : siku dan sendi bahu, nodul rematoid dan pembesaran kelenjar

limfe aksila.

Wajah : periksa mata untuk sindroma Sjorgen, skleritis, episkleritis,

skleromalasia perforans, katarak, anemia dan tanda – tanda

hiperviskositas pada fundus. Kelenjar parotis membesar (sinroma

Sjogren ).

Mulut : ( kering, karies dentis, ulkus ), suara serak, sendi

temporomandibula ( krepitus ). Catatan : artritis rematoid tidak

menyebabkan iritasi.

Leher : adanya tanda – tanda terkenanya tulang servikal.

Toraks : jantung ( adanya perikarditis, defek konduksi, inkompetensi

katup aorta dan mitral ). Paru – paru ( adanya efusi pleural,

fibrosis, nodul infark, sindroma Caplan ).

Abdomen : adanya splenomegali dan nyeri tekan apigastrik.

Panggul dan lutut : tungkai bawah – adanya ulkus, pembengkakan betis ( kista

Baker yang reptur ) neuropati, mononeuritis multipleks dan

tanda – tanda kompresi medulla spinalis.

Kaki : efusi lutut maka cairan akan mengisi cekungan medial dan kantong

suprapatelar mengakibatkan pembengkakan di atas dan sekitar

patela yang berbentuk seperti ladam kuda dan efusi sendi

pergelangan kaki akan terjadi pembengkakan pada sisi anterior

Urinalisis : untuk protein dan darah, serta pemeriksaan rektum untuk

menentukan adanya darah.

8. Pemeriksaan Penunjang

Untuk menyokong diagnosa (ingat bahwa ini terutama merupakan diagnosa klinis)

1. Tes erologik

a. Faktor rematoid – 70% pasien bersifat seronegatif.

7

Page 8: ARTRITIS REUMATOID materi

Catatan: 100% dengan factor rematoid yang positif jika terdapat nodul

atasindroma Sjogren

b. Antibodi antinukleus (AAN)- hasil yang positif terdapat pada kira-kira 20 kasus

2. Foto sinar X pada sendi-sendi yang terkena. Perubahan-perubahan yang dapat di temukan

adalah:

a. Pembengkakan jaringan lunak

b. Penyempitan rongga sendi

c. Erosi sendi

d. Osteoporosis juksta artikule

3. Untuk menilai aktivitas penyakit:

a. Erosi progresif pada foto sinar X serial.

b. LED. Ingat bahwa diagnosis banding dari LED yang meningkat pada artritisreumatoid

meliputi :

- penyakit aktif

- amiloidosis

- infeksi

- sindroma Sjorgen ;

c. Anemia : berat ringannya anemia normakromik biasanya berkaitan

dengan aktifitas.

d. Titer factor rematoid : makin tinggi titernya makin mungkin terdapat kelainan

ekstra artikuler. Faktor ini terkait dengan aktifitas artritis.

9. Prognosis

Perjalanan penyakit artritis reumatoid sangat bervariasi, bergantung pada ketaatan

pasien untuk berobat dalam jangka waktu lama. Sekitar 50 – 70% pasien artritis reumatoid

akan mengalami prognosis yang lebih buruk. Golongan ini umumya meninggi 10 – 15 tahun

lebih cepat dari pada orang tanpa arthritis rheumatoid. Penyebab kematiannya adalah infeksi,

penyakit jantung, gagal pernapasan, gagal ginjal, dan penyakit saluran cerna. Umumnya

mereka memiliki keadaan umum yang buruk, lebih dari 30 buah sendi yang mengalami

peradangan, dengan manifestasi ekstraartikuler, dan tingkat pendidikan yang rendah.

Golongan ini memerlukan terapi secara agresif dan dini karena kerusakan tulang yang luas

dapat terjadi dalam 2 tahun pertama.

8

Page 9: ARTRITIS REUMATOID materi

10. Terapi

Prinsip utama pengobatan penyaki artritis adalah dengan mengistirahatkan sendi yang

terserang, karena jika sendi yang terserang terus digunakan akan memperparah peradangan.

Dengan mengistirahatkan sendi secara rutin dapat mengurangi rasa nyeri yang ditimbulkan.

Pembidaian bisa digunakan untuk imobilisasi dan mengistirahatkan satu atau beberapa sendi,

tetapi untuk mencegah kekakuan dapat dilakukan beberapa gerakan yang sistematis.

Obat-obatan yang dipakai untuk mengobati penyakit ini adalah:

1.Obat anti peradangan non steroid, yang paling sering digunakan adalah aspirin dan

ibuprofen. Obat ini mengurangi pembengkakan sendi dan mengurangi nyeri.

2.Obat slow-acting, obat ini ditambahkan jika terbukti obat anti peradangan non

steroid tidak efektif setelah diberikan selama 2-3 bulan atau diberikan segera apabila

penyakitnya berkembang cepat.

Yang sekarang digunakan adalah

(a) Senyawa emas, yang berfungsi memperlambat terjadinya kelainan bentuk tulang.

Diberikan sebagia suntikan mingguan. Jika obat ini terbukti efektif, dosis

dikurangi.

(b) Penisilamin, efeknya menyerupai senyawa emas dan bisa digunakan bila

senyawa emas tidak efektif dan menyebabkan efek samping yang tidak dapat

ditoleransi. Dosis dinaikan secara bertahap hingga terjadi perbaikan. Penisilamin

yang biasa dipakai antara lain hydroxycloroquinine dan sulfasalazine.

3.Kortikosteroid, misalnya prednison merupakan obat paling efektif untuk mengurangi

peradangan dibagian tubuh manapun. Kortikosteroid efektif digunakan pada

pemakaian jangka pendek, dan kurang efektif bila dipakai dalam jangka panjang. Obat

ini tidak memperlambat perjalanan penyakit ini dan pemakaian jangka panjang

mengakibatkan berbagai efek samping, yang melibatkan hampir setiap organ. Untuk

mengurangi resiko terjadinya efek samping, maka hampir selalu digunakan dosis

efektif terendah. Obat ini disuntikan langsung ke dalam sendi, tetapi dapat

menyebabkan kerusakan jangka panjang, terutama jika sendi yang terkena digunakan

secara berlebihan sehingga mempercepat terjadinya kerusakan sendi.

4.Obat imunosupresif (contohnya metotreksat, azatioprin, dan cyclophosphamide)

efektif untuk mengatasi artritis yang berat. Obat ini menekan peradangan sehingga

pemakaian kortikosteroid bisa dihindari atau diberikan dengan dosis rendah.

9

Page 10: ARTRITIS REUMATOID materi

11. Penatalaksanaan

Tujuan dari penatalaksanaan termasuk penyuluhan, keseimbangan antara istirahat dan

latihan, dan rujukan lembaga di komunitas untuk mendapatkan dukungan.

AR dini : penatalaksanaan pengobatan termasuk dosis terapeutik salisilat

atau obat – obat antiinflamasi nonsteroid ( NSAIDS );

antimalaria emas, pensilamin,atau sulfasalazin, methotreksat;

analgetik selama periode nyeri hebat.

AR sedang , erosit : program formal terapi okupasi dan terapi fisik.

AR persisten, erisif : pembedahan rekonstruksi dan kortikosteroid.

AR tahap lanjut yang tak pulih : preparat immunosupresif, seperti metotreksat,

siklosfosfamid, dan azatioprin.

Pasien AR sering mengalami anoreksia, penurunan berat badan, dan anemia, sehingga

membutuhkan pengkajian riwayat diit yang sangat cermat untuk mengidntifikasi kebiasaan

makan dan makanan yang disukai. ( kortikosteroid dapat menstimulasi napsu makan dan

menyebabkan penambahan berat badan ).

Penatalaksanaan artritis reumatoid didasarkan pada pengertian patofisiologis penyakit

ini. Selain itu perhatian juga ditujukan terhadap manifestasi psikofisiologis dan kekacauan

psikososial yang menyertainya yang disebabkan oleh perjalana penyakit yang fluktuatif dan

kronik. Untuk memuat diagnostik yang akurat dapat memakan waktu sampai bertahun-tahun,

tetapi pengobatan dapat dimulai secara lebih dini.

Tujuan utama dari program pengobatan adalah sebagai berikut:

1. Untuk menghilangkan nyeri dan peradangan.

2. Untuk mempertahankan fungsi sendi dan kemampuan maksimal dari pasien.

3. Untuk mencegah dan memperbaiki deformitas yang terjadi pada sendi.

Ada sejumlah cara penatalaksanaan yang sengaja dirancang untuk mencapai tujuan-

tujuan ini: pendidikan, istirahat, latihan fisik dan termoterapi, gizi dan obat-obatan.

Langkah pertama dari program penatalaksanaan ini adalah memberikan pendidikan

yang cukup tentang penyakit kepada pasien, keluarganya, dan siapa saja yang berhubungan

dengan pasien. Pendidikan yang diberikan meliputi pengertian tentang patofisiologis,

penyebab, dan prognosis penyakit ini, semua komponen program penatalaksanaan termasuk

regimen obat yang kompleks, sumber-sumber bantuan untuk mengatasi penyakit ini, dan

metode-metode efektif tentang penatalaksanaan yang diberikan oleh tim kesehatan. Proses

pendidikan ini harus dilakukan secara terus-menerus. Bantuan dapat diperoleh melalui club

10

Page 11: ARTRITIS REUMATOID materi

penderita, badan-badan kemasyarakatan, dan dari orang-orang lain yang juga penderita artritis

reumatoid, serta keluarga mereka.

Istirahat penting karena artritis reumatoid biasanya disertai rasa lelah yang hebat.

Walaupun rasa lelah itu bisa timbul setiap hari, tetapi ada masa-masa ketika pasiem merasa

lebih baik atau lebih berat. Kekakuan dan rasa tidak nyaman dapat meningkat apabila

beristirahat, hal ini berarti bahwa pasien dapat mudah terbangun dari tidurnya pada malam

hari karena nyeri.

Latihan-latihan spesifik dapat bermanfaat dalam mempertahankan fungsi sendi.

Latihan ini mencakup gerakan aktif dan pasif pada semua sendi yang sakit, sedikitnya dua

kali sehari. Kompres panas pada sendi-sendi yang sakit dan bengkak mungkin dapat

mengurangi nyeri. Mandi parafin dengan suhu yang bisa diatur dan mandi dengan suhu panas

dan dingin dapat dilakukan di rumah.

Alat-alat pembantu dan adaktif mungkin diperlukan untuk melakukan aktivitas

kehidupan sehari-hari.

12. Komplikasi

Kelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah gastritis dan ulkus peptik

yang merupakan komlikasi utama penggunaan obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS) atau

obat pengubah perjalanan penyakit ( disease modifying antirhematoid drugs, DMARD ) yang

menjadi faktor penyebab morbiditas dan mortalitas utama pada arthritis reumatoid.

Komplikasi saraf yang terjadi memberikan gambaran jelas , sehingga sukar dibedakan

antara akibat lesi artikuler dan lesi neuropatik. Umumnya berhubungan dengan mielopati

akibat ketidakstabilan vertebra servikal dan neuropati iskemik akibat vaskulitis.

13. Diet

Penatalaksanaan diet untuk Reumatoid yaitu :

Diet khusus : Tim Cakar Ayam

Untuk diet keseluruhan dapat dilihat sebagai berikut :

1. Asupan protein : 0,8 g/kg BB/hari

2. Asupan buah dan sayuran > dari 5x sajian per hari

3. Diet rendah lemak : < 5 % (asam lemak omega 6) dan > 10 % ( asam lemak omega

9)

4. Meningkatkan asupan asam lemak omega 3

5. Cukup vitamin B6 dan C

11

Page 12: ARTRITIS REUMATOID materi

6. Suplemen multivitamin dan mineral jika asupan tidak mencukupi

7. Suplemen Fe jika pasien anemia

8. Pasien dengan kortikosteroid perlu diberikan makanan tinggi kalsium dan kalium

9. Makanan diberikan dalam porsi kecil tapi sering dan batasi minyak serta gula.

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN

Data dasar pengkajian pasien tergantung padwa keparahan dan keterlibatan organ-

organ lainnya ( misalnya mata, jantung, paru-paru, ginjal ), tahapan misalnya eksaserbasi akut

atau remisi dan keberadaaan bersama bentuk-bentuk arthritis lainnya.

1.Aktivitas/istirahat

Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stres pada

sendi; kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral dan simetris.

Limitasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang,

pekerjaan,keletihan.

Tanda : Malaise, keterbatasan rentang gerak; atrofi otot, kulit, kontraktoR:

kelaianan pada sendi.

2. Kardiovaskuler

Gejala : Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki ( mis: pucat intermitten, sianosis,

kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal)

3. Integritas ego

Gejala : Faktor-faktor stres akut/ kronis: mis; finansial, pekerjaan,

ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan, keputusan dan

ketidakberdayaan ( situasi ketidakmampuan ), ancaman pada konsep diri,

citra tubuh, identitas pribadi ( misalnya ketergantungan pada orang lain).

4. Makanan/ cairan

Gejala : Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi makanan/ cairan

adekuat, mual, anoreksia, kesulitan untuk mengunyah ( keterlibatan TMJ)

Tanda : Penurunan berat badan, kekeringan pada membran mukosa.

5. Hygiene

Gejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi,

Ketergantungan

12

Page 13: ARTRITIS REUMATOID materi

6. Neurosensori

Gejala : Kebas, semutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan

pembengkakan sendi simetris

7. Nyeri/ kenyamanan

Gejala : Fase akut dari nyeri ( mungkin tidak disertai oleh pembengkakan

jaringan lunak pada sendi ).

8. Keamanan

Gejala : Kulit mengkilat, tegang, nodul subkutaneus, lesi kulit, ulkus kaki,

kekeringan pada meta dan membran mukosa.

9. Interaksi sosial

Gejala : Kerusakan interaksi sosial dengan keluarga/ orang lain; perubahan peran;

isolasi.

10. Penyuluhan/ pembelajaran

Gajala : Riwayat AR pada keluarga ( pada awitan remaja ), penggunaan makanan

kesehatan, vitamin, “ penyembuhan “ arthritis tanpa pengujian, riwayat

perikarditis, lesi katup, fibrosis pulmonal, pleuritis.

Pertimbangan : DRG Menunjukkan rerata lama dirawat : 4,8 hari.

Rencana Pemulanagan : Mungkin membutuhkan bantuan pada transportasi,

aktivitas perawatan diri, dan tugas/ pemeliharaan

rumah tangga.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri berhubungan dengan agen pencedera; distensi jaringan oleh akumulasi cairan/

proses inflamasi, destruksi sendi.

2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skeletal, nyeri, penurunan

kekuatan otot.

3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan kemampuan untuk

melaksanakan tugas-tugas umum, ketidakseimbangan mobilitas

4. Kurang perawatan diri berhubungan dengan kerusakan muskuloskeletal; penurunan

kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi.

13

Page 14: ARTRITIS REUMATOID materi

5. Kurang Pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai penyakit, prognosis, dan

kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi dan kesalahan

interpretasi informasi.

6. Gangguan pola tidur berhubungan dengan stress psikologis, perubahan stituasi

ditandai dengan keluhan kesulitan terlelap, tidak merasa segar saat bangun tidur

Prioritas Keperawatan

1. Menghilangkan nyeri

2. Meningkatkan mobilitas.

3. Meningkatkan konsep diri yang positif

4. Mendukung kemandirian

5. Memberikan informasi mengenai proses penyakit/ prognosis dan keperluan

pengobatan

6. megembalikan siklus tidur nyaman pasien

3. RENCANA KEPERAWATAN

NO.

DX

TUJUAN DAN

KRITERIA HASIL

INTERVENSI RASIONAL

1 Setelah diberikan asuhan

keperawatan nyeri dapat

diatasi dengan kriteria

hasil :

Menunjukkan nyeri

hilang/ terkontrol

- Pasien terlihat rileks,

dapat tidur,

beristirahat dan

berpartisipasi dalam

aktivitas sesuai

kemampuan.

- Mengikuti program

farmakologis yang

diresepkan

- Menggabungkan

1. Selidiki keluhan nyeri, catat

lokasi dan intensitas (skala

0-10). Catat faktor-faktor

yang mempercepat dan

tanda-tanda rasa sakit non

verbal.

2. Berikan matras/ kasur keras,

bantal kecil. Tinggikan

tempat tidur sesuai

kebutuhan.

3. Tempatkan/ pantau

penggunaan bantal, karung

pasir, gulungan trokhanter,

bebat, Brace.

4. Dorong untuk sering

mengubah posisi. Bantu

1. Membantu dalam

menentukan kebutuhan

manajemen nyeri dan

keefektifan program

2. Matras yang lembut/

empuk, bantal yang besar

akan mencegah

pemeliharaan kesejajaran

tubuh yang tepat,

menempatkan stress pada

sendi yang sakit.

3. Peninggian linen tempat

tidur menurunkan tekanan

pada sendi yang

terinflamasi/nyeri.

4. Mengistirahatkan sendi-

14

Page 15: ARTRITIS REUMATOID materi

keterampilan

relaksasi dan aktivitas

hiburan ke dalam

program kontrol

nyeri.

untuk bergerak di tempat

tidur, sokong sendi yang

sakit di atas dan bawah,

hindari gerakan yang

menyentak.

5. Dorong penggunaan teknik

manajemen stres, misalnya:

relaksasi progresif, sentuhan

terapeutik, visualisasi,

pedoman imajinasi,

hypnosis diri, dan

pengendalian napas.

6. Libatkan dalam aktivitas

hiburan yang sesuai untuk

situasi individu.

7. Beri obat sebelum aktivitas/

latihan yang direncanakan

sesuai petunjuk

8. Kolaborasi: Berikan obat-

obatan sesuai petunjuk

(mis:asetil salisilat)

sendi yang sakit dan

mempertahankan posisi

netral. Mencegah

terjadinya kelelahan

umum dan kekakuan

sendi. Menstabilkan sendi,

mengurangi gerakan/ rasa

sakit pada sendi)

5. Meningkatkan relaksasi,

memberikan rasa kontrol

dan mungkin

meningkatkan

kemampuan koping)

6. Memfokuskan kembali

perhatian, memberikan

stimulasi, dan

meningkatkan rasa

percaya diri dan perasaan

sehat.

7. Meningkatkan realaksasi,

mengurangi tegangan

otot/ spasme,

memudahkan untuk ikut

serta dalam terapi

8. Sebagai anti inflamasi dan

efek analgesik ringan

dalam mengurangi

kekakuan dan

meningkatkan mobilitas

2 Setelah diberikan asuhan

keperawatan klien dapat

melakukan aktivitas yang

dapat ditoleransi dengan

1. Evaluasi/ lanjutkan

pemantauan tingkat

inflamasi/ rasa sakit pada

sendi.

2. Pertahankan istirahat tirah

1. Tingkat aktivitas/ latihan

tergantung dari

perkembangan/ resolusi

dari peoses Inflamasi.

2. Istirahat sistemik

15

Page 16: ARTRITIS REUMATOID materi

kriteria hasil :

- Mempertahankan

fungsi posisi dengan

tidak hadirnya/

pembatasan

kontraktur.

- Mempertahankan

ataupun

meningkatkan

kekuatan dan fungsi

dari dan/ atau

konpensasi bagian

tubuh.

- Mendemonstrasikan

tehnik/ perilaku yang

memungkinkan

melakukan aktivitas

baring/ duduk jika

diperlukan jadwal aktivitas

untuk memberikan periode

istirahat yang terus

menerus dan tidur malam

hari yang tidak terganggu.

3. Bantu dengan rentang

gerak aktif/pasif, jika

memungkinkan.

4. Ubah posisi dengan sering

dengan jumlah personel

cukup.

5. Dorong pasien

mempertahankan postur

tegak dan duduk tinggi,

berdiri, dan berjalan.

6. Berikan lingkungan yang

aman, misalnya menaikkan

rest train, menggunakan

pegangan tangga pada

toilet, penggunaan kursi

roda.

7. Kolaborasi: konsul dengan

fisoterapi.

8. Kolaborasi: Berikan matras

busa/ pengubah tekanan.

9. Kolaborasi: berikan obat-

obatan sesuai indikasi

(steroid).

dianjurkan selama

eksaserbasi akut dan

seluruh fase penyakit

yang penting untuk

mencegah kelelahan

mempertahankan

kekuatan.

3. Mempertahankan/

meningkatkan fungsi

sendi, kekuatan otot dan

stamina umum. Catatan :

latihan tidak adekuat

menimbulkan kekakuan

sendi, karenanya

aktivitas yang berlebihan

dapat merusak sendi.

4. Menghilangkan tekanan

pada jaringan dan

meningkatkan sirkulasi.

5. Memaksimalkan fungsi

sendi dan

mempertahankan

mobilitas.

6. Menghindari cidera

akibat kecelakaan/ jatuh.

7. Berguna dalam

memformulasikan

program latihan.

8. Menurunkan tekanan

pada jaringan yang

mudah pecah untuk

mengurangi risiko

imobilitas.

16

Page 17: ARTRITIS REUMATOID materi

9. Mungkin dibutuhkan

untuk menekan sistem

inflamasi akut

3 Setelah diberikan asuhan

keperawatan klien dapat

menerima keadaannya

dengan kriteria hasil :

- Mengungkapkan

peningkatan rasa

percaya diri dalam

kemampuan untuk

menghadapi

penyakit, perubahan

pada gaya hidup, dan

kemungkinan

keterbatasan.

- Menyusun rencana

realistis untuk masa

depan.

1. Dorong pengungkapan

mengenai masalah tentang

proses penyakit, harapan

masa depan.

2. Diskusikan arti dari

kehilangan/ perubahan

pada pasien/orang terdekat.

3. Memastikan bagaimana

pandangan pribadi pasien

dalam memfungsikan gaya

hidup sehari-hari, termasuk

aspek-aspek seksual.

4. Diskusikan persepsi pasien

mengenai bagaimana orang

terdekat menerima

keterbatasan.

5. Perhatikan perilaku

menarik diri, penggunaan

menyangkal atau terlalu

memperhatikan perubahan.

6. Ikut sertakan pasien dalam

merencanakan perawatan

dan membuat jadwal

aktivitas. Bantu dalam

kebutuhan perawatan yang

diperlukan.

7. Kolaborasi: Rujuk pada

konseling psikiatri, mis:

perawat spesialis psikiatri,

psikolog.

8. Kolaborasi: Berikan obat-

1. Berikan kesempatan

untuk mengidentifikasi

rasa takut/ kesalahan

konsep dan

menghadapinya secara

langsung).

2. Mengidentifikasi

bagaimana penyakit

mempengaruhi persepsi

diri dan interaksi dengan

orang lain akan

menentukan kebutuhan

terhadap intervensi/

konseling lebih lanjut.

3. Isyarat verbal/non verbal

orang terdekat dapat

mempunyai pengaruh

mayor pada bagaimana

pasien memandang

dirinya sendiri.

4. Dapat menunjukkan

emosional ataupun

metodekoping

maladaptive,

membutuhkan intervensi

lebih lanjut

5. Meningkatkan perasaan

harga diri, mendorong

kemandirian, dan

mendorong berpartisipasi

17

Page 18: ARTRITIS REUMATOID materi

obatan sesuai petunjuk,

mis; anti ansietas dan obat-

obatan peningkat alam

perasaan.

dalam terapi

6. Mempertahankan

penampilan yang dapat

meningkatkan citra diri

7. Pasien/orang terdekat

mungkin membutuhkan

dukungan selama

berhadapan dengan

proses jangka panjang/

ketidakmampuan

8. Mungkin dibutuhkan

pada saat munculnya

depresi hebat sampai

pasien mengembangkan

kemapuan koping yang

lebih efektif

4 Setelah diberikan asuhan

keparawatan perawatan

diri klien terpenuhi

dengan kriteria hasil :

- Melaksanakan

aktivitas perawatan

diri pada tingkat

yang konsisten

dengan kemampuan

individual.

- Mendemonstrasikan

perubahan teknik/

gaya hidup untuk

memenuhi

kebutuhan perawatan

diri.

- Mengidentifikasi

sumber-sumber

1. Pertahankan mobilitas,

kontrol terhadap nyeri dan

program latihan.

2. Kaji hambatan terhadap

partisipasi dalam

perawatan diri. Identifikasi/

rencana untuk modifikasi

lingkungan.

3. Kolaborasi: Konsul dengan

ahli terapi okupasi.

4. Kolaborasi : atur konsul

dengan lembaga lainnya,

misal: pelayanan

perawatan rumah, ahli

nutrisi.

1. Mendukung kemandirian

fisik/emosional

2. Menyiapkan untuk

meningkatkan

kemandirian, yang akan

meningkatkan harga diri

3. Berguna untuk

menentukan alat bantu

untuk memenuhi

kebutuhan individual.

Misal; memasang

kancing,menggunakan

alat bantu memakai

sepatu, menggantungkan

pegangan untuk mandi

pancuran

4. Mungkin membutuhkan

berbagai bantuan

18

Page 19: ARTRITIS REUMATOID materi

pribadi/ komunitas

yang dapat

memenuhi

kebutuhan perawatan

diri.

tambahan untuk

persiapan situasi di

rumah

5 Setelah diberikan asuhan

keperawatan kebutuhan

informasi dan kesalahhan

interpretasi terhadap

penyakit klien teratasi

dengan kriteria hasil :

- Menunjukkan

pemahaman tentang

kondisi/ prognosis,

perawatan.

- Mengembangkan

rencana untuk

perawatan diri,

termasuk modifikasi

gaya hidup yang

konsisten dengan

mobilitas dan atau

pembatasan

aktivitas.

1. Tinjau proses penyakit,

prognosis, dan harapan

masa depan.

2. Diskusikan kebiasaan

pasien dalam

penatalaksanaan proses

sakit melalui diet, obat-

obatan, dan program diet

seimbang, latihan dan

istirahat.

3. Bantu dalam

merencanakan jadwal

aktivitas terintegrasi yang

realistis, istirahat,

perawatan pribadi,

pemberian obat-obatan,

terapi fisik, dan

manajemen stres.

4. Tekankan pentingnya

melanjutkan manajemen

farmakoterapeutik.

5. Tekankan pentingnya

membaca label produk

dan mengurangi

penggunaan obat- obat

yang dijual bebas tanpa

persetujuan dokter.

6. Berikan informasi

mengenai alat bantu

1. Memberikan pengetahuan

dimana pasien dapat

membuat pilihan

berdasarkan informasi

2. Tujuan kontrol penyakit

adalah untuk menekan

inflamasi sendiri/ jaringan

lain untuk

mempertahankan fungsi

sendi dan mencegah

deformitas

3. Memberikan struktur dan

mengurangi ansietas pada

waktu menangani proses

penyakit kronis kompleks

4. Keuntungan dari terapi

obat-obatan tergantung

pada ketepatan dosis

5. Banyak produk

mengandung salisilat

tersembunyi yang dapat

meningkatkan risiko efek

samping yang berbahaya

6. Mengurangi paksaan

untuk menggunakan sendi

dan memungkinkan

individu untuk ikut serta

secara lebih nyaman

dalam aktivitas yang

19

Page 20: ARTRITIS REUMATOID materi

7. Diskusikan pentingnya

obat obatan lanjutan/

pemeriksaan laboratorium,

misal: LED, Kadar

salisilat, PT.

dibutuhkan

7. Terapi obat obatan

membutuhkan pengkajian/

perbaikan yang terus

menerus untuk menjamin

efek optimal dan

mencegah efek samping

yang berbahaya.

6 Setelah diberikan asuhan keperawatan klien dapat memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur dengan kriteria hasil:- Klien melaporkan

perbaikan dalam pola tidur dan istirahat

- Mengungkapkan peningkatan rasa segar setelah bangun tidur

1. Tentukan kebiasaan tidur klien dan perubahan yang terjadi.

2. Berikan tempat tidur yang nyaman.

3. Buat rutinitas tidur baru yang dimasukan dalam pola lama dan lingkungan baru

4. Dorong beberapa aktivitas fisik ringan selama siang hari; jamin klien berhenti beraktivitas beberapa jam sebelum tidur

5. Tingkatkan kenyamanan waktu tidur, misalnya mandi air hangat atau massase.

6. Hindari mengganggu klien saat tidur, misalnya membangunkan pasien.

1.Mengkaji seperlunya dan mengidentifikasi intervensi yang tepat.

2.Meningkatkan kenyamanan tidur serta dukungan fisiologis / psikologis.

3.Bila rutinitas baru mengandung aspek sebanyak kebiasaan lama, stress yang berhubungan dapat berkurang

4.Aktivitas siang hari dapat membantu pasien menggunakan energi dan siap untuk tidur malam hari. namun, kelanjutan aktivitas yang dekat dengan waktu tidur dapat bertindak sebagai stimulan yang memperlambat tidur

5.Meningkatkan efek relaksasi.

6.Tidur tanpa gangguan lebih menimbulkan rasa segar.

4. EVALUASI

20

Page 21: ARTRITIS REUMATOID materi

Dx.1 Terpenuhinya penurunan dan peningkatan adaptasi nyeri

Dx.2 Klien dapat melakukan aktivitas sesuai toleransi

Dx.3 Klien dapat menerima keadaan dirinya dengan melaporkan peningkatan rasa percaya

diri.

Dx.4 Terpenuhinya perawatan diri klien

Dx.5 Terpenuhinya kebutuhan pendidikan dan latihan dalam rehabilitasi

Dx.6 Terpenuhinya kebutuhan istirahat dan tidur

21

Page 22: ARTRITIS REUMATOID materi

DAFTAR PUSTAKA

A. Price, Sylvia.2005.Patofisiologi.Jakarta: EGC

Http://ns-nining.blogspot.com/2008/03/asuhan -keperawatan-dengan-Athritis

Http://lensakomunika.blogspot.com/2008/05/askep-arthritis

Http://www.medicinenet.com/reumatoid_arthritis/article

Muttaqin,Arif.2005.Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem

Muskuloskeletal.Jakarta:EGC

NANDA, 2005 – 2006 , Nurs ing Diagnosis: Definitions and classification , Philadelphia, USA

22