Resusitasi

6
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu RESUSITASI No Dokumen 94.09.00 No. Revisi 0 Halaman 1/6 Tanggal Terbit Ditetapkan oleh, Direktur RS. Baptis Batu dr. Arhwinda Pusparahaju A,Sp. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PENGERTIAN Resusitasi atau reanimasi adalah menghidupkan kembali atau memberi hidup baru. Dalam arti luas resusitasi merupakan segala bentuk usaha TUJUAN Mengembalikan fungsi sistem pernafasan, peredaran darah dan saraf, KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RS. Baptis Batu No. 49/17/VII/SK_DIR_KEB/2013 Tentang Kebijakan PROSEDUR A. Bantuan Hidup Dasar. Airway (jalan nafas) Caranya ialah : Tarik mandibula ke depan dengan ibu jari sambil, Mendorong kepala ke belakang dan kemudian, Buka rahang bawah untuk memudahkan bernafas melalui mulut atau hidung. Penarikan rahang bawah paling baik dilakukan bila penolong berada pada bagian puncak kepala korban. Bila korban tidak mau bernafas spontan, penolong harus pindah ke samping korban untuk segera melakukan pernafasan buatan mulut ke mulut atau mulut ke hidung. Breathing (Pernafasan) Dalam melakukan pernafasan mulut ke mulut penolong menggunakan satu tangan di belakang leher korban sebagai ganjalan agar kepala tetap tertarik ke belakang, tangan yang lain menutup hidung korban (dengan ibu jari dan telunjuk) sambil turut menekan dahi korban ke belakang. Penolong menghirup nafas dalam kemudian meniupkan udara ke dalam mulut korban dengan kuat. Ekspirasi korban adalah

description

Resusitasi

Transcript of Resusitasi

Page 1: Resusitasi

RS. BAPTIS BATU

Jl. Raya Tlekung No. 1

Batu

RESUSITASINo Dokumen

No. Revisi0

Halaman1/6

Tanggal

Terbit

Ditetapkan oleh,Direktur RS. Baptis Batu

dr. Arhwinda Pusparahaju A,Sp.

KFR, MARS.

STANDARPROSEDUR

OPERASIONAL

PENGERTIANResusitasi atau reanimasi adalah menghidupkan kembali atau memberihidup baru. Dalam arti luas resusitasi merupakan segala bentuk usaha

TUJUAN Mengembalikan fungsi sistem pernafasan, peredaran darah dan saraf,

KEBIJAKANSurat Keputusan Direktur RS. Baptis Batu No.49/17/VII/SK_DIR_KEB/2013 Tentang Kebijakan Pelayanan

PROSEDUR

A. Bantuan Hidup Dasar. Airway (jalan nafas)

Caranya ialah : Tarik mandibula ke depan dengan ibu jari sambil, Mendorong kepala ke belakang dan kemudian, Buka rahang bawah untuk memudahkan bernafas melalui mulut

atau hidung. Penarikan rahang bawah paling baik dilakukan bila penolong

berada pada bagian puncak kepala korban. Bila korban tidakmau bernafas spontan, penolong harus pindah ke sampingkorban untuk segera melakukan pernafasan buatan mulut kemulut atau mulut ke hidung.

Breathing (Pernafasan)Dalam melakukan pernafasan mulut ke mulut penolongmenggunakan satu tangan di belakang leher korban sebagaiganjalan agar kepala tetap tertarik ke belakang, tangan yang lainmenutup hidung korban (dengan ibu jari dan telunjuk) sambilturut menekan dahi korban ke belakang. Penolong menghirupnafas dalam kemudian meniupkan udara ke dalam mulut korbandengan kuat. Ekspirasi korban adalah secara pasif, sambil

Page 2: Resusitasi

RS. BAPTIS BATUJl. Raya Tlekung

No. 1Batu

RESUSITASINo Dokumen

94.09.00No. Revisi

0Halaman

2/6

Tanggal

Terbit

Ditetapkan oleh,Direktur RS. Baptis Batu

dr. Arhwinda Pusparahaju A,Sp.

KFR, MARS.

STANDARPROSEDUR

OPERASIONA

PROSEDUR

Circulation (Sirkulasi buatan).Sering disebut juga dengan Kompresi Jantung Luar (KJL). Hentijantung (cardiac arrest) ialah hentinya jantung dan peredaran darahsecara tiba-tiba, pada seseorang yang tadinya tidak apa-apa;merupakan keadaan darurat yang paling gawat.Sebab-sebab henti jantung : Asfiksia dan hipoksia Serangan jantung Syok listrik Obat-obatan Reaksi sensitifitas Kateterasi jantung Anestesi.

Untuk mencegah mati biologi (serebral death),

pertolongan harusdiberikan dalam 3 atau 4 menit setelah hilangnya sirkulasi. Bilaterjadi henti jantung yang tidak terduga, maka langkah-langkah ABCdari tunjangan hidup dasar harus segera dilakukan, termasukpernafasan dan sirkulasi buatan.

Henti jantung diketahui dari : Hilangnya denyut nadi pada arteri besar Korban tidak sadar Korban tampak seperti mati Hilangnya gerakan bernafas atau megap-megap.

Pada henti jantung yang tidak diketahui, penolong

pertama-tamamembuka jalan nafas dengan menarik kepala ke belakang. Bilakorban tidak bernafas, segera tiup paru korban 3-5 kali lalu rabadenyut a. carotis. Perabaan a. carotis lebih

Page 3: Resusitasi

RS. BAPTIS BATUJl. Raya Tlekung

No. 1Batu

RESUSITASINo Dokumen

94.09.00No. Revisi

0Halaman

3/6

Tanggal

Terbit

Ditetapkan oleh,Direktur RS. Baptis Batu

dr. Arhwinda Pusparahaju A,Sp.

KFR, MARS.

STANDARPROSEDUR

OPERASIONA

PROSEDUR

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan ABC RJPtersebut adalah :1. RJP jangan berhenti lebih dari 5 detik dengan alasan apapun2. Tidak perlu memindahkan penderita ke tempat yang lebih baik,

kecuali bila ia sudah stabil3. Jangan menekan prosesus xifoideus pada ujung tulang dada,

karena dapat berakibat robeknya hati4. Diantara tiap kompresi, tangan harus melepas tekanan tetapi

melekat pada sternum, jari-jari jangan menekan iga korban

5. Hindarkan gerakan yang menyentak. Kompresi harus lembut,

teratur dan tidak terputus6. Perhatikan komplikasi yang mungkin karena RJP.ABC RJP dilakukan pada korban yang mengalami henti jantungdapat memberi kemungkinan beberapa hasil :1. Korban menjadi sadar kembali2. Korban dinyatakan mati, ini dapat disebabkan karena

pertolongan RJP yang terlambat diberikan atau pertolongan takterlambat tetapi tidak betul pelaksanaannya.

3. Korban belum dinyatakan mati dan belum timbul denyut

jantung spontan. Dalam hal ini perlu diberi pertolongan lebihlanjut yaitu bantuan hidup lanjut (BHL).

B. Bantuan Hidup Lanjut Drugs

Setelah penilaian terhadap hasil bantuan hidup dasar, dapatditeruskan dengan bantuan hidup lanjut (korban dinyatakan belummati dan belum timbul denyut jantung spontan), maka bantuan

Page 4: Resusitasi

RS. BAPTIS BATUJl. Raya Tlekung

No. 1Batu

RESUSITASINo Dokumen

94.09.00No. Revisi

0Halaman

4/6

Tanggal

Terbit

Ditetapkan oleh,Direktur RS. Baptis Batu

dr. Arhwinda Pusparahaju A,Sp.

KFR, MARS.

STANDARPROSEDUR

OPERASIONA

PROSEDUR

Penting untuk melawan metabolik asidosis, diberikan iv dengandosis awal : 1 mEq/kgBB, baik berupa bolus ataupun dalam infussetelah selama periode 10 menit. Dapat juga diberikan intrakardial,begitu sirkulasi spontan yang efektif tercapai, pemberian harusdihentikan karena bisa terjadi metabolik alkalosis, takhiaritmia danhiperosmolalitas. Bila belum ada sirkulasi yang efektif maka ulangilagi pemberian dengan dosis yang sama.

Adrenalin.Mekanisme kerja merangsang reseptor alfa dan beta, dosis yangdiberikan 0,5 – 1 mg iv diulang setelah 5 menit sesuai kebutuhandan yang perlu diperhatikan dapat meningkatkan pemakaian O2myocard, takiaritmi, fibrilasi ventrikel.

Lidokain.Meninggikan ambang fibrilasi dan mempunyai efek antiaritmiadengan cara meningkatkan ambang stimulasi listrik dari ventrikelselama diastole. Pada dosis terapeutik biasa, tidak ada perubahanbermakna dari kontraktilitas miokard, tekanan arteri sistemik, atauperiode refrakter absolut. Obat ini terutama efektif menekaniritabilitas sehingga mencegah kembalinya fibrilasi ventrikel setelahdefibrilasi yang berhasil, juga efektif mengontrol denyut ventrikelprematur yang mutlti fokal dan episode takhikardi ventrikel. Dosis

Page 5: Resusitasi

RS. BAPTIS BATUJl. Raya Tlekung

No. 1Batu

RESUSITASINo Dokumen

94.09.00No. Revisi

0Halaman

5/6

Tanggal

Terbit

Ditetapkan oleh,Direktur RS. Baptis Batu

dr. Arhwinda Pusparahaju A,Sp.

KFR, MARS.

STANDARPROSEDUR

OPERASIONA

PROSEDUR

IsoproterenolMerupakan obat pilihan untuk pengobatan segera (bradikardi hebatkarena complete heart block). Ia diberikan dalam infus denganjumlah 2 sampai 20 mg/menit (1-10 ml larutan dari 1 mg dalam 500ml dectrose 5 %), dan diatur untuk meninggikan denyut jantungsampai kira-kira 60 kali/menit. Juga berguna untuk sinus bradikardiberat yang tidak berhasil diatasi dengan Atropine.

Propranolol.Suatu beta adrenergic blocker yang efek anti aritmianya terbuktiberguna untuk kasus-kasus takhikardi ventrikel yang berulang ataufibrilasi ventrikel berulang dimana ritme jantung tidak dapat diatasidengan Lidocaine. Dosis umumnya adalah 1 mg iv, dapat diulangsampai total 3 mg, dengan pengawasan yang ketat.

Kortikosteroid.Sekarang lebih disukai kortikosteroid sintetis (5 mg/kgBB methylprednisolon sodium succinate atau 1 mg/kgBB

Page 6: Resusitasi

RS. BAPTIS BATUJl. Raya Tlekung

No. 1Batu

RESUSITASINo Dokumen

94.09.00No. Revisi

0Halaman

6/6

Tanggal

Terbit

Ditetapkan oleh,Direktur RS. Baptis Batu

dr. Arhwinda Pusparahaju A,Sp.

KFR, MARS.

STANDARPROSEDUR

OPERASIONA

PROSEDUR

Tindakan Fibrilasi :

Tindakan defibrilasi untuk mengatasi fibrilasi ventrikel.

Elektroda dipasang

ALURUNIT TERKAIT