RESUS Bronkopneumonia

8
REFLEKSI KASUS BRONKOPNEUMONIA Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Program Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Anak Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Disusun oleh : Sigit Kurniawan 20090310184 Diajukan Kepada : dr. Anik Dwiani Sp. A BAGIAN ILMU ANAK RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

description

bronkopneumonia

Transcript of RESUS Bronkopneumonia

REFLEKSI KASUS

BRONKOPNEUMONIADisusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Program Kepaniteraan Klinik

Bagian Ilmu Anak

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh :

Sigit Kurniawan20090310184Diajukan Kepada :

dr. Anik Dwiani Sp. ABAGIAN ILMU ANAK RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTULFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2015Pengalaman

Seorang bayi laki-laki berusia 2 bulan, dengan berat badan 4,9 kg dan panjang badan 58 cm, beralamat di bantul datang dengan keluhan utama sesak nafas

Dari alloanamnesis dengan ibu korban Sejak 6 hari SMRS ibu os mengeluh anaknya menderita batuk. Batuk berdahak warna putih. Demam tinggi ada, terus menerus tidak hilang timbul. Ibu os kemudian membawa os berobat ke bidan dan diberi sirup parasetamol. Keluhan demam berkurang namun batuk dan pilek masih dirasakan.

Sejak 3 hari SMRS ibu os mengeluh anaknya mengalami sesak nafas yang dirasakan tiba-tiba dan semakin memberat. Sesak napas tidak berhubungan dengan aktivitas dan cuaca. Keluhan sesak nafas tidak disertai adanya suara nafas berbunyi (mengi) atau mengorok, Buang air besar dan buang air kecil tidak ada keluhan. Ibu os kemudian membawa os berobat ke bidan dan dirujuk ke RSUD Panembahan Senopati Bantul.

Pada pemeriksaan umum didapatkan peningkatan frekuensi pernapasan 66x/menit dan demam dimana temperatur 38,30C. Dari Pemeriksaan spesifik didapatkan NCH (+/+), retraksi (+) di suprasternal dan epigastrium dan RBHN (+) di seluruh lapangan paru kanan. Pemeriksaan penunjang didapatkan leukositosis dimana nilai leukosit 15.500/mm3.

Masalah yang dikaji

Bagaimana patogenesis bronkopneumonia pada anak dan apa saja penyebab bronkopneumonia pada anak ?

Analisis kritis

Bronkopneumonia adalah suatu peradangan pada parenkim paru yang terlokalisir yang biasanya mengenai bronkus dan juga mengenai alveolus disekitarnya.1

Etiologi

1. Faktor infeksi

a. Infeksi bakteri

Diplococcus Pneumoniae

Pneumococcus

Streptococcus Pneumoniae

Staphylococcus Aureus

Merupakan bakteri penyebab bronkopneumonia pada bayi dan anak-anak berumur muda, yang berat, serius dan sangat progresif dengan mortalitas tinggi.

Eschericia Coli

b. Infeksi Virus

Respiratory Syncytial Virus, Virus Sitomegalo, Virus Influenza, Virus Parainfluenza 1,2,3, Virus Adeno, Virus Rino, Virus Epstein-Barr2. Faktor non infeksi

Terjadi akibat disfungsi menelan atau refluks esofagus meliputi1,10 :

a. Bronkopneumonia lipoid

Terjadi akibat pemasukan obat yang mengandung minyak secara intranasal, termasuk jeli petroleum. Setiap keadaan yang mengganggu mekanisme menelan seperti palatoskizis, pemberian makanan dengan posisi horizontal, atau pemaksaan pemberian makanan seperti minyak ikan pada anak yang sedang menangis. Keparahan penyakit tergantung pada jenis minyak yang terinhalasi. Jenis minyak hewani yang mengandung asam lemak tinggi bersifat paling merusak contohnya seperti susu dan minyak ikan.

b. Bronkopneumonia hidrokarbon

Terjadi karena aspirasi zat hidrokarbon seperti pelitur, minyak tanah dan bensin.

A. Patogenesis

Dalam keadaan sehat, paru-paru tidak akan terjadi pertumbuhan mikroorganisme, keadaan ini disebabkan oleh adanya mekanisme pertahanan paru. Terdapatnya bakteri di dalam paru-paru merupakan ketidakseimbangan antara daya tahan tubuh, sehingga mikroorganisme dapat berkembang biak dan berakibat timbulnya infeksi penyakit. Masuknya mikroorganisme ke dalam saluran nafas dan paru-paru dapat melalui berbagai cara, antara lain :

1. Inhalasi langsung dari udara

2. Aspirasi dari bahan-bahan yang ada di nasofaring dan orofaring

3. Perluasan langsung dari tempat-tempat lain

4. Penyebaran secara hematogen

Bila pertahanan tubuh tidak kuat maka mikroorganisme dapat melalui jalan nafas sampai ke bronkus, bronkiolus dan alveoli yang menyebabkan radang pada jaringan sekitarnya.1,10Mikroorganisme yang terinhalasi ke dalam saluran nafas akan menyebabkan infeksi saluran pernafasan atas yang dapat menimbulkan gejala-gejala seperti batuk, pilek, dan demam ringan.

Apabila hal ini tidak diobati dengan segera dan sistem imun tubuh sedang menurun maka infeksi akan berlanjut ke saluran nafas bawah. Hal ini akan direspon dengan mengaktivasi silia dan mengeluarkan sekresi mukus untuk mengeluarkan benda asing yang masuk. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya batuk produktif pada penderita bronkopneumonia. Selain itu, mikroorganisme yang difagosit oleh makrofag akan mengeluarkan sitokin berupa interleukin-1 (IL-1) yang mengakibatkan hipotalamus menginduksi pelepasan prostaglandin E-2 (PGE-2) yang akan menaikkan set point. Hal inilah yang akan menyebabkan terjadinya demam.1,10Selanjutnya, timbul edema yang merupakan reaksi jaringan yang akan mempermudah proliferasi kuman ke jaringan sekitarnya. Bagian paru yang terkena mengalami konsolidasi, yaitu terjadi sebukan sel polimorfo nuklear (PMN), fibrin, eritrosit, cairan edema, dan ditemukannya kuman di alveoli. Stadium ini disebut stadium hepatisasi merah. Kemudian, deposisin fibrin akan semakin bertambah, terdapat fibrin dan leukosit PMN di alveoli dan terjadi proses fagositosis yang cepat. Stadium ini disebut stadium hepatisasi kelabu. Selanjutnya, jumlah makrofag mengalami peningkatan di alveoli, sel akan mengalami degenerasi, fibrin menipis, kuman dan debris menghilang. Stadium ini disebut stadium resolusi. Namun, sistem bronkopulmoner jaringan paru yang tidak terkena akan tetap normal.9

DAFTAR PUSTAKA

1. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak . Infomedika . Jakarta. 2010; 11:1228-1233.2. World Health Organization.Pneumonia Kills More Children Than Any Other Diseases; 2005.

Available from : (http://www.who.int)

3. Ginting, Susi.. Pneumonia, Penyebab Kematian Balita Nomor Satu. Januari 2009.Diunduh dari : (http://www.kematian.biz/pdf/article/health/pneumonia-penyebab-kematian-balita-nomor-satu.pdf)4. Saroso, Sulianti.. Pneumonia. Februari 2007.

Diunduh dari : (http://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=48)

5. Muchtar D, Ridwan. Kendala Pernafasan Infeksi Saluran Pernafasan Akut. Cermin Dunia Kedokteran. 1992; 80: 47-48.6. Hidayat. Askep pada Anak dengan Bronkopneumonia; 2009.

Diunduh dari : (http://hanikamioji.wordpress.com)

7. World Health Organization. Reducing child deaths from pneumonia; 2009.

Available from : (http://www.who.int)

8. Yuwono, Djoko. Besaran Penyakit pada Balita di Indonesia; 2007.

Diunduh dari : (http://www.bmf.litbang.depkes.go.id)

9. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Buku Ajar Respirologi Anak. 2008;

I : 350-365.

10. Behrman,Richard E, dkk. Nelson Ilmu Kesehatan Anak. Cetakan I.

Jakarta:EGC. 2000. p.883-889.