Gastrointestinal Akut (resus dr.maria)

41
JIFANI RASYAD 20164011105 Refleksi Kasus Gastroenteritis Akut

Transcript of Gastrointestinal Akut (resus dr.maria)

Page 1: Gastrointestinal Akut  (resus dr.maria)

J I F A N I R A S Y A D

2 0 1 6 4 0 1 1 1 0 5

Refleksi Kasus

Gastroenteritis Akut

Page 2: Gastrointestinal Akut  (resus dr.maria)

IDENTITAS

Nama : NY. M

Umur : 60Tahun

Alamat : Magelang

Status : menikah

Tanggal masuk RS : 23 September 2016

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Page 3: Gastrointestinal Akut  (resus dr.maria)

Keluhan Utama : BAB Cair dan Nyeri Perut

RPS :

Pasien baru dari IGD, datang dengan keluhan BAB Cair

dan Nyeri Perut sejak ± 3 hari SMRS. Dengan Frekuensi

5x dalam sehari terus menerus dan lokasi Nyeri pada ulu

hati dan perut kiri bawah disertai rasa terbakar. Pasien

juga mengeluhkan sesak nafas, Mual dan Muntah 3-4 kali

sehari disertai demam sejak BAB cair. Keluhan belum

pernah diobati dan aktivitas terganggu.

Page 4: Gastrointestinal Akut  (resus dr.maria)

Riwayat Penyakit Dahulu Penyakit serupa disangkal Penyakit hipertensi disangkal Penyakit DM disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit serupa Penyakit hipertensi disangkal Penyakit DM disangkal

Riwayat Personal Sosial : Pasien seorang penggemar makanan pedas dan setiap hari

mengkonsumsi Jamu.

Page 5: Gastrointestinal Akut  (resus dr.maria)

PEMERIKSAAN FISIK

A. Keadaan umum : sedang

B. Kesadaran : compos mentis

C. Status Gizi : Gemuk

D. Vital sign :

tekanan darah : 110/70 mmHg

nadi : 84 x/menit, reguler

suhu : 37 oc

frekuensi pernafasan : 44 x/menit

Page 6: Gastrointestinal Akut  (resus dr.maria)

Kepala : Ubun-ubun besar celang (-)

Mata: conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-) edem

palpebra (-/-) , mata cekung (-) , air mata (+)

Hidung: sekret (-), epistaksis (-)

Telinga: nyeri tekan mastoid (-), sekret (-), hearing loss (-

)

Mulut: bibir pucat (+), gusi berdarah (-), Lidah kotor (+)

Tenggorokan: faring hiperemis (-)

Leher

JVP tidak meningkat, pembesaran kelenjar tiroid (-),

pembesaran limfonodi (-)

Page 7: Gastrointestinal Akut  (resus dr.maria)

Paru

Inspeksi: pergerakan dada simetris, retraksi (-), penggunaan otot-

otot aksesorius respirasi (-)

Perkusi: paru kanan sonor, paru kiri sonor

Palpasi: ketinggalan gerak (-/-) , focal fremitus baik

Auskultasi: SDV (+/+), ronkhi basah halus(-/-), wheezing (-/-)

Jantung

Inspeksi: ictus cordis tidak tampak

Perkusi: Batas atas di SIC II parasternal kiri

Batas kanan di SIC VI parasternal kanan

Batas kiri di SIC VI linea axila anterior

Palpasi: ictus cordis teraba di 2 jari sebelah medial SIC IV LMC

Auskultasi: S1>S2, reguler, ST (-)

Page 8: Gastrointestinal Akut  (resus dr.maria)

Abdomen

Inspeksi: buncit, caput medussa (-), striae (-)

Auskultasi: bising usus (+) N, peristaltik (+)

Perkusi: timpani (+) undulasi (+) shifting dullness (+), ascites

(+)

Palpasi: supel (+) nyeri tekan abdomen (+) bagian Epigastrium

dan lumbar kiri

hepar dan lien tidak teraba

Ekstremitas

Akral hangat (+/+)

Edema tungkai bawah (+/+) non pitting

Page 9: Gastrointestinal Akut  (resus dr.maria)

24/09/2016 25/09/2016 26/09/2016

S

• Sesak (+)• Nyeri perut(+)• BAB Cair (+) 3 X• mual(+) muntah (-)• Rasa Kembung pada perut• Demam (-)

• Nyeri perut(+)• BAB Cair (+) 5X• mual(-) muntah (-)• Rasa Kembung pada perut• Demam (-)

• Nyeri perut(+)• BAB Cair (+) 2 X• mual(-) muntah (-)• Rasa Kembung pada perut• Demam (-)

O

TD: 90/60, N:108, R:36, t:36I : Buncit, massa (-), Caput medusa (-)Aus : BU (+), Peristaltik (+)Per : Timpani - redup (+), Shiftingdullnes (+)pal : Nyeri tekan Epigastrium dan lumbarkiri, Hepar tidak teraba, lien tidak terabaMurphi sign (-), psoas sign (-), ketokginjal (-)

TD: 120/80, N:80, R:40, t:36I : Buncit, massa (-), Caput medusa (-)Aus : BU (+), Peristaltik (+)Per : Timpani - redup (+), Shiftingdullnes (+)pal : Nyeri tekan Epigastrium danlumbar kiri, Hepar tidak teraba, lientidak terabaMurphi sign (-), psoas sign (-), ketokginjal (-)

TD: 110/70, N:90, R:20, t:37,8I : Buncit, massa (-), Caput medusa(-)Aus : BU (+), Peristaltik (+)Per : Timpani - redup (+), Shiftingdullnes (+)pal : Nyeri tekan Epigastrium danlumbar kiri, Hepar tidak teraba,lien tidak terabaMurphi sign (-), psoas sign (-),ketok ginjal (-)

A

Gastroenteritis akut dengan dehidrasisedangGastritisdispepsia

Gastroenteritis akut dengan dehidrasisedangGastritisdispepsia

Gastroenteritis akut dengandehidrasi sedangGastritisdispepsia

P

Inf. AseringInj. RanitidineInj. KetorolacDiatabPamol

Inf. AseringInj. RanitidineInj. KetorolacDiatabPamol

Inf. AseringInj. RanitidineInj. KetorolacDiatabPamol

Page 10: Gastrointestinal Akut  (resus dr.maria)

27/09/2016 28/09/2016 29/09/2016

S

• Nyeri perut(+)• BAB Cair (+) 3 X• mual(+) muntah (-)• Rasa Kembung pada perut• Demam (-)

• Nyeri perut(+)• BAB Cair (+) 2X• mual(-) muntah (-)• Rasa Kembung pada perut• Demam (-)

• Nyeri perut(+)• BAB Cair (+) 3X• mual(-) muntah (-)• Rasa Kembung pada perut• Demam (-)

O

TD: 150/80, N:103, R:20, t:37I : Buncit, massa (-), Caput medusa (-)Aus : BU (+), Peristaltik (+)Per : Timpani - redup (+), Shifting dullnes(+)pal : Nyeri tekan Epigastrium dan lumbarkiri dan kanan, Hepar tidak teraba, lientidak terabaMurphi sign (-), psoas sign (-), ketok ginjal(-)

TD: 120/80, N:70, R:20, t:36I : Buncit, massa (-), Caput medusa (-)Aus : BU (+), Peristaltik (+)Per : Timpani - redup (+), Shiftingdullnes (+)pal : Nyeri tekan Epigastrium danlumbar kiri, Hepar tidak teraba, lientidak terabaMurphi sign (-), psoas sign (-), ketokginjal (-)

TD: 120/60, N:64, R:20, t:37,8I : Buncit, massa (-), Caput medusa(-)Aus : BU (+), Peristaltik (+)Per : Timpani - redup (+), Shiftingdullnes (+)pal : Nyeri tekan Epigastrium danlumbar kiri, Hepar tidak teraba, lientidak terabaMurphi sign (-), psoas sign (-), ketokginjal (-)

A

Gastroenteritis akut dengan dehidrasisedangGastritisdispepsia

Gastroenteritis akut dengan dehidrasisedangGastritisdispepsia

Gastroenteritis akut dengandehidrasi sedangGastritisdispepsia

P

Inf. AseringInf. AminofluidInj. RanitidineInj. KetorolacDiatabPamol

Inf. AseringInj. RanitidineInj. KetorolacDiatabPamolCeftriaxolemetrinidazole

Inf. AseringInj. RanitidineInj. KetorolacDiatabPamolCeftriaxolemetrinidazole

Page 11: Gastrointestinal Akut  (resus dr.maria)

30/09/2016 01/10/2016 02/10/2016

S

• Nyeri perut(+)• BAB Cair (+) 3 X• mual(+) muntah (-)• Rasa Kembung pada perut• Demam (-)

• Nyeri perut(+)• BAB Cair (+) 1X• mual(-) muntah (-)• Rasa Kembung pada perut• Demam (-)

• Nyeri perut(+)• BAB Cair (+) 1X• mual(-) muntah (-)• Rasa Kembung pada perut• Demam (-)

O

TD: 130/80, N:84, R:20, t:36I : Buncit, massa (-), Caput medusa (-)Aus : BU (+), Peristaltik (+)Per : Timpani - redup (+), Shiftingdullnes (+)pal : Nyeri tekan Epigastrium dan lumbarkiri dan kanan, Hepar tidak teraba, lientidak terabaMurphi sign (-), psoas sign (-), ketokginjal (-)

TD: 100/70, N:104, R:20, t:36I : Buncit, massa (-), Caput medusa (-)Aus : BU (+), Peristaltik (+)Per : Timpani - redup (+), Shiftingdullnes (+)pal : Nyeri tekan Epigastrium danlumbar kiri, Hepar tidak teraba, lientidak terabaMurphi sign (-), psoas sign (-), ketokginjal (-)

TD: 120/60, N:64, R:20, t:37,8I : Buncit, massa (-), Caput medusa(-)Aus : BU (+), Peristaltik (+)Per : Timpani - redup (+), Shiftingdullnes (+)pal : Nyeri tekan Epigastrium danlumbar kiri, Hepar tidak teraba,lien tidak terabaMurphi sign (-), psoas sign (-),ketok ginjal (-)

A

Gastroenteritis akut dengan dehidrasisedangGastritisdispepsia

Gastroenteritis akut dengan dehidrasisedangGastritisdispepsia

Gastroenteritis akut dengandehidrasi sedangGastritisdispepsia

P

Inf. AseringInf. AminofluidInj. RanitidineInj. KetorolacDiatabInj. CeftriaxoneInj. Metronidazole

Inf. AseringInj. RanitidineInj. KetorolacDiatabInj. CeftriaxoleInj. MetronidazoleZink TabKalbumin

Inf. AseringInj. RanitidineInj. KetorolacDiatabPamolZink TabKalbumin

Page 12: Gastrointestinal Akut  (resus dr.maria)

Pemeriksaan Penunjang24-09-2016 25-09-2016 27-09-2016 30-09-2016

Darah lengkap Angka Trombosit : 98 (L)

Hb : 12,9 g/dl(11.5 – 16.5)

Netrofil Segmen 78 (H) Pemeriksaan Feces : Pemeriksaan Elektrolit :

Limfosit 8 (L) Limfosit 8 (L)Monosit 12 (H)

Leukosit 1+Eritrosit 1+

Kalium 3.09 (L)

A.Trombosit : 528 10Ʌ3/ul(H) (150 -450)

MCH 26.6 (L) Bakteri 1+Lemak 1+

Rontgen Thorax : USG Abdomen :

Fungsi ginjal Cor dan Pulmo DBN Dalam Batas Normal

Ureum: 50.0mg/dl (H) (16.6 – 48.5)

Kreatinin: 1.30mg/dl (H) (0.51 – 0.95)

Pemeriksaan Elektrolit :

Kalium 2.80 (L)

Page 13: Gastrointestinal Akut  (resus dr.maria)

Gastroenteritis Akut dengan Dehidrasi derajat sedangGastritis Dispepsia

Diagnosis

Page 14: Gastrointestinal Akut  (resus dr.maria)

Masalah yang dikaji

- Bagaimana penegakan diagnosis GEA?

- Bagaimana penatalaksanaan pada GEA?

Page 15: Gastrointestinal Akut  (resus dr.maria)

PPOK

Penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan aliran udara di saluran napas yang bersifat progressif nonreversibel atau reversibel parsial.

PPOK terdiri dari bronkitis kronik dan emfisema atau gabungan keduanya.

Faktor Resiko:

Kebiasaan Merokok

Riwayat terpapar Polusi udara di lingkungan dan tempat kerja

Hiperaktiviti Bronkus

Riwayat Infeksi saluran nafas berulang

Defisiensi antitripsin alfa-1 (jarang di Indonesia)

Page 16: Gastrointestinal Akut  (resus dr.maria)

Patogenesis

Page 17: Gastrointestinal Akut  (resus dr.maria)

Gambaran Klinis

Anamnesis

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Penunjang

Differential Diagnostic

Page 18: Gastrointestinal Akut  (resus dr.maria)

anamnesis

Riwayat merokok atau bekas perokok dengan atau tanpa gejala pernapasan

Riwayat terpajan zat iritan yang bermakna di tempat kerja

Riwayat penyakit emfisema pada keluarga

Terdapat faktor predisposisi pada masa bayi/anak, mis berat badan lahir rendah (BBLR), infeksi

saluran napas berulang, lingkungan asap rokok dan polusi udara

Batuk berulang dengan atau tanpa dahak

Sesak dengan atau tanpa bunyi mengi

Page 19: Gastrointestinal Akut  (resus dr.maria)

Pemeriksaan Fisik

Inspeksi Pursed - lips breathing (mulut setengah terkatup mencucu) Barrel chest (diameter antero - posterior dan transversal sebanding) Penggunaan otot bantu napas Hipertropi otot bantu napas Pelebaran sela iga Bila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat denyut vena jugularis i leher dan edema tungkai Penampilan pink puffer atau blue bloater • Palpasi Pada emfisema fremitus melemah, sela iga melebar • Perkusi Pada emfisema hipersonor dan batas jantung mengecil, letak diafragma rendah, hepar terdorong ke bawah • Auskultasi suara napas vesikuler normal, atau melemah terdapat ronki dan atau mengi pada waktu bernapas biasa atau pada ekspirasi paksa ekspirasi memanjang bunyi jantung terdengar jauh

Page 20: Gastrointestinal Akut  (resus dr.maria)

Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan rutin1. Faal paru• Spirometri (VEP1, VEP1prediksi, KVP, VEP1/KVP- Obstruksi ditentukan oleh nilai VEP1 prediksi ( % ) dan atau VEP1/KVP ( % ).Obstruksi : % VEP1(VEP1/VEP1 pred) < 80% VEP1% (VEP1/KVP) < 75 %VEP1 merupakan parameter yang paling umum dipakai untuk menilai beratnya PPOKdanmemantau perjalanan penyakit.Apabila spirometri tidak tersedia atau tidak mungkin dilakukan, APE meter walaupunkurang tepat, dapat dipakai sebagai alternatif dengan memantau variabiliti harian pagidan sore, tidak lebih dari 20%• Uji bronkodilator- Dilakukan dengan menggunakan spirometri, bila tidak ada gunakan APE meter.Setelah pemberian bronkodilator inhalasi sebanyak 8 hisapan, 15 - 20 menit kemudiandilihat perubahan nilai VEP1 atau APE, perubahan VEP1 atau APE < 20% nilai awal dan< 200 ml- Uji bronkodilator dilakukan pada PPOK stabil

Page 21: Gastrointestinal Akut  (resus dr.maria)

Pemeriksaan Penunjang

2. Darah rutin

Hb, Ht, leukosit

3. Radiologi

Foto toraks PA dan lateral berguna untuk menyingkirkan penyakit paru lain

Pada emfisema terlihat gambaran :

- Hiperinflasi

- Hiperlusen

- Ruang retrosternal melebar

- Diafragma mendatar

- Jantung menggantung (jantung pendulum / tear drop / eye drop appearance)

Pada bronkitis kronik :

• Normal

• Corakan bronkovaskuler bertambah pada 21 % kasus

Page 22: Gastrointestinal Akut  (resus dr.maria)

Diagnosis Banding

Page 23: Gastrointestinal Akut  (resus dr.maria)

Diagnosis Banding

Page 24: Gastrointestinal Akut  (resus dr.maria)

KLASIFIKASI

Page 25: Gastrointestinal Akut  (resus dr.maria)

PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan secara umum PPOK meliputi :

1. Edukasi

2. Obat - obatan

3. Terapi oksigen

4. Ventilasi mekanik

5. Nutrisi

6. Rehabilitasi

Page 26: Gastrointestinal Akut  (resus dr.maria)

EDUKASI

Berdasarkan derajat penyakit :

Ringan Penyebab dan pola penyakit PPOK yang ireversibel Mencegah penyakit menjadi berat dengan menghindari pencetus, antara lain

berhenti merokok Segera berobat bila timbul gejalaSedang Menggunakan obat dengan tepat Mengenal dan mengatasi eksaserbasi dini Program latihan fisik dan pernapasanBerat Informasi tentang komplikasi yang dapat terjadi Penyesuaian aktiviti dengan keterbatasan Penggunaan oksigen di rumah

Page 27: Gastrointestinal Akut  (resus dr.maria)

Farmakoterapi

a. Bronkodilator

Diberikan secara tunggal atau kombinasi dari ketiga jenis bronkodilator dan disesuaikan dengan klasifikasi derajat berat penyakit ( lihat tabel 2 ). Pemilihan bentuk obat diutamakan inhalasi, nebuliser tidak dianjurkan pada penggunaan jangka panjang. Pada derajat berat diutamakan pemberian obat lepas lambat ( slow release ) atau obat berefek panjang ( long acting ).

Macam - macam bronkodilator :

Golongan antikolinergik

Golongan agonis beta - 2

Kombinasi antikolinergik dan agonis beta - 2

Golongan xantin

b. Antiinflamasi

Digunakan bila terjadi eksaserbasi akut dalam bentuk oral atau injeksi intravena, berfungsi menekan inflamasi yang terjadi, dipilih golongan metilprednisolon atau prednison. Bentuk inhalasi sebagai terapi jangka panjang diberikan bila terbukti uji kortikosteroid positif yaitu terdapat perbaikan VEP1 pascabronkodilator meningkat > 20% dan minimal 250 mg.

Page 28: Gastrointestinal Akut  (resus dr.maria)

c. Antibiotika

Hanya diberikan bila terdapat infeksi. Antibiotik yang digunakan :

Lini I : amoksisilin, makrolid

Lini II : amoksisilin dan asam klavulanat, sefalosporin, kuinolon, makrolid baru

d. Antioksidan

Dapat mengurangi eksaserbasi dan memperbaiki kualiti hidup, digunakan N - asetilsistein.

Dapat diberikan pada PPOK dengan eksaserbasi yang sering, tidak dianjurkan sebagai pemberian yang rutin

e. Mukolitik

Hanya diberikan terutama pada eksaserbasi akut karena akan mempercepat perbaikan eksaserbasi, terutama pada bronkitis kronik dengan sputum yang viscous. Mengurangi eksaserbasi pada PPOK bronkitis kronik, tetapi tidak dianjurkan sebagai pemberian rutin.

Page 29: Gastrointestinal Akut  (resus dr.maria)

f. Antitusif

Diberikan dengan hati - hati

Page 30: Gastrointestinal Akut  (resus dr.maria)
Page 31: Gastrointestinal Akut  (resus dr.maria)

3. Terapi Oksigen Pada PPOK terjadi hipoksemia progresif dan berkepanjangan yang

menyebabkan kerusakan sel dan jaringan. Pemberian terapi oksigen merupakan hal yang sangat penting untuk mempertahankan oksigenasi seluler dan mencegah kerusakan sel baik di otot maupun organ - organ lainnya.

Indikasi Pao2 < 60mmHg atau Sat O2 < 90% Pao2 diantara 55 - 59 mmHg atau Sat O2 > 89% disertai Kor Pulmonal,

perubahan P pullmonal, Ht >55% dan tanda - tanda gagal jantung kanan, sleep apnea, penyakit paru lain

Macam terapi oksigen : Pemberian oksigen jangka panjang Pemberian oksigen pada waktu aktiviti Pemberian oksigen pada waktu timbul sesak mendadak Pemberian oksigen secara intensif pada waktu gagal napas

Page 32: Gastrointestinal Akut  (resus dr.maria)

4. Ventilasi Mekanik Ventilasi mekanik pada PPOK digunakan pada eksaserbasi

dengan gagal napas akut, gagal napas akut pada gagal napas kronik atau pada pasien PPOK derajat berat dengan napaskronik. Ventilasi mekanik dapat digunakan di rumah sakit di ruang ICU atau di rumah.

5. Nutrisi Malnutrisi sering terjadi pada PPOK, kemungkinan karena

bertambahnya kebutuhan energi akibat kerja muskulus respirasi yang meningkat karena hipoksemia kronik dan hiperkapni menyebabkan terjadi hipermetabolisme. Kondisi malnutrisi akan menambah mortaliti PPOK karena berkolerasi dengan derajat penurunan fungsi paru dan perubahan analisis gas darah

6. Rehabilitasi PPOK Tujuan program rehabilitasi untuk meningkatkan toleransi latihan

dan memperbaiki kualiti hidup penderita PPOK

Page 33: Gastrointestinal Akut  (resus dr.maria)
Page 34: Gastrointestinal Akut  (resus dr.maria)
Page 35: Gastrointestinal Akut  (resus dr.maria)

Algoritme penatalaksanaan PPOK eksaerbasi akut di rumah dan pelayanan kesehatan primer / Puskesmas

Page 36: Gastrointestinal Akut  (resus dr.maria)
Page 37: Gastrointestinal Akut  (resus dr.maria)
Page 38: Gastrointestinal Akut  (resus dr.maria)
Page 39: Gastrointestinal Akut  (resus dr.maria)

KOMPLIKASI

1. Gagal napasGagal napas kronik : Hasil analisis gas darah Po2 < 60 mmHg dan Pco2 > 60 mmHg, dan pH normal, penatalaksanaan : Jaga keseimbangan Po2 dan PCo2 Bronkodilator adekuat Terapi oksigen yang adekuat terutama waktu latihan atau waktu tidur Antioksidan Latihan pernapasan dengan pursed lips breathingGagal napas akut pada gagal napas kronik, ditandai oleh : Sesak napas dengan atau tanpa sianosis Sputum bertambah dan purulen Demam Kesadaran menurun2. Infeksi berulang Pada pasien PPOK produksi sputum yang berlebihan menyebabkan terbentuk koloni kuman, hal

ini memudahkan terjadi infeksi berulang. Pada kondisi kronik ini imuniti menjadi lebih rendah, ditandai dengan menurunnya kadar limposit darah.

3. Kor pulmonal : Ditandai oleh P pulmonal pada EKG, hematokrit > 50 %, dapat disertai gagal jantung kanan

Page 40: Gastrointestinal Akut  (resus dr.maria)

KESIMPULAN

Page 41: Gastrointestinal Akut  (resus dr.maria)

Alhamdulillah...