Resus Blok 9

download Resus Blok 9

of 5

description

er

Transcript of Resus Blok 9

Resus Komuda

Laporan Refleksi Kasus Komuda Nama dan NIM: Raditya Priambodo 20100310058RSUD: RSUD Wates

1. Pengalaman :

Purwanti, seorang remaja umur 15 tahun dengan keluhan terasa nyeri di perut kanan bawah (titik McBurney) dirasakan sejak kemarin siang, setelah diperiksa didiagnosis Suspect Appendicitis.

2. Masalah yang dikaji :

Seperti yang kita ketahui, jika seseorang mengalami appendicitis, terapi yang paling mungkin untuk dilakukan adalh appendektomi atau pembedahan pada apendiks, tapi bagaimana kalau masih akut dan masih radang awal? Apakah bisa kalau disembuhkan hanya dengan menggunakan antibiotik?

3. Analisa kritis :

Pertama-tama saya akan membahas sedikit tentang apendisitis, Apa itu Appendisitis?

Peradangan usus buntu, atau disebut juga appendisitis, adalah infeksi, bengkak, dan nyeri pada usus buntu atau umbai cacing atau appendiks. Umbai cacing adalah struktur seperti kantung yang menempel dan bermuara ke usus besar. Ukurannya sebesar jari dan lokasinya berada di perut sebelah kanan bawah.

Fungsi umbai cacing belum jelas, dan jika dibuang juga tidak mempengaruhi kesehatan seseorang. Di dalam umbai cacing, secara terus menerus diproduksi cairan kental (mukus) yang kemudian dikeluarkan ke dalam usus besar. Jika muara umbai cacing tersumbat, maka akan terjadi peradangan. Mukus yang diproduksi akan menumpuk dan menjadi tempat berkembang biaknya bakteri. Kemudian timbullah infeksi. Umumnya disertai dengan pembengkakan. Jika infeksi dan peradangan tidak diatasi, maka usus buntu akan pecah. Infeksi akan menyebar ke seluruh bagian perut (peritonitis) dan membahayakan jiwa pasien.Terapi Appendisitis

Kenapa saya langsung loncat ke terapi tanpa mengutarakan gejala- gejala yang timbul disebabkan saya yakin teman-teman sudah paham akan tanda-tanda gejala yang timbul pada apendisitis maupun cara-cara pemeriksaannya. Sebenarnya konsep dari terapi appendicitis sendiri dibagi menjadi 3, yang pertama penggantian cairan, lalu pemberian antibiotik dan yang terakhir pembedahan. Seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya tentang masalah yang ingin saya analisa tentang mampukah pemberian antibiotik saja dapat menyembuhkan penderita appendicitis? Pertama-tama kita harus tau dulu tujuan pemberian dari antibiotik sendiri itu untuk apa, penyebab terbesar dari appendicitis sendiri karena fecalith atau feses yang mengeras atau membatu, sehingga dari feses yang membatu itu bisa menyebabkan sumbatan dan menyebabkan infeksi pada apendiks sama halnya pada saat konstipasi yang mana menaikkan tekanan intracaecal sehingga terjadi sumbatan fungsional appendiks dan meningkatnya pertumbuhan flora normal kolon. Pengerasan feces memungkinkan adanya bagian yang terselip masuk ke saluran appendiks dan menjadi media kuman/bakteri berkembang biak sebagai infeksi yang menimbulkan peradangan pada appendiks dari situlah dibutuhkan antibiotik untuk mengurangi infeksi yang terjadi. Tyrud dkk. melakukan menelitian multisenter di Swedia dari tahun 1996-1999, terhadap 252 pasien dengan apendisitis akut, dan didapatkan bahwa kelompok yang diberikan antibiotika (antibiotika injeksi selama 2 hari dilanjutkan dengan oral sampai hari kesepuluh) ternyata 86% dapat membaik tanpa pembedahan , dan dalam follow up selama satu tahun dari mereka yang menjalani terapi antibiotika tanpa operasi tersebut hanya sebanyak 14% dalam evaluasi satu tahun kembali karena usus buntunya kembali meradang (menjadi kronis). Tetapi tetap saja sebagian besar dokter tidak mau mengambil resiko akan tindakan yang mereka lakukan dengan hanya memberikan antibiotik, dan terapi yang paling tepat untuk penderita appendicitis tetaplah pembedahan. Disamping diambilnya apendiks tidak memberikan pengaruh yang signifikan, para dokter juga tidak mau jika pasiennya mengalami komplikasi lebih berat seperti perforasi atau ruptur yang dapat menyebabkan peritonitis abdomen yang bisa berakibat kematian. Apalagi sekarang teknik pembedahan juga sudah berkembang pesat dengan menggunakan teknik pembedahan laparoskopi. Pada cara ini, dibuat beberapa sayatan kecil di bagian perut. Melalui sayatan tersebut dimasukkan alat-alat bedah khusus dan kamera kecil untuk memandu pembuangan usus buntu. Keuntungan laparoskopi adalah komplikasi lebih sedikit dan pasien pulih lebih cepat dibandingkan teknik lama yaitu laparotomi.

Kesimpulan dari analisis:Sebenarnya pemberian antibiotik saja sudah cukup menolong pada penderita appendicitis, tetapi mengingat angka pasien kembali dengan keluhan yang lebih berat (komplikasi) maka para dokter lebih memilih jalur pembedahan karena dinilai memiliki kefektifitasan yang tinggi dan dapat sembuh dengan cepat.

4. Dokumentasi :

2Resus Komuda

Resus Komuda 1

Riwayat Penyakit :

Nyeri perut kanan bawah sejak pagi Muntah (+) 1 kaliBAB cair (-)Nafsu makan (+)ICU : Baik. CM.Cephal : CA -/-, SI -/-Thorax : Cor: SI & SII (+)Pulmo : Vaskular (+)Abdomen: - Peristaltik (+) - Nyeri tekan (+) titik Mcburney - Rofsing sign (-) - Psoas sign (-) - Obturator sign (-) - Defens muscular (-)TB : 130/80T : 36.6 CN : 91X/mRR : 18X/m

Pemeriksaan Lab : - Darah rutin, golongan darah, CT & BT, ureum, creatinin, GDS - USG Abdomen

Pengobatan : - IVFD RL - Injeksi Ceftriaxone 1g/12 jam

Diagnosis : Suspect Appendicitis

Cell Blood CountDarah rutinHasilRujukanHb13,812,0 - 16,0Leukosit19,44,8 - 10,8Trombosit278150 450Hematokrit41,637 47Eritrosit4.63- MCV9079 99- MCH3027 31- MCHC3333 37

Hitung JenisEosinofil0,90 5Basofil0,10 2N. Segmen87,640 74Limfosit6,119 48Monosit5,32 6

Hemostatis BT301 6CT706 11GDS8731 180

5. Referensi

www.ncbi.nlm.nih.gov www.webmd.com repository.usu.ac.id www.bedah.info