Resumeteoripositif

download Resumeteoripositif

of 26

description

bab 11 teori akuntansi

Transcript of Resumeteoripositif

RESUME TEORI AKUNTANSI: TEORI POSITIF KEBIJAKAN AKUNTANSI DAN DISCLOSURE

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN 2II. LATAR BELAKANG 3III. POKOK PEMBAHASAN 3LO 1 Teori Kontrak 3LO 2 Teori Keagenan 4

LO 3 Proteksi Harga dan Permasalahan Keagenan

Pemegang Saham dan Manajer 6

LO 4 Permasalahan Keagenan Pemegang Saham dan Kreditur 10

LO 5 Ex Post Opportunism VS Ex Ante Efficient

Contracting13LO 6 Teori Pemberian Sinyal15LO 7 Proses Politik16LO 8 Konservatisme, Standart Akuntansi dan Biaya Keagenan17LO 9 Teori Tambahan Tes Empiris18LO 10 Evaluasi Teori22LO 11 Isu Auditor25TEORI POSITIFKEBIJAKAN AKUNTANSI DAN PENGUNGKAPANI. PENDAHULUANPada awal bab telah dijelaskan perbedaan antara 2 klasifikasi utama atas teori akuntansi: normatif dan positif. Teori normatif adalah perspektif natural dan berdasarkan pada penilaian tentang tindakan apa yang paling tepat (misalnya pada IASB mendukung kegunaan keputusan sebagai tujuan utama dari informasi akuntansi). Riset pasar modal menjadi lebih dominan setelah tahun 1970an karena hal ini menjadi jelas sampai periset mengetahui apakah, dan bagaimana, investor menggunakan laporan keuangan, ini tidak beralasan untuk mengharapkan periset mengembangkan teori dalam menentukan bagaimana akuntan seharusnya membuat laporan keuangan. Bagaimanapun, riset pasar modal tidak menyediakan pengertian yang mendalam dari para peneliti akuntansi, praktisi, dan pembuat regulasi. Riset pasar modal tidak secara spesifik memperlakukan isu-isu penting stakeholder lain seperti imbas dari regulasi akuntansi bagi pemberi pinjaman atau pengguna laporan akuntansi non-stakeholders. Riset pasar modal merupakan gelombang pertama atas teori positif akuntansi, gelombang kedua menangani masalah-masalah berikut:1. Mengapa manajer membuat laporan akuntansi apabila tidak ada aturan yang mengharuskannya?

2. Mengapa manajer membuat keputusan akuntansi yang sistematis dan meminta pembuat standar untuk mempengaruhi praktek akuntansi?

3. Apa yang memotivasi manajer dalam keputusan akuntansi?

4. Apabila badan usaha diminta mengubah praktek akuntansi, tindakan apa yang akan dilakukan manajer sehingga mempengaruhi pelaku pasar modal dan pihak lainnya?Pada bab ini menguji gelombang kedua atas teori positif. FoKus pada teori kontrak, teori biaya politik, teori signaling dan penjelasan perspektif informasi atas penentuan akuntansi dan akibatnya serta pilihan kebijakan akuntansi dan pengelolaan akrual.II. LATAR BELAKANGPermintaan Awal atas Teori

Penelitian pasar modal selama tahun 1970an memberikan langkah dalam menjelaskan pengaruh akuntansi dalam investasi di pasar modal, khususnya pengaruh akuntansi terhadap harga saham dan volume penjualan dan pembelian saham. Akan tetapi, hal ini tidak memberikan perhatian khusus terhadap mekanisme dan hipotesis non-efek serta dukungan yang tidak konsisten dalam memprediksi bahwa investor menggunakan informasi akuntansi secara sistematik dalam pembuatan keputusan mengenai apakah akan menjual atau membeli saham. Hal ini menyebabkan peneliti menyadari kesulitan dalam memprediksi reaksi pasar tehadap pelepasan akuntansi ketika mereka tidak punya teori yang kuat untuk menjelaskan mengapa manajer membuat laporan akuntansi di tempat pertama, atau mengapa mereka memilih untuk mengaplikasikan prinsip akuntansi khusus.

Hipotesis Pasar Efisien dan asumsinya (informasi tersedia secara penuh, tidak ada biaya transaksi, tidak ada pajak dan pasar persaingan sempurna). Penelitian pasar modal tidak selalu mampu menjelaskan reaksi pasar tidak cepat terhadap informasi akuntansi. Peneliti membuat beberapa signifikan observasi yang bertujuan untuk pengembangan teori positif atas pilihan kebijakan akuntansi, yaitu:1. Sebelum aturan meminta untuk melakukan sesuai ketentuannya, banyak entitas telah menyediakan laporan akuntansinya.

2. Lobi perusahaan dalam usulan standar akuntansi.

3. Perusahaan membuat pola konsisten dalam pilihan kebijakan akuntansi dan hal ini berhubungan atas karakter perusahaan.

4. Secara keseluruhan, entitas harus memilih metode akuntansi yang berlaku untuk pengukuran konservatif atas profit, asset, dan ekuitas.

Teori akuntansi positif mengabaikan aspek non-keuangan atas fungsi individu umum dengan mengasumsikan bahwa semua individu akan memaksimalkan kekayaan keuangannya.III. POKOK PEMBAHASAN

LO 1Teori KontrakKarakteristik teori kontrak perusahaan sebagai hubungan hukum (koneksi) dari hubungan kontrak antara pemasok dan konsumen dari faktor produksi. Perusahaan itu ada karena kurangnya biaya individu untuk bertransaksi (atau kontrak) melalui organisasi pusat daripada melakukannya secara individual. Contohnya adalah saat kita membeli es krim di supermarket. Perusahaan ini sudah akan memiliki kontrak langsung atau tidak langsung dengan semua pihak penyedia sumber daya yang digunakan untuk memproduksi es krim. Hal ini berarti bahwa suatu perhubungan kontrak karena terpusat atau adanya hubungan, kontrak antara Anda sebagai konsumen dan berbagai pemasok. Semua pemasok faktor-faktor produksi (tanah, tenaga kerja dan modal) secara tunggal mempunyai kontrak dengan konsumen untuk output mereka, contohnya:

1. Mendokumentasikan syarat dan kondisi kerja para manajer oleh pemegang saham.2. Mendokumentasikan syarat dan kondisi di mana pemberi pinjaman menyediakan sumber daya keuangan.3. Kerja untuk pabrik dan pekerja lainnya.4. Untuk penyediaan barang.5. Untuk penjualan dan pengiriman barang dan jasa.Teori akuntansi positif biasanya fokus pada 2 tipe kontrak, yaitu: kontrak manajemen dan kontrak utang. Keduanya adalah kontrak agen dan teori agen menyediakan penjelasan atas pelaksanaan akuntansi.

LO 2Teori KeagenanTeori keagenan adalah hubungan kerjasama 2 pihak, dimana agen melakukan kegiatan prinsipalnya/pihak yang berkepentingan. Prinsipal mendelegasikan otoritas kepada agen. Masalah keagenan yang timbul adalah masalah yang merangsang agen untuk bersikap seolah-olah dia adalah pelaku pemaksimal kesejahteraan. Masalah keagenan menimbulkan biaya keganenan, yaitu pengurangan kesejahteraan yang dialami karena perbedaan mendasar dari prinsipal dan kepentingan agen.Jensen dan Meckling membagi biaya keagenan menjadi:

1. Biaya monitoring, yaitu biaya untuk memonitoring perilaku agen.

2. Biaya bonding, yaitu biaya untuk membuat dan menyesuaikan kepentingan kedua belah pihak dalam suatu ikatan/ kontrak.

3. Hilangnya nilai residu, yaitu adanya kemungkinan agen membuat beberapa keputusan yang tidak sepenuhnya dalam untuk kepentingan prinsipal.

Biaya monitoring adalah biaya pemantauan perilaku agen. Biaya pemantauan dikeluarkan oleh pemegang saham untuk mengukur, mengamati dan mengontrol perilaku agen. Contoh dari biaya pemantauan adalah biaya audit, biaya penetapan rencana kompensasi manajemen, batasan anggaran, aturan operasi.

Demikian pula, di bawah kontrak utang, manajer (saat ini bertindak atas nama pemegang saham) adalah agen pemberi pinjaman. Semakin besar resiko meminjamkan pemberi pinjaman akan lebih ingin memantau kinerja perusahaan mereka dalam berinvestasi dengan menyediakan utang. Jika ada perlindungan harga efisien, agen akhirnya dapat menanggung biaya monitoring yang terkait dengan kontrak. Oleh karena itu, agen cenderung membentuk mekanisme untuk menjamin mereka akan berperilaku untuk kepentingan pemegang saham, atau untuk menjamin mereka akan memberikan kompensasi pemegang saham jika mereka bertindak dengan cara yang bertentangan dengan kepentingan pemegang saham. Biaya untuk menetapkan dan menyetujui mekanisme tersebut disebut sebagai biaya bonding. Biaya yang timbul dari menajer dalam hubungannya dengan aktivitas bonding, yaitu:

1. Waktu dan usaha diperlukan dalam menghasilkan laporan akuntansi (kuartal).

2. Batasan pada aktivitas manajer karena laporan kuartal akan menyajikan sifat kesempatan.

3. Pembatalan penghasilan karena melarang menjual perusahaan secara diam-diam ke perusahaan lawan.

Agen akan siap untuk mengeluarkan biaya obligasi hanya sebatas bahwa mengurangi biaya pemantauan yang mereka tanggung.

Meskipun biaya pemantauan dan obligasi, hal itu masih menunjukkan bahwa kepentingan agen tetap tidak akan sesuai persis dengan kepentingan para pemegang saham. Selanjutnya, agen kemungkinan akan membuat beberapa keputusan yang tidak sepenuhnya untuk kepentingan pemegang saham. Contoh misalnya, manajer mungkin mengubah akun untuk memaksimalkan bonusnya. Dengan demikian, nilai bersih dari output agen berkurang dari pada jika kepentingan agen benar benar disesuaikan dengan kepentingan pemilik. Hal ini disebut sebagai hilangnya nilai residu.Jika informasi manajemen dan pemegang saham dalam bentuk efisien kuat, maka pasar akan memiliki informasi mengenai insentif dan peluang agen untuk bertindak dalam cara yang bertentangan dengan kepentingan pemilik. Dalam keadaan tertentu harga akan dilindungi. Karena perlindungan harga adalah biaya yang ditanggung oleh agen (agen menerima gaji kurang daripada seharusnya), agen memiliki insentif untuk obligasi berkaitan dengan kepentingan pemegang saham dan menanggung biaya pemantauan perilaku. Insentif ini meningkat oleh kenyataan bahwa, di samping perlindungan harga, prinsip dapat menetap dengan agen untuk perilaku disfungsional. Meskipun berbagai bentuk pemerintahan, semua perilaku disfungsional agen tidak akan dihapuskan, karena mekanisme ikatan beroperasi pada biaya dan agen akan menanggung ini hanya sampai ke titik di mana biaya marjinal melakukan hal sama dengan keuntungan marjinal. Daya tarik teori keagenan terletak pada kenyataan bahwa atribut peran akuntansi sebagai bagian dari mekanisme obligasi dan pemantauan yang berkaitan erat dengan peran pengelolaan akuntansi tradisional. Perhatian utama sekarang pada hubungan agensi yang lebih spesifik, di mana telah dipertimbangkan dalam teori akuntansi positif.LO 3Proteksi Harga dan Permasalahan Keagenan Pemegang Saham dan ManajerPemisahan kepemilikan dan pengendalian menunjukkan bahwa manajer, sebagai agen dari shareholders, harus bertindak untuk kepentingan mereka. Tapi kepentingan agen mungkin bertentangan dengan kepentingan pemegang saham. Kepemilikan sebagian atau tidak ada kepemilikan dari sebuah perusahaan oleh manajemen memberikan insentif bagi manajer untuk berperilaku dalam cara yang bertentangan dengan kepentingan pemegang saham karena manajemen tidak menanggung biaya penuh dari setiap perilaku disfungsional. Sebagai contoh, bayangkan bila tidak ada pajak, ada satu pemilik perusahaan, dan pemilik yang juga manajer. Pemilik-manager mungkin akan acuh tak acuh, apakah ia akan membeli sesuatu bukan berupa uang yang bermanfaat secara langsung, atau apakah bisnis mereka memberi manfaat untuk kepentingan mereka. Kedua-duanya memiliki dampak keuangan yang sama. Asumsikan bahwa perusahaan memiliki NPV dari $ 1.000.000 dan aset lainnya pemilik-manajer tersebut memiliki nilai $ 1.000.000. Jika perusahaan menghabiskan $ 100,000 yang bermanfaat bagi pemilik, seperti bonus yang lebih tinggi, pemilik tidak lebih baik atau lebih buruk karena perusahaan merupakan perpanjangan langsung dari pemiliknya. Sehingga, pemilik-manajer memiliki aset senilai $ 2.000.000.

Sekarang asumsikan bahwa pemilik-manajer menjual 30 persen dari saham perusahaan. Sebagai pemilik 70 persen, manajer tidak lagi peduli, apakah manfaat yang dimilikinya dibeli oleh perusahaan atau oleh manajer. Sekali lagi asumsikan bahwa manajer memperoleh manfaat bagi dirinya sendiri dengan biaya sebesar $ 100.000, dan segera menikmati manfaat. Aset manajer sekarang bernilai $ 1.600.000 - yaitu, 70 persen bunga di perusahaan bernilai $ 700,000 dan aset lain dari manajer adalah senilai $ 900,000. Tetapi jika perusahaan memperoleh manfaat bagi pemiliknya, aset manajer tersebut memiliki nilai $ 1.630.000 yaitu, 70 persen bunga di perusahaan bernilai $ 630,000 (70% x 1.000.000 70% x 100.000) dan aset lainnya manajer tersebut memiliki nilai $ 1.000.000. Dalam hal ini, manajer lebih suka bahwa perusahaan memperoleh manfaat baginya karena sebagian kecil dari biaya manfaat tersebut dibayar oleh pemilik lainnya.

Proporsi biaya yang dikenakan manajer menurun karena kepemilikan manajer dalam perusahaan menurun. Oleh karena itu, semakin kecil persentase kepemilikan manajer dalam perusahaan, semakin besar kemungkinan manajer adalah untuk secara berlebihan mendapatkan penghasilan tambahan dan manfaat lainnya pada pekerjaan, atau melalaikan kewajibannya dengan cara lain.

Proteksi harga dalam hal ini mengambil dua bentuk. Ketika pemilik-manajer menjual proporsinya atau bagiannya dalam perusahaan, investor membayar saham bila saham tersebut patut dimiliki. Harga ini menggabungkan diskon untuk sejauh mana manajer diharapkan untuk memberikan perhatian lebih banyak pada kepentingan pada pekerjaan daripada kepentingan investor. Dengan demikian, harga pemilik-manajer yang dibayar untuk sahamnya mengurangi harapan terhadap pasar yang bertentangan dengan perilaku untuk meningkatkan kepentingannya, bahkan jika pemilik baru tidak memonitor kinerja manajer. Jika pemilik baru melakukan memonitor kinerja manajer semakin dekat, mereka akan menggaji manajer atas dasar penilaian terhadap kemungkinan perilaku yang bertentangan dengan kepentingan mereka. Jika pasar efisien, maka para pemegang saham baru menerima tingkat normal atas rata-rata pengembalian. Para manajer akhirnya menanggung biaya pemegang saham dalam memantau kinerjanya dan perilaku yang diharapkan sehingga mengurangi kekayaan pemilik. Oleh karena itu, mereka adalah pihak yang memiliki insentif dalam kontrak untuk memiliki tindakan mereka pantau, dan untuk membatasi tindakan mereka yang mengurangi nilai perusahaan. Jika mereka menyediakan jaminan yang cukup kredibel di muka bahwa mereka akan bertindak utnuk kepentingan pemegang saham, pasar akan membayar harga lebih tinggi untuk kepemilikannya, dan ada kemungkinan monitoring menjadi kurang.

Manajer umumnya lebih memilih untuk berinvestasi dalam proyek investasi yang kurang berisiko, proyek-proyek yang lebih rendah nilai bersih sekarang karena mereka memiliki sumber daya manusia yang didiversifikasi signifikan dimana diinvestasikan dalam mengelola bisnis mereka. Artinya, aset manajer yang paling berharga adalah sumber daya manusia mereka sendiri serta keahlian manajemen, dan semua ini diinvestasikan di satu perusahaan. Kehilangan pekerjaan atau kurang dibayar memiliki dampak yang signifikan terhadap kekayaan manajer. Selanjutnya, risiko ini tidak dapat sepenuhnya melakukan lindung nilai atau diversifikasi karena manajer biasanya diperkerjakan hanya dalam satu posisi manajemen saja. Diversifikasi melalui investasi pada perusahaan lain dapat mengurangi risiko manajer karena SDM manajer adalah suatu aset utama bahwa risiko yang terkait dengan itu jauh melebihi risiko yang terkait dengan investasi lain. Dengan demikian, manajer menghindari risiko sehubungan dengan manajemen mereka dari perusahaan hanya dalam kasus investasi tinggi tetapi berisiko tinggi oleh perusahaan jika mengurangi nilai SDM mereka. Manajer secara rasional lebih memilih untuk meminimalkan risiko mereka sendiri daripada memaksimalkan nilai perusahaan.

Sebuah contoh dari penghindaran resiko muncul jika manajemen sebuah perusahaan penghasil batubara memiliki kesempatan untuk membeli tambang emas dan mengoperasikannya. Tingkat pengembalian kepada pemegang saham bisa melebihi 100 persen per tahun setelah pajak di masa mendatang. Di sisi lain, tambang bisa gagal, memberikan hasil negatif terhadap perusahaan dan menyebabkan kerugian, sehingga dana yang pemegang saham terima adalah negatif. Adanya kemungkinan tingkat pengembalian yang sangat tinggi untuk pemegang saham, pemegang saham ingin manajemen untuk berinvestasi di tambang emas. Pemegang saham akan menuai hasil yang tinggi dan, karena kewajiban terbatas, hanya kehilangan sejumlah nilai dari jumlah nilai yang belum dibayar dalam saham mereka jika operasi tidak berhasil.

Di sisi lain, manajer akan menolak dengan investasi di tambang karena jika gagal, nilai aset mereka yang paling berharga, yaitu SDM mereka akan jatuh dan mungkin kehilangan pekerjaan. Meskipun mereka dapat memperoleh pekerjaan lain, tidak akan selalu berada pada tingkat status yang sama dan/atau remunerasi karena reputasi mereka untuk mengelola sebuah operasi gagal. Waktu dan usaha yang dihabiskan untuk mencari pekerjaan bisa menjadi mahal untuk manajer. Dengan ini jelas, bahwa pemegang saham dan manajer memiliki preferensi yang berbeda mengenai insentif dan risiko.

Masalah horizon yang lebih luas berasal dari perbedaan kepentingan waktu antara pemegang saham dan manajer terhadap perusahaan. Pemegang saham secara teoritis tertarik pada arus kas perusahaan untuk jumlah waktu tak terbatas ke masa depan, karena nilai teoritis saham mereka adalah nilai diskon kini dari arus kas yang timbul dari saham. Bahkan jika pemegang saham memiliki saham untuk berspekulasi, nilai saham mereka adalah nilai tunai dari seluruh arus kas untuk siapa pun yang memegang saham selama saham ada. Dengan demikian, bahkan pemegang saham spekulatif memiliki bunga jangka panjang di perusahaan karena arus masa depan kas perusahaan mempengaruhi berapa banyak investor lain yang akan membayar saham.

Laba sering dianggap lebih langsung berhubungan dengan kinerja manajerial dari harga saham. Dengan demikian, laba akuntansi sering digunakan baik sebagai pengganti, atau bersama dengan, nilai saham di penggajian manajer. Sebagai contoh, remunerasi seorang manajer mungkin termasuk gaji tetap ditambah bonus di mana manajer yang dibayar dari persentase keuntungan yang melebihi beberapa keuntungan dasar dikombinasikan dengan beberapa bonus terkait dengan nilai saham perusahaan. Sebagai konsekuensinya, manajer memiliki kepentingan yang kuat dengan cara perhitungan keuntungan, dan dalam pemilihan kebijakan akuntansi.

Berarti kontrak secara spesifik memotivasi manajer untuk bertindak dalam kepentingan pemegang saham meliputi:

1. Menyediakan rencana bonus di mana batas atas bonus sebagian tergantung pada rasio pembayaran dividen perusahaan.2. Membayar manajer lebih berdasarkan pergerakan harga saham dimana manajer akan mendekati masa pensiun.3. Membayar bonus pada tingkat progresif sebagai peningkatan keuntungan yang dilaporkan.4. Kurangnya remunerasi dengan kompensasi berbasis saham dimana kepemilikan manajer dalam perusahaan meningkat.Oleh karena itu, pendapatan berbasis rencana bonus adalah bagian yang lebih penting dari skema kompensasi eksekutif dan biasanya menyediakan bagi manajer untuk berbagi dalam beberapa bagian dari keuntungan yang dilaporkan. Sejak dihipotesiskan bahwa, dengan adanya temuan ini, manajer akan memilih prosedur akuntansi yang mengubah pelaporan laba dari periode mendatang untuk periode ini. Transfer laba antara periode yang mempengaruhi nilai sekarang dari bonus manajer dan meningkatkan kepastiannya. Hal ini dinamakan hipotesis bonus. Hipotesis rencana bonus sering diutarakan sebagai: rencana kompensasi manajemen perusahaan dengan menggunakan peningkatan kebijakan akuntansi laba.

Penggunaan laba sebagai dasar untuk kompensasi eksekutif sekarang diterapkan di seluruh dunia, dengan menggunakan saham dan opsi saham juga diterapkan di perusahaan-perusahaan yang terdaftar di pasar stok saham. Menariknya, hal tersebut memperkenalkan beberapa isu-isu akuntansi yang memiliki potensi untuk mempengaruhi laba yang dilaporkan, dan komponen kompensasi manajemen yang terkait dengan laba yang dilaporkan. Pentingnya regulasi atas kompensasi manajemen dan bagaimana perusahaan cenderung untuk mengambil keputusan ekonomi nyata untuk melawan aturan baru yang akan mengubah pengaturan dalam pembayaran kontrak untuk manajer puncak.

LO 4Permasalahan Keagenan Pemegang Saham dan Kreditur Ketika kita membahas aturan kontrak utang dalam konteks lembaga, kita asumsikan bahwa manajer adalah pemilik tunggal dari perusahaan, atau memiliki kepentingan yang benar-benar selaras dengan kepentingan pemilik. Artinya, prinsipal dalam hal ini adalah kreditor, atau pemberi pinjaman; agen adalah manajer yang bertindak atas nama pemegang saham atau pemilik lainnya. Mengingat bahwa nilai perusahaan meliputi jumlah utang ditambah dengan nilai dari ekuitas. Salah satu cara untuk meningkatkan nilai ekuitas adalah dengan meningkatkan nilai perusahaan, atau mentransfer kekayaan dari kreditor.Smith dan Warner mengakui bahwa masalah keagenan utang dapat menimbulkan empat metode utama mentransfer kekayaan dari kreditor kepada pemegang saham:

1. Pembayaran Dividen BerlebihanMasalah pembayaran dividen yang berlebihan muncul ketika pembayaran utang yang dipinjamkan kepada perusahaan diasumsikan pada tingkat tertentu. Utang dengan harga yang sesuai, tetapi perusahaan kemudian mengeluarkan tingkat dividen yang lebih tinggi. Penerbitan dividen lebih tinggi mengurangi basis aset untuk membayar utang dan mengurangi nilai hutang. Pada situasi ekstrim, ada insentif bagi manajemen untuk meminjam dan kemudian membayar semua dana yang dipinjam sebagai dividen, meninggalkan kreditor dengan tidak ada apa-apa dan meninggalkan pemegang saham dengan dana. Pemegang saham mendapatkan keuntungan di bawah skema tersebut karena mereka telah menerima uang tunai, tetapi kewajiban terbatas berarti bahwa mereka tidak secara pribadi bertanggung jawab atas hutang dari perusahaan dalam hal kepailitan.

2. Substitusi AsetSubstitusi aset didasarkan pada premis bahwa pemberi pinjaman yang mau mengambil resiko. Mereka memberikan pinjaman kepada perusahaan dengan harapan tidak akan berinvestasi dalam aset atau proyek dengan risiko yang lebih tinggi daripada yang diterimanya. Sesuai harga utang mereka, melalui tingkat bunga yang dibebankan atau jangka waktu pinjaman. Setelah itu, mereka tidak berbagi dalam peningkatan keuntungan proyek yang berisiko tinggi. Namun, mereka berbagi dalam kerugian sejauh kerugian masih dalam tahap aman untuk memenuhi tuntutan mereka. Di sisi lain, pemegang saham umumnya memiliki portofolio yang terdiversifikasi dan dengan kewajiban terbatas, lebih suka risiko dalam kaitannya dengan investasi mereka dalam perusahaan tertentu. Hal ini karena mereka berpartisipasi dalam risiko terbalik di mana aset berisiko tinggi memberikan keuntungan yang tinggi, tetapi terbatas berarti bahwa mereka tidak berpartisipasi dalam risiko rendah. 3. Kurangnya InvestasiKurangnya investasi terjadi ketika pemilik memiliki insentif untuk tidak melaksanakan proyek-proyek dengan NPV positif karena untuk melakukannya akan meningkatkan dana yang tersedia dengan debtholders, tetapi tidak kepada pemilik. Sebagai contoh, bayangkan sebuah perusahaan yang sedang menghadapi kebangkrutan. Memiliki dana pemegang saham sebesar negatif $ 90.000. perusahaan bisa berinvestasi dalam proyek yang akan memberikan NPV positif sebesar $ 50.000. Namun, seluruh $ 50.000 dicatat ke debtholders perusahaan, bukan kepada pemegang saham. Ini akan mengurangi hutang bersih $ 40,000. hanya jika proyek yang diperoleh NPV positif lebih dari $ 90,000 akan memaksimalkan kekayaan pemilik sehingga memiliki insentif untuk berinvestasi dalam proyek. 4. Pencairan Klaim.Pencairan klaim terjadi ketika isu hutang perusahaan prioritas yang lebih tinggi daripada utang masih dalam masalah. Hal ini meningkatkan dana yang tersedia untuk meningkatkan nilai perusahaan dan nilai kepemilikan, tetapi mengurangi keamanan relatif dan nilai hutang yang ada. Hal ini berarti, pencairan nilai utang terjadi karena utang menjadi lebih berisiko dengan adanya hutang prioritas lebih tinggi. Pemberi pinjaman dapat mengantisipasi pencairan klaim dan melindungi harga, namun alternatif bagi pemilik untuk memasukkan dalam perjanjian kontrak utang yang menyatakan bahwa mereka tidak akan meminjam utang dari prioritas yang lebih tinggi atau jatuh tempo sebelumnya. Persyaratan perjanjian utang adalah syarat dan ketentuan tertulis dalam kontrak utang yang membatasi kegiatan pengelolaan atau mengharuskan manajemen untuk mengambil tindakan tertentu. Pembatasan yang dirancang untuk melindungi kepentingan debtholders dengan syarat tertentu, misalnya, perusahaan mempertahankan asset pada tingkat tertentu sebagai jaminan untuk hutang. Pembatasan yang terdapat dalam kontrak utang umumnya terdiri atas:

1. Persyaratan perjanjian yang membatasi produksi-peluang investasi perusahaan. Persyaratan perjanjian ini dirancang untuk mengurangi substitusi aset dan kurangnya investasi.

2. Persyaratan perjanjian menahan pembayaran dividen dan biasanya mengikat pembayaran dividen sebagai fungsi keuntungan. Perjanjian ini menghalangi pembayaran dividen yang berlebihan.

3. Persyaratan perjanjian menahan kebijakan pembiayaan perusahaan. Ini ditujukan pada masalah pencairan klaim dan biasanya dalam bentuk pembatasan penggunaan utang yang beresiko lebih tinggi

4. Persyaratan perjanjian Bonding yang mengharuskan perusahaan untuk memberikan informasi tertentu kepada para pemberi pinjaman, seperti laporan keuangan dan pengungkapan laporan keuangan untuk pihak berwenang. Ini membantu pemegang obligasi menentukan apakah persyaratan perjanjian telah dilanggar atau yang dekat dengan pelanggaran.

LO 5Ex Post Opportunism VS Ex Ante Efficient ContractingKontrak keagenan memberikan insentif bagi agen untuk bertindak dengan cara yang bertentangan dengan kepentingan prinsipal. Bagaimanapun, fakta bahwa perlindungan harga penting dalam kepentingan utama agen untuk kontrak agar mengurangi biaya keagenan. Satu pendekatan untuk menyatakan bahwa agen bersifat oportunistik dan berusaha untuk mentransfer kekayaan dari prinsipal karena agen menganggap bahwa perlindungan harga yang tidak lengkap dan setiap ex post menetap serta perilaku disfungsional juga tidak lengkap. Ex post (setelah kontrak di tempat), agen memiliki insentif untuk mentransfer kekayaan dari prinsipal karena syarat dan renegosiasi yang ada dalam kontrak tidak mungkin sepenuhnya melunasi atau menghilangkan manfaat yang dapat mereka peroleh (kontrak lembaga yaitu tidak lengkap).

Ex ante, pendekatan teori keagenan bahwa agen mengakui jika mereka mencoba untuk mentransfer kekayaan dari prinsipal, mereka akan dihukum karena aktivitas di masa depan. Artinya, akan ada pengendapan yang akhirnya menghilangkan manfaat dari perilaku oportunistik. Baris ini mengakui argumen bahwa efek reputasi akan mengurangi remunerasi yang dibayarkan kepada agen di masa depan jika mereka melakukan perilaku disfungsional. Oleh karena itu, agen akan menegosiasikan kontrak yang menyelaraskan kepentingan mereka dengan para pelaku di tingkat pertama. Bahkan jika kontrak sudah terkendala, maka perspektif ini disebut efisien karena biaya keagenan dapat diminimalisir dalam jangka panjang. Artinya, nilai perusahaan, nilai dari pelaku klaim, dan nilai remunerasi keagenan lebih besar dan lebih merata yang kemudian dialokasikan berdasarkan perspektif oportunistik. Pendekatan ini termasuk ex ante karena agen bertindak seakan kontrak telah dinegosiasikan di depan untuk membatasi perilaku mereka. Sebuah alternatif lain dalam perspektif oportunistik adalah pendekatan kontrak efisien. Jika kontrak efisien, maka hal ini akan selaras dengan kepentingan agen dan prinsipal dimana manfaat yang didapat agen juga merupakan manfaat prinsipal. Ex ante, pendekatan teori keagenan berpendapat bahwa agen mengakui bahwa jika mereka mencoba untuk mentransfer kekayaan dari prinsipal, mereka akan dihukum atas aktivitas di masa depan. Artinya, akan ada pengendapan yang akhirnya menghilangkan manfaat dari perilaku oportunistik. Inti dari argumen ini adalah bahwa efek reputasi akan mengurangi remunerasi yang dibayarkan kepada agen di masa depan jika mereka melakukan perilaku disfungsional. Oleh karena itu, agen akan menegosiasikan kontrak yang menyelaraskan kepentingan mereka dengan para prinsipal di tingkat pertama. Bahkan jika kontrak diluar batasan, agen akan berperilaku seakan-akan kontrak menggabungkan konstrain. Perspektif ini disebut efisien karena biaya keagenan terminimalkan dalam jangka panjang. Artinya, nilai perusahaan, nilai dari klaim prinsipal, dan nilai remunerasi agen semua lebih besar dan lebih merata dialokasikan dari pada perspektif oportunistik. Pendekatan ini juga disebut agen ex ante karena bertindak seakan kontrak telah dinegosiasikan di depan untuk membatasi perilaku mereka.

Dalam pendekatan kontrak efisien, manajer mungkin menyediakan informasi yang merefleksikan secara akurat keadaan ekonomi yang mendasari dari perusahaan. Hal ini mengurangi biaya monitoring dan meningkatkan reputasi manajemen, yang mana meningkatkan nilai perusahaan dan nilain SDM manajer. Jika pendekatan kontrak efisien diterapkan pada situasi dimana perjanjian utang mungkin dilanggar karena kondisi tertentu yang menyebabkan leverage kelebihan ditetapkan maksimum, manajer mungkin akan mengubah menjadi depresiasi garis lurus untuk mencegahnya. Walaupun ini bisa menjadi aksi dibawah pendekatan oportunistik tetapi pada kasus ini aksi tersebut termasuk efisien karena mencegah default yang membebankan biaya yang tidak perlu bagi lender dan perusahaan. Dalam hal standar teknis, baik pemberi pinjaman dan manajer, yang bertindak atas nama pemegang saham, akan diperlukan untuk mencurahkan sumber daya untuk memutuskan apakah untuk melakukan negosiasi ulang perjanjian utang, memaafkan utang, membiayai, atau mengabaikan pelanggaran. Sejak pemberi pinjaman maupun pemegang saham akan lebih memilih untuk menghindari biaya ini, tindakan efisien dalam konteks sebuah perusahaan yang kemungkinan perjanjian utang pelanggaran hanya sementara. Hal ini, tentu saja, oportunistik jika tindakan diambil untuk menutupi masalah.

Meskipun ex ante adalah kontrak yang efisien dan kesempatan ex post adalah secara teori dapat dibedakan, namun dalam kenyataannya di praktik sehari-hari sangat susah untuk dibedakan.LO 6Teori Pemberian SinyalSelain perspektif kontrak, yang menggambarkan perspektif lebih lanjut tentang pilihan kebijakan akuntansi. Di bawah perspektif tersebut manajer secara sukarela memberikan informasi kepada investor untuk membantu pengambilan keputusan mereka. Manajer mengambil alih peran ini karena mereka memiliki keunggulan komparatif dalam produksi dan penyebaran informasi. Informasi akuntansi yang digunakan untuk menunjukkan bagaimana nilai perusahaan dan klaim terhadapnya akan berubah. Dalam perspektif kontrak efisien, akuntansi mencerminkan perubahan arus kas yang mempengaruhi perusahaan: laporan akuntansi yang digunakan untuk memantau (konfirmasi) peristiwa ekonomi dan transaksi yang telah terjadi.

Hipotesis informasi mendasari sebagian besar riset awal pasar modal. Dalam studi pasar modal, manajer diasumsikan memberikan informasi untuk pengambilan keputusan oleh investor. Dengan demikian, setiap perubahan dalam metode akuntansi berarti bahwa informasi telah berubah dan keputusan investasi harus berubah. Menurut teori pemberian sinyal, perusahaan mengharapkan manajer untuk meningkatkan pertumbuhan yang tinggi di masa depan, maka mereka akan mencoba untuk memberikan sinyal kepada investor melalui akun. Manajer dari perusahaan lain yang berkinerja baik akan mendapat insentif yang sama, dan manajer dari perusahaan yang netral akan memiliki insentif untuk melaporkan berita positif sehingga mereka tidak dicurigai memiliki hasil yang buruk. Manajer perusahaan dengan kabar buruk akan memiliki insentif untuk tidak melaporkan. Namun, mereka juga akan memiliki insentif untuk melaporkan berita buruk mereka, untuk menjaga kredibilitas di pasar yang efektif di mana sahamnya diperdagangkan. Dengan asumsi insentif ini untuk sinyal informasi ke pasar modal, menandakan teori signalling memprediksi bahwa perusahaan akan mengungkapkan informasi lebih dari yang diminta.

Konsekuensi logis dari teori pemberian sinyal adalah ada insentif bagi semua manajer untuk menerima sinyal harapan keuntungan masa depan, karena jika investor percaya akan sinyal tersebut, harga saham akan meningkat dan para pemegang saham (dan manajer bertindak untuk kepentingan mereka) akan mendapatkan keuntungan. Untuk sinyal lewat akun agar kredibel bagi pengguna, maka seharusnya tidak mudah bagi perusahaan lain untuk dengan mudah membuat replikanya. Biaya dapat termasuk kerugian jangka panjang atas kredibilitas jika kinerja sesungguhnya tidak sesuai dengan level yang telah disinyalkan dimana telah disajikan dalam akun. Satu cara untuk menyajikan kredibilitas tambahan untuk menghasilkan sinyal dengan menyediakan pembagian sinyal. Penelitian insentif signaling termasuk studi yang menyelidiki mengapa perusahaan secara sukarela mengungkapkan berita buruk, mengurangi dan meningkatkan dividen, pendapatan yang lancar dan merevaluasi serta merusak aset, dan mengakui aset internal yang dihasilkan.

LO 7Proses PolitikTeori akuntansi positif juga merupakan model proses politik yang termasuk hubungan antara perusahaan dengan pihak lain yang berkepentingan terhadap perusahaan, contohnya pemerintah, persatuan perdagangan dan grup komunitas. Dalam konteks utang dan kontrak kompensasi manajemen, akuntansi merupakan proses politik yang penting sebagai salah satu sumber informasi tentang perusahaan.

Perbedaan utama antara market politikal dan pasar modal adalah secara umum tidak adanya permintaan yang kuat, oleh karena itu kurangnya insentif, dalam pembuatan informasi di ranah politik. Analisis ekonomi berpendapat bahwa hasil dari keuntungan marjin yang lebih rendah akan didapatkan individu dalam proses politik, karena sulit bagi individu maupun grup untuk mendapatkan keuntungan dari informasi tersebut.

Biaya informasi yang tinggi muncul karena dalam lingkungan pemerintahan, kemungkinan perilaku individu akan memberikan pengaruh kecil terhadap kemakmuran seseorang. Setiap individu hanya satu dari banyak pemilih di dalam arena politik, ada bayak keputusan politik dibuat setiap saat, dan banyak darinya akan mempengaruhi terhadap kemakmuran individu. Jumlah dari informasi yang dihasilkan untuk tujuan politik dan soSial tergantung pada efek difusif dari kebijakan pemerintah dan biaya transaksi atas lobi yang efektif. Semakin besar biaya informasi, tambahan difusif, dan biaya monitoring tinggi, maka timbul lingkup luas atas kesempatan residual. Akuntansi memainkan peran dalam alokasi biaya politik karena sebagai bukti krisis politisi dan pemecahan partai lainnya, dengan cara mempromosikan kepentingannya. Semenjak proses politik adalah kompetisi dalam hal transfer kemakmuran, dengan politis perusahaan akan sensitif sebagai pemahaman atas profit. Lebih sulit lagi untuk mengkritisi perusahaan dengan profit rendah untuk memiliki level tidak adil atas dukungan pemerintah. Laba yang volatile juga mendapat perhatian politik, karena partisipan di proses politik akan tidak andil bagian ke dalam akun dengan variansi tinggi ketika profit tinggi. LO 8Konservatisme, Standart Akuntansi dan Biaya KeagenanDalam diskusi di atas pada teori keagenan, secara implisit mengasumsikan bahwa kontrak yang dibuat antara prinsipal dan agen dalam perusahaan. Pada dasarnya berbicara tentang tata kelola internal perusahaan dengan kontrak yang efisien. Dalam pasar modal dengan pemegang saham dan demokrasi perusahaan, terdapat level yang tepat yang dapat mengurangi biaya keagenan. Asumsi ini didominasi oleh prinsipal dengan sedikit kerugian sisa.

Pendekatan lain menuju ke arah model kontrol agen dengan kekuasaan terbatas untuk kreditor dan pemegang saham. Hal ini muncul karena manajer memiliki jabatan yang terbatas dan ini memberikan pengaruh bias dalam perkiraan nilai. Dalam keadaan ekstrim, jika manajer sebagai agen memiliki kekuatan diktator dan berusaha untuk bertindak sesuai dengan kepentingan mereka, maka mungkin terjadi efek yang dapat mempengaruhi perekonomian secara keseluruhan.

Pandangan konservatisme tradisional dalam akuntansi berarti mempercepat pengakuan beban dan menunda pengakuan pendapatan yang bertujuan untuk mengantisipasi keuntungan selain kerugian. Konservatisme muncul karena ada keperluan verifikasi asimetri yang memaksakan verifikasi pada tingkat yang lebih tinggi untuk pendapatan jika dibandingkan dengan pengeluaran dan ini umumnya berfungsi untuk mengurangi pelaporan pendapatan. Selanjutnya, sistem penilaian didasarkan pada nilai historis dan revaluasi dimana tidak berlaku di Amerika Serikat. Penggunaan biaya historical yang konservatif secara efektif berarti nilai-nilai peningkatan aset apapun akan berpengaruh ke pendapatan karena mereka direalisasikan melalui transaksi, bukan melalui pengungkapan nilai segera. Teori konservatif merespon bahwa permintaan terhadap pengakuan timely terhadap keuntungan sangatlah rendah. Hal ini disebabkan bahwa praktik pelaporan eksternal bermain dalam penyediaan eksternalitas tata kelola dengan:

Ex ante : discouraging trophy investments Ex post : discontinuing begative cash flow investmentsAkhirnya, prinsip akuntansi dapat mengurangi pengungkapan pendapatan, sehingga mengurangi kemampuan manajer untuk melaporkan peluang dari angka akuntansi. Oleh karena itu probabilitas manajer dan auditor yang menyetujui meningkatkan atau menurunkan lebih atau kurang percepatan pelaporan pendapatan.

LO 9Teori Tambahan Tes EmpirisPengujian Oportunistik dan Hipotesis Biaya Politik

Setelah model didirikan untuk kontrak dalam sebuah perusahaan dan dalam proses politik, hipotesis umum dikembangkan untuk menjelaskan pilihan akuntansi yang melibatkan transfer kekayaan dari pengembangan. Penelitian pertama dilakukan oleh Watts dan Zimmerman, yang memeriksa posisi bahwa manajer perusahaan mengambil pendapat untuk tahun 1974 FASB AS Pembahasan tentang Memorandum pada GPLA (penyesuaian akuntansi tingkat harga umum). Pengaruh GPLA adalah untuk menyajikan kembali rekening perusahaan menurut indeks inflasi umum, sehingga meningkatkan nilai aset tetapi (secara umum) melaporkan penurunan laba karena biaya penyusutan yang lebih tinggi. GPLA bisa mempengaruhi kompensasi manajemen dan kontrak utang, namun, karena pengungkapan akan tambahan, akan ada efek langsung sedikit di bawah proposal AS untuk persyaratan pelaporan baru. Oleh karena itu, proses politik dianggap memberikan insentif utama untuk adopsi posisi lobi tertentu. Watts dan Zimmerman berpendapat bahwa, karena faktor politik, para manajer perusahaan besar memiliki insentif yang lebih besar untuk mengurangi laba yang dilaporkan. Pengaruh yang diharapkan dari hal ini adalah pengurangan pajak potensial. Hal ini dapat disimpulkan bahwa biaya politis hanya berpengaruh pada porsi-porsi terbesar dari sebuah perusahaan. Meskipun demikian hasilnya juga dapat dipengaruhi oleh perusahaan-perusahaan yang sensitif secara politis. Ball dan Foster telah mengkritisi penggunaan ukuran perusahaan sebagai indikator ukuran untuk biaya politis dan menyarankan ukuran yang lebih langsung seperti keanggotaan pada industri tertentu.

Penelitian telah menunjukkan dukungan kuat terhadap hipotesis hutang. Beberapa penelitian telah menemukan bahwa manajer membuat pilihan kebijakan akuntansi individual yang meningkatkan profit yang dilaporkan sebagaimana mereka melanggar perjanjian hutang mereka, selain itu mereka juga memanipulasi profit menggunakan tidak hanya pilihan kebijakan akuntansi tetapi juga diskresi.

Wong mempelajari pengaruh biaya dengan menghubungkan politik dan hutang pada pilihan akuntansi untuk kredit pajak ekspor yang tersedia di Selandia Baru. Wong berpendapat bahwa cara di mana kredit pajak yang dihitung selama periode ini dipengaruhi oleh biaya politik. Kedua metode yang tersedia untuk menghitung kredit adalah:

Metode pengurangan pajak (TRM), di mana kredit dikurangkan dari beban pajak

Kredit-metode-penjualan (CSM), dimana pajak penghasilan ditampilkan sebagai sosok kotor karena kredit pajak ini dibagi langsung ke penjualan.

Wong menguji 3 hipotesis :

Perusahaan dengan tarif pajak rendah melaporkan lebih cenderung menggunakan CSM.

Perusahaan dengan jumlah besar kredit pajak ekspor lebih cenderung menggunakan CSM.

Perusahaan-perusahaan besar lebih cenderung menggunakan CSM.

Hipotesis ketiga dianggap mencerminkan hubungan antara ukuran dan profil politik. Hipotesis dua yang pertama didasarkan bahwa perusahaan dengan jumlah tinggi perdebatan kredit pajak.Pengujian Hipotesis Kontrak Efisien

Selama literatur penelitian investigasi akuntansi dipilih, telah ada beberapa studi signifikan yang menginvestigasi perspektif efisiensi kontrak. Literatur ini utamanya memfokuskan pada efisiensi pemilihan dalam prosedur akuntansi, yaitu keputusan akuntansi yang dibuat oleh manajemen dan pemilik klaim dalam suatu perusahaan untuk mengurangi biaya agensi dalam kontrak. Kapitalisasi Biaya Bunga

Kapitalisasi adalah penentuan nilai pembukuan terhadap semua pengeluaran untuk memperoleh aset tetap hingga siap pakai, untuk meningkatkan kapasitas/efisiensi, dan atau memperpanjang umur teknisnya dalam rangka menambah nilai-nilai aset tersebut. Zimmer memberikan sebuah teori yang menjelaskan tentang mengapa perusahaan ingin mengkapitalisasi biaya daripada menjadikannya sebagai expense yaitu untuk mengurangi biaya kontrak. Teori tersebut berbeda dengan riset sebelumnya tentang kapitalisasi biaya atau expense karena alasan oportunitas.Teori zimmer memunculkan sebuah hubungan antara metode finansial dan pilihan akuntansi dalam perusahaan real estate. Dia memberikan hipotesis bahwa perusahaan real estate yang membiayai proyek-proyek dengan pinjaman proyek spesifik lebih mungkin untuk mengkapitalisasi biaya bunga. Perusahaan real estate yang melakukan projek pengembangan pada kepentingan pelanggan untuk memastikan bahwa pelanggan menanggung risiko proyek. Sebagai hasilnya, mereka akan berusaha untuk membuat harga proyek berdasarkan pada biaya pengembang, termasuk biaya bunga. Karena biaya bunga dikapitalisasi maka hal tersebut akan berdampak pada dihapusnya biaya bunga yang seharusnya masuk dalam pengurang pendapatan. Oleh karena itu, laba yang diperoleh akan terlihat lebih tinggi. Di sisi lain, dengan adanya kapitalisasi biaya bunga maka tingkat leverage perusahaan akan berkurang dimana leverage adalah penggunaan dana yang menyebabkan perusahaan harus menanggung beban tetap berupa bunga.

Perubahan Anggota Direksi

Dechow dan Sloan melakukan pengujian apakah masalah horizon akan memotivasi direksi untuk meningkatkan kinerja jangka pendek pada tahun terakhir mereka menjabat, dan demikian pula dengan bonus mereka dengan cara memangkas biaya riset dan pengembangan. Hasil pengujian tersebut mengindikasikan bahwa direksi melakukan pengurangan pengeluaran riset dan pengembangan pada akhir masa jabatan mereka. Meskipun demikian, pengaruh pada kompensasi manajemen diminimalkan melalui kepemilikan saham direksi. Lebih lanjut, tidak ada bukti bahwa biaya reduksi berhubungan dengan buruknya kinerja perusahaan maupun pengurangan biaya investasi dari waktu ke waktu. Sebenarnya, pada awal menjabat sebagai direksi, biaya riset dan pengembangan meningkat. Hasilnya menarik karena mengindikasikan bahwa walaupun perlakuan mereduksi biaya riset dan pengembangan tampak oportunistik, ini mungkin akan lebih efisien bagi para stakeholders untuk memungkinkan membuat mekanisme tidak langsung (melalui kompensasi saham) dan tindakan kompensasi (direksi baru meningkatkan biaya riset dan pengembangan) untuk memastikan distribusi kemakmuran yang sama antara stakeholders dan manajemen dibandingkan mengontrol secara langsung terhadap tindakan para manajernya. Studi Dechow dan Sloan nampak mengindikasikan kontrak manajemen dapat menyeimbangkan insentif saham dan laba untuk meyakinkan bahwa usaha untuk mentransfer kekayaan dari shareholders ke manajer adalah tidak mendatangkan hasil. Akuntansi dan ketentuan kontrak lainnya dapat mengurangi biaya keagenan ketika insentif untuk opprtunisme adalah kuat.

Studi Lain

Menanggapi penelitian Watts dan Zimmerman tentang investigasi motivasi pilihan akuntansi, Skinner menginvestigasi apakah penjelasan tradisional tentang pilihan akuntansi (menurut kontrak yang ada dan pembuatan keputusan yang opportunistik) telah mengabaikan kemungkinan penjelasan yang lain bahwa akuntansi mencerminkan pokok investasi, produksi dan kesempatan finansial perusahaan. Dengan menggunakan data dari Amerika Serikat, Skinner menguji apakah keputusan akuntansi mempunyai berhubungan lebih dengan variabel kontrak atau dengan variabel yang merepresentasikan pokok atribut ekonomi perusahaan (kesempatan untuk berkembang). Dia menemukan bukti bahwa atribut ekonomi perusahaan berpengaruh terhadap sifat dasar utang perusahaan dan kontrak kompensasi manajemen, dan bahwa variabel kontrak opportunistik tradisional dihubungkan dengan pemilihan kebijakan akuntansi. Dia hanya menemukan bukti yang terbatas dari hubungan langsung antara atribut ekonomi pokok dan keputusan akuntansi.

Berbeda halnya dengan Skinner, Bradbury, Godfrey dan Koh menemukan bahwa keputusan akuntansi terhadap goodwill dari perusahaan-perusahaan di Selandia Baru lebih berhubungan dengan atribut ekonomi perusahaan daripada variabel kontrak tradisional. Mereka memberikan atribut dari beberapa perbedaan antara hasil yang mereka ditemukan dengan Skinner tentang kenyataan bahwa akuntansi di Selandia Baru lebih dibatasi daripada di Amerika Serikat, oleh karena itu ada banyak kesempatan bagi managetr untuk mengadopsi kebijakan yang merefleksikan posisi ekonomi perusahaan. Bradbury, Godfrey dan Koh juga menggunakan pengukuran yang lebih disempurnakan untuk kedua variabel dependen dan variabel independen, yang memungkinkan mereka untuk menggali beberapa implikasi.

LO 10Evaluasi TeoriMeskipun perkembangan teori akuntansi positif telah diterima oleh banyak akademisi, dapat dikatakan hal ini adil bahwa teori akuntansi positif tidak diterima dengan baik. Dengan berkonsentrasi pada pernyataan positif daripada pernyataan normatif, Howieson berpendapat bahwa akademisi mengabaikan resiko yang merupakan peran yang sangat penting dalam masyarakat. Schipper berpendapat bahwa akademisi membuktikan nilai ekstrim yang diinput ke proses yang berkaitan dengan peraturan dengan meyakinkan bahwa regulator:

1) Dapat memahami dan memprediksi akibat ekonomi dan sosial atas alternatif standart akuntansi.

2) Diinformasikan kenapa manajer membuat keterangan pilihan akuntansi dan bila hal tersebut benarbenar telah dilakukan, dimana pilihan tersebut atau sebelum dilaksanakan kontrak yang efisien.

Schipper menyarankan bahwa akademisi harus fokus pada penelitian akuntansi positif sebagai input atas proses seting standart. Dua kritik dari teori akuntansi positif dibagi menjadi 2 kategori, yaitu:

Kritik Metodologi dan Statistik

Kritik utama dari teori akuntansi positif adalah bukti empiris berhubungan dengan penjelasan dari pilihan kebijakan akuntansi dan efek pada harga saham dan kontrak perusahaan adalah lemah dan tidak meyakinkan. Spesifiknya, kritik metodologi dan statistik meliputi:

Variabel penjelas dalam beberapa penelitian tidak signifikan dan tidak dapat diprediksi

Kekuatan prediksi dari model hipotesis rendah

Ada kolinearitas antara variabel kontrak

Model Cross-sectional kurang spesifik

Ukuran buruk seperti ukuran perusahaan, untuk mengoperasionalkan biaya politik tidak didefinisikan dengan baik sesuai arti teori, atau dalam arti pengukuran (kesalahan dalam variabel).

Selanjutnya, Christie menguji hipotesis statistik bahwa teori akuntansi positif dapat menjelaskan pilihan prosedur akuntansi dengan menjumlahkan hasil tes dalam studi yang di publikasikan. Dia menyimpulkan bahwa ada enam variabel, dari penelitian akuntansi positif yang secara konsisten menunjukkan signifikansi secara statistik. Variabel tersebut adalah :

Kompensasi manajer

Cakupan bunga

Rasio utang

Ukuran

Hambatan deviden

Risiko

Christie juga mengamati bahwa teori akuntansi positif masih berkembang sebagai paradigma, Seperti ilmu-ilmu sosial lainnya, ada kecenderungan untuk mempublikasikan hasil yang mendukung sebuah teori dalam penelitian sebelumnya. Leftwich berpendapat bahwa meskipun teori digerakkan oleh kontrak dan biaya monitoring, terdapat sedikit percobaan untuk menerapkan atau mengukur beberapa biaya. Watts dan Zimmerman menyatakan bahwa di masa sekarang, literatur mainstream menjelaskan pilihan kebijakan akuntansi berdasarkan basis 2 argumen, yaitu: kesempatan manajerial dan efisiensi. Tidak ada penjelasan yang menghalangi yang lain, juga tidk ada pilihan akuntansi yang dibuat yang termotivasi oleh kedua argumen. Kekuatan relatif dari masing-masing penjelasan pasti dan ini akan tercermin dalam pengujian.

Kritik Filosofi

Sejak kemunculannya sebagai model alternatif atas teori normatif, teori akuntansi positif telah mengalami kritik filosofis. Kritik disajikan bawah ini, bersama dengan ringkasan singkat mengenai tanggapan dari teoritis akuntansi positif. Tinker, Merino dan Neimark menyarankan bahwa teori akuntansi positif dengan klaim tersebut, dan nilai yang dimuat, sejak peneliti memilih topik untuk diselidiki dengan metode dan asumsi yang akan diterapkan. Untuk itu mereka masih memberlakukan pertimbangan nilai tentang apa yang layak diselidiki. Wattsdan Zimmerman menunjukkan bahwa, sejak teori akuntansi positif memberikan permintaan informasi, orang yang memerlukan teori akuntansi untuk sejumlah alasan akan memilih dari teori yang tersedia.

Christenson berpendapat bahwa ciri teori akuntansi positif bukan sebagai teori akuntansi, tetapi sebagai sosiologi akuntansi karena itu berkonsentrasi pada perilaku manusia dan bukan pada perilaku atau pengukuran entitas akuntansi. Sebagai tanggapan, Watts dan Zimmerman berpendapat bahwa entitas akuntansi dapat diakui hanya dari segi perilaku dari individu yang terkait dengan perusahaan-pemegang saham, manajer, akuntan, auditor. Ini merupakan kelanjutan dari mengakui perusahaan sebagai perhubungan kontrak dan mengakui akuntansi sebagai produk politik, ekonomi dan sosial.

Christenson menghubungkan pendekatan positif dalam akuntansi dengan pemikiran abad kesembilan belas yang dikenal sebagai positivisme logis. Positivis logis memegang pandangan bahwa hanya metode ilmu alam yang menyediakan 'pengetahuan positif' tentang 'apa'. Christenson berpendapat bahwa penelitian akuntansi positif mengabaikan pendekatan metodologis yang mendasar tentang 'pemalsuan' yang diajukan oleh Popper. Watts dan Zimmerman mengabaikan kritik ini sebagai kritik yang salah tempat. Metodologi teori akuntansi positif mengambil bentuk yang digunakan dalam ekonomi positif (termasuk disiplin keuangan) yang, menurut mereka, memberikan deskripsi yang berguna dan prediksi tentang cara dunia beroperasi. Mereka lebih lanjut berpendapat bahwa kata 'positif' digunakan dalam arti untuk membedakan antara proposisis positif (empiris) dan proposisi normatif yang lazim ketika teori positif yang muncul. Bahkan pencela teori akuntansi positif mengakui bahwa adalah tidak pantas untuk mengkritik teori akuntansi karena gagal memenuhi ilmu 'metatheories' seperti pemalsuan.

Kritikus telah mengabaikan meningkatnya bukti yang mendukung hipotesis dasar teori akuntansi positif. Akhirnya, permintaan akan praktik akuntansi konservatif menyediakan sumber pelayanan akuntansi yang berpotensi mengurangi kemungkinan manipulasi akuntansi oleh manajer dan menjawab klaim saat ini oleh regulator karena pengenalan akuntansi nilai wajar yang tidak bias. Ini mungkin merupakan peran paling penting yang dimainkan oleh teori positif di masa depan.

LO 11Isu Auditor

Seperti yang sudah dibicarakan di awal bab, permintaan audit dapat dijelaskan dengan teori agensi sebagai bagian dari monitoring dan menyatukan antara aktivitas dan biaya. Sejumlah akuntansi digunakan dalam kontrak untuk menentukan kompensasi manajemen dan sebagai dasar perjanjian utang. Akuntansi tersebut disyaratkan oleh hukum untuk bisa diaudit, namun ada beberapa bukti bahwa pengauditan akan diminta walaupun dalam ketiadaan hukum.

Watts dan Zimmerman menguji sejarah pengauditan di Britania Raya dan Amerika Serikat untuk menguji apakah pengauditan diminta untuk mengurangi biaya agensi dan meningkatkan nilai perusahaan, atau hanya untuk memenuhi persyaratan legal. Watts dan Zimmerman menemukan bukti bahwa audit sudah ada pada awal sejarah munculnya korporasi (sekitar awal tahun 1200). Audit tersebut berkembang secara bertahap ke dalam tipe audit yang diperlukan oleh perusahaan-perusahaan Inggris pada tahun 1844. Mereka juga menemukan perbedaan dalam perkembangan pengauditan profesional antara dua negara tersebut yang merefleksikan perbedaan dalam waktu perkembangan pasar modal pada kedua negara tersebut. Bukti yang mereka temukan mendukung kesimpulan bahwa undang-undang mensyaratkan pengauditan mengkodifikasikan pelaksanaan yang terbaik, daripada hanya sekedar mendorong permintaan untuk audit.

Hal ini sulit untuk menguji teori-teori mengenai permintaan audit menggunakan data kontemporer karena negara-negara dengan pasar modal yang sudah maju membutuhkan perusahaan yang terdaftar pada bursa publik untuk mengungkapkan data keuangan diaudit setidaknya setahun sekali. Bagaimanapun, ada beberapa situasi tertentu dimana periset telah mengusahakan untuk menguji pemahaman dari agensi dan teori signalling. Bukannya menguji pilihan untuk membeli audit atau tidak, pengujian tersebut menguji penentuan dari pemilihan sebuah auditor dengan kualitas yang lebih tinggi.DeAngelo berpendapat bahwa auditor yang lebih besar, seperti yang sering disebut sebagai 'Big 4', memiliki kualitas lebih tinggi dari auditor lain karena auditor yang lebih besar akan kehilangan lebih banyak pada saat tidak melaporkan pelanggaran yang ditemukan dalam catatan klien tertentu. Jika perusahaan audit besar membahayakan indepenensinya pada satu pemeriksaan untuk menyenangkan klien, reputasinya akan menderita dan perusahaan bisa kehilangan semua klien lainnya. DeAngelo menjelaskan bahwa nilai perusahaan audit adalah sama dengan nilai sekarang dari masa kuasi-sewa. Kuasi-sewa adalah sewa setelah peristiwa setelah biaya telah tenggelam, yaitu, pendapatan dikurangi biaya marjinal tidak termasuk biaya tenggelam. Kuasi-sewa timbul karena mahal bagi klien untuk beralih auditor, sehingga auditor dapat meningkatkan harga mereka di atas biaya marjinal pada periode berikutnya.

Datar, Feltham dan Hughes mengusulkan bahwa pengguna laporan keuangan untuk percaya bahwa auditor yang besar mempunyai kualitas yang lebih tinggi karena mereka paham akan argumen more to lose. Mereka berargumen bahwa perusahaan mengeluarkan saham IPO untuk memberikan sinyal terhadap kualitas perusahaan dan saham perusahaan itu sendiri. Salah satu metode untuk memberi sinyal terhadap kualitas perusahaan baru adalah untuk promotor yang mempertahankan sebagian besar saham. Hal tersebut bernilai karena ini berbiaya mahal. Sinyal alternatif untuk kualitas saham adalah mempekerjakan auditor dengan kualitas yang baik walau dengan biaya yang tinggi. Oleh karena itu, Datar, Feltham dan Hughes memprediksi bahwa promotor IPO dalam perusahaan tersebut menggunakan auditor berkualitas tinggi akan memiliki kepemilikan saham lebih rendah pada saat IPO daripada promotor IPO pada perusahaan yang menggunakan auditor berkualitas rendah.

Metode lain yang diuji yaitu permintaan audit adalah untuk menguji pertanyaan kulitas audit dari beberapa negara yang berbeda dalam kekuatan mekanisme kontrol perusahaan mereka. Fan dan Wong berargumen bahwa dalam emerging market, seperti di Asia Timur, konflik agensi antara kontrol pemilik dan hak minoritas merupakan hal yang sulit untuk dikontrol melalui mekanisme kontrol yang konvensional, seperti dewan direksi dan pengambilalihan. Mereka menemukan bahwa perusahaan dengan masalah keagenan dalam struktur kepemilikan perusahaan tersebut lebih cenderung untuk mempekerjakan auditor dari Big 5 dimana perusahaan sering melakukan penambahan modal. Perusahaan-perusahaan tersebut mendapatkan diskon harga saham yang lebih kecil karena terjadinya konflik agensi, dimana Fan dan Wang menghubungkan peran monitoring yang dilakukan oleh auditor dengan kualitas yang tinggi.Godfrey dan Hamilton menyatakan bahwa perusahaan dengan penelitian dengan kebebasan yang tinggi dan pengeluaran pengembangan (R&D) memilih auditor berspesialisasi dalam audit kontrak R&D, khususnya intuk klien besar di mana tidak dibatasi untuk menggunakan auditor mahal untuk beberapa alasan. Auditor menyediakan penilaian bahwa pengeluaran pada pilihan pertumbuhan R&D dilaporkan dengan benar sehingga resiko atas penurunan investasi berkurang.2015

Disusun Oleh:

OKDIANI DARUNIFAH

NPM/NO ABSEN: 144060006344 / 25

KELAS: 8B STAR BPKP

JULI 2015

RINGKASAN TEORI AKUNTANSI:

TEORI POSITIF ATAS KEBIJAKAN AKUNTANSI DAN PENGUNGKAPAN

RESIDUAL LOSS

BIAYA BONDING

BIAYA MONITORING

BIAYA KEAGENAN