RESUME PENCERNAAN METABOLIK LUKCYANA RIZKY PKD1.doc
Transcript of RESUME PENCERNAAN METABOLIK LUKCYANA RIZKY PKD1.doc
Praktek Keperawatan Dewasa 1
Resume Sistem Pencernaan Metabolik
Disusun oleh :
LUKCYANA RIZKY
1013031066
PSIK 3B
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN FALETEHAN
SERANG – BANTEN
2015 – 2016
1
Sistem Pencernaan Metabolik
Anatomi dan fisiologi
1. Mulut
Dilakukan pencernaan secara mekanik oleh gigi dan kimiawi oleh ludah yang
dihasilkan Kelenjar Parotis, Submandibularis dan Sublingualis yang
mengandung enzim Amilase (Ptyalin).
2. Kerongkongan
Merupakan saluran pencernaan yang berbentuk seperti selang air, sebagai
penghubung antara rongga mulut dan lambung yang terletak di belakang
trakea (tenggorokan). Panjang kerongkongan pada manusia lebih kurang 25
cm yang berakhir pada bagian kardiak lambung. Kerongkongan tersusun oleh
dua pertiga otot polos dan sepertiga otot lurik. Pada kerongkongan dihasilkan
lendir yang membantu gerak peristaltik, sehingga makanan terdorong ke arah
lambung. Akan tetapi, kerongkongan ini tidak menghasilkan enzim
pencernaan dan tidak melakukan absorbsi sari makanan.
3. Lambung
Lambung pada manusia terletak pada bagian kiri atas rongga perut di bawah
diafragma. Dinding lambung terdiri atas lapisan otot vang tersusun
memanjang, melingkar, dan menyerong. Dengan adanya kontraksi otot-otot
lambung tersebut, makanan akan teraduk dengan baik menjadi bubur (chyme /
kim).
Lambung terdiri atas tiga bagian, yaitu kardiak (bagian yang merupakan
tempat masuknya kerongkongan), fundus (bagian tengah lambung), dan
pilorus (bagian yang berbatasan dengan usus dua belas jari). Lambung juga
berperan sebagai kelenjar eksokrin yang menghasilkan enzim pencernaan dan
sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon.
Lambung menghasilkan getah lambung yang terdiri atas:
2
a. air dan lender
b. ion-ion organic
c. asam lambung (HCl), dan
d. enzim – enzim pencernaan (Pepsin, Renin dan Lipase).
4. Usus halus
Usus halus merupakan saluran pencernaan terpanjang yang panjangnya lebih
kurang 7 meter dengan diameter 2,5 cm. Fungsi usus halus adalah mencerna
makanan dan mengabsorpsi sari makanan. Penyerapan sari-sari makanan
kedalam dinding usus melalui berbagai cara, yaitu secara : difusi, osmosis,
difusi difasilitas, endositosis, dan transport aktif.
Usus halus terdiri atas tiga bagian, yaitu:
a. duodenum (usus dua belas jari), panjangnya 25 cm,
b. jejenum (usus kosong) panjangnya 2,5 m,
c. ileum (usus penyerapan) panjangnya 4 m.
Setiap hari, usus halus mensekresikan lebih kurang 2000 cc getah usus dari
sel-sel usus (kelenjar lieberkuhn) menuju lumen usus.
Getah usus mengandung:
a. Peptidase, merupakan kelompok enzim yang memecah polipeptida
menjadi asam amino.
b. Maltase, laktase, dan sukrase merupakan enzim yang memecah disakarida
(maltosa, laktosa, dan sukrosa) menjadi monosakarida enzim-enzim
tersebut disebut juga disakase.
c. Lipase usus, merupakan enzim yang memecah lemak menjadi asam lemak
dan gliserol,
3
d. Erepsinogen, merupakan proenzim yang diaktifkan oleh enterokinase
menjadi erepsin yang mengubah pepton menjadi asam amino.
e. Enterokinase, merupakan enzim yang mengaktifkan tripsinogen menjadi
tripsin dan erepsinogen menjadi erepsin.
Metabolisme pencernaan metabolik
1. MULUT dan KERONGKONGAN (ESOFAGUS)
Di rongga mulut terjadi 2 proses pencernaan makanan yaitu :
a. Pencernaan mekanik, yaitu pengunyahan dengan gigi, pergerakan otot-
otot lidah, dan pipi untuk mencampur makanan dengan air ludah
sehingga terbentuklah suatu bolus yang bulat untuk ditelan.
b. Pencernaan kimiawi, yaitu pemecahan zat pati (amilum) oleh pthyalin
(suatu amilase) menjadi amaltosa.
Dirongga mulut makanan dikunyah menggunakan gigi, kemudian lidah
mengaduk dan mencampurkan makanan dengan air ludah. Setelah
makanan dihaluskan makanan disalurkan ke kerongkongan dengan proses
menelan. Menelan adalah proses menggerakkan makanan dari rongga
mulut menuju lambung yang berlangsung dalam waktu 4-7 detik.
Proses menelan terbagi atas:
1) gerakan sadar, yaitu gerakan lidah yang menekan makanan ke atas dan
mendorong makanan ke belakang kemudian masuk ke dalam
kerongkongan,
2) gerakan tidak sadar, yaitu saat masuknya makanan kedalam faring
maka pallatum lunak naik untu menutup nares posterior, glotis
menutup oleh kontraksi otot-otot dan otot kontristor faring menangkap
makanan, pada saat ini pernafasan berhenti.
Dengan demikian, makanan tidak masuk ke rongga hidung dan
saluran pernapasan. Gerakan ini merupakan gerakan refleks.
Dalam kerongkongan dihasilkan lendir yang membantu gerak peristaltik,
sehingga makanan terdorong ke arah lambung. Akan tetapi, kerongkongan
ini tidak menghasilkan enzim pencernaan dan tidak melakukan absorbsi
sari makanan.
4
2. LAMBUNG
Makanan dari kerongkongan masuk ke dalam lambung, dalam lambung
terjadi proses pencernaan mekanis dan kimiawi. Pencernaan mekanis
disebabkan oleh otot – otot dinding lambung , dinding lambung terdiri atas
otot polos yang berbentuk memanjang (transversal), melingar (sirkular),
dan serong (oblique). Kontraksi otot lambung tersebut mengakibatkan
bolus yang masuk kedalam lambung diaduk dan diremas-remas sehingga
menjadi lembut.
Pada pencernaan kimiawi, kelenjar lambung mengeluarkan sekret yaitu
cairan pencerna penting, getah lambung, getah ini adalah cairan asam
bening tak berwarna mengandung 0,4 HCL, yang mengasamkan semua
makanan dan bekerja sebagai antiseptik dan desinfektan dan menyediakan
lingkungan untuk pencernaan.
3. USUS HALUS
Dalam usus halus terjadi absorpsi makanan antara lain :
a. Karbohidrat. Monosakarida siap diabsorpsi melalui mikrofili dan
memasuki pembuluh darah. Proses absropsi melalui transport aktif dan
membutuhkan energi.
b. Protein. Sama hal nya dengan karbohidrat, protein telah siap diabsropsi
dan menggunkan transport aktif.
c. Lemak. Proses absorpsi lemak lebih kompleks, dengan beberapa
tahapan sebagai berikut :
- Lemak memasuki usus halus dalam bentuk water insoluble
trigliseride droplets (tidak larut dalam air).
- Lipase pankreas mulai memecah trigliserida tersebut menjadi asam
lemak bebas, gliserol dan monogliserida.
- Garam empedu mempercempat proses pemecahan trigliserida
dengan mengemulsi lemak menjadi bentuk yang lebih kecil.
- Garam empedu juga menyebabkan asam lemak, fosfolipid dan
gliserol menjadi larut dalam air yang disebut misell.
5
- Misell dapat dengan mudah diabsorpsi.
- Produk pecahan trigliserida tersebut setelah diabsorpsi, memasuki
sel villi memasui retikulum endoplasma dan disintesa kembali
menjadi trigliserida.
- Trigliserida bersama fosfolipid, kolesterol, dan asam lemak bebas
berikatan dengan protein yang disebut dengan kilomikron.
- Kilomikron dilepaskan dari sel dan masuk kedalam lacteal.
- Dari lacteal, lemak bergerak kepembuluh limfatik yang lebih besar
dan dibawa keduktus thorasikus untu dimasukkan kedalam vena
subklavia.
Selanjutnya akan dibahas pada pencernaan hepatobilier.
Macam – macam penyakit pencernaan
Beberapa kelainan klinis yang akan timbul bila terjadi gangguan dalam proses
pencernaan manusia, antara lain:
1. Caries gigi (gigi berlubang)
Disebabkan oleh infeksi beberapa jenis bakteri patogen yang ada pada rongga
mulut. Timbulnya gigi berlubang disebabkan oleh pemecahan karbohidrat
menjadi asam laktat yang dilakukan oleh bakteri. Asam ini dapat melarutkan
email dan dentin gigi sehingga menimbulkan lubang yang dapat mencapai
akar gigi.
2. Parotitis
Yaitu infeksi pada kelenjar parotis yang dikenal dengan penyakit gondongan.
Hal ini diakibatkan oleh sejenis virus yang ditularkan melalui percikan ludah.
Penyakit ini biasanya sering terjadi pada anak-anak usia 5 - 15 tahun.
3. Xerostomia
Kelainan akibat kurangnya produksi air ludah (saliva) yang sangat sedikit,
sehingga mengakibatkan proses pencernaan di dalam mulut terganggu.
6
4. Gastritis
Yaitu kelainan klinis akibat adanya suatu peradangan akut dan kronis pada
lapisan mukosa lambung yang disebabkan oleh masuknya makanan yang
tercemar oleh mikroba dan akibat produksi asam lambung yang berlebihan.
5. Diare
Yaitu kelainan klinis karena adanya iritasi pada dinding kolon yang
disebabkan infeksi bakteri seperti Shygella disentriae. Di samping itu dapat
disebabkan karena tekanan psikis, seperti stress, gelisah, gizi yang buruk, zat-
zat beracun, dan bahan makanan yang menyebabkan iritasi dinding usus,
seperti cuka, dan sambel. Apabila kim dari perut mengalir ke usus terlalu
cepat maka defekasi menjadi lebih sering dengan feses yang mengandung
banyak air. Keadaan seperti ini disebut diare. Penyebab diare antara lain
ansietas (stres), makanan tertentu, atau organisme perusak yang melukai
dinding usus. Diare dalam waktu lama menyebabkan hilangnya air dan garam-
garam mineral, sehingga terjadi dehidrasi.
6. Sembelit (konstipasi)
Salah satu gejala kelainan klinis yang biasanya ditandai dengan susah buang
air besar. Hal ini disebabkan karena kolon (usus besar) mengabsorsi air dari
sisa makanan secara berlebihan, sehingga terbentuk feses yang padat, keras
dan kering serta susah dikeluarkan. Sembelit juga bisa diakibatkan oleh
kurang mengkonsumsi makanan yang berupa tumbuhan berserat, banyak
mengkonsumsi daging, tekanan psikis seperti stress, rasa cemas, gelisah, takut
dan sebagainya.
7. Radang usus halus
Kelainan klinis yang teriadi karena usus buntu meradang, membengkak dan
timbul nanah. Gejala ini disebabkan oleh adanya infeksi pada usus buntu
akibat masuknya benda yang sulit dipecah, seperti biji-bijian yang keras,
kerikil dan sebagainya. Gejalanya rasa sakit yang luar biasa di perut sebelah
kanan bawah. pengobatan peradangan ini biasanya dengan jalan operasi.
7
8. Hemoroid
Yaitu kelainan klinis akibat pelebaran pembuluh vena pada bagian anus.
Biasanya terjadi pada orang-orang yang cenderung terlalu lama duduk terus
menerus, atau pada orang yang sering menderita sembelit.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostik
1. Ultrasonografi : teknik diagnostik noninvasif dimana gelombang bunyi
dimasukkan melalui struktur tubuh internal dan dipantulkan kembali. Untuk
mengetahui ukuran dan konfigurasi struktur abdomen ini
2. Rontgen (foto polos perut) : merupakan poto rontgen standar untuk perut, yang
tidak memerlukan persiapan khusus dari penderita. Sinar X biasanya digunakan
untuk menunjukan suatu penyumbatan, kelumpuhan saluran pencernaan, pola
udara abnormal didalam rongga perut, pembesaran organ (misalnya hati ginjal,
dan limpa).
3. Sigmoidoskopi : kolon diperiksa sampai 40-50 cm (16 sampai 20 inci) dari
anus. Alat dimasukan melalui sigmoid proksimal dan kemudian didefleksikan
kedalam kolon desenden
4. Elektrogastrografi : untuk mendeteksi dan mengukur sinyal elektrik yang
ditimbulkan oleh dua pertiga distal lambung, yang dapat bermanfaat dalam
mendeteksi disfungsi motorik/neurologis pada lambung
5. Tes feses : pemeriksaan dasar feses mencakup inspeksi spesimen untuk jumlah,
konsistensi, dan warnanya. Sample feses biasanya ditampung secara acak
kecuali bila dilakukan pemeriksaan kuantitatif seperti lemak fekal.
Penampungan kuantitatif 24 samai 72 jam harus tetap dalam pendingin sampai
dibawa ke laboratorium
6. Laparoskopi : prosedur dilakukan dengan menggunakan laparoskop serat optik
khusus yang memungkinkan visualisasi langsung terhadap organ dan struktur
didalam abdomen untuk mengetahui seberapa luasnya nyeri abdomen kronis,
massa abdomen dan penyakit peritoneal.
8
Asuhan Keperawatan
A. Anamnesa dan Pemeriksaan Fisik
a. Keluhan utama
Keluhan utama pada gangguan sistem pecernaan antara lain mual,
muntah, nyeri, kembung, ketidaknyamanan abdomen, diare dan
konstipasi.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Pengkajian riwayat kesehatan dilakukan dengan anamnesis atau
wawancara untuk menggali masalah keperawatan lainnya sesuai dengan
keluhan utama dari pasiennya. Perawat memperoleh data subyektif dari
pasien mengenai awitan masalahnya dan bagaimana penanganan yang
sudah dilakukan. Setiap keluhan utama harus ditanyakan pada pasien
seditail-ditailnya dan semuanya di buat diriwayat penyakit sekarang.
Pasien diminta untuk menjelaskan keluhannya dari gejala awal sampai
sekarang.
Tanyakan apakah pada setiap keluhan utama yang terjadi memberikan
dampak terhadap intek nutrisi, dan apakah terdapat perubahan berat
badan? Pengkajian ini akan memberikan kemudahan pada perawat untuk
merencanakan intervensi dalam pemenuhan nutrisi yang tepat sesuai
kondisi pasien. Pada riwayat kesehatan sekarang, keluhan utama klien
dikembangkan dengan tekhnik PQRST.
c. Riwayat kesehatan dahulu
Pengkajian kesehatan masa lalu bertujuan untuk menggali berbagai
kondisi yang memberikan berbagai kondisi saat ini. Perawat mengkaji
riwayat MRS (masuk rumah sakit) dan penyakit berat yang pernah
diderita, penggunaan obat2 dan adanya alergi.
d. Pemerksaan fisik
- Bibir : kaji warna, tekstur, hidrasi, kontur, serta ada tidaknya lesi.
Dengan mulut pasien tertutup, perawat melihat bibir dari ujung ke
9
ujung. Normalnya bibir berwarna merah muda, lembab, simetris, dan
halus.
- Rongga mulut : pemeriksaan rongga mulut meliputi gigi, lidah, gusi,
dan mukosa dinding mulut. Pada gigi kaji ada idaknya karies gigi.
Kaji keadaan lidah mulai dari warna, ada tidaknya lesi pada lidah, dan
kebersihan lidah. Kaji juga ada tidaknya lesi dan sariawan pada gusi
dan mukosa dinding mulut.
- Abdomen
o Inspeksi
Dilakukan pada pasien dengan posisi tidur terlentang dan diamati
dengan seksama dinding abdomen. Yang perlu diperhatikan
adalah:
- Keadaan kulit : warnanya (ikterus, pucat, coklat, kehitaman),
elastisitasnya (menurun pada orang tua dan dehidrasi), kering
(dehidrasi), lembab (asites), dan adanya bekas-bekas garukan
(penyakit ginjal kronik, ikterus obstruktif), jaringan parut
(tentukan lokasinya).
- Besar dan bentuk abdomen: rata, menonjol, atau scaphoid
(cekung).
- Simetrisitas; perhatikan adanya benjolan local (hernia,
hepatomegali, splenomegali, kista ovarii, hidronefrosis).
o Auskultasi
Kegunaan auskultasi ialah untuk mendengarkan suara peristaltic
usus. Dilakukan selama 2-3 menit. Auskultasi dilakukan di 4
kuadran abdomen.
- Bila terdapat obstruksi usus, peristaltik meningkat disertai
rasa sakit (borborigmi).
- Bila obstruksi makin berat, abdomen tampak membesar dan
tegang, peristaltik lebih tinggi seperti dentingan keeping uang
logam (metallic-sound).
10
- Bila terjadi peritonitis, peristaltik usus akan melemah,
frekuensinya lambat, bahkan sampai hilang.
- Suara usus terdengar tidak ada
- Hipoaktif/sangat lambat ( misalnya sekali dalam 1 menit )
o Palpasi
Palpasi dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya nyeri tekan, ada
tidaknya massa. Palpasi dilakukan diempat kuadran abdomen.
o Perkusi
berguna untuk mendapatkan orientasi keadaan abdomen secara
keseluruhan, menentukan besarnya hati, limpa, ada tidaknya
asites, adanya massa padat atau massa berisi cairan (kista), adanya
udara yang meningkat dalam lambung dan usus, serta adanya
udara bebas dalam rongga abdomen. Suara perkusi abdomen yang
normal adalah timpani (organ berongga yang berisi udara),
kecuali di daerah hati (redup; organ yang padat).
11
No Diagnosa Keperawatan Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
1. Diare - Comfort level Diarhea Management
Aktifitas :
- Identifikasi faktor penyebab dari diare
- Monitor tanda dan gejalan diare
- Observasi turgor kulit secara rutin
- Evaluasi intake makanan yang masuk
- Instruksikan pasien untuk makan makanan
rendah serat, tinggi protein, dan tinggi kalori
jika memungkinkan.
- Ajarkan tekhnik penurunan stress
- Evaluasi efek samping dari pengobatan
gastrointestinal
12
2. Resiko defisit volume cairan - Hydration Fluid management.
- Monitor status hidrasi (kelembaban
membran mukosa, nadi adekuat, tekanan
darah ortostatik), jika diperlukan
- Monitor tanda-tanda vital
- Monitor status nutrisi
- Lakukan terapi IV
- Dorong masukan oral
- Instruksikan keluarga untuk membantu
pasien makan
- Monitor masukan makanan atau cairan dan
hitung intake kalori harian.
13
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, S.C. (2002). Brunner & Suddarth’s Textbook of Medical Surgical
Nursing. (Terj. Agung Waluyo). Jakarta: EGC.
Haryani, Ani, dkk. 2009. Anatomi Fisiologi Manusia. Bandung : CV. Cakra.
Herdman, T. heather. 2012. Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi
2012-2014. Jakarta : EGC.
.
14