Resume Modul Pertama

download Resume Modul Pertama

of 23

description

TUGAS INDIVIDU

Transcript of Resume Modul Pertama

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangSistem perawatan kesehatan berubah dengan cepat. Perawat zaman sekarang berhadapan dengan perawatan klien yang mengharapkan asuhan keperawatan yang berkualitas dan mengharapkan perawatan profesional sebagai penyedia perawatan kesehatan terdidik dengan baik.Pelayanan keperawatan mempunyai peranan penting dalam menentukan keberhasilan pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Salah satu faktor yang mendukung keyakinan diatas adalah kenyataan yang dapat dilihat di rumah sakit, di mana tenaga yang selama 24 jam harus berada di sisi pasien adalah tenaga perawatan. Namun sangat disayangkan bahwa pelayanan keperawatan pada saat ini masih jauh dari apa yang diharapkan. Keadaan ini dikarenakan oleh terbatasnya kemampuan profesional yang dimiliki oleh sebagian besar tenaga ini.Proses keperawatan merupakan suatu jawaban untuk pemecahan masalah dalam keperawatan, karena proses keperawatan merupakan metode ilmiah yang digunakan secara sistematis dan menggunakan konsep dan prinsip ilmiah yang digunakan secara sistematis dalam mencapai diagnosa masalah kesehatan pasien, merumuskan tujuan yang ingin dicapai, menentukan tindakan dan mengevaluasi mutu serta hasil asuhan keperawatan. Dalam memberi asuhan keperawatan, seorang perawat harus berpegangan pada prinsip legal etik. Selain itu perawat juga memiliki peran sebagai nursing advocacy, di mana perawat harus melakukan suatu hal yang dikenal dengan informed consent.

B. Rumusan Masalah1. Apa pengertian etika, nilai dan norma?2. Apa yang dimaksud dengan kode etik dan apa saja yang terkandung dalam kode etik keperawatan?3. Apa saja prinsip etik dalam praktik keperawatan?4. Apakah yang dimaksud dengan nursing advocacy?5. Bagaimana peran perawat sebagai nursing advocacy?

C. Tujuan 1. Mendeskripsikan tentang etik, nilai dan noma.2. Meneskripsikan tentang kode etik keperawatan.3. Memaparkan prinsip-prinsip etik dalam praktik keperawatan.4. Mendeskripsikan tentang nursing advocay dan peran perawat sebagai nursing advocacy.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Etika KeperawatanIstilah etik berasal dari bahasa Yunani, Ethos yang berarti budaya atau karakter. Etik memiliki beberapa arti dalam penggunaan umum. 1. Pertama, etik mengacu pada metode penyelidikan yang membantu orang memahami moralitas perilaku manusia.2. Kedua, etik mengacu pada praktik keyakinan dan standar perilaku kelompok tertentu.Secara garis besar, konsep dasar etik keperawatan didasarkan pada dua teori etik, yaitu:a. TeleologiBerasal dari bahasa Yunani telos yang berarti akhir. Teori menekankan pada pencapaian akhir dengan kebaikan maksimal dan ketidakbaikan sekecil mungkin. Contoh: bayi cacat lebih di izinkan meninggal.b. DeontologiBerasal dari bahasa Yunani deon artinya tugas. Teori ini berprinsip pada aksi dan tindakan. Contoh: perawat harus memberitahukan pasien tentang penyakitnya walaupun menyakitkan.1. Konsep Moral Dalam Praktik Keperawatana. AdvokasiAdvokasi menurut Ikatan Perawat Amerika/ANA (1985) adalah melindungi klien atau masyarakat terhadap pelayanan masyarakat dan keselamatan praktik tidak sah yang tidak kompeten dan melanggar etika yang dilakukan oleh siapapun. b. AkuntabilitasAkuntabilitas mengandung arti dapat mempertanggung jawabkan suatu tindakan yang dilakukan dan dapat menerima konsekuensi dari tindakan tersebut.c. LoyalitasLoyalitas merupakan suatu konsep dengan berbagai segi, meliputi simpati, peduli, dan hubungan timbal balik terhadap pihak yang secara profesional berhubungan dengan perawat.

B. Etika, Norma, dan Nilai dalam Masyarakat1. EtikaMenurut Bertens K (2000), etika berasal dari kata ethos yang artinya kebiasaan, adat istiadat, akhlak, watak, perasaan, sikap, dan cara berfikir. Menurutnya, etika juga berasal dari kata ta etha (bentuk jamak) yang berarti adat kebiasaan. Dengan kata lain, etika diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang adat kebiasaan atau ilmu tentang apa yang biasa dilakukan.Secara umum, etika memiliki 2 sifat, yaitu eksplisit dan konkret. Eksplisit yang berarti terlihat jelas melalui sikap dan perilaku yang ditampakkan oleh orang tersebut, sedangkan konkret berarti nyata.Moral dan etika secara garis besar memiliki pengertian yang sama, tetapi dalam praktik kesehariannya berbeda. Berikut ini adalah perbandingan etika dan moral.EtikaMoral

Merupakan perwujudan prosesPrinsip/aturan

Bersifat umumPersonal

Penilaian perbuatan yang dilakukanPengkajian sistem-sistem nilai yang berlaku

Aplikasi perlakuan kebenaranMengajarkan apa yang benar

Bertindak sesuai pendidikan moralMengajarkan bagaimana seharusnya untuk bersikap

2. NormaNorma berasal dari bahasa Latin yang artinya peraturan. Norma merupakan aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok dalam masyarakat, dipakai sebagai panduan, tatanan, dan kendali tingkah laku. Peraturan tersebut dibuat dan disepakati bersama.Norma memiliki hubungan yang erat dengan nilai, dimana norma merupakan perwujudan nyata dari nilai yang menjadi pedoman dalam masyarakat tersebut.Menurut isinya, norma terbagi menjadi 2 macam:a. Norma perintah, yaitu keharusan seseorang berlaku sesuatu karena akibatnya yang dipandang baik dan bermanfaat. Contohnya berkata jujur, berbuat baik, dan lain-lain.b. Norma larangan, yaitu keharusan seseorang untuk tidak berbuat sesuatu karena akibatnya yang membawa dampak buruk. Contohnya dilarang mencuri, dilarang membunuh, dan lain-lain.Sedangkan norma yang berlaku dalam pergaulan hidup sehari-hari terbagi menjadi 4 macam, yaitu:a. Norma agama, yaitu peraturan yang harus diterima manusia sebagai perintah, larangan, dan ajaran yang bersumber dari Tuhan YME. Sanksi apabila melanggar norma ini berupa siksaan di hari akhirat, Contoh dari norma ini adalah sembahyang, tidak berbohong, tidak mencuri, patuh pada orangtua, dan lain-lain.b. Norma kesusilaan, yaitu norma yang berasal dari hati manusia, berlaku secara umum (universal). Sanksi apabila melanggar norma ini berupa penyesalan dalam diri atau dikucilkan dari masyarakat. Contoh dari norma ini adalah tidak boleh mencuri, tidak boleh membunuh, berbuat baik, dan lain-lain.c. Norma kesopanan, yaitu norma yang mengatur pergaulan, timbul di masyarakat/daerah itu sendiri, dan dibuat agar anggota masyarakat dapat saling menghormati. Sanksi apabila melanggar norma ini berupa dicela sesama masyarakat dan contoh norma ini dalam kehidupan sehari-hari adalah tidak berbicara saat makan, tidak meludah sembarangan, memberi/menerima dengan tangan kanan, dan lain-lain.d. Norma hukum, yaitu norma yang dibuat oleh lembaga negara untuk menciptakan ketertiban, bersifat mengikat setiap orang. Sanksi apabila melanggar norma ini berupa ancaman hukuman, sanksi denda maupun pidana. Contoh dari norma ini adalah tidak melangar rambu-rambu lalu lintas, tidak membunuh, dan lain-lain.

3. NilaiMenurut Poerbadarminta, nilai adalah sifat (hal) penting atau berguna bagi kemanusiaan. Sedangkan menurut Blais (2007) nilai dapat didefinisikan sebagai keyakinan yang mendasari seseorang untuk melakukan tindakan dan tindakan itu menjadi standar atas tindakan selanjutnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai adalah suatu keyakinan personl mengenai harga atas suatu ide, tingkah laku, kebiasaan yang mempengaruhi tingkah laku lainnya.Nilai bersifat stabil, tetapi bervariasi antar-individu dan berubah seiring pengalaman hidup yang bertambah. Nilai dipelajari dan dikembangkan seumur hidup. Karena sifatnya yang penting, nilai dianggap menjadi cara kita untuk bersosialisasi, baik itu dalam keluarga, pekerjaan, tempat ibadah, dan kelompok lainnya.Ketika kanak-kanak, seorang anak akan mengamati perilaku orang tua atau saudaranya, lalu mereka akan menerima perilaku tersebut sebagai dasar sistem nilai mereka. Misalnya, dalam keluarga tersebut sangat menjunjung tinggi kejujuran, jika orang tua secara konsisten menunjukkan kejujuran sebagai suatu nilai yang baik, maka perbuatan tersebut akan dicontoh oleh anak tanpa adanya tekanan. Ketika sudah dewasa, pada umumnya orang akan mengambil berbagai nilai yang sudah dominan dalam masyarakat tempatnya bernaung, misalnya cara bertutur kata yang sopan dan baik.Nilai kemasyarakatan sangat penting untuk dipelajari oleh seorang perawat karena nilai yang berbeda-beda dalam kehidupan dapat mempengaruhi tindakan dan dapat juga mempertahankan apa yang bermanfaat. Potter dan Perry (2009) mencoba menganalisis contoh dari pentingnya nilai dalam praktik keperawatan dan pengambilan keputusan.Macam-macam nilai yang berlaku dalam praktik keperawatan diantaranya:a. caring (peduli pada kesejahteraan orang lain);b. memberi asuhan keperawatan berdasarkan kebutuhan individu;c. tepat dalam mengambil tindakan;d. menjunjung tinggi profesi keperawatan;e. empati pada klien;f. menghargai orang lain;g. berbuat baik.

C. Prinsip-PrinsipEtik1. RespekRespek diartikan sebagai perilaku perawat yang menghormati klien dan keluarganya. Perawatan harus menghargai hak-hak klien seperti hak untuk pencegahan bahaya dan mendapatkan penjelasan secara benar. Penghargaan perawat terhadap klien diwujudkan dalam pemberian asuhan keperawatan yang bermutu dan penuh perhatian. 2. Autonomy (Otonomi)Prinsip ini didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan memutuskan. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan membuat keputusan sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang dihargai. Prinsip otonomi ini adalah bentuk respek terhadap seseorang, juga dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional. Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri. Praktek profesional merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-hak pasien dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya.3. Beneficience (berbuat baik)Beneficience berarti hanya mengerjakan sesuatu yang baik. Kebaikan juga memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Kadang-kadang dalam situasi pelayanan kesehatan kebaikan menjadi konflik dengan otonomi.4. Non-maleficience (tidak merugikan)Prinsip ini berarti segala tindakan yang dilakukan pada klien tidak menimbulkan bahaya/cidera secara fisik dan psikologi.5. Veracity (kejujuran)Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh pemberi layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap pasien dan untuk meyakinkan bahwa pasien sangat mengerti. Prinsip ini berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran.6. Confidentiality (kerahasiaan)Atur anda dalam prinsip kerahasiaan ini adalah bahwa informasi tentang klien harus dijaga privasinya. Apa yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tak ada satu orang pun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijinkan oleh klien dengan bukti persetujuannya. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan, menyampaikannya pada teman atau keluarga tentang klien dengan tenaga kesehatan lain harus dicegah.7. Fidelity (kesetiaan)Prinsip kesetiaan berkaitan dengan kewajiban perawat untuk selalu setia pada kesepakatan dan tanggungjawab yang telah dibuat. Perawat harus memegang janji yang dibuatnya pada klien, kejujuran dan kesetiaan merupakan modal dalam memupuk rasa percaya klien pada perawat. Apabila klien dan keluarganya sudah tidak percaya lagi pada perawat yang menanganinya, maka tujuan dari asuhan keperawatan tidak akan berhasil.8. Justice (keadilan)Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi yang sama dan adil terhadap orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal, dan kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam praktek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.9. AkuntabilitasPrinsip ini berhubungan erat dengan fidelity yang berarti bahwa tanggungjawab pasti pada setiap tindakan dan dapat digunakan untuk menilai orang lain. Akuntabilitas merupakan standar pasti yang mana tindakan seorang profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.D.Prinsip Legal Etik Dan Ilegal Dalam Keperawatan1. Etik legalEtik legal merupakan aturan keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai tatanan pelayanan termasuk hak dan kewajibannya yang diatur dalam undang-undang keperawatan. Etik legal terdiri dari dua komponen yaitu :a. Tanggung jawab perawat merupakan penerapan ketentuan hokum (ekskusi) terhadap tugas-tugas yang berhubungan dengan peran tertentu dari perawat agar tetap kompeten dalam pengetahuan sikap dan bekerja sesuai kode etik.Menurut yosep, tanggung jawab perawat diidentifikasikan menjadi 3 yaitu :1) Tanggung jawab kepada tuhan 2) Tanggung jawab perawat terhadap pasien/masyarakat 3) Tanggung jawab perawat terhadap sejawat Tanggung jawab dalam pelayanan kesehatan dapat dibagi menjadi 3 :1) Tanggung jawab perdata : dalam transaksi teurapetik, posisi tenaga kesehatan dengan pasien adalah sederajat. 2) Tanggung pidana : hukum pidana menganut asas tiada pidana tanpa kesalahan. 3) Tanggung jawab administrasi. Tindakan administrative dapat berupa : Peringatan secara tertulis Pencabutan izin sementara/tetapb. Tanggung gugat perawat dapat diartikan sebagai bentuk partisipasi perawat dalam membuat suatu keputusan dan belajar dengan keputusan itu terhadap konsekuensinya.Tanggung gugat berarti dapat memberikan alas an atas tindakannya seorang perawat bertanggung gugat atas dirinya sendiri, pasien,profesi,atasan, dan masyarakat.

2. Etik tidak legalEtik tidak legal meliputi 2 jenis yaitu Malpraktek dan Kelalaian.a. MalpraktekMal praktek adalah praktik kedokteran/keperawatan yang salah atau tidak sesuaidengan standar profesi atau standar prosedur operasional.Praktek hukum atau yuridical malpractice dibagi dalam 3 kategori sesuai bidang hukum yang dilanggar, yakni: Criminal malpractice, Civil malpractice dan Administrative malpractice.1) Criminal malpracticePerbuatan seseorang dapat dimasukkan dalam kategori criminal malpractice manakala perbuatan tersebut memenuhi rumusan delik pidana yakni :a) Perbuatan tersebut merupakan perbuatan tercela.b) Dilakukan dengan sikap batin yang salah yang berupa kesengajaan, kecerobohan. Criminal malpractice yang bersifat lalai misalnya kurang hati-hati mengakibatkan luka, cacat atau meninggalnya pasien. Pertanggung jawaban didepan hukum pada criminal malpractice adalah bersifat individual/personal.2) Civil malpracticeSeorang tenaga kesehatan akan disebut melakukan civil malpractice apabila tidak melaksanakan kewajiban atau tidak memberikan prestasinya sebagaimana yang telah disepakati (ingkar janji).Tindakan tenaga kesehatan yang dapat dikategorikan civil malpractice antara lain:a) Tidak melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan.b) Melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan tetapi terlambat melakukannya.Pertanggung jawaban civil malpractice dapat bersifat individual atau korporasi dan dapat pula dialihkan pihak lain berdasarkan principle of vicarius liability. 3) Administrative malpracticePerawat dikatakan telah melakukan administrative malpractice manakala perawat tersebut telah melanggar hukum administrasi. Apabila aturan tersebut dilanggar, maka perawat yang bersangkutan dapat dipersalahkan melanggar hukum administrasi.b. Kelalaian Jenis jenis kelalaian :1) Malfeanance : yaitu melakukan tindakan yang melanggar hukum atau tidak tepat/layak misalnya, melakukan tindakan keperawatan tanpa indikasi yang memadai/tepat.2) Misfeasance : yaitu melakukan pilihan tindakan keperawatan yang tepat tapi dilaksanakan dengan tidak tepat. Missal, melakukan tindakan keperawatan dengan menyalahi prosedur.3) Nonfeasance: adalah tidak melakukan tindakan keperawatan yang merupakan kewajibannya.

D. Kode Etik Keperawatan IndonesiaSebagai profesi yang turut serta mengusahakan tercapainya kesejahteraan fisik, material, dan mental spiritual. Kode etik keperawatan membahas tentang:1. Tanggung Jawab Perawat dan Kliena. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat dan martabat manusia, keunikan klien, dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik, dan agama yang dianut serta kedudukan social.b. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat dan kelangsungan hidup beragama dari klien.2. Perawat dan Praktika. Perawat memelihara dan meningkatkan kompetisi dibidang keperawatan melalui belajar terus menerus.b. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai kejujuran professional yang menerapkan pengetahuan serta keterampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.c. Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan selalu menunjukkan perilaku professional.3.Perawat dan Masyarakata. Perawat mengemban tanggung jawab bersama masyarakat untuk memprakarsai dan mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi kebutuhan dan kesehatan masyarakat.4. Perawat dan Teman Sejawata. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesama perawat maupun dengan tenaga kesehatan lainnya, dan dalam memelihara keserasian suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara menyeluruh.b. Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan secara tidak kompeten, tidak etis dan illegal.5.Perawat dan Profesia. Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar pendidikan dan pelayanan keperawatan serta menerapkannya dalam kegiatan pelayanan dan pendidikan keperawatanb. Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi keperawatanF. DILEMA ETIK1. Pengertian Dilema EtikDeni Purnama (2009)Dilema etik adalah suatu masalah yang melibatkan dua atau lebih landasan moral suatu tindakan tetapi tidak dapat dilakukan keduanya.Thompson (1985)Dilema etik merupakan suatu massalah yang sulit dimana tidak ada alternatif yang memuaskan atau sutuassi dimana alternatif yang memuaskan atau tidak memuaskan sebanding.2. Cara Penyelesaian Dilema Etika. Menurut Tappen (2005)1) Pengkajian2) Perencanaan3) Implementasi4) Evaluasi b. Prinsip DECIDED = define the problem (memperjelas masalah)E = ethical review (identifikasi komponen-komponen etik)C = consider the option (identifikasi orang yang terlibat)I = investigate outcomes (identifikasi alternatif yang diberikan)D = decide on action (terapkan prinsip etik)E = eveluate result (memutuskan tindakan)

G.Issue Etik Keperawatan1. Macam-macam Issue Etik Keperawatana. Aborsi adalah berakhirnya atau gugurnya kehamilan sebelum kandungan mencapai usia 20 minggu,yaitu sebelum janin dapat hidup di luar kandungan secara mandiri.Jenis-jenis aborsi yaitu:1) Spontaneous abortionYaitu aborsi spontan yang terjadi secara alami tanpa intervensi tenaga medis.aborsi jenis ini misalnya disebabkan oleh trauma kecelakaan atau sebab-sebab alami.2) Induced abortionMerupakan penguguran kandungan yang disengaja atau direncanakan melalui tindakan medis dengan obat-obatan saja atau tindakan bedah.b. EuthasanasiaEuthanasia berasal dari bahasa Yunani, yaitu eu berarti baik,dan thanatos artinya mati.maksudnya adalah mengakhiri hidup dengan cara yang mudah tanpa rasa sakit.oleh karena itu euthanasia sering disebut juga dengan mercy killing (mati dengan tenang).Dalam praktik kedokteran dikenal dua macam euthanasia yaitu :1) Euthanasia aktif yaitu tindakan yang secara sengaja dilakukan oleh dokter atau tenaga kesehatan lain untuk memperpendek atau mengakhiri hidup si pasien.2) Euthanasia pasif yaitu tindakan dokter atau tenaga kesehatan lain yang secara sengaja tidak (lagi) memberikan bantuan medis yang secara medis dapat memperpanjang hidup pasien.c. Transplantasi organ yaitu pemindahan suatu jaringan atau organ manusia tertentu dari suatu tempat ke tempat lain pada tubuhnya sendiri atau tubuh orang lain dengan persyaratan dan kondisi tertentu.d. Suporting device yaitu alat bantu yang digunakan dalam kegiatan medis untuk proses pengobatan.e. Rekayasa Genetika yaitu penerapan teknik-teknikbiologi molekularuntuk mengubah susunangenetikdalamkromosomatau mengubah sistemekspresi genetikyang diarahkan pada kemanfaatan tertentu.f. Kloning pada manusia berarti suatu usaha untuk menciptakan duplikat suatu organisme melalui proses aseksual, sedangkan kata klon dalam bahasa yunani kuno berarti terubus dan metode kloning berkembang dari yang semula hanya secara seksual.g. HIV dalam kehamilanHIV adalah penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh,dan AIDS adalah kumpulan gejala akibat kekurangan atau kelemahan sistem kekebalan tubuh yang dibentuk setelah lahir.AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang merusak kekebalan tubuh, sehingga mudah diserang oleh penyakit-penyakit lain yang berakibat fatal. h. Teknologi Reproduksi Buatan (Bayi Tabung)Teknologi reproduksi berbantuan (assisted reproduction technologies) adalah bentuk baru perawatan kesuburan yang menggabungkan banyak metode pengambilan dan persiapan sperma.

H.Pengambilan Keputusan Etik1. Pengertian Pengambilan Keputusan EtikPengambilan keputusan adalah suatu proses sistematis, bertahap, memilih berbagai alternatif, dan membuat pilihan menjadi tindakan. Pengambilan keputusan etik adalah salah satu proses dari pengambalin keputusan yang di dalamnya terdapat ilmu, kedudukan dan etika. Proses itu mencakup area pemecahan masalah, situasi dari masalah dan dilema yang dapat dicapai (Sumijatun, 2011).

2. Komponen-komponen dalam Pengambilan Keputusan Etika. Fakta situasi khusus.b. Teori dan prinsip etik.c. Kode etik keperawatan.d. Hak klien.e. Nilai personal.

I.Kewajiban Perawat dalam Pengambilan Keputusan EtikKewajiban perawat dalam pengambilan keputusan etik antara lain:a. Memaksimalkan kesejahteraan klien.b. Menyeimbangkan otonomi klien dengan tanggung jawab anggota.c. Melaksanakan kebijakan.d. Melindungi standar perawatan.Langkah-langkah dalam mengambil keputusan adalah sebagai berikut.a. Langkah I : Identifikasi masalahUntuk itu seorang perawat harus terus menggembangkan kemampuannya dan belajar dari pengalaman masa lalu untuk terus mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi.b. Langkah II : pengumpulan dataPada langkah ini seorang perawat harus mengumpulkan data sebanyak-banyaknya baik secara lisan mupun tulisan yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapinya. Karna jika tidak memiliki data yang lengkap maka pengambilan keputusan pun tidak akan menjadi efektif.c. Langkah III : Analisa dataData-data yang sudah terkumpul dengan baik diolah secara sistematis yang akhirnya akan menjadi suatu informasi yang akan digunakan sebagai bahan untuk pengambila keputusan. d. Langkah IV : Menentukan alternatifDalam menentukan alternatif ini, kemungkinan positif dan konsekuensi negatif dari setiap pilihan diidentifikasikan untuk menentukan faktor-faktor resiko dalam hasil yang mungkin. e. Langkah V : Membuat keputusanSetelah mempertimbangkan masalah dengan cermat. Pilihlah proses tindakan terbaik dengan bantuan penilaian orang lain. Perawat disini membandingkan hasil aktual dengan hasil yangdiantisipasi dan membuat modifikasi yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diharapkan.

J. Nursing AdvocacyIstilah advocacy (advokasi) mulai digunakan dalm program kesehatan masyarakat pertama kali oleh WHO pada tahun 1984,sebagai salah satu strategi global pendidikan atau promosi kesehatan. Definisi Nursing Advocacy adalah proses dimana perawat secara objektif memberikan klien informasi yang dibutuhkan untuk membuat keputusan dan mendukung klien apapun keputusan yang dibuat. Ditinjau secara Nursing Advocacy, perawat harus banyak mempunyai kemampuan untuk memberikan suatu pernyataan atau pembelaan untuk kepentingan pasien.Perawat sebagai advokasi yaitu sebagai penghubung antara klien,tim kesehatan lain dalam rangka pemenuhan kebutuhan klien. Membela kepentingan klien dan membantu klien memahami semua informasi.Tujuan advokasi antara lain :1. Membantu agar klien diperlakukan secara manusiawi;2. Perawat melindungi klien agar diperlakukan dengan baik dan terpenuhi kebutuhan fisik, emosi dan budaya;3. Terutama klien dalam keadaan tidak sadar dimana diperlukan pengambilan keputusan;4. Perawat tidak dapat bertindak secara efektif sebagai akvokat apabila tidak ada kerjasama diantara anggota tim.Peran nursing advocacy antara lain:1. Sebagai pelindung, yaitu perawat berhak melindungi hak-hak klien.1. Sebagai mediator, perawat bertindak sebagai perantara antara klien dan orang laindi lingkungan, membantu klien dalam menyatakan hak-haknya jika dibutuhkan.1. Sebagai pelaku, perawat secara langsung mengintervensi atas nama klien.

K.Hak Dan Kewajiban PerawatHak Perawat1. Perawat berhak untuk mendapatkan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.2. Perawet berhak untuk mengembangakan diri melalui kemampuan spesialisasi sesuai dengan latar belakang pendidikannya.3. Perawat berhak untuk menolak keinginan klien yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan serta standar dan kode etik profesi.4. Perawat berhak untuk mendapatkan informasi lengkap dari klien atau keluarganya tentang keluhan kesehatan dan ketidak puasan terhadap pelayanan yang diberikan.5. Perawat berhak untuk mendapatkan ilmu pengetahuannya berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang keperawatan/kesehatan secara terus-menerus.

Kewajiban Perawat1. Perawat wajib mematuhi seemua peraturan institusi yang bersangkutan.2. Perawat wajib memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan sesuai dengan standar profesi atau batas kegunannya.3. Perawat wajib menghormati hak klien.4. Perawat wajib merujukan klien kepada perawat atau tenaga kesehaatan lain yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik bila yang bersangkutan tidak dapat mengatasinya.5. Perawat wajib memberikan kesempatan klien untuk berhubungan dengan keluarganya, selama tidak bertentangan dengan peraturan atau standar profesi yang ada.L.Hak Dan Kewajiban PasienHak Pasien1. Hak atas pelayanan yang manusiawi.2. Memperoleh asuhan keperawatan yang bermutu baik sesuai dengan kebutuhan medis dan standar profesi.3. Memilih dokternya dan kelas keperawatan sesuai dengan keingginan dan peraturan yang berlaku di rumah sakit.4. Memilih dokternya yang merawat agar mengadakan konsultasi dengan dokter lain.5. Atas privacy,dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya.Kewajiban Pasien1. Pasien dan keluarga berkewajiban untuk menaati segala peraturan tata tertib rumah sakit.2. Pasien wajib menceritakan sejujurnya tentang segala sesuatu mengenai penyakit yang dideritanya.3. Pasien wajib mematuhi intruksi dokter dan perawat dalam rangka pengobatan.4. Pasien dan penangungnya wajib untuk melunasi semua imbalan atas jasa pelayanan rumah sakit atau dokter.5. Pasien dan penangungnya wajib untuk memenuhi segala perjanjian yang di tanda tanganinya.

BAB IIIPENUTUP

A. Kesimpulan dan RekomendasiEtika diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang adat kebiasaan atau ilmu tentang apa yang biasa dilakukan. Etik legal merupakan aturan keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai tatanan pelayanan termasuk hak dan kewajibannya yang diatur dalam undang-undang keperawatan.Prinsip-prinsip etik dalam keperawatan antara lain: Respek, Autonomy (Otonomi), Beneficience (berbuat baik), Non-maleficience (tidak merugikan), Veracity (kejujuran), Confidentiality (kerahasiaan), Fidelity (kesetiaan), dan Justice (keadilan).Dalam memecahkan suatu masalah harus ada yang namanya pengambilan keputusan. Keputusan adalah pemilihan strategi atau tindakan. Maka pengambilan keputusan adalah tindakan memilih strategi atau aksi yang diyakini manajer akan memberikan solusi terbaik atas masalah tersebut. Nursing Advocacy adalah proses dimana perawat secara objektif memberikan klien informasi yang dibutuhkan untuk membuat keputusan dan mendukung klien apapun keputusan yang dibuat.B. SaranSebagai perawat harus memahami suatu penyakit dari sudut medik maupun keperawatan adalah hal yang mutlak sebelum berhadapan dengan berbagai macam kasus. Oleh sebab itu, perawat harus mampu menemukan masalah-masalah yang sungguh-sungguh terjadi pada klien untuk menegakkan suatu diagnosa keperawatan yang memerlukan penanganan segera. Selain itu, sebagai jasa pelayanan kesehatan perawat lebih bertanggung jawab dengan apa yang dilakukan dalam asuhan keperawatan.

26