Resume Mata Pelajaran Ushul Fiqih

2
RESUME MATA PELAJARAN USHUL FIQIH (Kisi-kisi UTS Gasal Ushul Fiqih X Tahfidz B) 1. Pengertian ushul fiqih Kata Ushul Fiqih t.d dua kata : Ushul : sesuatu yang dijadikan dasar bagi yang lain Fiqih : paham/tahu, Ilmu tentang hukum-hukum syara' mengenai perbuatan dari dalil- dalilnya yang terperinci. Secara istilah : dalil-dalil bagi hukum syara' mengenai perbuatan dan aturan-aturan/ketentuan-ketentuan umum bagi pengambilan hukum- hukum syara' mengenai perbuatan dari dalil-dalilnya yang terperinci 2. Pengertian ushul fiqih menurut para ahli Abdul Wahhab Khallaf : Ilmu tentang kaidah-kaidah (aturan-atura/ketentuan-ketentuan) dan pembahasan-pembahasan yang dijadikan sarana untuk memperoleh hukum-hukum syara' mengenai perbuatan dari dalil-dalilnya yang terperinci. Muhammad Abu Zahrah : Ilmu yang menjelaskan jalan-jalan yang ditempuh oleh imam-imam mujtahid dalam mengambil hukum dari dalil- dalil yang berupa nash-nash syara' dan dalil-dalil yang didasarkan kepadanya, dengan memberi 'illat (alasan-alasan) yang dijadikan dasar ditetapkannya hukum serta kemaslahatan-kemaslahatan yang dimaksud oleh syara' 3. Objek kajian ilmu ushul fiqih Menurut madzhab Syafi’I : dalil-dalil yang bersifat global, cara menetapkan hukum dari dalil-dalil tersebut, dan status orang yang menggali dalil serta pengguna hukum tersebut Menurut Muhammad Mustafa az-Zuhaili : Sumber hukum Islam atau dalil-dalil Mencarikan jalan keluar dari dalil-dalil yang secara lahir dianggap bertentangan Ijtihad, syarat-syarat, dan sifat-sifat orang yang melakukannya (mujtahid) Hukum syara’ (nas dan ijma’) Kaidah-kaidah yang digunakan dan cara menggunakannya Secara umum : Ushul fiqih objeknya dalil-dalil, fiqih objeknya perbuatan seseorang yang telah mukallaf 4. Tujuan mempelajari ushul fiqih mengetahui proses pengambilan keputusan hukum/istinbath mengetahui mana yang disuruh mengerjakan dan mana pula yang dilarang mengerjakannya mengetahui hukum-hukum syari’at Islam dengan jalan yakin (pasti) atau dengan jalan zhan (dugaan, perkiraan) menghindari taklid mengambil hukum soal-soal cabang kepada soal-soal yang pokok menghidangkan ilmu pengetahuan agama sebagai konsumsi umum memahami mengapa para Mujtahid zaman dulu merumuskan Hukum Fiqih seperti yang kita lihat sekarang Mengetahui bagaimana Hukum Fiqih itu diformulasikan dari sumbernya 5. Perbedaan ushul dengan fiqih Fiqih lahir melalui proses pembahasan yang digariskan dalam ilmu ushul Fiqih Pokok bahasan Ilmu Fiqih adalah perbuatan orang-orang mukallaf, Sedang Ushul Fiqih menyelidiki keadaan dalil-dalil syara’ dan menyelidiki bagaimana caranya dalil-dalil tersebut menunjukkan hukum-hukum yang berhubungan dengan perbuatan orang mukallaf Tujuan Ilmu Fiqih untuk dapat menerapkan hukum syara’ bagi mukallaf, sedang Ushul Fiqih untuk mengetahui proses hingga ketetapan hukum dihasilkan Ilmu Fiqih segala pekerjaan para mukallaf yang berkaitan dengan hukum taklifi berdasar dalil yang telah ditetapkan. Sedang Ilmu Ushul Fiqih membicarakan tentang Al Qur'an dan Hadits dari segi lafalnya 6. Ruang lingkup kajian ushul fiqih Bentuk-bentuk dan macam-macam hokum Masalah perbuatan seseorang yang akan dikenai hukum (mahkum fihi) Pelaku suatu perbuatan yang akan dikenai hukum (mahkum 'alaihi) Keadaan atau sesuatu yang menghalangi berlakunya hokum Masalah istinbath dan istidlal Masalah ra'yu, ijtihad, ittiba' dan taqlid Masalah adillah syar'iyah Masa'ah ra’yu dan qiyas 7. Pengertian taqlid Menurut bahasa : qalada, yuqalidu, taqlidan, berarti mengulangi, meniru dan mengikuti.

description

Resume Mata Pelajaran Ushul Fiqh MA

Transcript of Resume Mata Pelajaran Ushul Fiqih

Page 1: Resume Mata Pelajaran Ushul Fiqih

RESUME MATA PELAJARAN USHUL FIQIH(Kisi-kisi UTS Gasal Ushul Fiqih X Tahfidz B)

1. Pengertian ushul fiqih Kata Ushul Fiqih t.d dua kata : Ushul : sesuatu yang dijadikan dasar bagi yang lain Fiqih : paham/tahu, Ilmu tentang hukum-hukum syara' mengenai perbuatan dari dalil- dalilnya yang terperinci.Secara istilah : dalil-dalil bagi hukum syara' mengenai perbuatan dan aturan-aturan/ketentuan-ketentuan umum bagi pengambilan hukum-hukum syara' mengenai perbuatan dari dalil-dalilnya yang terperinci

2. Pengertian ushul fiqih menurut para ahli Abdul Wahhab Khallaf : Ilmu tentang kaidah-kaidah (aturan-atura/ketentuan-ketentuan) dan pembahasan-pembahasan yang dijadikan sarana untuk memperoleh hukum-hukum syara' mengenai perbuatan dari dalil-dalilnya yang terperinci.Muhammad Abu Zahrah : Ilmu yang menjelaskan jalan-jalan yang ditempuh oleh imam-imam mujtahid dalam mengambil hukum dari dalil-dalil yang berupa nash-nash syara' dan dalil-dalil yang didasarkan kepadanya, dengan memberi 'illat (alasan-alasan) yang dijadikan dasar ditetapkannya hukum serta kemaslahatan-kemaslahatan yang dimaksud oleh syara'

3. Objek kajian ilmu ushul fiqih Menurut madzhab Syafi’I : dalil-dalil yang bersifat global, cara menetapkan hukum dari dalil-dalil tersebut, dan status orang yang menggali dalil serta pengguna hukum tersebutMenurut Muhammad Mustafa az-Zuhaili : Sumber hukum Islam atau dalil-dalil Mencarikan jalan keluar dari dalil-dalil yang secara lahir dianggap bertentangan Ijtihad, syarat-syarat, dan sifat-sifat orang yang melakukannya (mujtahid) Hukum syara’ (nas dan ijma’) Kaidah-kaidah yang digunakan dan cara menggunakannyaSecara umum : Ushul fiqih objeknya dalil-dalil, fiqih objeknya perbuatan seseorang yang telah mukallaf

4. Tujuan mempelajari ushul fiqih mengetahui proses pengambilan keputusan hukum/istinbath mengetahui mana yang disuruh mengerjakan dan mana pula yang dilarang mengerjakannya mengetahui hukum-hukum syari’at Islam dengan jalan yakin (pasti) atau dengan jalan zhan (dugaan,

perkiraan) menghindari taklid mengambil hukum soal-soal cabang kepada soal-soal yang pokok menghidangkan ilmu pengetahuan agama sebagai konsumsi umum memahami mengapa para Mujtahid zaman dulu merumuskan Hukum Fiqih seperti yang kita lihat

sekarang Mengetahui bagaimana Hukum Fiqih itu diformulasikan dari sumbernya

5. Perbedaan ushul dengan fiqih Fiqih lahir melalui proses pembahasan yang digariskan dalam ilmu ushul Fiqih Pokok bahasan Ilmu Fiqih adalah perbuatan orang-orang mukallaf, Sedang Ushul Fiqih menyelidiki

keadaan dalil-dalil syara’ dan menyelidiki bagaimana caranya dalil-dalil tersebut menunjukkan hukum-hukum yang berhubungan dengan perbuatan orang mukallaf

Tujuan Ilmu Fiqih untuk dapat menerapkan hukum syara’ bagi mukallaf, sedang Ushul Fiqih untuk mengetahui proses hingga ketetapan hukum dihasilkan

Ilmu Fiqih segala pekerjaan para mukallaf yang berkaitan dengan hukum taklifi berdasar dalil yang telah ditetapkan. Sedang Ilmu Ushul Fiqih membicarakan tentang Al Qur'an dan Hadits dari segi lafalnya

6. Ruang lingkup kajian ushul fiqih Bentuk-bentuk dan macam-macam hokum

Masalah perbuatan seseorang yang akan dikenai hukum (mahkum fihi)Pelaku suatu perbuatan yang akan dikenai hukum (mahkum 'alaihi)Keadaan atau sesuatu yang menghalangi berlakunya hokumMasalah istinbath dan istidlalMasalah ra'yu, ijtihad, ittiba' dan taqlidMasalah adillah syar'iyahMasa'ah ra’yu dan qiyas

7. Pengertian taqlid Menurut bahasa : qalada, yuqalidu, taqlidan, berarti mengulangi, meniru dan mengikuti.Menurut istilah : mengikuti pendapat seseorang mujtahid atau ulama tertentu tanpa mengetahui sumber dan cara pengambilan pendapat tersebut.Macam-macamnya : Taqlid yang haram(taqlid buta) : semata-mata mengikuti adat kebiasaan atau pendapat nenek moyang

atau orang-orang dahulu kala yang bertentangan dengan al-Qur’an dan hadits, Taqlid kepada perkataan atau pendapat seseorang, sedang yang bertaqlid mengetahui bahwa perkataan atau pendapat itu salah, Taqlid kepada orang atau sesuatu yang tidak diketahui kemampuan dan keahliannya.

Taqlid yang dibolehkan : taqlid kepada mujtahid Taqlid yang diwajibkan : Taqlid kepada orang yang perkataan, perbuatan, dan ketetapannya dijadikan

hujjah, yakni Rasulullah Saw.8. Sumber hukum Islam Aswaja

Alqur’an Sunnah/hadits Ijma’ Qiyas

9. Contoh kasus ushul fiqih Ada kaidah ushul fiqih yang berbunyi : “Adh-Dharurat Tubihu Al-Mahzhurat, artinya "dalam kondisi darurat, hal-hal yang terlarang dibolehkan". Contoh : Seorang dokter boleh menyingkap sebagian aurat pasiennya jika memang pengobatan tidak bisa

dilakukan kecuali dengannya. Seseorang boleh memakan bangkai atau daging babi jika ia tidak menemukan makanan untuk dimakan di

saat kelaparan yang teramat sangat Bolehnya berobat dengan sesuatu yang najis jika tidak terdapat obat selainnyaKarena : 1. Darurat tersebut benar-benar terjadi atau diprediksi kuat akan terjadi, tidak semata-mata praduga atau

asumsi belaka.2. Tidak ada pilihan lain yang bisa menghilangkan mudarat tersebut.3. Kondisi darurat tersebut benar-benar memaksa untuk melakukan hal tersebut karena dikhawatirkan

kehilangan nyawa atau anggota badannya.4. Keharaman yang ia lakukan tersebut tidaklah menzalimi orang lain.5. Tidak melakukannya dengan melewati batas. Cukup sekadar yang ia perlukan untuk menghilangkan

mudarat.