Resume Kasus 1

15
ZULFA AFIFAH (220110120040) ASMA Kasus 1: Seorang anak laki-laki, usia 8 tahun, di bawa oleh ibunya ke poliklinik anak sebuah rumah sakit. Ibu mengatakan sejak dua hari yang lalu anaknya mengalami sesak nafas disertai batuk (terutama pagi hari), nafas berbunyi “ngiik” dan wajah tampak pucat. Hal tersebut terjadi setelah anak bermain pacuan kuda bersama teman sekelasnya. Anak mengatakan dipacuan kuda tersebut lapangannya sangat berdebu, ibu sudah menyarankan anak untuk tidak ikut, namun anak tetap memaksa ikut bermain bersama temannya karena merupakan ekstrakulikuler sekolah. Kejadian sesak ini sudah terjadi kedua kalinya dalam 1 minggu terakhir, anak pernah juga sesak saat malam hari 2x dalam satu bulan ini. Sesak biasanya membaik setelah anak istirahat. Pada pemeriksaan fisik didapatkan respirasi rate 24x/menit, heart rate 100x/menit, suhu 37,4°C, dyspnea (+), terdapat wheezing, ekspirasi memanjang. Anak direncanakan akan dilakukan pemeriksaan spirometri. Saat ini anak diberikan nebulisasi dengan obat albuterol 0,09 mg, kemudian perawat memposisikan anak dan melakukan nebulisasi. Ibu menanyakan apa yang harus dilakukan saat anak sesak dirumah dan apakah nebulisasi juga bisa dilakukan di rumah. MAIN MAP Jenis Asma Defenisi Derajat Asma Etiologi Asma Patofisiologi Manifestasi Klinis Pencegahan dan Pengobatan 1. Defenisi

description

asma

Transcript of Resume Kasus 1

Page 1: Resume Kasus 1

ZULFA AFIFAH (220110120040) ASMA

Kasus 1:

Seorang anak laki-laki, usia 8 tahun, di bawa oleh ibunya ke poliklinik anak sebuah rumah sakit. Ibu mengatakan sejak dua hari yang lalu anaknya mengalami sesak nafas disertai batuk (terutama pagi hari), nafas berbunyi “ngiik” dan wajah tampak pucat. Hal tersebut terjadi setelah anak bermain pacuan kuda bersama teman sekelasnya. Anak mengatakan dipacuan kuda tersebut lapangannya sangat berdebu, ibu sudah menyarankan anak untuk tidak ikut, namun anak tetap memaksa ikut bermain bersama temannya karena merupakan ekstrakulikuler sekolah. Kejadian sesak ini sudah terjadi kedua kalinya dalam 1 minggu terakhir, anak pernah juga sesak saat malam hari 2x dalam satu bulan ini. Sesak biasanya membaik setelah anak istirahat. Pada pemeriksaan fisik didapatkan respirasi rate 24x/menit, heart rate 100x/menit, suhu 37,4°C, dyspnea (+), terdapat wheezing, ekspirasi memanjang. Anak direncanakan akan dilakukan pemeriksaan spirometri. Saat ini anak diberikan nebulisasi dengan obat albuterol 0,09 mg, kemudian perawat memposisikan anak dan melakukan nebulisasi. Ibu menanyakan apa yang harus dilakukan saat anak sesak dirumah dan apakah nebulisasi juga bisa dilakukan di rumah.

MAIN MAP

Jenis Asma Defenisi Derajat Asma

Etiologi Asma Patofisiologi

Manifestasi Klinis Pencegahan dan Pengobatan

1. Defenisi

Asma adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon trakea dan bronkhus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah secara spontan maupun sebagai hasil pengobatan (Soeparman, 1990).

Menurut Sylvia Anderson (1995 : 149) asma adalah keadaan klinis yang ditandai oleh masa penyempitan bronkus yang reversibel, dipisahkan oleh masa di mana ventilasi jalan nafas terhadap berbagai rangsang.

Menurut Crocket (1997) asthma bronkiale didefinisikan sebagai penyakit dari sistem pernafasan yang meliputi peradangan dari jalan nafas dengan gejala bronkospasme yang reversibel.

Asma adalah suatu gangguan yang komplek dari bronkial yang dikarakteristikan oleh periode bronkospasme (kontraksi spasme yang lama pada jalan nafas). (Polaski : 1996).

Page 2: Resume Kasus 1

ZULFA AFIFAH (220110120040) ASMA

Dari keempat pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa asma adalah suatu penyakit gangguan jalan nafas obstruktif intermiten yang bersifat reversibel, ditandai dengan adanya periode bronkospasme, peningkatan respon trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan yang menyebabkan penyempitan jalan nafas

Obstruksi saluran napas pada asma disebabkan oleh konstriksi bronkus karena otot polos bronkus, inflamasi dinding bronkus, dan peningkatan sekresi mukus.

2. Etiologi

Asma adalah suatu obstruktif jalan nafas yang reversibel yang disebabkan oleh :a. Kontraksi otot di sekitar bronkus sehingga terjadi penyempitan jalan nafas.b. Pembengkakan membran bronkus.c. Terisinya bronkus oleh mukus yang kental.

Penyebab Utama:a. Allergen, seperti serbuk bunga, debu, jamur dan beberapa makananb. Infeksi paru seperti bronchitisc. Iritasi udara seperti asap rokok dan bau-bauand. Latihan olah ragae. Stress

Resiko meningkat jika: a. Keadaan alergi lain seperti eksem atau hay feverb. Ada keluarga yang memiliki penyakit asma atau alergic. Terkena polusi udarad. Merokoke. Memakai obat tertentu seperti aspirin

3. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinik pada pasien asma adalah a. Batuk, terutama malam hari, sedikit riak.b. Dyspnoe ( pernapasan sulit atau menyakitkan; sesak napas. - Otot pada leher

menegang )c. Wheezing (nafas berbunyi ‘ngik’)d. Dada membesar

sebagian penderita disertai dengan rasa nyeri dada, pada penderita yang sedang bebas serangan tidak ditemukan gejala klinis, sedangkan waktu serangan tampak penderita bernafas cepat, dalam, gelisah, duduk dengan tangan menyanggah ke depan serta tampak otot-otot bantu pernafasan bekerja dengan keras.

4. Komplikasi

Bila serangan asma sering terjadi dan telah berlangsung lama, maka akan terjadi emfisema dan mengakibatkan peubahan bentuk toraks yaitu membungkuk kedepan dan memanjang ( pada rontgen torak terlihat diafragma letaknya rendah, gambaran jantung

Page 3: Resume Kasus 1

ZULFA AFIFAH (220110120040) ASMA

menyempit, corakan hilus kiri dan kanan bertambah). Pada asma kronik dan berat dapat terjadi bentuk dada burung dara dan tampak sulkus Harrison.

Bila secret banyak dan kental, salah satu bronkus dapat tersumbat sehingga dapat terjadi atelektasis ( pengembangan paru-paru tidak sempurna) pada lobus segmen yang sesuai. Mediastinum tertarik ke kiektasis, dan bila ada infeksi akan terjadi bronkopneumonia (radang paru-paru). Serangan asma yang terus menerus dan berlangsung beberapa hari serta berat dan tidak dapat diatasi dengan obat-obat yang biasa disebut status asmatikus. Bila tidak ditolong dengan semestinya dapat menyebabkan kematian, kegagalan pernafasan dan kegagalan jantung (jantung butuh energi dari oksigen untuk memompa darah).

5. Penatalaksanaan

a. Menghilangkan obstruksi jalan nafasb. Mengenal dan menghindari faktor yang dapat menimbulkan serangan asma.c. Memberi penerangan kepada penderita atau keluarga dalam cara pengobatan maupun penjelasan penyakit.

Pencegahan serangan asmaa. Penghindaran faktor-faktor pencetusb. Obat-obat dan terapi imunologi

Pengobatana) Beta agonist (beta adrenergik agent)b) Methylxanlines (enphy bronkodilator)c) Anti kolinergik (bronkodilator)d) Kortikosteroide) Mast cell inhibitor (lewat inhalasi)

NebulisasiNebulizer adalah suatu alat yang bisa menyemburkan medikasi atau agens

pelembab seperti agens bronkodilator atau mukolitik menjadi partikel mikroskopik dan mengirimkannya ke dalam paru – paru ketika klien menghirup nafas. Nebulizer biasanya diberikan pada klien dengan penyempitan jalan nafas atau bronkospasme. Nebulizer dapat menguapkan obat – obat yang dapat dihirup. Penggunaan nebulizer dapat dilakukan dirumah, tetapi harus dengan cara dan petunjuk dari dokter.

Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:- Reaksi klien sebelum, selama dan sesudah pemberian inhalasi nebulizer

- Nebulizer harus diberikan sebelum waktu makan

- Setelah nebulizer klien disarankan membatukkan dengan efektif dan postural drainase untuk membantu dalam pengeluaran sekresi.

Page 4: Resume Kasus 1

ZULFA AFIFAH (220110120040) ASMA

6. Patofisiologi

Lingkungan Polutan Substansi alergik

Obat-obatan

Eksternal Internal Makanan Aspirinkelembaban Emosi asap Partikel bulu

hewanNSAID

(ibuprofen)Perubahan

tekanan udarasterss Polusi udara

(mobil,industri)Tanaman,pohon bunga-bungaan

Perubahan temperatur

kerja

Parfum

Peningkatan substansi vasoaktif(histamin,bradikinin,anafilatoksin)

corticosteroid

- Antigen kontak dengan sel mast yang terletak dalam jalan nafas dan melekat pada sel epitel

- Mediator yang dilepaskan oleh sel mast akan membuka ikatan antara sel, sehimgga memungkinkan antigen untuk masuk lebih lanjut kedalam jaringan.

- Antigen dapat kontak dengan sel mast pada lapisan mukosa dan submukosa, sehingga mediator yang dilepaskan jadi lebih banyak.

- Mediator yang dilepaskan sel mast mengakibatkan:a. Meningkatkan permiabilitas kapiler (edema)b. Peningkatan produksi mucusc. Kontraksi otot polos secara langsung atau melalui persarafan simpatis

(nervus vagus)

LO

Sekresi mukuskontraksi otot-otot polos ↑permeabilitas kapiler

Produksi mukus- kontraksi otot-otot polos- oedema mukosa- hipersekresi

Bronkho spasme

Batuk

DahakTidak

berdahak

Obstruksi sal. Napas

Bronkhodilator wheezing mukolitik

ekspektoran

Bersihan jalan nafas tidak efektif.

Ketidakseimbangan nutrisi

Page 5: Resume Kasus 1

ZULFA AFIFAH (220110120040) ASMA

Derajat Asma

Derajat Asma Gejala Gejala Malam Faal paruI. Intermiten Bulanan     APE  ³ 80%  * Gejala < 1x/minggu

* Tanpa gejala di luar    serangan* Serangan singkat 

* £ 2 kali sebulan * VEP1 ³ 80% nilai prediksi   APE ³ 80% nilai    terbaik*  Variabiliti APE < 20%

II. Persisten Ringan

Mingguan     APE > 80%

  * Gejala > 1x/minggu,     tetapi < 1x/ hari* Serangan dapat   mengganggu aktiviti   dan tidur 

* > 2 kali sebulan * VEP1 ³ 80% nilai prediksi     APE ³ 80% nilai terbaik* Variabiliti APE 20-30% 

III. Persisten Sedang

  Harian     APE 60 – 80%

  * Gejala setiap hari* Serangan mengganggu   aktiviti dan tidur*Membutuhkan      bronkodilator   setiap hari 

* > 1x / seminggu * VEP1  60-80% nilai prediksi   APE 60-80% nilai terbaik* Variabiliti APE  > 30%  

IV. Persisten Berat

  Kontinyu     APE £ 60%

  * Gejala terus menerus* Sering kambuh* Aktiviti  fisik terbatas

* Sering * VEP1 £ 60% nilai prediksi    APE £ 60% nilai terbaik* Variabiliti APE > 30%

Jenis Asma

a.   Asma alergik

Asma yang disebabkan oleh alergen. Alergen adalah zat-zat tertentu yang bila

dihisap atau dimakan  dapat menimbilkan serangan asma. Kebanyakan alergen terdapat di

udara dan musiman. Alergen-alergen tersebut misalnya serbuk sari, bulu binatang,

beberapa jenis makanan laut, spora jamur, dan debu rumah. Pasien dengan asma alergik

biasanya mempunyai riwayat keluarga yang alergik dan riwayat medis masa lalu ekzema

atau rhinitis alergik. Anak – anak dengan asma alergik sering dapat mengatasi  kondisi

sampai dengan remaja.

b.  Asma idiopatik atau non alergik

Asma non alergik terjadi bukan karena pemaparan alergen tetapi terjadi akibat

beberapa faktor pencetus seperti common cold,  infeksi saluran pernafasan bagian atas,

olahraga atau kegiatan jasmani yang berat dan tekanan jiwa atau stres psikologis.

Page 6: Resume Kasus 1

ZULFA AFIFAH (220110120040) ASMA

Beberapa agens farmakologi seperti aspirin dan agens inflamasi nonsteroid lain, pewarna

rambut, agens sulfit ( pengawet makanan), juga mungkin menjadi faktor.  Serangan asma

idiopatik atau nonalergik menjadi lebih berat dan sering sejalan dengan berlalunya waktu

dan dapat berkembang menjadi bronkitis kronis dan emfisema. Beberapa pasien akan

mengalami asma gabungan.

c. Asma Gabungan

Merupakan bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik

dari bentuk alergik maupun bentuk idiopatik atau nonalergik.

Pengkajian Fokus

Analisa Data

I. Identitas KlienNama: - Agama: -Usia: 8 tahun Alamat: -Jenis Kelamin: laki-laki Suku bangsa: - Diagnosa medis: asma Tanggal Pengkajian: -

II. Keluhan Utama Sesak nafas disertai batuk (terutama pada pagi hari)Nafas berbunnyi ‘ngik”Wajah pucat

III. Riwayat KesehatanRiwayat penyakit sekarang :P: debu

Q: - R: -S: sesak nafas, pucat, batuk, wheezing

Riwayat penyakit dahulu : pernah mengalami sesak nafas sebelumnya saat malam hari 2x dalam satu bulan ini

Riwayat penyakit keluarga : -Pengkajian psikososial : (Interpersonal) anak tidak punya masalah

berhubungan dengan orang lain, terlihat dari ikut sertanya anak dalam kegiatan ekstrakurikuler sekolah.(Intrapersonal) –

Terapi : Nebulisasi dengan obat albuterol 0,09 mg

IV. Pemfis

Page 7: Resume Kasus 1

ZULFA AFIFAH (220110120040) ASMA

TTV: RR: 24x/menit (kspirasi memanjang, terdapat wheezing, dan dyspnea + ) HR: 100x/menit T : 37,4°C

V. Analisa Data

Data yang menyimpang Etiologi Masalah KeperawatanDS: Pasien mengeluh sesak nafas terutama pada pagi hari

DO: ditandai dengan adanya wheezing dan ekspirasi memanjang

Faktor pencetus serangan asma

Edema mukosa dan dinding bronkhus

Peningkatan usaha dan frekuensi pernapasan

Penggunaan otot bantu

napas

Ketidakefektifan bersihan jalan napas

Ketidakefektifan jalan nafas

DS:         Klien mengatakan sesak

napas

DO :         Frekuensi napas >20x/m

(24x/m)         Frekuensi nadi >90x/m

(100x/m)         Dispnea

Faktor pencetus serangan asma

Edema mukosa dan dinding bronkhus

Peningkatan usaha dan frekuensi pernapasan

Penggunaan otot bantu

napas

Gangguan pertukaran gas

Gangguan pertukaran gas

VI. Nursing Care Plan (NCP)

No. Diagnosa keperawatan

Tujuan Intervensi keperawatan

Rasional

1. Ketidakefektifan jalan nafas

Bersihan jalan nafas efektif

Kriteria hasil :

- Ajarkan cara batuk efektif

- Pertahankan polusi

- Batuk yang terkontrol dan efektif dapat memudahkan pengeluaran sekret yang melekat pada jalan napas.

- Mengurangi faktor resiko terjadinya asma

Page 8: Resume Kasus 1

ZULFA AFIFAH (220110120040) ASMA

         Dapat mendemonstrasikan batuk efektif

         Dapat menyatakan strategi untuk menurunkan kekentalan sekresi

         Tidak ada suara napas tambahan dan wheezing (-)

lingkungan minimum

- Bantu latihan nafas abdomen/bibir

- Tingkatkan masukan cairan sesuai toleransi jantung

- Meningkatkan ekspansi dada

- Hidrasi yang adekuat membantu mengencerkan sekret dan mengefektifkan pembersihan jalan napas.

2. Gangguan pertukaran gas

pertukaran gas membaik setelah dilakukan intervensi

Kriteria hasil :

- Frekuensi napas dan denyut nadi normal

- dispnea (-).

- Kaji kefektifan jalan napas

- Lakukan fisioterapi dada

- Kolaborasi untuk pemantauan analisa gas arteri

- Bronkhospasme di deteksi ketika terdengar mengi saat di auskultasi dengan stetoskop. penurunan pertukaran gas dapat diperburuk oleh kehilangan daya elastisitas paru.

- Setelah inhalasi nebuliser, klien disarankan untuk meminum air putih untuk lebih mengencerkan sekresi. Kemudian membatukkan dengan ekpulsif atau postural drainase akan membantu dalam pengeluaran sekresi. Klien dibantu untuk melakukan hal ini dengan cara yang tidak membuatnya keletihan.

- Sebagai bahan evaluasi setelah melakukan intervensi.

Page 9: Resume Kasus 1

ZULFA AFIFAH (220110120040) ASMA

3. Kurangnya pengetahuan yang berhubungan dengan informasi yang tidak adekuat mengenai proses penyakit dan pengobatan

Pengetahuan meningkat

Kriteria Hasil:

- Menyatakan pemahaman meningkat

- Mengidentifikasi kondisi

- Melakukan perubahan tanda dan gejala yang ada dari proses penyakit dan menghubungkan dengan factor penyebab

- Jelaskan proses penyakit individu dan keluarga

-- Instruksikan

untuk latihan nafas dan batuk efektif

- Diskusi tentang obat yang digunakan, efek samping dan reaksi yang tidak diinginkan

- Beritahu teknik penggunaan inhaler (nebulizer)

- Keluarga dapat mengidentifikasi kondisi klien

- Batuk yang terkontrol dan efektif dapat memudahkan pengeluaran sekret yang melekat

- Keluarga dapat mengetahui jenis dan tujuan dari obat yang diberikan kepada pasien. Dan keluarga dapat mencegah atau mengantisipasiterjadinya reaksi arlegi dari penggunaan obat pada pasien. Dan dapat membedakan efek mengganggu dan merugikan.

- Keluarga dapat mempergunakan inhaler di rumah dengan tepat dan benar.

Pemeriksaan Lanjutan

a. Uji faal paruUji faal ini dilakukan untuk menentukan derajat obstruksi, menilai hasil

provokasi bronkus, menilai hasil pengobatan dan mengikuti perjalanan penyakit. Pemeriksaan faal paru yanf penting pada asma ialah PEFR,FEVI,PVC,FEV1/FVC.

FVC, PEFR dan rasio FEV1/FVC berkurang >15% dari nilai normalnya. Perpanjangan waktu ekspirasi paksa biasanya ditemukan, walaupun PEFRdan FEV1/FVC hanya berkurang sedikit. Inflasi berlebihan yang biasanya terlihat secara klinins akan digambarkan sebagai meningginya isi total paru (TLC), isi kapasitas residu fungsional dan isi residu. Diluar serangan, faal paru tersebut umumnya akan kembali normal kecuali pada asma berat. Uji provokasi bronkus dilakukan bila diagnosis masuk diragukan. Tujuannya untuk menunjukan adanya hiperreaktivitas bronkus.

Hiperreaktivitas positif bila PEFR, FEVI turun >15% dari nilai sebelum uji provokasi dan setelah diberi bronkodilator nilai normal akan tercapai lagi, bila PEFR dan FEV1 sudah rendah dan setalah diberi bronkodilator naik >15% ini berarti hiperreaktivita dan uji provokasi tidak perlu.

Page 10: Resume Kasus 1

ZULFA AFIFAH (220110120040) ASMA

Note: PEFR: aliran puncak ekspirasiFVC: volume kapasitas paksaFEV: forced expiratory volume 1 second

b. Foto rontgen toraksPemeriksaan ini perlu dilakukan dan pada foto akan tampak corakan paru yang

meningkat. Dilakukan terutama untuk menyingkirkan kemungkinan adanya penyakit lain.

c. Pemeriksaan darah, eosinofil, dan uji tuberculinPemeriksaan eosinofil dalam darah, sekret hidung, dan dahak dapat menunjang

diagnosis asma. Uji tuberkulin penting dilakuna untuk mengecek apakah ada tuberkulosis.

d. Uji kulit alergi dan imunologiPemeriksaan ini digunakan dengan cara goresan atau tusuk. Uji kulit ini

digunakan untuk menunujukan alergen yang potensial sebagai pencetus. Hasil uji ini harus dihubungkan dengan keadaan klinis, dan bila cocok itulah alergen pencetus yang sesuai .

Cara Pencegahan / Penkes untuk keluarga- Duduk tegak disaat serangan datang.- dan berlatih menarik nafas panjang setiap pagi untuk mengurangi penimbunan secret paru.- sebisa mungkin menghilangkan atau menghindari pencetus asma (allergen)

Pola hidup yang baik untuk penderita asma

1. Hindari anak dengan anggota keluarga yang sedang menderita flu. 2. hindarkan anak dengan cuaca atau udara yang mendadak lebih-lebih pada udara

yang mengarah pada udara dingin.3. Dianjurkan untuk berolahraga, akan tetapi tetap harus diatur.

Pendidikan untuk orang tua dan penderita untuk mengenal dengan cepat tanda-tanda permulaan serangan dan pemberian bronkodilator pada waktu dan cara yang tepat untuk mencegah berlanjutnya serangan. Keluarga dan penderita diharapkan dapat:- Mencegah serangan asma dengan memonitor lingkungan

- Selalu sedia obat asma

- Mengetahui tanda-tanda serangan asma

- Mengetahui kapan harus konsultasi ke dokter

- Menjaga kesehatan umum penderita

- Membina suasana hubungan keluarga agar memberi pengaruh positif.

Kehidupan sehari-hari pasienKehidupan klien atau bagaimana klien memandang dirinya sendiri

(intrapersonal), dan bagaimana hubungan klien dengan orang lain (interpersonal) perlu dikaji.

Page 11: Resume Kasus 1

ZULFA AFIFAH (220110120040) ASMA

Sumber:

Somantri, Irman. 2009. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Pernafasan, Edisi 2. Salemba Medika : Jakarta.

Price, Sylvia A. Patofisiologi, Edisi 4. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta

Price, S & Wilson, L. M. (1995) “Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit”, EGC: Jakarta..

Rowlands, Barbara. 2010. Jawaban-jawaban alternatif untuk asma dan alergi. PT Citra Aji Parama: Yogyakarta

Staf pengajar ilmu kesehatan anak FK UI. Buku Kuliah 3 Ilmu Kesehatan Anak. Info Medika: Jakarta.