Resume Kasus 1
-
Upload
zulfa-afifah -
Category
Documents
-
view
6 -
download
0
description
Transcript of Resume Kasus 1
![Page 1: Resume Kasus 1](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071708/563db9ca550346aa9a9ff220/html5/thumbnails/1.jpg)
ZULFA AFIFAH (220110120040) ASMA
Kasus 1:
Seorang anak laki-laki, usia 8 tahun, di bawa oleh ibunya ke poliklinik anak sebuah rumah sakit. Ibu mengatakan sejak dua hari yang lalu anaknya mengalami sesak nafas disertai batuk (terutama pagi hari), nafas berbunyi “ngiik” dan wajah tampak pucat. Hal tersebut terjadi setelah anak bermain pacuan kuda bersama teman sekelasnya. Anak mengatakan dipacuan kuda tersebut lapangannya sangat berdebu, ibu sudah menyarankan anak untuk tidak ikut, namun anak tetap memaksa ikut bermain bersama temannya karena merupakan ekstrakulikuler sekolah. Kejadian sesak ini sudah terjadi kedua kalinya dalam 1 minggu terakhir, anak pernah juga sesak saat malam hari 2x dalam satu bulan ini. Sesak biasanya membaik setelah anak istirahat. Pada pemeriksaan fisik didapatkan respirasi rate 24x/menit, heart rate 100x/menit, suhu 37,4°C, dyspnea (+), terdapat wheezing, ekspirasi memanjang. Anak direncanakan akan dilakukan pemeriksaan spirometri. Saat ini anak diberikan nebulisasi dengan obat albuterol 0,09 mg, kemudian perawat memposisikan anak dan melakukan nebulisasi. Ibu menanyakan apa yang harus dilakukan saat anak sesak dirumah dan apakah nebulisasi juga bisa dilakukan di rumah.
MAIN MAP
Jenis Asma Defenisi Derajat Asma
Etiologi Asma Patofisiologi
Manifestasi Klinis Pencegahan dan Pengobatan
1. Defenisi
Asma adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon trakea dan bronkhus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah secara spontan maupun sebagai hasil pengobatan (Soeparman, 1990).
Menurut Sylvia Anderson (1995 : 149) asma adalah keadaan klinis yang ditandai oleh masa penyempitan bronkus yang reversibel, dipisahkan oleh masa di mana ventilasi jalan nafas terhadap berbagai rangsang.
Menurut Crocket (1997) asthma bronkiale didefinisikan sebagai penyakit dari sistem pernafasan yang meliputi peradangan dari jalan nafas dengan gejala bronkospasme yang reversibel.
Asma adalah suatu gangguan yang komplek dari bronkial yang dikarakteristikan oleh periode bronkospasme (kontraksi spasme yang lama pada jalan nafas). (Polaski : 1996).
![Page 2: Resume Kasus 1](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071708/563db9ca550346aa9a9ff220/html5/thumbnails/2.jpg)
ZULFA AFIFAH (220110120040) ASMA
Dari keempat pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa asma adalah suatu penyakit gangguan jalan nafas obstruktif intermiten yang bersifat reversibel, ditandai dengan adanya periode bronkospasme, peningkatan respon trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan yang menyebabkan penyempitan jalan nafas
Obstruksi saluran napas pada asma disebabkan oleh konstriksi bronkus karena otot polos bronkus, inflamasi dinding bronkus, dan peningkatan sekresi mukus.
2. Etiologi
Asma adalah suatu obstruktif jalan nafas yang reversibel yang disebabkan oleh :a. Kontraksi otot di sekitar bronkus sehingga terjadi penyempitan jalan nafas.b. Pembengkakan membran bronkus.c. Terisinya bronkus oleh mukus yang kental.
Penyebab Utama:a. Allergen, seperti serbuk bunga, debu, jamur dan beberapa makananb. Infeksi paru seperti bronchitisc. Iritasi udara seperti asap rokok dan bau-bauand. Latihan olah ragae. Stress
Resiko meningkat jika: a. Keadaan alergi lain seperti eksem atau hay feverb. Ada keluarga yang memiliki penyakit asma atau alergic. Terkena polusi udarad. Merokoke. Memakai obat tertentu seperti aspirin
3. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinik pada pasien asma adalah a. Batuk, terutama malam hari, sedikit riak.b. Dyspnoe ( pernapasan sulit atau menyakitkan; sesak napas. - Otot pada leher
menegang )c. Wheezing (nafas berbunyi ‘ngik’)d. Dada membesar
sebagian penderita disertai dengan rasa nyeri dada, pada penderita yang sedang bebas serangan tidak ditemukan gejala klinis, sedangkan waktu serangan tampak penderita bernafas cepat, dalam, gelisah, duduk dengan tangan menyanggah ke depan serta tampak otot-otot bantu pernafasan bekerja dengan keras.
4. Komplikasi
Bila serangan asma sering terjadi dan telah berlangsung lama, maka akan terjadi emfisema dan mengakibatkan peubahan bentuk toraks yaitu membungkuk kedepan dan memanjang ( pada rontgen torak terlihat diafragma letaknya rendah, gambaran jantung
![Page 3: Resume Kasus 1](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071708/563db9ca550346aa9a9ff220/html5/thumbnails/3.jpg)
ZULFA AFIFAH (220110120040) ASMA
menyempit, corakan hilus kiri dan kanan bertambah). Pada asma kronik dan berat dapat terjadi bentuk dada burung dara dan tampak sulkus Harrison.
Bila secret banyak dan kental, salah satu bronkus dapat tersumbat sehingga dapat terjadi atelektasis ( pengembangan paru-paru tidak sempurna) pada lobus segmen yang sesuai. Mediastinum tertarik ke kiektasis, dan bila ada infeksi akan terjadi bronkopneumonia (radang paru-paru). Serangan asma yang terus menerus dan berlangsung beberapa hari serta berat dan tidak dapat diatasi dengan obat-obat yang biasa disebut status asmatikus. Bila tidak ditolong dengan semestinya dapat menyebabkan kematian, kegagalan pernafasan dan kegagalan jantung (jantung butuh energi dari oksigen untuk memompa darah).
5. Penatalaksanaan
a. Menghilangkan obstruksi jalan nafasb. Mengenal dan menghindari faktor yang dapat menimbulkan serangan asma.c. Memberi penerangan kepada penderita atau keluarga dalam cara pengobatan maupun penjelasan penyakit.
Pencegahan serangan asmaa. Penghindaran faktor-faktor pencetusb. Obat-obat dan terapi imunologi
Pengobatana) Beta agonist (beta adrenergik agent)b) Methylxanlines (enphy bronkodilator)c) Anti kolinergik (bronkodilator)d) Kortikosteroide) Mast cell inhibitor (lewat inhalasi)
NebulisasiNebulizer adalah suatu alat yang bisa menyemburkan medikasi atau agens
pelembab seperti agens bronkodilator atau mukolitik menjadi partikel mikroskopik dan mengirimkannya ke dalam paru – paru ketika klien menghirup nafas. Nebulizer biasanya diberikan pada klien dengan penyempitan jalan nafas atau bronkospasme. Nebulizer dapat menguapkan obat – obat yang dapat dihirup. Penggunaan nebulizer dapat dilakukan dirumah, tetapi harus dengan cara dan petunjuk dari dokter.
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:- Reaksi klien sebelum, selama dan sesudah pemberian inhalasi nebulizer
- Nebulizer harus diberikan sebelum waktu makan
- Setelah nebulizer klien disarankan membatukkan dengan efektif dan postural drainase untuk membantu dalam pengeluaran sekresi.
![Page 4: Resume Kasus 1](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071708/563db9ca550346aa9a9ff220/html5/thumbnails/4.jpg)
ZULFA AFIFAH (220110120040) ASMA
6. Patofisiologi
Lingkungan Polutan Substansi alergik
Obat-obatan
Eksternal Internal Makanan Aspirinkelembaban Emosi asap Partikel bulu
hewanNSAID
(ibuprofen)Perubahan
tekanan udarasterss Polusi udara
(mobil,industri)Tanaman,pohon bunga-bungaan
Perubahan temperatur
kerja
Parfum
Peningkatan substansi vasoaktif(histamin,bradikinin,anafilatoksin)
corticosteroid
- Antigen kontak dengan sel mast yang terletak dalam jalan nafas dan melekat pada sel epitel
- Mediator yang dilepaskan oleh sel mast akan membuka ikatan antara sel, sehimgga memungkinkan antigen untuk masuk lebih lanjut kedalam jaringan.
- Antigen dapat kontak dengan sel mast pada lapisan mukosa dan submukosa, sehingga mediator yang dilepaskan jadi lebih banyak.
- Mediator yang dilepaskan sel mast mengakibatkan:a. Meningkatkan permiabilitas kapiler (edema)b. Peningkatan produksi mucusc. Kontraksi otot polos secara langsung atau melalui persarafan simpatis
(nervus vagus)
LO
Sekresi mukuskontraksi otot-otot polos ↑permeabilitas kapiler
Produksi mukus- kontraksi otot-otot polos- oedema mukosa- hipersekresi
Bronkho spasme
Batuk
DahakTidak
berdahak
Obstruksi sal. Napas
Bronkhodilator wheezing mukolitik
ekspektoran
Bersihan jalan nafas tidak efektif.
Ketidakseimbangan nutrisi
![Page 5: Resume Kasus 1](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071708/563db9ca550346aa9a9ff220/html5/thumbnails/5.jpg)
ZULFA AFIFAH (220110120040) ASMA
Derajat Asma
Derajat Asma Gejala Gejala Malam Faal paruI. Intermiten Bulanan APE ³ 80% * Gejala < 1x/minggu
* Tanpa gejala di luar serangan* Serangan singkat
* £ 2 kali sebulan * VEP1 ³ 80% nilai prediksi APE ³ 80% nilai terbaik* Variabiliti APE < 20%
II. Persisten Ringan
Mingguan APE > 80%
* Gejala > 1x/minggu, tetapi < 1x/ hari* Serangan dapat mengganggu aktiviti dan tidur
* > 2 kali sebulan * VEP1 ³ 80% nilai prediksi APE ³ 80% nilai terbaik* Variabiliti APE 20-30%
III. Persisten Sedang
Harian APE 60 – 80%
* Gejala setiap hari* Serangan mengganggu aktiviti dan tidur*Membutuhkan bronkodilator setiap hari
* > 1x / seminggu * VEP1 60-80% nilai prediksi APE 60-80% nilai terbaik* Variabiliti APE > 30%
IV. Persisten Berat
Kontinyu APE £ 60%
* Gejala terus menerus* Sering kambuh* Aktiviti fisik terbatas
* Sering * VEP1 £ 60% nilai prediksi APE £ 60% nilai terbaik* Variabiliti APE > 30%
Jenis Asma
a. Asma alergik
Asma yang disebabkan oleh alergen. Alergen adalah zat-zat tertentu yang bila
dihisap atau dimakan dapat menimbilkan serangan asma. Kebanyakan alergen terdapat di
udara dan musiman. Alergen-alergen tersebut misalnya serbuk sari, bulu binatang,
beberapa jenis makanan laut, spora jamur, dan debu rumah. Pasien dengan asma alergik
biasanya mempunyai riwayat keluarga yang alergik dan riwayat medis masa lalu ekzema
atau rhinitis alergik. Anak – anak dengan asma alergik sering dapat mengatasi kondisi
sampai dengan remaja.
b. Asma idiopatik atau non alergik
Asma non alergik terjadi bukan karena pemaparan alergen tetapi terjadi akibat
beberapa faktor pencetus seperti common cold, infeksi saluran pernafasan bagian atas,
olahraga atau kegiatan jasmani yang berat dan tekanan jiwa atau stres psikologis.
![Page 6: Resume Kasus 1](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071708/563db9ca550346aa9a9ff220/html5/thumbnails/6.jpg)
ZULFA AFIFAH (220110120040) ASMA
Beberapa agens farmakologi seperti aspirin dan agens inflamasi nonsteroid lain, pewarna
rambut, agens sulfit ( pengawet makanan), juga mungkin menjadi faktor. Serangan asma
idiopatik atau nonalergik menjadi lebih berat dan sering sejalan dengan berlalunya waktu
dan dapat berkembang menjadi bronkitis kronis dan emfisema. Beberapa pasien akan
mengalami asma gabungan.
c. Asma Gabungan
Merupakan bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik
dari bentuk alergik maupun bentuk idiopatik atau nonalergik.
Pengkajian Fokus
Analisa Data
I. Identitas KlienNama: - Agama: -Usia: 8 tahun Alamat: -Jenis Kelamin: laki-laki Suku bangsa: - Diagnosa medis: asma Tanggal Pengkajian: -
II. Keluhan Utama Sesak nafas disertai batuk (terutama pada pagi hari)Nafas berbunnyi ‘ngik”Wajah pucat
III. Riwayat KesehatanRiwayat penyakit sekarang :P: debu
Q: - R: -S: sesak nafas, pucat, batuk, wheezing
Riwayat penyakit dahulu : pernah mengalami sesak nafas sebelumnya saat malam hari 2x dalam satu bulan ini
Riwayat penyakit keluarga : -Pengkajian psikososial : (Interpersonal) anak tidak punya masalah
berhubungan dengan orang lain, terlihat dari ikut sertanya anak dalam kegiatan ekstrakurikuler sekolah.(Intrapersonal) –
Terapi : Nebulisasi dengan obat albuterol 0,09 mg
IV. Pemfis
![Page 7: Resume Kasus 1](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071708/563db9ca550346aa9a9ff220/html5/thumbnails/7.jpg)
ZULFA AFIFAH (220110120040) ASMA
TTV: RR: 24x/menit (kspirasi memanjang, terdapat wheezing, dan dyspnea + ) HR: 100x/menit T : 37,4°C
V. Analisa Data
Data yang menyimpang Etiologi Masalah KeperawatanDS: Pasien mengeluh sesak nafas terutama pada pagi hari
DO: ditandai dengan adanya wheezing dan ekspirasi memanjang
Faktor pencetus serangan asma
Edema mukosa dan dinding bronkhus
Peningkatan usaha dan frekuensi pernapasan
Penggunaan otot bantu
napas
Ketidakefektifan bersihan jalan napas
Ketidakefektifan jalan nafas
DS: Klien mengatakan sesak
napas
DO : Frekuensi napas >20x/m
(24x/m) Frekuensi nadi >90x/m
(100x/m) Dispnea
Faktor pencetus serangan asma
Edema mukosa dan dinding bronkhus
Peningkatan usaha dan frekuensi pernapasan
Penggunaan otot bantu
napas
Gangguan pertukaran gas
Gangguan pertukaran gas
VI. Nursing Care Plan (NCP)
No. Diagnosa keperawatan
Tujuan Intervensi keperawatan
Rasional
1. Ketidakefektifan jalan nafas
Bersihan jalan nafas efektif
Kriteria hasil :
- Ajarkan cara batuk efektif
- Pertahankan polusi
- Batuk yang terkontrol dan efektif dapat memudahkan pengeluaran sekret yang melekat pada jalan napas.
- Mengurangi faktor resiko terjadinya asma
![Page 8: Resume Kasus 1](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071708/563db9ca550346aa9a9ff220/html5/thumbnails/8.jpg)
ZULFA AFIFAH (220110120040) ASMA
Dapat mendemonstrasikan batuk efektif
Dapat menyatakan strategi untuk menurunkan kekentalan sekresi
Tidak ada suara napas tambahan dan wheezing (-)
lingkungan minimum
- Bantu latihan nafas abdomen/bibir
- Tingkatkan masukan cairan sesuai toleransi jantung
- Meningkatkan ekspansi dada
- Hidrasi yang adekuat membantu mengencerkan sekret dan mengefektifkan pembersihan jalan napas.
2. Gangguan pertukaran gas
pertukaran gas membaik setelah dilakukan intervensi
Kriteria hasil :
- Frekuensi napas dan denyut nadi normal
- dispnea (-).
- Kaji kefektifan jalan napas
- Lakukan fisioterapi dada
- Kolaborasi untuk pemantauan analisa gas arteri
- Bronkhospasme di deteksi ketika terdengar mengi saat di auskultasi dengan stetoskop. penurunan pertukaran gas dapat diperburuk oleh kehilangan daya elastisitas paru.
- Setelah inhalasi nebuliser, klien disarankan untuk meminum air putih untuk lebih mengencerkan sekresi. Kemudian membatukkan dengan ekpulsif atau postural drainase akan membantu dalam pengeluaran sekresi. Klien dibantu untuk melakukan hal ini dengan cara yang tidak membuatnya keletihan.
- Sebagai bahan evaluasi setelah melakukan intervensi.
![Page 9: Resume Kasus 1](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071708/563db9ca550346aa9a9ff220/html5/thumbnails/9.jpg)
ZULFA AFIFAH (220110120040) ASMA
3. Kurangnya pengetahuan yang berhubungan dengan informasi yang tidak adekuat mengenai proses penyakit dan pengobatan
Pengetahuan meningkat
Kriteria Hasil:
- Menyatakan pemahaman meningkat
- Mengidentifikasi kondisi
- Melakukan perubahan tanda dan gejala yang ada dari proses penyakit dan menghubungkan dengan factor penyebab
- Jelaskan proses penyakit individu dan keluarga
-- Instruksikan
untuk latihan nafas dan batuk efektif
- Diskusi tentang obat yang digunakan, efek samping dan reaksi yang tidak diinginkan
- Beritahu teknik penggunaan inhaler (nebulizer)
- Keluarga dapat mengidentifikasi kondisi klien
- Batuk yang terkontrol dan efektif dapat memudahkan pengeluaran sekret yang melekat
- Keluarga dapat mengetahui jenis dan tujuan dari obat yang diberikan kepada pasien. Dan keluarga dapat mencegah atau mengantisipasiterjadinya reaksi arlegi dari penggunaan obat pada pasien. Dan dapat membedakan efek mengganggu dan merugikan.
- Keluarga dapat mempergunakan inhaler di rumah dengan tepat dan benar.
Pemeriksaan Lanjutan
a. Uji faal paruUji faal ini dilakukan untuk menentukan derajat obstruksi, menilai hasil
provokasi bronkus, menilai hasil pengobatan dan mengikuti perjalanan penyakit. Pemeriksaan faal paru yanf penting pada asma ialah PEFR,FEVI,PVC,FEV1/FVC.
FVC, PEFR dan rasio FEV1/FVC berkurang >15% dari nilai normalnya. Perpanjangan waktu ekspirasi paksa biasanya ditemukan, walaupun PEFRdan FEV1/FVC hanya berkurang sedikit. Inflasi berlebihan yang biasanya terlihat secara klinins akan digambarkan sebagai meningginya isi total paru (TLC), isi kapasitas residu fungsional dan isi residu. Diluar serangan, faal paru tersebut umumnya akan kembali normal kecuali pada asma berat. Uji provokasi bronkus dilakukan bila diagnosis masuk diragukan. Tujuannya untuk menunjukan adanya hiperreaktivitas bronkus.
Hiperreaktivitas positif bila PEFR, FEVI turun >15% dari nilai sebelum uji provokasi dan setelah diberi bronkodilator nilai normal akan tercapai lagi, bila PEFR dan FEV1 sudah rendah dan setalah diberi bronkodilator naik >15% ini berarti hiperreaktivita dan uji provokasi tidak perlu.
![Page 10: Resume Kasus 1](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071708/563db9ca550346aa9a9ff220/html5/thumbnails/10.jpg)
ZULFA AFIFAH (220110120040) ASMA
Note: PEFR: aliran puncak ekspirasiFVC: volume kapasitas paksaFEV: forced expiratory volume 1 second
b. Foto rontgen toraksPemeriksaan ini perlu dilakukan dan pada foto akan tampak corakan paru yang
meningkat. Dilakukan terutama untuk menyingkirkan kemungkinan adanya penyakit lain.
c. Pemeriksaan darah, eosinofil, dan uji tuberculinPemeriksaan eosinofil dalam darah, sekret hidung, dan dahak dapat menunjang
diagnosis asma. Uji tuberkulin penting dilakuna untuk mengecek apakah ada tuberkulosis.
d. Uji kulit alergi dan imunologiPemeriksaan ini digunakan dengan cara goresan atau tusuk. Uji kulit ini
digunakan untuk menunujukan alergen yang potensial sebagai pencetus. Hasil uji ini harus dihubungkan dengan keadaan klinis, dan bila cocok itulah alergen pencetus yang sesuai .
Cara Pencegahan / Penkes untuk keluarga- Duduk tegak disaat serangan datang.- dan berlatih menarik nafas panjang setiap pagi untuk mengurangi penimbunan secret paru.- sebisa mungkin menghilangkan atau menghindari pencetus asma (allergen)
Pola hidup yang baik untuk penderita asma
1. Hindari anak dengan anggota keluarga yang sedang menderita flu. 2. hindarkan anak dengan cuaca atau udara yang mendadak lebih-lebih pada udara
yang mengarah pada udara dingin.3. Dianjurkan untuk berolahraga, akan tetapi tetap harus diatur.
Pendidikan untuk orang tua dan penderita untuk mengenal dengan cepat tanda-tanda permulaan serangan dan pemberian bronkodilator pada waktu dan cara yang tepat untuk mencegah berlanjutnya serangan. Keluarga dan penderita diharapkan dapat:- Mencegah serangan asma dengan memonitor lingkungan
- Selalu sedia obat asma
- Mengetahui tanda-tanda serangan asma
- Mengetahui kapan harus konsultasi ke dokter
- Menjaga kesehatan umum penderita
- Membina suasana hubungan keluarga agar memberi pengaruh positif.
Kehidupan sehari-hari pasienKehidupan klien atau bagaimana klien memandang dirinya sendiri
(intrapersonal), dan bagaimana hubungan klien dengan orang lain (interpersonal) perlu dikaji.
![Page 11: Resume Kasus 1](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071708/563db9ca550346aa9a9ff220/html5/thumbnails/11.jpg)
ZULFA AFIFAH (220110120040) ASMA
Sumber:
Somantri, Irman. 2009. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Pernafasan, Edisi 2. Salemba Medika : Jakarta.
Price, Sylvia A. Patofisiologi, Edisi 4. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta
Price, S & Wilson, L. M. (1995) “Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit”, EGC: Jakarta..
Rowlands, Barbara. 2010. Jawaban-jawaban alternatif untuk asma dan alergi. PT Citra Aji Parama: Yogyakarta
Staf pengajar ilmu kesehatan anak FK UI. Buku Kuliah 3 Ilmu Kesehatan Anak. Info Medika: Jakarta.