Resume Jurnal Senam Artistik

5
RESUME GIZI OLAHRAGA LANJUT GYMNASTICS – SENAM ARTISTIK Disusun oleh : M Lutfi Adekusuma (11/320042/KU/14722) Almira Nadia (12/329115/KU/14910) Annida Hanifah (12/329140/KU/14929) Widya afrilia L (12/239185/KU/14961) Assyifatu Rahmah Z (12/329191/KU/14964) Nadia Derilevani (12/329195/KU/14967)

description

senam artistik

Transcript of Resume Jurnal Senam Artistik

Page 1: Resume Jurnal Senam Artistik

RESUME GIZI OLAHRAGA LANJUT

GYMNASTICS – SENAM ARTISTIK

Disusun oleh :

M Lutfi Adekusuma (11/320042/KU/14722)

Almira Nadia (12/329115/KU/14910)

Annida Hanifah (12/329140/KU/14929)

Widya afrilia L (12/239185/KU/14961)

Assyifatu Rahmah Z (12/329191/KU/14964)

Nadia Derilevani (12/329195/KU/14967)

Program Studi Gizi KesehatanFakultas Kedokteran

Universitas Gadjah Mada2015

Page 2: Resume Jurnal Senam Artistik

Judul : Differences in Bone Density, Body Composition, Physical Activity, and Diet

Between Child Gymnasts and Untrained Children 7–8 Years of Age

Penulis : CL Zanker, L Gannon, CB Cooke, KL Gee, B Oldroyd, dan JG Truscott

Sumber : Journal of Bone and Mineral Research, volume 18, no. 6, 2003

Pendahuluan

Risiko osteoporosis saat dewasa dapat dikurangi dengan adanya aktivitas fisik sejak

masa anak-anak, karena dapat menstimulasi osteogenik sehingga dapat meningkatkan

masa tulang. Selain itu dapat membantu menjaga skeletal integrity di masa yang akan

datang. Penelitian menunjukkan bahwa anak perempuan yang melakukan aktivitas fisik

secara teratur (gymnastics training) memiliki massa tulang yang lebih tinggi dibandingkan

dengan anak perempuan yang tidak melakukan aktivitas fisik secara teratur.

Tujuan

Membandingkan total body dan regional BMD (Bone Mineral Density) pada atlet

senam artistik dan yang bukan atlet pada usia 7-8 tahun baik perempuan maupun laki-laki.

Metode

Subjek berjumlah 40 anak, 20 atlet senam artistik dan 20 bukan atlet (masing-

masing 10 laki-laki dan 10 perempuan). Usia subjek 7,1 - 8,5 tahun. Dalam pengambilan

sampel dilakukan matching yang meliputi jenis kelamin, tinggi badan, dan usia. Atlet senam

artistik yang dipilih merupakan elite atlet Leeds City, sedangkan yang bukan atlet diambil

dari sekolah dasar di Bradford, West Yorkshire.

Latihan yang dilakukan atlet perempuan meliputi senam lantai, vault, beam, dan

asymetric bars. Sedangkan atlet laki-laki melakukan latihan yang meliputi floor, vault,

pommel horse, rings, parallel bar, dan high bar. Atlet perempuan melakukan latihan selama

8-10 jam tiap minggu dalam 3-4 tahun terakhir. Atlet laki-laki melakukan latihan selama 4-6

jam tiap minggu dalam 1-2 tahun terakhir.

Data yang dikumpulkan meliputi bone density, body composition, physical activity,

dan dietary. Pengukuran bone density memakai alat DXA fan beam absorptiometer. Area

pengukuran bone density meliputi total body BMD (TBBMD), lumbar spine, both areal

(aSBMD) dan volumetric (vSBMD); total spine; pelvis; arms; and legs. Pengukuran body

composition meliputi lean tissue mass (LTM), fat mass (FM), dan %FM.

Pengukuran physical activity dilakukan selama 7 hari dengan metode Ainsworth yang

telah dimodifikasi. Setiap aktivitas dikategorikan berdasarkan nilai MET yang berhubungan

dengan nilai RMR. Nilai MET didapatkan dari penjumlahan waktu yang dihabiskan untuk

aktivitas fisik yang memiliki kategori-kategori tertentu. Kemudian nilai RMR dihasilkan

dengan menggunakan rumus Schofield.

Page 3: Resume Jurnal Senam Artistik

Pengukuran diet menggunakan food record selama 7 hari meliputi pengukuran

asupan energi, protein, dan kalsium. Dalam food record, data yang tersedia berupa

kuantitas makanan dan minuman yang dikonsumsi, ukuran porsi, merk, dan sisa makanan.

Uji statistik yang digunakan adalah ANOVA dengan membandingkan atlet senam

artistik vs. kontrol (bukan atlet), laki-laki vs. perempuan. Variabel yang dibandingkan adalah

umur, antopometri, BMD, aktivitas fisik, dan nutritional parameter.

Hasil

Karakteristik fisik

Atlet senam mempunyai tubuh yang lebih kecil daripada kelompok kontrol. Tetapi

tidak ada perbedaan signifikan diantara empat kelompok tersebut. Lean tissue mass (LTM)

atlet senam lebih tinggi daripada kontrol baik laki-laki maupun perempuan. Namun, LTM

kelompok kontrol laki-laki lebih besar daripada kelompok kontrol perempuan tetapi tidak

signifikan. Fat mass (FM) atlet senam lebih rendah daripada kelompok kontrol.

Bone Density

Total BMD atlet perempuan lebih besar daripada kelompok kontrol perempuan.

aSBMD dan vSBMD atlet senam perempuan lebih besar daripada atlet laki-laki maupun

kelompok kontrol laki-laki. Pada kelompok atlet nilai TBBMD sama. Namun, nilai TBBMD

kelompok kontrol laki-laki lebih besar daripada kelompok kontrol perempuan. BMD pelvis,

kaki, dan tulang belakang pada atlet lebih besar daripada kelompok kontrol.

Physical Acitivity

Aktivitas fisik pada atlet senam lebih besar volumenya dibandingkan dengan

kelompok kontrol. Kategori aktivitas yang dilakukan atlet senam adalah 7 MET. Diantara

kelompok kontrol, volume aktivitas fisik perempuan lebih besar daripada laki-laki, tetapi tidak

signifikan. Aktivitas high impact pada kelompok atlet lebih besar daripada kelompok kontrol.

Pengukurannya menggunakan WBS.

Diet and energy balance

Tidak ada perbedaan diantara asupan energi, protein, kalsium. Namun, konsumsi

protein dan kalsium pada semua kelompok berlebih walaupun tidak ada responden yang

mengonsumsi suplemen kalsium. Pada atlet senambaik perempuan maupun laki-laki

mengalami defisit energi sebesar 1000-1200 kJ.

Kesimpulan

Latihan yang dilakukan sebelum usia 7 tahun akan merespon tulang untuk

menstimulasi osteogenik sehingga dapat meningkatkan masa tulang dan. dapat membantu

menjaga skeletal integrity di masa yang akan datang.