Resume Journal

3
1. Exploration of geothermal systems using hyperspectral thermal infrared remote sensing Tujuan : Identifikasi dan pemetaan mineral panas bumi menggunakan TIR (8-12µm) Untuk mengetahui komposisi dan distribusi panas permukaan system geothermal, data hyperspectral TIR dari Spatially Enhanced Broadband Array Spectrograph System (SEBASS) sensor airborne. Abstrak Penginderaan Jauh Visible Near Infrared (VNIR), Short Wave (SWIR), dan Thermal Infrared (TIR) Infrared telah lama digunakan untuk eksplorasi Geothermal. Terutama pada region TIR (8-12µm). untuk mengetahui komposisi mineral dan distribusi thermal aktifitas permukaan system geothermal, data TIR hyperspectral dari sensor airbone SEBASS diperoleh dari lapangan gothermal SSGA oleh Aero Space corp. 26-3-2009 dan 6 april 2010. Metode : 1. Prosesing data Aster untuk mengetahui variasi temperature jangka panjang 2. Prosesing data SEBASS berupa data radiance dari sensor 3. Deconvolusi gambar, 4. Metode lapangan, validasi data SEBASS di lapangan 2. Geologic remote sensing for geothermal Exploration : A review Abstrak Paper ini adalah review komperhensif potensi remote sensing dalam eksplorasi sumberdaya geothermal. Gradient temperature di kerak bumi umumnya 25-34 o C per kilometer kedalaman, akan tetapi situasi didaerah vulkanik aktif atau rift zone gradiennya diatas 150 o C per kilometer kedalaman dapat dijangkau. Di daerah volcanic, air meteoric dalam batuan permebel dan berpori

description

ress

Transcript of Resume Journal

Page 1: Resume Journal

1. Exploration of geothermal systems using hyperspectral thermal infrared remote sensingTujuan :Identifikasi dan pemetaan mineral panas bumi menggunakan TIR (8-12µm)Untuk mengetahui komposisi dan distribusi panas permukaan system geothermal, data hyperspectral TIR dari Spatially Enhanced Broadband Array Spectrograph System (SEBASS) sensor airborne.AbstrakPenginderaan Jauh Visible Near Infrared (VNIR), Short Wave (SWIR), dan Thermal Infrared (TIR) Infrared telah lama digunakan untuk eksplorasi Geothermal. Terutama pada region TIR (8-12µm). untuk mengetahui komposisi mineral dan distribusi thermal aktifitas permukaan system geothermal, data TIR hyperspectral dari sensor airbone SEBASS diperoleh dari lapangan gothermal SSGA oleh Aero Space corp. 26-3-2009 dan 6 april 2010. Metode :1. Prosesing data Aster untuk mengetahui variasi temperature jangka

panjang2. Prosesing data SEBASS berupa data radiance dari sensor3. Deconvolusi gambar, 4. Metode lapangan, validasi data SEBASS di lapangan

2. Geologic remote sensing for geothermal Exploration : A review AbstrakPaper ini adalah review komperhensif potensi remote sensing dalam eksplorasi sumberdaya geothermal. Gradient temperature di kerak bumi umumnya 25-34oC per kilometer kedalaman, akan tetapi situasi didaerah vulkanik aktif atau rift zone gradiennya diatas 150oC per kilometer kedalaman dapat dijangkau. Di daerah volcanic, air meteoric dalam batuan permebel dan berpori terpanaskan dan air panas ini terjebak untuk membentuk reservoir geothermal. Di permukaaan bumi mata air panas dan fumarole adalah bentuk air panas geothermal. Di system entalpi rendah panasnya dapat digunakan untuk pemanasan/pendinginan dan pengeringan sedangkan dalam system entalpi tinggi energi dihasilkan menggunakan air panas dan uap. Paper ini mereview potensi remote sensing dalam eksplorasi sumberdaya geothermal. Dimulai dari sederetan tradisional prospecting teknik geofisika dan geokimia untuk mendapatkan parameter pada permukaan bumi yang dapat diukur oleh satelit observasi bumi. Selanjutnya, pendeteksian potensi geothermal menggunakan alterasi meneralogi, anaomali temperature, dan fluks panas, anomaly geobotanical, dan deformasi permukaan bumi. Setiap bagian dari paper ini didedikasikan untuk mempublikasikan studi remote sensing yang menggambarkan prinsip pemetaan: deformasi permukaan, emisi gas-gas, pemetaan mineral, pengukuran fluks panas, pemetaan temperature dan geobotani. Sebuah studi kasus dari kaldera lapangan geothermal La Pacana (Chili)

Page 2: Resume Journal

digambarkan hubungan timbal balik antara manifestasi permukaan reservoir geothermal dan indicator penginderaan jauh dapat berkontribusi pada eksplorasi. Dapat disimpulkan bahwa bagaimanapun remote sensing pada system panas bumi belum mempunyai kematangan penuh, ada potensi besar untuk mengintegrasikan pengukuran permukaan tersebut dalam kerangka eksplorasi. Tujuan :Komperhensif review remote sensing dalam eksplorasi sumberdaya geothermalMetode :

3. Remote sensing of geothermal-related minerals for resource exploration in NevadaTujuan :Menggunakan berbagai data satelit remote sensing dan instrument airbone (ASTER, TIMS, SEBASS, MASTER, AVIRIS, HST, HyMAP, PROSPECTIR) untuk karakterisasi mineral dan sifat termal sebagai indicator permukaan sumber panas bumi.Metode :Validasi spectral dilakukan menggunakan spectrometer portable ASD (0,4-2,5 µm)

4. Geothermal exploration using imaging spectrometer data over fish lake valley, NevadaTujuan :Menggunakan VNIR dan SWIR ASD (0,4-2,5 µm) untuk pemetaan mineral Metode :Data dikumpulkan dengan tiga instrument airbone imaging spectrometer AVIRIS, HyMAP, dan ProSpecTIR. Mineral diidentifikasi mengguanakan diagnose sifat spectralnya. Hasil remote sensing diferifikasi dilapangan menggunakan spectrometer portable untuk pencocokan antara lapangan dan remote spectra.