Resume Isue Kontemporer Anis

19
1 INDIKATOR PENDAPATAN NASIONAL DAN PERTUMBUHAN EKONOMI Oleh: Prof. Dr. Catur Sugiyanto, M.A. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan pertumbuhan produksi barang dan jasa di suatu wilayah perekonomian dan dalam jangka waktu tertentu, yang merupakan persentase pertambahan produk domestik bruto (PDB) pada tahun tertentu terhadap PDB tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada tahun 2012 diharapkan optimis 6,5%. Namun disisi lain, pemerataan pendapatan masih merupakan salah satu permasalahan di Indonesia, salah satu contohnya adalah 60% populasi dan produksi makanan terpusat di pulau Jawa, padahal Jawa hanya 13% dari total wilayah seluruh Indonesia. Ada beberapa penyebab perbedaan pola hubungan antara pertumbuhan dengan pemerataan antara lain, perbedaan titik start sejarah dan pertumbuhan ekonomi dalam menciptakan efisiensi, struktur ekonomi: pertanian dan industri, dan sistem ekonomi yang diaplikasikan pada suatu negara tersebut. Pertumbuhan dan Peran Pemerintah Pemerintah berperan dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi melalui pengendalian kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Hasil penelitian terhadap 20 negara di kawasan Asia Pasifik termasuk Indonesia yang memiliki latar belakang ekonomi sama menyimpulkan bahwa di negara tersebut memiliki permasalahan misallocation dalam manajemen pengeluaran pemerintahannya dan direkomendasikan agar meningkatkan manajemen pengeluaran dengan meningkatkan pengeluaran pemerintah pada investasi publik dan meningkatkan kebijakan yang mendorong peningkatan penerimaan pemerintah, khususnya dari sumber domestik yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Pertumbuhan dan Federalisme Resume Isu-isu Kontemporer 1 Anis Suryani, kelas BPKP

Transcript of Resume Isue Kontemporer Anis

Page 1: Resume Isue Kontemporer Anis

1 INDIKATOR PENDAPATAN NASIONALDAN PERTUMBUHAN EKONOMIOleh: Prof. Dr. Catur Sugiyanto, M.A.

Pertumbuhan ekonomi menunjukkan pertumbuhan produksi barang dan jasa di suatu wilayah perekonomian dan dalam jangka waktu tertentu, yang merupakan persentase pertambahan produk domestik bruto (PDB) pada tahun tertentu terhadap PDB tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada tahun 2012 diharapkan optimis 6,5%. Namun disisi lain, pemerataan pendapatan masih merupakan salah satu permasalahan di Indonesia, salah satu contohnya adalah 60% populasi dan produksi makanan terpusat di pulau Jawa, padahal Jawa hanya 13% dari total wilayah seluruh Indonesia. Ada beberapa penyebab perbedaan pola hubungan antara pertumbuhan dengan pemerataan antara lain, perbedaan titik start sejarah dan pertumbuhan ekonomi dalam menciptakan efisiensi, struktur ekonomi: pertanian dan industri, dan sistem ekonomi yang diaplikasikan pada suatu negara tersebut.

Pertumbuhan dan Peran PemerintahPemerintah berperan dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi melalui pengendalian kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Hasil penelitian terhadap 20 negara di kawasan Asia Pasifik termasuk Indonesia yang memiliki latar belakang ekonomi sama menyimpulkan bahwa di negara tersebut memiliki permasalahan misallocation dalam manajemen pengeluaran pemerintahannya dan direkomendasikan agar meningkatkan manajemen pengeluaran dengan meningkatkan pengeluaran pemerintah pada investasi publik dan meningkatkan kebijakan yang mendorong peningkatan penerimaan pemerintah, khususnya dari sumber domestik yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Pertumbuhan dan FederalismeKebijakan pemerintah federal memberikan otoritas desentralisasi fiskal kepada pemerintah lokal. Perbedaan pilihan dalam mengalokasikan pengeluaran antara pemerintah pusat dan pemerintah lokal sebagai akibat persaingan fiskal antar pemerintah lokal menyebabkan konflik kepentingan endogen yang pada akhirnya kondisi ini membuat batas anggaran semakin keras dan kondisi moneter dapat terkendali.

Pertumbuhan dan InfrastrukturKuantitas persediaan infrastruktur mempunyai pengaruh positif yang signifikan dalam pertumbuhan ekonomi jangka panjang, namun mempunyai dampak negatif yang kuat pada disparitas pendapatan. Pengaruh dari infrastruktur pada pertumbuhan dan

Resume Isu-isu Kontemporer 1Anis Suryani, kelas BPKP

Page 2: Resume Isue Kontemporer Anis

ketimpangan mencerminkan pengaruh kausalitas. Pembangunan infrastruktur akan meningkatkan pertumbuhan, menurunkan ketidakmerataan pendapatan, dan akhirnya menurunkan tingkat kemiskinan.

Pertumbuhan dan Kualitas PemerintahanPendapatan per kapita dan kualitas pemerintahan berkorelasi positif kuat untuk semua negara. Pemerintahan yang baik diperlukan dalam pembangunan ekonomi sehingga ada kecenderungan pemerintahan yang baik akan mengarah pada pendapatan per kapita yang tinggi, sebaliknya pendapatan per kapita yang tinggi akan mengarah pada pemerintah yang baik. Indikator kualitas pemerintahan meliputi voice and accountability, stabilitas politik, efektifitas pemerintahan, kualitas peraturan, aturan hukum, dan control of corruption. Jika income per kapita dan standar hidup naik meski tanpa pemerintah yang baik, dalam hal ini kemajuan kualitas pemerintah mungkin bukan hanya sebagai konsekuensi dari pembangunan ekonomi. State capture berpengaruh terhadap surprising negative effect per capita income, diperlukan tindakan perbaikan pemerintahan ketika kejahatan elit mempengaruhi kebijakan publik, strateginya mencakup reformasi politik dan institusional khusus. Perbaikan pemerintahan tidak secara otomatis ketika proses pembangunan berlangsung, sehingga perlu intervensi untuk memperbaiki pemerintahan; dalam membentuk kebijakan dan peraturan perundang-undangan sebagai kunci identifikasi prioritas strategi yang realistis dan relevan.

Defisit Anggaran dan Pertumbuhan EkonomiIndikator ekonomi makro dapat dilihat dari pertumbuhan, kinerja ekonomi, tingkat suku bunga, defisit anggaran, dan nilai tukar. Anggaran defisit jika pengeluaran lebih besar dari pemasukan negara, dan ini mengarah pada peningkatan suku bunga, yang akhirnya akan mendorong meningkatnya nilai tukar, sehingga ekspor menjadi relatif mahal dan impor menjadi relatif murah.

Remittance dan Pertumbuhan EkonomiRemittance merupakan kiriman uang dari pekerja di luar negeri, memberikan dampak langsung yang signifikan terhadap pengurangan kemiskinan dengan meningkatkan pendapatan, memperlancar konsumsi dan mengurangi hambatan modal bagi kaum miskin. Remittance memberikan dampak positif tetapi marjinal terhadap pertumbuhan ekonomi negara melalui investasi domestik dan human capital.

Pengaruh Struktur Politik terhadap AnggaranKekuatan partai politik berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Kekuatan partai politik yang semakin tidak terkonsentrasi, pertumbuhan ekonomi semakin positif. Dan sebaliknya penguasaan partai politik di suatu daerah akan berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi daerah tersebut.

Resume Isu-isu Kontemporer 2Anis Suryani, kelas BPKP

Page 3: Resume Isue Kontemporer Anis

2DAMPAK KRISIS EKONOMI GLOBALDAN DINAMIKA MINYAK TERHADAP KREDIT PERBANKANOleh: Dr. A. Tony Prasetiantono, M.Sc.

Ekonomi Global 2012Krisis Zona EuroKrisis yang melanda zona uero Eropa berawal dari krisis fiskal yang antara lain disebabkan oleh welfare state yang overdosis, dimana pemerintahnya terlalu berbaik hati memberi santunan kepada pengangguran. Pembiayaan santunan tersebut sebagian bersumber dari utang sehingga menyebabkan utang makin tinggi dan anggaran menjadi defisit. Sebagai contoh, utang Yunani sebesar € 300 milyar atau 170% dari produk domestik brutonya, Irlandia € 150 milyar, Portugal € 160 milyar, Spanyol € 640 milyar, dan Italia € 1,8 trilyun. Krisis fiskal tersebut akhirnya berdampak pada krisis di sektor finansial dimana pemerintah menerbitkan obligasi untuk menutup anggaran yang defisit.

Krisis yang melanda Eropa, sedikit banyak berpengaruh terhadap negara di Asia Pasifik. Investor global lebih suka “memegang” USD, sepanjang pilihan untuk “memegang” yuan tidak cukup tersedia karena USA dan China merupakan dua negara yang memiliki produk domestik bruto (PDB) tertinggi di dunia, sementara pemerintah China tidak mengijinkan yuan menjadi mata uang internasional.

Krisis Minyak Supply dan demand minyak dunia saat ini berimpit di level 80-an juta barrel per hari. Harga minyak dipengaruhi oleh supply dan demand, dimana harga minyak cenderung naik bila ada gangguan di sisi supply, dan cenderung turun karena ketakutan masa depan ekonomi. Dari sisi demand, karena pengaruh krisis ekonomi global akan menekan demand turun, maka harga minyak akhir-akhir ini agak tenang. Sedangkan dari sisi supply minyak, terdapat kekhawatiran produksi minyak yang semakin menurun. Hal tersebut ditandai dengan cadangan minyak Arab Saudi, yang merupakan produsen minyak terbesar dengan 10 juta barrel per hari, yang semula diperkirakan akan sampai tahun 2090 namun karena saat ini produksi dilakukan besar-besaran, cadangan minyak diperkirakan hanya sampai dengan tahun 2030. Sementara itu, di USA, harga BBM sekitar USD 4 per gallon, normalnya hanya USD 2,5 per galon. USA memiliki cadangan minyak yang cukup besar, sehingga memungkinkan untuk menurunkan harga minyak dengan membongkar cadangan tersebut.

Resume Isu-isu Kontemporer 3Anis Suryani, kelas BPKP

Page 4: Resume Isue Kontemporer Anis

Ekonomi Indonesia Perekonomian Indonesia tumbuh paling cepat di Asia Tenggara mencapai 6,5%. Hal tersebut disebabkan konsumsi domestik yang didukung oleh fenomena middle class, komoditas primer menjadi unggulan seperti saat krisis tahun 2009, rendahnya ketergantungan terhadap perekonomian global, dan sehatnya sektor finansial terutama perbankan, dibandingkan saat krisis.

Dalam pengelolaan kebijakan fiskal, Indonesia termasuk sangat prudent dalam hal utang, dibandingkan dengan Yunani yang bangkrut karena rasio utang pemerintah terhadap PDB mencapai 170%, Indonesia hanya 25,7%. Neraca perdagangan Indonesia masih surplus, namun tertekan, ekspor tahun 2012 diduga akan turun terutama pasar di Eropa, berkaitan dengan krisis di Eropa tersebut. Indonesia harus lebih kreatif dan pro aktif mencari pasar baru. Disamping itu, rupiah tidak boleh terlalu kuat agar dapat menjaga daya saing pasar. Di sisi lain, pemerintah Indonesia memiliki problem besar yaitu jumlah belanja infrastruktur yang memadai hanya 3% terhadap PDB, idealnya minimal 5% terhadap PDB, juga pembelanjaan APBN yang tidak tepat waktu menyebabkan stimulus fiskal menjadi lemah, dan pertumbuhan ekonomi tidak optimal.

Di sektor finansial, meskipun kinerja perbankan tahun 2011 mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2012, namun masih memiliki berbagai kendala antara lain coverage formal masih rendah, pasar modal belum cukup mampu menjadi pesaing industri perbankan, jumlah rekening di bank hanya 90 juta rekening, jumlah kartu ATM hanya 60 juta, volume kredit perbankan hanya 30% terhadap PDB. Hal tersebut disebabkan antara lain kondisi geografis Indonesia, biaya mendirikan cabang di remote areas menjadi mahal. Bank belum bisa mengandalkan fee based income, masih tergantung interest income.

Kebijakan PublikSampai saat ini, ketidakpastian tentang krisis zona euro masih tinggi menyebabkan volatilitas euro, USD, dan juga rupiah yang cenderung melemah. Dalam mengantisipasi dampak krisis global 2012, pemerintah Indonesia dapat menerapkan beberapa kebijakan antara lain meningkatkan potensi pasar domestik yang menjamin pertumbuhan ekonomi setidaknya 4-5%, dukungan permodalan dan governance yang lebih baik di sektor finansial, lebih giat mendorong stimulus fiskal dan merealisasikan belanja fiskal agar penyerapan capital expenditure tinggi, meningkatkan infrastruktur untuk mendapatkan peluang besar dari investor. Di sisi perbankan, bank harus lebih kreatif untuk memangkas biaya yang tidak perlu, mendorong kenaikan fee based income agar tetap performed.

Resume Isu-isu Kontemporer 4Anis Suryani, kelas BPKP

Page 5: Resume Isue Kontemporer Anis

3 KEBIJAKAN BANK SENTRAL DAN PERBANKAN DI INDONESIAOleh: Dr. Sri Adiningsih, M.Sc.

Bank dan Perbankan di IndonesiaBerdasarkan UU Perbankan No. 7 Tahun 1992 sebagaimana diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998, yang dimaksud perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Sedangkan bank adalah bidang usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”

Konsep Bank Sentral: Global dan Indonesia.Bank sentral di suatu negara, pada umumnya adalah sebuah instansi yang bertanggung jawab atas kebijakan moneter di wilayah negara tersebut. Bank Sentral berusaha untuk menjaga stabilitas nilai mata uang, stabilitas sektor perbankan, dan sistem finansial secara keseluruhan. Di Indonesia, fungsi Bank Sentral diselenggarakan oleh Bank Indonesia.

Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain. Aspek pertama tercermin pada perkembangan laju inflasi, sementara aspek kedua tercermin pada perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain.

Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Indonesia didukung oleh tiga pilar utama yang merupakan tiga bidang tugasnya yaitu:1. Menetapkan dan Melaksanakan Kebijakan Moneter

Bank Indonesia menetapkan sasaran moneter dengan memperhatikan sasaran laju inflasi, melakukan pengendalian moneter, memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah kepada bank untuk mengatasi kesulitan pendanaan jangka pendek, memberikan fasilitas pembiayaan darurat yang pendanaannya menjadi beban pemerintah dalam hal suatu bank mengalami kesulitas keuangan yang berdampak sistemik dan berpotensi mengakibatkan krisis yang membahayakan sistem keuangan, melaksanakan kebijakan nilai tukar dan mengelola cadangan devisa.

Resume Isu-isu Kontemporer 5Anis Suryani, kelas BPKP

Page 6: Resume Isue Kontemporer Anis

2. Menjaga Kelancaran Sistem PembayaranBank Indonesia menetapkan penggunaan alat pembayaran, mengatur sistem kliring antar bank, menyelenggarakan kegiatan kliring, penyelesaian akhir transaksi pembayaran antar bank, dan mengeluarkan, mengedarkan, mencabut, menarik, serta memusnahkan uang rupiah dari peredaran.

3. Mengatur dan Mengawasi BankBank Indonesia memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan dan kegiatan usaha tertentu dari bank, menetapkan peraturan, melaksanakan pengawasan bank dan menetapkan sanksi terhadap bank sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

Konsep Pengawasan Bank: Basel AccordKonsep pengawasan bank dengan basel accord dengan tiga pilar utama yaitu 1) minimum capital requirement, yaitu bank mengikuti ketentuan CAR minimum dan penghitungan ATMR yang dilakukan dengan tiga jenis risiko: risiko kredit, risiko pasar, dan risiko operasional, 2) supervisory review process, dengan prinsip utamanya bank wajib memiliki proses/strategi utk menilai kecukupan modal, review internal capital adequacy assessment process, bank beroperasi diatas rasio minimum, dan intervensi pengawas secepat mungkin untuk mencegah penurunan modal, 3) market discipline, mendorong peran publik utk turut mengawasi bank.

Arsitektur Perbankan Indonesia (API)API diluncurkan 9 Januari 2004 sebagai kerangka dasar (blue print) pengembangan perbankan

sampai dengan tahun 2014 dengan enam pilar yaitu 1) struktur perbankan yang sehat, a.l. penguatan permodalan, peningkatan daya saing 2) sistem pengaturan yang efektif a.l. peningkatan compliance thd 25 Basel Core Principles For Effectiveness Bank Supervision 3) fungsi pengawasan yang efektif a.l. peningkatan koordinasi antara lembaga pengawas, penerapan Risk-Based Supervision 4) industri perbankan yang kuat a.l. penerapan GCG, peningkatan kualitas manajemen risiko, peningkatan kemampuan operasional 5) infrastruktur perbankan yang memadai a.l. pembentukan Credit Bureau, optimalisasi credit rating agency 6) perlindungan konsumen a.l. penyelesaian pengaduan nasabah, pembentukan lembaga mediasi perbankan, transparansi

Arah Kebijakan Perbankan 2011Kebijakan BI rate tetap konsisten terhadap pencapaian sasaran inflasi yaitu 5%±1% dan 4,5%±1% pada tahun 2011 dan 2012

Resume Isu-isu Kontemporer 6Anis Suryani, kelas BPKP

Page 7: Resume Isue Kontemporer Anis

Stabilitas Sistem Keuangan (SSK)

Reformasi Sektor Keuangan GlobalPengalaman krisis 2007/08 telah mendorong terjadinya reformasi ulang sistem keuangan yang didalamnya termasuk sistem pengawasan dengan sasaran bisa merespon krisis lebih cepat melalui penguatan pengawasan makro-mikro yang lebih terintegrasi. Sesuai Undang-undang Nomor 21 tahun 2011, pangawasan pengaturan perbankan dan lembaga keuangan lainnya dialihkan ke Otoritas Jasa Keuangan (micro prudential regulator) dan BI sebagai otoritas moneter dan macroprudential regulator.

Resume Isu-isu Kontemporer 7Anis Suryani, kelas BPKP

Page 8: Resume Isue Kontemporer Anis

4 DESENTRALISASI FISKAL I:KONSEP DAN PRAKTEK DI INDONESIAOleh: Prof. Dr. Wihana Kirana Jaya, M.Soc.Sc.

Pengertian DesentralisasiDesentralisasi sebenarnya adalah istilah dalam keorganisasian yang secara sederhana di definisikan sebagai penyerahan kewenangan, yang diimplementasikan dengan penyerahan kewenangan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Terdapat empat jenis desentralisasi yaitu desentralisasi politik, desentralisasi administratif, desentralisasi fiskal, dan desentralisasi pasar. Desentralisasi politik bertujuan untuk memberikan kepada rakyat akses terhadap pengambilan keputusan publik, sedangkan desentralisasi administratif lebih berfokus pada redistribusi kewenangan dan tanggungjawab dalam penyediaan jasa layanan umum antara jenjang pemerintahan yang berbeda. Desentralisasi fiskal memberikan kewenangan pada daerah untuk menggali sumber-sumber pendapatan, hak untuk menerima transfer dari pemerintah yang lebih tinggi, dan menentukan belanja rutin dan investasi, dan desentralisasi pasar diarahkan pada terjadinya alih tanggungjawab dalam penyelenggaraan fungsi-fungsi pemerintah dari sektor publik kepada sektor privat, merupakan bentuk sempurna dari desentralisasi, yang secara konkrit dapat berupa kebijakan privatisasi atau deregulasi.

Keuntungan dan Kerugian DesentralisasiDesentralisasi dapat meningkatkan alokasi sumber daya yang efisien, meningkatkan persaingan di antara pemerintah daerah. Pemerintah daerah memiliki informasi yang lebih baik tentang kebutuhan penduduk di wilayahnya, lebih dekat dan responsif terhadap konstituen daerah. Desentralisasi mempromosikan pemerintahan yang baik, memperkuat tekad pemerintah daerah dan rakyatnya untuk memantau pengumpulan pendapatan, perencanaan, pengeluaran dan pelayanan, meningkatkan kesediaan mereka untuk membayar pajak dan biaya.

Di sisi lainnya, pemerintah daerah yang memiliki kekuatan atas pengeluaran diskresioner dapat meningkatkan korupsi. Desentralisasi menciptakan masalah koordinasi dan memperburuk masalah jika pejabat berusaha untuk mempertahankan status quo. Desentralisasi juga dapat membuat ketidakstabilan ekonomi makro, meningkatkan biaya, berkurangnya efisiensi pelayanan publik. Hal tersebut merupakan risiko desentralisasi yang seharusnya dikelola dengan baik sehingga risikonya dapat diminimalisir.

Dampak Desentralisasi dalam Konteks Global- Kekuatan Fiskal Daerah

Resume Isu-isu Kontemporer 8Anis Suryani, kelas BPKP

Page 9: Resume Isue Kontemporer Anis

Empat pilar untuk mengevaluasi kekuatan fiskal daerah yaitu berkaitan dengan pajak/pendapatan, pengeluaran, transfer antar pemerintah, dan pinjaman pemerintah daerah. Kriteria evaluasi tugas perpajakan dalam desentralisasi adalah kecukupan dan elastisitas, pemerataan, kelayakan administratif, akseptabilitas politik, efisiensi ekonomi, dan kesesuaiannya dengan pajak daerah. Sedangkan tugas pengeluaran melibatkan alokasi tanggungjawab untuk pengeluaran antara beberapa tingkatan pemerintah, criteria efektivitasnya adalah efisiensi ekonomi, keadilan fiskal, akuntabilitas politik, dan efektivitas administrasi. Transfer antar pemerintah untuk mengatasi ketidakseimbangan fiskal baik vertikal maupun horizontal. Pinjaman pemerintah daerah merupakan sumber pendapatan alternatif bagi pemerintah daerah untuk menjaga ekuitas, pembangunan ekonomi, dan sinkronisasi aliran pendapatan dan pengeluaran.

Dampak Desentralisasi dalam Konteks Global- KorupsiBanyak pendapat berbeda tentang dampak desentralisasi terhadap korupsi. Ada yang berpendapat bahwa desentralisasi berarti mendesentralisasi korupsi juga, namun ada yang berpendapat bahwa desentralisasi akan menyebabkan persaingan antar pemerintah daerah, dan akibatnya mengurangi tuntutan suap pejabat pemerintah daerah terutama saat memberikan pelayanan publik daerah, membawa pemerintah lebih dekat kepada rakyat. Satu bahaya desentralisasi fiskal terutama di negara berkembang adalah pemerintah daerah dapat dikendalikan oleh elit daerah. Dalam hal ini diperlukan sistem checks and balances oleh masyarakat umum dan pemerintah pusat.

Ada beberapa studi empiris tentang hubungan antara desentralisasi dan korupsi di Indonesia setelah reformasi 1999. Hasilnya menunjukkan adanya peningkatan pembayaran tidak resmi (suap) yang dilakukan oleh pejabat pemerintah, sejak pelaksanaan otonomi daerah pada tahun 2001, korupsi benar-benar memburuk, menyebar ke parlemen nasional, dan dewan pemerintah lokal (DPRD).

Dampak Desentralisasi dalam Konteks Global- Pertumbuhan DaerahHasil penelitian dari 46 negara, menunjukkan adanya hubungan negatif antara desentralisasi fiskal dan pertumbuhan ekonomi di negara berkembang, tetapi hal tersebut tidak terjadi di negara maju. Hasil penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah daerah tidak mendorong bisnis regional, berkaitan dengan banyaknya prosedur, biaya dan persyaratan untuk memperoleh izin usaha. Kebijakan pemerintah daerah lebih diorientasikan untuk meningkatkan pendapatan daerah daripada untuk perbaikan iklim usaha daerah.

Solusi Kelembagaan untuk DesentralisasiPeraturan dan mekanisme penegakan mempengaruhi desain desentralisasi. Faktor kelembagaan yang membentuk desain desentralisasi dan mempengaruhi dampak ekonomi adalah kerangka peraturan, penyelenggaraan pelayanan publik, sitem informasi

Resume Isu-isu Kontemporer 9Anis Suryani, kelas BPKP

Page 10: Resume Isue Kontemporer Anis

dan kompetisi, potensi desentralisasi asimetris, dan kebutuhan sinkronisasi kebijakan. Secara bersama-sama faktor-faktor tersebut mendukung manajemen yang lebih baik.

5 KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER INDONESIAOleh: Dr. Anggito Abimanyu, M.Sc.

Kebijakan fiskal merujuk pada kebijakan yang dibuat pemerintah untuk mengarahkan ekonomi suatu negara melalui pengeluaran dan pendapatan (berupa pajak) pemerintah. Sedangkan kebijakan moneter adalah suatu usaha dalam mengendalikan keadaan ekonomi makro agar dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan melalui pengaturan jumlah uang yang beredar dalam perekonomian. Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu : kebijakan moneter ekspansif, suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang edar, dan kebijakan moneter kontraktif, suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang edar. Sejak tahun 1999, kebijakan moneter di Indonesia dilakukan oleh Bank Indonesia (bank sentral) secara independen dijamin dengan UUD dan UU tentang Bank Indonesia. Berkaitan dengan hal tersebut, Bank Indonesia melakukan tugasnya untuk stabilitas nilai tukar, pengelolaan kecukupan cadangan devisa, melakukan regulasi dan supervisi perbankan.

Kebijakan fiskal, dapat dijalankan dengan instrumen pengeluaran dan pajak. Perubahan tingkat dan komposisi pajak dan pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi variabel-variabel permintaan agregat dan tingkat aktivitas ekonomi, pola persebaran sumber daya dan distribusi pendapatan.

Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter, antara lain:1) Operasi Pasar Terbuka, cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau

membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat

2) Fasilitas Diskonto (Discount Rate), pengaturan jumlah duit yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum kadang-kadang mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang beredar berkurang

Resume Isu-isu Kontemporer 10Anis Suryani, kelas BPKP

Page 11: Resume Isue Kontemporer Anis

3) Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio), mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan rasio

4) Himbauan Moral (Moral Persuasion), adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.

Kebijakan moneter dalam negeri dipengaruhi situasi global antara lain nilai kurs dan harga komoditi. Kebijakan fiskal dan moneter berinteraksi, dan dikoordinasikan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, stabilitas ekonomi (harga-harga dan nilai tukar), dan kesejahteraan masyarakat. Contohnya saat pertumbuhan ekonomi naik, biasanya diikuti juga oleh kenaikan inflasi, maka akan dibuat kebijakan moneter untuk mengurangi inflasi dengan menurunkan suku bunga. Secara keseluruhan kebijkan moneter dan kebijakan fiskal terkait dengan APBN akan mempengaruhi sisi permintaan. Kebijakan yang diterapkan secara bersamaan dapat saja memberikan pengaruh yang saling bertentangan, sehingga saling memperlemah (benturan kebijakan atau policy conflict). Sebagai ilustrasi, dalam suatu perekonomian yang sedang mengalami tekanan inflasi, Bank sentral pada umumnya melakukan pengetatan moneter, sementara pada saat yang sama pemerintah melakukan ekspansi di sektor fiskal dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi. Bila kedua kebijakan tersebut tidak diharmonisasikan (dikombinasikan dengan baik) maka akan berdampak pada aktivitas ekonomi, sehingga tujuan menekan inflasi tidak tercapai. Agar tidak terjadi benturan kebijakan, yang berakibat saling memperlemah satu sama lain, maka perlu ditempuh suatu bauran kebijakan (policy mix) yang terkoordinasi dengan baik. Koodinasi antar kebijakan dimaksudkan agar kebjakan makro ekonomi dapat optimal, sehingga mengarah pada pencapaian sasaran secara keseluruhan dan dampak yang kurang menguntungkan dapat dihindari.

Resume Isu-isu Kontemporer 11Anis Suryani, kelas BPKP

Page 12: Resume Isue Kontemporer Anis

6 PROBLEMA IMPLEMENTASI PERUNDANG-UNDANGAN PUSAT-DAERAHOleh: Prof. Dr. Abdul Halim, M.B.A., Akt

NKRI dan Sistem PemerintahanNegara Indonesia merupakan negara kesatuan yang berbentuk republik dimana kedaqulatannya berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-undang Dasar 1945. Menurut pasal 18 ayat 1 UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dengan undang-undang.

DesentralisasiMenurut UU no 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah, Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota yang masing-masing mempunyai pemerintahan daerah. Pemerintahan daerah tersebut mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dan menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang menjadi urusan pemerintah, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah pusat menyerahkan wewenang dengan beberapa pengecualian, dimana itu menimbulkan urusan wajib/kewenangan pilihan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah.1. Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada

daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem NKRI

2. Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan olehPemerintah kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu.

3. Tugas pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada daerah dan/atau desa dari pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota dan/atau desa serta dari pemerintah kabupaten kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu.

Sistem Keuangan dan Hubungan Keuangan Negara (Pusat-Daerah)Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan undang-undang. Sesuai dengan UU no 32 tahun 2004, penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah didanai dari dan atas beban anggaran pendapatan dan belanja daerah dan penyelenggaraan urusan pemerintahan

Resume Isu-isu Kontemporer 12Anis Suryani, kelas BPKP

Page 13: Resume Isue Kontemporer Anis

yang menjadi kewenangan pemerintah di daerah didanai dari dan atas beban anggaran pendapatan dan belanja negara. Administrasi pendanaan penyelenggaraan urusan pemerintahan kewenangan daerah atas beban APBD dilakukan secara terpisah dari administrasi pendanaan penyelenggaraan urusan pemerintahan atas beban APBN.

Perimbangan dan Pengelolaan Keuangan (Pusat-Daerah)Perimbangan keuangan antara pemerintah dan pemerintah daerah adalah suatu sistem pembagian keuangan yang adil, proporsional, demokratis, transparan, dan bertanggung jawab dalam rangka pendanaan penyelenggaraan desentralisasi, dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, dan kebutuhan daerah serta besaran pendanaan penyelenggaraan dekonsentrasi dan tugas pembantuan. Dana perimbangan tersebut terdiri atas dana bagi hasil, dana alokasi umum, dan dana alokasi khusus. Jumlah dana perimbangan tersebut ditetapkan setiap tahun anggaran dalam APBN. Pendapatan negara yang ditransfer ke daerah selama tahun 2001 – 2011 rata-rata sebesar 34%.

Perimbangan keuangan antara pemerintah dan pemerintah daerah merupakan subsistem keuangan negara sebagai konsekuensi pembagian tugas antara pemerintah dan pemerintah daerah. Pemberian sumber keuangan negara pemerintahan daerah dalam rangka desentralisasi didasarkan atas penyerahan tugas oleh pemerintah kepada pemerintah daearh dengan memperhatikan stabilitas dan keseimbangan fiskal.

Pedoman penggunaan, supervisi, monitoring dan evaluasi atas dana bagi hasil pajak, dana bagi hasil sumber daya alam, DAU, dan DAK diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri. Sedangkan dana perimbangan ditetapkan dalam Undang-undang tentang perimbangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Problema ImplementasiPengelolaan keuangan di Indonesia adalah sesuatu yang komplek/tidak sederhana, menyangkut banyak aspek yang saling terkait (hukum, politik, ekonomi), terutama aspek kepentingan/kewenangan siapa dan bagaimana dalam menafsirkan perimbangan.

Kendala utama atas implementasi yang ideal dari UU no 32 dan 33 tahun 2004 adalah kendala “kebablasan” euphoria “reformasi-demokratisasi”, hal tersebut tantangan yang perlu dikelola dan diarahkan demi terjaganya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Resume Isu-isu Kontemporer 13Anis Suryani, kelas BPKP