Resume Isa 315 330

11
Tugas Resume Auditing ISA 315 dan ISA 330 Disusun Oleh Stefi Yunia Suwarlan / 125020300111109 Tania Yolandia L. K / 125020307111061 I Dewa Made Gede B. B / 125020307111011 Faisal Afiff E / 125020307111065 Jurusan Akuntansi

Transcript of Resume Isa 315 330

Tugas Resume AuditingISA 315 dan ISA 330

Disusun Oleh

Stefi Yunia Suwarlan / 125020300111109

Tania Yolandia L. K / 125020307111061

I Dewa Made Gede B. B / 125020307111011

Faisal Afiff E / 125020307111065

Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Brawijaya

Maret 2015PENGIDENTIFIKASIAN DAN PENILAIAN RISIKO SALAH SAJI MATERIAL MELALUI PEMAHAMAN ATAS ENTITAS DAN LINGKUNGANNYAISA 315

A. Prosedur Penilaian Risiko dan Aktivitas Terkait

Prosedur penilaian risiko harus mencakup berikut :(a) Permintaan keterangan dari manajemen, dan personel lain dalam entitas yang menurut pertimbangan auditor kemungkinan memiliki informasi yang mungkin membantu dalam mengidentifikasi risiko salah saji material karena kecurangan atau kesalahan (Ref: Para. A6)

(b) Prosedur Analitis. (Ref: Para. A7A10)

(c) Observasi dan inspeksi. (Ref: Para. A11)

Pemahaman menetapkan suatu kerangka acuan yang didalamnya auditor merencanakan audit dan melaksanakan keputusan professional sepanjang audit, sebagai contoh, ketika : Penilaian risiko salah saji material laporan keuangan. Penentuan materialitas berdasarkan SPA 320;3

Pertimbangan ketepatan pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi, dan kecukupan pengungkapan laporan keuangan;

Pengidentifikasian bidang-bidang yang mungkin memerlukan pertimbangan khusus, sebagai contoh, transaksi pihak yang berelasi, ketepatan manajemen dalam menggunakan asumsi kelangsungan hidup, atau pertimbangan atas tujuan bisnis transaksi;

Pengembangan ekspektasi untuk digunakan ketika melakukan prosedur analitis;

Respon terhadap penilaian risiko salah saji material, termasuk perancangan dan pelaksanaan prosedur audit lebih lanjut untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat; dan Pengevaluasian atas kecukupan dan ketepatan bukti audit yang diperoleh, seperti ketepatan asumsi dan representasi tertulis maupun tidak tertulis dari manajemen.

a. Permintaan Keterangan dari Manajemen dan Personel Lain dalam EntitasBanyak informasi yang didapat dari permintaan keterangan oleh auditor diperoleh dari manajemen dan personel yang bertanggung jawab atas pelaporan keuangan. Namun, auditor dapat juga memperoleh informasi, atau suatu perspektif yang berbeda dalam mengidentifikasi risiko salah saji material, melalui keterangan dari personel lain dalam entitas dan karyawan lain dari berbagai tingkat wewenang.b. Prosedur AnalitisProsedur analitis yang dilaksanakan sebagai prosedur penilaian risiko dapat mencakup baik informasi keuangan maupun informasi nonkeuangan, sebagai contoh, hubungan antara penjualan dengan luas tempat penjualan atau dengan kuantitas barang yang dijual.c. Observasi and Inspeksid. Informasi yang Diperoleh dalamPeriodee. Pembahasan di Antara Tim PerikatanJika auditor bermaksud untuk menggunakan informasi yang diperoleh dari pengalaman sebelumnya dengan entitas tersebut dan dari prosedur audit yang dilaksanakan dalam audit sebelumnya, auditor harus menentukan apakah informasi tersebut relevan dengan audit kini. Rekan perikatan dan anggota kunci tim perikatan harus mendiskusikan kerentanan laporan keuangan entitas terhadap salah saji material, dan penerapan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku terhadap fakta dan keadaan entitas tersebut. Rekan perikatan harus menentukan hal mana yang dikomunikasikan kepada anggota tim perikatan yang tidak terlibat dalam diskusi.

B. Pemahaman yang Diharuskan atas Entitas dan Lingkungannya, Termasuk Pengendalian Internal EntitasEntitas dan Lingkungannyaa. Faktor-faktor industry, peraturan, dan eksternal lain termasuk kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.

b. Sifat entitas, termasuk:

(i) Operasinya;

(ii) Struktur kepemilikan dan tata kelolanya;

(iii) Jenis investasi yang dilakukan dan yang rencananya akan dilakukan oleh entitas, termasuk investasi dalam entitas bertujuan khusus; dan(iv) Cara entitas tersebut distrukturisasi dan bagaimana entitas dibelanjai untuk memampukan auditor memahami golongan transaksi, saldo akun, dan pengungkapannya yang diharapkan ada dalam laporan keuangan. (Ref: Para. A23A27)

c. Pemilih dan penerapan kebijakan akuntansi oleh entitas, termasuk alasan perubahannya. Auditor harus mengevaluasi apakah kebijakan akuntansi entitas adalah tepat untuk bisnisnya dan konsisten dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dan kebijakan akuntansi yang digunakan dalam industry yang relevan. (Ref: Para. A28)

d. Tujuan dan strategi entitas, dan risiko bisnis yang terkait yang dapat menimbulkan risiko salah saji material. (Ref: Para. A29A35) e. Pengukuran dan penelaahan atas kinerja keuangan entitas. (Ref: Para. A36-A41)c. Komponen Pengendalian Internal (Sistem Informasi, Termasuk Proses Bisnis yang Terkait, Pelaporan Keuangan yang Relevan, dan Komunikasi)d. Proses Bisnis yang Berkaitane. Pemantauan PengendalianC. Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Salah Saji MaterialAuditor harus mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji material pada :(a) Tingkat laporan keuangan (Ref: Para. A105A108)

(b) Tingkat asersi untuk golongan transaksi, saldo akun, dan pengungkapan (Ref: Para. A109A113)

Risiko yang Membutuhkan Pertimbangan Audit KhususAuditor harus menentukan apakah risiko yang diidentifikasi adalah, menurut pertimbangan auditor, suatu risiko yang signifikan. Dalam melakukan pertimbangan tersebut, auditor harus tidak memperhitungkan pengaruh pengendalian yang diidentifikasi terkait dengan risiko tersebut.Risiko ketika Prosedur Subtantif Semata Tidak Menyediakan Bukti Audit yang Cukup dan TepatSehubungan dengan beberapa risiko, auditor dapat memutuskan bahwa adalah tidak mungkin atau tidak praktis untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat hanya dari prosedur subtantif. Risiko seperti itu dapat berkaitan dengan pencatatan yang tidak akurat atau tidak lengkap atas golongan transaksi atau saldo akun yang rutin dan signifikan, yaitu yang karakteristiknya sering memperbolehkan pengolahan dengan otomatisasi yang tinggi dengan sedikit atau tanpa intervensi manual. Dalam kasus tersebut, pengendalian entitas atas risiko tersebut adalah relevan dengan audit, dan auditor harus memperoleh suatu pemahaman tentang hal tersebut.Revisi Penilaian Risiko

Dalam kondisi ketika auditor memperoleh bukti audit dari pelaksanaan prosedur lebih lanjut, atau ketika informasi baru diperoleh, yang kedua bukti tersebut tidak konsisten dengan bukti audit awal yang menjadi dasar penilaian, auditor harus merivisi penilaian tersebut, dan oleh karena itu, memodifikasi prosedur audit lebih lanjut yang direncanakan sebelumnya.Penilaian Risiko Salah Saji Material pda Tingkat Laporan KeuanganRisiko pada tingkat laporan keuangan dapat dihasilkan terutama dari lingkungan pengendalian yang defisien (meskipun risiko ini dapat juga berkaitan dengan faktor lain, seperti kondisi ekonomi yang sedang menurun). Sebagai contoh, defisiensi seperti kurang kompetennya manajemen dapat mengakibatkan suatu pengaruh yang lebih pervasive terhadap laporan keuangan dan mungkin menuntut suatu respons secara keseluruhan oleh auditor.Penilaian Risiko Salah Saji Material pada Tingkat AsersiAsersi yang digunakan oleh auditor dalam mempertimbangkan jenis-jenis salah saji potensial yang berbeda yang dapat terjadi digolongkan ke dalam tiga kategori dan dapat dibentuk sebagai berikut :(a) Asersi tentang golongan transaksi dan peristiwa untuk periode yang diaudit:

(i) KeterjadianTransaksi dan peristiwa yang telah terbukukan telah terjadi dan berkaitan dengan entitas.

(ii) KelengkapanSeluruh transaksi dan peristiwa yang seharusnya terbukuka telah dicatat.

(iii) KeakurasianJumlah-jumlah dan data lainnya yang bekaitan dengan transaksi dan peristiwa yang telah dibukukan telah dicatat dengan tepat.

(iv) Pisah BatasTransaksi dan peristiwa telah dibukukan dalam periode akuntansi yang tepat.

(v) Classification Transaksi dan peristiwa telah dibukukan dalam akun yang tepat.

(b) Asersi tentang saldo akun pada akhir periode:

(i) Eksistensiaset, liabilitas, and ekuitas ada.

(ii) Hak dan KewajibanEntitas memiliki atau mengendalikan ha katas aset dan memiliki kewajiban atas liabilitas.

(iii) KelengkapanSeluruh aset, liabilitas, dan ekuitas yang seharusnya terbukukan telah dicatat..

(iv) Penilaian dan pengalokasianaset, liabilitas, dan ekuitas tercantum dalam laporan keuangan pada jumlah yang tepat dan penyesuaian penilaian atau pengalokasian yang terjadi dibukukan dengan tepat.

(c) Asersi tentang penyajian dan pengungkapan:

(i) Keterjadian serta hak dan kewajibanperistiwa, transaksi, dan hal-hal lainnya yang diungkapkan, telah terjadi dan berkaitan dengan entitas.

(ii) KelengkapanSeluruh pengungkapan yang seharusnya tercantum dalam laporan keuangan telah disajikan.

(iii) Klasifikasi dan KeterpahamanInformasi keuangan disajikan dan dijelaskan secara tepat, serta pengungkapan disajikan dengan jelas.

(iv) Keakurasian dan PenilaianInformasi keuangan dan informasi lainnya dingkapkan secara wajar dan pada jumlah yang tepat.

D. DokumentasiAuditor harus memasukkan ke dalam dokumen audit:(a) Diskusi di antara tim perikatan, dan keputusan signifikan yang harus dicapai;

(b) Unsur kunci atas pemahaman yang diperoleh tentang setiap aspek entitas dan lingkungannya dan setiap komponen pengendalian internal; sumber informasi yang dari situ pemahaman tersebut diperoleh; dan prosedur penilaian risiko yang dilaksanakan;(c) Diidentifikasi dan dinilai pada tingkat laporan keuangan dan pada tingkat asersi; dan(d) Risiko yang teridentifikas, dan pengendalian yang berkaitan yang atasnya auditor telah memperoleh suatu pemahaman.RESPON AUDITOR TERHADAP

RESIKO YANG TELAH DINILAIISA 330

Ruanglingkup ISA ini berkaitan dengan tanggungjawab auditor untuk merancang dan menerapkan respons terhadap risiko salahsaji material yang diidentifikasi dan dinilai oleh auditor berdasarkan ISA 315d alamsuatu audit atas laporan keuangan.

Tujuan auditor adalah untuk memperoleh bukti audit cukup dan tepat yang berkaitan dengan penilaian risiko salah saji material, melalui pendesainan dan penerapan respons yang tepat terhadap risiko tersebut

Prosedur yang digunakan yaitu:

(a)Prosedur substantive Suatu prosedur audit yang dirancang untuk mendeteksi salah saji material pada tingkat asersi. Prosedur substantive terdiri dari:

(i)Pengujian rinci (dari setiap golongan transaksi, saldo akun, dan pengungkapan).

(ii)Prosedur analitis substantive.

(b)Pengujian pengendalian Suatu prosedur audit yang dirancang untuk mengevaluasi efektivitas operasi pengendalian dalam mencegah, atau mendeteksi dan mengkoreksi, salah saji material pada tingkat asersi.Prosedur Audit Sebagai Repons terhadap Risiko Salah Saji Material yang Telah Dinilai pada Tingkat Asersi

Auditor harus merancang dan mengimplementasikan prosedur audit lebih lanjut yang sifat, saat, dan luasnya didasarkan pada dan merupakanrespons terhadap risiko salah saji material yang telah dinilai pada tingkat asersi.

Dalam merancang prosedur audit lebih lanjut, auditor harus:

(a) Mempertimbangkan dasar penilaian yang dilakukan atas risiko salah saji material pada tingkat asersi untuk setiap golongan transaksi, saldo akun, dan pengungkapan.

(b) Memperoleh bukti audit yang lebih meyakinkan bila auditor menilai risiko yang lebih tinggi.

PengujianPengendalian

Auditor harus merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat terhadap efektivitas operasi pengendalian yang relevan jika penilaian auditor terhadap risiko salah saji material pada tingkat asersi mencakup suatu harapan bahwa pengendalian beroperasi secara efektifatau. Prosedur substantive tidak dapat memberikan bukti audit yang cukup dan tepat pada tingkat asersi.Dalam merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian, auditor harus memperoleh bukti audit yang lebih meyakinkanbila auditor ingin lebih mengandalkan efektivitas pengendalian.PenggunaanBukti Audit yang DiperolehSelamaPeriode Interim

Jika auditor memperolehbukti audit tentang efektivitas operasi pengendalian selama periode interim, auditor harus:

(a)Memperolehbukti audit tentang perubahan signifikan atas pengendalian tersebut setelah tanggal periode interim tersebut.

(b)Menentukan bukti audit tambahan yang harus diperoleh setelah periode interim sampaidengan tanggal neraca. (Ref: Para. A33-A34)ProsedurSubstantif

Prosedur substantif yang dilakukan auditor harus mencakup prosedur audit berikut yang

Berkaitan dengan proses tutup buku laporan keuangan:

(a) Mencocokkan atau merekonsiliasi laporan keuangan dengan catatan akuntansi yang melandasinya; dan

(b) Memeriksa entri jurnal yang material dan penyesuaian lainnya yang dibuat selam apenyusunan laporan keuangan (Ref: Para. A52)

ProsedurSubstantifSebagaiResponsterhadapRisikoSignifikan

Jika auditor telah menentukan bahwa risiko salah saji material yang telah ditentukan pada tingkat asersi merupakan risiko signifikan, auditor harus melaksanakan prosedur substantif yang secara khusus untuk merespons risiko tersebut. Bila pendekatan terhadap risiko signifikanhanya terdiri dari prosedur substantif, prosedur tersebut harus mencakup pengujian rinci. (Ref: Para.A53)

Jika prosedur substantive dilaksan akan pada tanggal interim, auditor harus mengecek setelah periode interim sampai dengan tanggal neraca dengan melaksanakan:

(a)Prosedur substantif yang dikombinasikan dengan pengujian pengendalian dalam periode tersebut.

(b)Hanya prosedur substantif yang menghasilkan dasa rmemadai untuk memperlu assimpulan audit dari tanggal interim sampai dengan tanggal neraca, jika auditor menentukan bahwa hal tersebut sudah cukup. (Ref: Para. A55-A57).

Kecukupan Penyajian dan PengungkapanAuditor harus melaksanakan prosedur audit untuk menilai apakah penyajian menyeluruh laporan keuangan, termasuk pengungkapan yang bersangkutan, adalah sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.

Evaluasi terhadap Kecukupan dan Ketepatan Bukti Audit

Berdasarkan atas prosedur audit yang dilaksanakan dan bukti audit yang diperoleh, auditor harus mengevaluasi sebelum menyimpulkan suatu audit, apakah penilaian risiko salah saji material pada tingka tasersi tetap relevan.

Dokumentasi

Auditor harus memasukkan dalam dokumentasi audit:

(a)Respons keseluruhan untuk menanggapirisi kesalah saji material yang telah dinilai padatingkat laporan keuangan, dan sifat, saat, dan luas prosedur audit lebih lanjut yang dilaksanakan.

(b)Hubungan antara prosedur audit dengan risiko yang telah dinilai pada tingkat asersi.

(c)Hasil prosedur audit, termasuk kesimpulan bila prosedur audit belum memberikan hasil yang jelas.(Ref: Para. A63)

Jika auditor merencanakan untuk menggunakan bukti audit yang berkaitan dengan efektivitas operasi pengendalian yang diperoleh dari audit sebelumnya, auditor harus memasukkan dalam dokumentasi audit kesimpulan yang dicapai tentang peletakkan kepercayaan pada pengendalian tersebut yang telah diuji dalam audit sebelumnya. Dokumentasi auditor harus menunjukkan bahwa laporan keuangan telah cocok atau telah direkonsiliasi dengan catatan akuntansi yang mendasarinya.