Resume Globalisasi

15
Hidup di Era Globalisasi Saat ini kita telah memasuki era globalisasi. Era globalilsasi ini disebut juga dengan zaman modernisasi dimana sudah terjadi banyak perubahan-perubahan, seperti pola pikir, pakaian, pergaulan, kebiasaan, dan lain-lain. Globalisasi ini ditandai dengan adanya kemajuan teknologi. Karena adanya kemajuan teknologi tersebut dapat memberi pengaruh positif bagi kemajuan negara Indonesia. Dampak positif globalisasi yaitu mudah melakukan komunikasi, mudah mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan, masyarakat terpacu untuk meningkatkan kualitas diri, serta mudah dalam memenuhi kebutuhan. Namun, globalisasi juga membawa dampak negatif dimana berpengaruh terhadap gaya hidup masyarakat dan mempengaruhi budaya bangsa. Segala hal mengacu pada budaya barat yang tidak baik yang tidak sesuai dengan nilai pancasila dan tidak sesuai dengan kepribadian bangsa, seperti pergaulan bebas dan perilaku konsumtif. Karena adanya dampak negatif tersebut mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa diharapkan dapat membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Mahasiswa dituntut untuk menjadi manusia yang berilmu, mempunyai nilai-nilai kritis dan berkompeten dibidangnya, tetapi mungkin ada beberapa hal yang seiring waktu dan perkembangan zaman peran-peran seperti itu tidak melekat kuat pada karakter mahasiswa itu sendiri. Dapat kita lihat sekarang bagaimana menjadi seorang mahasiswa itu bukanlah seorang intelektual-intelektual yang mengiringi kehidupan berbangsa ini, tetapi hanya sebagai formalitas untuk mendapatkan gelar yang dijadikan syarat-syarat untuk

Transcript of Resume Globalisasi

Hidup di Era Globalisasi

Saat ini kita telah memasuki era globalisasi. Era globalilsasi ini disebut juga dengan zaman modernisasi dimana sudah terjadi banyak perubahan-perubahan, seperti pola pikir, pakaian, pergaulan, kebiasaan, dan lain-lain. Globalisasi ini ditandai dengan adanya kemajuan teknologi. Karena adanya kemajuan teknologi tersebut dapat memberi pengaruh positif bagi kemajuan negara Indonesia. Dampak positif globalisasi yaitu mudah melakukan komunikasi, mudah mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan, masyarakat terpacu untuk meningkatkan kualitas diri, serta mudah dalam memenuhi kebutuhan. Namun, globalisasi juga membawa dampak negatif dimana berpengaruh terhadap gaya hidup masyarakat dan mempengaruhi budaya bangsa. Segala hal mengacu pada budaya barat yang tidak baik yang tidak sesuai dengan nilai pancasila dan tidak sesuai dengan kepribadian bangsa, seperti pergaulan bebas dan perilaku konsumtif. Karena adanya dampak negatif tersebut mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa diharapkan dapat membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Mahasiswa dituntut untuk menjadi manusia yang berilmu, mempunyai nilai-nilai kritis dan berkompeten dibidangnya, tetapi mungkin ada beberapa hal yang seiring waktu dan perkembangan zaman peran-peran seperti itu tidak melekat kuat pada karakter mahasiswa itu sendiri. Dapat kita lihat sekarang bagaimana menjadi seorang mahasiswa itu bukanlah seorang intelektual-intelektual yang mengiringi kehidupan berbangsa ini, tetapi hanya sebagai formalitas untuk mendapatkan gelar yang dijadikan syarat-syarat untuk mendapatkan sebuah pekerjaan dan membentuk seorang mahasiswa yang individualis.

GLOBALISASI

Menurut asal katanya, kata "GLOBALISASI" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Globalisasi adalah proses penyebaran unsur-unsur baru khususnya yang menyangkut informasi secara mendunia melalui media cetak maupun elektronik. Globalisasi juga diartikan sebagai hilangnya batas ruang dan waktu akibat kemajuan teknologi informasi atau merupakan suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah. Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Salah satunya adalah meningkatnya ilmu pengetahuan dimana manusia menjadi semakin kritis dalam berpikir serta meningkatnya kemajuan teknologi informasi. Pendidikan yang makin maju membuat manusia semakin cerdas sehingga makin tinggi peradaban. Dengan begitu daya cerna manusia terhadap suatu informasi akan semakin tinggi. Selain itu juga adanya perdagangan bebas (free trade). Dengan adanya perdagangan bebas ini diharapkan dapat mengangkat perekonomian negara. Adanya globalisasi yang melahirkan berbagai macam teknologi informasi ini menyatu membentuk karakter manusia dan banyak dari mereka yang menjadi korban globalisasi termasuk mahasiswa. Inilah mengapa kita sebagai mahasiswa harus memiliki ketahanan mental dan karakter yang kuat agar sukses menghadapi kompetisi masa depan. Bagi seorang mahasiswa masa kuliah adalah masa yang sangat penting dalam penemuan jati diri dan pembentukan karakter. Walau demikian, masa kuliah terbatasi oleh waktu. Karena keterbatasan itulah banyak mahasiswa berusaha memaksimalkan masa kuliah tidak hanya dengan aktivitas pelajaran dan mengerjakan tugas tetapi juga dengan aktif berorganisasi.

Menumbuhkan Jiwa Nasionalisme terhadap Pengaruh Globalisasi pada Generasi Muda melalui Pendidikan Karakter

a. Dampak Positif : Perubahan Tata Nilai dan Sikap Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi Tingkat Kehidupan yang lebih Baikb. Dampak Negatif Pola Hidup Konsumtif Sikap Individualistik Gaya Hidup Kebarat-baratan (pakaian dan gaya rambut) Kesenjangan Sosial

Adanya globalisasi yang dapat mempengaruhi kalangan remaja atau generasi muda dapat memberikan dampak positif maupun negatif. Salah satu cara untuk meminimalisir dampak negatif tersebut yaitu dengan memberikan pendidikan karakter. Pendidikan karakter ini sudah mulai diberikan sejak kecil yaitu keluarga yang kemudian dilanjutkan sampai jenjang sekolah. Pendidikan ini dapat diberikan atau dimasukkan ke dalam pelajaran pancasila. Tentunya pendidikan pancasila ini tidak hanya sampai bangku sekolah saja namun juga samapi masa perkuliahan. Salah satu contohnya yaitu bersikap disiplin. Landasan pendidikan karakter yaitu memberikan orientasi sehingga individu dapat memebntuk karakter yang baik. Sehingga jiwa nasionalisme individu tersebut juga semakin meningkat.

Membangun Negara Beradab

Hubungan agama dan negara-negara modern secara teoritis dalam 3 pandangan :a.Paradigma IntegralistikParadigma ini menganuut paham dan konsep agama dan negara merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.Paham ini juga memberikan penegasan bahwa negara merupakan suatu lembaga politik dan sekaligus lembaga agama.b.Paradigma SimbiotikMenurut paradigma ini hubungan agama dan negara berada dalam posisi saling membutuhkan dan bersifat timbal balik.Agama mebutuhkan negara sebagai instrumen dalam melestarikan dan mengembangkan agama, sedangkan negara memerlukan agama karena agama juga membantu negara dalam pembinaan moral, etika dan spiritualitas warga negaranya.c.Paradigma SimbiotikMenurut paradigma ini hubungan agama dan negara berada dalam posisi saling membutuhkan dan bersifat timbal balik. Agama dan negara merupakan dua bentuk yang berbeda dan satu sama lain memeiliki garapan masing-masing sehingga keberadaannya harus dipisahkan dan tidak boleh satu sama lain melakukan campur tangan. Negara adalah urusan publik sementara merupakan wilayah pribadi masing-masing individu warga negara.Agama dapat mencegah ancaman disintegrasi bangsa sepanjang pemeluknya mampu bersikap inklusif dan toleran terhadap kodrat kemajemukan di Indonesia.Sebaliknya, jika masyarakat bersikap ekslusif dan cenderung memaksakan kehendak, dengan alasan mayoritas, maka dapat terjadi ancaman disintegrasi daripada kekuatan integratif bangsa.

Persiapan Mahasiswa dalam Menyongsong Perdagangan Bebas 2015

AFTA merupakan kepanjangan dari ASEAN Free Trade Area.Lahirnya AFTA diawali pada pertemuan tingkat Kepala Negara ASEAN ke-4 di Singapura tahun 1992, para kepala negara mengumumkan pembentukan suatu kawasan perdagangan bebas di ASEAN dalam jangka waktu 15 tahun.Kesepakatan itu telah disetujui oleh 6 negara anggota. Tujuan pendirian AFTA merupakan kerjasama ekonomi regional ASEAN dalam rangka untuk tercapainya cita-cita perdagangan dunia yang adil, seimbang, transparan, bebas hambatan tarif dan non-tarif serta mendukung pemulihan ekonomi dan dinamika bisnis negara-negara anggota. Selain itu, juga menjadikan kawasan ASEAN sebagai tempat produksi yang kompetitif sehingga produk ASEAN memiliki daya saing kuat di pasar global, menarik lebih banyak Foreign Direct Investment (FDI), dan meningkatkan perdagangan antar negara anggota ASEAN. Indonesia adalah salah satu Negara yang melakukan kegiatan perdagangan bebas, contohnya AFTA (Asean Free Trade Area). Tentunya dalam melaksanakan kegiatan ini terdapat dampak dampak yang mempengaruhi perekonomian Negara. Untuk menghadapi ini maka semua pihak harus mempersiapkan diri termasuk mahasiswa, karena jika tidak siap untuk bersaing maka akan tertinggal jauh. Untuk itu, sebagai mahasiswa, hal yang dapat dilakukan yaitu dengan meningkatkan kualitas pendidikan serta menumbuhkan pola pikir yang kritis.

Peran Mahasiswa dalam Penghambatan Penyebaran dan Penanggulangan HIV/AIDS

Globalisasi dalam suatu negara mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, khususnya dalam perubahan budaya di masyarakat. Perubahan budaya dapat mengubah perilaku masyarakat, khususnya mahasiswa. Mahasiswa adalah bagian dari generasi muda yang berinteraksi langsung dengan perkembangan zaman. Tuntutan akan keahlian di bidang IPTEK menjadikan alasan mengapa mahasiswa adalah faktor resiko yang terpengaruh akan budaya asing. Budaya asing yang masuk tidak sepenuhnya sesuai dengan budaya bangsa Indonesia. Salah satu contoh budaya asing itu seperti adanya free sex atau pergaulan bebas. Pergaulan bebas yang masuk berbanding lurus dengan adanya peningkatan penyebaran penyakit HIV/AIDS. Hal ini memungkinkan faktor adanya globalisasi dan kurangnya pertahanan individu generasi muda terhadap budaya asing, dapat meningkatkan prevalensi penyakit ini di Indonesia. Penyebaran HIV/AIDS sebagai akibat budaya asing berkembang pesat di era globalisasi. Peran mahasiswa karenanya menjadi sangat dibutuhkan untuk menghentikan penyebaran HIV/AIDS di Indonesia. Peran aktif mahasiswa akan membantu terwujudnya generasi penerus bangsa yang berkualitas di masa depan seperti :1. Kampanye media dan kesadaran masyarakat2. Mendukung dan memperingati hari AIDS Internasional3. Membantu berperan aktif dalam pemunculan peran keluarga4. Bekerjasama dengan pemerintah dalam pengadaan tempat-tempat rehabilitasi gratis5. Penyuluhan tentang bahaya HIV/AIDS

Pengaruh Globalisasi terhadap Pendidikan dan Moral Remaja

Arus globalisasi yang sedang melanda seluruh penjuru dunia terutama Indonesia, telah memberikan banyak perubahan terhadap kehidupan masyarakat.Globalisasi dapat diartikan sebagaiproses penyebaran unsur-unsur baru khususnya yang menyangkut informasi secara mendunia melalui media cetak maupun elektronik. Globalisasi yang memiliki dua sisi mata uang (positif dan negatif) juga menjadi penyebab infiltrasi budaya tidak terbendung. Budaya-budaya sedemikian cepat dan mudah salingbertukar tempat dan saling memengaruhi satu sama lain. Termasuk budaya hidup barat yang liberan dan bebas merasuki budaya ketimuran yang lebih cenderung teratur dan terpelihara oleh nilai-nilai agama.Dampak negatif dari arus globalisasi yang terlihat miris adalah perubahan yang cenderung mengarah pada krisis moral dan akhlak, sehingga menimbulkan sejumlah permasalahan kompleks melanda negeri ini akibat moral. Pelajar pada era globalisasi sekaranginiseperti kehilangan arah dan tujuan. Mereka terjebak pada lingkaran dampak globalisasi yang lebih mengedepankan corak hedonisme dan apatisme (acuh tak acuh, tak peduli). Generasi muda saat ini juga bersifat anarkisme dalam menyuarakan kepentingan rakyat, bahkan banyak masyarakat yang menganggap generasi muda sekarang disibukkan oleh tawuran dan bentrokan. Jika dilihat dari segi sistem pendidikan yang ada di Inonesia, sistem pendidikan kita selama ini masih lebih menitikberatkan dan menjejalkan pada penguasaankognitifakademis. Sementara afektif dan psikomotorikseolah-olah dinomorduakan. Sehingga yang terjadi adalah terbentuknya pribadi yang miskin tata krama, sopan santun, dan etika moral.

Pentingnya Pendidikan Karakter bagi Generasi Muda di Era Globalisasi

Sesuai dengan fungsi pendidikan nasional, pendidikan karakter dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan karakter memiliki tiga fungsi utama, yaitu :1.Pembentukan dan pengembangan. Potensi pendidikan karakter berfungsi membentuk dan mengembangkan potensi manusia atau warga Negara Indonesia agar berpikiran baik, berhati baik, dan berperilaku baik sesuai dengan falsafah hidup Pancasila2.Perbaikan dan Penguatan. Pendidikan karakter berfungsi memperbaiki karaker manusia dan warga Negara Indoneisa yang bersifat negative dan memperkuat peran keluarga, satuan pendidikan, masyarakat, dan pemerintah untuk ikut berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam pengembangan potensi manusia atau warga Negara menuju bangsa yang berkarakter, maju, mandiri dan sejahtera.3.Penyaring. Pendidikan karakter bangsa berfungsi memilah nilai-nilai budaya bangsa sendiri dan menyaring nilai-nilai budaya bangsa lain yang positif untuk menjadi karakter manusia dan warga Negara Indonesia agar menjadi bangsa yang bermartabat.

Dalam menghadapi arus globalisasi yang semakin pesat, karakter bangsa yang kuat sangat diperlukan, maka dituntut peran penting generasi muda, khususnya perannya sebagai character enabler (pemberdaya karakter), character buliders (pembangun kembali karakter bangsa) dan character engineer (perekayasa karakter)

.

Peran Pendidik dalam Membimbing Generasi Muda Menghadapi Era Globalisasi

Globalisasi membawa banyak perubahan, contohnya perilaku manusia. Mereka mudah terpengaruh dengan adanya perubahan di lingkungannya dan tidak semua pengaruh tersebut merupakan hal yang postif, namun dapat pula membawa pengaruh negatif. Dampak positif dapat berupa mudahnya dalam mengakses informasi, membentuk sumber daya manusia yang profesional dan kualitas tinggi sehingga dapat bersaing. Dampak negatifnya yaitu dengan adanya kemajuan teknologi dapat mempengaruhi dunia pendidikan, segala sesuatunya menjadi serba instan dan terjadi kesenjangan sosial serta lunturnya budaya bangsa. Dalam era globalisasi juga sangat berhubungan dengan edukasi. Edukasi merupakan bentuk dari proses pembelajaran seseorang dan keterampilan yang diberikan kepada yang lainnya. Komponen edukasi ada tiga, yaitu educator (pelajar), learner (pengajar), dan goal (tujuan). Globalisasi yang bersifat universal dapat mempengaruhi generasi muda (young generation). Generasi muda merupakan kumpulan orang yang memiliki semangat (spirit) dan soul yang diharapkan dapat membawa perubahan negaranya menuju arah yang lebih baik. Ada dua macam perspektif dalam menghadapi globalisasi :a. Curricular perspective : menyiapkan tenaga pendidik yang profesional.b. Reform perspective : menyiapkan pelajar yang intelektual dan mampu bersaing di dunia global.

Perkembangan Dunia Pendidikan dalam Era Globalisasi

Pendidikan adalah gerbang menuju kehidupan yang lebih baik dengan memperjuangkan hal-hal terkecil hingga hal-hal terbesar yang normalnya akan dilewati oleh setiap manusia. Pendidikan adalah bekal untuk mengejar semua yang ditargetkan oleh seseorang dalam kehidupannya sehingga tanpa pendidikan, maka logikanya semua yang diimpikannya akan menjadi sangat sulit untuk dapat diwujudkan. Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari pengaruh perkembangan globalisasi, di mana ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat. Era pasar bebas juga merupakan tantangan bagi dunia pendidikan Indonesia, karena terbuka peluang lembaga pendidikan dan tenaga pendidik dari mancanegara masuk ke Indonesia. Untuk menghadapi pasar global maka kebijakan pendidikan nasional harus dapat meningkatkan mutu pendidikan, baik akademik maupun non-akademik, dan memperbaiki manajemen pendidikan agar lebih produktif dan efisien serta memberikan akses seluas-luasnya bagi masyarakat untuk mendapatkan pendidikan.Ketidaksiapan bangsa kita dalam mencetak SDM yang berkualitas dan bermoral yang dipersiapkan untuk terlibat dan berkiprah dalam kancah globalisasi, menimbulkan dampak positif dan negatif dari dari pengaruh globalisasi dalam pendidikan. Contohnya yaitu dahulu pembelajran berorientasikan kepada siswa, kurikulum terutama didasarkan pada tingkat kemajuan sang guru. Tetapi sekarang, kurikulum didasarkan pada tingkat kemajuan siswa.Selain itu, kemajuan teknologi akibat pesatnya arus globalisasi, merubah pola pengajaran pada dunia pendidikan. Pengajaran yang bersifat klasikal berubah menjadi pengajaran yang berbasis teknologi baru seperti internet dan computer.