Resume Diklat Prajabatan

60
 Angkatan 22    Juara    i 2014 [RESUME DIKLAT PRAJABATAN GOLONGAN III]  ANGKATAN 22 TAHUN 2014 

description

diklat prajab

Transcript of Resume Diklat Prajabatan

  • Angkatan 22 Juara

    i

    2014

    [RESUME DIKLAT PRAJABATAN GOLONGAN III]

    ANGKATAN 22 TAHUN 2014

  • Angkatan 22 Juara

    ii

    KELOMPOK 1

    BAMBANG

    AHMAD HAFIZH AINUR RASYID

    FITRIANI

    NOVI EKA SUSILOWATI

    SHOHIB MUSLIM

    dr. ADI SANTOSA MALIKI

    M. SALMAN FAREZA

    NURALAM

    KELOMPOK 2

    MERLISA ASTRID

    INDAH WAHYU PUJI UTAMI

    LELY KUMALAWATI

    SAKMAN

    RINDANG MATOATI

    JOKO WALUYO

    BAHRUL

    BINAR

    KELOMPOK 3

    AHMAD SYAUQY

    AYUMUNAWAROH AZIZ

    DR.VIRAMITHA K.R.

    RACHDIAN

    GUNTUR ARIE WIBOWO

    MOKHAMAD SYAEFUDIN

    ANDRIANTO

    NOVITA PUSPASARI

    RICO SEPTIAN NOOR

    ZURAIDAH NASUTION

    KELOMPOK 4

    AGUNG DARMAWAN

    IRWAN DAMASTO

    REIZA MIFTAH W

    BAYU ADRIAN

    TITING NURHAYATI

    LALE MAULIN P

    MUHAMMAD SYAFEI G

    GUSTRIADI

    KELOMPOK 5

    WALMAH NI MATURROHMAH

    DEAN LEONARD HASOLOAN

    ISMAIL YUSUF

    FANNY ADISTIE

    BAKDAL GINANJAR

    INDRA MULYAWAN

    SRYANG TERA SARENA

    HENDY PURWOKO

  • Angkatan 22 Juara

    iii

    DAFTAR ISI

    BAB I AKUNTABILITAS ............................................................................................. 1

    I.1. KONSEP AKUNTABILITAS ........................................................................... 1

    I.2. MEKANISME AKUNTABILITAS .................................................................. 2

    I.3. AKUNTABILITAS DALAM KONTEKS ........................................................ 3

    I.4. MENJADI PNS YANG AKUNTABEL ............................................................ 6

    BAB II NASIONALISME ........................................................................................... 10

    II.1. NILAI-NILAI NASIONALISME PANCASILA BAGI ASN (SILA 1 DAN

    SILA 2) .......................................................................................................... 10

    II.2. NILAI-NILAI NASIONALISME PANCASILA BAGI ASN (SILA 3

    SAMPAI DENGAN SILA 5) ........................................................................ 13

    II.3. ASN SEBAGAI PELAKSANA KEBIJAKAN PUBLIK ............................... 19

    II.4. ASN SEBAGAI PELAYAN PUBLIK ............................................................ 22

    II.5. ASN SEBAGAI PEREKAT DAN PEMERSATU BANGSA ........................ 25

    BAB III ETIKA PUBLIK ............................................................................................ 27

    III.1. KODE ETIK DAN PERILAKU PEJABAT PUBLIK .................................... 27

    III.2. BENTUK-BENTUK KODE ETIK DAN IMPLIKASINYA .......................... 30

    BAB IV KOMITMEN MUTU ..................................................................................... 35

    IV.1. EFEKTIFITAS, EFISIENSI, INOVASI DAN MUTU

    PENYELENGGARAAN PEMERINTAH .................................................... 35

    IV.1.1. KONSEP EFEKTIVITAS, EFISIENSI, INOVASI DAN MUTU ........... 35

    IV.1.2. NILAI-NILAI DASAR ORIENTASI MUTU .......................................... 37

    IV.1.3. PENDEKATAN INOVATIF DALAM PENYELENGGARAAN

    PEMERINTAHAN ................................................................................... 40

    IV.2. AKTUALISASI INOVASI DAN KOMITMEN MUTU ................................ 42

    IV.2.1. MEMBANGUN KOMITMEN MUTU DALAM PENYELENGGARAAN

    PEMERINTAH ......................................................................................... 44

    IV.2.2. BERPIKIR KREATIF ............................................................................... 46

  • Angkatan 22 Juara

    iv

    IV.2.3. MEMBANGUN KOMITMEN MUTU MELALUI INOVASI ................ 47

    BAB V ANTI KORUPSI .............................................................................................. 50

    V.1. SADAR ANTI KORUPSI ............................................................................... 50

    V.2. SEMAKIN JAUH DARI KORUPSI ............................................................... 52

    V.2.1. TUNAS INTEGRITAS ............................................................................. 52

    V.2.2. BANGUN SISTEM INTEGRITAS .......................................................... 55

  • Angkatan 22 Juara

    1

    BAB I AKUNTABILITAS

    I.1. KONSEP AKUNTABILITAS

    Akuntabilitas sering disamakan dengan tanggungjawab, tetapi kedua konsep

    tersebut sebenarnya memiliki arti yang berbeda, Responsibilitas adalah kewajiban untuk

    bertanggungjawab, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban pertamnggungjawaban

    yang harus dicapai. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok

    atau institusi untuk memenuhi tanggungjawab yang menjadi amanahnya (amanah PNS

    adalah terwujudnya nilai-nilai publik).

    Aspek-aspek akuntabilitas adalah sebagai berikut.

    Akuntabilitas adalah sebuah hubungan yang bertanggungjawab antara individu/

    kelompok/ institusi dengan Negara dan masyarakat.

    Akuntabilitas berorientasi pada hasil, yaitu perilaku aparat pemerintah yang

    bertanggung jawab, adil, dan inovatif.

    Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan, yaitu dalam bentuk laporan kinerja

    yang mampu menjelaskan dan memberikan bukti nyata dari hasil dan proses

    yang telah dilakukan.

    Akuntabilitas memerlukan konsekuensi yang berupa penghargaan dan sanksi

    sebagai konsekuensi kewajiban dan tanggungjawab yang telah dilakukan.

    Akuntabilitas memperbaiki kinerja, dimana proses setiap individu/

    kelompok/institusi akan diminta pertanggungjawaban secara aktif yang terlibat

    dalam proses evaluasi dan berfokus pada peningkatan kinerja.

    Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama, yaitu (a) untuk menyediakan

    kontrol demokratis (peran demokrasi), (b) untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan

    wewenang (peran konstitusional), serta (c) untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas

    (peran belajar).

    Akuntabilitas publik terdiri dari akuntabilitas vertikal dan akuntabilitas

    horizontal. Akuntabilitas vertikal adalah pertanggungjawaban atas pengelolaan dana

    pada otoritas yang lebih tinggi. Sementara itu, akuntabilitas horizontal adalah

  • Angkatan 22 Juara

    2

    pertanggungjawaban kepada masyarakat luas. Akuntabilitas ini membutuhkan pejabat

    pemerintah untuk melaporkan kepada para pejabat dan lembaga Negara lainnya..

    Akuntabilitas memiliki lima tingkatan yang berbeda, yaitu sebagai berikut.

    Akuntabilitas personal; mengacu pada nilai-nilai yang ada pada diri seseorang

    seperti kejujuran, integritas, moral dan etika.

    Akuntabilitas individu; mengacu pada hubungan antara individu dan lingkungan

    kerjanya.

    Akuntabilitas kelompok; merupakan pembagian kewenangan dan semangat

    kerja yang tinggiantar pelbagai kelompok yang ada dalam sebuah institusi untuk

    tercapainya kinerja organisasi yang diharapkan.

    Akuntabilitas organisasi; mengacu pada hasil pelaporan kinerja yang telah

    dicapai baik individu maupun kinerja organisasi.

    Akuntabilitas stakeholder; Tanggungjawab organisasi pemerintah untuk

    mewujudkan pelayanan dan kinerja yang adil, responsive dan bermartabat.

    I.2. MEKANISME AKUNTABILITAS

    Setiap organisasi memiliki mekanisme akuntabilitas tersendiri. Mekanisme ini

    dapat diartikan secara berbeda dari setiap anggota organisasi hingga membentuk

    perilaku yang berbeda pula. Contoh, mekanisme akuntabilitas organisasi antara lain

    sistem penilaian kinerja, sistem akuntansi, sistem akreditasi, dan sistem pengawasan

    (CCTV, finger print, atau software untuk memonitor pegawai menggunakan computer

    atau website).

    Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel, mekanisme

    akuntabilitas harus mengandung empat dimensi, yaitu akuntabilitas kejujuran dan

    hukum, akuntabilitas proses, akuntabilitas program, dan akuntabilitas kebijakan.

    a. Mekanisme Akuntabilitas Birokrasi Indonesia

    Tanpa alat akuntabilitas, akuntabilitas tidak akan mungkin terwujud. Di

    Indonesia, alat akuntabilitas antara lain (a) perencanaan strategis, misalnya

    RPJDP, RPJM-D, RKP-D, Renstra, SKPD, dan SKP; (b) Kontrak kinerja; dan

    Laporan kinerja.

  • Angkatan 22 Juara

    3

    b. Menciptakan Lingkungan Kerja yang Akuntabel

    Dalam menciptakan lingkungan yang akuntabel, ada beberapa aspek yang harus

    diperhatikan, yaitu kepemimpinan, transparansi, integritas, tanggung jawab,

    keadilan, kepercayaan, keseimbangan, kejelasan, dan konsistensi.

    c. Langkah-Langkah yang Harus Dilakukan dalam Menciptakan Framework

    Akuntabilitas

    Berikut ini adalah lima langkah yang harus dilakukan dalam membuat

    framework akuntabilitas di lingkungan kerja PNS.

    (1) Menentukan tujuan yang ingin dicapai dan tanggung jawab yang harus

    dilakukan.

    (2) Merencanakan segala sesuatu untuk mencapai tujuan.

    (3) Melakukan implementasi dan memantau kemajuan yang sudah dicapai.

    (4) Memberikan laporan hasil secara lengkap, mudah dipahami, dan tepat waktu.

    (5) Melakukan evaluasi hasil dan menyediakan masukan untuk memperbaiki

    kinerja yang telah dilakukan melalui kegiatan-kegiatan yang bersifat

    korektif.

    I.3. AKUNTABILITAS DALAM KONTEKS

    1. Transparansi dan Akses Informasi

    Keterbukaan informasi telah dijadikan standar formatif untuk mengukur

    legitimasi pemerintahan. Dalam payung besar demokrasi pemerintah harus

    senantiasa terbuka terhadap rakyatnya sebagai bentuk legitimasi (secara

    subtantif). Salah satu tema penting yang berkaitan dengan isu ini adalah

    perwujudan transparansi, tatakelola, keterbukaan informasi publik, dengan

    diterbitkannya Undang-Undang no 14 thn 2008 tentang Keterbukaan Informasi

    Publik (KIP). Konteks lahirnya UU ini secara substansi adalah memberikan

    jaminan konstitusional agar praktik demokratisasi dan good governance

    bermakna bagi proses pengambilan kebijakan terkait kepentingan publik, yang

    bertumpu pada partisipasi masyarakat maupun akuntabilitas lembaga

    penyelenggara kebutuhan publik.

  • Angkatan 22 Juara

    4

    Semua warga Indonesia berhak mendapatkan informasi publik dari

    semua badan publik. Informasi publik disini adalah informasi yang dihasilkan,

    disimpan, dikelola,dikirim dan atau diterima oleh suatu badan publik yang

    berkaitan dengan penyelenggara dan penyelenggaraan negara dan/atau

    penyelenggara dan penyelenggaraan badan publik lainnya yang sesuai dengan

    UU ini pasal 1 ayat 2. Informasi publik terbagi dalam 2 kategori yaitu sebagai

    berikut.

    a. Informasi yang wajib disediakan dan diumumkan

    b. Informasi yang dikecualikan (informasi publik yang perlu dirahasiakan)

    Badan publik adalah lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, dan badan

    lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara

    yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari APBN dan/atau APBD atau

    organisasi nonpemerintah yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari

    APBN dan/atau APBD, sumbangan masyarakat dan atau luar negeri (pasal 1

    ayat 3)

    Keterbukaan informasi memungkinkan adanya ketersediaan informasi

    bersandar pada beberapa prinsip, yaitu sebagai berikut.

    a. Maximum access limited exemption (MALE)

    b. Permintaan tidak perlu disertai alasan

    c. Mekanisme yang sederhana, murah, dan cepat

    d. Informasi harus utuh dan benar

    e. Informasi proaktif

    f. Perlindungan pejabat yang beritikad baik

    2. Praktik Kecurangan dan Perilaku Korup

    Aparat pemerintah dituntut untuk mampu menyelenggarakan pelayanan

    yang baik untuk publik. Hal ini berkaitan dengan tuntutan untuik memenuhi

    etika birokrasi yang berfungsi memberikan pelayanan kepada masyarakat.

    Etika pelayanan publik adalah suatu panduan atau pegangan yang harus

    dipatuhi oleh para pelayan publik atau birokrat untuk menyelenggarakan

    yang baik untuk publik.

  • Angkatan 22 Juara

    5

    Pada umumnya fraud terjadi karena dua hal yg dapat terjadi secara

    bersamaan, yaitu:

    a. Insentif atau tekanan untuk melakukan fraud

    b. Sikap atau rasionalisasi untuk membenarkan istilah fraud.

    Keberhasilan suatu etika perilaku dan kultur organisasi yang anti

    kecurangan dapat mendukung secara efektif penerapan nilai-nilai budaya

    kerja, yang sangat erat hubungannya dgn faktor-faktor penentu keberhasilan

    yang saling terkait, yaitu:

    a. Komitmen dari top manajemen

    b. Membangun lingkungan yg kondusif

    c. Perekrutan dan promosi pegawai

    d. Pelatihan nilai-nilai organisasi dan standar-standar pelaksanaan

    e. Menciptakan saluran komunikasi yang efektif

    f. Penegakkan kedisiplinan

    3. Penggunaan Sumber Daya Milik Negara

    Setiap PNS harus memastikan bahwa:

    a. Penggunaannya diatur sesuai dengan prosedur yang berlaku

    b. Penggunaannya dilakukan secara bertanggungjawab dan efisien

    c. Pemeliharaan fasilitas secara benar dan tanggungjawab

    4. Penyimpanan dan Penggunaan Data dan Informasi Pemerintah

    Informasi dan data yang disimpan dan dikumpulaknserta dilaporkan

    harus relevan, reliable (dapat dipercaya), understandable (dapat

    dimengerti) serta comparable (dapat dibandingkan).

    - Relevan: diartikan sebagai data dan informasi yang disediakan dapat

    digunakan untuk mengevaluasi kondisi sebelumnya, saat ini dan akan

    datang.

    - Reliable: diartikan sebagai informasi dapat dipercaya atau tidak bias

    - Understandable: diartikan dapat disajikan dengan cara yg mudah

    dipahami pengguna bahkan orang awam sekalipun

  • Angkatan 22 Juara

    6

    - Comparable: dapat digunakan oleh pengguna untuk dibandingkan dgn

    institusi lain yg sejenis.

    5. Konflik Kepentingan

    Konflik kepentingan adalah situasi yang timbul dimana tugas publik dan

    kepentingan pribadi bertentangan. Ada dua jenis umum konflik

    kepentingan, yaitu sebagai berikut.

    a. Keuangan

    Penggunaan sumber daya lembaga (termasuk dan, peralatan atau

    sumber daya aparatur) untuk keuntungan pribadi

    b. Nonkeuangan

    Penggunaan posisi atau wewenang untuk membantu diri sendiri dan

    atau orang lain.

    I.4. MENJADI PNS YANG AKUNTABEL

    Di dalam undang-undang no 5 tahun 2014 tentang aparatur sipil Negara

    disebutkan bahwa penyelenggaraan kebijakan dan manajemen aparatur sipil Negara

    berdasarkan pada asas berikut ini.

    (1) Kepastian hukum

    Profesionalitas

    Proporsionalitas

    Keterpaduan

    Delegasi

    Netralitas

    Akuntabilitas

    Efektif dan efisien

    Keterbukaan

    Non diskriminatif

    Persatuan dan kesatuan

    Keadilan dan kesetaraan

    Kesejahteraan

  • Angkatan 22 Juara

    7

    Aparatur sipil Negara sebagai profesi berlandaskan pada prinsip sebagai berikut.

    Nilai dasar

    Kode etik dan kode perilaku

    Komitmen, integritas moral dan tanggung jawab pada pelayanan publik

    Kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas

    Kualifikasi akademik

    Jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas

    Profesionalitas jabatan

    Apa yang diharapkan dari seorang PNS yaitu perilaku individu sebagai berikut.

    PNS bertindak sesuai dengan persyaratan legislatif, kebijakan lembaga dan kode

    etik yang berlaku untuk perilaku mereka

    PNS tidak mengganggu, menindas, atau melakukan diskriminasi terhadap rekan

    atau anggota masyarakat

    Kebijakan kerja PNS, perilaku dan tempat kerja pribadi dan profesional

    hubungan berkontribusi harmonis, lingkungan kerja yang aman dan produktif

    PNS memperlakukan anggota masyarakat dan kolega dengan hormat penuh

    kesopanan, kejujuran, dan keadilan

    PNS membuat keputusan adil, tidak memihak dan memberikan pertimbangan

    untuk semua informasi yang tersedia

    PNS melayani pemerintah setiap hari dengan tepat waktu

    Perilaku berkaitan dengan transparasi dan akses informasi, seperti yang dijabarkan

    berikut ini.

    PNS tidak akan mengungkapkan informasi resmi atau dokumen yang diperoleh

    selain yang dipersyaratkan oleh hukum

    PNS tidak akan menyalahgunakan informasi resmi untuk keuntungan pribadi

    atau komersial untuk sendiri atau orang lain

    PNS akan mematuhi persyaratan legislative, kebijakan setip instansi, dan semua

    arahan yang sah dan lainnya

    Menghindari perilku yang curang dan koruptif

    PNS tidak akan terlibat dalam penipuan atau korupsi.

    PNS dilarang untuk melakukan penipuan yang menyebabkan kerugian

    keuangan aktual atau potensial

  • Angkatan 22 Juara

    8

    PNS dilarang berbuat curang dalam menggunakan posisi dan

    kewenangan mereka untuk keuntungan pribadinya

    PNS akan melaporkan setiap prilaku curang atau korup

    PNS akan melaporkan setiap pelanggaran kode etik badan mereka

    PNS akan memahami dan menerapkan kerangka akuntabilitas yang

    berlaku disektor publik

    Prilaku terhadap penggunaan sumber daya Negara

    PNS bertanggungjawab terhadap pengeluaran yang resmi

    PNS menggunakan sumber daya yang dibiayai publik secara teliti dan efisien

    PNS hanya menggunakan pengeluaran yang berhubungan dengan pekerjaan

    PNS tidak menggunakan waktu kantor atau sumber daya untuk pekerjaan parpol

    atau keuntungan proibadi

    PNS mematuhi kebijakan dan pedoman dalam penggunaan setiap instansi

    komputasi dan komunikasi fasilitas

    PNS berhati-hati untuk memastikan bahwa setiap perjalanan dinas yang

    dilakukan untuk tujuan resmi

    PNS menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggung

    jawab

    Perilaku berkaitan dengan penyimpanan dan penggunaan data serta informasi

    pemerintah

    PNS bertindak dan mengambil keputusan secara transparan

    PNS menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan Negara

    PNS memberikan informasi secara benar kepada pihak lain yang

    memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan

    PNS tidak menyalahgunakan informasi intern Negara tugas, status,

    kekuasaan dan jabatannya untuk mencari keuntungan bagi diri sendiri atau

    untuk orang lain

    Perilaku berkaitan dengan konflik kepentingan

    PNS harus dapat memastikan kepentingan pribadi tidak bertentangan dengan

    kemampuan mereka untuk melaksanakan tugas-tugas dengan tidak memihak

  • Angkatan 22 Juara

    9

    PNS dapat melaporkan kepada pimpinan secara tertulis untuk mendapatkan

    bimbingan mengenai cara terbaik dalam mengelola konflik secara tepat

    PNS dapat menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam

    menlaksanakan tugasnya

    Bagaimana Mengambil Keputusan yang Akuntabel bagi PNS,sebuah keputusan yang

    akuntabel sangat penting dalam menjaga keprcayaan dan keyakinan dalam masyarakat

    dalam pekerjaan pemerintahan dalam prakteknya penempatan kepentingan umum

    berarti:

    Memastikan tindakan dan keputusan yang berimbang dan tidak bias

    Bertindak adil dan mematuhi prinsip-prinsip due process

    Akuntabel dan transparan

    Mendeklarasikan secara terbuka bila terjadi adanya potensi konflik kepentingan.

  • Angkatan 22 Juara

    10

    BAB II NASIONALISME

    II.1. NILAI-NILAI NASIONALISME PANCASILA BAGI ASN (SILA 1 DAN

    SILA 2)

    Pemahaman nilai-nilai Pancasila pernting agar pemahaman tentang Nasionalisme dapat

    dipahami sebagai implementasi nilai-nilai dasar Pancasila.

    Penjelasan nilai Pancasila lebih baik dilakukan melalui bahan cerita, film ataupun kisah

    yang baik melalui pembagian kelompok.

    Beberapa materi yang dapat dipelajari diantaranya :

    1. Pemahaman dan Implementasi Nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa bagi

    Aparatur SIpil Negara dalam Menjalankan Tugasnya.

    a. Sejarah Ketuhanan dalam Masyarakat Indonesia

    Kepercayaan telah ada sejak zaman dahulu dengan animisme (percaya terhadap

    benda-benda gaib) dan dinamisme (percaya terhadap roh-roh halus) sebagai

    kepercayaan pertama. Kemudian berlanjut kepada kepercayaan terhadap dewa

    dewi lalu masuk beberapa agama yaitu dimulai dari agama Hindu dan Budha

    dari India, agama Islam dari pedagang Timur Tengah lalu agama Kristen dari

    Penjajah Eropa. Proses Sekulerisasi terlah berlangsung sejak jaman penjajahan

    Jepang di mana agama dan pemerintahan harus dipisah.

    b. Ketuhanan dalam Perumusan Pancasila

    Banyak pengaruh keagamaan dalam pembentukan bangsa serta ada beberapa

    pandangan antara kedua golongan di mana golongan pertama menyerukan

    Negara Islam yang berasal dari tokoh lingkungan Islam dan golongan kedua

    yang menyerukan pemisahan negara dan agama yag berasal dari lingkungan

    pendidikan barat. Sehingga pada saat itu Soekarno yang netral membentuk

    panitia kecil yang bernama BPUPK atau biasa disebut panitia Sembilan, di mana

    terbentuk beberapa alinea ketiga dalam pembukaan UUD yaitu kata Atas berkat

    rahmat Allah Yang Mahakuasa dan dengan didorongkan keinginan luhur, supaya

    berkehidupan kebangsaan yang bebas serta mencantumkan Ketuhanan

  • Angkatan 22 Juara

    11

    Yang Maha Esa yang berada di sila Ketuhanan yang berarti bisa diartikan untuk

    menjaga kebebasan beragama.

    c. Perspektif Teoritis Nilai-nilai Ketuhanan dalam Kehidupan Bernegara

    Modernisasi dan demokratis memerlukan prakondisi berupa adanya kompromi

    antara otoritas sekuler (kebangsaan) dan otoritas agama. Tidak benar adanya

    bahwa perlu ada sekulerasi (pemisahan) antara negara dan agama bagi negara

    modern dan demokratis.

    Kunci membangun negara modern dan demokratis bukan ada tidaknya pemisah

    antara agama dan negara antara lain dapat mengembangkan toleransi kembar

    (twin toleration) dalam onstruksi politik dimana Toleransi kembar adalah situasi

    ketika institusi agama dan negara menyadari batas otoritasnya lalu

    mengembangkan toleransi sesuai fungsinya masing-masing. Nilai-nilai

    ketuhanan yang dianut masyarakat berkaitan erat dengan kemajuan suatu

    bangsa. Nilai-nilai ketuhanan yang dikehendaki Pancasila adalah nilai ketuhanan

    yang positif, yang digali dari nilai-nilai keagamaan yang terbuka (inklusif),

    membebaskan, dan menjunjung tinggi keadilan dan persaudaraan. Implementasi

    nilai-nilai ketuhanan dlam kehidupan berdemokrasi menempatkan kekuasaan

    berada di bawah Tuhan dan rakyat sekaligus. Nilai-nilai ketuhanan

    diimplementasikan dengan cara mengembangkan etika sosial di masyarakat.

    Sebagai contoh kisah nyata idealisme Brigadir Royadin yang menegakkan

    aturan tanpa pandang bulu. Sekalipun seorang Sultan jika melanggar aturan lalu

    lintas maka tetap ditilang oleh Brigadir Royadin.

    2. Pemahaman Nilai-nilai Kemanusiaan dalam Masyarakat Indonesia

    a. Sejarah Nilai-nilai Kemanusiaan dalam Msyarakat Indonesia

    Berdasarkan sejarahnya, bangsa Indonesia tidak bisa melepaskan diri dari komitmen

    kemanusiaan. Sejarah interaksi nenek moyang kita dengan berbagai bangsa dan

    peradaban dunia memberi andil dalam menumbuhkan nilai kekeluargaan antarbangsa

    atau yang disebut dengan perikemanusiaan. Pengaruh dari berbagai peradaban tersebut

    memberi stimulus bagi masyarakat Nusantara untuk memiliki kesadaran sebagai bagian

    dari peradaban bangsa-bangsa. Adanya pengaruh dari berbagai pemikiran dan gerakan

  • Angkatan 22 Juara

    12

    internasional pada abad ke-20 membuat nasionalisme yang hendak dibangun oleh para

    perintis kemerdekaan sebagai nasionalisme yang terbuka, yang tidak bisa dilepaskan

    dari kemanusiaan universal dalam pergaulan antarbangsa.

    b. Kemanusiaan dalam Perumusan Pancasila

    Dalam upacara pembukaan BPUPK (28 Mei 1945), Radjiman Wedioodiningrat selalu

    ketua menyampaikan pentingnya memuliakan nilai kegotongroyongan baik dalam

    kekeluargaan sesama bangsa Indonesia maupun dalam kekeluargaan antarbangsa.

    Kebangsaan Indonesia dan kemanusiaan atau internasionalisme menurut Soekarno

    saling melengkapi satu sama lain. Prinsip kemanusiaan dirumuskan dalam Pembukaan

    UUD 1945 sebagai Kemanusiaan yang adil dan beradab.

    c. Perspektif Teoritis Nilai-nilai Kemanusiaan dalam Kehidupan Berbangsa

    Keinginan untuk menentukan nasib bangsa sendiri membuat banyak negara yang baru

    merdeka memilih menganut system pemerintahan demokratis. Semangat demokrasi ini

    beriringan dengan meningkatnya kesadaran atas HAM Pasca PD II. Namun hal ini

    mendapat hambatan saat berlangsung Perang Dingin. Oleh karenanya Indonesia

    berusaha konsisten dengan prinsip kemanusiaan yang adil dan beradab dalam pergaulan

    antarbangsa melalui politik luar negeri yang bebas aktif. Sementara itu sebagai negara

    yang baru merdeka, HAM belum bisa terealisasi di ranah praktis. Hal ini juga dialami

    oleh negara-negara lain yang baru merdeka sehingga menimbulkan dua pandangan

    tentang HAM, yaitu universalisme (HAM bersifat universal), dan partikularisme (HAM

    disesuaikan dengan kondisi masyarakat). Globalisasi mendorong penegakan HAM yang

    universal dan bukan particular semata. Namun pada sisi lain, globalisasi menimbulkan

    neoliberalisme yang menimbulkan efek negatif yang menyulitkan penegakan HAM

    universal bagi negara Dunia Ketiga. Dengan demikian sebenaarnya perlu ada

    keseimbangan antara agenda kebangsaan dan agenda internasional.

    d. Implementasi Nilai-nilai Kemanusiaan dalam Kehidupan Sehari-hari

    Embrio kebangsaan Indonesia berasal dari pandangan kemanusiaan universal yang

    disumbangkan dari berbagai interaksi peradaban dunia. Kemerdekaan Indonesia

    merupakan ungkapan kepada dunia bahwa dunia harus dibangun berdasarkan

  • Angkatan 22 Juara

    13

    kesederajatan antarbangsa dan egalitarianism antarumat manusia. Dengan demikian

    nasionalisme tidak bisa lepas dari semangat kemanusiaan. Dalam era globalisasi

    pemerintahan yang dibangun harus memperhatikan prinsip kemanusiaan dan keadilan

    dalam penyelenggaraan pemerintahan dalam negeri dan pemerintahan global atau dunia.

    Perpaduan prinsip sila pertama dan kedua Pancasila menuntut pemerintah dan

    penyelenggara negara untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan

    memegang cita-cita moral rakyat yang mulia. Dengan demikian berbagai tindakan dan

    perilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan tidak sepatutnya mewarnai

    kebijakan dan perilaku aparatur negara. Contoh implementasi nilai kemanusiaan

    misalnya dalam kisah nyata Otto Iskadardinata yang berani memprotes pemerintah

    kolonial yang berlaku tidak manusiawi pada rakyat di Karesidenan Pekalongan pada

    awal Abad XX sehingga rakyat bisa mendapatkan hak-haknya kembali. Otto juga kerap

    menyuarakan keberpihakannya pada rakyat kecil saat duduk sebagai anggota Volksraad

    (Dewan Rakyat) pada 1930-1941. Selain itu ada pula teladan dari Yap Thiam Hien yang

    menegakkan HAM tanpa pandang bulu.Ia tidak membela anaknya yang bersalah dan

    bersedia membela orang-orang yang dicap PKI meskipun ia sendiri sebenarnya anti

    komunis. Teladan tentang implementasi nilai kemanusiaan juga ditunjukkan oleh Andi

    Rabiah atau yang lebih popular dengan nama Suster Apung. Ia mendedikasikan diri bagi

    orang-orang yang tidak tersentuh oleh layanan kesehatan pemerintah. Ia rela berbagi

    dan berkorban dalam mempertahankan nilai-nilai kemanusiaan.

    II.2. NILAI-NILAI NASIONALISME PANCASILA BAGI ASN (SILA 3

    SAMPAI DENGAN SILA 5)

    Indonesia terletak sangat strategis karena berada pada posisi titik persilangan antar

    benua, dan antar samudera. Indonesia memiliki total luas laut 7.9 km2. Dari tot tersebut

    2,9 juta km2 masuk dalam perairan ZEE. Indonesia merupakan bangsa yang majemuk

    secara paripurna karena kemajemukan cultural, agama, social dan territorial yang

    mampu menyatu dalam komunitas kebangsaan Indonesia. Oleh sebab itu diperlukan

    sebuah prasayarat tertentu untuk tetap mempertahankan Persatuan Indonesia ditengah

    pluralitas nilai dan kepentingan. Untuk melihat nilai-nilai sila Persatuan Indonesia

    dalam kebhinekaan maka ada titiga fase yang perlu dilalui yaitu 1)masa purba, 2) masa

  • Angkatan 22 Juara

    14

    pra sejarah nusantara, 3) masa sejarah nusantara. Pada fase purba ditandai dengan

    ditemukannya fosil manusia purba Pithecantropus Erectus di lembah Bengawan Solo

    yang diyakini sebagai salah satu jenis manusia tertua di dunia dan pernah hidup 500.000

    tahun yang lalu. Pada fase pra sejarah nusantara, dataran sunda sebagai tempat awal

    persemaian manusia jenis Homo Sapiens, memiliki sumber daya alam yang sangat

    besar, ilklim yang moderat dan tempat perlintasan manusia purba, menjadikan lokasi ini

    sebagai awal persemaian peradaban manusia. Manusia dikawasan ini memelopori

    pertanian, peternakan, pengembangan bahasa, termasuk kemampuan untuk membuat

    perahu. Pada fase zaman sejarah nusantara, ditandai dengan munculnya prasasti-prasasti

    berhuruf pallawa yang bersamaan dengan kehadiran kerajaan-kerajaan asli nusantara,

    sekitar abad ke-5 Masehi.

    Tumbuhnya Kesadaran Nasionalisme Purba dan Nasionalisme Tua

    Ada dua perbedaan utama dalam melihat tumbuhnya kesadaran nasionalisme di

    Indonesia. Pertama ; kesadaran Nasionalisme Purba (Archaic Nationalism), dan kedua ;

    Nasionalisme Tua (Proto-Nationalism). Nasionalisme purba muncul dalam masyarakat

    yang masih sederhana, dimana kesadaran tersebut mengikuti struktur kesempatan politik

    yang dimungkinkan oleh rezim kolonialisme, perkembangan sarana komunikasi,

    kapasitas agen dan jaringan social. Bentuk kesadaran nasionalisme purba lebih bersifat

    lokalitas. Kesadaran Nasionalisme Purba juga didukung oleh komunitas keagamaan.

    Hal ini disebabkan pada saat itu masih belum muncul asosiasi / lembaga modern yang

    lebih terbuka sebagai ruang pubic untuk mengartikulasikan aspirasi politiknya secara

    bersamaan. Disisi lain, masyarakat membutuhkan panduan moral dalam kehidupan

    publik dan bisa dipenuhi oleh jaringan komunitas keagamaan. Adapun nasionalisme

    Tua (Proto-Nationalism) dilandasi oleh kemunculan gerakan-gerakan social yang lebih

    terorganisir. Meski terdapat heterogenitas dan konflik diantara kelompok-kelompok

    tersebut, tapi ada dua factor yang bisa menjadi pemersatu yaitu adanya agenda bersama

    yang menjadi titik temu dalam agenda publik yang berpusat pada isu kemajuan,

    kesejahteraan umum dan pentingnya persatuan nasional. Kedua adanya afiliasi

    (keanggotaan) ganda yang berfungsi sebagai jembatan diantara perhimpunan-

    perhimpunan.

  • Angkatan 22 Juara

    15

    Nasionalisme Indonesia : Perspektif Teoritis

    Bangsa beroperasi atas prinsip kedekatan dan keakraban, sedangkan Negara

    berdasarkan pada prinsip kesamaan dan kesetaraan didepan hukum dan keadilan.

    Konsepsi kebangsaan Indonesia mengandung unsure cultural nationalism yaitu adanya

    semangat untuk mempertahankan warisan historis tradisi kekuasaan dan kebudayaan

    sebelumnya sebagai kemajemukan etnis, budaya dan agama. Ada tiga aliran besar

    dalam memandang masalah kebangsaan-kebangsaan yaitu aliran modernis, aliran

    primordalis dan aliran perenialis. Perspektif modernis sangat menekankan semangat

    kebaruan (novelty) dari bangsa, serta munculnya sebagai hasil bentuk organisasi

    modern. Perspektif primordialis menekankan bahwa bangsa merupakan sebuah

    pemberian historis yang terus hadir dalam sejarah manusia dan memperlihatkan

    kekuatan inheren pada masa lalu dan generasi masa kini. Sedangkan perspektif

    perenialis menekankan bahwa bangsa bisa ditemukan di pelbagai zaman sebelum

    periode modern.

    Implementasi Nilai Persatuan Indonesia Dalam Membangun Semangat

    Nasionalisme

    Menurut Soekarno, semangat kebangsaan mengakui manusia dalam keragaman, dan

    terbagi dalam golongan-golongan. Keberadaan Bangsa Indonesia terjadi karena dia

    memiliki satu nyawa, satu asa akal yang tumbuh dalam jiwa rakyat sebelumnya yang

    menjalani satu kesatuan riwayat yang membangkitkan persatuan karakter dan kehendak

    untuk hidup bersama dalam suatu wilayah geopolitik nyata.

    Menurut Soekarno, demokrasi permusyawaratan mempunyai 2 fungsi. Fungsi pertama,

    badan permusyawaratan bisa menjadi ajang memperjuangkan aspirasi beragam

    golongan yang ada di masyarakat. Setiap golongan dalam masyarakat bisa berjuang

    untuk masuk dalam anggota badan permusyawaratan sehingga bisa menyampaikan

    aspirasi golongannya. Fungsi kedua, semangat permusyawaratan bisa menguatkan

    negara persatuan, bukan negara untuk satu golongan atau perorangan.

  • Angkatan 22 Juara

    16

    Perspektif Teoritis Nilai-nilai Permusyawaratan dalam Kehidupan Beragama

    Ada setidaknya prasyarat dalam pemerintahan yang demokratis, yakni 1) kekuasaan

    pemerintah berasal dari rakyat yang diperintah, 2) kekuasaan itu harus dibatasi, dan 3)

    pemerintah harus berdaulat, artinya harus cukup kuat untuk dapat menjalankan

    pemerintahan secara efektif dan efisien.

    Dalam wacana demokrasi, terdapat dua model demokrasi, yakni majoritarian democracy

    (demokrasi yang lebih mengutamakan suara mayoritas) dan consensus democracy

    (demokrasi yang lebih mengutamakan konsensus). demokrasi konsensus berupa

    demokrasi permusyawaratan merupakan pilihan yang bisa membawa kemashlahatan

    bagi bangsa Indonesia. Maka dalam pengambilan keputusan, yang lebih diutamakan

    bukan voting, tetapi musyawarah bersama dengan prosedur pengambilan keputusan

    yang terbuka.

    Implementasi nilai-nilai permusyawaratan dalam kehidupan sehari-hari

    Demokrasi yang diterapkan di Indonesia mempunyai corak nasional yang sesuai dengan

    kepribadian bangsa. Sehingga tidak perlu sama atau identik dengan demokrasi yang di

    jalankan oleh Negara-negara lain di dunia. Ciri-iri demokrasi di Indonesia sebagai

    mana terrmaktub dalam sila ke 4 pancasila yakni kerakyatan (kedaulatan rakyat), dan

    hikmat-kebijaksanaan, demokrasi yang berciri kerakyatan berarti adanya penghormatan

    terhadap suara rakyat, rakyat berperan dan berpengaruh besar dalam proses

    pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pemerintah. Sementara ciri

    permusyawaratan bermakna bahwa Negara menghendaki persatuan di atas kepentingan

    peresorangan dan golongan. Untuk itu dalam segala pengambilan keputusan lebih

    diutamakan diambil dengan cara musyawarah mufakat.

    Pemahaman dan implementasi nilai-nilai keadilan social bagi aparatur sipil

    Negara (ASN) dalam menjalankan tugasnya.

    a. Perspektif historis

    Masyarakat adil dan makmur adalah impian kebahagiaan yang terus berkobar ratusan

    tahun lamanya didalam dada keyakinan bangsa Indonesia. Impian tersebut termaktub

    dalam ungkapan Gemah Ripah Loh Jinawe, Tata Tentrem Karta raharja.

  • Angkatan 22 Juara

    17

    Akar kemakmuran Indonesia bias dilacak mulai zaman pra sejarah, dimana seelum

    zaman es berakhir, dataran sunda yang menyatukan jawa, Sumatra, hingga

    Kalimantan dengan kawasan asia tenggara, merupakan pusat kehidupan dan

    peradaban dunia. Selanjutnya pada perkembangan perekonomian Indonesia zaman

    pra modern atau abad ke-18 masehi, memperlihatkan bahwa sungai dan lautan

    sebagai factor penting yang menunjukkkan hubungan erat perdangan maritim, namun

    perkembangan ekonomi ini mengalami gangguan setelah kedatangan kekuatan dari

    luar (Eropa) pada masa kolonialisme, selanjutnya pada abad 16 secara berturut-turut

    para penjajah dari Negara eropa seperti belanda, inggris, Denmark dan prancis untuk

    mengeruk keuntungan ekonomi dan perdagangan. Dengan adanya gangguan ini

    membawa dampak buruk terhadap perekonomian rakyat Indonesia. Serbuan

    kapitalsime imperialisme juga merobohkan dan merusak tatanan persekutuan social

    yang ada tanpa menghidupkan tatanan social baru. Selain itu kolonialsime juga

    melahirkan dualisme ekonomi antara ekonomi modern yang bertumpu pada

    perkebunan modern dengan pusatnya di jawa dan Sumatra yang dikuasai oleh Negara

    penjajah, dengan ekonomi tradisional yang dukuasai oleh rakyat. Hal inilah yang

    kemudian memicu munculnya perkumpulan untuk memperjuangkn perbaikan dan

    keailan ekonomi diantaranya, sarikat dagang islam (SDI) pada 1905, Baji Minahasa

    di Makassar, dan berbagai perkumpulan lainnya yang bertujauan untuk memajukan

    kesejahteraan, pendidikan dan solidaritas pribumi.

    b. Perspektif teoritis

    Ada tiga pendekatan teoritik dalam melihat gagasan keadilan social dan

    kesejahteraan rakyat, yaitu:

    1. Pendekatan keadilan ekonomi pra merkantiis

    2. Pendekatankeadilan ekonomi merkantilis

    3. Pendekatan keadilan ekonomi pasca merkantilis

    Pendekatan merkantilis menekankan pentingnya regulasi Negara atas perdagangan.

    Pada era pra merkantilis, tantangan keadilan ekonomi terjadi ketika ada ketimpangan

    dalam system produksi dan distribusi yang merasuki dan dilegetimasikan oleh

    system social politik yang ada. Pemikiran keadilan ekonomi merakntilis pada

    dasarnya tidak beranjak jauh dari tradisi pemikiran sebelumnya dimana Negara harus

  • Angkatan 22 Juara

    18

    mengatur, kalau bukan membatasi perdagangan internasional. Doktrin ini berkembag

    dengan dukungan para filusuf yang memperkenalkan hokum alam sebagai justifikasi

    dalam membenarkan hokum perdagangan bebas.

    Ada dua factor lingkungan ekonomi internasional yang membentuk pemikiran

    merkantilisme kontenporer yaitu ekspansi cepat perdagangan dunia, dan eksplorasi

    seberang laut, serta bankitya Negara bangsa sebagai entitas politik.

    Adapun pemikiran keadilan ekonomi pasca merkantilis, merupakan kritik atas

    berkembangya pemikiran ekonomi merkantilis yang lebih mengedepankan

    liberalisasi perdagangan dan mengurangi peran Negara.

    Membumikan Keadilan Sosial dalam kerangka Pancasila.

    Dalam rangka mewujudkan keadilan social, para pendiri bangs menyatakan bahwa

    Negara merupakan organisasi masyarakat yang bertujuan menyelenggarakan keadilan.

    Untuk itulah diperlukan dua syarat yaitu adanya emansipasi dan partisipasi bidang

    politik, yang sejalan dengan emasipasi dan partisipasi bidang ekonomi. Kedua

    partsiipasi inilah yang oleh sukarno seringkali disebut dengan istilah sosio Demokrasi.

    Komitmen keadilan dalam alam pikiran pancasila memilikidimensi sangat luas. Perang

    Negara dalam mewujudkan rasa keadilan social, setidaknya ada dalam empat kerangka,

    Yakni:

    1. Perwujudan relasi yang adil disemua tigkat system kemasyarakatan

    2. Pengembangan struktur yang menyediakan ksetaraan kesempatan

    3. Proses fasilitasi akses atas informasi, layanan dan sumber daya yang diperlukan

    4. Dukungan atas partisipasi bermakana atas pengambilan keputusan bagi semua

    orang.

  • Angkatan 22 Juara

    19

    II.3. ASN SEBAGAI PELAKSANA KEBIJAKAN PUBLIK

    Nasionalisme dan wawasan kebangsaan sangat penting dimiliki oleh setiap

    pegawai ASN. Dan mengaktualisasikannya dalam menjalankan fungsi dan

    tugasnya merupakan hal lebih penting.

    1. ASN sebagai pelaksana kebijakan publik

    Berdasarkannpasal 10 UU No 5 tahun 2014, tentang aparatur sipil Negara, salah

    satu fungsinya ASN adalah sebagai pelaksana kebijakan publik.

    Berdasarkan hal tersebut di atas, ASN adalah aparat pelaksana (eksekutor) yang

    melaksanakan peraturan perundang-undangan yang menjadi landasan kebijakan

    publik diberbagai bidang dan sector pemerintah.

    Kebijakan publik menurut Anderson (1975) adalah pemegang otoritas.

    Implikasinya adalah:

    a. Lebih berorientasi pada tujuan

    b. Pola tindakan yang dilakukan pemerintah

    c. Sebagai respon atas tuntutan kebijakan

    d. Bersifat positif dan negative. Respon melaksanakan merupakan respon

    positif. Respon menghindari/ tidak melakukan merupakan respon negative

    Menurut Tachjan, ada 3 kegiatan pokok terkait kebijakan publik:

    a. Perumusan kebijakan

    b. Implementasi kebijakan

    c. Pengawasan dan penilaian hasil kerja

    2. ASN yang berorientasi pada kepentingan publik

    UU ASN No 5 tahun 2014 memberikan jaminan pada aparatur sipil atau birokrat

    bebas dari intervensi politik, bebas intervensi atasan.

    Ciri-ciri pelayanan publik yang mementingkan kepentingan publik adalah lebih

    mengutamakan apa yang diinginkan masyarakat dan pada hal tertentu

    pemerintah juga berperan untuk memperolah masukan dari masyarakat.

    Dimensi kualitas pelayanan:

    a. ketepatan waktu pelayanan,

    b. akurasi pelayanan,

  • Angkatan 22 Juara

    20

    c. kesopanan,

    d. tanggung jawab,

    e. kelengkapan

    f. kemudahan

    g. variasi model

    h. pelayanan pribadi

    i. kenyamanan

    j. dan atribut pendukung lainnya

    Empat ciri utama birokrasi

    a. adanya suatu struktur hierarkis yang melibatkan pendelegasian

    wewenang dari atas ke bawah

    b. jabatan masing-masing memiliki tanggung jawab yang tegas

    c. regulasi-regulasi yang mengatur tata kerja organisasi dan tingkah laku

    para anggota

    d. personil yang secara teknis memenuhi syarat yang dipekerjakan atas

    dasar karir, dengan promosi yang didasarkan pada kualifikasi dan

    penampilan

    Menurut LAN (2003) terdapat 2 paradigma pelayanan publik:

    1. Berorientasi pada pengelola pelayanan

    2. Berorientasi pada kepuasan pengguna layanan

    Penyebab kegagalan dalam melaksanakan orientasi pelayanan publik:

    a. Kuatnya komitmen budya politik bernuansa sempit

    b. Kurangnya tenaga terlatih dan terampil

    c. Kurngnya sumber dana

    d. Adanya sikap enggan melakukan delegasi wewenang

    e. Kurang insfrastruktur teknologi dan fisik yang menunjang

    3. ASN berintegrasi tinggi

    Berdasar UU No 5 Tahun 2014 Tentang ASN ada 12 kode etik dan kode perilaku

    ASN:

  • Angkatan 22 Juara

    21

    a. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab dan berintegritas

    tinggi

    b. Melaksanakan tugas dengan cermat dan disiplin

    c. Melayani dengan sikap hormat sopan dan tanpa tekanan

    d. Melaksanakan tugas sesuai peraturan

    e. Melaksanakan tugas sesuai dengan perintah atasan yang berwenang

    f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan Negara

    g. Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggung jawab

    efektif an efisien

    h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan

    i. Member informasi secara benar dan tidak menyesatkan terkait kepentingan

    kedinasan

    j. Tidak menyalahgunakan informasi intern Negara tugas, kekuasaan, dan

    jabatannya untuk kepentingan sendiri atau orang lain

    k. Memegang teguh nilai dasar dan menjaga reputasi dan integritas ASN

    l. Melaksanakan ketentuan perundang-undangan mengenai disiplin pegawai

    ASN

    Integritas asdalah mutu sifat keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh,

    sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan dan

    kejujuran.

    Orang yang memiliki integritas memiliki kemampuan:

    a. Mempertahankan keyakinan secara terbuka dan berani

    b. Mendengarkan kata hati dan menjalani prinsip-prinsip hidup

    c. Bertindak secara terhormat dan benar

    d. Terus membangun dan menjag reputasi baik

    4. Implementasi ASN sebagai pelaksanan kebijakan publik

    ASN harus memperhatikan prinsip penting sebagai pelaksana kebijakan publik,

    yaitu:

  • Angkatan 22 Juara

    22

    a. ASN harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas

    dalam mengimplementasikan kebijakan publik

    b. ASN harus mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada

    kepentingan publik

    c. ASN harus berintegritas tinggi dalam menjalankan tugasnya

    Contoh pengalaman ASN sebagai pelaksana kebijakan publik (lihat di panduan

    hal 163-173), diantaranya adalah:

    a. Pengalaman PPRBM Solo tentang Advokasi kebijakan daerah perspektif

    difabel

    b. Strategi penataan PKL di Bandung

    c. Inovasi membangun sector pendidikan di Kabupaten Bantaeng

    II.4. ASN SEBAGAI PELAYAN PUBLIK

    Untuk menjaga agar pelayanan publik dan pelayanan fungsi pemerintahan dan

    pembangunan berjalan kontinu dan relative stabil, perlu dibangun Apatur Sipil Negara

    (ASN) yang profesional dan independen dari struktur pemerintahan negara. Untuk

    menciptakan ASN tersebut perlu diadakan penyesuaian dalam format ASN dengan

    memisahkan secara tegas antara jabatan politik pada tiga cabang pemerintahan dengan

    jabatan ASN yang harus netral dari intervensi politik.

    Persoalannya adalah rendahnya kapasitas kelembagaan, aparatur negara yag

    menyebabkan Indonesia belum mampu mencapai prestasi yang lebih baik dalam

    pembangunan tata kepemerintahan , pelayanan publik dan pengentasan kemiskinan.

    Meskipun kemajuan telah banyak dicapai dalam upaya meningkatkan kualitas pelayan

    publik , disadari bahwa pemerintah belum dapat menyediakan kualitas pelayanan publik

    sesuai tantangan yg dihadapai, yaitu perkembangan kebutuhan masyarakt yang semakin

    maju dan persaingan global yang semakin ketat. Rendahya kuaitas pelayanan publik

    disebabkan beberapa hal:

    1) Sebagian besar birokrat kita masih belum menempatkan masyarakat sebagai

    pemilik kedaulatan yang harus dipenuhi haknya

    2) Manajemen pelayanan publik masih perlu pembenahan

  • Angkatan 22 Juara

    23

    3) Sebagian besar pelayanan publik belum menerapkan standar pelayanan

    minimal, yang secara jelas dan transparan memberitahukan hak dan kewajiban

    masyarakat sebagai penerima layanan publik.

    ASN Profesional

    Seorang yang bekerja secara pofesional dapat dipahami sebagai sekerja seseorang

    yang bekerja sesuai protokol dan peraturan dalam bidang yang dijalani secara sungguh-

    sunguh sesuai keahlian khususnya dan menerima gaji sebagai upah atas jasanya.

    Profesionalisme dipahami sebagai suatu komitmen para anggota suatu profesi untuk

    meningkatkan kemampuannya secara terus menerus. Alasan mengapa pegawai ASN

    bekerja secara profesional tidak lain adalah untuk megatasi sifat kecenderungan

    birokrasi yang dapat mengalami kemunduran dalam pelayanan publik.

    Menurut Islami (2001) ada 5 aspek penting yang harus diperhatikan untuk

    melakukan reformasi birokrasi dalam rangka mendorong agar pegawai ASN dapat

    bekerja secara profesional mewujudkan birokrasi yang berorientasi pada pelayanan

    publik untuk kepentingan publik:

    1) Adanya tuntutan dari masyarakat untuk menerapkan prinsip good governance.

    2) Adanya kritik dari masyarakat bahwa kualitas pelayanan publik semakin menurun

    3) adanya tuntutan bahwa aparat pemerintah seharusnya lebih memiliki sense of

    crisis sehingga memahami apa yangharus dilakukan dalam situasi krisis.

    4)Aparat pemerintah dituntut dapat bekerja secara profesional dengan

    mengedepankan prinsip publik accountability dan responsibility

    5) Masyarakat sebagai pihak yang dilayani menuntut agar pemerintah lebih

    memperhatikan aspirasi mereka

    ASN yang Melayani Publik

    3 poin yang harus diperhatikan dalam pelayanan publik yaitu :

    1) Tugas pelayanan merupakan suatu kewajiban yangharus dilaksanakan oleh

    aparat pemerintah

    2) Yang menjadi objek layanan adalah masyarakat atau publik.

    3) Bentuk layanan yang diberikan dapa berupa barang dan jasa sesuai kebutuhan

    masyarakat dan perundang-undangan yang berlaku.

  • Angkatan 22 Juara

    24

    Tujuan Penyelenggaraan Pelayanan publik:

    1) Terwujudnya batasan dan hubungan yang jelas tentang hak , tanggungjawab,

    kewajiban, dan kewenangan seluruh pihak yang terkait dengan penyelenggaraan

    pelayanan publik.

    2) Terwujudnya sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang layak sesuai

    dengan asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang baik.

    3) Terpenuhinya penyelenggaraan pelayanan publik sesuai peraturan perundang-

    undangan.

    4) Terwujudnya perlindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat dalam

    penyelenggaraan pelayanan publik.

    ASN Berintegritas Tinggi

    Dua belas kode etik dan kode perilaku ASN menurut pasal 5 UU ASN:

    1) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab dan berintegritas tinggi

    2) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin

    3) Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan.

    4) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

    undangan

    5) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang

    berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-

    undangan dan etika pemerintahan

    6) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara

    7) Meggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,

    efeketif dan efisisen

    8) Menjaga agar tidak terjadi konflik kpeentingan dalam melaksanak tugasnya

    9) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain

    yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan

    10) Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan

    jabatannya untuk mendapatkan atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri

    sendiri atau untuk orang lain

  • Angkatan 22 Juara

    25

    11) Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas

    ASN.

    12) Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin

    pegawai ASN.

    II.5. ASN SEBAGAI PEREKAT DAN PEMERSATU BANGSA

    ASN merupakan aparatur negara yang tidak hanya memberikan pelayanan publik tapi

    juga menjadi kepanjangan tangan negara dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan

    bangsa. Mindset yang harus dibangun ASN adalah mental nasional bukan kedaerahan .

    ASN harus memiliki pengetahuan tentang historisitas tentang keIndonesian sejak awal

    Indonesia berdiri.

    ASN sebagai Pemersatu Bangsa

    Dalam UU no 5 tahun 2014 pasal 66 ayat 1-2 terkait sumpah dan janji ketika diangkat

    menjadi PNS, di sana dinyatakan bahwa PNS akan senantiasa setia dan taat sepenuhnya

    kepada Pancasila, UUD45, negara dan pemerintahan. PNS juga senantiasa menjunjung

    tinggi martabat PNS serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara daripada

    kepentingan diri sendiri, seseorang dan golongan.

    ASN Menjaga Kondisi Damai

    Peran PNS /ASN dalam menciptakan kondisi damai:

    1) PNS sebagai aparatur negara harus bersikap netral dan adil. Netral dalam artian

    tidak memihak kepada salah satu kelompok atau golongan yang ada. Adil berarti

    PNS dalam melaksanakan tugasnya tidak boleh berlaku diskriminatif dan harus

    objektif, jujur, dan transparan.

    2) Sikap netral dan adil harus diperlihatkan oleh PNS dalam event politik 5

    tahunan, yaitu PEMILU dan PILKADA.

    3) PNS harus bisa mengayomi kepentingan kelompok-kelompok minoritas dengan

    tidak membuat kebijakan, peraturan yang mendiskriminasi keberadaan

    kelompok tersebut.

  • Angkatan 22 Juara

    26

    4) PNS sebagi figur terakhir dan teladan di lingkungan masyarakatnya. PNS juga

    harus menjadi tokoh dan panutan masyarakat.

  • Angkatan 22 Juara

    27

    BAB III ETIKA PUBLIK

    III.1. KODE ETIK DAN PERILAKU PEJABAT PUBLIK

    Pengertian Etika

    Weihrich dan Koontz (2005:

    46)

    The discipline dealing with what is good and bad and

    moral duty and obligation

    Azyumardi Azra (2012) Karakter atau etos individu/kelompok berdasarkan nilai-

    nilai dan norma luhur

    Catalano (1991) Sistem penilaian perilaku serta keyakinan untuk

    menentukan perbuatan yang pantas guna menjamin

    adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-

    cara dalam pengambilan keputusan untuk membantu

    membedakan hal-hal yang baik dan buruk serta

    mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai

    nilai-nilai yang dianut

    Pengertian kode etik

    Aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok khusus

    berbentuk ketentuan-ketentuan tertulis. Sedangkan kode etik profesi adalah suatu aturan

    yang mengatur etika dalam kelompok di masyarakat melalui ketentuan-ketentuan yang

    dipegang teguh masyarakatnya.

    Nilai-nilai etika publik

    1. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi pancasila

    2. Setia dan mempertahankan UUD NKRI 1945

    3. Menjalankan tugas secara professional dan tidak berpihak

    4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian

    5. Menciptakan lingkungan kerja non diskriminatif

    6. Memelihara dan Menjunjung tinggi standar etika luhur

    7. Mempertanggungjawabkan tindakan pada dan kinerja pada publik

    8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan pemerintah

    9. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,

    berdaya guna, berhasil guna dan santun.

  • Angkatan 22 Juara

    28

    10. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi

    11. Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama

    12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai

    13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan

    14. Meningkatkan efektifitas system pemerintahan yang demokratis sebagai

    perangkat system karir.

    Dimensi Etika Publik

    1. Dimensi Kualitas Pelayanan Publik

    Menekankan pada aspek nilai dan norma, prinsip moral, sehingga etika

    publik membentuk integritas pelayanan public

    Mengarahkan analisis politik social budaya dalam perspektif pencarian

    sistematik bentuk pelayanan public dengan memperhitungkan interaksi

    antara nilai-nilai masyarakat dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh

    lembaga-lembaga publik.

    2. Dimensi Modalitas

    Pada prinsipnya unsur modalitas etika public ada tiga:

    Akuntabilitas yakni pertanggungjawaban pemerintah secara moral,

    hukum, dan politik atas kebijakan dan tindakannya kepada rakyat. Dalam

    akuntabilitas ada tiga aspek, yakni: tekanan akuntabilitas pada

    pertanggungjawaban kekuasaan melalui keterbukaan pemerintah;

    memahami akuntabilitas sebagai tanggung jawab sehingga tekanan lebih

    pada sisi hukum, ganti rugi dan organisasi; tekanan lebih banyak pada

    hak warga Negara untuk mengambil bagian dalam kebijakan publik.

    Transparansi yakni pemerintah harus mempertanggungjawabkan dengan

    cara memberikan informasi atau laporan terbuka terhadap

    legislator,auditor, publik dan dipublikasikan.

    Netralitas mengandung arti baik pemerintah maupun pihak yang terlibat

    agar dapat mengawasi sehingga tidak terjadi penyimpangan maupun

    peluang korupsi. Hal ini dapat terjadi jika pengetahuan dan kompetensi

  • Angkatan 22 Juara

    29

    dalam masalah pengadaan barang dan jasa sudah dimiliki oleh pejabat

    yang berperan.

    3. Dimensi Tindakan Integritas Publik

    Dalam arti sempit, hal ini berarti tidak melakukan korupsi/kecurangan. Dalam

    arti luas, tindakan sesuai dengan nilai, tujuan dan kewajiban untuk memecahkan

    dilema moral yang tercermin dalam kesederhanaan hidup.

    Perilaku Pejabat Publik

    PERUBAHAN MINDSET:

    1. Berubah dari penguasa menjadi pelayan

    2. Merubah dari wewenang menjadi peranan

    3. Menyadari bahwa jabatan publik adalah amanah yang harus

    dipertanggungjawabkan dunia dan akhirat

    Good :

    nilai-nilai yang menjunjung tinggi kehendak/keinginan masyarakat

    dalam mencapai tujuan nasional, kemandirian, pembangunan

    berkelanjutan dan keadilan sosial.

    Aspek-aspek fungsional dari pemerintah yang efektif dan efisien dalam

    pelaksanaan tugas untuk mencapai tujuan

    Governance:

    Menurut UNDP, governance is the exercise of political, economic, and

    administrative authority to manage a countrys affairs at all levels of society

    GOOD GOVERNANCE

  • Angkatan 22 Juara

    30

    III.2. BENTUK-BENTUK KODE ETIK DAN IMPLIKASINYA

    - Kompetensii dasar yang harus dikuasai:

    1. Pemahaman tentang pentingnyaa etika dalam pelayanan public

    2. Pemahaman tentang penggunaan kekuasaan legitimasi kebijakan

    3. Pemahaman tentang konflik kepentingan

    4. Pemahana tentang sumber-sumber kode etik bagi ASN

    5. Pemahaman tentang implikasi kode etik dalam pelayanan public

    Ada dua perkembangan mengenai kode etik yang perlu diperhatikan

    1. Sumber-sumber yang berlaku bagi ASN

    2. Peraturan baru mengenai ASN tertuang dalam undang-undang nomor 5 tahun

    2014

    Pentingnya etika dalam urusan public

    1. System sanksi : Tidak selalu bersifat paksaan. Pembebanan sanksi kepada

    pelanggar norma berasal dari kesadaran internal, sanksi social atau kesepakatan

    bersama.

    2. Norma etika sangat menentukan rumusan kebijakan maupun pola tindakan

    dalam organisasi public.

    3. Kode etik : Rumusan eksplisit tentang kaidah atau norma yang harus ditaati

    secara sukarela oleh pegawai di dalam organisasi public yang merupakan

    kesepakatan sebuah kelompok social penunjang pencapaian tujuan organisasi.

    Fungsi pejabat public :

    1. Sebagai aparat pemerintah wajib menaati prosedur tata kerja dan peraturan-

    peraturan pemerintah

    2. Sebagai pelaksana kepentingan umum wajib mengutamakan aspirasi

    masyarakat

    3. Sebagai manusia yang bermoral memperhatikan nilai-nilai etis dalam

    bertindak dan berprilaku

  • Angkatan 22 Juara

    31

    Dua kewaspadaan yang harus dimiliki oleh pegawai pemerintah :

    1. Kewaspadaan professional menaati kaidah teknis dan peraturan yang terkait

    dengan kedudukannya

    2. Kewaspadaan spiritual menerapkan nilai-nilai kearifan, kejujuran, keuletan,

    sikap sederhana dan hemat tanggung jawab serta akhlak dan perilaku yang baik

    Legitimasi kebijakan

    1. Asas etika public : Setiap bentuk kekuasaan pejabat dibatasi dengan

    norma etika dan norma hukum tanggung jawab sesuai dengan

    lingkupnya

    2. Legitimasi religious

    a. Legitimasi kekuasaan

    b. Legitimasi sosiologi

    Legitimasi religious system legitimasi kekuasaan monarki kekuasaan absolut

    menimbulkan ketidakpuasaan legitimasi sosiologis (system negara

    demokratis)

    Legitimasi etis : kesesuaian antara kekuasaan dengan norma moral kekuasaan

    yang memiliki legitimasi terkuat adalah yang memenuhi landasan legitimasi etis

    dengan tiga alasan : 1) Memiliki basis yang kuat bagi perilaku manusia, 2) berada

    disetiap tatanan normative dalam perilaku manusia, 3) Tidak berdasar pada

    pandangan moral dalam masyarakat tidak dibatasi ruang dan waktu

    Konflik kepentingan : tercampurnya kepentingan peribadi dengan kepentingan

    organisasi akibatnya pencapaian tujuan kurang optimal

    Pengaruh buruk konflik kepentingan

    1. Aji mumpung memanfaatkan kedudukan politis untuk kepentingan

    sempit dan nepotisme

    2. Menerima dan memberi suap

    3. Menyalahgunakan pengaruh pribadi untuk kepentingan karir atau bisnis

    4. Pemanfaatan fasilitas lembaga untuk kepentingan pribadi

    5. Memanfaatkan informasi rahasia untuk keuntungan pribadi

    6. Loyalitas ganda menggunakan kedudukan dalam pemerintahan untuk

    infestasi pribadi

  • Angkatan 22 Juara

    32

    Tindakan yang harus dihindari yang termasuk dalam kategori konflik

    kepentingan (paul doughlas 1993 hal : 61)

    1. Melaksanakan transaksi bisnis pribadi dengan mengatasnamakan jabatan

    kedinasan

    2. Menerima hadiah dari swasta saat melaksanakan jabatan kedinasan

    3. Membicarakan peluang kerja diluar instansi pemerintah

    4. Membocorkan informasi komersial yang bersifat rahasia kepada pihak yang

    tidak berhak

    5. Berurusan terlalu erat dengan orang diluar instansi pemerintah dalam

    menjalankan tugas pokok jabatan

    Sumber-sumber kode etik ASN

    1. Sembilan asas sumber kode etik administrasi public (American society for

    public administration, 1981) :

    1) Pelayanan kepada masyarakat adalah diatas pelayanan kepada diri sendiri

    2) Rakyat adalah berdaulat, bekerja dalam lembaga pemerintahan,

    bertanggung jawab kepada rakyat

    3) Hukum mengatur semua tindakan lembaga pemerintah

    4) Manajemen yang efesien dan efektif adalah dasar bagi administrasi

    public

    5) System penilaian kemampuan kesempatan yang sama dan asas itikad

    baik didukung dijalankan dan dikembangkan

    6) Perlindungan terhadap kepercayaan rakyat

    7) Pelayanan kepada masyarakat dengan ciri-ciri keadilan, keberanian,

    kejujuran, persamaan, kompetensi dan kasih saying

    8) Hati nurani adalah penting memilih arah tindakan

    9) Administrator Negara tidak hanya mencegah hal yang salah tetapi juga

    mengusahakan hal yang benar

    2. Sumber kode etik dalam system administrsi public RI

    1) PP nomor 11 tahun 1959 tentang sumpah jabatan PNS dan anggota

    angkatan perang

    Sumpah jabatan berlaku bagi PNS dan anggota TNI

  • Angkatan 22 Juara

    33

    2) PP nomor 21 tahun 1975 tentang sumpah janji PNS

    3) PP nomor 30 tahun 1980 tentang peraturan disiplin PNS

    Dua puluh enam kewajiban dan 18 larangan bagi setiap PNS

    Adanya hukuman disiplin dan badan pertimbangan kepegawaian

    4) PP nomor 42 tahun 2004 tentang pembinaan jiwa korps dan kode etik

    PNS

    Adanya rumusan sapta prasetya korpri

    5) PP nomor 53 tahun 2010 tentang disiplin PNS

    Tujuan : mewujudkan ONS yang handal professional dan

    bermoral sebagai penyelenggara pemerintahan dengan prinsip

    pemerintahan yang baik

    Adanya 17 kewajiban (pasal 3 dan 15 larangan pasal 4)

    Adanya tingkat dan jenis hukuman disiplin : ringan, sedang dan

    berat

    PP pertama yang menerapkan bahwa seorang PNS bias dikenai

    hukuman jika kinerjanya kurang memadai

    Pegawai yang memperoleh ancaman tindakan disiplin berhak

    membela diri melakukan klarifikasi dan mengajukan bandung

    6) UU nomor 5 tahun 2014 tentang ASN

    Kode etik yang paling kuat saat ini

    Adanya ketentuan disiplin dan system sanksi bagi PNS jika

    melanggar hukum, menyalahgunakan wewenang dan terlibat

    dalam konflik kepentingan

    Adanya aturan hak-hak pegawai dalam bentuk remunerasi dengan

    system penilaian kinerja yang lebih jelas

    Implikasi kode etik dalam pelayanan public

    Kode etik merumuskan nilai etis dalam tugas pelayanan public

    Kode etik merupakan pedoman eksplisit

    Pelaksanaan kode etik tergantung pada niat baik dan moral pegawai

    tersebut

  • Angkatan 22 Juara

    34

    Sosialisasi sumber kode etik serta penyadarannya perlu dilakukan secara

    berkesinambungan dalam setiap kepegawaian untuk melengkapi aspek

    kognisi dan profesionalisme .

    ANALISA KASUS

    Pemanfaatan sumberdaya publik contohnya menggunakan mobil dinas

    untuk mudik hari raya idul fitri.

    Gratifikasi, contohnya pemberian hadiah atau cenderamata kepada

    pejabat publik,

    Nepotisme saat penerimaan tenaga honorer menjadi CPNS.

    Kontroversi hukum, contohnya: kasus pelantikan walikota yang telah

    ditetapkan menjadi terdakwa kasus korupsi dan seorang terpidana

    korupsi menjabat kembali.

  • Angkatan 22 Juara

    35

    BAB IV KOMITMEN MUTU

    IV.1. EFEKTIFITAS, EFISIENSI, INOVASI DAN MUTU

    PENYELENGGARAAN PEMERINTAH

    IV.1.1. KONSEP EFEKTIVITAS, EFISIENSI, INOVASI DAN MUTU

    a. Konsep Efektivitas dan Efisiensi

    Penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih (good and clean

    governance) sudah menjadi keniscayaan di era reformasi saat ini. Terutama di kalangan

    profesi pegawai negeri sipil. Bidang apa pun yang menjadi tanggung jawab pegawai

    negeri sipil, semua mesti dilaksanakan secara optimal agar dapat memberi kepuasan

    kepada publik. Namjun dalam kenyataanya serinhkali kedua aspek teresebut terlupakan,

    atau bahkan diabaikan. Adanya pejabat yang korupsi, program kerja yang tidak tuntas,

    target kinerja yang tidak tercapai, perilaku tidak jujur, pegawai yang mangkir, datang

    terlambat tetapi pulang lebih awal merupakan bukti adanya ketida-kefektifan dan

    ketidak-efisienan.

    Definisi Efektivitas menurut Richard L. Draft dalam Tita Maria Kanita (2010: 8)

    Efektivitas organisasi berarti sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang

    ditetapkan, atau berhasil mencapai apapun yang coba dikerjakannya. Efektivitas

    organisasi berarti memberikan barang atau jasa yang dihargai oleh pelanggan.

    Efektivitas menunjukan tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan, baik

    menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.

    Efektivitas organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk mencapai target

    (rencana) mutu, kuantiatas, ketepatan waktu, dan alokasi sumberdaya, melainkan juga

    diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan/publik.

    Definisi Efisiensi menurut Richard L. Draft dalam Tita Maria Kanita (2010: 8)

    yakni: Efisiensi Organisasi adalah jumlah sumber daya yang digunakan untuk mencapai

    tujuan organisasional. Efisiensi organisasi ditentukan oleh berapa banyak bahan baku,

    uang, dan manusia yang dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah keluaran tertentu.

    Efisisisnsi dapat dihitung sebagai jumlah sumber daya yang digunakan untuk

    menghasilkan barang atau jasa.

  • Angkatan 22 Juara

    36

    Efisiensi merupakan tingkat ketepatan realisasi penggunaan sumberdaya dan

    bagaimana pekerjaan dilaksanakan, sehingga tidak terjadi pemborosan sumberdaya,

    penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur dan mekanisme yang keluar alur.

    Jadi karakteristik utama yang dapat dijadikan dasar untuk mengukur tingkat

    efektivitas adalah ketercapaian target yang telah direncanakan, baik dilihat dari caoaian

    jumlah maupun mutu hasil kinerja, sehingga dapat memberi kepuasan, sedangkan

    tingkat efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam

    meyelesaikan kegiatan.

    Karakteristik ideal dari tindakan yang efektif dan efisien antara lain:

    penghemata, ketercapaian target secara tepat sesuai dengan yang direncanakan,

    pekerjaan dapat diselesaikan dengan cepat dan tepat serta terciptanya kepuasan semua

    pihak: pimpinan, pelanggan, masyarakat, dan pegawai itu sendiri.

    Konsekuensi dari penyelenggaraan kerja yang tidak efektif dan tidak efisien

    adalah ketidaktercapaian target kerja, ketidakpuasan banyak pihak, menurunkan

    kredibilitas instansi tempat bekerja di mata masyarakat, bahkan akan menimbulkan

    kerugian secara finansial.

    b. Konsep Inovasi

    Inovasi muncul karena adanya dorongan kebutuhan organisasiuntuk beradaptasi

    dengan tuntutan perubahan yang terjadi di sekitarnya.

    Menurut Richard L. Daft: Inovasi baarang dan jasa adalah cara utama dimana

    suatu organisasi berdaptasi terhadap perubahan-perubahan di pasar, teknologi,

    dan persaingan.

    Inovasi dapat terjadi pada banyak aspek, misalnya perubahan produk barang/jasa

    yang dihasilkan, proses produksi, nilai-nilai kelembagaan, perubahan cara kerja,

    teknologi, sistem manajemen.

    c. Konsep dasar dan penegrtian mutu

    Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk , jasa, manusia,

    proses, dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan konsumen

    atau pengguna.

  • Angkatan 22 Juara

    37

    Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada

    pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, dan bahkanmelampaui

    harapannya.

    IV.1.2. NILAI-NILAI DASAR ORIENTASI MUTU

    1. Uraian Materi

    a. Manajemen Mutu. Definisi dari Goetsch dan Davis (2006: 6): terdiri atas

    kegiatan perbaikan berkelanjutan yang melibatkan setiap orang dalam

    organisasi melalui usaha yang terintegrasi secara total untuk meningkatkan

    kinerja pada setiap level organisasi.

    Bagan 1.

    Lima pilar TQM

    10 Strategi yang harus dijalankan organisasi agar manajemen mutu dapat

    berjalan dengan baik:

    Program kerja jangka panjang berbasis mutu

    Mindset pegawai terhadap mutu

    Budaya kerja yang berorientasi mutu

    Peningkatan mutu secara berkelanjutan

    Komitmen pegawai untuk jangka panjang

    Kerjasama kolegial antarpegawai atas dasar kepercayaan dan

    kejujuran.

    Fokus kegiatan pada kepuasan pelanggan

    Beradaptasi terhadap perubahan

    Produk Proses

    Organisas

    i

    Pemimpin Komitme

    n

  • Angkatan 22 Juara

    38

    Kinerja tanpa cacat dan tanpa pemborosan

    Menjalankan fungsi pengawasan secara efektif

    Keberhasilan implementasi menajemen mutu diukur berdasarkan 4 kriteria

    utama (Bill Creech dalam Alexander Sundoro) 1996: 4-5 yaitu

    Kesadaran akan mutu dan berorientasi pada mutu

    Sifat kemanusiaan yang kuat

    Desentralisasi

    Diterapkan secara menyeluruh

    b. Beberapa teknik/ metode perbaikan mutu

    1. Metode Plan Do Check Act (PDCA):

    Diperkenalkan oleh Edward Deming tahun 1950:

    A. Plan/ Perencanaan: Identifikasi berbagai permasalahan

    B. Do/ Melaksanakan: kegiatan yang sudah disusun dijalankan secara

    konsisten

    C. Check/ Pemeriksaan: Pemeriksaan apakah rencana aksi telah berjalan

    dengan semestinya

    D. Act/ Melakukan tindakan: tindak lanjut terhadap check

    2. Diagram sebab-akibat

    adalah metode yang digunakan untuk mengidentifikasi berbagai faktor

    yang menjadi akar permasalahan yang dianggap menjadi kendala dalam

    mutu.

    c. Nilai-nilai dasar orientasi mutu

    10 ukuran dalam menilai mutu pelayanan (Zeithmalh, dkk (1990: 23).

    1. Tangible (nyata/ berwujud); 2. Reliability (keandalan); 3. Responsiveness

    (cepat tanggap); 4. Competence (Kompetensi); 5. Access (Kemudahan); 6.

    Courtesy (keramahan; 7. Communication (komunikasi); 8. Credibility

    (Kepercayaan); 9. Security (Keamanan); 10. Understanding the customer

    (memahami pelanggan).

    d. Implementasi Layanan Publik

  • Angkatan 22 Juara

    39

    Dalam lampiran Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

    (MENPAN) Nomor: KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang pedoman umum

    penyusunan indeks kepuasan masyarakat unit pelayanan instansi pemerintah,

    dinyatakan bahwa indeks kepuasan masyarakat diukur oleh 14 unsur berikut:

    Prosedur pelayanan

    Persyaratan pelayanan

    Kejelasan petugas pelayanan

    Kedisiplinan petugas pelayanan

    Tanggung jawab petugas pelayanan

    Kemampuan petugas pelayanan

    Kecepatan pelayanan

    Keadilan mendapatkan pelayanan

    Kesopanan dan keramahan petugas

    Kewajaran biaya pelayanan

    Kepastian biaya pelayanan

    Kepastian jadwal pelayanan

    Kenyamanan lingkungan

    Keamanan pelayanan

  • Angkatan 22 Juara

    40

    IV.1.3. PENDEKATAN INOVATIF DALAM PENYELENGGARAAN

    PEMERINTAHAN

    1. Uraian Materi

    a. Pendekatan inovatif dalam penyelenggaraan pemerintahan

    Esensi inovasi adalah perubahan dimana targetnya adalah untuk memberikan

    kepuasan kepada pelanggan. Instansi pemerintah merupakan lembaga yang

    menghasilkan jasa bagi masyarakat sebagai konsumen atau pelanggannya.

    Target pemberian layanan dari instansi pemerintah merujuk pandangan Joe

    Tido John Beasant and Keith Pavitt (2005: 10) dalam menghasilkan inovasi

    pada kategori inovasi produk, inovasi proses, inovasi posisi, dan inovasi

    paradigma.

    Strategi inovasi yang dianjurkan oleh Richard L. Draft dalam Tita Maria

    Kanita (2011) yaitu:

    strategi eksplorasi adalah merancang organisasi untuk mendorong

    kreatifitas dan dimulainya ide-ide baru

    strategi kerjasama adalah menciptakan kondisi dan sistem untuk

    memudahkan terjalinnya kerjasama internal dan eksternal serta

    pertukaran informasi.

    Strategi kewirausahaan adalah menjalankan proses dan struktur untuk

    menjamin bahwa ide-ide baru diutarakan untuk nantinya diterima dan

    diterapkan.

    b. Peningkatan produktivitas aparatur

    Produktivitas pada dasarnya merupakan rasio yang membadningkan antara

    output dengan input baik proses maupun hasil. Dari sisi proses produktifitas

    merupakan kemampuan untuk menghasilkan produk atau jasa sedangkan

    dari sisi hasil produktivitas menunjukan capaian hasil (output) yang

    diperoleh dalam kurun waktu tertentu berdasarkan target yang direncanakan.

    Produktivitas ditentukan oleh motivasi dan kemampuan. Motivasi muncul

    dari internal dan eksternal dan kemampuan dapat dibangun melalui

    pendidikan, pelatihan, kebiasaan dan pengalaman. Capaian produktivitas

    diukur dari tingkat output yang dihasilkan serta outcome. Output berkaitan

    dengan hasil kerja yang diterima oleh pelanggan sedangkan outcome

  • Angkatan 22 Juara

    41

    berhubungan dengan dampak yang ditimbulkan dari output. Untuk

    menghasilkan output diperlukan input yaitu bahan baku (raw input)

    infrastruktur (sarana dan prasarana) dan input lingkungan. Dalam upaya

    peningkatan mutu dan produktivitas kerja dibutuhkan pemimpin kuat yang

    bisa melibatkan dan memberdayakan pegawai secara optimal, sehingga

    mendorong motivasi semua pihak untuk mewujudkan target.

    Diagram peningkatan produktifitas

    Karakteristik hasil pekerjaan di bidang pemerintahan dapat merujuk kepada

    karakteristik industri produk menurut pendapat Zulian Yamit (2010) yaitu:

    1. Bersifat intangible dan untouchable tidak dapat diraba dan tidak dapat

    disentuh

    2. Tidak dapat disimpan

    3. Pemberian layanan fungsi produksi dengan penerimaan layanan fungsi

    konsumsi terjadi dalam waktu yang bersamaan

    4. Memasukinya lebih mudah

    5. Sangat dipengaruhi oleh faktor dari luar

    6. Barang bersifat homogen dan jasa heterogen

    Input Proses Output

    Bekerja Optimal

    Bahan Baku, Sarana/

    Prasarana, Input

    Lingkungan

    Produktifitas

    Meningkat

    Pemimpin yang kuat

    dan memberdayakan

    Tanggung Jawab

    Bersama, penialaian

    obyektif

    Motivasi, kemampuan,

    pendidikan dan

    pelatihan

  • Angkatan 22 Juara

    42

    Faktor-faktor yang mempengaruhi capaian produk/ jasa

    Tingkat kepuasan masyarakat terhadap layanan aparatur dapat diketahui dengan

    melakukan pengukuran dan penilaian secara obyektif dan fair (Michael Adryanto,

    2012). Setelah diketahui tingkat kinerjanya kemudian dirancang strategi dan

    langkah yang paling tepat untuk meningkatkan nama. Strategi peningkatan

    produktivitas aparatur dapat dilakukan dengan pendekatan inovatif.

    Dalam mewujudkan kinerja produktif akan menemukan tantangan dan hambatan

    dimana tantangan paling berat adalah memerangi rasa malas dan sikap masa

    bodoh terhadap lembaga tempat kerja. Dimana hambatan tersebut akan

    menimbulkan dampak negatif bagi organisasi diantaranya pemborosan

    keterlambatan penyelesaian pekerjaan, kesalahan kerja, produk gagal,

    ketidakpuasan pelanggan dan kerugian lainnya. Beberapa alternatif solusi yang

    dapat dipertimbangkan untuk mengatasi hambatan antara lain: pimpinan

    memberdayakan seluruh pegawai secara merata; menyusun rencana stratejik

    untuk mewujudkan visi lembaga; mensosialisasikan visi misi tujuan lembaga

    kepada seluruh pegawai; menetapkan standar kerja yang feasible; membuat skala

    prioritas; membuat struktur yang jelas; menyediakan sumberdaya pendukung yang

    diperlukan; membangun hubungan dan kerjasama yang harmonis; menghargai

    kontribusi pegawai; dan mengawal keterlaksanaan program secara intensif.

    IV.2. AKTUALISASI INOVASI DAN KOMITMEN MUTU

    Dalam modul ini pembaca akan diajak berfikir kritis untuk dapat menganalisa

    berbagai fenomena aktual serta merancang kinerja inovatif yang berkominmen terhadap

    mutu. Dengan demikian diharapkan kinerja aparatur akan dapat memberikan kontribusi

    Work

    Culture

    Product

    Innovation

    Market

    Demand

    Standard VS

    Controlling

    Raw

    Input

  • Angkatan 22 Juara

    43

    positif untuk mewujudkan visi, misi, dan tujuan dari Institusi tempat bekerja. Sesuai

    dengan tugas dan fungsinya masing-masing.

    Kompetensi dasar yang ingin dicapai adalah kemampuan untuk:

    a. Menciptakan berbagai tindakan kreatif dalam pelayanan publik.

    b. Mengaktualisasikan perilaku kreatif dan inofatif kerja, dan pelayanan

    masyarakat yang berkomitmen terhadap mutu.

    c. Mampu menjalankan fusngsi dan perannya sebagai aparatur yang

    bertanggung jawab.

    Modul ini terdiri dari tiga kegiatan belajar.

    Kegiatan belajar 1 untuk bisa mencapai:

    a. Mengobservasi, mengidentifikasi, dan mendiskripsikan fenomena empirik secara

    faktual terkait mutu kinerja aparatur dalam peleyanan publik.

    b. Memberi nilai obyektif terkait tanggung jawab aparatur dalam pelayanan publik

    c. Mendeskripsikan tindakan kreatif yang dapat diwujudkan oleh aparatur dalam

    pelayanan publik sesuai tugas dan peran masing-masing

    d. Menganalisis kendala untuk mewujudkan kreatif kerja dalam pelayanan publik

    e. Menganalisis faktor pendorong untuk meningkatkan kinerja kreatif inovatif dan

    berkomintmen mutu dalam pelayanan publik.

    Kegiatan belajar 2 untuk bisa mencapai:

    a. Memberikan contoh kongkrit kinerja kreatif inovatif dan berkomintmen

    mutu dalam pelayanan publik.

    b. Menjelaskan manfaat kinerja kreatif inovatif dan berkomintmen mutu dalam

    pelayanan publik.

    c. Menampilkan kinerja yang menunjukan komitmen kuat terhadap mutu

    berbasis kebijakan yang sudah ditetapkan.

    Kegiatan belajar 3 untuk bisa mencapai:

    a. Mendeskripsikan best practieces yang telah dicapai oleh berbagai institusi

    pemerintah

  • Angkatan 22 Juara

    44

    b. Menciptakan iklim kerja yang dapat menumbuhkan keberanian menampilkan

    kreatifitas inovasi dalam pelayanan yang berkomitmen mutu.

    c. Membangun mindset untuk mewujudkan komitmen mutu dan memberikan

    pelyanan publik secara profesional.

    IV.2.1. MEMBANGUN KOMITMEN MUTU DALAM

    PENYELENGGARAAN PEMERINTAH

    UU No. 5 tahun 2014 tentang ASN memberikan gambaran tentang perlunya

    komitmen mutu dari setiap aparatur dalam memberikan layanan, apapun bidang

    layanannya dan kepada siapapun layanan itu diberikan. Target utama kinerja aparatur

    yang berbasis komitmen mutu adalah mewujudkan kepuasan masyarakat yang

    menerima layanan ( customer satisfaction). Terdapat tiga fungsi utama pegawai ASN,

    yaitu

    1. Pelaksana kebijakan publik

    2. Pelayan publik yang profesional dan berkualitas

    3. Perekat dan pemersatu bangsa

    Perilaku adiluhung sebagai aparatur dapat diwujudkan melalui karakter kepribadian

    yang jujur amanah, cermat, disiplin, efektif, efisien, kreatif, inovatif, melayani

    dengan sikap hormat, bertutur kata sopan dan ramah, berlaku adil (tidak

    diskriminatif), bekerja tanpa tekanan, memiliki integritas timggi serta menjaga nama

    baik dan reputasi ASN.perilaku tersebut akan mendorong terciptanya budaya kerja

    unggul menuju good corporate governanve. Budaya kerja unggul diarahkan untuk

    meningkatkan efektifitas dan efisiensi penggunaan sumber daya, mendorong

    tumbuhnya imajinasi dan kreatifitas untuk melahirkan layanan inovatif dari aparatur,

    serta menciptakan nilai tambah ( value added) untuk semua stake holder.budaya

    unggul diawali oleh perilaku disiplin. Nilai budaya kerja aparatur harus

    mencerminkan sekurang-kurangnya perilaku sebagai berikut:

    a. Komitmen dan konsistensi: visi misi dan tujuan organisasi

    b. Wewenang dan tanggungjawab

    c. Keikhlasan dan kejujuran

    d. Integritas dan profesionalisme

    e. Kreatifitas dan kepekaan

  • Angkatan 22 Juara

    45

    f. Kepemimpinan dan keteladanan

    g. Kebersamaan dan dinamika kelompok

    h. Ketepatan dan kecepatan

    i. Rasionalitas dan kecerdasan emosional

    j. Keteguhan dan ketegasan

    k. Disiplin dan keteraturan kerja

    l. Keberanian dan kearifan

    m. Dedikasi dan loyalitas

    n. Semangat dan motivasi

    o. Ketekunan dan kesabaran

    p. Keadilan dan keterbukaan

    q. Ilmu pengetahuan dan teknologi

    Pelayanan publik yang bermutu tidak saja dibebankan pada pemerintah tetapi juga

    semua elemen yang terdapat dalam sistem pelayanan tersebut. Osborne dan Plastrik

    (2000:47) mengatakan bahwa pemerintah perlu menerapkan strategi pelanggan

    dengan menggeser sebagian pertanggungjawaban kepada pelanggan. Inovasi penting

    dalam membangun mutu layanan publik karena inovasi dapat memberikan layanan

    yang cepat, murah dan lebih baik. Lekhi (2007:6) mengatakan inovasi dinilai

    penting karena dapat menekan biaya produksi dan meningkatkan produktivitas,

    sehingga meningkatkan keuntungan; kemudian inovasi juga penting memperkuat

    organisasi dalam meningkatkan daya saing dalam era globalisasi ekonomi.

    Pendekatan pelayanan publik yang berorientasi pada pelanggan menjadi salah satu

    pembuka jalan dalam menciptakan layanan publik yang transparan dan berintegritas

    serta demokratis. Jenis inovasi pelayanan publik yang banyak dilakukan di negara

    maju misalnya negara anggota OECD adalah mekanisme co-production (OECD,

    2011:20) yaitu merupakan standar proses pelayanan publik yang melibatkan

    penyedia layanan publik dalam lingkup yang luas seperti dalam sektor pendidikan

    dan kesehatan. Di era kompetisi global, kinerja aparatur mesti mencerminkan

    sebagai knowledge worker (pekerja yang berpengetahuan) memiliki kompetisi

    sesuai yang dibutuhkan dalam formasi jabatan dan mampu menetapkan skala

    prioritas atas target kinerjanya. Sebagaimana dikemukakan Djokosantoso Moeljono

  • Angkatan 22 Juara

    46

    (2005:47) perunahan lingkungan sangat cepat menuntut penyesuaian yang lebih

    sering pada cara kerja jenis pekerjaan dan kompetensi yang diperlukan.

    IV.2.2. BERPIKIR KREATIF

    1. Kreativitas dalam pelayanan

    Kejenuhan akan selalu hadir oada diri setiao individu. Rasa jeuh akan

    menjadi oenyebab untuk malas bekerja. Untuk mengatasinya perlu diciptakan

    berbagai hal baru sebagai bentuk kreativitas individu. Kreativitas dalam pelayanan

    merupakan aktualisasi hasil berpikir kreatif. Layanan yang kreatif dan kepuasan

    masyarakat menjadi bagian tak terpisahkan dari upaya lembaga pemerintah dalam

    mencapai visi, misi, dan tujuannya.

    Pemerintah sebagai penyelenggara wewenang dan kekuasaan untuk

    mengatur kehidupan dan kesejahteraan masyarakat, harus dilengkapi dengan

    infrastruktur yang kondusif. Sebagaimana ditegaskan dalam pasal 1 UU Nomor

    5/2014 tentang ASN, bahwa pegawai ASN harus menampilkan diri sebagai sosokk

    yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik,

    bersih dari oraktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.

    2. Teknik beroikir kreatif

    Berpikir kreatif menunjukkan kemampuan orang untuk menghasilkan atau

    menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Hasil berpikir kreatif akan melahirkan

    karya yang inovatif. Inovasi bias berbentuk karya yang betul-betul baru atau

    sesuatu yang mengandung unsur kebaruan (novelty). Inovasi memiliki makna

    adanya perubahan. Inovasi bias diwujudkan dalam bentuk perubahan

    produk/layanan, metode kerja, sumberdaya yang digunakan, dan nilai tambah yang

    dapat dimanfaatkan.

    Cara berinovasi terdapat 4 jenis, diantaranya penemuan, pengembangan,

    duplikasi, dan sintesis. Sedangkan terdapat lima pola piker kreatif yang

    berkembang menjadi inovasi (whole-brain innovation), sebagai berikut:

    a. Berpikir membuat desain yang menarik;

    b. Berpikir tentang cerita atau sejarahnya;

    c. Berpikir tentang permainan;

  • Angkatan 22 Juara

    47

    d. Berpikir tentang makna tentang makna atau arti penting dari sesuatu yang

    diciptakan.

    Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keberhasilan penyelanggaraan

    pelayanan pemerintahan membutuhkan ketersediaan aparatur yang mampu

    menampilkan kinerja unggul setiap hari dan siap menghadapi berbagai

    kemungkinan terjadinya perubahan.

    Siklus tahapan berpikir kreatif secara garis besar sebagai berikut:

    a. Ketidakpuasan, keingintahuan, kejennuhan, kebutuhan, dan keinginan.

    b. Merenung, berimanjinasi, dan berpikir.

    c. Mencari data dan iniformasi, membaca rujukan, studi banding, berdialog, dan

    berdiskusi.

    d. Menganalisis, membuat rancangan, sosialisasi di lingkungan terbatas.

    e. Lahirnya karya kreatif sebagai sebuah inovasi.

    f. Dimanfaatkan, dan kembali ke tahap (a).

    Dubrin, Andrew menjelaskan bahwa tahapan proses berpikir kreatif terdiri

    atas lima tahapan, yaitu:

    a. Timbulnya kesadaran terkait adanya peluang baru.

    b. Immersion, mengumpulkan informasi yang relevan untuk merancang berbagai

    alternatif.

    c. Incubation, menjaga informasi yang dikumpulkan dalam memori bawah

    sadarnya dengan kuat.

    d. Insight, munculnya gagasan solusi pada waktu yang tidak disangka-sangka.

    e. Verification, munculnya solusi kreatif yang bermanfaat.

    Esensi inovasi adalah perubahan, dimana bola inovasi akan terus

    menggelinding, tidak mengenal titik akhir. Respon orang terhadap perubahan

    tidaklah sama. Ada empat tipe manusia dalam merespon perubahan, yaitu:

    adoptif, adaptif, rejektif, dan apatis.

    IV.2.3. MEMBANGUN KOMITMEN MUTU MELALUI INOVASI

    1. Best practice Inovasi dalam pelayanan

    Best practice atau contoh dan pengalaman terbaik sebenarnya merupakan

    hal yang sudah biasa terjadi dalam ranah publik, namun perlu adanya modifikasi

  • Angkatan 22 Juara

    48

    dan penyesuaian lainnya yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan dan

    karakteristik Negara, daerah dan institusi yang akan diujicobakan.