Resume - Copy

4
Laboratorium Mikropaleontologi 2014 ISI Mikropaleontologi merupakan cabang paleontologi yang mempelajari mikrofosil. Mikrofosil adalah fosil yang umumnya berukuran tidak lebih besar dari empat millimeter, dan umumnya lebih kecil dari satu milimeter, sehingga untuk mempelajarinya dibutuhkan mikroskop cahaya ataupun elektron. Fosil yang dapat dipelajari dengan mata telanjang atau dengan alat berdaya pembesaran kecil, seperti kaca pembesar, dapat dikelompokkan sebagai makrofosil. Secara tegas, sulit untuk menentukan apakah suatu organisme dapat digolongkan sebagai mikrofosil atau tidak, sehingga tidak ada batas ukuran yang jelas. Mikrofosil merupakan setiap fosil (kecil) yg untuk mempelajari sifat2 dan strukturnya, paling baik dilakukan dg mikroskop (Jones, 1936). Gambar 1. Contoh fosil Nama : Nur Wahid Fadli Nim : 111 120 084 PLUG 4 Page 1

description

m,pok

Transcript of Resume - Copy

Page 1: Resume - Copy

Laboratorium Mikropaleontologi 2014

ISI

Mikropaleontologi merupakan cabang paleontologi yang mempelajari

mikrofosil. Mikrofosil adalah fosil yang umumnya berukuran tidak lebih besar

dari empat millimeter, dan umumnya lebih kecil dari satu milimeter, sehingga

untuk mempelajarinya dibutuhkan mikroskop cahaya ataupun elektron. Fosil yang

dapat dipelajari dengan mata telanjang atau dengan alat berdaya pembesaran kecil,

seperti kaca pembesar, dapat dikelompokkan sebagai makrofosil. Secara tegas,

sulit untuk menentukan apakah suatu organisme dapat digolongkan sebagai

mikrofosil atau tidak, sehingga tidak ada batas ukuran yang jelas.

Mikrofosil merupakan setiap fosil (kecil) yg untuk mempelajari sifat2 dan

strukturnya, paling baik dilakukan dg mikroskop (Jones, 1936).

Gambar 1. Contoh fosil

Foraminifera adalah organisme bersel tunggal (protista) yang mempunyai

cangkang atau test (istilah untuk cangkang internal). Foraminifera diketemukan

melimpah sebagai fosil, setidaknya dalam kurun waktu 540 juta tahun. Cangkang

foraminifera umumnya terdiri dari kamar-kamar yang tersusun sambung-

menyambung selama masa pertumbuhannya. Bahkan ada yang berbentuk paling

sederhana, yaitu berupa tabung yang terbuka atau berbentuk bola dengan satu

lubang. Cangkang foraminifera tersusun dari bahan organik, butiran pasir atau

partikel-partikel lain yang terekat menyatu oleh semen, atau kristal CaCO3 (kalsit

Nama : Nur Wahid FadliNim : 111 120 084PLUG 4 Page 1

Page 2: Resume - Copy

Laboratorium Mikropaleontologi 2014

atau aragonit) tergantung dari spesiesnya. Foraminifera yang telah dewasa

mempunyai ukuran berkisar dari 100 mikrometer sampai 20 sentimeter. Penelitian

tentang fosil foraminifera mempunyai beberapa penerapan yang terus berkembang

sejalan dengan perkembangan mikropaleontologi dan geologi.

Lingkungan Pengendedapan

Foraminifera memberikan data tentang lingkungan masa lampau (skala

Geologi). Karena spesies foraminifera yang berbeda diketemukan di lingkungan

yang berbeda pula, seorang ahli paleontologi dapat menggunakan fosil

foraminifera untuk menentukan lingkungan masa lampau tempat foraminifera

tersebut hidup. Data foraminifera telah dimanfaatkan untuk memetakan posisi

daerah tropik di masa lampau, menentukan letak garis pantai masa lampau, dan

perubahan perubahan suhu global yang terjadi selama jaman es.

Sebuah perconto kumpulan fosil foraminifera mengandung banyak spesies yang

masih hidup sampai sekarang, maka pola penyebaran modern dari spesies-spesies

tersebut dapat digunakan untuk menduga lingkungan masa lampau - di tempat

kumpulan fosil foraminifera diperoleh - ketika fosil foraminifera tersebut masih

hidup.

Gambar 2. Contoh Fosil Betonik

Jika sebuah perconto mengandung kumpulan fosil foraminifera yang

semuanya atau sebagian besar sudah punah, masih ada beberapa petunjuk yang

Nama : Nur Wahid FadliNim : 111 120 084PLUG 4 Page 2

Page 3: Resume - Copy

Laboratorium Mikropaleontologi 2014

dapat digunakan untuk menduga lingkungan masa lampau. Petunjuk tersebut

adalah keragaman spesies, jumlah relatif dari spesies plangtonik dan bentonik

(prosentase foraminifera plangtonik dari total kumpulan foraminifera plangtonik

dan bentonik), rasio dari tipe-tipe cangkang (rasio Rotaliidae, Miliolidae, dan

Textulariidae), dan aspek kimia material penyusun cangkang.

Aspek kimia cangkang fosil foraminifera sangat bermanfaat karena

mencerminkan sifat kimia perairan tempat foraminifera ketika tumbuh. Sebagai

contoh, perban-dingan isotop oksigen stabil tergantung dari suhu air. Sebab air

bersuhu lebih tinggi cenderung untuk menguapkan lebih banyak isotop yang lebih

ringan. Pengukuran isotop oksigen stabil pada cangkang foraminifera plangtonik

dan bentonik yang berasal dari ratusan batuan teras inti dasar laut di seluruh dunia

telah dimanfaatkan untuk meme-takan permukaan dan suhu dasar perairan masa

lampau. Data tersebut sebagai dasar pemahaman bagaimana iklim dan arus laut

telah berubah di masa lampau dan untuk memperkirakan perubahan-perubahan di

masa yang akan datang (keakurasiannya belum teruji).

Nama : Nur Wahid FadliNim : 111 120 084PLUG 4 Page 3