Resume Buku Kesling

7
RESUME BUKU “ANALISIS KUALITAS LINGKUNGAN” Masalah lingkungan hidup yang menonjol dalam 10 tahun terakhir antara lain : 1. Perusakan hutan dan lahan, terutama karena pembalakan liar (illegal logging) 2. Pencemaran air (di darat) yang disebabkan limbah domestik, limbah B3(bahan berbahaya dan beracun, limbah industri dan pertambangan. 3. Masalah urban, seperti masalah sampah, pengadaan air bersih dll 4. Perusakan dan pencemaran laut dan pesisir. 5. Dampak lingkungan global. Menipisnya lapisan ozon dan meningkatnya suhu bumi. Isu lingkungan hidup : 1. Pencemaran udara di Indonesia telah menjadi masalah serius terutama dikota-kota besar, sekitar 80% polusi udara disebabkan emisi gas buang kendaraan bermotor, emisi Gas Rumah Kaca (GRK) menyebabkan pemanasan global. 2. Penurunan kuantitas air diantaranya akibat perubahan fungsi daerah tangkapan air, perubahan hutan menjadi lahan budi daya non hutan, penggundulan hutan di hulu Daerah Aliran Sungai (DAS), sedangkan penurunan kualitas air disebabkan oleh pencemaran akibat kegiatan industri dan rumah tangga. 3. Kerusakan pesisir dan laut akibat penebangan hutan mangrove, pengambilan pasir laut secara besar-besaran dan pencemaran berbagai limbah seperti limbah zat kimia beracun. 4. Kemerosotan keanekaragaman hayati akibat kerusakan ekosistem, pembalakan liar dan perburuan satwa langka yang dilindungi. 5. Diversifikasi energy untuk mengatasi defisit energy (BBM) dan untuk mengurangi dampak lingkungan dari emisi bahan bakar minyak yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan.

description

tugas kesling

Transcript of Resume Buku Kesling

Page 1: Resume Buku Kesling

RESUME BUKU “ANALISIS KUALITAS LINGKUNGAN”

Masalah lingkungan hidup yang menonjol dalam 10 tahun terakhir antara lain :

1. Perusakan hutan dan lahan, terutama karena pembalakan liar (illegal logging)

2. Pencemaran air (di darat) yang disebabkan limbah domestik, limbah B3(bahan

berbahaya dan beracun, limbah industri dan pertambangan.

3. Masalah urban, seperti masalah sampah, pengadaan air bersih dll

4. Perusakan dan pencemaran laut dan pesisir.

5. Dampak lingkungan global. Menipisnya lapisan ozon dan meningkatnya suhu bumi.

Isu lingkungan hidup :

1. Pencemaran udara di Indonesia telah menjadi masalah serius terutama dikota-kota

besar, sekitar 80% polusi udara disebabkan emisi gas buang kendaraan bermotor,

emisi Gas Rumah Kaca (GRK) menyebabkan pemanasan global.

2. Penurunan kuantitas air diantaranya akibat perubahan fungsi daerah tangkapan air,

perubahan hutan menjadi lahan budi daya non hutan, penggundulan hutan di hulu

Daerah Aliran Sungai (DAS), sedangkan penurunan kualitas air disebabkan oleh

pencemaran akibat kegiatan industri dan rumah tangga.

3. Kerusakan pesisir dan laut akibat penebangan hutan mangrove, pengambilan pasir

laut secara besar-besaran dan pencemaran berbagai limbah seperti limbah zat kimia

beracun.

4. Kemerosotan keanekaragaman hayati akibat kerusakan ekosistem, pembalakan liar

dan perburuan satwa langka yang dilindungi.

5. Diversifikasi energy untuk mengatasi defisit energy (BBM) dan untuk mengurangi

dampak lingkungan dari emisi bahan bakar minyak yang berbahaya bagi kesehatan

manusia dan lingkungan.

6. Meningkatnya jumlah limbah padat dan limbah cair akibat kegiatan rumah tangga,

sehingga menyebabkan bertambahnya kebutuhan lahan pembuangan sampah baik

untuk tempat penampungan sementara (TPS) maupun tempat pembuangan akhir

(TPA), sementara lahan yang tersedia semakin sempit dan biaya pengelolaan semakin

mahal.

7. Bahan berbahaya dan beracun (B3) atau limbah B3 yang tidak dikelola dengan baik

dapat menyebabkan terjadinya dampak terhadap pencemaran lingkungan dan

kesehatan manusia.

8. Lajunya kerusakan hutan disebabkan meningkatnya luasan lahan kritis.

9. Pemerintah melakukan Gerakan Nasional Rehabilitasi Lahan dan Hutan (GNRHL) di 68

DAS prioritas untuk menanggulangi kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS).

10. Adanya kejadian bencana lingkungan hidup dan alam, dimana keduanya mempunyai

dampak terhadap makhluk hidup. Bencana lingkungan diantaranya banjir,longsor dan

kekeringan. Sedangkan bencana alam antara lain gempa bumi, letusan gunung berapi

dan angin topan serta bahaya gelombang tsunami.

Page 2: Resume Buku Kesling

Baku Mutu Lingkungan (BML) berfungsi sebagai tolak ukur apakah telah terjadi kerusakan

atau pencemaran lingkungan sedangkan batas-batas daya tenggang, daya dukung, daya

toleransi atau kemampuan lingkungan disebut sebagai Nilai Ambang Batas (NAB).

Kegunaan dari Baku Mutu Lingkungan (BML):

1. Sebagai alat evaluasi bagi badan-badan yang berwenang atas mutu lingkungan suatu

daerah tertentu

2. Sebagai alat penataan hukum administratif bagi pihak-pihak yang berkaitan dengan

pengelolaan lingkungan hidup

3. Berguna bagi pelaksanaan amdal yang merupakan konsep pengendalian lingkungan

4. Alat kontrol untuk memudahkan pengelolaan dan pengawasan perizinan

5. Berguna bagi penentuan apakah telah terjadi pelanggaran hukum pidana, terutama dalam

penentuan pelanggaran delik formal.

Pengukuran kualitas lingkungan menggunakan indeks lingkungan yang diartikan sebagai

penentuan suatu masalah lingkungan lebih baik atau menjadi lebih buruk. Peranan indeks

lingkungan adalah (1) membantu perumusan kebijakan, (2) sarana untuk mengevaluasi

efektifitas program lingkungan, (3) membantu dalam mendisain program lingkungan, (4)

mempermudah komunikasi dengan publik sehubungan dengan kondisi lingkungan. Dan

tujuan disusunnya indeks lingkungan hidup adalah (1) memberikan informasi kepada para

pengambil keputusan di tingkat pusat dan daerah tentang kondisi lingkungan di daerah dan

sebagai bahan evaluasi kebijakan pembangunan dan berkelanjutan dan berwawasan

lingkungan (2) Sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik tentang pencapaian target

program-program pemerintah di bidang pengelolaan lingkungan hidup.

Ruang lingkup indeks lingkungan menggunakan kualitas air sungai, kualitas udara dan

tutupan hutan. Indeks Kualitas Lingkungan (Environmental Quality Index = EQI) merupakan

gabungan beberapa indikator yang terdiri dari parameter-parameter yakni (1) kualitas udara,

dengan parameter SO2, O3, NO2, PB, TSP, PM, CO; (2) kualitas air permukaan, dengan

parameter Nitrogen dan Phophorous; (3) pembuangan sampah beracun; (4) lahan basah; (5)

pengembiakan burung; (6) populasi; (7) tutupan hutan. Penghitungan nilai EQI setingkat

kabupaten secara sederhana :

Sebelum membahas tentang IKLH, masing-masing indikator memiliki rumusan

perhitungan sendiri.

a. Kualitas air sungai dihitung dengan parameter proporsi jumlah sampel air dengan nilai

indeks pencemaran air (IPA) > 1 terhadap jumlah total sampel. Formula indeks

pencemaran :

Page 3: Resume Buku Kesling

b. Kualitas udara dengan parameter Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU). Formulanya :

c. Tutupan hutan dengan parameter proporsi luas hutan primer dan sekunder terhadap luas

kawasan hutan. Formulanya :

Jadi untuk menghitung IKLH provinsi adalah

Potensi air saat ini menjadi perhatian akibat berkurangnya debit air akibat

pengerukan situ dan rawa untuk daerah pemukiman. Potensi pencemaran air akibat limbah

industri, rumah tangga, limbah pertanian dan terjadinya intrusi air laut akibat pengambilan

air tanah yang berlebihan. Potensi sumber daya air danau memiliki fungsi penting khususnya

untuk memenuhi kebutuhan sumber daya air. Kualitas air danau yang tidak tercemar dilihat

dari nilai BOD 2 mg/L atau kurang. Nilai COD yang tinggi juga mengindikasikan pencemaran

organik terjadi. Parameter DO jika nilai mendekati 0 maka keberadaan biota tidak ada sama

sekali. Indeks kualitas air dinilai dari 3 faktor yaitu : (a) Faktor 1 : F1 (Ruang Lingkup) untuk

menilai sejauh mana ketidakpatuhan pedoman/panduan kualitas air, dimana rata-rata

jumlah parameter secara objektif terbatas tidak dipenuhi. (b) Faktor 2 : F2 (Frekuensi) yaitu

berapa kali nilai diuji atau diamati ini dari ambang batas yang dapat diterima dengan tujuan

tidak terpenuhi, merupakan presentase uji individu yang tidak memenuhi sasaran (“gagal

uji”). (c) Faktor 3 : F3 (Amplitudo) yaitu jumlah sasaran tersebut tidak terpenuhi (amplitude)

yang merupakan jumlah nilai gagal uji tidak memenuhi sasaran.

Garis besar pengelolaan air melalui tahap-tahap sebagai berikut : (1) penentuan unit

pengelolaan dan penentuan tataguna sumber air; (2) penentuan standar kualitas sumber air;

(3) usaha pembatasan masuknya bahan pencemaran ke sumber-sumber air.

Analisis Kualitas Udara

Pencemaran udara adalah jika udara di atmosfir tercampur dengan zat atau radiasi yang

berpengaruh buruk terhadap organisme hidup. Jumlah pengotoran ini cukup banyak

sehingga tidak dapat diabsorbsi atau dihilangkan.

Ditinjau dari sumbernya maka pencemar udara berasal dari dua sumber yaitu kendaraan

bermotor dan industri atau disebut juga sumber bergerak dan sumber tidak bergerak. sektor

transportasi, khususnya kendaraan bermotor merupakan kontributor terbesar pencemaran

udara di daerah perkotaan.

Dampak perubahan iklim di Indonesia

1. Kenaikan Suhu

2. Kenaikan permukaan air laut

Page 4: Resume Buku Kesling

Kualitas udara dalam rumah/ruang

Adapun penyebab kualitas dalam rumah/ruang rendah yaitu:

1. Sumber pencemar meliputi Sumber eksternal yang terdiri dari emisi dan microbial

sedangkan sumber internal yang terdiri dari aktivitas rumah tangga, bahan bangunan dan

perabot, aktivitas perorangan dan sumber mikrobiologi.

2. Air-Conditioning (AC) dan sistem ventilasi meliputi desain lemah, pemeliharaan kurang,

modifikasi tidak teratur dan perbaikan kurang optimal.

3. Disain bangunan tidak direncanakan dan pemakaian tidak terkontrol

Parameter yang diukur didalam kegiatan pengawasan kualitas udara adalah parameter fisik,

meliputi : (1)suhu udara, (2)kelembaban udara, (3)kecepatan,arah dan frekuensi angin,

(4)tekanan udara, (5)keadaan cuaca. Sedangkan pengukuran parameter iklim dan cuaca

meliputi (a)pengukuran suhu, (b) pengukuran kelembaban dan (c)pengukuran arah dan

keceatan angin.

Penentuan Indeks Kualitas Lingkungan

Rumus : Cs = (C1Q1 + C2Q2)/(Q1 + Q2)……………………………………………. (1)

Dimana : Cs = Konsentrasi stream setelah menerima limbah (mg/L)

C1 = Konsentrasi parameter kunci tertentu pada stream pada kondisi awal (mg/L)

C2 = Konsentrasi parameter kunci tertentu pada efluen dari suatu kegiatan(mg/L)

Q1 = Debiet badan air penerima/sungai (m3/jam;m3/detik)

Q2 = Debiet efluen (m3/jam;m3/detik

Surveilans Kualitas Air dan Penyakit Berbais Air

Surveilans penduduk atau surveilans epidemiologi adalah menyangkut pengamatan

penyakit pada populasi

Personal surveilans atau Surveilans individu adalah ditunjukkan untuk mengamati

individu dengan tujuan untuk monitoring timbulnya gejala awal dari suatu penyakit pada

individu terkena factor penyebab sakit.

Environemntal Surveilance atau Surveilans lingkungan adalah ditujukan untuk

mengidentifikasi , memonitoring, mengevaluasi dan mengendalikan factor lingkungan

yang dapat menimbulkan penyakit pada masyarakat.

Menurut WHO surveilans suatu penyediaan air bersih/air minum merupakan kegiatan

audit yang independen (external) dan berkala/periodic terhadap semua aspek dari

keamanan suatu penyediaan air/pengamanan kualitas air.

Tujuan khusus dari surveilans kualitas air yaitu :

Diperolehnya informasi tentang besarnya masalah penyediaan air bersih khususnya aspek

kualitasnya.

Tersedia/diperolehnya informasi yang dapat dipakai sebagai pertimbangan untuk

menentukan prioritas pemecahan masalah diatas agar segera dapat diatasi

Page 5: Resume Buku Kesling

Diperolehnya informasi tentang kecenderungan kejadian penyakit yang berkaitan dengan

air bersih ‘waterborne disease, water based disease, water washed sisease dan water

related disease’.

Diperolehnya informasi tentang kemungkinan terjadinya kejadian luar biasa penyakit-

penyakit yang ditularkan melalui air, utamanya diare.

Tersedianya informasi yang dapat digunakan dasar untuk penilaian cepat dampak

kejadian bencana (rapid health assessment) khususnya terhadap sumber-sumber

penyediaan air bersih

Diperolehnya informasi tentang kinerja program