Resume Buku Kesling
-
Upload
roestham-muhammad-tang -
Category
Documents
-
view
12 -
download
3
description
Transcript of Resume Buku Kesling
RESUME BUKU “ANALISIS KUALITAS LINGKUNGAN”
Masalah lingkungan hidup yang menonjol dalam 10 tahun terakhir antara lain :
1. Perusakan hutan dan lahan, terutama karena pembalakan liar (illegal logging)
2. Pencemaran air (di darat) yang disebabkan limbah domestik, limbah B3(bahan
berbahaya dan beracun, limbah industri dan pertambangan.
3. Masalah urban, seperti masalah sampah, pengadaan air bersih dll
4. Perusakan dan pencemaran laut dan pesisir.
5. Dampak lingkungan global. Menipisnya lapisan ozon dan meningkatnya suhu bumi.
Isu lingkungan hidup :
1. Pencemaran udara di Indonesia telah menjadi masalah serius terutama dikota-kota
besar, sekitar 80% polusi udara disebabkan emisi gas buang kendaraan bermotor,
emisi Gas Rumah Kaca (GRK) menyebabkan pemanasan global.
2. Penurunan kuantitas air diantaranya akibat perubahan fungsi daerah tangkapan air,
perubahan hutan menjadi lahan budi daya non hutan, penggundulan hutan di hulu
Daerah Aliran Sungai (DAS), sedangkan penurunan kualitas air disebabkan oleh
pencemaran akibat kegiatan industri dan rumah tangga.
3. Kerusakan pesisir dan laut akibat penebangan hutan mangrove, pengambilan pasir
laut secara besar-besaran dan pencemaran berbagai limbah seperti limbah zat kimia
beracun.
4. Kemerosotan keanekaragaman hayati akibat kerusakan ekosistem, pembalakan liar
dan perburuan satwa langka yang dilindungi.
5. Diversifikasi energy untuk mengatasi defisit energy (BBM) dan untuk mengurangi
dampak lingkungan dari emisi bahan bakar minyak yang berbahaya bagi kesehatan
manusia dan lingkungan.
6. Meningkatnya jumlah limbah padat dan limbah cair akibat kegiatan rumah tangga,
sehingga menyebabkan bertambahnya kebutuhan lahan pembuangan sampah baik
untuk tempat penampungan sementara (TPS) maupun tempat pembuangan akhir
(TPA), sementara lahan yang tersedia semakin sempit dan biaya pengelolaan semakin
mahal.
7. Bahan berbahaya dan beracun (B3) atau limbah B3 yang tidak dikelola dengan baik
dapat menyebabkan terjadinya dampak terhadap pencemaran lingkungan dan
kesehatan manusia.
8. Lajunya kerusakan hutan disebabkan meningkatnya luasan lahan kritis.
9. Pemerintah melakukan Gerakan Nasional Rehabilitasi Lahan dan Hutan (GNRHL) di 68
DAS prioritas untuk menanggulangi kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS).
10. Adanya kejadian bencana lingkungan hidup dan alam, dimana keduanya mempunyai
dampak terhadap makhluk hidup. Bencana lingkungan diantaranya banjir,longsor dan
kekeringan. Sedangkan bencana alam antara lain gempa bumi, letusan gunung berapi
dan angin topan serta bahaya gelombang tsunami.
Baku Mutu Lingkungan (BML) berfungsi sebagai tolak ukur apakah telah terjadi kerusakan
atau pencemaran lingkungan sedangkan batas-batas daya tenggang, daya dukung, daya
toleransi atau kemampuan lingkungan disebut sebagai Nilai Ambang Batas (NAB).
Kegunaan dari Baku Mutu Lingkungan (BML):
1. Sebagai alat evaluasi bagi badan-badan yang berwenang atas mutu lingkungan suatu
daerah tertentu
2. Sebagai alat penataan hukum administratif bagi pihak-pihak yang berkaitan dengan
pengelolaan lingkungan hidup
3. Berguna bagi pelaksanaan amdal yang merupakan konsep pengendalian lingkungan
4. Alat kontrol untuk memudahkan pengelolaan dan pengawasan perizinan
5. Berguna bagi penentuan apakah telah terjadi pelanggaran hukum pidana, terutama dalam
penentuan pelanggaran delik formal.
Pengukuran kualitas lingkungan menggunakan indeks lingkungan yang diartikan sebagai
penentuan suatu masalah lingkungan lebih baik atau menjadi lebih buruk. Peranan indeks
lingkungan adalah (1) membantu perumusan kebijakan, (2) sarana untuk mengevaluasi
efektifitas program lingkungan, (3) membantu dalam mendisain program lingkungan, (4)
mempermudah komunikasi dengan publik sehubungan dengan kondisi lingkungan. Dan
tujuan disusunnya indeks lingkungan hidup adalah (1) memberikan informasi kepada para
pengambil keputusan di tingkat pusat dan daerah tentang kondisi lingkungan di daerah dan
sebagai bahan evaluasi kebijakan pembangunan dan berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan (2) Sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik tentang pencapaian target
program-program pemerintah di bidang pengelolaan lingkungan hidup.
Ruang lingkup indeks lingkungan menggunakan kualitas air sungai, kualitas udara dan
tutupan hutan. Indeks Kualitas Lingkungan (Environmental Quality Index = EQI) merupakan
gabungan beberapa indikator yang terdiri dari parameter-parameter yakni (1) kualitas udara,
dengan parameter SO2, O3, NO2, PB, TSP, PM, CO; (2) kualitas air permukaan, dengan
parameter Nitrogen dan Phophorous; (3) pembuangan sampah beracun; (4) lahan basah; (5)
pengembiakan burung; (6) populasi; (7) tutupan hutan. Penghitungan nilai EQI setingkat
kabupaten secara sederhana :
Sebelum membahas tentang IKLH, masing-masing indikator memiliki rumusan
perhitungan sendiri.
a. Kualitas air sungai dihitung dengan parameter proporsi jumlah sampel air dengan nilai
indeks pencemaran air (IPA) > 1 terhadap jumlah total sampel. Formula indeks
pencemaran :
b. Kualitas udara dengan parameter Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU). Formulanya :
c. Tutupan hutan dengan parameter proporsi luas hutan primer dan sekunder terhadap luas
kawasan hutan. Formulanya :
Jadi untuk menghitung IKLH provinsi adalah
Potensi air saat ini menjadi perhatian akibat berkurangnya debit air akibat
pengerukan situ dan rawa untuk daerah pemukiman. Potensi pencemaran air akibat limbah
industri, rumah tangga, limbah pertanian dan terjadinya intrusi air laut akibat pengambilan
air tanah yang berlebihan. Potensi sumber daya air danau memiliki fungsi penting khususnya
untuk memenuhi kebutuhan sumber daya air. Kualitas air danau yang tidak tercemar dilihat
dari nilai BOD 2 mg/L atau kurang. Nilai COD yang tinggi juga mengindikasikan pencemaran
organik terjadi. Parameter DO jika nilai mendekati 0 maka keberadaan biota tidak ada sama
sekali. Indeks kualitas air dinilai dari 3 faktor yaitu : (a) Faktor 1 : F1 (Ruang Lingkup) untuk
menilai sejauh mana ketidakpatuhan pedoman/panduan kualitas air, dimana rata-rata
jumlah parameter secara objektif terbatas tidak dipenuhi. (b) Faktor 2 : F2 (Frekuensi) yaitu
berapa kali nilai diuji atau diamati ini dari ambang batas yang dapat diterima dengan tujuan
tidak terpenuhi, merupakan presentase uji individu yang tidak memenuhi sasaran (“gagal
uji”). (c) Faktor 3 : F3 (Amplitudo) yaitu jumlah sasaran tersebut tidak terpenuhi (amplitude)
yang merupakan jumlah nilai gagal uji tidak memenuhi sasaran.
Garis besar pengelolaan air melalui tahap-tahap sebagai berikut : (1) penentuan unit
pengelolaan dan penentuan tataguna sumber air; (2) penentuan standar kualitas sumber air;
(3) usaha pembatasan masuknya bahan pencemaran ke sumber-sumber air.
Analisis Kualitas Udara
Pencemaran udara adalah jika udara di atmosfir tercampur dengan zat atau radiasi yang
berpengaruh buruk terhadap organisme hidup. Jumlah pengotoran ini cukup banyak
sehingga tidak dapat diabsorbsi atau dihilangkan.
Ditinjau dari sumbernya maka pencemar udara berasal dari dua sumber yaitu kendaraan
bermotor dan industri atau disebut juga sumber bergerak dan sumber tidak bergerak. sektor
transportasi, khususnya kendaraan bermotor merupakan kontributor terbesar pencemaran
udara di daerah perkotaan.
Dampak perubahan iklim di Indonesia
1. Kenaikan Suhu
2. Kenaikan permukaan air laut
Kualitas udara dalam rumah/ruang
Adapun penyebab kualitas dalam rumah/ruang rendah yaitu:
1. Sumber pencemar meliputi Sumber eksternal yang terdiri dari emisi dan microbial
sedangkan sumber internal yang terdiri dari aktivitas rumah tangga, bahan bangunan dan
perabot, aktivitas perorangan dan sumber mikrobiologi.
2. Air-Conditioning (AC) dan sistem ventilasi meliputi desain lemah, pemeliharaan kurang,
modifikasi tidak teratur dan perbaikan kurang optimal.
3. Disain bangunan tidak direncanakan dan pemakaian tidak terkontrol
Parameter yang diukur didalam kegiatan pengawasan kualitas udara adalah parameter fisik,
meliputi : (1)suhu udara, (2)kelembaban udara, (3)kecepatan,arah dan frekuensi angin,
(4)tekanan udara, (5)keadaan cuaca. Sedangkan pengukuran parameter iklim dan cuaca
meliputi (a)pengukuran suhu, (b) pengukuran kelembaban dan (c)pengukuran arah dan
keceatan angin.
Penentuan Indeks Kualitas Lingkungan
Rumus : Cs = (C1Q1 + C2Q2)/(Q1 + Q2)……………………………………………. (1)
Dimana : Cs = Konsentrasi stream setelah menerima limbah (mg/L)
C1 = Konsentrasi parameter kunci tertentu pada stream pada kondisi awal (mg/L)
C2 = Konsentrasi parameter kunci tertentu pada efluen dari suatu kegiatan(mg/L)
Q1 = Debiet badan air penerima/sungai (m3/jam;m3/detik)
Q2 = Debiet efluen (m3/jam;m3/detik
Surveilans Kualitas Air dan Penyakit Berbais Air
Surveilans penduduk atau surveilans epidemiologi adalah menyangkut pengamatan
penyakit pada populasi
Personal surveilans atau Surveilans individu adalah ditunjukkan untuk mengamati
individu dengan tujuan untuk monitoring timbulnya gejala awal dari suatu penyakit pada
individu terkena factor penyebab sakit.
Environemntal Surveilance atau Surveilans lingkungan adalah ditujukan untuk
mengidentifikasi , memonitoring, mengevaluasi dan mengendalikan factor lingkungan
yang dapat menimbulkan penyakit pada masyarakat.
Menurut WHO surveilans suatu penyediaan air bersih/air minum merupakan kegiatan
audit yang independen (external) dan berkala/periodic terhadap semua aspek dari
keamanan suatu penyediaan air/pengamanan kualitas air.
Tujuan khusus dari surveilans kualitas air yaitu :
Diperolehnya informasi tentang besarnya masalah penyediaan air bersih khususnya aspek
kualitasnya.
Tersedia/diperolehnya informasi yang dapat dipakai sebagai pertimbangan untuk
menentukan prioritas pemecahan masalah diatas agar segera dapat diatasi
Diperolehnya informasi tentang kecenderungan kejadian penyakit yang berkaitan dengan
air bersih ‘waterborne disease, water based disease, water washed sisease dan water
related disease’.
Diperolehnya informasi tentang kemungkinan terjadinya kejadian luar biasa penyakit-
penyakit yang ditularkan melalui air, utamanya diare.
Tersedianya informasi yang dapat digunakan dasar untuk penilaian cepat dampak
kejadian bencana (rapid health assessment) khususnya terhadap sumber-sumber
penyediaan air bersih
Diperolehnya informasi tentang kinerja program